26/11/2014
Magister Tekbologi Pangan - IPB
ISU MUTAKHIR KEAMANAN PANGAN: MIKROBIOLOGI Lilis Nuraida, PhD, MSc. Southeast Asian Food & Agriculture Science & Technology (SEAFAST) Center IPB Dan Departemen Ilmu dan Teknolgi Pangan IPB Bogor, 4 Januari 2014
Isi
Trend dalam penyakit bawaan pangan (Trend in Foodborne diseases): diseases) Bakteri Virus
Emerging pathogen Karakteristik pathogen penting Konsep Pengendalian Keamanan Pangan
Lilis Nuraida – PTP- 2014
1
26/11/2014
Foodborne diseases (penyakit bawaan pangan)
WHO:
Tahun 2005 1.8 jjuta meninggal gg karena diare yang disebabkan oleh kontaminasi makanan dan air minum Masalah tidak hanya di underdeveloped world
Di US: perkiraan per tahun 76 juta kasus yang menyebabkan 325 dirawat dan 5000 meninggal 20 tahun terakhir perhatian pada bakteri, parasit, virus dan prion
Tidak seluruh peristiwa dilaporkan Dan tidak seluruh penyebab diketahui
Indonesia: Penyakit bawaan pangan meliputi karena infeksi dan intoksikasi: Total 109 peristiwa keracunan, 3050 korban, 17 meninggal (Suratmono, 2010) Lilis Nuraida – PTP- 2014
Pathogens and outbreaks in USA Time
Outbreak
Ausgust 2006
E. Coli in bagged spinach
204 illness in 26 states, 3 detahs
September p 2006
Refrigerated g carrot juice j with cotulinum toxin
4 cases
September 2006
Salmonella in tomatoes
183 illness in 21 states
December 2006
Iceberg lettuce with E. coli at a fast food restaurant
152 illness
February 2007
Peanut butter with Salmonella
425 illness in 44 states
June 2007
Vegetable snacks with Samonella
65 illness in 20 states
June 2007
Ground beef contaminated with E. coli
14 illness
July 2007
Canned chili and meat containing C. botulinum
8 illlness in 3 states
August 2007
Nationwide recall of freash spinach due to suspected Salmonella contamination
September 2007
Second largest beef recall in US history – E. coli contamination of fros=zen hamburger patties
Lilis Nuraida – PTP- 2014
2
26/11/2014
Keamanan mikrobiologis pangan merupakan kondisi yang dinamis yang dipengaruhi oleh “multiple factors” sepanjang rantai pangan.
Populasi patogen tidak statis
Pangan merupakan pembawa patogen yang sangat baik yang dapat mengantarkan pada tempat kolonisasi pada inang yang baru.
Walaupun praktek pengolahan pangan berkembang, namun Salmonella spp. dan Escherichia coli, mampu berevolusi untuk dapat mengekspoitasi opportuniti baru, misalnya produk d k segar, resistensi i t i tterhadap h d antimikroba. ti ik b
Patogen pangan yang dahulunya tidak diketahui menyebabkan penyakit secara terus bermunculan (emerging pathogen).
Perlu dilakukan: Pemantauan terhadap trend, Deteksi terhadap emerging pathogens, Kajian interaksi patogen dengan lingkungan sepanjang rantai pangan untuk mengembangkan metode pengendalian yang tepat
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Deadliest US Food Safety Outbreak Tahun
Pangan
Penyebab
Tempat
Korban
1911
Susu mentah (unpasteurised)
Streptococci
Boston
Forty-eight died, more than 2,000 illnesses.
1919
Canned Olives
Botulinum
California
Fifteen died
1924-1925
Oyster
Typhoid bacteria
New York
Approximately 150 killed out of 1,500 sickened by typhoid
1985
Mexican Cheese
LA, CA
Twenty-eight deaths plus 20 miscarriages
1998
Frankfurters hotdog
Listeria
2002
Deli Meats (sliceable turkey)
Listeria
2006
Bagged Spinach
E. coli O157:H7
US (22 states)
infecting 238 and causing five deaths.
