IV. TINJAUAN KARAKTERISTIK DAN LEMBAGA PEMASARAN BUAH
4.1. Karakteristik Buah
Beberapa informasi dibawah ini tentang karakteristik buah yang diteliti. Tinjauan tentang apel, jeruk dan anggur diperoleh dari Garrett (1997), sedangkan salak diperoleh dari Puslitbanghort (1 995) serta tambahan dari sumber-sumber lainnya. 4.1.1. Apel
Apel (Malus domestika) termasuk dalam famili Rusaceae. Beberapa varietas apel yang kita kenal yaitu red delicious, jonathan, grand smith, dan golden delicious. Selain itu ada masih terdapat varietas lainnya yang ditemukan di pasaran seperti fbji, royal gala, early dels, early blaze, pink ladys, rome beauty, mcintosh dan lain-lain. Daerah asli tanaman apel tidak diketahui secara pasti, namun sebagian besar sejarawan mempercayai bahwa apel berasal dari Laut Kaspia. Apel liar pada jaman prasejarah agak berbeda dengan yang dikenal pada saat ini, dimana hanya berdiameter 2-5 cm dan sangat pahit. Budidaya apel diperkirakan dilakukan pertamakali pada awal
pengembangan pertanian di Eropa. Dari segi budidaya, suhu merupakan faktor yang utama dalam pertumbuhan apel. Apel dapat tumbuh dengan baik pada suhu 7 ' ~atau dibawahnya pada saat musim dingin. Apabila musim dingin terlalu lembab, maka kuncup bunga akan membuka terlalu lama pada saat musim semi tiba. Hal ini akan memicu berkurangnya pertumbuhan dan hasil produksi. Kuantitas dan kualitas sinar matahari sangat penting untuk pembentukan warna pada buah apel. Sedangkan pengairan yang baik pada lahan
merupakan ha1 yang utama pada pertumbuhan tanaman apel, terlalu banyak air dalam tanah akan mengurangi kadar oksigen yang tersedia untuk pertumbuhan akar. Apel merupakan sumber nutrisi yang kaya akan serat, vitamin C dan mineral (potassium), serta mengandung kalori sebesar 200kJl200g. Jenis ape1 yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah rome beauty serta manalagi yang berasal dari Desa Gandon, Kecamatan Batu, Malang. Untuk membedakan dengan mudah antara apel rome beauty dan manalagi adalah warna kulit buahnya. Apel rome beauty benvarna hijau merah, yang kena sinar matahari benvarna merah sedangkan yang tidak kena benvarna hijau. Sedangkan apel manalagi benvarna hijau muda kekuningan (Nuswamarhaeni, et al; 1999). 4.1.2. Jeruk
Beberapa spesies jeruk dalam genus citrus adalah mandarin, orange, grapefruit, lemon dan lime. Seluruh jenis jeruk ini diyakini sebagai tanaman asli daerah tropika dan subtropika di Asia dan kepulauan Melayu. Jeruk mandarin (Citrus riticulata) terdiri dari berbagai varietas seperti imperial, glen retreat, ellendale dan murcot. Berdasarkan sejarahnya, tanaman jeruk Mandarin telah tumbuh di Cina dan Jepang sejak ribuan tahun yang lalu. Jeruk mandarin merupakan sumber vitamin C yang baik dan sumber serat yang berguna untuk diet. Selain itu juga mengandung kalori sebesar 190kJl100g. Karakteristik dari jeruk mandarin adalah dalam setiap buah biasanya terdiri dari 8- 10 juring atau bagian, kulitnya benvarna orange terang, rasanya manis atau asam.
Bila dibandingkan dengan oranges, maka daging buah mandarin lebih lembut dengan sedikit kandungan air. Selain itu mudah dikupas dan dipisahkan antar bagian.
Oranges (Citrus sinensis) merupakan tanaman asli dari India, Siam atau Selatan China.
