INDONESIA - AUSTRALIA FOREST CARBON PARTNERSHIP (IAFCP)
I. PENDAHULUAN - IAFCP didasarkan pada Kesepakatan Kerjasama ditandatangani oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Australia 13 Juni 2008, jangka waktu 2008-2012, pendanaan AUD. 40 Juta dan kemungkinan tambahan sekitar AUD. 30 Juta yang sedang dalam proses. - Mencakup 3 bidang utama : 1. Pengembangan kebijakan dan peningkatan kapasitas mendukung keterlibatan 2 negara dalam negosiasi internasional dan pasar karbon mendatang. 2. Penyediaan dukungan teknis kepada Indonesia dalam pengembangan sistem penghitungan karbon hutan nasional dan pemantauannya. 3. Pengembangan kegiatan demonstrasi dan ketentuan yang terkait dengan dukungan pemungkin untuk uji coba pendekatan-pendekatan REDD. - Tujuan program: mendukung pencapaian pengurangan emisi GRK di Indonesia secara signifikan dan efektif melalui pengurangan deforestasi, mendorong reforestasi dan meningkatkan pengelolaan hutan secara lestari.
II. KOMPONEN PROGRAM 1. Dukungan bagi pembangunan Kerangka Kerja Nasional REDD termasuk terhadap Pokja REDD antar instansi pemerintah. 2. Dukungan bagi pengembangan dan penerapan metodologi awal REDD dan Kegiatan Percontohan (Demonstration Activity). 3. Dukungan bagi pengembangan penilaian dan pemantauan hutan dan karbon hutan khususnya untuk mendukung implementasi Kegiatan Percontohan dan peningkatan sistem penilaian dan pemantauan hutan di Indonesia. 4. Dukungan bagi peningkatan tata kelola kehutanan dan pengelolaan hutan kemasyarakatan khusunya untuk mendukung implementasi Kegiatan Percontohan. 5. Dukungan bagi pencegahan kebakaran dan peningkatan pengelolaan lahan gambut bagi pengurangan emisi GRK serta implementasi Kegiatan Percontohan.
III. ALOKASI DANA BERDASARKAN BIDANG DAN KOMPONEN Bidang 1. Pengembangan kebijakan dan Peningkatan Kapasitas 2. Dukungan Teknis Pemantauan dan Penghitungan Karbon : - Sistem Penghitungan Karbon Nasional (NCAS) - Penilaian Karbon Gambut - Fire Watch Indonesia 3. Pengembangan Kegiatan Demonstrasi : - Kalimantan Forest and Climate Partnership (KFCP) di Provinsi Kalimantan Tengah - Demonstrasi REDD Kedua
Dana (AUD)
Terkait Komponen
3,000,000
1
2,000,000 1,500,000 1,500,000
3 5 5
30,000,000
2,4,5
Hampir sama dengan KFCP
2,4,5
4. Manajemen Program
1,000,000
1,2,3,4,5
5. Indonesia Forest Climate Alliance (IFCA)
1,000,000
1
Total
40,000,000
IV. STRUKTUR ORGANISASI IAFCP
V. PENGEMBANGAN KEGIATAN DEMONSTRASI 1. Kalimantan Forest and Climate Partnership (KFCP): - Kegiatan demonstrasi pertama. - Difokuskan pada pengurangan emisi dari lahan hutan rawagambut. - Lokasi eks areal PLG 1 Juta Ha, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 2. Demonstrasi REDD Kedua - Kegiatan demonstrasi kedua. - Difokuskan pada pengurangan emisi dari lahan hutan non rawagambut (tanah mineral). - Lokasi sedang dalam proses penjajagan.
VI. KALIMANTAN FOREST AND CLIMATE PARTNERSHIP (KFCP) - Tujuan : + Uji coba metoda yang kredible, adil dan efektif pengurangan emisi GRK dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD) di lahan gambut. + Sebagai kontribusi Indonesia dan Australia dalam perjanjian global perubahan iklim paska 2012. + Memungkinkan partisipasi Indonesia secara nyata dalam pasar karbon internasional di masa mendatang. - Dokumen Rancangan Kegiatan telah selesai dan disepakati pada Pertemuan Komite Pengarah Februari 2009 setelah melalui konsultasi ekstensif dan kajian intensif melibatkan para pemangku kepentingan dari Pemerintah Indonesia dan Australia.
KFCP (Lanjutan 1) - Komponen kegiatan utama, yaitu : + Pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan rawa gambut antara lain : sosialisasi REDD, perubahan perilaku, restorasi lahan gambut, reforestasi, pemantauan GRK dan mekanisme pembayaran. + Pemantauan,pengukuran dan penetapan baseline emisi GRK yang diintegrasikan dengan pengembangan FRIS/NCASI. + Pengembangan mekanisme pembayaran REDD insentif yang praktis dan efektif. + Peningkatan kapasitas manajemen dan teknis REDD serta kesiapannya di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatam dan desa.
KFCP (Lanjutan 2) - Lokasi dan Luas : + Berada dalam satu kesatuan kubah gambut seluas 120.000 Ha pada bagian Utara eks PPLG 1 Juta Ha. Sebagian besar areal mempunyai kedalaman gambut lebih dari 3 meter yang sangat sensitif terhadap gangguan. + Sebagian areal di Blok A bagian Utara dengan kondisi berupa hutan campuran bekas tebangan dan hutan rawa gambut yang telah rusak serta areal terbuka. Sebagian areal lainnya di Blok E dengan kondisi hutan rawa gambut yang cukup utuh. + Seluruh areal barada di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, yang sebagian besar berada di Kecamatan Mentangai dan sebagian kecil di Kecamatan Timpah.
