J. Sains & Teknologi, Desember 2012, Vol.1 No.2 : 166 – 173
ISSN 2303-3614
KEBUTUHAN MARINE INSPECTOR PADA PELAYANANAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN SUKARNO-HATTA MAKASSAR Marine Inspector to Service The Needs of Shipping Call of The Port Sukarno-Hatta Makassar Hadi Setiawan, M. Y. Jinca, A. Haris Muhammad Bagian Teknik Transportasi, Universitas Hasanuddin
ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk Melakukan analisis tentang produktifitas pelayanan Marine Inspector di Pelabuhan Soekarno–Hatta Makassar dan Merekomendasikan jumlah tenaga Marine Inspector yang ideal pada masa datang dalam melayani pemeriksaan kelaiklautan kapal yang berkunjung di pelabuhan Sukarno–Hatta Makassar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknikobservasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan pendekatan rumus hasil Studi Kebutuhan dan Diklat Auditor Keselamatan Transportasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan tahun 2009. Hasil temuan dari penelitian ini adalah; (1)Produktifitas kerja Marine Inspector di pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar tidak terlepas dengan arus kunjungan kapal pada pelabuhan Sukarno-Hatta pada tahun 2011 yaitu rata-rata 15 buah kapal setiap hari, sedangkan tenaga Marine Inspector hanya 12 orang yang terbagi atas 4 tim. Ini berarti setiap tim Marine Inspector terpaksa harus melayani sekitar 3-4 buah kapal dalam sehari, sehingga jam kerja setiap tim menjadi sangat padat, yaitu sekitar 15 sampai 20 jam setiap hari. (2). Kunjungan Kapal pada tahun 2011 adalah 5.504 atau rata-rata 15 kapal setiap hari dengan ketentuan 8 jam kerja setiap hari, idealnya dilayani oleh 33 orang tenaga Marine Inspector. Akan tetapi yang ada hanya 12 orang, ini berarti masih kekurangan tenaga Marine Inspector sebanyak 21 orang. Kebutuhan personil Marine Inspector di pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar 5 tahun kedepan dengan asumsi pertumbuhan kunjungan kapal rata-rata naik 3.39 % pertahun, maka jumlah Marine Inspector pada tahun 2016 idealnya adalah 38 orang. Kata kunci : produktifitas, marine inspector
ABSTRACT The aim of this research is to find out the services productivity of Marine Inspector in Makassar Sukarno Hatta Port and total of ideal Marine Inspector in the future in service the seaworthiness inspection which visits Makassar Sukarno Hatta Port. The method of this research is descriptive qualitative. The data collects through technique of observation and documentation. The data is analyzed by formula approach of the need study and auditor training of transportation safety from research and transportation development board in 2009.The result of this research are : (1). Labour Productivity of Marine Inspector in relating with the activity of shipping call in Makassar Sukarno Hatta Port in 2011 is around 15 ships each day while the Marine Inspector are only 12 persons who divided into 4 teams. This means that each team should serve only 3 until 4 ships every day. It is also indicate that work time of each team will become very dense which is about 15 until 20 hours each day.( 2). Shipping call in 2011 is 5.504 or average 15 ships each day with the provision 8 hours of work each day which ideally served by 33 Marine Inspector. But in fact, Marine Inspector only 12 person available, this indicates that total Marine Inspector is still lack of 21 persons. Marine Inspector is still needed for the next 5 years with assuming of shipping call average growth increase 3,39% each year. So, the total ideal for Marine Inspector in 2016 are 38 persons. Keywords : Productivity, marine inspector
166
Kebutuhan Marine Inspector pada Pelayanan Kunjungan Kapal
ISSN 2303-3614
