BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2015 NUSA TENGGARA TIMUR INFLASI 0,21PERSEN
Pada Maret 2015, Nusa Tenggara Timur terjadi Inflasi sebesar 0,21 persen dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,59. Dari dua kota IHK di
Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang terjadi Inflasi sebesar 0,25 persen dengan IHK 119,47 dan Kota Maumere terjadi deflasi sebesar -0,09 persen dengan IHK 112,81 persen.
Dari 82 kota sampel IHK Nasional, tercatat 54 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,84 persen dan terendah terjadi di Kota Padang dan Cilacap masing-masing sebesar 0,01 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,97 persen dan terendah terjadi di Kota Medan, Padangsidempuan dan Tarakan masing-masing sebesar 0,01 persen.
Inflasi Tahun Kalender (Januari-Maret 2015) Nusa Tenggara Timur sebesar -0,47 persen, Kota Kupang -0,49 persen dan Maumere -0,34 persen. Sedangkan inflasi year on year (Maret 2015 terhadap Maret 2014) Nusa Tenggara Timur sebesar
5,39 persen, Kota Kupang sebesar 5,81 persen dan Kota Maumere sebesar 2,55 persen.
Inflasi di Nusa Tenggara Timur terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada empat kelompok pengeluaran yaitu kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya didaerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th.XVIII, 2 Maret 2015
1
Berdasarkan hasil pemantauan BPS di dua kota sampel IHK Nusa Tenggara Timur, pada Maret 2015 Nusa Tenggara Timur terjadi Inflasi sebesar 0,21 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,34 pada Februari 2015 menjadi 118,59 pada Maret 2015. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2015) sebesar -0,47 persen dan laju inflasi year on year (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 5,39 persen. Kota Kupang Maret 2015 mengalami Inflasi sebesar 0,25 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 119,17 pada Februari 2015 menjadi 119,47 pada Maret 2015 dengan laju inflasi tahun kalender (JanuariMaret 2015) sebesar -0,49 persen dan laju inflasi year on year (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 5,81 persen. Sedangkan Kota Maumere Maret 2015 mengalami deflasi sebesar -0,09 persen atau terjadi penurunan IHK dari 112,91 pada Februari 2015 menjadi 112,81 pada Maret 2015 dengan laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2015) sebesar -0,34 persen dan laju inflasi year on year (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 2,55 persen. A. Perkembangan Harga Barang dan Jasa di Nusa Tenggara Timur Maret 2015 Nusa Tenggara Timur pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 1,28 persen. Inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks terbesar terjadi pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 1,14 persen, diikuti oleh kelompok kesehatan yang mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokoki dan tembakau yang naik 0,69 persen. Laju inflasi year on year (Maret 2014-Maret 2015) kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan masih menjadi kelompok yang mengalami kenaikan indeks tertinggi, yakni sebesar 9,02 persen.
Tabel 1. Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Provinsi Nusa Tenggara Timur Maret 2015, Tahun Kalender 2015 dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) IHK Kelompok Pengeluaran
1 2 3 4 5 6 7
(1) U m u m Bahan Makanan Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Des 2014 (2) 119,15 112,01 122,34 118,93 113,91 106,98 116,61 134,88
Feb 2015 (3) 118,34 112,22 124,13 119,50 114,70 107,92 118,58 126,09
Mar 2015 (4) 118.59 111.61 124.99 119.36 114.58 108.90 119.15 127.52
Inflasi Mar 2015 *)
Laju Inflasi tahun Kalender **)
(5) 0.21 -0.54 0.69 -0.12 -0.11 0.91 0.49 1.14
*) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015terhadap IHK bulan Maret 2014 2
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th. XVIII, 2 Maret 2015
(6) -0.47 -0.36 2.17 0.36 0.58 1.80 2.18 -5.45
Laju inflasi YOY ***) (7) 5.39 2.23 7.30 5.01 4.57 3.94 7.45 9.02
Gambar 1. Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Nusa Tenggara Timur Maret 2015 1,40 1,14
1,20 0,91
1,00 0,69
0,80
0,49
0,60 0,40
0,21
0,20 0,00 -0,20
-0,11
-0,12
-0,40 -0,60 -0,80
-0,54 Bhn Makanan
Makanan Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Jadi
Umum
Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan paling tinggi terjadi pada kelompok bahan Transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 1,14 persen. Pada Maret 2014 yang lalu Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar 0,14 persen, namun pada Maret 2015 ini Nusa Tenggara Timur justru mengalami inflasi yakni sebesar 0,21 persen.
Gambar 2. Perkembangan Inflasi Nusa Tenggara Timur Maret 2014 – Maret 2015 %
4,00 3,41 3,00 2,00 1,69 1,00
0,96 0,61
0,00 -1,00
-0,14
-0,03
0,61 0,21
0,14
0,08 -0,35 -0,71
-1,28
-2,00 Mar'14 Apr'14 Mei'14 Jun'14 Jul'14 Agt'14 Sep'14 Okt'14 Nov'14 Des'14 Jan'15 Feb'15 Mar'15
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th.XVIII, 2 Maret 2015
3
Menurut kelompok pengeluaran, pemberi andil terbesar dalam pembentukan inflasi di Nusa Tenggara Timur bulan Maret 2015 adalah kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil inflasi sebesar 0,20 persen, diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen. Sedangkan yang menghambat inflasi adalah kelompok bahan makanan yang memberikan andil inflasi sebesar -0,14 persen.
