HASIL CAPAIAN AWAL Evidence Summit on Reducing Maternal and Neonatal Mortality in Indonesia 2016-2017
Angka Kematian Ibu di Indonesia 450 400
390
346
334
350
359
305
307 300
228
250 200 150 100 50 0 1994
1997
2002
SDKI
2007
Sensus/Supas
2010
2012
Kesepakatan Nasional: • AKI selanjutnya menggunakan data dari Sensus/Supas. • AKI SDKI nilai kisar lebar, dulu dipakai karena belum ada sumber lain.
2014
Angka Kematian Neonatus di Indonesia 120 97
per 1000 Kelahiran Total
100
Angka Kematian Neonatal Angka Kematian Bayi
81 80
Angka Kematian Balita
68 58
57
60
46 40
32
30
46
44
35 26
20
20
40
34 19
32 19
26.2 22.2
0 1991
1995
1999
Sumber : 1991-2012 dari SDKI; 2015 dari Supas
2002 Waktu Survey
2007
2012 2015 AKN (N/A)
TARGET SISTEM KESEHATAN NASIONAL 3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup 3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH 3.3. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya. 3.4. Pada 2030, mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental. 3.5. Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan 3.6. Pada 2020, mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas 3.7. Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi , termasuk keluarga berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional. 3.8. Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang. 3.9 Pada 2030, mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.
1/03/2017
4
Proyeksi Angka Kematian Ibu sampai 2030 400
346 350
305
300
250
212
200
131
150 100
68
50 0 2010
2012
2014
2016
ARR = 2,4%
2018
2020
ARR = 5,5%
2022
2024
2026
2028
2030
ARR = 9,5%
ARR 2,4%: sesuai dengan tren penurunan angka kematian ibu berdasarkan angka SP 2010 dan SUPAS 2015 ARR 5,5%: Kesepakatan global ARR 9,5%: Upaya untuk mencapai target SDGS
Proyeksi Angka Kematian Neonatal sampai 2030
25
20
19
20
18 15
14 12 10
5
0 2002
2004
2006
2008
2010
2012
ARR = 0,5%
2014
2016
2018
ARR = 2,1%
2020
2022
2024
2026
2028
2030
ARR = 3,0%
ARR 0,5%: sesuai dengan tren penurunan angka kematian neonatal berdasarkan angka SDKI 2002 dan 2012 ARR 2,1%: Rerata penurunan global ARR 3,0%: Upaya untuk mencapai target SDGS
Penyebab Kematian Ibu menurut Studi Lanjut SP 2010, SRS 2014 dan Laporan Rutin 2015 Penyebab kematian
STL SP (2010)
SRS (2014)
Program (2015)
Metoda
Survei
Registrasi
Laporan
Besar sampel
3.590
182
4.893
Penyebab kematian: •
Hipertensi dalam kehamilan
32,4
37,4
25,5
•
Perdarahan
23,6
16,9
30,1
•
Infeksi
12,4
11,5
5,9
•
Aborsi
4,1
3,8
NA
•
Lainnya
27,5
30,4
38,5
Diperlukan kemampuan diagnosis Hipertensi dalam kehamilan dan penyakit penyerta kehamilan
“Mutlak”, keterlibatan dokter dalam ANC*
Penyebab kematian ibu ANC berkualitas oleh dokter untuk mendeteksi penyakit penyerta
ANC berkualitas
Lainnya 39%
Infeksi 6%
Hipertensi dalam kehamilan 25%
Perdarahan 30%
Persalinan dekat dengan RS PONEK Laporan rutin Kementerian Kesehatan, 2015
Penyakit penyerta pada ibu hamil, 2013 Penyakit penyerta
Persentase (%)
Ibu hamil hipertensi
6,3
Ibu hamil DM
1,2
Ibu hamil KEK
24,2
Ibu hamil anemia
