IMPLEMENTASI TEKNIK VIDEO COMPOSITING PADA VIDEO ANIMASI “TRAVERSING THE UNIVERSE”
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Immaduddin Rizal Fachrurrozi 10.12.4478
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
ii
IMPLEMENTATION OF THE VIDEO COMPOSITING TECHNIQUES IN THE “TRAVERSING THE UNIVERSE” ANIMATION VIDEO IMPLEMENTASI TEKNIK VIDEO COMPOSITING PADA VIDEO ANIMASI “TRAVERSING THE UNIVERSE” Immaduddin Rizal Fachrurrozi Tony Hidayat Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Since the beginning of the journey of making the film and its technology, filmmakers have strived a variety of advanced technology to realize their imagination to create a fantasy world. One example is combining live action with a variety of visual effects that are difficult to be realized earlier. Thus comes the compositing techniques on the post-production process of when there are several different clips of video are layered over one another to create a single image. With these techniques the filmmakers can further reduce the cost of production like places, tools, nor their frustrations when producting a video that is considered imposible. The one most famous Compositing software in the present is After Effect that have several tools, panels, effects and control that can support the compositing process to get a good result. Making of the video Traversing the Universe will implement compositing technique which combines a live shot with fantasy backgrounds and visual effects using after effects software. Keywords: Multimedia, Video, Compositing, 2D Animation
iii
1.
Pendahuluan
Sejak awal perjalanan pembuatan film atau video dan teknologinya, para filmmaker telah mengupayakan berbagai teknologi canggih di dalam merealisasikan imajinasi mereka untuk menggabungkan realita dan dunia fantasi. Salah satunya yaitu menggabungkan live action dengan berbagai efek visual yang sulit untuk direalisasikan sebelumnya. Dari situlah muncul teknik Compositing pada proses post-production yaitu proses digital dalam menggabungkan beberapa gambar atau beberapa urutan gambar menjadi satu bagian film atau rekaman video digital. Dengan teknik tersebut para pembuat film dapat lebih mengurangi biaya produksi seperti tempat, alat, maupun rasa frustasi mereka ketika membuat video yang dirasa tidak mungkin. Di era sekarang banyak media hiburan juga yang mengimplementasikan teknik tersebut seperti program-program pada media Televisi sampai Production House. Namum, banyak juga yang belum menggunakan teknik ini dengan baik dikarenakan menghiraukan beberapa aspek penting dalam sebuah compositing yaitu komposisi, color balance dan kualitas cahaya. Sehingga membuat sebuah video tidak tervisualisasi dengan menarik dan pada waktu yang sama terlihat tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan cerita yang dibangun semula. Software Compositing terkenal di masa sekarang salah satunya adalah After Effect dimana mempunyai beberapa tool, panel, efek dan control yang dapat menunjang proses compositing. Melihat latar belakang diatas, mendorong penulis untuk membuat sebuah Video Animasi yang berjudul “Traversing the Universe” menerapkan teknik Compositing dan Background yang berupa animasi 2 Dimensi dengan penggunaan pencahayaan yang terencana, color balance yang tepat dan beberapa efek visual yang sesuai. Video dan teknik tersebut yang menjadi inti utama dalam pambuatan skripsi yang diberi judul Implementasi Teknik Video Compositing pada Video Animasi Traversing the Universe.
4
2.
Landasan Teori
2.1
Pengertian Multimedia Multimedia merupakan kombinasi teks, foto/gambar, seni grafis, suara,
animasi, dan elemen-elemen video yang dimanipulasi secara digital.
Meskipun definisi multimedia sangat sederhana, cara untuk menjalankannya sangat elemen
kompleks. multimedia
Tidak dibuat
cukup pemahaman dan
dapat
tentang
bagaimana
setiap
bergerak. Namun juga diperlukan
pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan piranti dan teknologi komputer multimedia untuk menggabungkan semua elemen bersama-sama. 2.2
Elemen Multimedia Multimedia adalah sebuah perubahan cara berkomunikasi satu sama lain. Dengan hadirnya elemen-elemen multimedia kini telah memperkuat informasi yang akan didapatkan. Multimedia adalah penggunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi dan video) untuk menyampaikan informasi, kemudian ditambahkan elemen atau komponen interakatif.