Tabel 2. Indeks Harga Konsumen, Inflasi dan Andil Inflasi Nusa Tenggara Timur Maret 2015
Kelompok Pengeluaran
IHK
Perubahan (%)
Andil (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Umum
118.59
0.21
Bahan Makanan
111.61
-0.54
-0.14
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
124.99
0.69
0.09
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
119.36
-0.12
-0.03
Sandang
114.58
-0.11
-0.01
Kesehatan
108.90
0.91
0.05
Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga
119.15
0.49
0.04
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
127.52
1.14
0.20
B. Perkembangan Harga Barang dan Jasa di Kota Kupang Maret 2015 Setelah mengalami deflasi pada bulan Februari 2015 yang sebesar 1,36 persen, pada bulan Maret 2015 ini Kota Kupang mengalami inflasi. Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan Maret 2015, Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 119,17 pada bulan Februari 2015 menjadi 119,47 pada Maret 2015.
4
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Kupang Maret 2015, Tahun Kalender 2015 dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Inflasi Mar 2015 *)
IHK Kelompok Pengeluaran
1 2 3 4 5 6 7
Des Feb Mar 2014 2015 2015 (1) (2) (3) (4) (5) 120,06 119,17 119.47 0.25 U m u m 113,12 113,69 113.18 -0.45 Bahan Makanan 121,70 123,15 123.94 0.64 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau 120,04 120,58 120.41 -0.14 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 114,90 115,73 115.60 -0.11 Sandang 106,93 107,94 109.07 1.05 Kesehatan 115,87 116,49 117.16 0.58 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 136,56 127,88 129.38 1.17 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan *) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015terhadap IHK bulan Maret 2014
Laju Inflasi tahun Kalender **) (6) -0.49 0.05 1.84 0.31 0.61 2.00 1.11 -5.26
Laju inflasi YOY ***) (7) 5.81 3.18 6.85 5.26 5.04 4.30 7.07 9.48
Tekanan inflasi di sumbang oleh empat kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan terbesar terjadi pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 1,17 persen, diikuti oleh kelompok kesehatan yang naik 1,05 persen, kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau yang juga naik sebesar 0,64 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yang naik sebesar 0,58 persen. Sedangkan kelompokbahan makanan merupakan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan terbesar pada Maret 2015 ini yakni turun sebesar 0,45 persen. Gambar 3. Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Kupang Maret 2015 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 -0,20 -0,40 -0,60
1,17
1,05 0,64
0,58 0,25
-0,14 -0,45 Bhn Makanan
-0,11
Makanan Perumahan Sandang Jadi
Kesehatan Pendidikan Transpor
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th.XVIII, 2 Maret 2015
Umum
5
Gambar 4. Perkembangan Inflasi Kota Kupang Maret 2014 – Maret 2015 % 4,00 3,58
3,00 2,00 1,88 1,00
0,81
1,08
0,62 0,25
0,24
0,00
-0,10
-0,18
0,01
-0,32 -0,87
-1,00
-1,36 -2,00 Mar'14 Apr'14 Mei'14 Jun'14 Jul'14 Agt'14 Sep'14 Okt'14 Nov'14 Des'14 Jan'15 Feb'15 Mar'15
Berbeda dengan Maret tahun 2014 yang mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, kota Kupang pada Maret 2015 ini justru mengalami inflasi sebesar 0,25 persen. Tabel 4. Indeks Harga Konsumen, Inflasi dan Andil Inflasi Kota Kupang Maret 2015
Kelompok Pengeluaran
IHK
Perubahan (%)
Andil (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Umum
119.47
0.25
Bahan Makanan
113.18
-0.45
-0.11
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
123.94
0.64
0.08
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
120.41
-0.14
-0.04
Sandang
115.60
-0.11
-0.01
Kesehatan
109.07
1.05
0.05
Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga
117.16
0.58
0.04
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
129.38
1.17
0.22
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar dalam pembentukan inflasi Kota Kupang bulan Maret 2015 adalah kelompok Transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil sebesar 0,22 persen, diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok kesehatan yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen dan 0,05 persen.
6
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil inflasi terbesar di Kota Kupang antara lain naiknya beras, bensin, ikan kembung, angkutan udara, besi beton, daun singkong, biaya fotocopy, cabai rawit, sabun mandi, dan tomat sayur. Sedangkan komoditas utama yang menghambat laju inflasi di Kota Kupang antara lain turunnya harga daging ayam ras, telur ayam ras, seng, cabai merah, ikan ekor kuning, ikan tongkol, kol putih, kangkung, ikan tembang dan tempe. C. Perkembangan Harga Barang dan Jasa di Kota Maumere Maret 2015 Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan Maret 2015, Kota Maumere masih mengalami deflasi sebesar 0,09 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 112,91 pada bulan Februari 2015 menjadi 112,81 pada Maret 2015. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2015) sebesar -0,34 persen dan inflasi “year on year” (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 2,55 persen. (lihat Tabel 5). Tabel 5. Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Maumere Maret 2015, Tahun Kalender 2015 danYear on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) IHK Kelompok Pengeluaran
(1)
1 2 3 4 5 6 7
U m u m Bahan Makanan Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Des 2014 (2) 113,20 104,75 126,57 111,66 107,43 107,27 121,48 123,86
Feb 2015
Mar 2015
(3)
(4)
112,91 102,60 130,58 112,44 107,92 107,79 132,26 114,35
112.81 101.35 131.90 112.51 107.86 107.79 132.23 115.35
Inflasi Mar 2015 *) (5) -0.09 -1.22 1.01 0.06 -0.06 0.00 -0.02 0.87
Laju Inflasi tahun Kalender **) (6) -0.34 -3.25 4.21 0.76 0.40 0.48 8.85 -6.87
Laju inflasi YOY ***) (7) 2.55 -4.21 10.16 3.24 1.34 1.56 9.69 5.81
*) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2015 terhadap IHK bulan Maret 2014
Pemicu deflasi bulan Maret 2015 di Kota Maumere adalah karena turunnya indeks harga pada tiga kelompok dari tujuh kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan yang turun sebesar 1,22 persen diikuti oleh kelompok sandang yang turun 0,06 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yang juga turun sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang naik sebesar 1,01 persen.
