JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua Dalam keputusan Peserta Didik Memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di kota Palangka Raya TITO ABSTRACT The Effect of School Characteristic, Skill Competence, Image of Vocational School, Social Level of Parents in Students’ Decision of Choosing Vocational School in Palangka Raya. Thesis Magister in Science Management. Post Graduate Program of Science Management University of Palangka Raya. The result of the study showed that F test and t test at the level of trust was 95%, α = 2 0,05. Determination of coefficient (R ) as the result of regression was 54,50%, showed that independent variables (school characteristic, skill competence, image of vocational school, and social level of parents) could explain 54,50% toward dependent variable (students’ decision of choosing vocational school). Based on the score of standardized coefficient, it was known that partially that variable of image of vocational school had positive effect (5,467) and more dominant than variable of skill competence (3,700). In contrast, variable of school’s characteristic and level of society was not significant toward the students’ decision of choosing vocational school in Palangka Raya. Key words .
:
Skill Competence, Image of Vocational School, Social Level of Parents
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam pengembangan potensi diri dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berbudaya, berakhlak mulia, berkepribadian, cerdas dan memiliki keterampilan hidup sejahtera (spiritual knowledged based society). Khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dimana lulusannya diharapkan mampu memiliki dan menguasai keahlian di dunia kerja karena dituntut untuk siap pakai, dan bisa diandalkan menjadi tenagatenaga kerja terampil. Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenis pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja terampil dan siap latih. Selain itu lulusan diharapkan mudah beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan teknologi serta dapat mengembangkan diri dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor kehidupan yang selalu berkembang. Pada perkembangannya sekarang jumlah animo yang masuk sekolah menengah kejuruan cukup baik termasuk SMK di Kota Palangka Raya karena setiap tahun mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran masyarakat akan perkembangan dunia kerja. Meningkatnya animo tersebut ternyata tidak merata pada semua SMK-SMK yang ada, bahkan pada Kompetensi Keahlian tertentu pada SMK yang animonya sangat rendah atau kurang diminati oleh masyarakat. Berdasarkan uraian latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut (1) Apakah karakteristik sekolah berpengaruh terhadap keputusan peserta didik memilih SMK di Kota Palangka Raya ? (2) Apakah Kompetensi Keahlian berpengaruh terhadap keputusan peserta
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
85
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
didik memilih SMK di Kota Palangka Raya ? (3) Apakah Citra SMK berpengaruh terhadap keputusan peserta didik memilih SMK di Kota Palangka Raya ? (4) Apakah kelas sosial orang tua berpengaruh terhadap keputusan peserta didik memilih SMK di Kota Palangka Raya ? Purnama (2001) menyatakan “produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Selanjutnya Purnama (2001) menyatakan “Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya buku, mobil), jasa (misalnya salon, dokter), orang (seperti artis, selebriti), tempat (misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan Jantung Indonesia), dan gagasan (misalnya cara memasak yang praktis)” Kotler dan Amstrong (2004) menyatakan “Jasa adalah segala aktivitas dan berbagai kegiatan atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu pihak kepada pihak lain yang secara esensial jasa ini tidak berwujud dan tidak menghasilkan perpindahan kepemilikan atas apapun” Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula. Menurut Engel (120 : 1994), pengertian akan pengembangan kelas sosial penting dalam memahami konsumen, karena dua hal. Pertama konsumen menggunakan gaya hidup yang diisyaratkan di dalam kelas orisinal mereka. Kedua gaya hidup menengah-atas cenderang diterima oleh masyarakat umum. Menurut Engle (121 : 1994), yang dimaksud dengan kelas sosial dan kelompok status adalah sebagai berikut : “Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar” Citra dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “image”. Image merupakan persepsi terhadap sebuah objek yang dibentuk malalui pesan-pesan yang diterima. Citra adalah rupa; gambar; gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk; kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dari karya prosa dan puisi; data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi. Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja. Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumerbehavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing,using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Penertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
