No. 41/08/72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Juli 2015, Inflasi Sebesar 1,32 Persen
Dari 82 kota pantauan secara nasional, 80 kota mengalami inflasi sedangkan 2 kota lainnya mengalami deflasi selama Juli 2015. Kota Palu mengalami inflasi sebesar 1,32 persen dengan indeks harga 122,05.
Kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,71 persen), bahan makanan (2,68 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,37 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,18 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,16 persen), serta kesehatan (0,10 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,79 persen.
Laju inflasi tahun kalender hingga Juli 2015 sebesar 1,53 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juli 2015 terhadap Juli 2014) sebesar 5,78 persen.
Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas. Di tingkat nasional, terdapat 80 kota mengalami inflasi selama Juli 2015 yakni Pangkal Pinang (3,18 persen), Pontianak (2,56 persen), Balikpapan (2,04 persen), Sorong (2,01 persen), Lubuk Linggau (1,90 persen), Batam (1,80 persen), Bukittinggi (1,66 persen), Bungo (1,60 persen), Jambi (1,54 persen), Sibolga (1,52 persen), Bima (1,52 persen), Tarakan (1,40 persen), Bengkulu (1,38 persen), Maumere (1,33 persen), Metro (1,32 persen), Palu (1,32 persen), Singkawang (1,29 persen), Makassar (1,29 persen), Bau-Bau (1,21 persen), Padang (1,21 persen), Pare-Pare (1,21 persen), dan kota lainnya di bawah 1,20 persen. Sedangkan dua kota yang mengalami deflasi adalah Merauke dan Tanjung Pandan masing-masing sebesar 0,65 persen dan 0,48 persen.
Berita Resmi Statistik No.41/07/72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015
1
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong (2,01 persen), diikuti Palu (1,32 persen), Makassar (1,29 persen), Pare-Pare (1,21 persen), BauBau (1,21 persen), Manado (1,03 persen), Ambon (1,03 persen), Manokwari (1,03 persen), dan kota-kota lainnya di bawah 1,00 persen. Sedangkan satu-satunya kota yang mengalami deflasi di Sulampua adalah Merauke sebesar 0,65 persen.
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Selama Juli 2015, inflasi sebesar 1,32 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,71 persen), bahan makanan (2,68 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,37 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,18 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,16 persen), serta kesehatan (0,10 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,79 persen. Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Juli 2015 Laju Inflasi
Indeks Harga Konsumen Kelompok Pengeluaran Jul 2014
Des 2014
Jun 2015
Jul 2015
Inflasi Juli tahun 2015* Kalender
Inflasi Year on Year ***
Andil Inflasi
2015 ** [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
U m u m
115,38
120,21
120,46
122,05
1,32
1,53
5,78
1,32
1
Bahan Makanan
116,94
122,39
120,09
123,31
2,68
0,75
5,45
0,53
2
Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan Tembakau
126,10
128,19
132,34
132,83
0,37
3,62
5,34
0,08
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar
109,21
113,76
116,05
116,26
0,18
2,20
6,46
0,04
4
Sandang
105,23
105,78
106,69
105,85
-0,79
0,07
0,59
-0,04
5
Kesehatan
108,56
111,21
112,49
112,60
0,10
1,25
3,72
0,01
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
109,47
113,51
113,87
114,05
0,16
0,48
4,18
0,01
7
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
117,15
126,94
122,47
127,01
3,71
0,06
8,42
0,69
*) Perubahan IHK bulan Juli 2015 terhadap IHK bulan Juni 2015 **) Perubahan IHK bulan Juli 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Perubahan IHK bulan Juli 2015 terhadap IHK bulan Juli 2014
Perkembangan inflasi/deflasi menurut kelompok pengeluaran Kota Palu selama Juli 2015 secara lebih rinci sebagai berikut: 1.