Oranges adalah buah yang telah dikenal oleh bangsa Romawi dan telah
dibudidayakan secara luas di Mediterania. Beberapa varietas oranges yang ada seperti navel, valencia dan joppa. Oranges merupakan sumber vitamin C, asam folat dan serat diet yang sangat baik. Satu buah oranges ukuran besar (220g) mengandung kalori sebesar 250kJ. Grapefruit (Citrus paradisi) tidak terlalu jelas daerah asalnya. Kemungkinan grapefruit adalah mutasi dari pummelo, dimana pummelo muncul dalam berbagai varietas di kepulauan Melayu. Namun grapefruit itu sendiri diperkirakan ditemukan pertama kali di India Barat. Jenis varietas grapefruit antara lain marsh seedless, ruby atau red blush, thompson dan wheeny. Grapefruit merupakan sumber vitamin B5, C, serat, potassium serta kalori sebesar 110kJ1100g. Pohon grapefruit lebih kuat dan lebat serta memiliki daun yang lebih lebar. Dalam pertumbuhan, pohon grapefruit membutuhkan panas yang tinggi dan akan berproduksi dengan kualitas terbaik di daerah yang memiliki suhu panas dalam waktu yang panjang. Nama grapefruit berasal dari kenyataan bahwa buahnya tumbuh seperti anggur (grapes) yang bertandan atau bergerombol. Grapefruit pertama kali didefinisikan pada tahun 1750 oleh Griffith Hughes yang menamakannya buah terlarang dari Barbados. Lemon (Citrus limon) adalah spesies citrus dengan karakteristik seperti warna kulit kuning, berbentuk oval dengan ujung yang lancip, rasa asam, mengandung banyak air dan daging buahnya benvarna kuning pucat. Beberapa varietas lemon antara lain meyer, lisbon dan eureka.
Sama seperti jeruk lainnya, lemon juga
merupakan sumber vitamin C yang sangat baik, B6 dan serat diet. Dalam lOOg lemon
mengandung kalori sebesar 65kJ. Lemon juga berasal dari Asia dan Kepulauan Melayu kemudian menyebar dan berkembang baik di Eropa. Limes (Citrus aurantijolia/latifolia) memiliki karakteristik seperti kulit berwarna hijau gelap dan mengkilap, berbentuk bulat dan berukuran kecil, dan daging buah berwarna hijau dan rasanya asam Limes mengandung vitamin C yang penting untuk penyerapan mineral besi dalam tubuh serta untuk kesehatan gigi tulang, gusi dan gigi. Times biasanya dikonsumsi dalam bentuk jus. Varietas limes seperti tahitian, dan west indian. Tanaman ini juga berasal dari daerah tropis dan subtropis di India Timur yang kemudian menyebar ke Asia daratan selanjutnya ke negara-negara tropis dan subtropis di dunia. Varietas jeruk unggul yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu jeruk mandarin (Citrus nobilis var. chrysocarpa) dan jeruk siem (Citrus nobilis var. microcarpa). Jeruk mandarin atau jeruk keprok ini mempunyai kulit yang agak tebal, agak besar tapi mudah sekali dikupas dan septa-septa buahnya mudah dipisah. Warna kulit buah orange muda bila telah masak. Tergolong jenis jeruk ini adalah jeruk keprok batu, garut, uwik, konde cina, maseh, rag4 kacang, cempaga dan lain-lain. Sedangkanjeruk keprok jenis siem memiliki ciri buah kulit tipis, agak melekat dan sulit terlepas dari daging buah. Bentuk buah bulat, licin dan lebih kecil dari jeruk keprok yang berkulit tebal. Daging buahnya banyak mengandung air. Saat ini jeruk siem merupakan jenis jeruk keprok yang banyak diusahakan dan paling luas penyebarannya di Indonesia karena tamanan ini bisa diusahakan di daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian 700 meter dpl. Jenis jeruk siem yang terkenal adalah jeruk pontianak (Sanvono, 1995).
4.1.3. Anggur
Anggur (Vitis vininvera) adalah buah yang berasal dari daerah Asia kecil di sekitar laut Kaspia. Gambaran detail pertumbuhan anggur ditemukan pada kepingan batu peninggalan kerajaan keempat Mesir yaitu tahun 2400 sebelum masehi. Sebelum 600 SM, diperkirakan kaum Phoenic membawa varietas anggur ke Yunani, kemudian ke Roma dan terus ke Selatan Perancis. Kemudian sebelum abad kedua bangsa Romawi membawanya ke Jerman d m sampai ke Inggris.
