No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Desember 2014, Inflasi Sebesar 2,86 Persen
Dari 82 kota pantauan secara nasional, seluruhnya mengalami inflasi selama Desember 2014. Kota Palu terjadi inflasi sebesar 2,86 persen dengan indeks harga 120,21.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 4,53 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,17 persen. Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-14 secara nasional, dan peringkat ke-9 di dalam Kawasan Sulampua.
Kenaikan indeks harga terjadi pada beberapa kelompok pengeluaran meliputi bahan makanan (7,61 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,79 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (1,79 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (1,21 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,94 persen), serta kesehatan (0,08 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,86 persen.
Laju inflasi tahun kalender hingga Desember 2014 dan laju inflasi year on year (Desember 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 8,85 persen.
Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas. Secara nasional, seluruh kota mengalami inflasi selama Desember 2014 yakni Merauke (4,53 persen), Jayapura (4,26 persen), Gorontalo (4,12 persen), Manado (3,83 persen), Pare-Pare (3,75 persen), Kupang (3,58 persen), Bau-Bau (3,34 persen), Kendari (3,27 persen), Tanjung Pandan (3,21 persen), Ternate (3,11 persen), Serang (3,07 persen), Bengkulu (3,03 persen), Lubuk Linggau (3,03 persen), dan kota lainnya di bawah 3,00 persen. Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota
Berita Resmi Statistik No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015
1
Merauke (4,53 persen), diikuti Jayapura (4,26 persen), Gorontalo (4,12 persen), Manado (3,83 persen), Pare-Pare (3,75 persen), Bau-Bau (3,34 persen), Kendari (3,27 persen), Ternate (3,11 persen), dan kota lainnya di bawah 3,00 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Tual (1,43 persen), diikuti Sorong (1,74 persen) dan Manokwari (1,76 persen).
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Selama Desember 2014, inflasi sebesar 2,86 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (7,61 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,79 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (1,79 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (1,21 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,94 persen), serta kesehatan (0,08 persen). Sedangkan pengaruh penurunan indeks harga terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,86 persen. Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Desember 2014 Laju Inflasi
Indeks Harga Konsumen Kelompok Pengeluaran Des 2013
Des 2013
Nov 2014
Des 2014
Inflasi Des tahun 2014* Kalender
Inflasi Year on Year ***
Andil Inflasi
2014 ** [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
U m u m
110,44
110,44
116,87
120,21
2,86
8,85
8,85
2,86
1
Bahan Makanan
112,33
112,33
113,73
122,39
7,61
8,96
8,96
1,48
2
Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan Tembakau
116,73
116,73
126,99
128,19
0,94
9,82
9,82
0,22
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar
105,72
105,72
111,76
113,76
1,79
7,60
7,60
0,41
4
Sandang
102,88
102,88
106,70
105,78
-0,86
2,82
2,82
-0,05
5
Kesehatan
104,10
104,10
111,12
111,21
0,08
6,83
6,83
0,00
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
107,56
107,56
112,15
113,51
1,21
5,53
5,53
0,07
7
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
112,73
112,73
122,30
126,94
3,79
12,61
12,61
0,73
*) Perubahan IHK bulan Desember 2014 terhadap IHK bulan November 2014 **) Perubahan IHK bulan Desember 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Perubahan IHK bulan Desember 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013
Perkembangan inflasi/deflasi Kota Palu selama Desember 2014 menurut kelompok pengeluaran secara lebih rinci sebagai berikut: 1.
Bahan Makanan Kelompok bahan makanan selama Desember 2014 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 7,61
persen yakni dari 113,73 pada November 2014 menjadi 122,39 pada Desember 2014. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 1,48 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan (29,73 persen), ikan segar (11,02 persen), padi-padian, umbi-
Berita Resmi Statistik No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015
2
umbian dan hasilnya (6,25 persen), daging dan hasilnya (4,83 persen), bahan makanan lainnya (3,55 persen), kacang-kacangan (2,84 persen), ikan diawetkan (2,63 persen), buah-buahan (2,19 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (1,30 persen), lemak dan minyak (1,27 persen), serta sayur-sayuran (1,05 persen) . Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi cabai rawit (0,40 persen), beras (0,23 persen), ikan selar (0,22 persen), ekor kuning (0,12 persen), cabai merah (0,09 persen), cakalang (0,09 persen), ikan layang (0,06 persen), mujair (0,03 persen), daging ayam ras (0,03 persen), ayam hidup (0,03 persen), jeruk nipis (0,03 persen), wortel (0,03 persen), telur ayam ras (0,03 persen), kangkung (0,03 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,03 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,94
persen menjadi 128,19 selama Desember 2014. Andil kelompok ini terhadap inflasi sebesar 0,22 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 3,01 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,48 persen, serta makanan jadi sebesar 0,40 persen. Beberapa komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi yakni rokok kretek filter sebesar 0,09 persen, ayam goreng sebesar 0,06 persen, rokok putih sebesar 0,04 persen, air dalam kemasan sebesar 0,01 persen, dan komoditas lainnya masing-masing memiliki andil di bawah 0,01 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar
1,79 persen, yakni dari 111,76 pada November 2014 menjadi 113,76 pada Desember 2014. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,41 persen. Beberapa subkelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok bahan bakar, penerangan dan air (3,67 persen), penyelenggaraan rumahtangga (1,45 persen), biaya tempat tinggal (1,32 persen), serta perlengkapan rumahtangga (1,01 persen). Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini adalah tarif listrik (0,14 persen), seng (0,10 persen), semen (0,07 persen), bahan bakar rumah tangga (0,04 persen), batu bata (0,02 persen), dan kompor (0,02 persen). Sementara perubahan indeks harga pada komoditas lainnya relatif tidak signifikan.
