STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS CIPUTAT TANGGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : ASEP AKBARUDIN 206018200190
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 i
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS CIPUTAT TANGERANG SELATAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Asep Akbarudin NIM: 206018200190
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SKRIPSI Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan”, telah diujikan pada sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari Senin , tanggal 13 Juni 2011.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Strata Satu (SI) pada Jurusan KI-Manajemen Pendidikan.
iii
UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan” yang disusun oleh Asep Akbarudin NIM 206018200190 Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 31 Juni 2011
iv
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Asep Akbarudin
Tempat/Tgl. Lahir
: Sukabumi, 15 Agustus 1987
NIM
: 206018200190
Jurusan/Prodi
: KI-Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi
: “Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan”
Dosen
: Drs. Muarif SAM, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
ABSTRAK Asep Akbarudin 206018200190 Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Judul Skripsi “ Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan”. Guru merupakan pemegang tonggak keberhasilan dan mempunyai peranan penting dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Namun, pada kenyataannya masih ada beberapa guru yang tidak mempunyai kompetensi penuh dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, karena ada beberapa hambatan-hambatan yang menghalanginya. Diantaranya kemampuan guru yang tidak menunjang pelaksanaan tugas, karena kurangnya kesadaran, keinginan, dan kemauan guru untuk meningkatkan kompetensi diri. Seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Supaya aspek yang diteliti tidak terlalu luas. maka, dalam penelitian ini hanya terfokus pada kompetensi pedagogik guru yang meliputi kemampuan mengelola, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, pemahaman dan pengembangan peserta didik, kemampuan pemanfaatan teknologi, dan evaluasi hasil belajar. Penelitian ini bertempat di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara pada kepala sekolah,studi dokumentasi dan penyebarkan angket sebanyak 32 item pernyataan yang di sebarkan pada guru di SMP Darussalam. Adapun populasinya terdiri dari populasi yang berjumlah 58 orang. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah telah melakukan tiga strategi pengembangan kompetensi pedagogik guru sebagai berikut: Pertama, strategi mendorong atau memotivasi guru belajar mandiri, Kedua, strategi menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop) serta memfasilitasi guru untuk mengikuti musyawarah guru mata pelajaran, Ketiga, Strategi pemanfaatan program sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah . ketiga strategi tersebut sangat efektif dalam Pengembangan meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan nikmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam
Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. Sholawat serta salam
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beliau adalah penghibur dikala duka pengobat dikala luka, serta yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Kita limpahkan juga kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam penulisan penelitian ini, saya mengalami hambatan dan kesulitan namun berkat bimbingan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Drs. Muarif
SAM, M.Pd, pembimbing penulis sekaligus sebagai Ketua
Program Studi Manajemen Pendidikan, yang telah meluangkan waktu, pikiran, arahan dan masukan-masukan dengan penuh kesabaran, dan tidak bosanbosannya selalu membimbing penulis dalam proses penulisan skripsi ini 3. Seluruh
Dosen dan Staff
Jurusan Kependidikan Islam Manajemen
Pendidikan, yang telah sabar mendidik dan memberikan motivasi selama penulis belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Pimpinan dan seluruh Staff Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah memberikan pelayanan semaksimal mungkin, dalam membantu menyediakan fasilitas dan buku-buku 5. Kepada kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Supendi (alm) dan ibunda Rosita, yang selalu memberikan terbaik bagi ananda, dengan penuh kasih sayang, kesabaran, pengorbanan dalam mendidik ananda dari kecil hingga ii
kini. Bagi ayah mudah-mudahan mendapatkan ridho dan tempat yang selayaknya disisi allah swt. 6. Kakanda Ferry Superi dan Euis Sulastri, Ruhanuddin, serta adinda Sopian dan Muhammad Nazril Ilham yang menjadi penyemangat, penghibur, serta memberikan bantuan moril dan materil. Mudah-mudahan kita selalu mendapatkan keridhoan dari Allah SWT baik di dunia maupun akhirat 7. Drs. Asnawie Kepala Sekolah SMP
Darussalam Cimanggis Ciputat
Tangerang Selatan yang telah menerima di sekolah tersebut serta seluruh Guru dan Staffnya yang telah membantu dan meluangkan waktunya dalam memberikan informasi-informasi berkaitan dengan skripsi ini 8. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Islam Al-Bashry, Dr. Abdullah Hasby, Ustd. Ujang, Khaidar, Hisab, Aos, Bu Papa, Euis, Aas, Yuyun, serta Ma Idah 9. Saudaraku DR. Lili, teh Nyai, Mang Dasep Rosmun, Ade Sanim, Ua Hada, Encoh, Encah, A Hendra, Ekiw, Andi Qmaha, Aan Photocopy, yang telah memberikan semangatnya, “ketika saya pulang”. 10. Teman-teman sekelas, Dani, Qori, Feri, Om Siraj, Wahyu, Muklis, Imam, De Mina, Husna, Rina, Lilis, Erma, Fifi, Nova. Yang telah menjadi teman seperjuangan dalam menuntut ilmu 11. Dan semuanya yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung, penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu. Akhirnya hanya kepada Allah penulis bertawakal, semoga jasa mereka semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan amal kebaikannya diterima Allah SWT. Besar harapan penulis semoga karya ilmiyah sederhana ini memeberikan manfaat bagi yang meluangkan waktunya untuk membaca. Jakarta, 30 Mei 2011 Penulis
iii
DAFTAR ISI ABSTAK ................................................................................................................ I KATA PENGANTAR ......................................................................................... II DAFTAR ISI ....................................................................................................... IV DAFTAR TABEL .............................................................................................. VI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .......................................................................7 D. Perumusan Masalah ....................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian ..........................................................................8 BAB II
KAJIAN TEORI A. Kompetensi Pedagogik Guru 1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru ................................... 9 2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik Guru .............………. 13 B. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru 1. Urgensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru ............. 19 2. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru...............22 3. Kerangka Berpikir…………………………………………….24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ..........................................................................27 B. Tempat Dan Waktu .......................................................................27 C. Metode Penelitian ..........................................................................28 D. Populasi Dan Sampel Penelitian ...................................................28 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................28 F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................29 G. Teknik Analisis Data ......................................................................32
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat Smp Darussalam .......................................... 34 2. Profil Siswa ............................................................................. 35 3. Profil Guru ............................................................................. 37 B. Deskripsi, Analisis Dan Interpretasi Data .................................... 39 C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………..64 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 70 B. Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru ........... 26 2. Tabel 3.1. Jenis Kegiatan ........................................................................ 27 3. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket Untuk Guru ................................................ 30 4. Tabel 3.4. Skala Prosentasi ...................................................................... 33 5. Tabel 4.1. Data Siswa Dalam 4 (Empat) Tahun Terakhir ....................... 36 6. Tabel 4.1. Analisis Kemampun Guru Menyusun Program Tahunan....... 43 7. Tabel 4.2. Analisis Kemampun Guru Menyusun Program Semester ...... 44 8. Tabel 4.3. Analisis Kemampun Guru Menyusun Silabus........................ 44 9. Tabel 4.4. Analisis Kemampun Guru Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................................ 44 10. Tabel 4.5. Analisis Pelaksaan Guru Dalam Menguasai Kelas................. 46 11. Tabel 4.6
Analisis Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran .......................................................................... 46
12. Tabel 4.7
Analisis Guru Dalam Menguasai Pokok Bahasan ................. 47
13. Tabel 4.8
Analisis Pelaksanaan Guru Sebelum Mengadakan Pembelajaran .......................................................................... 47
14. Tabel 4.9
