INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2010
Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 7312.1118 : 17 cm x 25 cm : 41 halaman
Naskah: BPS Kabupaten Pidie Jaya
Editor: BPS Kabupaten Pidie Jaya
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie Jaya Bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pidie Jaya
Boleh mengutip dengan menyebutkan sumbernya
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA) Sambutan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pidie Jaya Pelaksanaan
pembangunan
dalam
tatanan
otonomi
daerah
memberikan kewenangan yang luas bagi daerah untuk melakukan berbagai langkah pembangunan.
Evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan
kualitas hasil pembangunan yang tengah dilaksanakan di Kabupaten Pidie Jaya, semakin memerlukan berbagai data statistik yang lengkap, akurat dan terpercaya. Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah data-data mengenai harga barang dan jasa konstruksi yang kemudian diolah dan dianalisis hingga mendapatkan angka Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Data IKK yang menjadi dasar penghitungan DAU, dirasakan sangat penting bagi BAPPEDA Kabupaten Pidie Jaya yang senantiasa memerlukan informasi untuk mendasari dan memantapkan perencanaan dan pengendalian pembangunan. Kami menyambut baik penerbitan publikasi Penyusunan Indeks Kemahalan Kontruksi tahun 2010 ini dan pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih atas keberhasilan kerja sama dengan BPS Kabupaten Pidie Jaya yang telah merampungkan penyusunan publikasi ini. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data yang diperlukan hingga terlaksananya penerbitan publikasi ini, diucapkan terima kasih. Meureudu, September 2011 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PIDIE JAYA
Ir. H. Razali Adami, MP Pembina Tk. I (IV/b) NIP. 1961052019811981031003
i
KATA PENGANTAR KEPALA BPS KABUPATEN PIDIE JAYA Dalam rangka penyusunan RAPBN Tahun Anggaran 2011 yang berkenaan dengan Dana Alokasi Umum (DAU) 2010 dan tahun-tahun selanjutnya,
adalah
penting
meningkatkan
akurasi
data
dasar
penghitungan DAU. Oleh karena itu, pada tahun 2011 ini BAPPEDA bekerja sama dengan BPS Kabupaten Pidie Jaya melakukan penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Data dasar dalam publikasi ini berasal dari BPS Pusat, BPS Provinsi Aceh dan BPS Kabupaten Pidie Jaya. BPS Kabupaten Pidie Jaya khususnya telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas data, antara lain dengan melakukan pengecekan lapangan dan konsolidasi berupa diskusi antara petugas pengumpul data dengan BPS Provinsi. Dari pengecekan lapangan dan diskusi tersebut diharapkan diperoleh data yang valid, akurat, dan terkini. Kegiatan pengadaan dan percepatan data ini dlaksanakan atas kerjasama antara Bappeda Kabupaten Pidie Jaya dan BPS Kabuaten Pidie Jaya.
Meureudu, September 2011 KEPALA BPS KABUPATEN PIDIE JAYA
Drs. Anwar A.Wahab NIP. 195906301981031002
ii
DAFTAR ISI Hal. KATA SAMBUTAN………………..…………………….……...……………………
i
KATA PENGANTAR ………………..……………………...………………………
ii
DAFTAR ISI.…………………………………….………………......……….....…..
iii
DAFTAR TABEL ………………………………………..…………………………….
iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………..
v
I.
PENDAHULUAN…………………………….……………..………..……….
1
1.1. Latar Belakang……………………………………….…............…...
1
1.2. Tujuan dan Kegunaan IKK ………………………………………...
2
1.3. Kualifikasi Data..…...……………………………………….............
2
1.4. Cakupan……………………………………………..……………..........
3
1.5. Sensus dan Survei……………………………………………...........
3
1.6. Jadwal Waktu …………………………………………….……..........
4
1.7. Pelaksanaan…………………………………………………...............
4
1.8. Pengolahan dan Rekonsiliasi Data………………………………...
4
1.9. Sistematika Penyajian Laporan………………………...............
5
II. METODOLOGI ………………………………………………………...........
6
2.1. Konsep dan Definisi …………………………………………………....
6
2.2. Ruang Lingkup dan Sumber Data …………………….…………..
10
2.3. Metode Penghitungan …………………………………………….……
13
2.3.1. Paket Komoditas ………………………………………….……
13
2.3.2. Diagram Timbang atau Bobot ………………….…………
19
2.3.3. Formula Penghitungan ………………………………………
21
III. ULASAN SINGKAT …………………………………………...………….
23
3.1. Gambaran Umum ……………………………………………………….
23
3.2. Peranan Sektor Konstruksi …………………………..…………….
27
3.3. Indeks Kemahalan Konstruksi …………………….………………..
28
LAMPIRAN ……………………………………………….…………..……………....
33
iii
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 2.1.
Daftar Jenis Barang dan Jasa Konstruksi yang Digunakan dalam Penghitungan IKK Tahun 2010.......
Tabel 3.1.
15
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2009 (persen) ..........................
Tabel 3.2.
24
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2009 (persen)..............................
Tabel 3.3.
Indeks
Kemahalan
Konstruksi
(IKK)
Beberapa
Kabupaten/kota Provinsi Aceh Tahun 2009-2010 ...... Tabel 3.4.
25
29
Rata-rata Harga Barang Konstruksi di Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2010 …………………………………
iv
31
DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 3.1.
Persentase Panjang Jalan di Kabupaten Pidie Jaya Menurut Kondisi Jalan Tahun 2009 (persen)..............
Gambar 3.2.
Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap Total PDRB adhb
Kabupaten
Pidie
Jaya
Tahun
2004-2009
(persen) ................................................................ Gambar 3.3.
26
28
Perbandingan IKK Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2008-2010 .............................................................
v
30
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Otonomi daerah yang
dilaksanakan sejak 1 Januari 2001
memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah tersebut, kepada Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri serta sumber keuangan lain seperti perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang berupa Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Selama delapan tahun terakhir, DAU merupakan salah satu sumber pendapatan utama pendapatan Pemerintah Daerah. Azas kesenjangan fiskal (fiscal gap) yang mendasari penghitungan DAU memerlukan dukungan data yang valid, akurat dan terkini sehingga pembagian DAU ke daerah menjadi adil, proporsional dan merata. Sehubungan dengan keperluan tersebut, ketersediaan data yang akan digunakan dalam penghitungan DAU sudah sangat penting dan mendesak. Data tersebut adalah Jumlah Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung kebutuhan daerah, IKK berkaitan erat dengan keinginan dan tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan pelayanan dengan membangun sarana dan prasarana yang berupa bangunan fisik, seperti: bangunan gedung, jalan, jembatan, saluran irigasi dan lain sebagainya. Perbedaan kondisi dan potensi geografis di masing-masing wilayah serta jarak antar wilayah
menyebabkan
terjadinya
perbedaan
pembiayaan
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
untuk
1
membangun fasilitas-fasilitas tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar digunakannya Indeks Kemahalan Konstruksi untuk penyesuaian kebutuhan daerah dilihat dari sektor bangunan/konstruksi. 1.2. Tujuan dan Kegunaan IKK Penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Pidie Jaya tahun 2010 diharapkan dapat menjadi indikator keterbandingan tingkat kemahalan antar daerah. Dalam jangka panjang IKK dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan pembangunan berkesinambungan di daerah ini. Salah satu contoh kegunaan IKK adalah sebagai rujukan dalam memperkirakan besaran nilai proyek pembangunan terutama yang berkaitan dengan pembangunan fisik (seperti: tempat tinggal, sekolah, jalan dan jembatan) agar penentuan besaran nilai proyek pembangunan fisik tersebut efisien dan tepat sasaran.
1.3. Kualifikasi Data Setiap saat, BPS selalu berupaya meningkatkan kualitas data untuk keperluan penghitungan DAU tahun-tahun selanjutnya. Peningkatan kualitas data tersebut meliputi: pertama, meningkatkan validitas data agar dapat menggambarkan kondisi riil daerah yang sebenarnya dengan memperbaiki konsep dan definisi variabel; kedua, meningkatkan akurasi data dengan memperluas cakupan dan cara penghitungan; dan ketiga, pemutakhiran data dengan mempercepat pengumpulan data yang selama ini mengalami keterlambatan (time gap). Dalam upaya peningkatan kualitas data tersebut, maka BPS bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Pidie Jaya melakukan suatu kegiatan penyediaan data IKK Kabupaten Pidie Jaya. Hal ini juga bertujuan
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
2
sebagai alat kontrol objetivitas data hasil penghitungan dengan melakukan analisis kewajaran angka IKK antar daerah.
