INFLASI

BADAN PUSAT STATISTIK No. 07 /Th. XVI, 1 Juli 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

 Pada Juni 2015 di Kota Malang terjadi inflasi sebesar 0.38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 119.51 Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0.54 persen dengan IHK sebesar 119.79 diikuti Probolinggo sebesar 0.44 persen dengan IHK 119.50, Kota Malang dan Sumenep di urutan ketiga dengan inflasi sebesar 0.38 persen dan IHK sebesar 120.51 dan Sumenep sebesar 117.73 , Madiun sebesar 0.32 persen dengan IHK sebesar 117.72, Banyuwangi dan Kediri sebesar 0.26 persen dengan IHK masing-masing sebesar 118.05 dan Kediri dengan IHK sebesar 119.01 , dan terendah Jember sebesar 0.20 persen dengan IHK sebesar 117.69.  Inflasi/ deflasi terjadi karena adanya kenaikan/ penurunan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan/ penurunan indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 1.12 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.61 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan akar 0.06 persen; kelompok sandang 0.66 persen; kelompok kesehatan 0.06 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0.17 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0.08 persen.

 Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2015 antara lain: Daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, emas perhiasan, rokok kretek filter, bensin, bawang putih, apel, minyak goreng, dan kopi manis.  Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Juni 2015 adalah: bawang merah, tomat sayur, cabai merah, selada/ daun selada, kentang, batu bata, kacang panjang, cabai rawit, sawi hijau, dan nangka muda.

 Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2015 sebesar 1.13 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2015 terhadap Juni 2014 ) sebesar 7.16 persen.

Berita Resmi Statistik No.07 Th. XVI, 1 Juli 2015

JUNI 2015 KOTA MALANG INFLASI 0.38 PERSEN Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga. Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349 komoditas.. Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada Juni 2015 terjadi inflasi 0.38 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120.05 pada Mei 2015 menjadi 120.51 pada Juni 2015. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1.13 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2015 terhadap Juni 2014 ) sebesar 7.16 persen. Naiknya inflasi bulan Juni 2015 ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain dampak langsung bulan Ramadhan yaitu naiknya harga daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan tingginya permintaan dan juga mahalnya harga pakan, disamping juga tingginya harga gula pasir masuk di sepuluh besar penyumbang inflasi di kota Mlang. Komoditi yang juga memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah naiknya harga emas perhiasan, rokok kretek filter, bensin, bawang putih, apel, minyak goreng, dan kopi manis..dll. Kenaikan harga telur ayam ras sebesar 9.36 persen, masih disebabkan naiknya harga pakan ternak seiring melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang dollar. Dimana sebagian bahan baku pakan ternak saat ini masih impor. Selain itu, tingginya permintaan di bulan puasa juga mempengaruhi harga jual komoditas ini. Pengusaha kue dan makanan sudah mulai melakukan proses produksi menjelang puasa dan lebaran.


Seperti diketahui, komoditas telur ayam ras merupakan bahan pokok utama pembuatan kue kering dan makanan lainnya. Seperti halnya kenaikan telur ayam ras, kenaikan harga pakan juga berimbas pada kenaikan harga daging ayam ras yang naik sebesar 7.96 persen, menyebabkan daging ayam ras berada di urutan pertama penyumbang inflasi bulan Juni ini.. Tingginya permintaan di pasaran menjelang puasa, juga merupakan faktor penyebab kenaikan harga komoditas ini. Komoditas gula pasir mengalami kenaikan 5.96 persen. Hal ini disebabkan produsen kue, makanan dan minuman menyetok gula pasir untuk kebutuhan mereka di bulan Ramadhan dan menghadapi Idhul Fitri. Komoditas bawang putih juga mengalami kenaikan sebesar 4.59 persen. Belum tibanya masa panen yang kemudian berakibat pada minimnya pasokan, diduga menjadi penyebab kenaikan harga, juga seiring dengan semakin mendekati ibadah puasa, terjadi peningkatan permintaan dari konsumen. Untuk menekan lonjakan harga beberapa kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng dan tepung terigu, Pemerintah Kota Malang

bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Bulog telah mengadakan operasi pasar (OP) di 2 titik secara mobile. Operasi pasar ini dilaksanakan secara serentak mulai 16 Juni sd 15 Juli 2015 di sejumlah pasar di Kota Malang yaitu di pasar Tawangmangu dan Pasar Merjosari. PT PLN (Persero) kembali melakukan penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan komersial atau non subsidi pada Juni 2015 setelah hal sama berlaku pada Mei lalu. Berdasarkan daftar tarif tenaga listrik yang dirilis PLN, ada 10 golongan pelanggan yang mengalami penyesuaian tarif. Penyesuaian tarif tenaga listrik pada 10 pelanggan ini fluktuatif, karena sudah tidak lagi mendapat subsidi dari pemerintah. Dari 10 golongan pelanggan yang mengalami kenaikan tarif, ada 2 golongan pelanggan rumah tangga yang masuk dalam penghitungan indeks harga konsumen tarif listrik pra bayar yang mengalami kenaikan yaitu golongan R-2 dengan daya 3.500 volt ampere (VA) – 5.500 VA, tarif listrik naik dari Rp. 1.514,81 per kilowatthour (kWh) pada bulan Mei 2015 menjadi Rp. 1.524,24 per kWh pada bulan Juni 2015, Golongan R-3 dengan daya 6.600 VA ke atas, tarif listrik naik dari Rp. 1.514,81 per kWh bulan Mei 2015 menjadi Rp. 1.524,24 per kWh pada bulan Juni 2015. Sementara itu tarif listrik pasca bayar mengalami kenaikan dari Rp. 1.465,89 bulan April 2015 menjadi Rp. 1.514,81 pada bulan Mei 2015, karena sistem tarif listrik pasca bayar maka konsumen membayar pemakaian listrik bulan sebelumnya. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: bawang merah, tomat sayur, cabai merah, selada/ daun selada, kentang, batu bata, kacang panjang, cabai rawit, sawi hijau, dan nangka muda..dll. Kelompok komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi pada Juni 2015, yaitu: kelompok bahan makanan 0.2017 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.1002 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0.0130 persen; kelompok sandang 0.0363 ; kelompok kesehatan


0,0027 , kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0,0154 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan 0.0158 persen.

Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Malang Juni 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran

IHK Desember 2014

(1)

1 2 3 4 5 6 7

1) 2) 3)

IHK Juni 2015

(2)

(3)

(4)

Laju Inflasi Tahun Kalender 20152) (5)

Inflasi Juni 2015

Inflasi Tahun ke Tahun 3) (6)

U m u m (Headline)

119,16

120,51

0,38

1,13

7,16

Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

124,52

124,15 118,93 115,65 109,80 111,14 110,02

1,12 0,61 0,06 0,66 0,06 0,17

-0,30

7,56

2,56 1,34 2,88 2,52 1,56

6,18 6,10 4,97 5,88 3,86

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

137,15

137,30

0,08

0,11

11,44

115,96 114,12 106,73 108,41 108,33

Persentase perubahan IHK Juni 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase kumulatif IHK Januari 2015 terhadap IHK Juni 2015 Persentase perubahan IHK Juni 2015 terhadap IHK Juni 2014

Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Malang (2012=100) Juni 2015 (persen) Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%)

(1)

(2)

1. 2.

UMUM Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau

3. 4. 5.

Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan

6.

Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga

7.

Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan


0.38

0.2017 0,1002 0,0130 0.0363 0,0027 0,0154 0.0158

Gambar 1 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Malang Juni 2015

0,25

0,2017 0,2

P 0,15 E R 0,1 S E N 0,05

0,1002

0,0363 0,013

0,0027

0,0154

0,0158

6

7

0

1 1. Bhn.makanan

2 2. Makanan jadi

3 3. Perumahan

4 4. Sandang

5 5. Kesehatan

6. Pendidikan

7. Transpor

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.

Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi 1.12 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 122.78 pada Mei 2015 menjadi 124.15 pada Juni 2015 . Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 8 sub kelompok mengalami inflasi dan 3 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 3.70 persen, diikuti sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 3.39 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 2.46 persen, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 1.25 persen, sub kelompok buahbuahan 1.18 persen, sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.55 persen, sub kelompok padipadian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0.17 persen dan sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0.08 persen, , Sedangkan 3 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok sayur-sayuran sebesar 1.91 persen, diikuti sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 1.34 persen dan sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0.04 persen Kelompok ini pada Juni 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.2017 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: daging ayam ras sebesar 0.0843 persen, telur ayam ras sebesar 0.0680 persen, bawang putih sebesar 0.0125 persen, apel sebesar 0.0122 persen, minyak