dan untuk pencegahan kecelakaan dilaut. (Anonimous, 2008). Bahwa “Jumlah Kecelakaan Kapal yang terjadi di Indonesia berdasarkan data dari Mahkamah Pelayaran Indonesia cukup memprihatinkan, dan secara umum penyebab kecelakaan kapal adalah 78,45% (human error), 9,67% (kesalahan teknis), 1,07% (cuaca), 10,75% (cuaca dan kesalahan teknis)”. (Jinca, 2011). Sunarto (2008) yang mengkaji tentang “kebutuhan tenaga Marine Inspektor pada pelabuhan Bitung” menemukan bahwa (1) keselamatan transportasi laut ditentukan oleh managemen pelabuhan. (2) rata-rata pertumbuhan kunjungan kapal sebesar 5% setiap tahun. (3) jumlah tenaga Marine Inspector di pelabuhan Bitung lebih kecil dibanding beban tugas yang dihadapi setiap hari, yaitu rata-rata arus kunjungan kapal pada tahun 2008 sebanyak 17 buah dimana secara ideal harus dilayani oleh 38 orang tenaga Marine Inspector, namun kenyataannya tenaga Marine Inspector yang ada hanya 11 orang. Makassar sebagai pintu gerbang indonesia timur, maka arus kunjungan kapal dipelabuhan tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang pesat. Untuk mengantisipasi hal tersebut tentu membutuhkan jumlah tenaga Marine Inspektor yang memadai. Akan tetapi kenyataan di pelabuhan SukarnoHatta Makassar, setiap tahun arus pertumbuhan kunjungan kapal yang semakin meningkat, dan hanya dilayani oleh tenaga Marine Inspector yang jumlahnya terbatas. Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Melakukan analisis tentang produktifitas pelayanan Marine Inspector di Pelabuhan Soekarno–Hatta Makassar. (2) Merekomendasikan jumlah tenaga Marine Inspector yang ideal pada masa datang dalam melayani pemeriksaan kelaiklautan kapal yang berkunjung di pelabuhan Sukarno–Hatta Makassar.
PENDAHULUAN Keselamatan dan keamanan pelayaran adalah harapan semua pengguna transportasi laut yang menghubungkan suatu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya. Olehnya itu, maka setiap kapal dan yang datang maupun ingin bertolak dari suatu pelabuhan mutlak diberi pelayanan prima oleh pihak kepelabuhanan. Dalam konteks ini, maka pelabuhan ikut mewarnai tingkat keselamatan dan keamanan setiap pelayaran. Berdasarkan UU Pelayaran No.17/2008, Bab I Pasal 1 ayat 16 adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Berkaitan dengan peran penting pelabuhan dan untuk mengantisipasi laju perkembangan arus transportasi laut di Indonesia, maka pemerintah telah menetapkan masalah keselamatan transpotasi laut menjadi prioritas utama dan telah dicanangkan dalam target “Zero accident”. Untuk mencapai tranportasi laut "zero accident' tersebut harus dilakukan berbagai upaya dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa yang terait, baik oleh pemerintah sebagai regulator, pengusaha sebagai operator dan masyarakat sebagai pengguna jasa. Keinginan untuk tiba di tempat yang dituju tepat waktu dengan aman dan selamat, sering berubah menjadi malapetaka, mengalami kecelakaan yang sangat mengerikan dan dapat menghilangkan jiwa, barang serta kerugian material yang sangat tinggi. ISM Code memberikan suatu standar internasional untuk manajemen keselamatan pengoperasian kapal - kapal 167
Hadi Setiawan
ISSN 2303-3614
mengalami pemeriksaan Marine Inspector Data jumlah personil Marine Inspector pada Pelabuhan Sukarno-Hatta (4) Data jumlah personil Marine Inspector pada Pelabuhan Sukarno-Hatta (5) Data tentang waktu yang digunakan oleh personil Marine Inspector untuk melakukan pemeriksaan kelaiklautan setiap kapal yang berkunjung di Pelabuhan Sukarno–Hatta Teknik untuk menentukan kebutuhan personil Marine Inspector dapat dilakukan dengan pendekatan rumus hasil Studi Kebutuhan dan Diklat Auditor Keselamatan Transportasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan tahun 2009 yaitu dengan persamaan rumus kebutuhan seperti berikut ini.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar. Selama 5 bulan yaitu sejak pertengahan bulan Nopember 2011 sampai Maret 2012. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian terapan (applied research). Ditinjau dari sudut pendekatannya termasuk penelitian survey. Berdasarkan tingkat penjelasannya (eksplanasinya) maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif yang bersifat evaluatif (Sugiyono,1997’ S. Nasution. 2000; Moleong 2009) Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengguakan teknik observasi dan dokumentasi, data sekunder yang dibutuhkan meliputi: (1) Data Fasilitas pelabuhan Sukarno–Hatta (2) Data operasional pelabuhan Sukarno–Hatta (3) Data arus kunjungan kapal di Pelabuhan Sukarno–Hatta yang diperkirakan
JK x 365 MI = -------------------- X JTA JKj ----- X HKj WP
Keterangan: MI
=
Kebutuhan personel marine inspector
JK
=
Jumlah kapal yang berlayar yang diperiksa setiap hari pada setiap pelabuhan dan dalarn satu tahun
365
=
Jumlah hari dalam satu tahun
JKj
=
Jam kerja dalam satu hari (sebanyak 8jam)
HKj
=
Hari Kerja dalam setahun
WP
=
Waktu pemeriksaan kapal yang dibutuhkan satu tim. Pemeriksaan kelaiklautan kapal yakni antara 4 sampai 5 jam
JTA
=
Jumlah anggota satu, tim pemeriksa kapal miniumal 3 orang terdiri dari ahli nautika, teknika, dan ahli radio. (Sunarto, 2003)
Teknik untuk menganalisis kebutuhan waktu pemeriksa kapal oleh tim Marine Inspector setiap hari pada suatu pelabuhan adalah dilakukan dengan cara mencatat jumlah rata-rata kunjungan kapal setiap hari dikali rata-rata waktu pemeriksaan setiap kapal dibagi jumlah tim yang tersedia.
Teknik untuk menghitung produktifitas kerja tim penguji dalam satu hari adalah 8 jam dibagi kecepatan memeriksa kapal 4 atau 5 jam dikali 313 hari kerja dalam satu tahun. Teknik untuk menghitung pertumbuhan kunjungan kapal untuk 5
168
Kebutuhan Marine Inspector pada Pelayanan Kunjungan Kapal
tahun ke depan adalah menggunakan persamaan;
ISSN 2303-3614
maka jumlah personil Marine Inspector yang harus tersedia pada kantor Administratur pelabuhan Sukaro-Hatta Makassar pada tahun 2011 secara ideal adalah sebanyak 33 orang. Padahal berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Administrator Pelabuhan SukarnoHatta Makassar pada tahun 2011 baru tersedia tenaga Marine Inspector sebanyak 12 orang. Sesuai hasil perhitungan seperti tersebut di atas, maka untuk mengantisipasi arus kunjungan kapal di pelabuhan Sukaro-Hatta Makassar sebesar 5.504 kunjungan kapal pada tahun 2011 atau rata-rata sebesar 15 kunjungan kapal setiap hari. Dengan demikian, diperlukan tambahan tenaga Marine Inspector sebanyak 21 orang untuk dapat memberi pelayanan Marine Inspector selama 5 jam setiap kapal. Oleh karena jumlah tenaga MI yang ada sekarang yaitu hanya 12 orang, maka dapat dipastikan bahwa mereka akan kewalahan memberi pelayanan pemeriksaan kelaiklautan kapal secara prima.
dengan
Pn = Po ( 1 + i )n Keterangan Pn = Arus kunjungan tahun pertama (2011) Po = Arus kunjungan tahun kelima (2016)
n = Tahun pertumbuhan i = Pertumbuhan HASIL Hasil pengumpulan data sekunder yang didapat pada Pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar meliputi gambaran umum, kondisi geografis, fasilitas umum pelabuhan, data operasional pelabuhan, dan keadaan tenaga Marine Inspector. Produktifitas Tenaga Marine inspector Produktifitas pelayanan Marine Inspector sehubungan dengan kegiatan pemeriksaan di pelabuhan SoekarnoHatta Makassar sangat terkait dengan tinggi rendahnya arus kunjungan kapal. Berdasarkan data kunjungan kapal pada pelabuhan Sukarno Hatta setiap tahun mengalami peningkatan sekitar 6.02 persen, dan berdasarkan data terakhir diketahui bahwa arus kunjungan pada tahun 2011 yaitu sebesar 5.504. Rata-rata kunjungan kapal per hari adalah 15 kapal. Ini berarti dalam sehari ada sekitar 15 buah kapal yang harus diberi pelayanan di pelabuhan tersebut, termasuk pemeriksaan kelaiklautan oleh tim Marine Inspector.
