PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR (Studi Korelasi Pengaruh Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Dengan Anak Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Di SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015)
Indah Mega Lestari Aryanto Budhi S
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Good communication with parents can be categorized as the external stimulus in improving the student learning, and equally important is the internal stimulus of students, motivation. The students getting interpersonal motivation from parents will have higher learning motivation that will encourage the students to achieve better learning achievement later. Theory used in this research which can explain the correlation between thus three variables is SOR Theory by Hosland. This study was included in the explanatory research and the method that was used is survey method. The study population was all students in class VI in SDN 03 Jaten Karanganyar with a respondents of 74 students. Considering the data analysis, it could be concluded that (1) there was a not significant effect of interpersonal communication on the learning achievement of students in SDN 03 Jaten Karanganyar in the school year of 2014/2015 with significance of 0,090 higher than significance ; (2) there was a not significant effect of learning motivation on the learning achievement of students in SDN 03 Jaten Karanganyar in the school year of 2014/2015 with significance of 0,073 higher than significance ; and (3) there was a significant effect of interpersonal communication and learning motivation on the learning achievement of students in SDN 03 Jaten Karanganyar in the school year of 2014/2015 with of 4.553 at significance level of 5%. Keywords: Interpersonal Communication, Learning Motivation, Learning Achievement, SOR Theory.
1
Pendahuluan Komunikasi interpersonal dapat terbentuk dalam kehidupan sebuah keluarga yang melibatkan antara orang tua dan anak. Beberapa contoh kasus yang terjadi akibat kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal orang tua kepada anaknya yakni dapat dilihat dari kasus penganiayaan yang dilakukan siswa kelas V SDN 1 Klumprit, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo kepada seorang teman sekelasnya hingga tewas. 1 Komunikasi yang buruk akan memberikan tekanan psikologis kepada anak. Seorang anak usia SD, menurut
Kak
Seto,
membutuhkan
perhatian
ekstra
dari
orang
tua.
“Kecerdasan emosi anak sangat labil. Ketika dia merasa terkekan apa saja bisa masuk dalam dirinya seperti kekerasan, narkoba, bahkan seks bebas.2 Permasalahan umum yang dialami oleh orang tua dalam memberikan dukungan terhadap anak-anaknya banyak dikarenakan kesibukan mereka mencari nafkah, mereka berdalih bahwa mereka sangat tidak mempunyai waktu untuk sekedar membantu mengerjakan pekerjaan rumah bagi anaknya. Orang tua merasa bahwa waktu yang mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, semua waktunya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Selain permasalahan di atas, kendala sumber daya manusia (SDM) orang
tua
meningkatkan
menjadi prestasi
penyebab anaknya.
kurangnya Banyak
mereka orang
tua
dalam tidak
ikut
serta
mengenyam
pendidikan tinggi, bahkan tidak sedikit mereka yang tidak bersekolah sama sekali. Umumnya mereka adalah orang tua yang hidup di tempat pedalaman atau desa yang belum maju.3
1
Ivan Andimuhtarom, “Dianiaya di Kelas, Siswa SD Meninggal” http://www.solopos.com/2014/05/25/dugaan-penganiayaan-siswa-dianiaya-di-kelas-siswa-sdmeninggal-509695 (akses 01/09/2014; 08.45). 2 Danang Wibowo, “Kekerasan Anak, Akibat Buruknya Komunikasi dengan Orang Tua” http://www.tempo.co/read/news/2010/02/09/063224476/Kekerasan-Anak-Akibat-BuruknyaKomunikasi--dengan-Orang-Tua (akses 02/09/2014; 09.00). 3 Tsani Nurkha Laila, “Peran Serta Orang Tua/Wali Dalam Pendidikan Anak Keluarga TKW Kabupaten Kendal (Kasus Di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri Dan Kelurahan Ketapang,
2
Komunikasi interpersonal orang tua terhadap anaknya dapat berupa perhatian. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama. Dapat dikatakan
bahwa
perhatian
dapat
menimbulkan
daya
rangsang
yang
menyebabkan rangsangan belajar dengan sungguh-sungguh dan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. “Perhatian orang tua sangat diperlukan sebagai penguatan dalam proses pembelajaran”.4 Dengan adanya perhatian dari orang tua maka akan mempengaruhi tingkah laku anak yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sebuah penelitian Atta dan Jamil mengungkapkan bahwa prestasi belajar seorang anak yang mendapat perhatian dari orang tua lebih baik dengan prestasi anak yang kurang mendapat perhatian orang tua.5 Terkait dengan penjelasan di atas, maka perhatian menjadi faktor yang
penting
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar.
