INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-1
BAB 6-1
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN DAFTAR ISI Informasi Umum............................................. 6-1-2 Kebersihan dan Perawatan .......................... 6-1-2 Informasi Umum Perawatan Mesin .............. 6-1-2 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar...................................... 6-1-3 Membuang Tekanan Bahan Bakar .............. 6-1-3 Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar ........... 6-1-3 Diagnosa ......................................................... 6-1-4 Uraian Umum Diagnosa Mesin .................... 6-1-4 Uraian Sistim Diagnosa On-Board ............... 6-1-4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin ..................................... 6-1-7 Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi ............................................................ 6-1-8 Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh) ..................................................... 6-1-10 Memeriksa Lampu Check Engine (MIL) ..... 6-1-11 Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) ......................................................... 6-1-11 Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) ......................................................... 6-1-12 Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) ....... 6-1-12 Table Fail-safe ........................................... 6-1-14 Memeriksa Secara Visual .......................... 6-1-15 Dasar Pemeriksaan Mesin ......................... 6-1-16 Diagnosa Gejala Pada Mesin..................... 6-1-17 Data Scan Tool .......................................... 6-1-23 Memeriksa ECM dan Sirkuitnya ................. 6-1-28 Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak “Menyala” saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati) ........... 6-1-40 Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu “Menyala” Terus Setelah Mesin Hidup .................................. 6-1-42 Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Power dan Ground ECM – MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup saat Distarter .............................................. 6-1-43 DTC P0031 Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) DTC P0032 Sirkuit HO2S Heater Control
Tinggi (Bank 1, Sensor 1) .......................... 6-1-45 DTC P0107 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah ....................................... 6-1-47 DTC P0108 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi.......................................... 6-1-47 DTC P0112 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah ................. 6-1-49 DTC P0113 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi .................... 6-1-51 DTC P0117 Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah................................. 6-1-53 DTC P0118 Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi.................................... 6-1-55 DTC P0122 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Rendah .................................... 6-1-57 DTC P0123 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Tinggi ....................................... 6-1-59 DTC P0134 Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas O2 Sensor (HO2S) (Bank 1, Sensor 1) ..................................... 6-1-61 DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor “A”.................................................. 6-1-63 DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor “A” (Bank 1) ................................... 6-1-65 DTC P0500 Vehicle Speed Sensor “A”...... 6-1-67 DTC P0601/P0602 Internal Control Module Memory Check Sum Error / Control Module Programming Error........................ 6-1-69 Table B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector ....................................................... 6-1-70 Table B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya ................................................... 6-1-71 Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar.......................................................... 6-1-73 Table B-4 Memeriksa Idle Air Control System ....................................................... 6-1-75 Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C) ................ 6-1-77 Table B-6 Memeriksa Sirkuit Sinyal Electric Load .............................................. 6-1-79 Special Tool.................................................. 6-1-80
6-1
6-1-2 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Informasi Umum Kebersihan dan Perawatan Mesin pada kendaraan merupakan susunan komponenkomponen yang mempunyai ukuran sangat presisi dengan toleransi hingga 1/1.000 milimeter, sehingga diperlukan kecermatan dan kebersihan saat melakukan perawatan. Dalam bagian ini ada hal-hal yang harus diperhatikan saat perawatan di bagian mesin, terutama bagian yang harus mendapat pelumasan. Di bawah ini dijelaskan prosedur perawatan pada bagian mesin : • Saat memasang, gunakan oli yang bersih untuk melumasi komponen yang bergesekan. • Komponen seperti valve, piston, piston ring, connecting rod, rod bearing dan crankshaft journal bearing saat dilepas harus sesuai dengan urutan pada prosedur melepas dan dikembalikan ke posisi semula saat memasang. • Kabel terminal battery harus dilepas sebelum melakukan perbaikan pada mesin. • Pada buku pedoman perbaikan ini keempat cylinder mesin diberi nomor : No.1 (1), No.2 (2), No.3 (3) dan No.4 (4) mulai dari sisi pulley crankshaft ke arah sisi flywheel.
Informasi Umum Perawatan Mesin Informasi mengenai perawatan mesin ini harus diperhatikan dengan baik untuk mencegah kerusakan yang dapat mempengaruhi kemampuan mesin. • Saat mengangkat mesin untuk perbaikan, jangan mendongkrak di bagian oil pan, hal ini dapat menyebabkan oil pan penyok sehingga menghambat jalannya pelumasan oli ke bagian mesin lainnya. • Sistem kelistrikan mesin adalah 12 Volt, jika terjadi hubungan singkat (koslet) dapat mengakibatkan kerusakan komponen. Untuk mencegah hal tersebut, lepas kabel negatif battery sebelum melakukan perbaikan. • Ketika melepas air cleaner, air intake hose, throttle body, atau Intake manifold, tutuplah lubang intake manifold. Hal ini untuk mencegah masuknya benda/kotoran kecil yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal saat mesin dihidupkan.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-3
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar Lihat “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan” di Bab 6C.
Membuang Tekanan Bahan Bakar Setelah kondisi mesin dingin, lakukan langkah berikut ini untuk membuang tekanan bahan bakar. 1) Tuas transmisi pada posisi “Netral” tarik rem tangan dan ganjal roda. 2) Lepaskan cover bagian dalam glove box. 3) Lepaskan braket ECM. 4) Lepaskan relay fuel pump (1) dari main relay assy. 5) Buka tutup tangki bahan bakar untuk membuang tekanan dalam tangki dan kemudian pasang kembali. 6) Hidupkan mesin dan biarkan hingga mati dengan sendirinya (hingga bahan bakar habis). Kemudian, starter mesin 2-3 kali selama 3 detik untuk membuang tekanan yang terdapat di saluran. Seluruh sambungan bahan bakar kini aman untuk perbaikan. 7) Selesai perbaikan, pasang kembali relay fuel pump. 1
Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar Setelah melakukan perbaikan pada sistim bahan bakar, periksa untuk kebocoran, sbb.: 1) ON-kan kunci kontak selama 3 detik (untuk mengoperasikan fuel pump), kemudian putar ke posisi OFF. 2) Ulangi Langkah 1) sebanyak 3 atau 4 kali hingga terasa tekanan pada saluran bahan bakar, dengan cara memegang selang. 3) Pada kondisi ini, periksa kebocoran bahan bakar pada komponen atau sistim bahan bakar.
6-1-4 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Diagnosa Uraian Umum Diagnosa Mesin Kendaraan ini dilengkapi dengan sistim kontrol mesin dan emisi yang dikontrol oleh ECM. Sistim kontrol mesin dan emisi pada kendaraan ini dikontrol oleh ECM. ECM memiliki sistim On-Board Diagnostic yang mendeteksi tidak berfungsinya sistim dan ketidak-normalan pada komponen emisi gas buang mesin. Ketika mendiagnosa masalah pada mesin, perhatikan “Diagnosa Sistim On-Board” dan “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mendiagnosa Masalah” dan lakukan diagnosa sebagaimana pada “Memeriksa Sistim Mesin dan Kontrol Emisi”. Terdapat hubungan antara mekanisme mesin, sistim pendingin mesin, sistim pengapian, sistim gas buang, dll. dengan sistim kontrol mesin dan emisi pada struktur dan cara kerjanya. Jika terjadi masalah pada mesin, meskipun lampu check engine tidak ON, lakukan diagnosa sesuai “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”.
Uraian Sistim Diagnosa On-Board
1
3
2
ECM mendiagnosa masalah yang dapat terjadi pada komponen berikut saat kunci kontak ON serta mesin hidup dan menunjukkan hasilnya melalui nyala lampu check engine (1). • Heated oxygen sensor • ECT Sensor • TP Sensor • IAT Sensor • MAP Sensor • CMP Sensor • CKP Sensor • VSS • CPU (Central Processing Unit) ECM ECM dan lampu check engine bekerja sebagai berikut. • Lampu check engine menyala ketika kunci kontak diputar ke posisi ON (mesin dalam keadaan mati) dengan kondisi terminal switch diagnosa tidak digroundkan tanpa memperhatikan mesin dan sistim kontrol emisi. Hal ini hanya untuk memeriksa lampu check engine dan sirkuitnya. • Jika mesin dan sistim kontrol emisi bebas dari masalah setelah mesin hidup (saat mesin hidup), lampu check engine akan OFF. • Ketika ECM mendeteksi adanya masalah pada kedua sistim di atas, lampu check engine akan ON saat mesin hidup untuk mengingatkan pengemudi. (Jika ECM mendeteksi adanya 3 driving cycle yang berkelanjutan hal itu berarti normal, akan tetapi, lampu check engine (1) akan tetap OFF meskipun DTC tersimpan dalam memori ECM.) • Selama ada yang mengaktifkan (ON) lampu check engine (1) saat kerusakan terdeteksi, 2 driving cycle detection logic digunakan untuk mencegah pendeteksian yang keliru untuk beberapa DTC.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-5
Saat ECM mendeteksi adanya kerusakan diagnostic trouble code (DTC) akan disimpan dalam memori ECM. DTC dapat diperiksa dengan menggunakan SUZUKI scan tool (2). Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai prosedur memeriksa DTC, lihat “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Untuk menghapus DTC, lihat petunjuk pada “Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”.
Warm-up Cycle Warm up cycle artinya pengoperasian kendaraan dari suhu coolant mencapai minimal 22°C (40°F) saat mesin mulai hidup hingga mencapai suhu coolant minimal 71°C (160°F).
Driving Cycle Satu “Driving Cycle” adalah satu periode mulai dari mesin dihidupkan sampai mesin dimatikan.
2 Driving Cycle Detection Logic Kerusakan yang terdeteksi pada driving cycle pertama disimpan dalam memory ECM (dalam bentuk pending DTC) tetapi lampu check engine tidak langsung menyala pada saat ini. Baru menyala saat kerusakan yang sama terdeteksi kedua kalinya pada driving cycle berikutnya.
Pending DTC Pending DTC artinya DTC terdeteksi dan disimpan sementara selama 1 driving cycle dan terdeteksi kembali pada 2 driving cycle detection logic.
Freeze Frame Data ECM menyimpan data kondisi mesin dan pengendaraan (dalam bentuk data seperti pada gambar) di dalam memory ECM saat kerusakan terdeteksi. Data seperti itu disebut “Freeze frame data”. Oleh karena itu, mudah sekali untuk melihat kondisi mesin dan pengendaraan (misalnya, apakah mesin sudah cukup panas atau belum, apakah kendaraan berhenti atau jalan, apakah campuran bahan bakar kaya/kurus) saat kerusakan terdeteksi dengan cara melihat freeze frame data. ECM juga dapat menyimpan freeze frame data dari 3 kerusakan berbeda yang terdeteksi. Dengan menggunakan fungsi ini, jumlah kerusakan yang terdeteksi bisa diketahui. Hal tersebut sangat membantu dalam mendiagnosa masalah.
Menghapus Freeze Frame Data Freeze frame data terhapusnya DTC.
akan
terhapus
bersamaan
dengan
6-1-6 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Data Link Connector (DLC) DLC (1) terletak di bagian bawah panel instrumen tempat duduk pengemudi. Serial data line (K line ISO 9141) (3) digunakan SUZUKI scan tool (Tech 2) untuk berkomunikasi dengan ECM. 2. B + (terminal positif battery) 4. ECM ground (Signal Ground) 5. Vehicle body ground (Chassis Ground)
1
2 16 8
15 14 13
12 11 10
9
7
4
1
6
5
3 5
1
3
4
2
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-7
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin • Jangan melepas socket dari ECM, kabel battery, kabel ground ECM dari mesin atau main fuse sebelum mencatat informasi diagnosa (DTC, freeze frame data, dll.) yang tersimpan dalam memori ECM. Dengan melakukan pemutusan tersebut akan menghapus informasi dalam memori ECM. Waktu yang dibutuhkan untuk menghapus DTC: Temperatur luar Di atas 0 °C (32 °F) Di bawah 0 °C (32 °F)
Waktu untuk memutus power ke ECM 30 detik atau lebih Tidak tercatat. Cari tempat yang temperaturnya lebih tinggi dari 0 °C (32 °F).
• Informasi diagnosa yang tersimpan dalam memori ECM dapat dihapus dengan menggunakan SUZUKI scan tool, sama halnya seperti untuk memeriksa. Sebelum menggunakan scan tool, baca buku petunjuk pemakaiannya dengan seksama untuk mendapatkan pemahaman mengenai fungsi yang tersedia dan bagaimana menggunakannya. • Baca dengan seksama “Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perbaikan Sirkuit Kelistrikan” pada Bab 0A sebelum memeriksa dan amati apa yang tertulis di Bab itu. • Penggantian ECM Ketika mengganti ECM, periksa kondisi berikut ini. Mengabaikan pemeriksaan tersebut akan menyebabkan kerusakan pada ECM. – Besarnya tahanan semua relay, actuator harus sesuai spesifikasi. – MAP sensor dan TP sensor dalam kondisi baik dan tidak ada sirkuit power sensor-sensor ini yang short ke ground.
