JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Pengaruh Kompetensi Akademik, Motivasi Berprestasi, Efikasi Diri Terhadap Kemampuan Manajerial (Studi Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIE) Palangka Raya ) Frendky Satria Yakup Program Magister Sains Manajemen, Universitas Palangka Raya
ABSTRACT, Study of Influence of Academic Ability, Achievement Motivation,Self-Efficacy Against Managerial Capabilities of Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya Students. The purpose of this study was to examine and analyze the influence of academic ability, achievement motivation, self-efficacy toward managerial ability in students School of Economics (STIE) Palangkaraya. Quantitative research methods by collecting data through a questionnaire on a number of 48 students with the analysis of multiple regression with the analysis conducted descriptive The study concluded academic competence, achievement motivation, self-efficacy, either partially or together - the same (simultaneous) effect on managerial ability. Acceptable. Keywords : academic competence, achievement motivation, self-efficacy and managerial ability
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Masalah yang dihadapi dalam Pembangunan Nasional sekarang ini adalah lajunya pertumbuhan angkatan kerja melebihi dari pertumbuhan kesempatan kerja. Lebih-lebih lagi, angkatan kerja yang mencari lapangan pekerjaan pada umumnya tidak dibekali dengan keterampilan yang memadai dan siap pakai. Pemerintah sebagai otoritas pembangunan, dalam hal ini harus berperan aktif baik sebagai motivator, stabilisator maupun inovator terutama dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program pendidikan dan pengembangan. hubungan antara pendidikan dan kesejahteraan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin sejahteralah orang tersebut. Mahasiswa adalah salah satu komponen dalam dunia pendidikan dan mereka adalah pada level tingkatan pendidikan yang paling tinggi dijenjangnya, sehingga mereka merupakan harapan bangsa, masyarakat dan orang tua. Ditangan merekalah kemajuan dan berkembang bangsa atas dasar ilmu pengetahuan dan ketertampilan serta perilaku yang bermoral tinggi. Mahasiswa adalah orang-orang yang mempunyai kompetensi dibidang akademik, dan merekalah orang-orang yang mempunyai motivasi berprestasi serta efikasi-diri yang tinggi. Karena itu, merekalah orang-orang yang berkemampuan intelektual. Kemampuan akademik adalah kemampuan memahami berbagai mata pelajaran.Prestasi akademik merupakan rerata capaian nilai murni hasil belajar yang diukur berdasarkan beberapa kali uji kompetensi. Sedangkan kemampuan intelektual menurut Spencer, et.al., (2011) adalah suatu kapasitas yang diperlukan seseorang untuk melaksanakan kegiatan mental yang tinggi pada semua tingkatan pekerjaan yang timbul melalui pengetahuan, keterampilan, maupun mempersepsikan untuk dapat mengoptimalkan kinerjanya. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) adalah salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dibidang ekonomi dan manajerial. Tujuan pendidikan ini adalah mendidik dan membina mahasiswa dibidang pengetahuan ekonomi dan manajerial, agar mereka lebih kompeten dibidangnya.Sama halnya dengan mahasiswa STIE Palangka Raya, dalam program pendidikan dan pengembangan mereka dibekali konsep-konsep manajerial guna meningkatkan kompetensi akademik, disamping
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
1
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
itu mereka dibina secara mental agar motivasi untuk berprestasi lebih tinggi, guna menumbuh kembangkan efikasi-diri.Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana “ pengaruh kemampuan akademik, motivasi berprestasi, efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya”. Perumusan Masalah Berdasarkan uraia didalam latar belakang maka perumusan masalah dirumuskan sebagai berikut : Apakah kompetensi akademik dapat mempengaruhi kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Apakah motivasi berprestasi dapat mempengaruhi kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Apakah efikasi-diri dapat mempengaruhi kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Apakah kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri mampu bersama-sama (simultan) dalam mempengaruhi kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kompetensi akademik terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi berprestasi terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara bersama-sama kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian ini adalah : Manfaat Praktis, hasil penelitian ini merupakan bahan masukan bagi pihak Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas guna melahirkan atau menciptakan Sumber Daya Manusia yang mumpu, handal dan mempunyai daya saing. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini merupakan bentuk tambahan wawasan pengetahuan secara teoritis atas dasar fakta empiris tentang bagaimana faktor kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya.
TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi asal kata “potensi” yang artinya daya atau kemampuan yang masih tersembunyi, sehingga kompetensi (competence), secara harapiah diartikan sebagai kemampuan yang bersumber dari keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang.Jadi kompetensi bersumber dari keterampilan dan pengetahuan, bilamana keterampilan dan pengetahuan meningkat maka dapat dikatakan bawah kompetensi orang tersebut meningkat.Keterampilan harus didukung oleh pengetahuan, sebab secara implisit bahwa berbagai dimensi keterampilan merupakan pengetahuan, yaitu pengetahuan yang baru. Kompetensi (competence) menurut Tjiptono (2014), adalah sebagai kemampuan yang bersumber dari keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Boyatzis (2011), kompetensi adalah sebagai kemampuan seseorang untuk berkinerja (the ability to perform), yang dipengaruhi oleh keterampilan, pengetahuan, perilaku (sikap) dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Menurut Becher, et.al.(2010), kompetensi sebagai pengetahuan, keahlian, kemampuan, atau karakteristik pribadi individu yang mempengaruhi secara langsung kinerja pekerjaan.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
2
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Manajemen berasal dari kata“to manage” yang berarti mengatur atau mengelola, yaitu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan di mana individu, bekerja bersama di dalam kelompok, yang secara efisien memenuhi tujuan terpilih. Manajemen adalah proses perencanaan, pengaturan, mengarahkan dan mengendalikan aktivitas dari suatu perusahaan untuk mencapai sasaran khusus. Jadi, manajemen adalah, manajemen sebagai proses, manajemen sebagai seni, manajemen terdiri dari individu–individu/orang–orang yang melakukan aktivitas, manajemen menggunakan berbagai sumber-sumber dan faktor produksi yang tersedia dengan cara efektif dan efisien, adanya tujuan yang talah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam menjalankan usahanya, seorang manajer dituntuk untuk memiliki kemampuan keterampilan dalam mengelola sumber-sumber yang ada dalam perusahaanya, terutama kemampuan mengkombinasikan sumber daya manusia dan alam diwujudkan dengan menjalankan fungsi– fungsi manajemen. Menurut Winardi (2013), kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan–tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sedangkan Siagian (2013), kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan dan penilaian. Selanjutnya menurut Wibowo (2012), kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki “keterampilan manajerial” di antaranya energi spiritual, keterampilan emosional, kekuatan intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha dengan kesanggupan mengambil tindakan–tindakan perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi pelaksanaan, pengawasan dan menilai untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan menerapkan energi spiritual, keterampilan emosional, kekuatan intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan. Menurut para ahli bahwa manajemen dapat dibagi atas beberapa fungsi. Pembagian fungsi– fungsi manajemen ini tujuannya adalah supaya sistematika urutan pembahasan lebih teratur, agar analisis pembahasan lebih mudah dan lebih mendalam, untuk menjadikan pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer. Menurut Haimann (dalam Manullang, 2011), manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Manullang (2001) sendiri mengambil kesimpulan bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu”. Menurut Reksohadiprodjo et.al, (2010), manajemen adalah proses merencanakan, Gambar. 2.2.(The Management of Organization)(Herbert G. Hicks, dalam Anwari, 2012)
Planning Creatian g
Organizin g
Perilaku Controllin g
Motivating
Commun icating
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
3
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Keberhasilan organisasi sangat di tentukan oleh pelaksanaan manajemen, sangatlah membutuhkann suatu perencanaan. Perencanaan dimulai dengan menetapkan tujuan dan kemudian mengatur strategi, kebijakan, dan metode utnuk mencapapainya. Dengan perencanaan dapat menetapkan tindakan, cara, waktu, pelaksana yang akan melaksanakan rencana. Perencanaan dengan maka membantu organisasi meningkatkan posisi kompetitif, karena perencanaan adalah suatu proses yang terus berlanjut yang mencerminkan dan menyesuaikan diri dengan perubahan–perubahan baik dalam lingkungan langsung maupun lingkungan kekuatan tidak langsung. Fungsi Perencanaan (Planning), adalah penetapan kegiatan yang akan dilaksanakan, karena itu perencanaan adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan operasional. Dalam perencanaan akan tergambar tujuan organisasi secara jelas kemudian akan melahirkan sasaran dengan target-target strategis tertentu. Selanjutnya sasaran akan diterjemahkan dan dijabarkan menjadi program kerja yang kemudian program tersebut akan dijabarkan menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan oleh setiap unit kerja yang ada berupa target-target dalam jangka pendek, menengah dan panjang, termasuk penggunaan sumber daya yang ada. Disini lebih ditekankan pada penetapan tujuan yang akan dicapai baik secara keseluruhan (organisasi) maupun masing-masing kegiatan, penetapan kerangka kerja operasional (worksheet) untuk mencapai tujuan (target-target) pada masing-masing departemen, merencanakan target-target tersebut dalam jangka pendek, menengah dan panjang, termasuk penggunaan sumber daya (6M) yang ada. Menurut Manullang (2011), perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan (William H. Newman), perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan (Louis A. Allen). Perencanaan yang baik itu sendiri harus mengandung unsur-unsur pertanyaan yang harus dijawab, antara lain, apa yang hendak dicapai ? Merupakan rencana dalam bentuk penentuan tujuan yang akan dicapai Mengapa harus dicapai ? Merupakan konsepsi keinginan dan kebutuhan yang akan dipenuhi. Bagaimana mencapainya ?Merupakan konsepsi teknis atau metode kerja yang terjabar dalam program pelaksanaan atau operasional. Apa sarana dan fasilitas yang digunakan ?Merupakan konsepsi kemampuan yang dimiliki dengan sumber daya yang ada. Kapan pelaksanaan dan keberhasilannya ?Merupakan waktu pelaksanaan agar mencapai tujuan. Siapa yang kompeten melaksanakan ?Merupakan faktor sumber daya manusia yang melaksanakan, dengan pertimbangan kompetensi. Adapun unsur-unsur program perencanaan (Reksohadiprodjo, et.al., 2010), tujuan, perencanaan yang baik harus mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, karena tujuan tersebut merupakan keinginan dan kebutuhan. Strategi, perencanaan yang baik harus mempunyai strategi, atau politis dalam bentuk kebijakan dalam mencapainya. Prosedur, perencanaan yang baik harus sistematis atau berprosedur, yaitu urutanurutan atau tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dan dicapai. Anggaran, perencanaan yang baik harus mempunyai anggaran terhadap pengorbanan atau penggunaan sumber daya, sehingga pencapaian tujuan dalam konsep efisien dan efektif. Manajer perlu memperhatikan konsepkonsep organisasi serta wewenang-wewenang yang dapat di delegasikan atau tidak. Dari proses pengorganisasian ini akan di peroleh stuktur organisasi, untuk itu perlu pula dikemukakan bentuk–bentuk organisasi serta kelebihan dan kelemahan setiap bentuk organisasi. Tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan kesemuanya ke suatu arah tertentu. Fungsi Pengorganisasian (Organizing), adalah mengorganisir atau menghimpun seluruh elemen personal yang ada dalam organisasi tersebut agar menjadi suatu kesatuan yang terintegrasi dalam misi dan visi yang sama untuk mencapai kepentingan bersama. Pengorganisasian adalah kegiatan yang mengatur dalam pembagian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing anggota, dengan disertai wewenang dalam pelaksanaan tugas dan penggunaan sarana dan fasilitas serta bahan-bahan. Selain pembagian tugas dan tanggung jawab (pekerjaan) juga penjatahan dari dana dan material yang ada pada setiap unit kerja (departemen)
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
4
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
dalam organisasi. Pengorganisasian adalah suatu langkah pengaturan dan penjahan agar lebih efisien dan efektif terhadap penggunaan sumber daya yang ada dalam organisasi, termasuk kebijakan penempatan karyawan pada tempat yang tepat (the right man the right place). Dalam pembagian tugas dan tanggung jawab maksudnya agar jangan sampai tumpang tindih pekerjaan atau program yang akan dilaksanakan masing-masing orang atau unit kerja (departemen). Kegiatannya, melaksanakan pembagian tugas dan tanggung jawab. Memberikan wewenang atas hak dan tanggung jawab dan penggunaan fasilitas serta bahan-bahan. Menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat. Menurut G.R Terry (dalam Winardi, 2013), “Organizing is the establising of efective behavirol relationships among person so that they may work to gether efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasks under given environ mental can ditions for the purpose of achieving some goal or abjective (pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang. Sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu)”. Sedangkan menurut Winardi (2013), adalah sebagai suatu proses di mana pekerjaan yang ada dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktifitas mengkoordinasi hal-hal yang dapat dicapai untuk mencapai tujuan tertentu. Penggerakan merupakan fungsi fundamental atau terpenting dalam manajemen, sebab perencanaan yang telah di susun dan di organisasikan harus dilaksanakan secara seksama. Fungsi Pengarahan (Actuating),adalahpemberian perintah-perintah operasional. Pengarahan adalah tindak lanjut kegiatan perencanaan dan pengorganisasian sumber daya yang ada kegiatannya, menetapkan jadwal kegiatan dimulai, dan berakhir. Menetapkan prosedur kerja sesuai rencana dan peraturan lainnya. Memberi perintah untuk melaksanakan pekerjaan. Indikator kemampuan manajerial,menurutWinardi (2013), bahwa kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambiltindakan–tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari alternatif-altrnatif yang ada. Jadi, masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari dari beberapa alternatif yang ada. Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacammacam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk membimbing, mengarahkan, dan mengatur segala kegiatan karyawan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha dengan demikian, seorang manajer harus mampu menggerakan karyawanya dengan cara memberikan motivasi, mengerti akan hubungan pribadi dan aktifitas kelompok dalam menyelesaikan pekerjaanya. Aktivitas pengendalian merupakan proses untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Pengendalian pada hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Kompetensi Akademik Dimuka telah diuraikan bahwa kompetensi asal kata “potensi” yang artinya daya atau kemampuan yang masih tersembunyi, sehingga kompetensi (competence), secara harapiah diartikan sebagai kemampuan yang bersumber dari keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian, kompetensi adalah kemampuan yang bersumber dari pengetahuan dan keterampilan atau karakteristik pribadi yang dimiliki seseorang. Kompetensi akademik adalah kemampuan memahami berbagai mata pelajaran.Prestasi akademik merupakan rerata capaian nilai murni hasil belajar yang diukur berdasarkan beberapa kali uji kompetensi. Sedangkan
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
5
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
kemampuan intelektual adalah suatu kapasitas yang diperlukan seseorang untuk melaksanakan kegiatan mental yang tinggi pada semua tingkatan pekerjaan yang timbul melalui pengetahuan, keterampilan, maupun mempersepsikan untuk dapat mengoptimalkan kinerjanya, dan kompetensi intelektual akan mencapai puncaknya jika didukung oleh komptensi emosi (Spencer, et.al.,2011). Menurut Reven (2010), kompetensi emosi adalah persepsi dan keyakinan diri yang menunukan penhetahuan, sikap, nilai-nilai, ketyerampilan dan atribut-atribut yang dicirikan dari abilitas kecerdasan emosi yang membantu peningkatan kompetensi belajar, ysaityu kompetensi emosi yang direflekasikan dalam bentuk emosi-emosi yang berhubungan dengan peran belajar seseorang, yang mencakup, kompetensi pribadi, yaitu kemampuan mengenal dan mengelola emosi diri pribadi yang terdiri dari dimensi kesadaran diri dan manajemen diri. Kesadaran diri, yaitu kemampuan mengenali emosi didalam diri, mengetahui keadaan internal, pilihan-pilihan dan institusi-institusinya, yang terdiri dari kompetensi kesadaran emosi, penilaian diri yang akurat, dan kepercayaan diri (efikasi-diri).Manajemen diri, yaitu kemampuan mengelola keadaan internal, atau dorongan dan sumber emosi dari dalam diri, yang terdiri dari kompentensi kontrol diri, kepercayaan, keseksamaan, adaptabilitas, orientasi prestasi, dan inisiatif, kompetensi sosial, yaitu kemampuan mengenal dan mengelola emosi orang lain yang terdiri dari dimensi kesadaran sosial, dan manamejen sosial. Kesadaran sosial adalah kemampuan mengenali, menyadari emosi, kebutuhan dan perhatian orang lain (kompetensi empati). Manajemen sosial (relasi) adalah kemampuan atau kemahiran seseotrang dalam mempengaruhi respon yang diinginkan orang lain, yang terdiri dari kompetensi komunikasi, bekerja kooperatif, mengelola konflik, memberi dan mencari bantuan, dan mengelola perubahan. Motivasi Berprestasi Motivasi berasal dari motif atau dalam bahasa Inggris “motive” yang berasal dari perkataan “motion” yang berasal dari bahasa latin “movere” berarti penggerak. Menurut asal katanya, motif diartikan sebagai daya gerak yang mencakup dorongan, alasan dan kemauan.Konsep tersebut untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut berbuat sesuatu.Motivasi merupakan faktor yang paling penting yang datang dari dalam diri seseorang. Adanya motivasi inilah orang bersedia untuk melakukan sesuatu (apa saja) untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Jadi motivasi adalah dorongan kehendak yang ditimbul atas dasar keinginan dan kebutuhan (needs). Menurut David McClelland (dalam Mangkunegara, 2013), bahwa orang yang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi (need for achiement) adalah bersemangat apabila ia unggul, menentukan tujuan secara realistik dan mengambil resiko yang diperhitungkan mereka tidak percaya pada nasib baik, bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya, bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang menentang dan menunjukan perilaku yang lebih berinisiatif dari kebanyakan orang, menghendaki umpan balik konkrit yang cepat terhadap prestasi mereka, dan dapat diandalkan sebagai tulang punggung organisasi. Menurut Gibson, et.al.(2012), motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakan dan mengarahkan perilaku. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan kehendak atau kemauan yang datang dari dalam diri untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan guna untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan, atas dasar kehendaknyalah maka orang mau melakukan apa saja, demi keinginan dan kebutuhannya. Ada beberapa karakteristik motivasi yang diungkapkan oleh Mengkunegara (2013), dengan ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi (Need for achiement), mereka menjadi bersemangat apabila ia unggul. Menentukan tujuan secara realistik dan mengambil resiko yang diperhitungkan mereka tidak percaya pada nasib baik. Mereka mau bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya. Mereka bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang menentang dan menunjukan perilaku yang lebih berinisiatif dari kebanyakan orang. Menghendaki umpan balik
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
6
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
konkrit yang cepat terhadap prestasi mereka. Mereka dapat diandalkan sebagai tulang punggung organisasi. Efikasi-Diri Secara etimologi, efikasi diri terdiri dari dua kata, yauti “self” sebagai unsur struktur kepribadian dan “efficacy” yang berarti penilaian diri.Konsep ini terlepas dari pengertian tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, mampu atau tidak mampu mengerjakan sesuatu sesuai dengan yang disyaratkan. Efikasi-diri adalah keyakinan akan kemampun dalam melaksanakan tugas dengan perilaku tertentu. Dengan perilaku tertentu, orang dapat melakukan atau melaksanakan tugas, meskpun berbeda yang satu dengan yang lain dalam perilaku tersebut, tetapi dengan perilaku tersebut orang terpacu untuk melaksanakan sesuai kehendaknya. Menurut Prussia, et.al.,2012), efikasi diri merupakan keyakinan seseorang bahwa mampu melaksanakan tugas dengan berhasil dengan perilaku tertentu. Menurut Lahey (2014), efikasi diri adalah persepsi bahwa individu mampu melakukan sesuatu yang penting untuk mencapai tujuannya. Hal ini mencakup perasaan mengetahui apa yang dilakukan dan juga secara emosional mampu untuk melakukannya. Prussia, et.al.,2012, semakin tinggi afikasi diri seseorang maka akansemakin nyaman atau percaya bahwa tugas yang diemban akan berhasil, juga menunjukan bahwa afikasi diri berpengaruh terhadap kinerja. Menurut Bandura (2010), orang dengan efikasi diri tinggi mampu menggunakan usaha terbaiknya untuk mengatasi hambatan sedangkan orang dengan afikasi