PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD SEKECAMATAN SETIABUDI JAKARTA SELATAN
Jumhariyani Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta Email :
[email protected] ABSTRAC : This research goals to determined the effect of Instructional Media and Self Regulated Learning toward Mathematics ability. The research was conducted in 4th grade state primary school Menteng Atas 11 Pagi Setiabudi South Jakarta in 2nd semester 2015/2016 academic year. The data collected by test and analyzed by ANOVA. The research found: 1) Student’s mathematics ability learned discovery learn methode is higher than student learned using ekspositori methode; 2) there is an interaction effects between learned using discovery methode and critical thinking ability learning toward mathematics ability; 3) for students who have higher critical thinking ability, their mathematics ability better if they learned using discovery learn methode; 4) for students who have lower criticl thinking, their mathematics ability better if they learned ekspositori methode.The results of this research indicate that discovery methode and critical thinking ability learning can improve mathematics ability. Keywords: Learning Methode, Discovery Learning Methode, Ekspositori Methode, Critical Thinking Ability, Mathematics Abilitiy. ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode penemuan terbimbing dan kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan matematika. Penelitian ini dilakukan di SDN Menteng Atas 11 Jakarta Selatan pada kelas IV semester dua tahun pelajaran 2015/2016. Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan matematika siswa yang belajar menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada kemampuan matematika siswa yang belajar menggunakan metode ekspositori; 2) terdapat pengaruh interaksi antara metode penemuan terbimbing dan kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan matematika; 3) bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, kemampuan matematika siswa tinggi jika siswa belajar menggunakan metode penemuan terbimbing; 4) bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah, kemampuan matematika siswa tinggi jika siswa belajar menggunakan metode ekspositori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing dan kemampuan berpikir kritis dapat meningkatkan kemampuan matematika. Kata Kunci : Metode Pembelajaran, Metode Penemuan Terbimbing, Metode Ekspositori, Kemampuan Berpikir Kritis, Kemampuan Matematika. 62
Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Matematika Siswa Jumhariyani Matematika memegang peranan penting
Indonesia diatas negara Suriah, Maroko,
dalam
Oman, dan Ghana.
pendidikan
baik
sebagai
objek
langsung seperti fakta, konsep, dan prinsip
Dalam
kegiatan
pembelajaran
maupun sebagai objek tidak langsung seperti
matematika di sekolah-sekolah wila-yah
berpikir
Menteng Atas kualitas prestasi siswa kurang
kritis,
logis,
tekun,
mampu
memecahkan masalah dan lain-lain. Oleh
memuaskan.
karena itu, matematika begitu penting untuk
banyaknya
pengembangan ilmu-ilmu yang lain, maka
menemukan
konsep
pengajaran matematika telah dimulai dari
prosedural
sehingga
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah
menerapkan matematika dalam pemecahan
Menengah Atas (SMA).
masalah. Selain itu, siswa kurang diberikan
Pada tahun 2007 dalam ajang IMO (International
Mathematics
(https://jsplife.wordpress. Indonesia peringkat
hanya 52
dari
siswa
ini
disebabkan
oleh
yang kurang mampu dan
pengetahuan
tidak
mampu
kesempatan untuk mengemukakan gagasan
Olympiads)
dan
juga
keputusan
dalam
proses
com/tag/pisa/)
pembelajaran. Pembelajaran dikelas yang di
menempati
dominasi oleh guru dan belajar secara
mam-pu 93
Hal
peserta.
konvensional membuat siswa tidak aktif dan
Berdasarkan hasil penelitian TIMSS (Trends
kemampuan matematika tidak berkembang
Inter-national Mathematics and Science
dengan baik. Pembelajaran lebih fokus pada
Study) yang diadakan setiap empat tahun
penyelesaian soal dan kurangnya pemahaman
sekali
peringkat
guru akan metode pembelajaran yang dapat
Indonesia semakin lama semakin menurun.
meng-embangkan kemampuan berpikir kritis
Pada penelitian TIMSS yang terakhir tahun
siswa. Guru mengajar cenderung pada
2011 Indonesia menempati peringkat 38 dari
pengetahuan
42 negara peserta.