Analisis Perhatian Guru Dalam Mengetahui Karakter Anak Didik ....................................................................................... 48
15. Tabel 4.10 Analisis Pembelajaran Guru Terhadap Siswa Yang Kesulitan Dalam Belajar ......................................................... 49 16. Tabel 4.11 Analisis Perhatian Guru Kepada Setiap Siswa ...................... 50 17. Tabel 4.12 Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Guru Dalam Menggunakan Metode Variatif .............................................. 50 18. Tabel 4.13 Analisis Kesuksesan Pembelajaran Guru Dengan Menggunakan Bantuan Komputer .......................................... 50 19. Tabel 4.14 Analisis Guru Menjadikan Internet Sebagai Sumber Belajar . 51 20. Tabel 4.15 Analisis Kemampuan Guru Dalam Melakukan Refleksi Seusai Pembelajaran ............................................................... 52 21. Tabel 4.16 Analisis Kemampuan Guru Dalam Memberikan Penilaian Terhadap Siswa....................................................................... 52
vi
22. Tabel 4.17 Analisis Kemampuan Guru Dalam Membimbing Perkembangan Psikologis Anak Didik 58 23. Tabel 4.18 Anaisis Pelaksanaan Remedial Yang Diberikan Guru Kepada Siswa ......................................................................... 53 24. Tabel 4.19 Analisis Pembelajaran Sumber Media Guru Dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogiknya ........................ 54 25. Tabel 4.20 Analisis Penyelenggaraan Yang Dilakukan Diluar Sekolah .. 55 26. Tabel 4.21 Analisis Kesempatan Guru Dalam Mengikuti Pelatihan Kompetensi Pedogogik ........................................................... 56 27. Tabel 4.22 Analisis Pelaksanaan Pelatihan Yang Dilakukan Kepada Sekolah Setiap Semester ......................................................... 57 28. Tabel 4.23 Analisis Pelaksanaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ...... 57 29. Tabel 4.24 Analisis Pelaksanaan Penyusunan Program Tahunan ............ 58 30. Tabel 4.25 Analisis Penyususnan Program Semester .............................. 59 31. Tabel 4.26 Analisis Evaluasi Program Tahunan....................................... 59 32. Tabel 4.27 Analisis Evaluasi Program Semester ...................................... 60 33. Tabel 4.28 Analisis Pengawasan Supervisi Pendidik .............................. 61 34. Tabel 4.29 Analisis Pembinaan Guru Oleh Pengawas ............................. 61 35. Tabel 4.30 Analisis Persiapan Sertifikasi Guru ........................................ 62 36. Tabel 4.31 Analisis Pelaksanaan MGMP ................................................. 62 37. Tabel 4.32 Analisis Pelaksanaan MGMP Yang Difasilitasi Pengawas .... 63 38. Tabel 7.1
Data Jumlah Skor.................................................................... 65
39. Tabel 7.2
Data Nilai Rata-Rata Skor ..................................................... 66
40. Tabel 7.3
Data Jumlah Kategori ............................................................ 68
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menempati posisi strategis dalam pembukaan UUD 1945. Dalam pendidikan formal di sekolah, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan, ini disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab itu, pemerintah telah merancang dan menetapkan standar kompetensi, kualifikasi dan sertifikasi guru sebagai usaha untuk menghasilkan guru yang profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya. Dapat diidentifikasi beberapa karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Sebagai berikut: (1) mampu mengembangkan tanggungjawab dengan baik, (2) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, (3)
1
2
mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, (4) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas.1 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen, dikemukakan bahwa: kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.(d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
tugas.(e)memilki
tanggung
jawab
atas
pelaksanaan
tugas
keprofesionalan. (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.(g)memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.(h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.2 Selanjutnya Dalam Undang-undang yang sama dijelaskan pula bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompotensi guru sebagaimana dimaksudkan diatas meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sedangkan sertifikasi pendidik yaitu diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Dari uraian di atas bahwa menjadi seorang guru hendaknya memiliki bakat, minat, kemauan keras, panggilan jiwa dan idealisme sehingga dapat 1
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-7, hlm. 38. 2 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, hlm.8-9.
3
meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah juga telah mengatur dalam UUD Guru dan Dosen untuk terciptanya guru yang berkompeten. Gary
dan
Margaret,
sebagaimana
dikutip
oleh
Mulyasa
mengemukakan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara profesional memilki karakteristik sebagai berikut: (1) memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif, (2) kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, (3) memiliki kemampuan memberikan umpan balik (fedback) dan penguatan (reinforcement), dan (4) memiliki kemampuan untuk peningkatan diri.3 Dari keempat karakteristik guru tersebut sangat jelas, menjadi guru bukan sekedar menyampaikan materi tetapi harus mampu mengembangkan materi dalam realitas kehidupan serta memiliki strategi dalam meningatkan kualitas peserta didik. Dengan demikian menjadi seorang guru harus terusmenerus meningkatkan kualitas diri, karena aktivitas seorang guru mengajar dan melakukan proses pembelajaran yang baik. Adapaun kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif, meliputi: kemampuan interpesonal untuk menunjukan empati dan penghargaan kepada peserta didik, hubungan baik dengan peserta didik dengan tulus, menunjukan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, menciptakan iklim untuk tumbuhnya kerjasama, melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan pembelajaran, mendengarkan dan menghargai peserta didik untuk berbicara dalam setiap diskusi, dan meminimalkan setiap permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan kemampuan mengembangkan strategi dan
manajemen
pembelajaran,
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
menghadapi dan menangani peserta didik yang bermasalah, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam pembelajaran, serta kemampuan bertanya yang memerlukan tingkat berfikir yang berbeda untuk semua peserta didik.
3
Mulyasa .E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) Cet ke-3, hlm. 21.
4
kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement) antara lain: memberikan umpan balik yang sifatnya membantu terhadap peserta didik yang lamban belajar, memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan. Dan kemampuan untuk peningkatan diri, antara lain: menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, kreatif, memperluas dan menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan. Berdasarkan uraian di atas, setidaknya ada dua kategori kompetensi yang harus dimiliki oleh guru: (1) kompetensi profesional yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan menilai tugas guru, yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, dan (2) kompetensi personal, yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial, dan spiritual. Untuk menjadi seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal kemampuan yaitu sebagai berikut: 1. Komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya; 2. Menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya kepada peserta didik; 3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi; 4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya; 5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya (Supriadi 1998).4 Dengan adanya tuntutan tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen. Lahirnya undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan 4
Mulyasa .E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,. Hlm. 11.
5
Dosen mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi. Yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional. Upaya Pengembangan kompetensi guru telah banyak dilakukan, namun pada kenyataan dan pelaksanaannya masih dihadapkan pada berbagai kendala, baik di lingkungan Depdiknas misalnya, adanya gejala kurang keseriusannya dalam menangani permasalahan pendidikan, seperti juga dalam menangani
masalah
guru.
Gejala
tersebut
antara
lain
adanya
ketidaksinambungan antara program peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas guru yang ditangani oleh berbagai direktorat di lingkungan depdiknas; minimnya fokus dalam peningkatan kualitas guru, serta minimnya penanganan yang dilakukan oleh para ahli. Sehingga tidak menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous Quality improvement). Kebanyakan guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/200, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian masyarakat. Sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94 (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta). Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukan dari sekitar 1,2 juta SD/MI, hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D-2. Selain itiu, dari sekitar 680.000 guru SMP/MTS baru 38,8% yang berpendidikan diploma D-3 samapai kependidikan ke atas. Dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki kependidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S-2 ke atas (3,48% berpendidikan S-3).5 5
Jamal Ma’mur asmani., 7 Tip Cerdas & Efektif Lulus Sertifikasi Guru, (Jogjakarta : Diva Press, 2009), hlm. 118.
