No. 55/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama September 2015, Inflasi Sebesar 0,12 Persen
Dari 82 kota pantauan, 46 kota mengalami inflasi dan 36 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,33 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen. Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,12 persen, menduduki peringkat ke38 di tingkat nasional dan ke-15 di Kawasan Sulampua.
Kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga (3,28 persen), sandang (1,38 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,67 persen), dan kesehatan (0,29 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,92 persen), bahan makanan (0,73 persen), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,02 persen).
Laju inflasi tahun kalender hingga September 2015 sebesar 0,90 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 5,36 persen.
Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas. Di tingkat nasional, terdapat 46 kota mengalami inflasi selama September 2015 yakni Merauke (1,33 persen), Tanjung Pandan (1,20persen), Tanjung (0,94 persen), Pangkal Pinang (0,84 persen), Tanjung Pinang (0,68 persen), Manado (0,62 persen), Kendari (0,61 persen), Bulukumba (0,57 persen), Makassar (0,57 persen), Watampone (0,56 persen), Mataram (0,55 persen), Banjarmasin (0,53persen), Palopo (0,47 persen), Singkawang (0,41 persen), dan kota lainnya di bawah 0,40 persen. Sementara 36 kota yang mengalami deflasi diantaranya adalah Sibolga (1,85 persen), Ternate (1,58 persen), Tual (1,41 persen), Jambi (1,26 persen), Padangsidimpuan (0,82 persen), Bukittinggi (0,73 persen), Medan (0,70 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen.
Berita Resmi Statistik No. 55/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015
1
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke (1,33 persen), diikuti Manado (0,62 persen), Kendari (0,61persen), Bulukumba (0,57 persen), Makassar (0,57 persen), Watampone (0,56 persen), dan kota-kota lainnya di bawah 0,50 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yakni Ternate (1,58 persen) dan Tual (1,41 persen).
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Selama September 2015, inflasi sebesar 0,12 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga (3,28 persen), sandang (1,38 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,67 persen), dan kesehatan (0,29 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,92 persen), bahan makanan (0,73 persen), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,02 persen). Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) September 2015 Laju Inflasi
Indeks Harga Konsumen Kelompok Pengeluaran Sept 2014 Des 2014
Agst 2015 Sept 2015
Inflasi Year on Year ***
Andil Inflasi
[7]
[8]
[9]
Inflasi Sept tahun 2015* Kalender 2015 **
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
U m u m
115,12
120,21
121,14
121,29
0,12
0,90
5,36
0,12
1
Bahan Makanan
112,14
122,39
120,18
119,30
-0,73
-2,52
6,38
-0,15
2
Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan Tembakau
126,27
128,19
132,94
133,83
0,67
4,40
5,99
0,15
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar
110,61
113,76
116,92
116,90
-0,02
2,76
5,69
0,00
4
Sandang
106,42
105,78
105,59
107,05
1,38
1,20
0,59
0,08
5
Kesehatan
110,53
111,21
113,16
113,49
0,29
2,05
2,68
0,01
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
112,17
113,51
117,73
121,59
3,28
7,12
8,40
0,20
7
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
117,03
126,94
123,12
121,99
-0,92
-3,90
4,24
-0,17
*) Perubahan IHK bulan September 2015 terhadap IHK bulan Agustus 2015 **) Perubahan IHK bulan September 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Perubahan IHK bulan September 2015 terhadap IHK bulan September 2014
Perkembangan inflasi/deflasi menurut kelompok pengeluaran Kota Palu selama September 2015 secara lebih rinci sebagai berikut: 1.