lesaikan
memperlihatkan
negara
bahwa
Berdasarkan hasil
prosedural
soal
membuat
untuk siswa
menyeharus
penelitian dari beberapa lembaga dunia
menghafal prosedur tanpa mengetahui makna
terkait pendidikan matematika menunjukkan
atau konsepnya terlebih dahulu. Proses
bahwa nilai rata-rata matematika siswa
belajar
tersebut
menghambat
tumbuh
kembangnya potensi kemam-puan berpikir,
63
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
bernalar, berkomunikasi dan pemecahan
ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan
masalah. Pengetahuan guru mengenai variasi
bantuan dari pengajar sedikit demi sedikit
metode pem-belajaran yang juga masih
sebelum menjadi penemu yang murni. Jadi
minim turut mendukung kemampuan berpikir
metode
kritis siswa menjadi kurang berkembang.
dilaksanakan adalah metode pembelajaran
Oleh karena masih rendahnya kemam-puan
penemuan terbimbing. Dengan demikian
matematika
adanya
kegiatan belajar mengajar melibatkan secara
metode pembelajaran yang dapat melatih
maksimum baik pengajar maupun pesertra
kemampuan berpikir kritis siswa untuk
didik.
siswa,
meningkatkan
maka
perlu
kemampuan
matematika
pembelajaran
yang
mungkin
Seperti uraian di atas bahwa penemuan
siswa.
terbimbing (Guided Discovery) merupakan
Metode pembelajaran penemuan adalah
salah satu dari jenis metode pembelajaran
suatu metode pembelajaran dimana dalam
penemuan. Oleh Howe (dalam Hariyono,
proses
guru
2001: 3) menyatakan bahwa penemuan
siswa-siswanya
terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan
belajar
memperkenankan
mengajar
menemukan sendiri informasi-informasi yang
tangan
secara tradisional bisa diberitahukan atau
pembelajaran
diceramahkan saja (Suryabrata, 1997: 1972).
sepenuhnya diserahkan pada siswa, namun
Metode pembelajaran ini merupakan suatu
guru masih tetap ambil bagian sebagai
cara
pembimbing.
untuk
menyampaikan
ide/gagasan
karena
pengalaman,
dengan
model
Penemuan
kegiatan ini
tidak
terbimbing
melalui proses menemukan. Fungsi pengajar
merupakan suatu metode pembelajaran yang
disini bukan untuk menyelesaikan masalah
tidak langsung (Indirect Instuction). Siswa
bagi peserta didiknya, melainkan membuat
tetap memiliki porsi besar dalam proses
peserta didik mampu menyelesaikan masalah
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode
Matematika berasal dari bahasa latin
pembelajaran yang ekstrim seperti ini sangat
yaitu mathein atau mathenein yang berarti
sulit dilaksanakan karena peserta didik belum
mempelajari.
sebagai ilmuwan, tetapi mereka masih calon
berpikir,
64
Matematika pola
adalah
pola
meng-organisasikan
Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Matematika Siswa Jumhariyani pembuktian logis. Menurut James (Erman
aturan dalam menggunakan langkah untuk
Suherman, 2000: 38)
menyelesaikan
matematika adalah
suatu
soal.
ilmu logika mengenai bentuk, susunan,
menyatakan
besaran
yang
matematika merupakan tipe belajar yang
berhubungan satu dengan yang lainnya
menyangkut 2 atau lebih aturan-aturan yang
dengan jumlah yang banyak yang terbagi
telah dimiliki siswa dimana aturan-aturan itu
dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan
dikombinasikan agar menghasilkan suatu
geometri.
aturan yang tadinya belum diketahui siswa.
dan
konsep-konsep
National
Assessment
of
Educational Progres (NAEP) mengaitkan
pemecahan
Hudoyo
masalah
dalam
Menurut Eggen dan Kauchak dalam
antara kemampuan dan matematika menjadi
Jacobsen
(Jacobsen,2009:222)
3 tahapan yaitu (1) pemahaman kon-septual
terbimbing
(conceptual understanding), (2) pengetahuan
pembelajaran
prosedural (proce-dural knowledge), dan
menjelaskan konsep-konsep dan hubungan
pemecahan masalah (problem solving). Jihad
antar konsep. Konsep atau prinsip yang
(Asep
ditulis
yang
disusun
akan
metode untuk
2010:149)
yang
mengungkapkan
pemahaman
kon-septual
pembelajaran yang terarah dan sistematis.