6
Kondisi guru di atas sangat memprihatinkan. maka, tidak ada jalan lain kecuali
memacu
semangat
belajar
guru
untuk
terus
meningkatkan
kompetensinya, melalui kuliah, banyak membaca, menulis, berdiskusi, berorganisasi, dan mengembangkan jaringan ke luar. Salah satunya dengan cara mengikutsertakan program pendidikan dan pelatihan serta kegiatan lainnya. karena jika tidak, semua upaya tersebut tidak akan membawa hasil tanpa ada niat yang kuat dari guru tersebut. Sebab, tanggungjawab dalam mengembangkan kualitas dan kompetensi pada dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan pribadi guru itu sendiri, tanggungjawab meningkatkan dan mengembangkan kompetensi tidak dapat dilakukan oleh orang lain kecuali oleh guru itu sendiri.6 Pada kenyataanya di sekolah masih ada masalah-masalah
sebagai
berikut: (1) belum seluruh guru berkualifikasi S-1 atau D-4. (2) masih ada guru mengajar mata pelajaran yang tidak relevan dengan ijazahnya (missmach). (3) masih ada guru yang kurang mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penelitian tindakan kelas, dan publikasi ilmiah. (4) para guru cenderung mengajar menggunakan metode ceramah, karena masih kurang menguasai alat informasi dan teknologi (5) masih ada guru yang kurang memperhatikan kualitas peserta didik. Fenomena ini ditemukan diberbagai sekolah termasuk di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. Hasil wawancara dan data yang terdapat di bagian administrasi di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan yaitu mempunyai jumlah guru sebanyak 58 orang, yang mempunyai kompetensi kualifikasi akademik S-1 sebanyak 45 orang, S-2 sebanyak delapan orang dan dalam proses S-1 sebanyak lima orang. Dari keseluruhan guru yang ada di sekolah tersebut masih ada guru yang mengajar tidak relevan dengan ijazahnya (missmach).7 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik menuangkan dalam bentuk 6 7
skripsi
dengan
judul
:“STRATEGI
Moh. Uzer Usman, menjadi guru …, hlm. 3. Wawancara dengan Guru(Ciputat,oktober 2010).
PENGEMBANGAN
7
KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS CIPUTAT TANGERANG SELATAN”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas yaitu belum efektifitasnya usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan maka, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Masih adanya guru yang tidak berkualifikasi akademik Sarjana Satu (S1), dan guru yang mengajar mata pelajaran tidak sesuai dengan Ijazahnya 2. Masih ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan kualifikasi akademik (missmach). 3. Masih ada guru yang kurang mampu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang benar. 4. Para guru cenderung mengajar dengan menggunakan metode ceramah. 5. Masih ada guru yang belum mempunyai kompetensi pedagogik secara utuh. 6. Minimnya program pengembangan kompetensi pedagogik guru yang di lakukan oleh Kepala Sekolah . C. Pembatasan Masalah Dengan ini penulis berupaya menjelaskan masalah yang dibahas hanya terfokus pada: Pengembangan kompetensi Pedagogik Guru dan Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan?
8
2. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan? E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan nilai guna bagi: 1. SMP
Darussalam,
sebagai
bahan
rujukan
untuk
mengadakan
pengembangan kompetensi pedagogik guru; 2. Guru,
sebagai
kajian/referensi
dalam
menambah
wawasan
dan
pengetahuan tentang pengembangan kompetensi pedagogik. 3. Penulis, sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar S-1(Strata Satu) Jurusan Kependidikan Islam, Prodi. Manajaemen Pendidikan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Pedagogik Guru 1. Pengertian kompetensi Pedagogik guru Teori landasan terbentuknya kompetensi seseorang adalah teori medan yang dirintis oleh Kurt Lewin. Perhatian dalam teori ini adalah masalah persepsi, belajar, dan berfikir.8 Teori Kurt Lewin mengidentifikasikan bahwa kompetensi seseorang turut dibentuk oleh faktor pengetahuan yang diperoleh melalui informasi. Dengan informasi yang diperoleh seseorang, akan bertambah pengetahuan yang akhirnya terbentuk kompetensi dirinya. Merujuk pada teori di atas, berarti semua orang memiliki kompetensi pada dirinya, baik kompetensi belajar, menghafal dan berpikir, begitu juga dengan guru. Menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Dari keempat kompetensi tersebut ada salah satu yang harus jadi perhatian yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi tersebut dimiliki guru ketika mau belajar dan mengembangkan dirinya secara terus menerus sesuai dengan perkembangan tekhnologi. 8
Hamzah B. Uno , Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Ed. 1, cet. 5, hlm. 60.
9
10
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa, “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas profesional”.9 Jadi, dikatakan guru kompeten yaitu guru yang memiliki ketiga kompetensi tersebut yang mampu merealisasikan secara professional. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian dasar kompetensi (competency), yakni kemampuan atau kecakapan. 10 Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (tugas) yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.11 Kompetensi juga menunjukan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu untuk mampu melakukan tugas dan tanggungjawab secara efektif dan meningkatkan standar kualitas professional, termasuk diantaranya kemampuan untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuannya. Istilah
kompetensi
sebenarnya
memiliki
banyak
makna
sebagaimana yang dikutip oleh Mulyasa dari beberapa pendapat, antara lain menurut Broke and Stone, :”Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang penuh arti”. Menurut Charles (1994) mengemukakan bahwa: competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.12 Dengan demikian pengertian kompetensi dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, 9
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang guru dan Dosen, (Jakarta, Ciputat Press, 2006) hlm. 5. 10 Asep Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: Diva Press, 2009), cet-1, Hlm. 19 11 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakaera: Pt Rajagrafindo Persada, 2007),hlm. 86 12 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru…,hlm. 25.
11
keterampilan, serta kemampuan sebagai tugas seseorang tetapi merupakan penguasaan dalam diri seseorang yang mencakup perilaku rasional sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang. Adapun kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, social, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru. Yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.13Definisi ini menunjukan bahwa tanggung jawab seorang pengajar dalam melakukan tugasnya mendidik sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.14 Senada dengan itu, PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 tentang Standar Nasional Pendidikan ayat 3 menjelaskan bahwa seorang pendidik atau pengajar harus memiliki empat kompetensi yaitu: a. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia. c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam SNP.
13 14
Mulyasa. Standar Kompetensi………Hlm. 26 Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,. Hlm. 10-11
12
d. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik dan masyrakat sekitar.15 Dari keempat kompetensi di atas, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing, memimpin).pengertian pedagog intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan. Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah ”Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak”. Pedagogik secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik, menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang untuk mengenal diri sendiri dan perbaikan bagi diri sendiri. Selanjutnya dalam rancangan keputusan pemerintah, sebagaimana dikutip Wina Sanjaya yang dimaksud kompetensi pedagogis adalah “kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik”16. Selanjutnya dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan 15
Peraturan Pemerintah. Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 Tentang SNP. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media Group, 2010). Cet ke-7, hlm.19 16
13
pengertian pedagogik menurut Nana Syaodih adalah “penguasaan materi atau bahan pelajaran. Penguasaan kemampuan itu berupa penguasaan isi, baik yang berasal dari disiplin ilmu, maupun dari kehidupan masyarakat.17 Pengertian ini menyatakan bahwa setiap tenaga pengajar sudah pasti memiliki kemampuan dasar yaitu kemampuan melakukan pengajaran dengan segala ruang lingkupnya meliputi interaksi dengan peserta didik, pemahaman psikologis peserta didik, perancangan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran, serta pengembangan potensi peserta didik. Dari berbagai pengertian kompetensi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru yang berkompeten adalah guru yang memiliki kemampuan, keahlian, dan menguasai dengan baik
hal-hal yang
berhubungan dengan pengajaran sesuai dengan bidang yang ia tekuni sebagai seorang guru harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
professional,
dan
kompetensi sosial, sehingga guru mampu meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab. Sedangkan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam mengelola bahan belajar mengajar dan mengelola pembelajaran peserta didik.