Bahan Makanan Kelompok bahan makanan selama Juli 2015 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 2,68 persen
yakni dari 120,09 pada Juni 2015 menjadi 123,31 pada Juli 2015. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,53 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada
Berita Resmi Statistik No.41/07/72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015
2
subkelompok sayur-sayuran (14,36 persen), ikan segar (6,62 persen), daging dan hasil-hasilnya (3,83 persen), ikan diawetkan (3,82 persen), buah-buahan (3,26 persen), lemak dan minyak (2,70 persen), telur, susu dan hasil-hasilnya (2,05 persen), kacang-kacangan (1,21 persen), dan bahan makanan lainnya (0,78 persen). Sedangkan penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 10,74 persen serta padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,07 persen. Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi ikan ekor kuning (0,19 persen), ikan cakalang (0,11 persen), ikan selar (0,05 persen), ikan selar (0,11 persen), telur ayam ras (0,05 persen), kakap merah (0,04 persen), tomat buah (0,04 persen), jagung manis (0,04 persen), daging ayam ras (0,03 persen), kelapa (0,03 persen), ikan mujair (0,03 persen), ayam hidup (0,03 persen), tomat sayur (0,03 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,03 persen. Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi bawang merah (0,16 persen), ikan layang (0,05 persen), ikan kembung (0,04 persen), ikan bandeng (0,03 persen), cabai merah (0,03 persen), cabai rawit (0,02 persen), bawang putih (0,02 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,01 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,37
persen dari 132,34 menjadi 132,83 selama Juli 2015. Andil kelompok ini terhadap inflasi sebesar 0,08 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,47 persen dan makanan jadi sebesar 0,13 persen. Sementara subkelompok minuman yang tidak beralkohol selama Juli 2015 mengalami deflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi terutama berasal dari rokok kretek filter (0,057 persen), mie olahan (0,016 persen), rokok putih (0,010 persen), roti tawar (0,003 persen), gula pasir (0,001 persen), dan beberapa komoditas lain yang andilnya tidak signifikan. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar
0,18 persen, yakni dari 116,05 pada Juni 2015 menjadi 116,26 pada Juli 2015. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,04 persen. Selama Juli 2015, subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga meliputi biaya tempat tinggal (0,25 persen), bahan bakar, penerangan dan air (0,06 persen), dan perlengkapan rumahtangga (0,04 persen). Sedangkan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga selama Juli 2015 relatif tetap. Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini berasal dari biaya kontrak rumah (0,035 persen), tarif listrik (0,003 persen), semen (0,003 persen), sabun detergen bubuk (0,001 persen), dan beberapa komoditas lainnya dengan andil di bawah 0,001 persen.
Berita Resmi Statistik No.41/07/72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015
3
4.
Sandang Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,79 persen, yakni dari 106,69 pada
Juni 2015 menjadi 105,85 pada Juli 2015. Secara keseluruhan, andil terhadap deflasi adalah sebesar 0,04 persen. Subkelompok yang mengalami penurunan indeks harga yakni barang pribadi dan sandang lain sebesar 2,04 persen, sandang anak-anak sebesar 0,91 persen, dan sandang laki-laki sebesar 0,41 persen. Sedangkan subkelompok sandang wanita selama Juli 2015 relatif tetap. Komoditas yang mempengaruhi tingkat deflasi dalam kelompok ini meliputi emas perhiasan (0,026 persen), baju anak stelan (0,008 persen),baju muslim (0,005 persen), popok bayi (0,004 persen), celana panjang jeans (0,003 persen), celana pendek laki-laki (0,002 persen). Sementara itu, pengaruh indeks harga beberapa komoditas lainnya relatif tidak signifikan. 5.
Kesehatan Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar
0,10 persen yakni dari 112,49 pada Juni 2015 menjadi 112,60 pada Juli 2015. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok obat-obatan sebesar 0,49 persen serta subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,03 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani selama Juli 2015 relatif tidak mengalami perubahan. Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi didominasi oleh obat gosok sebesar 0,003 persen dan lipstik sebesar 0,001 persen. Sedangkan andil komoditas lainnya relatif tidak signifikan. 6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Indeks harga kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama Juli 2015 mengalami kenaikan
sebesar 0,16 persen, atau dari 113,87 pada Juni 2015 menjadi 114,05 pada Juli 2015. Secara umum kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,74 persen dan rekreasi sebesar 0,38 persen. Subkelompok olahraga mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,10 persen. Sementara subkelompok pendidikan dan kursus-kursus/pelatihan selama Juli 2015 relatif stabil. Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi terutama berasal dari buku pelajaran SMP sebesar 0,004 persen, buku pelajaran SMA sebesar 0,003 persen, majalah berkala/dewasa sebesar 0,002 persen, majalah remaja sebesar 0,002 persen, dan beberapa komoditas lainnya di bawah 0,001 persen.
