PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 1.
UMUM Pendirian dan Informasi Umum PT Panasia Filament Inti Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Panasia Cotton Alam Mills berdasarkan akta No. 85 tanggal 31 Desember 1987 dibuat dihadapan Winarti Sukarjadi, S.H., sebagai pengganti dari Nanny Sukarja, S.H., notaris di Bandung. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-11088.HT.01.01.TH’88 tanggal 1 Desember 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 21 Juni 1991, Tambahan No. 1739. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 78 tanggal 19 Juni 2009 dibuat dihadapan R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, sehubungan dengan perubahan susunan pemegang saham dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.AHU-60349.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 Desember 2009. Susunan pengurus Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan akta No.100 tanggal 25 Juni 2010 dibuat dihadapan R. Tendy Sumarwan, S.H., notaris di Bandung. Perusahaan berdomisili di Bandung dengan kantor beralamat di Jl. Garuda Dalam No. 153/74, Bandung. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di beberapa unit operasional yaitu terletak di Jl. Moh. Toha Km. 6,8 Bandung dan Jl. Cisirung No. 104 dan 95 Bandung. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan antara lain meliputi menjalankan usaha dalam industri pemintalan benang tekstil, pertenunan, prosesing dan perdagangan umum. Proses produksi komersial untuk industri tenun mulai tahun 1989 dan kegiatan prosesing mulai tahun 1993. Sesuai akta risalah rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan No.98, tanggal 25 Juni 2010 yang dibuat oleh R. Tendy Sumarwan, S.H., notaris di Bandung, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : 2010 Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Presiden Direktur Direktur
: : : : :
Awong Hidjaja Henry Hidjaja Soebianto B. Soegiarto Aang Hidjaja Dian Nathalia Teja
2009 Awong Hidjaja Henry Hidjaja Soebianto B. Soegiarto Lim Seng Bow Joshua Janto Hidjaja Aang Hidjaja Dian Nathalia Teja
Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp. 821.203.000 tahun 2010 dan Rp 828.530.000 tahun 2009.
5
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 1.
UMUM - Lanjutan Perusahaan memiliki karyawan sebanyak 154 orang pada tahun 2010 dan 1.473 orang pada tahun 2009. Penurunan jumlah karyawan dikarenakan pada tanggal 31 Desember 2009 Perusahaan telah menghentikan kegiatan operasional tenun, sebagai tindak lanjut restrukturisasi usaha. Dalam 6 bulan terakhir (Juli - Desember 2010) terjadi perubahan di pasar tekstil akibat gagalnya panen kapas di beberapa negara produsen kapas, yang mengakibatkan berdampak baik bagi industri tekstil yang berbahan baku serat sintesis (polyester) seperti Perseroan, sehingga dengan perkembangan terakhir di pasar teksil seperti tersebut di atas dan langkah-langkah Perseroan yang telah diambil pada tahun 2009 dan 2010, maka diharapkan Perseroan dapat terus tumbuh berkembang. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 17 Juni 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1335/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 50.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Juni 1997, seluruh saham Perusahaan sebanyak 250.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, Perusahaan menerbitkan saham Seri B sebanyak 1.361.067.000 saham yang merupakan saham hasil konversi hutang. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebagaimana tercantum dalam akta No. 20 tanggal 17 September 2007 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, para pemegang saham menyetujui rencana perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Terbuka menjadi Perusahaan Tertutup. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan juga diberi kuasa untuk melakukan perubahan anggaran dasar Perusahaan dan melakukan delisting atas saham Perusahaan tersebut. Sesuai dengan surat Bapepam-LK No. S-438/BL/2008 tanggal 23 Januari 2008 kepada Perusahaan disebutkan antara lain jumlah pemegang saham Perusahaan setelah penawaran tender adalah sebanyak 129 pemegang saham dimana jumlah tersebut belum sesuai dengan jumlah yang dipersyaratkan yaitu masih melebihi dari 50 pemegang saham sehingga Perusahaan masih merupakan emiten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal. Pada tanggal 10 April 2008 yang kemudian dilakukan kembali pada tanggal 21 April 2008 telah dilakukan RUPSLB, yang kedua-duanya telah dibuat dalam akta notaris untuk meminta persetujuan Go Private Perusahaan sebagai tindak lanjut keputusan RUPSLB yang telah dilaksanakan tanggal 17 September 2007. Sesuai surat Perusahaan kepada PT Bursa Efek Indonesia tanggal 14 Desember 2009 tentang rencana Go Private, pada awal tahun 2010 masih dalam proses investigasi para pemegang saham yang tidak jelas keberadaannya. Oleh sebab itu, Perusahaan telah menunjuk konsultan independen untuk melakukan investigasi atas domisili pemegang saham tersebut. Berdasarkan laporan sementara konsultan independen, Perusahaan telah melakukan tindak lanjut atas pemegang saham yang telah menyatakan kesediaan untuk menjual sahamnya.
6
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 1.
UMUM - Lanjutan Penawaran Umum Saham Perusahaan - Lanjutan Berdasarkan surat Direksi Perseroan kepada BAPEPM-LK tertanggal 22 Desember 2010 No. 053/PNF/DIR/XII/10 perihal keterbukaan informasi sehubungan dengan tidak dilanjutkannya rencana perseroan untuk merubah status Perseroan dari Perusahaan Terbuka menjadi Perusahaan Tertutup, dengan ini diajukan permohonan pembatalan suspensi yang mana semula dimaksudkan sebagai langkah pendahuluan sebelum dilakukan permohonan delisting saham. Sehingga dengan ini Perseroan tetap berstatus Perusahaan Terbuka (catatan 22) Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saham Perusahaan sejumlah 1.611.067.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bagi Perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya kepada masyarakat. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.
b.
dengan
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan sebagai berikut : 2010
Mata Uang Asing Euro Eropa Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Yen Jepang
11.955,79 8.991,00 6.980,61 110,28
7
2009 13.509,69 9.400,00 6.698,52 101,70
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan c.
Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
d.
Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
e.
Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
f.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
g.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
h.
Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Perusahaan diberikan pilihan antara model biaya atau model penilaian kembali (revaluasi) sebagai kebijakan akuntansinya serta wajib menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset yang dimilikinya. Jika Perusahaan memiliki aset tetap yang telah direvaluasi sebelum penerapan PSAK baru ini dan memilih model biaya, maka nilai yang telah direvaluasi atas aset tersebut diperlakukan sebagai biaya perolehan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan memilih kebijakan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan akan disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomi aset tetap sebagai berikut : Tahun Bangunan dan prasarana 20 - 30 Mesin dan peralatan 10 - 25 Kendaraan 5–8 Perlengkapan kantor dan pabrik 5–8
8
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan h.
Aset Tetap - Lanjutan Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih dahulu. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang, seperti dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
i.
Penurunan Nilai Aset Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.
j.
Hutang Usaha Hutang usaha dinyatakan sebesar nilai nominal.
k.
Penyisihan Beban Imbalan Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 mengenai penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di Perusahaan. Tidak ada pendanaan yang disisihkan oleh Bank sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
9
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan k.
Penyisihan Beban Imbalan Kerja - Lanjutan Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
l.
Pengakuan Penghasilan dan Beban Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikkan berpindah ke pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
m. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. n.
Laba (Rugi) Per Saham Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dengan mengabaikan nilai nominal per saham adalah sebesar 1.611.067.000 saham masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
o.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis sedangkan segmen sekunder adalah segmen usaha. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
10
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI – Lanjutan o.
Informasi Segmen - Lanjutan Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
p.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
q.
Penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 Perusahaan telah menerapkan PSAK 50 (revisi 2006) tentang instrumen keuangan penyajian dan pengungkapan dan PSAK 55 (revisi 2006) tentang instrumen keuangan pengakuan dan pengukuran. Efektif mulai tanggal1 Januari 2010.
3.
MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Bagi Perusahaaan Go Public, keputusan Ketua BAPEPAM no. KEP-29/PM/2004 dan Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta no. KEP-305/BEJ/07-204 menyatakan bahwa salah satu peran Komite Audit adalah memastikan efektifitas internal control dan Manajemen Risiko. kegiatan Perusahaan terekspos terhadap berbagai risiko keuangan antara lain risiko pasar (termasuk risiko mata uang, nilai risiko tingkat bunga yang wajar, arus kas risiko suku bunga dan risiko harga), risiko kredit dan risiko likuiditas dan arus kas risiko suku bunga. Risiko kelompok program manajemen keseluruhan potensi berfokus pada ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan untuk meminimalkan efek yang tidak menguntungkan bagi kelompok kinerja keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan awal tahun 2010, Perseroan menghentikan kegiatan produksinya khususnya unit tenun untuk sementara waktu dengan alasan mengurangi penumpukan persediaan yang masih tersisa dari tahun sebelumnya dan mengurangi biaya operasional yang tinggi. RISIKO PASAR Perseroan memiliki ekposur terhadap risiko pasar, yaitu risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa depan dari instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan pada harga pasar. •
Risiko Nilai Tukar Mata Asing Perseroan mengalami risiko kurs mata uang asing yang timbul dari berbagai mata uang terutama yang berhubungan dengan US Dollar, Singapura Dollar, Euro dan Yen Jepang. Risiko kurs timbul dari transaksi perdagangan dimasa depan, aset yang diakui dan kewajiban serta investasi bersih pada kegiatan operasi. Peningkatan atau penurunan nilai mata uang asing dapat berpengaruh pada laba Perseroan.
11
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 3. MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN – Lanjutan •
Risiko Tingkat Bunga yang Wajar dan Arus Kas Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktiari karena perubahan suku nbunga pasar. Risiko nilai wajar suku bunga adalah risiko dimana nilai dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.
• Risiko Harga Merupakan risiko yang ditanggung oleh investor karena penurunan harga pada saat menjual aset, sehingga jumlah yang diterima akan berkurang. Risiko ini timbul karena tidak adanya kepastian nilai pasar suatu aset atau aktiva dimasa depan. Pada tahun 2010 Perseroan mencatat rugi bersih per saham senilai 56, sehingga risiko harga saham semakin meningkat. RISIKO KREDIT Merupakan risiko yang terjadi karena kegagalan debitur yang menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban untuk membayar hutang. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur dalam pemberian kredit. Risiko kredit terdiri dari deposito jangka pendek, instrumen derivatif keuangan, deposito jangka panjang dan dari institusi keuangan sama halnya seperti risiko yang melekat pada penjualan besar, penjualan eceran dan piutang yang masih beredar. RISIKO LIKUIDITAS Merupakan risiko dimana Perseroan tidak bisa memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo karena simpanan kreditur yang ditarik, kebutuhan kas dari komitmen kontraktual, atau arus keluar kas lainnya, seperti hutang jatuh tempo atau margin calls untuk derivatif. Arus kas keluar ini akan menghabiskan sumber daya kas yang tersedia untuk pinjaman nasabah, aktivitas perdagangan dan investasi. Dalam suatu kejadian ekstrim, kekurangan likuiditas dapat mengarah pada penurunan posisi keuangan dan penjualan aset pada laporan keuangan, atau ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen pinjaman. Risiko ini melekat pada semua operasi Perseroan dan bisa dipengaruhi oleh faktor spesifik institusi dan pasar secara luas termasuk, tetapi tidak terbatas pada, transaksi kredit, aktivitas merger dan akuisisi, goncangan sistemik dan bencana alam. Grup melakukan evaluasi dan menelaah struktur neraca dan melakukan analisa serta pengukuran risiko likuiditas berdasarkan Pedoman Pengendalian Intern Perusahaan dan Pedoman Pengelolaan Aset dan Kewajiban dari pemegang saham. Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009, didasarkan pada jangka waktu yang tersisa sampai tanggal kontraktual. Secara historis, sebagian besar dari simpanan diperpanjang pada saat jatuh tempo. Langkah yang diambil oleh Bank sehubungan dengan maturity gap antara aset dan kewajiban moneter adalah dengan menetapkan gap limit yang disesuaikan dengan kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk memperoleh segera likuiditas.
