Australia – Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Laporan Akhir Lokakarya Best Practice November 2014
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Peta – Wilayah Kerja AIPMNH
i
Daftar Isi I. Latar Belakang .............................................................................. 5 II. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan ............................................. 6 a. b. c.
Tujuan Umum Tujuan Khusus Hasil yang Diharapkan
6 6 6
III. Metode dan Pendekatan Pelaksanaan ........................................ 6 IV. Narasumber ................................................................................... 7 V. Peserta ........................................................................................... 7 VI. Agenda Pertemuan ....................................................................... 8 VII. Prosiding dan Ringkasan ............................................................. 9 a. b.
VIII.
Hari 1 Hari 2
9 18
Evaluasi & Rekomendasi .................................................... 33
Foto Sampul: (dari kiri) Ka-Bappeda NTT, Wayan Darmawa; Gubernur NTT Frans Lebu Raya; Wabup Sikka, Paulus Nong Susar; Bupati Manggarai Barat, Drs. Agustinus Ch Dula; Health Director DFAT, John Leigh; Ketua TP-PKK Lusia Adinda Lebu Raya; dan Direktur Bina Kesehatan Ibu Kemkes, Gita Maya dalam Acara AIPMNH Best Practice Workshop di Kupang, November 2014. Foto oleh Edel Mary Quin Mole
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Singkatan dan Akronim 2H2 ADD AIPD AIPHSS AIPMNH AKB AKI AMP Bappeda Bappenas BBLR BKKBN BKP BKPM BPMPD BPP-PA BUMD BUMN CSR DFAT Dinkes Dirjen BUK DPC DPRD DTPS EMAS ICR IHPB-GR Kadisprov KB Kemenkes KIBBLA KRDD LSM MDGs Nakes NGO NTB NTT Pemda Perda Pergub PHA/DHA PML PNPM GSC PONED Posyandu Revolusi KIA
Insiatif untuk pemantauan ketat terhadap ibu hamil/melahirkan; selama 2 Hari sebelum dan 2 Hari sesudah persalinan Alokasi Dana Desa Australia Indonesia Partnership for Decentralisation Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu Audit Maternal Perinatal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Perencanaan dan Pembangungan Nasional Bayi Berberat Lahir Rendah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Badan Kemitraan Puskesmas Badan Kemitraan Puskesmas dan Masyarakat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (Community Development and Village Governance Agency at Provincial and District level) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BAdan Usaha Milik Daerah Badan Usaha Milik Negara Corporate Social Responsibility (Australian) Department of Foreign Afairs and Trade Dinas Kesehatan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan District Program Coordinator (Koordinator Program AIPMNH di Kabupaten) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah District Team Problem Solving Expanding Maternal and Neonatal Survival- UsAID Supported Program Independent Completion Review Integrated Health Planning and Budgeting – Gender Repsonive Kepala Dinas Provinsi Keluarga Berencana Kementerian Kesehatan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Komunitas Relawan Donor Darah Lembaga Swadaya Masyarakat Millenium Development Goals Tenaga Kesehatan Non Government Organisation Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Pemerintah Daerah (Provinsi / Kabupaten) Peraturan Daerah Peraturan Gubernur Provincial/District Health Account Performance Management Leadership Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Generasi Sehat Cerdas Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar Pos Pelayanan Terpadu Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (Provinsi TT) 3
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
RKA RPJMDes RSU RT SDM SDMK SH SIKDA SIMK SKPD SMK SOP TAPD TP - PKK TTS TWG UGM UPK
Rencana Kegiatan dan Aaggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rumah Sakit Umum Rumah Tunggu Sumber Daya Manusia Sumber Saya Manusia Kesehatan Sister Hospital Sistem Informasi Kesehatan Daerah Sistem Informasi Manajemen Ketenagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah Sekolah Menengah Kejuruan Standard Operating Procedure Tim Anggaran Pemerintah Daerah Tim Penggerak – Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Timor Tengah Selatan Technical Working Group Universitas Gajah Mada Unit Pengelola Kemitraan
4
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
I. Latar Belakang Kemitraan Australia Indonesia untuk Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (AIPMNH) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di NTT sejak tahun 2008. Tahun 2009 Gubernur Nusa Tenggara Timur mengeluarkan Peraturan Gubernur NTT No 42 Tahun 2009 tentang Revolusi KIA yang pada intinya adalah upaya yang sungguhsungguh untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dengan cara-cara yang luar biasa. Sejak berlakunya Peraturan Gubernur ini, AIPMNH bekerjasama dengan mitra baik di provinsi maupun di kabupaten/kota sampai di tingkat kecamatan/puskesmas dan desa dalam berbagai inisiatif dan inovasi yang produktif. AIPMNH bekerja pada sisi supply dan sisi demand dalam 3 komponen kegiatan, yaitu: meningkatkan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan peran serta masyarakat; memperkuat sistem kesehatan, serta meningkatkan akuntabilitas dan kinerja sistem, Kemitraan Indonesia dan AIPMNH khususnya di Provinsi NTT mulai berjalan sejak Juli 2008 sampai sekarang dan sesuai rencana akan berakhir pada 30 Juni 2015. AIPMNH mendukung mitra di provinsi dan 14 Kabupaten/kota dari 22 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi NTT. Adapun mitra AIPMNH adalah: Dinas Kesehatan, Bappeda, BPMPD, BKKBN, BPPPA, Rumah Sakit serta Asosiasi Profesi. Selama melaksanakan kemitraan banyak hal yang dapat dijadikan “Warisan Kemitraan” sebagai pembelajaran yang akan baik kalau dapat dibagikan dengan berbagai pihak, seperti: Sister Hospital, PML, Community Enggagement, E-SIKDA dan lain lain, sekaligus dijadikan pertukaran informasi baik bagi Provinsi dan Kabupaten di NTT, Kementerian Kesehatan dan DFAT. Menjadi suatu hal yang berharga juga apabila forum ini sekaligus memberi input untuk proses perbaikan dan penyempurnaan atas best practice yang disampaikan guna peningkatan kesehatan ibu dan bayi dan agar kematian Ibu dan Bayi dapat diturunkan sehingga MDGs 4 dan 5 dapat dicapai. Dalam rangka untuk memaparkan praktik cerdas yang merupakan buah-buah dari kemitraan antara AIPMNH dan Mitra dari Provinsi NTT dan 14 Kabupaten/Kota yang di dukung oleh pemerintah Aurstalia bekerja sama dengan pemerintah RI, telah dilaksanakan Lokakarya “Warisan Kemitraan AIPMNH”: Inisiatif & Innovasi untuk keberlanjutan pada tanggal 3 sampai dengan 4 November 2014, bertempat di hotel Aston, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
5
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
II.
Tujuan dan Hasil yang Diharapkan
a.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari lokakarya ini adalah untuk berbagi pembelajaran dan evaluasi hasil baik yang telah dilakukan oleh Provinsi NTT dan 14 kabupaten/kota dengan dukungan AIPMNH sejak tahun 2009 sampai dengan Juni 2014 b.
Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus adalah sebagai berikut: 1. Berbagi pembelajaran hasil baik yang dilakukan oleh kemitraan untuk mendukung Revolusi KIA dalam mencapai MDGs 4&5; 2. Mendapatkan resolusi dari Mitra di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat untuk melanjutkan kegiatan yang telah terbukti memberikan hasil nyata untuk pencapaian Provinsi NTT mencapai target MDGs 4&5; 3. Mempromosikan inovasi dari Provinsi NTT kepada Mitra dan DFAT agar kegiatan yang sudah dilakukan dan telah mempunyai dampak di Provinsi NTT; 4. Mempromosikan inovasi kegiatan Program Kemitraan dari Provinsi NTT kepada Multilateral dan LSM Internasional c.
Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari Lokakarya ini adalah sebagai berikut: 1. Diperolehnya informasi hasil baik dari kegiatan yang didanai oleh AIPMNH kepada para Stake holder terkait termasuk Kementrian Kesehatan, DFAT, Gubernur, Para Bupati, DPRD, pimpinan instansi dan donor lainnya. 2. Diperolehnya resolusi, komitmen dan dukungan terhadap replikasi, keberlanjutan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan menuju pencapaian MDGs 4&5
III.
