IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian
6. URUSAN PERINDUSTRIAN Urusan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor jasa, penyediaan bahan baku, transportasi, distribusi atau perdagangan, pariwisata dan sebagainya. Pembangunan urusan perindustraian menjadi sangat penting karena kontribusinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi terutama dalam pembentukan PRDB sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (prime over) karena kemampuannya dalam peningkatan nilai tambah yang tinggi. Selain itu industri juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, yang berarti meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan. Walaupun telah dicapai berbagai perkembangan yang cukup penting, namun dirasakan industri belum tumbuh seperti yang diharapkan dan ada kecenderungan menurunnya daya saing industri di pasar nasional maupun internasional. Penurunan daya saing ini terkait dengan tingginya biaya atau kurang efisiennya proses produksi. Masalah biaya industri ini umumnya dikaitkan dengan meningkatnya biaya energi dan ekonomi biaya tinggi terkait dengan layanan birokrasi. Sementara kelemahan struktur industri juga ditunjuk sebagai salah satu penyebabnya. Kelemahan struktur industri ini tercermin dari lemahnya keterkaitan antar industri, misalnya antara industri hulu dan hilir dan antara industri besar dan kecil, serta belum berkembangnya industri pendukung. Klaster-klaster industri yang belum sepenuhnya terbangun juga merupakan indikator lemahnya struktur industri. Sejalan dengan hal tersebut telah ditegaskan dalam RPJMD 2010-2015 bahwa arah kebijakan urusan industri adalah 1) Peningkatan daya saing industri kecil menengah (IKM), 2) Mewujudkan efisiensi industri unggulan melalui pengembangan klaster industri penghela dan kluster pendukung lainnya serta penguatan kelembagaan kluster IKM. Dengan tujuan 1) Peningkatan daya saing industri kecil menengah (IKM), 2) Penguatan struktur permodalan industri kecil menengah (IKM) dan 3) Penataan struktur industri. Dengan program dalam RKPD 2011 masih pada pengembangan industri kecil dan menengah. a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya peningkatan daya saing industri dan pegembangan sentra dan klaster industri. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 telah dialokasikan sebesar Rp. 925.735.500 atau sebesar 0,09% dari total APBD Tahun 2011. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 900.574.515 atau 97,%8. Anggaran tersebut digunakan untuk penataan buku data base dan struktur industri. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
244
IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian
Tabel IV.C.6.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perindustrian Tahun 2011 No. I 1 2 3 II 1 2 3
Program Belanja Langsung Penataan Struktur Industri Pelayanan Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Belanja Tidak langsung Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Tambahan penghasilan Insentif pajak / retribusi daerah Total
Alokasi (Rupiah) 925.735.500 75.000.000 743.235.500 107.500.000
Realisasi (Rupiah) 900.574.515 73.320.000 726.130.288 101.124.227
4.243.824.775 3.734.824.000 440.257.500 68.743.273 5.169.560.275
4.095.667.349 3.661.284.470 388.450.000 45.932.879 4.996.241.864
Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2011 (diolah)
b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Penataan Struktur Industri Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya struktur industri yang kokoh dan handal baik dalam hal penguasaan pasar maupun dalam hal kedalaman jaringan pemasok bahan baku dan bahan pendukung, komponen, dan barang setengah jadi bagi industri hilir. Untuk memperkuat struktur terutama dalam memfasilitasi terjalinnya jaringan pemasok industri hilir, pemerintah melalui program ini telah melaksanakan kegiatan berupa up dating data berupa penataan buku data base dan struktur industri. Dengan adanya data base dan struktur industri diharapkan akan terbangunnya klasterklaster industri yang sehat dan kuat dengan jaringan industri pendukung dan sarana umum yang memadai serta akan terbentuk struktur penguasaan pasar yang makin sehat dan kompetitif. Dalam melaksanakan urusan perindustrian, didukung oleh alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan administrasi perkantoran dan peningkatan sarana prasarana aparatur dengan uraian sebagai berikut : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program ini ditetapkan untuk dapat tercapainya tujuan organisasi dalam jangka panjang yaitu terwujudnya kualitas administrasi perkantoran yang tertib dan lancar serta terlaksananya tugas kedinasan dengan cepat dan akurat yaitu melalui : Penyediaan Jasa Surat Menyurat, Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan, Penyediaan Alat Tulis Kantor, Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan, Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor, Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan, Penyediaan Makanan dan Minuman, Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah, Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah, Penyediaan Jasa Kebersihan dan Keamanan Kantor Kota dan Pasar, Penyelesaian Pekerjaan Kantor, Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Pemerintahan.
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
245
IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program ini ditetapkan untuk dapat tercapainya tujuan organisasi dalam jangka panjang yaitu terwujudnya kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan yaitu dengan melalui : Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor, Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional, Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan gedung Kantor, Pemeliharaan Rutin/berkala Mebelair, Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-alat Kantor.
Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tabel. IV.C.6.2 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2011 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah
No. 1
2
Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD
Capaian Kinerja 2010
2011
Kontribusi sektor industri thd PDRB (Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor industri) / (Jumlah total PDRB)x100%
9,99%
10,12%**
Pertumbuhan industry (Jumlah industri tahun 2011 - Jumlah Industri tahun 2010) / Jumlah industri tahun 2010 x 100%
4,93%
4,99%
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan **) data sangat sementara
Capaian kinerja urusan perindustrian di Kabupaten Wonosobo dapat dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap PDRB, yang pada tahun 2011 rata-rata menyumbang 10,12%. Jika dibandingkan tahun 2010 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 1,30%. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya industri dan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh industri besar, menengah maupun kecil yang otomatis juga menyerap tenaga kerja lebih banyak. Demikian pula untuk pertumbuhan industri, pada tahun 2011 pertumbuhannya naik sebesar 0,01% dibandingkan tahun 2010. Yang sebagian besar kenaikan pertumbuhan tersebut disumbang oleh industri pangan. Sampai tahun 2011 di Kabupaten Wonosobo telah berkembang 14.560 unit usaha industri (meningkat 4,99% dibanding tahun 2010) yang meliputi industri pangan, sandang dan kulit, kerajinan, kimia, logam dan mesin, dengan nilai produksi Rp. 527.427,85 milyar (meningkat 19,99% dibanding tahun 2010) di mana sebagian besar unit usaha industri tersebut sudah dalam bentuk sentra dimana sampai tahun 2011 terdapat 476 sentra industri dan jumlah ini sudah melebihi target dalam RPJMD 20102011 (jumlah sentra 175) tetapi sentra yang membentuk asosiasi baru 1 yaitu sentra carica telah membentuk asosiasi pengrajin carica (APC) dan telah tergabung dalam klaster carica. Sementara target dalam RPJMD 2010-2011 pada tahun 2011 ada 3 sentra yang membentuk asosiasi. Untuk itu ke depannya perlu adanya pengembangan sentrasentra menjadi klaster industri sehingga akan terjadi kemitraan yang saling menguntungkan, mengurangi biaya transportasi dan transaksi, meningkatkan efisiensi kolektif, menciptakan aset secara kolektif dan mendorong terciptanya inovasi.
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
246
IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian
Berikut adalah data capaian tentang jumlah unit usaha industri dan kapasitas produksi rumah tangga di Kabupaten Wonosobo : Tabel. IV.C.6.3 Data Capaian Jumlah Unit Usaha Industri dan Kapasitas Produksi Rumah Tangga di Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Kategori
Jumlah Unit Usaha 2010 2011 9.503 10.122
Nilai Produksi (Rp) 2010 2011 140.707,19 168.848,30
Industri pangan Industri 285 308 45.842,81 sandang & kulit Industri 3.354 3.389 144.066,66 kerajinan Industri kimia 245 250 8.913,06 & bahan bangunan Industri logam 481 491 100.030,70 & mesin Jumlah 13.868 14.560 439.560,70 Sentra industri 471 476 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Jml Tenaga Kerja 2010 2011 15.987 16.786
55.928,20
946
974
168.517,35
7.863
8.256
11.141,00
418
439
123.038,00
1.174
1.209
527.427,85
26.388
27.664
c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan umum yang muncul pada urusan perindustrian antara lain : Kualitas SDM industri masih terbatas, terutama dalam pengembangan desain, penguasaan teknologi proses dan informasi. Terbatasnya ketersediaan jaringan informasi pasar dalam dan luar negeri bagi produk IKM. Keterkaitan antara industri hulu dan hilir belum terbangun secara optimal. Belum dimanfaatkannya sumber daya lokal sebagai potensi industri unggulan yang berbasis inovasi dan teknologi. Masih belum kuatnya struktur industri. Kurangnya akses permodalan bagi IKM. Belum adanya sinergi mutualisme antara pengusaha besar dan UKM serta Koperasi.
Upaya yang perlu dilakukan dalam menangani pembangunan urusan perindustrian adalah :
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
247
IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian
Dalam mengatasi keterbatasan SDM diupayakan semaksimal mungkin mengefektifkan tenaga yang ada dengan disertai peningkatan kemampuan dan ketrampilan dengan mengikutsertakan pelatihan bimbingan di bidang pengembangan desain, packaging, kualitas dan mutu produk sehingga dapat mengantisipasi perkembangan industri agar bisa bersaing dalam segi diversifikasi produk dan kualitas produksi. Melakukan diseminasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar domestik dan ekspor serta melakukan promosi produk yang dihasilkan melalui pameran baik dalam maupun luar negeri dan melalui media massa. Mengembangkan klaster industri dengan memperkuat industri-industri yang terdapat dalam rantai nilai yang mencakup industri inti, industri terkait dan industri pendukung dengan keunggulan lokasi, yang dapat mendorong keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif sehingga bisa berfungsi sebagai penggerak pembangunan ekonomi yang mampu menghasilkan produk-produk unggulan dan bisa menerobos pasar dalam dan luar negeri. Mendorong tumbuhnya kekuatan kolektif melalui standarisasi, procurement dan pemasaran bersama. Memanfaatkan sumberdaya lokal sebagai industri unggulan dengan mengelompokkannya menjadi suatu klaster bisnis unggulan dengan memanfaatkan inovasi teknologi sehingga mampu menjadi klaster bisnis yang kuat dalam hal kelembagaan, dapat memproduksi dalam skala besar dengan biaya yang efisien, bisa melakukan ekspor secara rutin yang nantinya bisa dijadikan daya ungkit untuk pertumbuhan ekonomi. Memperkuat struktur industri melalui pengembangan industri hulu yang mengolah bahan setengah jadi dan sekaligus menyiapkan industri-industri penghasil barang modal. Meningkatkan akses IKM terhadap sumber pembiayaan dengan memfasilitasi pertemuan antara IKM dengan CSR perusahaan. Mengembangkan klaster industri inti secara komprehensif dan integratif yang didukung secara simultan dengan pengembangan industri terkait dan industri penunjang.
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
248