2.3
Pengertian Animasi Animasi adalah membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan perubahan visual sepanjang waktu dan memberi kekuatan besar pada proyek multimedia dan halaman web yang dibuat. Banyak aplikasi multimedia yang menyediakan piranti animasi.
2.4
Prinsip Animasi
2.5
Macam Animasi Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Ada Sembilan macam, yaitu animasi sel,animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vektor, animasi karakter, animasi computational, dan morphing
2.5.1
Cell Animation
2.5.2
Animasi Frame
5
2.5.3
Animasi Sprite
2.5.4
Animasi Lintasan (Path Animation)
2.5.5
Animasi Spline
2.5.6
Animasi Vektor
2.5.7
Animasi Karakter
2.5.8
Computational Animation
2.5.9
Morphing
2.6
Proses Pembuatan Animasi Sebuah karya film kartun tidak akan terlihat bagus ketika tidak terdapat cerita
yang bagus dalam film tersebut. Untuk membuat cerita yang bagus sangat diperlukan struktur cerita yang jelas. Cerita tersebut harus mempunyai awalan, nilai tengah dan akhir cerita yang sering disebut dengan babak. Tahapan merancang film kartun meliputi:
2.6.1
Pra Produksi
2.6.1.1
Ide Cerita
2.6.1.2
Tema
2.6.1.3
Logline
2.6.1.4
Sinopsis
2.6.1.5
Diagram Scene
2.6.1.6
Character Development
2.6.1.7
Screenplay
2.6.1.8
Storyboard
2.6.1.9
Layout
2.6.2
Produksi
2.6.2.1
Shooting Merupakan tahap penting dalam pembuatan film. Pada tahap ini Sutradara
beserta semua kru produksi film merekam atau mengambil gambar aktor / aktris yang berakting sesuai dengan script yang telah dibuat. 2.6.2.2
Background
6
2.6.3
Pasca Produksi
2.6.3.1
Video Compositing
2.6.3.2
Editing Video
2.6.3.3
Rendering
2.4
Konsep Dasar Compositing Compositing adalah proses digital dalam menggabungkan beberapa gambar atau
beberapa urutan gambar menjadi satu bagian film atau rekaman video digital. Awal diperkenalkan teknik Compositing oleh Frank Williams, dimana dia menggunakan background hitam yang dipatenkan pada tahun 1918. Proses ini diperlukan seorang foreground aktor yang diterangi secara merata di depan background hitam kemudian di salin ke dalam film high-contrast, bolak-balik, sampai background tersebut menghilang dan menyisakan siluet hitam di film yang disebut alpha matte film. 2.5
Plate / Green Screen Plate adalah latar berwarna yang biasa digunakan para filmmaker untuk membuat
sebuah matte pada subjek yang akan di composite. Sebenarnya ada beberapa warna yang dapat digunakan selain warna hijau seperti biru, merah, abu-abu dan putih. Tetapi belakangan ini warna hijau dan biru adalah warna yang paling populer dan warna hijau adalah warna yang paling banyak digunakan. 2.6
Keying Keying adalah langkah pertama dalam penggunaan green screen atau plate untuk
membuang atau key out plate tersebut. Keying atau juga disebut Keying out membuang warna yang tidak diinginkan sehingga alpha matte dapat terbentuk untuk elemen foreground yang diinginkan. Ada beberapa pendekatan standart untuk proses keying yang memanfaatkan luma, color atau difference mathematics. 2.7