37,1
Obesitas pada WUS 18-29 tahun 30-39 tahun
20,2 39,3
Sumber: Riskesdas 2013
Ibu hamil ANC disarankan di Rumah Sakit Persalinan wajib di Rumah Sakit
Kematian ibu: • Hipertensi dalam kehamilan • Perdarahan
Kematian neonatal: • Preterm • Asfiksia
Penyebab kematian neonatal, 2012
*
Referensi: Studi penyebab kematian di 12 Kabupaten/Kota, Litbangkes 2012 *) Perlu perhatian dan verifikasi lebih lanjut
Penyebab Kematian ibu: Apakah dapat Dicegah? 1. Hipertensi dalam kehamilan: angka kejadian 5-10% (Indonesia 6,3%-Riskesdas 2013). Kematian ibu dapat dicegah dengan: – Deteksi dini terjadinya peningkatan tekanan darah (ANC berkualitas) dan – Terminasi kehamilan sesegera mungkin sebelum terjadi kerusakan multi organ penting keberadaan RS mampu PONEK
• Bila sudah terjadi kerusakan multi organ akibat hipertensi dalam kehamilan masih mungkin terjadi kematian ibu meskipun kehamilan sudah diakhiri (kematian dapat terjadi pada masa nifas, dan morbiditas yang diakibatkan memerlukan fasilitas ICU, hemodialisis, lab. canggih, obat mahal, dll) • Kematian dapat terjadi setelah 6 jam pasca salin meskipun pasien sudah mendapatkan perawatan di RS karena gagal organ multipel dan irreversibel atau sepsis
Penyebab Kematian: Apakah dapat Dicegah? 2. Perdarahan Sebagian besar adalah perdarahan pasca salin karena Atonia Uteri dimana kematian Ibu dapat terjadi SEGERA setelah persalinan, sehingga dibutuhkan waktu selambat-lambatnya 30 menit untuk dilakukan tindak bedah operatif bila diperlukan upaya menghentikan perdarahan (tindakan B-Lynch atau Histerektomi) • Konsep negara yang berhasil menurunkan angka kematian ibu adalah diterimanya PERSALINAN SEBAGAI PROSES YANG BERBAHAYA. Karena itu, persalinan harus dilakukan di faskes yang MEMILIKI sarana pembedahan (RS) atau DEKAT RS (faskes primer yang dapat digunakan sebagai fasilitas persalinan, harus merupakan faskes PONED dan berada dalam radius 30 menit dari RS mampu PONEK)
Penyebab Kematian: Apakah dapat Dicegah? • Sebagian kematian Ibu akibat perdarahan dapat terjadi saat hamil karena Plasenta Previa yang dapat dideteksi dini dan Solusio Plasenta yang sebagian besar terkait dengan Hipertensi dalam kehamilan, sehingga diperlukan ANC yang berkualitas untuk dapat mendeteksi Plasenta Previa dan hipertensi dalam kehamilan •
Pasien yang diketahui mengalami Plasenta Previa dan hipertensi dalam kehamilan harus melakukan pemeriksaan antenatal pada seorang dokter spesialis Obgyn dan melahirkan di faskes (RS) yang mampu PONEK
Penyebab Kematian: Apakah dapat Dicegah? 3. Kematian akibat komplikasi medis termasuk Infeksi (TB,Malaria,dll), Komplikasi medis lainnya (kelainan jantung, kelainan metabolik, kelainan mental, kelainan paru,dll) •
• • •