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th.XVIII, 2 Maret 2015
7
Gambar 5. Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Maumere Maret 2015 1,50 1,01
0,87
1,00 0,50 0,06
0,00
0,00 -0,06
-0,02
-0,09
-0,50 -1,00 -1,50
-1,22
Bhn Makanan
Makanan Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Jadi
Umum
Tabel 6. Indeks Harga Konsumen, Inflasi dan Andil Inflasi Kota Maumere Maret 2015
Kelompok Pengeluaran
IHK
Perubahan (%)
Andil (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Umum
112.81
-0.09
Bahan Makanan
101.35
-1.22
-0.37
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
131.90
1.01
0.16
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
112.51
0.06
0.01
Sandang
107.86
-0.06
0.00
Kesehatan
107.79
0.00
0.00
Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga
132.23
-0.02
0.00
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
115.35
0.87
0.11
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap pembentukan deflasi di Kota Maumere adalah kelompok bahan makanan dengan sumbangan sebesar -0,37 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi Kota Maumere antara lain turunnya harga kangkung, ikan selar, wortel, telur ayam ras, tomat sayur, kol putih/kubis, cabai rawit, ayam hidup, ikan tongkol dan pepaya. Sedangkan komoditas dominan yang menghambat deflasi Maret 2015 di Kota Maumere antara lain naiknya harga pada komoditas beras, ikan layang, bensin, bayam, rokok putih, sawi hijau, tahu mentah, kayu papan,cumi-cumi, dan biskuit.
8
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Gambar 6. Perkembangan Inflasi Kota Maumere Maret 2014 – Maret 2015 % 2,50 2,22 2,00 1,50 1,00
0,99 0,58
0,50
0,51
0,13
0,00 -0,50
0,41
0,35
-0,09 -0,46 -0,72
-0,55
-0,51 -0,76
-1,00 Mar'14 Apr'14 Mei'14 Jun'14 Jul'14 Agt'14 Sep'14 Okt'14 Nov'14 Des'14 Jan'15 Feb'15 Mar'15
Sebagaimana dengan tahun sebelumnya, Maret 2014 Kota Maumere mengalami deflasi sebesar 0,46 persen, dan pada Maret 2015 ini Kota Maumere juga mengalami deflasi sebesar 0,09 persen.
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th.XVIII, 2 Maret 2015
9
D. Perbandingan Inflasi Bulanan, Inflasi Tahun Kalender, dan Inflasi Year on Year Berbeda dengan tahun sebelumnya, Nusa Tenggara Timur bulan Maret 2015 mengalami inflasi sedangkan tahun lalu pada bulan yang sama justru mengalami deflasi. Demikian juga yang terjadi di Kota Kupang. Sedangkan deflasi di Kota Maumere Maret 2015 ini senada dengan yang terjadi di bulan yang sama tahun sebelumnya. Tabel 7. Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on year di Maumere, Kupang dan Provinsi Nusa Tenggara Timur Maret 2011- Maret 2015
Tahun
Maumere
Kupang
Nusa Tenggara Timur
(1)
(2)
(3)
(4)
0,57 -0,41 0,31 -0,46 -0,09
0,14 0,38 1,17 -0,10 0,25
0,21 0,25 1,03 -0,14 0,21
0,86 0,49 1,33 1,06 -0,34
2,32 1,13 3,02 1,87 -0,49
2,09 1,03 2,74 1,76 -0,48
7,15 6,21 7,38 6,39 2,55
8,98 3,11 7,06 7,99 5,81
8,69 3,60 7,11 7,78 5,39
Inflasi Bulanan (Maret) 2011 2012 2013 2014 2015 Inflasi Tahun Kalender (Januari-Maret) 2011 2012 2013 2014 2015 Inflasi Year on Year 2011 2012 2013 2014 2015
10
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th. XVIII, 2 Maret 2015
E. Inflasi Beberapa Kota di Kawasan Timur Indonesia (KTI) Dari 24 kota sampel IHK Nasional di Kawasan Timur Indonesia pada bulan Maret 2015 ini, 18 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,84 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Denpasar sebesar 0,14 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Merauke sebesar 1,03 persen dan terendah terjadi di Kota Maumere sebesar 0,09 persen. Tabel 8. Indeks Haga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota di Kawasan Timur Indonesia Maret 2015 (2012=100)
2
3
Inflasi Tahun Kalender 2014 (%) 4
MANOKWARI
113.44
0.84
0.76
WATAMPONE
116.02
0.83
-1.13
GORONTALO
113.96
0.75
-1.13
JAYAPURA
120.49
0.71
0.24
MAKASSAR
116.94
0.63
0.38
KENDARI
114.65
0.57
-1.30
MANADO
118.13
0.50
-0.40
MAMUJU
116.20
0.44
-0.56
AMBON
119.50
0.44
3.88
MATARAM
117.87
0.43
0.34
PALOPO
116.40
0.36
-0.12
TERNATE
121.04
0.35
-1.03
SINGARAJA
125.66
0.34
0.15
SORONG
116.85
0.27
0.70
KUPANG
119.47
0.25
-0.49
BULUKUMBA
124.49
0.20
-0.89
TUAL
130.83
0.15
4.38
DENPASAR
116.35
0.14
-0.08
MAUMERE
112.81
-0.09
-0.34