Lighting Lighting atau cahaya adalah salah satu unsur penting dalam video. Lighting ini
berfungsi untuk menyinari objek atau subjek guna memperjelas mereka sesuai konsep dari video itu sendiri. Pada dasarnya ada 3 jenis lighting penting yang biasa digunakan dalam pengambilan gambar didalam studio yaitu keylight, fill light, dan backlight. 2.7.1
Keylight
2.7.2
Fill Light
2.7.3
Back Light
7
2.8
Color Balancing Color balancing mengacu pada pada proses menghilankan warna yang bias pada
keseluruhan gambar. Sebagai contoh, jika gambar terlalu merah atau bisa dikatakan mempunyai red cast. Mehilangkan red cast ini akan membawa gambar pada keseimbangan warna. 2.9
Standart Video Dunia
pertelevisian
ada
beberapa
Video
Standard
broadcast
digunakan dalam penayangan. Adapun beberapa standard broadcast
yang
yang biasa
digunakan yaitu PAL, NTSC, SECAM, dan HDTV. 2.9.1
PAL
2.9.2
NTSC
2.9.3
SECAM
2.9.4
HDTV
2.10 Jenis Shot Kamera Dalam suatu produksi film atau video klip ada beberapa jenis bidikan kamera. Jenis bidikan kamera tersebut adalah ECU (Extreme Close Up), CU (Close Up), MCU (Medium Close Up), MS (Medium Shot), FS (Full Shot), VWS (Very Wide Shot), dan Poinf of View. 2.10.1 Extreme Close Up (ECU/XCU) Close Up (CU) 2.10.2 Medium Close Up (MCU) 2.10.3 Medium Shot (MS) 2.10.4 Wide Shot (WS) / Full Shot (FS) 2.10.5 Very Wide Shot (VWS) 2.10.6 Point Of View 2.11 Perangkat Lunak yang digunakan 2.11.1 Adobe Premiere Pro CS6 2.11.2 Adobe After Effect CS6 2.11.3 Adobe Photoshop CS6
3.
Perancangan
2.12 Pra Produksi Pra produksi merupakan tahap perencanaan dimana pada tahap ini video animasi belum di produksi. Yang harus dipersiapkan adalah pembuatan ide cerita, tema, logline,
8
sinopsis, diagram scene, screenplay, concept art selanjutnya masuk ke tahap pembuatan storyboard. 2.12.1 Ide Cerita 2.12.2 Tema 2.12.3 Logline 2.12.4 Sinopsis 2.12.5 Diagram Scene DIAGRAM SCENE Traversing the Universe Karya : Immaduddin Rizal F. Latar belakang
Alam semesta, Keobsesian
Terobsesi dengan sebuah balon
Perjalanan
Bermain
Menik mati suasana rumahn ya
Bermai n dengan balon milikny a
Angin berhem bus kencan g
Otiz mengejar balon miliknya yang terbang
Otiz terjatuh ke jurang dan balonnya terbang lagi karena angin
Kasih Sayang
Otiz kebingu ngan dan menemu kan rocket
Otiz tersam bar petir di langit.
Otiz terbangu n dan menemuk an balonnya
Otiz menikmati hidupnya dengan balon yang dicintainya
Tentan g sebuah obsesi
Angin kencang berhembus, melepaskan balonnya dari genggaman Otiz
Balonnya tertangkap oleh otiz
Otiz terbang ke langit menggunakan rocket
Gambar 3.1 Diagram Scene Video Animasi
9
Otiz menggengga m balon itu kembali
2.12.6 Character Development 2.12.7 Otiz 2.12.8 Objek 2.12.9 Screenplay 2.12.10 Storyboard
No
Scene/ shot
Frame
keterangan
Wakt u(det ik)
1 EWS Zoom in 01/01
Cut to
4
2 EWS Zoom in 01/02
Dip to white
10
5
3 LS Dissolve to 02/01
10
2.12.11 Layout
Tabel 3.3 Tabel Layout No
Layout
Keterangan
1
Lingkungan rumah Otiz
2
Laut
4.
