BADAN PUSAT STATISTIK No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2009 INFLASI SEBESAR 0,22 PERSEN
Pada bulan Maret 2009 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 114,27. Dari 66 kota, tercatat 44 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,67 persen dengan IHK 115,25 dan terendah terjadi di Depok dan Sumenep masing-masing 0,03 persen dengan IHK masing-masing 112,92 dan 111,44. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Maumere 1,34 persen dengan IHK 120,23 dan terendah terjadi di Tegal 0,01 persen dengan IHK 113,57.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok kelompok sebagai berikut : kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,52 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,20 persen, kelompok sandang 1,02 persen, kelompok kesehatan 0,73 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,06 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,25 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan 0,26 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2009 sebesar 0,36 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2009 terhadap Maret 2008) sebesar 7,92 persen. Inflasi komponen inti pada bulan Maret 2009 sebesar 0,46 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Maret) 2009 sebesar 1,59 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti ”year on year” (Maret 2009 terhadap Maret 2008) sebesar 7,15 persen.
Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Maret 2009 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 66 kota pada bulan Maret 2009 terjadi inflasi 0,22 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,02 pada bulan Februari 2009 menjadi 114,27 pada bulan Maret 2009. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2009 sebesar 0,36 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2009 terhadap Maret 2008) sebesar 7,92 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok kelompok sebagai berikut : kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,52 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,20 persen, kelompok sandang 1,02 persen, kelompok kesehatan 0,73 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,06 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,25 persen. Sedangkan kelompok yang
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
1
mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan 0,26 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Maret 2009 antara lain : emas perhiasan, bawang merah, gula pasir, kontrak rumah, cabe rawit, sewa rumah, upah tukang bukan mandor, tarip rumah sakit, telur ayam ras, pisang, jeruk nipis/limau, rokok kretek, rokok kretek filter, tarip air minum PAM, upah pembantu rumahtangga, bensin, mobil, helm dan pemeliharaan/service. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah : cabe merah, ikan segar, beras, daging ayam ras, bahan bakar rumahtangga, bayam, kangkung, kentang, tomat sayur, tomat buah dan besi beton. Pada bulan Maret 2009 kelompok-kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,09 persen; kelompok perumahan 0,05 persen; kelompok sandang 0,07 persen; dan kelompok kesehatan 0,03 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen dan kelompok transpor , komunikasi & jasa keuangan 0,04 persen. Sedangkan kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan 0,07 persen. Tabel 1 Laju Inflasi Gabungan 66 Kota Maret 2009, Tahun Kalender 2009 dan Maret 2009 Terhadap Maret 2008 menurut Kelompok Pengeluaran (2007 = 100)
Kelompok Pengeluaran
IHK Maret 2008
IHK Desember 2008
IHK Maret 2009
Inflasi bulan Maret 2009 *)
Laju Inflasi tahun Kalender 2009 **)
Inflasi Tahun ke tahun ***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
105,88
113,86
114,27
0,22
0,36
7,92
112,10
122,70
124,47
-0,26
1,44
11,03
106,27
114,98
117,74
0,52
2,40
10,79
104,49 108,31 104,08 104,12
113,02 112,27 109,13 109,84
113,50 117,30 110,52 110,08
0,20 1,02 0,73 0,06
0,42 4,48 1,27 0,22
8,62 8,30 6,19 5,72
100,55
107,26
102,26
0,25
-4,66
1,70
U m u m 1 Bahan Makanan Makanan Jadi, minuman, Rokok dan 2 Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan 3 Bahan bakar 4 Sandang 5 Kesehatan 6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor dan Komunikasi dan Jasa 7 Keuangan
*) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2009 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2009 terhadap IHK bulan Desember 2008 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2009 terhadap IHK bulan Maret 2008
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional (2007=100) Maret 2009 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
(1)
(2)
UMUM 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 2
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
0,22 -0,07 0,09 0,05
4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0,07 0,03 0,01
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,04
Gambar 1 Perkembangan IHK 66 Kota (2007 =100), Februari 2008 – Maret 2009
125 120 115 110 105 100 95 Jan-08 Feb-08 Mrt-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Ags-08 Sep-08 Okt-08 Nov- Des-08 Jan-09 Feb-09 Mar08 09
Umum
Bhn Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
