IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DI SMP NEGERI 131 JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: Jeani Kartika 1110018200042
PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Jeani Kartika, NIM: (1110018200042), Implementasi Program Pengembangan Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi di SMPNegeri 131 Jakarta Selatan. Jurusan Manajemen Pendidikan. Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi di SMP Negeri 131 Jakarta Selatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan pelaksanaannya belum optimal terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah pada tidak mengikutsertakan semua guru dan tidak adanya evaluasi setelah pelaksanaan program pengembangan. Hal ini ditambah dengan faktor penghambat dengan kurang tertariknya guru pada program pengembangandan tidak adanya anggaran khusus. Kata kunci : Pengembangan Guru, Kompetensi.
i
ABSTRACT Jeani Kartika, NIM: (1110018200042), Implementation of Teachers Development Program to Increas Competence at131 Junior High School South Jakarta. Program Bachelor degree (S-1) Faculty of Tarbiyah, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. The purpose of the research is to knowing about the Implementation of Teachers Development Program to Increas Competence at SMPN 131 Jakarta Selatan. This research is use qualitative descriptive method. This qualitative research purposing to knowing some phenomenom by use descriptive method with words. This datas research obtained from some techniques, that are: observasion, interview, and study documents. The result of this research indicate that implementation of teacher development program in the 131 Junior High Shcool South Jakarta is not optimal yet. It can be seen from the actions which the principal done are not involve all the teachers and the lack of evaluation after the implementation of development programs. This coupled with the inhibiting factors to the lack of interest of teachers in program development and the absence of a specific budget. Key words : Teacher Development, Competence.
ii
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu teriring kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, tabi’in dan para pengikutnya yang setia pada ajaran-ajarannya. Perjuangan yang tak mudah menjadi bagian dalam perjalanan menggapai masa depan. Begitupun pada penulisan skripsi ini yang merupakan syarat bagi setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studinya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang bersedia membantu, baik bantuan berupa moril maupun materiil. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin memberi penghargaan berupa ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Dra. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah meluangkan waktu di tengah padatnya kegiatan beliau dalam memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, beserta staf dalam memberikan layanan akademik.
3.
Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd., Dosen Pembimbing yang senantiasa memberi arahan serta motivasi kepada penulis.
4. Drs. Fathi Ismail, M.M., Dosen Penasehat Akademik yang selalu mengarahkan penulis selama proses perkuliahan. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah mendidik dan membimbing selama proses perkuliahan.
iii
6.
Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang melayani penulis dalam mencari bahan referensi.
7. Kepala SMPN 131 Jakarta Selatan, Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd., dan wakil kepala SMPN 131 Jakarta Selatan Pracoyo Agus Sumbodo, S.Pd., yang telah memberikan izin dan meluangkan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Beserta seluruh guru dan staf yang telah membantu penulis dalam menyediakan segala kebutuhan dalam melakukan penelitian.. 8.
Ayahanda Suparman dan Ibu tercinta Karsiwen yang selalu membimbing, memberikan nasihat serta mendo’akan penulis dan kakak Hery Handoko serta adik-adikku tersayang Pangestu Tri Rahayu dan Satria Wijatmoko yang telah memberikan dukungan penuh untuk penulis, karena kalian adalah harta yang tak ternilai hargamya.
9. Teman-teman Manajemen Pendidikan terutama Beloved MP A. Sahabatsahabat terbaik dalam bertukar pikiran Silvia Khairunnisa, Rizky Nurmeida Sobari, Evita Mawirianti, Mardiyah, Sholahuddin Misbah, Yusuf Amrullah, Faiz Bi’amrillah, Irfan Ardian dan Nirmatullah Efendi. Kalian merupakan pemberi motivasi terbaik dalam menjalani hari-hari di kampus. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang.
Jakarta,
Desember 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6 D. Perumusan Masalah ............................................................... 6 E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ................................................................. 6 BAB II
KAJIAN TEORI A. Pengembangan Guru .............................................................. 8 1. Pengertian Pengembangan Guru....................................... 8 2. Jenis-jenis Pengembangan................................................ 10 3. Metode Pengembangan .................................................... 14 4. Tujuan Pengembagan ....................................................... 19 5. Manfaat Pengembangan ................................................... 23 6. Langkah-langkah Pengembangan ..................................... 25 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan.......... 28 8. Kendala-kendala Pengembangan ...................................... 30 B. Kompetensi Guru ................................................................... 32 1. Pengertian Kompetensi Guru............................................ 32 2. Peningkatan Kompetensi Guru ......................................... 33 C.
Kerangka Pemikiran .............................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 38 B. Metode Penelitian .................................................................. 39 C. Subjek Penelitian.................................................................... 39 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 39 v
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 43 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 45 1. Sejarah Sekolah................................................................ 45 2. Visi dan Misi Sekolah ...................................................... 46 3. Keadaan Guru .................................................................. 49 4. Keadaan Siswa ................................................................. 54 B. Deskripsi dan Analisis Data ................................................... 54 1. Implementasi Program Pengembangan Guru ..................... 55 2. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................. 65 3. Peningkatan Kompetensi Guru........................................... 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan ............................................................................ 77
B.
Saran...................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pelaksanaan Penelitian ............................................................
38
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pedoman Observasi ..................................................
40
Tabel 3.3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................
42
Tabel 4.1
Keadaan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah ...............
49
Tabel 4.2
Keadaan Guru .........................................................................
49
Tabel 4.3
Nama Guru Di SMPN 131 Jakarta Selatan ..............................
51
Tabel 4.4
Keadaan Siswa Di SMPN 131 Jakarta Selatan Tahun Ajaran
Tabel 4.5
2013/2014 ...............................................................................
54
Peningkatan Kompetensi Guru ................................................
75
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................
viii
37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian
Lampiran 3
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4
Lembar Uji Referensi
Lampiran 5
Hasil Wawancara
Lampiran 6
Lembar Observasi
Lampiran 7
Rencana Program Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Lampiran 8
Surat Tugas Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lampiran 9
Silabus dan RPP Guru SMPN 131 Jakarta Selatan
Lampiran 10
Penilaian kinerja Guru
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan yang begitu cepat di mana tercermin dalam globalisasi pasar, perkembangan teknologi yang semakin canggih, perubahan demografi, perubahan sosio kultural merupakan pemicu agar organisasi mempersiapkan kemampuannya dalam berkompetisi. 1 Perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju tersebut harus pula diiringi oleh sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan teknologi. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas itu pula, maka tantangan sebesar apapun akan mudah untuk dihadapi. Demikian halnya pada pendidikan yang harus menyesuaikan terhadap perkembangan zaman. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu “Tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2 Bila kita berbicara mengenai masalah pendidikan tidak terlepas dari komponen yang menjadi penentu atas tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Pendidikan
yang
sejatinya
memberikan
pengaruh
penting
terhadap
keberlangsungan hidup umat manusia serta memberikan pengaruh terhadap potensi yang dimilikinya. Kedudukan sektor pendidikan bagi suatu negara
1
Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 23 2 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
1
2
merupakan hal penting bagi keberlangsungan kehidupan negara tersebut karena dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi menyadari bahwa mereka perlu mengembangkan kemampuan pekerja garis depan sebanyak mereka mengembangkan kemampuan para manajer.3 Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan suatu organisasi bukan ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusia saja akan tetapi sumber daya manusia yang berkualitas. Itulah sebabnya dalam organisasi pendidikan jika ingin terus eksistensi terhadap perubahan yang terjadi harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah bahwa investasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah di bidang sumber daya manusia.4 Sekolah sebagai organisasi pendidikan formal yang berada di tengahtengah masyarakat harus menyelenggarakan proses belajar mengajar yang berkualitas. Hal tersebut memungkinkan sekolah memiliki sumber daya manusia yaitu guru yang berkualitas sebagai komponen pendidikan. Usaha untuk meningkatkan kualitas guru harus dibina dan dikembangkan secara terusmenerus. Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (values) serta membangun karakter peserta didik secara berkelanjutan. 5 Hal tersebut menandakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi penting yang memerlukan keahlian khusus. Profesi tersebut tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang dan harus menguasai seluk beluk pendidikan, pengajaran
3
Suhendra dan Murdiyah Hayati, op.cit., h. 66 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-16, h. 181 5 Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Elsas, 2006), h. 3
4
3
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya sehingga dapat dikatakan sebagai guru yang profesional. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan dan praktik pendidikan yang berkualitas. 6 Hal tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai komponen penting dan sebagai kunci utama dari proses pembelajaran yang berkualitas. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, melalui UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 20 bahwa “Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni”. 7 Untuk
menghadapi
tuntutan
tugas
keprofesionalannya
tersebut
dibutuhkannya program-program pengembangan sebagai usaha untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan guru. Oleh sebab itu, pemerintah dan kepala sekolah sebagai pemegang wewenang harus mengadakan program terhadap peningkatan kompetensi guru. Adapun program-program pengembangan tersebut dapat melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat. Pentingnya sebuah program pengembangan sebagaimana disebutkan Sheal yang dikutip oleh Toni Setiawan bahwa ada empat alasan utama mengapa program pengembangan itu perlu dilakukan, yaitu: 1) perubahan-perubahan yang cepat dalam teknologi serta tugas-tugas yang dilakukan orang-orang, 2) kurangnya keterampilan langsung dan keterampilan-keterampilan jangka panjang, 3) perubahan-perubahan dalam harapan dalam harapan-harapan dan komposisi
6
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 34 7 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
4
angkatan kerja, dan 4) kompetisi dan tekanan-tekanan pasar demi peningkatanpeningkatan dalam kualitas produk maupun jasa-jasa.8 Mengingat sangat pentingnya program pengembangan guru dalam sebuah sekolah tentu harus direncanakan dengan baik agar sesuai dengan tujuan awal. Pelaksanaan yang baik pula harus melihat aspek sasaran yang akan dituju, kurikulum
yang
digunakan,
sarana
yang
menunjang
proses
program
pengembangan, aspek peserta, pelatih, waktu, metode, serta evaluasi yang dilakukan setelah program itu selesai. Dengan pelaksanaan yang sesuai prosedur, maka program akan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan program yang baik pula akan menghasilkan manfaat yang baik bagi yang mengikuti program maupun sekolah selaku pihak penyelenggara sehingga sasaran yang dituju tercapai. Jadi, implementasi program pengembangan guru yang baik akan menghasilkan peningkatan pada kompetensi guru. Gambaran sekilas mengenai SMP Negeri 131 Jakarta. Sekolah ini merupakan sekolah berstandar nasional yang letaknya strategis berada dekat dengan jalan raya dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Sekolah ini dalam setiap tahun berhasil mencetak lulusannya. Ini terbukti dengan adanya kepercayaan dari masyarakat sekitar dalam menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
Sekolah ini juga memiliki memiliki 44 guru sebagian guru sudah
disertifikasi. Guru tersebut juga melaksanakan tugas sesuai dengan bidang pekerjaannya. Hal ini tidak terlepas dari program pengembangan guru yang dilaksanakan di sekolah tersebut. Dengan dilaksanakannya program tersebut harus didasarkan pada jumlah guru yang diikutsertakan pada program pengembangan sehingga semua guru merasakan manfaat yang diperoleh dari program pengembangan. Namun, jika jumlah guru yang diikutsertakan terbatas, maka yang terjadi adalah guru yang mendapat kesempatan untuk ikut dalam program pengembangan saja yang 8
Toni Setiawan, Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, motivasi, Kepuasan Kerja dan Produktivitas, (Platinum, 2012), h. 102
5
merasakan manfaatnya. Di samping itu, kurang ketertarikan guru pada program pengembangan yang dilakukan oleh sekolah dipengaruhi oleh kinerjanya yang dirasa sudah baik sehingga guru kurang mau untuk meningkatkan kinerjanya. Dan belum mampunya guru untuk menggunakan metode yang bervariasi, belum mampu membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah dan belum mampu mengoperasikan media pembelajaran merupakan indikasi masih kurangnya kompetensi yang dimiliki guru. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan program tidak optimal. Tidak optimalnya program pengembangan guru akan memengaruhi peningkatan akan kompetensi yang dimiliki guru yang berujung pada mencetak lulusan sehingga sekolah perlu mengadakan proses yang sistematis agar program-program yang direncanakan berhasil. Suksesnya sebuah program dapat menghasilkan manfaat yang baik bagi guru tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DI SMP NEGERI 131 JAKARTA SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Terbatasnya
jumlah
peserta
yang
diikutsertakan
pada
program
pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan. 2. Kurangnya ketertarikan guru dalam mengikuti program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan. 3. Kurangnya kemauan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan dalam meningkatkan kinerjanya. 4. Masih kurangnya kompetensi yang dimiliki guru di SMPN 131 Jakarta Selatan.
6
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada
implementasi
program pengembangan
guru
dalam meningkatkan
kompetensi.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan? 3. Bagaimana peningkatan kompetensi guru di SMPN 131 Jakarta Selatan?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi di SMP Negeri 131 Jakarta Selatan.
F. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis 1. Memberikan kontribusi teoritis berupa penyajian informasi ilmiah tentang implementasi program pengembangan guru. 2. Sebagai masukan bagi implementasi program pengembangan guru selanjutnya. 3. Menambah pengetahuan serta wawasan penulis tentang implementasi pengembangan guru di sekolah
7
b. Manfaat praktik 1. Memberikan kontribusi kepada sekolah untuk terus meningkatkan mutu pendidikan khususnya di dalam pelaksanaan program pengembangan guru 2. Melihat sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar.
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengembangan Guru 1. Pengertian Pengembangan Guru Setelah
dilakukannya
proses
perekrutan,
seleksi
kemudian
pengangkatan, selanjutnya tugas dari manajemen sumber daya manusia adalah pengembangan terhadap sumber daya manusianya. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan keterampilan karyawan agar sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan tujuan organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tugas daripada manajemen sumber daya manusia tidak hanya selesai pada tahap pengangkatan karyawan saja akan tetapi harus mengembangkannya. Adapun definisi pengembangan sumber daya manusia menurut Wilson Bangun “pengembangan sumber daya manusia (human resource development) adalah proses untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam membantu tercapainya tujuan organisasi.”
1
Sebagai proses karena harus
terencana dan berkesinambungan. Melayu S.P. Hasibuan mengemukakan bahwa “pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.” 2 Pendidikan yang dimaksud untuk meningkatkan teoritis, konseptual dan moral karyawan agar lebih baik lagi, sedangkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan. Budy Purnawanto merupakan
salah
satu
menjelaskan
cara
yang
1
bahwa
efektif
“pengembangan
untuk
mendapatkan
SDM dan
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 200 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. Ke- 16, h. 69 2
8
9
mempertahankan karyawan.”3 Maksud dari mendapatkan yaitu kemampuan dan keterampilan
yang
sesuai
dengan
tujuan
organisasi
sedangkan
mempertahankannya yaitu keahlian sebagai antisipasi terhadap persaingan dengan organisasi lain. Sedangkan Andrew F. Sikula sebagaimana yang dikutip Suwatno dan Donni Juni Priansa mendefinisikan pengembangan bahwa “Development, in reference to staffing and personel matters, is a long term educational process utilizing a systematic and organized procedure by which managerial personel learn conceptual and theoretical knowledge for general purpose”. 4 Dalam terjemahan dijelaskan bahwa
pengembangan
merupakan suatu
proses
pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisir dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum. Maksudnya adalah usaha untuk mempersiapkan karyawan atau pegawai melalui pendidikan dan pelatihan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu
proses untuk meningkatkan kemampuan,
keterampilan serta keahlian pegawai sesuai dengan tujuan organisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana dan berkesinambungan. Tujuan sebuah organisasi tidak terlepas dari peran sumber daya manusia di dalamnya, sama halnya dengan organisasi pendidikan yang membutuhkan sumber daya manusia untuk memajukan sekolahnya. Bila berbicara mengenai sekolah, sumber daya manusia yang dimaksud adalah guru. Guru mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan sebuah sekolah. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama 3
Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses, Pola Pikir Baru Mengelola SDM pada Era Knowledge Economy, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 143 4 Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik , (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 105
10
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk anak usia dini. 5 Guru dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki pengaruh sangat besar dan sangat menentukan terhadap proses belajar peserta didik. Sedangkan menurut Jamil Suprihatiningrum bahwa “guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.” 6 Pekerjaan yang dimaksud tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan guru merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian guru dalam membantu mengerjakan pekerjaannya saat ini maupun yang akan datang guna mencapai tujuan sekolah. Tugas utama guru ialah mengajar akan tetapi dalam mengajar guru harus mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan jalan melalui pengembangan terhadap guru. Pengembangan terhadap guru dapat dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat.
2. Jenis-jenis Pengembangan Menurut Suhendra dan Murdiyah Hayati, jenis-jenis pengembangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. b. Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang 5
Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Penduan Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Nuansa Aulia, 2013), h. 8 6 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 23
11
dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembagalembaga pendidikan atau latihan. 7 Dapat dijelaskan di atas bahwa jenis-jenis pengembangan tersebut berupa pengembangan formal dan non formal. Pengembangan formal dapat diartikan bahwa pengembangan tersebut dilakukan secara formal atau resmi oleh organisasi di mana karyawan bekerja. Sedangkan pengembangan informal dilakukan sendiri oleh karyawan tersebut guna meningkatkan kemampuannya. Menurut Sudarwan Danim bahwa jenis pengembangan guru dapat berupa pendidikan dan pelatihan (diklat) dan selain diklat. Adapun penjabarannya sebagai berikut: 1. Pendidikan dan Pelatihan a. In-house training (IHT) adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. b. Program magang Adalah pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industry yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru. c. Kemitraan sekolah Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik. d. Belajar jarak jauh Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat, melainkan dengan system pelatihan melalui internet dan sejenisnya. e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, di mana program disusun secara berjenjang. f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya
7
Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 65
12
Kursus ini dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan. g. Pembinaan internal oleh sekolah Pembinaan ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina. h. Pendidikan lanjut Merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. 2. Selain pendidikan dan pelatihan a. Diskusi masalah-masalah pendidikan Diskusi ini dilakukan secara berkala dengan topic diskusi sesuai dengan masalah yang dialami sekolah. b. Seminar Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru. c. Workshop Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. d. Penelitian Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain. e. Penulisan buku/bahan ajar Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidika. f. Pembuatan media pembelajaran Media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik. g. Pembuatan karya teknologi/karya seni Karya teknologi/karya seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk kegiatan pendidikan.8 Dari penjelasan di atas bahwa pengembangan guru dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dan strategi yaitu dapat berbentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun selain dari pendidikan dan pelatihan.