12
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 4. KAS DAN BANK 2010 Kas Bank Bank Mandiri Standard Chartered Bank Bank Central Asia Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100.000.000) Jumlah
2009
15.656.334
59.966.192
51.245.062 27.235.761 27.851.664 118.233.396 240.222.217
808.004.782 199.298.371 182.311.242 190.483.097 1.440.063.684
Berdasarkan mata uang: 2010 Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Jumlah
170.852.066 69.370.151 240.222.217
2009 993.226.972 442.108.320 4.728.392 1.440.063.684
5. PIUTANG USAHA
2010 Pihak Hubungan Istimewa - Catatan 9 PT. Sinar Pantja Djaja PT. Tritama Texindoraya PT. Panasia Indosyntec Jumlah
2009
330.000.000 751.775.452 1.675.613.284 2.757.388.736
785.973.668 785.973.668
Manajemen berpendapat bahwa piutang pada pihak hubungan istimewa akan dilunasi pada kurun waktu kurang dari satu tahun. Pihak Ketiga 2010
2009
Luar Negeri Dalam Negeri Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.654.662.648 2.654.662.648 (849.087.184)
12.588.074.935 1.379.563.420 13.967.638.355 (891.502.250)
Bersih
1.805.575.464
13.076.136.105
Jumlah Piutang Usaha
4.562.964.200
13.862.109.773
0,78%
0,17%
Prosentasi piutang usaha kepada pihak hubungan istimewa terhadap jumlah aset
13
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 5.
PIUTANG USAHA - Lanjutan
Berdasarkan mata uang: 2010
2009
Dolar Amerika Serikat Rupiah Jumlah Penyisihan Piutang ragu-ragu
2.710.477.548 2.701.573.836 5.412.051.384 (849.087.184)
13.748.165.050 1.005.446.973 14.753.612.023 (891.502.250)
Bersih
4.562.964.200
13.862.109.773
2010 2.003.811.248
2009 9.296.517.013
3.408.240.136 5.412.051.384 (849.087.184)
1.497.948.728 779.647.186 3.179.499.096 14.753.612.023 (891.502.250)
4.562.964.200
13.862.109.773
Berdasarkan umur piutang (hari): Belum Jatuh Tempo Sudah jatuh Tempo 1 sd 30 Hari 31 sd 60 Hari > 60 Hari Jumlah Penyisihan Piutang ragu-ragu Bersih Mutasi piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : Saldo Awal Pemulihan
2010 891.502.250 (42.415.066)
2009 891.502.250 -
Saldo Akhir
849.087.184
891.502.250
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ket adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Tidak terdapat piutang yang dijaminkan. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. 6.
PERSEDIAAN
2010 Bahan Baku Barang Jadi Bahan Dalam Proses Suku Cadang Bahan Bantu Jumlah
1.542.969.287 1.190.093.980 8.896.916.265 939.748.107 12.569.727.639
14
2009 5.035.222.092 15.068.011.399 56.919.552.329 9.390.721.276 5.199.291.509 91.612.798.605
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 6.
PERSEDIAAN - Lanjutan Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp. 35.250.000.000 dan Rp 77.250.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul di Perusahaan. Tidak tedapat persediaan yang dijaminkan. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan masih dapat digunakan sehingga tidak diadakan penyisihan penurunan nilai persediaan.
7.
ASET TETAP 01-Jan 2010
Penambahan
Pengurangan
Reklafikasi
31-Des 2010
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik Jumlah
87.134.425.005 21.766.621.864 139.929.869.022 2.818.583.000 60.042.210.826 311.691.709.717
200.000.000 200.000.000
34.802.483.601 101.007.200 388.448.513 35.291.939.313
-
87.134.425.005 21.766.621.864 105.327.385.421 2.717.575.800 59.653.762.313 276.599.770.404
Akumulasi Penyusutan : Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan Pabrik Jumlah
6.766.815.948 79.305.079.518 2.423.124.975 57.939.310.036 146.434.330.477
758.028.955 4.530.747.254 119.219.663 1.910.996.567 7.318.992.439
23.191.005.294 101.007.200 326.440.400 23.618.452.894
-
7.524.844.903 60.644.821.478 2.441.337.438 59.523.866.203 130.134.870.022
Nilai Buku
165.257.379.240 01-Jan 2009
146.464.900.382 Penambahan
Pengurangan
Reklafikasi
31-Des 2009
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik Jumlah
87.134.425.005 80.731.371.945 521.529.087.135 2.945.333.000 59.459.250.256 751.799.467.341
30.000.000 582.960.570 612.960.570
26.377.645.665 126.750.000 26.504.395.665
(58.964.750.081) (355.251.572.448) (414.216.322.529)
87.134.425.005 21.766.621.864 139.929.869.022 2.818.583.000 60.042.210.826 311.691.709.717
Akumulasi Penyusutan : Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan Pabrik Jumlah
15.311.031.972 291.147.552.622 2.432.208.749 56.967.732.652 365.858.525.995
2.786.771.740 17.350.311.014 117.666.226 971.577.384 21.226.326.364
14.258.996.410 126.750.000 14.385.746.410
(11.330.987.764) (214.933.787.708) (226.264.775.472)
6.766.815.948 79.305.079.518 2.423.124.975 57.939.310.036 146.434.330.477
Nilai Buku
385.940.941.346
165.257.379.240
15
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 7.