Gambar 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional (2007=100) Maret 2009
0,30
1
2
3
4
5
6
7
0,25
PERSEN
0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 -0,05 -0,10
Umum 2. Makanan jadi 5. Kesehatan
1. Bhn.makanan 3. Perumahan
4. Sandang
6. Pendidikan 7. Transpor Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
3
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2009 mengalami deflasi 0,26 persen atau terjadi penurunan indeks dari 124,80 pada Februari 2009 menjadi 124,47 pada Maret 2009. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan 5 subkelompok mengalami deflasi dan 6 subkelompok mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran 2,36 persen dan deflasi terendah pada subkelompok lemak dan minyak 0,11 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan 1,34 persen dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok ikan diawetkan 0,04 persen. Kelompok ini pada Maret 2009 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain : cabe merah 0,05 persen; ikan segar 0,04 persen; beras dan daging ayam ras masing-masing 0,02 persen; bayam, kangkung, kentang, tomat sayur dan tomat buah masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : bawang merah 0,03 persen; cabe rawit 0,02 persen; jeruk nipis/limau, pisang dan telur ayam ras masing-masing 0,01 persen.
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada Maret 2009 mengalami inflasi 0,52 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,13 pada Februari 2009 menjadi 117,74 pada Maret 2009. Semua subkelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi, yaitu : subkelompok makanan jadi 0,25 persen, subkelompok minuman yang tidak beralkohol 1,44 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,54 persen. Kelompok ini pada Maret 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah : gula pasir 0,03 persen; rokok kretek dan rokok kretek filter masing-masing 0,01 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok ini pada Maret 2009 mengalami inflasi sebesar 0,20 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 113,27 pada bulan Februari 2009 menjadi 113,50 pada Maret 2009. Subkelompok yang mengalami inflasi pada kelompok ini, adalah : subkelompok biaya tempat tinggal 0,36 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,30 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,48 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami deflasi 0,24 persen. Pada Maret 2009 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah kontrak rumah 0,03 persen; sewa rumah dan upah tukang bukan mandor masing-masing 0,02 persen; upah pembantu rumahtangga dan tarip air minum PAM masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah bahan bakar rumahtangga 0,02 persen dan besi beton 0,01 persen.
4. S a n d a n g 4
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
Kelompok sandang pada Maret 2009 mengalami inflasi 1,02 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 116,11 pada Februari 2009 menjadi 117,30 pada Maret 2009. Semua subkelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi, yaitu : subkelompok sandang laki-laki 0,07 persen; subkelompok sandang wanita 0,29 persen, subkelompok sandang anak-anak 0,11 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 2,75 persen. Kelompok ini pada Maret 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah : emas perhiasan 0,06 persen.
5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada Maret 2009 mengalami inflasi 0,73 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 109,72 pada bulan Februari 2009 menjadi 110,52 pada Maret 2009. Semua subkelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi pada bulan ini, yaitu : subkelompok jasa kesehatan 1,31 persen; subkelompok obat-obatan 0,65 persen; subkelompok jasa perawatan jasmani 0,35 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,29 persen. Kelompok ini pada Maret 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah tarip rumah sakit 0,02 persen.
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2009 mengalami inflasi 0,06 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 110,01 pada Februari 2009 menjadi 110,08 pada Maret 2009. Subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu : subkelompok kursus-kursus/pelatihan 0,14 persen; subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,12 persen; subkelompok rekreasi 0,15 persen dan subkelompok olahraga 0,45 persen. Sedangkan subkelompok pendidikan pada bulan ini relatif stabil.
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2009 mengalami inflasi 0,25 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 102,01 pada Februari 2009 menjadi 102,26 pada Maret 2009. Subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu : subkelompok transpor 0,20 persen; subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,03 persen; subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,98 persen. Sedangkan subkelompok jasa keuangan pada bulan ini relatif stabil. Kelompok ini pada Maret 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan infllasi, yaitu : bensin, mobil, helm dan ongkos pemeliharaan/service masing-masing 0,01 persen. .
