1
LAPORAN TAHUNAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBI TAHUN ANGGARAN 2011
Penanggung Jawab Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Dewan Redaksi Ketua Ir. Linda Yanti, M.Si Sekretaris Endang Susilawati, S.Pt Anggota Ir. Marlina Susy Rangkuti Ir. Busyra BS, M.Si Ir. Julistia Bobihoe Ir. Nur Asni, MS Ir. Nur Imdah Minsyah Ir. Firdaus Desy Nofriati, SP. M.Si
Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal V Kota Baru, Jambi 36128 Jl.Raya Jambi - Palembang km.16, Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muara Jambi Telp. (0741)7053525/40174, Fax. (0741) 40413 Email :
[email protected] Website: http://jambi.litbang.deptan.go.id
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penerbitan Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Tahun Anggaran 2011. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban dalam rangka pelaksanaan mandat, tugas dan fungsi BPTP Jambi selama tahun anggaran tersebut. Selain itu, laporan ini juga merupakan evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengkajian serta perkembangan unit penunjangnya. Pertanggungjawaban ini merupakan kewajiban moril dan fisik dalam rangka pelaksanaan mandat. Sedangkan sebagai evaluasi dapat dimanfaatkan untuk mempertimbangkan dan menentukan program penelitian tahun berikutnya. Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh karyawan BPTP Jambi yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk melaksanakan mandat, tugas dan fungsi Balai selama Tahun Anggaran 2011 termasuk kepada tim penyusun laporan yang telah mewujudkan Laporan Tahunan BPTP Jambi Tahun 2011. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jambi,
Februari 2012 Kepala Balai,
Ir. Endrizal, M.Sc NIP. 19580101 198503 1 005
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................ DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
i ii iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1. Visi dan Misi ............................................................................ 1.2. Tugas ...................................................................................... 1.3. Fungsi ..................................................................................... 1.4. Sasaran dan Tujuan ................................................................ 1.5. Struktur Organisasi .................................................................
1 2 3 3 4 5
II. KETATAUSAHAAN ........................................................................ 2.1. Kepegawaian ………………………………………………........ 2.2. Keuangan ............................................................................... 2.3. Umum .................................................................................... III. PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................................... 3.1. Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung & Kedelai di Provinsi Jambi………………………………………………………......... 3.2. Pengembangan Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) 3.3. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) di Provinsi Jambi ………………………….. 3.4. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) ……….. 3.5. Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP)/Farmers Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI) ……………………………………………………….…. 3.6. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Jambi....................................................................... 3.7. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi Jambi..................................................................................... 3.8. Visitor Plot/Petak Percobaan …………………………………. 3.9. Pameran/Eskpose ……………………………………………... 3.10. Pengelolaan Website ………………………………………….. 3.11. Kegiatan Kompetitif ……………………………………………. 3.12. Kegiatan Kerjasama dengan Lembaga RISTEK ………..….
6 6 9 10 19 19 22 24 27
29 39 41 44 46 47 49 56
IV. PENDIDIKAN DAN TRAINING/PELATIHAN ...............................
62
4.1. Pelatihan Jangka Pendek....................................................... 4.2. Pelatihan Jangka Panjang ....................................................
62 67
PERPUSTAKAAN ......................................................................
68
V.
ii
VI.
PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM SERTA EVALUASI LAPORAN KEGIATAN ………………………………..
71
VII.
PENUTUP ……………………………………………………………
73
VIII.
LAMPIRAN ………………………………………………………….
74
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4.
Struktur Organisasi BPTP Jambi................................... ........ Daftar Kenaikan Gaji Berkala pada Tahun 2011........................ Data Cuti Pegawai di BPTP Jambi pada Tahun 2011............... Daftar Pegawai yang Naik Pangkat dan Diangkat sampai Desember Tahun 2011 ........................................................ 5. Nama Pegawai BPTP Jambi sampai dengan Desember T.A. 2011. ..........................................................
Halaman 74 75 76 77 78
iv
I. PENDAHULUAN Provinsi Jambi mempunyai luas wilayah sekitar 53.435,38 km2, terletak antara 0045I-20451 Lintang Selatan serta 101001-1040551 Bujur Timur, membentang di Pantai Timur pulau Sumatera dan berbatasan dengan Provinsi Riau di sebelah utara, Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu di sebelah selatan, selat Berhala di sebelah timur dan Provinsi Sumatera Barat di sebelah barat. Menurut Undang-Undang No. 54 tahun 1999, secara administratif Provinsi Jambi dibagi dalam sembilan pemerintahan kabupaten dan satu pemerintahan kota dengan masing-masing luas wilayah adalah: Kabupaten Kerinci 391.300 ha, Merangin 768.000 ha, Sarolangun 617.000 ha, Bungo 465.900 ha, Tebo 646.100 ha, Batanghari 612.900 ha, Muaro Jambi 492.100 ha, Tanjung Jabung Barat 553.000 ha, Tanjung Jabung Timur 537.000 ha dan Kota Jambi 16.700 ha. Berdasarkan topografi, luas wilayah Provinsi Jambi terbagi dalam tiga kategori, yaitu: (1) dataran rendah dengan ketinggian antara 0-100 meter dpl; (2) dataran menengah dengan ketinggian antara 100-500 meter dpl dan
(3)
daerah pegunungan dengan ketinggian antara 500-3.800 meter dpl.
Daerah
dataran rendah mencakup areal seluas 31800 km
2
atau kira-kira
60 % dari
seluruh luas wilayah Provinsi Jambi. Daerah dataran menengah mencakup areal seluas 12.470 km2, selebihnya merupakan daerah pegunungan. Iklim di Provinsi Jambi adalah iklim tropis yang dipengaruhi angin musim dengan curah hujan cukup tinggi.
Curah hujan berkisar antara 107 - 312
mm/bulan, suhu udara minimum dan maksimum rata-rata 22,20C dan 32,80C. Serta kelembaban udara rata-rata 84 %. Dengan iklim ini Provinsi Jambi memiliki hutan tropis yang cukup luas yaitu mencakup 2.220.300 ha, termasuk kawasan hutan lindung dan suaka alam seluas 588.462 ha yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Nasional Kerinci Seblat. Berdasarkan penggunaan tanah, wilayah Provinsi Jambi dikategorikan ke dalam 7 status penggunaan, yaitu: (1) hutan suaka alam dan hutan wisata yang luasnya 11,76 %; (2) hutan lindung 2,54 %; (3) hutan produksi terbatas 8,24 %; (4) hutan produksi tetap; (5) lahan yang dialihkan penggunaannya untuk areal perkebunan dan transmigrasi 17,69 %; (6) lahan masyarakat 35,31 % dan (7) kawasan perlindungan setempat 7,31 %. 1
Dilihat dari jenisnya, tanah di Provinsi Jambi terdiri dari: (1) Podsolik Merah Kuning (PMK) sebesar 39,58 % ; (2) Latosol 18,38 %; (3) Glay Humus Rendah 5,51 %; (4) Organosol 6,86 %; (5) Alluvial 4,49 %; (6) Hidromorfic Kelabu 2,86 %; (7) Rawang Laut 0,84 % dan (8) Komplek 11,43 %. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi sebagai suatu lembaga pengkajian regional untuk wilayah Provinsi Jambi diharapkan mampu berperan sebagai penggerak utama pembangunan pertanian, dengan kata lain mampu menyediakan teknologi bagi keberhasilan pembangunan pertanian di Provinsi Jambi. Tahun anggaran 2011, dalam melaksanakan mandat, tugas dan fungsinya, BPTP Jambi didukung dengan dana dari DIPA BPTP Jambi T.A. 2011 bersumber dari APBN. 1.1. Visi dan Misi Visi Sektor pertanian menjadi tulang punggung pembangunan di Provinsi Jambi, karena itu optimalisasi sumberdaya pertanian yang ada, antara lain lahan kering, sawah, rawa/pasang surut dan perairan dengan komoditas utama yang mempunyai peluang pasar dalam dan luar negeri, komoditas strategis dan komoditas penunjang diversifikasi pangan dan perbaikan gizi akan mendapat perhatian besar. Berdasarkan hal tersebut maka “VISI” BPTP Jambi adalah sebagai lembaga pengkajian teknologi pertanian regional yang handal, produktif dan proaktif dalam menghasilkan dan mengembangkan paket teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di Provinsi Jambi berdasarkan sumberdaya pertanian yang tersedia untuk mendukung pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis. Misi Berdasarkan Visi di atas, maka Misi yang diemban BPTP Jambi adalah optimalisasi
pemanfaatan
kemiskinan/peningkatan
sumberdaya
kesejahteraan,
pertanian,
pelestarian
mengentaskan
sumberdaya/lingkungan,
penumbuhan dan pengembangan agribisnis wilayah Provinsi Jambi serta penyampaian teknologi pertanian kepada para pengguna. Rumusan misi juga
2
akan menjadi panduan, pendorong motivasi kerja serta citra yang akan mewarnai BPTP Jambi, yaitu: 1. Menyediakan dan memperkenalkan teknologi tepat guna kepada pengguna untuk memajukan dan meningkatkan efisiensi usahatani, 2. Menjalin kemitraan dengan berbagai instansi untuk memberdayakan petani dalam mengelola usahataninya melalui kegiatan Visitor Plot, kegiatan penyuluhan seperti temu aplikasi teknologi, temu informasi, temu lapang serta melalui media cetak berupa Liptan, Brosur dan lain lain, 3. Menyediakan alternatif teknologi untuk memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya alam pertanian, 4. Memberikan saran dan bahan untuk perumusan kebijaksanaan di bidang pembangunan pertanian bagi pemerintah daerah, 1.2. Tugas BPTP Jambi yang berperan sebagai jembatan teknologi pertanian dari lembaga-lembaga penelitian komoditas nasional, perguruan tinggi, swasta, LSM, untuk dirakit dan direkayasa sesuai dengan kondisi daerah Provinsi Jambi. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tugas BPTP Jambi adalah melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. 1.3. Fungsi Sebagai unit kerja yang berada di daerah, BPTP Jambi akan dikembangkan menjadi salah satu sumber data dan informasi pertanian, sehingga dapat memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan pertanian di wilayah Provinsi Jambi. Dalam melaksanakan tugasnya BPTP Jambi menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut: 1.
Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi,
2.
Penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi,
3
3.
Penyiapan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan untuk bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian,
4.
Pelayanan teknik kegiatan pengkajian, penelitian dan perakitan teknologi pertanian,
5.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
1.4. Sasaran dan Tujuan Sasaran Sasaran penelitian/pengkajian yang ingin dicapai adalah: 1.
Dukungan terhadap upaya peningkatan produktivitas, produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani, nelayan dan peternak dari generasi ke generasi,
2.
Dukungan terhadap konservasi dan pelestarian sumberdaya pertanian, lingkungan biofisik dan keanekaragaman hayati melalui penerapan berbagai alternatif kebijaksanaan,
3.
Informasi dan teknologi yang sesuai dengan agroekologi dan kondisi sosial ekonomi petani setempat.
Tujuan Sedangkan
tujuan
penelitian/pengkajian
yang
ingin
dicapai
adalah
menghasilkan teknologi yang mempunyai ciri komprehensif untuk mewujudkan sasaran dan tujuan yang tercantum dalam berbagai kebijakan pembangunan pertanian.
Kebijaksanaan tersebut meliputi swasembada pangan, diversifikasi
hasil pertanian, peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja, serta menekan peningkatan impor dan membuka peluang ekspor non migas melalui: 1. Inventarisasi, karakterisasi, evaluasi dan konservasi sumberdaya alam, 2. Perbaikan potensi genetik tanaman dan ternak untuk menunjang peningkatan produksi,
produktivitas,
kesempatan
kerja
serta
pendapatan
dan
pemerataannya, 3. Pengembangan teknologi tepat guna serta metodologi sistem usahatani yang berkelanjutan dan berorientasi agribisnis, 4. Analisis komoditas, kondisi sosial ekonomi, alternatif kebijaksanaan serta pengembangan kelembagaan,
4
5. Diseminasi dan transfer hasil penelitian kepada pengguna akhir serta pengambil keputusan, 6. Pengembangan
data
ilmiah,
teknologi,
sumberdaya
pertanian
untuk
mendukung pembangunan pertanian dalam berbagai subsektor dan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah kerja. 1.5.
Struktur Organisasi BPTP Jambi adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Sebagai salah satu unit kerja di bawah Eselon II, BPTP Jambi dipimpin oleh seorang Kepala dengan jabatan Eselon IIIa. Dalam menjalankan tugas, Kepala BPTP Jambi dibantu oleh unit kerja struktural (2 eselon IVa) yaitu Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Kelompok Kerja Non Struktural. Kelompok Kerja Non Struktural berupa empat Kelompok Pengkaji dan satu Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi serta satu unit Laboratorium Diseminasi. Untuk mendukung kelancaran kegiatan penelitian dan pengkajian dibentuk Kelompok Pengkaji (Kelji) dengan pertimbangan disiplin ilmu dan spesialisasi masing-masing
peneliti.
Kelji
tersebut
adalah:
(1)
Budidaya
Pertanian,
(2) Sumberdaya Pertanian, (3) Sosial Ekonomi Pertanian dan (4) Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Untuk mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengkajian secara keseluruhan, terutama dalam penyiapan program, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengkajian, maka dibentuk Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi (Lampiran 1).
5
II. KETATAUSAHAAN 2.1. Kepegawaian 2.1.1. Ketenagaan Ketenagaan pada BPTP Jambi hingga Desember 2011 adalah 93 orang. Perkembangan dan sebaran ketenagaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi berdasarkan tingkat pendidikan, kepangkatan dan berdasarkan disiplin ilmu, seperti tercantum pada Tabel 1 sampai Tabel 3. Tabel 1. Distribusi Tenaga Desember 2011 No.
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan sampai dengan
Pegawai Negeri Sipil
Tenaga Harian Lepas
Jumlah
1.
S3
-
-
-
2.
S2
18
-
18
3.
S1
30
30
4.
D III
3
3
5.
D II
1
-
1
6.
DI
-
-
-
7.
SLTA
22
8.
SLTP
4
-
4
9.
SD
-
-
-
Jumlah
78
22
78
6
Tabel 2.
No.
Distribusi Tenaga Berdasarkan Desember 2011
Pangkat/Golongan
Kepangkatan
sampai
dengan
Jumlah
1.
Pembina Utama Muda/ IV c
1
2.
Pembina Tk.I/ IV b
5
3.
Pembina/ IV a
6
4.
Penata Tk I/ III d
4
5.
Penata / III c
13
6.
Penata Muda TK I/III b
15
7.
Penata Muda / III a
15
8.
Pengatur Tk I/ II d
5
9.
Pengatur/ II c
3
10.
Pengatur Muda Tk I/ II b
6
11.
Pengatur Muda/ II a
3
12.
Juru / 1 c
2
Jumlah
78
7
Tabel 3. Sebaran Tenaga pada BPTP Jambi Berdasarkan pada Disiplin Ilmu sampai dengan Desember 2011 Disiplin Ilmu
Tingkat Pendidikan
No. S2 -
S1 1
1.
Ilmu Pertanian
2.
Ilmu Tanah
1
2
3.
Penyuluhan dan Pembangunan
-
-
4.
Pengelolaan SDL
1
-
5.
Teknologi Pasca Panen
1
-
6.
Pembangunan Wilayah Pedesaan
1
-
7.
Fitopatologi
1
-
8.
Agronomi
2
2
9.
Ilmu Ternak
1
-
10.
Entomologi
1
-
11.
Komunikasi Pembangunan Pertanian
1
-
12.
Agroklimatologi
-
1
13.
Manajemen
1
2
14.
Peternakan
1
-
15.
Budidaya Pertanian
1
8
16.
Social Ekonomi Pertanian
-
3
17.
Nutrisi Tanaman
-
1
18.
Biologi
-
1
19.
Bahasa Indonesia
-
1
20.
Produksi Ternak
-
2
21.
Administrasi Negara
-
1
22.
Teknologi Hasil Pertanian
1
2
23.
Teknik Pertanian
-
1
24.
Hama dan Penyakit Tanaman
-
1
25.
Pemuliaan Tanaman
-
1
16
29
Jumlah
8
Tenaga fungsional BPTP Jambi terdiri atas 28 orang peneliti, 5 orang penyuluh, 1 orang pustakawan dan 2 orang litkayasa. Sebaran dari masingmasing jabatan fungsional tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Tenaga Fungsional BPTP Jambi sampai dengan Desember 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Jabatan Fungsional Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Penyuluh Pertanian Madya Penyuluh Pertanian Muda Penyuluh Pertanian Pertama Pustakawan Litkayasa Jumlah
Jumlah 8 10 10 1 1 3 1 2 36
2.1.2. Daftar Kenaikan Gaji Berkala Daftar Kenaikan Gaji Berkala staf BPTP Jambi selama tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 2. 2.1.3. Daftar Pegawai yang Cuti, Mutasi dan Naik Pangkat Daftar pegawai yang cuti dan naik pangkat sampai Desember 2011 dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
2.2. Keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk T.A. 2011 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA T.A. 2011. Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja dalam DIPA T.A. 2011 disajikan pada Tabel 5.
9
Tabel 5. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja dalam DIPA T.A. 2011 No.
Jenis Belanja
Pagu Setelah Revisi (Rp)
Realisasi s/d Bulan Desember (Rp)
Sisa Pagu (Rp)
1.
Belanja Pegawai
3.559.716.000
3.666.016.724
(106.300.724)
2.
Belanja Barang
3.370.688.000
3.145.374.341
225.313.659
3.
Belanja Modal
581.004.000
570.233.500
10.770.500
7.511.408.000
7.381.624.565
129.783.435
Jumlah
2.3. Umum 2.3.1. Surat menyurat Rincian surat masuk dan keluar pada tahun 2011 disajikan pada Tabel 6 Tabel 6. Jumlah Surat Masuk dan Keluar per 31 Desember 2011 No.
Jenis Surat
Masuk
Keluar
1140
633
1.
Biasa
2.
Penting
-
-
3.
Rahasia
-
-
Jumlah
1140
633
2.3.2. Fasilitas Fasilitas yang dikelola BPTP Jambi meliputi bangunan kantor, rumah dinas, fasilitas lapang/mesin pertanian, laboratorium diseminasi dan fasilitas pendukung lainnya yaitu kendaraan roda dua, kendaraan roda empat dan komputer. Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia disajikan dalam Tabel 7 sampai Tabel 13.