ASET TETAP – Lanjutan
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut : 2010 Biaya pabrikasi - Catatan 17 Beban usaha - Catatan 18 Jumlah
6.869.332.527 449.659.912 7.318.992.439
2009 20.588.984.935 637.341.429 21.226.326.364
Berikut adalah perhitungan kerugian penjualan aset tetap : 2010 Hasil penjualan aset tetap Jumlah tercatat aset tetap Kerugian penjualan aset tetap
5.550.947.256 11.673.486.421 (6.122.539.165)
2009 10.810.701.525 12.118.649.256 (1.307.947.731)
Perusahaan memiliki tanah yang terletak di Cisirung dengan luas 23,18 hektar (ha) dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan seluas 22,66 ha atas nama Perusahaan dan sisanya sebesar 0,52 ha masih dalam proses balik nama di Kantor Badan Pertanahan Nasional. Hak legal atas nama Perusahaan tersebut berjangka waktu 20-30 tahun yang akan jatuh tempo tahun 20162030. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007),”Aset Tetap”, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya efektif mulai tanggal 1 Januari 2008 sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Sesuai dengan standar tersebut, pada tahun 2008, saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 198.178.903.322 direklasifikasi ke saldo laba (defisit). Aset tetap berupa tanah dan bangunan dengan hak legal berupa HGB No. 4, 6, 16 dan 34 seluas 73.865 meter persegi yang terletak di Jl. Moh Toha Km. 6,8 beserta mesin dan peralatan yang berada di lokasi tersebut digunakan sebagai jaminan atas hutang bank oleh PT Panasia Indosyntec Tbk, pihak hubungan istimewa (Catatan 19). Sejak tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan sekarang, aset berupa mesin tenun berikut perlengkapannya pada unit PAFI III tidak digunakan dalam usaha Perusahaan sehubungan dengan penghentian kegiatan operasional tenun sebagai akibat tekanan margin usaha dan rencana restrukturisasi usaha. Aset tersebut disajikan sebagai aset tidak digunakan dalam operasi di neraca dengan jumlah Rp 187.951.547.058. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp. 157.550.000.000 dan Rp 368.550.350.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset yang dimiliki oleh Perusahaan.
16
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 8.
HUTANG USAHA 2010 Pihak Hubungan Istimewa-catatan 18 PT. Panasia Indosyntex Tbk Jumlah
2009 -
27.312.830.399 27.312.830.399
Pihak ketiga Dalam Negeri Luar Negeri
25.215.161.760 99.686.660
51.629.704.865 287.012.985
Jumlah
25.314.848.419
51.916.717.850
Jumlah Hutang Usaha
25.314.848.419
79.229.548.249
Prosentase hutang kepada pihak hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban
0,00%
5,40%
Berdasarkan mata uang : 2010 Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Dolar Singapura Yen Jepang Jumlah
18.123.321.790 7.067.247.401 124.185.269 93.959 25.314.848.419
2009 54.743.076.476 24.109.695.656 214.796.776 136.599.033 25.380.308 79.229.548.249
Berdasarkan umur hutang (hari) : 2010 Belum jatuh tempo Sudah Jatuh Tempo 1 sd 30 Hari 31 sd 60 hari > 60 hari Jumlah
2009
21.920.850.859
20.299.867.376
3.393.997.560 25.314.848.419
12.895.346.569 7.955.904.388 38.078.429.916 79.229.548.249
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku dan pembantu, baik berasal dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 30 sampai 150 hari. 9.
HUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA Jatuh tempo kurang dari satu tahun : 2010 Lexus Overseas Trading Corporation Lain-Lain Jumlah
10.538.998.751 10.538.998.751
2009 18.800.000.000 9.248.507.350 28.048.507.350
Jatuh tempo lebih dari satu tahun : 2010 Lexus Overseas Trading Corporation Jumlah
184.763.986.634 184.763.986.634
17
2009
-
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 9.
HUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA - Lanjutan Pada tanggal 19 Desember 2007, Perusahaan dan Lexus Overseas Trading (Lexus) menandatangani perjanjian fasilitas Bridging Finance yang bersifat sementara sebesar US$ 2.784.675, dimana sebesar US$ 1.784.675 digunakan untuk melunasi hutang Perusahaan kepada Credit Suisse, Singapura dan sebesar US$ 1.000.000 digunakan untuk operasional Perusahaan. Berdasarkan perjanjian tersebut, para pihak sepakat untuk menetapkan syarat dan kondisi sehubungan dengan fasilitas tersebut. Kemudian berdasarkan Perjanjian Fasilitas Komersial (Commercial Facility Agreement) tanggal 29 Juli 2008, pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jaminan serta akan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2009. Pada tanggal 2 Agustus 2009, Perusahaan menerima pemberitahuan melalui Transfer Notice dari Abernova Overseas Limited (Abernova) yang menginformasikan bahwa kewajiban Perusahaan kepada Abernova telah dialihkan kepada Lexus sebesar US$ 1.914.225 (Catatan 11). Pemberitahuan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Perusahaan dan Abernova dalam perjanjian pinjaman berupa fasilitas modal kerja dengan jumlah sebesar US$ 2.000.000. Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Perusahaan menyetujui apabila Lexus selaku pemberi pinjaman dapat sewaktu-waktu meminta jaminan dengan jumlah yang memadai. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Lexus mengirimkan pemberitahuan kepada Perusahaan berupa Transfer of Notice yang menginformasikan bahwa pinjaman Perusahaan sebesar US$ 2.784.675 telah dialihkan kepada Novatex International Limited (Novatex) (Catatan 11). Pemberitahuan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Perusahaan dan Novatex dalam perjanjian pinjaman dengan jumlah sebesar US$ 2.784.675 atau setara dengan Rp 27.710.857.860 (dengan kurs 1 US$ sama dengan Rp 9.951,20). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, pinjaman ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti (Catatan 11). Pada tanggal 9 Maret 2010, perusahaan menerima pemberitahuan melalui Transfer of Notice dari Credit Suisse Singapore yang menginformasikan bahwa kewajiban Perusahaan kepada Credit Suisse Singapore telah dialihkan kepada Lexus Overseas Trading sebesar US$ 18.000.000 (catatan 10). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, Perusahaan akan memberikan minimal 10% dari hasil operasi bisnisnya atau senilai US$ 1.800.000