2008-2009
Peanut butter and paste
Salmonella Typhimurium
US (46 states)
Nine deaths , infecting at least 714.
2011
Cantaloupes
Listeria
US
Twenty-nine deaths plus one miscarriage .
US (24 states)
Twenty-one deaths. Eight deaths and 3 stillbirths
Food Safety News Lilis Nuraida – PTP- 2014
3
26/11/2014
Pathogen di US pada periode 19591990 Sebelum 1959
1959-1970
1971-1980
1981-1990
S. aureus
C. Perfringes (1959)*)
V. Parahaemolyticus (1971)
E. coli )157:H7 (11982)
Salmonella serovar (typhi dan paratyphi)
B. Cereus (1959)
V. Parahaemolyticus (1971)
L. monocytogenes (1983)
C. Botulinum (tipe A, B)
V. Cholerae (non-O1; 1965)
Enteropatogenik E. coli (O124:B17; 1971)
E. Coli )127:H20 (1983)
Shigella spp.
C. Botulinum (tipe E; pertengahan 19601an)
C. Botulinum (infant botulism, 1976)
Norwalk-like virus (1982)
Hepatitis p A ((1962))
V. vulnifucus ((1976))
C. coli
V. Cholera (O1; 1978)
Salmonella Enteritidis**)
C. Jejuni (1979) *) tahun pertamakali dikonfirmasi outbreak **)dikenal sebagai penyebab utama salmonellosis karena telur
Ray, B. 2003. Fundemental Microbiology
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Trends in foodborne diseases in 10 US sites from 1996 to 2011
http://www.cdc.gov/features/dsfoodnet2012/ Lilis Nuraida – PTP- 2014
4
26/11/2014
http://www.cdc.gov/features/dsfoodnet2012/ Lilis Nuraida – PTP- 2014
Major foodborne illness in US
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun 1 dari 6 orang USA (48 juta orang) sakit karena makanan, makanan 128,000 128 000 dirawat, dirawat 3000 meninggal Outbreak (kejadian luar biasa) disebabkan karena makanan yang sebelumnya tidak diduga sebagai sumber kontaminan Data CDC yang diterbitkan pada bulan Agustus 2012, menunjukkan dari tahun 1996-2011:
kejadian di 10 tempat di US karena infeksi Campylobacter, Listeria, Shiga toxin-producing E. coli (STEC) O157 dan non-O157, Shigella, dan Yersinia menurun secara stabil dari tahun 1996-2008, tetapi tdak menurun lagi l i sejak j k ttahun h 2008
Infeksi Salmonella tidak menurun dan terus berlanjut sehingga menjadi bakteri yang umum menyebabkan infeksi yang diasosikan dengan perawatan di rumah sakit dan kematian
Lilis Nuraida – PTP- 2014
5
26/11/2014
Salmonella: The Most Common US Foodborne Pathogen
Multistate outbreak karena infeksi Salmonella tahun 2011. 2011
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Deadliest Global Foodborne Illness Outbreak in Recent History
Lilis Nuraida – PTP- 2014
6
26/11/2014
http://ecde.europe.eu/en/activities/sciadvice/List/ECDC Reviews/
Lilis Nuraida – PTP- 2014
7
26/11/2014
Reported foodborne outbreaks in USA between 1990 and 2006 Food
Number of outbreaks 1,140 768 620 518 351
Seafood Produce Poultry Beef Eggs
Number of illnesses 11,809 35,060 18,906 14,191 11,143
Center for Science in the Public interest (2008) Lilis Nuraida – PTP- 2014
US Foodborne Illness Surveilance 2000-2005 Agents
Oubrekas
Cases
Deaths
Campulobacter
61
1,441
6
Salmonella
585
16,821
20
Listeria monocytogenes 11
256
38
Norovirus
857
27,171
1
Hepatitis A virus
50
981
4
2,167 (32.6)
60,891 (53.7)
76 (86.4)
Total Confirmed etiology Unkown etiology
4,480 (67.4)
59,389 (46.2)
12 (13.6)
Grand Total
6,647
128,379
88 www.cdc.gov Lilis Nuraida – PTP- 2014
8
26/11/2014
Food-borne viral agents
Virology berkembang secara cepat mengarah pada penemuan virus-virus baru Dua dekade ini:
