No. 49/09/72/Th.XVII, 1 September 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Agustus 2014, Inflasi Sebesar 0,14 Persen
Dari 82 kota pantauan secara nasional, 66 kota mengalami inflasi sedangkan 16 kota lainnya mengalami deflasi selama Agustus 2014. Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,14 persen dengan indeks harga 115,54.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,98 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ternate sebesar 1,02 persen. Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-55 secara nasional dan ke-10 di Kawasan Sulampua.
Kenaikan indeks harga terjadi pada beberapa kelompok pengeluaran meliputi pendidikan, rekreasi, dan olahraga (2,08 persen), kesehatan (0,99 persen), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,94 persen). Sebaliknya, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan meliputi bahan makanan (0,96 persen), transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,21 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,06 persen), serta sandang (0,01 persen),.
Laju inflasi tahun kalender hingga Agustus 2014 sebesar 4,62 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013) sebesar 5,03 persen.
Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas. Secara nasional, terdapat beberapa kota yang mengalami inflasi selama Agustus 2014 yakni Tanjung Pandan (1,98 persen), Sorong (1,92 persen), Padang (1,83 persen), Manokwari (1,82 persen), Tual (1,76 persen), Bau-Bau (1,50 persen), Singkawang (1,43 persen), Serang (1,16 persen), Pekanbaru (1,04 persen), dan kota lainnya di bawah 1,00 persen. Sedangkan beberapa kota yang mengalami deflasi selama Agustus 2014 yakni Ternate (1,02 persen), Kupang (0,87 persen), Gorontalo (0,52 persen), Palopo (0,36 persen), Palangka Raya (0,36 persen), Sibolga (0,30 persen), dan kota lainnya di bawah 0,30 persen.
Berita Resmi Statistik No.49/08/72/Th.XVII, 1 September 2014
1
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), 12 kota mengalami inflasi dan enam kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong (1,92 persen), diikuti Manokwari (1,82 persen), Tual (1,76 persen), Bau-Bau (1,50 persen), Merauke (0,58 persen), Makassar (0,50 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yakni Ternate (1,02 persen), Gorontalo (0,52 persen), Palopo (0,36 persen), Manado (0,26 persen), Kendari (0,11 persen), dan Jayapura (0,10 persen).
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Selama Agustus 2014, terjadi inflasi sebesar 0,14 persen yang dipengaruhi oleh beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan meliputi kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (2,08 persen), kesehatan (0,99 persen), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,94 persen). Sedangkan yang mengalami penurunan meliputi kelompok bahan makanan (0,96 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,21 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,06 persen), serta sandang (0,01 persen). Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Agustus 2014 Indeks Harga Konsumen Kelompok Pengeluaran
Agustus 2013
Des 2013
Juli 2014
Agustus 2014
[2]
[3]
[4]
[5]
Inflasi
Laju Inflasi
Agustus 2014 *
tahun Kalender
Inflasi Year on Year ***
Andil Inflasi
[8]
[9]
2014 ** [1]
[6]
[7]
U m u m
110,01
142,34
115,38
115,54
0,14
4,62
5,03
0,14
1
Bahan Makanan
120,18
165,50
116,94
115,82
-0,96
3,11
-3,63
-0,19
2
Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan Tembakau
111,71
169,54
126,10
126,02
-0,06
7,96
12,81
-0,01
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar
104,20
137,98
109,21
110,24
0,94
4,28
5,80
0,22
4
Sandang
101,44
130,20
105,23
105,22
-0,01
2,27
3,73
0,00
5
Kesehatan
102,79
128,08
108,56
109,63
0,99
5,31
6,65
0,04
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
106,97
138,09
109,47
111,75
2,08
3,90
4,47
0,13
7
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
110,49
107,51
117,15
116,90
-0,21
3,70
5,80
-0,04
*) Perubahan IHK bulan Agustus 2014 terhadap IHK bulan Juli 2014 **) Perubahan IHK bulan Agustus 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Perubahan IHK bulan Agustus 2014 terhadap IHK bulan Agustus 2013
Perkembangan inflasi/deflasi Kota Palu selama Agustus 2014 menurut kelompok pengeluaran secara lebih rinci sebagai berikut: 1.
