No. 18/04/72/Th.XIX, 01 April 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Maret 2016, Inflasi Sebesar 0,38 Persen Dari 82 kota pantauan IHK nasional terdapat 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota lainnya
mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 1,18 persen dan deflasi tertinggi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen. Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,38 persen, menempati peringkat ke-2 kota inflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan ke-18 secara nasional. Kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan (1,93 persen),
sandang (0,24 persen), kesehatan (0,17 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,07 persen), serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,03 persen). Sedangkan penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,18 persen), serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,05 persen). Laju inflasi tahun kalender hingga Maret 2016, deflasi sebesar 0,64 persen dan inflasi year on
year (Maret 2016 terhadap Maret 2015) tercatat sebesar 6,03 persen.
Selama Maret 2016, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,38 persen yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan (1,93 persen), sandang (0,24 persen), kesehatan (0,17 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,07 persen), serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,03 persen). Sedangkan penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,18 persen), serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,05 persen). Pada bulan yang sama, laju inflasi tahun kalender 2016 tercatat deflasi sebesar 0,64 persen. Sementara itu, inflasi year on year sebesar 6,03 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 15,18 persen, sedangkan yang terendah terjadi pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,33 persen. Inflasi Kota Palu selama Maret 2016 terutama berasal dari andil inflasi kelompok pengeluaran bahan makanan (0,39 persen), makanan jadi, minuman,
Berita Resmi Statistik No.18./04/72/Th.XIX, 01 April 2016
1
rokok, dan tembakau (0,02 persen), sandang (0,01 persen), dan kesehatan (0,01 persen). Sedangkan kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar serta transpor, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing memiliki andil negatif sebesar 0,04 persen dan 0,01 persen. Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Maret 2016 Indeks Harga Konsum en Kelom pok Pengeluaran Mar 2015 Des 2015 Feb 2016 Mar 2016
Laju Inflasi Inflasi Inflasi Year on tahun Mar 2016* Kalender Year ***
Andil Inflasi
2016 ** [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
U m u m
117,34
125,22
123,95
124,42
0,38
-0,64
6,03
0,38
1
Bahan Makanan
111,55
132,26
126,05
128,48
1,93
-2,86
15,18
0,39
2
129,44
135,88
137,23
137,33
0,07
1,07
6,10
0,02
115,12
118,04
117,24
117,03
-0,18
-0,86
1,66
-0,04
4
Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Sandang
106,55
105,95
106,64
106,90
0,24
0,90
0,33
0,01
5
Kesehatan
112,27
114,47
114,91
115,10
0,17
0,55
2,52
0,01
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
113,57
121,63
121,72
121,76
0,03
0,11
7,21
0,00
7
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
119,37
125,70
124,69
124,63
-0,05
-0,85
4,41
-0,01
3
*) Perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan Februari 2016 **) Perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 ***) Perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan Maret 2015
Grafik 1 Inflasi/Deflasi Bulanan dan Andil Inflasi Kota Palu Maret 2016 1,93
2,00
1,00
0,38
0,39 0,24 0,07
0,02
0,17 0,01
0,00 -0,18
0,01
-0,04
Inflasi/Deflasi Bulanan
0,03 0,00 -0,05 -0,01
Andil Inflasi
-1,00
Berita Resmi Statistik No.18./04/72/Th.XIX, 01 April 2016
2
Beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain cabai rawit (0,18 persen), ikan selar (0,11 persen), ikan layang (0,07 persen), bawang merah (0,06 persen), cabai merah (0,06 persen), tomat buah (0,03 persen), bawang putih (0,03 persen), beras (0,02 persen), ikan mujair (0,01 persen), dan gula pasir (0,01 persen). Tabel 2 Andil Inflasi/Deflasi Sepuluh Komoditas Utama Kota Palu, Maret 2016 Komoditas 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10.
Cabai Rawit Ikan Selar Ikan Layang Bawang Merah Cabai Merah Tomat Buah Bawang Putih Beras Ikan Mujair Gula Pasir
Inflasi (%) 0,18 0,11 0,07 0,06 0,06 0,03 0,03 0,02 0,01 0,01
Komoditas 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10.
