J. Sains & Teknologi, Desember 2013, Vol.13 No.3 : 257 – 263
ISSN 1411-4674
PENGARUH ARAH DAN KECEPATAN ARUS TERHADAP HASIL TANGKAPAN JARING PERANGKAP PASIF (SET NET) DI TELUK MALLASORO, JENEPONTO Influence of Current Direction and Velocity to the Catch of Set Net in Mallasoro Bay, Jeneponto Aswad Eka Putra1, Najamuddin2, Muhammad Abduh Ibnu Hajar2 1
Puslitbang Laut Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (LP3K) Universitas Hasanuddin 2 Jurusan Perikanan, FIKP,Universitas Hasanuddin (E-mail:
[email protected])
ABSTRAK Proses penangkapan ikan pada alat tangkap jaring perangkap pasif (Set net) berhubungan erat dengan kondisi fisik air laut. Salah satu diantaranya adalah parameter arus perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh arah dan kecepatan arus terhadap jumlah hasil tangkapan jaring perangkap pasif. Pengambilan data dilakukan dari bulan April-Juni 2013 di Teluk Mallasoro, Jeneponto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total hasil tangkapan selama penelitian berlangsung adalah 7049 kg yang didominasi oleh ikan Layur, Peperek, Selar, Cendro dan Talang Talang. Kecepatan arus berkisar antara 11-53 cm/s, dimana arah arus bergerak ke Timur sampai ke Barat Laut. Hasil tangkapan meningkat saat kecepatan arus lemah 11 cm/s dan terkonsentrasi saat arahnya ke Timur sampai ke Tenggara. Penelitian mengungkapkan bahwa fluktuasi jumlah hasil tangkapan lebih dipengaruhi oleh perubahan performa jaring perangkap pasif oleh arus. Kata Kunci: Arus, jaring perangkap pasif, teluk mallasoro
ABSTRACT The capture process of a Set net closely related to sea water phsycal condition. One of theme is current parameter. The objective of this study is to determine the influence of current direction and velocity to the catch amount of Set net. Sampling was done from April to Juni 2013 in in Mallasoro Bay, Jeneponto. The result of this study show that the total catch during the study was 7049 kg fishes from 32 species dominated by Trichiurus lepturus, Gazza minuta, Selar boops, Tylosurus crocodilus and Scomberoides tol. Current velocity ranges between 11-53 cm/s, where the direction moves eastward to the northwest. The catches were increase when current with a low velocity 11 cm/s and concentrated during a E to SE current. Research revelead that the fluctuation of the catches more influenced by changes of set net performance by the current. Keywords: Current, set net, mallasoro bay
pengembangan jaring perangkap pasif ini masih relatif baru di Indonesia. Sehingga perlu dilakukan berbagai macam adaptasi terutama untuk iklim dan lingkungan (perikanan multispesies) seperti di Indonesia. Karenanya penelitian dan pengembangan perlu terus diupayakan sehingga paling tidak akan tercapai standar kelayakan pengoperasian baik
PENDAHULUAN Jaring perangkap pasif (Set net) telah beroperasi di Teluk Mallasoro, Kabupaten Jeneponto sejak tahun 2009 oleh Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang. Jaring perangkap pasif merupakan alat tangkap menetap yang teknologinya diadopsi dari Jepang. Namun demikian 257
Aswad Eka Putra
ISSN 1411-4674
desain dan konstruksi maupun lokasi pengoperasian jaring perangkap pasif di Indonesia. Observasi Hajar (2011) menunjukkan bahwa rata-rata tangkapan Jaring perangkap pasif yang dioperasikan di Kabupaten Jeneponto adalah lebih dari 300 kg/hari. Namun jika dilihat secara spesifik dari periode tersebut terdapat beberapa hari operasi yang hasil tangkapannya kurang dari 100 kg/hari, sehingga dapat dikatakan masih sangat fluktuatif. Selain itu juga teridentifikasi bahwa pada lokasi pengoperasian jaring perangkap pasif di Teluk Mallasoro, Jeneponto menunjukkan adanya range arus yang cukup lebar, dimana pada kondisi yang optimal arus berada pada kisaran 5-20 cm/s namun pada waktuwaktu tertentu kondisi arus yang lebih ekstrim dapat terjadi hingga pada kisaran 40-65 cm/s, dimana pada saat kondisi ini terjadi hasil tangkapan cenderung