1.4. Cakupan Kegiatan Penyusunan IKK Tahun Angaran 2010 ini mencakup wilayah Kabupaten Pidie Jaya dengan cakupan tingkat keragaman yang bervariasi. Selain itu, untuk melihat keterbandingan dengan daerah lain, juga dilakukan analisis keterbandingan untuk melihat posisi Kabupaten Pidie Jaya di antara kabupaten/kota lain di sekitarnya. 1.5. Sensus dan Survei Sensus dan survei yang merupakan sumber utama data BPS dilaksanakan pada periode tertentu (sebagai contoh Sensus Penduduk 10 tahun sekali, Survei Harga Perdagangan Besar sebulan sekali dan PDRB setiap tahun dengan cakupan terbatas). Sementara itu data yang dibutuhkan untuk penghitungan DAU bersifat tahunan dan mencakup semua wilayah administrasi kabupaten/kota. Hal ini menimbulkan masalah kesenjangan antara kebutuhan data dan ketersediaan data pada tingkat wilayah kecil. Untuk menutup kesenjangan ini, maka dilakukan penyesuaian (penambahan sampel), proyeksi dan proxi terhadap data hasil survei dan pengumpulan data yang ada seperti Survei Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan/Kontruksi, Susenas dan sumber data lainnya. Untuk menjaga konsistensi data, dalam penghitungan IKK juga diperhatikan time reference yang jelas serta tingkat kesulitan geografis antar daerah.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
3
1.6. Jadwal Waktu Waktu yang diperlukan dalam kegiatan pengumpulan data IKK 2010 adalah selama 9 bulan mencakup proses pengumpulan data, pengolahan data, perhitungan dan analisis data IKK 2010. a. Perencanaan integrasi kegiatan Indek Kemahalan Kontruksi (IKK) dan SHPB-Konstruksi, Januari sampai dengan Mei 2011. b. Pengolahan dan rekonsiliasi data, April sampai dengan Agustus 2011. c.
Evaluasi hasil dan penyusunan laporan, September 2011.
d. Pencetakan hasil, September 2011.
1.7.
Pelaksanaan Kegiatan penyediaan data dasar Indek Kemahalan Kontruksi (IKK)
dilakukan melalui Survei Harga Perdagangan Besar Konstruksi (SHPB-K) terhadap berbagai jenis barang dan jasa konstruksi yang termasuk dalam paket komoditas penghitungan IKK. Selain itu dilakukan juga pengumpulan data sekunder lain dari berbagai sumber yang terkait dengan sektor konstruksi. 1.8.
Pengolahan dan Rekonsiliasi Data Tingkat heterogenitas yang tinggi baik antar kabupaten maupun
antar kecamatan membutuhkan proses pengolahan data yang cukup lama. Heterogenitas yang dimaksud adalah data variabel ekonomi menyebar dan berfluktuasi
tidak
sesuai
dengan
penyebaran
wilayah
administratif
melainkan mengikuti jalur distribusinya. Oleh karena itu diperlukan adanya rekonsiliasi data untuk menjaga konsistensi dan agregasi data. Selain
itu,
dalam
penghitungan
IKK
diperlukan
data
keterbandingan secara nasional terutama mengenai rata-rata tingkat
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
4
kemahalan konstruksi tingkat nasional. Angka IKK Kabupaten Pidie Jaya diperoleh
dengan
membandingkan
Tingkat
Kemahalan
Konstruksi
Kabupaten Pidie Jaya dengan Tingkat Kemahalan Konstruksi Nasional.
1.9.
Sistematika Penyajian Laporan hasil penghitungan IKK Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama dijelaskan tentang latar belakang penyusunan, pengertian, tujuan dan kegunaan serta jadwal waktu penyusunan. Pada bagian kedua diulas tentang metodologi yang mencakup konsep dan definisi, teknis pengumpulan data dan metode penghitungan. Bagian tiga disajikan analisis ringkas mengenai data IKK Kabupaten Pidie Jaya dan beberapa data pendukung lain. Pada bagian akhir dilampirkan data dasar dan data pendukung dalam penghitungan IKK Kabupaten Pidie Jaya.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
5
II. METODOLOGI
2.1. Konsep dan Definisi Beberapa konsep dan definisi umum yang digunakan dalam proses pengumpulan data dan penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) antara lain adalah sebagai berikut: Harga Perdagangan Besar (HPB) adalah harga transaksi yang terjadi antara pedagang besar pertama sebagai penjual dengan pedagang besar berikutnya sebagai pembeli secara party/grosir di pasar pertama asal suatu barang. HPB bahan bangunan/konstruksi adalah harga berbagai jenis bahan bangunan yang digunakan dalam kegiatan konstruksi dalam jumlah besar (party) yang merupakan hasil transaksi
antara
pedagang
besar/distributor/supplier
bahan
bangunan/konstruksi dengan pengguna bahan bangunan tersebut. Pedagang Besar (PB) adalah pedagang/distributor yang menjual bahan bangunan/konstruksi secara party/grosir atau dalam jumlah besar. Pedagang Besar Pertama (PB I) adalah pedagang besar sesudah produsen/penghasil. Party/grosir atau dalam jumlah besar yang dimaksud adalah bukan eceran. Batasan ini relative mengingat sulit menentukan
besarannya,
baik
kuantitas
maupun
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
nilai
dari
suatu
6
komoditas. Hal ini sangat tergantung dari karakteristik komoditasnya sendiri. Kegiatan Konstruksi Adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi yang dimaksud dalam survey ini adalah hanya kegiatan pembangunan baru. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan-bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi
dan
bangunan
jaringan
komunikasi.
Sedangkan
kegiatan
konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran, dan perbaikan bangunan. Kegiatan Konstruksi dalam penghitungan IKK dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok: I.
Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, terdiri dari: a. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang dibagun sendiri, real estate, rumah susun dan perumahan dinas. b. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi: konstruksi gedung perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan,
tempat
ibadah,
terminal,
stasiun
dan
bangunan
monumental. II. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan terdiri dari: a. Bangunan jalan, jembatan dan landasan meliputi: pembangunan jalan,
jembatan,
landasan
pesawat
terbang,
pagar/tembok,
drainase jalan, marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. b. Bangunan jalan dan jembatan kereta.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
7
c.
Bangunan dermaga meliputi: pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang.
III. Bangunan Lainnya terdiri dari:
Bangunan sipil, pembangunan lapangan olah raga, lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman.
Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi: a. Bangunan
pengairan
diantaranya:
pembangunan
waduk
(reservoir), bendungan, embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam, tanggul pengendali banjir, tanggul laut, krib dan waduk. b. Bangunan
tempat
proses
hasil
pertanian,
diantaranya
bangunan penggilingan dan bagunan pengeringan.
Bangunan elektrikal meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi, dan transmisi tegangan tinggi.
Konstruksi telekomunikasi udara meliputi: konstruksi bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, bangunan pemacar/penerima radar, dan bangunan antenna.
Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api.
Konstruksi sentral telekomunikasi meliputi: bangunan sentral telepon/telegraph, konstruksi bangunan menara pemacar dan bangunan stasiun kecil.
Instalasi air meliputi instalasi air bersih, air limbah dan saluran drainase pada gedung.
Instalasi listrik meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
8
Instalasi gas meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal.
Instalasi listrik jalan.
Instalasi jaringan pipa: jaringan pipa gas, jaringan air dan jaringan minyak.