Walaupun pendatang
pertama orang Eropa ke Amerika Utara menemukan tanaman anggur, tapi kualitasnya lebih rendah dibanding tanaman anggur yang berada di Eropa. Karena itu penduduk disana mengimpor tanaman anggur yang lebih bagus dari Eropa. Anggur merupakan sumber vitamin B6 dan C yang sangat baik, potassium dan serat dengan kandungan kalori 256W100g. Varietas anggur yang ada antara lain cardinal, muscat, waltham cross, purple cornichon, thompson seedless, flame seedless dan ruby seedless. Perbedaan yang menyolok diantara varietas tersebut adalah dari sisi warna. Warna anggur biasanya hitam, merah dan hijau, sehingga di pasaran dikenal anggur merah dan anggur hijau. Tanaman anggur tumbuh baik di daerah yang memiliki suhw rendah pada saat musim dingin dan mempunyai kelembaban rendah pada saat musim panas. Di Indonesia, anggur yang dibudidayakan dan dikenal seperti anggur bali, probolinggo biru, probolinggo putih, situbondo kuning dan lain-lain. Anggur bali apabila sudah mencapai kematangan yang cukup akan berwarna ungu kehitaman dangan warna daging buah putih. Buahnya berbentuk bulat, kulit buah berlilin tebal, rasanya manis.
Anggur probolinggo biru yang telah matang benvarna merah
kehitaman, daging buah putih, berbentuk agak bulat, serta kulitnya berlilin tipis (Nuswamarhaeni, et al; 1999). 4.1.4. Salak
Salak (Salacca edulis) merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia. Diperkirakan tanaman salak berasal dari pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar dari satu pulau ke pulau lain, sehingga menyebar ke seluruh Nusantara, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai. Konon selain oleh saudagar, penyebaran salak di Indonesia dilakukan juga oleh kerabat kerajaan. Di masa kerajaan, setiap kerajaan dari luar Jawa berkunjung ke Jawa selalu diberi salak sebagai buah tangan. Umumnya salak tumbuh dengan baik di ketinggian 200-650 m dpl. Iklim yang cocok adalah yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi dengan curah hujan ratarata bulanan berkisar antara 200-400 mmhulan. Kebutuhan sinar matahari bagi tanaman ini sekitar 50-70 persen, dengan suhu kisaran antara 20-30'~. Nilai gizi buah cukup tinggi, setiap lOOg buah mengandung 77 kalori, protein, karbohidrat, vitamin B1 dan C. Di Indonesia terdapat beragam jenis salak yang umumnya dikenal dengan nama masing-masing daerah tempat salak tersebut ditanam, seperti salak bali, pondoh, condet, tasik, padang sidempuan, manonjaya, madura, ambarawa, kersikan, swam dan lain-lain. Diantara jenis salak tersebut, yang mempunyai prospek dan nilai komersial yang tinggi adalah salak pondoh dan bali. Salak pondoh berasal dari Desa Soka, Kabupaten Sleman. Ada tiga macam warna kulit salak pondoh, yaitu salak pondoh merah (warna kulit cokelat kemerahan), salak pondoh kuning (warna kulit cokelat kekuningan) dan salak pondoh hitam (warna
46
kulit cokelat kehitaman). Dari ketiga jenis tersebut pondoh hitam yang warnanya kurang menarik tetapi paling enak rasanya (Nuswamarhaeni, S; 1999). Salak bali berasal dari Sibetan, Bali. Ukuran salak bali kecil sampai sedang. Warnanya cokelat muda cenderung ke arah cerah dan mempunyai sisik yang lebih halus dari salak lainnya. Daging buahnya tebal, rasanya manis, kering, tidak masir serta mempunyai biji kecil dan tunggal (Nuswamarhaeni, S; 1999). 4.2. Lembaga Pemasaran Buah
Salah satu permasalahan yang sering terjadi dan menjadi faktor pembatas bagi perkembangan produk-produk hortikultura termasuk buah-buahan di sentra konsumen antara lain adalah aspek pemasaran. Dalam pemasaran buah ini begitu banyak pihak yang terlibat dalam mata rantai distribusinya serta struktur pasar yang tidak sempurna. Hal inilah menimbulkan inefisiensi dalam sistem pemasaran tersebut. Selain itu kondisi pemasaran produk buah-buahan adalah (Deptan, 2002): 1.
