1 "Heny Sucihati" "Kepala Bidang Distribusi 6100" No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI INFLASI KOTA PONTIANAK SEPTE...
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI INFLASI KOTA PONTIANAK SEPTEMBER 2016 SEBESAR -1,06 PERSEN (DEFLASI)
Pada September 2016 di kota Pontianak terjadi deflasi sebesar -1,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 133,94
Deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks dua kelompok pengeluaran dan kenaikan indeks pada 4 kelompok pengeluaran. Penurunan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan -2,43 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -3,91 persen. Sebaliknya kenaikan indeks terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24 persen; kelompok sandang 0,53 persen; kelompok kesehatan 0,19 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks.
Tingkat inflasi tahun kalender September 2016 sebesar 3,22 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015 ) sebesar 4,00 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Februari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
1
Berdasarkan hasil pemantauan BPS di kota Pontianak pada bulan September 2016 terjadi deflasi -1,06 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 135,37 pada Agustus 2016. menjadi 133,94 pada September 2016. Tingkat inflasi tahun kalender September 2016 sebesar 3,22 persen dan tingkat inflasi
tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015 ) sebesar 4,00 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks dua kelompok pengeluaran dan kenaikan indeks pada 4 kelompok pengeluaran. Penurunan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan -2,43 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -3,91 persen. Sebaliknya kenaikan indeks terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24 persen; kelompok sandang 0,53 persen; kelompok kesehatan 0,19 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi secara berurutan pada September 2016 adalah : mobil; jeruk; minyak goreng; tongkol/ambu-ambu; tarif pulsa ponsel; rokok kretek filter; tukang bukan mandor; rokok kretek; daun singkong; buncis. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga terendah secara berurutan pada September 2016 adalah : angkutan udara; kangkung; sawi hijau; bayam; daging ayam ras; kembung/gembung; cabai rawit; telur ayam ras; udang basah; mie kering instan.
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pontianak Bulan September 2016, Tahun Kalender 2016 dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (Tahun 2012 = 100)
1 2 3 4 5 6 7
Kelompok Pengeluaran
IHK Agst
IHK Sept
Inflasi Sept
Inflasi Tahun
[1]
2016 [2]
2016 [3]
2016*) [4]
2016**) [5]
Inflasi Tahun Ke Tahun ***) [6]
Umum
135,37
133,94
-1,06
3,22
4,00
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
143,27
139,79
-2,43
5,63
5,97
137,00 138,29 118,97 139,25 121,19 130,70
137,99 138,62 119,60 139,52 121,19 125,59
0,72 0,24 0,53 0,19 0,00 -3,91
6,04
6,54
1,69 4,70 2,64 4,70 -1,71
2,83 4,72 3,47 4,81 -0,12
*) Persentase perubahan IHK Sept 2016 terhadap IHK Agst 2016 **) Persentase perubahan IHK Sept 2016 terhadap IHK Des 2015 ***) Persentase perubahan IHK Sept 2016 terhadap Sept 2015
Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada September 2016 yaitu: kelompok bahan makanan -0,5943 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,1360 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0517 persen; kelompok sandang 0,0313 persen; kelompok kesehatan 0,0103 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan - 0,6915 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
Tabel 2. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pontianak (2012 = 100) Bulan September 2016 Kelompok [1]
Andil Inflasi (%) [2]
Umum 1 2 3 4 5 6 7
-1,0565
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Pontianak (2012 = 100) September 2015 – September 2016
2
1,67 Inflasi
1,5 1 0,5
0,41 -0,08
-0,17
-0,51
5 No v'1 5 De s' 1 5 Ja n'1 6 Pe b'1 6 Ma r'1 6 Ap rl'1 6 Me i'1 6 Ju n'1 6 Ju l'1 6 Ag st' 16 Se pt' 16
t'1 Ok
pt' 15
Se
-1
0,87 0,36 0,33
0,16
0 -0,5
1,21
0,96
-0,14
-1,06
-1,5
Gambar 2 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran Kota Pontianak Bulan September 2016
0,2 0,1 0 -0,1 -0,2 -0,3 -0,4 -0,5 -0,6 -0,7 -0,8
0,136
0,0517
0,0313 0,0103
0
Sumbangan Inflasi -0,5943
-0,6915
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
Figure 1
3
