No. 66/12/72/Th.XVII, 1 Desember 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama November 2014, Inflasi Sebesar 0,21 Persen
Dari 82 kota pantauan secara nasional, seluruhnya mengalami inflasi selama November 2014. Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,21 persen dengan indeks harga 116,87.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang sebesar 3,44 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,07 persen. Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-80 secara nasional, dan peringkat ke-16 di dalam Kawasan Sulampua.
Kenaikan indeks harga terjadi pada beberapa kelompok pengeluaran meliputi transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (4,70 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,36 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,06 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok bahan makanan (3,73 persen), sandang (0,07 persen), dan kesehatan (0,01 persen). Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama November 2014 relatif tetap.
Laju inflasi tahun kalender hingga November 2014 sebesar 5,82 persen, sedangkan laju inflasi year on year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 6,77 persen.
Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas. Secara nasional, seluruh kota mengalami inflasi selama November 2014 yakni Padang (3,44 persen), Tual (2,86 persen), Sibolga (2,45 persen), Bungo (2,29 persen), Jambi (2,18 persen), Bengkulu (2,11 persen), Pekanbaru (2,10 persen), Palembang (2,10 persen), Singaraja (2,08 persen), Lubuk Linggau (2,07 persen), Bukittinggi (2,03 persen), dan kota lainnya di bawah 2,00 persen. Beberapa kota yang mengalami inflasi di bawah 0,50 persen yakni Maumere (0,41 persen), Ternate (0,41 persen), Bima (0,34 persen), Palu (0,21 persen), Sorong (0,09 persen), dan Manokwari (0,07 persen).
Berita Resmi Statistik No. 66/12/72/Th.XVII, 1 Desember 2014
1
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual (2,86 persen), diikuti Pare-Pare (1,87 persen), Kendari (1,67 persen), Bau-Bau (1,62 persen), Bulukumba (1,60 persen), Manado (1,56 persen), dan kota lainnya di bawah 1,50 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Manokwari (0,07 persen), Sorong (0,09 persen), dan Palu (0,21 persen).
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Selama November 2014, inflasi sebesar 0,21 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (4,70 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,36 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,06 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok bahan makanan (3,73 persen), sandang (0,07 persen), dan kesehatan (0,01 persen). Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama November 2014 relatif tetap Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) November 2014 Indeks Harga Konsumen
Inflasi Nov 2014 *
Kelompok Pengeluaran Nov 2013
Des 2013
Okt 2014
Nov 2014
Laju Inflasi tahun Kalender
Inflasi Year on Year ***
Andil Inflasi
[9]
2014 ** [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
U m u m
109,46
142,34
116,63
116,87
0,21
5,82
6,77
0,21
1
Bahan Makanan
109,30
165,50
118,14
113,73
-3,73
1,25
4,05
-0,75
2
Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan Tembakau
116,65
169,54
126,91
126,99
0,06
8,79
8,86
0,01
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar
105,60
137,98
111,36
111,76
0,36
5,71
5,83
0,08
4
Sandang
103,18
130,20
106,78
106,70
-0,07
3,71
3,41
0,00
5
Kesehatan
103,77
128,08
111,13
111,12
-0,01
6,74
7,08
0,00
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
107,80
138,09
112,15
112,15
0,00
4,27
4,04
0,00
7
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
110,86
107,51
116,81
122,30
4,70
8,49
10,32
0,87
*) Perubahan IHK bulan November 2014 terhadap IHK bulan Oktober 2014 **) Perubahan IHK bulan November 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Perubahan IHK bulan November 2014 terhadap IHK bulan November 2013
Perkembangan inflasi/deflasi Kota Palu selama November 2014 menurut kelompok pengeluaran secara lebih rinci sebagai berikut: 1.