Masih rendahnya kemampuan posisi tawar dari petani produsen yang umumnya disebabkan oleh sifat alamiah komoditas pertanian yang mudah rusak, musiman, heterogen dalam ukuran, volume besar (bulk) dan mutu serta lemahnya kondisi sosial-ekonomi, sehingga kurang memungkinkan terciptanya suatu transaksi yang adil.
2.
Biaya transaksi yang relatif besar yang ditunjukkan oleh relatif besarnya selisih harga yang diterima petani dengan harga yang dibayar oleh pengolah, pedagang atau konsumen.
3.
Penguasaan informasi tidak sama (asimetris) antara petani produsen dengan pembelinya. Keadaan ini menyebabkan pembeli pada posisi penentu harga.
4.
Struktur pasar oligopoli yang dapat menyebabkan pembeli pada posisi penentu harga.
5.
Adanya faktor eksternalitas yang menyebabkan kegagalan pasar.
6.
Keterkaitan fbngsional antara petani produsen, pedagang, pengolah dan distributor tidak disertai dengan keterkaitan kepentingan dan keterkaitan organisasi yang dapat menyebabkan hambatan serius dalam kontinuitas bahan baku untuk agroindustri.
7.
Perubahan harga di tingkat konsumen belum bisa direfleksikan pada harga di tingkat produsen, sehingga produsen tidak bisa menyesuaikan dengan permintaan pasar, akibat rangsangan bagi produsen berkurang atau dapat menyebabkan alokasi sumberdaya yang tidak efisien.
8.
Kurangnya infrastruktur dan institusi pelayanan pemasaran yang menghambat kelancaran distribusi komoditas dan produk olahan pertanian serta pengendali pasokan. Berpijak dari ha1 tersebut diatas, maka pemerintah yang fbngsinya sebagai
fasilitator mengembangkan lembaga pemasaran yang mampu berperan sebagai institusi pelayanan pemasaran di sentra produksi, sentra konsumsi dan ekspor. Bahkan lebih jauh dari itu mengarah ke lembaga yang melakukan pembinaan mutu, pelayanan informasi, penyediaan sarana produksi dan tempat promosi.
Lembaga yang
dikembangkan ini dinamakan Terminal Agribisnis (TA) dan Sub Terminal Agribisnis (STA). TA dan STA ini berperan sebagai: 1.
Konsentrasi. Beragam produk dari berbagai tempat dikumpulkan pada suatu tempat dalam jumlah yang efisien untuk diperdagangkan.
2.
Pembentukan harga yang transparan,
wajar,
menggambarkan
kekuatan
permintaan penawaran, akses informasi yang lebih baik dan ditentukan melalui mekanisme yang disepakati bersama (misalnya melalui mekanisme lelang). 3.
Distribusi.
Sebagai simpul distribusi dari produsedimportir secara cepat dan
efisien ke pengecerleksportir. 4.
Penyelesaian transaksi melalui berbagai mekanisme pembayaran serta dukungan berbagai pelayanan seperti perijinan, perbankan dan sebagainya.
5.
Mengurangi biaya bongkar muat dan penanganan produk dalam jumlah yang efisien.
6.
Sumber informasi. Sebagai simpul pengumpulan dan penyebaran berbagai informasi perdagangan.
7.
Berbagai bentuk pelayanan penunjang seperti sertifikasi, pemeriksaan higienis, penyimpanan, custom dan sebagainya. Dalam perkembangan sekarang ini, TA dan STA telah menyebar di 20 propinsi
dan telah beroperasi sebanyak 16 TNSTA dari 36 TNSTA yang disiapkan (Lampiran 3).