BADAN PUSAT STATISTIK No. 01 /Th. XVI, 2 Januari 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI
Pada Desember 2014 di Kota Malang terjadi inflasi sebesar 2.72 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 119.16 Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Malang sebesar 2.72 persen dengan IHK 119.16 , diikuti Jember sebesar 2.64 persen dengan IHK sebesar 117.52, Sumenep sebesar 2.60 persen dengan IHK sebesar 117.30 , Kota Kediri sebesar 2.52 persen dengan IHK sebesar 118.96, Banyuwangi sebesar 2.50 persen dengan IHK sebesar 117.67, Surabaya 2.23 persen dengan IHK sebesar 117.81, Madiun 2.20 dengan IHK sebesar 116.83 dan terendah Probolinggo sebesar 2.15 persen dengan IHK sebesar 118.72. Inflasi/ deflasi terjadi karena adanya kenaikan/ penurunan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan/ penurunan indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 3.51 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1.20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan akar 1.89 persen; kelompok sandang 0.36 persen; kelompok kesehatan 1.32 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0.26 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 6.36 persen. Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Desember 2014 antara lain: bensin, angkutan dalam kota, beras, cabai merah, semen, Tarip Air Minum PAM, tarip listrik, cabai rawit , bahan bakar rumah tangga, dan angkutan antar kota, Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga selama 2014 antara lain: Bensin, angkutan dalam kota, angkutan udara, tarip listrik, bahan bakar rumah tangga, beras, semen, cabe merah, rawon dan telur ayam ras Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Desember 2014 adalah: Pir, tauge/ kecambah, mujair, cumi-cumi, daun bawang, jagung anis, nangka muda, jeruk, kentang dan tongkol, Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga selama 2014 adalah: bawang merah, jagung manis, gula pasir, kelapa, sawi hijau, tomat sayur, emas perhiasan, bayam, kangkung dan kacang panjang. Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2014 sebesar 8.14 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 8.14 persen.
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
DESEMBER 2014 KOTA MALANG INFLASI 2.72 PERSEN Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga. Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349 komoditas.. Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada Desember 2014 terjadi inflasi 2.72 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116.01 pada November 2014 menjadi 119.16 pada Desember 2014. Tingkat inflasi tahun kalender (Desember) 2014 sebesar 8.14 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 8.14 persen. Tingginya inflasi bulan Desember 2014 ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain dampak langsung kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi sejak tanggal 18 November 2014 yaitu premium dan solar. Kenaikan tarif angkutan dalam kota dan angkutan antar kota sebagai multiplier effect adanya kenaikan bahan bakar minyak subsidi, kenaikan harga komoditi yang menggunakan jasa angkutan dalam pendistribusiannya, dan kenaikan tarif listrik bulan November 2014 khususnya bagi pelanggan pasca bayar. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak Bersubsidi yaitu premiun dan solar yang dimulai sejak tanggal 18 November 2014, kenaikan tarif angkutan baik angkutan dalam kota maupun angkutan antar kota merupakan salah satu faktor tingginya inflasi kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Kenaikan Tarip air Minum PDAM yang diberlakukan pada pembayaran bulan Desember semakin membuat tingginya tingkat inflasi di Kota Malang. Inflasi kelompok bahan makanan banyak dipengaruhi oleh factor pergantian musim kemarau menjadi musim penghujan dimana banyak komoditi sayur dan buah yang mengalami kebusukan, dan tingginya harga komoditi bahan makanan akibat adanya perayaan natal, tahun baru, serta maulid Nabi Muhammad yang waktunya berdekatan. Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
Komoditi pada kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah beras, cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam ras. Komoditi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang memberikan sumbangan terbesar adalah tarif listrik, karena naiknya TDL pada bulan November 2014 untuk golongan R-3/TR 2200 VA sampai dengan 5.500 VA khususnya pada pelanggan listrik pasca bayar. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: Pir, tauge/ kecambah, mujair, cumi-cumi, daun bawang, jagung anis, nangka muda, jeruk, kentang dan tongkol. dll. Kelompok komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi pada Desember 2014, yaitu: kelompok bahan makanan 0.6429 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.1970 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0.4786 persen; kelompok sandang 0.0199 ; kelompok kesehatan 0,0608 , kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0,0239 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan 1.2929 persen.