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome ) coronavirus, highly pathogenic avian influenza viruses (HPAI) of subtypes H7N7 and H5N1 are able to infect humans. Zoonotic viruses yang lain yang tidak ditengarai: Nipah virus, dan new genotypes of hepatitis E virus
Masing-masing virus ini menyebabkan penyakit yang signifikan dan pada manusia kematian p
SARS, avian influenza and hepatitis E, are viruses that are present in the intestinal tracts of infected humans and animals, and are shed into the environment through feces which can contain high levels of virus. Lilis Nuraida – PTP- 2014
Viral foodborne outbreaks
Hepatitis E waterborne outbereak in Mexico, India and former UUSR (100,000) Rotavirus waterborne outbreak in China (1982/1983) (1 mios) Hepatitis A from contaminated clams in China (1988) (300,000) Astrovirus outbreak in a school in Osaka Japan (1991) (4,700) Norovirus in Orange juice in Australia (1995 and 2003) (nt known) Hepatitis A from blueberries in New Zealand (2002) Avian influenza outbreak in Asia (2003) Within USA (selcted cases): cases)
Norovirus from oyster, multicountry (1995) Hepatitis A from green onions, multistate (2003) (>850) Norovisur from lettuce (2004) Norovirus Asscoiated with ill workers (2006)
Lilis Nuraida – PTP- 2014
9
26/11/2014
Foodborne Viruses
Associated viral families:
Caliciviridae (Norovirus/NLVs) / Picornaviridae (Hepatities A) Astroviridae (Astroviruses) Reoviridae (Rotaviruses) Influenza (avian influenza)
Fecal-Oral transmission:
Via food, water or person to person R i hhostt cellll tto replicate Requires li t Simple structure: RNA or DNA genome+protein capsul Resistant to chilling, freezing, preservatives, low pH But susceptible to adequate cooking temperature Lilis Nuraida – PTP- 2014
Viruses outbreak
Lilis Nuraida – PTP- 2014
10
26/11/2014
Virus outbreak
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Virus outbreak
Lilis Nuraida – PTP- 2014
11
26/11/2014
Virus outbreak
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Properties of food-borne viruses
Viruses do not grow in food M ffood-borne viruses are (very) infectious, Most f spreading rapidly from one individual to the next There is no systematic surveillance for food-borne viral disease
Lilis Nuraida – PTP- 2014
12
26/11/2014
Indonesia? 1% others 13 % street foods
27 % food service industry
28 % food industry
42% home cooking
*Suratmono, 2010
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Foodborne Disease Outbreaks in Indonesia 184 200
164
159
180 160 140 120
81
100 80
43
60
26
34
No sample Not detected Chemical Microbial
40 20
*Suratmono, 2010
0 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Lilis Nuraida – PTP- 2014
13
26/11/2014
Emerging pathogens Emerging, or in some cases re-emerging, food-borne problems are commonly considered to be those problems that have recently appeared in a population; have extended to new vehicles of transmission; have started to p y, in incidence or g geographic g p range; g ; have increase rapidly, various causes (e.g. ecological, environmental, food production or demographic factors); and have been widespread for many years but only recently identified because of new or increased knowledge or methods of identification and analysis of the disease agent.