Bahan Makanan Kelompok bahan makanan selama September 2015 mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,73
persen yakni dari 120,18 pada Agustus 2015 menjadi 119,30 pada September 2015. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,15 persen. Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan segar (11,13 persen), lemak dan minyak (0,96 persen), bahan
Berita Resmi Statistik No. 55/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015
2
makanan lainnya (0,41 persen), buah-buahan (0,22 persen), kacang-kacangan (0,15 persen), serta daging dan hasil-hasilnya (0,09 persen). Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok bumbubumbuan (17,89 persen), padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (2,55 persen), telur, susu dan hasilhasilnya (0,23 persen), sayur-sayuran (0,16 persen), serta ikan diawetkan (0,03 persen). Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi ikan ekor kuning (0,21 persen), ikan cakalang (0,20 persen), ikan layang (0,09 persen), ikan selar (0,06 persen), bayam (0,03 persen), teri segar (0,02 persen), tomat buah (0,02 persen), ikan baronang (0,02 persen), ikan kembung (0,02 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,02 persen. Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi cabai rawit (0,24 persen), beras (0,10 persen), ikan mujair (0,07 persen), cabai merah (0,05 persen), jeruk nipis (0,03 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,02 persen. 2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,67
persen dari 132,94 pada Agustus 2015 menjadi 133,83 pada September 2015. Andil kelompok ini secara keseluruhan terhadap inflasi sebesar 0,15 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok makanan jadi sebesar 1,04 persen, sebaliknya subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami penurunan indeks sebesar 0,12 persen. Sementara subkelompok tembakau dan minuman beralkohol selama September 2015 relatif tidak mengalami perubahan. Komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi terutama berasal dari ayam goreng (0,05 persen), ikan bakar (0,04 persen), sate (0,03 persen), makanan ringan (0,02 persen), biskuit (0,01 persen), roti manis (0,01 persen), dan beberapa komoditas lainnya di bawah 0,01 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami penurunan indeks harga sebesar
0,02 persen, yakni dari 116,92 pada Agustus 2015 menjadi 116,90 pada September 2015. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,003 persen. Selama September 2015, subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,58 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami kenaikan indeks harga meliputi perlengkapan rumahtangga (0,55 persen), penyelenggaraan rumahtangga (0,24 persen), dan biaya tempat tinggal (0,07 persen). Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat deflasi dalam kelompok ini berasal dari bahan bakar rumahtangga (0,030 persen), semen (0,002 persen), tarif listrik (0,001 persen) dan beberapa komoditas lainnya dengan andil di bawah 0,010 persen. Sementara yang mempengaruhi tingkat inflasi meliputi sewa rumah (0,012 persen), lemari pakaian (0,010 persen), sabun cair cuci piring (0,004), dan beberapa komoditas lainnya di bawah 0,020 persen. Berita Resmi Statistik No. 55/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015
3
4.
Sandang Kelompok sandang mengalami kenikan indeks harga sebesar 1,38 persen, yakni dari 105,59 pada
Agustus 2015 menjadi 107,05 pada September 2015. Secara keseluruhan, andil terhadap inflasi adalah sebesar 0,08 persen. Seluruh subkelompok pengeluaran sandang selama September 2015 yang mengalami kenaikan indeks harga yakni barang pribadi dan sandang lain (4,60 persen), sandang laki-laki (1,03 persen), sandang wanita (0,13 persen), dan sandang anak-anak (0,10 persen). Komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini diantaranya adalah emas perhiasan (0,051 persen), baju kaos tanpa kerah (0,011 persen), tas tangan wanita (0,006 persen), baju muslim (0,005 persen), pembalut wanita (0,002 persen), popok bayi (0,001 persen), dan komoditas lainnya dengan andil di bawah 0,001 persen. 5.
Kesehatan Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar
0,29 persen yakni dari 113,16 pada Agustus 2015 menjadi 113,49 pada September 2015. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok obat-obatan (0,64 persen), perawatan jasmani dan kosmetika (0,25 persen), dan jasa kesehatan (0,23 persen). Sedangkan subkelompok jasa perawatan jasmani selama September 2015 relatif tidak mengalami perubahan. Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi didominasi oleh shampo (0,004 persen), dokter gigi (0,003 persen), obat flu (0,002 persen), obat gosok (0,002 persen), vitamin (0,001 persen), sikat gigi (0,001 persen), dan komoditas lainnya dengan andil relatif tidak signifikan. 6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Indeks harga kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama September 2015 mengalami
kenaikan sebesar 3,28 persen atau dari 117,73 pada Agustus 2015 menjadi 121,59 pada September 2015. Secara umum kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,20 persen. Subkelompok pengeluaran
yang
mengalami
kenaikan
indeks
harga
yakni
pendidikan
(4,95
persen),
perlengkapan/peralatan pendidikan (0,45 persen), dan rekreasi (0,27 persen). Sementara subkelompok kursus-kursus/pelatihan dan olahraga selama September 2015 relatif stabil. Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi terutama berasal dari biaya pendidikan Akademi/PT (0,190 persen), biaya pendidikan TK (0,007 persen), pulpen/ballpoint (0,003 persen), majalah remaja (0,003 persen), kertas HVS (0,001 persen), dan beberapa komoditas lainnya di bawah 0,001 persen. 7.
