OPTIMALISASI LAHAN SAWAH IRIGASI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DENGAN PERTANAMAN BEBERAPA JENIS SAYURAN DI PROVINSI JAMBI (Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat) Jumakir dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
ABSTRAK Lahan sawah irigasi merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan. Pola tanam dilahan sawah irigasi Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah Padi-Padi-Kedelai. Namun petani di desa tersebut memanfaatkan sebagian lahannya dengan pertanaman sayuran/hortikultura diantaranya kacang panjang, bayam, kangkung, dan mentimun untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga. Tujuan pengkajian adalah untuk melihat pertumbuhan dan hasil beberapa sayuran serta pendapatan petani di lahan sawah irigasi desa Sri Agung. Pengkajian ini dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada musim kemarau dari bulan April sampai Juli 2012. Pengkajian ini melibatkan petani dari gapoktan Sri Rezeki dan sayuran yang ditanam adalah kacang panjang, bayam, kangkung dan mentimun. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil beberapa sayuran cukup baik. Pertanaman kacang panjang dengan jumlah benih 0,5 kg menghasilkan 676 kg dan diperoleh pendapatan Rp 1.284.750. Bayam dengan jumlah benih 2 ons menghasilkan 73 kg dengan pendapatan Rp 196.500. Kangkung dengan jumlah benih 0,5 kg diperoleh hasil 486 kg dan pendapatannya Rp 478.900 sedangkan tanaman mentimun dengan jumlah benih 10 gram menghasilkan timun 500 kg diperoleh pendapatan sebesar Rp 1.457.500. Total pendapatan yang diterima dari empat jenis sayuran adalah Rp 3.417.650. Pertanaman sayuran di lahan sawah irigasi dengan memanfaatkan air yang tersedia dapat menambah pendapatan keluarga. Pertanaman beberapa jenis sayuran yang bernilai ekonomis tinggi dan dengan mengetahui waktu tanam yang tepat merupakan peluang untuk menambah pendapatan keluarga. Kata kunci : Sayuran, lahan sawah irigasi dan pendapatan petani.
ABSTRACT
Irrigated land is a source of potential land to be developed into cropland. Irrigated land cropping Sri Agung Village Batang Asam sub District Tanjung Jabung Barat District is Rice-Rice-Soybean. However, farmers in the village using some land with vegetable crops / horticulture such as beans, spinach, kale, and cucumbers to increase the economic income of the family. Objective of the assessment is to see the growth and yield of some vegetables and income of farmers in irrigated land Sri Agung village. The assessment was conducted on irrigated land Sri Agung Village Batang Asam sub District Tanjung Jabung Barat District in the dry season from April to July 2012. Assessment involves farmers from Sri Rezeki gapoktan and vegetables grown are beans, spinach, kale and cucumbers. From the results of the study showed that the growth and yield of some vegetables quite well. Beans by the number of seeds 0,5 kg
190
can be produced 676 kg and earned revenue of Rp 1,284,750. Spinach with number 2 ounces of seed yield 73 kg with a revenue of Rp 196,500. Kale with the number of seeds obtained 0.5 kg yield 486 kg and revenue of Rp 478,900, while the number of seed cucumbers 10 grams produced 500 kg of cucumbers obtained income of Rp 1,457,500. Total revenue received from the four types of vegetables is Rp 3,417,650. Planting vegetables on irrigated land by using land and water were always available by planting a variety of vegetables to supplement the family income. Opportunities to supplement the family income by planting some vegetables with high economic value and know the time of planting some vegetables are high cost. Keywords: vegetables, irrigated land and farmers' income
PENDAHULUAN
Lahan sawah irigasi merupakan salah satu sumber lahan potensial untuk dikembangkan menjadi lahan tanaman pangan. Provinsi Jambi dengan luas wilayah 5,1 juta hektar terdiri dari lahan kering seluas 2,65 juta ha dan lahan pertanian tanaman pangan seluas 352.410 ha. Berdasarkan identifikasi dan karakterisasi AEZ terdapat kurang lebih 1.380.700 ha lahan kering untuk lahan pertanian yang sesuai untuk pengembangan tanaman padi gogo, jagung dan palawija, sedangkan lahan yang sesuai untuk tanaman padi sawah 246.482 ha. Tanaman padi dan palawija merupakan komoditas penting di Provinsi Jambi sehingga menjadi prioritas dalam menunjang program pertanian (Busyra et al. 2000). Daerah dominan penghasil beras yang bersumber dari lahan sawah irigasi dan lahan rawa pasang surut. Lahan sawah irigasi dataran tinggi terletak di Kabupaten Kerinci sedangkan lahan sawah irigasi dataran rendah terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kecamatan Batang Asam, Desa Sri Agung. Di lahan sawah desa Sri Agung, pertanaman padi dimulai tahun 1994 dan varietas yang dominan ditanam petani adalah IR 64 disamping varietas tersebut ditanam juga varietas Cisadane dan IR 42 (Harahap, 2003).