86
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Kota Palangka Raya pada SMK Negeri 1 Palangka Raya, SMK Negeri 2 Palangka Raya dan SMK Negeri 3 Palangka Raya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dimana menurut Nazir (2005) bahwa: metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMK Tingkat X di Kota Palangka Raya yaitu SMK Negeri 1 Palangka Raya, SMK Negeri 2 Palangka Raya, SMK Negeri 3 Palangka Raya dengan jumlah 939 orang. Umar (1999) menyatakan “Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan Rumus Slovin“, seperti berikut ini
= 91 siswa Untuk mendapatkan data yang diperlukan metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara kepada yang berhak dan berwenang memberikan data yang berhubungan dengan penelitian dari SMK kota Palangka Raya. 2. Daftar pertanyaan (questioner), teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang menjadi sampel, yang memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. 3. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang relevan dan mendukung penelitian antara lain yang diperoleh dari SMK Kota Palangka Raya, perpustakaan dan data lain yang mendukung penelitian. Tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis deskriptif, tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum dari subyek penelitian berupa table frekuensi, yaitu untuk mengetahui prosentase setiap skor jawaban pada kuesioner. 2. Analisis faktor, tujuannya adalah untuk mereduksi jumlah variable dengan cara mirip seperti pengelompokan variable. Analisis factor yang digunakan pada penelitian ini adalah Confirmatory factor analysis. Di dalam analisis factor konfirmatori , seseorang secara apriori berdasarkan landasan teori dan konsep yang dimiliki, dia sudah mengetahui berapa banyak factor yang harus terbentuk, serta variable-variabel laten apa saja yang termasuk ke dalam factor-faktor tersebut (Solimun, 2002) 3. Analisis Regresi berganda (multiple regression analysis) digunakan untuk mengukur hubungan dan pengaruh variable-variabel independent terhadap variable dependent dengan rumus sebagai berikut : Y = b0+ b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis Faktor Konfirmatori (CFA) dengan menggunakan software SPSS 15 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel
Hasil Analisis Faktor Konfirmatori (CFA)
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
87
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013 Pertanyaan Karakteristik Sekolah (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 Kompetensi Keahlian (X2) X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 Citra SMK (X3) X3.1 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 Kelas Sosial (X4) X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 Keputusan Memilih (Y) Y1 Y2 Y3 Y4 Y7 Y9 Sumber: data diolah (2012)
KMO
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
MSA
Extraction Factoring
0,916 0,869 0,829 0,812 0,914 0,864 0,897 0,948
0,640 0,776 0,611 0,287 0,538 0,758 0,709 0,275
0,741 0,752 0,801 0,805 0,844 0,840
0,723 0,575 0,628 0,328 0,588 0,597
0,870 0,834 0,803 0,884 0,832 0,793
0,135 0,704 0,596 0,867 0,732 0,748
0,722 0,821 0,696 0,715 0,689
0,495 0,606 0,619 0,388 0,560
0,659 0,664 0,708 0,786 0,713 0,793
0,550 0,506 0,474 0,614 0,370 0,326
0,878
0,792
Total Eigenvalue 4,596
3,441
0,829
3,602
0,727
2,669
0,712
2,841
Berdasarkan perhitungan analisis faktor konfirmatori maka masing-masing indikator pertanyaan untuk tiap-tiap faktor dinyatakan valid dan reliabel, kecuali untuk indikator X1.4 pada variabel karekteristik sekolah, indikator X3.2 pada variabel citra SMK dan indikator Y5, Y6, Y8 pada variabel keputusan memilih. Namum dengan dieliminirnya indikator-indikator tersebut indikator-indikator yang lain masih mampu mengukur faktor-faktor tersebut. Selain itu dari analisis faktor ini membuktikan bahwa indikator-indikator dari setiap faktor memang tepat untuk mengukur faktor tersebut. Hal ini terlihat dari pengelompokan indikator-indikator setiap faktor.