diri rendah cenderung untuk mengurangi usahanya atau lari dari hambatan yang ada. Ada 3 dimensi dalam efikasi-diri, yaitu, Magnitude, yaitu mengacu pada taraf kesulitas tugas yang diyakini individu akan mampu mengatasinya. Tingkat efikasi diri individu berbeda satu sama lain. Tingkat kesulitan dari sebuah tugas, apakah sulit atau mudah akan menentukan efikasi diri. Pada suatu tugas atau aktivitas, jika tidak terdapat suatu halangan yang berarti untuk diatasi maka tugas tersebut akan sangat mudah dilakukan dan semua orang pasti mempunyai efikasi diri yang tinggi. Genarlity, yaitu mengacu pada variasi situasi dimana penilaian tentang efikasi diri diterapkan. Individu menilai dirinya memilik efikasi pada banyak aktivitas atau pada aktivitas tertentu saja.Dengan demikian banyak efikasi diri yang dapat diterapkan pada berbagai kondisi, maka semakin tinggi efikasi diri individu. Strenght, terkait dengan kekuatan dari efikasi diri individu ketika berhadapan dengan tuntutan tugas atau suatu permasalahan. Efikasi diri yang lemah dapat dengan mudah ditiadakan dengan pengalaman yang menggelisahkan ketika menghadapi sebuah tugas. Sebaliknya orang yang memiliki keyakinan yang kuat akan bertekun pada usahanya meskpun pada tantangan dan rintangan. Strenght mencakup pada derajat kemantapan individu terhadap keyakinannya.Kematapan inilah yang menentukan ketahanan dan keuletan individu. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian dari Silalahi (2011) mengenai kompetensi managerial dari seorang sarjana, kualitas dan relevansi kompetensi sarjana teknik mesin terhadap profesionalisme dan kinerja tenaga kerja sarjana tehnik mesin pada industri manufaktur. Obyek penelitiannya adalah 120 sarjana tehnik mesin yang bekerja pada industri manufaktur yang mengaplikasikan ketrampilan enginering di Jawa Timur. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas, relevansi, kompetensi, tenaga kerja sarjana teknik mesin (S1) berpengaruh signifikan terhadap profesionalitas tenaga kerja sarjana mesin pada industri manufaktur. Chong (2008), menganalisis asesmen pada kompetensi manajerial terhadap manajer perusahaan yang berasal dari negaranegara Asia Timur dan Amerika. Hasilnya menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki manajer dari berbagai negara yang berbeda sangat ditopang oleh faktor budaya yang dibangun dari personaliti dan perilaku. Dalam hal ini dampak dari asesmen kompetensi manajerial dipengaruhi oleh persepsi status, kebutuhan konsultasi dan tingkat keterbukaan komunikasi antara manajer dan bawahannya. Selanjutnya penelitian tersebut juga menekankan kebutuhan organisasi untuk
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
7
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
membedakan kemampuan technical skills dari personalia yang berasal dari ragam budaya berbeda dan mengembangkan manajer-manajer yang berbeda kebangsaaan dan budaya. Kvalsaughen (2009), mengidentifikasi hubungan antara latar belakang pendidikan dan pengelaman kerja (demographic characteristic) dengan pembentukan kompetensi manajerial (manajerial competence) para manajer di perusahaan multinasional. Berdasarkan sampel terhadap 1200 manajer yang ada, hasil penelitian ini memberikan kesimpulan adanya relevansi antara latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi manajerial yang dimiliki oleh para manajer perusahaan. Liakopoulou (2011), mengungkapkan bahwa kompetensi seorang guru dalam menentukan kualitas, siap, keterampilan dan pengetahun siswa sangat berprean aktif dalam menunjang pendidikan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa 76 % sampai 88 % ditanamkan oleh kompetensi guru baik kualitas, siap, keterampilan dan pengetahun. Kathryn R. Wentzel dan Allan Wigfield (1998), juga menyimpulkan bahwa motivasi sosial dan akademik dalam mempengaruhi kinerja akademik seorang pelajar.Dalam hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kinerja akademik seorang pelajar sangat ditentukan oleh motivasi sosial dan akademik. Disamping itu menurut hasil penelitian Nurchayati (2011), persepsi mahasiswa terhadap profesionalisme dosen akuntasi fakultas ekonomi universitas 17 agustus 1945 Semarang, mengatakan bahwa keahlian dan pengetahun dan karakter dosen adalah tinggi dengan IPK (indeks prestasi kumulatif) 3,0 - 4,4 dengan R2 = 0,76. Sementara itu menurut ungkapan M. Mustiqon (2010) tentang pengembangan program pembinaan profesi dosen dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi, bahwa profesi dosen perlu mendapat pembinaan dan pengembangan. Pengembangan profesi dosen meliputi bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.Keberhasilan pengembangan profesi dosen sangat ditentukan oleh program-program dalam pengembangan profesi dosen tersebut.Oleh karena itu, program pembinaan dan pengembangan dosen harus disesuaikan dengan kebutuhan para dosen.Jika para dosen kurang pengetahuan, maka program pengembangan harus mengarah pada pengembangan pengetahuan.Jika para dosen lemah dalam bidang ketrampilan, maka pembinaan dan pengembangan diarahkan pada ketrampilan. Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian terdahulu dapat dijelaskan bahwa pembentukan kompetensi memiliki dimensi yang sangat luas. Hal ini disebabkan karena eksistensi manusia sebagai faktor produksi (human of factor production) memiliki fungsi utama dalam menghasilkan sebuah output. Dalam hal ini kompetensi menggambarkan segenap kekuatan dalam diri seseorang untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara baik
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya adalah salah satu lembaga yang bergerak dalam penyelenggaraan dibidang pendidikan tinggi, terutama dibidang ekonomi dan manajerial. Dilihat dari tujuannya, maka kurikulum pendidikan dan pengembangannya adalah membina mahasiswa kearah pembentukan kemampuan manajerial. Dengan kemampuan manajerial tersebut mahasiswa mampu merumuskan dan menerapkan konsep-konsep manajemen dari perencanaan sampai pada pengawasan. Namun disisi lain, kemampuan manajerial sangat dipengaruhi oleh kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri. Jika seorang mahasiswa mempunyai kompetensi akademik yang baik dan tinggi maka ada kemungkinan kemampuan manajerial juga baik, tetapi kesemuanya itu tergantung pada motivasi berprestasi dan efikasi-diri. Sedangkan motivasi yang berprestasi sangat tergantung sikap dan mental mahasiswa yang /bersangkutan. Disamping itu efikasi-diri meyakinkan, sebab jika ia merasa keyakinan mampu melaksanakan tugas dengan perilaku tertentu maka itulah yang disebut sukses. Jika digambarkan mengenai kerangka konseptual ini, maka dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
8
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Kerangka Koseptual Penelitian
Kompetensi Akademik Kemampuan Manajerial
Motivasi Berprestasi Efikasi-Diri Sumber : Rangkuman dari konsep teoritis
Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel; untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lain; atau apakah sesuatu variabel disebabkan/dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya (Sugiyono, 2012). Sesuai dengan perumusan masalah, konsep teori dan kerangka konseptual maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut, kompetensi akademik berpengaruh terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Efikasi-diri berpengaruh terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri berpengaruh secata bersama-sama (simultan) terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya.
METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif (angka-angka) dengan pendekatan statistik inferensial, terutama analisis regresi linier berganda menentukan hubungan sebab-akibat (causal) atau korelasional antara variabel kompetensi akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Adapun hubungan sebab-akibat (causal) atau disebut juga metode eksplanasi adalah variabel kompetensi akademik (X1), motivasi berprestasi (X2), dan efikasi-diri (X3) terhadap kemampuan manajerial (Y) pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Menurut Malo, et.al., (2012), metode eksplanasi adalah metode analisis yang menghubungkan gejala yang satu dengan gejala yang lain sebagai sebab-akibat yang digunakan untuk menjawab pertanyaan "mengapa dan bagaimana" seperti yang dimaksud dalam masalah. Selanjutnya, penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih sebagai bentuk sebab-akibat disebut explanatory. Menurut Singarimbun, et.al. (2011), explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai masalah dan penjelasan hubungan kausal melalui pengujian hipotesis dan penelitian ini biasanya menggunakan dasar sampel dan populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi pada STIE Palangka Raya yang berjumlah 242 orang (April, 2014. Terdiri dari semester I sampai VIII). Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel mahasiswa pada semester IV, VI dan VIII yang berjumlah 48 orang, pada semester ini mahasiswa dianggap sudah menerapkan kemampuan manajerial. Dengan mengambil keseluruahan sampel strata pada semester VI, VII dan VIII maka teknik pengambilan sampel ini disebut “sensus”. Jenis data yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka yang dapat menggambarkan sesuatu peristiwa atau fakta, dan dapat dianalisis secara statistik seperti penjumlahan, rata-rata atau persentase distribusi frekuensi, dan sebagainya. Sedangkan sumbernya adalah bersifat primer,
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
9
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
yaitu data yang didapat dan diolah sendiri oleh peneliti melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Variabel-variabel yang digunakan terdiri dari 3 variabel bebas (independent variable) dan 1 (satu) variabel terikat, yaitu ; kompetensi akademis (X1), Motivasi berprestasi (X2), Efikasidiri (X3), Kemampuan manajerial (Y). Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner adalah data ordinal, maka untuk mengukurnya digunakan skala Likert, yaitu 1 sampai 5. Untuk try out (uji validitas dan reliabilitas) menggunakan pernyataan “penting dan tidak penting”, dan diberikan kepada 25 orang mahasiswa yang dipilih secara acak. Skor 5 = Sangat penting, Skor 4 = Penting, Skor 3 = Cukup penting, Skor 2 = Tidak penting, Skor 1 = Sangat Tidak Penting. Untuk penilaian kompetensi akademik, motivasi berprestasi, efikasi-diri dan kemampuan manajerial digunakan kata yang sesuai dengan pertanyaan. Skor atau bobot = 5 = Sangat baik/sangat setuju/sangat tinggi, Skor atau bobot = 4 = Baik/setuju/tinggi, Skor atau bobot = 3 = Cukup baik/cukup setuju/cukup tinggi, Skor atau bobot = 2 = Tidak baik/tidak setuju/rendah, Skor atau bobot = 1 = Sangat tidak baik/setuju/sangat rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner dan studi dokumentasi. Kuesioner, adalah selebaran pertanyaan (angket) yang dibagikan kepada responden terutama mahasiswa STIE Palangka Raya, yaitu kompetensi akademik, motivasi berprestasi, efikasi-diri dan kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Studi Dokumentasi, yaitu membuka arsip atau dokumentasi kemahasiswaan termasuk Indeks Prestasi (IP). Teknik atau alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini guna menjawab perumusan masalah atau membuktikan hipotesis, terdiri dari Teknik yang digunakan untuk uji validitas ini, yaitu teknik korelasi product moment dan biasanya menyatakan bahwa untuk dianggap memenuhi syarat minimum adalah r ≥ 0,3. Rumus korelasi Pearson Product Monent adalah :
nxi yi (xi ) (yi ) rXY =
n.xi 2 (xi ) 2
n.yi 2 (yi ) 2
Keterangan :
rXY X Y N
= = = =
Koefisien Korelasi Product Moment Pearson Skor butir Skor faktor Jumlah sampel
Syarat butir dinyatakan sahih apabila arah korelasi butir dengan faktor adalah positif. Korelasi harus cukup kuat dan peluang kesalahan tidak terlalu besar, maksimal 5% (dalam uji skor). Uji reliabilitas (kehandalan) adalah suatu alat pengukur yang dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar (2010), reliabilitas adalah derajat ketepatan ketelitian/keakuratan yang ditunjukkan olah instrumen pengukuran. Menurut Supranto (2012), keandalan atau reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance), kesalahan acak menurunkan tingkat keandalan hasil pengukuran. Menurut Malhotra (2012), untuk uji reliabilitas ini digunakan koefisien Alpha Cronbach dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Uji reliabilitas ini menggunakan formula umum koefesien alpha Cronbach.
1 K 1 Sx 2 K
Jurnal Sains Manajemen
Sj 2
Volume IV Nomor 2,September 2015
10
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Keterangan : = Koefisien Reliability Alpha K
Sx J
2
=
Banyaknya belahan tes Sj
= =
Varian skor tes 1,2,3, .....n = observasi
2
= Varian belahan j
Untuk memperoleh nilai estimasi yang tidak bias dan efisien dari persamaan regresi linier berganda, maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Uji Multikolinieritas Asumsi ini mensyaratkan tidak terjadi hubungan antara variabel bebas, ditunjukkan dengan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Uji Heteroskedastisitas Asumsi mensyaratkan bahwa varians dari keseluruhan variabel bebas adalah relatif. Jika varians residual sama, maka ada homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Normalitas Asumsi ini mensyaratkan bahwa sebuah data harus mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat digunakan pengujian metode grafis, atau uji Chi- Square dengan Ho = distribusi data adalah normal dalam tingkat signifikansi 0,05 bila nilai probabilitas < 0.05 maka Ha diterima. Uji Linieritas Asumsi ini mensyaratkan bahwa sebuah data mempunyai bentuk linier. Untuk melihat ada -tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas (terikat), maka dapat dilihat nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu, atau menggunakan R-Square. Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada mahasiswa pada STIE Palangka Raya, maka dapat dibedadakan karakteristik renpenden berdasarkan jenis kelamin dan semesteran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jenis kelamin dibawah ini. Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Semeter STIE Palangkar Raya. No 1 2 3
Semester IV VI VIII
Jumlah 21 orang 17 orang 10 orang 48 Orang
Perempuan 9 orang 7 orang 3 orang 19 orang
% 47.37 36.84 15.79 40,00
Laki-laki 12 orang 10 orang 7 orang 29 orang
% 41.38 34.48 24.14 60,00
Sumber : Data primer. Tabel. 5.3. menunjukan bahwa mahasiswa laki-laki lebih banyak dari perempuan, yaitu laki-laki sebanyak 29 orang (60 %) dan perempuan sebanyak 19 orang (40 %), yang terdiri dari semester IV sebanyak 21 orang, semester VI sebanyak 17 orang dan semester VIII sebanyak 10 orang. Untuk perempuan pada semeter IV sebanyak 9 orang (47,37 %), semester VI sebanyak 7 orang (36,84 %), dan semester VIII sebanyak 3 orang (15,79 %), sedangkan laki-laki pada semester IV sebanyak 12 orang (41,38 %), semester VI sebanyak 10 orang (34,48 %), dan semester VIII sebanyak 7 orang (24,14 %). Jumlah mahasiswa STIE Palangka Raya semakin tinggi semesteranya maka semakin sedikit jumlahnya, tapi pada umumnya hampir merata disetiap perguruan tinggi dengan gejala atau fenomena seperti ini. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang isinya skro rata-rata dan distrbusi frekuensi. Tujuan analisis ini untuk menggambaran keadaan sesungguhnya dari data yang telah terkumpul berdasarkan jawaban responden. Rata-rata dan Distribusi Frekuensi Kompetensi Akademik Tabel dibawah ini menunjukan angka rata-rata kompetensi akademik bagi mahasiswa STIE Palangka Raya.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
11
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Rata-rata Kompetensi Akademik
Kode
X1.1
X1.2
X1.3
Kompetensi Akademik
1
2
Jawaban 3 % F
F % F F % Pengalaman memperoleh mata kuliah keilmuan dan ketrampilan 0 0 3 6,3 15 31,3 14 (MKKK) dan mata kuliah keahlian berkarya (MKKB) sebagai bekal terjun kelapangan kerja ? Pengalaman memperoleh mata kuliah perilaku berkarya (MKPB) dan mata kuliah 0 0 9 18,8 11 22,9 6 berkehidupan bersama (MKBB) sebagai bekal terjun kelapangan kerja ? Pengalaman mengikuti kegiatan ekstra kurikuler atau organisasi 0 0 18 37,5 17 35,4 9 kemahasiswaan sebagai bekal terjun kelapangan kerja ? Rata-rata Indikator Kompetensi Akademik (X1)
4
5
Mea n
%
F
%
29,2
16
33,3
12,5
22
45,8
3,85
18,8
4
8,3
2,98
3,90
3,58
Tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata kemampuan akademik mahasiswa STIE Palangka Raya adalah 3,58 (baik, karena diatas 3). Dimana mata kuliah keilmuan dan ketrampilan (MKKK) dan mata kuliah keahlian berkarya (MKKB) bernilai baik dengan rata-rata 3,90 dan dianggap “relevan”, kemudian mata kuliah perilaku berkarya (MKPB) dan mata kuliah berkehidupan bersama (MKBB) juga bernilai baik dengan rata-rata 3,85 dan juga dianggap “relevan”. Kecuali pengalaman mengikuti kegiatan ekstra kurikuler dibidang organisasi kemahasiswaan dianggap kurang baik dengan rata-rata 2,98 dan dianggap kurang relevan. Rata-rata dan Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Tabel dibawah ini menunjukan angka rata-rata motivasi berprestasi bagi mahasiswa STIE Palangka Raya.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
12
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Rata-rata Motivasi Berprestasi
Kode
X2.1
X2.2
X2.3
Kompetensi Akademik Menentukan tujuan secara realistik dan mengambil resiko yg diperhitungkan ? Kesediaan bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya ? Bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang menentang dan menunjukan perilaku yang lebih berinisiatif dari kebanyakan orang ?