BIMA
119.74
-0.22
-0.45
BAU-BAU
121.39
-0.39
-0.41
PALU
117.34
-0.68
-2.39
PARE-PARE
115.36
-1.01
-2.00
MERAUKE
123.59
-1.03
-0.25
Kota 1
IHK
Inflasi (%)
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th.XVIII, 2 Maret 2015
11
F. Inflasi Kota-kota Sampel IHK Nasional Dari 82 kota sampel IHK Nasional, sebanyak 54 kota mengalami inflasi dan selebihnya, 28 kota, mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,84 persen dan terendah terjadi di Kota Padang dan Cilacap masing-masing sebesar 0,01 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,97 persen dan terendah terjadi di Kota Medan, Padangsidempuan dan Tarakan masing-masing sebesar 0,01 persen. Tabel 9. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di 82 Kota Maret 2015 (2012=100) Kota
IHK
Inflasi
2015*)
MANOKWARI WATAMPONE BOGOR GORONTALO JAYAPURA MAKASSAR BANDUNG CILEGON KENDARI MANADO BANDAR LAMPUNG SERANG MAMUJU AMBON MATARAM TANJUNG SURABAYA PALOPO TERNATE SUMENEP MALANG SINGARAJA PALEMBANG TASIKMALAYA TANGERANG KEDIRI MADIUN SAMPIT SORONG DEPOK METRO BATAM SEMARANG KUPANG BULUKUMBA BENGKULU DKI JAKARTA PONTIANAK TEGAL PEMATANG SIANTAR SINGKAWANG
113.44 116.02 118.09 113.96 120.49 116.94 117.33 120.63 114.65 118.13 117.87 122.16 116.20 119.50 117.87 116.93 118.21 116.40 121.04 116.72 118.93 125.66 115.41 116.74 124.09 118.08 116.49 117.43 116.85 117.80 125.76 116.23 117.66 119.47 124.49 121.96 119.43 124.43 114.42 119.76 119.16
0.84 0.83 0.75 0.75 0.71 0.63 0.61 0.58 0.57 0.50 0.48 0.44 0.44 0.44 0.43 0.38 0.36 0.36 0.35 0.34 0.34 0.34 0.31 0.30 0.30 0.28 0.27 0.27 0.27 0.26 0.25 0.25 0.25 0.25 0.20 0.19 0.19 0.19 0.18 0.17 0.17
0.76 -1.13 -0.34 -1.13 0.24 0.38 0.19 -0.24 -1.30 -0.40 -0.45 -0.74 -0.56 3.88 0.34 0.00 0.34 -0.12 -1.03 -0.49 -0.19 0.15 -1.33 -0.20 -0.58 -0.74 -0.29 0.17 0.70 -0.98 -0.89 -0.67 -0.90 -0.49 -0.89 -2.08 0.02 1.81 -0.27 -1.81 1.27
*) Januari-Maret
12
Kota YOGYAKARTA JEMBER TUAL DENPASAR DUMAI SURAKARTA SUKABUMI BANYUWANGI PURWOKERTO LUBUKLINGGAU PROBOLINGGO PADANG CILACAP MEDAN PADANGSIDIMPUAN TARAKAN KUDUS PEKANBARU TEMBILAHAN MAUMERE BUKITTINGGI JAMBI TANJUNG PINANG BIMA SAMARINDA PALANGKARAYA SIBOLGA BANJARMASIN BEKASI CIREBON BAU-BAU PANGKAL PINANG LHOKSEUMAWE BANDA ACEH MEULABOH BUNGO PALU BALIKPAPAN PARE-PARE MERAUKE TANJUNG PANDAN
IHK
Inflasi
2015*)
116,69 116,79 130,83 116,35 118,50 115,69 119,09 116,68 116,48 113,91 118,00 120,99 120,74 118,63 116,24 126,43 123,21 117,98 122,58 112,81 114,79 116,95 118,79 119,74 120,41 115,97 117,30 115,82 116,79 116,00 121,39 117,77 113,03 113,22 118,48 116,06 117,34 120,93 115,36 123,59 123,59
0,15 0,15 0,15 0,14 0,13 0,12 0,11 0,09 0,05 0,03 0,02 0,01 0,01 -0,01 -0,01 -0,01 -0,02 -0,03 -0,06 -0,09 -0,17 -0,20 -0,21 -0,22 -0,24 -0,25 -0,32 -0,34 -0,37 -0,39 -0,39 -0,46 -0,50 -0,61 -0,64 -0,68 -0,68 -0,71 -1,01 -1,03 -1,97
-0,13 -0,62 4,38 -0,08 -0,92 -0,98 -0,21 -0,84 -0,75 -2,20 -0,61 -4,00 -0,36 -1,71 -1,71 -0,16 -0,77 -1,32 -1,19 -0,34 -2,90 -2,57 -0,45 -0,45 0,18 -0,16 -1,76 -0,13 -0,60 -0,95 -0,41 -0,41 -2,13 -1,41 -1,73 -2,52 -2,39 1,69 -2,00 -0,25 -2,55
2015
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th. XVIII, 2 Maret 2015
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi: Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur Telp (0380) 826289,821755, e-mail :
[email protected] [email protected]
Berita Resmi Statistik Nusa Tenggara Timur No. 01/03/53/Th.XVIII, 2 Maret 2015
13
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/04/53/Th. XVIII, 01 April 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2015 SEBESAR 101,16
Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Maret 2015 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Pada bulan Maret 2015, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,16 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 107,11 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P), 99,29 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 91,09 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR), 105,19 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 104,50 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Jika NTP Maret 2015 dibandingkan dengan NTP Februari 2015, terjadi penurunan sebesar 0,41 persen.