Penguasaan
materi
dan
mampu
mengkondisikan
serta
mengembangkan peserta didik menjadi lebih baik. 2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik guru Dalam proses belajar mengajar guru merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian, untuk mencapai keberhasilan tersebut, guru harus memiliki kemampuan dasar dalam kegiatan belajar mengajar dan menjalankan tugasnya sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan, seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan,penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara 17
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet- 12, hlm.193.
14
peserta didik dengan guru, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir a dinyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.18 Uraian di atas menjelaskan ruang lingkup kompetensi pedagogik guru, tugas dan fungsi guru bukan sekedar mengajar saja, tapi peranannya sangat besar dalam mengembangakan potensi peserta didik. Ruang lingkup kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kemampuan
Mengelola
Pembelajaran
dan
Perancangan
Pembelajaran Secara operasional,
kemampuan mengelola
pembelajaran
menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. 1) Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaraan dan harus berorientasi ke masa depan. 2) Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana
yang
diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan. 3) Pengendalian atau evaluasi, bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses manajerial terakhir ini perlu dibandingkan kinerjaa 18
Mulyasa, Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru,… hlm. 75
15
aktual dengan kinerja yang telah ditetapkan (kinerja standar). Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil langkah-langkah atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan yang signifikan atau adanya kesenjangan antara proses pembelajaran aktual di dalam kelas dengan yang telah direncanakan. Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara aktif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen sistem pembelajaran, sebagai keseluruhan proses untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarkannya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learninga).19 Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Kegiatan tersebut akan berdampak pada proses pembelajar. Guru harus mmperhatikan ketiga kegiatan dalam merancang pembeljaran karena keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh rancangan yang dibuat oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya. b. Pemahaman dan Pengembangan Peserta Didik Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif. Dari keempat terrsebut, seorang guru harus mengetahui pada diri peserta didik, sehingga guru dapat mengidentifikasi individunya. Yang 19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media Group, 2010). Cet ke-7, hlm. 52
16
tujuannya akan mempermudah proses pembelajaran yang pada akhirnya guru akan bisa menyalurkan bakat, minat, dan tingkat kecerdasan peserta didik sesuai dengan kemampuannya. Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ektra kurikuler (ekskul), pengayaan dan remidial, serta bimbingan konseling (BK). Pada
dasarnya
terdapat
seperangkat
tugas
yang
harus
dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensinya. Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas-tugas utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yang profesional dan dapat diteladani. Semua itu merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi pedagogik guru. Kompetensi tersebut, dapat berpengaruh terhadap proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu. c. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Kegagalan
pelaksanaan
pembelajaran
sebagaian
besar
disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvergensi, anti dialog, proses penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realita masyarakat. Dalam Rencana Peraturan Pemerintah tentang guru, bahwa
guru
harus
memiliki
kompetensi
untuk
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berarti, bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antara sesama subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Tanpa komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati.
17
Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon terhadap praktek pendidikan anti realitas, yang menurut Freire (2003) harus diarahkan pada proses terhadap masalah. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan
kelas
agar
menunjang
terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup dua macam kegiatan yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum: a. merencanakan tujuan; b. mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, c. memimpin,
yang
meliputi
memotivasi,
mendorong,
dan
menstimulasi siswa, d. mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagai mana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.20 Dari keempat kegiatan tersebut harus dipandang sebagai siklus yang berhubungan satu sama lain, karena akan bermuara pada usaha mengelola proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan bisa maksimal, maka pelaksanaan mutlak diperlukan dan dilaksanakan oleh seorang guru.
20
Asep Umar Fakhrudin, Menjadi Guru favorit, Pengenalan, Pemahaman dan Praktek Mewujudkannya. (Jogjakarta: Diva Press, 2009) hlm. 52
18
d. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (elearning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik. Oleh karena itu, seyogyanya guru dibekali dengan berbagai kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai teknologi pembelajaran. 21 Penggunaan teknologi mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu dapat membantu guru dan peserta didik secara konkrit konsep berpikir, mengurangi respon yang kurang bermanfaat, meningkatkan perhatian anak didik, dapat membuat secara riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik, e. Evaluasi Hasil Belajar Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi.22 Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, menggambarkan kemajuan siswa, prestasi, hasil rata-rata, dan dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Semua itu dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penialaian program. Evaluasi hasil belajar merupakan alat untuk mengukur kemampuan peserta didik yang pada akhirnya akan dijadikan acuan untuk meningkatkan perbaikan pembelajaran selanjutnya.
21
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Prenada Media Group, 2009), Cet ke-1, hlm.291 22 Slameto, Belajar & factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hlm.39
19
B. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru 1. Urgensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Guru adalah figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang, kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa seorang guru yang dapat ditiru dan dijadikan suriteladan oleh orang-orang untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, agama, dan perilaku yang baik. Guru merupakan orang pertama yang memberikan pengetahuan, pengalaman, dan kebudayaan dengan cara proses pembelajaran. Sehingga pengembangan kompetensi guru dirasakan sangat penting untuk menjaga konsistensi kebudayaan dan perilaku pendidikan yang baik. Uzer (1990), sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno ada tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.23 Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas
perkembangannya
mulai
dari
sebagai
makhluk
bermain
(homoludens), sebagai makhluk remaja atau berkarya (homopither), dan sebagai makhluk berpikir atau dewasa (homosapiens). Membantu peerta didik dalam mentranspormasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta didik dalam mengidentifikasikan diri peserta didik tersebut. Kaitanya dengan pengembangan guru, dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut: a. Pembinaan dan pengembambangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier.
23
Hamzah B. Uno ., Ed. 1, Cet. ke 5, hlm. 20.
20
b. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. c. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dilakukan melalui jabatan fungsional. d. Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.24 Dari uraian di atas dapat diketahui salah satu urgensi dalam pengembangan
guru
adalah
mengenai
pengembangan
kompetensi
pedagogik. Kompetensi pedagogik guru sangat penting dimiliki setiap guru karena guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru sebagai penunjang hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru harus mampu menguasai dan menggunakan teknik, metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi. Guru tidak selalu menjadi seorang transporman ilmu pengetahuan, juga harus mampu menjadi fasilitator belajar siswa. Pengembangan Kompetensi pedagogik guru dirasakan penting karena keberhasilan pembelajaran terpusat pada diri seorang guru. Kualitas guru dalam mengajar pada hakikatnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang datang dari dalam dirinya dan dari luar dirinya. Faktor yang berasal dari dalam dirinya (faktor internal) antara lain faktor kesehatan, potensi, sikap, dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal) diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, anak didik, dan sarana dan prasarana yang menunjang. Untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru perlu dipertimbangkan faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Bagaimanapun situasi dan kondisi yang tersedia serta pembinaan yang telah diupayakan dengan baik oleh kepala sekolah, namun jika guru tersebut tidak memiliki kemauan maka semuanya tidak akan berjalan dengan baik. Dengan adanya kemauan, 24
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Hlm. 25
21
kecakapan, keahlian, dan kreatifitas yang dimiliki oleh seorang guru maka segala kekurangan yang ada akan menjadi pendorong baginya untuk selalu berusaha mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Dengan peningkatan kompetensi guru diharapakan akan meningkatan metode, teknik, media pembelajaran yang baik dan akan berimbas terhadap peningkatan
kualitas
peserta
didik.