Metode dan Pendekatan Pelaksanaan
Kegiatan lokakarya dilaksanakan selama dua hari efektif dengan menampilkan perpaduan kegiatan dan diselingi kegiatan hiburan yang bertema program yang dirangkai sebagai berikut: Acara pembukaan bersifat formal Keynote Speech: Dirjen Gizi dan KIA Kemenkes Republik Indonesia Presentasi, Panel Diskusi Konsultasi Ekshibisi/Formal Talkshow Diskusi/Tanya Jawab Dll. Selama lokakarya, diadakan pameran poster mengusung tema tema yang berkaitan lansung dengan kegiatan kegiatan program AIPMNH. Dua fasilitator profesional didatangkan untuk membatu persiapan dan pelaksanaan lokakarya. 6
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kepanitian berada di Bappeda Propinsi NTT, yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya lokakarya, dibantu oleh mitra terkait dengan tugas dan tanggung jawab seusai dengan fungsi dan perannya masing masing.
IV. Narasumber Berbagai narasumber didatangkan untuk memeriahkan lokakarya penting ini, antar lain dari: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia DFAT Pemerintah Daerah Provinsi NTT dan Kabupaten Expert / Universitas / Lembaga Profesional UGM Mitra AIPMNH Tim AIPMNH seperti DPC dan Advisor Program AIPMNH Selain itu lokakarya juga dimeriahkan dengan mendatangkan pertunjukkan tarian budaya, nyanyian khas daerah, role play dll.
V.
Peserta
Lebih dari 300 (tiga ratus) peserta memenuhi undangan dan berperan aktif dalam 2 hari lokakarya, yang terdiri dari perwakilan perwakilan organisasi, lembaga institusi pemerintah maupun non pemerintah sebagai berikut di bawah ini: -
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Kementerian Kesehatan RI o Sekretaris Jenderal Kemenkes RI o Dirjen Bina Gizi dan KIA o Dirjen BUK o Direktur Ibu o Direktur Anak o Direktur Gizi o Direktur BUK Dasar o Direktur BUK Rujukan TWG Pusat TWG Pusat BKKBN Pusat 2 orang Deputi KB Kepala Biro Deputi SDM Bappenas) DFAT termasuk Tim ICR DFAT Timor Leste Gubernur dan pejabat provinsi termasuk 5 mitra utama AIPMNH Dinas Kesehatan Jatim dan NTB (Jatim Kadisprov dan 4 Kabupaten dan NTB Kadisprov) Bupati/Walikota dari 22 kab/kota Ketua DPRD dari 22 kab/kota Kadinkes dan Ka. Bappeda, 22 kab/kota BKKBN, BMPD dan BPP dari 14 kab/kota AIPMNH Lembaga donor lain seperti UNICEF, USAID-EMAS, AIPHSS, AIPD, Global Fund, WHO Jakarta, Save the Children, World Vision Indonesia, dll 7
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
‐ ‐ ‐
Universitas, organisasi profesi, RS, Puskesmas Kota/Kab Kupang Wartawan Dll.
Beberapa tamu mewakili Propinsi Papua dan Papua Barat menyempatkan hadir untuk belajar langsung pada pertemuan ini. (Lihat lampiran 1 Daftar Peserta)
VI. Agenda Pertemuan Acara lokakarya berlangsung 2 (dua) hari penuh diawal bulan November 2014. Hari pertama lokakarya di fokuskan dalam rangka memperkenalkan program program serta praktik baik (best-practices) dari proyek AIMNPH kepada khalayak serta memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam serta kiat kiat dan konslutasi dalam mencapai hasil hasil manfaat dari kegiatan program. Sesi sesi hari pertama terdiri dari:
Selayang pandang AIMNPH Talk Show: 5 tahun AIPMNH adakah bedanya? Panel Diskusi dengan contoh beberapa program kesehatan Bilik Konsultasi Pameran poster
Hari Kedua lebih memfokuskan pada pembekalan dan arahan arahan dari para ahli di lembaga pemerintah maupun non pemerintah dalam rangka penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi, identifikasi komitmen daerah, serta pemberian penghargaan bagi para tokoh masyarakat yang berjasa dalam pelayanan kesehatan bagi ibu melahirkan dan neonatal. Lokakarya hari kedua diisi dengan sesi sesi berupa:
Keynote speech Role play Panel diskusi Pleno lomitmen daerah Penyerahan Revolusi KIA Award Videography Penutupan
(Lihat lampiran 2 Agenda Lokakarya)
8
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
VII. Prosiding dan Ringkasan a. Hari 1 Hari pertama lokakarya dimulai dengan registrasi peserta, dan sambil menunggu kedatangan tamu, para peserta dapat menikmati lagu lagu diiringi oleh sasando, alat musik khas dari NTT. ‐
Sapaan selamat datang: Kepala Bappeda propinsi NTT, Ir Wayan Darmawa MT.
Lokakarya hari pertama dimulai dengan sapaan selamat datang dari Ir. Wayan Darmawa MT, sebagai kepala Bappeda propinsi NTT. Beberapa harapan disampaikan oleh beliau dalam sambutan tersebut antara lain: AIPMNH semoga menjadi pendorong di tempat lain non AIPMNH. Lokasi-lokasi AIPMNH harus ada efek pembeda. Kartu sehat perlu didukung dengan kekuatan ekonomi. Terobosan AIPMNH semoga bisa memberi gambaran apakah biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan hasil. Keterpaduan lintas sektor diperlukan. Kegiatan tidak sesuai karakteristik wilayah. Kegiatan kurang bersinergi. Pergub 39/2012 pembangunan daerah terpadu berbasis desa/kelurahan 2014-2018. Yang baik bisa diteruskan dan menjadi pembelajaran. Kegiatan ini juga disiarkan secara streaming di mutukia-ntt.net (Lihat Lampiran 3: Belajar secara terpadu dari program AIMNPH) ‐
Sambutan dan Pembukaan dari Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya sekaligus membuka resmi lokakarya
Seharusnya menurut rencana, lokakarya akan dibuka resmi oleh Gubernur NTT pada hari kedua. Berhubung bapak Drs. Frans Lebu Raya diminta hadir untuk rapat Presiden dengan para gubernur di Jakarta, beliau menyempatkan diri untuk hadir dan membuka secara resmi acara Lokakarya di hari pertama. Kehadiran Gubernur NTT, bapak Drs. Frans Lebu Raya menandakan keseriusan beliau dalam mendukung kerja sama Indonesia – Australia dalam membangun dan memperbaiki sistim kesehatan yang ada khususnya bagi ibu melahirkan dan bayi yang baru lahir di NTT. Beliau menekankan agar kerjasama yang baik yang sudah lama berselang dengan pihak Australia untuk tetap dipelihara. Gubernur NTT dalam kesempatan ini menyerukan kepada para bupati dan walikota lainnya yang belum terlibat dalam kegiatan proyek ini dapat mengambil manfaat dan menerapkan program dari best practices AIMNPH yang ada ditempatnya masing masing dikemudian hari. Mendampingi Bapak Gubernur, Direktur Kesehatan DFAT Australia, John Leigh, menyatakan bahwa program AIMNPH ini menjadi pertanda baik dalam keberhasilannya, karena sudah banyak Kabupaten/ Kota yang ingin melanjutkan kegiatan program sejenis melalui anggarannya sendiri masing masing. Dengan diterbitkannya UU Desa, akan menyebabkan tanggung jawab yang lebih besar lagi bagi masing masing bagi pemerintahan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakatnya sendiri. Tanggung jawab terletak lebih mendasar pada pemerintah daerah, walaupun tentunya Kementrian juga berperan.Belaiu mengharapkan akan banyak lagi provinsi dan daerah lain yang akan datang dan melibatkan diri dalam melalui pendekatan AIMNPH ini.
