Pengukuran Rendemen Beras dengan Penjemuran Sistem Oven Dryer pada Usaha Penggilingan Padi di Kabupaten Serang (Studi Kasus pada Gapoktan Harapan Makmur Desa Singarajan Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Provinsi Banten) Sri Lestari1 dan Susi Lesmayati2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl. Ciptayasa KM. 01 Ciruas Serang-Banten 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan E-mail:
[email protected] 1
Abstrak Penggilingan padi memiliki peran yang strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Tujuan dari kajian ini yaitu untuk untuk mengetahui rendemen beras yang dihasilkan pada salah satu usaha penggilingan padi yang ada di kabupaten Serang Provinsi Banten. Pengkajian dilakukan pada usaha penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur desa Singarajan kecamatan Pontang kabupaten Serang pada bulan Mei 2016. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa berdasarkan kapasitas giling maka penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur termasuk ke dalam kriteria penggilingan padi skala menengah karena memiliki kapasitas giling 1 ton/jam. Rendemen yang dihasilkan pada usaha penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur untuk varietas Mekongga MT 2015/2016 dengan pengeringan oven dryer menghasilkan tingkat rendemen yang rendah yaitu rata-rata sebesar 56,4%. Hal ini disebabkan karena mutu gabah yang digunakan kurang baik. Secara umum, di Provinsi Banten pada MT 2015/2016 mengalami kendala berupa kekurangan air. Beras yang dihasilkan memiliki kadar air sesuai dengan SNI No. 01-6128-1999 mengenai kualitas beras giling yaitu rata-rata sebesar 14,5%. Kata kunci : padi, penggilingan, rendemen
Pendahuluan Penggilingan padi memiliki peran yang strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Penggilingan padi merupakan proses pengolahan gabah menjadi beras dengan batas kadar air 13-14 % (Umar, 2011). Menurut Wimbley (1983) penggilingan padi dapat dikatagorikan antara lain penggilingan skala besar (kapasitas 2-4 ton beras /jam), skala menengah (kapasitas 1-2 ton beras/jam) dan skala kecil (kapasitas < 1 ton beras/jam). Keberadaan Penggilingan Padi Kecil (PPK) turut berperan dalam penyediaan pangan masyarakat. Konfigurasi mesin yang ada di PPK biasanya masih sangat sederhana yaitu a) one pass dimana konfigurasi alat terdiri dari mesin pecah kulit (husker) dan mesin penyosoh (polisher) yang menyatu/ tidak terpisahkan sehingga proses dari gabah langsung keluar menjadi beras putih/sosoh; b) two pass dengan konfigurasi yang terdiri dari mesin pecah kulit (husker) dan mesin penyosoh (polisher) yang terpisah melewati dua macam proses yaitu proses pemecahan kulit gabah (huskering) dari gabah menjadi butir pecah kulit, dilanjutkan dengan proses penyosohan (polishing) dari butir pecah kulit menjadi beras. Badan Pusat Statistik 2012 menyebutkan bahwa industri penggilingan padi Indonesia masih didominasi oleh usaha penggilingan padi skala kecil, yaitu mencapai 94,13 persen. Usaha penggilingan padi skala sedang dan besar hanya mencapai 4,74 persen dan 1,14 persen. Umumnya unit usaha penggilingan padi skala kecil merupakan investasi pada tahun 1960-an sampai awal 1980-an (Sawit (2011) dalam
418
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
Putri et al). Teknologi yang sederhana di penggilingan padi kecil sering mengakibatkan kualitas dan rendemen beras yang dihasilkan rendah (Maryana et al, 2014). Secara biologis, gabah yang baru dipanen masih hidup sehingga masih berlangsung proses respirasi yang menghasilkan CO2, uap air, dan panas sehingga proses biokimiawi berjalan cepat. Jika proses tersebut tidak segera dikendalikan maka gabah menjadi rusak dan beras bermutu rendah. Salah satu perawatan gabah adalah melalui proses pengeringan dengan cara dijemur atau menggunakan mesin pengering (oven dryer) (Hasbi, 2012). Menurut Thahir (2010) rendemen beras giling (milling recovery) adalah presentase bobot/ bobot beras giling yang dapat diperoleh dari sejumlah gabah bernas, dalam keadaan bersih, tidak mengandung gabah hampa dan kotoran pada kadar air 14%. Menurut SNI No. 01-6128-1999 mengenai kualitas beras giling (Badan Standarisasi Nasional, 1999), kadar air beras giling yang sesuai standar yaitu berkisar antara 14%-15%. Adapun tujuan dari pengkajian ini yaitu untuk mengetahui rendemen beras yang dihasilkan pada usaha penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur. Metodologi Kajian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 pada usaha penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur desa Singarajan kecamatan Pontang kabupaten Serang. Bahan yang digunakan dalam kajian ini yaitu padi varietas Mekongga MT 2015/2016, timbangan digital, moisture tester, stop watch, 1 set mesin penggiling padi two pass. Sampling penelitian dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dengan masing-masing ulangan Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak kurang lebih 500 kg. Prosedur Penelitian 1. Lakukan pengukuran kadar air setiap GKG dengan menggunakan moisture tester sebanyak 5 kali secara acak. 2.