Mengembangkan
kompetensi
pedagogik guru pada hakikatnya ialah melaksanakan prinsip belajar seumur hidup. Salah satu prinsip belajar ialah menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan setiap inividu. Belajar seseorang akan lebih berhasil kalau apa yang dipelajari sesuai dengan kebutuhanya. Ada lima macam kebutuhan untuk mengembangkan dirinya: (1) ingin merasa diri penting, terpandang, dan berharga, (2) ingin hidup aman, sentosa, dan berkecukupan, (3) ingin memperoleh teman hidup yang tepat dan berkeluarga, (4) ingin berkelana di lapangan yang belum diketahui atau hasra ingin tahu, dan (5) dalam waktu-waktu tertentu ingin melepaskan diri dari kesulitan, bergembira, dan bermain-main (Halsey, 1983, h. 44 – 52).25 Terkait dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru, sangat dibutuhkan karena Untuk mempercepat dalam pengembangkan pendidikan terutama dalam bidang pembelajaran. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan dan mengembangkan tenaga pendidik terutama mengembangkan kemampuan pedagogik guru yaitu kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar. Dari uraian di atas, tujuan pendidikan dan pelatihan berhubungan erat dengan manfaat dari pendidikan dan pelatihan tersebut, dengan maksud agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan profesional. Adapun tujuan dari pendidikan dan pelatihan diantaranya dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembelajar. Dan juga
25
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) Cet. Kedua, hlm.119.
22
diharapkan dapat menumbuh kembangkan minat dan perhatian para pendidik terhadap bidang atau tugasnya masing-masing. 2. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian strategi adalah Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.26 Secara umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.27 Sedangkan dalam dalam dunia penndidikan strategi adalah “ a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal”28. Dalam UUD RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan
berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi
guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen. Lahirnya undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi. Semuanya itu bermaksud untuk meningkatkan kompetensi
guru.
Ada
beberapa
strategi
pemerintah
dalam
mengembangkan kompetensi pedagogik guru, yaitu sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan
pendidikan
untuk
meningkatkan
kualifikasi
akademik, kompetensi, dan pendidikan profesi. 2. Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga profesinal sesuai dengan prinsip profesionalitas. 3. Penyelenggaraan kebijakan strategi dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhntian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi, maupun sertifikasi yang
26
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 2011 27 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Hlm. 5 28 Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), Hlm. 294
23
dilakukan sevcara merata, objektif, transparan, dan akuntabel untuk menjamin keberlangsungan pendidikan. 4. Penyelenggaraan
kebijakan
strategis
dalam
pembinaan
dan
pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian profesional. 5. Peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesional. 6. Pengakuan yang sama antara guru yang bertugas pada stuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dengan guru yang bertugas pada stuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan pemerintah daerah. 7. Penguatan tanggungjawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan kewajiban guru sebagai pendidik profesional, dan 8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru.29 Dari kedelapan strategi di atas, merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Semua itu dilakukan hasil pertimbangan dan evaluasi. Adanya analisis mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
tantangan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
kompetensi
guru,
yang bukan
semakin hanya
pesat.
Maka
tanggung
jawab
pemerintah, sekolah, guru, tetapi masyarakat juga harus ikut andil.
29
Mulyasa .E, Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru, hlm. 6.
24
C. KERANGKA BERPIKIR Pengembangan kompetensi pedagogik guru merupakan faktor yang sangat penting, karena guru merupakan salah satu unsure pendidikan yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, (tanpa menyampingkan komponen yang lain, seperti: peserta didik, orang tua, masyarakat, dll).untuk menjadi guru harus mempunyai kualifikasi akademik sesuai dengan UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mengajar sesuai dengan ijazah (kompetensi yang dimiliki), mempunyai kompetensi pedagogik secara utuh (baik), dan penguatan akademik lainnya. Memiliki kualifikasi akademik pendidikan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin menjadi seorang tenaga pendidik, mengajar sesuai dengan ijazah yang diperoleh. Kemudian, yang harus dimiliki oleh guru adalah menguasai kompetensi pedagogik secara utuh yang meliputi kemampuan pengelolaan dan perancangan pembelajaran, pemahaman dan pengembangan peserta didik, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan sebanyak 58 orang, yang mempunyai kompetensi kualifikasi akademik S-1 sebanyak 45 orang, S-2 sebanyak delapan orang dan dalam proses S-1 sebanyak lima orang. Dari keseluruhan guru masih ada guru yang mengajar tidak sesuia dengan Ijazah, serta kompetensi pedagogik yang dimiliki masih kurang. Dan sebagai akibatnya, siswa tidak punya konsentrasi dalam menangkap materi atau penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Selanjutnya, guru tersebut harus mendapatkan penguatan akademik, guna menunjang kompetensi pedagogik, seperti: bagi guru yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1, harus diberikan beasiswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan, kepala sekolah memberikan tugas mengajar guru sesuai kompetensinya, adanya penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan (workshop), memfasilitasi guru
25
mengikuti musyawarah guru mata pelajaran, dan dengan adanya program sertifikasi
dari
pemerintah,
akan
menjadi
pemacu
guru
dalam
meningkatkan kompetensinya. Dari kondisi nyata guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, maka dapat diidentifikasi tiga problem atau masalah, diantaranya: 1. Masih ada guru yang belum berkualifikasi akademik S1 dan guru yang mengajar masih ada yang tidak sesuai dengan Ijazahnya (missmach). 2. Masih ada guru yang belum mempunyai kompetensi penuh yang meliputi kemampuan mengelola, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran,
pemahaman
dan
perkembangan
peserta
didik,
kemampuan pemanfaatan teknologi, dan evaluasi hasil belajara. 3. Minimnya kegiatan atau program pengembangan seperti seminar, pelatihan dan pendidikan, dan sebagainya Dengan adanya permasalah tersebut, maka strategi
yang harus
dilaksanakan yaitu: 1. Dalam hal pendidikan, kepala sekolah harus memberikan peluang bagi guru yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1, supaya melanjutkan keperguruan tinggi Ilmu Pendidikan dan merumuskan kembali arah dan tujuan pembinaan kompetensi guru, agar terjadi keseimabanagan antar hak dan kewajiban sebagai tenaga pendidik. 2. Kepala sekolah harus memberikan tugas mengajar guru sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Dengan memberikan pembinaan dan pengembangan kemampuan pedagogiknya. 3. Pembinaan
akademik
dapat
dilakukan
melalui
kegiatan
dan
penyelenggaraan seminar, MGMP, dan pelatihan serta pendidikan (workshop) 4. Pemerintah telah melakukan terobosan baru yaitu adanya sertifikasi guru yang diberikan bagi guru yang telah memenuhi persyaratan yang terkandung dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen.