Harga sewa alat berat konstruksi Adalah harga yang terjadi ketika seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dalam periode tertentu seperti dalam waktu jam, hari, mingguan, dan bulanan. Satuan/unit yang digunakan dalam harga sewa ini adalah unit/jam. Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) TKK merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi, yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK diperoleh melalui pendekatan terhadap harga sejumlah jenis barang/bahan bangunan dan harga sewa alat yang mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam bangunan tersebut. TKK menggambarkan perkembangan harga di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap harga periode tahun dasar. Akan tetapi dalam penyajian IKK dari tahun 2005 sampai tahun 2009, diperhitungkan pula perkembangan harga terhadap harga periode dasar yairu Februari 2004 (sesuai dasar penghitungan IKK 2004). Paket Komoditas Paket komoditas adalah sejumlah barang terpilih yang digunakan sebagai komponen penghitungan IKK. Komoditas/jenis barang tersebut dipilih
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
9
karena andil yang cukup besar dan data harganya lebih mudah dipantau dan mempunyai tingkat keterbandingan antar kabupaten/kota. Diagram Timbang Diagram timbang (DT) atau bobot yang digunakan dalam penghitungan IKK terdiri dari DT kelompok jenis bangunan (3 kelompok) dan DT Umum. DT kelompok jenis bangunan digunakan untuk memperoleh nilai TKK masing-masing kelompok jenis bangunan. DT umum digunakan untuk menghitung IKK umum setelah diperoleh IKK masing-masing kelompok jenis bangunan. Indeks Kemahalan Konstruksi Indeks
Kemahalan
Konstruksi
(IKK)
adalah
angka
indeks
yang
menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap TKK rata-rata Nasional. Sesuai dengan pengertiannya IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spasial, yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk lokasi yang berbeda pada periode waktu tertentu. Berbeda dengan pengertian indeks periodical, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar atau Indeks Harga Konsumen, kedua indeks harga tersebut menggambarkan perkembangan harga di suatu lokasi pada periode tertentu dibandingkan terhadap harga tahun dasar. 2.2. Ruang Lingkup dan Sumber Data Indeks Kemahalan Konstruksi dihitung berdasarkan data harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi dan sewa alat berat yang diperoleh melalui survei di Kabupaten Pidie Jaya. Jenis barang/bahan bangunan yang dikumpulkan datanya meliputi barang-barang natural hasil pertambangan/penggalian, barang-barang hasil industri pengolahan dan jasa
sewa
alat
berat. Sumber
data
lain yang
digunakan dalam
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
10
penghitungan IKK adalah Diagram Timbang (DT) yang terdiri dari DT kelompok jenis bangunan dan DT Umum. Data dasar yang digunakan dalam penghitungan IKK Kabupaten Pidie
Jaya
didapatkan
dari
harga
perdagangan
besar
bahan
bangunan/konstruksi dan harga sewa alat berat. Proses pengumpulan data harga tersebut dilakukan melalui Survei Harga Perdagangan Besar bahan bangunan/konstruksi (HPB-K). Data harga yang dikumpulkan dalam survey HPB-K tersebut terdiri dari harga 60 jenis barang yang mencakup sekitar 145 kualitas serta harga sewa 4 macam alat berat. Untuk keperluan penghitungan IKK 2010, selain data yang dikumpulkan melalui survey HPB-K2, dikumpulkan pula data harga melalui survey serentak khusus untuk barang-barang konstruksi yang menjadi paket komoditas penghitungan IKK yang dilakukan di bulan Mei 2010 (19 jenis barang konstruksi, 4 harga sewa alat berat dan upah jasa konstruksi). Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan penghitungan indeks spasial adalah komoditas/jenis barang yang akan digunakan
dalam
penghitungan
indeks
(paket
komoditas)
harus
mempunyai tingkat keterbandingan, yaitu mempunyai kualitas dan satuan yang standar untuk seluruh tempat/daerah. IKK termasuk kategori indeks spasial, oleh karena itu dalam penghitungan IKK diperlukan data harga barang-barang konstruksi dengan kualitas dan satuan yang sama/standar untuk 491 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sehubungan dengan sulitnya untuk memperoleh data yang memenuhi persyaratan tersebut di atas maka untuk daerah-daerah atau kabupaten/kota yang tidak mempunyai atau tidak diperdagangkan jenis barang dengan kualitas dan satuan standar yang telah ditetapkan tersebut maka perlu dilakukan estimasi harga. Untuk menunjang keperluan dalam melakukan estimasi harga barang-barang di kabupaten/kota yang tidak mempunyai kualitas dan satuan standar maka BPS melakukan kegiatan yang disebut Survei
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
11
Identifikasi Barang. Survei Identifikasi Kualitas Barang ini dilakukan di seluruh ibukota Provinsi. Dalam survey ini dikumpulkan harga seluruh kualitas barang dari 21 jenis barang yang menjadi paket komoditas IKK yang ada di masing-masing ibukota provinsi. Dengan demikian diharapkan seluruh data
harga
jenis barang
yang
dikumpulkan dari
seluruh
kabupaten/kota dapat di estimasi dengan cara mengkonversi harga ke kualitas dan satuan standar. Untuk daerah-daerah yang sangat sulit, seperti daerah kepulauan dan pegunungan dimana terdapat kecamatan-kecamatan yang sulit dijangkau maka dalam melakukan estimasi harga diperhitungkan pula variable jarak antar kecamatan ke ibukota kabupaten dan biaya transportasi. Diagram
Timbang
(DT)
kelompok
jenis
bangunan
disusun
berdasarkan kuantitas/volume masing-masing bahan bangunan dan sewa alat berat yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit jenis bangunan per satuan ukuran luas. Data kuantitas/volume bahan bangunan tersebut disusun berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan 20 kabupaten/kota terpilih yang menyebar di 10 provinsi yang dilaksanakan pada bulan April 2003 dan April 2004. Kabupaten/kota-kabupaten/kota tersebut dipilih berdasarkan letak dan kondisi geografis serta struktur tanah yang berbeda sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keseluruhan kondisi kabupaten/kota di Indonesia. Dalam menyusun diagram timbang kelompok jenis bangunan, selain data hasil studi, ditunjang pula dengan data tabel input-output dan data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum. Data diagram timbang kelompok jenis bangunan ini, dari tahun ke tahun selalu diupdate berdasarkan perkembangan data penunjang. Dengan asumsi bahwa penggunaan (kuantitas/volume) barang untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di masing-
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
12
masing kabupaten/kota adalah sama, maka diagram timbang kelompok jenis bangunan yang digunakan sama untuk seluruh kabupaten/kota. Data pengeluaran
lain
yang
kegiatan
dikumpulkan
pembangunan
adalah fisik
perkiraan
persentase
gedung/konstruksi
setiap
kelompok jenis bangunan terhadap total nilai pengeluaran kegiatan pembangunan tersebut. Data ini diperoleh dari setiap Pemerintah Kabupaten/Kota. 2.3. Metode Penghitungan IKK dihitung menurut kelompok jenis bangunan yang mengacu pada klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) yang disesuaikan agar memenuhi azas komparabilitas. Seperti halnya IKK 2008 dan IKK 2009, penghitungan IKK 2010 juga menggunakan 3(tiga) kelompok jenis bangunan, yaitu: a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; b. Jalan, jembatan dan pelabuhan; dan c.
Bangunan lainnya Dalam penyajian angka IKK 2010 terdapat sedikit perbedaan
dengan penyajian IKK tahun-tahun sebelumnya. Dalam IKK tahun-tahun sebelumnya disajikan menggunakan acuan rata-rata nasional sama dengan 100 yang dikalikan dengan sebuah inflator yaitu perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang konstruksi. Untuk IKK 2010 disajikan dengan menentukan salah satu ibukota provinsi, dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata nasional yang digunakan sebagai kota acuan atau provinsi acuan. Berdasarkan hal tersebut itulah kemudian terpilih Kota Samarinda sebagai kota acuan IKK 2010 dan akan digunakan untuk penghitungan IKK tahun berikutnya. 2.3.1. Paket Komoditas
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
13
Paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan IKK 2010 terdiri dari 17 jenis barang dan 4 sewa alat berat yaitu: pasir pasang, batu kali, kayu papan, kayu balok, kayu lapis, cat tembok, cat kayu atau besi, aspal, pipa PVC, kaca, batu bata, semen, batu split, lantai keramik, besi beton, seng plat, seng gelombang, sewa alat berat excavator, bulldozer,
three wheel roller (mesin gilas) dan dump truck. Jenis barang dan sewa alat berat tersebut dipilih karena mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam membuat masing-masing kelompok jenis bangunan serta harga barang-barang tersebut comparable atau mempunyai keterbandingan antara kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Untuk memperdalam analisis, dalam penyusunan IKK tahun 2010 ini sengaja disertakan juga data beberapa komoditas tambahan dalam berbagai kualitas dan merk yang sebenarnya tidak termasuk dalam Paket Komoditas yang digunakan untuk menghitung IKK. Hal ini dilakukan agar para pengguna data bisa mendapat gambaran yang lebih menyeluruh mengenai kondisi dan perkembangan harga barang dan jasa di sektor konstruksi/bangunan di Kabupaten Pidie Jaya. Lebih lengkapnya mengenai jenis-jenis barang yang dikumpulkan datanya dalam penghitungan IKK di Kabupaten Pidie Jaya dapat dilihat pada tabel 2.1
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
14
Tabel 2.1 Daftar Jenis Barang dan Jasa Konstruksi yang Digunakan dalam Penghitungan IKK Tahun 2010
No.
