No. 01/08/7202/Th. I, 26 Agustus 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA LUWUK SELAMA BULAN JULI 2014 MENGALAMI INFLASI 1,49 PERSEN Inflasi yang terjadi pada Bulan Juli disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada
beberapa komoditas terutama pada kelompok bahan makanan. Seluruh kelompok mengalami kenaikan indeks harga, kelompok bahan makanan (3,51 persen), kelompok transportasi, komunikasi dan Jasa Keuangan (1,56 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,48 persen), kelompok sandang (1,13 persen), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,42 persen), pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,18 persen) dan kelompok kesehatan (0,02 persen).
Komoditi yang menyumbang inflasi terbesar antara lain Angkutan Udara 0,21 persen, daging ayam ras (0,13 persen), ikan cakalang (0,10 persen), ikan kembung (0,09 persen)
dan telur ayam ras (0,08 persen).
Kota Luwuk yang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Sulawesi Tengah yang saat ini sudah layak dijadikan salah satu Kota Inflasi di Indonesia. Oleh sebab itu mulai bulan Juli Tahun 2014, BPS Kabupaten Banggai bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai mulai melakukan penghitungan inflasi Kota Luwuk. Karakteristik yang mirip antara Kota Palu dan Kota Luwuk, menjadi petimbangan kami menggunakan Paket Komoditas Kota Palu hasil SBH Tahun 2012 yakni sebanyak 346 komoditas sebagai Paket Komoditas penghitungan inflasi Kota Luwuk. Mulai bulan Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. SBH dilaksanakan di 82 kota yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Secara nasional, terdapat beberapa kota yang mengalami Inflasi selama Bulan Juli 2014 yakni Bengkulu (2,92 persen), Tual (2, 84 persen), Ternate (2,55 persen), Tarakan (2,51 persen), Meulaboh (2,41 persen), Tanjung Pandan (2,24 persen), Tembilahan ( 2,22 persen), Sorong (2,00 Berita Resmi Statistik No. 01/08/7202/Th.I, 26 Agustus 2014 | 1
persen), Palopo (1,94 persen), Pangkal Pinang (1,85 persen), Kendari (1,82 persen), Lubuk Linggau (1,72 persen), Bima (1,72 persen), Sibolga (1,62 persen), Tanjung Pinang ( 1,59 Persen), Bau-bau (1,57 persen), Palu (1,53 persen), dan kota lainnya di bawah 1,50 persen termasuk Luwuk (1,49 persen).
Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Selama Juli 2014, di Kota Luwuk terjadi inflasi sebesar 1,49 persen yang dipengaruhi oleh seluruh kelompok pengeluaran meliputi kelompok bahan makanan (3,51 persen), kelompok transportasi, komunikasi dan Jasa Keuangan (1,56 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,48 persen), kelompok sandang (1,13 persen), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,42 persen), pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,18 persen) dan kelompok kesehatan (0,02 persen).
Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Luwuk Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Juli 2014 Kelompok Pengeluaran
Indeks Harga Konsumen Juli 2014
Inflasi Juli 2014
Andil Inflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
Umum 1.Bahan Makanan 2.Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3.Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 4.Sandang 5.Kesehatan 6.Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 7.Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
102,11 105,84 102,06
1,49 3,51 1,48
1,49 0,73 0,31
100,42
0,44
0,11
101,57 100,02 100,18
1,13 0,02 0,18
0,07 0,00 0,01
101,56
1,56
0,25
Berita Resmi Statistik No. 01/08/7202/Th.I, 26 Agustus 2014 | 2
Perkembangan inflasi Kota Luwuk selama Juli 2014 menurut kelompok pengeluaran secara lebih rinci sebagai berikut: 1. Bahan Makanan Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,73 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada, subkelompok daging dan hasil-hasilnya 10,40 persen, , ikan segar 6,25 persen, subkelompok kacang-kacangan 6,10 persen , Sayur-sayuran 4,73 persen, Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 3,92 persen, Lemak dan Minyak 2,55 persen, Ikan diawetkan 1,75, bahan makanan lainnya 0 dan bumbu-bumbuan mengalami penurunan indeks harga sebesar 6,94 persen. Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap inflasi adalah daging ayam ras (0,13 persen), ikan cakalang (0,10 persen), ikan kembung (0,09 persen), telur ayam ras (0,08 persen), dan komoditas lainnya memiliki andil dibawah 0,05 persen. Jatuhnya harga cabe rawit, menyebabkan komoditas ini memiliki andil besar (-0,21 persen) pada penurunan indeks harga untuk subkelompok bumbu-bumbuan. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Selama Juli 2014, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,48 persen. Andil kelompok ini terhadap inflasi sebesar 0,31 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 2,31 persen dan subkelompok makanan jadi sebesar 1,74 persen. Beberapa komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi antara lain nasi beserta lauknya (0,12 persen), ikan bakar (0,06 persen), gula pasir (0,04 persen). Sedangkan komoditas lain memiliki andil masing-masing dibawah 0,04 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,44 persen. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,11 persen. Subkelompok perlengkapan rumah tangga memiliki andil sebesar 0,05 persen, andil
Berita Resmi Statistik No. 01/08/7202/Th.I, 26 Agustus 2014 | 3
dari subkelompok tempat tinggal sebesar 0,04 persen dan subkelompok bahan bakar penerangan dan air memiliki andil sebesar 0,02 persen Beberapa komoditas yang mempengaruhi inflasi dalam kelompok ini adalah bahan bakar rumah tangga dan lemari hias sebesar 0,02 persen dan stoples sebesar 0,014 persen serta komoditas lainnya memiliki andil lebih kecil dari 0,014 persen. 4. Sandang Kelompok sandang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,13 persen. Secara keseluruhan andil terhadap inflasi sebesar 0,07 persen. Dari keempat subkelompok pada kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga. Kenaikan indeks harga pada subkelompok Barang Pribadi dan Sandang lainnya sebesar 1,60 persen, subkelompok sandang wanita sebesar 1,22 persen, subkelompok sandang anak 1,00 persen dan subkelompok sandang laki-laki 0,79 persen. Komoditas pada kelompok sandang yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi emas perhiasan 0,024 persen, baju muslim wanita 0,009 persen dan baju muslim anak 0,0088 persen. 5. Kesehatan Pada kelompok ini kenaikan indeks harga sebesar 0,02 persen, sehingga bisa dikatakan kelompok ini tidak memiliki andil dalam inflasi bulan Juli. Kenaikan indeks harga terjadi pada Jasa Perawatan Jasmani meskipun andilnya sangat kecil yakni 0,0016 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga selama Juli 2014 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,18 persen dan secara keseluruhan kelompok ini memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Dari lima subkelompok, subkelompok yang mengalami kenaikan harga adalah subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,98 persen dan rekreasi sebesar 0,32 persen. Komoditas yang mempengaruhi inflasi pada kelompok ini adalah buku tulis 0.003 persen dan tas sekolah 0,003 persen.
Berita Resmi Statistik No. 01/08/7202/Th.I, 26 Agustus 2014 | 4
7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,56 persen dengan andil secara keseluruhan pada inflasi sebesar 0,25 persen. Dari keempat subkelompok pada kelompok ini yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar adalah subkelompok transportasi (2,24 persen). Pada subkelompok transportasi ini andil sepenuhnya dari Angkutan Udara yakni sebesar 0,21 persen. Komoditas lain pada kelompok ini memiliki andil kurang dari 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik No. 01/08/7202/Th.I, 26 Agustus 2014 | 5