berkurang. Sebagaimana pendapat Inada dkk (1997) bahwa jaring perangkap pasif merupakan alat tangkap pasif dimana ikan akan tetap di dalam kantong sampai akhirnya dipanen. Maka, sistem ini sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan arus. Akiyama dkk (2000) mengemukakan bahwa jaring perangkap pasif merupakan alat tangkap yang dioperasikan menetap di perairan pantai untuk menghadang migrasi schooling ikan. Leader net berfungsi untuk menghadang pergerakan ikan dan Playground berfungsi untuk menjebak ikan untuk masuk ke dalam Chamber net, oleh karena itu hasil tangkapan dan komposisi jenisnya dapat dipengaruhi oleh dua hal yakni lokasi pengoperasian serta desain dan konstruksinya. Arus merupakan faktor oseanografi yang sangat penting dalam keberhasilan pengoperasian jaring perangkap pasif selain beberapa faktor oseanografi lain seperti suhu dan salinitas. Sifat arus yang lebih dinamis dan berlangsung secara kontinyu tentunya akan berpengaruh
terhadap keberadaan ikan utamanya pada alat tangkap pasif seperti jaring perangkap pasif. Yamane dkk (2002) menyatakan bahwa proses penangkapan ikan pada jaring perangkap pasif sangat berkaitan erat dengan kondisi fisik lingkungan seperti profil arus yang mempengaruhi fungsi penangkapan pasifnya. Pemahaman yang baik terhadap hubungan antara tingkah laku ikan dan karakteristik daerah penangkapan ikan merupakan acuan dasar dalam menyusun strategi dan teknologi penangkapan ikan. Sebagaimana pendapat Sudirman dkk (2000) bahwa karakteristik fisik laut sangat menentukan operasi penangkapan jaring perangkap pasif, adanya kekuatan arus yang besar dapat menyebabkan kesulitan pada saat hauling. Oleh karena itu pengetahuan mengenai kondisi arus perairan disekitar lokasi pengoperasian jaring perangkap pasif merupakan faktor penting dalam rangka meningkatkan efektivitas penangkapannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh arah dan kecepatan arus terhadap jumlah hasil tangkapan jaring perangkap pasif. BAHAN DAN METODE Sampling dilakukan sebanyak 42 trip penelitian dari April sampai Juni 2013 di Teluk Mallasoro, Kelurahan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Pengukuran arus dilakukan dengan menggunakan currentmeter pada kedalaman 2.5, 5 dan 7.5 meter pada tiga titik pengukuran yakni di ujung Leader net, di ujung Chamber net Barat dan di ujung Chamber net Timur. Data kecepatan arus yang diperoleh kemudian dibagi menjadi 3 kategori yaitu arus lemah (1-19 cm/s), sedang (20-39 cm/s) dan kuat (≥40 cm/s). Data hasil tangkapan dihitung lalu dipilih 5 spesies dominan berdasarkan jumlah dan presentasi kemunculannya. Data-data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif statistik, dengan menghitung jumlah, rata-rata, dan presentase hasil tangkapan 258
Arus, jaring perangkap pasif, teluk mallasoro
dominan berdasarkan pengelompokan kecepatan arus serta kecenderungan arah arusnya dalam bentuk tabel dan grafik persentase.
ISSN 1411-4674
dengan total tangkapan 969 kg selama 28 trip, Talang Talang (Scomberoides tol) dengan total tangkapan 699 kg selama 19 trip, Selar (Selar boops) dengan total tangkapan 549 kg selama 35 trip, dan Cendro (Tylosurus crocodilus) dengan total tangkapan 529 kg selama 36 trip (Gambar 3). Hasil uji statistik menunjukkan arus tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah hasil tangkapan jaring perangkap pasif. Namun dari tren yang ada terlihat bahwa pada kategori arus yang lemah presentasi jumlah tangkapan adalah 48% dari total tangkapan, pada kategori arus sedang presentasi jumlah tangkapan adalah 35% dari total tangkapan, dan pada kategori arus yang kuat presentasi jumlah tangkapan adalah 18% dari total tangkapan (Gambar 4). Secara umum hasil tangkapan terbanyak ketika arah arus cenderung bergerak ke Timur dan Tenggara yaitu 55% dari hasil tangkapan. Sedangkan 22% dari jumlah hasil tangkapan ketika arus bergerak ke arah Barat dan 23% ketika arus bergerak ke arah Selatan (Gambar 5).