Jenis Barang
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
Pasir
Batu Pondasi
Batu Bata
Batako
Batu Split
Semen Abu-abu
Keramik Putih Polos
Kualitas Barang
(3)
Satuan (4)
Pasir Pasang
m3
Pasir Cor/Beton
m3
Pasir Urug
m3
Batu Kali
m3
Batu Gunung
m3
Batu Belah
m3
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m3
Batu Bata Merah Biasa ( 60 buah/m2)
100 buah
Lainnya Batu Bata Merah Biasa ( 60 buah/m2)
100 buah
Biasa
100 buah
Lainnya …….…………………(sebutkan)
100 buah
Ukuran 1 - 2 cm
m3
Ukuran 2 - 3 cm
m3
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m3
Tiga Roda 50 kg
zak
Padang 50 kg
zak
Gresik 50 kg
zak
Tonasa 50 kg
zak
Kupang 50 kg
zak
Holcim 50 kg
zak
Lainnya …….…………………(sebutkan)
zak
Mulia (30 x 30) cm
m2
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
15
Kualitas 1 (KW-1)
8
9
10
11
Kayu Papan
Kayu Balok
Kayu Lapis
Cat Tembok
KIA (30 x 30) cm
m2
Asiatile (30 x 30) cm
m2
Diamond (30 x 30) cm
m2
Arwana (30 x 30) cm
m2
Accura (20 x 20) cm
m2
Impresso (30 x 30) cm
m2
Hercules (30 x 30) cm
m2
Asahi (30 x 30) cm
m2
Masterina (30 x 30) cm
m2
Accura (30 x 30) cm
m2
Lainnya ikad
m2
Kamper ( 2cm x 20cm x 4m )
m3
Meranti ( 2cm x 20cm x 4m )
m3
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m3
Kamper ( 6 cm x 12cm x 4m )
m3
Meranti ( 6 cm x 12cm x 4m )
m3
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m3
Ukuran ( 0,3 x 122 x 244 ) cm
lembar
Ukuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm
lembar
Ukuran ( 0,6 x 122 x 244 ) cm
lembar
Lainnya …….…………………(sebutkan)
lembar
Vinilex 5 kg
kaleng
Catylac 5 kg
kaleng
Metrolite 5 kg
kaleng
Aries 5 kg
kaleng
Belmas 5 kg
kaleng
Maritex 5 kg
kaleng
Matex 5 kg
kaleng
Avian 5 kg
kaleng
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
16
12
13
Cat Kayu/besi
Besi Beton (Full)
Vinilex 25 kg
kaleng
Catylac 25 kg
kaleng
Metrolite 25 kg
kaleng
Aries 25 kg
kaleng
Belmas 25 kg
kaleng
Maritex 25 kg
kaleng
Matex 25 kg
kaleng
Avian 25 kg
kaleng
Lainnya Evalux 5 kg
kaleng
Lainnya Viotex 5 kg
kaleng
Lainnya Polemix 5 kg
kaleng
Glotex 1 kg
kaleng
Avian 1 kg
kaleng
Altex 1 kg
kaleng
Emco 1 kg
kaleng
Lainnya Ultra Tex 1 kg
kaleng
Lainnya Sendai 1 kg
kaleng
Lainnya Kuda Terbang 1 kg
kaleng
Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m
batang
Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m
batang
Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m
kg
Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m
kg
Lainnya …….…………………(sebutkan) 14
Seng Plat
Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm
m
Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm
m
Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm
kaki
Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm
kaki
Lainnya …….…………………(sebutkan) 15
Seng Gelombang
batang/kg *)
Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
m/kaki *) lembar
17
16
17
18
Kaca Bening
Pipa PVC
Aspal
Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm
lembar
Lainnya …….…………………(sebutkan)
lembar
Mulia tebal 3 mm
m2
Asahi tebal 3 mm
m2
Mulia tebal 5 mm
m2
Asahi tebal 5 mm
m2
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m2
Merk Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m
batang
Merk Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m
batang
Merk Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m
batang
Merk Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m
batang
Merk Maspion, kw AW, Ф 4" panjang 4 m
batang
Merk Wavin, kw AW, Ф 4" panjang 4 m
batang
Merk Vinilon, kw AW, Ф 4" panjang 4 m
batang
Merk Winlon, kw AW, Ф 4" panjang 4 m
batang
Lainnya …….…………………(sebutkan)
batang
Aspal Curah Grade 60/70 Lokal Aspal Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal Aspal Curah Grade 60/70 Impor Aspal Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor
19
20
21
22
Sewa Excavator
Sewa Buldozer
Sewa Three Wheel Roller
Sewa Dump Truck
ton drum ton drum
Lainnya …….…………………(sebutkan)
………
100-120 HP
unit/jam
Lainnya …….…………………(sebutkan)
unit/jam
95-120 HP
unit/jam
Lainnya …….…………………(sebutkan)
unit/jam
8 - 10 ton
unit/jam
Lainnya …….…………………(sebutkan)
unit/jam
8 - 10 ton
unit/jam
Lainnya …….…………………(sebutkan)
unit/jam
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
18
2.3.2 Diagram Timbang atau Bobot Diagram Timbang (DT) atau bobot terdiri dari DT kelompok jenis bangunan dan DT umum. DT kelompok jenis bangunan digunakan untuk menghitung Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) kabupaten/kota yang disusun
berdasarkan
besarnya
volume
masing-masing
jenis
bahan
bangunan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas. Sementara menghitung
itu,
Indeks
Diagram
Kemahalan
Timbang Konstruksi
Umum (IKK)
digunakan Umum,
untuk disusun
berdasarkan perkiraan persentase pengeluaran untuk pembangunan fisik yang ada di masing-masing kabupaten/kota dan dirinci menurut 3(tiga) kelompok jenis bangunan/konstruksi. a. Diagram Timbang Kelompok Jenis Bangunan Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan data kuantitas atau volume barang-barang konstruksi termasuk sewa alat yang dibutuhkan atau digunakan untuk membangun 1 (satu) unit jenis bangunan. Jenis bangunan yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) kelompok jenis bangunan, yaitu: i. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; ii. Jalan, jembatan dan pelabuhan; iii. Bangunan lainnya. Data kuantitas atau volume barang-barang konstruksi dan sewa alat berat tersebut diperoleh melalui kegiatan yang disebut Studi Tingkat Kemahalan Konstruksi. Kegiatan studi ini dilakukan di 20 (dua puluh) kabupaten/kota terpilih yang menyebar di 10 (sepuluh) provinsi yang dilaksanakan pada bulan April 2003 dan April 2004. Kabupaten/kota tersebut dipilih berdasarkan letak dan kondisi geografis dan struktur tanah yang berbeda sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keseluruhan kondisi kabupaten/kota di Indonesia
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
19
Dalam menyusun diagram timbang kelompok jenis bangunan, selain data hasil studi, ditunjang pula dengan data table Input-Output dan data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Departemen Kimpraswil. Data diagram timbang kelompok jenis bangunan ini, dari tahun ke tahun selalu di up-date berdasarkan perkembangan data penunjang. Dengan asumsi bahwa penggunan (kuantitas/volume)barang untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di masing-masing kabupaten/kota adalah sama, maka diagram timbang kelompok jenis bangunan yang digunakan pun sama untuk seluruh kabupaten/kota. b. Diagram Timbang Umum Diagram timbang umum disusun berdasarkan data realisasi APBD masing-masing
Pemerintah
kabupaten/kota
yang
dikeluarkan
untuk
pembangunan fisik, seperti pembangunan gedung kantor, rumah dinas, jalan, jembatan, lapangan olah raga dan lain-lain. Nilai pengeluaran tersebut
kemudian
dikelompokkan
sesuai
dengan
kelompok
jenis
bangunannya, lalu dibuat perkiraan persentase total pengeluaran masingmasing kelompok jenis bangunan tersebut
terhadap total seluruh
pengeluaran. Data persentase perkiraan pengeluaran masing-masing kelompok tersebut sudah dikumpulkan sejak triwulan I tahun 2004 sampai triwulan III tahun 2010. Untuk penghitungan IKK 2010 menggunakan rata-rata diagram timbang tahun 2004 sampai dengan 2009.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
20
2.3.3 Formula Penghitungan a. Tingkat
Kemahalan
Konstruksi
Kelompok
Jenis
Bangunan
Kabupaten/Kota (TKKkj)
TKKkj
21
H i .Qij
= i 1
i
= jenis barang /bahan bangunan dan sewa alat berat
j
= kelompok jenis bangunan (j=1,2,3)
k
= kabupaten/kota
Hi = harga jenis barang/bahan bangunan i Qij = kuantitas/volume bahan bangunan I kelompok jenis bangunan j = diagram timbang kelompok jenis bangunan.
b. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Rata-rata Nasional (TKKnj)
491
TKK kj TKKnj =
k 1
491
k= kabupaten/kota (1,2,3,…,491)
c.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota (IKKkj)
IKKkj =
TKK kj TKK nj
x100
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
21
d. Indeks Kemahalan Konstruksi Umum Kabupaten/Kota (IKK uk)
IKKuk =
3
IKK kj .Q j j 1
Qj = diagram timbang IKK umum kabupaten/kota
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
22
III. ULASAN SINGKAT
3.1. Gambaran Umum Otonomi daerah yang mulai bergulir pada tahun 2001, secara perlahan telah memunculkan provinsi dan kabupaten/kota baru. Kabupaten Pidie Jaya adalah salah satu daerah yang terbentuk sebagai hasil dari pemekaran Kabupaten Pidie berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 dengan luas wilayah sebesar 1.073,6 KM2. Pada
awal
pencanangannya,
pemekaran
suatu
wilayah
administratif diharapkan menjadi jembatan pemerataan pembangunan dan upaya agar pelayanan lebih dekat dengan masyarakat. Permasalahan akan timbul ketika dihadapkan pada masalah finansial di daerah pemekaran karena tidak semua daerah mempunyai kemampuan yang sama dalam membiayai pembangunan di daerahnya. Hal itulah yang kemudian memunculkan adanya Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai perimbangan keuangan untuk pembangunan di daerah. Dalam pengalokasian DAU maupun DAK diperlukan berbagai indikator agar alokasinya proporsional. Oleh karena itu, dalam pengalokasiannya telah mengakomodir
berbagai
ukuran
yang
sekiranya
dapat
mewakili
proporsionalitas besaran DAU dan DAK ke daerah. Ukuran-ukuran tersebut antara lain adalah Jumlah Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Membahas ukuran IKK suatu daerah secara langsung dapat menggambarkan tingkat kemahalan barang-barang konstruksi yang akan digunakan dalam berbagai proyek prasarana fisik yang dilakukan di daerah tersebut.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
23
Pada awal era pembangunannya, Sektor Pertanian masih menjadi sektor yang paling dominan di Kabupaten Pidie Jaya. Tercatat, tahun 2007 distribusi persentase Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Pidie Jaya sebesar 64,46 persen. Namun Sektor ini distribusi persentasenya semakin turun. Tahun 2008 distribusinya sebesar 63,78 persen dan tahun 2009 sebesar 62,05 persen. Di sisi lain, sektor lainnya menunjukkan adanya kenaikan distribusi persentase terhadap PDRB. Sektor Perdagangan dan Sektor Konstruksi menunjukkan kenaikan kontribusi terhadap PDRB yang semakin meningkat dalam dua tahun terakhir. Tabel 3.1. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2009 (persen) No
Lapangan Usaha
2007
2008*
2009**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
64,46
63,78
62,05
1.
Pertanian
2.
Pertambangan dan Penggalian
0,74
0,71
0,66
3.
Industri Pengolahan
4,20
4,00
3,78
4.
Listrik dan Air Minum
0,30
0,36
0,41
5.
Bangunan dan Konstruksi
3,90
4,26
4,88
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,01
8,49
9,04
7.
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
3,97
4,37
4,69
1,53
1,53
1,65
12,89
12,49
12,85
8. 9.
Apabila dilihat dari sisi laju pertumbuhan, beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan yang positif dan kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Seperti pada Sektor Konstruksi, tahun 2008, laju pertumbuhannya sebesar 10,51 persen dan angka ini naik menjadi 15,75 persen pada tahun 2009 meskipun angka ini masih dibawah laju pertumbuhan beberapa sektor yang lain. Hal ini semakin mempertegas
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
24
bahwa
sektor
konstruksi
semakin
mempunyai
peranan
dalam
pembangunan di Kabupaten Pidie Jaya. Tabel 3.2. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2009 (persen) No
Lapangan Usaha
2007
2008*
2009**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Pertanian
1,94
1,76
2,11
2.
Pertambangan dan Penggalian
6,13
6,25
6,60
3.
Industri Pengolahan
2,73
0,88
1,61
4.
Listrik dan Air Minum
55,66
23,90
19,76
5.
Bangunan dan Konstruksi
18,18
10,51
15,75
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
26,99
21,71
17,75
2,34
6,79
10,55
5,81
5,20
5,82
5,31
8,96
12,94
7.
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa 8. Perusahaan 9. Jasa-jasa Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya Keberadaan perekonomian
serta
sektor target
pertanian
yang
pembangunan
masih pada
menjadi berbagai
pilar sektor
memerlukan dukungan berbagai infrastruktur yang memadai. Sebagai Kabupaten yang masih baru, dalam perjalanannya masih dihadapkan pada berbagai kendala. Sampai saat ini pembangunan di kabupaten Pidie Jaya masih dihadapkan pada persoalan berbagai fasilitas infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi dan lain-lain yang mendukung pembangunan di berbagai sektor. Infrastruktur yang belum optimal seperti rusaknya beberapa bagian jalan dapat menjadi salah satu penghambat kemajuan di daerah ini.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
25
Berdasarkan data dari Dinas Kimpraswil Kabupaten Pidie Jaya, angka kondisi panjang jalan tahun 2009 menunjukan bahwa dari 398,3 km, 22,17 persen jalan dalam keadaan baik; 13,27 persen dalam keadaan sedang; 18,58 persen dalam keadaan rusak dan 45,98 persen dalam keadaan rusak berat. Gambar 3.1. Persentase Panjang Jalan Kabupaten Pidie Jaya Menurut Kondisi Jalan Tahun 2009 (persen)
50,00 046 45,00
40,00
Persentase
35,00 30,00 25,00
022 019
20,00 013
15,00 10,00
5,00 0,00
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Kondisi Jalan
Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya
Selanjutnya dari 398,3 km tersebut, 22,17 persen sudah dalam kondisi beraspal; 31,85 persen adalah jalan kerikil dan sisanya sebesar 45,98 persen masih berupa jalan tanah. Dua
fakta
di
atas
menunjukkan
bahwa
sampai
saat
ini
pembangunan yang sedang berjalan baik masih menemui kendala. Oleh karena itu pembangunan dan perbaikan infrastruktur seperti salah satunya jalan menjadi sebuah program yang harus lebih diutamakan untuk memudahkan akses penduduk dalam kegiatan ekonominya.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
26
3.2 Peranan Sektor Konstruksi Pembangunan merupakan serangkaian usaha dan kebijaksanaan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan distribusi pendapatan dan meningkatkan hubungan ekonomi regional. Salah satu sektor yang berperan penting dan erat kaitannya dengan pembangunan adalah sektor konstruksi. Apabila
dilihat
dari
pertumbuhan
ekonomi
dan
maraknya
pembangunan sarana dan prasarana, sepertinya sektor konstruksi akan terus mengalami pertumbuhan. Demikian juga jika dilihat dari Indeks Tendensi Bisnis (ITB) Sektor Konstruksi di Indonesia sejak triwulan II tahun 2007 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Artinya dalam beberapa tahun ke depan sektor konstruksi dapat menjadi ladang investasi yang potensial. Dari sisi pertumbuhan PDRB, dalam beberapa tahun ini, output sektor konstruksi senantiasa mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2008 pertumbuhan sektor konstruksi mencapai angka 10,51 persen dan meningkat pada tahun berikutnya menjadi 15,75 persen. Kontribusi sektor konstruksi terhadap Produk Domestik Regional Bruto dalam kurun waktu 2004-2009 selalu mengalami peningkatan. Tahun 2004 kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,44 persen dan naik menjadi sebesar 3,68 persen pada tahun 2005. Tahun 2006 kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,83 persen. Kontribusi ini terus mengalami peningkatan pada tahun-tahun berikutnya dan pada tahun 2009 kontribusi sektor ini mencapai 4,88 persen terhadap PDRB. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun ini, Sektor Konstruksi di Kabupaten Pidie Jaya telah berkembang dan menjadi sektor yang potensial serta berperan penting dalam pembangunan di Kabupaten Pidie Jaya.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
27
Gambar 3.2. Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap Total PDRB adhb Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2004-2009 (persen)
6 4,88
5 4,26
Kontribusi (%)
4 3,44
3,68
3,83
3,90
2006
2007
3
2
1
0
2004
2005
2008
2009
Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya
3.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) sebagai salah satu indikator yang
digunakan
dalam
penghitungan
Dana
Alokasi
Umum
(DAU)
memegang peranan yang sangat penting karena indikator tersebut secara tidak langsung dapat menggambarkan tingkat kemahalan barang-barang konstruksi di Kabupaten/Kota yang akan digunakan dalam berbagai proyek prasarana fisik. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat angka IKK Kabupaten Pidie Jaya dibandingkan dengan tiga kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh. Angka IKK adalah jenis indeks spasial yang menunjukkan perbandingan antara dua atau beberapa wilayah dalam satu kurun waktu. Sehingga Angka IKK tidak dapat membandingkan antara dua atau beberapa kurun waktu.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
28
Tabel 3.3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Beberapa Kabupaten/kota Provinsi Aceh Tahun 2009-2010 Indeks Kemahalan Konstruksi No.
Kabupaten/kota
(1)
(2)
2009
2010
(3)
(4)
1.
Pidie
209,06
87,96
2.
Pidie Jaya
209,37
88,72
3.
Bireuen
216,62
93,43
4.