2
1
Jawaban 3 F %
F
%
F
%
4
5
Mean
F
%
F
%
0
0
18
37,5
8
16,7
10
20,8
12
25,0
3,33
4
8,3
6
12,5
12
25,0
7
14,6
19
39,6
3,65
0
0
16
33,3
18
37,5
11
22,9
3
6,3
3,02
Rata-rata Indikator Motivasi Berprestasi (X2)
3,33
Tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata motivasi berprestasi mahasiswa STIE Palangka Raya adalah 3,33 (baik, karena diatas 3). Dimana dalam menentukan tujuan secara realistik dan mengambil resiko yang diperhitungkan bernilai baik dengan rata-rata 3,33 dan dianggap “masuk akal”, kemudian kesediaan bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya juga bernilai baik dengan rata-rata 3,65 dan juga dianggap “masuk akal”, demikian juga bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang menentang dan menunjukan perilaku yang lebih berinisiatif dari kebanyakan orang juga bernilai baik dengan rata-ratat 3,02 dan dianggap “masuk akal”. Rata-rata dan Distribusi Frekuensi Efikasi-Diri Tabel dibawah ini menunjukan angka rata-rata efikasi-diri bagi mahasiswa STIE Palangka Raya. Tabel Rata-rata Efikasi-Diri
Kode
X3.1
X3.2
Kompetensi Akademik Keyakinan dalam mengatasi berbagai hambatan dalam dunia kerja ? Relevansi pendidikan formil dalam mengemban tugas/jabatan/pek erjaan dalam dunia
Jurnal Sains Manajemen
2
1
%
Jawaban 3 F %
F
%
F
%
4
5
Mean
F
%
F
0
0
21
43,8
6
12,5
7
14,6
14
29,2
3,29
0
0
8
16,7
1 9
39,6
4
8,3
17
35,4
3,63
Volume IV Nomor 2,September 2015
13
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
kerja ?
X3.3
Keyakinan penerapan dalam berbagai tugas/jabatan/pek erjaan dalam dunia kerja ?
0
0
10
20,8
5
10,4
5
10,4
28
58,3
4,06
Rata-rata Indikator Efikasi-Diri (X3)
3,66
Tabel. 5.6. diatas menunjukan bahwa rata-rata efikasi-diri mahasiswa STIE Palangka Raya adalah 3,66 (baik, karena diatas 3). Dimana keyakinan dalam mengatasi berbagai hambatan dalam dunia kerja bernilai baik dengan rata-rata 3,29 dan dianggap merasa “yakin”, kemudian relevansi pendidikan formil dalam mengemban tugas/jabatan/pekerjaan dalam dunia kerja juga bernilai baik dengan rata-rata 3,63 dan dianggap merasa “yakin”, demikian juga keyakinan penerapan dalam berbagai tugas/jabatan/pekerjaan dalam dunia kerja bernilai baik dengan rata-rata 4,06 dan juga dianggap merasa “yakin”. Rata-rata dan Distribusi Frekuensi Kemampuan Manajerial Tabel dibawah ini menunjukan angka rata-rata kemampuan manajerial bagi mahasiswa STIE Palangka Raya. Tabel Rata-rata Kemampuan Manajerial
Kode
Y1
Y2
Y3
Kompetensi Akademik
1
2
Jawaban 3 F %
F % F % Pemahaman konsep dan pengetahuan (knowledge and 0 0 5 10,4 20 41,7 understanding) mengenai bidang manajemen ? Keterampilan mengaplikasikan pengetahuan, menggunakan peralatan berbasis 1 2,1 6 12,5 14 29,2 teknologi informasi dan komunikasi di bidang manajemen ? Perilaku atau sikap kerja dalam 0 0 17 35,4 8 16,7 menjalankan kode etik ? Rata-rata Indikator Kemampuan Manajerial (Y)
4
5
Mea n
F
%
F
%
8
16,7
15
31,3
3,69
9
18,8
18
37,5
3,77
7
14,6
16
33,3
3,46 3,64
Tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata kemampuan manajerial mahasiswa STIE Palangka Raya adalah 3,64 (baik, karena diatas 3). Dimana pemahaman konsep dan pengetahuan (knowledge
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
14
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
and understanding) mengenai bidang manajemen bernilai baik dengan rata-rata 3,69 dan dianggap “paham”, kemudian keterampilan mengaplikasikan pengetahuan, menggunakan peralatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi di bidang manajemen juga bernilai baik dengan rata-rata 3,77 dan juga dianggap “mempunyai pengetahuan”, demikian juga perilaku atau sikap kerja dalam menjalankan kode etik bernilai baik dengan rata-rata 3,46 dan juga dianggap “berpedoman kode etik”. Alat analisis lainnya adalah statistik inferensial dengan pendekatan regresi linier berganda. Tujuan alat analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen seperti kompetensi akademik (X1), motivasi berprestasi (X2), efikasi-diri (X3), terhadap variabel dependen seperti kemampuan manajerial (Y), baik parsial maupun simultan.