Di daerah perdesaan terjadi inflasi pada bulan Maret 2015 sebesar 0,67 persen. Sub kelompok sandang mengalami inflasi tertinggi disusul sub kelompok bahan makanan masing-masing sebesar1, 01 persen dan 1,00 persen.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Maret 2015 NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan dibanding Februari 2015 yaitu sebesar 0,41 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan pada indeks harga hasil produksi pertanian lebih kecil dibandingkan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Maret 2015 dengan NTP Februari 2015 maka semua subsektor mengalami penurunan kecuali subsektor padi dan palawija mengalami peningkatan. Subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor hortikultura sebesar 1,13 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,07 persen, subsektor peternakan sebesar 0,06 persen dan subsektor perikanan menurun
Berita Resmi Statistik No. 02/04/53/Th. XVII, 01 April 2015 1 dari 6
hanya sebesar 0,003 persen. Subsektor yang mengalami peningkatan adalah subsektor padi palawija sebesar 1,67 persen. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Maret 2015, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0, 15 persen dibandingkan Februari 2015 yaitu dari 117,44 menjadi 117,61. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Maret 2015 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan Februari 2015 yaitu 115,62 menjadi 116,27 atau meningkat sebesar 0,56 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan sebesar 1,67 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pada indeks yang dibayar petani yaitu masing-masing naik sebesar 2,20 persen dan 0,53 persen. Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok padi sebesar 3,17 persen, sedangkan naiknya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,67 persen. b. Subsektor Hortikultura NTP untuk subsektor hortikultura turun sebesar 1,13 persen. Hal ini karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,52 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,62 persen. Penurunan pada indeks diterima petani lebih dominan dipengaruhi oleh turunnya subkelompok tanaman sayur-sayuran sebesar 1,32 persen. Sementara peningkatan yang terjadi pada indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,68 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat NTP subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 3,07 persen. Hal ini karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 2,59 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,49 persen. Pada indeks yang dibayar, indeks subkelompok konsumsi rumahtangga mengalami peningkatan sebesar 0,50 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 0,41 persen. d. Subsektor Peternakan
Berita Resmi Statistik No. 02/04/53/Th. XVII, 01 April 2015 2 dari 6
NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen dan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan lebih besar yaitu 0,62 persen. Peningkatan yang terjadi pada indeks terima dipengaruhi peningkatan pada subkelompok unggas sebesar 0,90 persen. Sementara, peningkatan yang terjadi pada indeks bayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,83 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor Februari 2015 – Maret 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor (1) 1. Tanaman Padi-Palawija a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.1 Penangkapan Ikan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.2 Budidaya Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani Gabungan/Nusa Tenggara Timur a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani
Februari 2015 (2)
Maret 2015 (3)
Persentase Perubahan (4)
122,37 116,15 105,36
125,06 116,76 107,11
2,199 0,525 1,665
116,41 115,92 100,42
115,80 116,63 99,29
-0,523 0,615 -1,132
109,99 117,04 93,97
107,14 117,62 91,09
-2,592 0,489 -3,067
119,33 113,38 105,25
120,00 114,08 105,19
0,564 0,620 -0,056
121,31 116,75 104,51
121,31 116,92 104,50
0,719 0,723 -0,004
123,14 116,24 105,94
124,01 117,05 105,95
0,702 0,697 0,005
116,75 115,70 100,91
117,64 116,61 100,89
0,763 0,789 -0,025
117,44 115,62 101,57
117,61 116,27 101,16
0,149 0,560 -0,408
e. Subsektor Perikanan NTP subsektor perikanan secara umum mengalami penurunan sebesar 0,004 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,719 persen dan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,723 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok budidaya sebesar 0,763 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi terutama oleh peningkatan pada subkelompok BPPBM sebesar 0,724 persen. Berita Resmi Statistik No. 02/04/53/Th. XVII, 01 April 2015 3 dari 6
Subkelompok Penangkapan Ikan NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 0,005 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks diterima petani sebesar 0,702 persen dan peningkatan pada indeks yang dibayar petani sebesar 0,697 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok penangkapan ikan laut sebesar 0,702 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,724 persen.
Subkelompok Budidaya Perikanan NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami penurunan sebesar 0,025 persen. Hal ini disebabkan peningkatan pada indeks yang diterima petani hanya sebesar 0,763 persen, sedangkan pada indeks yang dibayar petani terjadi peningkatan lebih tinggi yaitu sebesar 0,789 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok budidaya laut sebesar 1,148 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 0,940 persen. Tabel 2. Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Maret 2015 (2012=100) Kelompok/Sub Kelompok (1) 1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2.1.1. Bahan Makanan 2.1.2. Makanan Jadi 2.1.3. Perumahan 2.1.4. Sandang 2.1.5. Kesehatan 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL
2.2.1. Bibit 2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 2.2.3. Sewa Lahan. Pajak dan Lainnya 2.2.4. Transportasi 2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh Tani 3. NILAI TUKAR PETANI