8
33
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 30-
13
Dan menurut Sedarmayanti dilihat dari masa pelaksanaannya, pelatihan sebagai bagian dari tugas pengembangan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: pelatihan pra-tugas, pelatihan dalam tugas, dan pelatihan purna/pasca tugas.9 Jenis-jenis pelatihan akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pelatihan pra-tugas Pelatihan ini diberikan kepada karyawan baru sebagai pembekalan untuk melaksanakan tugasnya. 2. Pelatihan dalam tugas Pelatihan ini diberikan kepada karyawan yang sudah menjadi bagian organisasi
lebih
lama
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan
kemampuannya. 3. Pelatihan purna/pasca tugas Pelatihan ini diberikan kepada karyawan yang akan mempersiapkan masa pensiun. Dapat dijelaskan di atas bahwa pelaksanaan pelatihan harus didasarkan pada siapa yang akan menerima pelatihan tersebut, seperti pelatihan pra-tugas yang diberikan kepada karyawan baru, pelatihan dalam tugas yang diberikan kepada karyawan yang sudah menjadi bagian organisasi, dan pelatihan purna/pasca tugas diberikan kepada karyawan yang akan masuk masa pensiun. Sedangkan menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson mengelompokkan jenis pelatihan sebagai berikut: (a) Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin: dilakukan untuk memenuhi berbagai syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan. (b) Pelatihan pekerjaan/teknis: memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab mereka dengan baik. (c) Pelatihan antarpribadi dan pemecahan masalah: dimaksudkan untuk mengatasi masalah operasional dan antarpribadi serta meningkatkan hubungan dalam pekerjaan organisasional. 9
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), cet. Ke-5, h. 167
14
(d) Pelatihan perkembangan dan inovatif: menyediakan fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa depan.10 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis pengembangan ada formal dan informal. Formal berarti dilakukan oleh organisasi resmi baik organisasi di mana karyawan atau guru bekerja mapun organisasi pemerintah. Secara informal dilakukan berdasarkan atas kemauan sendiri dengan belajar sendiri maupun mengikuti pengembangan di luar dari tempat bekerja. Biasanya pengembangan terdiri dari kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat yang masa pelaksanaannya dimulai dari pra-tugas, dalam tugas atau purna/pasca tugas. Jenis-jenis pengembangan tersebut
dikelompokkan
berdasarkan
pada
kebutuhan.
Jenis-jenis
pengembangan tersebut pada intinya berdasarkan pada kebutuhan suatu organisasi atau pegawainya agar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Agar mencapai sasaran yang dituju, diperlukan metode yang tepat yang digunakan dalam program pengembangan.
3. Metode Pengembangan Pelaksanaan pengembangan harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan pada program pengembangan suatu organisasi. Program pengembangan harus ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan, yaitu manager. Di dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu dan metode pelaksanaanya. Metode-metode pengembangan harus didasarkan kepada sasaran yang ingin dicapai. Adapun sasaran dari pengembangan karyawan menurut Malayu S. P. Hasibuan yaitu:
10
Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Terj. Diana Angelica, (Jakarta: salemba Empat, 2009), Edisi 10, h. 318
15
1.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan atau technical skills.
2.
Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta mengambil keputusan atau managerial skills dan conceptual skills.11 Ada beberapa metode melatih yang sudah umum dikenal dan
digunakan dalam pengembangan menurut Sondang P. Siagian, diantaranya: a.
Pelatihan dalam jabatan Para tenaga kerja yang dilatih langsung di tempatnya bekerja. Sasaran menggunakan metode ini adalah meningkatkan kemampuan para tenaga kerja dalam mengerjakan tugasnya yang sekarang.
b.
Rotasi pekerjaan Para pegawai mengerjakan beraneka ragam tugas agar pegawai mampu menghadapi kesukaran saat dialihkan tugas.
c.
Sistem magang Dalam pelaksanaannya bisa dilakukan dalam empat kegiatan, yaitu: 1) Seorang pegawai belajar dari pegawai lain yang dianggap lebih berpengalaman dan lebih mahir dalam melaksanakan tugas tertentu. 2) Coaching dimana seorang pemimpin mengajarkan
cara-cara
bekerja dengan benar kepada bawahannya di tempat pekerjaan dan cara-cara yang ditunjukkan oleh atasan tersebut ditiru oleh bawahannya. 3) Dengan menjadikan seorang pegawai baru sebagai sistem pejabat yang lebih tinggi. 4) Penugasan pegawai tertentu untuk duduk dalam berbagai panitia agar pegawai yang bersangkutan tidak
hanya
menambah
pengetahuannya mengenai tugas-tugas yang terselenggara dalam 11
Malayu S.P. Hasibuan, op. cit., h. 76-77
16
organisasi, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan dalam interaksi antar manusia. d.
Sistem ceramah Ceramah dapat diberikan dengan berbagai variasi, misalnya tanpa tanya-jawab, dengan tanya-jawab, tanpa atau dengan alat peraga seperti film, slide, overhead projector dan video.
e.
Pelatihan vestibule Adalah untuk meningkatkan keterampilan, terutama yang bersifat teknikal, di tempat pekerjaan, akan tetapi tanpa mengganggu kegiatan organisasi sehari-hari.
f.
Role playing Metode ini diutamakan yang menyangkut keperilakuan, terutama berwujud kemampuan sikap empati dan melihat sesuatu dari “kaca mata” orang lain.
g.
Studi kasus Biasanya diutamakan untuk para manajer atau calon manajer yang kemampuannya mengambil keputusan dan/atau memecahkan masalah merupakan sasaran pokok.
h.
Simulasi Metode ini menggunakan suatu alat mekanikal yang identik dengan alat yang akan digunakan pegawai dalam tugasnya.
i.
Pelatihan laboratorium Apabila manajemen merasa bahwa tukar menukar pengalaman, pemahaman perasaan, perilaku, persepsi dan reaksi orang lain dalam beriteraksi dalam pekerjaan, maka metode ini tepat digunakan.
j.
Belajar sendiri
17
Walaupun pegawai belajar sendiri, tetapi tetap terkendali melalui proses belajar yang terprogram12 Adapun metode pengembangan lainnya menurut Andrew F. Sikula sebagai tambahan dari metode sebelumnya yaitu: a.
Demonstration and Example Adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sutau pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.
b.
Apprenticeship Adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
c.
Classroom Methods Metode pertemuan dalam kelas yang meliputi: 1) Conference (rapat) Pada metode ini pelatih dan peserta sama-sama berperan aktif. 2) Programmed instruction Program instruksi meliputi pemecahan informasi dalam beberapa bagian kecil sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah dipahami dan saling berhubungan. 3) Metode diskusi Metode diskusi dilakukan dengan melatih peserta untuk berani memberikan pendapatnya. 4) Metode seminar Metode ini bertujuan mengembangkan keahlian dan kecakapan peserta untuk menilai dan
memberikan saran-saran
yang
konstruktif mengenai pendapat orang lain. 12
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet ke5, h. 192-197
18
5) Coaching and counseling Counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi. 6) Junior board of executive or multiple management Merupakan suatu komite penasihat tetap yang terdiri dari caloncalon manajer yang ikut memikirkan atau memecahkan masalahmasalah perusahaan untuk kemudian direkomendasikan kepada manajer lini. Komite penasihat ini hanya berperan sebagai staf. 7) Commite assignment Yaitu
komite
yang
dibentuk
untuk
menyelidiki,
mempertimbangkan, menganalisis, dan melaporkan suatu masalah kepada pimpinan. 8) Business games Adalah pengembangan dengan cara diadu untuk bersaing memecahkan masalah tertentu. Tujuannya untuk melatih para peserta
dalam
pengambilan
keputusan
yang
baik
pada
situasi/kondisi dan objek tertentu. 9)
Sensitivy training Untuk membantu para karyawan mengerti tentang diri sendiri, menciptakan pengertian yang lebih mendalam di antara para karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap karyawan yang spesifik.
10) Other development method Metode ini digunakan untuk tujuan pendidikan terhadap manajer, misalnya teori X dan teori Y yang dikemukan oleh Douglas Mc. Gregor. Kesimpulannya ialah setiap metode pengembangan harus dapat meningkatkan keahlian, keterampilan, kecakapan, dan
19
kualitas agar karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya lebih efektif dan mencapai prestasi kerja optimal. 13 Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa metode
pengembangan terdiri dari metode pra tugas, metode dalam jabatan dan presentasi informasi. Metode pra tugas digunakan untuk pembekalan terhadap karyawan atau guru yang akan memulai bekerja atau yang akan menduduki posisi baru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Metode dalam jabatan ini digunakan pada karyawan atau guru yang telah menjadi bagian dari organisasi sehingga karyawan atau guru tersebut untuk meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan tugasnya sekarang. Presentasi informasi merupakan metode pertemuan di dalam kelas bagi semua karyawan atau guru. Jadi, metode yang digunakan dalam melaksanakan program pengembangan harus berdasarkan pada penggunaan metode-metode yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penggunaan metode tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga/organisasi.
4. Tujuan Pengembangan Pada hakikatnya pengembangan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan individu dan tujuan organisasi. Tujuan dari individu lebih mengacu pada sesuatu yang ingin dicapai karyawan sedangkan tujuan organisasi lebih mengacu pada hasil dari program pengembangan. Menurut Yun Iswanto dan Adhie Yusuf ada dua tujuan dari program pelatihan dan pengembangan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun penjabaran tujuan khusus yaitu: a. Kualitas; b. Produktivitas kerja; c. Mutu perencanaan tenaga kerja; 13
Malayu S. P. Hasibuan, op. cit., h. 77-83
20
d. Semangat/moral kerja; e. Balas jasa tidak langsung; f. Kesehatan dan keselamatan kerja; g. Cegah kadaluarsa pengetahuan. Sedangkan tujuan umumnya meningkatkan produktivitas organisasi. 14 Tujuan di atas dapat dijelaskan bahwa pada tujuan umumnya meningkatkan produktivitas organisasi. Tujuan umum tersebut dapat tercapai apabila telah mencapai tujuan-tujuan yang khusus. Dan menurut Edwin B. Flippo, pengembangan memiliki nilai yang penting dalam pengadaannya, beberapa nilai tersebut, yaitu: a. b. c. d. e.
Meningkatkan produktivitas kerja dalam jumlah maupun mutu; Mengurangi kecelakaan; Mengurangi pengawasan; Meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas organisasi; Mempertinggi moral. 15
Nilai-nilai tersebut yang sesungguhnya mendasari tujuan dari program pengembangan dan harus diperhatikan ketika merancang suatu program pengembangan. Tujuan pengembangan hakikatnya menyangkut pada: 1) meningkatkan produktivitas kerja, 2) efisiensi, 3) kerusakan, 4) kecelakaan, 5) pelayanan, 6) moral, 7) karier, 8) konseptual, 9) kepemimpinan, 10) balas jasa, dan 11) konsumen. 16 Adapun penjabaran dari tujuan tersebut, sebagai berikut: 1) Meningkatkan produktivitas kerja Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik. 2) Efisiensi 14
Yun Iswanto dan Adhie Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 85 15 Sedarmayanti, op. cit., h. 169 16 Malayu S. P. Hasibuan, op. cit., h. 70-72
21
Pengembangan SDM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relative kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar. 3) Kerusakan Pengembangan SDM bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaanya. 4) Kecelakaan Pengembangan bertujuan untuk mengurangi kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang. 5) Pelayanan Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekana-reknanan perusahaan bersangkutan. 6) Moral Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. 7) Karier Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. 8) Konseptual Dengan pengembangan SDM semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill nya lebih baik.
22
9) Kepemimpinan Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manager akan lebih baik, human relations lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semakin harmonis. 10) Balas jasa Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits) karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar. 11) Konsumen Pengembangan SDM akan memberikan manfaat yang baik masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau jasa yang lebih bermutu.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa organisasi dalam membuat program pengembangan terlebih dahulu menetapkan tujuan dari program pengembangan. Tujuan itu terdiri dari meningkatkan produktivitas kerja yang dapat diartikan bahwa pengembangan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja agar semakin baik dalam menjalankan tugasnya, efisien tenaga kerja karena organisasi mampu meningkatkan produktivitas kerja, mengurangi kerusakan pada alat-alat yang digunakan dalam bekerja karena karyawan atau guru sudah ahli dalam menggunakan alat-alat tersebut, meningkatkan pelayanan karena karyawan atau guru
sudah terampil
menggunakan alat-alat sehingga sudah mampu memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan atau siswa, secara moral akan meningkat karena keahlian serta keterampilannya dalam menyelesaikan pekerjannya juga meningkat. Jika, sudah mampu menyelesaikan dengan baik tentunya akan mempengaruhi karyawan atau guru untuk mempunyai kesempatan dalam kariernya sehingga akan mampu mengambil keputusan yang tepat terhadap pekerjaannya. Karena para karyawan atau guru sudah mampu menjalankan tugasnya dengan baik, maka akan terjalin kerjasama dengan pemimpin. Dan karena karyawan atau
23
guru telah mampu
menjalankan tugasnya dengan baik,
maka akan
meningkatkan penghasilannya. Pada akhirnya akan memberikan kepercayaan dari masyarakat karena memperoleh lulusan yang bermutu. Ada dua tujuan utama dari program pengembangan yang akan dilaksanakan. Pertama, Program pengembangan sebenarnya bertujuan untuk menutupi jarak pada masing-masing karyawan. Kedua, di samping itu juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Walaupun dalam melaksanakan program pengembangan memakan waktu dan biaya yang mahal, akan tetapi akan mengurangi perputaran karyawan dan membuat karyawan menjadi lebih produktif. Hal tersebut akan menghindari karyawan dari keusangan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Bila tujuan didapatkan, maka manfaat dari program pengembangan akan dirasakan.
5. Manfaat Pengembangan Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara lembaga-lembaga yang sejenis. Program pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan pada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan organisasi saat ini maupun untuk masa depan. Pengembangan harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. 17 Dengan adanya pengembangan personel diharapkan kemampuan karyawan di suatu organisasi meningkat, supaya mereka mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi, serta meningkatkan 17
Ibid., h. 68
24
keterampilan dan efisiensi kerja. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari latihan dan pengembangan personel secara sistematis menurut Michael Armstrong adalah: (a) Tersedianya tenaga-tenaga terampil yang diperlukan untuk mencapai tujuan. (b) Mempersingkat waktu belajar, sehingga pegawai baru dapat berprestasi pada tingkat seperti pegawai yang sudah berpengalaman dan efektif, ekonomis, dan secepat mungkin. (c) Memperbaiki efisiensi dan efektivitas dari pegawai-pegawai yang ada. (d) Membantu pegawai untuk mengembangkan kemampuan alamiah mereka, sehingga organisasi dapat menemukan persyaratan sumber daya manusia yang diperlukan di masa yang akan datang, baik kualitas maupun kuantitasnya. 18 Ada tujuh manfaat lain dalam pengembangan sumber daya manusia menurut Sondang P. Siagian, yaitu: 1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan seperti tidak terjadinya pemborosan karena cermat melaksanakan tugas. 2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang. 3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab. 4. Meningkatkan semangat kerja. 5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang pastisipatif. 6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif. 7. Penyelesaian konflik secara fungsional. 19 Berdasarkan pada pembahasan mengenai tujuan sebelumnya, maka dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan program pengembangan harus dilakukan karena dapat bermanfaat baik bagi individu maupun organisasi sebagai sebuah investasi. Hal tersebut menandakan bahwa 18
Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1994), h. 208-209 19 Sondang P. Siagian, op. cit., h. 183-184
25
program pengembangan merupakan kegiatan mengelola berbagai bentuk perubahan yang ada baik perubahan yang terjadi saat ini maupun di masa yang akan datang.
6. Langkah-langkah Pengembangan Menurut Sondang P. Siagian agar program pengembangan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan serta diperoleh berbagai manfaat, maka harus melakukan tujuh langkah, yaitu: a) Penentuan kebutuhan, b) Penentuan sasaran, c) Penentapan Isi Program, d) Identifikasi prinsip-prinsip belajar, e) Pelaksanaan Program, f)
Identifikasi
manfaat, g) Penilaian pelaksanaan program. 20 Adapun penjabarannya sebagai berikut: a) Penentuan kebutuhan Merupakan kenyataan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pengembangan merupakan beban organisasi. b) Penentuan sasaran Berdasarkan
analisis
akan
pengembangan,
berbagai
sasaran
ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat bersifat teknikal akan tetapi dapat pula menyangkut keperilakuan. Bagi penyelenggara pengembangan gunanya mengetahui sasaran. c) Penetapan isi program Bentuk dan sifat program pengembangan ditentukan oleh paling sedikit dua faktor, yaitu hasil penentuan kebutuhan dan sasaran yang hendak dicapai. d) Identifikasi prinsip-prinsip belajar Pada akhirnya, hasil yang dicapailah yang dapat digunakan sebagai tolak ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar yang 20
Ibid., h. 185-186
26
diterapkan dalam suatu program pengembangan. Prinsip-prinsip tersebut adalah belajar dari pengalaman, melibatkan emosi dan busi, melakukan kebersamaan dan kerjasama, melihat dan menemukan sendiri relevansi training. e) Pelaksanaan program Perlu
ditekankan
sesungguhnya
penyelenggaraan
program
pengembangan sangat situasional sifatnya, artinya dengan penekanan pada perhitungan kepentingan organisasi dan kebutuhan para peserta, penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas dapat berbeda dalam intensitasnya yang tercermin pada penggunaan teknik-teknik tertentu dalam proses belajar mengajar. f) Identifikasi manfaat Meskipun telah
ditekankan
bahwa
pengembangan
digunakan
“senapas” dalam peningkatan produktivitas, kiranya penting untuk memberikan perhatian khusus pada program pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi. Berbagai manfaat dapat diperoleh, seperti beban bagian pengelola sumber daya manusia untuk merekrut tenaga kerja baru berkurang yang pada gilirannya mengurangi biaya yang harus disediakan dan dikeluarkan. g) Penilaian pelaksanaan program Pelaksanaan suatu program pengembangan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta pengembangan tersebut terjadi suatu proses transformasi. Hal tersebut sejalan dengan Malayu S. P Hasibuan bahwa program pengembangan akan berhasil apabila proses atau langkah-langkah dilakukan sebagai berikut: 21
21
Malayu S.P. Hasibuan, op. cit., h. 75-76
27
a. Sasaran Penetapan sasaran harus didasarkan pada kebutuhan pekerjaan dari karyawan. b. Kurikulum Kurikulum harus ditetapkan secara sistematis, jumlah jam pertemuan, metode pengajaran, dan sistem evaluasinya jelas agar sasaran optimal. c. Sarana dan prasarana Penyediaan tempat dan alat-alat harus didasarkan pada prinsip ekonomi serta berpedoman pada sasaran yang ingin dicapai. d. Peserta Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat mengikuti pengembangan. e. Pelatih Menunjuk pelatih atau instruktur yang memenuhi persyaratan untuk mengajarkan setiap mata pelajaran sehingga tercapai sasaran. f. Pelaksanaan Setiap pelatih mengajarkan materi pelajaran kepada peserta. Proses belajar mengajar harus diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui sasaran tercapai atau tidak.