10
Tabel 7. No.
Keadaan Bangunan Kantor yang Dikelola BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011
Jenis Bangunan
Lokasi
Unit
Luas
1.
Kantor
Kotabaru
1
970 m2
2.
Kantor
Sungai Tiga
1
1.070 m2
2
2.040 m2
Jumlah
Tabel 8. Jenis dan Jumlah Rumah Dinas BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011 No.
Jenis Rumah Dinas
Satuan
Lokasi
Jumlah
Kotabaru
Sungai Tiga
1.
Type 50
Unit
4
-
4
2.
Type 54
Unit
-
5
5
3.
Type 70 - guest house - Rumah dinas
Unit Unit
4
1 4
1 8
Unit Unit
1 1
-
1 1
10
10
20
4.
Type 120 -. Mess/Sweet home - Rumah Kepala Balai Jumlah
Tabel 9. Daftar Alat Lapangan/Mesin Pertanian di BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011 No. Jenis Alat
Type/Merk Dagang
Sumber perolehan
Jumlah
Kondisi
3
4
5
6
TPA.100
ARMP-II Jambi
1
Baik
P2KP3 Jambi
1
Baik
1
2
1.
Power Threser
2.
Power Threser
3.
Pompa Air
Yamaha/ SE 80
ARMP-II Jambi
1
Baik
4.
Mini Drying
-
ARMP-II Jambi
1
Baik
5.
Corn Sheler
Pj. 700
ARMP-II Jambi
1
Baik
6.
Corn Sheler
-
P2KP3 Jambi
1
Baik
11
Tabel 9. (lanjutan) 1 2
3
4
5
6
7. Box pengering
-
ARMP-II Jambi
1
Baik
8. Altimeter
-
ARMP-II Jambi
2
Baik
9. Refraktor
-
ARMP-II Jambi
1
Baik
10. Generator
-
ARMP-II Jambi
3
Baik
11. Alat pemotong rumput 12. Mouisture Tester
-
Pembelian
2
Baik
-
ARMP-II Jambi
1
Baik
13. Vacum Frying
-
P2KP3 Jambi
1
Baik
Tabel 10. Daftar Alat Laboratorium di BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011 No.
Nama Alat/Bahan
Jumlah
1
2
3
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Analytical Balance Desicator Digestion and Destillaton System Oven Fume Hood Laboratory Mill Hot Plate With Stirrer Binocular Microscope Moisture Tester Mortar With Pestle Muffle Furnace Stereo microscope pH Meter For Field (Soil) pH / MV / EC Meter Orbital Shaker Sieve ( Soil) Soil Hydrometer Top Loading Balance 4 Decimal Top Loading Balance Vacum Pump
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 12
Tabel 10. (lanjutan) 1 2 21. UV/VIS Spectrometer 22. Vortex Mixer 23. Autostill (Water Distillation) 24. Pipet Tetes (Dropping Pipete) 12 cm 25. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 1 ml 26. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 2 ml 27. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 5 ml 28. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 10 ml 29. Pipet Takar ( Measuring Serological) 0,1 ml 30. Pipet Takar ( Measuring Serological) 0,2 ml 31. Pipet Takar ( Measuring Serological) 0,5 ml 32. Pipet Takar ( Measuring Serological) 2 ml 33. Pipet Takar ( Measuring Serological)10 ml 34. Pipet Takar ( Measuring Serological) 25 ml 35. Pipet Gondok (Volumetric) 0,5 ml 36. Pipet Gondok (Volumetric) 1 ml 37. Pipet Gondok (Volumetric) 2 ml 38. Pipet Gondok (Volumetric) 5 ml 39. Pipet Gondok (Volumetric) 10 ml 40. Pipet Gondok (Volumetric) 25 ml 41. Flask Erlemeyer (Standar) 30 ml 42. Flask Erlemeyer (Standar) 50 ml 43. Flask Erlemeyer (Standar) 100 ml 44. Flask Erlemeyer (Standar) 250 ml 45. Flask Erlemeyer (Standar) 500 ml 46. Flask Erlemeyer (Standar) 1000 ml 47. Flask Erlemeyer (Standar) 2000 ml 48. Labu Kjedhal 50 ml 49. Labu Kjedhal 100 ml 50. Labu Kjedhal 250 ml 51. Labu Kjedhal 500 ml 52. Labu Didih (Boiling Flask) 50 ml (round bottom) 53. Labu Didih (Boiling Flask) 100 ml (round bottom) 54. Labu Didih (Boiling Flask) 300 ml (round bottom) 55. Labu Didih (Boiling Flask) 500 ml (round bottom) 56. Labu Didih (Boiling Flask) 50 ml (Flat Bottom)
3 1 1 1 10 5 5 3 2 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 3 5 5 15 15 4 3 1 3 3 3 3 5 5 5 3 5
13
Tabel 10. (Lanjutan) 1 2 57. Labu Didih (Boiling Flask) 100 ml (Flat Bottom) 58. Labu Didih (Boiling Flask) 300 ml (Flat Bottom) 59. Labu Didih (Boiling Flask) 500 ml (Flat Bottom) 60. Gelas Ukur (Clynder) 5 ml 61. Gelas Ukur (Clynder) 10 ml 62. Gelas Ukur (Clynder) 25 ml 63. Gelas Ukur (Clynder) 50 ml 64. Gelas Ukur (Clynder) 100 ml 65. Gelas Ukur (Clynder) 250 ml 66. Gelas Ukur (Clynder) 500 ml 67. Buret 10 ml 68. Buret 25 ml 69. Buret 50 ml 70. Corong (Funel/Glass) 75 od/ml 71. Corong (Funel/Glass) 100 od/ml 72. Tabung Reaksi (Test Tube) With Rim (16x125) 73. Tabung Reaksi (Test Tube) Without Rim (16x125) 74. Tabung Centrifuce (Conical Palin 16.5x105) 10 ml 75. Tabung Centrifuce (Conical Palin 16.5x115) 10 ml 76. Gelas Piala (Beaker) 30 ml 77. Gelas Piala (Beaker) 50 ml 78. Gelas Piala (Beaker) 100 ml 79. Gelas Piala (Beaker) 250 ml 80. Gelas Piala (Beaker) 500 ml 81. Gelas Piala (Beaker) 1000 ml 82. Botol Tetes (Botle Incubation) 100 ml 83. Botol Tetes (Botle Incubation) 300 ml 84. Cawan Porselin 50 ml 85. Lumpang dan Alu 21 cm 86. Botol Semprot (Wash Botle) 250 ml 87. Botol Semprot (Wash Botle) 500 ml 88. Botol Semprot (Wash Botle) 1000 ml 89. Karet Hisap ( Piptete Filter) 10 ml 90. Karet Hisap ( Piptete Filter) 100 ml 91. Karet Pipet (Silicon Rubber Bulb) 1 mm 92. Karet Pipet (Silicon Rubber Bulb) 2 mm 93. Karet Pipet (Silicon Rubber Bulb) 5 mm 94. Corong (Funnel)/plastic 60 mm 95. Corong (Funnel)/plastic 80 mm
3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 7 1 1 1 10 3 50 50 15 10 5 5 5 5 5 3 3 3 5 6 2 2 2 2 2 5 5 5 2 10 14
Tabel. 10. (Lanjutan) 1 2 96. Corong (Funnel)/plastic 120 mm 97. Rak Tabung Reaksi (Stailes Stell) 98. Rak Tabung Reaksi (Wood Stell) 99. Rak Pipet Takar 1 Pipette Stand 100. Gelas Pengaduk Strring Rods 200x6 mm 101. Gelas Pengaduk Strring Rods 250x6 mm 102. Gelas Pengaduk Strring Rods 300x6 mm 103. Penangas Air (Water Bath) Cap 14 liters 104. Centrifuge cap. 12 tube centrifuge 10 ml 105. Pengocok 410x410x325 mm 106. Tungku Pembakar 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132.
Kasa Pemanas Segi Tiga Pemanas Gas LPG Pipa Gas spiral Pipa Gas biasa Cawan Alumunium Botol Zat Brush Cleaning Bottle Tabung Film Tabung Centrifuse Corong Glass Rak Tabung Reaksi Buret Statif + Tiang Flamephotometer Clamp Botol Kertas Saring Kertas Lakmus Kertas Tissu Baju Labor Racun Api UPS Kulkas Blender Masker Portabel Electric Automatic steroclave
3 2 2 4 2 10 10 10 1 1 1 6 6 6 2 1 2 24 6 5 100 10 5 4 1 2 1 4 5 10 10 2 2 1 2 1 2 1 15
Tabel 10. (Lanjutan) 1 2 133. Conector T pipa gas 134. Clamp pipa gas 135. Ember 136. Baskom sedang 137. Baskom kecil 138. Thermometer 139. Timer/Stopwach 140. Petridis Ukuran 100 – 150 mm 141. Tabung Reaksi Tutup Ulir 142. Rak Tabung Reaksi 143. Thermohydro Meter
3 4 12 5 5 5 3 2 4 20 4 2
144. Disecting Set + Tes
1
145. Knife Set
3
146. Digital Dispensette
1
147. Pipet Gondok
5
148. Test Tube Standar + Tutup
200
149. Test Tube Standar Tanpa Tutup
200
150. Density Hidrometer
1
151. Labu Takar + Tutp 100 ml
6
152. Labu Takar + Tutp 1000 ml
6
153. Botol Zal + Tutup Bening
10
154. Test Tube Rak 24 Lubang Stainless
10
155. Micro Pipet 1 ml
10
156. Pipet Tetes
100
157. Rak Pengering Tanah
1
158. Rak Pengering Alat
1
159. Wadah Tanah Bambu
10
150. Almari Alat Kayu
3
151. Galon Air Palstik
6
152. Kursi Lab Tinggi
6
153. Kursi Lab Standar
6
154. Dispensette Easy Calibration 25 ml
1
155. Oven Listrik
1
16
Tabel 10. (Lanjutan) 1
2
3
156. Silica Gel
5
157. Hot Plate Stirrer
1
158. Kjedhal Digestion Set
1
159. Alat Instalasi Listrik
1
160. Kulkas
1
161. Kompor Gas
1
162. Tabung Gas
1
163. Thermometer Digital
1
164. Enkas
1
165. Exhaouse Fan
1
166. Labu takar tutup 1000 ml
10
167. Labu takar tutup 500 ml
10
168. Labu takar tutup 250 ml
15
169. Labu takar tutup 100 ml
25
170. Dispensete 10 ml
2
171. Kaca mata tahan zat kimia
2
172. Botol zat coklat 1000 ml
5
Tabel 11. Fasilitas Komputer pada BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011 No.
Jenis Komputer
Baik
Rusak
Jumlah
1.
Desk Top / PC
30
4
34
2.
Lap Top
9
1
10
17
Tabel 12. Daftar Alat Diseminasi dan Audio Visual di BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011 No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Alat 2 LCD Project/In Focus LCD Project/In Focus TV 29” TV 32” Screen
Type/Merk Dagang
Sumber/ Perolehan
Jumlah
Kondisi
3 Sony
4 APBN
5 2
6 Baik
Toshiba
APBN
1
Baik
Panasonic LG BRETFORD/ 1007-M TOA/ WM 270, TOA/ZW 770 Canon E0388
sda sda sda
2 1 1
Baik Baik Baik
sda
3
Baik
ARMP II Jambi DIPA TA 2007 DIPA TA 2007 DIPA TA 2009 DIPA TA 2009
1
Baik
1
Baik
1
Baik
1
Baik
1
Baik
7.
Wireless Microphone (Mic + Amplifire) Camera
8.
Camera Photo
9.
Handycam
Sony
10.
Handycam
Sony
11.
Camera
Sony
Nikon/D40
Tabel 13. Kendaraan Bermotor BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011 No.
Jenis Kendaraan
Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
Jumlah
1.
Roda 2
8
-
-
8
2.
Roda 4
5
-
-
5
Jumlah
13
-
-
13
18
III. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan yang dibiayai dari dana Proyek Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian T.A. 2011 kegiatan pengkajian dan kegiatan diseminasi yaitu meliputi kegiatan SLPTT, UPBS, M-P3MI, M-KRPL, FEATI, PUAP, RISTEK, Pengkajian Kompetitif, Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi Jambi, Visitor Plot, Pameran/expose, Pengelolaan Website dan Pengembangan Pustaka Digital. Hasil kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan pada T.A. 2011 tersebut adalah sebagai berikut: 3.1.
Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman (SL-PTT) Padi, Jagung & Kedelai di Provinsi Jambi
Terpadu
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat didunia, setelah Negara Cina, India dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka ketahanan pangan nasional merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mewujudkan stabilitas politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi padi sebesar 70,60 juta ton GKG. Sampai tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun. Salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mencapai target produksi tersebut adalah peningkatan produktivitas melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi melakukan pendampingan SL-PTT Padi, Jagung dan Kedelai dalam bentuk; koordinasi/sosialisasi, pengujian Varietas Unggul Baru (VUB)/display VUB, demonstrasi usahatani (Demfarm), temu lapang dan pelatihan/nara sumber, penyediaan materi penyuluhan/media cetak. Tujuan
pendampingan
SL-PTT
oleh
BPTP
Jambi
adalah
untuk;
Memasyarakatkan PTT padi, jagung dan kedelai dalam mencapai target produksi padi > 10%, jagung > 15% dan Kedelai > 5 % dengan melakukan koordinasi/sosialisasi, pengujian Varietas Unggul Baru (VUB)/display VUB, demonstrasi usahatani (Demfarm), temu lapang dan pelatihan/nara sumber, penyediaan materi penyuluhan/media cetak dan elektronik.
19
Keluaran yang diharapkan dari pendampingan adalah Memasyarakatnya PTT padi, jagung dan kedelai dalam
mencapai target produksi padi > 10%,
jagung > 15% dan Kedelai > 5 %, Terlaksananya pengawalan pelaksanaan SLPTT
padi,
jagung
dan
kedelai
melalui
pengujian
VUB,
Demfarm,
Pelatihan/Narasumber, Temu lapang, pemberian materi teknologi melalui media cetak dan elektronik. Metodologi : Pelaksanaan pendampingan adalah melakukan sosialisasi / koordinasi dengan dinas / instansi terkait, kelompok tani dengan pendekatan partisipatif, agroekosistem, agribisnis, pendampingan dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Pendampingan padi inbrida 1.212 unit terdapat pada 10 kabupaten/kota, sedangkan pendampingan padi hibrida 90 unit terdapat pada 4 kabupaten dan pendampingan padi ladang 300 unit terdapat pada 5 kabupaten. Jumlah pendampingan kedelai 330 unit LL tersebar di 8 Kabupaten. Alokasi pendampingan yang banyak terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Kedua kabupaten ini merupakan daerah sentra produksi kedelai, disamping Kabupaten Tebo.Sedangkan, jumlah pendampingan jagung hibrida sebanyak 60 unit LL tersebar di 6 Kabupaten. Setiap kabupaten kota ditempatkan satu koordinator wilayah (korwil) dengan angota 3 orang. Alokasi pendampingan yang banyak terdapat di Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Bungo, yang merupakan daerah sentra produksi jagung di Provinsi Jambi. VUB dan Demfarm padi inbrida yang diuji Inpari 3, Inpari 8, Inpari 10, Inpari 13, Inpara 3, Inpara 5 dan Mekongga. VUB/Demfarm kedelai yang diuji Anjasmoro dan jagung Bima 3 dan 14. VUB padi gogo yang diuji Inpago 4, Inpago 5 dan Inpago 6.
20
Hasil Pendampingan
Sosialisasi dan koordinasi dilaksanakan di tingkat
provinsi dan 10 kabupaten kota. Sosialisasi dijelaskan mekanisme, bentuk dan metode pendampingan oleh BPTP. Sedangkan pada kegiatan koordinasi menyangkut pelaksanaan SL-PTT secara keseluruhan seperti bulan tanam, sumber dan distribusi benih.
Disamping itu, juga dilaksanakan rapat-rapat
koordinasi mengenai pencapaian target produksi melalui kegiatan SL-PTT. Hasil VUB Inpari 8, Inpari 10 masing-masing 5,53 t/ha, 5,33 t/ha dan 5,37 t/ha GKP. Sedangkan hasil Demfarm varietas Inpari 10, Inpari 13 dan Inpara 5 masingmasing 5,30 t/ha, 6,38 t/ha dan 5,76 t/ha GKP. Kondisi tanaman di kedua kabupaten ini adalah pada saat musim kemarau. Rata-rata produktivitas kedelai Anjasmoro 1,4 t/ha. Pelatihan / Nara sumber 6 kali tingkat provinsi (PL-II) dan 18 kali tingkat kabupaten (PL-III). Materi pelatihan / nara sumber merupakan permintaan langsung oleh provinsi dan kabupaten diantaranya: Teknologi Persemaian dan Teknik Pertanaman serta Teknik Produksi Padi, Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Air Untuk Untuk Tanaman Pangan, Pemupukan Berimbang dan tata Cara Menghitung Campuran Pupuk Majemuk, Peranan BPTP dalam Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT , Kebijakan Penelitian Kedelai Badan Litbang Pertanian, Manajemen Teknologi Budidaya Padi dan Perubahan Iklim, Kajian Ekonomi Penangkaran Benih dan pengembangan Padi dan Teknologi budidaya jagung dan kedelai. Temu Lapang dilaksanakan 6 (enam) kali yaitu ; 2 kali di Sarolangun dan Muaro Jambi serta 1 kali di Batang Hari dan Kerinci. Temu lapang dihadiri oleh Bupati, wakil Bupati, Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, Badan Pelaksana Penyuluh, BP3K, Penyuluh, kelompok tani dan petani. Jumlah peserta temu lapang di setiap kabupaten berkisar 100 – 125 orang. Media
cetak
bahan
penyuluhan
bagi
penyuluh
berupa
booklet
juknis
pendampingan SL-PTT padi, jagung dan kedelai 200 eks. Leaflet Keuntungan tananam jajar legowo dan Teknologi Produksi Kedelai maing-masing 100 eks. Buku saku Diskripsi VUB padi, jagung dan kedelai dan Cara mengendalikan wereng coklat masing-masing 250 eks. Disamping itu diseminasi SL-PTT juga dilakukan melalui media elektronik dengan melakukan dialog interaktif di TVRI Jambi.