9
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
AUSTRLIA tidak akan berada disetiap kabupaten untuk selamanya, oleh sebab itu perlu adanya “exit strategy” yang tepat agar keberlanjutan kegiatan semacam ini dapat terus dijaga. John Leigh memberikan apresiasi yang sebesar besarnya kepada para rekan yang telah menjalin kerja sama, spesial kepada bapak Gubenur dan kepala Bappeda, program Sister hospital, UGM, Tim AIPMNH dan semua yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dengan menjalin kerja sama terus melalui program PERMATA yang akan datang, dapt diharpakan propisni NTT akan menjadi pusat keunggulan ibu dan anak Indonesia. ‐
Keynote speech dari Dr. Anung Sugihantono Mkes – Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes
Berhubung bapak Dr. Anung Sugihartono Mkes, Dirjen Bina Gizi dan KIA KEMENKES berhalangan hadir, maka sambutan sebagai “Keynote speech” diwakilkan pada Ibu Gita Maya, Direktur Bina Kesehatan Ibu, KEMENKES. Beberapa kata kata kunci yang dapat disimpulkan dari sambutan beliau adalah sebagai berikut dibawah ini:
Kebijakan desentralisasi dan otda membuka akses yang lebih besar pada daerah untuk mengembangkan potensi daerah sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki oleh daerahdaerah tersebut. Penerapan kebijakan publik di bidang kesehatan dipengaruhi oleh seberapa kuat komitmen dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten/kota. Akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang berkualitas semakin baik. Upaya kuratif rehabilitatif akan bergeser pada promotif dan preventif. Sesuai UU 23/2014, dan selaras dengan standard pelayanan minimal bidang kesehatan, maka pemerintah baik pemerintah daerah, kabupaten dan provinsi bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan yang dibutuhkan di daerahnya. Amanat pembangunan kesehatan di 6 bidang yaitu SDMK, perbekalan kesehatan, penelitian dan pengembangan, pemberdayaan masyarakat, manajemen kesehatan dan pembiayaan kesehatan yang bertujuan untuk peningkatan derajat kesehatan, perlindungan finansial dan layanan kesehatan yang responsif. Hasil pengamatan Kemkes, program AIPMNH mampu memberikan kontribusi yang bermakna dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di NTT. Terdapat peningkatan cakupan persalinan di tenaga kesehatan di kabupaten-kabupaten yang didukung AIPMNH, dari 73% (2008) menjadi 79% (2013). AKI menurun dari 159 (2008) menjadi 122 (2013), kelahiran hidup 68.403 menjadi 71.804. Kisah sukses AIPMNH akan lebih bermakna jika dilengkapi dengan studi sosial karena faktor AKI berbeda-beda di tiap wilayah. Inovasi dan intervensi yang terbukti berdaya ungkit tinggi agar terus dilanjutkan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada di kabupaten dan pemerintah daerah mengusahakan derajat kesehatan yang tinggi di wilayah masing-masing. Bekerja dengan NKRI (Niat baik, Kerja keras dan cerdas, Rasional dan Ikhlas)
‐
Selayang pandang AIPMNH
Sebelum acara talk show dimulai, agar mendapatkan gambaran yang jelas dari kerjasama program ini, video singkat “Selayang pandang AIPMNH” diputarkan dihadapan para tamu. (Lihat lampiran 4: Selayang pandang AIPMNH) ‐
Talk-Show: Kiat-kiat Pemangku Kepentingan (Stakeholders) dalam upaya penurunan kematian Ibu dan Neonatal di Kabupaten/Kota propinsi NTT
10
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Talkshow yang dipandu oleh Faisal Djalal dengan tema “5 tahun AIPMNH, adakah bedanya?” menampilkan 5 (lima) tamu sebagai nara sumber : 1. Ibu Lusia Lebu Raya, Ketua Tim Penggerak PKK 2. Wakil Bupati Sikka 3. Dr. Rukmono Sisishanto, Team Leader Sister Hospital RSU Sardjito 4. Ibu Joria Parmin, Penanggung jawab 2H2 5. Ibu Josepha Sita, Ketua Rumah Tunggu Wolowaru Berikut paparan dan jawaban dari pertanyaan pertanyaan ayang diajukan oleh pewawancara: Paparan Ibu Lusia, Ketua TP PKK PKK pernah dipandang sebelah mata, dianggap sebagai perempuan kurang kerjaan Kegiatan-kegiatan yang menyentuh masyarakat: Dari sekitar 3270 desa, Ketua TP PKK sudah mengunjungi 900-an desa. Ada Posyandu 9000-an, jika 1 posyandu ada 5 kader maka ada 45 ribu kader yang seharusnya bisa berperan dalam menurunkan AKB. PKK sering memberikan penyuluhan-penyuluhan, mempunyai data lengkap tentang ibu, anak, anak kurang gizi dan lain-lain. Makanan tambahan berupa panganan lokal di tingkat propinsi sampai desa. Program dimulai dari akar rumput. Menyinggung ‘kontradiksi’ program BKKBN dengan ‘cukup 2 anak’ dengan program bantuan berdasarkan jumlah keluarga. Pertanyaan: Apa tantangan dalam menjalankan tugas TP PKK? Jawab: Faktor SDM, Kader masih harus didampingi Infrastruktur (transportasi) masih belum memadai Ibu-ibu malas ke Posyandu, dan lebih memilih melahirkan ke dukun Selain tantangan, PKK memberikan reward kepada kader, melaksanakan Jambore kader posyandu setiap tahun dan pernah juara 2 tingkat nasional. Pertanyaan: Sejauh mana peran PKK dalam KB? Jawab: PKK bekerja sama dengan BKKBN dan roadshow bersama, ada supervisi PKK di tingkat propinsi sampai desa. Dlm supervisi ada sosialisasi KIA secara terus menerus. Roadshow dari sekolah terutama remaja terutama kesehatan reproduksi. Paparan Ibu Yosepha Sita, Ketua Rumah Tunggu Wolowaru
Kisah inspriratif seorang Yosepha Sita, dari seorang guru, pengawas sekolah, kepala sekolah yang akhirnya merasa terpanggil untuk melaksanakan revolusi KIA hingga akhirnya menjadi ketua Rumah Tunggu. 11
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Rumah Tunggu didukung penuh oleh Pak Camat, yang memberikan dukungan dana sebesar Rp 500.000/tahun. Fasilitas awal yang diberikan antara lain beras, kopi dan gula. Selanjutnya keluarga ibu yang akan bersalin yang membeli keperluan selama di RT. Angka ibu2 yang datang ke RT sudah lebih dari 300 orang sampai dengan hari ini. RT menjadi pilihan daripada Puskesmas karena menurut mereka Puskesmas konotasinya lebih ke orang sakit, dan di RT lebih leluasa.
Pertanyaan: Apa saja dukungan konkrit kecamatan dan kabupaten untk operasional RT selain dari ADD? Jawab: Pak camat dan pak kades terlibat langsung, termasuk melaksanakan piket BKP diundang dalam Musrenbangkab untuk menyuarakan kegiatan BKP BKP /RT dijanjikan mendapat dana Rp 30 juta (2004) -> masih menunggu realisasinya Paparan Ibu Joriah Parmin, SST, penanggung jawab 2H2 Center
Gagasan muncul karena AKI AKB terus bertambah padahal sudah merasa berbuat banyak, dimana kematian terbanyak pada saat menjelang melahirkan. Kekuatan : Masih punya semangat dan kepedulian tinggi. Rajin melakukan sosialisasi dengan ‘menumpang’ kegiatan rapat pihak lain. Kelemahan : SDM dan dana terbatas, kondisi wilayah yang sulit dijangkau. Langkah 2H2 konkret : Menghimpun data lengkap ibu hamil se-Flotim berikut taksiran persalinan. Ketika terjadi kegawatdaruratan dilaporkan ke 2H2. Program mendatang: 2H2plus yang berfokus pada BBLR, replikasi di beberapa kabupaten di NTT, dan melanjutkan program yang sudah ada yang sudah ada yaitu Pekan Keselamatan Ibu Anak, yang tahun ini sudah tahun ke-5.