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada September 2016 mengalami deflasi sebesar -2,43 persen atau terjadi penurunan indeks dari 143,27 pada Agustus 2016 menjadi 139,79 pada September 2016. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan, 8 sub kelompok mengalami deflasi dan 3 sub kelompok mengalami inflasi. Sub kelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah sub kelompok sayur-sayuran sebesar -15,17 persen sedangkan deflasi terendah adalah sub kelompok Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya sebesar -0,41 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah sub kelompok lemak dan minyak sebesar 5,82 persen dan terendah sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,13 persen. Kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,5943 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi
tertinggi secara berurutan kangkung -0,1769 persen; sawi hijau -
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada pada pada September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,72 persen atau terjadi kenaikan
indeks dari 137,00 pada Agustusi 2016 menjadi 137,99 pada September 2016 Dari tiga sub kelompoknya semua sub kelompok mengalami inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi 0,29 persen; sub kelompok tembakau dan minuman yang beralkohol 2,49 persen; dan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi sebesar 0,24 persen, Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1360 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar berurutan yaitu rokok kretek filter 0,0568 persen; rokok kretek 0,0264 persen; mie 0,0193 persen; bubur 0,0173 persen; kopi bubuk 0,0118 persen; rokok putih 0,0112 persen,; air kemasan 0,0083 persen; soto 0,0018 persen; sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah gula pasir sebesar -0,0121 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok ini September 2016 mengalami inflasi 0,24 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 138,29 pada Agustus 2016 menjadi 138,62 pada September 2016. Dari 4 sub kelompoknya, tiga sub kelompok mengalami kenaikan indeks dan satu sub kelompok mengalami penurunan indeks. Sub kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah adalah sub kelompok biaya tempat 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
tinggal 0,40 persen; sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,04 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,18 persen; sedangkan sub kelompok yang tidak mengalami penurunan indeks adalah sub kelompok perlengkapan rumah tangga -0,15 persen.. Kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi
0,0517 persen. Komoditi pada kelompok ini
yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi berurutan adalah tukang bukan mandor 0,0413 persen; kayu lapis 0,0159 persen; tarif listrik 0,0064 persen; pembasmi nyamuk spray 0,0017 persen; sabun cair/cuci piring 0,0011 persen; sabun detergen bubuk/cair 0,0010 persen; magic com 0,0003 persen; pembersih lantai 0,0002 persen.
4. Sandang Indeks Harga Konsumen pada kelompok sandang pada September 2016 mengalami inflasi 0,53 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,97 pada Agustus 2016 menjadi 119,60 pada September 2016. Dari empat sub kelompoknya semua sub kelompok mengalami kenaikan indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0,46 persen, sub kelompok sandang wanita 1,46 persen, sub kelompok sandang anakanak 0,37 persen dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya 0,01 persen. Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0313 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah baju muslim wanita 0,0020 persen; sandal kulit lakilaki 0,0081 persen; gaun anak-anak
0,0049
persen; kemeja pendek katun laki-laki 0,0011 persen; emas
perhiasan 0,0002 persen; bh katun 0,0001 persen.
5. Kesehatan Kelompok kesehatan pada pada September 2016 mengalami inflasi 0,19 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 139,25 pada pada Agustus 2016 menjadi 139,52 pada September 2016. Pada September 2016 ini, dua sub kelompok dalam kelompoknya mengalami kenaikan
indeks yaitu sub
kelompok obat-obatan 0,56 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,27 persen. Sedangkan sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks. Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,0103 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini adalah sabun mandi 0,0038 persen; bedak 0,0025 persen; vitamin 0,0024 persen; obat batuk 0,0016 persen; obat flu 0,006 persen; deodorant 0,0003 persen; obat gosok 0,0002 persen; obat sakit kepala 0,0001 persen;
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
5
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada September 2016 tidak mengalami perubahan indeks, yaitu 121,19 pada pada Agustus 2016 dan tetap 121,19 pada September 2016.