Kesimpulan berdasarkan penjelasan di atas yaitu dalam merencanakan sebuah program pengembangan harus berdasarkan pada langkah-langkah atau proses agar program pengembangan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang diinginkan pun dapat tercapai dengan baik. Lebih jauh lagi sebuah program pasti akan memperoleh manfaat, maka program pengembangan yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah akan memperoleh berbagai manfaat baik individu maupun organisasi.
28
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Menurut Soekidjo Notoatmodjo bahwa pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia perlu mempertimbangkan faktor-faktor, baik dari dalam organisasi itu sendiri (internal) maupun dari luar organisasi yang bersangkutan (eksternal). 22 a. Faktor Internal Faktor internal di sini mencakup keseluruhan kehidupan organisasi yang dapat dikendalikan baik oleh pimpinan maupun oleh anggota organisasi yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Misi dan Tujuan Organisasi Setiap organisasi mempunyai misi dan tujuan yang ingin dicapainya. Pelaksanaan kegiatan atau program organisasi dalam rangka mencapai tujuan ini diperlukan kemampuan karyawan, dan ini hanya dapat dicapai dengan pengembangan dalam organisasi tersebut. 2. Strategi Pencapaian Tujuan Misi dan tujuan suatu organisasi memungkin mempunyai persamaan dengan organisasi lain, tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut
berbeda. Untuk
itu
diperlukan kemampuan
karyawannya dalam meperkirakan dan mengantisipasi keadaan di luar yang dapat mempunyai dampak terhadap organisasinya. 3. Sifat dan Jenis Kegiatan Strategi dan program pengembangan sumber daya manusia akan berbeda antara organisasi yang kegiatannya rutin dengan organisasi yang kegiatannya memerlukan inovatif dan kreatif. 4. Jenis Teknologi yang Digunakan Sudah tidak asing lagi bahwa setiap oganisasi dewasa ini telah menggunakan teknologi yang bermacam-macam, dari yang paling 22
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 3, h. 9-12
29
sederhana sampai dengan yang canggih. Hal ini perlu diperhitungkan dalam program pengembangan dalam organisasi tersebut.
b. Faktor Eksternal Agar organisasi itu dapat melaksanakan misi dan tujuannya, maka ia harus memperhitungkan faktor-faktor lingkungan atau faktor-faktor eksternal organisasi tersebut. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain: 1. Kebijakan Pemerintah Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan melalui perundang-undangan, surat-surat keputusan
peraturan-peraturan pemerintah,
menteri dan pejabat pemerintah, dan
sebagainya adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi. Jadi, setiap kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut akan mempengaruhi program-program pengembangan sumber daya manusia yang telah dibuat oleh suatu organisasi. 2. Sosio-Budaya Masyarakat Faktor sosio-budaya masyarakat tidak dapat diabaikan oleh suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami karena suatu organisasi apapun didirikan untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar belakang sosio-budaya yang berbeda-beda. 3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar organisasi dewasa ini telah sedemikian pesatnya. Sudah barang tentu suatu organisasi baik yang harus mengikuti arus tersebut. Untuk itu kemampuan karyawan organisasi harus diadaptasi dengan kodisi tersebut.
30
Kesimpulan dari penjelasan yang diuraikan tersebut bahwa faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam organisasi yang terdiri dari misi dan tujuan organisasi, strategi untuk mencapai tujuan tersebut, sifat dan jenis kegiatan yang dimiliki organisasi, dan jenis teknologi yang digunakan oleh organisasi tersebut. kemudian ada faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar organisasi yang terdiri dari kebijakan yang lakukan oleh pemerintah, sosio-budaya masyarakat, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor-faktor tersebut yang akan memengaruhi pelaksanaan pengembangan. Jadi, sebagai organisasi yang baik perlu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut agar pelaksanaan pengembangan berjalan baik.
8. Kendala-kendala Pengembangan Kendala
pada
program
pengembangan
(development)
yang
dilaksanakan seringkali menghambat lancarnya pelaksanaan program tersebut, sehingga sasaran yang tercapai kurang memuaskan. Ada 5 kendala menurut Malayu S.P. Hasibuan, yaitu: a. Peserta, b. Pelatih atau instruktur, c. Fasilitas pengembangan, d. Kurikulum, e. Dana pengembangan. 23 Adapun uraiannya sebagai berikut: a. Peserta Peserta pengembangan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau heterogen, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan usianya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran pelaksanaan latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan daya nalar mereka terhadap pelajaran yang berbeda. b. Pelatih atau instruktur
23
Malayu S. P. Hasibuan, op. cit., h. 85-86
31
Pelatih atau instruktur yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannya kepada para peserta latihan dan pendidikan sulit didapat. Akibatnya, sasaran yang diinginkan tidak tercapai. c. Fasilitas pengembangan Fasilitas sarana dan prasaran pengembangan yang dibutuhkan untuk latihan dan pendidikan sangat kurang atau tidak baik. Misalnya, bukubuku, alat-alat, dan mesin-mesin yang akan digunakan untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat lancarnya pengembangan. d. Kurikulum Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang seta tidak sistematis utnuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan. Untuk menetapkan kurikulum dan waktu megajarkannya yang tepat sangat sulit. e. Dana pengembangan Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbatas, sehingga sering dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi prasyaratan yang dibutuhkan.
Dapat disimpulkan di atas bahwa peserta yang latar belakangnya tidak sama, pelatih yang tidak ahli, fasilitas atau sarana dan prasarana yang dibutuhkan kurang, kurikulum yang digunakan yang tidak sesuai sasaran dan dana pengembangan yang terbatas membuat program pengembangan jadi terkendala. Dengan adanya kendala dalam pelaksanaan pengembangan tersebut membuat program pengembangan kurang optimal. Cara yang harus dilakukan oleh organisasi yaitu dengan meminimalisir kendala-kendala yang akan terjadi tersebut.
32
B. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melakukan tugas keprofesionalannya.”24 Maksudnya agar tugas dalam mengajar berjalan dengan lancar, guru harus memiliki dan menguasai pengetahuan, keterampilan serta perilaku sebagai guru. Menurut Jejen Musfah “kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.” 25 Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan belajar mandiri. Hal tersebut sebagaimana yang dikutip oleh Ouston dalam Jejen Musfah bahwa kompetensi ialah “deskripsi tentang sesuatu yang harus dapat dilakukan oleh seseorang yang bekerja dalam bidang profesi tertentu.”26 Maksudnya suatu hal yang menggambarkan tindakan, perilaku dan hasil kerja yang diperagakan oleh guru. Adapun menurut Piet dan Ida Sahertian sebagaimana dikutip oleh Kunandar bahwa “kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat afektif, kognitif dan performen.”27 Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan guru yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan belajar mandiri sehingga dapat mewujudkan hasil kerja nyata. 24
UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 27 26 Ibid., h. 28 27 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), cet. 1, h. 52 25
33
2. Peningkatan Kompetensi Guru Pemerintah telah
merumuskan
empat jenis
kompetensi guru
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. 28 Adapun penjabaran empat kompetensi yang dimaksud menurut Sudarwan Danim sebagai berikut: Pertama, kompetensi pedagogik. Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu: memahami peserta didik secara mendalam; merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; merancang mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Kedua, kompetensi kepribadian. Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. Ketiga. Kompetensi sosial. Kompetensi ini memiliki tiga subranah yaitu mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, mampu bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Keempat, kompetensi profesional. Kompetensi ini terdiri dari dua subkompetensi yaitu menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, menguasai struktur dan metode keilmuan. 29 Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Jejen Musfah terkait dengan empat kompetensi, yaitu: 1. Kompetensi Pedagogik a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. b. Pemahaman tentang peserta didik. c. Pengembangan kurikulum/silabus. d. Perancangan pembelajaran. e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. f. Evaluasi hasil belajar. 28 29
PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Sudarwan Danim, op. cit., h. 22-24
34
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Kepribadian a. Berakhlak mulia. b. Mantap, stabil dan dewasa. c. Menjadi teladan. Siswa mampu mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. d. Mengevaluasi kinerja sendiri. e. Religius. 3. Kompetensi Sosial a. Berkomunikasi lisan dan tulisan. b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi Profesional Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a. Konsep, struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar. b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah. c. Hubungan konsep antarmata pelajaran terkait. d. Penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan melestarikan nilai dan budaya nasional. 30 Dapat dijelaskan di atas bahwa kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Kompetensi kepribadian merupakan sesuatu yang ditampilkan guru kepada siswa yang dapat dijadikan sebagai teladan atau bisa dikatakan guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan idola karena kepribadian siswa merupakan cerminan kepribadian dari gurunya. Dengan guru yang baik maka siswa pun akan menjadi baik. Inti dari kompetensi sosial adalah kemampuan guru melakukan komunikasi. Guru dituntut mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan sesama guru, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar serta berinteraksi 30
Jejen Musfah, op. cit., h. 30-54
35
dengan media yang digunakan dalam pembelajaran. Kompetensi profesional dapat dikatakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Keempat kompetensi tersebut yang membantu guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik sehingga dapat dikatakan sebagai guru yang profesional. Pada intinya, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. 31 Oleh karena itu, bila membedah aspek peningkatan kompetensi berarti mengkaji kompetensi yang dicapai oleh guru melalui cara dan strategi yang dilakukan dengan bentuk kegiatan seperti: pelatihan dan pendidikan, seminar, workshop dll. Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru yang sudah terlatih dapat mempersiapkan empat bidang kompetensi guru yang efektif dalam mencapai hasil belajar dan mencapai tujuan sekolah. Empat kompetensi tersebut menjadi satu kesatuan sehingga apabila tidak adanya salah satu kompetensi tersebut membuat guru dikatakan belum profesional sebagaimana tugas seorang guru.
C. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kompetensi yang dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari merupakan keberhasilan dari proses yang dilakukan oleh pihak sekolah selaku organisasi yang menaunginya. Sebagai organisasi yang berada di tengah-tengah masyarakat tentu masyarakat mempunyai harapan yang sangat besar terhadap perkembangan sekolah yang dipercaya dalam mendidik anaknya. Dalam menjalankan tugasnya, guru akan selalu bersinggungan dengan kompetensi yang dimilikinya sehingga perlu mengembangkan kompetensi guru melalui program pengembangan yang bentuknya berupa pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat yang terencana dengan baik. Dengan kata lain, 31
Kunandar, op. cit., h. 51
36
melalui program pengembangan guru yang berkelanjutan tersebut diharapkan guru mengalami perubahan dari segi pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih baik sehingga kompetensi guru akan mengalami peningkatan secara perlahan dan pasti. Jika guru telah benar-benar kompeten, maka mutu pendidikan akan meningkat. Dalam hal ini berarti mutu lulusan berkualitas dan mampu bersaing dengan sekolah manapun baik regional maupun internasional. Mutu lulusan tersebut banyak dipengaruhi oleh mutu gurunya. Guru kompeten akan melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga siswa tidak bosan untuk belajar di kelas. Guru yang menjalankan tugasnya dengan baik terindikasi diperoleh dari berhasilnya program pengembangan yang dilakukan pemerintah dan kepala sekolah sebagai pihak yang mempunyai wewenang terhadap keberadaan guru. Masalah pada terbatasnya jumlah peserta yang diikutsertakan pada program pengembangan, adanya kurang ketertarikan guru dalam mengikuti program pengembangan, kurangnya kemauan guru untuk meningkatkan kinerja serta masih kurangnya kompetensi yang dimiliki guru. Masalah tersebut membuat program pengembangan guru tidak optimal. Maka untuk mencari solusi terhadap masalah tersebut, penulis mengusulkan kepada sekolah untuk melakukan proses pengembangan dengan menetapkan
sasaran,
menggunakan
kurikulum/materi
sesuai
sasaran,
menyediakan sarana dan prasarana sesuai sasaran, mengikutsertakan guru pada pendidikan dan latihan (diklat) maupun bukan diklat, menunjuk pelatih yang tepat, dilaksanakan menggunakan metode yang tepat serta melakukan evaluasi. Semua dilakukan agar program pengembangan dapat optimal sehingga kompetensi guru dapat meningkat. Untuk menjelaskan kerangka berpikir maka dibuatkan gambar 2.1 kerangka pemikiran sebagai berikut:
37
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Input
Proses
Kondisi awal Terbatasnya jumlah peserta program pengembangan. Kurangnya ketertarikan guru dalam mengikuti program pengembangan. Kurangnya kemauan guru dalam meningkatkan kinerjanya. Kurangnya kompetensi yang dimiliki guru.
Output
Strategi / Solusi Masalah Belum optimal -nya penerapan program pengembang -an guru.
Feedback
Menetapkan sasaran Menetapkan kurikulum Menyediakan sarana Mengikutsertakan guru pada: 1. Pendidikan dan pelatihan (diklat) 2. Seminar 3. Workshop Menunjuk pelatih yang ahli Melaksanakan berdasarkan metode yang tepat Melakukan evaluasi
Hasil Meningkatnya kompetensi guru.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 131 Jakarta Selatan yang beralamatkan di Jl. RM. Kahfi I Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan. Adapun rincian waktu pelaksanaannya penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Pelaksanaan Penelitian Jenis Kegiatan
Tahun 2014 Jan
Feb s/d Mei
Juni
Juli
Pengesahan proposal skripsi Bimbingan dengan dosen pembimbing Pendekatan ke sekolah Meminta izin penelitian ke sekolah
38
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
39
Pengumpulan data Pengelolaan data
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. 1
Hal tersebut memungkinkan peneliti untuk
menjawab permasalahan dengan seobjektif mungkin mengenai implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi dari berbagai responden yang dianggap dapat mewakili.
C. Subjek Penelitian Dalam penelitian mengenai implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi guru di SMPN 131 Jakarta Selatan ini, yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah dan beberapa guru yang dipandang dapat mewakili di SMPN 131 Jakarta Selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memerlukan beberapa teknik. Adapun penjabaran teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah :
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke-22, h. 6
40
1. Observasi (pengamatan) Tahap observasi merupakan teknik yang pertama digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan mendatangi langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan gambaran data. Pengumpulan data dengan teknik ini dimaksudkan agar penulis dapat melihat langsung hasil dari pelaksanaan program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi observasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi
Dimensi Kompetensi pedagogik
Aspek Observasi 1. Pra Pembelajaran 2. Membuka Pembelajaran 3. Kegiatan inti pembelajaran a. Penugasan materi pelajaran b. Pendekatan/strategi pembelajaran c. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran d. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
Keterangan
41
e. Penilaian proses dan hasil belajar f. Penggunaan bahasa 4. Penutup Kompetensi kepribadian
1. Berpakaian rapi dan sopan 2. Berakhlak 3. Disiplin 4. Menjadi teladan 5. Wibawa 6. Bijaksana
Kompetensi sosial
1. Komunikasi
dengan
siswa,
sesama guru dan orang tua murid 2. Sopan 3. Santun 4. Senyum 5. Salam 6. Sapa Kompetensi profesional
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait bidang studi 2. Lulusan S1 3. Pegawai Negeri Sipil
42
. 2. Wawancara Teknik wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewe). Metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai implementasi
program
pengembangan
guru
dalam
meningkatkan
kompetensi di SMPN 131 Jakarta Selatan. Dalam hal ini, pihak yang akan diwawancarai adalah pihak-pihak
terkait
yang dapat memberikan
informasi, yaitu kepala sekolah dan beberapa guru yang dipandang dapat mewakili. Wawancara
kepada
subjek-subjek
yang
telah
ditetapkan
dimaksudkan untuk mencari data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penulis dapat berkomunikasi secara langsung kepada narasumber melalui beberapa pertanyaan yang diajukan yang berkaitan dengan implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi di SMPN 131 Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi wawancara, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Dimensi
Ditunjukkan
Indikator
kepada 1. Implementasi program pengembangan guru
Kepala Sekolah
Jenis-jenis pengembangan Langkah-langkah pengembangan Tujuan pengembangan Manfaat pengembangan
43
2. Faktor pendukung
Kepala
dan penghambat
Sekolah
3. Peningkatan
Faktor pendukung penghambat
dan
Kompetensi pedagogik
Guru
kompetensi guru
Kompetensi kepribadian Kompetensi sosial Kompetensi professional
3. Studi Dokumentasi Studi
dokumentasi
ini
dilakukan
dengan
mencari
dan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian untuk melengkapi
data
penelitian.
Teknik
pengumpulan
data
dengan
menggunakan dokumentasi ini dapat berupa catatan, arsip-arsip yang disimpan dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dengan cara melihat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), RPP guru dan penilaian kinerja guru.
E.Teknik Analisis Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap selanjutnya adalah tahap analisis. Pada tahap ini data diolah dan dianalisis sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Teknik analisis data
merupakan
cara
yang
digunakan
untuk
menguraikan data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat dipahami peneliti dan orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Aktivitas
44
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai data berada pada titik jenuh atau tuntas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara deskriptif kualitatif. Data-data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis
melalui
langkah-langkah
klasifikasi,
kategorisasi,
dan
interpretasi. Adapun perincian teknik analisis data adalah sebagai berikut: a. Klasifikasi
adalah
proses
pengelompokkan
jawaban-jawaban
informan terhadap item-item pertanyaan penelitian. b.