Banda Aceh
208,61
86,66
Secara umum pada tahun 2009, IKK Kabupaten Pidie Jaya yakni sebesar 209,37 sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan IKK Kabupaten Pidie dengan IKK sebesar 209,06 dan Kota Banda Aceh dengan IKK sebesar 208,61. Namun IKK Pidie Jaya ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan IKK Kabupaten Bireuen yang mencapai 216,62. Secara implisit hal ini menggambarkan bahwa secara umum harga barangbarang konstruksi yang dibutuhkan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di Kabupaten Pidie Jaya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Kabupaten Pidie dan Kota Banda Aceh, namun lebih rendah/lebih murah apabila dibandingkan dengan Kabupaten Bireuen. Hal ini
tentunya
menjadi
modal
bagi
pemerintah
daerah
dalam
hal
perencanaan pembangunan sarana dan prasarana fisik, bagi usaha sektor perdagangan bahan konstruksi serta bagi para pelaku usaha sektor konstruksi di Kabupaten Pidie Jaya. Hal yang sama masih terjadi pada tahun 2009, dimana IKK Pidie Jaya sebesar 88,72 masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan IKK Kabupaten Pidie sebesar 87,96 dan IKK Kota Banda Aceh yang sebesar
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
29
86,66. Artinya pada tahun 2009, secara umum biaya yang diperlukan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di Kabupaten Pidie Jaya kondisinya tidak berubah yaitu masih lebih tinggi/lebih mahal bila dibandingkan dengan di Kabupaten Pidie
dan Kota Banda Aceh.
Selanjutnya apabila dibandingkan dengan Kabupaten Bireuen sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2009 IKK Pidie Jaya masih lebih rendah. Gambar 3.3. Perbandingan IKK Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2008-2010
2010 B.Aceh
Bireuen
2009
Pidie Jaya Pidie
2008
0
50
100
150
200
250
Dari gambar di atas, secara umum dari empat kabupaten/kota itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal tingkat kemahalan konstruksinya. Hal ini memang wajar karena ke empat daerah ini secara geografis sama-sama terletak di wilayah pantai timur dimana dukungan sarana dan prasarana jalan yang sangat memadai dalam memperlancar arus barang dan jasa yang berdasarkan hasil survei, secara umum barangbarang yang masuk ke empat wilayah ini berasal dari Wilayah Sumatera Utara terutama Medan.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
30
Tabel 3.4. Rata-rata Harga Barang Konstruksi di Beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2010
Kabupaten/Kota No.
Jenis Barang
Satuan Pidie
Pidie Jaya
Bireuen
Banda Aceh
(1)
(2)
(3)
1.
Pipa PVC Wavin 4”4m Kw AW
lembar
185.000
185.000
185.000
170.000
2.
Semen Padang 50 Kg
Sak
50.000
52.000
54.000
52.000
3.
Keramik Mulia (30x30cm)
M2
38000
35.000
34.000
33.000
4.
Batu Bata Biasa (60 bh/M2)
50.000
35.000
45.000
45.000
5.
Sewa Dump Truck 8-10 Ton
Unit/jam
212.000
150.000
250.000
220.000
6.
Seng Plat Uk. 0,03x90 cm
m
36.000
36.000
36.000
35.000
7.
Cat Tembok Vinilex 5 KG
Kaleng
85.000
95.000
95.000
95.000
100 buah
Banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dan jasa di suatu wilayah. Selain sisi permintaan dan penawaran, juga terdapat faktor lain seperti jumlah pedagang besar di suatu kota, kondisi jalan yang mempengaruhi jalur distribusi, jarak ke tempat asal barang dan lain-lain. Berdasarkan Tabel di atas, kecenderungan harga berbeda sesuai dengan jenis barangnya. Namun varians dari harga ke tujuh komoditi di atas di
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
31
empat kabupaten/kota masih relatif kecil dan cenderung homogen. IKK yang secara tidak langsung menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan konstruksi antar wilayah adalah agregat dari disparitas harga yang terjadi antar wilayah. Agregat perbedaan itulah yang kemudian membentuk perbedaan tingkat kemahalan antar wilayah. Secara kasat mata,
harga
yang
tinggi
pada
suatu
komoditas
tidak
otomatis
menyebabkan IKK tinggi karena selain harga yang dicatat adalah harga agregat, juga terdapat unsur lain yang masuk dalam penghitungan IKK seperti diagram timbang umum konstruksi masing-masing kabupaten/kota yang merupakan cerminan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai berbagai proyek prasarana fisik di masing-masing kabupaten/kota. Sebagai contoh, berdasarkan tabel di atas, secara umum harga barang-barang konstruksi di Kota Banda Aceh cenderung lebih tinggi atau sama dengan harga barang-barang konstruksi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireuen. Namun bila dilihat dari IKK-nya, Kota Banda Aceh memiliki angka IKK lebih rendah bila dibandingkan dengan tiga kabupaten/kota yang lain.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
32
Lampiran 1. RAHASIA
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI HARGA PERDAGANGAN BESAR BAHAN BANGUNAN/KONSTRUKSI BLOK I : KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi 2. Nama Perusahaan 3. Alamat Perusahaan
………...………………………………………………………………….. …………...……………………………………………………………….. ………...………………………………………………………………….. ……..……………………..………Kode Pos :….….…………..…. Tel : (
) ……………… …….Fax : (
)….……………..
E-mail : ……………..…..…………………………………………….. 4. Kategori Responden
1. Produsen 2. Pedagang Besar/Distributor 3. Pedagang Campuran 4. Importir 5. Lainnya ……………………………… (sebutkan)
5. Bulan dan Tahun Pencacahan
..…………………………………………………………………
BLOK II : KETERANGAN PENCACAHAN 1. Nama Pencacah
5. Nama Pemeriksa
2. N I P
6. N I P
3. Tanggal Pencacahan
7. Tanggal Pemeriksaan
4. Tanda tangan
8. Tanda tangan
PERHATIAN 1. Survei Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan/Konstruksi ini semata-mata hanya untuk keperluan Statistik, dan datanya akan disajikan dalam bentuk agregat. 2. Tujuan Survei ini adalah : a. Mendapatkan data Statistik Harga Perdagangan Besar bahan bangunan/konstruksi yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk mengetahui perkembangan harga antar waktu. b. Untuk bahan penghitungan Indeks Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan/Konstruksi (IHPB Konstruksi) 3. Dalam pengumpulan data harga perdagangan besar konstruksi ini, responden tidak dikenai biaya apapun. 4. Responden dalam survei ini wajib memberikan keterangan sesuai dengan isian daftar pertanyaan dan kerahasiaan keterangan tersebut dijamin oleh Undang Undang Statistik No.16 tahun 1997.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
33
SURVEI HARGA PERDAGANGAN BESAR BAHAN BANGUNAN/KONSTRUKSI DAN SEWA ALAT BERAT DALAM RANGKA PENGHITUNGAN IKK 2010 Propinsi
: ………………………………………..
Kabupaten/Kota
: ………………………………………..
Tanggal Pencacahan
: ………………………………………..
No.