merupakan kompetensi yang dimiliki siswa
Hal ini mem-permudah guru dan siswa pada
dalam
menciptakan
dan
dalam
proses pembelajaran sehingga pembelajaran
(algoritma)
secara
tersebut menjadi lebih bermakna. Beberapa
luwes, akurat, efisien, dan tepat. Pengetahuan
tahapan dalam metode penemuan terbimbing
prosedural menurut Van De Walle (John Van
yaitu pengenal-an/reevieew (orientasi siswa
De Walle, 2009:29) adalah pengetahuan
dalam masalah), tahap terbuka (meng-
tentang aturan atau cara yang digunakan
organisasikan siswa dalam masalah), tahap
untuk
konvergen
melakukan
prosedur
konsep
jelas
suatu
Jihad,
memahami
dengan
adalah
penemuan
menyelesaikan
tugas-tugas
(menyajikan/ dan
tahap
mem-
matematika. Banyak cara atau langkah-
presentasikan),
penutup
langkah dalam me-nyelesaikan suatu soal
(mengevaluasi kegiatan dan hasil kegiatan).
dalam matematika. Pengetahuan prosedural
Pada kelas kontrol digunakan metode
dapat menjelaskan kepada siswa tentang
ekspositori Imam musbikin (Imam Musbikin,
65
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
2009:343) meng-ungkapkan bahwa informasi
dan keterlibatan aktif siswa dengan kegiatan
yang
teori,
tanya-jawab
generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti
metakognisi.
disampaikan
guru
berupa
serta
dengan
proses
yang mendukung. Guru telah mengolah METODE
bahan pengajaran sehingga siap disampaikan.
Penelitian
Metode pem-belajaran ekspositori memiliki
pendekatan
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
metode
sebagai berikut:
dan prinsip keberlanjutan.
1. Variabel terikat (Y) adalah kemampuan
Scriven dalam Fisher (Alec Fisher,
matematika.
2009:8-10) menambahkan, berpikir kritis dan
dengan
satu variable terikat dan dua variable bebas
tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan
interprestasi
kuantitatif
menggunakan
eksperimen. Variabel penelitian terdiri dari
oleh guru, antara lain beroriantasi pada
adalah
ini
evaluasi
2. Variabel bebas pertama (X1) adalah
yang
metode
terampil dan aktif terhadap observasi dan
penemuan
ter-bimbing
dan
metode ekspositori
komunikasi, informasi dan argumentasi.
3. Variabel
Interpretasi disini yakni mengkonstruksi dan
bebas
kedua
(X2)
adalah
berpikir kritis yang terbagi menjadi
menyeleksi yang paling baik dari beberapa
berpikir kritis tinggi dan berpikir kritis
alternative. Informasi merujuk pada lebih
rendah.
dari sekedar informasi melainkan mencakup
Desain eksperimen meng-gunakan
pertanyaan, dan ungkapan. Argumen-tasi terdiri dari bahasa yang menyajikan berbagai
desain treatment by level 2 x 2. Sampel
alasan untuk membuat suatu kesimpulan.
dalam penelitian ini diperoleh dari sebagian
Berpikir kritis tidak hanya menganalisis dan
dari
melakukan evaluasi, melainkan mencakup
tersebut. Teknik pengambilan sampel dengan
pada
penelitian
interpretasi
komunikasi
dan
terhadap argumen-tasi
observasi,
jumlah
ini
dan
karakteristik
adalah
cluster
populasi
random
dengan
sampling, yaitu pemilihan sampel dengan
terampil memenuhi standar-standar tertentu
memilih secara random bukan individual
dengan melihat relevansi dan kejelasannya
tetapi
66
kelompok-kelompok,
dan
semua
Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Matematika Siswa Jumhariyani anggota (kelompok) mempunyai karakteristik
HASIL Analisis statistik deskriptif kemampuan
yang sama.