Kategorisasi adalah proses pengelompokkan data berdasarkan aspekaspek masalah penelitian.
c. Interpretasi adalah proses penafsiran data dengan cara mencari persamaan dan perbedaan sehingga dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMPN 131 Jakarta Selatan SMPN 131 Jakarta Selatan dahulunya merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN). Perjalanan menuju SSN ini tidak terlepas dari kontribusi semua pihak dalam upaya mewujudkan sekolah berstandar nasional yang pada mulanya sekolah ini terbilang masih kumuh dalam artian masih belum memadainya ruang kelas, sarana pembelajaran, tidak adanya penataan lingkungan, masih rendahnya disiplin siswa serta kinerja guru yang belum maksimal, terlepas dari hal tersebut sekolah mulai membenahi diri dengan membangun gedung baru. Pada tahun 2002 s.d 2007 berturut-turut dimulai dengan menempati gedung baru, penataan sekolah, penataan semua komponen sekolah, kemudian mulai meningkatnya prestasi akademis dan non akademis. Pada akhirnya, dengan segala perbaikan yang dilakukan pihak sekolah tersebut SMPN 131 Jakarta Selatan masuk menjadi Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN). SMPN 131 Jakarta Selatan ini mulai didirikan pada tanggal 9 September 1979. Sekolah ini terletak di Jl. RM. Kahfi I No. 50 Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan status sebagai sekolah Negeri dan memiliki nilai akreditasi A (baik). Sekolah ini memiliki letak geografis yang terbilang cukup strategis karena berada di pinggir jalan sehingga masyarakat dapat menjangkaunya dengan mudah serta keberadaan sekolah yang dekat dengan lingkungan masyarakat menjadikan sekolah ini didukung penuh oleh masyarakat sekitar.
45
46
Semenjak perbaikan yang dilakukan oleh SMPN 131 Jakarta Selatan, sekolah ini telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak delapan kali, diantaranya: 1) Drs. AM. Salah Bintana
(1979-1985)
2) Dr. Anom Kerti
(1985-1990)
3) Ismail, B. A
(1990-1995)
4) Rahman Hanafi PA, B. A
(1995-1997)
5) Ratna Komala, B. A
(1997-2002)
6) Drs. Shaleh Ibrahim
(2002-2005)
7) Drs. Sahminan Lubis
(2005-2008)
8) Drs. H. Diponogoro Usul, M.Pd
(2008-2012)
9) Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd
(2012-sekarang)
2. Visi dan Misi SMPN 131 Jakarta Selatan SMPN 131 Jakarta Selatan mempunyai visi dan misi yang mampu menjadikan sekolah lebih baik lagi. Di dalam visi dan misinya tersebut, yang menjadikan alasan penulis memilih sekolah ini. Berikut uraian visi dan misi dari SMPN 131 Jakarta Selatan, yaitu: a. Visi Unggul dalam Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa serta Berjiwa Kreatif, Inovatif dan Kompetitif. Adapun indikator-indikator visi sebagai berikut : 1. Unggul dalam pengembangan kurikulum. 2. Unggul dalam perangkat pembelajaran. 3. Unggul dalam PBM. 4. Unggul dalam kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. 5. Unggul dalam pengembangan fasilitas pendidikan. 6. Terwujudnya sistem penilaian yang kontinu.
47
7. Terwujudnya MBS yang sinergis. 8. Terwujudnya Income Generating Activities. 9. Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik. 10. Meningkatnya implementasi IMTAQ sebagai landasan pergaulan. 11. Terwujudnya suasana lingkungan yang aman, asri dan kondusif. 12. Terwujudnya team work yang kompak, cerdas, dan kreatif. 13. Unggul dalam kecakapan hidup.
b. Misi Sekolah Adapun misi dari SMPN 131 Jakarta Selatan, yaitu: 1. Melaksanakan pengembangan pemetaan kurikulum. 2. Melaksanakan pengembangan silabus. 3. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian. 5. Melaksanakan pembelajaran CTL. 6. Melaksanakan pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. 7. Melaksanakan peningkatan kompetensi guru. 8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga TU. 9. Mengadakan monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru dan tenaga TU. 10. Melaksanakan peningkatan kuantitas tenaga kependidikan. 11. Melaksanakan pengembangan model pembelajaran. 12. Melaksanakan pengembangan strategi pembelajaran. 13. Melaksanakan pengembangan model penilaian. 14. Melaksanakan pengembangan bahan, sumber pembelajaran. 15. Melaksanakan pengembangan media pembelajaran.
48
16. Melaksanakan pengembangan sarana pendidikan. 17. Melaksanakan pengembangan prasarana pendidikan. 18. Melaksanakan penataan lingkungan sebagai pusat komunitas belajar. 19. Melaksanakan pengembangan Income Generating Activities. 20. Melaksanakan
pengembangan
standar
pencapaian
ketuntasan
kompetensi. 21. Meningkatkan standar kelulusan tiap tahunnya. 22. Mengikuti lomba-lomba akademik dan non akademik. 23. Melaksanakan pengembangan dan melengkapi administrasi sekolah ( yang wajib dan tidak wajib). 24. Melaksanakan implementasi MBS. 25. Melaksanakan monitoring dan evaluasi oleh sekolah tentang kinerja sekolah. 26. Melaksanakan supervisi klinis oleh kepala sekolah. 27. Melaksanakan pengembangan sekolah menuju ketercapaian SPM. 28. Melaksanakan penggalangan pastisipasi masyarakat. 29. Mengadakan jaringan informasi akademik di internal sekolah. 30. Membuat jaringan kerja secara vertikal dan horisontal. 31. Melaksanakan pendayagunaan potensi dan lingkungan sekolah untuk pengembangan standar biaya pendidikan. 32. Melaksanakan sistem subsidi silang. 33. Melaksanakan pengembangan perangkat model-model peniliaian pembelajaran. 34. Melaksanakan implementasi model evaluasi pembelajaran : ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas. 35. Melaksanakan pengembangan instrumen atau perangkat soal-soal untuk berbagai evaluasi.
49
36. Melaksanakan pengembangan lomba-lomba atau uji coba dalam rangka peningkatan standar nilai. 37. Melaksanakan penerapan model-model pembelajaran bagi anak: berprestasi, bermasalah, dan kelompok anak lainnya.
3. Keadaan Guru SMPN 131 Jakarta Selatan Guru merupakan komponen terpenting di sekolah. Keberadaan guru yang berkualitas dalam proses belajar mengajar menjadikan sekolah mempunyai lulusan yang berkualitas pula. Untuk menjadi berkualitas guru harus melalui proses pengembangan terlebih dahulu. Adapun guru yang terdapat di SMPN 131 Jakarta Selatan berjumlah 44 orang yang terdiri dari 42 guru, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Dari data guru yang ada terdapat 3 guru honorer.
Tabel 4. 1 Keadaan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Nama
Drs. Djoko Towo HB, M. M.Pd
Pracoyo Agus Sumbodo,SPd
Jabatan
Jenis
Pendidikan
Kelamin
Akhir
Kepala Sekolah
L
S2
Wakil Kepala
L
S1
Sekolah
Tabel 4. 2 Keadaan Guru
50
Pendidikan
Guru D1/D2
D3
S1/D4
Jumlah S2/S3
IPA
5
Matematika
4
Bahasa Indonesia
3
3
3
4
Pendidikan Agama
2
2
IPS
3
Penjaskes
3
3
Seni Budaya
2
2
PKN
3
3
TIK/Keterampilan
2
2
BK
4
4
Tata Busana
1
1
PLKJ
2
2
Bahasa Inggris
Jumlah
1
1
37
5 2
2
4
6
5
42
51
Tabel 4. 3 Nama Guru di SMPN 131 Jakarta Selatan No
Nama Guru
Mata Pelajaran
1
Drs. H. Muslim Suhedi
PKn
2
Dra. Siti Rokhimah
Bahasa Indonesia
3
Tohiron
Penjasorkes
4
Drs. Hari Fadjar S
Matematika
5
Nurhabibah, S. Pd
BK
6
Drs. Harwiyoto
Penjasorkes
7
Surta Ully Sirait, S. Pd
Matematika
8
Sriani, S. Pd
Matematika
9
Ririen Asrini, S. Pd
Bahasa Inggris
10
Drs. Lerman Sitindaon
Seni Budaya
11
Faridah, S. Pd
IPS
12
Ace Setiarukardi, SH
PKn
13
Drs. Anang Triyuni A, MM
Matematika
52
14
HJ. Halimah, S. Pd
Bahasa Indonesia
15
Slamet Riyadi, S. Pd
IPA
16
Hambali, S. Pd
IPS
17
Erlina Rosmaida, S. Pd
IPA
18
Suhainah, S. Pdi
Pendidikan Agama Islam
19
Dini Trianti, S. Pd
IPS
20
Drs. M. Kozin
Prakarya
21
Nurhidayah, S. Pd
IPA
22
Drs. Agus Setyadi W, M. Pd
IPS
23
Devi Triana J, S. Pd
IPA
24
Arfioni, S. Pd
Matematika
25
Murti Iriyani, S. Pd
Seni Budaya
26
Amathus Bujari, M, Pd
IPS
27
Hj. Adriyati AR, S. Pdi
Pendidikan Agama Islam
53
28
Dra. Mirdawani
Bahasa Inggris
29
Yani Yuniartini, S. Pd
BK
30
Drs. Purwanto
PKn
31
Sri Mulyani, S.Pd
BK
32
Nurhasanah, S. Pd
Bahasa Indonesia
33
Drs. Endang Sutisna
PLKJ
34
Harriy Ramudianto
IPA
35
M. Ridwan
TIK
36
Dra. Lilis Riwayati
Prakarya/Tata Busana
37
Kombali, S. Pd
Bahasa Inggris
38
Takdirsyah I, S. Pd
Seni Budaya
39
Rochwayuningsih
Prakarya/Tata Busana
40
Noviyanti, M. Pd
Bahasa Indonesia
41
Dra. Naili Rahmasari, MM
Pendidikan Agama Islam
42
Mai Riya Suzanna, S. Pd
Bahasa Inggris
54
4. Keadaan Siswa SMPN 131 Jakarta Selatan Siswa sebagai input di sekolah harus dikembangkan kemampuannya sehingga terjadi proses belajar mengajar yang kondusif. Adapun data siswa/i diperoleh data tahun ajaran 2013/2014 bahwa SMPN 131 Jakarta Selatan memiliki jumlah siswa seluruhnya berjumlah 648 orang, terdiri dari 36 siswa tiap kelasnya dengan uraian:
Tabel 4. 4 Keadaan Siswa/I di SMPN 131 Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2013/2014 No
Kelas
Siswa
Jumlah
L
P
1.
VII
90
126
216
2
VIII
96
120
216
3
IX
87
129
216
B. Deskripsi dan Analisis Data SMPN 131 Jakarta Selatan merupakan lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan
Kegiatan
Belajar
Mengajar
(KBM).
Dalam
menyelenggarakannya tersebut memerlukan guru yang berkualitas sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) di sekolah. Guru yang berkualitas tidak terlepas dari hasil program pengembangan yang dilakukan oleh sekolah. Untuk itu sekolah harus memiliki program-program pengembangan yang tepat untuk gurunya sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensinya. Dalam melaksanakan program pengembangan guru, diperlukannya upaya kepala sekolah terhadap program tersebut. Berdasarkan atas hasil yang didapat
55
dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan pada pokok materi penelitian, yaitu implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi. Dalam menganalisis data tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu klasifikasi, kategorisasi, dan interpretasi kemudian ditarik kesimpulan. Analisis ini dilakukan berdasarkan pada bab sebelumnya dengan tujuan untuk mendeskripsikan data dari kepala sekolah dan beberapa guru yang mengikuti program pengembangan dan dipandang cukup mewakili. Setelah didapat data dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi maka hasil penelitian yang diperoleh diuraikan sebagai berikut :
1. Implementasi Program Pengembangan Guru Guru merupakan aspek yang
sangat penting dalam sebuah sekolah,
karena perannya dinilai sangat signifikan dalam pencapaian tujuan sekolah. Hal tersebut memungkinkan sekolah untuk mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Adanya program pengembangan guru sangatlah penting untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki tersebut sehingga dapat dikatakan guru yang profesional. Implementasi program pengembangan guru berfungsi sebagai proses transformasi guru. Para guru yang memiliki kekurangan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari diubah menjadi guru yang berkemampuan, berkeahlian dan berketerampilan sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Program tersebut dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru guna menunjang pekerjaan saat ini maupun di masa yang akan datang. Program pengembangan guru yang dilakukan oleh sekolah berkaitan dengan kegiatan pelatihan, seminar dan workshop.
56
a. Jenis-jenis Pengembangan Dalam hal ini sekolah memiliki program pengembangan guru baik internal maupun eksternal yang telah dilaksanakan pada tahun 2013-2014.1 Adapun penjelasan lebih lanjut terhadap program pengembangan tersebut, penulis melakukan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd sebagai kepala SMPN 131 Jakarta Selatan bahwa Program pengembangan guru secara internal terdapat pada rencana dan anggaran sekolah yang sudah dilaksanakan, yaitu: 1) penyusunan program KBM yang di dalamnya terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP; 2) pelatihan komputer; dan 3) MGMP dalam lingkup sekolah. Program pengembangan guru secara eksternal, yaitu: 1) MGMP 2) seminar Bahasa dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen serta; 3) pelatihan implementasi kurikulum 2013.2 b. Langkah-langkah Pengembangan Program pengembangan guru merupakan suatu keharusan mutlak yang menjadi kebutuhan pada setiap sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru yang dimilikinya sehingga perlunya kepala sekolah dalam melaksanakan program pengembangan tersebut berdasarkan pada langkahlangkah atau proses yang dikemukakan oleh Malayu S. P Hasibuan bahwa harus menetapkan sasaran terlebih dahulu, menetapkan materi/kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menetapkan jumlah peserta yang mengikuti, pelatih yang ahli dan diakhiri dengan evaluasi. Untuk mengetahui bagaimana implementasi program pengembangan guru yang dilaksanakan oleh sekolah, maka penulis jabarkan sebagai berikut: 1) Penyusunan Program KBM
1
Data dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 08 September 2014, di kantor kepala sekolah. 2
57
Bentuk dari kegiatan ini yaitu rapat kerja dan workshop yang dimasudkan untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam pembuatan silabus dan RPP seperti wawancara penulis kepada Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd. Kegiatan dalam penyusunan program KBM semata-mata diberikan kepada guru hanya untuk menambah pengetahuan guru serta dapat mempraktekkan silabus dan RPP yang di dalamnya berisi tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa serta proses pelaksanaan pembelajaran sehingga guru mengerti bagaimana membuat silabus dan RPP yang baik dan benar serta mampu mengembangkannya. 3 Adapun kegiatan ini dilakukan pada rapat kerja sebagai pembimbingan terhadap guru. Kegiatannya dilaksanakan pada rapat kerja di sekolah setiap tahunnya dengan melibatkan guru sebagai peserta tentunya. Rencana dari kegiatan ini pada bulan Juni 2014 dilaksanakan pada 21 Juni-awal Juli 2014 di sekolah yang diikuti oleh semua guru. Materi pada kegiatan ini mengenai kurikulum 2013 dengan mengundang 2 orang ahli bidang kurikulum dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Alasannya sebagai persiapan guru untuk mengenal kurikulum 2013 dan diharapkan dapat mempraktekkannya ke dalam pembelajaran. Narasumber menjelaskan seperti apa kurikulum 2013 dan setelah itu guru membuat silabus dan RPP. Evaluasinya dengan RPP yang dibuat oleh guru dinilai seminggu kemudian sebagai bahan pertimbangan mengenai silabus dan RPP yang dibuat guru perlu perbaikan atau tidak. 4 Dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan program KBM terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP agar guru mampu dalam membuat dan mengembangkan silabus dan RPP. Dan telah dilaksanakan 3
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah. 4 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah.
58
dengan baik oleh semua guru dengan tujuan yang sangat baik pula agar guru mampu membuat silabus dan RPP dengan baik dan benar. 2) Pelatihan Komputer Adanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin maju membuat sekolah harus pandai untuk mengikuti arus zaman yang semakin canggih. Hal tersebut yang dirasakan pula oleh SMPN 131 Jakarta Selatan dengan mengadakan pelatihan komputer untuk gurunya. Dengan adanya pelatihan ini memungkinkan para guru untuk menggunakan sumber belajar bagi siswa selain buku pelajaran. Tujuan tersebut seperti yang dikatakan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd bahwa “Pelatihan komputer bertujuan untuk menambah pengetahuan cara menggunakan komputer dengan baik sehingga nantinya mengubah metode
mengajar
guru
dengan
metode
ceramah
dan
dapat
mengembangkannya dengan mencari materi ajar menggunakan internet.”5 Hal tersebut menandakan bahwa pelatihan komputer yang diadakan sekolah bertujuan untuk mengubah metode mengajar guru yang selama ini menerapkan metode ceramah dengan memanfaatkan media komputer untuk menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan di sekolah dengan mengundang ahli bidang komputer seperti penjelasan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd berikut ini: Kami merencanakan pelatihan ini pada bulan Juli 2013 dan dilaksanakan pada bulan yang sama yaitu Juli 2013. Pelaksanaannya diikuti oleh semua guru hanya saja yang diwajibkan pada guru yang belum bisa komputer tetapi guru yang lain boleh mengikuti. Pelatihan dengan mengundang ahli komputer dari lembaga kursus komputer yang dilakukan di sekolah. Materi yang diajarkan seputar bagaimana menggunakan komputer dengan mengoperasikan word dan excel serta membuat slide saat mengajar agar lebih menarik. Setelah itu guru diberi tugas latihan mengoperasikan word dan excel. 5
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah.
59
Pelatihan komputer tidak diadakan evaluasi. Pelatihan tersebut lalu dilanjutkan oleh guru bidang TIK kepada guru-guru yang mau belajar tentang komputer karena sekolah tidak mempunyai dana untuk melanjutkan pelatihan tersebut.6 Dapat disimpulkan bahwa pelatihan komputer yang dilaksanakan oleh sekolah bertujuan agar guru dapat mengoperasikan komputer dengan baik, walaupun hanya diwajibkan sebatas guru yang belum bisa menggunakan komputer saja. Akan tetapi guru yang berminat untuk ikut pelatihan komputer diberikan kesempatan juga untuk mengikuti. Pelatihan komputer tersebut terhenti dikarenakan faktor biaya yang dirasa sekolah sangat terbatas. Walaupun terhenti sekolah tetap memberikan pelatihan kepada guru melalui guru TIK sebagai pengajarnya. 3) Seminar
Bahasa
Indonesia
serta
Seminar
Peningkatan
Profesionalisme Guru dan Dosen Persaingan dalam dunia pendidikan juga dirasakan oleh SMPN 131 Jakarta selatan dengan mengikutsertakan guru dalam seminar. Seminar tersebut berguna baik bagi guru maupun sekolah. Seperti yang dijelaskan oleh Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd bahwa “seminar bahasa Indonesia dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen bertujuan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk menambah wawasan dan kemampuan yang lain sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai guru.”7 Dapat dilihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah dari seminar tersebut yaitu agar guru memiliki dan menambah wawasan/pengetahuan serta kemampuan yang mendukung tugasnya sebagai guru. Adapun Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd menjelaskan bahwa: Seminar yang dihadiri para guru dari kampus UNJ dan UI sesuai undangan yang diberikan. Undangan diumumkan kepada guru 6
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah. 7 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah.