Indeks Gabungan Subsektor Februari Maret 2015 2015 (2) (3) 117,44 115,62 117,44 121,37 114,51 112,06 118,89 110,28 105,38 120,81 109,15 109,58 107,34 105,86 123,85 108,09 106,05 101,57
Persentase Perubahan
117,61 116,27 118,22 122,59 114,73 112,16 120,09 110,72 105,83 121,53 109,33 109,66 107,25 105,95 124,99 108,30 106,05 101,16
(4) 0,15 0,56 0,67 1,00 0,20 0,09 1,01 0,40 0,43 0,60 0,17 0,07 -0,09 0,08 0,91 0,19 0,00 -0,41
5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Maret 2015 di daerah pedesaan mengalami inflasi sebesar 0,67 persen yang utamanya dipengaruhi oleh subkelompok sandang sebesar 1,01 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa semua subsektor mengalami inflasi yaitu masingBerita Resmi Statistik No. 02/04/53/Th. XVII, 01 April 2015 4 dari 6
masing sebesar 0,67 persen untuk subsektor padi palawija, 0,68 persen untuk subsektor hortikultura, 0,50 persen untuk subsektor TPR, 0,83 persen untuk subsektor peternakan dan 0,72 persen untuk subsektor perikanan. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Maret 2015 (2012=100) Subsektor Kelompok Padi palawija
Tanaman Perkebunan Rakyat
Hortikultura
NTT Peternakan
Perikanan
Umum/ KRT
0,67
0,68
0,50
0,83
0,72
0,67
Bahan Makanan
1,01
1,05
0,60
1,35
1,17
1,00
Makanan Jadi
0,21
0,19
0,20
0,18
0,12
0,20
Perumahan
0,09
0,08
0,12
0,08
0,26
0,09
Sandang
1,06
0,99
1,06
0,91
1,15
1,01
Kesehatan
0,44
0,45
0,42
0,31
0,24
0,40
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0,17
0,29
1,04
0,25
0,01
0,43
Transportasi dan Komunikasi
0,59
0,46
0,49
0,79
0,90
0,60
Pada bulan Maret 2015 terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,67 persen, dimana inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang sebesar 1,01 persen. Sedangkan pada bulan Februari 2015 terjadi deflasi pedesaan sebesar 0,25 persen dengan deflasi tertinggi terjadi di kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,10 persen. inflasi year on year sebesar 6,26 Persen, sedangkan inflasi tahun kalender adalah 0,91 persen. Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Maret 2014 – Maret 2015 (2012=100) Kelompok Bulan
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga (7)
Maret
-0,43
0,24
0,22
0,98
0,76
April
0,24
0,29
0,14
0,20
Mei
-0,71
-0,17
-0,15
Juni
1,25
0,65
Juli
0,13
Agustus
0,54
September
Transportasi & Komunikasi
Umum/KRT
(8)
(9)
-0,03
0,33
-0,04
0,06
-0,03
0,37
0,22
0,26
0,35
0,66
-0,06
-0,33
0,42
0,47
-0,02
0,21
0,05
0,80
0,24
0,46
0,30
0,01
0,19
-0,01
0,18
0,22
-0,06
0,41
0,30
0,32
0,05
0,34
0,09
0,22
0,30
-0,05
0,35
0,46
0,27
0,18
Oktober
0,53
0,39
0,47
0,18
0,09
-0,23
0,35
0,41
November
1,55
0,29
0,15
1,09
0,58
0,31
2,83
1,15
Desember
2,88
1,36
1,39
1,42
1,11
0,25
5,95
2,44
Januari
1,41
0.05
0,19
0.88
0,58
-0,15
-3,07
0,49
Februari
-0,38
0,24
0,34
0,27
0,26
0,39
-2,10
-0,25
Maret
1,00
0,20
0,09
1,01
0,40
0,43
0,60
0,67
2014
2015
Berita Resmi Statistik No. 02/04/53/Th. XVII, 01 April 2015 5 dari 6
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi:
Dr. Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur Telp (0380) 826289, 821755 e-mail :
[email protected].
[email protected]
Berita Resmi Statistik No. 02/04/53/Th. XVII, 01 April 2015 6 dari 6
No. 03/04/53/Th. XVIII. 1 April 2015
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NTT BULAN FEBRUARI 2015*
Nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Februari 2015* sebesar US$ 772.440 dengan volume sebesar 2.124 ton turun 39,94 persen dari ekspor bulan Januari 2015 sebesar US$ 1.286.054. Nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar US $ 145.203 dan ekspor non migas sebesar US $ 627.237.
Komoditas ekspor Provinsi NTT bulan Februari 2015* seluruhnya diekspor ke Timor Leste sebesar US$ 772.440.
Komoditas ekspor terbesar yang diekspor Provinsi NTT pada bulan Februari 2015* adalah kelompok komoditas Kendaraan dan Bagiannya (87) dengan nilai sebesar US$ 245.231.
Nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Februari 2015* sebesar US$ 78.979 dan volume sebesar 108,68 ton; dengan komoditas utama impor Benda-benda dari batu, gips dan semen (68) dengan nilai sebesar US$ 20.920 yang diimpor dari Tiongkok.
Jika membandingkan kumulatif nilai ekspor sebesar US$ 2.058.494 terhadap kumulatif nilai impor sebesar US$ 143.344, maka pada tahun 2015* terdapat surplus sebesar US $ 1.915.150.
*Angka Sementara
VOLUME DAN NILAI EKSPOR BULAN FEBRUARI 2015* Pada bulan Februari 2015*, nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar US$ 772.440 dengan volume sebanyak 2.124 ton. Nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas senilai US $ 145.203 dan ekspor non migas senilai US $ 627.237. Nilai ekspor ini turun 39,94 persen atau berkurang senilai US$ 513.614 jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Januari 2015 sebesar US$ 1.286.054. Bila dibandingkan dengan total ekspor pada periode yang sama pada bulan Februari tahun 2014 sebesar US$ 1.108.701,maka terjadi penurunan sebesar 30,33 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Ekspor NTT, Februari 2014–Februari 2015*(Dalam US $)
*Angka Sementara
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
1
PELABUHAN EKSPOR Pada bulan Februari 2015* pengiriman komoditas ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur dilakukan melalui Pelabuhan Atapupu sebesar US$ 627.273 dan Pelabuhan Tenau sebesar US $ 145.203.
Tabel 1. Ekspor NTT Menurut Pelabuhan Muat, Februari 2015* PELABUHAN MUAT
NILAI (US$)
(1)
(2)
ATAPUPU
627.273
TENAU
145.203
JUMLAH
772.440
*Angka Sementara
NEGARA TUJUAN EKSPOR Pada bulan Februari 2015*, komoditas ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur seluruhnya dikirim ke Timor Leste sebesar US$ 772.440. KOMODITAS EKSPOR Kelompok komoditas dengan nilai ekspor terbesar pada bulan Februari 2015* adalah kelompok komoditas Kendaraan dan Bagiannya (87) dengan nilai ekspor sebesar US$ 245.231 atau 31,75 persen dari total ekspor.