HASIL PENELITIAN Setelah data diuji dengan asumsi klasik dan menunjukan angka yang baik, maka dapat dilakukan analisis statistik inferensial. Hasil analisis statistik inferensial dengan pendekatan regresi linier berganda dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No Variabel 1 Konstanta (a) 2 Kompetensi akademik (b1) 3 Motivasi berprestasi (b2) 4 Efikasi-diri (b3) R2 Fhitung Keterangan : *). ttabel = (48-1-1) = 46
Koefisien 0,638 0,372 0,230 0,263 15.459
thitung 1.321 2.304 2.159 2.211 0,513
ttabel *) 1.645 1.645 1.645 1.645
Sig 0,193 0,026 0,036 0,032 0,000
Tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Koefisien A = 0,638 adalah konstanta, yang menunjukan pengaruh rata-rata dari kompetensi akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial. b1 = 0,371 adalah besarnya pengaruh kompetensi akademik (X1) terhadap kemampuan manajerial (Y) dalam satuan kali, dengan asumsi pengaruh lain seperti motivasi berprestasi dan efikasi-diri kontan. b2 = 0,230 adalah besarnya pengaruh motivasi berprestasi (X2) terhadap kemampuan manajerial dalam satuan kali, dengan asumsi pengaruh lain seperti kompetensi adademik dan efikasi-diri kontan. b3 = 0,263 adalah besarnya pengaruh efikasi-diri (X3) terhadap kemampuan manajerial dalam satuan kali, dengan asumsi pengaruh lain seperti kompetensi adademik dan motivasi berprestasi kontan. Koefisien Determinasi (R2). Berdasarkan koefisien determinasi (R2) yang menunjukan kebersamaan indikator ditemukan adalah sebesar 0,513 atau 51,30 %. Artinya kompetensi akademik (X 1), motivasi berprestasi (X2), efikasi-diri (X3), secara bersama-sama mempengaruhi kemampuan manajerial (Y). Sisanya sebesar 0,487 atau 48,70 % dipengaruhi oleh faktor lain sebagai pengganggu yang tidak dapat dijelaskan. Uji t (Parsial) Pengaruh kompetensi akademik adalah positif dan signifikan, karena t hitung 2.304 > dari ttabel (48-1-1) = 1.645. Atau karena sig = 0,026 < 0,05 (tingkat pengujian). Pengaruh motivasi berprestasi adalah positif dan signifikan, karena thitung 2.159 > dari ttabel (48-1-1) = 1.645. Atau karena sig 0,036 < 0,05 (tingkat pengujian). Pengaruh efikasi-diri adalah signifikan, karena thitung 2.211 > darl ttabel (48-1-1) = 1.645. Atau karena sig 0,032 < 0,05 (tingkat pengujian).Dengan demikian : Ada pengaruh positif yang signifikan dari kompetensi akademik terhadap kemampuan manajerial. Ada pengaruh positif yang signifikan dari motivasi berprestasi terhadap kemampuan manajerial. Ada pengaruh positif yang signifikan dari efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial. Uji F (Simultan) Karena Fhitung = 15.459 > Ftabel (3 : 48-1-1) = 2.600, atau sig = 0,000 < 0,05 (tingkat pengujian) maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya model yang ditemukan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan kemampuan manajerial, dengan berubahnya kompetensi
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
15
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi-diri. Hasil analisis dalam pembahasan dapat diinterpretasikan kedalam perilaku kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial, sebagai berikut ; hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis statistik yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara kompetensi akademik terhadap kemampuan manajerial. Artinya, jika kompetensi akademik mahasiswa meningkat maka kemampuan manajerial mereka juga meningkat. Hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis statistik yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kemampuan manajerial. Artinya, jika motivasi berprestasi mahasiswa meningkat maka kemampuan manajerial mereka juga meningkat. Hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis statistik yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial. Artinya, jika efikasi diri mahasiswa meningkat maka kemampuan manajerial mereka juga meningkat. Dengan demikian bahwa hasil pengujian secara individual menyatakan bahwa baik kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri masing-masing berpengaruh terhadap kemampuan manajerial. Demikian pula secara simultan bahwa secara serempak atau bersama-sama kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri berpengaruh terhadap kemampuan manajerial. Artinya model yang ditemukan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan kemampuan manajerial, dengan berubahnya kompetensi akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi diri. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh winardi ( 2013) dimana kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dan selanjutnya menurut siagian ( 2013) kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan dan penilaian. Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian terutama silalahi ( 2007) yang menyimpulkan bahwa kualitas, relevansi, kompetensi, tenaga kerja sarjana mesin ( S1) berpengaruh signifikan terhadap profesionalitas tenaga kerja sarjana mesin pada industri manufaktur. Dan chong (2008 ) bahwa kompetensi yang dimiliki manajer dari berbagai negara yang berbeda sangat ditopang oleh faktor budaya yang dibangun dari personaliti dan perilaku. Dalam hal ini kompetensi manajerial dipengaruhi oleh persepsi status, kebutuhan konsultasi dan tingkat keterbukaan komunikasi antara manajer dan bawahannya. Adapun koefisien determinasi (R2) adalah 51,30 %, artinya kompetensi akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi-diri secara bersama-sama mempengaruhi terhadap kemampuan manajerial. Sisanya sebesar 48,70 % dipengaruhi oleh faktor lain sebagai pengganggu yang tidak dapat dijelaskan. Implikasi Hasil Penelitian ada beberapa implikasi yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen STIE Palangka Raya. Secara teoritis bahwa hasil penelitian ini ternyata tidak berbeda dengan hasil penelitian terdahulu, terutama Silalahi (2007), yang menyimpulkan bahwa kualitas, relevansi, kompetensi, tenaga kerja sarjana teknik mesin (S1) berpengaruh signifikan terhadap profesionalitas tenaga kerja sarjana mesin pada industri manufaktur. Chong (2008), bahwa kompetensi yang dimiliki manajer dari berbagai negara yang berbeda sangat ditopang oleh faktor budaya yang dibangun dari personaliti dan perilaku. Dalam hal ini kompetensi manajerial dipengaruhi oleh persepsi status, kebutuhan konsultasi dan tingkat keterbukaan komunikasi antara manajer dan bawahannya. Kvalsaughen (2009), bahwa adanya relevansi antara latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi manajerial yang dimiliki oleh para manajer perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Liakopoulou (2011), mengungkapkan bahwa kompetensi seorang guru dalam menentukan kualitas, siap, keterampilan dan pengetahun siswa sangat berprean aktif dalam menunjang pendidikan. Kathryn R. Wentzel dan Allan Wigfield (1998), juga menyimpulkan bahwa motivasi sosial dan akademik dalam mempengaruhi kinerja akademik seorang pelajar. Apa yang dihasilkan dalam penelitian ini telah didukung oleh teori yang ada bahkan hasil penelitian terdahulu, bahwa kemampuan manajerial mahasiswa ditentukan oleh kompetensi akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi-diri pada mahasiswa STIE Palangka Raya. Adapun yang dapat dilakukan oleh STIE
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
16
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Palangka Raya adalah mengupayakan kemampuan akademik mahasiswanya melalui peningkatan materi kuliah, memotivasi mahasiswa melalui kegiatan eksrakurikuler dan kemahasiswaan, serta meningkatkan kepercayaan diri ditengah-tengah masyarakat.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda dan pemnbahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut, bahwa hipotesis yang berbunyi kompetensi akademik berpengaruh terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya, dapat diterima. Artinya semakin tinggi kemampuan akademik maka semakin tinggi kemampuan manajerial. Bahwa hipotesis yang berbunyi motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya, dapat diterima. Artinya semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa maka semakin tinggi pula kemampuan manajerial. Bahwa hipotesis yang berbunyi efikasi-diri berpengaruh terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya, dapat diterima. Artinya semakin tinggi efikasi-diri (kepercayaan) mahasiswa maka semakin tinggi pula kemampuan manajerial. Demikian juga bahwa kompetensi akademik, motivasi berprestasi dan efikasi-diri berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap kemampuan manajerial pada mahasiswa STIE Palangka Raya.