6-1-8 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi Lihat halaman berikut untuk masing-masing langkah. Langkah Tindakan 1 Analisa Keluhan Customer 1) Lakukan analisa keluhan customer sesuai “Analisa Keluhan Customer”. Apakah analisa keluhan customer telah dilakukan? 2 Memeriksa , Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Periksa DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah muncul DTC? 3 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai “Memeriksa Secara Visual”. Apakah kondisinya rusak? 4 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai “Memeriksa Secara Visual”. Apakah kondisinya rusak? 5 Konfirmasi Gejala Masalah 1) Konfirmasikan gejala masalah sesuai “Konfirmasi Gejala Masalah”. Apakah gejalanya dapat diikenali? 6 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah muncul DTC? 7 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah muncul DTC? 8 Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin 1) Periksa dan perbaiki sesuai “Dasar Pemeriksaan Mesin” dan “Diagnosa Gejala Mesin”. Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 9 Perbaikan DTC 1) Periksa dan perbaiki sesuai tabel flow diagnosa DTC, Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 10 Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) 1) Periksa masalah sesaat sesuai “Memeriksa Masalah Sesaat”. Apakah kondisinya rusak?
Ya Lanjut Ke langkah 2.
Tidak Lakukan analisa keluhan customer
Print DTC atau catat dan Lanjut ke langkah 4. hapus, lihat “Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”, dan kemudian lanjut ke langkah 3. Lanjut ke langkah 5. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, dan kemudian lanjut ke langkah 11.
Lanjut ke langkah 8.
Lanjut ke langkah 6.
Lanjut ke langkah 7.
Lanjut ke langkah 9.
Lanjut ke langkah 8.
Lanjut ke langkah 10.
Lanjut ke langkah 11.
Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11.
Periksa dan perbaiki komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11.
Lanjut ke langkah 11.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-9
Langkah Tindakan 11 Tes Akhir 1) Hapus DTC jika ada. 2) Lakukan tes akhir, lihat “Tes Akhir”. Apakah muncul gejala masalah, DTC atau kondisi tidak normal?
Ya Lanjut ke langkah 6.
Tidak Selesai
Langkah 1. Analisa Keluhan Customer Catat data masalah (kerusakan, keluhan) dan kronologis kejadiannya sesuai pembicaraan dengan customer. Untuk ini, gunakan form pemeriksaan untuk mengumpulkan informasi dan hal-hal penting yang diperlukan untuk analisa dan diagnosa yang akurat.
Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) Pertama-tama, periksa DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Jika DTC muncul, cetak atau catat dan kemudian hapus sesuai “Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”. DTC menunjukkan kerusakan pada sistim tetapi tidak menunjukkan waktu kejadiannya, apakah terjadi baru saja atau terjadi beberapa waktu lalu dan kondisi telah kembali normal. Untuk menentukan masalah yang terjadi, periksa gejala yang terjadi sesuai langkah 4 dan cocokkan dengan DTC yang muncul sesuai langkah 5. Lakukan diagnosa sesuai DTC yang muncul, kesalahan menghapus DTC pada langkah ini akan mengaburkan hasil diagnosa, atau kesulitan dalam melakukan perbaikan.
Langkah 3. dan 4. Memeriksa Secara Visual Sebagai langkah awal, lakukan memeriksa bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi mesin.
Langkah 5. Konfirmasi Gejala Masalah Berdasarkan informasi pada “Langkah 1. Analisa Keluhan Customer” dan “Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”, konfirmasikan gejala masalah. Dan juga, konfirmasikan DTC sesuai “Prosedur Konfirmasi DTC” dari masing-masing DTC.
Langkah 6. dan 7. Periksa Kembali dan Simpan DTC Lihat “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)” untuk prosedur memeriksa.
Langkah 8. Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin Lakukan pemeriksaan berdasarkan “Dasar Pemeriksaan Mesin”. Pertama setelah didapatkan flow table, periksa komponen kemungkinan penyebab kerusakan lihat “Diagnosis Masalah Mesin” dan berdasarkan gejala yang ada pada kendaraan (keluhan customer, analisa keluhan, identifikasi masalah, dasar pemeriksaan mesin) dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak.
Langkah 9. Perbaikan DTC (Lihat Tabel Flow masing-masing DTC Diagnosa) Berdasarkan DTC yang muncul pada langkah 5 lihat tabel flow diagnosa DTC, tentukan penyebab masalahnya, misalnyaa sensor, switch, wire harness, konektor, actuator, ECM atau komponen lain dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak.
Langkah 10. Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) Periksa komponen yang mudah sekali terjadi masalah sesaat (terkadang muncul) (seperti, wire harness, konektor, dll.), lihat “Masalah Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) dan Sambungan yang Kendur” di Bab 0A dan sirkuit yang berhubungan dengan DTC yang tersimpan di langkah 2.
Langkah 11. Tes Akhir Konfirmasikan gejala masalah yang telah diperbaiki dan mesin telah bebas dari kondsi abnormal. Jika muncul DTC masalah yang telah diperbaiki, hapus DTC segera, lakukan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan DTC yang sama tidak muncul lagi.
6-1-10 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh) Nama:
Model:
No. Rangka:
Tgl. Terbit:
Tgl. Pencatatan:
Tgl. Masalah:
Km.:
Sulit dihidupkan
Pengendaraan tidak nyaman
Tidak dapat Di-crank Tidak ada pengapian awal Tidak ada pengapian Sulit dihidupkan pada saat:
Percepatan kurang Pengapian cepat / Tidak bertenaga
( Dingin Lain - lain
Hangat
Pengapian lambat
Menyentak Bunyi tidak normal Lain - lain
Selalu)
Tidak dapat idle
Mesin Mati saat:
Tidak dapat fast idle Putaran idle tidak normal ( Tinggi Rendah) ( rpm.) Tidak stabil Menyendat ( rpm. hingga rpm.) Lain-lain
Segera setelah di-start Pedal gas ditekan Pedal gas dilepas Ada beban A/C Kelistrikan P/S Lain-lain Lain-lain
LAIN-LAIN:
KONDISI LINGKUNGAN / KENDARAAN SAAT TERJADI MASALAH Kondisi Lingkungan Cuaca Suhu Frekwensi Jalan
Biasa Berawan Hujan Salju Selalu Lain-lain Panas Hangat Sejuk Dingin ( F/ C) Selalu Selalu Terkadang ( kali/ hari,bulan) Hanya Sekali Pada kondisi tertentu Kota Desa Jalan Tol Pegunungan ( Turun / Naik) Jalan Aspal Kerikil Lain-lain Kondisi Kendaraan
Kondisi Mesin
Dingin Pemanasan Segera setelah start
Kondisi Kendaraan
Selama pengendaraan: Kecepatan tetap Percepatan Perlambatan Berbelok ke kanan Berbelok ke kiri Saat pindah gigi (posisi ) Berhenti Kecepatan kendaraan ( Km/jam) Lain-lain
Kondisi Lampu Cek Engine
Panas Selalu Selain saat start Dipacu tanpa beban Putaran Mesin (
Selalu ON
Terkadang ON
Selalu OFF
rpm.)
Kondisi baik
Pemeriksaan pertama
:
Tidak ada Kode
Normal DTC
Kode Masalah (
)
Pemeriksaan kedua
:
Tidak ada Kode
Normal DTC
Kode Masalah (
)
DTC
CATATAN: Diatas adalah contoh form standar. Lakukan modifikasi sesuai kondisi dan karakteristik masingmasing daerah.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-11
Memeriksa Lampu Check Engine (MIL)
1
1) ON-kan kunci kontak (kondisi mesin mati) dan periksa lampu check engine (1). Jika lampu check engine tidak menyala, lanjut ke “Tabel Flow Diagnosa A-1”. 2) Hidupkan mesin dan pastikan lampu check engine mati. 3) Jika lampu check engine menyala dan tidak ada DTC pada ECM, lanjut ke “Tabel Flow Diagnostic A-2”.
Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Siapkan SUZUKI scan tool. 2) Dengan kunci kontak OFF, hubungkan ke data link connector (DLC) (1) di bagian bawah instrument panel pengemudi. Special tool (A): SUZUKI scan tool
1 (A)
3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pastikan lampu check engine menyala. 4) Perhatikan DTC yang muncul kemudian cetak atau catat. Lihat buku petunjuk scan tool untuk lebih jelasnya. Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak ada, periksa scan tool dengan menghubungkannya ke ECM pada kendaraan lain. Jika komunikasi baik, berarti scan tool dalam kondisi baik. Kemudian, periksa data link connector dan serial data line (sirkuit) pada kendaraan dimana scan tool tidak dapat berkomunikasi. 5) Selesai memeriksa, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector.
6-1-12 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke data link connector dengan cara yang sama saat melakukan pemeriksaan DTC. 2) Kunci kontak pada posisi ON. 3) Hapus DTC. 4) Selesai menghapus DTC, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector. CATATAN: DTC yang tersimpan di dalam memory ECM akan terhapus pada kondisi berikut. Hati-hati jangan mengapus DTC yang belum dicatat. • Ketika power ECM terputus (dengan melepas kabel battery, melepas fuse atau melepas connector ECM) • Ketika kerusakan yang sama (DTC) tidak dideteksi setelah 40 putaran engine. Waktu yang diperlukan untuk menghapus DTC: Suhu ruang Di atas 0°C (32°F) Di bawah 0°C (32°F)
Waktu untuk memutus power ECM 30 detik atau lebih Tidak spesifik. lakukan di daerah dengan suhu di atas 0°C (32°F).
Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) No. DTC
Bagian
P0031
Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1)
P0032
Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1)
P0107
Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah
P0108
Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi
Sirkuit Intake Air P0112 Temperature Sensor 1 Rendah
Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output HO2S-1 heater lebih kecil dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S-1 heater lebih besar dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output IAT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
DTC
MIL
1 driving 1 driving cycle cycle
1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-13
Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output IAT sensor lebih besar dari Sirkuit Intake Air spesifikasi selama 0.5 detik P0113 Temperature Sensor 1 Tinggi (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih kecil dari Sirkuit Engine Coolant spesifikasi selama 0.5 detik P0117 Temperature Rendah (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih besar dari Sirkuit Engine Coolant spesifikasi selama 0.5 detik P0118 Temperature Tinggi (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih kecil dari Sirkuit Throttle Position spesifikasi selama 0.5 detik P0122 Sensor “A” Rendah (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih besar dari Sirkuit Throttle Position spesifikasi selama 0.5 detik P0123 Sensor “A” Tinggi (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S kurang dari 0.4V selama Terdeteksi Tidak Ada 40 detik setelah warming up mesin. P0134 Aktivitas pada Sirkuit O2 (2 driving cycle detection logic) Sensor (Bank 1, Sensor 1) Sinyal output CKP sensor tidak masuk selama 2 detik meskipun sinyal motor starter masuk saat Sirkuit Crankshaft Position P0335 mesin distarter. Sensor “A” (1 driving cycle detection logic) • Jumlah pulsa sinyal output CMP sensor kurang atau sama dengan 3 selama 6 putaran crankshaft. • Sinyal output CMP sensor tidak masuk di Sirkuit Camshaft Position P0340 antara 75° BTDC dan 5° BTDC sudut Sensor “A” (Bank 1) crankshaft sebelum langkah kompresi selama 6 putaran crankshaft. (1 driving cycle detection logic) Sinyal speedometer tidak masuk selama 4 detik meskipun kendaraan berjalan dengan fuel cut P0500 Vehicle speed sensor “A” saat deselerasi. (1 driving cycle detection logic) Data write error atau check sum error Internal Control Module (1 driving cycle detection logic, monitoring sekali P0601 Memory Check Sum Error / 1 driving cycle) Data programming error Control Module Programming (1 driving cycle detection logic tetapi MIL tidak P0602 Error menyala) No. DTC
Bagian
DTC
MIL
1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 2 driving 2 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle
1 driving 1 driving cycle cycle
1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving cycle
Tidak ada
6-1-14 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Table Fail-safe Saat DTC di bawah ini terdeteksi, ECM memasuki mode fail-safe selama kerusakan berlangsung dan berakhir saat ECM mendeteksi keadaan telah normal kembali. No. DTC P0107 P0108 P0112 P0113 P0117 P0118 P0122 P0123 P0335
P0340 P0500
Bagian yang Terdeteksi Input sirkuit manifold absolute rendah Input sirkuit manifold absolute pressure tinggi Input sirkuit intake air temperature rendah Input sirkuit intake air temperature sensor tinggi Input sirkuit engine coolant temperature rendah Input sirkuit engine coolant temperature tinggi Input sirkuit throttle position sensor rendah Input sirkuit throttle position sensor tinggi
Cara Kerja Fail-Safe • Engine control bekerja pada tekanan barometric 101 kPa. • Engine control bekerja berdasarkan tekanan pada manifold absolute pressure sesuai pembukaan throttle dan putaran mesin. • ECM menghentikan IAC feed back control. • Engine control bekerja pada suhu IAT 20 °C (68 °F). • ECM menghentikan IAC feed back control. • Engine control is sudah dilakukan on the basis of 80 °C (176 °F) engine coolant temperature. • Radiator cooling fan operates continuously. • ECM menghentikan IAC feed back control.