Implementasi dan Pembahasan
2.13 Produksi Proses pembuatan video animasi ini, salah satunya adalah proses produksi. Proses
dimana
semua
yang
direncanakan
11
dalam
screenplay
dan
storyboard
diimplementasikan. Ada 2 proses didalam proses produksi video ini yaitu proses Shooting dan Backround. Shooting adalah proses pengambilan gambar subjek atau aktor dan Background adalah proses pembuatan setting atau latar yang nantinya akan di Compositing menjadi satu dengan video liveshoot. 2.13.1 Shooting
Dalam proses shooting video animasi ini, penulis menggunakan beberapa tahapan guna memperlancar segala kegiatan dalam proses pengambilan gambar. Beberapa tahapan tersebut adalah seperti dibawah ini.
2. Mempersiapkan ruang Green Screen dan Lighting
1. Reading Pemain
3. Proses Shooting
Gambar 4.1 tahapan produksi Pembahasan : 1. Reading talent atau biasa disebut reading script adalah salah satu bagian penting dalam produksi video animasi ini, dikarenakan semua background dalam
video
ini
adalah
animasi
sehingga
perlu
adanya
latihan
sebelumnya. Dalam tahap ini sang aktor dibawah arahan penulis mengilustrasikan semua gerakan acting yang akan dilakukan oleh aktor didalam video tersebut berdasarkan screenplay dan storyboard. Tujuannya adalah agar proses shooting tidak memakan waktu lama karena aktor sudah
mempunyai
gambaran
ilustrasi
background
yang
akan
digunakannya nanti. 2. Mempersiapkan ruang green screen dan lightning penting karena video ini menggunakan subjek video liveshoot sehingga memerlukan green screen dan lightning untuk mendapatkan kualitas matte yang baik dalam proses keying nantinya. Hasil video ini, nanti akan menentukan hasil kesesuaian dalam proses compositing nanti. Dibawah ini adalah denah susunan green screen dan lighting. 3. Setelah semua persiapan selesai, yang terakhir yaitu proses shooting. Pada proses shooting atau pengambilan gambar ini, penulis menggunakan kamera Cannon DSRL 650D dengan Lensa FIX 50mm dan settingan resolusi HD 1920 x 1080 29.97 fps.
12
2.14 Background
Video animasi “Traversing the Universe” ini menggunakan seluruh background atau latar digital, maka diperlukan tahapan ini untuk mendesain background tersebut. Penulis menggunakan software Adobe photoshop untuk membuat desain keseluruhan background. Langkah pertama
dalam menggunakan photoshop yaitu membuat
membuat dokumen baru dengan setting resolusi 1920 x 1080 fps 29.97 sesuai ukuran rekaman video atau menggunakan preset Film & Video yang sudah tersedia di pilihan pembuatan dokumen baru. Lalu, mulai dengan menggambar garis bentuk satu persatu untuk keperluan background menggunakan pen tool.
Gambar 4.9 Background setelah semua tertata rapi 1 2.15 Pasca Produksi
Setelah pembuatan semua bahan video dan background selesai, pada tahap pasca produksi ini penulis mulai
menggabungkan seluruh elemen yang dibuat,
menganimasikannya dan menambahkan beberapa visual effect pendukung agar terlihat lebih menarik. Pada tahap ini penulis memerlukan beberapa tahapan dalam pengerjaannya. Tahapan tersebut adalah seperti skema dibawah ini.
13
Video shoot
Adobe Photoshop import
import
1 Adobe After Effect
(Compositing, Animating dan Visual Effect)
(Rendering)
Adobe Premiere Pro
(Editing dan Rendering)
Gambar 4.12 Alur pasca produksi
2.15.1 Compositing Dalam tahap ini, penulis menggunakan software Adobe After Effect. Software ini sangat memudahkan dalam proses compositing ini dengan berbagai tool yang tersedia. Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah membuat project baru, File – New – New Project. 2.15.1.1 Membuat Project Background 2.15.1.2 Membuat effect 3D camera Selanjutnya yaitu membuat effect camera 3D agar background terlihat nyata seperti menggunakan kamera yang real dan juga untuk mempermudah mengatur layar saat compositing maupun animasi yaitu dengan memilih layer – new camera pada toolbar Penulis memakai settingan 35mm kamera disini. Setelah kamera dibuat, blok semua layer 2.15.1.3 Keying Langkah selanjutnya adalah Meng-compostite hasil rekaman video subjek ke dalam composition background yang tadi sudah dibuat. Pertama import dulu video kedalam project lalu masukkan ke timeline bersamaan layer-layer background. Penulis menggunakan keying keylight untuk mendapatkan matte karena effect ini pengaturannya lebih sederhana dibandung effect lain seperti color different key, color key dan yang lainnya. Dan ketepatan warna keying-nya pun lebih baik.