21
3.2. Pengembangan Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) Salah satu komponen teknologi yang nyata meningkatkan produktivitas adalah benih unggul, namun penggunaan benih unggul tanaman padi relatif masih rendah dijumpai di tingkat petani. Penyebab rendahnya penggunaan benih bermutu di tingkat petani adalah; tidak cocoknya suatu varietas yang dianjurkan kepada petani, mutu benih yang didistribusikan rendah, benih yang tersedia tidak sesuai dengan luasan areal tanam, tersedianya benih sering terlambat dari jadwal tanam dan benih yang bermutu masih dianggap mahal oleh petani. Akibat dari semua permasalahan tersebut petani menggunakan benih yang berasal dari pertanaman sebelumnya yang tidak memenuhi mutu benih bersertifikat. Tujuan kegiatan UPBS adalah: (1) Memproduksi benih padi , (2) Meningkatkan produktivitas padi. Keluaran kegiatan UPBS adalah: (1) Benih padi sawah 30 ton, (2) Produktivitas sawah meningkat > 5 t/ha. Kegiatan UPBS pada tahun 2011 dilaksanakan di kabupaten Bungo, Kerinci, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Sarolangun. Provinsi Jambi. Kegiatan UPBS dilaksanakan mulai bulan April – Desember 2011. Paket teknologi yang diterapkan adalah teknologi produksi/perbanyakan benih sumber padi sawah mengacu kepada pedoman umum produksi benih sumber padi Badan Litbang Pertanian (2007). Kegiatan UPBS di Kabupaten Bungo dilaksanakan di Desa Sari Mulya Kecamatan Jujuhan dengan luas 2 ha. Varietas yang digunakan adalah Inpari 13 (FS/label putih). Penanaman dilaksanakan pada tanggal 4 April 2011 dan panen dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2011. Produksi benih Inpari 13 yang diperoleh adalah 3.850 kg (SS/label ungu). Kegiatan UPBS di Kabupaten Kerinci dilaksanakan di desa Kubang Gedang kecamatan Depati III Kabupaten Kerinci dimulai pada bulan Juli – Nopember 2011. Varietas yang digunakan adalah Inpari 10 (SS/label ungu) seluas 1 ha bekerjasama dengan Kelompok Tani Al-Kahfi. Penanaman dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2011 dan panen dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2011. Benih yang dihasilkan dari kegiatan UPBS Kerinci adalah sejumlah 2 ton (ES/label biru).
22
Kegiatan UPBS di kabupaten Batanghari dilaksanakan di desa Lubuk Ruso (2 ha) bekerjasama dengan kelompok tani Suko Tani II dan BI Sukajaya (1 ha) di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Varietas yang digunakan di desa Lubuk Ruso adalah Inpara 5 (SS/label ungu) dan Indragiri (SS/label ungu), di BBI Sukajaya menggunakan varietas dan Inpara 3 (FS/label putih). Penanaman di Lubuk Ruso dilaksanakan pada tanggal 23 Nopember 2011, umur tanaman pada saat ini 35 hari setelah tanam (HSS) dan di BBI Sukajaya penanaman dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2011. Kegiatan UPBS di kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan di desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu seluas 5 ha. Varietas yang digunakan adalah Ciherang (FS/label putih). Lahan yang digunakan adalah jenis lahan rawa lebak tengahan. Penanaman sudah dilaksanakan pada tanggal 16 Nopember 2011, namun pada musim hujan lahannya tergenang.
Kegiatan
UPBS
di
kabupaten
Sarolangun
dilaksanakan
di
desa
Temanggung Kecamatan Limun seluas 1 ha. Varietas yang digunakan adalah varietas Inpari 4 (SS/label ungu). Penanaman sudah dilaksanakan pada tanggal 30 Nopember 2011. Kegiatan UPBS di kabupaten Tanjung Jabung Barat dilaksanakan di desa Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan seluas 3 ha. Varietas yang digunakan adalah varietas Inpara 5 (SS/label ungu). Persemaian sudah dilaksanakan pada tanggal 8
23
Desember
2011.
Rencana
penanaman
akan
dilaksanakan
pada
akhir
Desember 2011. 3.3. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) di Provinsi Jambi M-P3MI adalah suatu Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi. M-P3MI merupakan suatu modus kegiatan diseminasi melalui suatu percontohan kongkrit dilapang. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan peragaan inovasi yang dilakukan meliputi aspek teknis dan aspek kelembagaan. Tujuan kegiatan M-P3MI untuk mempercepat arus diseminasi teknologi, memperluas spektrum atau jangkauan sasaran penggunaan teknologi berbasis kebutuhan pengguna dan meningkatkan kadar adopsi teknologi inovatif serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis kedalam tiga fase yang masingmasing terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, dimulai dari fase inisiasi model (penentuan
lokasi,
identifikasi
permasalahan,
perancangan
model
dan
Implementasi model), fase pengawalan teknologi (identifikasi komoditas unggulan, peningkatan
IP
dan
nilai
tambah,optimalisasi
penggunaan
sumberdaya
pertanian,meningkatkan kelembagaan pendukung) dan fase pengembangan. Kegiatan M-P3MI dilaksanakan di Kabupaten Batang Hari
yang
merupakan sentra pengembangan komoditas padi. Penentuan lokasi merupakan hasil rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten Batang Hari yaitu Desa Rantau Kapas Tuo, desa ini memenuhi kriteria untuk penerapan M-P3MI. Desa ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi lahan rawa lebak di Kabupaten Batang Hari dan secara fisik mempunyai cukup air untuk berusaha tani dan mempunyai Poktan yang cukup dinamis, disamping itu juga merupakan desa yang sudah ada kegiatan-kegiatan pengkajian baik itu kegiatan dari Pemda sendiri maupun kegiatan dari Kementrian Pertanian seperti SLPTT, PUAP dll. Hasil Identifikasi menunjukkan bahwa komoditas unggulan didesa ini adalah padi rawa lebak yang dalam hal ini masih diusahakan masyarakat sekali dalam setahun dengan teknologi masyarakat setempat. Disamping itu desa ini
24
memiliki lahan perkebunan yang cukup luas (karet dan kelapa sawit), yang merupakan perkebunan rakyat yang belum disentuh oleh teknologi. Perancangan model didasarkan pada hasil identifikasi potensi, masalah dan peluang pengembangan pertanian. Orientasi perancangan model berbasis komoditas unggulan yaitu padi rawa lebak, diversifikasi usaha dan komoditas existing (karet).
Penyusunan model diawali dengan penataan komoditas unggulan (padi). Inovasi yang diperkenalkan mencakup inovasi teknologi dan kelembagaan. Wilayah ini sangat cocok untuk menerapkan teknologi minapadi, disamping hanya memiliki IP 1, wilayah ini merupakan lahan rawa yang memiliki cukup air sepanjang tahun. Diharapkan dengan adanya teknologi ini dapat membangkitkan minat masyarakat untuk menerapkan teknologi mina padi dan meningkatkan Indek Pertanaman menjadi 2 kali dalam setahun (IP 2). Inovasi teknologi yang akan diterapkan untuk pertanaman padi adalah: Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Komponen teknologi yang akan diterapkan dalam PTT adalah teknologi dasar dan pilihan. Komponen dasar akan diterapkan pada kegiatan M-P3MI ini, sedangkan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi setempat.
25
1. Benih padi digunakan varietas unggul lahan rawa yaitu Inpara 5 2. Benih bermutu dan berlabel 3. Penanaman dengan menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 4 : 1 4. Pemupukan spesifik lokasi dengan menggunakan rekomendasi pemupukan atau penggunaan rekomendasi PUTS 5. Melakukan pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 6. Penanganan Panen dan Pascapanen secara tepat Pengelolaan Mina Padi Teknologi mina padi dimasukan sebagai salah satu inovasi pada kegiatan M-P3MI, karena lokasi ini mempunyai air yang cukup. Teknologi ini merupakan suatu kegiatan pertanian yang memadukan budidaya ikan dengan budidaya padi sawah. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan seperti: petani akan mendapatkan tambahan penghasilan dari ikan tanpa mengurangi pendapatan dari padi, meningkatkan produksi tanaman padi, meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan, tanaman padi menjadi lebih terkontrol, memenuhi kebutuhan protein hewani. Adapun jenis-jenis inovasi yang diterapkan pada kegiatan M-P3MI tahun 2011 pada komoditas unggulan dan komoditas existing seperti Tabel dibawah ini. Tabel 14 . Jenis Inovasi Teknologi pada kegiatan M-P3MI tahun 2011. No.
Komoditas
Inovasi Teknologi
1.
Padi
- Penerapan komponen PTT Padi - Pengelolaan teknologi mina padi - Implementasi sistem kelembagaan dan usaha agribisnis padi - Penyelenggaraan sistem Informasi melalui media cetak/elektronik
2.
Karet
-
Penerapan teknologi pembibitan karet Penerapan teknologi pemupukan Penerapan teknologi pengendalian JAP Penerapan teknologi penyadapan Penerapan teknologi pengolahan hasil Implementasi sistem kelembagaan dan usaha agribisnis - Penyelenggaraan sistem Informasi melalui media cetak/elektronik
26
3.4.
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) Kementerian Pertanian menyusun
suatu konsep yang disebut dengan
“Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rumah Pangan Lestari adalah rumah yang memanfaatkan pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin
kesinambungan
persediaannya
dengan
tetap
memelihara
dan
meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah: (a) Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos, (b) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam suatu kawasan dan (c) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Hasil kegiatan M-KRPL di BPTP Jambi dimulai pada T.A. 2011, yang terdiri dari satu unit kegiatan. M-KRPL dilaksanakan di Desa Pudak dalam rangka mensukseskan kegiatan Kunjungan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 9 Februari 2012 di Provinsi Jambi, dimana Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi menetapkan Desa Pudak sebagai suatu kawasan Pertanian Terpadu yang terdiri dari tanaman pangan, palawija, M-KRPL dan perikanan. Telah dilakukan koordinasi, sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan dari bulan September 2011, bekerjasama dengan dinas dan instansi terkait tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa. Kegiatan dilakukan secara terpadu antar dinas dan instansi terkait lainnya. Pada tingkat lapangan pelaksanaan kegiatan melibatkan tenaga penyuluh lapangan sebanyak 8 (delapan) orang yang berada pada kantor BP3K Kecamatan Kumpeh Ulu, penggerak PKK Kecamatan Kumpeh Ulu dan Desa Rawa Pudak serta Pokja III PKK Kecamatan Kumpeh Ulu. M-KRPL berada pada satu desa/kawasan terdiri dari 4 (empat) Rukun Tetangga (RT), yaitu RT: 10, 11, 19
27
dan 20, melibatkan ± 92 kepala keluarga dengan rumah contoh 8 (delapan) buah. Dari delapan buah rumah contoh terdapat tiga Kebun Bibit Desa (KBD) dan dua rumah lengkap dengan model kandang ayam dan kolam ikan. Ada 2 rumah yang memiliki kandang sapi an 1 rumah yang memiliki kandang kambing.
Pada KBD ditanam sayuran mentimun (Pluto, Mars dan Saturnus), kacang panjang (KP1), cabai (Lembang 1 dan Tanjung 1), bayam (giti hijau dan giti merah), kangkung (sutera), caisin (LV-145) semua benihnya berasal dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Melon dan Semangka berasal dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok. Disamping tanaman sayuran dan buah tersebut juga ditanam beberapa jenis sayuran yang sumber bibitnya berasal dari swasta, seperti : pakcoi, selada, kaylan, cabai rawit, terung, sawi, seledri, pare dan gambas. Disamping tanaman sayuran dan tanaman buah juga dilakukan penanaman tanaman obat keluarga (toga) dan tanaman sirsak sebanyak 50 batang, yang ditanam pada 8 rumah contoh dan kawasan perumahan lainnya. Disamping tanaman pada bedengan juga dilakukan penanaman pada pollybag dan bambu. Tanaman KBD dilakukan pada bedengan dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak, terutama untuk tanaman sayuran penghasil buah (kacang panjang, mentimun dan cabai) pada halaman pekarangan yang lebih luas, sedangkan tanaman pada pollybag dilakukan untuk pekarangan yang relatif sempit dan pekarangan dengan ukuran sedang-luas juga ditambahkan kolam ikan dan kandang ayam disamping penanaman tanaman sayuran, toga dan tanaman hias. 28
3.5.
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) / Farmers Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI) Program P3TIP / FEATI
bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas,
pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi untuk mengembangkan usaha agribisnis dan mengembangkan kemitraan dengan sektor swasta. Program P3TIP / FEATI dilaksanakan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2011 Kegiatan dituangkan anggaran
dalam Program Ketahanan Pangan dan termasuk Pengembangan
P3TIP / FEATI dalam
mata
Jaringan IPTEK Diseminasi dan Jaringan Umpan
Balik. 3.5.1.
Advokasi Hasil Kegiatan FEATI ke Stakeholder Merangin dan Tanjung Jabung Barat
di Kabupaten
Pelaksanaan program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) atau Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI) telah berjalan selama 5 (lima) tahun. Dalam kurun waktu tersebut berbagai kegiatan telah dilaksanakan, baik dalam bentuk workshop (pertemuan), pelatihan, demonstrasi teknologi maupun kegiatan diseminasi lainnya dalam rangka transfer teknologi dan pembelajaran kepada petani FMA. Kegiatan Advokasi hasil kegiatan FEATI ke stakeholder bertujuan untuk melihat adopsi teknologi hasil Litkaji BPTP oleh penyuluh dan petani FMA dilokasi FEATI serta untuk mendapatkan kendala dan permasalahan
yang
dihadapi penyuluh dan petani dalam mengadopsi teknologi hasil Litkaji BPTP Jambi. Kegiatan ini dilaksanakan dikabupaten pelaksana program FEATI yakni di Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan peserta terdiri dari petani FMA dan penyuluh pertanian yang bertugas di lokasi desa FMA, disamping itu dihadiri juga oleh tim FEATI dari BPTP Jambi serta tim FEATI dan Konsultan FEATI masing-masing kabupaten. Kegiatan Advokasi dilaksanakan dalam bentuk pertemuan dengan pendekatan partisipatif, sedangkan materi yang disampaikan oleh nara sumber merupakan intisari dari berbagai kegiatan FEATI
29
yang telah dilaksanakan selama periode 2007 - 2011 oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi maupun oleh Tim FEATI Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi serta paparan materi yang disajikan dalam kegiatan Advokasi, diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan FEATI telah memberikan manfaat dan dampak yang signifikan dalam meningkatkan produktifitas usahatani dan pendapatan para petani. Secara umum dampak
pelaksanaan kegiatan FEATI menunjukkan
peningkatan dalam hal: (i) adanya partisipasi masyarakat dalam kajian agribisnis untuk menentukan pembelajaran, (ii) petani telah menerapkan inovasi teknologi spesifik lokasi, (iii) petani telah menerapkan hasil pembelajaran dalam agribisnisnya, (iv) perempuan terlibat secara langsung dalam kegiatan FMA dan penyusunan anggaran pembelajaran serta (v) semakin terciptanya kemitraan dan jalinan koordinasi yang baik antara peneliti, penyuluh dan petani. 3.5.2. Temu Tugas Dalam Pelaksanaan Aktifitas FMA di Kabupaten Merangin Peningkatan kemampuan petani dalam Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI) dilakukan melalui kegiatan Farmer Managed Extension Activities (FMA) yaitu penyelenggaraan kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh petani yang merupakan wahana pembelajaran petani. BPTP Jambi dalam pelaksanaan P3TIP/FEATI di kabupaten Merangin mempunyai peran mendukung dan melaksanakannya secara sinkron dan bersinergi dengan pelaksanaan FMA di Kabupaten. Untuk itu dilakukan kegiatan Temu Tugas dalam Pelaksanaan Aktifitas FMA di Kabupaten. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendukung pelaksanaan FMA di kabupaten melalui kegiatan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan FMA, penentuan desa Scalling
UP bersama pelaksana FEATI Kabupaten/BPP dan FMA dan
memperoleh umpan balik dari petani FMA dan pihak terkait lainnya terhadap kegiatan BPTP dan teknologi yang dihasilkan BPTP dalam kegiatan FEATI Pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan partisipatif dan metode klasikal (tatap muka dan diskusi). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2011 di Bangko, Kabupaten Merangin. Tahap kegiatan meliputi koordinasi dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten,
30
Penyuluh dan pengurus FMA dan pelaksanaan Temu Tugas dalam pelaksanaan aktifitas FMA. Hasil kegiatan Temu Tugas dalam pelaksanaan aktifitas FMA merumuskan Rencana tindak lanjut di kabupaten Merangin diupayakan untuk mensinkronkan dan menciptakan sinergi kegiatan FMA di Kabupaten, terutama dalam hal menentukan lokasi desa Scalling UP. Pada pelaksanaan Temu Tugas telah disampaikan 4 materi yang mendukung materi yang menunjang kegiatan P3TIP di kabupaten Merangin.