SEHARUSNYA DAPAT DICEGAH apabila dapat diketahui kondisi kesehatan ibu sebelum hamil atau sesegera mungkin saat hamil perlu aturan WAJIB PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU PRAHAMIL ditunjang dengan standar fasilitas medis yang memadai dan petugas medis (dokter) yang terlatih di layanan kesehatan primer Bila ibu sudah terlanjur hamil, sesegera mungkin harus memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan skrining standar ibu prahamil Bila diketahui ibu menderita penyakit yang dapat menyebabkan kematian sebelum hamil, maka perlu dicegah kehamilannya sebelum penyakitnya diobati Bila diketahui ibu menderita kelainan medis yang membahayakan jiwanya bila ibu hamil, maka kehamilan ibu masih mungkin diakhiri sedini mungkin
Apa yang harus disiapkan? •
Aturan/regulasi aturan untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan standar tertentu yang dapat digunakan untuk tempat persalinan – RS atau fasilitas pelayanan kesehatan primer yang jaraknya dekat RS/terjangkau oleh fasilitas rujukan gawat darurat dari dan ke RS – memiliki tenaga yang kompeten dalam bentuk tim terlatih untuk persalinan di layanan kesehatan primer –minimal terdiri atas satu dokter, satu bidan dan satu perawat yang siap 24/7 – memiliki alat dan obat yang dibutuhkan dalam kondisi emergensi – Sudah memiliki jaringan dengan fasilitas rujukan terdekat yang mampu PONEK
•
Standar fasyankes primer untuk tempat ANC maupun tempat persalinan harus memiliki tenaga dalam bentuk tim yang minimal melibatkan seorang dokter
•
Perlunya standar supervisi untuk menjamin kualitas fasilitas pelayanan primer untuk kesehatan ibu yang mampu PONED dan fasilitas rujukan yang mampu PONEK
•
Perlunya Modul pelatihan untuk tim manajemen fasyankes tempat persalinan untuk menjamin kualitas fasilitas pelayanan primer untuk kesehatan ibu yang mampu PONED dan fasilitas rujukan yang mampu PONEK
Periode Kematian maternal dan neonatal tertinggi pada saat persalinan dan kelahiran
Periode Kematian Ibu No 1 2 3 4
Saat meninggal Hamil ≤ 20 minggu Hamil > 20 minggu Persalinan Nifas Total
n 543 1372 974 4634 7524
Kematian pada saat persalinan dan masa nifas (waktu 2x 24 jam) adalah 75% dari semua kematian maternal Sumber: Kajian Determinan Kematian Maternal di 5 Region, Balitbangkes & UNICEF 2012
% 7.22 18.24 12.95 61.59 100.00 Perlu yankes yang cepat dan tepat
Antenatal Care (ANC) Konsep ANC yang paling penting: • Semua kehamilan berisiko. • Komplikasi pada kehamilan dan persalinan tidak dapat diprediksi, dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja • Penyebab utama kematian ibu adalah eklamsi, perdarahan, partus lama dan infeksi • 75% Kematian ibu terjadi pada periode persalinan dan 48 jam setelah persalinan; 25 persen pada periode antenatal dan pasca 48jam postpartum
Antenatal Care (ANC) • Hal yang dapat dilakukan pada periode ANC untuk menurunkan kematian ibu adalah dengan melakukan identifikasi: Riwayat obstetri, Anemia, Hipertensi, perdarahan dan riwayat penyakit penyerta (termasuk infeksi) • Oleh karena itu, peningkatan frekuensi ANC dari 4 kali menjadi 8 kali akan lebih meningkatkan kemungkinan untuk mendeteksi keempat kondisi tersebut. • Untuk menurunkan kematian pada periode persalinan dan 48 jam pasca persalinan adalah dengan menjamin akses ibu hamil bersalin terhadap pelayanan berkesinambungan yang berkualitas