60
dengan menanyakan kepada guru yang ingin ikut. Seminar bahasa Indonesia dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 oleh 4 orang guru dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen pada bulan Agustus 2013 oleh 3 orang guru. Ketika guru selesai mengikuti tidak ada evaluasi hanya melihat kinerjanya saja.8 Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah melakukan pengembangan guru dengan sungguh-sungguh sebagaimana sekolah memfasilitasi guru untuk mengikuti seminar walaupun dalam pemilihannya bukan berdasarkan pada kebutuhan guru yang benar-benar membutuhkan sehingga yang diikutkan hanya guru yang ingin mengikuti saja. Setelah itu kepala sekolah tidak melakukan evaluasi sebagai respon atas keterlibatan guru pada seminar tersebut. 4) MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) MGMP merupakan suatu forum atau wadah profesional guru mata pelajaran yang berada dalam satu wilayah. Ruang lingkup MGMP meliputi guru mata pelajaran pada SMP, SMA dan SMK baik Negeri maupun swasta. Prinsip kerja dari MGMP ini merupakan kegiatan yang dilakukan “dari, oleh dan untuk guru”. Adanya program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para guru. Untuk itu, MGMP ini sangat penting dalam artian bahwa guru dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai guru. Tujuan diikutsertakannya guru pada MGMP untuk memperdalami kompetensi yang dimiliki guru seperti yang dijelaskan oleh Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd. Tujuannya agar guru dapat terlibat dalam kegiatan MGMP dan menimba ilmu dari guru-guru dari sekolah yang lain mengenai 8
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah.
61
permasalahan yang tengah dihadapi. Sehingga pada akhirnya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional para guru akan meningkat. Yang pada akhirnya dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.9 Kegiatan MGMP di SMPN 131 Jakarta Selatan dilakukan rutin untuk meningkatkan profesionalisme guru. Teknis dari kegiatan MGMP ini dimulai dari sekolah mengadakannya pada minggu pertama oleh guru pada tiap-tiap mata pelajaran yang sudah terjadwal. Pada minggu pertama yaitu Senin: Bahasa Inggris dan Agama, Selasa: IPS dan Seni Budaya, Rabu: Matematika dan Olahraga, Kamis: IPA dan Bahasa Indonesia, Jum’at: TIK. Frekuensi waktu MGMP di sekolah dalam satu semester bisa 10 kali. Berlanjut pada tingkat Kecamatan pada November 2014. Yang melanjutkan pada tingkat Kecamatan ini hanya ketua koordinator masing-masing mata pelajaran. Frekuensinya dalam satu semester 2 kali. Setiap kegiatan MGMP guru mendapatkan sarana laptop untuk keperluan MGMP agar mempelajari metode yang bervariasi. Selanjutnya dilakukan kegiatan MGMP pada tingkat Kotamadya. Kegiatannya diskusi permasalahan pembelajaran, penyusunan dan pengembangan silabus dan RPP, analisis kurikulum, pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung pembelajaran, pelatihan kompetensi kepribadian guru di kelas seperti pakaian yang digunakan harus serasi dan sesuai, bahasa yang digunakan harus dimengerti dan tutur kata yang baik ketika menyampaikan pembelajaran harus ditata sedemikian rupa. Hasil dari guru yang mengikuti MGMP dibagikan kepada guru masing-masing mata pelajaran. Selanjutnya saya melihat hasilnya pada kinerja guru.10 Setiap kegiatan memerlukan penilaian dan umpan balik agar diketahui hasil yang didapat dan respon guru yang mengikuti proses kegiatan tersebut. Dalam hal ini seperti yang sudah dijelaskan di atas 9
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah. 10 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah.
62
bahwa Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd tidak melakukan penilaian terhadap guru yang mengikuti MGMP tersebut. Akan tetapi, hanya melakukannya dalam rapat kerja berdasarkan hasil kinerja. Ketua koordinator yang diikutsertakan hanya diwajibkan membagi hasil yang diperoleh dari kegiatan MGMP pada tingkat Kecamatan. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan MGMP yang dilaksanakan oleh SMPN 131 Jakarta Selatan selalu dilakukan rutin. Adapun kelemahannya pada peserta yang diikutsertakan hanya pada ketua koordinatornya saja kemudian ketua koordinator tersebutlah yang membagi hasilnya kepada guru yang lain sehingga tidak semua guru dapat mendiskusikan masalahnya untuk mendapatkan solusi nyata. 5) Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pelatihan ini bertujuan untuk merubah pola pikir (mindset) dan kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas sesuai dengan pendekatan dan evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 dengan baik dan benar,
adapun
untuk
kepala
sekolah
agar
sekolah
mampu
mengimplementasikan kurikulum 2013 secara efektif dan efisien. Berikut penjelasan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd bahwa “tujuan diikutsertakan guru pada kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 untuk pengetahuan mengenai kurikulum 2013
dan dapat
mempraktekkannya.”11 Dapat dijelaskan di atas bahwa sekolah dalam mengikutsertakan guru pada kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 agar guru mampu
mendalami
kurikulum
2013
sehingga
guru
mampu
mengimplementasikan kurikulum 2013. Adapun penjelasan kepala sekolah terkait pelaksanaan program tersebut bahwa: 11
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah.
63
Pelatihan implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan pada tanggal 20-24 Oktober 2014 dengan materi seputar kurikulum 2013 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dengan mengikutsertakan guru sesuai dengan undangan bidang studinya dan tempat pelatihannya berbeda-beda. Saat ini baru beberapa saja yang mengikutinya. Evaluasinya tidak dilakukan. 12 Evaluasi akan pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang dihadiri oleh guru tidak dilakukan oleh pihak sekolah sebagai bahan pertimbangan akan respon guru yang mengikuti pelatihan tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan implementasi kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan baik hanya saja kekurangannya pada tidak adanya evaluasi terhadap guru yang mengikuti kurikulum 2013 tersebut.
c. Tujuan Pengembangan Adapun tujuan dari program pengembangan guru yang telah dilaksanakan oleh SMPN 131 Jakarta Selatan menurut Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd bahwa: Tujuannya sesuai dengan indikator visi sekolah yang unggul dalam kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kemudian misinya melaksanakan pengembangan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal tersebut agar guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Sehingga guru mampu melakukan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru.13 Dapat dijelaskan bahwa tujuan program pengembangan guru satu persatu dan berdasarkan atas penjelasan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd yaitu pertama, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi 12
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah. 13 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kator kepala sekolah
64
profesional pada kegiatan penyusunan program KBM. Kedua, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional
pada
Seminar
Bahasa
Indonesia
dan
Peningkatan
Profesionalisme Guru dan Dosen. Ketiga, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional pada pelatihan komputer. Keempat, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional pada kegiatan MGMP. Dan kelima, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional pada pelatihan implementasi kurikulum 2013. d. Manfaat Pengembangan Jika terdapat tujuan, maka akan mendapatkan manfaat bagi guru yang mengikuti program pengembangan dan bagi sekolah sebagai pihak yang menyelenggarakan
atau
mengikutsertakan
guru
pada
program
pengembangan seperti penjelasan Drs. Djoko Towo, MM.Pd bahwa: Guru mendapatkan ilmu baru, guru tidak akan terbebani oleh tuntutan tugas sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru merasakan kualitas mengajar meningkat karena kompetensi sebagai guru juga meningkat. Bagi sekolah: tingkat pengawasan berkurang karena guru mampu melakukan tugas tanpa diawasi, kepercayaan masyarakat pada sekolah bertambah karena guru mampu meluluskan siswa dan sekolah akan mudah mencapai visi.14 Dari manfaat dari program pengembangan guru yang dilaksanakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru mendapatkan ilmu baru yang diperoleh dari program pengembangan, guru akan lebih mudah dalam menyelesaikan tugasnya sebagai pengajar, guru akan merasakan bahwa kualitas mereka sebagai guru dalam hal mengajar akan meningkat, karena kompetensi mereka juga meningkat. Adapun bagi sekolah akan mengurangi
14
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kator kepala sekolah
65
tingkat pengawasan terhadap pekerjaan guru sehingga timbul kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dan pada akhirnya sekolah mampu mencapai visinya.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pengembangan Guru Di SMPN 131 Jakarta Selatan Dalam melaksanakan program pengembangan guru, Drs. Djoko Towo, MM.Pd mengatakan bahwa menemukan beberapa faktor pendukung dan penghambat diantaranya yaitu: a. Faktor Pendukung 1) Adanya kebutuhan guru terhadap program pengembangan sehingga sekolah mengadakan program pengembangan. 2) Adanya respon guru yang baik terhadap program pengembangan karena mereka merasa diperhatikan sehingga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. b. Faktor Penghambat 1) Masih ada guru yang kurang tertarik untuk ikut dalam program pengembangan. 2) Tidak adanya anggaran khusus untuk program pengembangan sehingga dibuat skala prioritas karena anggaran program pengembangan sudah menjadi kewajiban sekolah. 15 Dapat dilihat di atas bahwa faktor pendukung adanya program pengembangan guru karena guru membutuhkan program tersebut sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya. Karena kepala sekolah mengadakan program pengembangan sesuai dengan kebutuhan guru, maka guru merasa diperhatikan. Akan tetapi, masih adanya guru yang kurang tertarik untuk mengikuti program tersebut membuat program tidak optimal. Ditambah dengan tidak adanya anggaran khusus untuk setiap program pengembangan guru membuat pihak sekolah dalam mengadakan suatu program harus membuat skala prioritas.
15
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17 September 2014, di kantor kepala sekolah.
66
Faktor pendukung dan penghambat tersebut dapat menjadi acuan sekolah dalam menghadapi kendala-kendala berikutnya sehingga bisa meminimalisir kendalakendala tersebut. Selain dari faktor pendukung dan penghambat tersebut, penulis mendapatkan faktor penunjang terhadap program pengembangan guru yaitu peran kepala sekolah yang memfasilitasi guru dengan membuat dan mengikutsertakan guru pada program-program pengembangan.
Dengan
kewenangan dan peran yang dimilikinya, kepala sekolah dapat mewujudkan kebutuhan guru melalui program pengembangan guru. Komitmen yang ditampilkan kepala sekolah terhadap mutu pendidik dapat dikatakan bahwa ia mampu memimpin dan mengelola guru demi tercapainya tujuan sekolah. Di samping itu adanya pelatih yang ahli serta sarana dan prasarana yang digunakan merupakan faktor penunjang lainnya.
3. Peningkatan Kompetensi Guru di SMPN 131 Jakarta Selatan Untuk menjadikan sekolah yang berkualitas diperlukan guru yang berkompeten di dalamnya. Sehingga dapat menghasilkan peningkatan pada hasil belajar siswa dan lulusan yang berkualitas pula. Hal tersebut menandakan bahwa perlu dilakukannya pengembangan terhadap guru. Dalam hal ini, SMPN 131 Jakarta Selatan telah melaksanakan program pengembangan terhadap guru sehingga guru mendapatkan manfaat dari program pengembangan yang telah dilaksanakan tersebut. Menurut Kombali, S.Pd guru Bahasa Inggris mengatakan bahwa “program pengembangan yang diikuti: Workshop pada rapat kerja dan MGMP sangat membantu dalam pembuatan silabus dan RPP karena mampu mengembangkannya sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Sehingga ketika mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013 bertambah
67
pula pengetahuan akan kurikulum 2013.” 16 Hal yang sama dikatakan oleh Murti Iriyani, S.Pd guru Seni Budaya bahwa Workshop dalam rapat kerja sangat bermanfaat dalam menyusun silabus dan RPP karena ada pada pembuatan silabus dan RPP dilakukan oleh guru juga sebagai pengajar jadi bisa sama-sama belajar kemudian karena ada penilaian setelah itu, maka dapat mengembangkan silabus dan RPP. MGMP di sekolah hanya berdiskusi kesulitan mengajar. Pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang diadakan Dinas Pendidikan sama seperti workshop pembuatan silabus dan RPP yang diadakan sekolah. Jadi, hanya sebagai penguatan pengetahuan saja. 17 Hal senada dijelaskan oleh Drs. Anang Triyuni A, MM guru Matematika bahwa Menyusun silabus dan RPP yang baik dan benar didapatkan manfaatnya dari workshop pembuatan silabus dan RPP dalam rapat kerja yang hasil pembuatannya dinilai oleh kepala sekolah serta mengikuti MGMP di sekolah yang membahas permasalahan kepada sesama guru mata pelajaran. Manfaat Pengetahuan tambahan tentang kurikulum 2013 didapat dari pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan. 18 Adapun menurut Yani Yuniartini, S.Pd guru BK bahwa “diikutsertakan dalam MGMP karena sebagai ketua koordinator. Dalam MGMP diajarkan bagaimana menangani anak yang bermasalah dengan sesama guru BK serta kaitannya dengan pengajaran sebagai guru BK. Adapun pengetahuan kecerdasan spiritual guru BK sangat berperan pada pelatihan implementasi kurikulum 2013.19
16
Hasil wawancara dengan Bapak Kombali, S. Pd, guru Bahasa Inggris, 22 September 2014, di kantor guru. 17 Hasil wawancara dengan Muti Iriyani, S.Pd, guru Seni Budaya, 13 Oktober 2014, di kantor guru. 18 Hasil wawancara dengan Drs. Anang Triyuni A, MM, guru Matematika, 02 Oktober 2014, di kantor guru. 19 Hasil wawancara dengan Yani Yuniartini, S.Pd, guru BK, 17 Oktober 2014, di kantor guru.
68
Penjelasan Drs. Harwiyoto sebagai guru Penjasorkes manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru yang diikuti bahwa “manfaat MGMP yaitu diajarkan untuk menjadi guru teladan yang akan ditiru oleh siswa seperti mengajar tepat waktu, memakai celana training pada saat olahraga, berbahasa yang baik kepada siswa, menggunakan hukuman lain bila dahulu dengan marah-marah, pembuatan RPP yang sesuai kurikulum yang diterapkan di sekolah. 20 Menurut Hj. Halimah, S.Pd sebagai guru Bahasa Indonesia “semua program ada manfaatnya seperti seminar Bahasa
Indonesia yang diikuti
bermanfaat bagi pengetahuan mengenai bahasa Indonesia, penggunaan variasi metode dalam mengajar, dapat berinteraksi dan bertukar pengetahuan antar guru dari sekolah lain.21 Adapun penjelasan menurut Dra. Naili Rahmasari, MM sebagai guru Pendidikan Agama Islam bahwa Seminar peningkatan guru dan dosen sebagai pengetahuan lebih mengenai tugas dan fungsi guru dengan mendengarkan narasumber lalu tanya jawab dan berdiskusi antar sesama guru yang hadir. Dalam pembuatan silabus dan RPP didapat dari rapat kerja yang di dalamnya terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP dan dinilai sebagai pengembangan dalam proses pembelajaran selanjutnya. 22 Hal yang sama dikemukakan oleh M. Ridwan, S.Pd sebagai guru TIK bahwa Seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen dengan tema profesionalisme guru dan dosen tuntutan zaman sebagai upaya pihak sekolah dalam mengembangkan diri guru karena dapat memperoleh ilmu baru, dapat bertemu dengan guru-guru dari sekolah lain, dan memperdalam ilmu yang sudah dimiliki. Seminar ini saya ikuti atas kemauan dari diri saya sendiri karena pasti bermanfaat membantu 20
Hasil wawancara dengan Drs. Harwiyoto, guru Penjasorkes, 26 September 2014, di kantor
guru. 21
Hasil wawancara dengan Hj. Halimah, S.Pd, guru Bahasa Indonesia, 08 Oktober 2014, di kantor guru. 22 Hasil wawancara dengan Dra. Naili Rahmasari, MM, guru Pendidikan Agama Islam, 21 Oktober 2014, di kantor guru.