Paparan Dr. Rukmono, TL SH RS. Sardjito Yogyakarta
Inti : Menciptakan ekosistem dalam pelayanan dan manajemen yang baik dan team work Diperlukan 4 unsur yaitu partisipasi masyarakat, kompetensi, manajemen dan data berikut pelaporannya. Tidak hanya teknis medis tapi RS berinteraksi dan melebur dengan masyarakat. Memanfaatkan teknologi (teleconference). Jika program selesai, tetap akan melakukan konsultasi, diskusi dll melalui teleconference. Dukun tidak digantikan perannya tapi dikolaborasikan dengan bidan. Melahirkan di faskes untuk antisipasi jika ada komplikasi (karena tidak bisa diprediksi) Tantangan: Diperlukan terobosan untuk dapat mempertahankan dokter di lokasi terpencil.
Paparan dari Wakil Bupati Sikka
Revolusi KIA tidak terlepas dari kebijakan Pemda dan DPRD (politis) Pemerintah bekerja sama dengan semua pihak Komitmen pemda untuk menaikkan anggaran untuk mendukung revolusi KIA.
12
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Pertanyaan: Langkah yang diambil dalam memenuhi kebutuhan nakes di seluruh faskes? Jawab: Memberi beasiswa dan menyekolahkan siswa berprestasi Nakes D3 dan D4 dikirim tugas belajar di provinsi/kabupaten atau di Jawa atau Makasar Peningkatan kualitas dokter spesialis dan bidan Peserta dari Papua meminta copy Perda Revolusi KIA -> akan dikirim via email Menurut para tamu talkshow, apa istimewanya AIPMNH? AIPMNH lebih membantu pelayanan ibu anak. AIPMNH lebih menyentuh orang di daerah, mengangkat derajat kesehatan ibu dan anak. Monev terus agar terus menjalankan kegiatan yang sudah baik. AIPMNH peduli dari hati. Harapan tamu talkshow terhadap AIPMNH dan masyarakat NTT AIPMNH tetap ada di NTT. Tetap bekerjasama dengan relawan untuk menekan AKI dan AKB, kader diberdayakan, termasuk membantu merubah perilaku Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul Peduli bumil, agar ibu anak terselamatkan Karena terbatasnya waktu, panitia meminta peserta untuk mencatat pertanyaan pertanyaan yang masih tersisa serta mengumpulkannya pada panitia agar dapat menjadi pegangan dan dijawab dikemudian hari. Beberapa pertanyaan kunci yang sempat dicatat antara lain seperti yang tertera di bawah ini:
Apa benar AIPMNH tidak dilanjutkan lagi th 2015? Apa ada program lain sebagai replipasinya? Seberapa besarkah porsi partisipasi politik Bagaimana mendapatkan dana dari masyarakat utk rumah tunggu? Selamat unutk pencapaian yang baik. Apakah yang diupayakan sekarang ini agar pencapaian tersebut tetap dapat dipertahankan dan mencapai lebih baik lagi, ketika bantuan AIPMNH telah dihentikan? Transport to reach remote areas: Have you thought about motorcycles ambulance (such as ERanger) which was build for this purpose? They are much cheaper to run and maintance? Apakah sudah adakerjasama dengan PMPN? Apa bentuk kerjasama dan apa dampaknya? Bagaimana dengan sistem 2H2? Menjaga roh kepedulian merupakan pekerjaaan yang tidak mudah dalam 2H2 program, bagaiman trik trik utk menjaga agar tetap berjalannya roh ini? Operasionalisasi 2H2 seperti sms diambil dari mana? Pertanyaan untuk ibu Lisa: Terhadap keterlibatan aktif para kader, kompensasi apa yg diberikan oleh PKK? Karena selalu ada keluhan ditingkat kabupaten dengan tidak adanya uang atau jika ada jumlah kompensasinya kecil. Apa yang ibu lakukan utk menjaga motivasi para kader membantu pekerjaan/ pendataan dilapangan? Peraturan mengharuskan meliharkan di Pelayanan Kesehatan, Puskesmas dan rumah sakit, bagaimana dengan ibu yang akan melahirkan yang tidak sempat dibawa kerumah sakit, boleh kah petugas kesehatan melayani ibu hamil tersebut?
13
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Bagaimana denga Kabupaten/ kota yang belum dilayani oleh program AIMNPH, tolong dong agar semua kabupaten /kota diintervensi oleh AIMNPH Dll
‐
Panel Diskusi
Setelah makan siang pertemuan lokakarya dilanjutkan dengan panel diskusi yang dipandu oleh Dr. Hanevi Djasri, MARS Nara sumber pada panel diskusi ini adalah sebagai berikut:
Dr. Slamet Riyadi, Dr. Lilik Widyastuti dan Dr. Askar
Sedangkan ibu Dr. Gita Maya bertindak sebagai panelis/penyanggah. Berikut secara singkat paparan dari Dr. Lilik Wisyasuti, tentang Perda Prov. Jatim tentang tenaga kesehatan oleh AIPHSS Jatim: Perda No 7/2014 sebelum UU Nakes Jatim tentang tenaga kesehatan Perda yang dibuat dewan sering dibuat sendiri tanpa mengajak pihak yang lebih mengerti. Jumlah nakes di institusi belum memadai, banyak puskesmas yang belum ada dokternya. Nakes di RS belum semua memenuhi standard Distribusi -> lebih banyak di kota besar. Masih ada faskes tanpa tenaga spesialis. Mutasi nakes terlalu cepat. Nakes yang memenuhi standard belum sesuai dengan kondisi real di lapangan. Diperlukan dukungan dan keterlibatan semua pihak Ponkesdes -> icon Jatim Lesson learned : Keterlibatan semua pihak akan memunculkan rasa memiliki Di bawah ini adalah paparan dari dr. Askar, EMAS Banten: EMAS belum ada best practice. Apresiasi tinggi thd AIPMNH untuk sharing karena mempunyai tujuan yang sama Kehamilan dan post natal : bagaimana kematian ibu di fase itu bisa diturunkan. EMAS fokus pada emergency respond Sistim rujukan yang belum tertata. Di Tangerang ada istilah hospital hour, dimana pasien mati karena terlalu lama berkeliling mencari RS Sijariemas – sms gateway, bidan RS jejaring rujukan, dimana ‘sirine’ tdk akan berhenti berbunyi sebelum RS menjawab, maksimal 10 menit. Bidan diberi update pengetahuan. Rujukan berjenjang sudah dijalankan Paparan dari Bapak Slamet Riyadi: Tidak meremehkan kemampuan mekanisme pertahanan masyarakat di suatu wilayah jika menghadapi masalah berat, berikan pendampingan yang sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing (misal Banten vs Sikka) Perda No.7/2014 (Juli ’14) vs SKPD Kemkes (Sept ’14) vs UU No. 36/2014 (Okt’ 14), maka yang dipakai adalah UU No. 36/2014 dan atas nama UU maka aturan lain gugur apabila tidak sesuai lagi. Ibu One dan Ibu Gita agar mengecek lagi jika ada hal-hal yang krusial 14
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Membahas beberapa hal, antara lain: ‐ Gubernur sekarang punya power yang kuat untuk mengatur nakes di daerah ‐ Lulusan SMK (Suster) akan ditampung menjadi asisten ‐ Ps. 27 : Nakes yang diangkat dapat dipindah antar kota, antar propinsi, antar kabupaten, sehingga bisa memindahkan orang dari daerah ke pusat ‐ Ps. 28 : Ketentuan wajib kerja akan diatur lagi oleh UU sehingga daerah yang kosong tenaga dokter bisa diisi ‐ Pemda berkewajiban memberikan tempat yang layak dan dirotasi 2 tahun sekali ‐ Pemerintah seperti tidak berdaya untuk menempatkan orang di daerah ‐ Pola ikatan dinas : NTT bisa mengirim orang ke Jawa, tapi harus kembali lagi ke NTT, jika perlu harus dengan pemaksaan Revolusi KIA : NTT satu-satunya di Indonesia yang ada Pergub-nya, bisa jadi model yang mungkin bisa dikembangkan di Jatim
Paparan mendapat tanggapan dari Ibu Gita Maya seprti yang tertera dibawah ini: Antara SH dan mekanisme EMAS tidak sama, berapa lama dan seberapa besar effort yang dikeluarkan EMAS dengan pendampingan-pendampingan di RS, mengubah kebiasaan, apakah program EMAS memungkinkan dilaksanakan di NTT? Modifikasi yang dilakukan EMAS untuk mempermudah akses pasien untuk mencapai tempat-tempat rujukan ‐
Pameran Poster
