CQWWka
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/08/62/Th.X, 1 Agustus 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Juli 2016, Palangka Raya dan Sampit Terjadi Inflasi 0,20 Persen dan 0,49 Persen Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,34 persen dan deflasi tertinggi di Kota Jayapura sebesar 1,10 persen. Kota Palangka Raya dan Sampit masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,20 persen dan 0,49 persen, menempati peringkat ke-72 dan ke-58 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional. Inflasi Kota Palangka Raya terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran sandang (0,86 persen), pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,36 persen), serta perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar (0,34 persen). Inflasi Kota Sampit terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan (1,14 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,98 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,23 persen). Inflasi/deflasi Kalimantan Tengah merupakan gabungan dari dua kota (Palangka Raya dan Sampit). Selama Juli 2016 terjadi inflasi sebesar 0,30 persen. Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,71 persen dan laju inflasi “year on year” sebesar 2,50 persen. Inflasi/deflasi sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan meliputi Kota Tanjung (1,08 persen), Balikpapan (1,03 persen), Pontianak (0,87 persen), Singkawang (0,77 persen), Banjarmasin (0,56 persen), Sampit (0,49 persen), Tarakan (0,30 persen), Palangka Raya (0,20 persen), dan Samarinda (0,20 persen). Dari 82 kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu seluruh ibukota provinsi dan beberapa ibukota kabupaten/kota terpilih di tingkat nasional, 78 kota pantauan mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,34 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura sebesar 1,10 persen. Selama Juli 2016, Kalimantan Tengah mengalami inflasi sebesar 0,30 persen.
Berita Resmi Statistik No. 01/08/62 Th. X, 1 Agustus 2016
|1
1.
Inflasi/Deflasi Kota Palangka Raya Selama Juli 2016, Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,20 persen atau mengalami kenaikan
indeks harga dari 121,46 di Juni 2016 menjadi 121,70 di Juli 2016. Laju inflasi tahun kalender 2016 sebesar 0,55 persen dan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 1,82 persen. Inflasi di Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada lima kelompok pengeluaran meliputi kelompok sandang (0,86 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,36 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,34 persen), kesehatan (0,24 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,11 persen), dan kelompok bahan makanan (0,09 persen). Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,02 persen.
Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palangka Raya Menurut Kelompok Pengeluaran Juli 2016 Inflasi Juli 2016
Laju Inflasi Tahun Kalender 2016
Inflasi Tahun ke Tahun
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kelompok Pengeluaran Juli 2015
Desember Juni 2016 Juli 2016 2015
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
119,52
121,04
121,46
121,70
0,20
0,55
1,82
1 Bahan Makanan
123,58
129,35
125,17
125,28
0,09
-3,15
1,38
2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 4 Sandang
128,10
129,67
133,27
133,41
0,11
2,88
4,15
116,80
116,46
118,78
119,18
0,34
2,34
2,04
113,44
113,32
115,78
116,77
0,86
3,04
2,94
5 Kesehatan
114,10
118,48
122,47
122,77
0,24
3,62
7,60
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
112,51
113,86
114,71
115,12
0,36
1,11
2,32
7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
114,35
112,43
111,21
111,19
-0,02
-1,10
-2,76
[1] U m u m
Laju inflasi tahun kalender hingga Juli 2016 di Kota Palangka Raya sebesar 0,55 persen, terutama dipengaruhi oleh tingginya laju inflasi kelompok pengeluaran rumahtangga untuk kesehatan sebesar 3,62 persen, sandang sebesar 3,04 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,88 persen. Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, terjadi inflasi sebesar 1,82 persen yang didominasi oleh tingkat inflasi pada kelompok pengeluaran untuk kesehatan sebesar 7,60 persen serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 4,15 persen.
Berita Resmi Statistik No. 01/08/62 Th. X, 1 Agustus 2016
|2
2.