SARAN Memahami kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran-saran kepada pihak manajemen STIE Palangka Raya dalam rangkan perbaikan program pendidikan melalui kompetensi akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi-diri terhadap kemampuan manajerial. Model regresi linier berganda dan pengujiannya baik secara parsial maunpun simultan cukup signifikan sehingga dapat digunakan untuk memprediksi perubahan kemampuan manajerial mahasiswa STIE Palangka Raya dengan berubahnya kompetensi akademik, motivasi berprestasi, dan efikasi-diri. Oleh karena itu, perlu mengacu pada upaya perbaikan mutu pendidikan maka mata kuliah praktek (ekstra kurikulir, keilmuan dan keterampilan) dapat lebih ditingkatkan, terutama untuk mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja. Menanamkan pemahaman konsep dan pengetahuan (Knowledge and Understanding) mengenai bidang manajemen, serta keterampilan mengaplikasikan pengetahuan, menggunakan peralatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi di bidang manajemen. Mengupayakan kemampuan akademik mahasiswanya melalui peningkatan materi kuliah, memotivasi mahasiswa melalui kegiatan eksrakurikuler dan kemahasiswaan, serta meningkatkan kepercayaan diri ditengah-tengah masyarakat.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
17
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
DAFTAR RUJUKAN Ahyari, Agus, 2012. Manajemen Produksi, LPFE - Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Anwari, Achmad, 2012. Dasar-Dasar Manajemen, Edisi Revisi, Penerbit YPK-UPN Veteran, Jakarta. Armstrong, Michael, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Asri, Marwan dan Budi, Awig Dwi Sulistyo, 2012. Pengelolaan Karyawan, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Assauri, Sofjan, 2011. Management Produksi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Bandura, A., 2010. Exercise of Personal and Collective Efficacy in Changing Societies, Cambridge University Press. Barnadib, Sutari Imam, 2011. Beberapa Aspek Substansial Ilmu Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta. Becher, Brian, M. Huselid and D. Ulrich, 2010. The HR Scorecard Linking People Strategy and Performance, Havard Business School Press, Boston. Boediono, 1985. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis, Pengantar Ilmu Ekonomi No. 4, BPFEYogyakarta. Boyatzis, A.R., 2011. The Competence Manager : A Model for Effective Performance, John Wiley & Son.Inc, New York. Cascio, F.W., 2012. Applied Psychology in Human Resource Management, London, Prentice Hall Internasional, Inc. Chong, Choo, 2006. Enterpreneural Intention : Triggers and Barrier to New Venture Creations in Singapore, Singapore Management Review 28 (2) : 47-64. Chong, Eric, 2008. Managerial Competency Appraisal : A cross-cultural study of American and East Asian managers, Journal of Business Research, Volume 61, Issue 3, Maret :191-200 Crosby, Philip dan Deming, W. Edwards, 2014. Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas dan Produktivitas, Bagian Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta. Daft, Richard L., 2013. Management, Sixth Edition, Vanderbilt University, Thomsosn, SouthWestern. Ekosusilo, Madyo, dan R.B. Kasihadi, 2010. Dasar-Dasar Pendidikan, Penerbit Effhar Publishing, Semarang. Elliot, M.A., Armitage, C.H., and Baughan, C.J., 2013. Drivers Compliance eith Speed Limits : An Application of The Theory of Planned Behavior, Journal of Applied Psychology, 88 (5), pp. 964-972. Enoch, Jusuf, 2012. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Gibson, J.L., Ivanncevich, J.M., dan Donnelly, J.H. 2012. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, alih bahasa Jarkasih, Erlangga, Jakarta. Hasibuan, H Malayu SP, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Toko Gunung Agung, Jakarta. Heidjrachman dan Husnan, Suad, 2014. MP (Manajemen Personalia), Penerbit BPFE-Yogyakarta. Irawan, Prasetya dan Wardani, I.G.A.K., 2013. Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar, Proyek Pendidikan Guru Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta. Jamal, Ma’mur Asmani, 2010. Kompetensi Guru Yang Menyenangkan, Power Books, Yagyakarta. Jasin, Anwar, 2011. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Kathryn R. Wentzel dan Allan Wigfield, 1998. Motivasi Sosial dan Akademik Dalam Mempengaruhi Kinerja Akademik Seorang Pelajar : Educational Psychology Review, Vol. 10, No. 2.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
18
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo, 2010. Organizational Behavior, Irwin, McGraw-Hill, New York. Kvalsaughen, Ragnhild, 2009. The Antecedents of Management Competence The Role of Education Backround and type of work Experience, Series of Dissertation. Liakopoulou, Maria, 2011. Researcher Aristotle University of Thessaloniki Makedonomaxon 53, Halastra Thessaloniki, 57 300 Greece. Special Issue-December 2011, vol. 1. No. 21. M. Musfiqon (2010), Pengembangan Program Pembinaan Profesi Dosen Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Tinggi, Jurnal Pendidikan Tinggi-Semarang. Malhortra, Naresh K., 2012. Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan, Edisi Keempat, Penerbit Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Manasse Malo, 2012. Metode Penelitian Sosial, Universitas Terbuka, Penerbit Karunia, Jakarta. Mangkunegara, A.A., Anwar Prabu, 2013. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Refika Aditama, Bandung. ___________, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rodakarya, Bandung Manullang, M., 2011. Dasar-Dasar Manajemen, Cetekan ke IX, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Mathis, Robert L., dan Jackson, John H., 2013. Human Resource Management (Manajemen Sumber Daya Manusia), Edisi ke 10, Salemba Empat, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Renika Cipta, Jakarta. Nurchayati, 2011. Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Serat Acitya-Jurnal Ilmiah-Untag Semarang. Prawiraamidjaja, RHA. Rachman, 2013. Beberapa Pokok dari Pelaksanaan Quality Control dan Storage pada Suatu Perusahaan, Edisi kelima, Tarsito, Bandung. Prussia, G.E., Anderson, J.S, dan Manz, C.C., 2012. Self Leadership and Performance Outcame : The Mediating Influence of Self-Efficacy, Journal of Organizational Behavior, Vol. 19, No. 5, pp. 523-538. Reksohadiprodjo, Sukanto dan Ronohadiwidjojo, Harsono. 2010. Perencanaan dan Pengawasan Produksi, BPFE-Yogyakarta. Reksohadiprodjo, Sukanto, dan Handoko, T. Hani, 2010. Organisasi Perusahaan, Teori, Struktur, dan Perilaku, Yogyakarta, BPFE. Reven, J.C., 2010. Advenced Progressive Matrices, Set I and Set II, Silver End Press Letter Press Devision of E.T. Heron & Co. Ltd, London. Rusli, Said, 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan, Edisi Pertama, Cetakan Ke VII, penerbit LP3ES, Jakarta. Santoso, Purbayu Budi, 2014. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sardiman, A.M., 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta. Silalahi, S., 2007. Kualitas dan Relevansi Kompetensi Sarjana Teknik Mesin Terhadap Profesionalisme dan Kinerja Tenaga Kerja Sarjana Teknik Mesin Pada Industri Manufaktur, Jurnal Bisnis dan Psikologis, No. 3. (23). Simamora, Bilson, 2012. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, 2011. Metodologi Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta. Skinner, A.E., dan Belmont, M.J., 2013. Motivation in The Classroom : Reciprocal Effection of Teacher Behavior and Student Engagement Across The School Year, Journal of education psychology, 84(5),571-581. Spencer, M.L., and Spencer, M.S., 2011. Competence at Work : Model for Superrior Performance, John Wily & Son. Inc, New Yirk, USA. Suharjo, Bambang, 2013. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
19
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Supranto, J., 2012. Statistik Teori dan Aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Supriadi. Dedi, 2010. Kreativitas Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek, Penerbit Alfabeta, Bandung. Tjiptono, Fandy, 2014. Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta. Umar, Husein, 2010. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wanda, 2011. Tesis, Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23198/3/ chapter%2011. Wibawo, 2012. Membangun Kultur Perusahaan Melalui Kesadaran Komunikasi Adab, Gramedia Putaka Utama, Jakarta. William J. Stanton, 2013. Pengantar Manajemen, Edisi ke sembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Winardi, 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Edisi ketiga, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
20