Tabel 2. Ekspor NTT Menurut Beberapa Kelompok Komoditas, Januari – Februari 2015* NILAI (US$) KELOMPOKKOMODITAS (1)
Kendaraan dan Bagiannya (87) Bahan Bakar Mineral (27) Mesin/Peralatan listrik (85) Garam, Belerang, Kapur (25) Perabot Penerangan rumah (94) Lainnya JUMLAH
JANUARI 2015
FEBRUARI 2015*
% PERUBAHAN FEBRUARI 2015* THD JANUARI 2015
(2)
(3)
(4)
259.888 150.513 134.816 132.959 76.991 530.887
245.231 145.203 19.835 102.116 20.874 239.181
- 5,64 - 3,53 - 85,29 - 23,20 - 72,89 - 54,95
1.286.054
772.440
- 39,94
*Angka Sementara
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
2
VOLUME DAN NILAI IMPOR BULAN FEBRUARI 2015* Pada bulan Februari 2015* nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar US$ 78.979 dengan volume sebanyak 108,68 ton. Gambar 2. Perkembangan Nilai Impor NTT, Februari 2014-Februari 2015*(Dalam US $)
*Angka Sementara
NEGARA ASAL IMPOR Pada bulan Januari 2015* komoditas impor Provinsi Nusa Tenggara Timur berasal dari Tiongkok danTimor Leste. Komoditas impor yang berasal dari Tiongkok senilai US$ 67.326; dan berasal dari Timor Leste senilai US$ 11.563. Tabel 3. Impor NTT Menurut Negara Asal, Februari 2015* NEGARA ASAL
NILAI (US$)
(1)
(2)
TIONGKOK
67.326
TIMOR LESTE
11.563
JUMLAH
78.979
*Angka Sementara
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
3
KOMODITAS IMPOR Kelompok komoditas yang diimpor dengan nilai terbesar pada bulan Februari 2015* adalah komoditas Bendabenda dari batu, gips dan semen (68) dengan nilai impor sebesar US$ 20.920.
.Tabel 4. Impor NTT Menurut Kelompok Komoditas, Februari 2015* KELOMPOK KOMODITAS
NILAI (US $)
(1)
(2)
20.920 20.884 12.914 11.285 7.473 3.585 1.550 368
Benda-benda dari Batu, Gips dan Semen (68) Mesin-mesin / Pesawat Mekanik (84) Berbagai Barang Logam Dasar (83) Biji-bijian berminyak (12) Perkakas, Perangkat Potong (82) Perangkat Optik (90) Benda-benda dari Besi dan Baja (73) Sayuran (07)
JUMLAH
78.979
*Angka Sementara
Tabel 5. Neraca Perdangangan (Ekspor-Impor) NTT, Tahun 2010 – 2015*
PERIODE 2010 2011 2012 2013 2014 2015* Januari Februari*
NILAI EKSPOR(US$) 35.937.370 26.806.053 44.656.884 21.236.947 20.785.147 2.058.494 1.286.054 772.440
NILAI IMPOR(US$) 50.563.346 14.072.322 73.742.304 27.055.314 31.919.488 143.344 64.365 78.979
SELISIH (US$) - 14.625.976 12.733.731 - 29.176.420 -5.818.367 -11.134.341 1.915.150 1.221.689 693.461
*Angka Sementara
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
4
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Informasi lebih lanjut hubungi:
Dr. Anggoro Dwitjahyono. M.Si Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur
Telp/Fax (0380) 8554536
e-mail :
[email protected] [email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
5
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 04/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG DAN ANGKUTAN UDARA FEBRUARI 2015 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel berbintang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada bulan Februari 2015 sebesar 30,79 persen, mengalami kenaikan 1,78 poin dibanding TPK januari 2015 sebesar 29,01 persen.
Jumlah tamu menginap pada hotel bintang bulan Februari 2015 sebanyak 8.155 orang dengan rincian 7.261 orang tamu nusantara dan 894 orang tamu mancanegara.
Rata-rata lama tamu menginap di hotel berbintang pada bulan Februari 2015 selama 2,08 hari. Rata-rata lama tamu nusantara menginap selama 2,05 hari dan rata-rata lama tamu mancanegara menginap selama 2,29 hari.
Jumlah penumpang angkutan udara yang tiba di NTT pada bulan Februari 2015 sebanyak 63.374 orang sedangkan penumpang yang berangkat sebanyak 64.008 orang.
A. PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG 1. TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) Pada bulan Februari 2015 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di NTT sebesar 30,79 persen, hal ini berarti dari seluruh kamar hotel bintang yang tersedia di NTT pada bulan Februari 2015 rata-rata terisi sebanyak 30,79 persen. Angka TPK bulan Februari 2015 naik 1,78 poin dari TPK bulan Januari 2015 yang sebesar 29,01 persen. Gambar 1. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di NTT Februari 2014 – Februari 2015 (dalam persen) 60 50
48,44 45,21
46,45
48,63
55,64
53,52
50,38
51,51
48,80
43,71
42,57
40 29,01
30
30,79
Februari 2015
Januari 2015
Desember 2014
November 2014
Oktober 2014
September 2014
Agustus 2014
Juli 2014
Juni 2014
Mei 2014
April 2014
Maret 2014
Februari 2014
20
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 04/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
1
2. JUMLAH TAMU MENGINAP Jumlah tamu yang menginap pada hotel bintang di Provinsi Nusa Tenggara Timur turun dari 8.467 orang pada bulan Januari 2014 menjadi 8.155 orang pada bulan Februari 2015. Jumlah tamu nusantara yang menginap mengalami penurunan dari 7.580 orang pada bulan Januari 2015 menjadi 7.261 orang pada bulan Februari 2015. Namun jumlah tamu mancanegara justru mengalami kenaikan dari 887 orang pada bulan Januari 2015 menjadi 894 orang pada bulan Februari 2015. Gambar 2. Tamu Menginap Pada Hotel Bintang di Provinsi NTT, Februari 2014 - Februari 2015 20 000 15 312
16 000
11 560
838
1 079
10 985 10 372 11 578 11 151 12 448 12 555 11 586 10 090 3 734 7 580 1 834 1 962 2 151 1 467 1 416 1 203 1 120 886
Maret 2014
April 2014
7 524 10 481
4 000
13 758 12 706
8 466
8 362
8 000
14 410 12 985
Februari 2014
12 000
12 452 12 523 11 506
8 467 8 155 7 580 7 261 887 894
Jumlah Tamu menginap (Orang)
Mancanegara
Februari 2015
Januari 2015
Desember 2014
Nopember 2014
Oktober 2014
September 2014
Agustus 2014
Juli 2014
Juni 2014
Mei 2014
-
Nusantara
3. RATA-RATA LAMA MENGINAP Rata-rata lama tamu menginap pada hotel bintang di NTT selama bulan Februari 2015 mengalami kenaikan menjadi 2,08 hari dari rata-rata lama tamu menginap selama bulan Januari 2015 sebesar 1,98 hari. Pada bulan Februari 2015 rata-rata lama menginap tamu mancanegara mengalami kenaikan menjadi 2,29 hari dibandingkan pada bulan Januari 2015 selama 2,19 hari. Rata-rata lama menginap tamu nusantara juga mengalami kenaikan menjadi 2,05 hari pada bulan Februari 2015 dibandingkan bulan Januari 2015 selama 1,95 hari. Gambar 3. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Pada Hotel Bintang di Provinsi NTT Februari 2014 - Februari 2015 4,00
Rata-rata lama menginap (Hari)
2,29
1,98
2,08
2,06
2,12
2,18
2,02
2,04
1,95
2,05 Februari 2015
2,19
Januari 2015
2,04
2,21
2,89 2,46
Desember 2014
2,07
2,40
Nopember 2014
2,00
2,22
2,22
Oktober 2014
1,95
2,06
2,60 2,55 Juli 2014
Februari 2014
1,50
2.04
2,40
2,10
2,06
2,46
September 2014
2,74
2,07
2,83
Agustus 2014
2.07
2,41
Juni 2014
2,00
1,98
2.34
Mei 2014
2,50
2,25
April 2014
3,00
2,85 2,84
Maret 2014
3,50
Mancanegara
Nusantara
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 04/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
2
B. PERKEMBANGAN ANGKUTAN UDARA SIPIL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SELAMA JANUARI 2015 Jumlah penumpang angkutan udara yang datang ke NTT pada bulan Februari 2015 sebanyak 63.374 orang sedangkan penumpang yang berangkat sebanyak 64.008 orang. Pada bulan Februari 2015, empat bandara sipil dengan jumlah penumpang datang dan berangkat terbanyak adalah Bandara Eltari (58,05 persen), Komodo (10,17 persen), H. Aroeboesman (6,34 persen), dan Frans Seda (5,82 persen). Gambar 4. Persentase Penumpang Angkutan Udara Menurut Bandara Sipil di NTT, Februari 2015
Eltari, Kupang 58,05%
Lainnya 19,61%
Komodo, Manggarai Barat H. Frans Seda, Aroeboesman, 10,17% Sikka Ende 5,82% 6,34%
Tabel 1. Jumlah Penumpang Angkutan Udara menurut Bandara Sipil di NTT Januari – Februari 2015 Penumpang Datang No
Bandara
Penumpang Berangkat
3
4
Perubahan (%) 5
6
7
10
Perubahan (%) 11
45.255
36.839
(22,85)
46.878
37.108
(26,33)
92.133
73.947
(24,59)
2. Komodo, Manggarai Barat
6.669
6.373
(4,64)
7.898
6.587
(19,90)
14.567
12.960
(12,40)
3. H. Aroeboesman, Ende
4.660
3.922
(18,82)
5.235
4.155
(25,99)
9.895
8.077
(22,51)
4. Tambolaka, Sumba Barat Daya
3.730
3.257
(14,52)
4.449
3.481
(27,81)
8.179
6.738
(21,39)
5. Frans Seda, Sikka
4.341
3.948
(9,95)
4.405
3.468
(27,02)
8.746
7.416
(17,93)
6. Umbu Mehang Kunda,Sumba Timur
3.608
2.809
(28,44)
3.819
2.902
(31,60)
7.427
5.711
(30,05)
7. Mali, Alor
1.830
1.754
(4,33)
1.925
1.658
(16,10)
3.755
3.412
(10,05)
0
16
100,00
0
7
100,00
0
23
100,00
1.256
1.267
0,87
1.197
1.235
3,08
2.453
2.502
1,96
10. Tureleleo, Bajawa
873
1.001
12,79
1.246
1.146
(8,73)
2.119
2.147
1,30
11. Wunopito, Lembata
629
420
(49,76)
577
494
(16,80)
1.206
914
(31,95)
12. Terdamu, Sabu
554
510
(8,63)
450
500
10,00
1.004
1.010
0,59
13. A. A. Bere Tallo, Belu
397
623
36,28
479
626
23,48
876
1.249
29,86
14. Lekunik, Rote
950
635
(49,61)
1.035
641
(61,47)
1.985
1.276
(55,56)
63.374 (17,95)
79.593
64.008
Jan 1
2
1. Eltari, Kupang
8. Frans Sales Lega, Ruteng 9. Gewayantana, Flores Timur
Jumlah
Feb
74.752
Jan
Perubahan (%) 8
Jumlah Penumpang
Feb
Jan
Feb
9
(24,35) 154.345
127.382 (21,17)
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 04/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
3
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Informasi lebih lanjut hubungi: Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur Telepon: (0380)826289, 821755 e-mail:
[email protected];
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 04/04/53/Th. XVIII, 1 April 2015
4