3.5.3. Workshop Pengembangan Scaling-up Inovasi Teknologi FMA Kabupaten Tanjung Jabung Barat
di
Peningkatan kemampuan petani dalam Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI) dilakukan melalui kegiatan Farmer Managed Extension Activities (FMA) yaitu penyelenggaraan kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh petani yang merupakan wahana pembelajaran petani. BPTP Jambi dalam pelaksanaan P3TIP/FEATI di kabupaten Tanjung Jabung Barat
mempunyai peran mendukung dan melaksanakannya
secara sinkron dan bersinergi dengan pelaksanaan FMA di Kabupaten. Sasaran akhir dari kegiatan di FMA adalah terbentuknya usahatani yang berorientasi pada skala agribisnis. Dalam hal ini terjadi peningkatan skala usaha (scaling-up) agribisnis
secara
bertahap
melalui
pembelajaran
FMA
dalam
rangka
meningkatkan efisiensi usaha dan standar produk yang diatur berdasarkan
31
permintaan pasar secara berkelanjutan. Peningkatan skala FMA meliputi; peningkatan kuantitas, peningkatan kualitas, peningkatan kelembagaan dan kemitraan. Untuk itu BPTP Jambi melakukan kegiatan Workshop Pengembangan Scaling-up Inovasi Teknologi FMA di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman petani/penyuluh tentang konsep Scaling-up dan dapat diterapkan di FMA, (2) mendukung pelaksanaan FMA di kabupaten dalam perencanaan, pelaksanaan FMA, merumuskan FMA yang di scalin-up bersama pelaksana FEATI Kabupaten/BPP dan FMA serta (3) memperoleh umpan balik dari petani FMA dan pihak terkait lainnya terhadap kegiatan BPTP dan teknologi yang dihasilkan BPTP dalam kegiatan FEATI Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan metode klasikal (tatap muka dan diskusi). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 9 November 2011. Tahap kegiatan meliputi koordinasi dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten, Penyuluh dan pengurus FMA dan pelaksanaan Workshop. Hasil kegiatan Workshop adalah; 1) 25 orang petani dan 25 orang penyuluh telah mendapatkan materi scaling – up dari BPTP Jambi, 2)merumuskan Rencana tindak lanjut di kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu diupayakan untuk mensinkronkan dan menciptakan sinergi kegiatan FMA di Kabupaten terutama untuk lokasi FMA yang akan discaling up, yang terdiri dari 2 UP FMA dan 3) diperoleh umpan balik dari peserta agar BPTP Jambi melakukan kegiatan pengkajian spesifik lokasi terhadap varitas padi lokal unggul untuk dilepas sebagai varitas unggul lokal dan kajian terhadap komoditas lain yang potensial.
32
3.5.4. Demonstrasi Dan Uji Coba Dalam Rangka Kegiatan ARF Dan Penyediaan Materi Inovasi Mendukung FMA Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) atau FEATI bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan tujuan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan diantaranya adalah diseminasi teknologi pertanian melalui Demonstrasi Dan Uji Coba Bersama FMA, yang bertujuan menyebarkan teknologi yang dibutuhkan FMA sehingga dapat diterapkan oleh pengguna dalam usaha tani atau pengembangan usaha agribisnis mereka, disamping itu juga dapat mengolah sendiri hasil pertaniannya. Pelaksanaan demonstrasi dan uji coba teknologi pengolahan saus cabai berkualitas ditingkat petani dilakukan disalah satu desa FMA model yang merupakan daerah pengembangan cabai di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Tujuan dari kegiatan demonstrasi dan uji coba ini adalah tersebar dan diterapkannya oleh petani teknologi pengolahan saus cabai berkualitas ditingkat petani yang sesuai standar mutu dan aman untuk dikonsumsi serta dapat mempertahankan mutu bahkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas cabai. Dalam membuat produk olahan saus cabai, kebersihan dan keamanan pangan merupakan faktor penting, karena sangat berpengaruh pada kesehatan konsumen. Oleh sebab itu perlu mengimplementasikan aturan keamanan pangan secara menyeluruh agar dapat menjamin keamanannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kegiatan ini merupakan penerapan teknologi yang sudah dikembangkan oleh BPTP Jambi dan Lembaga riset lainnya, yang kemudian didemonstrasikan diwilayah pengembangan tanaman cabai untuk mendukung pengembangan agroindustri diwilayah tersebut. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu: (1). Koordinasi dengan Pemda Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (2). Persiapan demonstrasi teknologi, (3). Pelaksanaan demonstrasi teknologi. Hasil
kegiatan
demonstrasi
memperlihatkan
bahwa:
(1).
Kegiatan
Demonstrasi dan Uji Coba Teknologi Pengolahan saus cabai berkualitas dalam rangka kegiatan A.R.F dan penyediaan materi inovasi dalam rangka mendukung FMA mendapat respon yang cukup positif dari Pemda Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan para peserta, (2). Lokasi pelaksanaan kegiatan Demonstrasi adalah di 33
Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (3). Peserta yang hadir cukup beragam dan diharapkan dapat mewakili kepentingan dari masing – masing bidang sehingga penyebaran informasi dapat berjalan efektif, (4). Teknologi Pengolahan saus cabai berkualitas yang didemonstrasikan adalah teknologi yang sudah dikembangkan oleh BPTP Jambi dengan perbaikan proses pengolahan saus cabai berkualitas dan penerapan aspek keamanan pangan dengan menggunakan analisa Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Metoda tersebut memperlihatkan bahwa saus cabai yang dihasilkan cukup berkualitas karena sudah memenuhi standar mutu SNI yaitu mempunyai warna merah cerah, rasa dan aroma normal, mempunyai pH 4.0, kadar vitamin C cukup tinggi dan serat kasar yang memenuhi kualitas. (5). Metoda ini dapat dengan mudah diterapkan oleh petani karena: hanya menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan tinggi dengan hasil yang cukup baik. Hasil kajian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh petani cabai, terutama untuk mengatasi permasalahan di lapangan dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. 3.5.5. Demontrasi Inovasi Teknologi di Kabupaten Merangin dan Tanjung Jabung Barat. Untuk memberdayakan petani pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah banyak mengeluarkan program dan kebijakan. Satu diantaranya adalah Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (FEATI). Petani akan menerapkan paket teknologi baik secara parsial maupun secara utuh, bila: (1) telah merasa yakin bahwa manfaat yang akan diperoleh lebih besar dibandingkan dengan teknologi yang selama ini mereka terapkan; (2) manfaat yang akan diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan; (3) sesuai dengan kebutuhan teknologi yang dikombinasikan dengan kondisi ekonominya dan (4) mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya. Kegiatan
bertujuan
untuk
mendemontrasikan
teknologi
yang
telah
direkomendasikan berdasarkan hasil FSA di tingkat lapangan sebagai upaya
34
mendukung pengembangan model sistem usahatani (Farmyng System) dominan yang telah diidentifikasi di wilayah desa terpilih. Kegiatan merupakan lanjutan dari tahun 2010, dilaksanakan di Desa Salam Buku Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin, mulai tahun 2010 s/d 2011. Pada tahun 2011 demonstrasi inovasi teknologi yang dilakukan merupakan lanjutan kegiatan tahun sebelumnya yaitu: (1). Budidaya tanaman sayuran kangkung organik, (2). Budidaya sayuran mentimun dan (3). Budidaya tanaman sayuran kacang panjang. Hasil tanaman disamping untuk konsumsi juga sebagai tanaman sayuran penghasil bibit. Tahap Pelaksanaan kegiatan mencakup; (a). Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL); (b). Pendekatan, menggunakan metoda Participatory on Farm Research, pelaku utama adalah Penyuluh Pendamping; (c). Materi Demonstrasi di dasarkan pada hasik FSA yang komoditas utamanya menjadi skala prioritas di tinjau dari ketersediaan teknologi dan aspek permintaan pasar; (d). Persiapan: 1. perumusan rancangan demonstrasi dan implementasinya oleh peneliti/penyuluh BPTP, 2. pembagian tugas untuk pelaksanaan demonstrasi dengan melibatkan
peneliti, penyuluh dan instansi lainnya yang terkait, 3.
penyediaan sarana dan prasarana produksi, 4. pembuatan petunjuk teknis pelaksanaan lapangan dan 5. pelatihan penyuluh/petani pelaksana; (e) sosialisasi, koordinasi dan monitoring (f). Skala luasan luas lahan untuk petak demonstrasi tanaman kangkung 20 x 20 m dan tanaman kacang panjang serta mentimun 20 x 25 m dan pengembangannya pada pekarangan masing-masing anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) yang melibatkan 36 orang anggota. (g) Temu lapang pada setiap tahapan kegiatan mengundang petani (anggota FMA dan petani sekitar desa) untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Terjadi penambahan anggota KWT 7 orang, dari 29 orang pada tahun 2010 menjadi 36 orang tahun 2011 atau meningkat 19,44% dengan penambahan lahan usahatani pada pekarangan 212 m2 atau 6,72% dan penambahan luas lahan kelompok dari 400 m2 menjadi 900 m2 atau 125%. Paket demonstrasi inovasi teknologi tanaman kangkung dibandingan dengan paket petani terdapat selisih hasil 877 ikat atau terjadi peningkatan hasil 14,32%. Paket demonstrasi memberikan keuntungan 4.841.300, B/C ratio 3,77 dan R/C ratio 4,77, sedangkan
35
paket petani diperoleh keuntungan Rp. 4.073.200, B/C ratio 3,47 dan R/C ratio 4,47. Terdapat selisih keuntungan usahatani Rp. 768.100 atau terjadi peningkatan 15,87%. Demonstrasi inovasi teknologi tanaman kacang panjang keuntungan usahatani Rp. 31.409.200 dengan B/C ratio 1,20 dan R/C ratio 2,20. Sedangkan paket petani keuntungan usahatani Rp. 26.293.400 dengan B/C ratio 1,15 dan R/C ratio 2,15. Terdapat selisih keuntungan usahatani Rp. 5.115.800 atau terjadi peningkatan 16,29%. Demonstrasi inovasi tanaman mentimun keuntungan usahatani Rp. 15.638.160 dengan B/C ratio 0,63 dan R/C ratio 1,62, sedangkan paket petani keuntungan Rp. 3.266.300 dengan B/C ratio 0,15 dan R/C ratio 1,15, terdapat selisih Rp. 12.371.860 atau terjadi peningkatan 79,11 %. Kegiatan juga dilaksanakan di Desa Makmur Jaya Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun anggaran 2011. Teknologi yang didemonstrasikan adalah budidaya cabai keriting spesifik lokasi lahan pasang surut, dengan inovasi teknologi pengelolaan lahan pasang surut, penggunaan varietas unggul, pemupukan berimbang, penggunaan MPHP, pengendalian hama dan penyakit berdasarkan konsep PHT dan penanganan panen serta pasca panen. Demonstrasi Inovasi Teknologi hasil tanam tahun 2010 di Desa Bramitam Kiri, memberikan hasil lebih baik dari paket petani, dengan hasil 5.684 kg/ha dan paket petani 4.023 kg/ha terdapat selisih 1.661 kg/ha atau terjadi peningkatan hasil 29,22 % dengan selisih jumlah panen 3 kali lebih baik hasil demonstrasi teknologi dengan B/C ratio >1. Tingginya hasil demonstrasi teknologi didukung oleh komponen hasil yang juga lebih baik seperti tinggi tanaman, jumlah cabang produktif dan jumlah panen. Kegiatan demontsrasi Inovasi Teknologi tahun 2011 di Desa Makmur Jaya Kecamatan Betara, tidak dapat dilakukan sesuai program karena
masalah
kekeringan/kemarau,
penanaman
dilakukan
pada
bulan
Nopember 2011 setelah curah hujan cukup untuk pertumbuhan tanaman. Hasil analisis usahatani cabai ditingkat petani Desa Makmur Jaya tahun 2011 dari 10 orang responden memberikan hasil 3.160 kg/ha dengan penerimaan Rp. 55.300.000 keuntungan usahatani Rp. 36.902.500/ ha, B/C ratio >1.
36
3.5.6 Workshop Antara Staf Peneliti Dan Penyuluh Di Kabupaten Dan Kecamatan Di Kabupaten Merangin Pembangunan Pertanian tidak lepas dari keberhasilan mengintegrasikan Iptek dalam program peningkatan produksi Pertanian. Peranan Sektor pertanian menunjang perekonomian Jambi sangat dominan terlihat dari besarnya tenaga kerja di sektor pertanian lebih dari 60 %, jadi sektor pertanian menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk
mengoptimalkan
sumberdaya
pertanian
adalah
dengan
menggunakan teknologi pertanian maju sesuai dengan kondisi lingkungan Jambi, oleh karena itu Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Provinsi Jambi telah banyak
menghasilkan
berbagai
teknologi
spesifik
lokasi
namun
belum
terdiseminasikan secara baik, untuk itu dengan revitalisasi penyuluhan dimana penyuluh sebagai Fasilitator dan Motivator mempunyai peranan penting dalam transformasi teknologi hasil pengkajian baik secara langsung maupun melalui kegiatan dilapangan. Melalui kegiatan FEATI proses penyampaian hasil Litkaji BPTP yang telah siap didiseminasikan dilaksanakan melalui Workshop
Staf
Peneliti dan Penyuluh di kabupaten dan kecamatan, dimana para peneliti langsung berinteraksi dengan penyuluh
tentang hasil kajian yang telah dilaksanakan.
Workshop ini dilaksanakan melalui pertemuan untuk mengekspose hasil Litkaji peneliti sesuai dengan permintaan daerah dan diteruskan melalui diskusi untuk menghasilkan suatu kesepahaman tentang teknologi tersebut. Dari kegiatan ini di 37
dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang Penanganan Budidaya Sayuran Organik didataran Rendah, Pascapanen Sayuran serta Keamanan Pangan, Budidaya Ternak Kambing dan masalah yang dihadapi petani sayuran di lapangan serta upaya pemasaran hasil pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani. Diharapkan kegiatan Workshop ini akan mempercepat adopsi teknologi dari BPTP serta hambatan dilapangan dapat diatasi secara nyata.
3.5.7.
Workshop Pendampingan Pelaksanaan ARF Mendukung Di Kabupaten Merangin dan Tanjung Jabung Barat.
FMA
Penyuluhan Pertanian merupakan proses pembelajaran bagi petani agar mereka mampu dan mau menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi (P3TIP), bertujuan untuk mewujudkan sistem penyuluhan pertanian yang mampu memenuhi kebutuhan petani menghadapi agribisnis berbasis inovasi teknologi. Salah satu metoda pengembangan kapasitas petani adalah kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh Petani (Famers Managed Extension Activities /FMA). FMA adalah proses perubahan perilaku, pola pikir dan sikap dari petani tradisional menjadi petani moderen berwawasan agribisnis, yang dirancang sebagai wahana pembelajaran yang berkelanjutan dengan pendekatan belajar sambil berusaha (learning by doing).
Keberhasilan kegiatan FMA tergantung
38
metode pendampingan dalam memfasilitasi pembelajaran agribisnis berbasis inovasi teknologi. Satu diantaranya adalah metode Action Research Facility (ARF) atau disebut juga dengan istilah “kaji tindak.” Workshop
Pendampingan
Pelaksanaan
ARF
Mendukung
FMA
di
Kabupaten merupakan salah satu wadah proses perubahan perilaku, pola pikir dan sikap bagi petani terutama peserta UP-FMA.
3.6. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Jambi Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah bagian dari pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Program PUAP bertujuan untuk penanggulangan kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan, serta meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Pelaksanaan program PUAP di Provinsi Jambi pada tahun 2008 dialokasikan sebanyak 208 Desa/Gapoktan, tahun 2009 sebanyak 369 Desa/ Gapoktan, tahun 2010 sebanyak 151 Desa/Gapoktan dan tahun 2011 sebanyak 211 Desa/Gapoktan yang tersebar di 11 kabupaten/kota. Untuk mengawal kegiatan PUAP di tingkat lapangan telah dilakukan rekrutmen tenaga Penyelia Mitra Tani (PMT) sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 24 orang tenaga PMT yang
39
telah bertugas pada tahun 2010 dan diperpanjangan kontraknya pada tahun 2011 dan 10 orang tenaga PMT rekrutmen baru tahun 2011 (PMT pergantian antar waktu). Dalam mendukung keberhasilan kegiatan PUAP, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian sesuai dengan tupoksinya dalam program PUAP telah berperan dalam melaksanakan fungsi kesekretariatan PUAP di tingkat provinsi, memfasilitasi dan mengkoordinir pembayaran biaya operasional Penyelia Mitra Tani, memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi PUAP, verifikasi RUB dan dokumen administrasi Gapoktan, pendampingan teknologi dan melakukan supervisi kegiatan PUAP. Dalam pelaksanaan program PUAP tahun 2011 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang Penetapan Desa dan Gapoktan Penerima Dana
Bantuan
Langsung
Masyarakat
Pengembangan
Usaha
Agribisnis
Perdesaan tahun 2011, Provinsi Jambi mendapat alokasi program PUAP sebanyak 225 Desa/Gapoktan. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Tim Teknis PUAP kabupaten/kota dan verifikasi RUB (Rencana Usaha Bersama) dan Dokumen administrasi Gapoktan, yang bisa diproses dan terealisasi adalah sebanyak 211 Desa/Gapoktan. Sedangkan 14 (empat belas) Desa/Gapoktan mengalami permasalahan dan tidak bisa diproses yang disebabkan antara lain : (a) duplikasi dengan desa PUAP tahun 2010, (b) adanya kesalahan administratif dalam penetapan desa PUAP, (c) adanya permasalahan internal dalam kepengurusan Gapoktan, (d) adanya pemekaran desa dan lain sebagainya. Selama 4 (empat) tahun pelaksanaan program PUAP di Provinsi Jambi ternyata telah memberikan dampak dan kontribusi yang signifikan kepada para petani, dimana berkat adanya dana BLM PUAP yang telah disalurkan kepada Gapoktan telah banyak membantu petani khususnya dalam mengatasi masalah permodalan untuk membiayai kegiatan usahatani. Sampai dengan tahun 2011, telah disalurkan dana BLM-PUAP kepada 1.014 Gapoktan di Provinsi Jambi dengan jumlah dana sebesar Rp. 101.400.000.000 (seratus satu milyar empat ratus juta rupiah). Disamping itu dana BLM PUAP yang ada di Gapoktan juga telah banyak
yang
berkembang.
Pada
pelaksanaan
PUAP
tahun
2008
dari
Rp. 28.300.000.0000 (dua puluh delapan milyar tiga ratus juta rupiah) yang telah disalurkan kepada Gapoktan telah berkembang menjadi Rp. 33.020.364.989 (tiga
40
puluh tiga milyar dua puluh juta tiga ratus enam puluh empat ribu sembilan ratus delapan puluh sembilan rupiah) dan pelaksanaan PUAP tahun 2009 dari Rp. 36.900.000.0000 (tiga puluh enam milyar sembilan ratus juta rupiah) yang disalurkan kepada Gapoktan telah berkembang menjadi Rp. 43.337.554.760 (empat puluh tiga milyar tiga ratus tiga puluh tujuh juta lima ratus lima puluh empat ribu tujuh
ratus enam puluh rupiah). Untuk kegiatan PUAP tahun 2010 (151
Gapoktan), telah dicairkan/disalurkan dana BLM PUAP kepada anggota Gapoktan sebanyak Rp. 12.004.950.000 (dua belas milyar empat juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar 79,50 % dari total dana PUAP yang tersedia. Sedangkan untuk pelaksanaan program PUAP tahun 2011, sebanyak 60 Gapoktan (28,44 %) telah mencairkan dana BLM-PUAP kepada anggota dengan jumlah pencairan sebesar Rp. 3.767.500.000,- ((tiga milyar tujuh ratus enam puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah). Sementara itu ditinjau dari aspek sistem pengelolaan dana BLM-PUAP, Gapoktan PUAP Provinsi Jambi telah berhasil membentuk sebanyak 25 (dua puluh lima) Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A).