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
INPUT
PROSES
OUTPUT
IN KONDISI AKTUAL GURU 1. Masih ada guru yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1 2. Masih ada guru yang
mengajar tidak sesuai dengan Ijazah 3. Masih ada guru
belum memiliki kompetensi pedagogik yang baik 4. Minimnya program
Strategi Kepala Sekolah 1. Mendorong guru untuk belajar mandiri, melalui membaca buku, media (baik media massa maupun media elektronik)
Problem 1. Meningkatnya tugas guru, karena jumlah siswa bertambah 2. Efektifitas pembelajaran menjadi rendah
2. Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop), serta MGMP
3. Kurangnya wawasan dan pengetahuan guru
3. Program sertifikasi guru yang dilakukan oleh pemerintah
pengembangan guru
26
HASIL Kompetensi pedagogik guru baik, kegiatan pembelajaran efektif, sehingga kualitas peserta didik akan meningkat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan dan Bagaimana Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, serta mengetahui Efektifitas strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. B. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan. Adapun penelitian ini dilaksanakan antara bulan Januari sampai Maret 2011. dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1. Jenis Kegiatan NO
JENIS KEGIATAN
1
PEMILIHAN JUDUL
2
KONSULTASI
3
PENDEKATAN
SEPT
OKT
NOV
KESEKOLAH 4
IZIN PENELITIAN
5
PENGUMPULAN DATA
6
ANALISIS DATA
27
DES
JAN
FEB
MAR
28
C. METODE PENELITIAN Metode adalah cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam peneltian ini, digunakan penelitian kombinasi yaitu kuantitatif dan kualitatif pendekatan deskriptif. Metode
kuantitatif
yaitu
untuk
mengetahui
efektifitas
strategi
pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, dan metode kualitatif ini digunakan untuk mempelajari berbagai peristiwa dan kondisi yang terjadi pada objek yang akan diteliti. Sedangkan metode deskriptif adalah bertujuan untuk membuat potret tentang suatu keadaan secara sistematis, factual, akurat mengenai fakta dan sifat yang terjadi pada variabel yang akan diteliti yang bersifat mandiri. D. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan yang berjumlah 58 orang pada tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan
yang dimaksud sampel adalah
sebagaian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel penuh artinya, penulis mengambil semua orang guru yang mengajar di sekolah tersebut yang berjumlah 58 orang. E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data adalah salah satu bagian penelitian yang sangat penting. Keberhasilan suatu penelitian sangat tergantung kepada sikap yang dikembangkan peneliti yaitu : teliti, intensif, terinci, mendalam, dan lengkap dalam mencatat setiap informasi yang ditemukan. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tiga cara : pertama, dengan cara observasi, kedua, angket yaitu mengajukan daftar pernyataan atau pertanyaan kepada guru untuk memperoleh data yang terkait dengan penelitian, ketiga, wawancara yaitu mengajukan daftar pertanyaan yang diajukan pada Kepala SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
29
1.Observasi Observasi
atau
pengamatan
digunakan
dalam
rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, metode ini hamper dipergunakan pada seluruh proses pengambilan data. Penulis melakukan pengamatan untuk mendapatkan data mengenai kondisi atau keadaan tenaga pendidik yang ada di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. Observasi dilakukan dengan mengamati keadaan sekolah serta keadaan tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut. 2.Angket (Quesioner) Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran Quesioner (daftar pernyataan/isian) untuk diisi langsung oleh responden.30 Angket dalam penelitian ini akan diberikan dan diisi oleh guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan. 3.Wawancara Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan langsung kepada responden yang diteliti. Teknik wawancara ini di lakukan untuk menggali data tentang keadaan sekolah, guru, dan peserta didik serta data lain yang menunjang tentang penelitian ini. F. INTRUMEN PENGUMPULAN DATA Adapun intrumen yang digunakan dalam pengumpulan data di atas adalah sebagai berikut: 1. Panduan Observasi Intrumen yang akan mengarahkan cara dan langkah-langkah pengamatan yang akan dilakukan. 2. Panduan Angket Intrumen yang akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan kegiatan pembuatan butir pertanyaan/pernyataan dengan para responden.
30
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009). Hlm. 96
30
Wawancara akan dilakukan dengan kepala sekolah dan angket akan disebarkan kepada guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan. wawancara yang penulis gunakan , diajukan langsung kepada responden yaitu kepala sekolah dan angket untuk guru. Peneliti juga menggunakan rekam, selanjutnya dibuat kesimpulan sehingga dapat disusun data dan informasi sejelas mungkin. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket untuk Guru Dimensi Kompetensi pedagogik guru
Aspek a. Pemahaman terhadap peserta didik
b. kemampuan perancangan pembelajaran
c. kemampuan melaksanakan dan mengelola pembelajaran
Indikator 1. Mampumengidentifikasi tingkat kecerdasan peserta didik 2. Mampu mengidentifikasi sifat/karakteristik peserta didik 3. Mampu membantu menyelesaikan masalah siswa dalam belajar 4. Mampu memberikan perhatian pada setiap siswa 1. Mampu menyusun program tahunan 2. Mampu membuat program semesteran 3. Mampu membuat silabus 4. Mampu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 1. Mampu mengkondisikan peserta didik dalam proses pembelajaran 2. Mampu berinteraksi dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar 3. Mampu menguasai setiap materi yang diajarkan
Soal 8,9,10, 11
1,2,3,4
5,6,7,12
31
d. Kemampuan pemanfaatan teknologi pembelajaran e. kemampuan evaluasi hasil belajar
f. kemampuan mengembangka n peserta didik
a. Pengembangan kompetensi pedagogik oleh diri sendiri
4. Mampu menggunakan metode pembelajaran secara efekti 1. Mampu menggunakan komputer dalam pendidikan dan pembelajar 2. Mampu menggunakan internet untuk menambah sumber pembelajaran 1. Guru mampu melaksanakan refleksi setelah pembelajaran 2. Guru mampu membuat penilaian terhadap peserta didik
1. Guru mampu membimbing perkembangan psikologis peserta didik kearah yang lebih baik
1. Mempelajari berbagai sumber pembelajaran baik dalam media massa maupun elektronik
17,18
19,20
2. Mengikuti workshop/pelatihan pembelajaran yang diselenggarakan di luar sekolah 1.Membina kompetensi pedagogik guru
pedagogik guru
2. Menyelenggaran program pendidikan dan pelatihan
sekolah
15,16
2. Guru mampu memfasilitasi remedial untuk peserta didik yang kurang nilainya
Pengembangan b. Pengembangan kompetensi kompetensi pedagogik oleh
13,14
3. Melakukan evaluasi program pendidikan dan pelatihan
21,22 23,24,25 ,26,27,
32
c. Pengembangan kompetensi pedagogik oleh pemerintah
1. Melakukan supervisi secara kontinue
28,29,30 ,31,32
2. Memfasilitasi guru dalam program sertifikasi guru 3. Menyelenggarakan program MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) 3. Memfasilitasi program MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
G. TEKNIK ANALISIS DATA Yang dimaksud dengan pengolahan data dan analisis data dalam skripsi ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian ini. Dalam pengolahan data dan analisis data penulis memperoleh data melalui wawancara dan angket, yang kemudian diolah dan diedit, selanjutnya akan dianalisis dan disimpulkan. Untuk teknis analisis data angket yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan rumus prosentase, sebagai berikut: F P= ------- x 100 % N Keterangan P
: Prosentase yang dicari
F
: Frekuensi jawaban responden
N
: Jumlah responden31 Sedangkan untuk data wawancara yang penulis peroleh dianalisis
secara deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis data yang penganalisisannya dilakukan dengan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai gambaran yang berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru. 31
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet-ke4, h.43
33
Data yang diperoleh di lapangan, kemudian diklarifikasikan sehingga diperoleh kategori masalah dari temuan penelitian yang merujuk kepada kerangka
berfikir, dengan mendeskrifsikan
temuan-temuan penelitian
sehingga diperoleh kecenderungan-kecenderungan hasil penelitian yang pada girirannya menjadi input bagi penarikan kesimpulan, kemudian ditarik kesimpulan penelitian berdasarkan analissis terhadap data yang diperoleh. Tabel 3.4 Skala Prosentase No