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
88
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
Koefisien Determinasi pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model 2 dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1 yang menunjukkan semakin kecil nilai berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen juga akan semakin terbatas. Berdasarkan hasil uji Koefisien Determinasi yang mengukur Goodness of Fit yang tercantum dalam model summary pada tabel 2 5.15, maka nilai koefisien determinasi (R ) sebesar 0,545 atau 54,50 %. Ini memberi arti bahwa 54,50 % variabel terikat yaitu keputusan memilih (Y) dapat dijelaskan oleh variabel karakteristik sekolah (X1), kompetensi keahlian (X2), citra SMK (X3) dan kelas sosial (X4), sedangkan sisanya 45,50 % merupakan variabel yang tidak diteliti dalam model penelitian ini. Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Mod el 1
Adjusted R Square .524
R R Square .739a .545
Std. Error of the Estimate 2.287
a. Predictors: (Constant), Kelas Sosial Orang Tua, Kompetensi Keahlian, Karakteristik Sekolah, Citra SMK b. Dependent Variable: Keputusan Memilih SMK
Pada tabel hasil Uji F, Nilai F hitung sebesar 25,794. Ini berarti bahwa nilai F hitung lebih besar dari Ftabel sebesar 2,48. Maka hipotesis anova dapat diterima bahwa semua variabel independen (karakteristik sekolah, kompetensi keahlian, citra SMK dan kelas sosial orang tua) layak untuk menjelaskan variabel dependen (keputusan peserta didik dalam memilih) SMK di kota Palangka Raya. Tabel Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 539.848 449.976 989.824
df 4 86 90
Mean Square 134.962 5.232
F 25.794
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Kelas Sosial Orang Tua, Kompetensi Keahlian, Karakteristik Sekolah, Citra SMK b. Dependent Variable: Keputusan Memilih SMK
a Predictors: (Constant), Kelas Sosial , Kompetensi Keahlian, Citra SMK, Karakteristik Sekolah b Dependent Variable: Keputusan Memilih Berdasarkan hasil regresi dari data primer yang diolah dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
89
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
Tabel Hasil Regresi Linier Berganda Coeffici entsa
(Constant) Karakteristik Sekolah Kompetensi Keahlian Cit ra SMK Kelas Sosial Org Tua
Unstandardized Coef f icients Std. B Error 1.203 3.294 .045 .055 .300 .081 .562 .103 .019 .062
Standard ized Coef f icie nts Beta .086 .306 .606 .024
t .365 .832 3.700 5.467 .312
Sig. .716 .408 .000 .000 .756
a. Dependent Variable: Keputusan Memilih SMK
Sumber: data diolah (2012) 1.
Implikasi Pengaruh Karakteristik Sekolah (X1) terhadap variabel Keputusan Memilih (Y) Dari nilai t hitung, pengaruh variabel karakteristik sekolah (X1) sebesar 0,832. Hal ini berarti bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar 1,98793. Untuk melihat siginifikansi dari variabel karakteristik sekolah diperoleh tingkat signifikansi 0,408 jika dibandingkan dengan tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05), berarti variabel karakteristik sekolah dalam penelitian ini tidak signifikan karena nilai signifikansi 0,408 > 0,05. Hasil analisis dan pengujian variabel karakteristik sekolah terhadap keputusan memilih peserta didik menggambarkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel karakteristik sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan memilih peserta didik terbukti, oleh karena itu hipotesis tidak diterima. Temuan ini menunjukkan bahwa motivasi peserta didik dalam memilih SMK di kota Palangka Raya tidak dipengaruhi oleh karakteristik sekolah. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Maryati dalam penelitiannya dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik kondisi sekolah mempunyai pengaruh dalam keputusan peserta didik untuk memilih masuk SMKN. Hal tersebut terjadi mengingat SMK yang ada di kota Palangka Raya memiliki sarana/prasarana yang tidak berbeda, kegiatan ektra kurikuler yang sama dan lokasi serta lingkungan yang relatif sama. Implikasi kebijakan manajerial adalah jangan sampai SMK di Kota Palangka Raya memiliki sarana/prasarana yang tidak standar.
2.