Periode persalinan dan nifas • Untuk menununkan kematian pada periode persalinan dan 48 jam pasca persalinan adalah dengan menjamin akses ibu hamil bersalin terhadap pelayanan berkesinambungan yang berkualitas („Continuum of care‟)
Konsep Pelayanan Berkesinambungan (Continuum of Care) untuk mengidentifikasi
bottle necks
Sumber: Endang L. Achadi
Framework on the Cascade of Missed-opportunities at Different Level of Services
Sumber: Endang L. Achadi
KONDISI IDEAL
Pertolongan persalinan • Waktu yang sangat krusial (komplikasi tertinggi) adalah masa persalinan sampai 48 jam pasca persalinan perlu monitoring yang ketat siap tindakan emergency • Persalinan dirumah tidak dianjurkan digeser ke faskes yang memenuhi syarat: Puskesmas / RB dengan kemampuan PONED • Polindes/Poskesdes, Pustu, BPS sebaiknya bukan menjadi tempat persalinan • Persalinan dengan komplikasi harus dirujuk ke RS PONEK • Faskes primer sebelum merujuk harus mampu melakukan stabilisasi
Kerangka Konsep Every woman and Every Child dalam Every One Count
Continuum of care • Continuum of care dan 1000 hari kehidupan merupakan rangkaian asuhan/tindakan/penanganan kesehatan antenatal sehingga anak berusia bawah dua tahun (Baduta) mulai dari tingkat pelayanan di masyarakat , didukung oleh sistem rujukan yang efektif, sampai ke Rumah Sakit untuk penanganan kasus emergensi kebidanan dan neonatal, hingga kembali ke pelayanan masyarakat untuk kunjungan nifas dan neonatal yang didukung kesehatan keluarga • Dengan demikian Continuum of care merupakan pemberian pelayanan kesehatan maternal-neonatal terintegrasi disekitar proses persalinan, bagi tercapainya tujuan kesehatan reproduksi
Rangkaian yankes maternal (continuum of care)
Rumah
T-2: Akses (jarak, biaya)
FKTP
T-2: Akses (jarak, biaya) Dirujuk
T-1: Keputusan klg. cari pertolongan
T-3: Yankes dasar: ANC + Persalinan
• Pendidikan kes • Buku KIA • Kelas bumil
Kualitas yankes: 1. Ketersediaan SDM 2. Kompetensi SDM 3. Sarana/prasarana 4. Alat medis/non medis 5. Sediaan Farmasi 6. Pedoman/SOP 7. Manajemen
JKN/ Jampersal
Sistem rujukan
FKTL T-3: Yankes spes: Operasi + rawat inap
Kualitas yankes: 1. Ketersediaan SDM 2. Kompetensi SDM Kualitas 3. Sarana/prasarana Pelayanan 4. Alat medis/non medis 5. Sediaan Farmasi 6. Pedoman/SOP 7. Manajemen
Fokus Perbaikan Kualitas ANC • Mengganti konsep ANC dan pertolongan persalinan dari berbasis satu tenaga kesehatan menjadi tim (minimal harus melibatkan seorang dokter)
Persentase tenaga pemberi layanan ANC
0.5%
3.1% Tidak ANC
bidan
0.5% dokter umum
dokter kandungan
13.4%
perawat
82.4%
• Meningkatkan kompetensi bidan yang akan memberi pertolongan persalinan di fasyankes primer untuk kompeten dalam kerja tim bersama dokter dan perawat melalui pelatihan
Fokus Perbaikan Kualitas ANC •
•