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
5
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2009 sebesar 0,36 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2007 dan 2008 masing-masing sebesar 1,91 persen dan 3,41 persen. Besarnya laju inflasi ”year on year” untuk Maret 2009 terhadap Maret 2008 sebesar 7,92 persen. Sedangkan laju inflasi ”year on year” untuk Maret 2007 terhadap Maret 2006 sebesar 6,52 persen dan Maret 2008 terhadap Maret 2007 sebesar 8,17 persen Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year, Tahun 2007 – 2009
Inflasi
2007
2008
2009 (2007=100)
1.
Maret
0,24
0,95
0,22
2.
Januari-Maret (Tahun Kalender)
1,91
3,41
0,36
3.
Maret terhadap Maret (year on year) (tahun n) (tahun n-1)
6,52
8,17
7,92
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari-Maret) 2007-2009
4
INFLASI (%)
3
2
1
0 Jan
Jan-Feb
Jan-Mrt
-1
2007
6
2008
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
2009
Gambar 4 Perbandingan Inflasi Year On Year, 2007-2009
20 18 16
INFLASI (%)
14 12 10 8 6 4 2 0 Jan-Jan
Feb-Feb
Series1
Series2
Mar-Mar
Series3
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
7
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada bulan Maret 2009 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 114,27. Dari 66 kota, tercatat 44 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,67 persen dengan IHK 115,25 dan terendah terjadi di Depok dan Sumenep masing-masing 0,03 persen dengan IHK masing-masing 112,92 dan 111,44. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Maumere 1,34 persen dengan IHK 120,23 dan terendah terjadi di Tegal 0,01 persen dengan IHK 113,57.
Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Pada bulan Maret 2009 dari kota-kota IHK di wilayah pulau Sumatera yang berjumlah 16 kota tercatat 3 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banda Aceh 0,70 persen dan Inflasi terendah terjadi di Batam 0,05 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pinang 1,15 persen dan terendah terjadi di Palembang 0,15 persen (lihat tabel 4). Tabel 4 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2009 Kota-kota di Pulau Sumatera dengan Nasional (2007=100)
Maret 2009
KOTA (1)
Inflasi/deflasi (%)
(2)
(3)
1 2 3
BANDA ACEH LHOKSEUMAWE SIBOLGA
114,00 114,63 114,95
0,70 -0,50 -1,07
4
PEMATANG SIANTAR
112,88
-1,00
5 6 7 8
MEDAN PADANG SIDEMPUAN PADANG PAKANBARU
112,80 115,52 116,08 113,39
-0,24 -0,35 -0,56 -0,45
9
8
IHK
DUMAI
117,36
-0,44
10 11 12 13
JAMBI PALEMBANG BENGKULU BANDAR LAMPUNG
114,98 115,85 116,74 119,38
-0,81 -0,15 -0,31 0,25
14
PANGKAL PINANG
118,14
-0,33
15
BATAM
111,06
0,05
16
TANJUNG PINANG
117,09
-1,15
Nasional
111,06
0,05
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada bulan Maret 2009 kota-kota IHK di pulau Jawa yang berjumlah 23 kota, tercatat 19 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sukabumi 1,18 persen dan inflasi terendah terjadi di Depok dan Sumenep masing-masing 0,03 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Serang 0,20 persen dan deflasi terendah terjadi di Tegal 0,01 persen (lihat tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2009 Kota-kota di Pulau Jawa dengan Nasional (2007=100)
Maret 2009
KOTA IHK
Inflasi/Deflasi (%)
[2]
[3]
1 JAKARTA
112,93
0,33
2 BOGOR
116,92
0,53
3 SUKABUMI
116,23
1,18
4 BANDUNG
112,82
0,52
5 CIREBON
118,25
0,10
6 BEKASI
112,72
-0,18
7 DEPOK
112,92
0,03
8 TASIKMALAYA
115,97
0,25
9 PURWOKERTO
114,43
0,60
10 SURAKARTA
109,29
0,28
11 SEMARANG
113,47
0,67
12 TEGAL
113,57
-0,01
13 YOGYAKARTA
113,99
0,18
14 JEMBER
115,52
0,50
15 SUMENEP
111,44
0,03
16 KEDIRI
113,22
0,47
17 MALANG
114,62
0,61
18 PROBOLINGGO
116,50
-0,10
19 MADIUN
118,29
0,11
20 SURABAYA
112,50
0,28
21 SERANG
117,71
-0,20
22 TANGERANG
116,00
0,07
23 CILEGON
115,78
0,32
114,27
0,22
[1]
NASIONAL
Perbandingan Antarkota di luar Pulau Jawa dan Sumatera Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
9
Pada bulan Maret 2009 dari kota-kota IHK di wilayah ini yang berjumlah 27 kota, 22 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,67 persen dan inflasi terendah terjadi di Tarakan 0,08 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Maumere 1,34 persen dan terendah terjadi di Pare-Pare 0,07 persen (lihat tabel 6).
Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2009 Kota-kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera dengan Nasional (2007=100)
KOTA
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
[2]
[3]
DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKARAYA BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN MANADO PALU BONE MAKASAR PARE-PARE PALOPO KENDARI GORONTALO MAMUJU AMBON TERNATE MANOKWARI SORONG JAYAPURA
113,84 117,93 121,78 120,23 114,23 116,89 116,99 114,33 115,43 115,30 114,46 118,60 123,20 116,57 116,45 123,73 114,68 119,97 123,40 120,96 116,03 118,83 113,20 117,33 127,02 131,46 115,25
1,35 0,79 1,07 -1,34 0,40 -0,38 -1,20 0,83 0,09 0,45 0,35 0,31 0,08 1,29 1,04 0,91 0,10 -0,07 1,21 0,79 0,77 0,35 0,32 0,77 -0,33 0,84 1,67
NASIONAL
114,27
0,22
[1]
10
Maret 2009
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
INFLASI KOMPONEN INTI MARET 2009 Inflasi komponen inti pada bulan Maret 2009 sebesar 0,46 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 111,84 pada bulan Februari 2009 menjadi 112,36 pada bulan Maret 2009. Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini mengalami kenaikan indeks 0,04 persen. Sedangkan komponen bergejolak pada bulan Maret 2009 mengalami deflasi 0,40 persen. Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk tahun kalender (Januari-Maret) 2009 masing-masing 1,59 persen, -4,78 persen dan 1,37 persen. Sedangkan inflasi ”year on year” (Maret 2009 terhadap Maret 2008) untuk ketiga komponen tersebut masing-masing adalah 7,15 persen, 8,27 persen dan 10,57 persen (lihat Tabel 7). Tabel 7 Laju Inflasi Maret 2009, Inflasi Tahun Kalender 2009 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Komponen
Komponen
IHK Maret 2008
IHK Desember 2008
IHK Maret 2009
Inflasi Maret 2009
Laju Inflasi Tahun Kalender 2009
Laju Inflasi Year on Year
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Umum
105,88
113,86
114.27
0,22
0,36
7.92
Inti
104,86
110,60
112.36
0,46
1,59
7,15
Harga Diatur Pemerintah
102,95
117,05
111,46
0.04
-4,78
8,27
Bergejolak
112,89
123,13
124,82
-0.40
1,37
10.57
Dari tiga komponen inflasi tersebut masing-masing memberikan sumbangan terhadap inflasi nasional sebagai berikut: komponen inti memberikan sumbangan inflasi 0,30 persen, komponen yang harganya diatur pemerintah memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen, dan komponen bergejolak memberikan sumbangan deflasi 0,09 persen (lihat Tabel 8). Tabel 8 Dekomposisi Andil Inflasi Nasional Maret 2009 (persen)
Komponen
Andil Inflasi (%)
(1)
(2)
U m u m (Headline)
0,22
1
Inti
0,30
2
Yang Harganya Diatur Pemerintah
0,01
3
Bergejolak
-0,09
Berita Resmi Statistik No. 18/04/Th. XII, 1 April 2009
11