Emerging Food Pathogens .......1
Patogen yang kasusnya meningkat dalam 2 dekade: atau menjadi berbahaya dalam waktu dekat; menjadi berbahaya dalam waktu dekat;
Norovirus, Rotavirus, Hepatitis E
Patogen yang berevolusi secara genetic dan menyebabkan sakit yang berbeda: EHEC: Shiga‐like Toxin producing E. coli (STEC) P t Patogen yang berpindah ke area geografis baru: b i d hk fi b V. cholerae, cyclospora
Lilis Nuraida – PTP- 2014
14
26/11/2014
Emerging Food Pathogens .......2 Patogen dengan moda yang berbeda untuk masuk ke dalam pangan atau menyebabkan sakit atau ke dalam pangan atau menyebabkan sakit atau dengan pembawa baru: S. enteritidis PT IV dalam telur grade A, infeksi C. botulinum pada orang dewasa Sebelumnya tidak diketahui berpotensi sebagai Sebelumnya tidak diketahui berpotensi sebagai patogen: Clostridium defficile MRSA (Methicillin resitant S. aureus)
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Emerging Food Pathogens .......3
Patogen dalam perhatian: o C. sakazakii, o Arcobacter hongkongensis, o Mycobacterium paratuberculosis o o o o o o o o
Plesiomonas shigelloides Mycobacterium avium subsp. paratuberculosis Streptococcus zooepidemicus/S. suis Campylobacter concisus Hafnia alvei Escherichia albertii Helicobacter pullorum Enterocytozoon bieneusi Lilis Nuraida – PTP- 2014
15
26/11/2014
Factors in the Emergence of Pathogens • Faktor eksternal: •Perubahan Perubahan iklim iklim • Perubahan ekosistem •Perubahan demografi dan komposisi populasi • Perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup • Globalisasi suplai pangan • Introduksi patogen ke area geografis baru, p penduduk ((wisatawan, pengungsi) p ,p g g ) • Perpindahan • Perkembangan teknologi pengolahan pangan
Lilis Nuraida – PTP- 2014
16
26/11/2014
Factors in the Emergence of Pathogens •Faktor Host: • Kerentanan manusia terhadap infeksi Kerentanan manusia terhadap infeksi • Malnutrisi •HIV •Perubahan komposisi umur •Faktor Mikroba: • Perubahan pada populasi mikroba • Adaptasi mikroorganisme terhadap perubahan Adaptasi mikroorganisme terhadap perubahan • Transfer genetik • Kemajuan dalam teknik deteksi
Lilis Nuraida – PTP- 2014
17
26/11/2014
Beberapa Karakteristik Emerging Pathogens
Hampir semuanya bersifat zoonoses Seringkali tidak menyebabkan men ebabkan penyakit pen akit pada inangnya inangn a Penelitian terbatas menunjukkan kontaminasi pakan dan air minum Patogen menyebar ke seluruh dunia dengan cepat Meningkatnya ketahanan terhadap antibiotika Pangan g yyang g dicemari tampak p dan bercita rasa normal Seringkali survive selama penanganan
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Karakteristik Mikroorganisme Patogen
18
26/11/2014
Patogen yang meningkat kasusnya dalam 2 dekade: Norovirus
Penyebab utama gastroenteritis pada semua umur, y >90% infeksi non-bakteri dan p penyebab y menyebabkan sekitar 50% epidemi gastroenteritis di seluruh dunia Penyebab kedua untuk gastroenteirtis berat pada anak-anak, setelah rotovirus Perkiraan kerugian: >1juta dirawat dan 200 kematian/tahun pada anak-anak <5 tahun GII.4NoV merupakan strain yang prevalensinya paling tinggi
Target utama untuk pengembangan vaksin
Telah ditemukan pada sampel daging Lilis Nuraida – PTP- 2014
Rotaviruses