69
dalam mengajar. Begitu juga dengan pelatihan komputer untuk memperdalami ilmu agar bisa membantu guru yang lain yang belum memahami, menggunakan email sebagai cara mengumpulkan tugas siswa.23 Menurut Faridah, S. Pd guru IPS bahwa “manfaat pelatihan komputer sebagai pengetahuan dalam menggunakan komputer dan mempraktekkannya sebagai metode selain ceramah dengan menggunakan slide. Untuk mencari bahan ajar sering menggunakan fasilitas komputer karena sekolah kini telah terpasang internet.”24 Dan penjelasan terakhir menurut Erlina Rosmaida, S.Pd sebagai guru IPA bahwa Sebagai peserta yang diikutsertakan sekolah dalam MGMP tentu ada manfaat yang dirasakan seperti memperoleh pengetahuaan baru mengenai pembuatan silabus dan RPP, menggunakan metode yang bervariasi, bertemu guru-guru dari sekolah lain dengan membahas permasalahan yang dibawa, mempraktekkan cara mengajar yang benar karena dinilai oleh guru yang lain dari mulai penampilan, berinteraksi dengan siswa, cara membuka pelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai tahap evaluasi. Seminar peningkatan guru dan dosen bermanfaat memperdalami ilmu yang didapat dari MGMP tersebut. Pelatihan komputer untuk memperdalami keahlian dalam mengoperasikan komputer, sebagai variasi dalam mengajar dengan adanya lcd, dan berguna untuk mencari bahan ajar karena sekolah menyediakan internet untuk guru dan siswa. Untuk pelatihan kurikulum 2013 sebagai pengetahuan tambahan dari pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang terlebih dahulu diadakan sekolah. 25
Dapat dijelaskan dari penjelasan guru-guru di atas bahwa program pengembangan guru sangat bermanfaat untuk kelancaran dalam melakukan tugasnya sebagai pendidik sehingga guru merasakan adanya peningkatan terhadap kompetensi yang dimilikinya. 23
Hasil wawancara dengan M. Ridwan, S.Pd, guru TIK, 20 Oktober 2014, di kantor guru Hasil wawancara dengan Faridah, S.Pd, guru IPS, 23 September 2014, di kantor guru. 25 Hasil wawancara dengan Erlina Rosmaida, S.Pd, guru IPA, 09 Oktober 2014, di kantor guru. 24
70
a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam profesinya. Dalam hal ini guru harus mempunyai ilmu dan seni mengelola pembelajaran mulai dari memahami siswa secara mendalam, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaraan, mengevaluasi pembelajaran sampai dengan mengembangkan potensi siswa baik akademik maupun non akademik. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan pemahaman atas pembelajaran yang diberikannya. Dengan demikian guru harus mempunyai kemampuan dalam mengajar dan mendidik siswa. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh peningkatan kompetensi pedagogik guru di SMPN 131 Jakarta Selatan yang mengikuti program pengembangan guru yaitu: 1. Mengetahui cara membuat silabus dan RPP, melaksanakannya dan mengevaluasi sesuai dengan kurikulum yang diterapkan
di
sekolah. 2. Mengetahui cara menggunakan metode yang bervariasi saat mengajar di kelas. 3. Mengetahui cara mengoperasikan komputer yaitu pada word dan excel. 4. Mengetahui cara penggunaan bahasa yang baik dan benar. 5. Mengetahui lebih tugas dan fungsi sebagai seorang guru. Mengetahui cara membuat silabus dan RPP, melaksanakannya dan mengevaluasi sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah, cara menggunakan metode
yang bervariasi didapatkan
pada
workshop
pembuatan silabus dan RPP, MGMP dan pelatihan implementasi kurikulum 2013. Mengetahui cara mengoperasikan komputer didapatkan pada pelatihan komputer. Mengetahui cara penggunaan bahasa yang baik dan benar didapatkan pada seminar bahasa Indonesia. Dan mengetahui lebih
71
tugas dan fungsi sebagai seorang guru didapatkan pada seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen. b. Kompetensi Kepribadian Kemampuan guru tidak hanya pada kompetensi pedagogiknya saja, akan tetapi guru juga harus memiliki kompetensi kepribadian, karena kompetesi tersebutlah yang dapat menunjang keberhasilan guru ketika mengajar. Guru dituntut bukan hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan akan tetapi guru juga harus bisa menjadi panutan bagi siswanya. Dalam mengajar guru harus bisa menampilkan kepribadian yang mantap dan stabil, arif, wibawa, serta berakhlak mulia sebagai teladan. Tujuan pembelajaran bukan hanya untuk mencerdaskan siswa akan tetapi juga dapat merubah perilaku siswa ke arah pendewasaan. Adapun peningkatan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan pada kompetensi kepribadian yaitu mampu menjadi contoh yang baik bagi siswa dan berperilaku yang berpengaruh positif sehingga dapat ditiru oleh siswa. Berdasarkan pada hasil wawancara, guru yang mengikuti MGMP mampu mempraktekkan bagaimana penampilan guru di kelas mulai dari pakaian, bahasa dan bertutur kata yang sopan sehingga guru mampu menerapkannya dengan baik. Berdasarkan hasil observasi, setiap warga sekolah diwajibkan untuk memperlihatkan perilaku yang baik tak terkecuali guru. Hal tersebut dibuktikan dengan guru selalu memperlihatkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) baik pada siswa, sesama guru maupun semua orang yang berkunjung ke sekolah. c. Kompetensi Sosial Selain kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian, guru juga harus
memiliki
kompetensi
sosial
agar
dapat
bersosialisasi
dan
berkomunikasi dengan baik pada siswa, guru dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan adanya interaksi yang baik dari guru akan menciptakan
72
komunikasi yang efektif sehingga membantu siswa dalam memahami pembelajaran. Berdasarkan pada hasil wawancara, guru yang mengikuti MGMP dan seminar, guru dapat menghormati sesama guru dengan mendengarkan orang saat berbicara di dalam diskusi. Berdasarkan hasil observasi, dalam hal komunikasi kepada siswa, guru tidak memberikan jarak sehingga siswa tidak segan untuk berkomunikasi dengan gurunya. Bukan hanya dengan siswanya saja guru mampu berkomunikasi, akan tetapi guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan sesama guru. Hal tersebut agar tercipta suasana yang harmonis di dalam ruangan sehingga timbul motivasi lebih dalam belajar mengajar. Di luar lingkungan sekolah guru juga mampu berkomunikasi dan bergaul dengan orang tua siswa serta masyarakat. Dalam hal ini guru di SMPN 131 Jakarta Selatan mampu berkomunikasi dengan baik antar sesama guru bahkan dengan orangtua siswa serta masyarakat sekitar sekolah. d. Kompetensi Profesional Ketiga kompetensi di atas akan menjadikan guru sebagai seorang yang profesional dalam bidangnya. Untuk itu, guru harus mempunyai kompetensi profesional yang mampu menguasai substansi keilmuan sesuai dengan bidang studi secara mendalam. Kompetensi profesional ini bisa dikatakan sebagai payung dari ketiga kompetensi di atas. Keempat kompetensi dalam praktiknya harus menjadi satu kesatuan yang utuh. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, guru di SMPN 131 Jakarta Selatan mampu meningkatkan kompetensi profesional yaitu: 1. Mengerti dan menerapkan silabus dan RPP, melaksanakan pembelajaran yang interaktif dengan siswa sehingga siswa menyimak pembelajaran serta mampu melakukan evaluasi terhadap pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah. 2. Mampu mengembangkan pemahaman sesuai profesi.
73
3. Mengerti dan menerapkan berbagai metode pembelajaran secara bervariasi. 4. Mengembangkan
dan
memanfaatkan
media
pembelajaran
dengan media komputer dan internet sebagai pencari bahan ajar selain dari buku pelajaran. 5. Menampilkan keteladanan dengan datang ke kelas tepat waktu, memakai pakaian yang digunakan saat olahraga, selalu memulai pembelajaran dengan membaca do’a dan tidak menggunakan hukuman dengan memarahi. 6. Berbahasa yang baik dan benar dengan menerapkan senyum, salam, sapa, sopan dan santun saat berhadapan dengan siswa, guru, orang tua dan juga masyarakat yang mengunjungi sekolah. Hasil peningkatan kompetensi profesional tersebut didapatkan pada workshop pembuatan silabus dan RPP, seminar bahasa Indonesia dan seminar profesionalisme guru dan dosen, pelatihan komputer, MGMP, dan pelatihan implementasi kurikulum 2013. Dalam proses belajar mengajar, guru di SMPN 131 Jakarta Selatan menggunakan RPP karena setiap awal semester RPP tersebut harus diserahkan kepada kepala sekolah untuk dinilai. Hasilnya terbukti pada hasil dokumentasi yang diperoleh dari workshop silabus dan RPP bahwa guru di SMPN 131 Jakarta Selatan membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum yang diterapkan sekolah dengan baik. Adapun sebagai contoh guru mampu menerapkan silabus dan RPP dengan baik, penulis mengkaji silabus dan RPP yang dibuat oleh Erlina Rosmaida, S. Pd yaitu: 1. Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai; 2. Memahami
tujuan
pembelajaran
yang
dikembangkan
berdasarkan SK-KD yang akan dicapai, tujuan pembelajaran
74
memuat gambaran proses dan hasil belajar yang dapat dicapai siswa sesuai dengan kebutuhan belajarnya; 3. Memahami
model
dan
metode
yang
digunakan
dalam
pembelajaran relevan untuk mencapai tujua pembelajaran yang ingin dicapai; 4. Memahami kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup sesuai dengan alokasi waktu; 5. Memahami indikator pencapaian kompetensi siswa; 6. Memahami penilaian melalui tes tertulis, penugasan dan portofolio; 7. Penggunaan sumber belajar selain dari buku; 8. Memahami nilai karakter yang diperoleh siswa.26 RPP tersebut dikoreksi oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dengan
ditandatangani
sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
arah
pengembangan. Bila dirasa RPP tersebut kurang memenuhi kebutuhan siswa maka kepala sekolah akan memberikan masukan kepada guru yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan pembelajaran diperkuat oleh penilaian kinerja guru sebagai bentuk evaluasi oleh kepala sekolah terhadap silabus dan RPP yang digunakan guru. Pada penilaian kinerja ini guru dinilai oleh guru yang lebih senior dengan melihat kinerjanya. Adapun penilaian kinerja guru ini dimulai pada tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif dan penilaian pembelajaran. 27 Dari
deskripsi
data
yang
penulis
jabarkan,
bahwa
program
pengembangan guru yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat bagi guru dalam menyelesaikan tugasnya sehingga dapat menerapkan hasilnya dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa program pengembangan telah mampu meningkatkan kompetensi guru di SMPN 131 Jakarta Selatan sehingga dapat 26 27
Hasil data dokumen RPP Ibu Erlina Rosmaida, S. Pd Hasil data dokumen Penilaian Kinerja Guru
75
dikatakan guru yang profesional. Hal tersebut diperkuat oleh penilaian kinerja guru sebagai bentuk evaluasi kepala sekolah terhadap kinerja guru dan juga pada RPP yang dikumpulkan oleh kepala sekolah sebagai salah satu bukti (terlampir). Adapun peningkatan kompetensi guru dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4.5 Peningkatan Kompetensi Guru No.
Program Pengembangan Guru
Peningkatan Kompetensi
1.
Penyusunan program KBM yang terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP
2.
Seminar bahasa Indonesia dan Seminar Peningkatan Guru dan Dosen
Pedagogik Profesional Pedagogik Sosial Profesional
3.
Pelatihan komputer
Pedagogik Profesional
4.
MGMP
Pedagogik Kepribadian Sosial Profesional
76
5.
Pelatihan implementasi kurikulum 2013
Pedagogik Profesional
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di SMPN 131 Jakarta Selatan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi program pengembangan guru yang dilaksanakan oleh SMPN 131 Jakarta Selatan sudah dilaksanakan dengan baik dilihat dari langkah-langkah
dengan
menetapkan
sasaran,
menggunakan
materi/kurikulum yang sesuai sasaran, menggunakan sarana dan prasarana sesuai sasaran, mengikutsertakan peserta sesuai dengan syarat dan jumlah, dan menunjuk pelatih yang ahli pada penyusunan program KBM yang di dalamnya terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP, pelatihan komputer,
seminar
Bahasa
Indonesia
dan
seminar
peningkatan
profesionalisme guru dan dosen, MGMP serta pelatihan implementasi kurikulum 2013. Namun, pada seminar Bahasa Indonesia dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen, kepala sekolah tidak mengikutsertakan sesuai dengan kebutuhan guru. Kemudian pada kegiatan MGMP, kepala sekolah hanya mengikutsertakan ketua koordinator saja. Secara keseluruhan setelah program pengembangan guru selesai, kepala sekolah tidak
melakukan
evaluasi melainkanhanya
mengetahui
berdasarkan hasil kinerja pada rapat kerja. 2. Faktor pendukung dirasakan oleh kepala sekolah menjadikan kepala sekolah untuk terus mengadakan program pengembangan bagi guru karena guru membutuhkan program pengembangan dan respon yang ditampilkan guru sangat baik. Namun, tidak hanya faktor pendukung saja yang dirasakan kepala sekolah melainkan faktor penghambat seperti masih
77
78
adanya guru yang kurang tertarik pada program pengembangan, tidak adanya anggaran khusus pada program pengembangan sehingga dibuat skala prioritas, adanya kurikulum baru yang membuat
sekolah
mengadakan pendalaman terhadap kurikulum baru. Di samping itu penulis menemukan faktor penunjang lain di antaranya peran kepala sekolah yang memfasilitasi guru dengan membuat dan mengikutsertakan guru pada program-program pengembangan, adanya pelatih yang ahli serta sarana dan prasarana yang digunakan. 3. Pada program pengembangan yang diikuti menghasilkan peningkatan pada kompetensi pedagogik, yaitu: mengetahui cara membuat silabus dan RPP serta melaksanakan dan mengevaluasi, mengetahui menggunakan metode
yang
bervariasi,
mengetahui
mengoperasikan
komputer,
mengetahui penggunaan bahasa yang baik dan benar, dan mengetahui lebih tugas dan fungsi guru. Kompetensi kepribadian, yaitu: guru mampu mempraktekkan bagaimana penampilan guru saat di kelas, berbahasa dan bertutur kata yang sopan sehingga menjadi contoh yang baik dan berperilaku positif dengan menampilkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun). Pada kompetensi sosial, yaitu: guru dapat menghormati sesama guru dengan mendengarkan orang saat berbicara sehingga dapat berkomunikasi yang baik dan bergaul dengan siswa, sesama guru, orang tua siswa maupun masyarakat sekitar sekolah. Selanjutnya, pada kompetensi profesional, yaitu: menerapkan silabus dan RPP serta melaksanakan dan mengevaluasi, mengembangkan pemahaman sesuai profesi, menerapkan metode yang bervariasi, mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran, menampilkan keteladanan dan menerapkan bahasa yang baik dan benar.
79
B. SARAN Berdasarkan temuan dan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk
sekolah agar menyediakan anggaran khusus bagi program
pengembangan guru dengan mencari dana lain agar selanjutnya lebih mudah untuk mengadakan program pengembangan guru. 2. Untuk kepala sekolah agar mengikusertakan guru sesuai dengan kebutuhan dan melakukan evaluasi setelah program pengembangan dilaksanakan dengan menanyakan respon guru yang mengikuti program pengembangan tersebut berupa pre test dan post test supaya terlihat hasil yang didapatkan dari program pengembangan yang telah dilaksanakan. 3. Untuk guru agar lebih tertarik pada program pengembangan guru supaya bertambah kompetensi yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1994. Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga, 2012. Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2013. Hasibuan, Malayu S. P. Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Iswanto, Yun dan Adhie Yusuf. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011. Kunandar.
Guru
Profesional:
Implementasi
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terj. Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat, 2009. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. Ke- 22, 2006. Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar, Teori dan Paktik. Jakarta: Kencana, 2011. Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-3, 2003. PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Purnawanto, Budy. Manajemen SDM Berbasis Proses, Pola Pikir Baru Mengelola SDM Pada Era Knowledge Economy. Jakarta: Grasindo, 2010. Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama, Ce. Ke-5, 2011.
Setiawan, Toni. Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja, Motivasi, Kepuasan Kerja dan Produktivitas. Jakarta: Platinum, 2012. Sholeh, Asrorun Ni’am. Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen. Jakarta: Elsas, 2006. Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke- 16, 2008. Suhendra dan Murdiyah Hayati. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: UIN Press, 2006. Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013. Suwatno dan Donni Juni Priansa. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik. Bandung: Alfabeta, 2013. UU No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
UJI REFERENSI
Judul Skripsi
: Implementasi Program Pengembangan Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi Di SMPN 131 Jakarta Selatan
Nama
: Jeani Kartika
NIM
: 1110018200042
Dosen Pembimbing
: Dr. Zahruddin, Lc., M. Pd
No.
Judul Buku
Halaman
Halaman
Paraf
Skripsi
Referensi
Pembimbing
23
BAB I
1.
Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Press, 2006)
1
2.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
1
3.
Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Press, 2006)
2
66
4.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke- 16
2
181
5.
Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Elsas, 2006)
2
3
6.
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
3
34
Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013) 7.
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
3
8.
Toni Setiawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja, Motivasi,
4
102
Kepuasan Kerja dan Produktivitas, (Jakarta: Platinum, 2012)
BAB II
1.
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012)
8
200
2.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
8
69
Aksara, 2012)
3.
Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses, Pola Pikir Baru
9
143
9
105
10
8
10
23
11
65
12
30-33
13
167
14
318
15
76-77
Mengelola SDM Pada Era Knowledge Economy, (Jakarta: Grasindo, 2010) 4.
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik, (Bandung: Alfabeta, 2013)
5.
Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Panduan Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Nuansa Aulia, 2013)
6.
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013)
7.
Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Press, 2006)
8.
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013)
9.
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), Cet. Ke-5
10.
Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Terj. Diana Angelica, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
11.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012) 12. 13.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke- 16 Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
17
192-197
19
77-83
20
85
20
169
20
70-72
23
68
24
208-209
Aksara, 2012) 14.
Yun Iswanto dan Adhie Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta; Universitas Terbuka, 2011)
15.
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), Cet. Ke-5
16.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
17.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
18.
Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1994)
19.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke- 16
24
183-184
20.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi
25
185-186
Aksara, 2008), Cet. Ke- 16 21.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
26
75-76
28
9-12
30
85-86
Aksara, 2012)
22.
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-3
23.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
24.
UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
32
25.
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
32
27
32
28
32
52
Belajar, Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011) 26.
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar, Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011)
27.
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
28.
PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
33
29.
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung:
33
22-24
34
30-54
35
51
39
6
Alfabeta, 2013)
30.
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar, Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011)
31.
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
BAB III
1.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. Ke -22
Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DI SMPN 131 JAKARTA SELATAN” yang disusun oleh JEANI KARTIKA NIM 1110018200042 Jurusan MANAJEMEN PENDIDIKAN Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal: 08 Desember 2014.
Jakarta, 08 Desember 2014 Dosen Pembimbing
Dr. Zahruddin, Lc., M. Pd NIP. 19730302 200501 1 002
Narasumber
: Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd
Jabatan
: Kepala Sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan
Tanggal Wawancara
: Senin, 08 September 2014
Waktu Wawancara
: 09.30-11.00
Lokasi
: Kantor Kepala Sekolah
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak menjabat sebagai sebagai kepala sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Saya sudah menjabat di sini dari tahun 2012 sampai dengan sekarang. 2. Ada berapa jumlah tenaga pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Guru di SMPN 131 Jakarta ada 44 orang guru termasuk saya dan wakil kepala sekolah.Semua guru di sini sudah disertifikasi. 3. Apa saja visi dan misi dari SMPN 131 Jakarta Selatan terkait profesionalisme guru? Jawaban: Visinya Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa serta berjiwa kreatif, inovatif, dan kompetitif.Indikatornya unggul dalam kompetensi pendidik
dan
tenaga
kependidikan.
Sedangkan
misinya
melaksanakan
pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru? Jawaban: Dalam
hal
ini
saya
membuat
program
pengembangan
guru
dan
mengikutsertakan guru pada program pengembangan di luar sekolah. 5. Apa saja program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan untuk meningkatkan profesionalisme guru yang sudah dilaksanakan? Jawaban: Dari internal ada MGMP dalam ruang lingkup sekolah, pelatihan komputer, dan penyusunan program KBM yang di dalamnya terdapat workshop
pembuatan silabus dan RPP.
Dari eksternal ada MGMP,
pelatihan
implementasi kurikulum 2013, seminar Bahasa Indonesia, danSeminar peningkatan profesionalisme guru. 6. Apakah program tersebut berjalan dengan baik? Jawaban: Saya rasa sudah berjalan cukup baik dengan guru mau mengikuti pelatihan walaupun beberapa guru ada yang enggan untuk mengikuti.