3.7. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi Jambi Peranan sektor pertanian terhadap PDRB (atas harga berlaku) Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dikategorikan sangat menonjol dan cukup menonjol. Pertama, dilihat dari sisi kontribusinya terhadap PDRB. Untuk Kabupaten Kerinci, kontribusinya selama periode 2006 – 2010 sangat signifikan yaitu berkisar antara 66,64 persen – 68,05 41
persen, Kota Sungai Penuh hanya berkisar antara 11,36 persen – 13,24 persen dan untuk Kabupaten Tanjung Jabung timur antara 12,97 persen – 17,33 persen. Kedua, dilihat penyerapan tenaga kerja. Untuk Kabupaten Kerinci pada tahun 2008 dan 2010 sektor pertanian menyerapa tenaga kerja sebesar 63,31 persen dan 61,37 persen. Untuk Kota Sungai penuh pada tahun 2010 sektor pertanian menyerap 42,08 persen. Untuk kabupaten tanjung jabung Timur pada tahun 2008 dan 2010, sektor pertanian menyerapa tenaga kerja sebesar 69,68 persen dan 69,30 persen. Ketiga, dilihat dari perannya terhadap tercapainya swasembada beras di Provinsi Jambi. Kontribusi Kabupaten Kerinci + Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Tanjung jabung Timur secara bersama-sama selama periode 2006 – 2010 memberikan kontribusi berkisar antara 40,64 persern – 48,52 persen terhadap total produksi padi Provinsi Jambi. Peran lain yang dimainkan sektor pertanian adalah sebagai penyedia bahan baku industri, yang umumnya masih berbasis produk pertanian (agro industri). Penyusutan lahan sawah karena beralih fungsi, baik terjadi karena alih komoditi seperti yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dari tanaman pangan utamanya padi sawah ke kelapa sawit, maupun beralih fungsi ke penggunaan di luar sektor pertanian (bersifat permanen) seperti yang terjadi di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, merupakan salah satu masalah “besar” yang dihadapi Provinsi Jambi. Selama periode 2006 – 2010 penyusutan lahan sawah di kabupaten Kerinci Plus Kota Sungai Penuh mencapai 8.531 ha atau 2.138 ha/tahun dari 24.259 ha pada tahun 2006 menjadi 15.720 ha pada tahun 2010, sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur penyusutan lahan sawahnya mencapai 59.043 ha atau 60,97 persen dari 96.847 ha pada tahun 2006 menjadi 37.804 ha pada tahun 2010. Penyusutan lahan sawah di Kabupaten Kerinci disebabkan karena terjadi alih fungsi dari areal pertanaman pertanian pangan utamanya padi ke penggunaan di luar sektor pertanian, seperti menjadi areal pemukiman penduduk, areal perkantoran, tempat usaha dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan di Kabupaten Kerinci penyusutan lahan sawah ini terjadi karena alih komoditi dari komoditi tanaman pangan khususnya padi menjadi areal perkebunan kelapa sawit. Secara tegas, proporsi alih fungsi lahan sawah dari areal pertanaman tanaman pangan ke
42
penggunaan lain secara rinci proporsi penyebab alih fungsi datanya belum tersedia. Walaupun alih fungsi lahan sawah tersebut sampai saat ini belum memberikan dampak negatif yang nyata terhadap total produksi padi di Provinsi Jambi (karena laju penurunan luas lahan sawah masih dibawah laju pertumbuhan luas panen dan produktivitas). Namun pengendalian alih fungsi lahan sawah tersebut sesegara mungkin di kendalikan, alih fungsi lahan sawah yang terus berlanjut tanpa ada upaya mengendalikannya, pada satu titik waktu akan sampai dimana luas panen juga akan berkurang karena areal pertanaman yang semakin sempit. Akibatnya, penurunan luas lahan sawah dan berlanjutnya alih fungsi lahan sawah tidak saja akan berpengaruh terhadap total produksi padi, melainkan juga akan mengancam posisi provinsi Jambi dari “surplus” menjadi “minus” beras. Pengendalian alih fungsi lahan yang menyebabkan terjadinya penyusutan lahan sawah yang tidak saja akan berakibat negatif terhadap penurunan produksi melainkan juga akan merobah posisi Provinsi Jambi dari surplus menjadi minus beras, perlu dilakukan sedini mungkin. UU No. 41 tahun 2009 yang diberlakukan sejak tanggal 14 Oktober 2008 yang dilengkapi dengan PP No. 1 tahun 2011, merupakan instrument yang dapat digunakan. Alas atau dasar pemberlakuan UU tersebut adalah RT/RW, dimana sesuai dengan amanat UU tersebut di atas, memerintahkan kepada pemerintah Kabupaten dan Kota
untuk memasukkan
penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelajutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan, secara eksplisit
tertulis
dalam
RTRW
paling
lambat
2
(tahun)
sejak
diundangkannya/diberlakukannya UU No. 41 tersebut di atas. Disisi yang lain, agar petani pemilik lahan sawah tidak mengalih fungsikannya ke penggunaan yang lain baik dalam bentuk alih komoditi dari tanaman pangan utamanya padi ke komoditi lain seperti kelapa sawit apalagi ke penggunaan di luar sektor pertanian, petani perlu mendapat insentif setimpal. Insentif tersebut dapat berwujud dalam bentuk jaminan harga jual, dalam bentuk subsidi baik subsidi harga input maupun harga output maupun dalam bentuk biaya rekoferi lahan yang telah mengalami penurunan kualitas (degradasi) sehingga petani mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan modal yang dikeluarkan.
43
Karena salah satu alasan petani mengalihfungsikan lahan pangan menjadi areal perkebunan kelapa sawit seperti yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah hasil padi yang mereka peroleh tidak sesuai dengan banyaknya korbanan yang dikeluarkan. 3.8.
Visitor Plot/Petak Percobaan Cara efektif transfer teknologi dapat dilakukan melalui kegiatan visitor plot.
Teknologi pertanian yang didemonstrasikan adalah teknologi unggulan daerah berwawasan agribisnis yang memiliki peluang untuk dikembangkan disuatu wilayah. Kegiatan visitor plot BPTP Jambi dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Desember 2011 dan merupakan kegiatan lanjutan. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas : teknologi pembibitan buah-buahan, pembiibitan karet klon unggul, budidaya ternak kambing, budidaya tanaman sayuran dan palawija. Tujuan kegiatan ini mendiseminasikan atau menyebarluaskan teknologi melalui petak percontohan pembibitan buah-buahan, pembiibitan karet klon unggul, budidaya kambing, budidaya tanaman sayuran dan palawija kepada petani atau masyarakat lain yang membutuhkan Pendekatan yang dilakukan pada kegiatan visitor plot menggunakan demonstrasi lapang berdasarkan metode-metode ilmiah yang telah diuji. Kegiatan teknologi pembibitan komoditas buah-buahan unggulan Jambi yang dilakukan meliputi : pembibitan duku, durian dan rambutan. Kegiatan pembibitan karet klon unggul yang dilakukan meliputi, pengelolaan batang bawah (root stock) dari biji yang telah direkomendasikan (PB 260 & GT1) dan batang atas (scion) dari mata tunas klon terpilih (klon G3 dan G4 ; PB 260, BPM 24, RRIC 100 dan IRR 39 ). Perbanyakan (nursery) varietas unggul karet yang dilakukan menggunakan metode okulasi (budgrafting). Kegiatan teknologi budidaya kambing terdiri atas : penambahan dan penyisipan tanaman baru pada lahan kebun HMT, pemeliharaan ternak, mengawinkan ternak dan recording. Kegiatan budidaya tanaman sayuran dan palawija komoditi yang dibudidayakan yaitu: cabe keriting, bayam, kangkung, jagung manis dan kacang tanah. Kegiatan Visitor Plot Tahun 2011 yang telah dilaksanakan yaitu: Telah dibuat 5 unit petak percontohan diantaranya: 1) teknologi pembibitan buah-buahan, 2) teknologi pembibitan karet klon unggul, 3) teknologi budidaya ternak kambing, 4)
teknologi budidaya tanaman sayur44
sayuran, 5) teknologi budidaya tanaman palawija. Adapun dampak dari hasil kegiatan visitor plot 2011 yang telah dilakukan yaitu: adanya respon petani, PPL, mahasiswa dan pelajar yang berkunjung dan berkonsultasi serta melakukan praktek lapang baik secara kelompok maupun perorangan di lokasi visitor plot. Data hasil kegiatan diseminasi visitor plot 2011 diantaranya : 1.
Pada bulan Januari 2011 telah berkunjung anggota kelompok tani dari Desa Tempino dan Desa Pelempam Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi, dengan jumlah peserta 25 orang petani dan 3 orang PPL, yang bertujuan belajar dan praktek lapangan tentang teknologi pembibitan karet klon unggul selama satu hari.
2.
Pada bulan Maret 2011 telah berkunjung siswa dari SMK Agromerangin kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin sebanyak 5 orang yang bertujuan melakukan magang
selama 2 bulan. Para siswa sangat respon belajar
tentang teknologi yang didemonstrasikan di areal visitor plot. 3.
Telah mengikuti kegiatan pameran dalam rangka Jambi Ekspo. Pameran dilaksanakan 5 hari, produk yang dipamerkan yaitu: duku, manggis dan durian sambung pucuk, bibit karet klon unggul beserta Jupnis.
4.
Pada bulan Juni 2011 mengikuti kegiatan pameran dalam rangka Penas di Kalimantan Timur, produk yang ditampilkan yaitu Pupuk Cair Organik.
5.
Pada bulan Agustus 2011 telah berkunjung Petani dan PPL dari seluruh Kab. Propinsi Jambi Sebanyak 40 orang bertujuan untuk berkonsultasi dan pelatihan kilat tentang pembibitan karet klon unggul dan pembibitan buahbuahan kerja sama dengan BAPELTAN Jambi.
6.
Pada bulan September 2011 telah berperan serta membatu penelitan S2 Siswa Universitas 11 Maret tentang Pembibitan karet selama 1 Bulan.
7.
Pada bulan Oktober 2011 telah berkunjung Siswa SMA 4 Kabupaten batanghari sebanyak 38 orang, bertujuan untuk belajar dan praktek lapangan tentang teknologi pembibitan buah-buahan dan pembibitan karet unggul selama satu hari.
8.
Pada bulan Desember 2011 telah berkunjung siswa MAN Model Kota Jambi selama 3 hari sebanyak 5 orang yang bertujuan untuk berkonsultasi, belajar praktek lapang tentang teknologi budidaya jagung
45
Hasil akhir kegiatan visitor plot 2011 yaitu terdesiminasikannya
hasil
kegiatan berupa tampilan demonstrasi teknologi pertanian (petak percontohan) dan mendapat respons positif dari petani, PPL, peneliti dan masyarakat luas.
3.9.
Pameran/Ekspose Ekspose/Pameran merupakan salah satu metode penyuluhan dengan
pendekatan secara massal yang dapat disampaikan dengan banyak cara baik secara lisan, tulisan, gambar, terproyeksi, peragaan atau demonstrasi dan lainlain. Kegiatan ini sangat efektif untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan para pengunjung
pameran.
Dengan
demikian
pelaksanaan
pameran
dapat
mempercepat diseminasi inovasi teknologi pertanian yang telah dihasilkan oleh BPTP Jambi selama ini. Pada tahun 2011, BPTP Jambi telah melaksanakan ekspose/pameran sebanyak empat kali yaitu (1) Ekspose/pameran dalam rangka Jambi Emas Expo 2011
di lokasi MTQ Provinsi Jambi pada bulan Maret, (2) ekspose/Pameran 46
dalam rangka Pekan Nasional (Penas) Pertanian XIII di Kalimantan Timur pada bulan Juli, (3) ekspose/pameran dalam rangka Perayaan Puncak Hari Krida Pertanian (HKP) ke 38 di Pematang Lumut – Kuala Tungkalpadabulan Agustus, (4) ekspose/ pameran dalam rangka Temu Lapang Sayuran Organik di Desa Salam Buku Merangin pada bulan Oktober 2011. Dari berbagai kegiatan ekpose/pameran yang telah dilaksanakan, fokus utama yang dipamerkan adalah hasil Litkaji oleh BPTP Jambi selama ini yang dikemas dalam bentuk simpel dan menarik dalam bentuk; Roll UP Banner, X banner, Display, demonstrasi, produk, alat dan lain-lain. Untuk mendukung materi tersebut disediakan dalam bentuk bahan tercetak seperti buku, brosur, leaflet yang mendukung materi yang dipamerkan dan dibagikan gratis kepada para pengunjung pameran. Umpan balik dari pengunjung pameran merupakan masukan untuk disampaikan kepada peneliti untuk penyempurnaan inovasi teknologi yang dipamerkan, sehingga teknologi tersebut dapat diterima dan dimanfaatkan oleh pengguna akhir teknologi tersebut. Kerjasama dengan pihak terkait khususnya Pemda, Penyuluh, pengusaha pertanian dan lain-lain sangat dibutuhkan agar pelaksanaan pameran berjalan dengan baik. 3.10.
Pengelolaan Website Melalui sistem komunikasi E-government yang terkandung dalam internet
merupakan upaya penyelengara pemerintahan yang berbasis penguna elektronik untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Pengunaan model internet tersebut memberikan informasi dan diseminasi dari institusi pemerintah yang lebih cepat dan pelayanan akan lebih baik untuk pengguna. Tujuan kegiatan ini adalah menyebarluaskan hasil-hasil pengkajian spesifik lokasi dan kegiatan penting BPTP Jambi dan menyediakan informasi mengenai teknologi pertanian terbaru bagi
user yang dapat digunakan sebagai alternatif aplikasi
teknologi pertanian. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Januari – Desember T.A. 2011 di Laboratorium Diseminasi BPTP Jambi yang berlokasi di Jalan Samarinda Paal V Kotabaru Kota Jambi.
Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi: 1) Mengubah
template situs web BPTP Jambi ke versi terbaru (versi 2.1) pada versi bahasa 47
Indonesia, 3) Perbaikan halaman depan situs untuk pemeliharaan situs, maka dilakukanlah perbaikan halaman depan situs berupa tampilan banner, header, highlight, visitor counter dan SDM Profesional, 4) update data-data terbaru yang tertayang didalam static content dan 5) penambahan main menu, category, info teknologi, artikel dan berita aktual kegiatan BPTP Jambi dengan data-data yang terupdate.
48
Hasil kegiatan dimana Situs web BPTP Jambi telah tayang dalam bentuk template web versi terbaru (versi 2.1) yang terdiri dari dua bahasa yaitu versi bahasa Indonesia dan versi bahasa Inggris dan Situs web BPTP Jambi T.A. 2011 telah mengupdate data-data terbaru hingga tahun 2011 mencakup teknologi pertanian spesifik lokasi, kegiatan-kegiatan pengkajian, Fasilitas dan layanan, struktur organisasi, informasi kepegawaian dan lain-lain. Selain itu ada penambahan main menu, category, artikel dan berita aktual kegiatan BPTP Jambi dengan data-data yang terupdate dan peningkatan pengunjung situs web melalui visitor counter.
3.11.
Kegiatan Kompetitif
3.11.1. Kajian Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai Pada Lahan Kering Masam Provinsi Jambi Produktivitas kedelai di tingkat petani sentra produksi lahan kering provinsi Jambi baru mencapai 1,3 ton/ha. Peluang peningkatan produksi kedelai masih cukup besar, diantaranya melalui penerapan teknologi budidaya kedelai dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) produksi kedelai pada lahan kering masam dapat mencapai lebih dari 2,0 t/ha. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mendapatkan 1-2 varietas unggul baru kedelai yang adaptif pada lahan kering masam Provinsi Jambi. Mendapatkan teknologi PTT kedelai spesifik di lahan kering masam guna meningkatkan produktivitas. Pengkajian ini dilakukan mengacu pada panduan pengkajian teknologi pertanian di lahan petani. Kegiatan
49
dilaksanakan di sentra Produksi Kedelai lahan kering masam Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Kegiatan dilakukan mulai bulan Januari – Desember 2011. Kegiatan pengujian adaptasi varietas kedelai ini menggunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari varietas unggul baru kedelai toleran lahan kering masam (Anjasmoro, Kaba, Burangrang, Wilis dan Argomulyo). Ukuran petak 5 x 4 m, jarak tanam 40 x 15 cm, 2 tanaman/lobang. Pemupukan dengan dosis 50 kg/ha urea, 100 kg/ha SP 36 dan 50 kg/ha KCl. Pupuk kandang 1000 kg/ha dan dolomit 500 kg/ha. Pengendalian OPT dengan pengendalian hama terpadu. Parameter yang diamati terdiri dari data pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (persentase tumbuh, keragaan tanaman, tinggi tanaman saat panen, jumlah cabang, jumlah polong isi, jumlah polong hampa bobot 100 biji dan hasil (t/ha), ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, serta data pendukung seperti data curah hujan dan kuisioner untuk menentukan preferensi konsumen (petani) terhadap hasil yang didapatkan. Data pertumbuhan dan hasil akan dianalisis secara statistik. Dari hasil pengkajian menunjukkan bahwa keragaan tanaman kedelai menunjukkan cukup beragam, pada fase vegetatif dan fase generatif terlihat keragaan tanaman kedelai varietas Kaba, Wilis dan Argomulyo
menunjukkan pertumbuhan sedang sampai cukup
baik sedangkan varietas Anjasmoro dan Burangrang pertumbuhannya baik. Varietas Anjasmoro memberikan hasil yang tertinggi yaitu 1,50 t/ha. Hal ini menunjukan bahwa varietas Anjasmoro dapat beradaptasi pada lahan kering masam. Diantara 5 varietas yang diuji adaptasikan ditingkat petani, ada satu varietas yang dipilih dan diinginkan petani yaitu varietas Anjasmoro karena memilki hasil tinggi dibanding varietas lainnya, bijinya besar, tahan hama /penyakit dan tidak mudah pecah. Paket teknologi PTT kedelai meliputi varietas, pemupukan dan ameliorasi. Varietas yang digunakan adalah Anjasmoro, jarak tanam 40 x 15 cm, 2 tanaman/lobang. Pemupukan dengan dosis 50 kg/ha urea, 100 kg/ha SP 36 dan 50 kg/ha KCl. Pupuk kandang 1000 kg/ha dan dolomit 500 kg/ha. Pengendalian OPT dengan pengendalian hama terpadu. Jumlah petani yang menerapkan paket teknologi PTT kedelai dan paket teknologi petani sebanyak 3 petani kooperator. Data yang dikumpulkan meliputi keragaan agronomis tanaman, produktivitas,
50
hama dan penyakit tanaman serta data sosial dan analisis ekonomi usahatani kedelai. Dari hasil pengkajian menunjukkan bahwa pengelolaan tanaman terpadu (PTT) kedelai dapat meningkatkan produktivitas 0,78 t/ha dibanding teknologi petani yaitu 1,90 t/ha berbanding 1,12 t/ha. Penerapan teknologi PTT kedelai di lahan kering masam Jambi secara ekonomis dapat memberikan pendapatan usahatani sebesar Rp 4.415.000/ha dengan nilai MBCR 1,74 sehingga teknologi PTT kedelai layak untuk diterapkan.