HASIL Hasil pengukuran selama 42 trip penelitian diperoleh data kecepatan arus terendah adalah 11 cm/s dan yang tertinggi adalah 53 cm/s. Kecepatan arus dominan terjadi pada katogori sedang (20-39 cm/s) yakni berlangsung selama 27 hari lalu kategori lemah (1-19 cm/s) sebanyak 9 hari dan kategori kuat (≥40 cm/s) sebanyak 6 hari. Arus bergerak ke 6 arah yaitu ke Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut dimana selama penelitian arus dominan ke arah Timur dan Tenggara (Gambar 1). Total tangkapan yang diperoleh adalah sebanyak 7035 kg dimana jumlah tangkapan terbanyak adalah 604 kg/trip dan yang paling sedikit adalah 50 kg/trip (Gambar 2). Hasil tangkapan meliputi 32 jenis dimana 5 jenis ikan yang dominan adalah Layur (Trichiurus lepturus) dengan total tangkapan 1895 kg selama 38 trip, Peperek (Gazza minuta)
Gambar 1. Grafik hubungan parameter arus dan hasil tangkapan
259
Aswad Eka Putra
ISSN 1411-4674
Gambar 2. Grafik jumlah total hasil tangkapan
Gambar 3. Grafik hasil tangkapan dominan
Gambar 4. Grafik presentasi hasil tangkapan berdasarkan kecepatan arus
260
Arus, jaring perangkap pasif, teluk mallasoro
ISSN 1411-4674
Gambar 5. Grafik presentasi hasil tangkapan berdasarkan arah arus
yang akan masuk ke dalam jaring perangkap pasif. Menurunnya tren hasil tangkapan seiring dengan peningkatan kecepatan arus sangat mungkin diakibatkan oleh perubahan performa jaring perangkap pasif di kolom perairan akibat tekanan arus yang besar. Selama penelitian berlangsung terlihat bahwa pada kondisi arus yang kuat jaring perangkap pasif mendapat tekanan yang besar dikolom perairan sehingga terjadi perubahan performa utamanya pada bagian Leader net dan Chamber net. Pada bagian Leader net jaring terdorong mengikuti arah arus perairan sehingga bentuknya tidak lagi sama seperti bentuk awalnya yakni lurus vertikal ke dalam perairan melainkan berbentuk cembung dengan jarak antara Frame rope dengan titik terluar dari jaring yang terdorong adalah 10 meter. He dkk (2010) mengemukakan bahwa Leader net merupakan bagian utama yang memegang peran yang paling vital dalam teknologi jaring perangkap
PEMBAHASAN Uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan antara parameter arus dengan peningkatan jumlah hasil tangkapan. Kurangnya waktu sampling diduga menjadi salah satu faktor penyebabnya sehingga data yang ada tidak cukup representatif. Dari 42 trip pengukuran hanya 6 trip yang masuk pada kategori arus kuat dan 9 trip masuk pada kategori arus lemah, selebihnya masuk pada kategori arus sedang. Namun pada kondisi lapangan terlihat bahwa tren hasil tangkapan menurun hingga 22% saat kecepatan arus meningkat dari arus lemah (1-19 cm/s) menjadi arus sedang (20-39 cm/s) bahkan semakin berkurang sebesar 39% saat terjadi arus yang kuat (≥40 cm/s). Menurut pendapat Yamane dkk (2003) bahwa perubahan profil arus di fishing ground memiliki konsekuensi secara biologis dalam hubungannya dengan tingkah laku renang ikan baik secara berkelompok maupun individu 261
Aswad Eka Putra
ISSN 1411-4674
pasif karena Leader net secara efektif menghadang jalur schooling ikan dan 76% diantaranya berhasil masuk ke dalam Playground. Begitupun pada jaring kantong atau Chamber net yang terdorong oleh arus sehingga di permukaan perairan jaring dapat terlihat dengan jelas. Hal ini tentunya dapat mengurangi volume Chamber net yang memungkinkan peluang ikan untuk masuk menjadi berkurang bahkan ikan yang telah masuk dapat keluar dari Chamber net. Yamaguchi dkk (2002) menyatakan bahwa pendugaan hasil tangkapan dengan menggunakan jaring perangkap pasif tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu dan front saja tapi juga faktor alat tangkap seperti volume kantong atau Chamber net akibat turbulensi arus. Pendapat ini diperkuat oleh Tae dkk (2006) melalui eksperimen yang dilakukannya untuk mengukur variasi volume Chamber net menggunakan radio akustik menunjukkan bahwa terjadi variasi vlume harian dari Chamber net jaring perangkap pasif dimana volume ini menurun karena pengaruh arus perairan dari pasang terendah ke pasang tertinggi yang akan berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapannya. Senada dengan pendapat Ueno dkk (1998) dari hasil penelitiannya tentang hubungan antara volume Chamber net jaring perangkap pasif dengan hasil tangkapan, menyimpulkan bahwa jika kepadatan ikan di dalam Chamber net tetap menunjukkan konsistensi dan volumenya tetap terjaga 90% dari maksimumnya, maka harapan untuk panen ikan yang lebih banyak akan lebih besar.