Acute gastroenteritis in childrpada anakanak/bayi/infants Faecal-oral transmission, sangat infective Global burden estimate: 138 million infeksi, lebih dari 600,000 kematian setiap tahun Kepaahan sakit dapat dicegah dengan vaksinasi oral Program vaksinasi sedang dievaluai di Eropa Ditemukan di ritel daging: 18% ritel daging unggas Daging sapi di Canaada positive rotavirus group A Epidemiol. Infect. (2006) 134, 908-916; Lilis Nuraida – PTP- 2014
19
26/11/2014
Hepatitis E
Asia, Africa, Mexico: Air minum 20% laju mortalitas pada ibu hamil 1-3% pada sisa populasi Meningkat di UK dan Jerman Di US, ditemukan prevalensi rendah anti-HEV (<2%) pada populasi sehat Cross-species infection of HEV is probable B bi mungkin Babi ki sebagai b i reservoir; i d daging i kurang k matang Orang bekerja dengan babi beresiko tinggi terhadap infeksi HEV Lilis Nuraida – PTP- 2014
Patogen berevolusi secara genetik
Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC) atau Shiga T i PProducing Toxin d i E. E colili (STEC)
Adapted from: Farber, JM, 2009
Lilis Nuraida – PTP- 2014
20
26/11/2014
Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC) atau Shiga Toxin Producing E. coli (STEC)
Diketahui sebagai Verotoxigenic E. coli (VTEC)
Menghasilkan Toksin menyerupai toksin Shigella (ShigaToxin producing E. coli= STEC)
E. coli yang tidak dapat memfermentasi sorbitol dalam 24 jam dan tidak tumbuh pada suhu 44‐45 C, suhu optimum 37°C.,
Minimum water activity (Aw) 0.95
Resisten terhadap pembekuan dan asam Beberapa bisa tumbuh pada pangan asam sampai pH 4.4
Sensitif terhadap panas Menyiapkan makanan harus mengikuti praktek sanitasi yang baik dan dimasak sampai matang (sampai semua bagian mencapai suhu 70°C
Pertama kali diketahui sebagai patogen pada tahun 1982 dari outbreak hamburger Lilis Nuraida – PTP- 2014
21
26/11/2014
Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC) atau Shiga Toxin Producing E. coli (STEC)
Sumber utama outbreak: daging cincang mentah atau kurang matang, susu mentah, sayuran (sprouts, spinach, lettuce, coleslaw, salad) yang terkontaminasi fekal, dried cured salami, salami cider yang tidak dipasteurisasui dan baru diperas diperas, yoghurt dan keju dari susu mentah. Symptom : sakit perut hebat diiukuti dengan diare (seringkali berdarah), pusing, muntah, demam berakhir sampai 10 hari dan mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Kemungkinan komplikasi: Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), infeksi saluran urin yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak EHEC yang paling penting dalam kesehatan masyarakat: E. coli O157:H7
Dosis infeksi diperkirakan 10‐100 sel
Escherichia coli (STEC), serotype O104:H4 (strain baru) menyebabkan KLB di Jerman
Makanan penyebab fresh sprouted seeds (kecambah) yang disebabkan karena bijinya terkontaminasi
Deadliest Global Foodborne Illness Outbreak in Recent History: 782 kasus dengan 29 meninggal di Eropa. Lilis Nuraida – PTP- 2014
Virulensi STEC O104:H4 mirip dengan Enteroaggregative E. coli (EAEC).
Strain penyebab outbreak menunjukkan kombinasi virulensi dari STEC/VTEC dan enteroaggregative E. coli (EAEC).
Strain penyebab outbreak membawa beberapa faktor virulens dari of extraintestinal pathogenic E. coli (ExPEC) dan reisten terhadap antibiotik dengan kisaran luas
Serotype O104:H4 sangat jarang dan hanya beberapa kasus pada manusia yang dilaporkan.
Serotype tidak pernah dideteksi pada hewan/makanan
Studi terhadap sekuen genom lengkap dari berbagai isolate pada outbreak di Jerman dan isolat serotype O104:H4 dari menunjukkan strain penyebab outbreak merupakan EAEC yang memiliki gen Stx2a toxin dan resistensi terhadap antibiotik.