Engine control bekerja pada posisi throttle 20 °.
• Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CMP Sirkuit crankshaft position sensor sensor. • Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. • Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CKP Sirkuit camshaft position sensor sensor. • Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. Vehicle speed sensor ECM menghentikan IAC feed back control
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-15
Memeriksa Secara Visual Periksa secara visual komponen dan sistim berikut. Pemeriksaan Oli mesin – – – – – jumlah, kebocoran Engine coolant – – – – – jumlah, kebocoran Bahan bakar – – – – – jumlah, kebocoran Filter udara – – – – – kotor, tersumbat Battery – – – – – jumlah, karat pada terminal Water pump belt – – – – – tension, rusak Kabel throttle – – – – – play, memasang Selang vacuum air intake system – – – – – lepas, kendur, rusak, bengkok • Sambungan kabel/harness – – – – – lepas, gesek • Fuse – – – – – terbakar • Komponen – – – – – memasang • Baut – – – – – kendur • Komponen – – – – – rusak • Komponen lain yang dapat diperiksa secara langsung Periksa juga hal-hal berikut saat mesin hidup, jika mungkin • Lampu check engine tidak berfungsi – – – – – cara kerja • Lampu pengisian battery – – – – – cara kerja • Lampu peringatan tekanan oli – – – – – cara kerja • Engine coolant temp. meter – – – – – cara kerja • Fuel level meter – – – – – cara kerja • Udara masuk dari sistim air intake • Sistim exhaust – – – – – kebocoran gas buang, bunyi tidak normal • Komponen lain yang dapat diperiksa secara visual • • • • • • • •
Bab Referensi Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 6E-1
Bab 8
Bab 6-1 Bab 6H Bab 8 (Bab 6-1 untuk pemeriksaan) Bab 8 Bab 8
6-1-16 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Dasar Pemeriksaan Mesin Pemeriksaan ini sangat penting untuk melakukan perbaikan ketika ECM tidak mendeteksi adanya DTC dan adanya kejanggalan saat memeriksa langsung. Perhatikan tabel flow berikut ini dengan seksama. Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2 3 4 5
6
7
8
9
10
Periksa apakah tegangan. battery 11 V atau lebih? Apakah mesin bisa distarter? Apakah mesin bisa hidup? Periksa idle speed/IAC duty mesin sesuai “Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty” di Bab 6E11. Apakah sesuai spesifikasi? Memeriksa ignition timing sesuai “Memeriksa dan Penyetelan Ignition Timing” di Bab 6F. Apakah hasil memeriksa sesuai spesifikasi? Periksa supply bahan bakar berikut. 1) Periksa apakah jumlah bahan bakar pada tangki cukup?. 2) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 2 detik dan kemudian OFF. Apakah tekanan balik (suara) dapat dirasakan pada selang bahan bakar saat kunci kontak di-ONkan? Periksa kerja fuel pump. 1) Apakah suara fuel pump terdengar dari lubang pengisian bahan bakar sekitar 2 detik setelah kunci kontak ON dan kemudian berhenti? Memeriksa pengapian busi lihat “Tes Pengapian Busi” di Bab 6F. Apakah kondisinya baik? Periksa fungsi fuel injector lihat “Memeriksa Fuel Injector” di Bab 6E1. Apakah kondisinya baik?
Ya Lanjut ke langkah 2.
Lanjut ke langkah 3. Lanjut ke langkah 4. Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 6.
Tidak Lanjut ke “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Charge atau ganti battery. Lanjut ke “Diagnosa” di Bab 6G. Lanjut ke langkah 7. Lanjut ke “Diagnosa Gejala Pada Mesin”.
Lanjut ke “Diagnosa Gejala Mesin”.
Periksa komponen yang terhubung dengan ignition control, lihat Bab 6F.
Lanjut ke langkah 9.
Lanjut ke langkah 8.
Lanjut ke “Tabel B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar”.
Lanjut ke “Tabel B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya”.
Lanjut ke langkah 10.
Lanjut ke “Diagnosa” di Bab 6F.
Lanjut ke “Diagnosa Gejala Mesin”.
Lanjut ke “Tabel B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector”.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-17
Diagnosa Gejala Pada Mesin Lakukan perbaikan dengan melihat petunjuk pada tabel berikut bila ECM tidak dapat mendeteksi DTC dan tidak ada kerusakan ditemui pada pemeriksaan langsung (visual) dan dasar pemeriksaan mesin sebelumnya. Kondisi Mesin susah hidup (Mesin bisa distarter)
Kemungkinan Penyebab Busi rusak Kabel busi bocor Sambungan kabel busi kendur atau lepas Ignition coil rusak Selang atau pipa bahan bakar tersumbat Fuel pump tidak berfungsi Air masuk dari gasket intake manifold atau gasket throttle body Sistim idle air control rusak Sensor ECT atau MAP rusak
ECM rusak Kompresi rendah Busi kendur atau rusak Kompresi bocor dari dudukan valve Valve stem bengkok Valve spring lemah atau rusak Kompresi bocor dari gasket cylinder head Ring piston bengkok atau rusak
Piston, ring atau cylinder aus
PCV valve tidak berfungsi Fuel injector rusak Crankshaft timing belt pulley rusak Sensor CMP sensing rotor rusak
Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. “Tabel Flow Diagnosa B-3”. “Tabel Flow Diagnosa B-3”. “Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold” di Bab 6A. “Tabel Flow Diagnosa B-4”. “Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Memeriksa” atau “Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor Memeriksa” di Bab 6E-1. “Periksa Kompresi” di Bab 6A. “Melepas danMPemasang Busi” di Bab 6F. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders” di Bab 6A. “Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders” di Bab 6A. “Memeriksa SIstim PCV” di Bab 6E-1. “Memeriksa Fuel Injector” di Bab 6E-1. “Melepas dan Memeriksa Timing Belt dan Tensioner” di Bab 6A. “Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft” di Bab 6A.
6-1-18 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Kondisi Tekanan oli rendah
Kemungkinan Penyebab Viskositas oli tidak standar Oil strainer tersumbat Fungsi oil pump terganggu Oil pump relief valve aus
Bunyi tidak normal pada mesin Catatan: Sebelum memeriksa bunyi pada bagian mekanik, pastikan: busi dan bahan bakar yang digunakan sesuai spesifikasi.
Celah antar komponen terlalu besar Valve lash tidak tepat Valve stem dan guide aus Valve spring lemah atau patah Valve tertekuk atau terlipat Piston, ring dan cylinder bore aus
Bearing rod aus
Starter pin aus
Mur-mur rod kendur
Mesin overheat
Tekanan oli rendah Bearing aus Crankshaft journal aus Baut bearing cap kendur Crankshaft thrust play terlalu besar Thermostat tidak berfungsi Water pump tidak berfungsi dengan baik Radiator bocor atau tersumbat Grade oli mesin tidak standar Oil filter atau oil strainer tersumbat Oil pump tidak berfungsi dengan baik Kontrol sistim radiator fan rusak Rem bergesekan Clutch selip Gasket cylinder head rusak
Referensi “Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter” di Bab 0B. “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer” di Bab 6A. “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer” di Bab 6A. “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Tekanan Oli Rendah” pada tabel “Memeriksa Main Bearing” di Bab 6A. “Memeriksa Crankshaft” di Bab 6A. “Memeriksa Main bearing” di Bab 6A “Memeriksa Crankshaft” di Bab 6A. “Memeriksa Thermostat” di Bab 6B. “Memeriksa Water Pump” di Bab 6B. “Memeriksa Radiator” di Bab 6B. “Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter” di Bab 0B. “Memeriksa Tekanan Oli” di Bab 6A. “Memeriksa Oil Pressure” di Bab 6A. “Tabel Flow Diagnosa B-7”. “Tabel Diagnosa” di Bab 5”. “Tabel Diagnosa” di Bab 7C. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-19
Kondisi Bahan bakar boros
Kemungkinan Penyebab Sambungan kabel busi bocor atau kendur Busi rusak (celah tidak standar, timbunan karbon terlalu banyak dan elektroda hangus, dll.) Putaran idle tinggi Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur
Fuel injector rusak ECM rusak Tekanan rendah Dudukan valve kendur
Oli sangat boros
Rem bergesekan Clutch selip Thermostat tidak berfungsi dengan baik Tekanan ban tidak sesuai Gasket cylinder head rusak Oil seal camshaft bocor
Piston ring lengket
Piston dan cylinder aus
Piston ring groove dan ring aus
Lokasi piston ring gap tidak tepat
Valve stem seal aus atau rusak Valve stem aus
Referensi “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. “Putaran idle atau mesin tidak dapat idle” pada tabel ini. “Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT)” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. “Tabel Flow Diagnosa B-1”. “Tekanan Rendah” pada tabel. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Tabel Diagnosa” di Bab 5. “Tabel Diagnosa” di Bab 7C. “Memeriksa Thermostat” di Bab 6B. “Perawatan Ban” di Bab 3F. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Membongkar dan Merakit Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A.
6-1-20 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Kondisi Mesin tersendatsendat (Terkadang tidak ada respon saat pedal gas ditekan di semua kecepatan. Seringkali saat pertama kali kendaraan akan berjalan dari kondisi berhenti)
Kemungkinan Penyebab Busi rusak atau celah busi tidak standar
Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifkasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur “Memeriksa Sensor Throttle Position (TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. Rusak ECM Mesin overheat “Mesin overheat” pada tabel ini. Tekanan rendah “Tekanan Rendah” pada tabel ini. Kabel busi bocor atau kendur “Melepas dan memasang Kabel Busi” Hentakan di Bab 6F. (Tenaga mesin berubah-ubah tanpa Busi rusak (timbunan carbon, gap dan “Melepas dan Memasang Busi” di Bab ada perubahan elektroda terbakar dll.) 6F. tekanan pada pedal Variable fuel pressure “Tabel Flow Diagnosa B-3”. gas) Selang bahan bakar terjepit atau rusak Fuel pump rusak (fuel filter tersumbat) Sensor MAP tidak berfungsi “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab Ada ledakan 6F. (Pada mesin terjadi letupan saat Kabel busi kendur “Melepas dan Memasang Kabel Busi” pembukaan throttle) di Bab 6F. Engine overheat “Overheat” di tabel ini. Fuel filter atau salurannya tersumbat “Tabel Flow Diagnosa B-1” atau “Tabel Flow Diagnosa B-2”. Intake manifold atau gasket throttle body “Melepas dan Memasang Throttle Body bocor dan Intake Manifold ” di Bab 6A. Sensor ECT atau MAP tidak berfungsi “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) ” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Timbunan karbon terlalu banyak “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-21
Kondisi Mesin tidak bertenaga
Putaran idle mesin tidak standar
Kemungkinan Penyebab Busi rusak
Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. Kabel busi kendur atau lepas “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Selang atau pipa tersumbat “Tabel Flow Diagnosa B-3” Fuel pump tidak berfungsi “Tabel Flow Diagnosa B-2” Udara masuk dari gasket intake manifold atau “Melepas dan Memasang Throttle Body gasket throttle body dan Intake Manifold” di Bab 6A. Mesin overheat “Mesin overheat” pada tabel ini. Penyetelan kabel gas tidak tepat “Penyetelan Kabel Gas” di Bab 6E-1. TPS, ECT atau MAP tidak berfunsi “Memeriksa Sensor Throttle Position (TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT)” atau “Meme-riksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Rem bergesekan “Tabel Diagnosa” di Bab 5. Kopling selip “Tabel Diagnosa” di Bab 7C. Tekanan rendah “Memeriksa Rendah” di Bab 6A. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Gasket Manifold , throttle body, atau cylinder head bocor Sistim idle air control rusak “Tabel Flow Diagnosa B-4”. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. Sensor ECT, TP atau MAP tidak bekerja “Memeriksa Sensor Throttle Position (TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT)” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. ECM rusak Sambungan selang vacuum kendur PCV valve tidak berfungsi “Memeriksa Sistim PCV” di Bab 6E-1. Mesin overheat “Mesin overheat” pada tabel ini. Tekanan rendah “Memeriksa Tekanan” di Bab 6A.