Lakukan penggilingan GKG sebanyak 3 kali ulangan dengan masing-masing ulangan sebanyak ± 500 kg.
3. 4.
Lakukan penimbangan beras hasil giling. Hitung rendemen beras giling dengan formula sebagai berikut : Rendemen giling (%) = Berat total beras (kg) x 100%
5.
Berat GKG (kg) Lakukan pengukuran kadar air pada setiap ulangan sampel beras menggunakan moisture tester sebanyak 5 kali secara acak (sampel beras hasil giling didiamkan terlebih dahulu minimal 15 menit sebelum dilakukan pengukuran kadar air). Hasil dan Pembahasan
Keterangan Umum Usaha Penggilingan Padi Lokasi pengkajian terletak di lokasi penggilingan padi yang ada di wilayah gapoktan Harapan Makmur desa Singarajan kecamatan Pontang kabupaten Serang provinsi Banten. Usaha penggilingan padi beroperasi sejak tahun 2011 dan merupakan penggilingan padi skala menengah karena memiliki kapasitas terpasang mesin 1 ton GKG per jam. Usaha penggilingan ini rata-rata per hari mampu menggiling gabah sebanyak 8 ton GKG. Dikarenakan keterbatasan lantai jemur yang dimiliki, sebagian besar gabah juga dikeringkan dengan menggunakan oven dryer dengan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
419
kapasitas oven 6 ton GKP dengan lama pengeringan 6 jam. Fasilitas yang dimiliki usaha penggilingan padi gapoktan Harapan Makmur tertera pada Tabel 1. Tabel 1 . Fasilitas yang dimiliki usaha penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur No.
Nama Fasilitas
Volume
Satuan
2000
m2
1
Lantai Jemur
2
Pengering
1
unit
3
Husker/Pemecah kulit
2
unit
4
Separator
1
unit
5
Polisher
3
unit
6
Elevator
4
unit
7
Ayakan
1
unit
Sumber : Data Primer
Pengukuran Kadar Air GKG Hasil pengukuran kadar air dari ketiga sampel GKG seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Kadar air rata-rata GKG yaitu sebesar 14,8%. Nilai ini melebihi nilai kadar air yang optimal untuk GKG yaitu 13-14% (Umar, 2011). Nilai yang melebihi 14% ini disebabkan karena proses pengarungan gabah setelah pengeringan dengan oven dryer. Selain itu, meningkatnya kadar air dapat disebabkan karena waktu penyimpanan sebelum gabah digiling kedalam mesin penggiling. Tabel 2 . Kadar air gabah yang akan digiling (GKG) dengan 5 kali pengukuran per ulangan Kadar Air GKG (%) Ulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata
I
14,2
14,6
14,1
14,0
14,7
14,3
II
15,8
15,0
15,5
14,0
14,1
14,9
III
15,7
14,3
15,1
16,1
15,2
15,3
Rata-rata
14,8
Sumber : Data Primer
Rendemen Penggilingan Menurut Putri et al (2013), usaha penggilingan padi tidak hanya menghasilkan beras sebagai output utama melainkan juga produk samping lainnya seperti dedak, sekam, menir, dan broken rice. Rendemen yang dihasilkan pada penelitian ini ditunjukkan oleh Tabel 3. Dihasilkan rata-rata rendemen sebesar 56,4%. Jumlah rendemen ini memang tergolong rendah. Menurut Gaybita (2009) dalam Maryana et al (2014), konfigurasi penggilingan padi one pass biasanya akan menghasilkan rendemen yang rendah (<60%) dengan tingkat broken yang cukup tinggi (>25%). Menurut Thahir (2010), rendemen giling bisa dikatakan baik apabila sama atau lebih besar dari 65%. Menurut Winarno (2004), rendemen merupakan salah satu faktor yang sangat penting pada pengukuran kinerja penggilingan padi karena menunjukkan jumlah beras yang dihasilkan oleh penggilingan. Rendemen giling sangat tergantung pada bahan mentah gabah, varietas, derajat kematangan, cara penanganan awal (pre handling) serta tipe mesin penggiling. Artinya, rendahnya rendemen pada pengkajian ini kemungkinan disebabkan oleh bahan mentah gabah, varietas,
420
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
derajat kematangan serta cara penanganan awal. Untuk penanganan awal, gabah dikeringkan dengan dengan oven dryer. Pada pengeringan gabah dengan mesin pengering (dryer) memiliki risiko kehilangan hasil lebih rendah (2,30%) daripada penjemuran (2,98%) (Hasokawa, 1995). Jadi, penyebab rendahnya rendemen kemungkinan besar bukan disebabkan karena sistem pengeringan. Rendahnya rendemen bisa disebabkan karena mutu gabah dan jenis varietas. Mutu gabah pada MT 2015/2016 memang relatif kurang baik dikarenakan kondisi air yang kurang memadai. Hasil penelitian Kobarsih et al (2011) juga menunjukkan hasil survei terhadap usaha penggilingan padi yang ada di kabupaten Kulonprogo (Yogyakarta) menghasilkan rendemen sebesar 52,17% meskipun tipe penggilingan yang dipergunakan yaitu tipe two pass. Tabel 3. Rendemen beras giling yang dihasilkan Parameter Ulangan