hingga 28% saat kecepatan arus meningkat sampai ≥40 cm/s . Hasil tangkapan terkonsentrasi saat arus perairan bergerak ke arah Timur dan Tenggara. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian penelitian ini. Khususnya kepada Pembimbing Penelitian Bapak Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc, dan Bapak Dr. Abduh Ibnu Hajar, S.Pi, M.Si serta rekan kami Muhammad Rais, S.Pi atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Akiyama S., Arimoto T. (2000). Analysis of accumulation performance of differing set-net designs. Fish. Sci. 66, 78–83. He P., Inoue Y. (2010). Large - Scale Fish Traps : Gear Design, Fish Behavior, and Conservation Challenges. In: He P (Ed). Behavior of Marine Fishes: Capture Processes and Conservation Challenge. WileyBlackwell, New Jarsey, 2010; 159181. Inada, H., Koike, A., Takeuchi, S., Hiramoto, T., Ishydoya, H., (1997). Influence of current on bag net volume of set-net. J. Tokyo Univ. Fish. 83, 139–152. Hajar M.A.I. (2011). Fish Behaviour utilization on capture process of “Jaring Perangkap pasif” (Set Net, Teichi ami) in Mallasoro Bay, Jeneponto Regency. http:// repository.unhas.ac.id/handle/12345 6789/610. Makassar. 2011. Sudirman, Baskoro M.S., Akiyama S., Arimoto T. (2000). Observation On Set Net Fisheries In Japan With Bibiliographical Reviewing; case study in Teteyama Bay and Ishigaki (Okinawa Island). Proceeding of The 3rd JSPS International Seminar on Fisheries Science in Tropical
KESIMPULAN DAN SARAN Parameter arus merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan jaring perangkap pasif. Peningkatan kecepatan arus dari arus lemah (1-19cm/s) ke arus sedang (20-39 cm/s) dapat mengurangi jumlah hasil tangkapan 11%, dan berkurang 262
Arus, jaring perangkap pasif, teluk mallasoro
Area. Bali Island-Indonesia. 19-21 Agustus 1999. TUF-JSPS International Project. Volume 8 March 2000. Tae J.W., Shin H.O. (2006). Acoustic analysis of volume variation in a bag-net within a set-net. Fisheries Research Volume 80, Issues 2–3, September 2006, Pages 263–269. Ueno Y., Wada Y., Tanaka M. (1998). Relation between bag-net volume and the catch in set-net. Bull. Kyoto Inst. Ocean. Fish. Sci. 20, 48–55. Yamane T., Matsuda M., Hiraishi T. (2003). Can fish move with the current towards the inside of a set net “Eri”?. Contributions on the Theory of Fishing Gears and Related Marine Systems, 3 (2003), 125–133.
ISSN 1411-4674
Yamane T., Matsuda M., Hiraishi T. (2002). Influence of drift current on the capture process of a set net. In: Paschen, M. (Ed.) (2002). Proceedings of the Fifth International Workshop on Methods for the Development and Evaluation of Maritime Technologies, Rostock 7-10 November 2001. Contributions on the Theory of Fishing Gears and Related Marine Systems, 2: pp. 137143. Yamaguchi Y. Kawazu I. (2002). Preliminary Studies on Catch Forecast of Yellowtail (Seriola quinqueradiata) Caught by a Set Net off Nomozaki, Nagasaki, Japan.
263