6-1-22 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Kondisi Emisi hydrocarbon (HC) atau carbon monoxide (CO) berlebihan
Emisi nitrogen oxides (NOx) berlebihan
Kemungkinan Penyebab Busi rusak
Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. Kompresi rendah “Memeriksa Kompresi” di Bab 6A. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Sistim evaporative emission control rusak “Memeriksa Sistim Evaporative Emission Control” di Bab 6E-1. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal • TP sensor rusak “Throttle Position (TP) Sensor Inspection” di Bab 6E-1. • ECT sensor atau MAP sensor lemah “Memeriksa ECT Sensor” atau “Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor” di Bab 6E-1. Injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Mesin tidak pada temperatur kerja normal Saringan udara tersumbat Vacuum bocor Ignition timing tidak tepat “Memeriksa Ignition Timing” di Bab 6F. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal • TP sensor rusak “Throttle Position (TP) Sensor Inspection” di Bab 6E-1. • ECT sensor atau MAP sensor lemah “Memeriksa ECT Sensor” atau “Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor” di Bab 6E-1. Injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-23
Data Scan Tool Data di bawah ini adalah nilai standar pada kondisi pengendaraan normal dengan menggunakan SUZUKI scan tool, yang dapat digunakan sebagai referensi. Meski kendaraan dalam kondisi baik, dalam beberapa kasus hasil pemeriksaaan mungkin tidak sesuai dengan spesifikasi. Karenanya, kondisi abnormal kendaraan tidak dapat didasarkan hanya pada data ini semata. Kondisi pada tabel di bawah ini dapat diperiksa dengan menggunakan scan tool yang dideteksi oleh ECM dan output dari ECM berupa perintah-perintah dan pada beberapa kasus dimana mesin atau actuator tidak beroperasi sebagaimana ditunjukkan oleh scan tool. Gunakan timing light untuk memeriksa waktu pengapian. CATATAN: Ketika memeriksa data dengan kondisi mesin pada putaran idle atau tinggi, pindahkan tuas transmisi (M/T) ke posisi netral dan tarik rem tangan secara penuh. Jika mengindikasikan tidak ada beban, matikan A/C (jika dilengkapi), semua beban kelistrikan dan switch lainnya. Data Scan Tool
Kondisi Kendaraan
COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMP.)
Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan
INTAKE AIR TEMP
Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan
ENGINE SPEED DESIRED IDLE (DESIRED IDLE SPEED) IAC FLOW DUTY (IDLE AIR CONTROL FLOW DUTY) IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING ADVANCE FOR NO.1 CYLINDER) INJ PULSE WIDTH (FUEL INJECTION PULSE WIDTH) BATTERY VOLTAGE THROTTLE POSITION (ABSOLUTE THROTTLE POSITION) TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE) SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM) LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM)
Pada putaran idle tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran idle dan semua komponen kelistrikan OFF setelah pemanasan Pada putaran idle dan tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran mesin 2500 r/min tanpa beban setelah pemanasan Kunci kontak ON/mesin mati Pedal gas tidak ditekan Kunci kontak ON/ setelah panas Pedal gas ditekan penuh mesin dimatikan Pedal gas tidak ditekan Kunci kontak ON/ setelah panas Pedal gas ditekan penuh mesin dimatikan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan
Kondisi Normal / Nilai Standar 80 – 100 °C, 176 – 212 °F –5 °C (23 °F) + suhu di sekitar hingga 40 °C (104 °F) + suhu di sekitar. Desired idle speed ±50 r/min 750 r/min 5 – 30%
8 – 16° BTDC
2.0 – 4.0 msec 2.0 – 3.6 msec 10 – 14 V 4 – 19% 60 – 90% 0.2 – 0.95 V Kurang dari 4.8 V –20 – +20% –15 – +15%
6-1-24 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Data Scan Tool MAP (INTAKE MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE) VEHICLE SPEED O2S B1 S1 (HEATED OXYGEN SENSOR-1) O2S B1 S1 ACT (HEATED OXYGEN SENSOR-1 SIGNAL) BAROMETRIC PRES TOTAL FUEL TRIM B1 CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY) FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS) FUEL PUMP
FUEL CUT CLOSED THROTTLE POS (CLOSED THROTTLE POSITION) A/C SWITCH (jika dilengkapi A/C)
A/C MAG CLUTCH (jika dilengkapi A/C)
A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY) (jika dilengkapi A/C)
BLOWER FAN
STARTER SW (STARTER SWITCH)
Kondisi Kendaraan
Kondisi Normal / Nilai Standar
Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja
20 – 40 kPa
Kendaraan dalam keadaan diam Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan –
0 km/h 0.1 – 0.95 V ACTIVE Menampilkan barometric pressure
Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan
–25 – +25%
Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja
0%
Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Selama 2 detik setelah kunci kontak ON atau mesin hidup Mesin mati dan kunci kontak ON Saat mesin dalam kondisi fuel cut Selain kondisi fuel cut Throttle valve pada posisi idle Throttle valve terbuka lebih besar dari posisi idle Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C bekerja Switch A/C dan switch motor blower ON Mesin hidup Switch A/C dan switch motor blower OFF Swich blower fan ON dan switch A/C atau defroster ON saat mesin hidup. Mesin hidup Swich blower fan dan/atau switch A/C atau defroster OFF. Swich blower fan pada posisi 1 atau lebih Kunci kontak ON Swich blower fan OFF Kunci kontak pada posisi START (mesin distarter) Kunci kontak pada posisi selain START
CLSD ON OFF ON OFF ON OFF OFF ON ON OFF ON
OFF ON OFF ON OFF
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-25
Data Scan Tool
ELECTRIC LOAD
BRAKE SWITCH
Kondisi Kendaraan
Kondisi Normal / Nilai Standar
Kunci kontak ON/lampu besar, clearance light dan/atau motor blower OFF Kunci kontak ON/lampu besar dan/atau clearance light ON Pedal rem tidak diinjak Kunci kontak ON Pedal rem diinjak
OFF ON OFF ON
Definisi Data Scan Tool COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMPERATURE, °C, °F) Dideteksi oleh engine coolant temp. sensor. INTAKE AIR TEMP (°C, °F) Dideteksi oleh intake air temp. sensor. ENGINE SPEED (rpm) Komputerisasi berdasarkan pulsa dari crankshaft position sensor. DESIRED IDLE (DESIRED IDLE SPEED, rpm) Desired Idle Speed adalah putaran idle sesuai parameter internal ECM yang menunjukkan putaran idle yang diinginkan ECM. Jika mesin tidak hidup, besarannya tidak valid. IAC FLOW DUTY (IDLE AIR (SPEED) CONTROL DUTY, %) Parameter ini menunjukkan besar arus pada putaran IAC valve (rata-rata pembukaan valve) yang mengontrol jumlah udara langsung (bypass) (putaran idle). IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING ADVANCE FOR NO.1 CYLINDER, °) Waktu pengapian cylinder No.1 berdasarkan perintah dari ECM. Waktu pengapian secara aktual harus diperiksa dengan menggunakan timing light. INJ PULSE WIDTH (FUEL INJECTION PULSE WIDTH, msec) Menunjukkan waktu injector drive (pembukaan valve) berdasarkan pulsa dari ECM (tetapi waktu injector drive cylinder NO.1 untuk multiport fuel injection). BATTERY VOLTAGE (V) Parameter ini menunjukkan tegangan positif battery yang masuk dari main relay ke ECM. THROTTLE POS (ABSOLUTE THROTTLE POSITION, %) Saat posisi TP sensor tertutup penuh, pembukaan throttle mengindikasikan 4 – 19% dan 60 – 90% pada posisi terbuka penuh. TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE, V) TP Sensor membaca informasi pembukaan throttle valve dalam bentuk voltage. SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang pendek. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan. LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang panjang. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan.
6-1-26 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
MAP (MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE, mmHg, kPa) Nilai yang menunjukkan berapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran bahan bakar/udara (sesuai pembacaan C.O tester). Hal tersebut dideteksi oleh MAP sensor. VEHICLE SPEED (km/h) Berdasarkam komputerisasi dari sinyal pulsa combination meter. O2S SENSOR B1 S1 (HEATED OXYGEN SENSOR-1, V) Mengindikasikan tegangan output HO2S-1 yang terpasang pada exhaust manifold (sebelum catalyst). O2S B1 S1 ACT (HEATED OXYGEN SENSOR-1 SIGNAL BANK 1, SENSOR 1, ACTIVE / INACTIVE) Parameter ini menunjukkan kondisi aktivasi HO2S-2 AKTIF: Aktivasi INACTIVE: Pemanasan atau stop. BAROMETRIC PRESS (kPa, in.Hg) Parameter ini menunjukkan pengukuran tekanan udara barometric dan digunakan untuk koreksi jumlah penginjeksian bahan bakar dan IAC valve control. TOTAL FUEL TRIM B1 (%) Total pengurangan bahan bakar berdasarkan penghitungan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu pendek (Short Term Fuel Trim) dan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu panjang (Long Term Fuel Trim). Jumlah tersebut menunjukkan seberapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran udara/bahan bakar sesuai stoichiometric. CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY, %) Parameter ini menunjukkan waktu rata-rata saat valve ON (valve membuka) sesuai putaran EVAP canister purge valve yang mengontrol jumlah EVAP purge.
FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS, OPEN / CLSD / OP DC / OP SF / CL O2) Air/fuel ratio feedback loop status ditampilkan berikut ini. OPEN: Open-loop belum mencapai kondisi close loop. CLSD (CLOSED): Close-loop menggunakan oxygen sensor sebagai feedback fuel control. OP DC (OPEN-DRIVE CONDITION): Open-loop sesuai kondisi pengendaraan (Power enrichment, dll.). OP SF (OPEN SYSTEM FAULT): Open-loop terdeteksi kerusakan sistim. CL O2 (CLOSED-ONE HO2S): Closed loop, tetapi gagal dengan setidaknya satu oxygen sensor-atau menggunakan single oxygen sensor untuk fuel control. FUEL PUMP (ON/OFF) ON terdisplay saat ECM mengaktifkan fuel pump melalui fuel pump relay switch. FUEL CUT (ON/OFF) ON: Bahan bakar terputus (output signal ke injector dihentikan) OFF: Bahan bakar tidak terputus CLOSED THROTTLE POSITION (ON/OFF) Parameter ini membaca ON saat throttle valve menutup penuh, atau OFF saat tidak menutup penuh. A/C SWITCH (ON/OFF) ON: Perintah untuk menghidupkan A/C dikirim dari ECM ke A/C amplifier. OFF: Perintah untuk menghidupkan A/C tidak dikirim. A/C MAG SWITCH (A/C COMPRESSOR RELAY, ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya A/C switch.
A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY, ON / OFF) ON: Perintah ON dikeluarkan ke A/C condenser cooling fan relay. OFF: Tidak ada perintah yang dikeluarkan.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-27
BLOWER FAN (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya blower motor switch. STARTER SW (STARTER SWITCH, ON / OFF) Parameter ini menunjukkan kondisi output starting motor relay. ON: Starting motor relay ON OFF: Starting motor relay OFF ELECTRIC LOAD (ON/OFF) ON: Sinyal ON lampu besar, clearance light, dan/atau rear defogger. OFF: Semua beban kelistrikan di atas OFF. BRAKE SW (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya switch lampu rem.
6-1-28 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Memeriksa ECM dan Sirkuitnya ECM dan sirkuitnya dapat diperiksa melalui konektor kabel ECM dengan mengukur tegangan, pulse signal dan resistan. PERHATIAN: ECM tidak dapat diperiksa secara langsung. Jangan menghubungkan voltmeter atau ohmmeter ke ECM dengan soket dilepas.
Memeriksa tegangan 1) Lepas ECM (1) dari bodi kendaraan sesuai “Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)” di Bab 6E1. 2) Periksa tegangan dan sinyal pulsa pada masing-masing terminal soket (2) yang terhubung, menggunakan voltmeter (3) dan oscilloscope (4).
1
CATATAN: 3
• Tegangan masing-masing terminal sesuai tegangan battery, besarnya 11 V atau lebih saat kunci kontak ON. • Pulse signal tidak bisa diperiksa dengan voltmeter. Periksalah dengan oscilloscope jika perlu.