Implikasi Pengaruh Kompetensi Keahlian (X2) terhadap variabel keputusan memilih (Y) Dari nilai t hitung, pengaruh variabel kompetensi keahlian (X2) sebesar 3.700. Hal ini berarti bahwa t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 1,98793 Maka dapat dikatakan bahwa variabel kompetensi keahlian memberikan pengaruh yang signifikan. Maka Ho ditolah dan Ha diterima berarti kompetensi keahlian berpengaruh terhadap keputusan memilih. Untuk melihat siginifikansi dari variabel kompetensi keahlian diperoleh tingkat signifikansi 0,000
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
90
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
jika dibandingkan dengan tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05), berarti variabel kompetensi keahlian dalam penelitian ini signifikan karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil analisis dan pengujian variabel kompetensi keahlian terhadap keputusan memilih peserta didik menggambarkan hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel kompetensi keahlian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan memilih peserta didik terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima. Temuan ini menunjukkan bahwa motivasi peserta didik dalam memilih SMK salah satunya dipengaruhi oleh kompetensi keahlian yang ditawarkan oleh Sekolah Menengah kejuruan (SMK) itu sendiri. Kajian teoritis yang dilakuan menunjukkan bahwa temuan dari hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Purnama (2001) menyatakan “produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Maryati dalam penelitiannya dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Semarang. Keleluasaan dalam memilih jurusan mempunyai pengaruh yang positif tehadap keputusan peserta didik memilih masuk SMK. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriana Yuliati dengan judul Analisis Faktor-Faktor Motivasi Siswa Memilih SMK Negeri 1 Pujon. Hasil penelitian menunjukkan ditemukan 12 faktor baru, yang salah satunya faktor kesesuaian jurusan. Implikasinya kebijakan manajerial adalah bahwa kompetensi keahlian yang ditawarkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan kepada masyarakat harus memperhatikan perkembangan akan kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri dan kebutuhan masyarakat. 3.
Implikasi Pengaruh Citra SMK (X3) terhadap variabel Keputusan Memilih Peserta Didik (Y) Dari nilai t hitung, pengaruh variabel citra SMK (X3) sebesar 5.467. Hal ini berarti bahwa t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 1,98793 Maka dapat dikatakan bahwa variabel citra SMK memberikan pengaruh yang signifikan. Maka Ho ditolah dan H 1 diterima berarti citra SMK berpengaruh terhadap keputusan memilih. Untuk melihat siginifikansi dari variabel citra SMK diperoleh tingkat signifikansi 0,000 jika dibandingkan dengan tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05), berarti variabel citra SMK dalam penelitian ini signifikan karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil analisis dan pengujian variabel Citra SMK terhadap keputusan memilih peserta didik menggambarkan hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel citra SMK berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan memilih peserta didik terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima. Kajian teoritis yang dilakuan menunjukkan bahwa temuan dari hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Nugroho J Setiadi (2008) bahwa konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Temuan ini menunjukkan bahwa motivasi peserta didik dalam memilih SMK salah satunya dipengaruhi oleh citra SMK itu sendiri. Temuan ini didukung dari hasil penelitian Eva Sheilla Rahma yang meneliti tentang analisis pengaruh kualitas layanan dan citra merk terhadap minat beli dan dampaknya pada keputusan pembelian di kota Semarang menyatakan
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
91
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
bahwa citra merek dan kualitas layanan berpengaruh terhadap minat membeli dalam meningkatkan keputusan pembelian. Temuan ini menunjukkan bahwa motivasi peserta didik dalam memilih SMK salah satunya dipengaruhi oleh citra SMK itu sendiri. Temuan ini didukung dari hasil penelitian Muhammad Farid yang meneliti tentang pengaruh pemahaman diri, layanan bimbingan dan konseling, dan citra SMK terhadap minat siswa SMP melanjutkan studi ke SMK di kabupaten Temanggung menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif citra SMK terhadap minat siswa SMP melanjutkan studi ke SMK. Implikasinya kebijakan manejerial adalah bahwa reputasi SMK, kepercayaan masyarakat dan manajemen yang baik dari tujuh indikator yang ada merupakan faktor-faktor yang sangat dipertimbangkan dalam citra SMK yang dapat memotivasi peserta didik dalam menjatuhkan pilihan pada SMK. Oleh karena itu pihak SMK harus membangun citra baik melalui kelengkapan pencitraan, promosi dan meningkatkan manajemen sumber daya manusia. 4.
