logo lembaga
X.259 KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM KELEMBAGAAN USAHA PENANGKARAN BENIH PADI SPESIFIK LOKASI DI SULAWESI UTARA Jantje G. Kindangen
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI UTARA2012
LATAR BELAKANG
-
-
Kebutuhan beras terus meningkat, melalui program P2BN ditargetkan produksi beras meningkat 5 %/tahun Di Sulut terdapat areal sawah seluas 50.000 ha, produktivitas sekitar 4-4,5 ton GKP/musim tanam, produktivitas potensial mencapai > 8 ton/ha/musim tanam Ketersediaan benih padi unggul telah tersedia, tetapi telah menjadi masalah abadi di daerah. Dalam menopang swasembada dan surplus beras perlu dibangun sistem kelembagaan usaha penangkaran benih padi secara spesifik lokasi agar ketersediaan dan distribusi benihnya secara konsisten dan berkelanjutan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
a. Bagaimana seharusnya agar tersedia metode pengembangan usaha penangkaran benih secara spesifik. b. Bagaimana system ketersediaan benih secara berkelanjutan melalui penataan system kelembagaan penangkaran benih yang lebih efiesien dan efektif. c. Bagaimana rancangan sistem kelembagaan usaha penangkaran benih yang dapat mengakses secara efektif produksi para pengkaran benih secara efektif Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI • Ruang Lingkup Kegiatan: Aktivitas petani/penangkar benih, kelembagaan petani (poktan/gapoktan), tokoh-tokoh masyarakat, mekanisme dan sistem kelembagaan formal (institusi), dan para pelaku funsional • Fokus Kegiatan: Mencakup identifikasi petaniu dan sistem penangkaran benih, sistem penyebaran benih, kelembagaan poktan/gapoktan, desain model lembaga penangkaran benih melalui petani/poktan/gapoktan, menata sistem penyadiaan benih serta kemitraan, menyusun panduan sistem penyediaan benih • Desain Penelitian: Menggunakan metode survey pada 6 kabupaten/kota (3 lokasi potensi besar dan 3 lokasi sedang), masing-masing kabupaten/kota ada 2 kecamatan, masing-masing terdiri 2 desa. Data yang dihimpun adalah data sekunder (berbagai instansi terkait provinsi hingga desa (poktan/gapoktan) dan data primer (wawancara dan pertemuan FGD). Analisis data secara deskriptif , diagram alir, dan kelayakan finansial • Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan: koordinasi dan konsultasi, pengambilan data sekunder, survei lapangan melalui wawancara dan pertemuan FGD, serta analisis data dan penyusunan laporan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
Perkembangan dan hasil kegiatan: - Penerapan sistem usahatani: hanya sekitar 5-10 % usaha polikultur, irigasi teknis 3 x tanam, semi teknis/tadah hujan 1- 2 x tanam, 75 -90 % mudah mendapat benih (termasuk benih dari luar), 70 – 85 % tergolong agak sulit mendapat pupuk/pestisida, hanya 1 poktan/gapoktan yang mengusahakan saprodi - Ketersediaan benih padi sawah: 45 – 65 % menggunakan benih antar petani, 20 – 40 % antar desa, 5 – 30 % dari luar. Sekitar 85 – 95 % petani tidak percaya benih dari luar (termasuk bantuan) dan 85 -95 % menyatakan perlu penangkar benih setiap desa/kecamatan - Kelembagaan petani: usia poktan 4 – 13 tahun hanya 1 poktan ditemukan sebagai poktan kelas utama, hampir semuanya masih kelas pemula dan lanjut, hanya ada 1 gapoktan tergolong maju memiliki 4 bidang dan 1 kemitraan usaha. Peranan kepala desa pada kategori cukup dan baik - Kelayakan finasial : semi intensif layak (R/C 1,81), intensif layak (R/C 1,87) dan intensif penangkaran benih layak ( R/C 1,78) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
4