14
Gambar 4.19 Keylight pada after effect 2.15.1.4 Color Balancing Pada tahap ini penulis melakukan keseimbangan warna video agar terlihat satu warna dengan background. Jadi, akan terlihat video benar-benar menyatu dengan background. Disini penulis menggunakan beberapa tool effect yaitu Color Balance HLS, Colorista II, Curves dan Gamma.
Gambar 4.24 Video sebelum color balance
Gambar 4.25 Video setelah color balance
15
2.15.2 Animating Pada tahap animating ini adalah menggerakan video menyesuaikan pergerakan subjek atau aktor berdasarkan storyboard dan storyline termasuk pergerakan effect camera 3D untuk mendukung pergerakan dan beberapa objek tambahan yang melengkapi adegan. Disini penulis menggunakan animasi frame yang terdapat pada after effect dan banyak menggunakan prinsip animasi squash and stretch dan Anticipation.
Gambar 4.26 Animate keyframe posisi awal
2.15.2.1 Motion Tracking Penulis menggunakan tool motion tracking yang ada pada after effect untuk menyesuaikan pergerakan balon dengan tangan pemain dalam video. Cara ini akan mempermudah dalam penganimasian posisi balon karena balon bergerak secara dinamis frame by frame mengikuti pergerakan pemain, hal ini menjadikan perlunya adanya motion tracking terhadap pergerakan pemain tanpa harus menganimasikannya tiap satu frame yang akan memakan waktu lama. Langkah yang diperlukan untuk melakukan animasi ini adalah buka jendela tracker pada toolbar window – pilih tracker. Menyiapkan objek balon beserta talinya yang sudah di parenting pergerakannya sehingga mereka akan bergerak bersamaan jika salah satu digerakkan. Setelah jendela tracker tadi muncul, klik layer video pada timeline. Lalu klik track motion pada jendela tracker. Selah itu muncul opsi position, centang position tersebut lalu arahkan track point pada layar ke dalam objek yang akan di tracking. Pada opsi edit target, ganti dengan layer balon tadi. Setelah pas pada posisi tracking lalu klik tanda play pada bagian analyze. Setelah proses selesai lalu apply hasil tracking tadi dan layer akan langsung mengikuti pergerakan motion.
16
Gambar 4.31 Video setelah ter-tracking
2.15.3 Editing Sebelum masuk pada tahap editing, penulis merender dahulu semua scene yang dibuat di After effect. Proses ini digunakan untuk mengurangi beban adobe premier walau bisa dikoneksikan atau disinkronisasi keduanya. Namun. Cara ini akan lebih ringan dalam proses editing nanti. Langkah yang dilakukan adalah pada toolbar composition pilih render queue lalu muncul jendela render di timeline. Pada bagian output module pilih format H.264 lalu pilih oke. Pada bagian output to, akan mengarahkan dimana file akan disimpan. Lalu klik tombol render yang berada dipaling kanan.
Gambar 4.35 Editing timeline pada Adobe Premiere Pro 2.15.4 Rendering Rendering adalah tahap akhir dalam proses pembuatan video animasi “Traversing the Universe” ini. Dalam tahap ini semua video tiap scene yang sudah dipotong dan disusun secara rapi akan dirender menjadi satu video yang dapat dinikmati secara utuh. Pada proses render ini penulis menggunakan format sama dengan renderan
17
sebelumnya yaitu menggunakan H.264 dengan resolusi 1920x1080 29.97fps. Untuk merender dalam Adobe Premiere Pro ini caranya adalah klik file pada toolbar lalu pilih export – klik media. Setelah muncul jendela render, atur format video dengan memilih H.264 dan sudah tersedia preset resolusi untuk HD 1080 29.97 tinggal diklik. Pada bagian output name klik nama filenya dan edit nama tersebut serta pilih folder yang nantinya file render berada setelah selesai render. Setelah semua pengaturan selesai klik tombol export pada bagian bawah dan menunggu sampai proses selesai.