Pola tanam dilahan
sawah irigasi Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah Padi-Padi-Kedelai. Namun petani di desa tersebut memanfaatkan sebagian lahannya dengan pertanaman sayuran/hortikultura diantaranya kacang panjang, bayam, kangkung, dan mentimun untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga. Sayuran merupakan salah satu bahan pangan popular dan bagian dari menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sayuran mudah diperoleh, murah harganya dan banyak mengandung komponen antioksidan seperti
191
vitamin A, vitamin C (asam askorbat) dan vitamin E (tokoferol). Selain itu sayuran merupakan sumber serat yang paling baik dan utama dibandingkan dengan sumber serat yang lain dan bermanfaat dalam pencegahan berbagai penyakit (Tim Karya Tani mandiri, 2010). Keragaman fungsi dari tanaman dan produk hortikultura merupakan potensi ekonomi yang sangat besar untuk menggerakkan roda perekonomian yang dapat menciptakan peluang usaha, pendapatan, kesempatan kerja, serta keterkaitan hulu-hilir dengan sektor lain (Sinar Tani, 2012). Upaya pemanfaatan lahan sawah dengan budidaya sayuran dapat meningkatkan konsumsi sayuran, perbaikan kualitas hidup, dan peningkatan pendapatan serta mendorong masyarakat mengkonsumsi sayuran 150 g/kapita/hari atau 54,75 kg/kapita/tahun (Rukmana, 2005) sedangkan jumlah konsumsi sayur dan buah masyarakat kita baru mencapai 40,66 kg/kapita/tahun (Sinar Tani, 2012). Di lahan sawah irigasi desa tersebut tanaman sayuran ditanam sebagai tanaman sampingan, petani mengusahakannya dilahan sawah/pematang sawah dan pada lahan sawah yang agak tinggi. Dengan demikian akan memberikan peluang peningkatan produktivitas lahan sawah dan pendapatan petani melalui pertanaman sayuran di lahan sawah irigasi. Tujuan pengkajian adalah untuk melihat pertumbuhan dan hasil beberapa sayuran serta pendapatan petani di lahan sawah irigasi desa Sri Agung.
METODOLOGI
Pengkajian ini dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada musim kemarau dari bulan April sampai Juli 2012. Pengkajian ini dilaksanakan oleh petani dari gapoktan Sri Rezeki dan sayuran yang ditanam adalah
kacang panjang, bayam, kangkung dan timun.
Penanaman sayuran dilakukan pada lahan sawah dengan memanfaatkan pematangpematang, dibuat bedengan-bedengan dan pengairannya memanfaatkan air yang ada disaluran irigasi. Persiapan lahan dengan mengolah lahan dengan cangkul dan dibuat guludan-guludan/bedengan dengan lebar 1 m dan panjang sesuai dengan pematang serta dibuat saluran drainase disekeliling petakan serta pembuatan/perbaikan saluran untuk pengaturan tata air agar tidak terjadi genangan air.
192
Kacang Panjang Buat bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 50 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 40-50 cm dan lebar atas 30-40 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm. Lakukan pengapuran 3-4 minggu sebelum tanam jika pH tanah kurang dari 5,5 dengan dolomit/kalsit sebanyak 1-2 ton/ha dicampurkan secara merata dgn tanah sampai kedalaman 30 cm. Jika menggunakan MPHP dapat dipasang satu minggu sebelum tanam atau setelah pembuatan bedengan. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam untuk tipe merambat 20x50 cm, 40x60 cm, 30x40 cm, untuk tipe tegak 20x40 cm, 30x60 cm. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim asal air tanahnya memadai. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis atau dengan abu dapur. Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Pemeliharaan tanaman meliputi benih yang tidak tumbuh segera disulam. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored atau cangkul. Pemasangan ajir/turus dari kayu/bambu yang tingginya 2 m untuk menjaga agar tanaman tidak roboh. Tiap empat buah turus ujungnya diikat menjadi satu. Bila tanaman terlalu subur dapat dilakukan pemangkasan daun atau ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga dan perlu dilakukan penyiraman serta pembuatan parit untuk membuang air yang berlebih. Parameter yang diamati terdiri dari karakterisitk desa, persentase tumbuh, keragaan tanaman, hasil dan pendapatan usahatani sayuran di lahan sawah irigasi.