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Malang Desember 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) IHK Desember 2013
Kelompok Pengeluaran (1)
1 2 3 4 5 6 7
1) 2) 3)
(2)
U m u m (Headline)
110,19
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
116,47
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
119,09
107,18
IHK Desember 2014
Inflasi Desember 20141)
(3)
(4)
Laju Inflasi Tahun Kalender 20142) (5)
Inflasi Tahun ke Tahun 3) (6)
8,14
8,14
6,91
6,91
1,20
8,19
8,19 6,84
119,16
2,72
124,52
3,51
115,96
106,81
114,12
1,89
6,84
102,92
106,73
0,36
3,70
3,70
1,32
6,32
6,32
108,33
0,26
2,92
2,92
15,17
15,17
137,15
6,36
101,97 105,26
108,41
Persentase perubahan IHK Desember 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK Desember 2014 terhadap IHK Desember 2013 Persentase perubahan IHK Desember 2014 terhadap IHK Desember 2013
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Malang (2012=100) Desember 2014 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi (%)
(1)
(2)
2.72
1. 2.
UMUM Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar
4.
Sandang
5.
Kesehatan
6.
Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga
7.
Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan
0.6429 0,1970 0,4786 0.0199 0,0608 0,0239 1.2929
Gambar 1 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Malang Desember 2014
1,4
1,2929
1,2 1
P E R S E N
0,8
0,6429
0,6
0,4786
0,4
0,197 0,2
0,0199
0,0608
0,0239
5
6
0
1 1. Bhn.makanan
2 2. Makanan jadi
3 3. Perumahan
4 4. Sandang
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
5. Kesehatan
7 6. Pendidikan
7. Transpor
Tabel 3 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Malang (2012=100) Selama Tahun 2014 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi (%)
(1)
(2)
8.14
1. 2.
UMUM Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar
4.
Sandang
5.
Kesehatan
6.
Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga
7.
Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan
1.2887 1.3327 1.7369 0.2111 0.2917 0,2798 2.9974
Gambar 2
Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Malang Selama Tahun 2014
3,5
2,9974 3 2,5
P 2 E R 1,5 S 1 E N 0,5
1,7369 1,2887
1,3327
0,2111
0,2917
0,2798
5
6
0 1. Bhn.makanan
1
2
2. Makanan jadi
3
3. Perumahan
4
4. Sandang
5. Kesehatan
6. Pendidikan
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
7
7. Transpor
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2014 mengalami inflasi 3.51 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 120.30 pada November 2014 menjadi 124.52 pada Desember 2014 . Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 10 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 16.91 persen diikuti sub kelompok padi-padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 5.33 persen , sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 2.12 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 1.82 persen, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 1.80 persen, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 1.14 persen, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0.91 persen, sub kelompok buah-buahan 0.61 persen, sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.34 persen.dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0.17 persen. Sedangkan 1 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok ikan segar sebesar 0.02 persen , Kelompok ini pada Desember 2014 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.6429 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: beras 0.2072 persen, cabai merah sebesar 0.1643 persen, cabe rawit sebesar 0.0819 persen, , telur ayam ras sebesar 0.0404 persen, bawang merah sebesar 0.0227 persen, daging sapi sebesar 0.0224 persen, tahu mentah memberikan andil sebesar 0.0169 persen, pepaya andil sebesar 0.0134 persen, daging ayam ras sebesar 0.0123 persen daging kambing sebesar 0.0101 persen, dll. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain : pir sebesar 0.0151 persen, tauge/ kecambah sebesar 0.0083 persen, mujair sebesar 0.0050 persen, cumi-cumi sebesar 0.0041 persen, daun bawang sebesar 0.0031 persen, jagung manis sebesar 0.0023 persen, jeruk sebesar 0.0021 persen, dll.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi 1.20 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 114.59 pada November 2014 menjadi 115.96 pada Desember 2014 . Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok makanan jadi sebesar 1.32 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1.21 persen., dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0.71 persen. Kelompok ini pada Desember 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.1970 persen.Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : nasi dengan lauk seiring dengan naiknya harga beras sebesar 0.0367 persen, gula pasir sebesar 0.0221 persen, makanan ringan/ snack sebesar 0.0213 persen, rokok kretek sebesar 0.0126 persen, rendang dan rawon karena dampak kenaikan harga daging sapi sebesar masing-masing 0.0109 dan 0.0083 persen, donat sebesar 0.0079 persen, tahu campur 0.0079 persen, rokok kretek filter 0.0074persen, dll. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada. Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 1.89 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 112.00 pada bulan November 2014 menjadi 114.12 pada Desember 2014 . Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami inflasi . Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 4.76 persen diikuti sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 1.34 persen, sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0.99 persen, dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga 0.39 persen. Pada Desember 2014 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.4786 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah semen sebesar 0.954 persen akibat biaya transportasi yg naik, tarip air minum PDAM sebesar 0.0898 persen, karena diberlakukannya kenaikan sebesar 11.5 persen pada pembayaran di bulan Desember 2014 , tarip listrik sebesar 0,0895 persen sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM no. 09 Tahun 2014 tentang Tarip Listrik Yang disediakan Oleh PT. PLN berlaku mulai 1 November 2014, Pada bulan November 2014 terjadi kenaikan tarip listrik prabayar sedangan bulan Desember 2014 kenaikan tarip listrik reguler yaitu kenaikan TDL 11% untuk R-3/TR (>2200 VA), bahan bakar rumah tangga sebagai akibat dampak kenaikan lpg 12 kg dan juga dampak kenaikan bbm sebesar 0.0577 persen, pasir sebesar 0.0555 persen akibat tingginya biaya transport , sewa rumah sebesar 0.0210 persen, tukang bukan mandor sebesar 0.0128 persen, batu bata/ tela sebesar 0.0088 persen dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
4.
Sandang Kelompok sandang pada Desember 2014 mengalami inflasi 0.36 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 106.35 pada November 2014 menjadi 106.73 pada Desember 2014 . Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi . Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 1.08 persen, sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.25 persen, sub kelompok sandang wanita sebesar 0.09 persen, dan sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0.06 persen . Pada Desember 2014 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0199 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah indeks harga emas perhiasan sebesar 0.0145 persen, pampers sebesar 0.0017 persen, blus 0.0016 persen, celana panjang jeans 0.0008 persen, sandal 0.0007 persen, baju kaos berkerah sebesar 0.0005 persen, dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi turunnya indeks harga kaos dalam/ singlet sebesar 0.0004 persen.
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
5.
Kesehatan Kelompok kesehatan pada Desember 2014 mengalami inflasi 1.32 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 107.00 pada bulan November 2014 menjadi 108.41 pada Desember 2014 . Dari 4 sub kelompok semua sub kelompok mengalami inflasi . Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 4.61 persen, diikuti sub kelompok obat obatan sebesar 1.79 persen , sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 1.36 persen dan sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0.37 persen . Pada Desember 2014 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0608 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga ongkos creambath sebesar 0.0104 persen, tarip gunting rambut pria sebesar 0.0072 persen, sabun mandi sebesar 0.0071 persen, obat gosok sebesar 0.0058 persen, dokter spesialis sebesar 0.0038 persen, jamu sebesar 0.0036 persen, shampo sebesar 0.0034 persen., dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 0.26 persen atau mengalami kenaikan angka indeks 108.05 pada November 2014 menjadi 108.33 pada Desember 2014. Dari 5 sub kelompok , 4 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks yaitu sub kelompok olah raga 4.01 persen, diikuti sub kelompok kursus-kursus / pelatihan sebesar 0.99 persen, sub kelompok rekreasi sebesar 0.52 persen, dan sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan sebesar 0.03 persen sedangkan sub kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan angka indeks. Pada Desember 2014 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0239 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: kursus bahasa asing sebesar 0.0060 persen, sewa lapangan futsal sebesar 0.0057 persen, sepeda anak sebesar 0.0043 persen, paket liburan sebesar 0.0038 persen, biaya jaringan saluran TV 0.0010 persen, flash disk sebesar 0.0006 persen, dll.. Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi tidak ada.
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
7.
