No.01/09/Th.VIII, 1 September 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI AGUSTUS 2016 INFLASI KOTA MADIUN -0,52 PERSEN Pada Agustus 2016 Kota Madiun mengalami deflasi sebesar -0,52 persen dengan
Indeks
Harga
Konsumen (IHK) sebesar 121,46. Dari 8 kota penghitung inflasi Nasional di Jawa Timur, 1 (satu) Kota mengalami inflasi dan 7 (tujuh) Kabupaten/ Kota mengalami deflasi. Inflasi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,10 dengan IHK 124,65. Deflasi tertinggi terjadi Kota Kediri sebesar -0,57 persen dengan IHK sebesar 121,32, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Malang sebesar -0,03 persen dengan IHK 125,10. Deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya penurunan Indeks Harga Konsumen pada kelompok Bahan Makanan sebesar -3,03 persen dan kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar -1,67 persen. Penekan deflasi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,83 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,36 persen; kelompok sandang sebesar 0,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,93 persen. Tingkat inflasi tahun kalender Agustus 2016 (Januari 2016 – Agustus 2016) dan inflasi tahun ke tahun (AgustusIndeks 2016 terhadap Agustus 2015) 1,72 dan 2,86satu persen. Harga Konsumen (IHK)sebesar merupakan salah indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK. Deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya penurunan Indeks Harga Konsumen pada kelompok Bahan Makanan sebesar -3,03 persen dan kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar -1,67 persen. Penekan deflasi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,83 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,36 persen; kelompok sandang sebesar 0,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,93 persen. Komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya deflasi pada Agustus 2016 diantaranya: angkutan antar kota, apel, daging ayam ras, pir, dan tarif kereta api. Komoditas yang menekan deflasi antara lain: rekreasi, es, rokok kretek filter, batu bata/ tela, dan tarif listrik. Berdasarkan kelompok komoditas, dari 7 (tujuh) kelompok yang ada, 2 (dua) kelompok menyumbang deflasi dan 5 (lima) kelompok menekan deflasi. Kelompok yang menyumbang deflasi diantaranya: kelompok Bahan Makanan Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
1
menyumbang deflasi terbesar dengan andil -0,5975 persen dan kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan dengan andil sebesar -0,2899 persen. Kelompok yang menekan deflasi diantaranya: Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,1596 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar dengan andil sebesar 0,0869 persen, kelompok kelompok sandang sebesar 0,0166 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,0214 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,0795 persen. Tabel 1
IHK dan Tingkat Inflasi Kota Madiun Agustus 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok Pengeluaran
IHK Desember 2015
IHK Agustus 2015
IHK Agustus 2016
Inflasi Agustus 20161)
(1)
(2)
(3)
(4)
U m u m (Headline)
Inflasi Tahun ke Tahun 3)
(5)
Laju Inflasi Tahun Kalender 20162) (6)
(7)
120,04
118,79
121,46
-0,52
1,18
2,25
1 Bahan Makanan
121,39
121,94
122,76
-3,03
1,13
0,67
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
125,52
122,70
129,43
0,83
3,12
5,48
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar
119,08
117,64
121,02
0,36
1,63
2,87
4 Sandang
111,98
111,51
116,09
0,29
3,67
4,11
5 Kesehatan
114,64
112,31
116,83
0,38
1,91
4,02
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
117,17
115,31
119,05
0,93
1,6
3,24
7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
120,22
119,32
117,00
-1,67
-2,68
-1,94
1) Persentase perubahan IHK Agustus 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK Agustus 2016 terhadap IHK Januari 2016 3) Persentase perubahan IHK Agustus 2016 terhadap IHK Agustus 2015
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Madiun (2012=100) Agustus 2016 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi(%)
(1)
(2)
UMUM
-0,5234
1.
Bahan Makanan
-0.5975
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
0,1596
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
0,0869
4.
Sandang
0,0166
5.
Kesehatan
0,0214
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga
0,0795
7.
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
-0,2899
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
2
Gambar 1 Perkembangan IHK Kota Madiun (2012=100),
Juli 2016 – Agustus 2016
135 130 Umum
125
Bahan Makanan Makanan Jadi
120
Perumahan Sandang Kesehatan
115
Pendidikan Transpor
110 105 Juli 2016
Agustus 2016
Gambar 2 Tingkat Inflasi Kelompok Pengeluaran Kota Madiun (2012=100) Agustus 2016
-1,67 0,93 0,38 0,29 0,36 0,83 -3,03 -0,52
Transpor Perumahan
Pendidikan Makanan Jadi
Kesehatan Bahan Makanan
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
Sandang Umum
3
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1.
Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada Agustus 2016 mengalami deflasi sebesar -3,03 persen atau terjadi penurunan indeks dari 126,60 pada Juli 2016 menjadi 122,76 pada Agustus 2016. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 4 (empat) subkelompok diantaranya mengalami inflasi dan 7 (tujuh) subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok ikan diawetkan sebesar 1,18 persen, sedangkan subkelompok dengan inflasi terendah adalah subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,17 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah buahbuahan sebesar -16,55 persen dan subkelompok yang mengalami deflasi terendah adalah subkelompok bahan makanan lainnya sebesar -0,17 persen. Kelompok Bahan Makanan pada Agustus 2016 memberikan andil deflasi sebesar -0,5975 persen. Komoditas yang memicu terjadinya deflasi pada kelompok ini adalah kenaikan harga pada apel dengan andil sebesar -0,2037 persen, daging ayam ras dengan andil sebesar -0,1132 persen, pir dengan andil sebesar -0,0601 persen, anggur dengan andil sebesar -0,0403 persen dan wortel dengan andil sebesar -0,0400 persen. Beberapa komoditas yang menekan deflasi diantaranya cabai rawit dengan andil sebesar 0,0270 persen, bandeng presto dengan andil 0,0099 persen, telur ayam ras dengan andil sebesar 0,0071 persen, cabai merah dengan andil sebesar 0,0068 persen, dan bayam dengan andil sebesar 0,0057 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Kelompok ini pada Agustus 2016 mengalami inflasi 0,83 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 128,36 pada Juli 2016 menjadi 129,43 pada Agustus 2016. Dari 3 (tiga) subkelompok, seluruhnya mengalami inflasi. Subkelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi terbesar yaitu 1,44 persen,disusul subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,86 persen dan subkelompok makanan jadi sebesar 0,60 persen. Kelompok ini pada Agustus 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1596 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu: es dengan andil sebesar 0,0601, rokok kretek filter dengan andil sebesar 0,0363 persen, sate dengan andil sebesar 0,0164 persen, rokok kretek dengan andil sebesar 0,0148 persen, da mie dengan andil sebesar 0,0143 persen. Komoditas yang menekan inflasi pada kelompok ini diantaranya gula pasir dengan andil sebesar -0,0392 persen, air kemasan dengan andil sebesar -0,0018 persen dan teh dengan andil sebesar -0,0002 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok ini pada Agustus 2016 mengalami inflasi sebesar 0,36 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,59 pada Juli 2016 menjadi 121,02 pada Agustus 2016. Dari 4 subkelompok, 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi dan 1 (satu) subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,51 persen, disusul subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,48 persen, dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga dengan andil sebesar 0,08 persen. Subkelompok perlengkapan rumah tangga mengalami deflasi dengan andil sebesar -0,63 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
4
Pada Agustus 2016 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0869 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah batu bata/ tela dengan andil sebesar 0,0352 persen, tarip listrik dengan andil sebesar 0,0324 persen, genteng dengan andil sebesar 0,0152 persen, kayu balokan dengan andil sebesar 0,0086 persen, dan sewa rumah dengan andil sebesar 0,0035 persen. Komoditas yag menekan terjadinya inflasi adalah rak piring dengan andil -0,0071 persen, semen dengan andil sebesar -0,0061 persen, dan panci dengan andil sebesar -0,0032 persen. 4.
Sandang
Kelompok sandang pada Agustus 2016 mengalami inflasi sebesar 0,29 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 115,76 pada Juli 2016 menjadi 116,09 pada Agustus 2016. Dari 4 subkelompok, 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi, dan 2 (dua) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terjadi pada subkelompok sandang wanita sebesar 0,89 persen dan subkelompok sandang anak-anak sebesar 0,12 persen. Subkelompok sandang laki-laki dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain tidak mengalami perubahan indeks. Kelompok ini pada Agustus 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,0166 persen. Komoditas yang dominan memicu terjadinya inflasi adalah daster dengan andil sebesar 0,0071 persen, pembalut wanita dengan andil sebesar 0,0062 persen, ongkos jahit dengan andil sebesar 0,0023 persen, bh katun dengan andil sebesar 0,0013 persen, dan celana dalam anak dengan andil sebesar 0,0009 persen. Komoditas emas perhiasan menekan inflasi dengan andil sebesar -0,0029 persen. 5.
Kesehatan
Kelompok kesehatan pada Agustus 2016 mengalami inflasi sebesar 0,38 persen atau terjadi perubahan indeks dari 116,39 pada bulan Juli 2016 menjadi 116,83 pada bulan Agustus 2016. Dari 4 subkelompok yang ada, 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi dan 2 (dua) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terjadi pada subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika dan subkelompok obat-obatan masing-masing sebesar 1,03 dan 0,07 persen. Subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks. Kelompok ini pada Agustus 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,0214 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah pasta gigi dengan andil sebesar 0,0070 persen, sabun mandi dengan andil sebesar 0,0055 persen, parfum dengan andil sebesar 0,0025 persen, dan pelembab dengan andil sebesar 0,0010 persen. Tidak ada komoditas yang menekan inflasi pada kelompok ini.