4
2
[A] 1 C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
34 33
35 34
35 34 33 32 31
32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. ECM
33 32
E01
31 30 29 28
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-29
Nomor Terminal 1
Sinyal starter mesin
2
Fuel injector No.4
3
Fuel injector No.3
4
Fuel injector No.2
5
Fuel injector No.1
6 7 8 9
Ground Ground IAC valve
10
Fuel pump relay
–
13 14
Condenser fan relay (jika dilengkapi) A/C compressor relay (jika dilengkapi) – –
15
Main relay
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
– – – – – – – – – – – – – – – Ignition coil assembly (untuk busi No.2 dan No.3) Ignition coil assembly (untuk busi No.1 dan No.4) – –
11 12
C01
Sirkuit
31 32 33 34
Tegangan Kondisi Normal 6 – 12 V Saat menstarter mesin 0–1V Selain kondisi di atas Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.6 & No.16”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.7 & No.16”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.8 & No.16”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.9 & No.16”. Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON Lihat “Referensi bentuk gelombang No.1”. – – Selama 2 detik dari kunci kontak diON0–1V kan Setelah 2 detik dari kunci kontak diON10 – 14 V kan 10 – 14 V Mesin hidup, A/C tidak bekerja 0–1V Mesin hidup, A/C bekerja 10 – 14 V Mesin hidup, A/C tidak bekerja 0–1V Mesin hidup, A/C bekerja – – – – 10 – 14 V Kunci kontak OFF 0.4 – 1.5 V Kunci kontak ON – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.2”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.3 dan No.16”. – –
– –
6-1-30 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Nomor Terminal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sirkuit Ground Power source Power source – Shield wire ground CKP sensor – Heater HO2S-1 Power source MAP sensor Power source sensor-sensor – MAP sensor signal
12
TP sensor signal
13 14
Heated oxygen sensor-1 –
15
ECT sensor signal
Tegangan Kondisi Normal Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON 10 – 14 V Kunci kontak ON 10 – 14 V Kunci kontak ON – – Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.18 dan No.19”. 4.75 – 5.25 V Kunci kontak ON 4.75 – 5.25 V Kunci kontak ON – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.12”. Kunci kontak ON dan throttle valve pada 0.3 – 1.0 V posisi idle (mesin pada temp. kerja) Kunci kontak ON dan throttle valve ter3.4 – 4.7 V buka penuh Lihat “Referensi bentuk gelombang No.18 dan No.19”. – – 2.70 – 3.00 V Kunci kontak ON, ECT pada 20 °C (68 °F) 0.65 – 0.80 V Kunci kontak ON, ECT pada 80 °C (176 °F) 0.30 – 0.40 V
C02
16
IAT sensor signal
17
CKP sensor signal (+) EVAP canister purge valve (jika dilengkapi) – – – – – – – – – Sensor ground Sensor ground – – CMP sensor signal CKP sensor signal (–) VSS signal/reed switch –
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kunci kontak ON, ECT pada 110 °C (230 °F) Kunci kontak ON, IAT pada 20 °C (68 °F) Kunci kontak ON, IAT pada 80 °C (176 °F) Kunci kontak ON, IAT pada 120 °C (248 °F)
2.10 – 2.50 V 0.52 V 0.20 V Lihat “Referensi bentuk gelombang No.10 dan No.11”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.21”.
– – – – – – – – – – – – – – – – – – Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON – – – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.10 dan No.11”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.10 dan No.11”. Lihat “Referensi No.13”. – –
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-31
Nomor Terminal 1
Sirkuit –
Tegangan Normal – 10 – 14 V
2
Blower fan switch 0–1V
3
–
4
Switch lampu rem
5 6 7
Kunci kontak – Power source for back-up
8
A/C evap. temperature sensor
9
10
E01
– A/C pressure switch (jika dilengkapi)
11
Lighting switch signal
12 13 14
– – – Tacho signal output (jika dilengkapi)
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Malfunction indicator lamp Serial communication line pada data link connector – – – – – – – – Ground (jika dilengkapi sistim A/C) – – – – –
– 0–1V 10 – 14 V 10 – 14 V – 10 – 14 V 10 – 14 V 0–1V – 0–1V 10 – 14 V 0–1V 10 – 14 V – – –
Kondisi – Kunci kontak ON, blower fan selector OFF Kunci kontak ON, blower fan selector pada posisi 1 atau lebih – Kunci kontak ON, switch lampu rem OFF Kunci kontak ON, switch lampu rem ON Kunci kontak ON – Setiap saat Mesin hidup, A/C tidak bekerja Mesin hidup, A/C bekerja – Kunci kontak ON, tekanan refrigerant A/C di bawah 1500 kPa (15 kg/cm2, 218 psi) Kunci kontak ON, tekanan refrigerant A/C 1500 kPa (15 kg/cm2, 218 psi) atau lebih Kunci kontak ON, position lamp OFF Kunci kontak ON, position lamp ON – – –
Lihat “Referensi bentuk gelombang No.14 dan No.15”. 0–1V 10 – 14 V
Kunci kontak ON, mesin OFF Mesin hidup
10 – 14 V
Kunci kontak ON
– – – – – – – – Dibawah 0.3 V – – – – –
– – – – – – – – kunci kontak ON – – – – –
6-1-32 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Referensi bentuk gelombang No.1 IAC valve signal: Output signal berupa active low duty pulse. Duty ratio ditentukan oleh beban mesin dan desired idle speed. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C01-8 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV TIME: 4 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
Referensi bentuk gelombang No.2 Sinyal ignition coil No.2 dan No.3 (2): Output signal berupa active high pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-31 ke C02-1 CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
Referensi bentuk gelombang No.3 Sinyal ignition coil No.1 dan No.4 (2): Output signal berupa active high pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-32 ke C02-1 CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-33
Referensi bentuk gelombang No.4 Fuel injector (2) dan CMP sensor (1) signals: Output signal is active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-4 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 4 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
a. Fuel injection pulse width: 2 – 4 msec.
Referensi bentuk gelombang No.5 Sinyal fuel injector (2) dan CMP sensor (1): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-4 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 10 ms/DIV Saat mesin distarter setelah warm up
3. Injection pulse width: 6 – 12 msec.
Referensi bentuk gelombang No.6 Sinyal fuel injector No.4 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-2 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
6-1-34 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Referensi bentuk gelombang No.7 Sinyal fuel injector No.3 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-3 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
Referensi bentuk gelombang No.8 Sinyal fuel injector No.2 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-4 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
Referensi bentuk gelombang No.9 Sinyal fuel injector No.1 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-5 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-35
Referensi bentuk gelombang No.10 Sinyal CMP sensor (1) dan CKP sensor (2) : • Sinyal CMP sensor berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran camshaft. • Sinyal CKP sensor berupa gelombang sinusoidal. Frequency gelombang bervariasi tergantung dari putaran mesin. 30 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C02-17 ke C02-33 CH1: 2 V/DIV, CH2: 1 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
Referensi bentuk gelombang No.11 Sinyal CMP sensor (1) dan CKP sensor (2) : • Sinyal CMP sensor berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran camshaft. • Sinyal CKP sensor berupa gelombang sinusoidal. Frequency gelombang bervariasi tergantung dari putaran mesin. 30 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C02-17 ke C02-33 CH1: 2 V/DIV, CH2: 1 V/DIV TIME: 20 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
Referensi bentuk gelombang No.12 Sinyal MAP sensor (1) dan TP sensor (2) : Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-11 ke C02-28 CH2: C02-12 ke C02-28 CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV TIME: 200 ms/DIV • Mesin digas setelah warm up • Barometric pressure pada 100 kPa (760 mm Hg)
6-1-36 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Referensi No.13 Sinyal kecepatan kendaraan (1): Sinyal berupa pulse dengan frequency bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan. Terminal yang diukur Hasil pengukuran
C02-34 ke C02-1 Kendaraan berhenti : 0V Kendaraan berjalan : 1 – 5V
Referensi bentuk gelombang No.14 Sinyal ignition pulse (putaran mesin) (2): Output signal berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: E01-15 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
Referensi bentuk gelombang No.15 Sinyal ignition pulse (putaran mesin) (2): Output signal berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: E01-15 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV TIME: 10 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-37
Referensi bentuk gelombang No.16 Sinyal ignition coil (1), fuel injector (2), CMP sensor (3) dan motor starter (4) : • Sinyal ignition coil berupa active high pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. • Sinyal fuel injector berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. • Sinyal CMP sensor berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran camshaft. Terminal yang diukur
Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C01-32 ke C02-1 CH2: C01-5 ke C02-1 CH3: C02-32 ke C02-1 CH4: C01-1 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 50 V/DIV CH3: 5 V/DIV, CH4: 10 V/DIV TIME: 100 ms/DIV Saat mesin distarter.
6-1-38 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Referensi bentuk gelombang No.18 Sinyal heated oxygen sensor-1 (1) dan heated oxygen sensor-1 heater (2) : Output signal berupa active low duty pulse. Duty ratio bervariasi tergantung dari kondisi mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-13 ke C02-1 CH2: C02-7 ke C02-1 CH1: 500 mV/DIV, CH2: 10 V/DIV TIME: 1 s/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
Referensi bentuk gelombang No.19 Sinyal heated oxygen sensor-1 (1) dan heated oxygen sensor-1 heater (2) : Output signal berupa active low duty pulse. Duty ratio bervariasi tergantung dari kondisi mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-13 ke C02-1 CH2: C02-7 ke C02-1 CH1: 500 mV/DIV, CH2: 10 V/DIV TIME: 200 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal
Referensi bentuk gelombang No.21 Sinyal EVAP canister purge valve : Output signal berupa 10 Hz duty pulse. Duty ratio bervariasi tergantung dari kondisi mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran
CH1: C02-18 ke C02-1 CH1: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV • Mesin hidup pada putaran idle setelah warm up • Setel EVAP canister purge valve pada 52% dengan menggunakan “MISC. Test” pada SUZUKI scan tool
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-39
Memeriksa Resistan 1) Lepaskan ECM couplers (1) dari ECM saat kunci kontak OFF. PERHATIAN: Jangan menyentuh langsung terminal ECM atau menghubungkan dengan voltmeter atau ohmmeter (2). 2) Periksa resistan setiap pasang terminal dari konektor yang dilepas seperti tabel di bawah.. PERHATIAN: • Hubungkan ohmmeter probe melalui sisi wire harness dari konektor. • OFF-kan kunci kontak selama pemeriksaan. • Resistan pada tabel di bawah adalah kondisi dimana suhu komponen pada 20 °C (68 °F). Terminal C01-5 ke C02-2/3 C01-4 ke C02-2/3 C01-3 ke C02-2/3 C01-2 ke C02-2/3 C02-7 ke C02-2/3 C02-18 ke C02-2/3 C01-10 ke E01-5 C01-15 ke E01-7 C02-1 ke Body ground C01-6 ke Body ground C01-7 ke Body ground
Sirkuit Fuel injector No.1 Fuel injector No.2 Fuel injector No.3 Fuel injector No.4 HO2S-1 heater EVAP canister purge valve Fuel pump relay Main relay Ground Ground Ground
Standard Resistan 10 – 15 Ω 10 – 15 Ω 10 – 15 Ω 10 – 15 Ω 5.0 – 5.8 Ω 28 – 35 Ω 160 – 240 Ω 160 – 240 Ω Terhubung Terhubung Terhubung
Kondisi
Battery dilepas
6-1-40 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak “Menyala” saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati) Wiring Diagram 7 [A] PPL
BLK/WHT
5
[B] BLK/WHT
E01-16
PPL
4 GRN
E01-5
BLK/WHT 6
3 YEL/BLK
C01-15
BLK/ORN
WHT/BLU
80A
60A
15A
2
BLK/RED
C02-2
BLK/RED
C02-3
C01-6
BLK/YEL
C01-7
BLK/YEL
C02-1
BLK
1
[C]
7 C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 32 31 30 29 28 34 33
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
[A]: Kendaraan dengan tachometer
2. Relay/fuse box
6. Main relay
[B]: Kendaraan tanpa tachometer
3. Kunci kontak
7. ECM
[C]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
4. Sirkuit fuse
1. Battery
5. Lampu check engine (MIL)
Uraian Sirkuit Ketika kunci kontak ON, ECM mengaktifkan main relay untuk ON (contact point menutup). Dengan demikian ECM mempunyai power untuk menyalakan (ON) lampu check engine (MIL). Ketika mesin mulai hidup dan tidak terdeteksi adaya kerusakan pada sistim, lampu tersebut akan OFF tetapi jika dideteksi adanya kerusakan, MIL akan ON meski mesin hidup.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-41
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa power supply MIL 1) ON-kan kunci kontak. Apakah lampu peringatan yang lain ON? 2 Memeriksa fuse sirkuit 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Periksa fuse dari kemungkinan putus pada sirkuit fuse. Apakah sirkuit fuse untuk combination meter dalam kondisi baik? 3 Memeriksa power supply MIL 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepas combination meter sesuai petunjuk “Melepas dan Memasang Combination Meter” pada Bab 9C. 3) Periksa kondisi sambungan pada konektor combination meter terminal “BLK/WHT”. 4) Jika baik, lalu ON-kan kunci kontak dan ukur tegangan antara konektor combination meter terminal “BLK/WHT” dan body ground. Apakah tegangan 10 – 14 V? 4 Memeriksa power supply MIL 1) Lepaskan konektor ECM “E01”. 2) Periksa kondisi sambungan konektor ECM pada terminal “E01-16”. 3) Jika baik, ukur tegangan antara terminal “E01-16” dan body ground saat Kunci kontak ON. Apakah tegangan 10 – 14 V? 5 Memeriksa power supply MIL 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Ganti combination meter sesuai petunjuk “Melepas dan Memasang Combination Meter” pada Bab 9C. 3) Periksa kondisi sambungan konektor combination meter pada terminal “PPL”. 4) Jika baik, ukur resistan antara kabel terminal “PPL” combination meter dan terminal “E01-16” pada konektor ECM. Apakah resistan 2 Ω atau kurang? 6 Memeriksa sirkuit power dan ground ECM 1) Pasang konektor combination meter. 2) Gunakan service wire, ground-kan terminal “C01-7” dari konektor ECM yang dilepas. Apakah MIL hidup saat kunci kontak ON?