Perhatian
dapat
dikategorikan sebagai stimulus dari luar dalam peningkatan prestasi belajar anak, dan yang tak kalah pentingnya adalah stimulus dari dalam anak itu sendiri, yaitu berupa motivasi. Motivasi seseorang dapat berupa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang dan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. 6 Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa komunikasi interpersonal orang tua dan motivasi belajar akan menentukan prestasi belajar anak. Prestasi belajar seorang anak akan semakin baik jika mendapat perhatian dari orang tua yang lebih intensif sekaligus mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Dengan motivasi belajar yang tinggi anak akan belajar dengan
Kecamatan Kota Kendal)” (Tsani Nurkha Laila, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2011), hal. 2. 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 1998). Hal. 171. 5 Malik Amer Atta & Asif Jamil, “Effects Of Motivation And Parental Influence on the Educational Attainments of Students at Secondary Level”, Savap International, Vol. 2 No. 3, 2012, hal 430. 6 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Hal. 90.
3
giat dan tekun serta akan memiliki konsentrasi belajar yang penuh ketika proses belajar mengajar di sekolah. SDN 03 Jaten Karanganyar merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah yang banyak diminati. Hal ini dikarenakan bahwa SDN 03 Jaten Karanganyar sudah termasuk SD Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Siswa SDN 03 Jaten Karanganyar memiliki latar belakang yang beragam. Latar belakang orang tua, latar belakang prestasi belajar dan lainlain. Latar belakang pekerjaan orang tua siswa SDN 03 Jaten Karanganyar sangat kompleks, mulai dari buruh, pedagang/wiraswasta, PNS, dan lain-lain. Pekerjaan orang tua siswa baik Ayah dan Ibu didominasi oleh wiraswasta dan karyawan swasta. Sebagai contoh orang tua yang profesinya sebagai pedagang/wiraswasta harus mempersiapkan dagangannya dari pagi hari bahkan ada yang dimulai dari malam hari.7 Karena kesibukannya tersebut, orang tua terkadang lupa untuk mengontrol atau hanya sekedar menanyakan kegiatan belajar anaknya. Selain itu
orang
tua
anak
yang
berpendidikan
rendah
terkadang
tidak
memperhatikan kegiatan belajar anak, yang penting anaknya bisa naik kelas. Kurangnya perhatian dari orang tua akan menyebabkan rendahnya prestasi belajar anak di sekolah. Padahal seharusnya orang tua memberikan perhatian pada
anak-anaknya,
memenuhi
kebutuhannya,
memperhatikan
kegiatan
belajarnya, memberikan bimbingan dan lain-lain agar dapat meningkatkan semangat belajar anak untuk mencapai prestasi yang maksimal. Selain itu motivasi anak perlu dirangsang dari luar, misalnya dengan cara memberikan insentif berupa pujian, hadiah dan hukuman pada anak. Motivasi orang tua juga penting untuk meningkatkan semangat belajar anak di sekolah. Faktorfaktor tersebut saling terkait dan memengaruhi prestasi belajar anak baik di sekolah maupun di rumah.8 7
Pilia Puspita Yuana, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Girimarto Tahun Ajaran 2013/2014” (Pilia Puspita Yuana, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2014), hal. 6. 8 Ibid., hal. 7.
4
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal orang tua terhadap prestasi belajar siswa SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar
siswa
SDN
03 Jaten
Karanganyar
Tahun
Ajaran
2014/2015? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal dan motivasi
belajar
terhadap
prestasi
belajar
siswa
SDN
03
Jaten
maka
dapat
Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan
yang
telah
dikemukakan
di
atas,
dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal orang tua terhadap prestasi belajar siswa SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
belajar
siswa
SDN
03 Jaten
Karanganyar
Tahun
Ajaran
2014/2015. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015.
Tinjauan Pustaka a. Komunikasi Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, seseorang dapat menyampaikan informasi, ide ataupun pemikiran, pengetahuan, konsep dan lain-lain
5
kepada
orang
lain
secara
timbal-balik,
baik
sebagai
(komunikator) maupun sebagai penerima pesan (komunikan). Sebuah
defenisi
singkat
untuk
lebih
penyampai 9
memahami
pengertian
komunikasi, Effendi mengutip pendapat Harold Lasswell, yaitu cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan ” who says what, in wich channel, to whom, with what effect”. Pernyataan ini mengandung lima unsur dasar komunikasi.10 Dengan begitu, di dalam berkomunikasi ada lima unsur yang tercakup, yaitu komunikator, pesan, saluran, komunikan, dan efek.