10.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG 2010
2009
Credit Suisses, Singapura Fasilitas Kredit Tetap Bunga Terhutang Jumlah
-
169.200.000.000 5.026.149.262 174.226.149.262
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
-
(23.826.149.262)
Hutang jangka panjang
-
150.400.000.000
18
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 10.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG - Lanjutan Pada tanggal 26 September 2002, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit tetap dari Credit Suisse, Singapura, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 19.000.000. Pada tanggal 27 Pebruari 2007, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit sebesar US$ 1.000.000 menjadi US$ 20.000.000. Pinjaman ini dapat digunakan untuk rekening koran (overdraft), pinjaman tetap (fixed advances) dan penerbitan bank garansi. Pinjaman ini dikenakan bunga per tahun sebesar 0,25% di atas SIBOR untuk fasilitas rekening koran dan pinjaman tetap, sedangkan untuk penerbitan bank garansi akan dikenakan komisi sebesar 1% per tahun. Sesuai dengan ketentuan dan fasilitas kredit tersebut, Perusahaan akan menyediakan jaminan yang akan disyaratkan dan diterima oleh kreditur. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, fasilitas kredit yang telah digunakan adalah sebesar US$ 18.000.000. Berdasarkan Adendum I tanggal 30 Oktober 2008, disebutkan bahwa jadwal pembayaran atas hutang sebesar US$ 18.000.000 akan dilunasi sebesar US$ 2.000.000, US$ 6.000.000 dan US$ 10.000.000 masing-masing pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Pada tanggal 9 Maret 2010, Perusahaan menerima pemberitahuan bahwa hutang kepada Credit Suisse sebesar US$ 18.000.000 tersebut telah diambil alih oleh Lexus Overseas Trading sehingga terhitung tanggal tersebut, kewajiban Perusahaan telah berpindah dari Credit Suisse ke Lexus.
11.
HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA
2010 Novatex International Limited Abernova Overseas Limited Jumlah
2009
236.398.034.640 236.398.034.640
107.494.142.140 75.970.000.000 183.464.142.140
-
-
49,15%
36,60%
Prosentase hutang hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban Berdasarkan mata uang : 2010 Rupiah Dolar Amerika Serikat Jumlah
150.983.534.640 85.414.500.000 236.398.034.640
2009 94.164.142.140 89.300.000.000 183.464.142.140
Berikut ringkasan pinjaman dari pihak-pihak hubungan istimewa : Pinjaman dari Novatex International Limited (Novatex) Pinjaman ini timbul dari pengalihan hutang pembelian mesin yang semula merupakan hutang Perusahaan kepada Picanol N.V., Belgia dan Tomen Corporation masing-masing sebesar US$ 5.000.000 dan US$ 4.500.000.
19
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 11.
HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA - Lanjutan Pada tanggal 3 Agustus 2009, Novatex mengambil alih hutang yang semula merupakan hutang Perusahaan kepada Lexus sebesar US$ 2.784.675 atau setara dengan Rp 27.710.857.860 (dengan kurs 1 US$ sama dengan Rp 9.951,20) (Catatan 9). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, pinjaman ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan penghapusan hutang sebesar Rp 9.305.857.860 sehingga saldo hutang kepada Novatex dalam Rupiah menjadi sebesar Rp 18.194.142.140. Keuntungan atas penghapusan hutang hubungan istimewa tersebut di atas dicatat sebagai keuntungan penghapusan hutang hubungan istimewa. Pinjaman dari Abernova Overseas Limited (Abernova) Perusahaan memperoleh pinjaman dari Abernova berdasarkan Current Account Facility Agreement (CAFA) dengan rincian sebagai berikut : - Pada tanggal 30 Juni 2005, berdasarkan CAFA, Perusahaan memperoleh pinjaman sebesar Rp 31.883.772.361. - Pada tanggal 3 Oktober 2006, berdasarkan Adendum I CAFA, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman menjadi Rp 41.883.772.361. - Pada tanggal 28 Desember 2007, berdasarkan Adendum II CAFA, Perusahaan kembali memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sehingga menjadi Rp 53.926.472.361. Selain pinjaman dalam mata uang Rupiah, Perusahaan juga memperoleh pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar US$ 1.914.225 pada tanggal 31 Desember 2008. Pada tanggal 2 Agustus 2009, kewajiban Perusahaan kepada Abernova sebesar US$ 1.914.225 telah dialihkan kepada Lexus Overseas Trading (Catatan 9). Pada tanggal 31 Desember 2009, berdasarkan Working Capital Facility Agreement, Perusahaan telah melakukan penghapusan hutang dari Abernova sebesar Rp 9.490.300.000. Keuntungan atas penghapusan hutang hubungan istimewa tersebut di atas dicatat sebagai keuntungan penghapusan hutang hubungan istimewa. Sesuai surat Abernova tertanggal 28 Juni 2010, hutang Perseroan kepada Abernova telah dialihkan kepada Novatex sebesar Rp. 75.970.000.000,-. Perseroan telah menandatangani restrukturisasi hutang dalam rupiah kepada Novatex. Hutang kepada Novatex tidak dikenai bunga, tanpa jaminan dan jadwal pengembalian yang pasti.
12.