Pameran poster berkatian langsung dengan program progrma kegiatan AIMNH diadakan selama lokakarya berlangsung. Para peserta dan tamu undangan dapat menikmati pameran poster ini pada kesempatan selama waktu istirahat minum kopi/ the ataupun pada waktu makan siang. Pada “Market Place” yang berlokasi langsung di foyer depan ruang utama disediakan 9 (sembilan) stand poster beserta TV menggambarkan kegiatan kegiatan “best practice” dengan topik topik sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Desa Siaga Dan Komunitas Relawan Donor Darah Sikka dan reformasi daerah Sister hospital, renovasi Planing dan Budgeting PML Puskesmas Komunikasi Riset 2H2 dan Perinatal Maternal registry Bappeda dan Mitra (UPK) Tim tamu ( UGM)
Seorang advisor di tempatkan di masing masing stand untuk memberikan informasi lengkap yang diperlukan bagi para pengunjung yang datang. Pameran poster ini juga dimanfaatkan untuk menentukan peserta memilih kebilik mana yang mereka akan ikut serta dari 6 Kelas Bilik Konsultasi yang disiapkan. ‐
Bilik Konsultasi
15
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Salah satu acara penting yang dilaksanakan pada hari pertama lokakarya adalah sesi Bilik Konsultasi. Sesi ini memberi kesempatan kepada para peserta yang mewakili masing masing kebupaten/kota untuk dapat bertemu muka langsung dan berkonsultasi dengan para praktisi maupun para ahli dibidangnya sesuai tema yang ingin dikemukakan dan didiskusikan. Bilik Konsultasi terdiri dari 6 (enam) kelas: Kelas A
:
Kelas B
:
Kelas C
:
Kelas D
:
Kelas E
:
Kelas F
:
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Perencanaan dan Penganggaran Manajemen koordinasi, Kemitraan Puskesmas Reformasi menuju Pelayananan Prima; Peran Badan Peduli Kesehatan Masyarakat Performance management Leadership, Sistim informasi dan Ketenagakerjaan Sister Hospital Audit Maternal Perinatal di kabupaten Ngada Peran Pemerintah Desa mendukung revolusi KIA melalui Desa Siaga Komunitas Relawan Donor Darah Jurnalisme Warga Pengembangan Media Promosi Kesehatan Ibu dan Anak
Setelah mengamati poster poster yang ada di pameran, para peserta mengambil tiket untuk kelas yang diminati. Dengan demikian peserta yang mewakili kabupatenpun dapat berbagi dengan rekannya masing masing mengikuti kelas kosultasi dengan topik yang diminati secara individu maupun unutk kepentingan kabupaten/kota yang mereka wakili. Setelah setelah mengikuti kelas masing masing, para peserta berkumpul diruang utama dalam kelompok masing masing sesuai kabupaten/ kota yang mereka wakili. Tugas untuk kelompok Kabupaten/ kota adalah membuat kesimpulan bersama dari Bilik Konsultasi kelas masing2, dan memilih prioritas mana dari AIMNPH “best practices” yang menurut mereka patut diterapkan di kabupaten/ kotanya. Hasil kesimpulan (wrap–up) dituliskan di kertas besar - flip chart untuk dikumpulkan kepanitia. Hasil dari “Wrap up round” akan dipresentasi dari Kabupaten masing masing sebelum hari kedua berakhir sebagai bentuk Komitmen Daerah. Dibawah ini adalah material dari setiap bilik yang dapat dikumpulkan dari proses konsultasi masing masing Kelas.
16
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Bilik Konsultasi Kelas A (lihat lampiran elektronik 6) Bilik Konsultasi kelas B (lihat lampiran elektronik 6) Bilik Konsultasi kelas C (lihat lampiran elektronik 6) Bilik Konsultasi kelas D (lihat lampiran elektronik 6) Bilik Konsultasi kelas E (lihat lampiran elektronik 6) Bilik Konsultasi kelas F (lihat lampiran elektronik 6) ‐
Rencana kerja masing masing Kabupaten/Kota propinsi Nusa Tenggara Timur
Berdasarkan hasil koordinasi Tim UPK Provinsi dan UPK Kabupaten/Kota serta SKPD mitra dan pemaparan materi termasuk bilik konsultasi dan diskusi kelompok, maka disimpulkan rumusan hasil lokakarya sebagai berikut untuk menjadi rujukan bagi rencana kerja masing masing Kabupaten/ Kota propinsi NTT: 1. Aspek Koordinasi Mekanisme Koordinasi Kerjasama dengan Lembaga Mitra melalui Unit Pengelola Kemitraan (UPK); 2. Aspek Perencanaan Penyusunan Rencana Kerja mengikuti mekanisme Perencanaan dan Penganggaran regular pemerintah dan diasistensi oleh TAPD; 3. Inovasi dari Program Dukungan AIPMNH Melalui kemitraan AIPMNH telah dikembangkan berbagai Inovasi yang memiliki dampak positif terhadap upaya Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak, antara lain: a. Peningkatan efisiensi penggunaan anggaran kesehatan melalui Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu; b. Peningkatan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit melalui kemitraan Sister Hospital; c. Peningkatan Performance Management Leadership (PML) dan Sistem Informasi dan Manajemen Ketenagaan (SIMK); d. Pemantapan Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) NTT; e. Reformasi Puskesmas f. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Kelembagaan dalam mendukung Kesehatan Ibu dan Anak melalui: ‐ Desa SiAGa ‐ Pengelolaan Rumah Tunggu berbasis masyarakat ‐ Komunitas Relawan Donor Darah ‐ Pendampingan Ibu Hamil ‐ Kemitraan Bidan dan Dukun ‐ Penerbitan Peraturan Desa Tentang Kesehatan Ibu dan Anak ‐
Kesimpulan Hari Pertama
Hari pertama lokakarya berjalan memuaskan bagi semua peserta dan tamu undangan, yang dapat terlihat dari tetap penuh terisinya ruang sidang maupun ruang utama pleno 17
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
hingga acara hari tersebut berakhir. Semua peserta mewakili kabupaten/ kota masing masing berperan aktif melaksanakan kegiatannya masing
b. Hari 2 Hari kedua lokakarya dimulai dengan sambutan dari John Leigh, direktur Kesehatan DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade), dan dilanjutkan dengan tarian Ine Sare yang dibawakan ole Laboratorium Seni Taman Budaya daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi NTT. Role play “Menyelamatkan ibu dan Bayi merupakan tanggung jawab bersama” yang dimainkan oleh tim Gabungan Kabupaten dilaksanakan sesudah istirahat pagi. Demikina juga Panel Diskusi bertema “Inovasi untuk penurunan Kematian Ibu dan Neonatal” dan Health Financing untuk penunjang Program KIA” dilakukan sebelum acara istirahat makan siang berlangsung. Acara acara pokok sesudah makan siang adalah sebagai berikut:
Pleno Komitment Daerah oleh Pnanggung jawab UPK Penyerahan Revolusi KIA Award Penutupan.
‐
Sambutan John Leigh, Direktur Kesehatan DFAT.
Berikut dibawah ini beberapa cuplikan penting dari sambutan Mr.John Leigh, Direktu Kesehatan DFAT sebagai berikut: 5 tahun partnership berjalan baik Kepemimpinan gubernur yang baik dan berkomitmen untuk terus menurunkan AKI dan AKB Kabupaten-kabupaten bersedia mendanai dan menyiapkan SDM untuk melanjutkan program ini Semoga pemerintah yang baru bisa melakukan perubahan untuk lebih menekankan pada pelayanan promotif dan preventif, bukan pada pelayanan klinis Berharap agar NTT bisa jadi pusat keunggulan KIA di Indo ‐
Sendratari Kesehatan ibu dan Anak
Sendratari mengisahkan tentang cara hidup suami istri dalam aktivitas bermasyarakat di Nusa Tenggara Timur. Tiga fase kehidupan yang disecara sederhana ketika ibu –ibu mengalami masa kehamilan di gambarkan berupa tarian dalam 4 adegan:
Adegan 1: Mengisahkan tentang aktivitas ibu-ibu yang masih percaya bahwa dukun dapat menyelamatkan bayi dalam kandungan. Tidak semua berhasil, serigterjadi kematian bayi maupun ibu saat melahirkan. Adegan 2: Menggambarkan para suami mengantarkan istri- istri mereka ke puskesmas agar ditangani oleh petugas kesehatan, mereka berharap istri mereka dapat tertolong karena ditangani oleh tim medis yang berpendidikan. Adegan 3: Proses penyelamatan bayi dalam kandungan berhasil dilakukan tim medis. Para suami dan istri menjadi riang gembira Adegan 4: Para ibu dan bapak kemudian menari bersama dengan riang gembira dan para ibupun terus melairkan anak-anak yang sehat dengan cara yang tepat dan benar.