Bayam Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Penanaman Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah. Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar kotoran ayam yang telah difermentasi dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah penaburan benih.
193
Kangkung Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan, untuk mempermudah pemeliharaan sebaiknya tidak lebih 15 m. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan dolomit untuk menaikkan derajad keasaman tanah dosis 1,5 t/ha, pengapuran dilakukan sebelum penanaman, yaitu 2-4 minggu sebelum tanam.Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris). Mentimun Benih mentimun disebar dalam alur tanam secara rapat dan merata kemudian ditutup dengan pasir dan disiram
air hingga lembab. Benih yang berkecambah
dipindahkan kepolibag semai dan letakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari, hujan dan juga OPT. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai bibit dapat dipindahkan kelapangan. Persiapan Lahan : Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan. Berikan kapur kalsit/dolomit pada pH tanah < 6 dengan dosis 1-2 ton/ha dan diberikan 3-4 minggu sebelum tanam. Tanah dicangkul 30-35 cm sambil membalikkan tanah dan biarkan 2 minggu. Olah tanah kembali sambil membuat bedengan lebar 100 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Tambahkan pupuk kandang 20-30 ton/ha atau 0,5 kg ke setiap lubang tanam 2 minggu sebelum tanam. Penanaman dilakukan apabila bibit sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati.
Ada beberapa cara tanam
yang dapat digunakan : 1) Cara tanam baris dengan jarak tanam 30 x 40 cm (menggunakan rambatan tunggal atau ganda), lubang tanam berupa alur. 2) Cara tanam persegi panjang dengan jarak tanam 90 x 60 cm (menggunakan sistem rambatan piramida). 3) Cara tanam persegi panjang dengan jarak tanam 80 x 50 cm (menggunakan sistem rambatan para-para) (Setiawati et al. 2007).
194
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Wilayah Pengkajian Desa Sri Agung merupakan salah satu unit pemukiman transmigrasi yang berada dalam wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP) Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi dengan luas wilayah 1.288 ha termasuk agroekosistem lahan sawah dataran rendah iklim basah (LSDRIB) dan merupakan pemekaran desa Suban. Secara geografis terletak pada koordinat 01001’18”- 01003’35”
lintang Selatan dan 102055’09”-102057’46” Bujur Timur.
Pengusahaan lahan oleh petani diperuntukan sebagai lahan sawah dengan luas kepemilikan 1,75 ha/KK dan lahan pekarangan dengan luas rata-rata per KK 0,25 ha. Lahan pekarangan digunakan sebagai perumahan dan kebun campuran sedangkan lahan usaha merupakan sawah irigasi yang digunakan untuk bertanam padi dan palawija. Tanah di Desa Sri Agung memiliki karakterisik antara lain berwarna hitam kelabu sampai cokelat tua karena bahan organiknya sudah berkurang, berstruktur remah dan tekstur lempung berpasir, kandungan unsur hara rendah dan pH tanah agak masam yaitu 4,89. Kondisi tanah tersebut memerlukan perbaikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil. Penambahan bahan organik berupa pupuk kandang/kompos dapat menambah unsur hara, memperbaiki sifat fisik tanah dan dapat mengikat unsur hara mikro yang berlebihan (Buckman dan Brady, 1982). Selanjutnya Sanchez (1976) mengatakan unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman adalah nitrogen, fosfor dan kalium. Menurut Anwar et al. (2007), bahwa lahan sawah yang diusahakan untuk pertanaman padi tergolong kelas kesesuain lahan dengan kategori S1 yaitu sangat sesuai untuk padi sawah dan