Ikan Ekor Kuning Telur Ayam Ras Tarif Listrik Kangkung Bayam Ikan Kembung Semen Kentang Wortel Ikan Kakap Merah
Deflasi (%) 0,05 0,04 0,03 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01
Meskipun secara umum terjadi inflasi selama Maret 2016, namun beberapa komoditas mengalami penurunan indeks harga sehingga memiliki andil terhadap potensi terjadinya deflasi antara lain ikan ekor kuning (0,05 persen), telur ayam ras (0,04 persen), tarif listrik (0,03 persen), kangkung (0,02 persen), bayam (0,02 persen), ikan kembung (0,02 persen), semen (0,01 persen), kentang (0,01 persen), wortel (0,01 persen), dan ikan kakap merah (0,01 persen).
I.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Selama Maret 2016, hasil pantauan terhadap perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh masyarakat Kota Palu dirinci menurut tujuh kelompok pengeluaran sebagai berikut : 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan selama Maret 2016 mengalami kenaikan indeks harga sebesar1,93 persen yakni dari 126,05 pada Februari 2016 menjadi 128,48 pada Maret 2016. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,39 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan (17,48 persen), ikan diawetkan (3,59 persen), buah-buahan (3,45 persen), ikan segar (2,45 persen), padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (0,36 persen), bahan makanan lainnya (0,29 persen), serta lemak dan minyak (0,01 persen). Sedangkan penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok sayur-sayuran (5,04 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (1,52 persen), kacangkacangan (1,04 persen), serta daging dan hasil-hasilnya (0,45 persen).
Berita Resmi Statistik No.18./04/72/Th.XIX, 01 April 2016
3
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,07 persen dari 137,23 pada Februari 2016 menjadi 137,33 pada Maret 2016. Andil kelompok ini secara keseluruhan terhadap inflasi sebesar 0,02 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,36 persen, tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,06 persen, serta makanan jadi sebesar 0,01 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,18 persen, yakni dari 117,24 pada Februari 2016 menjadi 117,03 pada Maret 2016. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,04 persen. Selama Maret 2016, subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 0,59 persen serta biaya tempat tinggal sebesar 0,10 persen. Sementara itu, subkelompok perlengkapan rumahtangga dan penyelenggaraan rumahtangga relatif stabil. 4. S a n d a n g Kelompok sandang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,24 persen, yakni dari 106,64 pada Februari 2016 menjadi 106,90 pada Maret 2016. Secara keseluruhan, andil terhadap inflasi adalah sebesar 0,01 persen. Subkelompok pengeluaran selama Maret 2016 yang mengalami kenaikan indeks harga yakni barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,73 persen serta sandang wanita sebesar 0,31 persen. Sedangkan subkelompok pengeluaran sandang laki-laki dan sandang anak-anak relatif tetap. 5. K e s e h a t a n Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,17 persen yakni dari 114,91 pada Februari 2016 menjadi 115,10 pada Maret 2016. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,27 persen serta obat-obatan sebesar 0,25 persen. Sedangkan jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani selama Maret 2016 relatif tidak mengalami perubahan. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama Maret 2016 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,03 persen dari 121,72 pada Februari 2016 menjadi 121,76 pada Maret 2016. Secara keseluruhan, andil kelompok ini relatif tidak signifikan terhadap terjadinya inflasi. Pada subkelompok ini, hanya pengeluaran untuk rekreasi yang mengalami kenaikan indeks harga yakni sebesar 0,23 persen. Sedangkan subkelompok pendidikan, kursus/pelatihan, rekreasi, dan olahraga selama Maret 2016 relatif tidak mengalami perubahan.
Berita Resmi Statistik No.18./04/72/Th.XIX, 01 April 2016
4
7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,05 persen yakni dari 124,69 pada Februari 2016 menjadi 124,63 pada Maret 2016. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,01 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni transportasi sebesar 0,07 persen, sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transportasi, komunikasi dan pengiriman, serta jasa keuangan relatif stabil.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir Inflasi Kota Palu selama Maret 2016 sebesar 0,38 persen, merupakan capaian inflasi terendah selama tiga tahun terakhir pada bulan yang sama. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,60 persen diikuti deflasi tahun 2015 sebesar 0,68 persen. Laju inflasi tahun kalender hingga Maret 2016, deflasi sebesar 0,64 persen, relatif lebih rendah dibandingkan dengan deflasi tahun 2015 sebesar 2,39 persen. Sementara itu, inflasi year on year Maret 2016 sebesar 6,03 persen merupakan yang terendah kedua dalam tiga tahun terakhir, tahun 2014 adalah yang tertinggi sebesar 8,42 persen dan tahun 2015 sebesar 5,28 persen. Tabel 3 Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2014-2016
No.