Lilis Nuraida – PTP- 2014
22
26/11/2014
E. Coli O157
Causes about 73,000 cases per year in US
The 3rd highest g number of food borne bacerial illness
Traditionally associated with beef products Recently frequent in fresh produce outbreaks:
E. coli caused 48% outbreak associated with leafy greens (1990 to present: O157 caused 21% produce-linked outbreaks 2006: spinach outbreak (206 cases, 51% hospitalized, 15% HUS, 1% deaths 2006 lettuce outbreak: 71 cases, 75% hospitalied, 11% HUS
Enhanced virulece to human, increased resistance to acids and sanitizers Lilis Nuraida – PTP- 2014
Patogen yang berpindah ke area geografis baru: Vibrio cholerae
Epidemic di Amerika Latin tahun 1991, Peru 1991, diduga dari Asia dan Afrika
Strain ditemukan di lepas pantai US, kemungkinan dari limbah kapal
Serogroups O1, non-O1 dan O139 (emerged di Bengal, India tahun 1992) menyebabkan penyakit karena makanan Mampu mengambil DNA dari lingkungan Vibrio cholera O-1 penyebab kolera yang sangat menular: Yang lain: Vibrio parahaemolyticus, V. Vulnificus Sumber: air laut atau sungai yang terkontaminasi feses, hasilhasil laut Lilis Nuraida – PTP- 2014
23
26/11/2014
Patogen dengan moda baru untuk masuk pangan: Salmonella enterica serovar Enteritidis PT IV •
Menyebabkan gastroenteritis pada usus halus 12‐72 jam setelah konsumsi : demam, sakit perut, diare dan kadang‐kadang muntah t h
•
Mudah diinaktivasi dengan panas
•
Tahan pada kondisi basah dan kering dalam lingkungan peternakan sampai berbulan‐bulan atau tahun selama tidak terpapar pada sinar matahari langsung atau panas > 145o
•
•
Menginfeksi ovary induk ayam dan ditansfer ke telur (trans‐ ovary) sehingga telur yang dihasilkan terinfeksi Pangan yang terlibat pada outbreak: telur scrambled yang tidak matang, telur mentah Lilis Nuraida – PTP- 2014
Salmonella enterica serovar Typhimurium variant DT 104 R-ACSSuT •
Multiple Resistant terhadap ampicillin, chloramphenicol, streptomycin, sulfonamide dan chloramphenicol, streptomycin, sulfonamide tetracycline
•
Mengandung gen yang menyandi resistensi pada berbagai antibiotika dalam kromosomnya
•
Dosis infeksi 105, bisa lebih rendah apabila pangan berbuffer atau mengandung lemak tinggi atau pada individu yang sedang mengkonsumsi antibiotika
Lilis Nuraida – PTP- 2014
24
26/11/2014
Makanan pembawa baru (New Vehicles) Patogen
Pangan baru sebagai pembawa
O157:H7 57 7 E. coli O
melon
Salmonella
Tomat, melon, mangga, buah, salad,
Cyclospora
rasperberries, basil, snow peas
C. botulinum
Jus wortel
Campylobacter
Snow peas
Shigella
Baby corns
H titi A Hepatitis
W Watercress, bawang b
Norovirus
Buah potong Adapted from Farber, JM, 2009. Emerging Food Pathogens
Lilis Nuraida – PTP- 2014
25
26/11/2014
Patogen dengan moda baru untuk menyebabkan sakit: Clostridium botulinum Penyakit: Botulism (disebabkan oleh racun Botulin) • Sumber: S b Racun botulin b l dapat d d diproduksi d k pada d makanan k tidak asam yang tidak mengalami pemanasan sempurna. Botulism juga dapat disebabkan oleh makanan yang dikemas wakum dan disimpan cukup lama pada suhu ruang. • Symptom: gangguan syaraf seperti penglihatan ganda, ganda sulit bicara, menelan dan bernafas. Dapat berakibat fatal. • Moda baru: Adults botulism Lilis Nuraida – PTP- 2014
26
26/11/2014
Adult botulism •
Infeksi botulism pada dewasa: (adult botulism) •
• •
•
•
A rare acquired neuromuscular junction disease with descending flaccid paralysis caused b botulinum by b li neurotoxins i (B (BoNTs), NT ) and d is i due d to intestinal i i l colonization l i i b by Cl Clostridium idi botulinum leading to toxin-mediated infection with toxemia. Compared to foodborne botulism, the onset is generally gradual and less dramatic. The disease results from prolonged intestinal absorption of small quantities of BoNTs produced in situ by C. botulinum type A and B, or rarely by C.botulinum type C (one case) or by neurotoxigenic strains of C. baratiitype F or C. butyricum type E, that can temporarily colonize the intestinal tract. Colonization is generally associated with anatomical abnormalities of the gastrointestinal tract or alteration of protective endogenous microflora by broad broad-spectrum spectrum antibiotics following inflammatory intestinal disease or surgery. Tiga kasus dilaporkan di Ontario dari Nov 2006 to Feb 2007 •
Semuanya memiliki penyakit Crohn’s disease – risk factor?