Prosentase
Penafsiran
1
100%
Seluruhnya
2
90%-99%
Hampir seluruhnya
3
60%-89%)
Sebagian besar
4
51%-59%
Lebih dari setengahnya
5
50%
Setengahnya
6
40%-49%
Hampir setengahnya
7
10%-39%
Sebagian kecil
8
1%-9%
Sedikit kecil
9
0%
Tidak ada sama sekali
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat SMP Darussalam SMP Darussalam berdirinya pada tahun 1985 di jalan Otista No. 36 Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan sebagai lanjutan dari MI Syaadah yang didirikan oleh Kyai. H. Ahmad Darwie B,A. beliau merupankan sosok Kyia yang berperan aktif dalam bidang pendidikan. Pada saat itu jumlah siswa baru mencapai 63 orang dengan jumlah guru dan karyawan 20 orang. Seiring perkembangannya, saat ini jumlah siswa SMP Darussalam mencapai 1367 orang dengan tenaga pendidik dan karyawan 66 orang. Keberhasilan ini tak luput dari kerja keras pendiri dan seluruh karyawan SMP Darussalam yang salah satu inisiatorya yaitu Drs. HM. Salman Faris, S.E sekaligus sebagai Kepala Sekolah pertama, yang selanjutnya digantikan oleh Drs. Asnawie sampai sekarang. SMP Darussalam didirikan sebagai suatu wujud serta dalam pembangunan generasi muda dan kepedulian dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik di bidang IPTEK maupun IMTAQ. Selain belajar di kelas, para siswa dibekali dengan keterampilan melalui kegiatan penyaluran minat & bakat yaitu kegiatan Paskibra, Pramuka, pencak silat, sepak bola, bola basket, dan bola volly. Dari beberapa kegiatan tersebut, olah raga (Volley Ball, Footsall) menjadi favorit. Hal ini terlihat dari
34
35
prestasi-prestasi yang diraih oleh SMP Darussalam, prestasi terakhir pada tahun 2010 meraih juara sepak bola liga pelajar Se-kota Tangsel Hal ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Tetapi yang harus diperhatikan pihak sekolah yaitu posisi lapangan yang terletak di tengah sekolah yang sering mengganggu kegiatan belajar mengajar, serta letak sekolah yang berdampingan dengan SMA dan SMK, sehingga akan berdampak terhadap perkembangan psikologis, tingkah laku, serta pergaualan siswa, ditambah dengan kelas yang dipergunakan bersamaan dengan anak SMA dan SMK, sehingga di bagi kedalam dua kegiatan pembelajaran yaitu ada kelas pagi dan siang. Kelas pagi dimulai dari pukul 07.00 WIB-12.00 WIB, kelas siang pukul 13.WIB s/d 17.00. Adapun Visi SMP Darussalam yaitu berprestasi dalam belajar dan berkarya, dipercaya dan dibanggakan, serta menghasilkan para lulusan yang Cerdas, Terampil dan Berakhlak. Untuk merealisasikan Visi tersebut SMP Darussalam mempunyai Misi dengan indikatornya sebagai berikut: a. Meningkatkan sikap tanggung jawab atas dasar keikhlasan seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. b. Mengembangkan propesionalisme personal dan peningkatan pelayanan pendidikan demi pencapaian mutu lulusan. c. Memacu terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan bersih dari pengaruh lingkungan yang tidak baik 2. Profil Siswa Jumlah siswa SMP Darussalam yang terdaftar pada tahun ajaran 2010-1011 adalah 1369 orang, terdiri dari kelas VII berjumlah 484 orang, terbagi kedalam 12 rombongan belajar. Kelas IX berjumlah 466, 11 rombongan belajar dan kelas X berjumlah 419, 10 rombongan belajar. Dilihat dari kuantitas siswa SMP Darussalam sangat banyak. Keadaan ini akan menimbulkan sisi positif dan negatifnya, sisi positifnya yaitu: kepercayaan masyarakat tinggi, sehingga sekolah akan lebih eksis dan jauh dari kehilangan siswa, sehingga dana operasional dan keperluan sekolah
akan
tercukupi,
serta
kesejahteraan
guru
akan
36
terpenuhi,selanjutnya program dan kegiatan sekolah akan berjalan dengan baik, karena siswa akan banyak berpartisifasi. Tentu, semakin banyak peserta didik, maka tidak terpungkiri akan adanya permasalahan-permasalah di sekolah.diantaranya: akan susahnya penegakan disiplin siswa, ditambah disekolah ini tidak adanya ruang khuus Bimbingan dan Konseling yang disediakan oleh sekolah, dan dalam proses pembelajaran siswa tidak terkontrol dengan maksimal, karena tidak sebanding antara jumlah peserta didik dengan jumlah siswa. Serta akan adanya ketidak puasan peserta didik terhadap pelayana sekolah, sehingga akan berdampak terhadap perkembangan psikologisnya. Latar belakang siswa SMP Darussalam berasal dari beaneka ragam suku di Indonesia, antara lain: Jawa, Sunda, Padang, Sulawesi. Keadaan ekonomi orang tua menengah ke bawah. Pekerjaan orang tua siswa ratarata wirausaha, namun ada juga sebagian dari mereka yang pegawai negeri. Data lebih lengkap mengenai jumlah siswa SMP Darussalam Cimanggis-Ciputat Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Data Siswa Dalam 4 (Empat) tahun terakhir : Kelas I
Kelas II
Kelas III
Jml Pendaftar ( Calon siswa baru )
Jml. Siswa
2007/2008
1505
455
11
523
12
2008/2009
1272
489
11
349
2009/2010
1280
498
12
2010/2011
1369
484
12
Tahun Ajaran
Jumlah Rombe Belajar
Jml. Siswa
Jumlah Rombe Belajar
Jml. Siswa
Jumlah
Jumlah ( kls I,II dan III )
Rombe Belajar
Siswa
Rombong an Belajar
527
12
1505
35
9
434
10
1272
30
440
11
342
9
1280
32
466
11
419
10
1369
33
37
3. Profil Guru SMP Darussalam Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, terutama peranan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan kunci dan pemegang keberhasilan peserta didik. Dengan demikian seorang guru dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadapprofesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continous improvement) melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, workshop, dan semacamnya.dengan persyaratan semacam ini, maka tugas guru bukan lagi knowledge based, tetapi lebih bersifat competency based, yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilainilai etika dan moral. Konsekuensinya, seorang guru tidak lagi menggunakan komunikasi multi arah melainkan menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga terjadi komunikasi dua arah secara demokratis antara guru dan murid. Mengingat begitu pentingnya peranan guru di sekolah, maka guru setidaknya harus memenuhi empat kompetensi utama sebagaimana dijelaskan dalam UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Keempat kompetensi tersebut yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional. Komposisi guru pada SMP Darussalam terdiri dari 7 orang Guru Tetap Yayasan (GTY) dan 51 orang Guru Tidak Tetap/Guru Bantu (GTT). Total jumlah guru 58 orang. Dilihat dari jumlah guru pada SMP Darussalam dirasakan belum cukup, mengingat begitu banyak jumlah siswa sehingga terdapat 33 rombongan belajar sementara jumlah guru ada 58 orang, terdiri 3 orang berpendidikan S.3, 4 orang S.2, 47 orang S.1, 4 orang berpendidikan D-4., sehingga ada guru yang mengampu mata pelajaran lebih dari satu. Kondisi
38
seperti inilah yang mengakibatkan adanya ketidak sinambungan dengan bidang yang ditekuninnya. Selain itu ada beberaapa guru di sekolah tersebut yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran, sehingga akan berdampak terhadap hasil pembelajaran yang kurang baik, karena seharusnya guru konsentrasi terhadap bidang yang ditekuninya. Sekolah ini kebanyakan guru tidak tetap (guru honor), guru mengajar dibeberapa sekolah, sehingga perhatian mengembangkan peserta didiknya tidak
terfokus pada
dihawatirkan
sekolah ini saja,dengan keadaan
akan berpengaruh
seperti
ini
pada kualitas peserta didik, karena
kurangnya perhatian dari guru. Dari kekurangan yang ada, guru SMP Darussalam selalu berupaya meningkatkan kedisiplinannya yaitu tidak pernah membolos (kecuali ada kepentingan), saling menghormati sesama guru (guru junior sangat menghormati guru senior) dalam hal tata karma, adanya kepedulian, dan tidak ada pungutan liar yang membebankan siswa, dan dalam kegiatan belajar mengajar selalu mengutamakan kualitas atau mutu peserta didiknya, yaitu diantaranya adanya remedial bagi siswa yang belum mencukupi standar kompetensi, membimbing dan mengarahkan siswa untuk menjadi siswa yang berakhlak yang baik. Dengan adanya
kekuramngan dan kekuatan guru di sekolah ini,
kesempatan untuk meningkatkan kualitas gurupun peluangnya sangat besar karena ketua SMP Darussalam adalah Pejabat Dinas Kota Tangerang Selatan, sehingga informasi-informasi mengenai peningkatan mutu guru akan terakses dengan cepat, dapat bekerja sama yaitu adanya studi banding antar guru ke sekolah yang sudah bonavid. Karena bila tidak adanya peningkatan dan pengembangan kompetensi guru, sekolah ini akan mengalami kesulitan. Karena kedepannya peserta didik akan bertambah banyak, karena bisa dilihat pada saat ini juga sudah begitu banyak. Dengan
demikian
kedepannya
kepala
bertanggungjawab harus benar-benar pendidik.