matematika yang diperoleh dari perlakuan
Mengukur kemampuan mate-matika dikembangkan
tes
berupa
essai
metode
yang
pembelajaran
penemuan
mengacu pada KTSP Sekolah Dasar mata
terbimbing
yaitu dan
metode ekspositori
mengungkapkan bahwa rata-rata kemampuan
pelajaran matematika tahun 2006 yang terdiri
matematika kelompok siswa yang diajar
dari 7 soal dan penilaian mengacu pada
dengan menggunakan metode penemuan
rubrik. Mengukur kemampuan berpikir kritis
terbimbing. selanjutnya rangkuman deskripsi
adalah skor yang diperoleh siswa setelah
data
menjawab soal yang berbentuk essay untuk
kelompok
siswa
yang
diajar
menggunakan metode penemuan terbimbing
mengukur kemampuan berpikir kritis dan
(A1) dan metode ekspositori (A2). Diketahui
penialaian mengacu pada rubrik.
bahwa
rata-rata
kemampuan
matematika
Uji hipotesis menggunakan analisis
kelompok siswa yang memiliki kemampuan
varians (ANOVA) dua jalan dan dilanjutkan
berpikir kritis tinggi sebesar 77,68 dan standar
dengan uji t-Dunnet untuk menentukan
deviasi sebesar 10,6559. Rata-rata kemampuan matematika kelompok siswa yang memiliki
kelompok kemampuan matematika lebih
kemampuan berpikir kritis rendah sebesar 72,21
tinggi secara sigifikansi dengan α = 0,05. Hipotesis alternative ditolak jika t tabel.
hitung
dan standar deviasi 9,4452. (perhitungan pada
> t
lampiran
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
alat
peraga
terhadap
matematika, namun jika t
hitung
tabel
180).
Secara
visual
kelompok siswa berpikir kritis tinggi,
kemampuan
hal
kecenderungan data kemampuan matematika
positif signifikan perbedaan media interaktif dan
5
Adapun skor pengaruh interaksi media
maka
pembelajaran
dan
kemandirian
belajar
hipotesis alternatif diterima. Hal ini berarti
menurut indikator kemampuan matematika .
tidak terdapat pengaruh yang positif antara
bahwa pada kelompok siswa yang memiliki
perbedaan metode penemuan terbimbing dan
kemampuan berpikir kritis tinggi dengan
ekspositori dan berpikir kritis terhadap
metode penemuan terbimbing pada indikator
kemampuan matematika.
I memperoleh 96,87, indikator II 95,31,
67
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
indikator III 96,09, indikator IV 92,96,
matematika
dari
ke
empat
kelompok
indikator V 82,81, indikator VI 78,12.
mempunyai varians sama (homogen).
Sedangkan kelompok siswa yang memiliki PENELITIAN
kemampuan berpikir kritis tinggi dengan I
Temuan penelitian yang mengungkapkan
II 79,68,
bahwa kemampu-an matematika siswa yang
indikator III 76,56, indikator IV 59,37,
diajarkan menggunakan metode penemuan
indikator V 45,31, indikator VI 39,06.
terbimbing lebih tinggi daripada metode
metode
ekspositori
memperoleh
83,59,
pada
indikator
indikator
Kriteria pengujian Ho diterima bila Lo
ekspositori menunjukkan bahwa metode
(Lhitung) < dari harga L (Ltabel) berarti sampel
penemuan ter-bimbing berpengaruh lebih efektif
berasal dari populasi yang berdistribusi
menggunakan
uji
matematika
Liliefors
normal.
Setelah
sebelum
penelitian
adalah
menguji
yang
diajar
dengan
sebesar 75,64 dan rata-rata kemampuan
Uji
mate-matika yang diajar dengan meng-
Normalitas salah satu syarat yang perlu dilakukan
metode
menggunakan metode penemuan terbimbing
menunjukkan bahwa empat kelompok data berdistribusikan
dengan
ekspositori. Capaian rata-rata ke-mampuan
normal. Hasil penghitungan uji normalitas dengan
dibandingkan
gunakan metode ekspositori sebesar 72,53.