Bahan Makanan Kelompok bahan makanan selama Agustus 2014 mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,96
persen yakni dari 116,94 pada Juli 2014 menjadi 115,82 pada Agustus 2014. Secara keseluruhan
Berita Resmi Statistik No.49/08/72/Th.XVII, 1 September 2014
2
kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,19 persen. Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok buah-buahan (9,50 persen), sayur-sayuran (5,88 persen), bumbubumbuan (3,04 persen), lemak dan minyak (2,03 persen), daging dan hasil-hasilnya (0,95 persen), kacang-kacangan (0,36 persen), serta padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (0,09 persen). Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan diawetkan (2,11 persen), ikan segar (1,92 persen), bahan makanan lainnya (0,95 persen), serta telur, susu, dan hasil-hasilnya (0,69 persen). Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi ikan teri (0,10 persen), tomat buah (0,06 persen), bawang merah (0,06 persen), jagung manis (0,05 persen), tomat sayur (0,04 persen), pisang (0,03 persen), telur ayam ras (0,03 persen), kelapa (0,02 persen), bayam (0,02 persen), dan semangka (0,02 persen). Sedangkan andil komoditas lainnya terhadap deflasi masing-masing di bawah 0,02 persen. 2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,06
persen menjadi 126,02 selama Agustus 2014. Andil kelompok ini terhadap deflasi sebesar 0,01 persen. Penurunan indeks harga terjadi pada minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,36 persen dan makanan jadi sebesar 0,02 persen. Sedangkan tembakau dan minuman beralkohol mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,04 persen. Beberapa komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap deflasi yakni gula pasir sebesar 0,018 persen dan biskuit sebesar 0,004 persen. Sebaliknya, komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi yakni kopi bubuk sebesar 0,007 persen dan rokok kretek sebesar 0,002 persen. Sementara komoditas lainnya masing-masing memiliki andil di bawah 0,002 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar
0,94 persen, yakni dari 109,21 pada Juli 2014 menjadi 110,24 pada Agustus 2014. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,22 persen. Dari empat subkelompok yang mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok bahan bakar, penerangan dan air (2,59 persen), penyelenggaraan rumahtangga (1,54 persen), dan biaya tempat tinggal (0,49 persen). Sedangkan subkelompok perlengkapan rumahtangga relatif tidak mengalami perubahan. Beberapa komoditas yang mempengaruhi inflasi dalam kelompok ini adalah tarif listrik (0,11 persen), tarif kontrak rumah (0,08 persen), sabun cuci (0,01 persen), dan pembasmi nyamuk bakar (0,01 persen). Pengaruh harga pada komoditas lainnya masing-masing di bawah 0,01 persen. 4.
Sandang Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,01 persen, yakni dari 105,23 pada
Juli 2014 menjadi 105,22 pada Agustus 2014. Secara keseluruhan, besarnya andil terhadap deflasi berada di bawah 0,001 persen. Dalam kelompok ini, dua subkelompok mengalami penurunan indeks harga
Berita Resmi Statistik No.49/08/72/Th.XVII, 1 September 2014
3
masing-masing barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,47 persen dan sandang wanita sebesar 0,34 persen. Sebaliknya, dua subkelompok lainnya mengalami kenaikan indeks harga yakni sandang anakanak (0,66 persen) dan sandang laki-laki (0,15 persen). Komoditas pada kelompok sandang yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi blus (0,010 persen), emas perhiasan (0,006 persen), dan celana pendek laki-laki (0,003 persen). Sedangkan yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi baju kaos (0,005 persen), seragam sekolah (0,004 persen), kaos dalam (0,002 persen), dan sandal kulit (0,002 persen). Komoditas lainnya masing-masing memberikan andil di bawah 0,002 persen. 5.
Kesehatan Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan selama Agustus 2014 mengalami
kenaikan indeks harga sebesar 0,99 persen dari 108,56 pada Juli 2014 menjadi 109,63 pada Agustus 2014. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi umum sebesar 0,04 persen. Dari keempat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 2,23 persen dan obat-obatan sebesar 0,13 persen, sedangkan subkelompok lainnya relatif tetap. Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi sabun mandi (0,015 persen), pasta gigi (0,012 persen), sikat gigi (0,005 persen), sabun mandi cair (0,003 persen), pelembab (0,002 persen), sabun wajah (0,002 persen), shampoo (0,002 persen), dan komoditas lainnya dengan andil masing-masing di bawah 0,002 persen. 6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami kenaikan indeks harga tertinggi selama
Agustus 2014 sebesar 2,08 persen atau dari 109,47 pada Juli 2014 menjadi 111,75 pada Agustus 2014. Kelompok ini secara keseluruhan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,13 persen. Dari lima subkelompok pengeluaran, terjadi kenaikan indeks harga pada biaya pendidikan sebesar 3,25 persen dan rekreasi sebesar 0,11 persen. Sedangkan subkelompok lainnya relatif tetap. Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi biaya pendidikan sekolah menengah atas (0,052 persen), biaya pendidikan akademi/perguruan tinggi (0,046 persen), biaya pendidikan sekolah dasar (0,027 persen), sepeda anak (0,001 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,001 persen. 7.