7.
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar
3,71 persen yakni dari 122,47 pada Juni 2015 menjadi 127,01 pada Juli 2015. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,69 persen. Dari empat subkelompok
Berita Resmi Statistik No.41/07/72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015
4
pengeluaran, yang mengalami kenaikan indeks harga adalah subkelompok transportasi sebesar 5,19 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman, sarana dan penunjang transportasi, serta jasa keuangan selama Juli 2015 relatif stabil. Komoditas yang dominan memiliki andil terhadap inflasi yakni tarif angkutan udara sebesar 0,69 persen, sedangkan komoditas lainnya memiliki andil tidak signifikan.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir Selama Juli 2015, inflasi Kota Palu sebesar 1,32 persen, merupakan capaian terendah dibandingkan bulan yang sama tahun 2013 sebesar 4,59 persen dan 2014 sebesar 1,53 persen. Laju inflasi sampai dengan Juli 2015 sebesar 1,53 persen, jauh lebih rendah dibandingkan Juli 2013 sebesar 4,99 persen dan Juli 2014 sebesar 4,47 persen. Sementara itu, laju inflasi year on year tahun 2015 sebesar 5,78 persen, juga lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 6,67 persen dan 2014 sebesar 7,06 persen.
Tabel 2 Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2013 - 2015 No.
Inflasi
2013
2014
2015
1
Inflasi Juli
4,59
1,53
1,32
2
Laju Inflasi (Tahun Kalender)
4,99
4,47
1,53
3
Laju Inflasi (Year on Year )
6,67
7,06
5,78
Grafik 1 Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2013 - 2015 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
-1,00 -2,00 -3,00 2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik No.41/07/72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015
5
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua Selama
Juli
2015,
inflasi
nasional
sebesar 0,93 persen. Berdasarkan tahun
Gambar 2. Inflasi Kawasan Sulampua Bulan Juli 2015 2,01
kalender, terjadi inflasi sebesar 1,90 persen. Tingkat
1,32
inflasi year on year sebesar 7,26
1,29 1,21
persen. Dari 82 kota pantauan, 80 kota
1,21
mengalami inflasi dan dua kota mengalami
1,03 1,03
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal
Pinang
sebesar
3,18
1,03
persen,
0,99 0,92
sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota
0,90
Merauke sebesar 0,65 persen. Kota Palu mengalami
inflasi
sebesar
menduduki
peringkat
ke-16
1,32
persen,
di
tingkat
0,75 0,75 0,74 0,51 0,49
nasional dan ke-2 di Kawasan Sulampua.
0,31 -0,65
Tabel 3 Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua Juli 2015
1
Kota
IHK
Inflasi (%)
Laju Inflasi (%)
YoY
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Sorong
122,09
2,01
5,21
8,93
2
Palu
122,05
1,32
1,53
5,78
3
Makassar
120,20
1,29
3,18
8,81
4
Pare-Pare
118,37
1,21
0,56
7,18
5
Bau-Bau
125,38
1,21
2,86
9,51
6
Manado
121,15
1,03
2,14
8,93
7
Ambon
122,11
1,03
6,15
9,02
8
Manokwari
115,16
1,03
2,29
6,27
9
Mamuju
119,82
0,99
2,54
7,74
10
Bulukumba
126,70
0,92
0,87
5,58
11
Ternate
124,78
0,90
2,03
6,48
12
Palopo
118,76
0,75
1,90
5,64
13
Kendari
116,54
0,75
0,33
5,29
14
Gorontalo
116,84
0,74
1,37
6,06
15
Jayapura
122,04
0,51
1,53
8,32
16
Watampone
116,92
0,49
-0,37
3,52
17
Tual
133,99
0,31
6,90
14,93
18
Merauke
122,44
-0,65
-1,18
6,59
Berita Resmi Statistik No.41/07/72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015
6