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Desember 2014 mengalami inflasi 6.36 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 128.95 pada November 2014 menjadi 137.15 pada Desember 2014. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak engalami perubahan angka indeks. Yaitu sub kelompok transport sebesar 8.79 persen, sub kelompok sarana dan penunjang transport sebesar 0.88 persen,dan sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0.029 persen. Sedangkan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada Desember 2014 memberikan sumbangan inflasi 1.2929 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga bensin dari harga 6500 menjadi 8500 rupiah sejak diberlakukannya tanggal 18 Desember kemarin memberikan andil sebesar 0.7674 persen , angkutan dalam kota sebesar 0.3538 persen sebagai dampak kenaikan bbm mengalami kenaikan dari 3000 menjadi 4000 rupiah, angkutan antar kota Malang – Surabaya mengalami kenaikan dari 11.500 menjadi 13.000 rupiah untuk kelas ekonomi, sedangkan untuk kelas Patas mengalami kenaikan dari 20.000 menjadi 25.000 rupiah sehingga menyumbang andil sebesar 0.0559 persen, angkutan udara menyumbang inflasi sebesar 0.0550 persen. Kenaikan harga solar dari 5.500 menjadi 6.500 menyumbang andil sebesar 0.0168 persen, tarip kendaraan travel dari 75.000 menjadi 100.000 menyumbang sebesar 0.0131 persen, telepon seluler sebesar 0.0112 persen, pemeliharaan/ servis sebesar 0.0059 persen, ban luar mobil sebesar 0.0057 persen, perbaikan ringan kendaraan sebesar 0.0031 persen, tarip taksi sebesar 0.0030 persen, dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
PERBANDINGAN INFLASI BULANAN, TAHUN KALENDER DAN YEAR ON YEAR KOTA MALANG Laju inflasi tahun kalender (Desember 2014 -Desember 2014 ) sebesar 8.14 persen. Besarnya laju inflasi ”year on year” untuk Desember 2014 terhadap Desember 2013 sebesar 8.14 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2012 dan 2013 masing-masing 0.70 persen dan 0.53 persen, tingkat inflasi kumulatif pada periode yang sama tahun 2012 dan 2013 adalah 4.6 persen dan 7.92 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Desember 2013 terhadap Desember 2012 dan Desember 2012 terhadap Desember 2011 masing-masing 4.6 persen dan 7.92 persen.
Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year, Tahun 2009 – 2014
Inflasi
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1.
Desember
0.48
0.88
0.67
0.7
0.53
2.72
2.
Jan 2014 – Desember 2014 (Tahun Kalender)
3.39
6.7
4.05
4.6
7.92
8.14
3.
Desember 2013 terhadap Desember 2014 (year on year) (tahun n) (tahun n-1)
3.39
6.7
4.05
4.6
7.92
8.14
Gambar 3. Inflasi bulanan Kota Malang Tahun 2007 -2014
3,49 2,72 1,71
1,51 0,79 0,49
0,94 0,76 0,67 0,27
0,88 0,31 0,18 0,14
0,37
Jan
Peb
2007
-0,17
0,93
0,74 0,35
0,43 0,14 0,27 0,01 -0,09 -0,13 Mar Apr -0,21 -0,42
2008
0,91 0,56 0,54 0,31
0,37 0,1 0,05 Mei -0,35 Juni
2009
2010
1,04 0,94 0,77 0,47
0,73 0,49 0,48
0,68
0,19
0,52 0,26 0,22
0.98
0,4 0,22 0,16 0,12
0,88
0,7 0,67 0,53 0,34 0,23
0,49
0,46
Juli
Agt
Sept
Okt
Nop
Des
-0,57
2011
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
2012
2013
2014
Gambar 4 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender ( Desember-Desember 2014) 2009 -2014
Gambar 5 Perbandingan Inflasi Year On Year, 2009-2014
PERBANDINGAN 7 KOTA DI JAWA TIMUR
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Pada bulan Desember 2014 kota Malang mengalami inflasi tertinggi dibandingkan dengan 7 kota lainnya di Jawa Timur yaitu sebesar 2.72 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur semua kota mengalami inflasi (lihat tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi Desember 2014 8 Kota IHK di Jawa Timur , Jawa Timur dan Nasional (2012=100)
Kota
IHK Desember 2014
% perub thd November 2014
Tahun Kalender
YoY
[1]
[3]
[4]
[5]
[6]
JEMBER
117,52
2,64
7,52
7,52
BANYUWANGI
117,67
2,50
6,59
6,59