3.11.2. Pengkajian Efektivitas Dekomposer Dalam Dekomposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Pupuk Organik Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi yaitu 484.137 ha dengan jumlah petani sekitar 168.053 rumah tangga. Dengan adanya luas lahan kelapa sawit yang tinggi ini, terjadi kenaikan produksi TBS (Tandan Buah Segar) dan CPO (Crude Palm Oil ), akan tetapi juga menyebabkan semakin tingginya potensi limbah sawit yang belum termanfaatkan menjadi komoditas yang mempunyai nilai ekonomis. Limbah TKKS merupakan limbah padat yang jumlahnya sekitar 6 juta ton, namun pemanfaatannya masih terbatas. Salah satu komponen biaya yang besar dalam pengusahaan kebun kelapa sawit adalah pemupukan. Pada saat ini, kelangkaan dan mahalnya harga pupuk terutama pupuk Kalium menjadi masalah bagi petani dan perkebunan-perkebunan besar. Pengolahan TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) menjadi pupuk organik K menjadi salah satu alternatif
51
pemanfaatan limbah TKKS yang menumpuk dan secara ekonomis sebagai suplai unsur hara organik bagi tanaman. Akibat kandungan lignin yang tinggi, maka tandan kosong kelapa sawit memiliki waktu yang lama untuk terdekomposisi. Oleh karena itu perlu dikaji dekomposer yang dapat mempersingkat waktu dekomposisi dan menghasilkan pupuk organik dengan kualitas yang baik. Dari hasil pengkajian ini diharapkan dapat diperolehnya 1-2 jenis dekomposer yang efektif dalam mendekomposisikan TKKS dalam kurang dari 2 bulan, dengan rendemen kompos 60% dari tandan kosong kelapa sawit serta dihasilkannya pupuk organik dari dekomposisi tersebut dengan kandungan Kalium 8-10% yang siap diaplikasikan. Pengkajian ini dilaksanakan di areal petani plasma di Desa Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin dari bulan Januari-Desember 2010. Petani kooperator berjumlah satu orang yang tergabung dalam Kelompok Tani Suka Makmur. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan, terdiri dari : kontrol, jenis dekomposer orlitani, dekomposer M-Dec, dekomposer Promi dan dekomposer Stardec. Dekomposisi dilakukan dalam beberapa
tahap
inkubasi/pemeliharaan
yaitu: dan
pencacahan, pemanenan
inokulasi kompos.
dengan
dekomposer,
Pengamatan
suhu
dan
pengambilan sampel untuk menganalisa rasio C dan N diambil dalam periode 2 minggu.
Pengamatan suhu hanya untuk memantau sampai dimana aktivitas
dekomposer dalam mendekomposisikan bahan organik. dilaksanakan setelah masa dekomposisi 3 bulan.
Pemanenan
kompos
Secara visual masih tetap
terlihat bentuk TKKS yang belum hancur, akan tetapi jika diremas-remas maka seratnya cepat putus dan hancur. Diduga hal ini disebabkan oleh pencacahan yang dilakukan tidak terlalu halus sehingga setelah 3 bulan, bentuk TKKS masih tetap terlihat. Pada akhir dekomposisi yang berlangsung selama 3 bulan, dilakukan analisa rasio C dan N serta kandungan hara tersedia meliputi P, K, Ca dan Mg. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa jenis dekomposer berpengaruh nyata terhadap rasio C dan N, serta berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen pupuk organik dan kandungan hara P, K, Ca dan Mg.
Hasil Uji Duncan
menyatakan bahwa perlakuan kontrol dengan jenis dekomposer orlitani, promi dan stardec berbeda tidak nyata tetapi berbeda nyata dengan jenis dekomposer M-Dec.
Hal ini menunjukkan bahwa jenis dekomposer M-Dec belum mampu
52
menurunkan rasio C/N dalam masa dekomposisi selama 3 bulan. Akan tetapi perlakuan tanpa dekomposer (kontrol) memiliki rasio C/N yang terendah yaitu 19,43 . Diduga aplikasi LCPKS yang berpengaruh terhadap nilai rasio C/N ini. Hasil analisis sidik ragam rendemen TKKS menunjukkan bahwa pengaruh jenis dekomposer ini berbeda tidak nyata. diuji
dalam
pengkajian
ini
Artinya berbagai jenis dekomposer yang
memiliki
kemampuan
yang
sama
dalam
mendekomposisi bahan organik. Jenis dekomposer Stardec dan Orlitani mampu menghasilkan rendemen TKKS >60% dalam waktu 3 bulan. Akan tetapi, tanpa dekomposer pun proses dekomposisi dapat menghasilkan rendemen setengah (50%) dari bahan organik TKKS yang digunakan. Dari hasil uji lanjutan Duncan, terlihat bahwa jenis dekomposer orlitani, promi dan kontrol berbeda tidak nyata tetapi ketiganya berbeda nyata dengan jenis dekomposer stardec dan M-dec. Bahan organik hasil dekomposisi dengan menggunakan M-Dec memiliki kandungan C-organik yang tertinggi (32,81%). Kualitas pupuk organik asal TKKS ini digambarkan dengan kandungan unsure hara makro tersedia yaitu 1,08% Ntotal, 1,32 ppm P-tersedia, 75,07 ppm K-tersedia, 731,26 ppm Ca-tersedia dan 61,64 ppm Mg-tersedia. Hasil pengkajian ini belum memperoleh jenis decomposer yang dapat mendekomposisikan TKKS dalam waktu kurang dari 2 bulan dan menghasilkan pupuk organik dengan kandungan K 5-8%. Hasil pengkajian ini baru dapat memberikan output berupa dihasilkannya rendemen kompos 60% dari bahan TKKS.
Pembuatan Pupuk Organik dari Tandan Kosong Kelapa sawit
3.11.3. Kajian Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Gogo Pada Lahan Kering Di Jambi
53
Pemanfaatan lahan kering untuk padi gogo belum dilaksanakan secara optimal, padahal padi gogo dapat dijadikan sebagai solusi dalam menghadapi ketahanan pangan. Pengembangan padi gogo merupakan salah satu upaya yang cukup strategis untuk mendukung dan meningkatkan produksi beras secara nasional. Secara umum petani padi gogo di Provinsi Jambi melakukan budidaya padi gogo pada Daerah Aliran Sungai (DAS), lahan kering sebagai tanaman sela diantara tanaman perkebunan yang belum berproduksi dan pada daerah tadah hujan. DAS Batanghari merupakan DAS terbesar kedua, mencakup luas areal tangkapan ± 4,5 juta ha, petani pada kawasan ini melakukan budidaya tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Masalah
kekeringan dan
tingginya
serangan
hama
dan
penyakit
merupakan faktor penghambat produktivitas padi gogo. PTT dan Varietas unggul merupakan salah satu teknologi inovatif yang handal untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi gogo, baik melalui peningkatan potensi tanaman, maupun melalui peningkatan toleransi
dan ketahanannya terhadap berbagai
cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Penelitian bertujuan untuk (a). mendapatkan varietas unggul baru padi gogo berumur genjah produksi tinggi dan tahan kekeringan, (b). Mendapatkan teknologi PTT padi gogo guna meningkatkan produktivitas padi gogo pada lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Kab. Sarolangun Prov. Jambi mulai Maret 2011. Ruang lingkup kegiatan meliputi (1). Uji varietas unggul baru dan galur harapan padi gogo, rancangan yang digunakan RAK, menguji 7 perlakuan terdiri dari 5 VUB, 1 galur harapan dan 1 varietas lokal padi gogo, dengan 4 ulangan dan (2). Uji paket teknologi PTT dan paket teknologi petani padi gogo, rancangan yang digunakan uji K membandingkan teknologi PTT dengan teknologi petani, jumlah ulangan 3 orang petani koperator. Teknologi PTT terdiri dari persiapan lahan, penggunaan varietas unggul baru, pemupukan berimbang, pengendalian OPT berdasarkan PHT dan penanganan panen serta pasca panen. Pada saat pertumbuhan tanaman terutama masa pembungaan kekeringan terjadi relatif lama, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu yang memicu tingginya persentase hampa, serangan hama dan penyakit yang berakibat
54
pada rendahnya produksi. Kondisi iklim tidak mendukung untuk pertumbuhan dan produksi tanaman, karena curah hujan dan jumlah hari hujan yang rendah (kemarau), menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak maksimal, memicu serangan hama dan penyakit serta berakibat pada tingginya persentase gabah hampa. Dari lima VUB, satu varietas lokal dan satu galur harapan padi gogo yang diuji, hasil tertinggi diperoleh pada varietas Limboto 2,85 t/ha dan terendah varietas Towuti 1,73 t/ha. Tingginya hasil varietas Limboto didukung oleh komponen hasil yang relatif lebih baik dari semua varietas dan galur harapan yang diuji serta lebih tahan terhadap cekaman lingkungan terutama kekeringan. Teknologi PTT memberikan pertumbuhan dan hasil lebih baik dari teknologi petani. Dari dua varietas (Inpago 4 dan Inpago 5) dengan teknologi PTT memberikan hasil 2,78 t/ha dan 2,53 t/ha, sedangkan varietas lokal Senimas dengan teknologi petani memberikan hasil 2,06 t/a. Hasil analisis usahatani menunjukan bahwa, varietas Inpago 4 memberikan penerimaan dan keuntungan usahatani lebih tinggi dari varietas Inpago 5 dengan teknologi PTT dan terendah pada varietas lokal Senimas dengan teknolog petani. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya nilai B/C ratio dan R/C ratio. TIP tertinggi diperoleh pada varietas Inpago 4 dengan teknologi PTT pada hasil 2.353,41 kg/ha dan TIH Rp. 5.079,31/kg, sedangkan TIP terendah pada varietas lokal Senimas dengan teknologi petani pada hasil 1.995,58 kg/ha dan TIH Rp. 5.812,38/kg. Baik hasil uji varietas dan galur harapan maupun hasil PTT belum memberikan hasil maksimal, hal ini dikarenakan tidak didukung oleh iklim (kekeringan/kemarau) yang dibutuhkan tanaman padi gogo, meskipun pertumbuhan tanaman seperti jumlah anakan produktif dan jumlah gabah permalai cukup tinggi namun persentase gabah bernas dan hasil belum optimal. 3.12.
Kegiatan Kerjasama dengan Lembaga RISTEK
3.12.1. Percepatan Adopsi dan Difusi Varietas Unggul Baru (VUB) Inpara 3 dan Inpara 5 Sebagai Pengganti Varietas Ir 42 Guna Mengatasi Pelandaian Produktivitas dan Mengantisipasi Gagal Panen Akibat Serangan Hama dan Penyakit
55
Provinsi Jambi mempunyai lahan rawa seluas 684.000 ha dan yang punya potensi untuk pengembangan pertanian 206.832 ha dan lahan lebak 40.521 ha. Untuk mendukung pengembangan tanaman pangan dilahan rawa,
Badan Litbang Pertanian telah
menghasilkan paket teknologi untuk mendukung usahatani atau agribisnis di lahan rawa dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Diantara komponen teknologi yang sangat mendukung peningkatan produksi adalah varietas unggul yang adaptif di lahan rawa yaitu varietas Inpara 3 dan Inpara 5. Kegiatan pengkajian dilaksanakan di desa Teluk Ketapang, Kec. Senyerang, kab. Tanjung Jabung Barat. Kegiatan dimulai dari bulan Maret – Oktober 2011. Kegiatan pengkajian bertujuan untuk; 1). Meningkatkan produksi padi di lahan rawa pasang surut dengan menerapkan inovasi teknologi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5 dan 2). Mempercepat adopsi dan difusi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5 di lahan rawa pasang surut. Luaran yang diharapkan adalah: 1). Produksi padi di lahan rawa pasang surut dengan menerapkan inovasi teknologi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5 meningkat, 2). Adopsi dan difusi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5 di lahan rawa pasang surut meningkat dan dipercepat. Ruang lingkup kegiatan terdiri dari : (1) Kegiatan Gelar Teknologi, dengan menerapkan usaha tani padi dengan pendekatan PTT padi rawa pasang surut (2) Temu Lapang.
Analisis usahatani dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil
kegiatan sampai bulan Oktober 2011 meliputi identifikasi lokasi, karakteristik lokasi dan persiapan lahan penanaman VUB padi. Dari hasil wawancara dengan petani diperoleh bahwa petani menggunakan varietas IR 42, Cisokan, Ciherang dan varietas lokal Serai. Produksi padi varietas IR 42, Ciherang dan Cisokan antara 3,5 – 4,0 t/ha sedangkan varietas lokal 2,5 t/ha. Lokasi pengkajian desa Teluk Ketapang merupakan areal pasang surut termasuk dalam wilayah Kecamatan Senyerang yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Luas wilayah Kecamatan Senyerang 12.742 ha. Luas lahan sawah yang diusahakan 1.881 ha, ladang/kebun 680 ha, perkebunan/kebun 2.745 ha. Luas desa Teluk Ketapang 6.628 ha, memiliki topografi datar dengan ketinggian dari permukaan laut 0-5 m. Areal yang sesuai untuk pengembangan tanaman padi yang memiliki genangan air tipe B dan C. Lahan sawah yang diusahakan terutama pada musim hujan mencapai 100 persen sedangkan pada musim kemarau lahannya tidak ditanam padi (bera). Gelar teknologi dilaksanakan di lahan pasang surut dengan luasan 2 ha dengan menerapkan teknologi budidaya padi dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT)
padi pasang surut, yang komponen teknologinya terdiri dari : persiapan lahan,
ameliorasi, Varietas Unggul Baru (VUB) Inpara 3 dan Inpara 5, sistem tanam jajar legowo, 56
pemupukan, penggunaan bahan organik, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT), panen dan pasca panen. Hasil pengkajian melalui gelar teknologi menunjukkan bahwa penampilan/keragaan pertanaman padi varietas Inpara 3 dan Inpara 5 memperlihatkan keragaan cukup baik dan merata pertumbuhannya.
Hasil
pengkajian
melalui
gelar
teknologi
menunjukkan
bahwa
penampilan/keragaan pertanaman padi varietas Inpara 3 dan Inpara 5 memperlihatkan keragaan cukup baik dan merata pertumbuhannya. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertumbuhan varietas Inpara 5 lebih baik dibandingkan dengan varietas Inpara 3. Varietas Inpara 5 memperoleh hasil 4,25 t/ha (GKG), varietas Inpara 3 memperoleh hasil 3,9 t/ha(GKG), sedangkan varietas IR 42 (petani) memperoleh hasil 3,1 t/ha (GKG). Hama yang menyerang pertanaman padi seperti lembing batu, hama putih palsu, sundep dengan intensitas serangan rendah dan untuk pengendalian hama sudah dilakukan penyemprotan insektisida. Dilihat dari pertumbuhan tanaman, serangan hama dan penyakit serta respon petani terlihat bahwa untuk kedepannya varietas unggul baru Inpara 3 dan Inpara 5 diharapkan akan menjadi alternatif pilihan varietas yang akan dikembangkan oleh petani di lahan pasang surut selain varietas IR 42.
3.12.2. Kajian Pola dan Faktor Penentu Distribusi Penerapan Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi di Provinsi Jambi Produksi dan produktivitas padi beragam dari satu daerah dengan daerah lain. Disamping itu, juga terjadinya kesenjangan hasil di tingkat petani dengan hasil penelitian. Hal ini disebabkan oleh penerapan teknologi yang tidak sama, Badan Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan paket teknologi produksi padi,
diantaranya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi. Terjadinya 57
keragaman penerapan PTT bias disebabkan oleh faktor teknologi, bio-fisik dan sosial ekonomi. Untuk itu, diperlukan suatu kajian guna memetakan pola distribusi dan faktor penentu distribusi dari penerapan inovasi PTT padi, Pengkajian dilaksanakan di lima kabupaten penghasil padi dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2011. Metode pengkajian survey. Jumlah responden 90 orang. Data primer dan data sekunder yang dikumpulkan diolah secara deskriptif. Pengkajian ini bertujuan untuk memetakan distribusi inovasi pertanian PTT padi, menetukan faktor penentu keberhasilan distribusi inovasi PTT padi dan memetakan karakteristik sosial ekonomi dan budaya penerima inovasi PTT padi di Provinsi Jambi. Varietas yang banyak ditanam adalah varietas Ciherang, IR 42, Inpari 3 dan Cisokan, masing-masing seluas 43.369 ha, 25.682 ha, 23.968 ha dan 12.841 ha. Varietas Ciherang disamping luas penanamannya, juga distribusinya merata pada 11 kabupaten/kota, sedangkan varietas Cisokan dan varietas IR 42 ditanam pada 9 dan 8 kabupaten, varietas Inpari 3 ditanam pada 7 kabupaten. Kabupaten yang terluas menanam varietas Ciherang adalah kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kerinci. Varietas Cisokan banyak ditanam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Varietas IR 42 banyak ditanam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi. Varietas Unggul Baru Inpari 3 banyak ditanam di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Kerinci. 3.12.3. Percepatan Adopsi dan Difusi Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai di Lahan Pasang Surut dan Ketersediaan Benih Penelitian bertujuan untuk 1) mempercepat difusi dan adopsi varietas unggul baru benih kedelai di lahan pasang surut, 2) meningkatkan ketersediaan dan Pengelolaan benih kedelai bermutu yang berkelanjutan di tingkat petani dan 3) memberdayakan kelompok tani penangkar benih kedelai dalam pengelolaan benih kelas FS dengan kapasitas produksi benih >1,5 ton/ha. Kegiatan dilakukan dalam bentuk survey, on-farm, gelar teknologi, temu lapang dan media tercetak, yang dilaksanakan dari bulan Maret – Nopember 2011 seluas 2 hektar dengan 3 petani penangkar benih kedelai di Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
58
Kegiatan diawali dengan Survey dan dilanjutkan kegiatan lapang usaha penangkaran benih kedelai. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer, sekunder, pengamatan secara langsung (visual) dan farm record keeping. Sedangkan pengamatan dilapangan dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder diolah dengan menggunakan tenik tabulasi sederhana. Sedangkan analisisnya berupa analisis diskriptif kuantitatif dan diskriptif kualitatif. Hasil
penelitian
menunjukkan
penangkaran
benih
kedelai
dengan
penggunaan varietas unggul Anjasmoro di lahan pasang surut memberikan hasil yang cukup tinggi, dengan produktivitas 1,3 t/ha dengan hasil berupa benih sebesar 60% yang bisa dijadikan benih.