LOKASI KFCP
KFCP (Lanjutan 3) - Tahapan Kegiatan : + Penetapan baseline/tingkat emisi referensi (BAU dan prediksi) untuk wilayah KFCP dan Kabupten Kapuas dan berkontribusi untuk wilayah provinsi. + Pelaksanaan pengurangan emisi: pengendalian kebakaran; pembasahan gambut; re-vegetasi; pengembangan mata pencaharian alternatif yang ekonomis dan rendah emisi. + Pengukuran dan verifikasi: menguji coba dan mengembangkan teknologi-teknologi untuk pemantauan emisi; mengukur reduksi; memonitor keberhasilan tahunan guna mengevaluasi kredit yang dihasilkan. + Pendistribusian pembayaran insentif: berdasarkan kinerja dan jasa yg diberikan oleh pemangku kepentingan a.l. masyarakat lokal, pemerintah daerah (provinsi/kabupaten) dan atau pihak swasta lainnya. + Pengembangan kapasitas kelembagaan di daerah guna mengimplementasikan REDD.
EMISI GRK DARI LAHAN GAMBUT
- Sebagian besar emisi GRK berasal dari lahan gambut. - Metodologi untuk menghitung emisi masih belum jelas. - Pengeringan lahan gambut >degradasi >oksidasi > kebakaran. - Kebakaran di gambut yang terdegradasi penyebab utama emisi. - Rehabilitasi lahan gambut merupakan peluang yang signifikan untuk mencapai target REDD.
PENANGANAN SECARA FISIK DAN EKOLOGI
- Pencegahan dan pengendalian kebakaran. - Restorasi sistem hidrologi - Penanaman kembali dan restorasi
dengan jenis-jenis vegetasi yang tepat.
REHABILITASI LAHAN GAMBUT
Kondisi lahan gambut yang diharapkan setelah rehabilitasi : - Tutupan hutan/vegetasi meningkat. - Permukaan air gambut pada tingkat yang dapat mencegah proses degradasi dan oksidasi.
KFCP (Lanjutan 4) - Beberapa Progres Awal Kegiatan : + Komponen 1, Pengurangan emisi : > Survei dasar tentang hutan, lahan gambut dan sosial-ekonomi telah dilakukan. > Strategi untuk rehabilitasi hidrologi lahan gambut kritis telah dibuat. > Tim pemantau hidrologi dan vegetasi telah dibentuk. > Pemantauan vegetasi sedang berlangsung. > Rincian program peningkatan kehidupan masyarakat (karet dan gemur) telah tersusun. > Proses amdal sedang berlangsung. + Komponen 2, Pemantauan,pengukuran dan penetapan baseline emisi : > Pertemuan kedua Kelompok Kerja Teknis GRK sudah dilaksanakan. > Kajian metodologi pengukuran dan penetapan baseline sedang berlangsung. > Monitorng gambut dan permukaan air sedang berlangsung. > Tender untuk survey LIDAR telah disiapkan. + Komponen 3, Pengembangan mekanisme pembayaran : > Trust fund untuk pendanaan pembayaran insentif REDD telah terbentuk (AUD. 8,4 Juta). > Rancangan TOR untuk mekanisme pembayaran dan tata kelola kelompok kerja sedang disiapkan. > Model pengusahaan REDD yang dikaitkan dengan pengembangan KPH sdg dlm proses. + Komponen 4, Peningkatan kapasitas manajemen dan teknis REDD serta kesiapan daerah : > Koordinator KFCP dan posisi-posisi kunci lainnya telah tersedia. > Pengaturan kerja dengan Pemerintah Kabupaten Kapuas telah dibuat. > Model KPH sedang dalam prose. > GIS dan data base telah tersusun. >. Strategi komunikasi sedang dalam pengembangan.
VII. DEMONSTRASI REDD KEDUA - Tujuan : + Uji coba metoda yang kredible, adil dan efektif pengurangan emisi GRK dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD) di lahan non-gambut. + Sebagai kontribusi Indonesia dan Australia dalam perjanjian global perubahan iklim paska 2012. + Memungkinkan partisipasi Indonesia secara nyata dalam pasar karbon internasional di masa mendatang.
- Perkembangan Kegiatan : + Analisa awal, konsultasi dan survei lapangan telah dilakukan di beberapa tempat. + Persiapan penyusunan rancangan kegiatan dan konsep pengembangan dalam proses. + Pengusulan alokasi pendanaan sebesar kurang lebih sama dengan KFCP sedang dalam proses.
KONDISI AREAL YANG DIUSULKAN
Penebangan liar dan perambahan penyebab utama deforestasi
Hutan produksi dengan kualitas baik dan tidak terkelola secara benar merupakan lokasi uji coba REDD yang ideal.
VIII. KESIMPULAN 1. Kerjasama Indonesia – Australia tentang Kabon Hutan (IAFCP) merupakan manisfestasi komitmen kedua negara dalam mengatasi masalah perubahan iklim global. 2. Hasil kerjasama akan menjadi kontribusi yang signifikan terhadap proses negosiasi internasional dalam mengembangkan mekanisme REDD. 3. Tujuan kerjasama mendukung pencapaian pengurangan emisi GRK di Indonesia secara signifikan dan efektif melalui pengurangan deforestasi, mendorong reforestasi dan meningkatkan pengelolaan hutan secara lestari. 4. KFCP merupakan lokasi uji coba (Demonstration Activity) REDD pertama yang difokuskan pada lahan hutan rawa gambut. Sementara lokasi uji coba kedua akan difokuskan pada lahan hutan tanah mineral (non rawa gambut).
Terima Kasih