Pelatihan Dokter Umum – Meningkatkan kompetensi dalam melakukan pemeriksaan kesehatan PraHamil dan saat hamil, serta mengidentifikasi masalah kesehatan pada perempuan pra hamil dan ibu hamil – Meningkatkan kompetensi dokter untuk kerja tim bersama bidan dan perawat dalam menatalaksana persalinan, menatalaksana komplikasi yang muncul saat persalinan serta melakukan rujukan dengan tepat dan cepat Pelatihan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi – Meningkatkan kompetensi dalam menerima rujukan ANC ibu dengan komplikasi Obstetri dan komplikasi Medis sesuai dengan kondisi ibu – Meningkatkan kompetensi dalam menerima rujukan kehamilan atau persalinan dengan kondisi gawat darurat dan melakukan tatalaksana secara tepat dan cepat
2.5%
RSIA/RS bersalin
3.1%
Tidak ANC
dokter kandungan
0.5% 3.1% Tidak ANC
0.5%
perawat
bidan
40.5%
Persentase tempat pemberi pelayanan ANC
dokter umum
0.3%
4.8%
11.3%
2.9%
8.9%
3.6%
13.4%
Lainnya
Bidan praktek swasta
Dokter praktek
Posyandu
Poliklinik swasta
Polindes/poskesdes
Pustu/pusling
14.6%
5.3%
RS Swasta Puskesmas
2.3%
RS Pemerintah
Tempat dan Tenaga Pemberi Layanan ANC (Sirkesnas Tahun 2016)
Persentase tenaga pemberi layanan ANC 82.4%
Analisis tempat kematian ibu Rumah
FKTL
FKTP
SP 2010
Rumah 37,7%
Supas 2014
40,7%
FKTP 3,1%
FKTL/RSU 59,2% 59.3%
1. Persalinan di rumah tidak dianjurkan digeser ke faskes berkemampuan PONED 2. Puskesmas yang lokasinya “reachable” thd RS PONEK dijadikan Puskesmas PONED 3. Untuk daerah terpencil menjelang persalinan dipindah ke Rumah Tunggu Kelahiran yang dekat dengan faskes mampu PONED/PONEK
Persentase Penolong Persalinan menurut wilayah, Hasil SUPAS 2015
Wilayah
Sumatera Jawa, Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara, Maluku, Papua Indonesia
Dokter 15.13 19.83 15.70 15.98
Persentase Penolong Persalinan Bidan Dukun Lainnya 73.40 10.50 0.96 68.93 10.56 0.67 66.86 16.76 0.68 60.21 22.12 1.69
Total 100.00 100.00 100.00 100.00
11.95
60.51
21.80
5.74
100.00
17.45
68.42
12.88
1.24
100.00
Tidak dianjurkan Harus kerja Tim dokter, bidan dan perawat
Sistem Rujukan • Kajian Program Emas (Expanding maternal & neonatal survival) • POGI menganalisis 112 kasus kematian maternal yang terjadi di Rumah Sakit lokasi EMAS (kematian maternal di faskes lain dan di rumah tidak masuk dalam analisis) • UKK Neonatologi IDAI mengkaji kematian neonatus di RSUD di 5 provinsi wilayah kerja EMAS untuk mendapatkan gambaran kematian neonatus pada 7 hari pertama kelahiran dengan berat lahir ≥ 2000 g tanpa kelainan kongenital berat • Beberapa hasil adalah sebagai berikut:
HASIL STUDI EMAS Indikator
Ya (%)
Tidak (%)
Missing (%)
Keterlambatan Mencari Pertolongan
32
40
28
Stabilisasi Pra Rujukan
9
49
42
Keterlambatan memutuskan untuk merujuk oleh petugas
31
38
32
Pengambilan keputusan klinik yang tidak tepat
53
15
32
Keterlambatan Operasi/ Eksekusi Keputusan Klinik
47
19
35
Persentase Masalah dgn Ketersediaan ICU
25
24
51
Masalah dengan monitoring pasca operasi/partum
47
14
39
Kematian yang dapat dicegah
73
2
24
Sumber: Nurdadi, POGI
Kontributor Kematian Neonatus [CATEGORY NAME], [VALUE]
[CATEGORY NAME], [VALUE] [CATEGORY NAME], [VALUE]
[CATEGORY NAME], [VALUE]
[CATEGORY NAME], [VALUE]
Setyawandita et al. 2015