KEWAJIBAN PENYISIHAN ATAS IMBALAN KERJA Perusahaan menghitung dan membukukan estimasi manfaat karyawan untuk seluruh karyawannya yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tentang “Penyelesaian Pemutusan Tenaga Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan”. Asumsi yang digunakan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, dalam menentukan beban manfaat karyawan adalah sebagai berikut: Tingkat kemungkinan meninggal
: Commissioners Standard Ordinary Mortality Table ..(CSO) 1980
Umur pensiun
: 55 tahun : 7% (2009: 10%)
Tingkat bunga teknis Tingkat kenaikan gaji
: 6% (2009: 6%)
Perhitungan manfaat karyawan
: Projected Unit Credit
20
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 12.
KEWAJIBAN PENYISIHAN ATAS IMBALAN KERJA - Lanjutan Rincian beban (penghasilan) penyisihan atas imbalan kerja adalah sebagai berikut :
2010 Beban jasa kini Beban Jasa lalu Beban bunga Kerugian aktuarial Beban (penghasilan) imbalan kerja tahun berjalan
141.067.936 93.284.430 257.612.903 184.458.354 676.423.623
2009 255.262.034 685.775.286 1.323.885.648 (6.263.229.279) (3.998.306.311)
Rekonsiliasi perubahan kewajiban penyisihan atas imbalan kerja yang diakui tahun berjalan adalah sebagai berikut : 2010 Saldo Awal Beban (penghasilan) imbalan kerja karyawan tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan Saldo Akhir
13.
2009
1.530.289.988
6.412.981.550
676.423.623 (1.025.579.236) 1.181.134.375
(3.998.306.311) (884.385.251) 1.530.289.988
PERPAJAKAN
Pajak Dibayar Dimuka 2010 Pajak Penghasilan pasal 28a Jumlah
25.992.041 25.992.041
2009 212.319.589 212.319.589
Hutang Pajak 2010 Pajak Pengahasilan Pasal 21 Pasal 23 Pajak penambahan nilai-bersih Jumlah
57.846.241 14.078.009 71.924.250
21
2009
86.692.722 23.974.357 1.228.425.362 1.339.092.441
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 13.
PERPAJAKAN - Lanjutan 2010 Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah
2009 -
-
Pajak Kini Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut : 2010 2009 Rugi sebelum pajak
(90.966.012.236)
(13.655.585.129)
(349.155.613) (8.794.211.716) 6.723.490.181 (2.419.877.148)
(4.882.691.562) 1.491.142.479 5.025.909.957 1.634.360.874
Sumbangan dan Representasi Kenikmatan karyawan Pendapatan piutang ragu-ragu Penghasilan Bunga Beban lain-lain Jumlah
30.258.300 43.988.070 42.415.065 (5.640.755) 3.552.600 114.573.280
85.138.397 67.475.862 (12.906.007) 9.267.600.224 9.407.308.476
Rugi Fiskal Tahun Berjalan Kerugian Fiskal Tahun : - 2005 - 2006 - 2007 - 2008 - 2009 Akumulasi Rugi Fiskal
(93.271.316.104)
(2.613.915.779)
(35.335.234.522) (45.947.998.703) (68.137.173.325) (143.155.812.144) (11.881.516.003) (397.729.050.801)
(35.335.234.522) (45.947.998.703) (68.137.173.325) (143.155.812.144) (295.190.134.473)
Perbedaan temporer: Beban (penghasilan) imbalan kerja karyawan Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Keuntungan penjualan aset tetap Jumlah Perbedaan yang tidak diperhitungkan menurut pajak:
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat sampai tarif maksimum 30% menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
22
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 13.
PERPAJAKAN - Lanjutan Pajak Tangguhan Rincian dari aset (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut : Dikreditkan (Dibebankan) Ke Laporan Laba Rugi
1 Januari 2009
31 Desember 2009
Dikreditkan (Dibebankan) Ke Laporan Laba Rugi
31 Desember 2010
33.365.021.129 382.572.497 (33.747.593.626) -
(2.641.412.413) (87.288.903) 2.728.701.316 -
30.723.608.716 295.283.594 (31.018.892.310) -
Aset (kewajiban) pajak Tangguhan : Rugi Fiskal Kewajiban penyisihan atas imbalan kerja penyusutan asset tetap Bersih
30.515.085.130 1.603.245.387 (32.118.330.517) -
2.849.935.999 (1.220.672.890) (1.629.263.109) -
Sampai dengan 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mengalami akumulasi kerugian fiskal masing-masing sebesar Rp 397.729.050.801 dan Rp 295.190.134.473. Sesuai dengan peraturan pajak, kerugian fiskal tersebut dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi. Perusahaan beranggapan bahwa kerugian fiskal sebesar Rp. 274.834.615.937 dan Rp 161.730.049.957 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 tidak dapat dikompensasi selama lima tahun mendatang, sehingga aset pajak tangguhan yang diakui dari sisa rugi fiskal yang ada masing-masing sebesar Rp 30.723.608.716 dan Rp 33.365.021.129 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 14.
MODAL SAHAM 2010
Nama Pemegang saham
Jumlah Saham
Saham Seri A - nilai nominal Rp. 500 per saham Novatex International Limited PT. Panasia Indosyntec Tbk Highfila Limited Dian Nathalia Tedja Masyarakat Jumlah Saham Seri A
199.820.500 38.771.500 10.000.000 50.000 1.358.000 250.000.000
12,40% 2,42% 0,62% 0,00% 0,08% 15,52%
99.910.250.000 19.385.750.000 5.000.000.000 25.000.000 679.000.000 125.000.000.000
Saham seri B - nilai nominal Rp. 100 per saham Prime Invesco Ltd Highfila Limited Mercury Capital International Inc Novatex International Limited Jumlah Saham seri B
154.640.500 320.000.000 305.357.000 581.069.500 1.361.067.000
9,60% 19,86% 18,95% 36,07% 84,48%
15.464.050.000 32.000.000.000 30.535.700.000 58.106.950.000 136.106.700.000
Jumlah
1.611.067.000
100,00%
261.106.700.000
23
Presentase Pemilikan %
Jumlah Modal Disetor
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 14.