Bahan Makanan Kelompok bahan makanan selama November 2014 mengalami penurunan indeks harga sebesar 3,73
persen yakni dari 118,14 pada Oktober 2014 menjadi 113,73 pada November 2014. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,75 persen. Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan segar (16,13 persen), ikan diawetkan (3,60 persen), serta lemak dan
Berita Resmi Statistik No. 66/12/72/Th.XVII, 1 Desember 2014
2
minyak (0,51 persen). Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan (5,75 persen), buah-buahan (2,21 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (2,03 persen), sayur-sayuran (0,28 persen), daging dan hasilnya (0,16 persen), kacang-kacangan (0,06 persen), serta padi-padian, umbiumbian dan hasilnya (0,03 persen). Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi ikan selar (0,29 persen), cakalang (0,25 persen), ekor kuning (0,20 persen), layang (0,10 persen), mujair (0,06 persen), kangkung (0,04 persen), bawang merah (0,02 persen), baronang (0,02 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,02 persen. 2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,06
persen menjadi 126,99 selama November 2014. Andil kelompok ini terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen dan makanan jadi sebesar 0,08 persen. Sedangkan tembakau dan minuman beralkohol relatif tetap. Beberapa komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi yakni makanan ringan sebesar 0,012 persen, gula pasir sebesar 0,002 persen, dan sirop sebesar 0,001 persen. Sementara komoditas lainnya masing-masing memiliki andil di bawah 0,001 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar
0,36 persen, yakni dari 111,36 pada Oktober 2014 menjadi 111,76 pada November 2014. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,08 persen. Beberapa subkelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok bahan bakar, penerangan dan air (0,94 persen), penyelenggaraan rumahtangga (0,42 persen), biaya tempat tinggal (0,20 persen), dan perlengkapan rumahtangga (0,14 persen). Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini adalah tarif listrik (0,03 persen), semen (0,03 persen), bahan bakar rumah tangga (0,01 persen), pembersih lantai (0,01 persen), dan bola lampu (0,01 persen). Sementara perubahan indeks harga pada komoditas lainnya relatif tidak signifikan. 4.
Sandang Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,07 persen, yakni dari 106,78 pada
Oktober 2014 menjadi 106,70 pada November 2014. Secara keseluruhan, andil terhadap deflasi sebesar 0,004 persen. Dalam kelompok ini, dua subkelompok mengalami penurunan indeks harga masing-masing sandang laki-laki sebesar 0,15 persen dan sandang anak-anak sebesar 0,13 persen. Sementara, dua subkelompok lainnya relatif tetap selama November 2014.
Berita Resmi Statistik No. 66/12/72/Th.XVII, 1 Desember 2014
3
Secara umum, andil indeks harga komoditas dalam kelompok sandang terhadap tingkat deflasi juga relatif kurang signifikan seperti jaket sebesar 0,003 persen dan pampers sebesar 0,002 persen.
5.
Kesehatan Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan selama November 2014 mengalami
penurunan indeks harga sebesar 0,01 persen dari 111,13 pada Oktober 2014 menjadi 111,12 pada November 2014. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap deflasi sebesar 0,001 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok jasa kesehatan sebesar 0,06 persen dan obat-obatan 0,05 persen. Sebaliknya perawatan jasmani dan kosmetika mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Sedangkan subkelompok jasa perawatan jasmani relatif tetap. Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap deflasi adalah parfum sebesar 0,002 persen dan obat gosok sebesar 0,001 persen. Sementara itu, andil komoditas lainnya relatif tidak signifikan. 6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama November 2014 relatif tetap dengan indeks
harga sebesar 112,15. Dengan demikian, kelompok ini pada November 2014 tidak memiliki andil terhadap angka inflasi/deflasi. 7.