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga sebesar
0,21 persen yakni dari 117,15 pada Juli 2014 menjadi 116,90 pada Agustus 2014. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,04 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran, transportasi mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,31 persen, sedangkan komunikasi dan pengiriman mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen. Sementara itu, indeks harga pada sarana dan penunjang transportasi serta jasa keuangan relatif stabil selama Agustus 2014. Komoditas yang memiliki andil terhadap deflasi yakni tarif angkutan udara sebesar 0,043 persen.
Berita Resmi Statistik No.49/08/72/Th.XVII, 1 September 2014
4
Beberapa pengeluaran yang memiliki andil terhadap inflasi berasal dari biaya pengiriman barang sebesar 0,002 persen, bensin sebesar 0,002 persen, dan komoditas lainnya di bawah 0,002 persen.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir Tingkat inflasi selama Agustus 2014 sebesar 0,14 persen, merupakan capaian terendah dibandingkan inflasi bulan yang sama pada tahun 2012 sebesar 2,81 persen dan tahun 2013 sebesar 2,10 persen. Pada bulan yang sama, laju inflasi tahun kalender sebesar 4,62 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2012 maupun 2013 yang berada di atas 7,00 persen. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year), laju inflasi 2014 sebesar 5,03 persen, merupakan yang terendah selama tiga tahun terakhir.
Tabel 2 Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2012 - 2014 No.
Inflasi
2012
2013
2014
1
Inflasi Agustus
2,81
2,10
0,14
2
Laju Inflasi (Tahun Kalender)
7,12
7,19
4,62
3
Laju Inflasi (Year on Year )
6,42
5,94
5,03
Fluktuasi harga bulanan selama periode April – Juli tahun 2014, menunjukkan pola yang hampir serupa dengan tahun 2012. Namun kenaikan indeks harga selama Juli 2014 tidak setinggi sebagaimana bulan yang sama tahun 2012 dan 2013. Selama dua tahun terakhir, puncak inflasi terjadi di Juli dan mengalami penurunan cukup tajam memasuki Agustus pada tahun yang sama. Puncak inflasi terjadi akibat meroketnya sebagian besar harga barang konsumsi selama menjelang hari raya. Rendahnya puncak inflasi tahun 2014 di bawah 2,00 persen, menunjukkan tingkat harga relatif lebih stabil di pasaran. Grafik 1 Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2012 - 2014
5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
-2,00 -3,00
2012
2013
2014
Berita Resmi Statistik No.49/08/72/Th.XVII, 1 September 2014
5
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua Selama Agustus 2014 secara nasional terjadi inflasi sebesar 0,47 persen, dengan laju
Gambar 2. Inflasi Kawasan Sulampua Bulan Agustus 2014
inflasi tahun kalender sebesar 3,42 persen dan
1,92 1,82
year on year sebesar 3,99 persen. Dari 82 kota
1,76
pantauan, 66 kota mengalami inflasi sedangkan
1,50 0,58
16 kota lainnya mengalami deflasi.
0,50 0,49
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung
0,37
Pandan sebesar 1,98 persen, sedangkan deflasi
0,28
0,14
tertinggi terjadi di Kota Ternate sebesar 1,02
0,12
persen. Inflasi Kota Palu menduduki peringkat
0,06 -0,10
ke-55 secara nasional dan ke-10 di Kawasan
-0,11
Sulampua.
-0,26 -0,36 -0,52 -1,02
Tabel 3 Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua Agustus 2014 Kota
IHK
Inflasi (%)
Laju Inflasi (%)
YoY
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1
Sorong
114,23
1,92
5,16
2,66
2
Manokwari
110,34
1,82
3,60
3,70
3
Tual
118,63
1,76
5,51
7,19
4
Bau-Bau
116,21
1,50
6,18
4,20
5
Merauke
115,54
0,58
4,73
5,52
6
Makassar
111,02
0,50
3,41
2,89
7
Mamuju
111,75
0,49
3,18
3,31
8
Pare-Pare
110,85
0,37
3,00
2,58
9
Bulukumba
120,33
0,28
4,85
11,48
115,54
0,14
4,62
5,03
Ambon
112,15
0,12
4,12
2,15
12
Watampone
113,01
0,06
4,21
5,13
13
Jayapura
112,56
-0,10
1,11
2,59
14
Kendari
110,57
-0,11
2,23
0,31
15
Manado
110,93
-0,26
2,57
2,23
16
Palopo
112,01
-0,36
4,71
3,75
17
Gorontalo
109,59
-0,52
0,92
1,53
18
Ternate
116,00
-1,02
3,71
2,45
10
Palu
11
Berita Resmi Statistik No.49/08/72/Th.XVII, 1 September 2014
6