18
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Tarian dimainkan oleh Seni Taman Budaya Daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. ‐
Panel Diskusi
Sesi diskusi yang dipandu oleh Bp. Faisal Djalal, dengan 2 nara sumber yaitu Prof. Dr. Laksono dan Prof. Ascobat Gani, dilaksanakan sebelum acara istirahat makan siang berlangsung. Berikut dibawah ini beberapa catatan penting dari pemaparan Prof. Dr. Ascobat Gani dengan tema “Health financing untuk menunjang program KIA.”: Bonus demografi Indonesia diperkirakan tahun 2025, dimana angkatan muda bertambah dibanding lanjut usia -> waktunya melakukan saving Bonus akan hilang jika tidak siapkan SDM dari sekarang, angkatan kerja nanti bisa jadi adalah balita yang sekarang mengalami stunting DS, RT, dll adalah antisipasi awal. KIA adalah human capital – esensi KIA. KIA hanya dapat 4% dari total anggaran (2009), habis untuk kuratif, belanja modal dan gaji Menurut WHO, KIA adalah : KB, ANC, komplikasi kehamilan , saat persalinan, post partum, neonatal , pelayanan kesehatan bayi/balita, 5 aspek dalam paket pelayanan KIA : medis, masyarakat, insfrastruktur, manajemen, dan pelayanan rutin Sesi Tanya-Jawab Pertanyaan/tanggapan dari Pak Petrus-Flotim Human capital investment di daerahnya -> Jika kesehatan dianggap sebagai investasi, maka seharusnya APBD mau membiayai Berpendapat dan setuju bahwa tindakan promotif perlu ditingkatkan. Kepercayaan yang ada dalam masyarakat kadang hilang dari promotif Pertanyaan dari Pak Rafael, Mabar Cara perbaikan IPM -> dengan peningkatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan Pertanyaan dari Pak Marianus – BKKBN prov. NTT Bertanya dimana letak KB dalam KIA? -> Ada di hulu (BKKBN) Upaya atau percepatan apa saja yang dilakukan agar HCI di NTT bagus? -> Bisa, dengan menekan fertility rate dan menginvestasikan manusia untuk mengelola kekayaan alam sendiri (jangan sampai orang luar yang mendapatkan keuntungan) Mengapa di BPJS, KB pasca persalinan tidak bisa diclaim? -> KB pasca persalinan untuk yang PBI, memang masih dipertanyakan apakah negara mampu membiayai semuanya Pertanyaan / tanggapan dari Ibu Fransisca - Dinkes Ende Apakah dengan Revolusi KIA bisa dirasakan? Jawabannya iya. Di Ende, dengan dukungan AIPMNH yang luar biasa, terjadi penurunan AKI walau AKB masih cukup tinggi Nutrisi bumil sangat buruk. Kematian karena BBLR dan asfiksia, sehingga apa intervensi yang tepat di daerah. -> Program permata. 19
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Pertanyaan / tanggapan dari dr. Deli, Sikka Memberi usul agar ada pelatihan bidan di poskesdes / DS agar bisa menolong persalinan Menginformasikan bahwa masih banyak ibu setelah melahirkan langsung pulang setelah 6 jam, dan setelah itu tidak konsultasi lagi AIPHSS bidan D1, PJJ apakah merupakan solusi?-> Akan dievaluasi Pertanyaan dari Pak Constantine Apakah pembangunan kesehatan tidak ada kaitan dengan pembangunan ekonomi? > Ada. Kesehatan punya kontribusi terhadap ekonomi. Contoh : kerugian ekonomi karena malaria. Investasi yang keluar dengan membayar juru malaria tidak sebanding dengan kerugian, termasuk karena tidak bisa bekerja selama sakit Apakah ada kebijakan bagi masyarakat miskin yang tidak tercover -> BPJS/KIS menyasar pada PBI / fakir miskin. Pertanyaan dari Pak Frans - Ngada Sinkronisasi alokasi pembiayaan KB, Alkon dll. -> BKKBN agar ada juga di tingkat kabupaten. Beri tempat yang jelas dalam aturan perundangan Sealnjut beberapa catatan dari hasil pemaparan Prof. Dr. Laksono dengan tema “Inovasiinovasi dalam Revolusi KIA.” : 1. Menggunakan jumlah kematian absolut sebagai indikator kinerja program KIA. (sedangkan SDKI melibatkan unsur prediksi/survey) 2. Menggunakan pendekatan dari hullu ke hilir (klinis). 3. Pendampingan TA : Konsultan perencana, konsultan /pendamping pelaksana, konsultan M& E 4. SH : Pekerjaan di hilir, muncul akibat ketidakseimbangan jumlah dokter di Jawa dan luar Jawa, inovasi berdasarkan kemitraan antara RS mitra A dan Mitra B, mempunyai komponen pendidikan, sangat relevan dengan situasi sekarang (BPJS) 5. Reformasi kesehatan : Memperbaiki pembiayaan dan system pembayaran 6. Exit strategy : Kelanjutan akan didanai oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat ‐
Role Play: Menyelamatkan ibu dan bayi – Tanggung jawab kita semua
Cerita ini menggambarkan kesiapsiagaan di desa pada salah satu kabupaten di Propinsi NTT. Diperankan oleh para pelaku yang sebenarnya yang berada di lapangan selama ini. Pemerintah desa bersama masyarakat berupaya menyelamatkan ibu hamil dan bayi melalui program desa siaga. Seorang Kepala Desa memperhatikan Papan Siaga yang terpampang di Balai Desa dan selanjutnya berdialog dengan Ketua Desa siaga dan pengurusnya tentang perkiraan persalinan dari ibu Venta untuk anak kelimanya yang jatuh pada minggu pertama November 2014 dan kesiapan dukungan desa siaga untuk transportasi, donor darah dan dana. Pada Papan siaga yang mencakup semua ibu hamil dan perkiraan persalinannya. Terlihat pada bulan Desember dan Januari 2015 tidak ada yang akan melahirkan sampai dengan Februari 2015 sebanyak 3 orang ibu. Diskusi antara kepala desa dan pengurus desa siaga tentang daftar ibu hamil selanjutnya berkembang ketika datang dukun bersalin yang sudah bermitra dengan bidan. Ternyata 20
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
masih ada seorang ibu yang belum masuk daftar. Ibu tersebut baru datang dari Malaysia. Kehamilannya disembunyikan. Oleh Ibu dukun sudah dilaporkan pada Bidan dan bidan telah melakukan pemeriksaan. MKepala desa bersama masyarakat desa bersepakat tidak mempermasalahkan status perkawinannya namun prioritasnya adalah keselamat ibu dan bayi. Di pelosok desa Ibu Venta dan suaminya sedang menuju Rumah Tunggu yang berdekatan dengan Puskesmas ditemani dukun, dan pengurus desa siaga. Sesampainya diterima oleh pengelola Rumah Tunggu. Selanjutnya ibu Venta diperiksa oleh bidan di Puskesmas. Sebagaimana kebanyakan ibu hamil, ibu Venta memang kelihatan letih dan pucat namun masih dalam kewajaran. Pada awalnya baik dan biasa saja namun selanjutnya ternyata berubah…. Ibu Venta tidak bisa ditangani di Puskesmas… kehamilan Ibu Venta berresiko tinggi…… Ibu Venta harus dirujuk ke rumah sakit. Petugas kesehatan, pemerintah desa, pengurus desa siaga bahu-membahu membantu merujuk ke Rumah Sakit. Ibu venta mendapat pertolongan dari Tim PONEK. Keluarga menanti dengan cemas. Tim pendamping Ibu hamil berusaha menenangkan keluarga. Venta dan bayi selamat dan menjadi pembelajaran bagi masyarakat bahwa kehamilan selalu berresiko dan harus selalu dalam keadaan siap. Terutama untuk transportasi, donor darah dan dana. Karena itu setiap kehamilan harus direncanakan. Role play mendapat tepuk tangan meriah dari penonton, disebabkan peranan yang dimainkan memang betul betul menggambarkan kisah yang terjadi dilapangan. ‐
Komitmen Kabupaten /Kota untuk penerapan program dan model “Best Practice AIMNPH”
Pleno Komitment Daerah untuk meneruskan dan menerapkan program program kegiatan “Best Practices” dari AIMNH dilaksanakan sesudah istitrahat makan siang selesai. Perwakilan kabupaten/kota secara resmi mendeklarasikan komitmen mereka untuk menjalankan beberapa kegiatan program “Best Practices AIMNPH” yang mereka anggap dapat enjadi prioritas dan bermanfaat bagi daerahnya masing masing. Berikut dibawah ini hasil deklarasi Komitmen masing masing Daerah Kabupaten/Kota sebagai berikut sebagai Tindak Lanjut:
21
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
22
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
RENCANA TINDAK LANJUT Kabupaten
A
B
Topik Best Practice yang paling baik Manggarai Barat
‐
‐ ‐
Manggarai dan Manggarai Timur
‐ ‐ ‐
Peran pemerintah desa mendukung Revolusi KIA melalui Desa Siaga Puskesmas Reformasi menuju Pelayanan Prima Komunitas Relawan Donor Darah (KRDD)
‐
Rumah Tunggu 2H2 Center Puskesmas Reformasi
‐
‐ ‐ ‐
‐
‐
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice Koordinasi sangat penting Pelaksanaan kegiatan tidak pergantung pada APBD II Pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan dana secara transparan Komitmen dan komunikasi
C
D
E
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
Keterlibatan kepala desa dalam 7H2 Center dan mini lokakarya lintas sektor
Melibatkan Badan Pertimbangan Kesehatan Kecamatan
Rapat Koordinasi para stakeholder untuk melahirkan kesepakatan bersama terkait pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai tupoksi masing-masing.