Mengetahui,
Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd
Narasumber
: Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd
Jabatan
: Kepala Sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan
Tanggal Wawancara
: Rabu, 17 September 2014
Waktu Wawancara
: 09.00-10.00
Lokasi
: Kantor Kepala Sekolah
Pokok pembicaraan : 1. Apa saja tujuan dan manfaat dari kegiatan penyusunan program KBM? Jawaban: Kegiatan dalam penyusunan program KBM semata-mata diberikan kepada guru hanya untuk menambah pengetahuan guru serta dapat mempraktekkan silabus dan RPP yang di dalamnya berisi tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa serta proses pelaksanaan pembelajaran sehingga guru mengerti bagaimana membuat silabus dan RPP yang baik dan benar serta mampu mengembangkannya. 2. Bagaimana pelaksanaan pada kegiatan penyusunan program KBM yang terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP? Di mana diadakannya? Siapa saja
yang diikutsertakan?
Materi apa
yang
diajarkan?
Siapa
yang
menyampaikan materi tersebut? Bagaimana evaluasinya? Jawaban: Kegiatannya dilaksanakan pada rapat kerja di sekolah setiap tahunnya dengan melibatkan guru sebagai peserta tentunya. Rencana dari kegiatan ini pada bulan Juni 2014 dilaksanakan pada 21 Juni-awal Juli 2014 di sekolah yang diikuti oleh semua guru. Materi pada kegiatan ini mengenai kurikulum 2013 dengan mengundang 2 orang ahli bidang kurikulum dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Alasannya sebagai persiapan guru untuk mengenal kurikulum 2013 dan diharapkan
dapat mempraktekkannya ke dalam
pembelajaran. Narasumber menjelaskan seperti apa kurikulum 2013 dan setelah itu guru membuat silabus dan RPP. Evaluasinya dengan RPP yang dibuat oleh guru dinilai seminggu kemudian sebagai bahan pertimbangan mengenai silabus dan RPP yang dibuat guru perlu perbaikan atau tidak.
3. Apa tujuan dan manfaat dari pelatihan komputer? Jawaban: Pelatihan
komputer
bertujuan
untuk
menambah
pengetahuan
cara
menggunakan komputer dengan baik sehingga nantinya mengubah metode mengajar guru dengan metode ceramah dan dapat mengembangkannya dengan mencari materi ajar menggunakan internet. 4. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan komputer? Siapa saja yang diikutsertakan? Di mana dilaksanakannya? Materi apa yang diajarkan? Siapa yang memberikan materi? Lalu bagaimana evaluasinya? Jawaban: Kami merencanakan pelatihan ini pada bulan Juli 2013 dan dilaksanakan pada bulan yang sama yaitu Juli 2013. Pelaksanaannya diikuti oleh semua guru hanya saja yang diwajibkan pada guru yang belum bisa komputer tetapi guru yang lain boleh mengikuti. Pelatihan dengan mengundang ahli komputer dari lembaga kursus komputer yang dilakukan di sekolah. Materi yang diajarkan seputar bagaimana menggunakan komputer dengan mengoperasikan word dan excel serta membuat slide saat mengajar agar lebih menarik. Setelah itu guru diberi tugas latihan mengoperasikan word dan excel. Pelatihan komputer tidak diadakan evaluasi. Pelatihan tersebut lalu dilanjutkan oleh guru bidang TIK kepada guru-guru yang mau belajar tentang komputer karena sekolah tidak mempunyai dana untuk melanjutkan pelatihan tersebut. 5. Apa tujuan dan manfaat dari kegiatan seminar Bahasa Indonesia dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen? Jawaban: Seminar bahasa Indonesia dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen bertujuan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk menambah wawasan dan kemampuan yang lain sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai guru. 6. Bagaimana pelaksanaan kegiatan seminar Bahasa Indonesia dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen? Siapa yang diikutsertakan? Di mana diadakannya? Bagaimana evaluasinya?
Jawaban: Seminar yang dihadiri para guru dari kampus UNJ dan UI sesuai undangan yang diberikan. Undangan diumumkan kepada guru dengan menanyakan kepada guru yang ingin ikut. Seminar bahasa Indonesia dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 oleh 4 orang guru dan seminar
peningkatan
profesionalisme guru dan dosen pada bulan Agustus 2013 oleh 3 orang guru. Ketika guru selesai mengikuti tidak ada evaluasi hanya melihat kinerjanya saja. 7. Apa tujuan dan manfaat diikutsertakannya guru pada MGMP? Jawaban: Tujuannya agar guru dapat terlibat dalam kegiatan MGMP dan menimba ilmu dari guru-guru dari sekolah yang lain mengenai permasalahan yang tengah dihadapi.
Sehingga pada akhirnya
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional para guru akan meningkat. Yang pada akhirnya dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. 8. Bagaimana pelaksanaan kegiatan MGMP? Siapa saja yang mengikutinya? Di mana dilaksanakannya? Bagaimana cara mengevaluasinya? Jawaban: Teknis dari kegiatan MGMP ini dimulai dari sekolah mengadakannya pada minggu pertama oleh guru pada tiap-tiap mata pelajaran yang sudah terjadwal. Pada minggu pertama yaitu Senin: Bahasa Inggris dan Agama, Selasa: IPS dan Seni Budaya, Rabu: Matematika dan Olahraga, Kamis: IPA dan Bahasa Indonesia, Jum’at: TIK. Frekuensi waktu MGMP di sekolah dalam satu semester bisa 10 kali.
Berlanjut pada tingkat Kecamatan pada November
2014. Yang melanjutkan pada tingkat Kecamatan ini hanya ketua koordinator masing-masing mata pelajaran. Frekuensinya dalam satu semester 2 kali. Setiap kegiatan MGMP guru mendapatkan sarana laptop untuk keperluan MGMP agar mempelajari metode yang bervariasi. Selanjutnya dilakukan kegiatan MGMP pada tingkat Kotamadya. Kegiatannya diskusi permasalahan pembelajaran, penyusunan dan pengembangan silabus dan RPP, analisis kurikulum, pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung
pembelajaran, pelatihan kompetensi kepribadian guru di kelas seperti pakaian yang digunakan harus serasi dan sesuai, bahasa yang digunakan harus dimengerti dan tutur kata yang baik ketika menyampaikan pembelajaran harus ditata sedemikian rupa. Hasil dari guru yang mengikuti MGMP dibagikan kepada guru masing-masing mata pelajaran. Selanjutnya saya melihat hasilnya pada kinerja guru. 9. Apa tujuan dan manfaat dari pelatihan implementasi kurikulum 2013? Jawaban: Tujuan diikutsertakan guru pada kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013
untuk
pengetahuan
mengenai
kurikulum
2013
dan
dapat
mempraktekkannya. 10. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013? Siapa saja yang diikutsertakan? Di mana dilaksanakannya? Bagaimana evaluasinya? Jawaban: Pelatihan implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan pada tanggal 20-24 Oktober 2014 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dengan mengikutsertakan guru sesuai dengan undangan bidang studinya dan tempat pelatihannya berbeda-beda. Saat ini baru beberapa saja yang mengikutinya. Evaluasinya tidak dilakukan. 11. Bagaimana respon guru terhadap program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Respon guru diketahui pada rapat kerja dengan menanyakan kepada guru yang mengikuti. Dan hasilnya bahwa guru yang diikutsertakan merasa senang karena diperhatika oleh pihak sekolah. 12. Apa tujuan sekolah secara keseluruhan terhadap program pengembangan yang telah dilaksanakan tersebut? Jawaban: Tujuannya sesuai dengan indikator visi sekolah yang unggul dalam kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kemudian misinya melaksanakan pengembangan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Hal tersebut agar guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Sehingga guru mampu melakukan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru. 13. Lalu apa saja manfaat yang didapat oleh guru yang mengikuti? Apakah ada pihak lain yang merasakan manfaatnya? Jawaban: Guru mendapatkan ilmu baru, guru tidak akan terbebani oleh tuntutan tugas sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru merasakan kualitas mengajar meningkat karena kompetensi sebagai guru juga meningkat. Bagi sekolah: tingkat pengawasan berkurang karena guru mampu melakukan tugas tanpa diawasi, kepercayaan masyarakat pada sekolah bertambah karena guru mampu meluluskan siswa dan sekolah akan mudah mencapai visi. 14. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dilaksanakannya program pengembangan guru? Jawaban: Faktor Pendukung: Adanya kebutuhan guru terhadap program pengembangan sehingga sekolah mengadakan program pengembangan, adanya respon guru yang
baik terhadap program
diperhatikan
sehingga dapat
pengembangan membantu
karena mereka
mereka dalam
merasa
meningkatkan
kompetensi yang dimilikinya. Faktor Penghambat: Masih ada guru yang kurang tertarik untuk ikut dalam program pengembangan, tidak adanya anggaran khusus untuk program pengembangan sehingga dibuat skala prioritas karena anggaran program pengembangan sudah menjadi kewajiban sekolah. 15. Apakah ada persyaratan khusus bagi guru yang ingin mengikuti pelatihan dan pengembangan? Jawaban: Tidak ada persyaratan khusus semua guru boleh mengikutinya. 16. Berapa kali kesempatan yang diberikan sekolah kepada guru yang ingin mengikuti pelatihan dan pengembangan?
Jawaban: Selama masih ada kegiatan tersebut semua guru diberikan kesempatan.
Mengetahui,
Drs. DjokoTowo HB, M. M. Pd
Narasumber
: Yani Yuniartini, S. Pd
Jabatan
: Guru BK
Tanggal Wawancara
: Jum’at, 17 Oktober 2014
Waktu Wawancara
: 09.30-10.30
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Saya sudah bekerja dan mengajar di sekolah ini sekitar 10 tahunan. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Ceramah, diskusi, tanya jawab, melakukan pendekatan pada siswa yang bermasalah. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Membuat, karena untuk memulai pembelajaran harus berdasarkan pada silabus dan RPP yang dibuat sehingga pembelajaran dapat terkontrol. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Jawaban: Papan tulis, lcd untuk menampilkan materi pembelajaran yang mengharuskan menggunakan lcd, materi yang didapat dari internet dan media lain sesuai dengan kondisi pembelajaran. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Saya sebagai ketua coordinator dalam MGMP yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan tetapi sebelumnya ada perkumpulan dengan MGMP mata
pelajaran BK di sekolah, workshop, dan pelatihan implementasi kurikulum 2013. 6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu? Jawaban: Sesuai. Masalah siswa banyak sehingga guru BK sangat berperan untuk itu perlu pemecahan lain atas masalah yang berbeda-beda dari siswa. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Diikutsertakan dalam MGMP karena sebagai ketua koordinator. Dalam MGMP diajarkan bagaimana menangani anak yang bermasalah dengan sesama guru BK serta kaitannya dengan pengajaran sebagai guru BK. Adapun pengetahuan kecerdasan spiritual guru BK sangat berperan pada pelatihan implementasi kurikulum 2013. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Iya, masalah pada anak sekarang terlalu rumit jadi mesti ada penanganan yang tepat dan sudah diterapkan dengan baik, mengarahkan anak pada bakat yang dimiliki sesuai fungsi dan tugas guru BK. 9. Apa saja perubahan yang dirasakan dari program pengembangan guru? Jawaban: Pendekatan kepada siswa jadi lebih baik karena mampu membangun komunikasi dengan siswa sehingga
siswa mau
untuk
membicarakan
permasalahan yang sedang dirasakan. Bila dirasa masalah dengan orang tua siswa, maka harus dibicarakan juga dengan orang tua siswa. 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Saya rasa tidak ada.
Mengetahui,
Yuni Yuniartini, S. Pd
Narasumber
: M. Ridwan
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran TIK
Tanggal Wawancara
: Senin, 20 Oktober 2014
Waktu Wawancara
: 09.00-10.00
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Sudah 11 tahun mengajar. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Lebih pada praktek, walaupun tetap ada ceramah interaktif dengan siswa. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Iya membuat. Silabus dan RPP sebagai acuan dalam pembelajaran yang sudah dinilai kepala sekolah. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Komputer, laboratorium komputer, white board, dalam laboratorium ada lcd untuk praktek dan penggunaan internet sekolah dan pengumpulan tugas melalui email. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Pelatihan komputer, MGMP sekolah, workshop, seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen. 6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban: Sebagai guru TIK harus menambah keahlian dalam menggunakan komputer. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Seminar peningkatan
profesionalisme
guru
dan dosen
dengan
tema
profesionalisme guru dan dosen tuntutan zaman sebagai upaya pihak sekolah dalam mengembangkan diri guru karena dapat memperoleh ilmu baru, dapat bertemu dengan guru-guru dari sekolah lain, dan memperdalam ilmu yang sudah dimiliki. Seminar ini saya ikuti atas kemauan dari diri saya sendiri karena pasti bermanfaat membantu dalam mengajar. Begitu juga dengan pelatihan komputer untuk memperdalami ilmu agar bisa membantu guru yang lain yang belum memahami, menggunakan email sebagai cara mengumpulkan tugas siswa. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Ya. Sudah menerapkannya dengan baik. 9. Apa saja perubahan dalam diri bapak/Ibu dari program pengembangan guru? Jawaban: Pengetahuan tentang tugas dan fungsi guru meningkat dengan adanya seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen.
Mengetahui
M. Ridwan
Narasumber
: Drs. Harwiyoto
Jabatan
: Guru Mata Penjasorkes
Tanggal Wawancara
: Jum’at, 26 September 2014
Waktu Wawancara
: 09.00-10.00
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Sudah kurang lebih 13 tahun mengajar di sekolah ini. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Olahraga lebih banyak ke praktek. Sesekali di kelas dengan metode ceramah dan diskusi. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Harus membuat silabus dan RPP karena sebagai acuan dalam proses belajar mengajar walaupun bukan di kelas bukan berarti tidak menggunakan acuan dalam pembelajaran. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Alat-alat olahraga, kalau di kelas menggunakan buku LKS, white board, dan lcd proyektor. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Hanya workshop sekolah rutin setiap rapat kerja dan MGMP selebihnya belum pernah lagi mengikuti pelatihan.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu? Jawaban: Pelajaran olahraga menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pelajaran tersebut agar terlihat bakat
yang diminati
siswa dan sebagai
guru
memfasilitasinya. MGMP membahas cara melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif siswa. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Manfaat MGMP yaitu diajarkan untuk menjadi guru teladan yang akan ditiru oleh siswa seperti mengajar tepat waktu, memakai celana training pada saat olahraga, berbahasa yang baik kepada siswa, menggunakan hukuman lain bila dahulu dengan marah-marah, pembuatan RPP yang sesuai kurikulum yang diterapkan di sekolah. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Tentunya karena saat mengajar perlu perencanaan yang baik sehingga pada saat pelaksanaan di dalamnya harus menjadi contoh yang baik bagi siswa dengan memakai celana training saat olahraga. Sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru? Jawaban: Mampu mengajar dengan baik yang berpatokan pada RPP karena grafik pembuatan silabus dan RPP akan dinilai sebagai pengembangan, mampu menggunakan bahasa yang baik kepada siswa jika ada yang bandel misalnya tidak dengan marah-marah, lebih mengontrol emosi. Penggunaan bahasa yang baik jadi lebih dekat dengan siswa dan dapat dimengerti oleh siswa serta imbasnya pada orang tua/wali yang datang ke sekolah karena sekolah mewajibkan untuk senyum, salam, sapa, sopan, dan santun kepada siapapun.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Tidak ada kendala.
Mengetahui,
Drs. Harwiyoto
Narasumber
: Drs. Anang Triyuni A, MM
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran Matematika
Tanggal Wawancara
: Kamis, 02 Oktober 2014
Waktu Wawancara
: 09.30-10.30
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Sudah cukup lama sekitar 12 tahun lebih. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Matematika lebih pada mengerjakan soal, tanya jawab saat ini menggunakan laptop saat mengajar agar lebih bervariasi. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Tentu harus membuat silabus dan RPP dalam proses pembelajaran sebagai acuan guru selama melaksanakan pembelajaran. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Seringnya menggunakan white board karena harus menulis tetapi kadangkadang menggunakan laptop dan lcd proyektor, buku pelajaran, modul-modul. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Yang baru saja diadakan pelatihan implementasi kurikulum 2013, MGMP dalam sekolah dan workshop. 6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban: Masalah pembelajaran mengenai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan sampai evaluasi sesuai dengan kurikulum sekolah. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Menyusun silabus dan RPP yang baik dan benar didapatkan manfaatnya dari workshop pembuatan silabus dan RPP dalam rapat kerja yang hasil pembuatannya dinilai oleh kepala sekolah serta mengikuti MGMP di sekolah yang membahas permasalahan kepada sesama guru mata pelajaran. Manfaat Pengetahuan tambahan tentang kurikulum 2013 didapat dari pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Iya, dapat menerapkannya dengan baik sesuai dengan jalur pada silabus dan RPP yang digunakan. 9. Apa saja perubahan diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru? Jawaban: Lebih menguasai
pembelajaran
dari materi yang akan
disampaikan,
menggunakan metode yang bervariasi, menumbuhkan minat siswa pada pelajaran matematika. Menumbuhkan minat siswa berarti ada komunikasi antara guru dan siswa sehingga pembelajaran lebih aktif. Sehingga memudahkan komunikasi dengan orang tua siswa saat melaporkan hasil belajar siswa. 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Tidak ada kendala yang berarti.