Meskipun hasil tersebut melebihi
produktivitas kedelai di Provinsi Jambi tetapi masih tergolong rendah. Rendahnya hasil disebabkan pada waktu tanam kedelai berumur 15 hari terjadi banjir yang mengenangi areal pertanaman dan pada waktu stadia pengisian polong terjadi kemarau panjang sehingga tidak terpenuhi kebutuhan air.
Gelar teknologi kedelai pada lahan pasang surut dapat menjadi media penyuluhan dan pembelajaran bagi petani. Temu Lapang secara umum mendapat respon positif dan sangat disambut antusias dari para peserta baik dari pengambil kebijakan maupun dari para petugas dan masyarakat tani. Pemberdayaa petani penangkar dilakukan melalui pembinaan berupa teknis penangkaran dalam rangka menjaga kerjasama baik dengan instansi pemerintah/swasta, maupun sesame
59
kelompok tani dan penyedia modal. Informasi media tercetak pada penelitian ini berupa pembuatan Leaflet dan Brosur. 3.12.4. Kajian Kelembagaan Formal dan Informal dalam Pengembangan Inovasi Spesifik Lokasi untuk Mendukung Pembangunan Pertanian di Provinsi Jambi Keberhasilan pembangunan pertanian tidak hanya ditentukan dukungan teknologi. Dukungan kelembagaan formal dan non formal juga memiliki andil yang besar. Pengkajian ini bertujuan untuk menelaah kinerja kelembagaan formal dan informal dalam pengembangan inovasi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan pertanian di Provinsi Jambi,
fokus pada aspek benih padi.
Pengkajian di fokuskan di tiga kabupaten yaitu kabupaten Tanjung Jabung Timur, Sarolangun dan Kabupaten Kerinci, periode Maret – November 2011. Data dan informasi dikumpulkan dari tokoh kunci dan lembaga formal. Tokoh kunci formal adalah pimpinan wilayah dan atau kelembagaan formal. Pendekatan ini dilakukan melalui: (a) studi referensi yang relevan dengan kegiatan kelembagaan tersebut, (b) PRA dilakukan baik melalui pengamatan (observasi) wilayah, wawancara terhadap kelembagaan formal (Dinas Pertanian, BPSB) dan informasi mengenai petani penangkar. Pada kegiatan PRA ini data atau informasi yang dikumpulkan meliputi. Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dipertajam dengan analisis SWOT dan SCP (Structure Conduct Performance). Pengkajian ini diharapkan akan menghasilkan formulasi sistem kelembagaan perbenihan padi yang lebih efektif sehingga menjadi pendorong peningkatan produksi padi di Provinsi Jambi. Hasil yang telah dicapai sebagai berikut : (1) pengadaan benih padi di Provinsi Jambi masih menghadapi kendala baik kualitas maupun kuantiitasnya masih kurang. Pengadaan benih oleh kelembagaan formal maupun informal masih belum dapat memenuhi kebutuhan benih, (2) dinamika kelembagaan perbenihan selain dipengaruhi faktor internal juga faktor eksternal antara lain kebijakan pemerintah setempat, (3) untuk mendorong kinerja kelembagaan perbenihan diperlukan pembinaan yang lebih intensif terutama dalam hal organisasi dan manajemen, peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis ditingkat petani, (4) diperlukan upaya jaringan kerjasama perbenihan secara horizontal maupun vertikal dengan institusi penyelenggara perbenihan, (5) untuk 60
mengatasi persoalan perbenihan di kabupaten-kabupaten diperlukan komitmen dari berbagai pihak terutama pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih serius melakukan pembinaan yang lebih intensif melalui berbagai pelatihan terhadap penangkar serta menjalin hubungan dengan institusi penyelenggara pengadaan benih dan (6) penyaluran benih padi dilakukan melalui jalur BBI-BBUBBP,penangkar-kelompok tani/petani
61
IV. TRAINING /PELATIHAN
4.1. Pelatihan Jangka Pendek Penyelenggaraan kegiatan latihan bagi peneliti, penyuluh dan teknisi sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu. Pada tahun 2010 beberapa staf BPTP Jambi telah mengikuti pelatihan jangka pendek dan magang yang dilaksanakan di dalam negeri yang dibiayai oleh Proyek yang ada di Badan Litbang Pertanian
(Tabel 26).
Tabel 15. Nama Pegawai BPTP Jambi yang Mengikuti Magang/Pelatihan Jangka Pendek pada Tahun 2011 No.
Nama
1
2
Jenis Pelatihan/Workshop/ Lokakarya
Tempat/Waktu
3
4
Workshop Penyusunan LAKIP 2010, RKT dan PKT 2010 lingkup BBP2tp
Bogor, 24 - 26 Januari 2011
1
Ir. Linda Yanti, M.Si
2
Eva Salvia, SP
Sda
Sda
3
Jon Hendri, SP
Pelatihan Bahasa Inggris kelas EAP dan TOEFL Preparation
LBPP LIA Bogor, 24 Januari 2011
4
Defira Suci Gusfarina, SP
Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Kelompok IPS lingkup BBP2TP
Bogor, 24 Februari 16 Maret 2011
5
Ir. Endrizal, M.Sc
Workshop Koordinasi & Sinkronisasi BPTP-BMKG dalam rangka percepatan arus Informasi Iklim kepada Pengguna
Jakarta, 5 Maret 2011
6
Ir. Marlina Susy Rangkuti
Pemasyarakatan Prosedur Pengelolaan BMN (Sosialisasi PP 6/2006 dan Juknisnya)
Palembang, 30 -31 Maret 2011
7
Suartika
Sda
Sda
8
Eva Salvia, SP
Workshop/Sosialisasi SIMONEV 2011
Yogyakarta, 5 - 6 April 2011
9
Kiki Suheiti, S.TP
Forum Apresiasi Statistika & Hasil Penelitan Lingkup Badan Litbang Pertanian
Bandung, 11 -12 Mei 2011
62
Tabel 15. (lanjutan) 1
2
3
4
10
Endang Susilawt, S.Pt
Uji Coba Web Template versi 2.1
BPTP Sumsel, 5 - 6 Mei 2011
11
Masitho, S. Pt
Sda
Sda
12
Ir. Jumakir
Workshop Elektronik Information lingkup BBP2TP
Yogyakarta, 11 -14 Mei 2011
13
Dewi Novalinda, SP
Sda
Sda
14
Desy Nofriati, SP, M.Si
Diklat prajabatan Golongan III
Bogor, 23 Mei - 15 juni 2011
15
drh. Sari Yanti Hayanti
Sda
Sda
16
Ike Yudi Winarni, SE
Sda
Sda
17
Kamalia Mulyanti, S.TP
Sda
Sda
18
Kiki Suheiti, S.TP
Pelatihan Bahasa Inggris Kelas IBT Preparation Lanjutan Badan Litbang Pertanian
Bogor, 6 -13 Agustus 2011
19
Romanti Sitanggang, A.Md
Apresiasi Peningkatan Manajemen dan Teknis Tenaga Pustakawan
Bogor, 13 - 15 Juni 2011
20
Ir. Marlina Susy Rangkuti
Standarisasi Standar operasional Prosedur (SOP) Pelaporan Keuangan Kementan
Bali, 15 - 18 Juni 2011
21
Dewi Novalinda, SP
Pelatihan & Penyuluhan Koperasi Lingkup Kota Jambi
Kota Jambi, 15 - 17 Juni 2011
22
Animar
Sda
Sda
23
Suartika
Sistem Informasi Manajemen & Akuntansi BMN (SIMAK BMN 2010) dan Persedian
Sukajadi Hotel, 21 - 25 Juni 2011
24
Ir. Linda Yanti, M.Si
Training Improving Social Outcomes of Agricultural Reseach and Extention
Bukittinggi, 20 - 23 Juni 2011
25
Siti Fatimah
Bimtek Rekonsiliasi Semester I TA 2011 dan Penyusunan laporan Keuangan
Kota Jambi, 21 - 22 Juni 2011
26
Ike Yudi Winarni, SE
Sda
Sda
27
Ir. Syafrial
Sosialisasi Regional III & Pemanfaatan Dana PUAP & Gapoktan se Wilayah Sumatera
Palembang, 19 -21 Juli 2011
63
Tabel 15. (lanjutan) 1
2
3
4
Workshop SLPTT
Cipayung, 24 - 27 Juli 2011
28
Ir. Endrizal, M.Sc
29
Ir. Adri, M.Si
Sda
Sda
30
Tri Kunto Prihono, SP
Sda
Sda
31
Raden Acep
Sda
Sda
32
Ir. Julitia Bobihoe
Workshop Sistem benih Padi UPBS tingkat BPTP
Jakarta, 25 - 27 Juli 2011
33
Suartika
Workshop Penyusunan Laporan keuangan SKPA lingkup BBP2TP
Cipayung, 19 - 22 Agustus 2011
34
Sapriadi
Sda
Sda
35
Ir. Muzirman, M.si
Training of Trainers (ToT) bagi Penyuluh Pertanian dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap perubahan iklim melalui progrma ICCTF
Jakarta, 9 - 23 September 2011
36
Tri Kunto Prihono, SP
Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah lingkup Badan Litbang pertanian
Jakarta, 13 - 16 September 2011
37
Ir. Endrizal, M.Sc
Pembinaan Percepatan Pemberantasan Korupsi dengan Kegiatan Komitmen Anti Korupsi Menuju WBK lingkup Kementan Wilayah Sumatera dan Kalimantan
Medan, 13 - 16 September 2011
38
Emi Nursanti
Sda
Sda
39
Tri Kunto Prihono, SP
Sda
Sda
40
Ir. Yardha
Pelatihan Peningkatan Kemampuan Petugas BPTP dalam pendampingan SLPTT Kedelai
Malang, 11 - 13 oktober 2011
41
Hery Nugroho, SP
Sda
Sda
42
Ir. Endrizal, M.Sc
Pembinaan Sekretariat UAPPA / B-W
Bogor, 11 -12 Oktober 2011
43
Ir. Linda Yanti, M.Si
Pengelolaan Situs Web BPTP dan Lolit lingkup Badan Litbang Pertanian
Jakarta, 26-29 Oktober 2011
45
Endang Susilawati, S.Pt
Sda
Sda
64
Tabel 15. (lanjutan) 1
2
3
4
Sosialisasi/ Apresiasi Peraturan Perbenihan Tanaman Pangan UPTD BPSPT - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Kota Jambi, 25 26 Nopember 2011
Sosialisasi GAP/SOP Jeruk
Jambi, 7 Nopember 2011
workshop Laporan Keuangan Semester II Tahun 2011 & Penertiban BMN
Bogor, 10-12 Nopember 2011
Workshop Penyiapan Media Diseminasi & Pembuatan Video Inovasi
Bogor, 16-21 Nopember 2011
Sda
Sda
Pekan Pertanian Spesifik lokasi Tahun 2011
Bogor, 17-21 Nopember 2011
46
Ir. Julistia Bobihoe
47
Joko Supriyanto, SP
48
Ir. Marlina Susy Rangkuti
49
Drs. Tukimin
50
Hendri Purnama, SP
51
Ir. Julistia Bobihoe
52
Syafri Edi, SP
Sda
Sda
53
Ir. Jumakir
Sda
Sda
54
Ir. Nur Imdah Minsyah
Sda
Sda
55
Ir. Julistia Bobihoe
Lokakarya RTN - sdgt pp
Bogor, 30 Nopember 2011
56
Ir. Nur Asni, MS
Workshop Pendalaman & Eskalasi M-P3MI
Hotel Accram Bogor/ 28-30 Nopember 2011
57
Ir. Julistia Bobihoe
Workshop Evaluasi Pendampingan SLPTT & Koordinasi UPBS 2012
Sukamandi, 28-29 Nopember 2011
58
Ir. Adri, M.Si
Sda
Sda
59
Kamalia Mulyanti, S.TP
Sda
Sda
60
Hery Nugroho, SP
Pelaksanaan Program Prioritas Nasional berupa Penelitian & Diseminasi Dampak Perubahan Iklim
Bandung, 27-30 Nopember 2011
65
Tabel 15. (lanjutan) 1
2
3
4
Sosialisasi GAP/SOP Durian
Jambi, 3 Nopember 2011
61
Joko Supriyanto, SP
62
Ir. Muzirman, M.Si
Workshop Fungsional Penyuluh di lingkup Badan Litbang Pertanian
Bogor, 5-6 Desember 2011
63
Ir. Julistia Bobihoe
Workshop Perempuan Pemangku Jabatan Fungsional Peran dan Kontribusinya Terhadap Penciptaan & Pengembangan Inovasi Pertanian Lingkup Badan Litbang Pertanian
Bogor, 6-8 Desember 2011
66
4.2. Pelatihan Jangka Panjang Untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia di BPTP Jambi sekarang ini masih 3 orang staf sedang mengikuti pelatihan jangka panjang untuk jenjang pendidikan S2 dan 7 orang untuk jenjang pendidikan S3 dan 1 orang untuk jenjang pendidikan D3 di Perguruan Tinggi dalam negeri yang dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 16.
Nama Pegawai BPTP Jambi yang Mengikuti Pelatihan Jangka Panjang hingga T.A. 2011 Jenjang Pendidikan yang Diikuti
Tahun Mulai Pendidikan
Tempat
Zubir, S.Pt, MP
S3
2006
IPB
2.
Desi Hernita, SP, MP
S3
2007
IPB
3.
Hendri Purnama, SP
S2
2007
IPB
4.
Purnomo Sidhi
D3
2007
IPB
5.
Lutfi Izhar, SP, M.Sc
S3
2008
IPB
6.
Hery Nugroho, SP
S2
2009
IPB
7.
Salwati, SP, M.Si
S3
2009
IPB
8.
Sigid Handoko, SP, M.Si
S3
2010
UGM
9.
Araz Meilin, SP, M.Si
S3
2010
UGM
10.
Erwan Wahyudi,SP, M.Si
S3
2010
UGM
11.
Mildaerizanti, SP
S2
2010
UGM
No
Nama
1.
67
V. PERPUSTAKAAN Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi adalah perpustakaan khusus yang tugas utamanya menunjang dan mendukung penelitian, pengkajian dan kegiatan lainnya yang ada pada BPTP Jambi sebagai Instansi Induknya. Perpustakaan BPTP Jambi juga terbuka untuk umum seperti mahasiswa, pelajar, dosen, petani dan lain-lain yang mebutuhkan informasi tentang pertanian. Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi sebagian besar dalam format digital dan dapat diakses melalui komputer jaringan.Untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan dengan informasi yang singkat, padat dan akurat dalam waktu yang relative cepat pada perpustakaan BPTP Jambi telah diadakan peralatan perpustakaan digital yaitu: -
1 unit Komputer server dengan system operasional Windows 2003
-
1 unit Scanner untuk mendigitasi bahan pustaka
-
2 unit computer PC yang dipakai untuk buku tamu sekaligus untuk penelusuran dan pengolahan
-
2 unit printer
-
1 unit UPS Koleksi perpustakaan sampai dengan Desember 2011 tercetak, digitasi
dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17. Daftar Bahan Pustaka hingga Desember T.A. 2011 No Jenis Bahan Pustaka
Jumlah Judul
Jumlah Eksemplar
1
Buku/Teks book
2.652
3.356
2
Majalah, Jurnal
60
2.490
3
Brosur
657
759
4
Laporan, Bibliografi, dll
154
157
5
Liptan & Liflet
1.509
1.561
6
CD Room
64
76
7
Album Foto
75
75
8
Digitasi
417
417
68
Perpustakaan digital diadakan pada tahun anggaran 2008 dan telah berhasil dikembangkan sehingga sampai dengan sekarang hasil database yang tersedia sebagai berikut : - Database Buku, monograph/teks book
1.583 rekod
- Database Majalah, Jurnal
95 rekod
- Database IPTAN (Hasil Penelitian UK/UPT Badan Litbang)
346 rekod
- Database Kumpulan Teknologi Komoditas Duku
37 rekod
- Database Kumpulan Teknologi Komoditas Manggis
69 rekod
- Database Kumpulan Artikel Tanaman Obat
358 rekod
- Database Kumpulan Artikel Tanaman Hias
221 rekod
- Database Kumpulan Artikel Ternak
410 rekod
- Database Teknologi Tepat Guna Produksi BPTP Jambi
255 rekod
- Database Offline Proquest dan Science Direct
95 rekod
- Database Bank Data Provinsi Jambi
278 rekod
- CD Interaktif
9 rekod
Adapun alamat web pustaka digital BPTP Jambi yang dapat ditelusuri adalah http://katalog.pustaka-deptan.go.id/~jambi/ dan alamat intranet pustaka digitalnya adalah: http://serverpustaka/digilib. Dengan adanya perpustakaan digital layanan juga bertambah yaitu layanan elektronis. Pemustaka dapat mencari bahan pustaka digital lewat internet dan intranet. Jurnal elektronis juga tersedia baik terbitan dalam dan luar negeri. Ini semua disediakan untuk memuaskan dan memanjakan pemustaka supaya dapat meningkatkan mutu pengkajian dan penelitian dan hasil akhirnya pasti untuk mensejahterakan masyarakat petani di seluruh Propinsi Jambi. Perpustakaan BPTP Jambi sudah berhasil melayani pemustaka selama tahun 2011 sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 18. Daftar Data Tamu Perpustakaan tahun 2011 No.