Keterlibatan Toga, Tomas, AIPMNH, PNPM MP dan Tokoh Adat
Peran pemerintah desa mendukung revolusi KIA melalui Desa Siaga
Rumah Tunggu Rumah Tunggu (Manajemen, Komitmen dan Konsisten) 2H2 Center (Manajemen Penanaganan; Akses komunikasi dan informasi) Puskesmas Reformasi Pemberdayaan Masyarakat (Budaya Gotong Royong) Manajemen Pelayanan (SOP dan SPP)
23
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
Timor Tengah Utara
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
Penyediaan dan pengelolaan Rumah Tunggu di Puskesmas Penguatan regulasi tentang Kesehatan Puskesmas Reformasi menuju Pelayanan Prima
Karena sistemnya mudah, murah dan melibatkan banyak orang serta bermanfaat
Penyediaan dan pengelolaan Rumah Tunggu
-
Desa Siaga
-
Mudah diterapkan
-
-
-
Sister AMP
-
Menurunkan angka kematian ibu dan anak; menekan biaya rujukan; AMP dilakkukan oleh kabupaten
Membangun jejaring
Dana rutin BPMPD Prov & ADD
-
Sudah terbukti; Kabupaten melakukan AMP
-
NGO, Pemda/APBD, Nakes
-
Membuat promosi oleh tim media pengembangan kabupaten; sumber daya tersedia
-
RPD, Radio Swadsta, Promkes
-
-
Timor Tengah Selatan
A
-
Hospital
&
Jurnalisme warga dan Media Promosi KIA -
Mudah dilakukan karena ada sumber daya
Inventarisasi fasilitas pemerintah disekitar kompleks Puskesmas yang tidak dimanfaatkan
Dengan koordinasi lintas sektor melalui pertemuan dan lain-lain
24
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
Belu
Ende
A
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
-
Peran pemerintah desa mendukung Revolusi KIA melalui Desa Siaga
-
Kades memaksimalkan peran tokoh-tokoh kunci di Desa
-
PML
-
-
BPKM
Meningkatkan kinerja dan profesionalitas pelayanan
-
Pengurus BPKM terdiri dari berbagai tokoh penting di masyarakat
-
Dewan kesehatan daerah akan menjadi payung bagi badan kemitraan puskesmas (BKP), desa siaga, pengelola rumah tunggu
-
Peran badan peduli kesehatan (BPKM) mendukung pelayanan puskesmas
-
Komunitas relawan donor darah
-
Pengembangan media promosi
-
Peran pemerintah desa mendukung Revolusi KIA melalui Desa Siaga
Replikasi desa siaga dengan mendorong pemerintah desa memasukkan usulan kegiatan desa siaga dalam RPJMDes lewat forum review RPJMDes
Pelatihan dan pendampingan untuk penguatan kapasitas lembaga desa
Komunitas relawan donor darah (KRDD)
-
Lokakarya pembentukan KRDD
-
Menyusun program kerja
BUMN, BUMD, NGO, CSR, pengusaha lokal, simpatisan dalam bentuk dana, personil serta sebagai calon donor darah sukarela
Ketersediaan tidak stabil sehingga adanya KRDD, persiapan persediaan 25
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
A
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
darah akan selalu terjaga
Kab. Kupang
-
-
Sikka
Penganggaran yang disusun berdasarkan RKA sesuai dengan kebutuhan kabupaten Pengembangan media untuk perubahan perilaku
-
KRDD
-
Jurnalisme warga
-
Media promosi merupakan sarana kelembagaan perubahan perilaku
-
Konsistensi dalam proses perencanaan dan penganggaran dan pertanggungjawaban
-
Penggunaan media lokal elbih mudah dan murah dilaksanakan
-
Memanfaatkan potensi yang ada sampai di tingkat desa— masyarakat serta melibatkan unsurunsur potensial di masyarakat
-
Perubahan pola pikir
Penggunaan media lokal karena fasilitas tersedia (RSKK) dan biaya murah
Pertemuan koordinasi yang dilakukan bersama SKPD untuk menetapkan tema yang akan dipromosikan
Dukungan pendampingan (tenaga ahli) untuk lebih mendesain informasi sesuai kebutuhan local
Integrasi perencanaan
Konsolidasi organisasi
NGO
26
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
-
Sumba Barat
Ngada
A
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
Integrasi perencanaan dan penganggaran berbasis regulasi, teknokratis dan normative
dan tindakan -
Value of money
-
Kualitas pelayanan
dan penganggaran berbasis regulasi teknokrasi dan normative
KRDD
-
Sustainability sister Hospital
-
Rumah tunggu
-
Praktis
-
KRDD
-
Hemat biaya
-
Desa siaga
-
Dapat dilaksanakan (mudah)
-
Peran Pemerintah desa mendukung KIA
-
Terobosan terhadap penganggaran di desa
-
AMP
-
Sister Hospital
-
UPK
-
KRDD
-
-
Trianggular operation (CSR, pemerintah, NGO) Dukungan keberlanjutan (klinis, manajemen dan
-
KRDD
-
UPK
-
AMP
-
Peran Pemdes
-
Sister Hospital
-
Sosialisasi dan edukasi
-
Kepedualian dan komitmen
-
Koordinasi lintas sektor/para pihak
-
Alokasi anggaran untuk suplemen
Rapat koordinasi
Input teknis dan informasi
27
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
A
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
perilaku)
Lembata
-
-
-
Puskesmas reformasi menuju pelayanan prima dan peran peduli badan kesehatan masyarakat Peran pemerintah desa mendukung revolusi KIA melalui desa siaga
-
Integrasi berbagai sumber daya
-
Pola kerja tersistematis
-
Komitmen yang kuat dari pemerintah desa dan komponen masyarakat lainnya
-
-
Kepedulian yang tinggi dari masyarakat dalam berpartisipasi dalam menciptakan puskesmas reformasi Perencanaan terpadu
-
Desa siaga
-
Puskesmas reformasi dan badan peduli puskesmas
-
UPK
-
RS PONED
-
-
Melalukan evaluasi pelaksanaan program-kegiatan (best practice) di Kabupaten Penyusunan rencana kegiatan prioritas kabupaten dengan pendekatan DTPS-KIBBLA
-
Fasilitator dalam rangka capacity building
-
Pendanaan
-
Penguatan jejaring
Sistem informasi 28
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
A
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
dan manajemen ketenagaan (SIMK)
Sumba Timur
-
Sister Hospital DHA-DTPS KIBBLA Desa siaga
(DTPS-KIBLLA)
-
Regulasi
-
Pengelolaan melalui UPK
-
Penguatan jejaring
-
Meningkatnya kualitas pelayanan dan meningkatnya manajemen klinis Menjadi alat untuk menilai penggunaan anggaran kesehatan dalam 8 dimensi; Menjadi dasar perencanaan penganggaran anggaran kesehatan dan “kuat” sebagai bahan advokasi; Penganggaran terpadu oleh karena prioritas masalah dan solusi dilakukan dalam perencanaan terpadu
