BADAN PUSAT STATISTIK No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2011 INFLASI 0,27 PERSEN
; Pada
September 2011 terjadi inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,89. Dari 66 kota IHK, 45 kota diantaranya mengalami inflasi sedangkan 21 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singkawang 1,53 persen dengan IHK 135,00 dan terendah terjadi di Bogor 0,01 persen dengan IHK 128,92. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu 2,33 persen dengan IHK 132,18 dan terendah terjadi di Sumenep 0,02 persen dengan IHK 125,05.
;
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,26 persen; kelompok sandang 0,97 persen; kelompok kesehatan 0,22 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,54 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,18 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan pada bulan ini mengalami deflasi 0,09 persen.
;
Laju inflasi tahun kalender (Januari-September) 2011 sebesar 2,97 persen dan laju inflasi year on year (September 2011 terhadap September 2010) sebesar 4,61 persen.
;
Komponen inti pada September 2011 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-September) 2011 sebesar 3,85 persen dan laju inflasi komponen inti year on year (September 2011 terhadap September 2010) sebesar 4,93 persen.
Perkembangan harga berbagai komoditas pada September 2011 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 66 kota pada bulan September 2011 terjadi inflasi 0,27 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,54 pada Agustus 2011 menjadi 128,89 pada September 2011. Laju inflasi tahun kalender (Januari-September) 2011 sebesar 2,97 persen dan laju inflasi year on year (September 2011 terhadap September 2010) sebesar 4,61 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,26 persen; kelompok sandang 0,97 persen; kelompok kesehatan 0,22 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,54 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,18 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan pada bulan ini mengalami deflasi 0,09 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2011 antara lain: beras, cabai merah, emas perhiasan, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, tarif sewa rumah, uang Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
1
kuliah akademi/perguruan tinggi, kacang panjang, ketimun, cabai hijau, sawi hijau, tempe, minyak goreng, mie, rokok kretek, tarif kontrak rumah, semen, tarif air minum PAM, upah pembantu rumahtangga dan uang sekolah SLTA. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, bawang merah, bawang putih, bayam, tomat sayur dan telepon seluler. Kelompok komoditi pada bulan September 2011 yang memberikan sumbangan/andil inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,06 persen; kelompok sandang 0,06 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,04 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan pada bulan ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,01 persen. Tabel 1 Laju Inflasi Gabungan 66 Kota September 2011, Tahun Kalender 2011 dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2007=100) IHK IHK IHK September Desember September 2010 2010 2011
Kelompok Pengeluaran (1)
1 2 3 4 5 6 7 1) 2) 3)
(2)
(3)
(4)
Inflasi Bulan September 2011 1)
Laju Inflasi Tahun Kalender 2011 2)
(5)
(6)
(7)
U m u m (Headline)
123,21
125,17
128,89
0,27
2,97
4,61
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
142,46
147,39
149,97
-0,09
1,75
5,27
130,87 118,81 122,18 115,30 117,16 106,44
132,59 119,79 126,76 115,86 117,86 106,10
137,25 123,08 135,96 120,07 123,43 108,29
0,48 0,26 0,97 0,22 0,54 0,18
3,51 2,75 7,26 3,63 4,73 2,06
4,88 3,59 11,28 4,14 5,35 1,74
Persentase perubahan IHK September 2011 terhadap IHK bulan sebelumnya. Persentase perubahan IHK September 2011 terhadap IHK Desember 2010 Persentase perubahan IHK September 2011 terhadap IHK September 2010
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional (2007=100) September 2011 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi (%)
(1)
(2)
UMUM 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
2
Inflasi Tahun ke Tahun 3)
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
0,27 -0,01 0,08 0,06 0,06 0,01 0,04 0,03
Gambar 1 Perkembangan IHK 66 Kota (2007=100), September 2010–September 2011
160,00 155,00 150,00 145,00 140,00 IHK
135,00 130,00 125,00 120,00 115,00 110,00 105,00 100,00 Sep-10 Okt-10 Nop-10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mrt-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Ags-11 Sep-11 Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