Jenis Pemustaka
Jumlah
1.
Pegawai
40 orang
2.
Mahasiswa
36 orang
3.
Umum/pelajar
13 orang
Jumlah
89 orang
69
Dari tabel diatas dapat disimpulkan semakin tahun semakin kurang pemustaka ke perpustakaan tetapi hal ini disebabkan karena pemustaka sudah dapat mengakses sebagian besar koleksi dari meja kerjanya masing-masing dengan bantuan LAN dan akses internet. Dalam hal personalitinya memang kurang, tetapi dalam pemanfaatan informasi tetap bertambah.
70
VI. PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM SERTA EVALUASI KEGIATAN Monitoring dan evaluasi (monev) pengkajian dan diseminasi adalah suatu proses pemantauan dan penilaian kemajuan serta keberhasilan suatu Litkaji dan Diseminasi. Secara garis besar tujuan kegiatan monev adalah untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan pengkajian dan diseminasi hasil monev akan memfasilitasi keterbukaan dan penyediaan informasi penting yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan untuk perbaikan program Litkaji di BPTP. Selajutnya, hasil Monev dibutuhkan pula dalam penentuan
keputusan
mengenai
keberlanjutan,
modifikasi/penyempurnaan
ataupun penghentian (apabila dianggap perlu) dari berbagai kegiatan Litkaji dan diseminasi hasil Litkaji di BPTP. Pelaksanaan kegiatan monev idealnya dilakukan selama tiga kali dalam setahun, yang meliputi monev perencanaan (ex-ante), monev pelaksanaan (on going) dan monev akhir kegiatan (ex-post) Tujuan kegiatan monev adalah menganalisis kinerja pengkajian dan diseminasi T.A. 2011, mengidentifikasi permasalahan dan keberhasilan (peluang) sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan selanjutnya dan merumuskan bahan masukan kepada pimpinan dalam perbaikan arah kebijakan pengkajian dan diseminasi teknologi. Sedangkan luaran yang diharapkan dalam monev ini adalah kinerja kegiatan pengkajian dan diseminasi teknologi T.A. 2011. Permasalahan dan keberhasilan (peluang) kegiatan litkaji dan diseminasi serta bahan masukan kepada pemimpin (Kepala BPTP) dalam memperbaiki arah kebijakan pengkajian dan diseminasi teknologi. Dari hasil evaluasi, kinerja seluruh kegiatan yang ada baik itu yang diwadahi RKTM, RPTP maupun RDHP sudah berjalan dengan baik. Kegiatan yang diwadahi RKTM sudah berjalan sesuai dengan perencanaan dan perkembangan bulan yang ada. Akan tetapi tidak pernah ada laporannya karena kegiatan ini merupakan kegiatan rutin. Kegiatan yang diwadahi RPTP terdiri dari kegiatan APBN, pengkajian kompetitif dan ristek. Untuk kegiatan APBN yaitu analisis kebijakan belum terlihat kinerja kegiatannya, baik di lapangan maupun pada laporan rutin yang harus dikumpulkan. Kegiatan pengkajian kompetitif dan ristek berjalan dengan sangat
71
baik dan sesuai dengan perencanaan yang ada.
Permasalahannya hanyalah
pada keterlambatan anggaran tetapi hal ini dapat diatasi sehingga tidak ada hambatan pada pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang diwadahi RDHP cukup banyak di balai ini. Kinerja kegiatan diseminasi ini bervariasi karena cukup banyak permasalahan yang dihadapi, terutama masalah revisi DIPA yang belum resmi.
Kegiatan yang menghadapi
masalah ini adalah perbenihan, MP3MI, MKRPL dan FEATI. Akan tetapi setelah revisi DIPA terealisasi pada akhir Oktober 2011, kegiatan ini berjalan lancar dan terkoordinasi dengan baik sehingga pada akhirnya dapat mencapai realisasi fisik >95%. Kegiatan diseminasi lainnya (Pameran/Eskpose, Pengelolaan Website dan Pengembangan Pustaka digital) sudah berjalan dengan sangat baik, dapat terlihat nilai yang diperoleh. Kegiatan ini sudah rutin dilaksanakan dan berjalan sudah sesuai dengan perencanaan. Demikian pula dengan laporan rutin. Dari seluruh kegiatan yang perlu mendapat perbaikan adalah kelengkapan laporan bulanan.
72
VII. PENUTUP Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, pada tahun anggaran 2011 BPTP Jambi sudah dapat menyelesaikan semua program penelitian dan pengkajian yang hasilnya
diharapkan dapat memberikan sumbangan/kontribusi teknologi
secara optimal bagi kepentingan pembangunan di daerah, khususnya dalam bidang penelitian komoditas spesifik lokasi, serta mempercepat dan memperlancar proses alih teknologi dari sumber teknologi kepada pengguna. Masih seperti tahun-tahun sebelumnya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan adalah fasilitas pendukung yang dirasakan belum memadai diantaranya, fasilitas laboratorium, sarana transportasi untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan jaringan komunikasi yang ada belum bisa digunakan secara optimal. Pembinaan sumberdaya manusia dan peningkatan sarana/prasarana penelitian selama Tahun Anggaran 2011 dirasakan masih kurang, terutama dalam hal pendidikan S2 dan S3. Sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian dan pengkajian masih terbatas. Oleh karena itu sangat dibutuhkan dukungan dari instansi yang berwenang di pusat dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung lainnya.
73
Lampiran 1. Struktur Organisasi BPTP Jambi
Kepala
Subbagian Tata Usaha
Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
Laboratorium Diseminasi
Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi
Kelompok Pengkaji/Fungsional
74
Lampiran 2. Daftar Kenaikan Gaji Berkala pada Tahun 2011 No.
Nama
Gol
1
2
3
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Aras Meilin, SP. M.Si Kiki Suheiti, S.Tp Robby Harianto Ir. Firdaus Hery Nugroho, SP. M.Si Lutfi Izhar, SP. M.Sc Sigid Handoko, SP. M.Si Endang Susilawati, S.Pt Desi Hernita, SP. MP Erika Siahaan Hasniarti, A.Md Fitriyana Barwanto Purnomo Sidhi Ir. Linda Yanti, M.Si Karmiden Sitorus Raden Acep Drs. Suharyon Bambang Heryanto, SIP Ir. Yardha Farida Emi Nursanti Fauzi Syamsurizal SY Animar Ratima Sianipar, SP Kusningsih Wasito Yondrizal Amaldi Ir. Adri, M.Si Hendri Purnama, SP
III/c III/a II/a III/d III/c III/c III/c III/b III/c III/b III/c III/b II/a II/c III/c III/a III/a IV/b III/c IV/b II/d III/a II/a III/b II/d III/b III/a II/a I/c I/c III/d III/b
Kenaikan Gaji Berkala Gaji Lama (Rp) Gaji Baru (Rp) 4 1.888.300,1.509.100,1.249.300,2.577.800,2.138.200,2.138.200,2.138.200,2.051.400,2.190.700,2.260.400,2.237.700,2.260.400,1.513.400,1.648.500,2.237.700,2.116.700,1.962.200,2.733.400,2.356.100,2.733.400,1.982.200,2.168.700,1.441.800,2.826.800,2.270.200,2.604.700,2.568.100,1.847.300,1.326.900,1.326.900,2.988.400,2.272.500,-
5 2.037.000,1.875.000,1.550.600,2.641.100,2.190.700,2.190.700,2.190.700,2.101.800,2.244.500,2.315.900,2.413.900,2.315.900,1.550.600,1.725.900,2.413.900,2.168.700,2.116.700,2.800.500,2.413.900,2.800.500,2.030.800,2.222.000,1.447.100,2.905.000,2.333.000,2.676.700,2.639.100,1.898.400,1.438.300,1.438.300,3.071.000,2.335.400,-
75
Lampiran 2. (lanjutan) 1 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
2 Ir. Endrizal, M.Sc Trikunto Prihono, SP Jon Hendri, SP Dewi Novalinda, SP Widya Sari Murni Masito, S.Pt Eva Salvia, SP Defira Suci Gusfariana, SP Ani Sumiati, SP Asmin Sianipar
3
4
IV/b III/b III/a III/b III/a III/a III/a III/a III/a III/b
5
3.336.300 2.372.800 2.180.300 2.151.900 1.902.300 1.902.300 1.902.300 1.902.300 1.902.300 2.260.400
3.428.600 2.750.700 2.240.600 2.211.400 1.954.900 1.954.900 1.954.900 1.954.900 1.954.900 2.315.900
Lampiran 3. Data Cuti Pegawai di BPTP Jambi pada Tahun 2011 No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Rima Purnamayani, SP, M.Si Erika Siahaan Ir. Firdaus Ir. Zulkarnaen Batubara, M.Si Rima Purnamayani, SP, M.Si Amaldy Barwanto Hasniarti, A.Md Widya Sari Murni, SP Robby Hariyanto Trikunto Prihono, SP Fauzi Karmiden Sitorus Emmy Manurung Ir. Jumakir Kusningsih Dewi Novalinda, SP Ratima Sianipar, SP
Pangkat / Golongan
Jenis Cuti
Lama Cuti
III/b III/b III/d V/a III/c I/c II/b III/c III/a II/a III/b II/b III/a III/a III/c III/a III/b III/b
Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Sakit Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan
4 Hari 8 Hari 5 Hari 8 Hari 4 Hari 8 Hari 7 Hari 9 Hari 3 bulan 4 Hari 6 Hari 8 Hari 4 Hari 4 Hari 8 Hari 8 Hari 10 Hari 8 Hari
76
Lampiran 4. Daftar Pegawai yang Naik Pangkat dan Diangkat Sampai Desember 2011 No.
Nama
Pangkat Baru Pembina , IV/a
2.
Ir. Nur Imdah Minsyah Rima Purnamayani,SP. M.Si
3.
Asmin Sianipar, A. Md
4.
Trikunto Prihono, SP
Penata Muda Tk.I, III/b
5.
Emi Nursanti
Penata Muda Tk. I, III/b
6.
Kiki Suheiti, S.Tp
Penata Muda Tk I, III/b
7.
Desy Nofriati, SP M.Si
Penata Muda Tk I, III/b
8.
drh. Sari Yanti Hayati
Penata Muda Tk I, III/b
9.
Agusnadi, SE
Penata muda, III/a
10.
Widya Sari Murni
Penata Muda, III/a
11.
Ani Sumiati, SP
Penata Muda, III/a
12.
Defira Suci Gusfarina, SP
Penata Muda, III/a
13.
Masito, S.Pt
Penata Muda, III/a
14.
Eva Salvia, SP
Penata Muda, III/a
15.
Kamalia Mulyanti, S.TP
Penata Muda,III/a
16.
Ike Yudi Winarni, SE
Penata Muda, III/a
17.
Rustan Hadi
Pengatur Tk. I, II/d
18.
Yesi Fransiska
Pengatur Muda Tk. I, II/b
19.
Robby Hariyanto
Pengatur Muda Tk. I, II/b
20.
Barwanto
Pengatur Muda Tk. I, II/b
21.
Fauzi
Pengatur Muda Tk. I, II/b
22.
Sapriadi
Pengatur Muda Tk. I, II/b
23.
Yondrizal
Juru I/c
1.
Penata, III/c Penata, III/c
77
Lampiran 5. Nama Pegawai BPTP Jambi sampai dengan Desember T.A. 2011 No. Nama 1
Jabatan 2
3
1.
Ir. Endrizal, M.Sc
Kepala Balai / Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
2.
Ir. Marlina Susy Rangkuti
Kasubag Tata Usaha / Penyuluh Pertanian Pertama
3.
Ir. Linda Yanti, M.Si
Kasi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian/ PPK/Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Muda
4.
Ir. Busyra BS, M.Si
Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi / Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Madya
5.
Ir. Darwin Sitanggang
Penjab Laboratorium Diseminasi / Penyuluh Pertanian Madya
6.
Ir. Muzirman, M.Si
Penyuluh Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
7.
Ir. Julistia Bobihoe
Ketua Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
8.
Ir. Syafrial
Penyuluh Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Penyuluh Pertanian Madya
9.
Ir. Nur Asni, MS
Ketua Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Madya
10.
Ir. Ahmad Yusri, M.Si
Penyuluh Kelompok Pengkaji Sosek Pertanian / Penyuluh Pertanian Madya
11.
Drs. Suharyon
Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti Madya
12.
Ir. Yardha
Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
13.
Ir. Zulkarnaen Batubara, M.Si
Penyuluh Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
14.
Ir. Nur Imdah Minsyah
Ketua Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti Muda
15.
Ir. Firdaus
Ketua Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
16.
Ir. Adri, M.Si
Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti Muda 78
Lampiran 5. (lanjutan) 1
2
3
17.
Ir. Bustami
Peneliti Kelompok Budidaya Pertanian / Peneliti Muda
18.
Drs. Tukimin
Penanggungjawab Subseksi Sarana dan Prasarana
19.
Sigid Handoko, SP, M.Si
Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Pertama
20.
Syafri Edi, SP
Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
21.
Desi Hernita, SP., MP
Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Muda
22.
Zubir, S.Pt., MP
Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Pertama
23.
Salwati, SP, M.Si
Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
24.
Lutfi Izhar, SP, M.Sc
Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
25.
Endang Susilawati, S.Pt
Penanggungjawab Subseksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian / Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Pertama
26.
Hery Nugroho, SP
Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Pertama
27.
Ir. Jumakir
Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Muda
28.
Mildaerizanti, SP
Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Pertama
29.
Hendri Purnama, SP
Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Pertama
30.
Joko Supriyanto, SP
Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
31.
Jainal Abidin Hutagaol, SP
Penyuluh Kelompok Pengkaji Sosek Pertanian / Penyuluh Pertanian Pertama
33.
Dewi Novalinda, SP
Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
79
Lampiran 5. (lanjutan) 1
2
3
34.
Kiki Suheiti, S.TP
Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Pertama
35.
Araz Meilin, SP, M.Si
Anggota Program, Monitoring dan Evaluasi / Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
36.
Erwan Wahyudi, SP, MSi
Anggota Program, Monitoring dan Evaluasi / Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti non klas
37.
Jon Hendri, SP
Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Pertama
38.
Endang Sunandar, SE
Urusan Keuangan
39.
Fitriyana
Urusan Administrasi Kepegawaian
40.
Syamsurizal SY
Urusan Administrasi Kepegawaian
41.
Hasniarti, A.Md
Teknisi Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
42.
Erika Siahaan
Urusan Laboratorium Diseminasi
43.
Ratima Sianipar, SP
Penyuluh Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian
44.
Asmin Sianipar, A.Md
Teknisi Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Urusan Publikasi Laboratorium Diseminasi
45.
B. Heryanto, SIP
Koordinator Urusan Kepegawaian/Pengelola Simpeg
46.
Tri Kunto Prihono
Penyuluh Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanain
47.
Emi Nursanti
Koordinator Urusan Keuangan/Bendahara Penerimaan
48.
Raden Acep
Teknisi Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian/ Koordinator Urusan Rumah Tangga
49.
Emmy Manurung
Bendahara Pengeluaran
50.
Suartika
Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga Balai / Pelaksana SIMAKBMN
51.
Karmiden Sitorus
Urusan Perlengkapan Balai
52.
Romanti Sitanggang,A.Ma
Urusan Perpustakaan Laboratorium Diseminasi 80
Lampiran 5. (lanjutan) 1
2
3
53.
Alvan Ronald Sinaga
Pengemudi Kendaraan/ Staf Urusan Kepegawaian
54.
Farida
Urusan Keuangan / Pelaksana SAK
55.
Ani Sumiati, SP
Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian
56.
Eva Salvia, SP
Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
57.
Widya Sari Murni, SP
Sekretaris Kepala Balai/ Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
58.
Defira Suci Gusfarina, SP
Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian
59.
Masito, S.Pt
Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian
60.
Desy Nofriati, SP. M.Si
Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
61.
drh. Sari Yanti Hayati
Calon Peneliti Peneliti Kelompok Sumberdaya Pertanian
62.
Kamalia Mulyanti, S.TP
Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
63.
Ike Yudi Winarni, SE
Staf Keuangan
64.
Siti Fatimah
Urusan Administrasi Keuangan / Bendahara Penerima
65.
Animar
Urusan Perpustakaan Laboratorium Diseminasi
66.
Agusnadi
Urusan Administrasi Rumah Tangga/staf keuangan
67.
Hedi Hermawan
Teknisi Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian
68.
Muslim, BS
Pengemudi Kendaraan
69.
Rustan Hadi
Teknisi Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
70.
Purnomo Sidhi
Urusan Administrasi Keuangan
71.
Posma Siagian
Urusan Rumah Tangga
72.
Wasito
Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga Balai
81
Lampiran 5. (lanjutan) 1
2
3
73.
Rusman
Urusan Administrasi Keuangan
74.
Yesi Fransiska, A.Ma
Urusan Administrasi Keuangan
75.
Robby Haryanto
Petugas Keamanan Kantor/Satpam
76.
Yondrizal
Teknisi Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
77.
Barwanto
Pengemudi Kendaraan
78.
Fauzi
Staf Sub Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
79.
Amaldy
Petugas Keamanan Kantor
80.
Sapriadi
Staf Keuangan
81.
Siswadi
Petugas Kebersihan
82.
Sulastri
Petugas Kebersihan
83.
Ernawati
Petugas Kebersihan
84.
Supangatno
Petugas Kebersihan
85.
Defrianto Darman
Petugas Kebersihan
86.
Slamet Winarko
Petugas Kebersihan
87.
Yerry Irmaliasari, S. Kom
Staf Sekretaris Kepala Balai
88.
Beka Pesi Eliana, A.Md
Staf Program
89.
Umar
Petugas Kebersihan
90.
Sherly Agustin, SP
Staf Program
91.
Meilan
Driver
92.
Marito
Petugas Kebersihan
93.
Wega Laksana
Petugas Keamanan Kantor
82