Mengetahui,
Drs. AnangTriyuni A, MM
Narasumber
: Hj. Halimah, S. Pd
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Tanggal Wawancara
: Rabu, 08 Oktober 2014
Waktu Wawancara
: 09.30-10.30
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban; Sepuluh tahun lebih mengajar di sekolah ini. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Metode yang bervariasi disesuaikan dengan materi tetap ada diskusi dan ceramah interaktif. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Ya menyusun silabus dan RPP sebelum memulai pembelajaran karena dinilai oleh kepala sekolah dan hasil dari penilaian tersebut diterapkan pada proses pembelajaran. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Jawaban: Buku pelajaran, modul yang bersumber dari internet karena di sekolah dapat mengakses internet dan lcd proyektor. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Pernah. Workshop silabus dan RPP, MGMP, seminar Bahasa Indonesia
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu? Tentu program yang dibuat oleh sekolah maupun dari luar sesuai dengan masalah yang dihadapi guru. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Semua program ada manfaatya seperti seminar Bahasa Indonesia yang diikuti bermanfaat bagi pengetahuan mengenai bahasa Indonesia, penggunaan variasi metode dalam mengajar, dapat berinteraksi dan bertukar pengetahuan antar guru dari sekolah lain. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Dapat membuat silabus dan RPP yang di dalamnya menggunakan metode yang bevariasi sehingga pada proses pembelajaran dilakukan secara interaktif dengan siswa. Pembelajaran menjadi yang akif dan menyenangkan. 9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru? Jawaban: Pengetahuan bertambah dalam pembuatan silabus dan RPP yang dinilai oleh kepala sekolah sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif dengan siswa karena menggunakan sumber belajar yang dapat memicu para siswa untuk memperhatikan pembelajaran. 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Tidak ada. Mengetahui,
Hj. Halimah, S. Pd
Narasumber
: Erlina Rosmaida, S. Pd
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran IPA
Tanggal Wawancara
: Kamis, 09 Oktober 2014
Waktu Wawancara
: 09.30-10.30
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Sudah 15 tahun mengajar. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Praktek, ceramah, diskusi, tanya jawab. Metode selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi selama pembelajaran. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Iya, membuat silabus dan RPP kemudian ada penilaian dari kepala sekolah dan ditandatangani sebagai bahan evaluasi. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Jawaban: Alat-alat peraga IPA, papan tulis, buku paket, lcd proyektor, sumber belajar dari internet dan LKS 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Pernah. Workshop yang diadakan rutin oleh sekolah, seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen yang diadakan di luar sekolah, MGMP
sekolah dan Dinas Pendidikan, pelatihan computer dan
yang terakhir
pelatihan implementasi kurikulum 2013. 6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu? Iya. Dalam menerapkan kurikulum baru seperti membuat silabus dan RPP. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Sebagai peserta yang diikutsertakan sekolah dalam MGMP tentu ada manfaat yang dirasakan seperti memperoleh pengetahuaan baru mengenai pembuatan silabus dan RPP, menggunakan metode yang bervariasi, bertemu guru-guru dari
sekolah
lain
dengan
membahas
permasalahan
yang
dibawa,
mempraktekkan cara mengajar yang benar karena dinilai oleh guru yang lain dari mulai penampilan, berinteraksi dengan siswa, cara membuka pelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai tahap evaluasi. Seminar peningkatan guru dan dosen bermanfaat memperdalami ilmu yang didapat dari MGMP tersebut. Pelatihan komputer untuk memperdalami keahlian dalam mengoperasikan komputer, sebagai variasi dalam mengajar dengan adanya lcd, dan berguna untuk mencari bahan ajar karena sekolah menyediakan internet untuk guru dan siswa. Untuk pelatihan kurikulum 2013 sebagai pengetahuan tambahan dari pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang terlebih dahulu diadakan sekolah. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Iya saya dapat menerapkan penggunaan komputer dalam mencari bahan ajar, silabus dan RPP yang lebih baik lagi setelah dikoreksi oleh kepala sekolah. 9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru? Jawaban: Saya menyadari bahwa saya harus meningkatkan lagi kompetensi diri saya dalam mengajar terlihat dari seminar yang saya ikuti. Interaksi dengan guru
saat seminar
membangun
komunikasi
yang baik saat pembelajaran.
Komunikasi didapat dari diskusi saya dengan guru dari sekolah lain 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Tidak ada kendala yang saya rasakan.
Mengetahui,
ErlinaRosmaida, S. Pd
Narasumber
: Dra. Naili Rahmasari, MM
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Tanggal Wawancara
: Selasa, 21 Oktober 2014
WaktuWawancara
: 09.30-10.30
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Kurang lebih saya sudah mengajar di sekolah ini sekitar 10 tahun lebih. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Metodenya bervariasi sesuai dengan kebutuhan materi, seperti ceramah interaktif, diskusi, tanya jawab 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Iya membuat silabus dan RPP sebagai pemahaman guru atas makna dan tujuan dari RPP tersebut. Dalam membuat rencana terlebih dahulu mengerti arti dan tujuan dari perencanaan sehingga ketika melaksanakan berdasarkan pada RPP tersebut. Pembuatannya pada rapat kerja yang terdapat worshop pembuatan silabus dan RPP kemudian melakukan pengembangan dalam pembelajaran setelah worshop yang disahkan oleh kepala sekolah. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Jawaban: Buku paket, LKSd, white board di setiap kelas, kadang menggunakan lcd proyektor. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban:
Workshop
rutin
diadakan
pada
rapat
kerja,
seminar
peningkatan
profesionalisme guru dan dosen, pelatihan komputer, dan MGMP. 6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu? Sudah sesuai. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Seminar peningkatan guru dan dosen sebagai pengetahuan lebih mengenai tugas dan fungsi guru dengan mendengarkan narasumber lalu tanya jawab dan berdiskusi antar sesama guru yang hadir. Dalam pembuatan silabus dan RPP didapat dari rapat kerja yang di dalamnya terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP
dan dinilai
sebagai pengembangan
dalam proses
pembelajaran selanjutnya. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban; Iya sudah. Sebagai guru agama harus mengajarkan hal-hal yang positif bagi siswa sebagai teladan sesuai dengan tugas dan fungi sebagai guru. Hal tersebut yang tertuang dalam silabus dan RPP pada setiap materi yang diajarkan. 9. Apa saja perubahan yang dirasakan dari program pengembangan guru? Jawaban; Sebagai guru Agama lebih berhati-hati dengan perbuatan yang nantinya akan ditiru oleh siswa karena sekolah membiasakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun), membiasakan memulai pelajaran dengan membaca do’a agar memberi pengaruh positif terhadap siswa karena sekolah mewajibkan membaca do’a bersama sebelum memulai pelajaran. 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Tidak ada.
Mengetahui,
Dra. Naili Rahmasari, MM
Narasumber
: Kombali, S. Pd
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Tanggal Wawancara
: Senin, 22 September 2014
Waktu Wawancara
: 09.30-10.30
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Saya sudah 14 tahun mengajar di sekolah ini. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Metodenya bervariasi sesuai dengan kebutuhan seperti ceramah, diskusi dan praktek. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Iya, membuat RPP karena kita diwajibkan tiap tahun ajaran baru membuat RPP dan itu dinilai oleh kepala sekolah. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Jawaban: Menggunakan LCD proyektor, buku paket, papan tulis, komputer. 5.
Apakah Bapak/Ibu mengikuti program pengembangan guru yang dilaksanakan tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Iya pernah, penyusunan program KBM yang di dalamnya terdapat workshop silabus dan RPP , pelatihan implementasi kurikulum 2013, dan MGMP.
6.
Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban: Saya fikir iya, seperti masalah membuat silabus atau RPP dan bagaimana melaksanakannya dengan baik. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Program pengembangan yang diikuti: Workshop pada rapat kerja dan MGMP sangat membantu dalam pembuatan silabus dan RPP karena mampu mengembangkannya sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Sehingga ketika mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013 bertambah pula pengetahuan akan kurikulum 2013. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Iya saya, dapat mengerti dan memahami pembuatan silabus dan RPP sesuai kurikulum yang diterapkan di sekolah karena kepala sekolah menilai dan melihat perkembangan pembuatan RPP para guru. 9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru? Jawaban: Dalam melaksanakan pembelajaran sudah dapat melaksanakannya dengan baik dengan siswa dapat menerima atau menyimak pembelajaran tersebut. Kemudian dapat memberikan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi, dapat memahami cara mendidik yang baik dengan berperilaku baik pula kepada peserta didik selama mengajar agar peserta didik mengikuti perilaku gurunya baik di luar dan di dalam sekolah sehingga tercipta suasana yang akrab dengan siswa. Di sekolahpun mewajibkan untuk menerapkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban:
Menurut saya, tidak ada karena saya merasa mampu menerapkan hasil program pengembangan dengan baik.
Mengetahui,
Kombali, S. Pd
Narasumber
: Faridah, S. Pd
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran IPS
Tanggal Wawancara
: Selasa, 23 September 2014
Waktu Wawancara
: 10.00-11.00
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Sudah 10 tahun lebih mengajar di sini. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Jawaban: Metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan yang masih sesuai dengan jalur RPP, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. 3. ApakahBapak/Ibumembuatsilabusdanmenyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Iya ada RPP sebelum pembelajaran karena guru harus membuat silabus dan RPP. Terlebih dahulu guru harus mengerti arti dan tujuan dari perencanaan pembelajaran sehingga dapat menjadi acuan guru dalam proses belajar mengajar. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Jawaban: Buku pelajaran dan yang bersumber dari internet, LCD proyektor. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru yang dilaksanakan tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Iya, workshop yang diadakan sekolah, pelatihan komputer, MGMP sekolah, dan terakhir pelatihan implementasi kurikulum 2013.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu? Jawaban: Sudah sesuai seperti masalah dalam mengelola pembelajaran yang interaktif dengan siswa diajarkan pada workshop sekolah, penilaian proses belajar siswa, menggunakan bahasa yang dapat dimengerti siswa ketika mengajar, metode yang bervariasi. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Manfaat pelatihan komputer sebagai pengetahuan dalam menggunakan komputer dan mempraktekkannya sebagai metode selain ceramah dengan menggunakan slide. Untuk mencari bahan ajar sering menggunakan fasilitas komputer karena sekolah kini telah terpasang internet. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Dengan pelatihan komputer dapat memanfaatkan media pembelajaran dengan baik sehingga adanya ketertarikan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. 9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu yang dirasakan dari program pengembangan guru? Jawaban: Dari adanya ketertarikan siswa sehingga tumbuhnya partisipasi aktif dari siswa ke guru. Dan tercipta hubungan yang baik antara siswa dengan guru. Dengan demikian, komunikasi jadi lebih mudah karena setiap pembelajaran melibatkan siswa untuk aktif sehingga hubungan antar pribadi baik di dalam atau luar kelas tidak ada kendala. 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Tidak ada kendala apa-apa.
Mengetahui,
Faridah, S. Pd
Narasumber
: Murti Iriyani, S. Pd
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran Seni Budaya
Tanggal Wawancara
: Senin, 13 Oktober 2014
Waktu Wawancara
: 09.30-10.30
Lokasi
: Kantor Guru
Pokok pembicaraan : 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan? Jawaban: Sekitar kurang lebih 11 tahun. 2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Metode bervariasi disesuaikan dengan RPP yang dibuat, namun lebih sering praktek, ceramah dan diskusi terkadang menggunakan lcd proyektor. 3. Apakah
Bapak/Ibu
membuat
silabus
dan
menyusun
RPP
(RencanaPelaksanaanPembelajaran) sebelum memulai pembelajaran? Jawaban: Iya membuat pada saat rapat kerja yang dinilai oleh kepala sekolah. 4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran? Jawaban: Lcd proyektor, buku pelajaran seni budaya, komputer, papan tulis. 5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Pernah. Pelatihan implementasi kuriulum 2013, yang rutin MGMP, workshop di sekolah dan pelatihan komputer. 6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang dihadapi Bapak/Ibu? Jawaban:
Ya, sudah sesuai dengan masalah dalam mengajar contohnya harus melaksanakan dengan baik sesuai dengan silabus dan RPP. 7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru tersebut? Workshop dalam rapat kerja sangat bermanfaat dalam menyusun silabus dan RPP karena ada pada pembuatan silabus dan RPP dilakukan oleh guru juga sebagai pengajar jadi bisa sama-sama belajar kemudian karena ada penilaian setelah itu, maka dapat mengembangkan silabus dan RPP. MGMP di sekolah hanya berdiskusi kesulitan mengajar. Pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang diadakan Dinas Pendidikan sama seperti workshop pembuatan silabus dan RPP yang diadakan sekolah. Jadi, hanya sebagai penguatan pengetahuan saja. 8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik? Jawaban: Saya menerapkannya karena silabus dan RPP selalu dinilai oleh kepala sekolah.
Menggunakan
komputer
untuk
melakukan
penilaian
dan
mempergunakan fasilitas internet untuk mengumpulkan tugas melalui email. 9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru? Jawaban: Mampu membuat silabus juga RPP, masalah yang dihadapi semisal dengan siswa dapat didiskusikan pada MGMP sekolah, mempergunakan komputer untuk mencari bahan ajar. 10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru tersebut? Jawaban: Tidak ada kendala. Mengetahui
Murti Iriyani, S. Pd
Lembar Observasi “Implementasi Program Pengembangan Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi di SMPN 131 Jakarta Selatan” Nama Guru
:
Tanggal
:
No.
1.
2.
3.
Pernyataan Kompetensi Pedagogik Pra Pembelajaran a. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media b. Memeriksa kelengkapan siswa Membuka Pembelajaran a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan indicator pencapaian kompetensi Kegiatan inti Pembelajaran a. Penugasan materi pelajaran 1. Menunjukkan penugasan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan 3. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 4. Mencapai tujuan komunikatif 5. Menggunakan struktur logika/retorika 6. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 7. Mengintegrasikan kerja ilmiah dalam pembelajaran b. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Menguasai kelas 3. Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual 4. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 6. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif 7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan kegiatan eksplorasi 8. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan kegiatan elaborasi
Dilakukan Ya Tidak
Keterangan
c.
d.
e.
f.
4.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
9. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan kegiatan konfirmasi Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran 1. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan sumber belajar/media pembelajaran 2. Menghasilkan pesan yang menarik dari penggunaan sumber belajar 3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Pembelajaran yang memicu dan memlihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa, sumber belajar 2. Merespon positif partisipasi aktif siswa 3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 6. Membantu siswa dalam membentuk sikap cermat dan kritis Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan hasil/indicator pencapaian 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
Penutup 1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 2. Melakukan tindak lanjut dengan member arahan atau tugas sebagai kegiatan remedy Kompetensi Kepribadian Guru berpakaian rapi dan sopan Guru mencerminkan sikap ketuhanan Guru datang ke kelas tepat waktu Guru mampu menjadi teladan bagi siswa Guru mampu menunjukkan kewibawaan sebagai guru Guru memperlihatkan kebijaksanaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3.
Kompetensi Sosial Guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan siswa Guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan sesama guru Guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan orang tua murid Guru bertutur kata sopan Guru berperilaku santun Guru menampilkan senyum Guru berkata salam Guru menyapa setiap pengunjung sekolah Kompetensi Profesional Guru mampu menguasai substansi keilmuan sesuai dengan bidang studinya Guru lulus S1 Guru sebagai Pegawai Negeri Sipil
VIII.RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
PROGRAM No KERJA 1
2
3
4
5
6
RINCIAN BENTUK HASIL YANG PROGRAM KERJA PROGRAM DIHARAPKAN
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA SEKOLAH Komite Dan LainPusat (SSN) Sekolah lain
Penyiapkan semua perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja/program
Membuat dokumen pelaksanaan rencana kerja/program
Rapat Kerja Tersedia semua Sekolah, perangkat Workshop dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja/program
Bidang kesiswaan
Menyusun tata tertib siswa
Tim Perumus
Tersedia tata tertib siswa yang 3.500.000 baik
Bidang Pengembangan KTSP, Pembelajaran dan Penilaian, dan kalender pendidikan/ akademik
Menyiapkan dokumen Bidang Pengembangan KTSP, Pembelajaran dan Penilaian, dan kalender pendidikan/ akademik
Workshop dan Penugasan
Tersedia semua dokumen Bidang Pengembangan KTSP, Pembelajaran dan Penilaian, dan kalender pendidikan/ akademik
Penyusunan, penataan, dan pengembangan struktur organisasi sekolah dan mekanisme kerja
Membuat Tim dokumen Struktrur Perumus Organisasi, TUPOKSI, mekanisme kerja dll
Bidang Pedoman Pengembangan Kompetensi Guru Pendidik dan Tenaga Kependidikan
WS dan Penugasan
Pengembangan dan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Minimal
Identifikasi sarana prasarana yang dibutuhkan
Membuat program Pengembangan dan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Minimal
Tersedia dokumen struktur organisasi, TUPOKSI, Mekanisme Kerja Pendidik dan tenaga pendidikan: Mengikuti pelatihan internal dan eksternal
12.500.000 7.000.000
7650.000
7.750..000 7.000.000
3.500.000
28.000.000
2.750.000 7.000.000
Tersedia alat lab. 10.500.000 IPA lengkap Prasarana, melengkapi buku
8.750.000
PROGRAM No KERJA
RINCIAN BENTUK HASIL YANG PROGRAM KERJA PROGRAM DIHARAPKAN untuk memenuhi SNP
7
8
perpustakaan, tersedia lab. Komputer lengkap Pengembangan Membuat program Identifikasi Tersedia lab. dan Pemenuhan pengembangan sarana Multimedia, lab. Sarana dan dan pemenuhan prasarana Bahasa, alat Prasarana sarana dan yang peraga guru lainnya prasarana lainnya dibutuhkan yang mutakhir, dalam sistem penilaian beberapa yang cepat, tahun ke tepat dan depan akurat, semua guru memiliki laptop
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA SEKOLAH Komite Dan LainPusat (SSN) lain Sekolah
2.7500.000
3.500.000
Pengembangan dan Pemenuhan Fasilitas Pembelajaran dan Penilaian lainnya
Membuat program Rapat kerja Pengembangan dan Pemenuhan Fasilitas Pembelajaran dan Penilaian lainnya
Tersedia silabus dan pemetaan, RPP 2 semester, 7.000.000 KKM 2 semester, dll
Pengembangan dan Pemenuhan Keuangan dan Pembiayaan
Membuat program Tim penggunaan keuangan sesuai dana yang dibolehkan
Tersedia APBS
10 Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
Membuat program Tim kerja Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
11 Pengembangan Peranserta Masyarakat dan Kemitraan
Membuat program Penugasan Pengembangan Peran serta Masyarakat dan Kemitraan
9
12 Pengembangan Membuat program Pengembangan Pengawasan Tim kerja Pengawasan dan dan Evaluasi Evaluasi
10.500.000
1.750.000
5.000.000
Terlaksana penghijauan, budaya saling menghormati, dll
1.750.000
4. 750.000
Tersedia dokumen program Pengembangan Peranserta Masyarakat dan Kemitraan
1.750.000
Terdapat instrumen penilaian semua aspek pendidikan,
1.750.000
2.000.000
3.500.000
PROGRAM No KERJA
RINCIAN BENTUK HASIL YANG PROGRAM KERJA PROGRAM DIHARAPKAN
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA SEKOLAH Komite Dan LainPusat (SSN) lain Sekolah
terdapat instrumen penilaian, terdapat instrumen tindak lanjut, melaksanakan kegiatan pengawasan dan penilaian secara periodik3 bulan 1 kali 13 Pengembangan Sistam Informasi Manajemen Sekolah
Membuat program IHT Pengembangan Sistam Informasi Manajemen Sekolah
Pendidik dan tenaga kependidikan mampu 7.000.000 mengoperasikan komputer secara benar, memiliki laptop, dll
14 Rencana kerja/program Pembelajaran
Membuat program MGMP per mata Rencana kerja/pembelajaran pelajaran yang variatif
Guru memiliki 1.Metode pembelajaran Variatif
Jumlah
7.000.000 70.000.000
9.500.000
2.750.000