kategori S3 yaitu sesuai marginal, mempunyai faktor pembatas ketersediaan oksigen sehingga untuk memperoleh produktivitas optimal diperlukan drainase yang baik dan penambahan input berupa pupuk organik dan pupuk anorganik. Ditinjau dari segi aksebilitas wilayah lokasi desa ini cukup baik dan terbuka, dicirikan antara lain tersedianya dukungan sarana dan prasarana tranportasi yang memadai dan merupakan jalan lintas timur Provinsi Jambi dan Provinsi Riau. Dari segi akses jalannya, desa ini lebih cepat dijangkau dari ibukota provinsi dari pada ibukota kabupaten. Dari ibukota provinsi ke desa ini jaraknya kurang lebih 160 km sedangkan dari desa ke ibukota kabupaten jaraknya mencapai 140 km dan dari ibukota kecamatan 20 km. Sarana transportasi umum tersedia baik, kendaraan roda empat maupun roda dua. Desa ini dihuni oleh sekitar 3858 jiwa penduduk yang terhimpun
195
dalam 952 kepala keluarga dari etnis Jawa dan penduduk setempat. Mata pencaharian utama penduduk adalah berusahatani yang mengandalkan pendapatan utamanya dari tanaman pangan, perkebunan dan perikanan. Tanaman pangan yang banyak diusahakan terdiri dari padi, kedelai dan sayuran sedangkan tanaman perkebunan seperti kelapa sawit. Secara umum sistem usahatani yang berkembang di desa Sri Agung adalah sistem usahatani berbasis tanaman pangan dengan pola tanam : Padi-Padi-Palawija. Padi sawah biasanya ditanam pada musim hujan, waktu tanamnya pada awal musim hujan
yaitu
bulan
Oktober/November
dan
panen
dilakukan
pada
bulan
Januari/Pebruari. Pada musim kemarau. Waktu tanam padi setelah panen padi musim hujan yaitu bulan Januari/Pebruari dan panen pada bulan Mei. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul seperti Ciherang, Mekongga, Maros dan Toba. Varietas yang banyak ditanam petani adalah Ciherang. VUB padi yang sedang dikembangkan sekarang adalah Inpari 10 dan Inpari 13. Setelah tanam padi MH dan padi MK, dilanjutkan tanam palawija yaitu kedelai. Penanaman kedelai pada bulan Mei/Juni dan panen dilakukan pada bulan Agustus/September. Sedangkan tanaman hortikultura ditanam sebagai tanaman sampingan. Petani mengusahakannya dilahan sawah/pematang sawah dan pada lahan sawah yang agak tinggi. Tanaman hortikultura yang ditanam seperti timun, kacang panjang, kangkung, cabai dan terong. Pola curah hujan di desa Sri Agung hampir merata sepanjang tahun dengan curah hujan rata-rata 2.600 mm/tahun. Curah hujan bulanan tertinggi umumnya terjadi bulan Desember/Januari dan curah hujan terendah bulan Agustus. Biasanya musim hujan di desa Sri Agung dimulai bulan September/Oktober dan musim kemarau pada bulan April/Mei. Didesa Sri Agung sebagian besar petani menata lahan sebagai lahan pekarangan dan lahan sawah irigasi. Tabel 1. Kalender musim dan pola tanam di desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Jambi Variabel 10
11
12
1
Kalender Musim : - Musim Hujan (MH) - Musim Kemarau (MK) Pola Tanam : - Padi - Padi - Kedelai Pertumbuhan dan Hasil
196
2
Bulan 3 4
5
6
7
8
9
Pertumbuhan dan hasil beberapa jenis sayuran tertera pada Tabel 2 Persentase tumbuh beberapa jenis sayuran yang ditanam mencapai 80-90 persen, hal ini menunjukkan bahwa sayuran yang ditanam seperti kangkung, bayam, mentimun dan kacang panjang dapat beradaptasi di lahan sawah. Keragaan beberapa jenis sayuran memperlihatkan pertumbuhan masing-masing tanaman cukup baik dan hasil yang diperoleh juga cukup baik. Pertanaman kacang panjang dengan jumlah benih 0,5 kg menghasilkan 676 kg dengan beberapa kali panen dan harganya cukup beragam yaitu Rp 1500 sampai Rp 2000 per kg. Bayam dengan jumlah benih menghasilkan 73 kg
2 ons
dengan harga berkisar Rp 1000 sampai Rp 2.500 per kg.