Deskripsi
2014
2015
2016
1.
Inflasi Maret
0,60
-0,68
0,38
2.
Laju inflasi tahun kalender
0,91
-2,39
-0,64
3.
Inflasi year on year
8,42
5,28
6,03
Grafik 2 Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2014-2016 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
-2,00 -3,00 2014
2015
2016
Berita Resmi Statistik No.18./04/72/Th.XIX, 01 April 2016
5
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua Selama Maret 2016, inflasi secara nasional
Grafik 3. Inflasi Kawasan Sulampua Bulan Maret 2016
sebesar 0,19 persen, sementara laju inflasi sebesar 0,62 persen. Sedangkan inflasi year on year sebesar
0,82
4,45 persen. Di tingkat nasional, terdapat 58 kota
0,38 0,30
mengalami inflasi dan 24 kota lainnya mengalami
0,28
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi
0,25 0,23
sebesar 1,18 persen dan deflasi tertinggi di Kota
0,17 0,15
Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen. Kota Palu
0,13
mengalami inflasi sebesar 0,38 persen, menempati
0,04 -0,02
peringkat ke-2 kota inflasi tertinggi di Kawasan
-0,03
Sulampua dan ke-18 secara nasional.
-0,04 -0,14 -0,31 -0,36 -0,41 -0,90
Tabel 4 Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua Maret 2016 Kota
IHK
Inflasi (%)
Laju Inflasi (%)
YoY
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1
Tual
135,79
0,82
-0,22
3,79
2
Palu
124,42
0,38
-0,64
6,03
3
Jayapura
125,08
0,30
1,24
3,81
4
Ternate
127,64
0,28
-0,15
5,45
5
Palopo
121,60
0,25
0,93
4,47
6
Kendari
120,18
0,23
1,80
4,82
7
Makassar
124,40
0,17
1,52
6,38
8
Gorontalo
120,50
0,15
0,23
5,74
9
Manokwari
116,09
0,13
0,34
2,34
10
Watampone
118,27
0,04
-0,19
1,94
11
Mamuju
122,23
-0,02
-0,45
5,19
12
Manado
123,92
-0,03
-1,02
4,90
13
Bau-Bau
126,94
-0,04
0,19
4,57
14
Sorong
124,52
-0,14
1,07
6,56
15
Bulukumba
127,18
-0,31
-0,90
2,16
16
Ambon
121,97
-0,36
0,10
2,07
17
Merauke
128,07
-0,41
-2,27
3,62
18
Pare-Pare
119,77
-0,90
0,17
3,82
Berita Resmi Statistik No.18./04/72/Th.XIX, 01 April 2016
6
Di tingkat nasional, beberapa kota yang mengalami inflasi selama Maret 2016 yakni Bukittinggi (1,18 persen), Medan (0,88 persen), Tual (0,82 persen), Singaraja (0,81 persen), Sibolga (0,75 persen), Pematang Siantar (0,66 persen), Lubuk Linggau (0,58 persen), Padang (0,55 persen), Purwokerto (0,55 persen), Padang Sidimpuan (0,54 persen), Pekanbaru (0,54 persen), Kudus (0,51 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen. Sementara itu, beberapa kota lainnya yang mengalami deflasi meliputi Tanjung Pandan (1,22 persen), Pare-Pare (0,90 persen), Maumere (0,77 persen), Kupang (0,76 persen), Merauke (0,41 persen), Ambon (0,36 persen), Sampit (0,34 persen), Bungo (0,31 persen), Bulukumba (0,31 persen), dan kota lainnya di bawah 0,30 persen. Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual (0,82 persen), diikuti Palu (0,38 persen), Jayapura (0,30 persen), Ternate (0,28 persen), Palopo (0,25 persen), Kendari (0,23 persen), dan kota lainnya di bawah 0,20 persen. Sedangkan beberapa kota yang mengalami deflasi yakni Pare-Pare (0,90 persen), Merauke (0,41 persen), Ambon (0,36 persen), Bulukumba (0,31 persen), Sorong (0,14 persen), Bau-Bau (0,04 persen), Manado (0,03 persen), dan Mamuju (0,02 persen).
Berita Resmi Statistik No.18./04/72/Th.XIX, 01 April 2016
7