PEMBAHASAN Sehubungan dengan jumlah tenaga Marine Inspector yang hanya 12 orang, berarti hanya terdiri dari 4 tim saja, sedangkan kunjungan kapal di pelabuhan Sukarno Hatta untuk tahun 2011 sebanyak 5.504 setiap tahun dengan rata rata 15 buah kapal dalam sehari, maka pemeriksaan kelaiklautan kapal di pelabuhan tersebut terkadang setiap satu tim terpaksa melayani pemeriksaan 3 sampai 4 buah kapal dalam sehari. Dengan demikian beban kerja setiap tim benar-benar sangat padat yaitu berkisar 15 – 20 jam dalam sehari, Dengan demikian maka tidak mengherankan kalau mereka bersikap terburu-buru dalam memberi pelayanan dikarenakan oleh keterbatasan jumlah personil Marine Inspector. Kondisi seperti ini sangat rawan terjadinya pemeriksaan kelaiklautan kapal yang berperinsip asal jadi.
Kebutuhan Tenaga Marine inspector di Pelabuhan Sukarno-Hatta Berdasarkan hasil perhitungan melalui pendekatan rumus hasil Studi Kebutuhan dan Diklat Auditor Keselamatan Transportasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan tahun 2009 halaman 4-44, 169
Hadi Setiawan
ISSN 2303-3614
Berdasarkan data yang maka dapat ditentukan bahwa kebutuhan tenaga Marine Inspector di pelabuhan SukarnoHatta Makassar untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut:
5.504+932,9 6.436,9 ------------- x 3 = ---------- x 3 = 38 orang 8/5 x 313 500,8 Berdasarkan hasil analisis seperti di atas. maka untuk mengantisipasi jumlah kebutuhan Rothwell dan Kazanas (dalam Sunarto 2003:163) mengemukakan bahwa “kebutuhan terkait antara perbedaan atas apa yang diketahui, dirasakan atau dilakukan dengan mahir”. Tenaga Marine Inspector pada tahun 2016 dengan asumsi pertumbuhan kunjungan kapal per tahun 3,39 % pada kantor ADPEL, SukarnoHatta, maka secara ideal diperlukan tenaga Marine Inspector pada tahun 2016 yaitu sebanyak 38 orang atau sekitar 12 tim untuk dapat memberi pelayanan pemeriksaan kelaiklautan pelayaran dengan interval waktu pemeriksaan sekitar 5 jam setiap kapal. Selanjutnya untuk mengetahui gambaran pertumbuhan kebutuhan tenaga MI setiap tahun yaitu sejak tahun 2011 s/d 2016, dianalisis seperti berikut: (1) Pertumbuhan kunjungan kapal 1sampai 5 tahun kedepan yaitu: (a) tahun 2011 2012 = 5.504 - 4.889 = -605 kapal, (b) tahun 2011 - 2013 = 5.504 - 5.724 = 220 kapal, (c) tahun 2011 - 2014 = 5.504 – 5.834 = 330 kapal, (d) tahun 2011 – 2015 = 5.504 – 6.164 = 660 kapal, (e) tahun 2011 – 2016 = 5.504 – 6.054 = 550 kapal. Sehubungan dengan asumsi arus kunjungan kapal, maka kebutuhan tambahan Marine Inspector di pelabuhan Sukarno-Hatta setiap tahun (2011 s/d 2016) dihitung, sebagai berikut:
JK x 365 MI = ------------------------ x JTA JKj / WP x HKj 15 x 365 5475 MI = ------------- x 3 = -------------- x 3 8 / 5 x 313 1,6 x 313