Gambaran rujukan neonates di RS: Asal Rujukan dan perujuk Neonatus Asal rujukan (%) Puskesmas, 2.6 Sendiri, 10.3 Klinik Swasta, 12.8
Lain-lain, 7.7
Lain-lain, 15.3
BPS, 25.6
Dokter, 10.3 RS Lain, 20.5
Setyawandita et al. 2015
Perujuk (%)
RB, 20.5
Bidan, 33.3
[CATEGOR Y NAME], [VALUE]
Kontributor Kematian Neonatus di RS (%) Kurang dukungan lab dan penunjang medis, 12.8 Diagnosis salah, 14.2
Pengobatan terlambat, 15.2
Pemantauan inadekuat, 20.1 Tatalaksana inadekuat, 23.8
Penanganan emergansi terlambat, 6.1 Hambatan ketersediaan NICU, 3 Pengobatan tidak tersedia, 2.4 Hambatan fungsi peralatan, 2.4
Hambatan penyediaan darah, 0 Setyawandita et al. 2015
PROPORSI RS PEMERINTAH PONEK NO
INDIKATOR
PERSEN
1
17 KRITERIA PONEK
7,6
2
9 KRITERIA PONEK
21,0
3
KETERSEDIAAN DOKTER TERLATIH PONEK
52,7
4
KETERSEDIAAN BIDAN TERLATIH PONEK
50,4
5
KETERSEDIAAN PERAWAT TERLATIH PONEK
53,3
6
PROTOKOL PELAYANAN PONEK
34,0
Sumber: Riset Fasilitas Kesehatan 2011
JKN dan Jampersal • Regulasi JKN disesuaikan dengan kebijakan yankes maternal & neonatal yang diterapkan • Jampersal sekarang pemanfaatannya diperuntukkan biaya operasional Rumah Tunggu Kelahiran • Masih ada kelompok Ibu Hamil yang tidak mendapatkan jaminan pembiayaan, yaitu bumil yang belum menjadi anggota BPJS Kesehatan • Sebaiknya semua ibu hamil dijamin mendapatkan yankes maternal & neonatal.
BPJS Kesehatan untuk Bayi (Hak Anak)
Rangkuman alternatif kebijakan ANC
Sekarang Bidan, 4 kali, 10 T
Persalinan Rumah, BPS, RB, Puskesmas, Pustu, Poskesdes/Polindes Tempat di mana saja
Rujukan
Rujukan belum optimal
SDM
Pelatihan
RSU
Belum seluruhnya PONEK JKN, Jampersal, BOK
Biaya
Perubahan yang diusulkan (Dokter + bidan), 8 kali (anjuran WHO + gizi ibu + pantau pertumbuhan janin) Bumil + penyakit penyerta: ANC selalu disupervisi dokter Puskesmas PONED, RB mampu PONED (SDM kompeten, Buka 24 jam/7 hari, dll) Setiap kecamatan ada Puskesmas PONED Maksimal 30 menit dari RS PONEK
On-line referral network (misalnya Sijari Emas) Pelatihan dan Giliran jaga/magang di RS PONEK Semua RSU Kab/Kota harus PONEK JKN, Jampersal, BOK: untuk seluruh ibu hamil
Faskes melayani ANC, KF dan KN Institusi
Tenaga kesehatan Fasilitas Solusi strategis Regulasi
FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama): • Puskesmas (lengkap dengan dokter + bidan + perawat) • Klinik (lengkap dengan dokter + bidan + perawat) Dokter, bidan, perawat Rawat jalan Semua Puskesmas harus ada dokter + bidan + perawat • ANC pertama harus disupervisi dokter • KN oleh perawat/bidan, bila ada kelainan dikonsulkan ke dokter • Frekuensi ANC ditingkatkan menjadi 8 kali • Bila ada penyakit penyerta: ANC selanjutnya harus disupervisi dokter • Bila penyakit penyerta berpengaruh pada pertumbuhan janin, sudah dikomunikasikan ke FKTP PONED/FKTL PONEK • ANC diluar FKTP yang memenuhi syarat, silahkan bayar sendiri (melaui peraturan JKN)
Faskes melayani Persalinan Institusi Waktu layanan
FKTP mampu PONED: Puskesmas mampu PONED dan Klinik/Rumah Bersalin mampu PONED 24 jam/hari, 7 hari/minggu
Tenaga kesehatan Fasilitas Lokasi