Gambar 4.36 Rendering pada Adobe Premiere Pro
5.
Penutup
5.1
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan penjelasan yang telah diuraikan pada bab-
bab sebelumnya dalam
pembuatan video animasi “Traversing the Universe” yang
menerapkan teknik compositing ini, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Dalam pengambilan gambar video atau shooting di dalam ruang green screen diperlukan beberapa lighting seperti fill light, key light dan back light untuk mendukung perpaduan cahaya video dengan background dan mendapatkan kualitas matte yang baik dalam proses keying. 2. Menggunakan screen dengan warna hijau, karena nilai luminance lebih banyak dibanding warna yang lain. 3. Dalam pembuatan project pada after effect, settingan resolusi dan fps pada composite harus sama dengan hasil video live shoot.
18
4. Membuat 3D effect camera dan menata posisi z layer background agar tercipta kedalaman background dan pergerakan kamera yang riil. Melakukan color balancing agar tone warna video live shot dan background menjadi padu. 5.2
Saran
Seletah menyelesaikan penyusunan skripsi implementasi teknik video compositing pada video animasi “traversing the universe”, saran yang ingin penulis sampaikan untuk masukkan adalah sebagai berikut. 1. Untuk membuat video animasi yang benar-benar bagus diperlukan team yang mempunyai ahli dalam bidangnya masing-masing seperti animator, director, cameraman, editor dll. Karena jika dilakukan oleh seorang individu memerlukan waktu yang relatif lama dan hasil yang kurang maksimal. 2. Proses pembuatan pra produksi harus sedetail mungkin untuk menghindari kesalahan dalam proses produksi dan pasca produksi. 3. Sebelum pengambilan gambar atau shooting di dalam ruang green screen dilakukan, reading talent adalah proses yang paling penting dan harus maksimal agar aktor dapat membayangkan agedan sebelum shooting untuk mempersingkat waktu produksi. 4. Dalam
mengcomposite
video,
buatlah
composite
per
scene
untuk
meringankan proses karena banyaknya layer. 5. Jika akan menggunakan motion tracking, buatlah objek tracking yang jelas dan warna yang mencolok. 6. Memperbayak menonton video berefek visual untuk memperkaya referensi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Foster Jeff, 2010. The Green Screen Handbook Real-World Production Techniques. Wiley Publishing. Johan, 2011. Mengenal Adobe Premiere, http://www.ilmugrafis.com/adobe-premiere.php?page=mengenal-adobe-premiere/, diakses tanggal 29 November 2013 Lainer Lee, 2010. Professional Digital Compositing Essential Tools and Techniques. Wiley Publishing. MediaCollege.com. 2013. Basic shot types, www.mediacollege.com/video/camera/tutorial/01framing.html, diakses tanggal 30 november 2013. Munir, 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. ALFABETA. Oprekzone. 2011. 12 Prinsip animasi, http://www.oprekzone.com/12-prinsip-animasi/, diakses tanggal 11 Desember 2013. Setijo,
Ade. 2010, Apa itu After Effect, http://dotcomcell.com/kumpulanartikel/2010/11/apa-itu-after-effects.html, diakses tanggal 29 November 2013.
Suyanto, M. dan Yuniawan Aryanto, 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Andi Offset. Suyanto, M., 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset. Vaughan Tay, 2011. Multimedia: Making It Work, Eight Edition. The McGrawCompanies.
Hill
Vicky. 2012. Mengenal software editing foto Adobe Photoshop, http://belajar-komputermu.com/mengenal-software-editing-foto-adobe-photoshop/, diakses tanggal 29 November 2013.
20