6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Agustus 2016 mengalami inflasi sebesar 0,93 persen atau terjadi perubahan indeks dari 117,95 pada Juli 2016 menjadi 119,05 pada Agustus 2016. Dari 5 (lima) subkelompok yang ada, 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi dan 3 (tiga) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terjadi pada subkelompok rekreasi sebesar 5,07 persen dan subkelompok pendidikan sebesar 0,15 persen. Subkelompok kursus-kursus/ pelatihan, subkelompok perlengkapan/ peralatan pendidikan dan subkelompok olahraga tidak mengalami perubahan indeks.
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
5
Pada kelompok ini secara keseluruhan memberikan andil inflasi sebesar 0,0795 persen. Komoditas yang menunjang terjadinya inflasi diantaranya: rekreasi dengan andil sebesar 0,0686 persen, taman kanak-kanak dengan andil sebesar 0,0036 persen, sepeda anak dengan andil sebesar 0,0035 persen, dan kelompok bermain dengan andil sebesar 0,0030 persen. Komoditas playstation dan VCD/DVD Player menekan inflasi masing-masing dengan andil sebesar -0,0005 persen dan -0,0002 persen. 7.
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Agustus 2016 mengalami deflasi sebesar -1,67 persen atau terjadi penurunan indeks dari 118,99 pada Juli 2016 menjadi 117,00 pada Agustus 2016. Pada kelompok ini 1 (satu) subkelompok mengalami inflasi, 2 (dua) subkelompok tidak mengalami perubahan indeks, dan 1 (satu) subkelompok mengalami deflasi. Inflasi terjadi pada subkelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0,22 persen. Subkelompok sarana dan penunjang transportasi dan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks. Subkelompok transpor mengalami deflasi sebesar -2,68 persen. Kelompok ini pada Agustus 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi -0,2899 persen. Deflasi pada kelompok ini dipicu oleh menurunnya indeks pada angkutan antar kota pasca arus mudik dengan andil sebesar -0,2464 persen, tarif kereta api dengan andil sebesar -0,0407 persen, tarif kendaraan travel dengan andil sebesar -0,0171 persen, dan tarif kendaraan carter/ rental dengan andil sebesar -0,0070 persen. Komoditas yang menekan terjadinya deflasi diantaranya tarip pulsa ponsel dengan andil sebesar 0,0087 persen, mobil dengan andil sebesar 0,0078 persen dan sepeda motor dengan andil sebesar 0,0048 persen.
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
6
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender dan tahun ke tahun (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) sebesar 1,18 persen dan 2,25 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun kalender pada periode yang sama tahun 2014 dan 2015 masingmasing 2,98 persen dan 1,68 persen.
Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Tahun ke Tahun, Tahun 2013 –2016 2013
2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Agustus
0,92
0,35
0,08
-0,52
2. (Agustus) tahun kalender
7,50
2,98
1,68
1,18
3. Agustus terhadap Agustus (year on year)
7,88
3,04
6,04
2,25
Inflasi (1)
(tahun n)/(tahun n-1)
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Kalender Tahun 2013–2016 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1
2013
2014
2015
2016
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
7
Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun, 2014–2016
9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50 6,00
Inflasi (%)
5,50 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
2014 thd 2013
Jun
Jul
2015 thd 2014
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
2016 thd 2015
8
PERBANDINGAN ANTAR KOTA Pada Agustus 2016 Kota Madiun terjadi deflasi sebesar -0,52 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,46. Dari 8 Kabupaten/Kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi kecuali Kota Surabaya yaitu mengalami inflasi sebesar 0,10 persen. Deflasi tertinggi terjadi di kota Kediri sebesar -0,57 persen dengan IHK sebesar 121,46. Deflasi terendah terjadi di Kota Malang sebesar -0,03 persen dengan angka IHK 124,65. Jawa Timur mengalami deflasi sebesar -0,05 persen dan Nasional mengalami deflasi sebesar -0,02 persen.
Tabel 4 Perbandingan Indeks dan Inflasi Agustus 2016 Kota-Kota di Jawa Timur (2012=100) AGUSTUS 2016
KOTA (1)
IHK
Inflasi (%)
Tahun Kalender
Year on year
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
SURABAYA
124,65
0,10
2,30
3,16
2.
MALANG
125,10
-0,03
1,61
2,93
3.
BANYUWANGI
121,82
-0,14
1,35
2,20
4.
PROBOLINGGO
122,48
-0,20
1,03
1,76
5.
JEMBER
121,10
-0,30
0,72
1,62
6.
SUMENEP
121,73
-0,43
1,13
2,50
7. 8.
MADIUN KEDIRI
121,46 121,32
-0,52 -0,57
1,18 0,27
2,25 1,40
JAWA TIMUR
123,90
-0,05
1,80
2,77
NASIONAL
125,13
-0,02
1,74
2,79
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi :
BPS KOTA MADIUN Seksi Statistik Distribusi Jl. Mayjend Panjaitan No. 11 Telp. 0351-495814 Faks. 0351-495814 Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik Kota Madiun No. 01/09/Th.IX, 1 September 2016
9