Ya Ke langkah 4.
Tidak Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Ganti fuse sirkuit dan periksa dari kemungkinan konslet.
Ganti combination meter. Sirkuit kabel “BLK/WHT” putus. Jika baik, periksa sirkuit power supply combination meter.
Ke langkah 6.
Ke langkah 5.
Periksa kondisi bohlam MIL (kendaraan tanpa tachometer). Jika baik, ganti combination meter.
Sirkuit kabel “PPL” putus atau konslet.
Periksa sirkuit power dan ground ECM sesuai petunjuk “Tabel Flow Diagnosa A-5”. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Periksa kondisi bohlam MIL (kendaraan tanpa tachometer). Jika baik, ganti combination meter.
6-1-42 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu “Menyala” Terus Setelah Mesin Hidup Wiring Diagram/Uraian Sirkuit Lihat “Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati)”.
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Periksa DTC sesuai petunjuk “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah ada DTC yang lain? 2 Memeriksa sirkuit MIL 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. Apakah MIL ON saat kunci kontak ON?
Ya Tidak Ke langkah 2. Ke langkah 2 pada “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”.
Sirkuit kabel “PPL” konslet ke ground. Jika baik, ganti combination meter.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-43
Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Power dan Ground ECM – MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup saat Distarter Wiring Diagram Lihat “Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak “Menyala” saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati)”.
Uraian Sirkuit Saat kunci kontak diON-kan, main relay akan ON (contact point tertutup) dan main power disupply ke ECM.
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa fuse 1) Lepaskan konektor dari ECM saat kunci kontak OFF sesuai petunjuk “Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)” pada Bab 6E1. 2) Periksa sambungan kabel pada konektor ECM terminal “E01-5”, “C01-15”, “C02-2”, “C02-3”, “C01-6”, “C01-7” dan “C02-1”. 3) Jika baik, periksa fuse terkait dari kemungkinan putus. Apakah semuanya dalam kondisi baik? 2 Memeriksa main relay 1) Periksa main relay sesuai petunjuk “Memeriksa Main Relay, Fuel Pump Relay dan Radiator Fan Relay” pada Bab 6E1. Apakah dalam kondisi baik? 3 Memeriksa sirkuit sinyal ignition 1) ON-kan kunci kontak. 2) Ukur tegangan antara terminal “E01-5” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 10 –14 V? 4 Memeriksa sirkuit main relay 1) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal “C01-15” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 10 – 14 V? 5 Memeriksa sirkuit main relay 1) Lepaskan ECM dari kendaraan. 2) Pasang konektor ke ECM. 3) Saat kontak pada ON, ukur tegangan antara terminal “C01-15” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 0 – 1 V?
Ya Ke langkah 2.
Tidak Ganti fuse yang putus, dan periksa dari kemungkinan konslet pada sirkuit yang fusenya putus.
Ke langkah 3.
Ganti main relay.
Ke langkah 4.
Sirkuit kabel “BLK/WHT” atau “GRN” putus.
Ke langkah 5.
Ke langkah 9.
Ke langkah 7.
Ke langkah 6.
6-1-44 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Langkah Tindakan 6 Memeriksa sirkuit ground ECM 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Ukur resistan antara terminal “C01-6”, “C01-7” dan “C02-1” pada konektor ECM dan ground. Apakah resistan 1 Ω atau kurang? 7 Memeriksa sirkuit main relay 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Gunakan service wire, ground-kan terminal “C01-15” pada konektor ECM. 4) Ukur tegangan antara terminal “C02-2” dan “C02-3” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangannya 10 – 14 V? 8 Memeriksa sirkuit main relay 1) Lepaskan main relay dari relay/fuse box. 2) Periksa sambungan kabel pada konektor main relay pada terminal “YEL/BLK” dan “BLK/RED”. 3) Jika baik, ukur resistan antara terminal “C02-2” dan “C02-3” pada konektor ECM dan terminal “BLK/RED” pada konektor main relay. Apakah resistan 1 Ω atau kurang? 9 Memeriksa sirkuit main relay 1) Lepaskan main relay dari relay/fuse box. 2) Ukur tegangan antara kabel terminal “YEL/ BLK” pada konektor main relay dan ground. Apakah tegangan 10 – 14 V?
Ya Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Tidak Sirkuit kabel “BLK/YEL” atau “BLK” putus atau resistannya tinggi.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Ke langkah 8.
Ke langkah 9.
Sirkuit kabel “BLK/RED” putus atau resistannya tinggi.
Sirkuit kabel “BLK/ORN” Sirkuit kabel “YEL/BLK” putus atau resistannya putus. tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-45
DTC P0031 Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) DTC P0032 Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1) Wiring Diagram 8 3
4 GRN
BLK/WHT
E01-5
BLK/ORN BLK/RED
C01-15 C02-2
BLK/RED
C02-3
BLU ORN/BLU WHT/BLU
C02-7 C02-13 C02-29
5
WHT YEL/BLK YEL/BLK
BLK/RED 7
1 BLK/RED 6 2 [A] 8 C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
3. Kunci kontak
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
6. HO2S-1
1. Relay/fuse box
4. Circuit fuse box
7. Heater
2. Shield wire
5. Main relay
8. ECM
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah • HO2S-1 heater DTC P0031: Tegangan output HO2S-1 heater kurang dari spesifikasi • Sirkuit HO2S-1 heater • ECM untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja (1 driving cycle detection logic) DTC P0032: Tegangan output HO2S-1 heater melebihi spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja (1 driving cycle detection logic)
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4) 5)
Saat kunci kontak OFF, pasang scan tool. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin dan biarkan hingga mencapai temperature kerja. Biarkan mesin hidup pada putaran idle selama 1 menit atau lebih. Periksa DTC.
6-1-46 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
DTC Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
Memeriksa resistan HO2S-1 heater 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Semua kabel terminal konektor HO2S-1 • Terminal “C02-7” pada konektor ECM 3) Jika baik, periksa resistan HO2S-1 heater sesuai petunjuk “Memeriksa Heated Oxygen Sensor (HO2S-1) Heater” pada Bab 6E1. Apakah dalam kondisi baik? Memeriksa sirkuit HO2S-1 1) Periksa dari kemungkinan konslet dan putus pada sirkuit HO2S-1 heater. Apakah dalam kondisi baik?
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Tidak Lakukan “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Ganti HO2S-1.
Ganti ECM dengan yang Perbaiki sirkuit. baik dan periksa kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-47
DTC P0107 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah DTC P0108 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi Wiring Diagram
2
1
5V 5V
AMP
PNK/BLU
C02-8
YEL/GRN
C02-11
BLU/YEL
C02-5
3
[A]
C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
2
E01
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. MAP sensor
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
2. ECM 3. Manifold pressure
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC DTC P0107: Tegangan output MAP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) DTC P0108: Tegangan output MAP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • MAP sensor dan/atau sirkuitnya • Saluran vacuum MAP sensor • ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, dan biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
6-1-48 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
4
Memeriksa sinyal MAP sensor 1) Lepaskan ECM dari kendaraan dan hubungkan konektor ke ECM. 2) Ukur tegangan antara terminal “C02-11” dan “C025” pada konektor ECM pada kondisi berikut. • Kunci kontak pada posisi ON dan mesin mati: sekitar 3.6 V • Mesin pada putaran idling: sekitar 1.6 V Apakah hasil pemeriksaan memuaskan? Memeriksa sirkuit MAP sensor 1) Lepaskan konektor MAP sensor dan ECM saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada setiap terminal MAP sensor. 3) Periksa dari kemungkinan konslet dan putus pada kabel “PNK/BLU”, “YEL/GRN” dan “BLU/YEL”. Apakah setiap kabel normal? Memeriksa MAP sensor 1) Periksa kinerja MAP sensor sesuai petunjuk “Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor” pada Bab 6E1. Apakah hasilnya baik?
Ya Ke langkah 2.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Ke langkah 3.
Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A. Ke langkah 4. Perbaiki kabel yang rusak.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Ganti MAP sensor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-49
DTC P0112 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah Wiring Diagram
2 5V 1
LT GRN/BLK
C02-16
BLU/YEL
C02-5
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
34 33
32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
2
E01
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
2. ECM
1. IAT sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output IAT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • Sirkuit IAT sensor • IAT sensor • ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, dan biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
6-1-50 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
4
Memeriksa IAT sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “LT GRN/BLK” dan “BLU/YEL” pada konektor IAT sensor • Terminal “C02-16” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)? Memeriksa sirkuit IAT sensor 1) Lepaskan konektor IAT sensor saat kunci kontak OFF. 2) Periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? Memeriksa IAT sensor 1) Periksa IAT sensor sesuai petunjuk “Memeriksa Intake Air Temperature (IAT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Ke langkah 4.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A. Sirkuit “LT GRN/BLK” konslet ke ground. Jika kabel baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti IAT sensor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-51
DTC P0113 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi Wiring Diagram
2
5V 1
LT GRN/BLK
C02-16
BLU/YEL
C02-5
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
34 33
32 31 30 29 28
2
E01
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
2. ECM
1. IAT sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output IAT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • Sirkuit IAT sensor • IAT sensor • ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
6-1-52 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
4
5
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3. Memeriksa IAT sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “LT GRN/BLK” dan “BLU/YEL” konektor IAT sensor • Terminal “C02-16” dan “C02-5” pada konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? Ke langkah 4. Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor IAT sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “LT GRN/BLK” konektor IAT sensor dan engine ground. Apakah tegangan 4 – 6 V?
Memeriksa wire harness 1) Gunakan service wire untuk menghubungkan terminal-terminal pada konektor IAT sensor. 2) ON-kan kunci kontak dan periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)? Memeriksa IAT sensor Periksa IAT sensor sesuai “Memeriksa Intake Air Temperature (IAT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?
Ke langkah 5.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.
Sirkuit kabel “LT GRN/BLK” putus, resistannya tinggi atau konslet dengan power supply. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Sirkuit “BLU/YEL” putus atau resistannya tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti IAT sensor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-53
DTC P0117 Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah Wiring Diagram 2
5V 1
WHT/GRN
C02-15
BLU/YEL
C02-5
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
34 33
32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
2
E01
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 30 29 28
35 34 33 32 31
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
2. ECM
1. ECT sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output ECT sensor kurang dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • Sirkuit ECT sensor • ECT sensor • ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
6-1-54 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
4
Memeriksa ECT sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “WHT/GRN” dan “BLU/YEL” pada konektor ECT sensor • Terminal “C02-15” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)? Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor ECT sensor saat kunci kontak OFF. 2) Periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? ECT sensor check 1) Periksa ECT sensor sesuai “Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Ke langkah 4.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.
Sirkuit “WHT/GRN” konslet ke ground. Jika kabel baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti ECT sensor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-55
DTC P0118 Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi Wiring Diagram 2
5V 1
WHT/GRN
C02-15
BLU/YEL
C02-5
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
34 33
32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
2
E01
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
2. ECM
1. ECT sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output ECT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • Sirkuit ECT sensor • ECT sensor • ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
6-1-56 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3. ECT sensor dan its memeriksa sirkuit 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “WHT/GRN” dan “BLU/YEL” pada konektor ECT sensor • Terminal “C02-15” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? Ke langkah 4. Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor ECT sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “WHT/GRN” pada konektor ECT sensor dan engine ground. Apakah tegangan 4 – 6 V?
4
Memeriksa wire harness 1) Gunakan service wire untuk menghubungkan terminal-terminal pada konektor ECT sensor. 2) ON-kan kunci kontak dan periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)?
Ke langkah 5.
5
Memeriksa ECT sensor 1) Check ECT sensor sesuai “Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.
Sirkuit “WHT/GRN” putus, resistannya tinggi atau konslet dengan power supply. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Sirkuit “BLU/YEL” putus atau resistannya tinggi. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti ECT sensor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-57
DTC P0122 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Rendah Wiring Diagram 2 1 5V
5V YEL/BLK
C02-9
GRN/WHT
C02-12
BLU/YEL
C02-5
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
34 33
32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
2
E01
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30
29 28
2. ECM
1. TP sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output TP sensor kurang dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • Sirkuit TP sensor • TP sensor • ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
27 26
6-1-58 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
4
5
Memeriksa TP sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “YEL/BLK”, “GRN/WHT” dan “BLU/YEL” pada konektor TP sensor • Terminal “C02-9”, “C02-12” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa prosentase pembukaan throttle valve yang muncul pada scan tool saat throttle valve membuka. Apakah menunjukkan 0%? Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor TP sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “GRN/ WHT” dari konektor yang dilepas dan ground. Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V? Memeriksa wire harness 1) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal kabel “YEL/BLK” dari konektor yang dilepas dan ground. Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V? Memeriksa TP sensor 1) Pereiksa TP sensor sesuai “Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Ke langkah 4.
Ke langkah 5.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.