-
Exit strategi: penganggaran Sister Hospital via APBD dan BLUD Kelembagaan DHA/DTPS KIBBLA : SK Tim, koordinasi LS/LP (lintas SKPDLSM-NGO), penganggaran untuk kelembagaan Desa siaga : sosialisasi LS/LP (roadshow)
-
-
-
Exit strategi: Kelembagaan DHA/DTPS KIBBLA : Pemberdayaan LS/LP
-
-
Biar kami saja dulu, pihak luar menyusul untuk pendanaan lanjutan, monitoring, evaluasi, pembinaan dan lain-lain sam[pai bertemu di PERMATA (Sumba Timur siap menerima anda)
29
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
A
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
-
Kota Kupang
-
-
-
Flores Timur
-
berbasis gender Selalu siap (siaga) dalam membantu KIA, bermanfaat karena sederhana dalam metode dan anggaran untuk menurunkan kematian ibu dna bayi
Puskesmas reformasi menuju pelayanan prima Perencanaan dan penganggaran : DTPS, IHPB-RG, RUK puskesmas, PHA, DHA Peran BPKM dalam mendukung pelayanan di puskesmas dan pengelolaan rumah tunggu persalinan
Sumber daya masyarakat sangat penting dan diperlukan dalam pengembangan pelayanan kesehatan dalam upaya percepatan pencapaian MDG’s bidang kesehatan
Puskesmas reformasi
SIMK
-
Rumah tunggu
Distribusi
nakes
tak
Lauching wajah baru dan puskesmas reformasi
-
-
Koordinasi lintas sektor
Dukungan “budget/anggaran’ dari pihak ketiga sebagai dana pendamping APBD Dukungan advokasi untuk sustainability program reformasi puskesmas
AIPD, AIPHSS, 30
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Kabupaten
-
A
B
C
D
E
Topik Best Practice yang paling baik
Pembelajaran yang didapat dari Best Practice
Yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan
Langkah pertama yang akan dilakukan
Dukungan pihak luar agar kegiatan dapat direalisasikan
Rumah tunggu Jurnalisme warga
-
-
merata; Pedoman pembagian insentif berdasarkan beban kerja belum sesuai dengan standar yang berlaku; Fungsi administrasi kepegawaian dapat berjalan dengan efektif, efisien dan cepat Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan rumah tunggu Semua hal baik yang telah dilakukan bisa dipublikasikan untuk diadopsi
(BPMD, Dinkes, RSUD, TPP PKK, Camat, BUMN) pengelola rumah tanggu diserahkan ke TPP PKK dan RSUD di puskesmas oleh badan peduli kesehatan msyarakat
AIPMNH, PNPM GSc, BUMN (CSR)
31
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
‐
Penyerahan Revolusi KIA Award dalam 5 katagori
Sebagai puncak acara, Penyerahan KIA award diberikan pada para tokoh masyarakat yang dianggap berjasa dan membrikan kiprahnya pada keberhasilan dari pengurangan resiko kematian ibu bayi melahirkan dan bayi yang baru lahir. Penyerahan Revolusi KIA Award pada 5 kategori: 1. Pemberi Layanan a. Bernadeta Uran : Bikor Puskesmas Boru, Flotim b. Dr. Erol PA. Nenobais : KaPus Takari, Kab. Kupang c. Drg. Dian Sukmawati : KaPus Pasir Panjang, Kupang 2. Penggerak Masyarakat a. Markus Lina : Ngada b. Paulinus Lidj Bana : TTU c. Yulianus L. Bau : Belu 3. Kader/penggiat KIA a. Abubakar S. Lamadi : Ketua DS Hingamalangi, Lembata b. Agustina Lalu : Sumba Timur 4. Tokoh Agama a. Pater Marsel Agot, SVD : Mabar b. Romo Herman Ando : Manggarai c. Pdt. Emanuel Snae : TTS 5. Tokoh Masyarakat a. Ir. Yanis E.L. Ch. Loebaloe : Sumba Barat b. Yosepha Sita : Ende c. Ignatius Selvelman : Sumba ‐ ‐
Videography Kesimpulan Akhir dan Penutupan
Ucapan penutup dari John Leigh
AIPMNH berakhir, bukan akhir dari kemitraan. Masih banyak yang harus dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB Berterimakasih pada bupati TTS atas plakat yang diberikan untuk AIPMNH Berterimakasih pada semua pihak yang telah bekerja keras untuk pelaksanaan workshop ini
Ucapan penutup dari Bapak Wayan Darmawa, Ketua Bappeda Provinsi NTT
Pola kemitraan SH -> nilai-nilai baru atas kecepatan dan ketepatan pelayanan kesehatan Reformasi puskesmas semoga bisa memberi performance yang berbeda SIKDA : pengelolaan data dan informasi untuk pembangunan -> sesuai dengan program pemerintah sekarang Langkah-langkah besar setelah lokasi ini, NTT masih harus terus melakukan percepatan dan kerja keras
32
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
VIII. Evaluasi & Rekomendasi Sekitar 200 peserta mengisi format evaluasi yang dilakukan sebelum acara penutupan dimulai pada hari kedua. Penilaian menggunakan dari angka 1 sebagai terburuk dan angka 4 sebagai penilaian terbaik untuk masing masing acara yang digelar selama 2 hari lokakarya. Berikut dibawah ini tabel dari hasil evaluasi:
Media Power point presentation TV Slide show Banner dan Poster Brosur dan leaflet Booklet Videografi Talkshow Permainan Peran Bilik Konsultasi Jumlah Point
Peringkat (1 = terburuk dan 4 = terbaik) Tot 1 % 2 % 3 % 4 % al 12 60 35 11 6% 69 200 0 % % 48 48 94 197 8 4% 95 % % 42 10 51 199 14 7% 84 % 1 % 37 11 58 202 10 5% 74 % 8 % 43 10 51 200 13 7% 86 % 1 % 46 49 98 201 10 5% 93 % % 49 44 88 200 2 13 7% 97 % % 50 42 82 193 14 7% 97 % % 46 50 99 199 1 8 4% 91 % % 10 83 47 85 47 179 6% 3 1 7 % 0 % 1
Jumlah Kuestioner terkumpul : 179 Nilai terbaik 4 (Empat) = 47% Nilai Cukup 3 (tiga) = 47 % Nilai 2 (dua) = 6% Secara keseluruhan lokakarya sukses sesuai harapan. Acara berjalan lancar sesuai Agenda dan diminati penuh oleh para tamu maupun peserta yang datang dari luar daerah ke Kupang. Para perwakilan kabupaten/ kota telah bertekad dan berkomitmen akan melaksanakan program program kegiatan dari hasil AIMNPH ini dengan sumber dana dan daya mereka masing masing.
33
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR MATERNAL AND NEONATAL HEALTH LAPORAN AKHIR LOKAKARYA BEST PRACTICE | NOV 2014
Jerih payah para pelaksana Lokakarya terbalas sudah dengan pujian dari para tamu maupun peserta yang menikmati acara dan merasa mendapat pelajaran dan manfaat yang dapat dibawa pulang keadaerah masing-masing.
34