SUMENEP
117,30
2,60
8,04
8,04
KEDIRI
118,96
2,52
7,49
7,49
MALANG
119,16
2,72
8,14
8,14
PROBOLINGGO
118,72
2,15
6,79
6,79
MADIUN
116,83
2,20
7,40
7,40
SURABAYA
117,81
2,23
7,90
7,90
JAWA TIMUR
118.07
2.38
7.77
7.77
NASIONAL
119.00
2.46
8.36
8.36
Inflasi Kota Malang Sepanjang Tahun 2014 Dalam kurun waktu lima tahun, tahun 2014 inflasi tahunan Kota Malang merupakan inflasi tertinggi dibandingkan dengan 7 kota lainnya di Jawa Timur. Tahun 2014 merupakan tahun istimewa bagi bangsa Indonesia. Berbagai peristiwa penting terjadi sepanjang tahun 2014 dan terdapat beberapa kebijakan yang berkaitan dengan kenaikan harga, baik berasal dari pihak Pemerintah maupun para pelaku usaha. Pada Februari 2014, Gunung Kelud kembali meletus untuk kesekian kalinya. Peristiwa meletusnya Gunung Kelud tidak begitu berdampak terhadap angka inflasi, tujuh kota IHK di Jawa Timur, dan inflasi Jawa Timur termasuk Kota Malang yang berdekatan dengan lokasi Gunung Kelud. Hal ini dikarenakan ketersediaan stok bahan makanan yang mencukupi. Pada bulan Februari 2014, inflasi Kota Malang mencapai 0,31 persen dan inflasi Jawa Timur mencapai 0,28 persen. Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
Bulan April 2014, Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum untuk legislatif yaitu pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD yang kesebelas kali. Pelaksanaan pemilihan umum ini berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan gejolak. Hal ini dapat terlihat pada inflasi bulan April 2014, dimana inflasi Jawa Timur hanya mencapai 0,01 persen, bahkan kota Malang mengalami penurunan inflasi sebesar 0,13 persen. Setelah terjadi 4 (empat) kali kenaikan tarif dasar listrik selama tahun 2013, yaitu pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober, pada tahun 2014 Pemerintah kembali menaikan tarif dasar listrik yang dilakukan secara bertahap pada Mei, Juli, September, dan November. Pada tahun 2013, andil sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air memberikan andil sebesar lebih kecil jika dibandingkan dengan andil sub kelompok yang sama pada tahun 2014, hal ini dikarenakan pada tahun 2014 tidak hanya terjadi kenaikan tarif dasar listrik, tetapi juga terjadi kenaikan harga elpiji 12 kg pada tanggal 10 September 2014. Kenaikan harga elpiji ini berdampak pada kenaikan harga komoditi makanan jadi. Pada Bulan November pihak perbankan menaikkan biaya administrasi perbankan, . Hal ini diakibatkan oleh tingginya biaya operasional kartu ATM. Biaya tarik tunai semula Rp 5.000,- menjadi Rp. 7.500,- dan biaya cek saldo semula Rp. 3.000,- menjadi Rp. 4.000,-. Sepuluh tahun terakhir BBM mengalami kenaikan harga sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada 1 Maret 2005, 1 Oktober 2005, 24 Mei 2008, 22 Juni 2013, dan 18 November 2014. Kenaikan harga dan hanya mengalami penurunan harga sebanyak satu kali pada Desember 2008. Dari lima kali kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM pada tahun 2005 paling mempengaruhi angka inflasi tahunan, kota Malang sebesar 15.74 persen, tahun 2008 inflasi tahunan Kota Malang sebesar 10.49 persen, tahun 2013 sebesar 7.92 persen dan tahun 2014 sebesar 8.14 persen. Setelah bertahan tidak menaikkan tarip air minum PDAM sejak tahun 2009, PDAM Kota Malang menaikkan tarip air minum PDAM pada pembayaran bulan Desember sebesar 11.5 persen. Kenaikan tersebut memberikan andil terhadap inflasi Kota Malang sebesar 0.0898 persen pada bulan Desember ini. Selain itu beberapa komoditas dengan bobot yang tinggi seperti tarip angkutan udara, semen sangat berfluktuatif, ikut menyumbang tingginya inflasi di Kota Malang selama tahun 2014.
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi BPS KOTA MALANG Erny Fatma Setyoharini Kasi Statistik Distribusi Jl. Janti 47 Telp. 0341-801164 Faks. 0341-805871 Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVI, 2 Januari 2015