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar
4,70 persen yakni dari 116,81 pada Oktober 2014 menjadi 122,30 pada November 2014. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,87 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran, jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga tertinggi sebesar 19,97 persen dan transportasi sebesar 6,32 persen, sedangkan komunikasi dan pengiriman mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,25 persen. Sementara sarana dan penunjang transportasi relatif stabil selama November 2014. Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi bensin (0,51 persen), angkutan udara (0,17 persen), angkutan dalam kota (0,09 persen), biaya administrasi transfer (0,03 persen), biaya administrasi kartu atm (0,03 persen), angkutan antar kota (0,02 persen), tarif sewa motor (0,015 persen), dan komoditas lainnya dengan andil di bawah 0,01 persen.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir Inflasi Kota Palu sebesar 0,21 persen selama November 2014, merupakan capaian inflasi yang cukup rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 0,67 persen. Sementara itu, laju inflasi tahun kalender sebesar 5,82 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 6,36 persen, namun lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebesar 4,11 persen. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year
Berita Resmi Statistik No. 66/12/72/Th.XVII, 1 Desember 2014
4
on year), laju inflasi tahun 2014 sebesar 6,77 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 8,15 persen dan lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebesar 5,69 persen.
Tabel 2 Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2012 - 2014 No.
Inflasi
2012
2013
2014
1
Inflasi November
-0,52
0,67
0,21
2
Laju Inflasi (Tahun Kalender)
4,11
6,36
5,82
3
Laju Inflasi (Year on Year )
5,69
8,15
6,77
Fluktuasi harga bulanan periode Oktober - November 2014 menunjukkan pola penurunan inflasi, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya polanya menunjukkan peningkatan, sehingga inflasi November 2014 masih lebih rendah dibandingkan inflasi November 2013. Secara umum, gejolak harga yang terjadi sepanjang tahun 2014 menunjukkan pola yang relatif lebih landai dibandingkan fluktuasi yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013.
Grafik 1 Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2012 - 2014 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
-2,00 -3,00
2012
2013
2014
Berita Resmi Statistik No. 66/12/72/Th.XVII, 1 Desember 2014
5
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua Selama November 2014 secara nasional terjadi inflasi sebesar 1,50 persen, dengan laju
Gambar 2. Inflasi Kawasan Sulampua Bulan November 2014
inflasi tahun kalender sebesar 5,75 persen dan
2,86 1,87
year on year sebesar 4,21 persen. Dari 82 kota
1,67
pantauan, seluruh kota mengalami inflasi.
1,62 1,60
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang
1,56 1,46
sebesar 3,44 persen, sedangkan inflasi terendah
1,43
terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,07 persen.
1,36 1,29
Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-80
1,24
secara nasional dan peringkat ke-16 di dalam
1,24 0,82
Kawasan Sulampua.
0,63 0,41
0,21 0,09 0,07
Tabel 3 Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua November 2014 Kota
IHK
Inflasi (%)
Laju Inflasi (%)
YoY
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1
Tual
123,57
2,86
9,91
13,61
2
Pare-Pare
113,45
1,87
5,42
6,12
3
Kendari
112,48
1,67
3,99
4,00
4
Bau-Bau
117,95
1,62
7,77
7,96
5
Bulukumba
122,27
1,60
6,54
7,53
6
Manado
114,23
1,56
5,62
7,67
7
Palopo
113,39
1,46
6,00
6,54
8
Watampone
114,57
1,43
5,65
6,02
9
Makassar
113,45
1,36
5,67
6,58
10
Mamuju
114,06
1,29
5,31
5,56
11
Merauke
118,53
1,24
7,44
7,73
12
Jayapura
115,29
1,24
3,57
4,97
13
Ambon
112,95
0,82
4,86
6,27
14
Gorontalo
110,70
0,63
1,94
3,40
15
Ternate
118,61
0,41
6,04
6,78
16
Palu
116,87
0,21
5,82
6,77
17
Sorong
114,06
0,09
5,01
5,94
18
Manokwari
110,63
0,07
3,87
4,20
Berita Resmi Statistik No. 66/12/72/Th.XVII, 1 Desember 2014
6