hipotesis
Apabila capaian ini di-bandingkan dengan
Homogenitas
criteria ketuntasan ideal yaitu 75 maka
menggunakan perhitungan statistik pada taraf
kelompok siswa yang diajar dengan metode
ά = 0,05. Uji Homogenitas dilakukan untuk
penemuan
terbimbing
mengetahui apakah carian populasi bersifat
ketuntasan
belajar
homogen. Hipotesis yang akan diuji:
kelompok siswa yang menggunakan metode
Ho: σ112 = σ122 = σ212 = σ222 vs H1 : Bukan H0
ekspositori belum mencapai ke-tuntasan ideal
Uji
Jacobsen, penemuan terbimbing adalah suatu
p-value = 0,237 > 0,05 atau Ho diterima. data
sedangkan
Menurut Eggen dan Kauchak dalam
diperoleh F= 1,450; db1 = 3; db2 = 60, dan
demikian,
individu
mencapai
tersebut.
Dari hasil analisis disajikan pada tabel
Dengan
sudah
metode pembelajaran yang disusun untuk
kemampuan
menjelaskan konsep-konsep dan hubungan 68
Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Matematika Siswa Jumhariyani antar konsep. Konsep atau prinsip yang
perlu
ditulis
menerapkan
dengan
jelas
akan
menciptakan
diperhatikan
oleh
metode
guru
dalam
pembelajaran
pembelajar-an yang terarah dan sistematis.
ekspositori ini. Berdasarkan hasil temuan
Hal ini mempermudah guru dan siswa pada
penelitian
proses pembelajaran sehingga pembelajaran
matematika siswa yang belajar menggunakan
tersebut
bermakna.
metode ekspositori kurang baik karena siswa
Berdasarkan hasil temuan penelitian terbukti
kurang aktif dalam pembelajaran sehingga
bahwa kemampuan matematika siswa yang
siswa tidak dapat menemukan konsep yang
belajar menggunakan metode penemuan
sedang dipelajari. Siswa sebagai subjek dari
terbimbing lebih baik karena siswa diaktifkan
pembelajaran dimana siswa hanya menerima
dalam pembelajaran dengan langkah-langkah
informasi dari guru. Pada pembelajaran ini
kegiatan yang menarik. Pembelajaran dengan
guru berperan aktif.
menjadi
lebih
terbukti
bahwa
ke-mampuan
penemuan terbimbing akan membangun
Temuan diatas sesuai dengan penelitian
konsep yang kuat karena ditemukan sendiri
yang dilakukan oleh Anna Fauziah (2010)
oleh siswa. Suasana pembelajaran pun lebih
yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII
me-nyenangkan karena siswa berperan aktif
SMP Negeri di Bandung menunjukkan
dan guru hanya sebagai fasilitator.
bahwa peningkatan kemampuan pemahaman
Selanjutnya, menambahkan
Imam bahwa
musbikin
informasi
matematika siswa yang pembelajarannya
yang
melalui
strategi
Relating,
Experiencing,
disampaikan guru berupa teori, generalisasi,
Appliying, Cooperating and Transfereing
hukum
(REACT)
atau
dalil
beserta
bukti
yang
hasilnya
lebih
daripada
mendukung. Guru telah mengolah bahan
peningkatan
pengajaran
matematika siswa yang pembelajarannya
sehingga
siap
disampai-kan.
kemampuan
baik
Metode pembelajaran ekspositori memiliki
secara
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
kemampuan pemecahan masalah matematika
oleh guru, antara lain beroriantasi pada
siswa yang pembelajarannya melalui strategi
tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan
REACT lebih baik daripada peningkatan
dan prinsip keberlanjutan. Prinsip tersebut
kemampuan pemecahan masalah matematika
69
konvensional.
pemahaman Peningkatan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
siswa
yang
pembelajarannya
secara
metode penemuan terbimbing lebih tinggi
konvensional. Dengan demikian, terdapat
daripada metode ekspositori pada siswa yang
keterkaitan
antara
memiliki kemampua berpikir kritis tinggi.
kemampuan pemahaman dan pemecahan
Sedangkan untuk siswa yang memiliki
masalah di kelas eksperimen. Berdasarkan
kemampuan berpikir kritis rendah ternyata
hasil temuan penelitian terbukti bahwa
kemampuan
kemampuan matematika siswa yang belajar
menggunakan metode penemuan terbimbing
menggunakan metode penemuan terbimbing
lebih rendah daripada siswa yang belajar
lebih tinggi karena siswa menemukan sendiri
menggunakan metode ekspositori. Hal ini
konsep yang dipelajari dengan adanya media
berarti metode penemuan terbimbing lebih
belajar.