Gambar 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional (2007=100) September 2011
0,30 0,25
Andil (%)
0,20 0,15
1
0,10
2
3
4
5
6
7
0,05 0,00 -0,05 Umum
1. Bhn.makanan
2. Makanan jadi
3. Perumahan
4. Sandang
5. Kesehatan
6. Pendidikan
7. Transpor
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
3
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada September 2011 mengalami deflasi 0,09 persen atau terjadi penurunan indeks dari 150,11 pada Agustus 2011 menjadi 149,97 pada September 2011. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, 4 diantaranya mengalami deflasi sedangkan 7 subkelompok mengalami inflasi. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 3,13 persen dan terendah subkelompok ikan segar dan subkelompok buah-buahan masing-masing 0,09 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 1,33 persen dan terendah subkelompok sayur-sayuran 0,31 persen. Kelompok ini pada September 2011 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: daging ayam ras 0,10 persen; telur ayam ras 0,04 persen; ikan segar, bawang merah dan bawang putih masing-masing 0,02 persen dan bayam serta tomat sayur masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain: beras dan cabai merah 0,08 persen; kacang panjang, ketimun, cabai hijau, sawi hijau, tempe dan minyak goreng 0,01 persen. 2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada September 2011 mengalami inflasi 0,48 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 136,60 pada Agustus 2011 menjadi 137,25 pada September 2011. Subkelompok-subkelompok yang mengalami inflasi pada September 2011 yaitu: subkelompok makanan jadi 0,28 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol 0,20 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,38 persen. Kelompok ini pada September 2011 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu: rokok kretek filter 0,04 persen; mie dan rokok kretek masing-masing 0,01 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok ini pada September 2011 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,76 pada Agustus 2011 menjadi 123,08 pada September 2011. Subkelompok yang ada pada kelompok ini pada September 2011 seluruhnya mengalami inflasi, yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal 0,34 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,10 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,11 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,34 persen. Pada September 2011 kelompok pengeluaran ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah tarif sewa rumah 0,02 persen; tarif kontrak rumah, semen, tarif air minum PAM dan upah pembantu rumahtangga masing-masing 0,01 persen. 4.
Sandang
Kelompok sandang pada September 2011 mengalami inflasi 0,97 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 134,66 pada Agustus 2011 menjadi 135,96 pada September 2011.
4
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
Subkelompok yang mengalami inflasi pada September 2011, yaitu: subkelompok sandang lakilaki 0,36 persen; subkelompok sandang wanita 0,12 persen; subkelompok sandang anak-anak 0,14 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya 3,02 persen. Secara keseluruhan kelompok sandang pada September 2011 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah emas perhiasan 0,05 persen. 5.
Kesehatan
Kelompok kesehatan pada September 2011 mengalami inflasi 0,22 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 119,81 pada Agustus 2011 menjadi 120,07 pada September 2011. Pada September 2011 seluruh subkelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi, yaitu: subkelompok jasa kesehatan 0,27 persen; subkelompok obat-obatan 0,15 persen; subkelompok jasa perawatan jasmani 0,12 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,26 persen. Kelompok ini pada September 2011 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen. 6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada September 2011 mengalami inflasi 0,54 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 122,77 pada Agustus 2011 menjadi 123,43 pada September 2011. Subkelompok-subkelompok yang mengalami inflasi pada September 2011, yaitu : subkelompok pendidikan 0,97 persen; subkelompok kursus-kursus/pelatihan 0,04 persen; subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,02 persen; subkelompok rekreasi 0,01 persen dan subkelompok olahraga 0,07 persen. Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2011 memberikan sumbangan inflasi terhadap inflasi nasional sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah uang kuliah akademi/perguruan tinggi 0,02 persen dan uang sekolah SLTA 0,01 persen. 7.