“GRN/WHT” circuit konslet ke ground. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Sirkuit “YEL/BLK” putus atau resistannya tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti ECM dengan yang Ganti TP sensor. baik dan periksa kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-59
DTC P0123 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Tinggi Wiring Diagram 2 1 5V
5V YEL/BLK
C02-9
GRN/WHT
C02-12
BLU/YEL
C02-5
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
34 33
32 31 30 29 28
2
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
E01
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30
29 28
2. ECM
1. TP sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output TP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • Sirkuit TP sensor • TP sensor • ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
27 26
6-1-60 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
4
5
Memeriksa TP sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “YEL/BLK”, “GRN/WHT” dan “BLU/YEL” pada konektor TP sensor • Terminal “C02-9”, “C02-12” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa prosentase pembukaan throttle valve yang muncul pada scan tool saat throttle valve membuka. Apakah menunjukkan 99.6%? Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor TP sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “GRN/ WHT” konektor TP sensor dan ground. Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V? Memeriksa wire harness 1) Saat kunci kontak OFF, lepaskan konektor dari ECM sesuai “Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)” di Bab 6E-1. 2) Periksa kabel “YEL/BLK”, “GRN/WHT” dan “BLU/WHT” dari kemungkinan putus dan konslet. Apakah kondisi semua kabel normal? Memeriksa TP sensor 1) Periksa TP sensor sesuai “Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.
Ke langkah 4.
Sirkuit “GRN/WHT” putus, resistannya tinggi atau konslet dengan power supply.
Ke langkah 5.
Perbaiki kabel yang rusak.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Ganti TP sensor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-61
DTC P0134 Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas O2 Sensor (HO2S) (Bank 1, Sensor 1) Wiring Diagram 8 3
4 GRN
BLK/WHT
E01-5
BLK/ORN BLK/RED
C01-15 C02-2
BLK/RED
C02-3
BLU ORN/BLU WHT/BLU
C02-7 C02-13 C02-29
5
WHT YEL/BLK YEL/BLK
BLK/RED 7
1 BLK/RED 6 2 [A] 8 C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 30 29 28
35 34 33 32 31
3. Kunci kontak
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
6. HO2S-1
1. Relay / fuse box
4. Circuit fuse box
7. Heater
2. Shield wire
5. Main relay
8. ECM
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC
Tegangan output HO2S kurang dari 0.4V selama 40 detik setelah mesin dipanaskan. (2 driving cycle detection logic)
Area Masalah • • • • • • •
HO2S-1 Sirkuit HO2S-1 Fuel system Kebocoran exhaust gas ECM Fuel shortage Air intake system
Prosedur Menentukan DTC PERINGATAN: • Saat melakukan test jalan, pilih tempat yang tidak ada kemacetan atau yang ada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan hati-hatilah selama pengetesan untuk menghindari kecelakaan. • Test jalan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan penguji, pada jalan yang rata.
6-1-62 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
CATATAN: Pastikan kondisi berikut terpenuhi ketika melakukan “Prosedur Menentukan DTC” • Temperatur intake air saat mesin mulai berjalan: –10 °C (14 °F) hingga 80 °C (176 °F) • Temperatur Intake air: –10 °C (14 °F) hingga 70 °C (158 °F) • Temperatur engine coolant: 70 °C (158 °F) hingga 150 °C (302 °F) • Ketinggian/altitude (tekanan barometric): 2400 m, 8000 ft atau kurang (560 mmHg, 75 kPa atau lebih) • DTC berikut tidak terdeteksi: ECT sensor, IAT sensor dan barometric pressure sensor 1) 2) 3) 4) 5)
Saat kunci kontak OFF, pasang scan tool. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin dan biarkan hingga mencapai temperatur kerja. Jalankan kendaraan pada 40 mph (60 km/h) atau lebih. (putaran mesin: 2500 - 3000 r/min.) Jalankan pada kecepatan tersebut selama 6 menit atau lebih (pertahankan pembukaan throttle valve pada langkah ini). 6) Lepas injakan pedal gas dan biarkan engine brake bekerja dan kendaraan meluncur (fuel cut selama 3 detik atau lebih) kemudian hentikan kendaraan. 7) Pastikan DTC dan pending DTC muncul pada scan tool. Jika tidak, pastikan oxygen sensor monitoring test sudah dilakukan menggunakan scan tool. Jika tidak pada kedua tes di atas (misalnya, tidak ada DTC dan pending DTC dan oxygen sensor monitoring test belum dilakukan), periksa kondisi kendaraan (yang berhubungan dengan lingkungan) dan ulangi langkah 3) sampai 6) dari Prosedur Menentukan DTC.
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
Apakah terdapat DTC selain HO2S-1 (DTC P0134)?
Ya Ke langkah 2.
Lihat DTC terkait pada tabel flow diagnosa.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” di bab ini. Ganti HO2S-1.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-63
DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor “A” Wiring Diagram
4
2
3
1
RED/BLU
C02-17
WHT
C02-33
C02-28
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20
6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
34 33
35 34
35 34 33 32 31
32 31 30 29 28
33 32
E01
31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
3. Shield wire
1. Crankshaft position sensor sensing rotor
4. ECM
2. Crank position sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Sinyal output CKP sensor tidak masuk selama 2 detik meskipun sinyal motor starter masuk saat mesin distarter. (1 driving cycle detection logic)
• • • •
Area Masalah Sirkuit CKP sensor Signal teeth CKP sensor ECM
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan scan tool. Starter mesin selama lebih dari 2 detik. Periksa DTC menggunakan scan tool.
Perbaikan CATATAN: Jika sirkuit starter putus (sirkuit sinyal starter baik tetapi tidak bisa menstarter), DTC akan disimpan pada memory saat switch starter ON, meskipun CKP sensor dalam kondisi baik. Saat motor starter tidak berputar dan DTC ini muncul, periksa sirkuit starter terlebih dulu.
6-1-64 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan?
Ya Ke langkah 2.
2
Apakah mesin bisa distarter?
Ke langkah 3.
3
Memeriksa sirkuit CKP sensor 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Lepaskan konektor CKP sensor. 4) Periksa kabel “RED/BLU” dan “WHT” dari kemungkinan putus, resistannya tinggi dan konslet. Apakah kondisi setiap kabel normal? Memeriksa resistan CKP sensor 1) Periksa kondisi sambungan CKP sensor pada terminal kabel “RED/BLU” dan “WHT”. 2) Jika baik, ukur resistan antar terminal sensor. Lihat Gambar 1. Resistan CKP sensor : 360 – 460 Ω at 20 °C, 68 °F 3) Ukur resistan antara setiap terminal dan ground. Resistan insulator: 1 MΩ atau lebih. Apakah hasil pengukuran resistan pada langkah 2) dan 3) sesuai spesifikasi? Memeriksa secara visual CKP sensor dan pulley Lihat Gambar 2. • Kerusakan • Tidak ada kotoran atau benda asing. • Pemasangan yang benar. Apakah kondisinya baik?
Ke langkah 4.
4
5
[A]
[A]: Gambar 1 untuk Langkah 4 [B]: Gambar 2 untuk Langkah 5
[B]
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Lihat “Diagnosa Gejala Sistim Starter” di Bab 6G. Perbaiki kabel yang rusak.
Ke langkah 5.
Ganti CKP sensor.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Bersihkan, perbaiki atau ganti.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-65
DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor “A” (Bank 1) Wiring Diagram 2 1
+B
5V BLK/RED BRN
C02-32
BLK
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
2. ECM
1. Camshaft position (CMP) sensor
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC • Jumlah pulsa sinyal output CMP sensor kurang atau sama dengan 3 selama 6 putaran crankshaft. • Sinyal output CMP sensor tidak masuk di antara 75° BTDC dan 5° BTDC sudut crankshaft sebelum langkah kompresi selama 6 putaran crankshaft. (1 driving cycle detection logic)
• • • •
Area Masalah CMP sensor circuit Signal rotor teeth CMP sensor ECM
Prosedur Menentukan DTC CATATAN: Pastikan kondisi berikut terpenuhi ketika melakukan “Prosedur Menentukan DTC” • DTC yang berhubungan dengan komponen berikut tidak terdeteksi : CKP sensor.
1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.
6-1-66 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2
3
4
5
6
7
Memeriksa kondisi pemasangan CMP sensor dan konektornya. Apakah CMP sensor dan konektornya terpasang dengan benar? Memeriksa wire harness dan sambungan 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor CMP sensor. 3) Periksa kondisi sambungan CMP sensor pada setiap terminal. 4) Jika baik, ON-kan kunci kontak dan periksa tegangan pada tiap terminal konektor sensor dan ground. Terminal kabel “BLK/RED”: 10 – 14 V Terminal kabel “BRN”: 4 – 5 V Terminal kabel “BLK”: 0 V Apakah hasil pemeriksaan memuaskan? Memeriksa sirkuit CMP sensor 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Periksa kabel “BLK/RED”, “BRN” dan “BLK” dari kemungkinan putus, resistannya tinggi dan konslet. Apakah kondisi setiap kabel normal? Memeriksa sirkuit ground 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Periksa resistan antara terminal kabel “BLK” dari konektor CMP sensor dan engine ground. Apakah resistan di bawah 2 Ω? Memeriksa CMP sensor 1) Periksa CMP sensor sesuai “Memerksa Camshaft Position (CMP) Sensor” di Bab 6E1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan? Periksa signal rotor dari kemungkinan. • Kerusakan • Adanya kotoran Apakah kondisinya baik?
Ya Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Perbaiki.
Ke langkah 5.
Ke langkah 4.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Perbaiki kabel yang rusak.
Ke langkah 6.
Sirkuit kabel “BLK” putus atau resistannya tinggi.
Ke langkah 7.
Ganti CMP sensor.
Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
Ganti atau bersihkan gigi rotor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-67
DTC P0500 Vehicle Speed Sensor “A” Wiring Diagram
1 2 BLK/YEL 5V
3 4 YEL WHT BRN
YEL
E01-14
BRN
E01-15
+B
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. Combination meter
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
2. ECM
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
4. Sirkuit speedometer & odometer
3. Tachometer (jika dilengkapi)
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Sinyal speedometer tidak masuk selama 4 detik meskipun kendaraan berjalan dengan fuel cut saat deselerasi. (1 driving cycle detection logic)
Area Masalah • Sirkuit sinyal speedometer • Speedometer • ECM
Prosedur Menentukan DTC PERINGATAN: • Saat melakukan test jalan, pilih tempat yang tidak ada kemacetan atau yang ada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan hati-hatilah selama pengetesan untuk menghindari kecelakaan. • Test jalan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan penguji, pada jalan yang rata.
6-1-68 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan SUZUKI scan tool. 3) Jalankan kendaraan pada kecepatan 60 km/h (37 mph) dengan gigi 4 sambil melihat kecepatan kendaraan pada SUZUKI scan tool. 4) Lepas injakan pedal gas sehingga engine brake bekerja dan biarkan kendaraan meluncur selama 5 detik. 5) Periksa DTC menggunakan SUZUKI scan tool.
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2 Apakah kabel speedometer putus? 3
4
5
6
Ya Ke langkah 2. Ganti kabel speedometer Ke langkah 4.
Memeriksa sinyal kecepatan kendaraan 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “BRN”, “WHT”, “YEL” dan “BLK/YEL” pada combination meter • Terminal “E01-15” dan “C02-34” konektor ECM 3) Jika baik, periksa kecepatan kendaraan pada SUZUKI scan tool. Apakah kecepatan kendaraan muncul pada SUZUKI scan tool di Langkah 3) dan 4) Prosedur Menentukan DTC? Masalah yang Memeriksa sinyal kecepatan kendaraan terkadang muncul atau Apakah speedometer menunjukkan kecepatan ECM rusak. kendaraan? Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A. Ke langkah 6. Memeriksa sirkuit speedometer 1) Saat kunci kontak OFF, lepas konektor VSS. 2) ON-kan kunci kontak tanpa menghidupkan mesin. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “BLK/ YEL” dan “YEL” pada combination meter. Apakah tegangan antara 10 – 14 V? Ganti ECM dengan Memeriksa sirkuit combination meter yang baik dan periksa 1) OFF-kan kunci kontak. kembali. 2) Lepaskan konektor “E01” ECM. 3) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal kabel “E01-14” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 4 – 6 V untuk kendaraan dengan tachometer atau 10 – 14 V untuk kendaraan tanpa tachometer?
Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin & Emisi” Ke Langkah 3. Ke langkah 5.
Sirkuit kabel “YEL” antara combination meter dan ECM putus atau resistannya tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Kabel “BLK/YEL” atau “YEL” putus atau konslet.
Sirkuit kabel “YEL” antara combination meter dan ECM putus atau konslet. Jika baik, ganti combination meter.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-69
DTC P0601/P0602 Internal Control Module Memory Check Sum Error / Control Module Programming Error Uraian Sistim Internal control module terpsaang di dalam ECM.
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah • Sirkuit power supply ECM dan/atau sirkuit ground DTC P0601: • ECM Data write error atau check sum error (1 driving cycle detection logic, monitoring sekali / 1 driving cycle) DTC P0602: Data programming error (1 driving cycle detection logic tetapi MIL tidak menyala)
Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)
Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC, dan freeze frame data menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, dan biarkan sebisa mungkin pada putaran idle. Periksa DTC menggunakan scan tool .