MODAL SAHAM - Lanjutan 2009 Jumlah Saham
15.
Nama Pemegang saham Saham Seri A - nilai nominal Rp. 500 per saham Novatex International Limited PT. Panasia Indosyntec Tbk Highfila Limited Dian Nathalia Tedja Masyarakat Jumlah Saham Seri A
199.820.500 38.771.500 10.000.000 50.000 1.358.000 250.000.000
Presentase Pemilikan % 0,00% 12,40% 2,41% 0,62% 0,00% 0,08% 15,51%
Jumlah Modal Disetor
Saham seri B - nilai nominal Rp. 100 per saham Abernova Overseas limited Novatex International Limited Jumlah Saham seri B
779.997.500 581.069.500 1.361.067.000
48,42% 36,07% 84,49%
77.999.750.000 58.106.950.000 136.106.700.000
Jumlah
1.611.067.000
100,00%
261.106.700.000
99.910.250.000 19.385.750.000 5.000.000.000 25.000.000 679.000.000 125.000.000.000
AGIO SAHAM
Rp Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat tahun 1997 Jumlah yang diterima untuk pengeluaran saham Biaya emisi saham Agio saham pada saat penawaran umum
7.500.000.000 (1.284.064.404) 6.215.935.596
Hutang Abernova yang dikonversi menjadi modal Hutang Abernova yang dikonversi Saham seri B yang diterbitkan Biaya emisi saham Agio Saham atas konversi hutang Abernova menjadi modal
78.795.000.000 (62.535.700.000) (63.000.000) 16.196.300.000
Hutang Evercon dan Highfila yang dikonversi menjadi modal Hutang yang dikonversi Saham seri B yang diterbitkan Biaya emisi saham Agio Saham atas konversi hutang Abernova menjadi modal
92.700.000.000 (73.571.000.000) (48.000.000) 19.081.000.000
Saldo Akhir
41.493.235.596
24
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 16.
PENJUALAN BERSIH
2010 9.477.456.345 18.422.501.989 (695.874.003) 27.204.084.331
Ekspor Lokal Potongan dan retur penjualan Jumlah Penjualan Bersih
2009 133.266.469.567 117.340.021.363 (3.550.966.225) 247.055.524.705
35,34% dan 40,36% dari penjualan bersih masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 19). Berdasarkan segmen pasar: 2010 Indonesia Eropa Asia Amerika Timur Tengah Afrika Australia Jumlah
2009
17.959.610.118 3.846.409.150 1.090.859.627 1.359.072.646 1.348.050.059 1.600.082.731 27.204.084.331
114.245.237.794 72.225.901.817 27.830.899.331 17.488.189.918 10.526.116.128 4.696.977.568 42.202.149 247.055.524.705
Rincian penjualan kepada pihak hubungan istimewa dan kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai berikut :
2010 Pihak Hubungan Istimewa PT. Panasia Indosyntec Tbk PT. Panasia Intertraco Jumlah Pihak Ketiga - masing-masing dengan penjualan dalam setaun yang melibihi 10% dari penjualan bersih Jumlah Penjualan Prosentase pembelian dari pihak hubungan istimewa terhadap penjualan bersih
25
2009
7.383.999.986 2.229.452.568 9.613.452.554
78.144.518.751 21.560.784.856 99.705.303.607
-
-
9.613.452.554
99.705.303.607
35,34%
40,36%
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 17.
BEBAN POKOK PENJUALAN
2010 Bahan baku yang digunakan Tenaga Kerja langsung Biaya Pabrikasi Jumlah Biaya Produksi
2009
2.062.862.009 2.914.685.505 13.541.287.429 18.518.834.943
Persediaan Barang Dalam Poses Awal tahun Pembelian Akhir Tahun Beban Pokok Produksi
44.759.702.697 50.441.545.419 123.414.910.706 218.616.158.822 48.842.128.379 1.241.439.481 (37.171.511.193) 231.528.215.489 92.357.099.916 1.212.372.689 (37.734.051.407) 287.363.636.687
37.171.511.193 (1.190.093.980) 54.500.252.156 37.734.051.407 488.269.328 (1.542.969.287) 91.179.603.604
Persediaan Barang Jadi Awal tahun Pembelian Akhir Tahun Beban Pokok Penjualan
0 % dan 64,78% dari seluruh pembelian masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 19) Rincian pembelian dari pihak hubungan istimewa dan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut : 2010
2009
Pihak hubungan istimewa PT. Panasia Indosyntec Tbk PT. Sinar Pantja Djaja Jumlah
-
33.938.379.296 219.806.655 34.158.185.951
Pihak ketiga - masing masing dengan jumlah dalam setahun melebihi 10% dari pembelian bersih PT. Sunkyong Keris Indonesia Jumlah
-
12.319.967.640 12.319.967.640
Jumlah Pembelian
-
46.478.153.591
0,00%
64,78%
Presentase pembelian dari pihak hubungan istimewa terhadap pembelian bersih
26
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 18.
BEBAN USAHA
Beban Penjualan 2010 Pengangkutan Gaji dan Tunjangan Perjalanan Dinas Klaim Keperluan kantor Lain-lain Jumlah
1.408.370.741 650.233.502 57.612.525 2.615.581.727 330.806.472 42.891.462 5.105.496.429
2009 9.669.420.081 1.850.264.836 1.064.317.952 662.643.204 352.366.373 122.741.384 13.721.753.830
Beban Umum dan Administrasi 2010 Gaji dan Tunjangan Makanan dan Minuman Penyusutan - catatan 7 Keperluan Kantor Alat Tulis dan Cetakan asuransi dan Perijinan Perjalanan Dinas Telepon dan Listrik Jasa Profesional Lain-lain Jumlah
19.