b. Komunikasi Interpersonal Definisi komunikasi interpersonal: “The process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback”. Yaitu proses pengiriman
dan
penerimaan
pesan-pesan
dua
orang
atau
di antara
sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan umpan balik seketika. Jadi komunikasi interpersonal secara umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara pribadi yang dapat berlangsung dengan sedikitnya 2 orang atau grup kecil melalui tatap muka maupun dengan menggunakan media yang mendapat umpan balik atau efek secara langsung. “Effective interpersonal communication skill are essential to social interaction, and to the building and maintenance of all relationships. Por communication skill can cause irrevocable damage to relationships affecting productivity, satisfaction, perfomance, morale trust, respect, self convidence, and even physical health”. (Kemampuan komunikasi interpersonal yang efektif sangat penting untuk interaksi sosial dan untuk membangun dan memlihara semua hubungan. Kurangnya ketrampilan berkomunikasi dapat menyebabkan merusak hubungan yang mempengaruhi 9
Fajar Marhaeni, Ilmu Kmunikasi Teori dan Praktek (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Edisi pertama, hal. 32. 10 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), hal. 225.
6
produktivitas, kepuasan, kinerja, moral, kepercayaan, rasa hormat, percaya diri dan bahkan kesehatan fisik).11 c. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada pada diri peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Dorongan dari lingkungan merupakan motivasi ekstrinsik atau motivasi yang berasal dari luar diri peserta didik sedangkan dorongan yang berasal dari dalam diri peserta didik dapat berupa keinginan dan kemauan.
d. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang ingin dicapai seorang siswa setelah proses pembelajaran. Prestasi belajar ini dalam proses belajarmengajar merupakan hal yang berkaitan erat, karena prestasi belajar ini akan selalu digunakan sebagai tolok ukur setelah proses belajar-mengajar. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya“.12
e. Teori SOR S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Teori ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi yang mengasumsikan
11
Zarei, Hassan Matin, Relationship between Interpersonal Communication Skill and Organization Commitment (Case Study: Jahad Keshavarzi and University of Qom, Iran), Associate Professor European Journal of Social Sciences – Volume 13, Iran: University of Tehran, 2010, p. 387. 12 Agustina dan Hamdu, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya),” Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.12 No. 1, 2011, hal. 92.
7
bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu.13
Metodologi Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory research). Penelitian tersebut merupakan tipe penelitian penjelasan yang menyoroti hubungan kausal (sebab-akibat) antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.14 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei
adalah
metode
riset
dengan
menggunakan
kuesioner
sebagai
instrumen pengumpulan datanya.15 Penelitian ini dilaksanakan di SDN 03 Jaten Karanganyar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 74 siswa. Jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 1015% dari jumlah populasinya.16 Dengan pernyataan ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang, maka penulis mengambil sampel 100% dari jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 74 orang. Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
adalah
komunikasi
interpersonal (X1) dan motivasi belajar (X2) yang kemudian disusun dalam bentuk instrumen angket (skala likert) dengan jumlah 27 soal. Angket ini terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitas sebelum dipakai di lapangan. Sedangkan variabel dependen yaitu prestasi belajar yang diambil dari data dokumentasi nilai rapor semester 1 kelas VI SDN 03 Jaten Karanganyar. Metode analisis data yang digunakan adalah statistik parametris dengan uji Pearson Product Moment untuk dua variabel dan untuk tiga
13
Onong Uchjana Effendy, Op.Cit., hal. 254. Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES,1989), hal. 5. 15 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 59. 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hal. 104. 14
8
variabel
menggunakan
uji
Korelasi
Ganda.
Pengujian
signifikansi
menggunakan analisis uji t untuk korelasi dua variabel dan uji F untuk korelasi tiga variabel.