4.
Sandang Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,86 persen, yakni dari 106,70 pada
November 2014 menjadi 105,78 pada Desember 2014. Secara keseluruhan, andil terhadap deflasi sebesar 0,05 persen. Subkelompok yang mengalami penurunan indeks harga masing-masing sandang anak-anak
Berita Resmi Statistik No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015
3
(1,42 persen), sandang wanita (1,37 persen), barang pribadi dan sandang lain (0,62 persen), serta sandang laki-laki (0,17 persen). Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat deflasi dalam kelompok ini adalah baju anak setelan (0,02 persen), emas perhiasan (0,01 persen), blus (0,01 persen), sandal kulit (0,01 persen), celana panjang jeans (0,01 persen), serta komoditas lainnya di bawah 0,01 persen. 5.
Kesehatan Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan selama Desember 2014 mengalami kenaikan
indeks harga sebesar 0,08 persen dari 111,12 pada November 2014 menjadi 111,21 pada Desember 2014. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,004 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,19 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan, obat-obatan, dan jasa perawatan jasmani relatif tetap. Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi adalah shampo sebesar 0,002 persen, sabun mandi sebesar 0,001 persen, dan lipstik sebesar 0,001 persen. Sementara itu, andil komoditas lainnya relatif tidak signifikan. 6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama Desember 2014 mengalami kenaikan indeks
harga sebesar 1,21 persen dari 112,15 pada November 2014 menjadi 113,51 pada Desember 2014. Secara umum kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,07 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok rekreasi sebesar 8,02 persen dan perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,24 persen. Sedangkan subkelompok lainnya selama bulan Desember 2014 relatif tetap. Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi yakni rekreasi sebesar 0,072 persen, buku tulis sebesar 0,002 persen, laptop/notebook sebesar 0,002 persen, dan komoditas lainnya di bawah 0,002 persen.
7.
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar
3,79 persen yakni dari 122,30 pada November 2014 menjadi 126,94 pada Desember 2014. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,73 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran, transportasi mengalami kenaikan indeks harga tertinggi sebesar 5,28 persen, sedangkan komunikasi dan pengiriman, sarana dan penunjang transportasi, serta jasa keuangan relatif stabil selama Desember 2014.
Berita Resmi Statistik No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015
4
Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi bensin (0,63 persen), angkutan dalam kota (0,17 persen), angkutan antar kota (0,04 persen), tarif sewa motor (0,02 persen), solar (0,01 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,01 persen.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir Inflasi Kota Palu sebesar 2,86 persen selama Desember 2014, merupakan capaian inflasi tertinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 1,14 persen dan tahun 2012 sebesar 1,69 persen. Sementara itu, laju inflasi tahun kalender dan laju inflasi year on year tahun 2014 masing-masing sebesar 8,85 persen, lebih tinggi dibandingkan laju inflasi tahun 2013 sebesar 7,57 persen dan tahun 2012 sebesar 5,87 persen. Tabel 2 Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2012 - 2014 No.
Inflasi
2012
2013
2014
1
Inflasi Desember
1,69
1,14
2,86
2
Laju Inflasi (Tahun Kalender)
5,87
7,57
8,85
3
Laju Inflasi (Year on Year )
5,87
7,57
8,85
Fluktuasi harga bulanan periode November - Desember 2014 menunjukkan pola kenaikan inflasi yang cukup tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara umum, gejolak harga yang terjadi sepanjang tahun 2014 menunjukkan pola yang relatif lebih landai dibandingkan fluktuasi yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013, meskipun secara keseluruhan laju inflasi tahun 2014 menjadi yang tertinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya. Grafik 1 Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2012 - 2014 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
-2,00 -3,00
2012
2013
2014
Berita Resmi Statistik No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015
5
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua Selama Desember 2014 secara nasional terjadi inflasi sebesar 2,46 persen, dengan laju
Gambar 2. Inflasi Kawasan Sulampua Bulan Desember 2014
inflasi tahun kalender sebesar 8,36 persen dan
4,53 4,26
year on year juga sebesar 8,36 persen. Dari 82
4,12
kota pantauan, seluruh kota mengalami inflasi.
3,83 3,75
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke
3,34 3,27
sebesar 4,53 persen, sedangkan inflasi terendah
3,11
terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,17 persen.
2,86 2,78
Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-14
2,73
secara nasional dan peringkat ke-9 di dalam
2,69 2,45
Kawasan Sulampua.
2,43 1,85
1,76 1,74 1,43
Tabel 3 Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua Desember 2014 Kota
IHK
Inflasi (%)
Laju Inflasi (%)
YoY
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1
Merauke
123,90
4,53
12,31
12,31
2
Jayapura
120,20
4,26
7,98
7,98
3
Gorontalo
115,26
4,12
6,14
6,14
4
Manado
118,61
3,83
9,67
9,67
5
Pare-Pare
117,71
3,75
9,38
9,38
6
Bau-Bau
121,89
3,34
11,37
11,37
7
Kendari
116,16
3,27
7,40
7,40
8
Ternate
122,30
3,11
9,34
9,34
9
Palu
120,21
2,86
8,85
8,85
10
Palopo
116,54
2,78
8,95
8,95
11
Bulukumba
125,61
2,73
9,45
9,45
12
Makassar
116,50
2,69
8,51
8,51
13
Mamuju
116,85
2,45
7,88
7,88
14
Watampone
117,35
2,43
8,22
8,22
15
Ambon
115,04
1,85
6,81
6,81
16
Manokwari
112,58
1,76
5,70
5,70
17
Sorong
116,04
1,74
6,83
6,83
18
Tual
125,34
1,43
11,48
11,48
Berita Resmi Statistik No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015
6