Desain pengembangan kelembagaan usaha penangkaran dan sistem penyaluran benih 1. Model pengembangan kelembagaan usaha penangkaran benih padi spesifik lokasi berbasis Gapoktan/poktan sangat aktif, penentuan penagkar benih lebih dominan oleh petani sendiri 2. Model pengembangan kelembagaan usaha penangkaran benih padi spesifik lokasi berbasis gapoktan/poktan cukup aktif 3. Model pengembangan kelembagaan uaha penangkaran benih padi spesifik lokasi berbasis gapoktan/poktan kurang aktif 4. Model pengembangan kelembagaan usaha penangkaran benih padi spesifik lokasi tidak berbasis Gapoktan/poktan 5. Model pengembangan kelembagaan usaha penangkaran benih padi spesifik lokasi berbasis belum ada gapoktan/poktan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
5
SINERGI KOORDINASI • Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan: Instansi Lingkup Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota, bentuk koordinasi dalam bentuk pertemuan konsolidasi, Rapat, dan diskusi, • Nama lembaga yang diajak koordinasi : Dinas Pertanian dan Peternakan, Bakorluh ,dan BKP (Provinsi), serta Dinas Pertanian Kabupaten/kota dan BP4K • Strategi pelaksanaan koordinasi: melakukan kunjungan langsung ke instansi terkait sekaligus meminta masukan/kritikan untuk penyempurnaan dan melibatkan tenaga teknis dalam kegiatan dilapangan, menyampaikan hasil pengkajian ( pertemuan diskusi, rapat koordinasi, media cetak/elektronik • Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan : Mendapat respon yang positip dari hasil kegiatan, hampir semua pemimpin dari instansi terkait memberi respon perlu dilakukan revitalisasi sitem perbenihan padi, sebaiknya dikelola secara otonom melalui pemberdayaan petani. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN • Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan : Mengacu pada hasil perbaikan desain pengembangan kelembagaan usaha penangkaran benih padi secara spesifik. Hasil ini akan lebih cepat terealisasi apabila menjadi kebijakan Pemda. Melakukan identifikasi, peta wilayah pengembangan, dilengkapi dengan panduan praktis. • Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan: Pada setiap sentra produksi padi (desa/kecamatan) telah tersedia penangkar benih padi secara spesifik • Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan : 6 kabupaten/kota merencanakan akan dibangun penangkaran benih secara spesifik pada sentra-sentra padi sawah • Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan: 1) ketersediaan benih padi unggul secara berkelanjutan, 2) prouktivitas meningkat 2-3 ton/ha/musim tanam, ada akselerasi swasembada dan surplus beras di daerah
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Rancangan Pengembangan ke depan: melakukan identifikasi lokasi terutama ketersediaan SDM , sistem dan mekanisme kelembagaan yang sudah ada, dinamika dari lembaga yang terkait. Hasilnya disampaikan pada pertemuan (Seminar, workshop, temu teknis, dan lain-lain. • Strategi Pengembangan ke depan: Benahi dan tingkatkan kinerja poktan/gapoktan (menjadi BUD atau koperasi), wujudkan koordinasi intensif antar instanis terkait, bekali camat dan kepala desa untuk memotivasi dan melakukan pembinaan, pejabat fungsional diberi peran seluas-seluasnya, lakukan pertemuan berkala, BP3K diberi peran secara luas untuk membantu, secara bertahap merancang sistem pengelolaan usahatani padi secara semi iontensis • Tahapan Pengembangan ke depan: Setiap Kabupaten/kota sentra produksi padi dalam tahap awal membuat pilot proyek 2-3 lokasi, seterusnya dikembangkan secara masal selanjutnya dirancang pada tahun ke-3 hingga ke4 telah terjangkau semua sentra produksi padi
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
FOTO KEGIATAN