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada September 2011 mengalami inflasi 0,18 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,10 pada Agustus 2011 menjadi 108,29 pada September 2011. Subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu: subkelompok transpor 0,31 persen; sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,23 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman mengalami deflasi 0,19 persen. Sementara itu subkelompok jasa keuangan pada bulan ini relatif stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2011 memberikan sumbangan inflasi 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah tarif angkutan udara 0,03 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah telepon seluler 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
5
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Laju inflasi tahun kalender (Januari-September) 2011 sebesar 2,97 persen dan dan laju inflasi year on year (September 2011 terhadap September 2010) sebesar 4,61 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2009 dan 2010 masing-masing 2,28 persen dan 5,28 persen. Sedangkan laju inflasi year on year untuk September 2009 terhadap September 2008 dan September 2010 terhadap September 2009 masing-masing sebesar 2,83 persen dan 5,80 persen.
Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year , Tahun 2009–2011
Inflasi (1)
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
1.
September
1,05
0,44
027
2.
(Januari - September) tahun kalender
2,28
5,28
2,97
3.
September terhadap September (year on year) (tahun n) (tahun n-1)
2,83
5,80
4,61
Inflasi (%)
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari-September) 2009-2011 5,90 5,60 5,30 5,00 4,70 4,40 4,10 3,80 3,50 3,20 2,90 2,60 2,30 2,00 1,70 1,40 1,10 0,80 0,50 0,20 -0,10
Jan
Jan-Feb
Jan-Mrt
Jan-Apr
Jan-Mei
Jan-Jun
2009
2010
2011
6
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
Jan-Jul
Jan-Ags
Jan-Sep
Gambar 4 Perbandingan Inflasi Year On Year , 2009-2011
10,00 9,00 8,00
Inflasi (%)
7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Jan-Jan
Feb-Feb
Mrt-Mrt
Apr-Apr
2009 thd 2008
Mei-Mei
Jun-Jun
2010 thd 2009
Jul-Jul
Ags-Ags
Sep-Sep
2011 thd 2010
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
7
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada September 2011 terjadi inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,89. Dari 66 kota IHK, 45 kota diantaranya mengalami inflasi sedangkan 21 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singkawang 1,53 persen dengan IHK 135,00 dan terendah terjadi di Bogor 0,01 persen dengan IHK 128,92. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu 2,33 persen dengan IHK 132,18 dan terendah terjadi di Sumenep 0,02 persen dengan IHK 125,05. Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Pada September 2011 dari kota-kota IHK di wilayah pulau Sumatera yang berjumlah 16 kota, 15 kota diantaranya mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Padang Sidempuan 1,43 persen dengan IHK 130,57 dan terendah terjadi di Tanjung Pinang 0,27 persen dengan IHK 129,04. Sedangkan deflasi terjadi di Banda Aceh 1,01 persen dengan IHK 125,67 (lihat Tabel 4). Tabel 4 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2011 Kota-kota di Pulau Sumatera dengan Nasional (2007=100)
KOTA (1)
8
September 2011 IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1
Banda Aceh
125,67
-1,01
2
Lhokseumawe
132,00
0,28
3
Sibolga
133,78
0,21
4
Pematang Siantar
132,00
1,27
5
Medan
130,58
1,29
6
Padang Sidempuan
130,57
1,43
7
Padang
132,47
1,24
8
Pekanbaru
127,44
0,42
9
Dumai
132,55
0,81
10
Jambi
132,80
1,22
11
Palembang
128,80
0,59
12
Bengkulu
136,32
1,00
13
Bandar Lampung
140,37
0,75
14
Pangkal Pinang
141,73
0,88
15
Batam
124,73
0,79
16
Tanjung Pinang
129,04
0,27
NASIONAL
128,89
0,27