Analisis dan Pembahasan Berdasarkan temuan penelitian dengan metode angket dan metode dokumentasi, diketahui level komunikasi interpersonal pada responden masuk kategori sedang sebesar 58,11%. Untuk tingkat motivasi belajar responden sebesar 50% masuk kategori sedang. Sedangkan level prestasi belajar di kalangan responden tergolong rendah sebesar 42%. Berdasarkan analisis regresi linear ganda menggunakan SPSS 19.0 maka persamaan regresi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Ringkasan Hasil Uji Persamaan Regresi Ganda Variabel Konstanta X1 X2
Koefisien Regresi 61,794 0,133 0,349
8,352 1,717 1,820
sig 0,000 0,090 0,073
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: . Persamaan regresi diatas mengandung arti bahwa besarnya konstanta sebesar 61,794 menyatakan bahwa jika tidak ada komunikasi interpersonal orang tua dan motivasi belajar maka besarnya prestasi belajar siswa adalah 61,794. Koefisien regresi komunikasi interpersonal orang tua (X1) sebesar 0,133 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 komunikasi interpersonal orang tua terhadap siswa akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,133. Demikian juga dengan koefisien regresi motivasi belajar (X2) sebesar 0,339 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 motivasi belajar pada diri siswa akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,339. Berdasarkan hasil uji t menggunakan SPSS 19.0 maka hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
9
Tabel 1.2 Ringkasan Hasil Uji t Variabel Konstanta X1 X2 : 1,667 Sig : 0,05
Koefisien Regresi 61,794 0,133 0,349
sig 0,000 0,090 0,073
8,352 1,717 1,820
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan tabel diatas hasil uji parsial untuk variabel komunikasi interpersonal orang tua (X1) sebesar 1.717 dengan Sig.0,090. Hasil uji parsial variabel motivasi belajar (X2) sebesar 1,820 dengan Sig.0,073. Dasar pengambilan keputusan yaitu merumuskan hipotesis, sebagai berikut:17 0 berarti tidak ada hubungan “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan. nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan. Berdasarkan hasil uji F menggunakan SPSS 19.0 maka hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.3 Ringkasan Hasil Uji F R 0,337
Sig 0,114
4,553
0,014
3,126
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan tabel hasil Uji F diatas dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 4,553 dengan nilai signifikansi 0,014. Nilai koefisien determinasi diperoleh dari R Square. Berdasarkan dari tabel diatas dapat diketahui nilai adalah 0,114. Nilai menunjukkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal dan motivasi belajar sebesar 11,4% dan sisanya sebesar 88,6% (100% - 11,4%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 69.
10
A. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar. Komunikasi interpersonal dalam keluarga merupakan salah satu faktor eksternal yang penting dalam keberhasilan belajar siswa. Peran serta orang tua dalam kegiatan belajar siswa sangatlah penting untuk mendukungnya dalam mencapai prestasi yang maksimal. Dari hasil uji signifikansi korelasi (uji t) antara komunikasi interpersonal orang
tua
(X1)
dengan
prestasi
belajar
(Y)
dengan
menggunakan bantuan program SPSS 19.0, dapat dilihat pada Tabel 1.2 Ringkasan Hasil Uji t. Berdasarkan Tabel 1.2 Ringkasan Hasil Uji t, diperoleh nilai korelasi 0,133 dengan nilai signifikansi 0,090 (p > 0,05), maka diterima dan bahwa
ditolak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
“Terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara
komunikasi
interpersonal orang tua terhadap prestasi belajar siswa di SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015” tidak terbukti.
B. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Motivasi belajar bisa muncul dari dalam diri (Intrinsik) dan dari luar diri peserta didik (Ekstrinsik). Motivasi intrinsik muncul dari diri peserta
didik
tersebut
sedangkan
motivasi
ekstrinsik
berasal
dari
lingkungan. Siswa perlu diberikan dorongan agar bisa menumbuhkan motivasi belajarnya, bisa dilakukan oleh guru ataupun orang tua. Dorongan motivasi dalam belajar harus dibangkitkan dalam diri siswa untuk peningkatan hasil belajarnya. Dengan motivasi, siswa akan lebih semangat dalam belajar untuk meraih prestasi yang maksimal. Dari hasil uji signifikansi korelasi (uji t) antara motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) dengan menggunakan bantuan program SPSS 19.0, dapat dilihat pada 1.2 Ringkasan Hasil Uji t. Berdasarkan Tabel 1.2 Ringkasan Hasil Uji t, diperoleh nilai korelasi 0,339 dengan nilai signifikansi sebesar 0,073 (p > 0,05), yang
11
berarti
diterima dan
ditolak. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
di SDN 03 Jaten Karanganyar
Tahun Ajaran 2014/2015” tidak terbukti.
C. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Banyak faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa. Komunikasi interpersonal orang tua dan motivasi belajar merupakan sebagian dari faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa. Kedua hal tersebut memiliki
pengaruh
terhadap
prestasi
belajar
siswa.