•
Satu kasus karena konsumsi peanut butter
•
Hanya 10 kasus didokumentasikan di dunia dari 1973 to 2007
•
Sampai 2011: 20 kasus (Orphanet April 2011)
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Patogen yang sebelumnya tidak diketahui menyebabkan sakit: Clostridium difficile Outbreak strain 027/NAP1meningkat di beberapa negara: Rusmah sakit Hewan: sapi dan babi Pangan: daging cincang ( 20% positive di Canada pada
tahun2005), sayuran mentah Populasi yang rentan: orang tua, anak-anak, pengguna antibiotik Isolat dari hewan sering tidak bisa dibedakan dengan isolat yang patogen terhadap manusia Resisten terhadap antimikroba, desinfektan dan toleran terhadap panas Lilis Nuraida – PTP- 2014
27
26/11/2014
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
A bacteria that is resistant to many antibiotics.
In the community, most MRSA infections are skin infections.
In medical facilities, MRSA causes life-threatening bloodstream infections, pneumonia and surgical site infections.
Lilis Nuraida – PTP- 2014
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Lilis Nuraida – PTP- 2014
28
26/11/2014
Infeksi Cronobacter sakazakii
Bayi di bawah 12 bulan dan bayi dengan ibu penderita HIV beresiko terhadap infeksi C. sakazakii Resiko paling tinggi pada bayi baru lahir (<28 hari), pre-term (bayi prematur), BBLR (bayi berat lahir rendah) <2500g, bayi immunocompromised dan bayi di bawah 2 bulan Menyebabkan meningitis, bacteraemia, sepsi dan necrotizing enterocolitis Meningitis pada bayi baru lahir Bacteraemia p pada bayi y prematur p Bayi immunocompromised bisa menderita bacteraemia pada usia 10 bulan Laju fatalitas 20-50% Bayi yang survive menderita cacat seperti retardasi dan panyakit neurologis Lilis Nuraida – PTP- 2014
Campylobacter
Menyebabkan infeksi saluran pencernaan Merupakan flora normal saluran pencernaan hewan berdarah hangat: unggas dan ternak dan sering dideteksi pada pangan berasal dari hewan
Mudah diinaktivasi dengan pemanasan
Bentuk spiral, kurva, bentuk S atau batang
Yang paling sering dilaporkan menyebabkan sakit pada manusia: C. jejuni (subspecies jejuni) dan C. coli. Kebanyakan spessies tumbuh pada kondisi micro-aerobic atmosphere (berisi 3-10% oksigen). Pada umumnya infeksi ringan, tetapi bisa fatal pada anak kecil, orang tua dan immunosuppressed individu.
Waktu onset (waktu munculnya penyakit sejak terinfeksi) 2-5 hari, tetapi bisa juga berkisar 1-10 hari.
Symptom: diare (seringkali berdarah), sakit perut, demam, sakit kepala, pusing, dan /atau muntah
Simptom akan berakhir 3-6 hari
Dapat menyebabkan komplikasi: bacterimia, hepatitis, pancreatitis dan keguguran.
Makanan penyebab: daging yang kurang pemasakan, susu, air atau es yang terkontaminasi.
Lilis Nuraida – PTP- 2014
29
26/11/2014
Penutup: Pengendalian Pangan P d li Keamanan K P
IFT, 2002, Emergeing Microbiological Food Safety Issues, Implication for control in the 21st century
Risk-based use of preventive controls production chain of fresh produce Production and Primary handling
Processing and Packaging
Distribution
Minimizing initial levels
Reducing levels
Minimizing an increase levels Minimum Standard
Water management Choice of fertilizer S it ti off EEquipment Sanitation i t Rapid Cooling Hygiene Personnel Monitoring
Processing&Washing steps Environmental surveillance Monitoring GAP, GMP, HACCP, Performance Standards Guidance/Regulations
Temperature management Choice Ch i off stirage ti atmosphere t h Shelf-life Monitoring
FDA Globalisation Act 0f 2009 Lilis Nuraida – PTP- 2014
30
26/11/2014
Terima kasih
[email protected]
31