goreng sebesar 0.0109 persen, mujair sebesar 0.0089 persen, lele dan labu siam/ jipang sebesar 0.0086 persen, pisang sebesar 0.0073 persen, daging ayam kampung sebesar 0.0067 persen, dll. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain : bawang merah sebesar 0.0218 persen, tomat sayur sebesar 0.0215 persen, cabai merah sebesar 0.0116 persen, selada/ daun selada sebesar 0.0071 persen, kentang sebesar 0.0066 persen, kacang panjang sebesar 0.0061 persen, cabai rawit sebesar 0.0047 persen, sawi hijau sebesar 0.0042 persen, nangka muda sebesar 0.0040 persen, jagung manis sebesar 0.0025 persen, dll.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada Juni 2015 mengalami inflasi 0.61 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 118.21 pada Mei 2015 menjadi 118.93 pada Juni 2015 . Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 2.02 persen, sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0.64 persen, dan sub kelompok makanan jadi sebesar 0,16 persen . Kelompok ini pada Juni 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 01002 persen.Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : gula pasir sebesar 0.0479 persen, rokok kretek filter sebesar 0.0131 persen, kopi manis sebesar 0.0089 persen , kue basah sebesar 0.0088 persen, rokok kretek sebesar 0.0052 persen, ice cream sebesar 0.0040 persen, wafer sebesar 0.0023 persen, donat sebesar 0.0023 persen, air kemasan sebesar 0.0016 persen, kopi bubuk sebesar 0.0014 persen, dll. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok ini pada Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0.06 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 115.58 pada bulan Mei 2015 menjadi 115.65 pada Juni 2015 . Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga 0.36 persen dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 0.14 persen, sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0.02 persen dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga tidak mengalami perubahan angka indeks Pada Juni 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0130 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah tarip listrik sebesar 0.0073 persen, upah pembantu rumah tangga sebesar 0.0055 persen, cat kayu/ cat besi sebesar 0.0034 persen , pengharum/ pelembut cucian sebesar 0.0011 persen, penyegar ruangan sebesar 0.0009 persen, sabun cair/ cuci piring sebesar 0.0003 persen, kayu lapis , pembasmi nyamuk bakar, sabun cream detergent dan tissue sebesar 0.0002 persen, dll. Berita Resmi Statistik No.07 Th. XVI, 1 Juli 2015

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga batu bata sebesar 0.0064 persen

4.

Sandang Kelompok sandang pada Juni 2015 mengalami inflasi 0.66 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 109.08 pada Mei 2015 menjadi 109.80 pada Juni 2015 . Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi . Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 2.14 persen, diikuti sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.26 persen, dan sub kelompok sandang wanita sebesar 0.22 persen dan sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0.03 persen. . Pada Juni 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0363 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah indeks harga emas perhiasan sebesar 0.0264 persen, baju kaos tanpa kerah/ t-shirt sebesar 0.0029 persen, kerudung/ jilbab sebesar 0.0026 persen, celana panjang jeans sebesar 0.0010 persen, celana panjang sersin dan rok luar model biasa sebesar 0.0009 persen, daster sebesar 0.0006 persen, kemeja panjang katun sebesar 0.0003 persen, bahan baju katun dan pampers sebesar 0.0002 persen, , kemeja panjang katun 0.0003 persen, dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

5.

Kesehatan Kelompok kesehatan pada Juni 2015 mengalami inflasi 0.06 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 111.07 pada bulan Mei 2015 menjadi 111.14 pada Juni 2015 . Dari 4 sub kelompok semua 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0.17 persen dan sub kelompok obat obatan sebesar 0.02 persen, sedangkan sub sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan angka indeks. Pada Juni 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0027 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks pasta gigi sebesar 0.0023 persen, deodorant sebesar 0.0003 persen, , obat batuk, sebesar 0.0001 persen, , dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.


6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0.17 persen atau mengalami kenaikan angka indeks 109.83 pada Mei 2015 menjadi 110.02 pada Juni 2015. Dari 5 sub kelompok , 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 3 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks . Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok olah raga sebesar 2.18 persen, diikuti sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan sebesar 0.80 persen sedangkan sub kelompok rekreasi , sub kelompok kursus-kursus / pelatihan dan sub kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan angka indeks. Pada Juni 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0154 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain buku tulis bergaris sebesar 0.0048 persen, tas sekolah sebesar 0.0039 persen, fitnes center sebesar 0.0032 persen, pensil hitam sebesar 0.0020 persen , pulpen/ bollpoint sebesar 0.0013 persen, kertas HVS sebesar 0.0002 persen, dll.. Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi tidak ada.