4.724.294.591 487.787.165 449.659.912 360.111.077 64.756.096 324.985.281 66.400.045 90.247.702 33.985.000 433.065.848 7.035.292.717
2009 4.606.686.880 2.451.245.590 637.341.429 611.866.351 518.987.738 518.026.385 448.382.848 163.536.733 105.398.000 678.316.907 10.739.788.861
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa −
Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan adalah PT Sinar Pantja Djaja, PT Panasia Intertraco, PT Tritama Texindoraya dan PT Novawool.
−
PT Panasia Indosyntec Tbk, Abernova Overseas Limited dan Novatex International Limited adalah pemegang saham Perusahaan.
Transaksi-Transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain : a. 35,34% dan 40,36% dari jumlah penjualan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009, merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 0,77 % dan 0,17% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
27
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 19.
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA - Lanjutan Transaksi-Transaksi Hubungan Istimewa - Lanjutan b. 0% dan 64,78% dari jumlah pembelian masing-masing pada tahun 2010 dan 2009, merupakan pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut pendapat manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, hutang atas pembelian tersebut dicatat sebagai bagian dari hutang usaha, yang meliputi 5,22% dan 5,45% dari jumlah kewajiban masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. c. Tanah dan bangunan Perusahaan digunakan sebagai jaminan oleh PT Panasia Indosyntec Tbk untuk pinjaman yang diperoleh dari Bank Rakyat Indonesia (Catatan 7). d. Beban Perusahaan yang dibayar terlebih dahulu oleh PT Panasia Indosyntec Tbk sebesar Rp. 16.602.732.355 dan Rp 15.218.942.512 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Pada tanggal neraca, hutang tersebut dicatat sebagai biaya yang masih harus dibayar, yang meliputi 3,04% dan 3,14% dari jumlah kewajiban. e. Perusahaan juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 11.
20.
ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut : US$
Asset Kas dan Bank Piutang usaha Jumlah Asset Kewajiban Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang bank Hutang Hubungan Istimewa Jumlah Kewajiban Bersih
7.716 301.466 309.182
-
786.036 20.549.882 9.500.000 30.835.918 (30.526.736)
US$
Asset Kas dan Bank Piutang usaha Jumlah Asset Kewajiban Hutang usaha pihak ketiga Hutang lain-lain Hutang bank Hutang Hubungan Istimewa Jumlah Kewajiban Bersih
2010 JPY
EUR
10.387 10.387 (10.387)
EUR
47.033 1.462.571 1.509.604
350 350
2.564.861 2.000.000 18.534.697 9.500.000 32.599.558 (31.089.954)
28
SG$
-
2009 JPY
-
15.899 249.550 - - - 15.899 249.550 (15.549) (249.550)
Equivalen dalam Rp
-
13 13 (13)
SG$
69.370.151 2.710.477.548 2.779.847.699
7.191.526.629 184.763.986.634 85.414.500.000 277.370.013.263 (274.590.165.564)
Equivalen dalam Rp
-
20.392 20.392 (20.392)
446.836.712 13.748.165.050 14.195.001.762
24.486.471.773 18.800.000.000 174.226.149.262 89.300.000.000 306.812.621.035 (292.617.619.273)
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah 21.
RENCANA PERUSAHAAN Perseroan mengajukan pembatalan Go Private agar tetap menjadi Go Public. Perseroan merencanakan di masa yang akan datang untuk dapat melakukan right issue. Selain itu pemegang saham pengendali (PT. Panasia Indosyntec Tbk) akan melepaskan kembali saham yang dibeli dari hasil tender offer dalam rangka Go Private 2 tahun yang lalu. Perusahaan merencanakan akan mengaktifkan kembali kegiatan produksi tenunnya pada bulan April 2011.
22.
PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA − Pada tanggal 17 Januari 2010, Perusahaan telah mengirim surat kepada PT Bursa Efek Jakarta, perihal permohonan penghentian perdagangan sementara (suspensi) dan berdasarkan surat Direksi Perseroan kepada BAPEPAM-LK tertanggal 22 Desember 2010 No. 053/PNF/DIR/XII/10 perihal keterbukaan informasi sehubungan dengan idak dilanjutkannya rencana Perseroan untuk merubah status Perseroan dari Perusahaan Terbuka menjadi Perusahaan Tertutup. Dalam surat ini, Perseroan mengajukan permohonan pembatalan suspensi yang mana semula dimaksudkan sebagai langkah pendahuluan pembatalan suspensi yang mana semula dimaksudkan sebagai langkah pendahuluan sebelum dilakukannya delisting saham. Selanjutnya Perseroan akan tetap tunduk dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di Bursa pada khususnya dan Peraturan Pasar Modal pada umumya. − Pada tanggal 27 Januari 2010, Perseroan telah menerima surat dari Indonesia Stock Exchange (IDX), merujuk pada pelaksanaan dengar pendapat dengan Perseroan pada tanggal 25 Januari 2011 dan dalam rangka pembukaan suspensi Perdagangan Efek Perseroan. Dalam surat ini disebutkan terdapat hal-hal yang perlu ditindak lanjuti antara lain menyampaikan tanggapan atas pertanyaan Bursa, Melaksanakan Public Expose Insidentil dan memenuhi kewajiban financial − Pada tanggal 7 Februari 2011, Bursa melakukan site visit ke lokasi Perseroan untuk mendapatkan pemahaman dan penjelasan secara langsung mengenai kegiatan operasional Perseroan − Pada tanggal 4 Maret 2011, Perseroan mengirim surat kepada PT. Bursa Efek Indonesia perihal perseroan untuk meningkatkan jumlah kepemilikan saham publik. Perseroan merencanakan di masa yang akan datang untuk dapat melakukan right issue. Selain itu pemegang saham pengendali (PT. Panasia Indosyntec Tbk) akan melepaskan kembali saham yang dibeli dari hasil tender offer dalam rangka Go Private 2 tahun yang lalu.
23.
PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 24 Maret 2011.
***** 24032011pfi10 *****
29
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan Dalam Rupiah
30