5475 MI = ---------x 3 = 32,79 = 33 Orang 500,8 Adapun pertumbuhan kebutuhan personif Marine Inspector untuk 5 tahun yang akan datang, dapat dihitung berdasarkan tingkat pertumbuhan pergerakan kapal yang diasumsikan ratarata naik 3.39 % pertahun, maka jumlah Marine Inspector pada tahun 2016 yang akan datang dapat diprediksikan melalui perhitungan seperti berikut ini: (a) Jumlah kunjungan kapal pada tahun 2011 sebesar 5.504 kunjungan (b) Pertumbuhan kunjungan kapal 5 tahun kedepan: 5 x 3,39 % = 16.95 % (c) Tambahan kunjungan kapal 5 tahun kedepan : 16.95 % x 5.504 = 932,9 (d) Pertumbuhan kebutuhan personel Marine Inspector di pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar sampai tahun 2016 adalah, sebagai berikut:
Kebutuhan tambahan personel Marine Inspector Tahun 2012 yaitu -605 -605 --------------- = ----------- = -1.2 dibulatkan = -1 orang 8/5 x 313 500,8 Kebutuhan tambahan personel Marine Inspector tahun 2013 yaitu 220 220 --------------- = ----------- = 0.44 dibulatkan = 1 orang 8/5 x 313 500,8
170
ISSN 2303-3614
Kebutuhan Marine Inspector pada Pelayanan Kunjungan Kapal
Kebutuhan tambahan personel Marine Inspector tahun 2014 yaitu 330 330 --------------- = ----------- = 0.66 dibulatkan = 1 orang 8/5 x 313 500,8 Kebutuhan tambahan personel Marine Inspector tahun 2015 yaitu 660 660 --------------- = ----------- = 1.32 dibulatkan = 2 orang 8/5 x 313 500,8 Kebutuhan tambahan personel Marine Inspector tahun 2016 yaitu 550 550 --------------- = ----------- = 1.1 dibulatkan = 2 orang 8/5 x 313 500,8 Pada Tabel 1 Untuk lebih memperjelas gambaran arus kunjungan kapal dan jumlah tenaga Marine Inspector serta waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan kelaiklautan kapal pada tahun 2011 s/d 2016 di pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar. Berdasarkan data yang ada pada tabel 1 telah memberikan kejelasan bahwa Arus kunjungan kapal pada Arus kunjungan kapal pada tahun 2016 sebanyak 6.054 dengan rata-ata 17 perhari, membutuhkan waktu pemeriksaan 83 jam dan idealnya dilayani oleh 38 tenaga Marine Inspector atau sekitar 10 tim dengan penggunaan waktu pemeriksaan 8,29 jam setiap hari.
Sehubungan dengan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pemeriksaan kelaiklautan kapal oleh satuan kerja atau tim Marine Inspector dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 di pelabuhan Sukarno-Hatta. (Gambar 1) Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah tim Marine Inspector yang bertugas dalam setiap hari atau 1 x 24 jam maka penggunaan waktu setiap tim dalam sehari maka grafiknya semakin tinggi, sebaliknya semakin banyak jumlah tim Marine Inspector maka waktu yang dibutuhkan tim dalam sehari maka grafiknya cenderung menurun.