Inflasi/Deflasi Kota Sampit Pada bulan yang sama, Kota Sampit juga mengalami inflasi sebesar 0,49 persen dengan kenaikan
indeks harga dari 124,59 di Juni 2016 menjadi 125,20 di Juli 2016. Laju inflasi tahun kalender sebesar 1,02 persen dan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 3,72 persen. Inflasi di Kota Sampit terutama dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok
pengeluaran bahan makanan (1,14 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,98 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,23 persen), kesehatan (0,19 persen), serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,06 persen). Semantara itu, dua kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami penurunan indeks harga, yaitu perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,17 persen) dan sandang (0,03 persen). Tabel 2 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Sampit Menurut Kelompok Pengeluaran Juli 2016 Indeks Harga Konsumen (IHK) Kelompok Pengeluaran
Laju Inflasi Inflasi Inflasi Tahun Tahun ke Juli 2016 Kalender Tahun 2016
Juli 2015
Desember 2015
Juni 2016
Juli 2016
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
120,71
123,94
124,59
125,20
0,49
1,02
3,72
1 Bahan Makanan
127,48
131,59
134,35
135,88
1,14
3,26
6,59
2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau
123,18
128,16
130,01
130,31
0,23
1,68
5,79
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 4 Sandang
114,99
115,48
114,00
113,81
-0,17
-1,45
-1,03
106,51
109,01
111,47
111,44
-0,03
2,23
4,63
5 Kesehatan
110,95
112,67
113,90
114,12
0,19
1,29
2,86
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga
125,70
132,65
133,52
133,60
0,06
0,72
6,28
7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
123,13
126,35
124,36
125,58
0,98
-0,61
1,99
[1] U m u m
Di Kota Sampit, laju inflasi tahun kalender hingga Juli 2016 sebesar 1,02 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan Kota Palangka Raya yang hanya 0,55 persen. Pengaruh utama terhadap laju inflasi pada periode tersebut berasal dari pengeluaran rumahtangga pada kelompok bahan makanan sebesar 3,26 persen dan sandang sebesar 2,23 persen. Inflasi sebesar 3,72 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat inflasi bahan makanan (6,59 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (6,28 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (5,79 persen), dan sandang (4,63 persen).
Berita Resmi Statistik No. 01/08/62 Th. X, 1 Agustus 2016
|3
Tabel 3 Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi/Deflasi di Kota Palangka Raya dan Sampit Juli 2016 Andil Inflasi/Deflasi (%) Kelompok Pengeluaran Palangka Raya
Sampit
[2]
[3]
Umum
0,20
0,49
1. Bahan Makanan
0,02
0,31
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
0,02
0,04
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
0,08
-0,04
4. Sandang
0,05
0,00
5. Kesehatan
0,01
0,01
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0,02
0,01
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
0,00
0,16
[1]
Berdasarkan perbandingan andil kenaikan atau penurunan indeks harga kelompok pengeluaran rumahtangga di kedua wilayah pantauan, kelompok bahan makanan serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, lebih berpangaruh terhadap tingkat inflasi di Kota Sampit dibandingkan Palangka Raya. Sementara itu, andil kenaikan indeks harga yang cukup tinggi di Palangka Raya berasal dari kelompok sandang dan kesehatan masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,05 persen. Sedangkan andil terhadap tingkat inflasi di Kota Sampit terutama berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,31 persen serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palangka Raya dan Sampit Juli 2015 - Juli 2016 1,50
Inflasi(%)
1,00
0,50
0,00
-0,50
-1,00 Palangka Raya
Jul 0,94
Sampit
0,89
Kalteng
0,92
Ags -0,67
Sep -0,34
Okt 0,55
Nov 0,85
Des 0,88
Jan-16 0,17
Feb -0,41
Mar -0,04
Apr -0,29
Mei 0,02
Jun 0,91
Jul 0,20
0,42
0,04
0,34
0,51
1,34
0,70
-0,44
-0,34
-0,46
0,42
0,65
0,49
-0,28
-0,20
0,47
0,73
1,05
0,36
-0,42
-0,15
-0,35
0,17
0,81
0,30
Palangka Raya
Berita Resmi Statistik No. 01/08/62 Th. X, 1 Agustus 2016
Sampit
Kalteng
|4
Tingkat inflasi selama Juli 2016 relatif lebh rendah dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Dalam setahun terakhir, inflasi bulanan di Kota Palangka Raya mupun Kota Sampit cukup berfluktuasi, dimana inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember 2015. Secara umum, pergerakan indeks harga terjadi secara simultan di kedua kota tersebut hingga Juni 2016. Namun demikian, terdapat indikasi penurunan indeks harga selama Juli 2016. 3.
Perbandingan Inflasi/Deflasi Kota IHK di Wilayah Kalimantan Dari sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan selama Juli 2016, seluruh kota pantauan mengalami
inflasi, meliputi Kota Tanjung (1,08 persen), Balikpapan (1,03 persen), Pontianak (0,87 persen), Singkawang (0,77 persen), Banjarmasin (0,56 persen), Sampit (0,49 persen), Tarakan (0,30 persen), Palangka Raya (0,20 persen), dan Samarinda (0,20 persen).