FOTO KEGIATAN •Foto Koordinasi dengan pihak terkait •Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan •Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan – Sosialisasi – Pelatihan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
9
BP3K
BPSB
Camat Pengawasan dan tanggung jawab dalam memotivasi pengembangan kelembagaan petani menuju Badan Usaha Petani/Koperasi
Kepala Desa
Memfasilita si, inovasi teknogi lebih cepat
Benih Pokok Sebelum disebar ada ujicoba
Penangkaran benih padi spesifik
Hasil seleksi terbaik Penyaluran Benih
GAPOKTAN (menjadi Badan Usaha/Koperasi) (Menyepakati jenis dan jumlah benih yang dibutuhkan serta menampung benih sebelum disalurkan kekelompok/petani)
Ada 4 bidang kegiatan jelas dan produktif Poktan Poktan Poktan Poktan
Semua kelompok menuju kelas utama Gambar 1. Desain pengembangan kelembagaan usaha penangkaran benih padi spesifik lokasi berbasis Gapoktan/kelompok tani sangat aktif, kemandirian nampak
BP3K Pembina an dan pengawa san intensif
BPSB
Camat Pengawasan dan tanggung jawab dalam memotivasi pengembangan kelembagaan petani menuju Badan Usaha Petani/Koperasi
Kepala Desa
Benih Pokok Sebelum disebar ada ujicoba
Penangkaran benih padi spesifik
Hasil seleksi terbaik Penyaluran Benih
GAPOKTAN (Persiapan membangun Badan Usaha/Ko[perasi) (Menyepakati jenis dan jumlah benih yang dibutuhkan serta menampung benih sebelum disalurkan kekelompok/petani)
Bidang2 organisasi jelas masih dalam pembenahan Poktan
Poktan
Poktan
Poktan
Semua kelompok mulai menuju pada kelas maju Gambar 2. Desain pengembangan kelembagaan usaha penngkaran benih padi spesifik lokasi berbasis Gapoktan/poktan cukup aktif
BP3K Pembinaa n dan pengawal an lebih intensif
BPSB
Camat Pengawasan dan tanggung jawab dalam memotivasi pengembangan kelembagaan petani menuju Badan Usaha Petani/Koperasi
Kepala Desa
Benih Pokok Sebelum disebar ada ujicoba
Penangkaran benih padi spesifik
Hasil seleksi terbaik Penyaluran Benih
GAPOKTAN (dalam rangka konsolidasi untuk memperkuat kelembagaan ) (Menyepakati jenis dan jumlah benih yang dibutuhkan serta menampung benih sebelum disalurkan kekelompok/petani)
Bidang-bidang belum/tidak jelasv Poktan
Poktan
Poktan
Poktan
Bangun Poktan menjadi lebih baik menuju kelas maju Gambar 3. Desain pengembangan kelembagaan usaha penngkaran benih padi spesifik lokasi berbasis Gapoktan/poktan kurang aktif
BP3K Pembina an dan pengawa lan intensif
BPSB
Camat Pengawasan dan tanggung jawab dalam memotivasi pengembangan kelembagaan petani menuju Badan Usaha Petani/Koperasi
Kepala Desa
Benih Pokok Sebelum disebar ada ujicoba
Penangkaran benih padi spesifik
Hasil seleksi terbaik Penyaluran Benih
Kelembagaan yang berperan di desa (Adat, agama, lembaga lainnya)
Keluarg a
Tetangga
Lainnya
Bangun kelompok tani berdasarkan sistem kelembagaan sosial yang dianggap berpotensi lebih produktif Gambar 4. Desain pengembangan kelembagaan usaha pengkaran benih padi spesifik lokasi berbasis belum ada poktan/gapoktan
BP3K
BPSB
Pembina an dan pengawa lan sangat intensif
Camat Pengawasan dan tanggung jawab dalam memotivasi pengembangan kelembagaan petani menuju Badan Usaha Petani/Koperasi
Kepala Desa
Benih Pokok Sebelum disebar ada ujicoba
Penangkaran benih padi spesifik
Sistem penyaluran benih dibawah kontrol aparat desa dan tokoh-tokoh masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat dan petani dianggap berkeinginan kuat untuk lebih maju (melalui lembaga2 yang ada.
Calon Poktan
Calon Poktan
Calon Poktan
Bentuk Poktan dengan pengurus secara selektif Gambar 5. Desain pengembangan kelembagaan usaha pengkaran benih padi spesifik lokasi tidak/belum berbasis Gapoktan/poktan
iutoitiut
logo lembaga
TERIMA KASIH Jantje G. Kindangen Janne H.W. Rembang Derek J. Polakitan Frederik F. Rumondor Olvie G. Tandi [ NAMA TIM PENELITI ]