efektif berpengaruh pada kelompok siswa
yang
signifikan
matematika
yang
belajar
Berpikir kritis adalah proses terarah dan
yang memiliki kemampuan berpikir kritis
jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
tinggi dibandingkan dengan kemampuan
seperti memecahkan masalah, mengambil
berpikir kritis rendah.
keputusan, membujuk, menganalisis asumsi,
Temuan ini didukung dengan penelitian
dan melakukan penilitan ilmiah. Berpikir
yang dilakukan oleh Tri Cahyaningsih
kritis adalah kemampuan untuk berpendapat
lulusan
dengan cara
penelitiannya
yang terorganisasi. Untuk
UNJ
2013
dalam
berjudul
laporan Pengaruh
mengembangkan kesadaran berpikir kritis
Pembelajaran POE (Prediction-Observation-
siswa, guru dan siswa bersama-sama terlibat
Explanation) terhadap Kemampuan Berpikir
untuk memecahkan masalah agar terjadi
Kritis MATEMATIKA Siswa Kelas V (Studi
dialog
horizontal.
Penelitian eksperimen Kelurahan Johar Baru
Pelaksanaan pendidikan dengan cara dialog
Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat). Hasil
akan membangkitkan kesadaran berpikir
penelitian
kritis siswa.
pembelajaran POE berpengaruh signifikan
dan
Selanjutnya
komunikasi
temuan
penelitian
tehadap
mengungkapkan bahwa rata-rata kemampuan
tersebut
menunjukkan
kemampuan
berpikir
bahwa kritis
MATEMATIKA siswa SD yakni dengan
matematika siswa yang belajar menggunakan
>
70
yaitu 3,39 > 2,06. Peneliti
Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Matematika Siswa Jumhariyani mengambil penelitian yang dilakukan Tri
mengandung
arti
bahwa
metode
Cahyaningsih karena dalam pembelajaran
pembelajaran
bersama-sama
dengan
POE
kemampuan
berpikir
pengamatan dan eksplanasi/ penjelasan. Pada
meningkatkan
kemampuan
kegiatan-kegiatan
Selanjutnya
terdapat
prediksi, tersebut
observasi/ kemampuan
interaksi
kritis
dapat
matematika.
antara
metode
berpikir kritis dimulai dari mengumpulkan
pembelajaran dengan kemampuan berpikir
informasi,
kritis siswa akan memberikan pengaruh yang
menganalisis,
sampai
pada
mengevaluasi suatu pernyatan serta membuat
lebih
kesimpulan
matematika.
dapat
berkembang.
Dengan
adanya kegiatan pengamatan, kemampuan berpikir kritis informasi
menganalisis
dilaksanakan di SDN Menteng Atas 11 Pagi Setiabudi
dalam memilih informasi yang relevan.
Selatan
dengan
metode penemuan terbimbing dan metode
kesimpulan juga dapat berkembang pada
ekspositori, maka dapat disimpulkan bahwa:
tahap eksplanasi yakni dengan pemberian
Kemampuan matematika siswa yang
kesempatan siswa dalam menjelaskan hasil
belajar menggunakan metode penemuan
temuannya. Hal ini menunjukkan bahwa
terbimbing lebih tinggi daripada kemampuan
terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa
Jakarta
menggunakan metode pembelajaran yaitu
Kemampuan mengevaluasi dan memberikan
matematika
kemampuan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dapat
berkembang serta siswa menjadi terampil
kemampuan
terhadap
SIMPULAN
siswa dapat mengumpulkan
dan
efektif
matematika siswa menggunakan metode
yang
ekspositori. Hal ini berarti metode penemuan
memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi
terbimbing
dengan siswa yang memiliki kemampuan
memberikan
pengaruh
lebih
efektif terhadap kemampuan matematika
berpikir kritis rendah.
dibandingkan metode ekspositori.