Jenis Barang
Kualitas Barang
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
Pasir
Batu Pondasi
Pasir Pasang
m3
Pasir Cor/Beton
m3
Pasir Urug
m3
Batu Kali
m3
Batu Gunung
m3
Batu Belah
m3
Lainnya …….…………………(sebutkan) 3
Batu Bata
4
Batako
5
6
7
8
9
10
Batu Split
100 buah
Lainnya …….…………………(sebutkan)
100 buah
Biasa
100 buah
Lainnya …….…………………(sebutkan)
100 buah
Ukuran 1 - 2 cm
m3
Ukuran 2 - 3 cm
m3 m3
Tiga Roda 50 kg
zak
Padang 50 kg
zak
Gresik 50 kg
zak
Tonasa 50 kg
zak
Kupang 50 kg
zak
Holcim 50 kg
zak
Lainnya …….…………………(sebutkan)
zak
Keramik Putih Polos
Mulia (30 x 30) cm
m2
Kualitas 1 (KW-1)
KIA (30 x 30) cm
m2
Asiatile (30 x 30) cm
m2
Diamond (30 x 30) cm
m2
Arwana (30 x 30) cm
m2
Accura (30 x 30) cm
m2
Impresso (30 x 30) cm
m2
Hercules (30 x 30) cm
m2
Asahi (30 x 30) cm
m2
Masterina (30 x 30) cm
m2
Accura (30 x 30) cm
m2
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m2
Kamper ( 2cm x 20cm x 4m )
m3
Meranti ( 2cm x 20cm x 4m )
m3
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m3
Kamper ( 6 cm x 12cm x 4m )
m3
Meranti ( 6 cm x 12cm x 4m )
m3
Lainnya …….…………………(sebutkan)
m3
Kayu Papan
Kayu Balok
Kayu Lapis
(5)
(6)
Keterangan (7)
m3
Batu Bata Merah Biasa ( 60 buah/m 2)
Lainnya …….…………………(sebutkan) Semen Abu-abu
Harga per satuan/unit Asal Barang (Rp)
Ukuran ( 0,3 x 122 x 244 ) cm
lembar
Ukuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm
lembar
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
34
11
12
13
C at Tem bok
C a t K a y u /b e s i
B e s i B e to n ( F u ll)
U k u ra n ( 0 ,6 x 1 2 2 x 2 4 4 ) c m
le m b a r
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
le m b a r
V in ile x 5 k g
k a le n g
C a ty la c 5 k g
k a le n g
M e tr o lite 5 k g
k a le n g
A r ie s 5 k g
k a le n g
B e lm a s 5 k g
k a le n g
M a r ite x 5 k g
k a le n g
M a te x 5 k g
k a le n g
A v ia n 5 k g
k a le n g
V in ile x 2 5 k g
k a le n g
C a ty la c 2 5 k g
k a le n g
M e tr o lite 2 5 k g
k a le n g
A r ie s 2 5 k g
k a le n g
B e lm a s 2 5 k g
k a le n g
M a r ite x 2 5 k g
k a le n g
M a te x 2 5 k g
k a le n g
A v ia n 2 5 k g
k a le n g
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
k a le n g
G lo te x 1 k g
k a le n g
A v ia n 1 k g
k a le n g
A lte x 1 k g
k a le n g
E m co 1 kg
k a le n g
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
k a le n g
U k u r a n Ф 6 m m P a n ja n g 1 2 m
b a ta n g
U k u r a n Ф 8 m m P a n ja n g 1 2 m
b a ta n g
U k u r a n Ф 6 m m P a n ja n g 1 2 m
kg
U k u r a n Ф 8 m m P a n ja n g 1 2 m L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n ) 14
S e n g P la t
U k u ra n ( 0 ,0 2 x 9 0 ) c m
m
U k u ra n ( 0 ,0 2 x 9 0 ) c m
kaki
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
16
S e n g G e lo m b a n g
K a c a B e n in g
P ip a P V C
kaki m /k a k i *)
U k u ra n ( 0 ,0 2 x 9 0 x 1 8 0 ) c m
le m b a r
U k u ra n ( 0 ,0 3 x 9 0 x 1 8 0 ) c m
le m b a r
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
le m b a r
M u lia te b a l 3 m m
m
A s a h i te b a l 3 m m
m
M u lia te b a l 5 m m
m
A s a h i te b a l 5 m m
m
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n ) 17
m
U k u ra n ( 0 ,0 3 x 9 0 ) c m
U k u ra n ( 0 ,0 3 x 9 0 ) c m
15
kg b a ta n g /k g *)
m
2
2
2
2
2
M e r k M a s p io n , k w D , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
M e r k W a v in , k w D , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
M e r k V in ilo n , k w D , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
M e r k W in lo n , k w D , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
35
18
A spal
M e r k M a s p io n , k w A W , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
M e r k W a v in , k w A W , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
M e r k V in ilo n , k w A W , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
M e r k W in lo n , k w A W , Ф 4 " p a n ja n g 4 m
b a ta n g
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
b a ta n g
A s p a l C u ra h G ra d e 6 0 /7 0 L o k a l A spal D rum
to n
G ra d e 6 0 /7 0 (1 5 5 k g ) L o k a l
drum
A s p a l C u ra h G ra d e 6 0 /7 0 Im p o r A spal D rum
19
20
21
22
S e w a E x c a v a to r
S e w a B u ld o z e r
G ra d e 6 0 /7 0 (1 5 5 k g ) Im p o r
drum
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
… … …
100-120 H P
u n it/ja m
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
u n it/ja m
95-120 H P
u n it/ja m
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
u n it/ja m
S e w a T h r e e W h e e l R o lle r 8 - 1 0 to n
S ew a D um p T ruck
to n
u n it/ja m
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
u n it/ja m
8 - 1 0 to n
u n it/ja m
L a in n y a … … .… … … … … … … ( s e b u tk a n )
u n it/ja m
*) C o r e t s a la h s a tu
C atatan : 1 . H a r g a u n t u k s e t ia p je n is b a r a n g h a r u s t e r is i, s e d a n g k a n u n t u k k u a lit a s b a r a n g d iu s a h a k a n s e m a k s im a l m u n g k in , t e r g a n t u n g k o n d is i la p a n g a n
2 . D a t a h a r g a y a n g d ih a s ilk a n m e r u p a k a n g a m b a r a n h a r g a b a h a n b a n g u n a n / k o n s t r u k s i p a d a k a b u p a t e n / k o t a y a n g b e r s a n g k u t a n
3 . R e s p o n d e n a d a la h p e d a g a n g c a m p u r a n y a it u p e d a g a n g y a n g d a p a t m e n ju a l b a r a n g d a g a n g a n n y a d a la m ju m la h b e s a r m a u p u n e c e r a n
4 . R e s p o n d e n u n t u k k o m o d it i A s p a l d ip r io r it a s k a n p a d a d is t r ib u t o r a s p a l, jik a t id a k a d a m a k a d a p a t m e n g g u n a k a n d a t a h a r g a d a r i s u m b e r la in u n t u k d ig u n a k a n s e b a g a i p e n d e k a ta n
5 . K h u s u s u n t u k s e w a a la t b e r a t s u d a h t e r m a s u k b ia y a o p e r a t o r ( t id a k t e r m a s u k b a h a n b a k a r ) , r e s p o n d e n s e w a a la t b e r a t d ip r io r it a s k a n k e p a d a p e r u s a h a a n y a n g m e n y e w a k a n a la t b e r a t , jik a t id a k a d a m a k a d a p a t m e n g g u n a k a n d a t a d a r i s u m b e r la in u n t u k d ig u n a k a n s e b a g a i p e n d e k a t a n
6 . K o lo m ( 6 ) , t u lis k a n n a m a K a b u p a t e n / K o t a a s a l b a r a n g t e r s e b u t , k o lo m in i h a r u s t e r is i k a r e n a a k a n d ig u n a k a n u n t u k m e lih a t t a t a n ia g a a t a u p o la d is t r ib u s i d a r i m a s in g - m a s in g je n is b a r a n g y a n g k u a lit a s n y a a k a n d ip ilih u n t u k p e n g h it u n g a n I K K .
7 . K o lo m ( 7 ) d ig u n a k a n u n t u k m e n c a t a t k e t e r a n g a n a t a u p e n je la s a n t a m b a h a n t e n t a n g r e s p o n d e n , k u a lit a s b a r a n g , k o n v e r s i d ll
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
36
Lampiran 2. Nilai dan Persentase Diagram Timbang Umum menurut Kelompok Jenis Bangunan Tahun 2008 - 2009 Provinsi / Kabupaten / Kota * ) : …………………………………….. 2008
Kelompok Jenis Bangunan (1)
2009
Nilai
Persentase (% )
Nilai
Persentase (% )
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal 2. Bangunan Pekerjaan Umum untuk pertanian 3. Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 4. Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air minum dan Komunikasi 5. Bangunan Lainnya T o ta l
100%
100%
)
* : coret yang tidak perlu Keterangan : I
- Usahakan untuk mendapatkan nilai dan persentase pembangunan fisik untuk setiap jenis bangunan, apabila mengalami kesulitan/terlalu lama untuk memperoleh data tersebut usahakan untuk mendapatkan persentasenya terlebih dahulu. - Tahun 2008 adalah realisasi penggunaan dan tahun 2009 perkiraan
II III
Data diperoleh dari hasil konsultasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Kelompok Jenis Bangunan terdiri dari : 1. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal meliputi bangunan perumahan, perkantoran, rumah sakit, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, stasiun, dll. 2. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi bangunan waduk, bendungan, embung, jaringan irigasi, pintu air, drainase irigasi, talang, check dam, tanggul, pengendali banjir, tanggul laut, dsb. 3. Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan, meliputi pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, bangunan jalan dan jembatan kereta bangunan dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang. 4. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi, meliputi pembangkit tenaga listrik, tranmisi dan transmisi tegangan tinggi, bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, instalasi air bersih dan air limbah, pemasangan instalasi gas pada gedung, instalasi jalan raya, jaringan pipa gas, jaringan air dan jaringan minyak 5. Bangunan Lainnya meliputi bangunan lapangan olahraga, lapangan parkir dan sarana lingkungan dan pemukiman.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
37
Lampiran 3.
DAFTAR PAKET KOMODITAS PENGHITUNGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI TAHUN 2010
No.