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada September 2011 kota-kota IHK di wilayah pulau Jawa yang berjumlah 23 kota, 18 kota diantaranya mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya 0,60 persen dengan IHK 128.29 dan terendah terjadi di Bogor 0,01 persen dengan IHK 128,92. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi Bandung 0,20 persen dengan IHK 121,77 dan deflasi terendah terjadi di Sumenep 0,02 persen dengan IHK 125,05 (lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2011 Kota-kota di Pulau Jawa dengan Nasional (2007=100) September 2011
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1
Jakarta
126,91
0,13
2
Bogor
128,92
0,01
3
Sukabumi
128,71
0,55
4
Bandung
121,77
-0,20
5
Cirebon
132,57
0,27
6
Bekasi
126,21
0,20
7
Depok
127,23
0,06
8
Tasikmalaya
129,90
0,42
9
Purwokerto
126,92
0,25
10
Surakarta
119,62
0,24
11
Semarang
127,19
0,51
12
Tegal
129,83
0,33
13
Yogyakarta
129,01
0,19
14
Jember
128,73
0,48
15
Sumenep
125,05
-0,02
16
Kediri
127,34
0,54
17
Malang
128,45
0,22
18
Probolinggo
131,94
-0,03
19
Madiun
132,33
0,37
20
Surabaya
128,29
0,60
21
Serang
132,10
0,13
22
Tangerang
129,44
-0,04
23
Cilegon
127,05
-0,06
NASIONAL
128,89
0,27
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
9
Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada September 2011 seluruh kota IHK di wilayah luar pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 27 kota, 12 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singkawang 1,53 persen dengan IHK 135,00 dan inflasi terendah terjadi di Denpasar 0,03 persen dengan IHK 129,42. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu 2,33 persen dengan IHK 132,18 dan deflasi terendah terjadi di Balikpapan 0,07 persen dengan IHK 135,76 (lihat Tabel 6).
Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2011 Kota-kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera dengan Nasional (2007=100)
KOTA
IHK (2)
Inflasi/Deflasi (%) (3)
Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangkaraya Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Watampone Makassar Pare-Pare Palopo Kendari Gorontalo Mamuju Ambon Ternate Manokwari Sorong Jayapura
129,42 138,52 136,47 142,68 136,83 137,61 135,00 130,01 135,26 134,13 135,76 138,51 146,48 125,03 132,18 143,55 128,41 129,58 136,97 138,21 130,79 132,64 132,65 130,62 141,95 145,36 125,38
0,03 0,71 0,31 0,23 -0,49 0,88 1,53 0,48 1,33 0,17 -0,07 0,52 0,05 -0,22 -2,33 -0,29 -0,70 -0,72 0,12 -0,55 -0,27 -0,90 -0,40 -0,16 -1,33 -0,09 -1,07
NASIONAL
128,89
0,27
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
10
September 2011
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
INFLASI KOMPONEN INTI SEPTEMBER 2011 Komponen inti pada September 2011 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 124,42 pada Agustus 2011 menjadi 124,90 pada September 2011; komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,32 persen dan komponen bergejolak mengalami deflasi 0,20 persen. Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk inflasi tahun kalender (Januari-September) 2011 masing-masing 3,85 persen; 2,32 persen dan 1,08 persen. Sedangkan inflasi year on year (September 2011 terhadap September 2010) masingmasing 4,93 persen; 2,83 persen dan 5,14 persen (lihat Tabel 7). Tabel 7 Laju Inflasi September 2011, Inflasi Tahun Kalender 2011 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Komponen
Komponen
IHK September 2010
IHK Desember 2010
IHK September 2011
Inflasi September 2011
Laju Inflasi Tahun Kalender 2011
Laju Inflasi Year on Year
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Umum
123,21
125,17
128,89
0,27
2,97
4,61
Inti
119,03
120,27
124,90
0,39
3,85
4,93
Harga Diatur Pemerintah
118,75
119,34
122,11
0,32
2,32
2,83
Bergejolak
144,87
150,69
152,31
-0,20
1,08
5,14
Dari tiga kelompok komponen tersebut masing-masing memberikan sumbangan inflasi terhadap inflasi nasional, yaitu: komponen inti 0,23 persen dan komponen yang harganya diatur pemerintah 0,05 persen. Sedangkan komponen bergejolak memberikan sumbangan deflasi 0,01 persen (lihat Tabel 8). Tabel 8 Dekomposisi Andil Inflasi Nasional September 2011 (persen) Komponen
Andil Inflasi (%)
(1)
(2)
Umum
0,27
1
Inti
0,23
2
Yang Harganya Diatur Pemerintah
0,05
3
Bergejolak
-0,01
Berita Resmi Statistik No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011
11