Perbaikan DTC P0601/P0602. ECM power & ground OK ° ganti ECM.
6-1-70 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Table B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector Wiring Diagram 5
7
8 GRN
BLK/WHT
E01-5
BLK/ORN BLK/RED
C01-15 C02-2
BLK/RED
C02-3
LT GRN
C01-5
BRN
C01-4
BRN/WHT
C01-3
BRN/YEL
C01-2
6
WHT YEL/BLK YEL/BLK
BLK/RED
9 1 BLK/RED 2 BLK/RED 3 BLK/RED 4
BLK/RED [A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
3. Fuel injector No.3
6. Main relay
1. Fuel injector No.1
4. Fuel injector No.4
7. Kunci kontak
2. Fuel injector No.2
5. ECM
8. Sirkuit fuse box
9. Relay / fuse box
Perbaikan Langkah Tindakan Ya Tidak Sirkuit fuel injector dalam Ke langkah 2. 1 Memeriksa suara bekerjanya injector kondisi baik. Gunakan sound scope, periksa suara bekerjanya tiap injector saat mesin distarter. Apakah terdengar suara bekerjanya keempat injector? 2 Apakah ada dari 4 injector yang tidak Ke langkah 3. Periksa sambungan mengeluarkan suara pada Langkah 1? konektor dan wire harness pada injector yang tidak mengeluarkan suara dan periksa injector bersangkutan sesuai petunjuk “Memeriksa Fuel Injector” pada Bab 6F. 3 Memeriksa sirkuit power injector Periksa resistan masing- Sirkuit power putus atau konslet. Apakah normal? masing ke-4 injector. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-71
Table B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya Wiring Diagram 8 6 PNK/BLK
C01-10
7
BLK/WHT
PNK BLK
3
4
BLK/RED
GRN
BLK/WHT
E01-5
BLK/ORN
C01-15
BLK/RED
C02-2
5
WHT YEL/BLK
2
BLK/RED
C02-3
C01-6
BLK/YEL
C01-7
BLK/YEL
C02-1
BLK
1
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 32 31 30 29 28 34 33
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
3. Kunci kontak
6. Fuel pump relay
1. Battery
4. Circuit fuse box
7. Fuel pump
2. Relay/fuse box
5. Main relay
8. ECM
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa kinerja sistim kontrol fuel pump 1) Pastikan terdengar suara bekerjanya fuel pump selama 2 detik setelah kunci kontak ON? Lihat Gambar 1. Apakah terdengar adanya suara? 2 Memeriksa fuse 1) Periksa apakah ada fuse yang putus. Apakah kondisinya normal? 3 Memeriksa fuel pump relay 1) Periksa fuel pump relay sesuai petunjuk “Memeriksa Main Relay, Fuel Pump Relay dan Radiator Fan Relay” pada Bab 6E1. Apakah kondisinya normal? 4 Memeriksa sirkuit sistim 1) Periksa kabel “BLK/RED”, “BLK/WHT”, “PNK”, “PNK/BLK” dan “BLK” dari kemungkinan putus dan konslet. Apakah kondisi kabel normal?
Ya Sirkuit fuel pump dalam kondisi baik.
Tidak Ke langkah 2.
Ke langkah 3.
Periksa kabel yang fusenya putus dari kemungkinan konslet. Ganti fuel pump relay.
Ke langkah 4.
Ke langkah 5.
Perbaiki kabel yang rusak.
6-1-72 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Langkah Tindakan 5 Fuel pump operation check 1) Periksa kinerja fuel pump sesuai petunjuk “Memeriksa Fuel Pump pada Kendaraan” pada Bab 6E1. Apakah hasilnya baik?
Ya Tidak Ganti ECM dengan yang Ganti fuel pump sesuai petunjuk “Melepas dan baik dan periksa Memasang Fuel Pump kembali. Assembly” pada Bab 6C.
[A]: Gambar 1 untuk Langkah 2
[A]
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-73
Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar Wiring Diagram 3
2
1
(C) 4
(A)
(B)
1. Fuel injector
4. Fuel pump
(C): 3 way joint
2. Delivery pipe
(A): Fuel pressure gauge
3. Fuel pressure regulator
(B): Fuel pressure hose
(B): Fuel pressure hose
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa tekanan bahan bakar (Lihat Bab 6E1 untuk lebih jelasnya) 1) Buang tekanan dari fuel feed line. 2) Pasang fuel pressure gauge. 3) Periksa tekanan dengan memutar kunci kontak ON dan OFF. Lihat Gambar 1. Apakah tekanan bahan bakar 270 – 310 kPa 2
(2.7 – 3.1 kg/cm2, 38.4 – 44.0 psi)? Apakah tekanan bertahan pada 200 kPa (2.0
Ya Ke langkah 2.
Tidak Ke langkah 4.
Tekanan normal.
Ke langkah 3.
Terdapat kebocoran pada selang, pipa atau sambungan. Fuel return hose tersumbat atau fuel pressure regulator rusak.
Fuel pressure regulator rusak.
kg/cm2
3
4
, 28.4 psi) atau lebih selama 1 menit setelah fuel pump berhenti pada Langkah 1? Apakah terdapat kebocoran pada selang, pipa atau sambungan fuel feed line? Apakah tekanan melebihi spesifikasi pada Langkah 1?
Fuel filter tersumbat, fuel feed hose atau pipa rusak, fuel pump rusak atau sambungan selang pada tangki bocor.
6-1-74 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
[A]: Gambar 1 untuk Langkah 1 1. Fuel pressure gauge 2. Fuel pressure hose 3. 3 way joint & tool
Special tool (A): 09912-58442 (B): 09912-58432 (C): 09912-58490
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-75
Table B-4 Memeriksa Idle Air Control System Wiring Diagram 7
3
4
GRN
BLK/WHT
E01-5
BLK/ORN BLK/RED
C01-15 C02-2
BLK/RED
C02-3
ORN
C01-8
5
WHT
YEL/BLK YEL/BLK
BLK/RED
2 6
BLK/RED 1
BLK
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30
29 28
27 26
3. Kunci kontak
6. Idle air control (IAC) valve
1. Battery
4. Circuit fuse box
7. ECM
2. Relay/fuse box
5. Main relay
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Periksa idle speed dan IAC duty sesuai petunjuk “Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty” pada Bab 6E1. Apakah idle speed sesuai spesifikasi? 2 Apakah IAC duty sesuai spesifikasi pada Langkah 1?
3
Apakah idle speed stabil saat lampu dinyalakan?
Ya Ke langkah 2.
Tidak Ke langkah 5.
Ke langkah 3.
Periksa hal berikut. • Kebocoran vacuum • Sistim EVAP canister purge control • Saluran udara IAC tersumbat • Beban accessoris mesin • Posisi throttle tertutup • PCV valve tersumbat Ke langkah 4.
Sistim dalam kondisi baik.
6-1-76 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Langkah Tindakan 4 Idle air control system check 1) Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF, tarik tuas rem tangan dan ganjal roda. 2) Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerja. 3) Hapus DTC dan pilih mode “MISC TEST” pada SUZUKI scan tool. Apakah bisa menaikkan dan menurunkan idle speed menggunakan SUZUKI scan tool? 5 Apakah idle speed lebih besar dari spesifikasi pada Langkah 1? 6 Apakah IAC duty kurang dari 3% (atau lebih dari ± 97% untuk OFF duty meter) pada Langkah 1?
7
8
Ya Tidak Masalah yang terkadang Ke langkah 8. muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.
Ke langkah 6.
Ke langkah 8.
Periksa kebocoran udara pada intake system, PCV system dan sistim EVAP canister purge control. Ke langkah 8.
Periksa kinerja TP sensor (posisi tertutup) dan ECT sensor. Jika kondisinya normal, ganti ECM dengan yang baik. Perbaiki atau ganti sirkuit sinyal A/C atau sistim A/C. Perbaiki atau ganti.
Periksa sirkuit sinyal (input) A/C sesuai “Tabel B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C)” pada Bab ini. Apakah dalam kondisi baik? Ganti IAC valve dan Memeriksa wire harness dari kemungkinan periksa kembali. putus atau konslet 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor IAC valve. 3) Periksa kondisi sambungan IAC valve pada setiap terminal. 4) Jika normal, lepaskan konektor ECM. 5) Periksa kondisi sambungan ECM pada terminal “C01-8”. 6) Jika normal, periksa sirkuit “BLK/RED”, “ORN” dan “BLK” dari kemungkinan putus dan konslet. Apakah kondisinya baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-77
Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C) Wiring Diagram 7
3
4 GRN
BLK/WHT
E01-5
BLK/ORN BLK/RED
C01-15 C02-2
BLK/RED
C02-3
5
WHT YEL/BLK YEL/BLK
BLK/RED
2 8
6 BLK/RED BLU/BLK
M
BLK 1
9
BLK/RED
RED
C01-11
GRN
C01-12
YEL
E01-8
PNK RED/WHT YEL/BLK
12
BLK
YEL 11
13 BLU/YEL
10
M
E01-26
14
WHT
PNK/BLU
GRN WHT 1
2
3 4
BLK
WHT/BLK GRN/BLK
PNK/BLU
15
E01-10
16
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. Battery
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26
6. Condenser fan motor
12. A/C compressor
7. ECM
13. Blower fan motor
2. Relay/fuse box
8. Condenser fan motor relay
14. EVAP thermistor
3. Ignition key
9. A/C compressor relay
15. Blower fan switch
4. Circuit fuse box
10. Blower relay
5. Main relay
11. Blower resistor
16. Pressure switch
6-1-78 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Perbaikan Langkah Tindakan Ya 1 1) Lepaskan blower fan switch dari instrument Ke langkah 2. panel sesuai “Melepas dan Memasang Blower Fan Switch” di Bab 1B. 2) Lepaskan konektor dari blower fan switch. 3) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal kabel“BRN/WHT” pada konektor blower fan switch dan ground. Apakah tegangan 10 – 14 V?
2
Tidak Sambungan kendur pada terminal kabel “E01-10” konektor ECM connector atau kabel “BRN/WHT” putus atau konslet ke ground. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Sirkuit sinyal sistim A/C Sambungan kendur pada 1) Pasang konektor ECM. dalam kondisi baik. terminal kabel “E01-12” 2) Hidupkan mesin. konektor ECM atau 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “E01ground ECM rusak. Jika 12” ECM dan ground. sambungan dan ground Apakah tegangan 0 V saat switch A/C OFF dan baik, ganti ECM dengan 10 – 14 V saat switch A/C ON? yang baik dan periksa kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-79
Table B-6 Memeriksa Sirkuit Sinyal Electric Load Wiring Diagram
3
+BB
1 RED/YEL
E01-11
2
[A] C01
C02
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28
[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. Clearance light switch
E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31
30 29 28
7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30
29 28
27 26
2. Clearance light 3. ECM
Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah tersedia SUZUKI scan tool? 2 Memeriksa sirkuit sinyal electric load 1) Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF. 2) Hidupkan mesin dan pilih mode “DATA LIST” pada SUZUKI scan tool. 3) Periksa sinyal electric load dengan kondisi sebagai berikut. Sinyal electric load Lampu besar dan lampu jarak diON-kan: ON Lampu besar dan lampu jarak diOFF-kan: OFF Apakah hasilnya baik? 3 Memeriksa sirkuit sinyal electric load ON-kan kunci kontak. Periksa tegangan pada terminal “E01-1”, “E01-2” dan “E01-11”. Voltage pada terminal “E01-1” Rear defogger ON: 10 – 14 V Rear defogger OFF: 0 – 1 V Voltage pada terminal “E01-11” Lampu jarak ON: 10 – 14 V Lampu jarak OFF: 0 – 1 V Apakah hasilnya baik?
Ya Ke langkah 2. Sirkuit sinyal electric load dalam kondisi baik.
Tidak Ke langkah 3. Sirkuit kabel “RED/ WHT”, “RED/YEL” dan/ atau “PNK/BLU” putus atau konslet, atau masing-masing sirkuit electric load tidak berfungsi.
Sirkuit sinyal electric load
Sirkuit kabel “RED/ WHT”, “RED/YEL” dan/ atau “PNK/BLU” putus atau konslet, atau masing-masing sirkuit electric load tidak berfungsi.
6-1-80 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN
Special Tool
09912-58442 Fuel pressure gauge
09912-58432 Fuel pressure hose
09912-58490 3-way joint & tool
Tech 2 kit (SUZUKI scan tool) See NOTE below.
CATATAN: Tech-2 kit terdiri dari. 1. Tech 2, 2. PCMCIA card, 3 DLC cable, 4. SAE 16/19 adapter, 5. Cigarette cable, 6. DLC loopback adapter, 7. Battery power cable, 8. RS232 cable, 9. RS232 adapter, 10. RS232 loopback connector, 11. Storage case, 12. Power supply