Komunikasi
interpersonal orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, demikian hal-nya dengan motivasi belajar juga berpengaruh pada prestasi belajar siswa jadi kedua-duanya memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar. Dari hasil uji F korelasi tiga variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS 19.0 dapat dilihat pada tabel Tabel 1.3 Ringkasan Hasil Uji F. Berdasarkan Tabel 1.3 Ringkasan Hasil Uji F, diperoleh nilai sebesar 4,553 dan
sebesar 3,126 dengan taraf signifikansi
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai ditolak menyatakan
dan bahwa
diterima. “Terdapat
Dengan pengaruh
, yang berarti demikian yang
hipotesis
signifikan
yang antara
komunikasi interpersonal dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa di SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015” terbukti. Kesimpulan Dari hasil analisis data, maka dapat untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut: 1. Tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara
komunikasi
interpersonal orang tua terhadap prestasi belajar siswa SDN 03 Jaten
12
Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Artinya, variabel komunikasi interpersonal tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. 2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SDN 03 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Artinya, variabel motivasi belajar tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SDN 03 Jaten Karanganyar
Tahun
Ajaran
2014/2015.
Artinya,
Semakin
tinggi
komunikasi interpersonal dan motivasi belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Secara teoritis, semakin tinggi komunikasi interpersonal orang tua dengan anak, maka semakin tinggi pula prestasi belajar anak. Begitu juga dengan motivasi belajar, semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar. Namun dalam penelitian di SDN 03 Jaten Karanganyar ini tidak menemukan pengaruh langsung dari kedua variabel bebas terhadap prestasi belajar.
Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Anak (Siswa-siswi) Karena komunikasi interpersonal dengan orang tua masih tergolong sedang, siswa diharapkan berusaha untuk selalu berinteraksi dengan orang tua, mengutarakan segala masalah yang dihadapi dan tidak malu kalau ada kekurangan yang harus diutarakan. Semakin baik hubungan antara anak dengan orang tua, maka semakin mudah untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa dan mencari jalan keluarnya, sehingga tercapai komunikasi interpersonal yang aktif dan bersinergi.
13
Karena motivasi belajar siswa juga tergolong sedang dan belum maksimal,
maka
siswa
diharapkan
selalu
meningkatkan
motivasi
belajarnya terutama motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri) agar dapat meraih prestasi belajar yang tinggi. 2. Bagi Orang Tua Orang
tua
hendaknya
agar
dapat
meningkatkan
kemampuan
komunikasi interpersonal yang baik dan efektif dengan anak, karena dengan memiliki komunikasi interpersonal yang baik dengan anak maka anak akan merasa nyaman berkomunikasi dengan orang tua dan mereka pun dapat menceritakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi di sekolah sehingga orang tua dapat membantu dan dapat meningkatkan motivasi belajar anak dalam meningkatkan prestasi belajar. 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini memberikan informasi bahwa ada hubungan antara komunikasi interpersonal orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SDN 03 Jaten Karanganyar sebesar 11,4%. Hasil tersebut menunjukkan prestasi belajar masih dipengaruhi oleh variabel lain, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar tersebut selain yang diteliti dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka Danang Wibowo, “Kekerasan Anak, Akibat Buruknya Komunikasi dengan Orang Tua” http://www.tempo.co/read/news/2010/02/09/063224476/KekerasanAnak-Akibat-Buruknya-Komunikasi--dengan-Orang-Tua(akses 02/09/2014; 09.00). Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Ghullam Hamdu, Lisa Agustina. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1.
14
Ivan
Andimuhtarom, “Dianiaya di Kelas, Siswa SD Meninggal” http://www.solopos.com/2014/05/25/dugaan-penganiayaan-siswa-dianiayadi-kelas-siswa-sd-meninggal-509695 (akses 01/09/2014; 08.45). Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Malik Amer Atta & Asif Jamil. (2012). Effects Of Motivation And Parental Influence on the Educational Attainments of Students at Secondary Level. Journal International, Vol. 2 No. 3. Marhaeni, Fajar. (2009). Ilmu Kmunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Edisi pertama. Pilia Puspita Yuana. (2014). Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Girimarto Tahun Ajaran 2013/2014. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Singarimbun, Masri. (1989). Metode dan Proses Penelitian dalam Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Slameto. (1998). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tsani Nurkha Laila. (2011). “Peran Serta Orang Tua/Wali Dalam Pendidikan Anak Keluarga TKW Kabupaten Kendal (Kasus Di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri Dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal)”. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Semarang. Uchjana Effendy, Onong. (1990). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zarei and Hassan Matin. (2010). Relationship Between Interpersonal Communication Skill and Organizational Commitment (Case Study: Jahad Keshavarzi and University of Qom). Associate Professor European Journal of Social Sciences – Volume 13. Iran: University of Tehran.
15