7.

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Juni 2015 mengalami inflasi 0.08 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 137.19 pada Mei 2015 menjadi 137.30 pada Juni 2015. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 1 sub kelompok mengalami inflasi , dan 3 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami inflasi adalah sub kelompok transport sebesar 0.11 persen sedangkan sub kelompok Sarana dan Penunjang transpor , sub kelompok komunikasi dan pengiriman dan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada Juni 2015 memberikan sumbangan inflasi 0.0158 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks Bensin sebesar 0.0125 persen karena PT. Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga Pertamax, dan angkutan udara sebesar 0.0047 persen, . Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi , turunnya indeks harga tarip ketera api sebesar 0.0014 persen.


PERBANDINGAN INFLASI BULANAN, TAHUN KALENDER DAN YEAR ON YEAR KOTA MALANG Laju inflasi tahun kalender (Juni 2015 -Juni 2015 ) sebesar 1.13 persen. Besarnya laju inflasi ”year on year” untuk Juni 2015 terhadap Juni 2014 sebesar 7.16 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2013 dan 2014 masing-masing 0.91 persen dan 0.31 persen, tingkat inflasi kumulatif pada periode yang sama tahun 2013 dan 2014 adalah 3.13 persen dan 2.06 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Juni 2013 terhadap Juni 2012 dan Juni 2014 terhadap Juni 2013 masing-masing 6.46 persen dan 6.91 persen.

Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year, Tahun 2010 – 2015

Inflasi

2010

2011

2012

2013

2014

2015

1.

Juni

0.74

0.56

0.54

0.91

0.31

0.38

2.

Jan 2014 – Juni 2015 (Tahun Kalender)

2.24

0.97

1.32

3.13

2.06

1.13

3.

Juni 2015 terhadap Juni 2014 (year on year) (tahun n) (tahun n-1)

4.21

5.37

4.42

6.46

6.91

7.16

Gambar 2. Inflasi bulanan Kota Malang Tahun 2010 -2015

3,49 2,72 1,71

1,51 0,79 0,49

Jan

0,94 0,76 0,67 0,27 0,37 0,04

0,88

0,74

0,93

0,49 0,43 0,34 0,14 0,27 0,01 -0,09 -0,13 Peb -0,17 Mar Apr -0,21 -0,42 -0,57 0,31 0,18 0,14

2010

0,91 0,56 0,54 0,38 0,31

0,35

2011

0,45 0,37 0,1 0,05 Mei -0,35 Juni

2012

1,04 0,94 0,77 0,47

0,73 0,49 0,48

0,68 0,88

0,19

0,52 0,26 0,22

0,4 0,22 0,16 0,12

0,7 0,67 0,53 0,34 0,23

0,46

Juli

Agt

Sept

Okt

Nop

-0,57

2013

2014


2015

Des

Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender ( Juni 2015 -Juni 2015) 2010 -2015

Gambar 4 Perbandingan Inflasi Year On Year, 2010-2015

PERBANDINGAN 7 KOTA DI JAWA TIMUR


PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Pada bulan Juni 2015 kota Malang mengalami inflasi 0.38 persen dibandingkan dengan 7 kota lainnya di Jawa Timur. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur semua kota mengalami inflasi (lihat tabel 4). Tabel 4 Perbandingan Indeks dan Inflasi Juni 2015 8 Kota IHK di Jawa Timur , Jawa Timur dan Nasional (2012=100)

Kota

IHK Juni 2015

% perub thd Mei 2015

Tahun Kalender

YoY

[1]

[5]

[6]

[7]

[8]

JEMBER

117,69

0,20

0,14

5,69

BANYUWANGI

118,05

0,26

0,32

4,85

SUMENEP

117,73

0,38

0,37

6,49

KEDIRI

119,01

0,26

0,04

5,78

MALANG

120,51

0,38

1,13

7,16

PROBOLINGGO

119,50

0,44

0,66

5,81

MADIUN

117,72

0,32

0,76

6,10

SURABAYA

119,79

0,54

1,68

7,19

JAWA TIMUR

119.52

0.45

1.23

6.78

NASIONAL

120.14

0.54

0.96

7.26


Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi BPS KOTA MALANG Erny Fatma Setyoharini Kasi Statistik Distribusi Jl. Janti 47 Telp. 0341-801164 Faks. 0341-805871 Email : [email protected]


INFLASI

Recommend Documents