7. Transpor dan Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa pada September 2016 menngalami deflasi sebesar -3,91 persen atau terjadi penurunan indeks dari 130,70 Agustus 2016 dan mejadi 125,59 pada September 2016. Dari empat sub kelompok, dua sub kelompok tidak mengalami perubahan indeks yaitu : sub kelompok sarana dan penunjang transpot dan sub kelompok jasa keuangan. Sedangkan yang mengalami kenaikan indeks adalah sub kelompok
komunikasi dan pengiriman sebesar 1,34 persen. Sedangkan sub kelompok mengalami
penurunan indeks -6,44 persen. Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan deflasi -0,6915 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi adalah angkutan udara -0,8231 persen dan bensin -0,0011 persen.
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender (September) 2016 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) masing-masing sebesar 3,22 persen dan 4,00 persen . Sedangkan tingkat inflasi kalender pada periode yang sama tahun kalender 2014 dan 2015 masing-masing 5,35 persen dan 5,38 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun untuk (September 2014 terhadap September 2013) dan (September 2015 terhadap September 2014 ) masing-masing 6,16 persen dan 9,40 persen.
Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Tahun ke Tahun, Tahun 2014 – 2016 2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
1. September 2. Januari – September (Tahun Kalender)
0,13
0,16
-1,06
5,35
5,38
3,22
3. September - September (Year on Year)
6,16
9,40
4,00
Inflasi (1)
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
PERBANDINGAN ANTAR KOTA Pada September 2016 dari 82 Kota IHK di Indonesia tercatat 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen dengan IHK 129,12 dan terendah terjadi di Purwokerto dan Banyuwangi sebesar 0,02 persen dengan IHK 121,81 dan IHK 121,84. Deflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar -1,06 persen dengan IHK 133,94 dan terendah terjadi Kendari sebesar -0,01 persen dengan IHK 121,65. Perbandingan Antarkota di Pulau Kalimantan Kota-kota IHK di wilayah Pulau Kalimantan yang berjumlah 9 kota, pada September 2016 tercatat 3 kota mengalami inflasi dan 6 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Balikpapan sebesar 0,21 persen dengan IHK 129,88 dan terendah terjadi di Banjarmasin sebesar 0,11 persen dengan IHK 125,44. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar -1,06 persen dengan IHK 133,94 dan terendah terjadi Samainda sebesar -0,20 persen dengan IHK 127,49..
Tabel 4 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2016 Kota-Kota di Pulau Kalimantan (2012=100) NO
[1]
1 2 3 4 5 6 7 8 9
SEPTEMBER
KOTA
BALIKPAPAN PALANGKARAYA BANJARMASIN SAMARINDA TARAKAN TANJUNG SAMPIT SINGKAWANG PONTIANAK
Gambar 3. Perbandingan Inflasi Bulan September 2016 Antar Kota di Pulau Kalimantan (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
7
Tabel 5. Indeks Harga Konsumen Kota Pontianak Bulan September 2016 dan Perubahannya Serta Sumbangan Inflasi (Tahun 2012 = 100)
IHK Agst 2016
IHK Sept 2016
% Perubahan Terhadap Agst 2016
Sumbangan Inflasi
[2]
[3]
[4]
[5]
UMUM
135,37
133,94
-1,06
-1,0565
I.
BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang – kacangan Buah – buahan Bumbu – bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya
SIBOLGA LHOKSEUMAWE MEDAN MAUMERE BUKITTINGGI PEKANBARU MEULABOH PADANGSIDIMPUAN LUBUKLINGGAU BANDA ACEH DUMAI PANGKAL PINANG BULUKUMBA PALU PADANG JAYAPURA SERANG MAKASSAR TANGERANG DEPOK BATAM MAMUJU BANDAR LAMPUNG WATAMPONE PEMATANG SIANTAR CIREBON BAU-BAU MERAUKE BEKASI DENPASAR PALEMBANG JEMBER KEDIRI BALIKPAPAN DKI JAKARTA SURABAYA MALANG MADIUN METRO BANDUNG TANJUNG PINANG
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016
VISI BPS : Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT Informasi lebih lanjut hubungi: Arianto, S.Si. SE., M.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi Telepon: 0561-735345 E-mail : distribusi [email protected] Website : http://kalbar.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 51/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016