Implikasi Pengaruh Kelas Sosial Orang Tua (X4) terhadap variabel Keputusan Memilih Peserta Didik (Y) Dari nilai t hitung, pengaruh variabel kelas sosial (X4) sebesar 0,312. Hal ini berarti bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar 1,98793 Maka dapat dikatakan bahwa variabel kelas sosial tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Maka Ho diterima dan H 1 ditolak, berarti kelas sosial tidak berpengaruh terhadap keputusan memilih. Untuk melihat siginifikansi dari variabel kelas sosial diperoleh tingkat signifikansi 0,756 jika dibandingkan dengan tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05), berarti variabel kelas sosial dalam penelitian ini tidak signifikan karena nilai signifikansi 0,569 > 0,05. Hasil analisis dan pengujian variabel kelas sosial orang tua terhadap keputusan memilih peserta didik menggambarkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel kelas sosial orang tua berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan memilih peserta didik masuk SMK di kota Palangka Raya tidak terbukti, oleh karena itu hipotesis tidak diterima. Jika dilihat dari jenis pekerjaan orang tua peserta didik dari jawaban responden rata-rata pekerjaan orang tua adalah PNS diikuti oleh karyawan swasta, pedagang dan pengusaha. Sedangkan dari kalangan profesional (dokter, pengacara, dosen) tidak ada. Hal ini mungkin saja terjadi mengingat terbatasnya jumlah responden dalam penelitian ini. Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Catur Hidayat pada penelitian yang dilakukan bahwa terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMP untuk melanjutkan ke SMK. Sehingga apabila semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua murid SMP maka minat untuk melanjutkan ke SMK rendah. Begitu juga dangan penelian yang dilakukan Gunadi dalam penelitiannya yang berjudul Minat Masuk Sekolah Menengah Kejuruan di Kecamaatan Wonosari Gunungkidul. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara satatus sosial ekonomi orang tua dengan minat masuk SMK. Implikasinya adalah bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi mengingat dalam pekembangan sekarang masyarakat mulai berubah cara pikir dan sudut pandang terhadap berbagai sendi kehidupan termasuk dunia pendidikan dan dunia usaha/dunia industri serta berbagai kebijakan yang sudah dibuat pemerintah agar SMK tidak diminati oleh kalangan
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
92
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
tertentu saja, seperti adanya perubahan kurikulum yang memungkinkan lulusan SMK untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan penerimaan pegawai negeri sipil.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian serta pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2
1. Koefisien determinasi (R ) hasil regresi adalah 54,50%, menunjukkan bahwa variabel bebas (karakteristik sekolah, kompetensi keahlian, citra SMK dan kelas sosial orang tua) mampu menjelaskan 54,50 % terhadap variabel terikat (keputusan memilih peserta didik). 2. Secara uji parsial (uji-t) diketahui variabel kompetensi keahlian dan citra SMK memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan peserta didik dalam keputusan memilih SMK di kota Palangka Raya. 3. Secara uji parsial (uji-t) diketahui variabel karakteristik sekolah dan kelas sosial orang tua tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan peserta didik dalam memilih melanjutkan pendidikan pada SMK di kota Palangka Raya. Khusus variable kelas sosial hal ini mungkin saja terjadi mengingat dalam perkembangannya pemerintah selalu melakukan berbagai kebijakan dalam upaya dalam pembinaan SMK dalam mengikuti perkembangan dunia usaha/dunia industri dan perkembangan ilmu pendidikan, salah satunya adalah perubahan kurikulum dan kebijakan pemerintah yang membolehkan lulusan SMK untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan variabel karakteristik sekolah hal tersebut mungkin saja terjadi mengingat SMK yang ada di kota Palangka memiliki sarana/prasarana yang tidak berbeda, kegiatan ektra kurikuler yang sama dan lokasi serta lingkungan yang relatif sama.