Temuan lain dari penelitian ini adalah
Terdapat
adanya interaksi antara metode pembelajaran
metode
dan kemampuan berpikir kritis terhadap
pengaruh
pembelajaran
interaksi dan
antara
kemampuan
berpikir kritis siswa terhadap kemampuan
kemampuan matematika siswa. Hal ini
matematika. Hal ini berarti penggunaan
71
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
metode penemuan terbimbing dan metode ekspositori
mempunyai
pengaruh
DAFTAR RUJUKAN
yang
Abdul
efektif terhadap kemampuan matematika
Afgani,
Kemampuan matematika yang diajar
metode
daripada
kemampuan
diajar
menggunakan
yang
ekspositori
untuk
siswa
Berfikir
yang
metode
menggunakan
ekspositori
untuk
siswa
ini
berarti
penggunaan
Sains.,Bandung:
terjemahan
Benyamin
tanggal 16 maret 2015 Asep Jihad.2008. Pengembangan Kurikulum
yang
Matematika
memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Hal
dan
-penemuan-terbimbing/. Diakses pada
menggunakan metode penemuan terbimbing diajar
Matematika
Pembelajaran
https://antik2006.wordpress.com/metode
Kemampuan matematika yang diajar
yang
Mutu
(Online)
pembelajaran akan lebih baik dan efektif.
matematika
Peningkatan
Jurnal
Antik. 2006. Metode Penemuan Terbimbing.
kemampuan berpikir kritis siswa dalam
kemampuan
Penalaran.
Hadinata Jakarta: Erlangga
karakteristik
daripada
Pmebelajaran
dan
Pengantar
efektif terhadap kemampuan matematika,
rendah
Fitrajaya,
Alec Fisher,2008, Berpikir Kritis: Sebuah
terbimbing memberikan pengaruh yang lebih
lebih
Eka
Mimbar Pendidikan.
Hal ini berarti penggunaan metode penemuan
mempertimbangkan
dan
Matematika Berbasis Keterampilan
memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi.
dengan
Jarnawi
2006.Metode
menggunakan metode penemuan terbimbing matematika
Matematika
ruzz Media, 2009
berpikir kritis siswa.
tinggi
Fathani,2009.
Hakikat dan Logika Jogjakarta: Ar-
sangat bergantung pada tingkat kemampuan
lebih
Halim
(Bandung:
multi
pressindo.
metode
Asmawi Zainul dan Noehi,1997 Penilaian
ekspositori memberikan pengaruh yang lebih
Hasil Belajar .Jakarta: Dirjen Dikti
efektif terhadap kemampuan matematika
UT.
pada siswa yang memiliki kemampuan
Dani, Irfan.2013. Metode Pembelajaran
berpikir kritis rendah.
Penemuan Terbimbing. (Online)
72
Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Matematika Siswa Jumhariyani http://pustaka.pandani.web.id/2013/
Kenneth
Moore,
2005.
Evective
12/metode-pembelajaran-penemuan-
Instructional Strategies From Theory
terbimbing.html. Diakses pada
Practice America: sage Publications, Inc
tanggal 16 maret 2015
Mas’ud, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar
David A. Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak,2009.
Methods
Dan Inovasi Pembelajaran. Lep Khair
for
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Teaching: Metode-etode pengajaran
yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi).
meningkatkan belajar siswa TK-SMA
Jakarta: Rineka Cipta Windiwati. 2013.
terjemahan
Pembelajaran Matematika dengan
Fawaid
dan
Khoirul
Anam. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Dede
Suratman,2010. Konseptual
dan
Metode Penemuan Terbimbing. (Online)
Pemahaman
https://Windiwati.wordpress.com/pembe
Pengetahuan
lajaran-matematika-dengan-model-
Prosedural Materi Pertidaksamaan
penemuan-terbimbing/. Diakses pada
Linear Satu Variabel Siswa Kelas VII
tanggal 16 maret 2015
SMP, Jurnal Pontianak: Universitas Tanjungpura. Dennis K. Filsaime, Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Djamarah,
S.
2005.
Psikologi
Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta. Ella Yulaelawati, 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi Bandung: Pakar Raya. Hake.
D.
2003.
Normalisasi
Gain.
(PDF
Online). Bandung: Perpustakaan UPI Hamalik,
O.
2008
Kurikulum
dan
Pembelajaran. Jakarta :PT Bumi Aksara
73