Jenis Barang
Kualitas Barang
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pasir
Pasir Pasang
M3
2
Batu Pondasi
Batu Kali
M3
3
Batu Bata
Batu Bata Merah Biasa
4
Batu Split
Ukuran 1 - 2 cm
M
5
Semen Abu - Abu
Padang 50 Kg
Zak
6
Keramik Putih Polos
Mulia (30 cm x 30 cm) KW I
M2
7
Kayu Papan
Meranti (2cmx20cmx4m)
M3
8
Kayu Balok
Meranti (6 cm x 12 cm x 4 m)
M
9
Kayu Lapis
Ukuran (0,6 x 122 x 244 )cm
Lembar
10
Cat Tembok
Vinilex 5 Kg
Kaleng
11
Cat Kayu/Besi
Kuda Terbang 1 Kg
Kaleng
12
Besi Beton
Ukuran 8 mm panjang 12 m Full
Batang
13
Seng Plat
Ukuran (0,03 x 90) cm
14
Seng Gelombang
Ukuran (0,02 x 90 x 180 )cm
15
Kaca Polos Bening
Merk Asahi Tebal 3 mm
16
Pipa PVC
Merk Wavin, kw AW, 4'' panjang 4 m
17
Aspal
Grade 60/70 (155 kg) Lokal
18
Sewa Excavator
100-120 HP
Unit/Jam
19
Sewa Buldoze r
95-120 HP
Unit/Jam
20
Sewa Three Whell Roller
8-10 Ton
Unit/Jam
21
Sewa Dump Truck
8 -10 Ton
Unit/Jam
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
100 Buah 3
3
m Lembar M2 Batang drum
38
Lampiran 4. DAFTAR HARGA BAHAN KONSTRUKSI HASIL SURVEI SERENTAK KOMODITAS UNTUK PENGHITUNGAN IKK KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2010
No.
Jenis Barang
Harga Persatuan/ Keterangan Unit
Kualitas Barang
Satuan
(3) PASIR COR PASIR PASANG PASIR URUG
(4) m3 m3 m3
(5) 90.000 85.000 75.000
2 BATU PONDASI
BATU KALI
m3
125.000
3 BATU BATA (60 BH/M2)
BATA BIASA BATA MERAH NO. 1
100 BUAH 100 BUAH
35.000 40.000
4 BATAKO
BATAKO BIASA (100 BH)
100 BUAH
500.000
5 BATU SPLIT
SPLIT 1-2 CM
m3
225.000
6 SEMEN ABU-ABU
ANDALAS PADANG
40 KG 40 KG
44.000 42.000
7 PIPA PVC
MASPION, KW AW, Ф 4" PANJANG 4 M
BATANG BATANG BATANG
150.000 150.000 120.000
M
30.000
LEMBAR
45.000
KG KG KG KG
15.000 15.000 32.000 54.000
BATANG BATANG KG KG
23.000 34.000 8.700 8.700
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
35.000 35.000 35.000 35.000 40.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000
(1) 1 PASIR
(2)
VINILON, KW AW, Ф 4" PANJANG 4 M SUPERNOVA
8 SENG PLAT/LEMBARAN
UKURAN (0,02 X 90) CM
9 SENG GELOMBANG
UKURAN (0,02 X 90 X 180) CM
10 PAKU
PAKU KAYU 5 CM PAKU KAYU 10 CM PAKU BETON 5 CM PAKU BETON 10 CM
11 BESI BETON (FULL)
DIAMETER DIAMETER DIAMETER DIAMETER
6 MM X PANJANG 12 M 8 MM X PANJANG 12 M 6 MM X PANJANG 12 M 8 MM X PANJANG 12 M
12 KERAMIK PUTIH POLOS Kw 1
ACCURA ( 30 X 30 ) CM ARWANA KW I (30 X 30) CM ASAHI KW I (30 X 30) CM ASIA TILE KW I (30 X 30) CM DIAMOND (30 X 30) CM HERCULES KW I( 30 X 30 ) CM I K A D (30 X 30) CM IMPRESSO KW I (30 X 30) CM KIA ( 30 X 30 ) CM MASTERINA KW I (30 X 30) CM MULIA ( 30 X 30 ) CM
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
(6)
39
13 KAYU PAPAN ( 2 X 20 X 400 ) CM
KAMPER TUSAM
m3 m3
3.500.000 3.000.000
14 KAYU BALOK ( 6 X 12 X 400 CM )
MERANTI TUSAM
m3 m3
4.000.000 3.750.000
15 KAYU LAPIS
TRIPLEK ( 0,3 X 122 X 244 ) CM TRIPLEK ( 0,6 X 122 X 244 ) CM TRIPLEK (0,5 X 122 X 244) CM TRIPLEK POLOS ( 0,4 X 122 X 244 ) CM
LEMBAR LEMBAR LEMBAR LEMBAR
50.000 125.000 100.000 75.000
16 CAT TEMBOK
AVIAN 5 KG CATYLAC 5 KG VINILEX 5 KG CITY BRITY 5 KG VINILEX 25 KG CITY BRITY 25 KG
KALENG KALENG KALENG KALENG KALENG KALENG
95.000 110.000 100.000 40.000 315.000 150.000
17 CAT KAYU/BESI
AVIAN 1 KG KUDA TERBANG 1 KG
KALENG KALENG
42.000 41.000
m2 m2 m2 m2
70.000 125.000 70.000 125.000
TON DRUM
12.600.000 1.953.000
18 KACA POLOS BENING LEMBARAN ASAHI TEBAL 3 MM ASAHI TEBAL 5 MM MULIA TEBAL 3 MM MULIA TEBAL 5 MM 19 ASPAL
CURAH GRADE 60/70 IMPOR DRUM GRADE 60/70 (155 KG) IMPOR
20 SEWA EXCAVATOR
EXCAVATOR 100 - 120 HP EXCAVATOR 100 - 120 HP
UNIT/HARI UNIT/JAM
2.640.000 330.000
21 SEWA BULDOZER
BULDOZER 95 - 120 HP BULDOZER 95 - 120 HP
UNIT/HARI UNIT/JAM
3.600.000 450.000
22 SEWA THREE WHEEL ROLLER
THREE WHEEL ROLLER 8 - 10 TON THREE WHEEL ROLLER 8 - 10 TON
UNIT/HARI UNIT/JAM
3.080.000 385.000
23 SEWA DUMPTRUCK
DUMPTRUCK 8 - 10 TON DUMPTRUCK 8 - 10 TON
UNIT/HARI UNIT/JAM
1.200.000 150.000
24 UPAH JASA KONSTRUKSI
PEMBANTU TUKANG TUKANG BATU TUKANG CAT TUKANG KAYU
ORANG/HARI
87.000 96.000 96.000 96.000
ORANG/HARI ORANG/HARI ORANG/HARI
Catatan: Khusus untuk sewa alat berat adalah sewa alat berat yang sudah termasuk biaya operator.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
40
Lampiran 5.
Nilai dan Persentase Diagram Timbang Umum menurut Kelompok Jenis Bangunan Tahun 2008-2009 Provinsi / Kabupaten / Kota * ) : Aceh/Pidie Jaya 2008
Kelompok Jenis Bangunan
2009
Nilai
Persentase (% )
Nilai
Persentase (% )
(2)
(3)
(2)
(3)
12.112.076.000
47,41
17.623.734.291
18,74
1.894.385.941
7,42
14.694.206.000
15,62
10.730.546.000
42,00
39.133.325.201
41,61
624.650.000
2,45
3.484.954.100
3,71
184.322.000
0,72
19.110.964.800
20,32
25.545.979.941
100%
94.047.184.392
100%
(1)
1. Bangunan Tempat Tinggal dan bukan tempat tinggal 2. Bangunan Pekerjaan Umum untuk pertanian 3. Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 4. Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air minum dan Komunikasi 5. Bangunan Lainnya
T o ta l )
* : coret yang tidak perlu Keterangan : I
- Usahakan untuk mendapatkan nilai dan persentase pembangunan fisik untuk setiap jenis bangunan, apabila mengalami kesulitan/terlalu lama untuk memperoleh data tersebut usahakan untuk mendapatkan persentasenya terlebih dahulu. - Tahun 2008 adalah realisasi penggunaan dan tahun 2009 perkiraan
II III
Data diperoleh dari hasil konsultasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Kelompok Jenis Bangunan terdiri dari : 1. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal meliputi bangunan perumahan, perkantoran, rumah sakit, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, stasiun, dll. 2. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi bangunan waduk, bendungan, embung, jaringan irigasi, pintu air, drainase irigasi, talang, check dam, tanggul, pengendali banjir, tanggul laut, dsb. 3. Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan, meliputi pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, bangunan jalan dan jembatan kereta bangunan dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang. 4. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi, meliputi pembangkit tenaga listrik, tranmisi dan transmisi tegangan tinggi, bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, instalasi air bersih dan air limbah, pemasangan instalasi gas pada gedung, instalasi jalan raya, jaringan pipa gas, jaringan air dan jaringan minyak 5. Bangunan Lainnya meliputi bangunan lapangan olahraga, lapangan parkir dan sarana lingkungan dan pemukiman.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010
41