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga sebesar
0,92 persen yakni dari 123,12 pada Agustus 2015 menjadi 121,99 pada September 2015. Secara
Berita Resmi Statistik No. 55/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015
4
keseluruhan kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,17 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran, transportasi mengalami penurunan indeks harga sebesar 1,30 persen, sebaliknya sarana dan penunjang transportasi mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,09 persen. Selama periode yang sama, subkelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan relatif stabil. Komoditas yang dominan memiliki andil terhadap deflasi yakni tarif angkutan udara sebesar 0,196 persen, bensin sebesar 0,020 persen, dan komoditas lainnya di bawah 0,020 persen. Sedangkan yang memiliki andil terhadap inflasi yakni mobil (0,043 persen), rantai dan gear motor (0,001 persen), dan komoditas lainnya dengan andil yang tidak signifikan.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir Selama September 2015, inflasi Kota Palu sebesar 0,12 persen, merupakan capaian tertinggi dibandingkan bulan yang sama tahun 2013 yang terjadi deflasi sebesar 0,75 persen dan 2014 sebesar 0,36 persen. Laju inflasi sampai dengan September 2015 sebesar 0,90 persen, jauh lebih rendah dibandingkan September 2013 sebesar 6,39 persen dan September 2014 sebesar 4,24 persen. Sementara itu, laju inflasi year on year tahun 2015 sebesar 5,36 persen, juga masih lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 7,29 persen dan 2014 sebesar 5,46 persen. Tabel 2 Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2013 - 2015 No.
Inflasi
2013
2014
2015
1
Inflasi September
-0,75
-0,36
0,12
2
Laju Inflasi (Tahun Kalender)
6,39
4,24
0,90
3
Laju Inflasi (Year on Year )
7,29
5,46
5,36
Grafik 1 Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2013 - 2015 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
-2,00 -3,00 2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik No. 55/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015
5
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua Selama September 2015, inflasi nasional sebesar -0,05 persen. Berdasarkan tahun
Gambar 2. Inflasi Kawasan Sulampua Bulan September 2015 1,33
kalender, terjadi inflasi sebesar 2,24 persen. 0,62
Tingkat inflasi year on year sebesar 6,83
0,61
persen. Dari 82 kota pantauan, 46 kota
0,57
mengalami inflasi dan 36 kota mengalami
0,56
0,57
0,47
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota
0,38
Merauke sebesar 1,33 persen, sedangkan
0,38 0,35
deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar
0,22
1,85 persen. Kota Palu mengalami inflasi
0,21 0,17
sebesar 0,12 persen, menduduki peringkat ke-
0,17
0,12
38 di tingkat nasional dan ke-15 di Kawasan
0,08
Sulampua.
-1,41 -1,58
Tabel 3 Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua September 2015 Kota
IHK
Inflasi (%)
Laju Inflasi (%)
YoY
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1
Merauke
123,20
1,33
-0,56
5,49
2
Manado
121,26
0,62
2,23
9,34
3
Kendari
118,00
0,61
1,58
6,86
4
Bulukumba
127,95
0,57
1,86
6,63
5
Makassar
121,42
0,57
4,22
8,95
6
Watampone
117,70
0,56
0,30
4,33
7
Palopo
119,35
0,47
2,41
7,19
8
Ambon
120,41
0,38
4,67
7,64
9
Manokwari
113,65
0,38
0,95
3,22
10
Jayapura
121,71
0,35
1,26
7,63
11
Mamuju
119,84
0,22
2,56
6,49
12
Sorong
123,30
0,21
6,26
7,03
13
Pare-Pare
118,67
0,17
0,82
7,02
14
Gorontalo
117,72
0,17
2,13
7,39
15
Palu
121,29
0,12
0,90
5,36
16
Bau-Bau
124,87
0,08
2,44
8,29
17
Tual
133,64
-1,41
6,62
13,67
18
Ternate
124,73
-1,58
1,99
6,60
Berita Resmi Statistik No. 55/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015
6