Tabel 4 IHK dan Laju Inflasi Sembilan Kota IHK di Wilayah Kalimantan
Kota IHK
Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli Des Juni Juli 2015 2015 2016 2016
Inflasi Juli 2016
Laju Inflasi Laju Inflasi Tahun Tahun Kalender ke Tahun
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
Pontianak
129,89
129,76
133,66
134,82
0,87
3,90
3,80
2
Singkawang
120,89
122,38
123,95
124,91
0,77
2,07
3,33
3
Sampit
120,71
123,94
124,59
125,20
0,49
1,02
3,72
4
Palangka Raya
119,52
121,04
121,46
121,70
0,20
0,55
1,82
5
Tanjung
119,84
124,75
125,13
126,48
1,08
1,39
5,54
6
Banjarmasin
118,89
121,80
124,51
125,21
0,56
2,80
5,32
7
Balikpapan
125,45
126,36
128,53
129,85
1,03
2,76
3,51
8
Samarinda
123,08
125,29
126,99
127,25
0,20
1,56
3,39
9
Tarakan
129,78
130,96
135,87
136,28
0,30
4,06
5,01
Indeks harga yang cukup tinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 136,28 dan Pontianak sebesar 134,82. Sedangkan indeks harga di beberapa kota lainnya rata-rata di bawah 130,00. Laju inflasi tahun kalender yang juga cukup tinggi terjadi di Kota Tarakan dan Pontianak masing-masing sebesar 4,06 persen dan 3,90 persen. Sementara itu, laju inflasi tahun ke tahun di atas 5,00 persen terjadi di Kota Tanjung (5,54 persen), Banjarmasin (5,32 persen), dan Tarakan (5,01 persen). Berita Resmi Statistik No. 01/08/62 Th. X, 1 Agustus 2016
|5
Tabel 6 Andil Sepuluh Jenis Komoditas Utama Terhadap Inflasi/Deflasi di Kota Palangka Raya Juli 2016 No.
Komoditas
Andil Inflasi (%)
Komoditas
Andil Deflasi (%)
1
Bawang Merah
0,09
Ikan Gabus
-0,06
2
Sewa Rumah
0,05
Ikan Baung
-0,05
3
Emas Perhiasan
0,04
Udang Basah
-0,03
4
Wortel
0,03
Telepon Seluler
-0,02
5
Tarif Listrik
0,03
Ikan Saluang
-0,02
6
Taman Kanak-Kanak
0,02
Kangkung
-0,02
7
Cabai Rawit
0,02
Telur Ayam Ras
-0,02
8
Angkutan Udara
0,02
Ikan Lais
-0,01
9
Daging Ayam Kampung
0,02
Kacang Panjang
-0,01
Labu Parang/Manis
0,02
Ikan Layang
-0,01
10
Dari sepuluh jenis komoditas/jasa utama yang mempengaruhi tingkat inflasi/deflasi di Kota Palangka Raya, andil tertinggi terhadap tingkat inflasi masih didominasi oleh pengeluaran rumahtangga untuk bawang merah, sewa rumah, emas perhiasan, wortel, dan tarif listrik. Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap potensi terjadinya deflasi sebagian besar berasal dari hasil perikanan air tawar dan pembelian perangkat telepon seluler. Tabel 7 Andil Sepuluh Jenis Komoditas Utama Terhadap Inflasi/Deflasi di Kota Sampit Juli 2016 No.
Komoditas
1
Angkutan Udara
Andil Inflasi (%)
Komoditas
Andil Deflasi (%)
0,18
Kayu Balokan
-0,05
2
Bawang Merah
0,17
Telur Ayam Ras
-0,02
3
Daging Ayam Ras
0,11
Laptop/Notebook
-0,02
4
Ikan Tongkol
0,03
Telepon Seluler
-0,02
5
Kue Basah
0,02
Nanas
-0,02
6
Taman Kanak-Kanak
0,02
Ikan Baung
-0,02
7
Rampela Hati Ayam
0,02
Ikan Gabus
-0,01
8
Bawang Putih
0,02
Kol Putih
-0,01
9
Ikan Patin
0,02
Anggur
-0,01
10
Tarif Listrik
0,01
Ikan Mas
-0,01
Pada bulan yang sama, andil beberapa jenis komoditas/jasa terhadap tingkat inflasi di Kota Sampit relatif lebih menyebar antar komoditas. Hal ini juga terlihat dari komposisi beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap potensi terjadinya deflasi di kota tersebut.
Berita Resmi Statistik No. 01/08/62 Th. X, 1 Agustus 2016
|6