Daftar Pustaka Departemen /Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2009, Pembangunan Pendidikan SMK, Jakarta Isnaini, 2002, Analisis Pengaruh Variabel-variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa dalam Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Malang, Tesis, Universitas Brawijaya, Malang Kertajaya, Hermawan. 2000, Marketing Plus 2000, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kalsum, Eka Umi, 2008, Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2004, Marketing Management, Edisi Pertama, Penerjemah : David Octarevia, Salemba Empat, Jakarta. Kuncoro, Mudrajat. 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi , Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Penerbit Erlangga, Jakarta. Jakarta. 2000, Research Methods in Finance and Bangking, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
93
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
Lamb, Hair, McDaniel. 2001, Pemasaran, Buku 1, Penerjemah : David Octarevia, Salemba Empat, Jakarta. Lupiyoadi, Rambat. 2006, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Nitisemito, Alex. 1991, Manajemen Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta. Nugroho J Setiadi. 2003, Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Penerbit Perdana Media Jakarta Timur,Indonesia. Payne, Adrian. 2001, The Essence of Service Marketing, Diterjemahkan oleh: Fandy Ciptono, Penerbit Andi, Yogyakarta. Purnama, Lingga. 2001, Strategi Marketing Plan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Radiosunu. 1993, Manajemen Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta. Raja Hutagaol, Yudicium M. (2009), Minat Dan Motivasi Siswa Memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mendorong Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Tapanuli Utara, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan Schiffman, Leon dan Kanuk L.L. 2008, PerilakuKonsumen. Edisi ke Tujuh Terjemahan: Zoelkifli Kasip, Indeks, Jakarta. Sekaran, Uma . 1992, Research Methods for Business, Askil-Building Aproach, Second Edition, John Wiley & Sons Inc, New York. Stanton, William J. 1996, Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh, Alih Bahasa : Y. Lamarto, Erlangga, Jakarta. Sugiyono. 2002, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-empat, Alfabeta, Bandung Swastha, Basu. 1996, Azas-Azas Marketing, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta. Umar, Husein. 1999, Riset Pemasaran, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Winardi. 1990, Manajemen Pemasaran, Cetakan Pertama, Penerbit CV. Sinar Baru, Bandung. Yazid. 2001, Pemasaran Jasa : Konsep dan Implementasi, Edisi Kedua, Penerbit : Ekonsia – Fakultas Ekonomi. UII, Yogyakarta. _____ 2000, Marketing, Terjemahan: Herujati, Jilid I, Cetakan Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta. _____ 1999, Manajemen Pemasaran, Diterjemahkan oleh: Hendra Teguh, Prenhalindo, Jakarta. _____ 1993, Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Terjemahan: Herujati Purwoko, Penerbit Erlangga, Jakarta. Gunadi, 2008. Minat Masuk Sekolah Menengah Kejuruan di Kecamatan Wonosari Gunungkidul. http://staff.uny.ac.id/ sites/ default/ files/ 132304806/ Jurnal%20JPTK%20Vol%2015,%20No%201,%20Mei%202006_0.pdf. (Januari 2012)
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
94
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 2013
ISSN : 2302-1411 V olume I, Nomor 1, April
Kalsum, E. U., 2010. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Medan. http://repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/ 4291/1/ 09E01376. pdf (4 Januari 2012 Hidayat, Catur, 2006. Studi Korelasi Antara Status Sosial, Ekonomi Orang Tua dengan Minat Siswa Sekolah Menengah Pertama untuk Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan. http:// 4putciput. weebly.com/ uploads/ 1/3/5/5/ 1355290/8324207.pdf (Februari 2012)
Pengaruh Karakteristik Sekolah, Kompetensi Keahlian, Citra SMK dan Kelas Sosial Orang Tua
95