Tabel 1. Prediksi arus kunjungan kapal dan penggunaan waktu pemeriksaan tim Marine Inspector di Pelabuhan Makassar Tahun (2011-2016) Tahun
Kujungan Kpl Jml Tng Perthn Sehari Jam MI
1 Tim
2 Tim
3 Tim
4Tim
Diperlukan Waktu Pemeriksaan 5 Tim 6 Tim 7 Tim 8 Tim
9 Tim 10 Tim 11 Tim 12 Tim
2011
5.504
15
75
33
75,40
37,70
25,13
18,85
15,08
12,57
10,77
9,42
8,38
7,54
6,85
6,28
2012
4899
13
67
32
67,11
33,55
22,37
16,78
13,42
11,18
9,59
8,39
7,46
6,71
6,10
5,59
2013
5724
16
78
33
78,41
39,21
26,14
19,60
15,68
13,07
11,20
9,80
8,71
7,84
7,13
6,53
2014
5834
16
80
34
79,92
39,96
26,64
19,98
15,98
13,32
11,42
9,99
8,88
7,99
7,27
6,66
2015
6164
17
84
36
84,44
42,22
28,15
21,11
16,89
14,07
12,06
10,55
9,38
8,44
7,68
7,04
2016
6054
17
83
38
82,93
41,47
27,64
20,73
16,59
13,82
11,85
10,37
9,21
8,29
7,54
6,91
171
Hadi Setiawan
ISSN 2303-3614
Gambar 1. Grafik kecepatan penggunaan waktu pemeriksaan kapals setiap tim Marine Inspector kelaiklautan kapal sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahlian, dimana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerja sama dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Perhubungan agar mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk calon tenaga Marine Inspector dalam mengantisipasi pertumbuhan arus kunjungan kapal pada pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 yang rata-rata mengalami kenaikan 3,39 % setiap tahunnya perlu melakukan penambahan tenaga Marine Inspector secara proporsional setiap tahun sesuai pertumbuhan arus kunjungan kapal, sehingga beban kerja setiap tim Marine Inspector berada pada kisaran 8 jam perhari.
KESIMPULAN DAN SARAN Produktifitas kerja Marine Inspector di pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar pada tahun 2011 yaitu rata-rata 15 buah kapal setiap hari, sedangkan tenaga Marine Inspector hanya 12 orang yang terbagi atas 4 tim. Ini berarti setiap tim Marine Inspector terpaksa harus melayani sekitar 3-4 buah kapal dalam sehari, sehingga jam kerja setiap tim menjadi sangat padat, yaitu sekitar 15 sampai 20 jam setiap hari. Dan Kunjungan Kapal pada tahun 2011 adalah 5.504 atau rata-rata 15 kapal setiap hari dengan ketentuan 8 jam kerja setiap hari, idealnya dilayani oleh 33 orang tenaga Marine Inspektor. Akan tetapi yang ada hanya 12 orang, ini berarti masih kekurangan tenaga Marine Inspector sebanyak 21 orang. Kebutuhan untuk 5 tahun kedepan dengan asumsi pertumbuhan kunjungan kapal rata-rata naik 3,39 % pertahun, maka jumlah Marine Inspector pada tahun 2016 idealnya adalah 38 orang. Pentingnya kemauan dan kesungguhan untuk bekerja efektif dan efisien. (Gurning saud dan Budianto, 2007) Untuk mencapai tranportasi laut “zero accident" harus dilakukan berbagai upaya antara lain khususnya menempatkan tenaga Marine Inspector
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, (2008). Pedoman Tentang Aplikasi IMO, Kodifikasi Manajemen keselamatan Internasional (ISM Code). PIP Makassar Badan Penelitian dan Pengembangan Studi Kebutuhan dan Diklat Auditor Keselamatan Transportasi Jakarta. (2009).
172
Kebutuhan Marine Inspector pada Pelayanan Kunjungan Kapal
ISSN 2303-3614
Kelaiklautan Kapal Pada Pelabuhan Bitung. Makassar: Tesis PPS UNHAS S. Nasution. (2000). Metode Research. Bandung: Bumi Aksara. Sugiyono. (1997). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sunarto. (2003). Jumlah Anggota Satu, Tim Pemeriksa Kapal. Makassar: Tesis PPS UNHAS Undang Undang RI No 17 Tahun. (2008). Tentang Pelayaran.
Gurning Saut Oloan Raja dan Budianto Hariadi, (2007). Manajemen Bisnis Pelabuhan, APE Publishing. Jinca Yamin M, (2011). Transportasi Laut Indonesia Analisis Sistem dan Studi Kasus, Surabaya: Brilyan Internasional. Moleong Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sunarto. (2008) Kajian Kebutuhan Tenaga Marine Inspektor
173