Kangkung dengan jumlah benih 0,5 kg diperoleh hasil 486 kg dan harga bervariasi yaitu Rp 1000 sampai Rp 2000 per kg. sedangkan tanaman mentimun dengan jumlah benih 10 gram menghasilkan mentimun 500 kg Pemasaran sayuran pertanaman
sayuran.
dengan harga Rp 3000 per kg.
dilakukan oleh pedagang keliling yang langsung kelokasi Pertanaman
sayuran
di
lahan
sawah
irigasi
dengan
memanfaatkan lahan dan air yang selalu tersedia dengan menanam berbagai jenis sayuran dapat menambah pendapatan keluarga. Tabel 2. Pertumbuhan dan hasil beberapa sayuran di lahan sawah irigasi Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Jambi Jenis Sayuran Kacang panjang Bayam Kangkung Mentimun
Persentase tumbuh (%) 80-90 80-90 80-90 80-90
Keragaan Baik Baik Baik baik
Hasil (kg) 515 73 486 500
Analisis Usahatani Analisis usahatani beberapa jenis sayuran tertera pada Tabel 3. Dari hasil analisis terlihat usahatani sayuran memberikan pendapatan yang beragam antar jenis sayuran, tergantung dari luasan tanam dan harga jenis sayurannya. Biaya produksi yang digunakan untuk tenaga kerja menggunakan tenaga kerja keluarga dan tidak dihitung dalam analisis usahatani. Biaya produksi yang digunakan adalah benih, pupuk dan pestisida. Pendapatan dari masing-masing sayuran yang diperoleh adalah Rp 1.284.750 (Kacang panjang), Bayam sebesar Rp 196.500, Kangkung dan Mentimun adalah Rp 478.900 dan Rp 1.457.500. Pendapatan yang diterima, selain dipengaruhi oleh luas tanam dan hasil juga dipengaruhi oleh harga masing-masing sayuran yang bervariasi, harga kacang panjang mulai dari Rp 1500, Rp 1700, Rp 1800 dan Rp 2000. Harga bayam Rp 1000, Rp 2000 dan Rp 2500. Harga kangkung Rp 1000. Rp 1200 dan
197
Rp 1500. Harga mentimun Rp 3000. Total pendapatan yang diterima dari empat jenis sayuran adalah Rp 3.417.650. Tabel 3. Analisis usahatani sayuran di lahan sawah irigasi Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Uraian
Kacang panjang
Bayam
Kangkung
Mentimun
Produksi (kg)
676
73
486
500
Harga (Rp/kg)
1500-2000
1000-
1000-2000
3000
Penerimaan (Rp)
1.411.500
2500
509.900
1.500.000
126.750
214.000
25.000
42.500
1.284.750
17.500
478.900
1.457.500
Biaya
produksi
(Rp) Pendapatan (Rp)
196.500
KESIMPULAN
Pemanfaatan lahan sawah dengan pertanaman sayuran dapat meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan keluarga petani sebesar Rp 3.417.650. Peluang untuk menambah pendapatan keluarga adalah dengan pertanaman beberapa jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan dengan mengetahui waktu tanam beberapa jenis sayuran yang harganya tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar K, Suratman dan A Kasno. 2007. Identifikasi dan evaluasi potensi lahan untuk mendukung primatani di desa Sri Agung Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor Buckman Harry O dan Nyle C Brady. 1982. Ilmu tanah. Bharata Karya Aksara. Jakarta Busyra,BS., N Izhar, Mugiyanto, Lindawati dan Suharyon 2000. Karakterisasi zona agro ekologi (AEZ). Pedoman Pengembangan Pertanian di Propinsi Jambi. Instansi
198
Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Harahap U. 2003. Monografi desa dan rencana kerja penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian Lapangan Wilayah Binaan Desa Sri Agung. Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jambi Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman budidaya secara hidroponik. CV. Nuansa Aulia. Bandung. Rukmana R. 2005. Bertanam di pekarangan. Kanisius. Yogyakarta. Sanchez, P.A. 1976. Properties and management of soil in the tropic. John Wiley and sons,Inc. New York Sinar Tani. 2012. Jambore varietas hortikultura 2012 gambaran kemajuan terkini. Edisi 10-16 Oktober 2012. No 3477 Tahun XLIII Sinar Tani. 2012. Kementan rumuskan fasilitas ekspor produk hortikultuta. Edisi 9-15 Mei 2012. No 3456 Tahun XLII Setiawati W, Rini Murtiningsih, Gina Aliya Sopha dan Tri Handayani. 2007. Petunjuk teknis budidaya tanaman sayuran. Tim Primatani. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Litbang Pertanian.
199