Dokter, bidan, perawat terlatih PONED (minimal 2 tim)
Solusi strategis
•
Kamar bersalin dan Rawat Inap “Reachable” dari RS PONEK (waktu tempuh < 30 menit)
• Regulasi
• • • •
Semua Puskesmas Perawatan menjadi Puskesmas PONED, prioritas pada lokasi yang “reachable” dengan RS PONEK Bidan prkatek mandiri difasilitasi bergabung ke RB mampu PONED Semua pelayanan maternal dan neonatal ditanggung Pemerintah Peraturan JKN mengacu kepada kebijakan ini. Bersalin di fasilitas non-PONED harus bayar sendiri Melahirkan sesuai aturan, ada kemudahan: Akte kelahiran bayinya gratis, ikut KB gratis, dll
Faskes melayani rujukan Institusi
Waktu layanan Tenaga kesehatan Fasilitas Sarana Solusi strategis Regulasi
FKTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut) mampu PONEK: • RS mampu PONEk • RSB mampu PONEK 24 jam/hari, 7 hari/minggu Dr SpOG, Dr Sp Anak, Dr Sp Anestesi, Dokter, bidan, perawat terlatih Ruang operasi dan rawat inap, termasuk Bank Darah/UTD Listrik 24 jam (Genset harus tersedia), air bersih cukup, internet bagus • Semua RSU Kab/Kota harus mampu PONEK • RSB didorong mampu PONEK • Sistem reward & punishment terhadap kinerja fasilitas kesehatan • Mengembangkan jejaring rujukan yang bisa dipantau setiap saat keberadaan pasien dan respon faskesnya.
Usulan Perbaikan Sistem Rujukan : • Pembenahan sistem rujukan sedang berjalan • Aturan BPJS harus mengikuti standar rujukan
Peta faskes: FKTP – FKTP PONED – RS PONEK
FKTP
FKTP PONED
FKTP RTK
Bulin
RS PONEK FKTP PONED FKTP
FKTP PONED
FKTP PONED
RTK FKTP
FKTP
Perlu sistem komunikasi klinis dan non klinis yang baik di fasyankes tingkat primer dan rujukan
Pergeseran ke pelayanan yang lebih baik
Nakes
Polindes
Bidan Praktek
FKTP / Klinik Non-PONED
FKTP / RB RS / RSB mampu PONED mampu PONEK
Bidan
Bidan
Tim: Tim: Dokter, Bidan, Dokter, bidan, Perawat perawat terlatih PONED
Bekerja secara individu bekerja secara teamwork Sekarang
ANC
ANC
Diusulkan Sekarang Diusulkan
Linakes
Linakes
Tim: Spesialis: Obsgyn, anak, anestesi Dokter, bidan, perawat terlatih PONEK ANC
ANC
ANC
ANC
ANC
ANC
Linakes
Linakes
Linakes
Linakes
Linakes
KESIMPULAN 1.
75% kematian ibu terjadi pada persalinan dan 48 jam pasca persalinan; 2. 58% kematian neonatal terjadi 48 jam pasca persalinan 3. Kajian sementara menunjukkan 70% kematian dapat dicegah 4. Diperlukan pergeseran pelayanan maternal dan neonatal yang lebih berkualitas: Continuum of care berkualitas dan 24 jam 7 hari (24/7) Konsep pelayanan ANC dan pertolongan persalinan dari berbasis satu tenaga kesehatan menjadi tim (minimal harus melibatkan seorang dokter) Melahirkan minimal di fasyankes primer berkualitas yang mampu PONED Ibu hamil dan bersalin dengan komplikasi medis harus dirujuk ke RS mampu PONEK
KESIMPULAN 5. Perlu perubahan regulasi yang menyeluruh dan saling mendukung, termasuk JKN
5. Masih diperlukan eksplorasi literatur yang dapat menguatkan bukti yang ditemukan melalui hand-searching 5. Diperlukan dukungan dan kontribusi literatur, bukti praktik baik/lessons learned dari berbagai pihak