Berat GKG (kg)
Lama Giling (menit)
Berat Total Beras (kg)
Rendemen Giling (%)
I
454
29
264,2
58,2
II
496
33
266,5
53,7
III
486
36
278,1
57,2
Rata-rata
56,4
Sumber : Data Primer
Kadar air beras yang dihasilkan pada pengkajian ini rata-rata 14,5% (Tabel 4). Hal ini menandakan bahwa kadar beras yang dihasilkan telah sesuai dengan SNI No. 01-6128-1999 mengenai kualitas beras giling (Badan Standarisasi Nasional, 1999). Tabel 4 . Kadar air beras yang dihasilkan dengan 5 kali pengukuran per ulangan Kadar Air Beras (%) Ulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata
I
13,8
13,8
14,1
14,0
14,3
14,0
II
15,5
14,8
14,5
14,7
14,9
14,9
III
14,2
14,7
14,7
14,6
14,2
14,5
Rata-rata
14,5
Sumber : Data Primer
Kesimpulan Hasil pengkajian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan kapasitas giling maka penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur termasuk ke dalam kriteria penggilingan padi skala menengah karena memiliki kapasitas siling 1 ton/jam.
2.
Rendemen yang dihasilkan pada usaha penggilingan padi Gapoktan Harapan Makmur untuk varietas Mekongga MT 2015/2016 dengan pengeringan oven dryer menghasilkan tingkat rendemen yang rendah yaitu rata-rata sebesar 56,4%.
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
421
3.
Beras yang dihasilkan memiliki kadar air sesuai dengan SNI No. 01-6128-1999 mengenai kualitas beras giling yaitu rata-rata sebesar 14,5%. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Dr. Ir. Muchammad Yusron, M.Phil dan Bapak Syahrizal Muttakin, S.TP, M.Sc atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan pengkajian ini. Terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Suryadi dan Bapak Destia yang telah membantu proses pengambilan data pengkajian. Sumber dana penelitian berasal dari dana APBN Litbang Kementerian Pertanian. Daftar Pustaka Badan Standarisasi Nasional. 1999. Standar Mutu Beras Giling SNI 6128-1999. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Hasbi. 2012. Perbaikan teknologi pascapanen padi di lahan suboptimal. Jurnal Lahan Suboptimal Vol.1 (2): 186-196. Hasokawa A. 1995. Rice Postharvest Technology. The Food Agency, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries, Japan Yoshihito Makao, ACE Corporation, Tokyo. p 566. Kobarsih M, Siswanto N, Hatmi RU. 2011. Karakteristik penggilingan padi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Semiloka Penguatan Tanaman Terpadu dan Antisipasi Perubahan Iklim untuk Peningkatan Produksi Pangan. p 806 – 812. Maryana YE, Raharjo B. Kinerja penggilingan padi kecil di lahan kering kecamatan Lempuing. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal; Palembang, 25-27 September 2014. Sumatera Selatan. p 48-53. Putri TA, Kusnadi N, Rachmina D. 2013. Kinerja usaha penggilingan padi, studi kasus pada tiga usaha penggilingan padi di Cianjur, Jawa Barat. Jurnal agribisnis Indonesia Vol 1 (2): 143-154. Thahir R. 2010. Revitalisasi penggilingan padi melalui inovasi penyosohan mendukung swasembada beras dan persaingan global. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian Vol 3 (3) : 171-183. Umar S. 2011. Pengaruh sistim penggilingan padi terhadap kualitas giling di sentra produksi beras lahan pasang surut. Jurnal Teknologi Pertanian Vol 7(1): 9-17. Wimbley JE. 1983. Paddy Post Harvest Industry in Development Countries. IRRR Los Banos, Philippines. Winarno FG. 2004. GMP dalam industri penggilingan padi. Prosiding Lokakarya Nasional Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi; Jakarta, 20-21 Juli 2004. Jakarta. P 125-143.
422
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016