sekolah
dan
pihak
yang
menseleksi guru yang dijadikan
39
B. Deskripsi, Analisis, dan Interpretasi Data Data hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: A. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru oleh Kepala Sekolah Untuk merumuskan kembali arah dan tujuan pembinaan kompetensi guru
diantaranya
melalui:
LPTK
(Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan). Artinya, melalui LPTK sebagai lembaga pendidikan tenaga keguruan, SMP Darussalam mampu merumuskan kembali arah dan tujuan dasar dari pembinaan kompetensi pedagogik guru. Dengan memberikan arahanarahan kepada guru-guru, memberikan pengertian dan pendekatan yang baik sehingga akan saling memudahkan dalam pengembangannya di sekolah. Program pengembangan kompetensi pedagogik guru yang sudah diselenggarakan di SMP Darussalam diantaranya: pembekalan penulisan KTSP, pedoman penulisan RPP, penataran guru yang dilakukan melalui workshop. Selain itu sekolah juga akan melakukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan yang akan bekerja sama dengan sekolah lain atau dinas pendidikan, yaitu adanya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), PLPG (Pelatihan Pendidikan Guru) serta saat ini adanya sertifikasi guru. Program ini yang dilakukan pemerintah sangat memotivasi dan memacu guru untuk mau meningkatkan kompetensinnya. B. Upaya SMP Darussalam dalam Menyediakan Media Pembelajaran Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tetutup kemungkinan bahwa alatalat tersebut sesuai dengan tuntunan dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, dalam proses mengajar sangat perlu dikembangkan caracara mengajar yang kreatif dan inovatif. Sehingga kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah tersebut berjalan dengan efektif. Media yang
40
ada di SMP Darussalam diantaranya: OHP dan IN Focus dan tape recorder. Dengan adanya media tersebut , dapat memberi kemudahan kepada tenaga pendidik dalam mengajar dan peserta didikpun diharapkan dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan. Untuk meningkatkan mutu guru yang ada di sekolah ini, maka guru-guru diikutsertakan dalam kegiatan seminar atau work shop KTSP, diharapkan setelah itu berdampak positif terhadap sistem pembelajaran guru kearah yang lebih baik lagi. C. Upaya
SMP
Darussalam
dan
Pemerintah
dalam
Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru Untuk meningkatkan kompetensi guru, contohnya pihak sekolah sering mengikutsertakan guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan diluar sekolah guna menambah wawasan serta dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.yaitu dengan memfasilitasi untuk mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Kegiatan ini bertujuan agar materi yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dilakukan setiap bulan yang diselenggarakan di SMP N 3 Tangerang Selatan. Kegiatan ini meliputi belajar membuat butir soal yang baik, sharring mengenai bidang studi sesuai kompetensi guru yaitu belajar mempresentasikan pelajaran, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Dan membuat silabus. Bagi guru yang sudah
memenuhi persyaratan
diajukannya Sertifikasi Guru. Program ini merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan mensejahterakan guru sehingga ada persyaratan-persyaratan untuk guru yang disertifikasi, sehingga program sertifikasi akan memacu semangat kembali guru untuk meningkatkan baik kualifikasi pendidikannya maupun profesionalalnnya, hal ini akan berdampak terhadap peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Kegiatan-kegiatan di atas sangat membantu dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Di SMP Darussalam pada saat ini sudah
41
ada 10 orang guru yang telah disertifikasi, 2 orang dalam proses, dan 18 orang guru yang baru diajukan. D. Implikasi Pendidikan dan Pelatihan terhadap peningkatan Kompetensi pedagogik Guru di SMP Darussalam Informasi tentang implikasi pendidikan dan pelatihan kompetensi guru, dapat dideskripsikan bahwa hasil pendidikan dan pelatihan berdampak positif bagi peningkatan kompetensi guru-guru SMP Darussalam. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang telah diraih oleh guru dan siswa SMP Darussalam. E. Upaya Guru SMP Darussalam dalam Meningkatkan Kompetensi pedagogik Upaya
guru-guru
SMP
Darussalam
dalam
meningkatkan
kompetensi pedagogiknya, antara lain: membaca dan membeli buku, rajin mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang diadakan disekolah maupun diluar sekolah, serta rajin mengikuti perkembanganperkembangan
informasi
baru,
terutama
yang
berkaitan
dengan
pendidikan. Contohnya dapat diakses melalui: Televisi, Koran, Internet, atau media informasi lainnya. Upaya lain yang dilakukan oleh guru-guru dalam meningkatkan kompetensinya antara lain mengikuti musyawarah guru mata pelajaran, seminar-seminar, pembekalan penulisan soal, serta mengikuti PLPG. Kegiatan pelatihan ini biasanya dilakukan di SMP N 3 Tangsel yang diselenggarakan setiap bulan dan setiap semester, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru-guru. Dengan adanya kegiatan ini sangat membantu sekali pada permasalah-permasalah guru yang tidak bisa dipecahkan oleh sendiri, karena disini guru-guru saling bertukar pikiran (sharring). Sehingga akan adanya suatu pemecahan persoalan atau masalah yang ada yang kaitannya dengn kegiatan pembelajaran dan pendidikan di sekolah masing-masing. F. Kendala-kendala yang menghambat peningkatan kompetensi guru, serta upaya penanggulangannya
42
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru SMP Darussalam, didapatkan beberapa kendala yang menghambat peningkatan kompetensi guru, antara lain: 1. fasilitas atau sarana yang ada di sekolah kurang memadai, sehingga berdampak terhadap pelaksanaan pengembangan kompetensi guru yang kurang maksimal. 2. kurangnya komunikasi kepala sekolah dan guru atau sosialisasi antara guru dan guru yang lain. 3. minimnya dana dalam program pengembangan kompetensi guru yang dialokasikan oleh sekolah, sehingga akan menghambat dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Banyak kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh sekolah apalagi yang diselenggaran di luar sekolah maupun instansi lain, namun, seringkali terdapat guru yang tidak mengetahui kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan karena kurangnya komunikasi atau sosialisasi dari guru yang mengetahui kegiatan tersebut. Untuk mengatasi kendala-kendala diatas, sekolah sebagai penanggung jawab dalam pengembangan kompetensi guru hendaknya terus-menerus mengadakan perbaikan-perbaikan yang maksimal diantaranya: 1. perlu meningkatkan dan mendayagunakan fasilitas dan sarana yang ada di sekolah, seyogyanya sekolah siap dengan sarana yang lengkap, sesuai
dengan
kurikulum
yang
digunakan,
sehingga
upaya
pengembangan kompetensi guru dapat berjalan dengan optimal. 2. perlu adanya jalinan kerja sama yang jelas dan mengkomunikasikan dengan tepat sebelum dilakukannya kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang di adakan disekolah maupun yang diselenggaran di sekolah lain. 3. sekolah terus berupaya menjalin hubungan dengan sekolah lain dalam program pengembangan kompetensi guru. Sehingga akan saling melengkapi, baik bidang ilmu pengetahuannya maupun dalam aspek
43
ilmu dan teknologinya. Hal ini akan berdampak positif dalam peningkatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui strategi pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat. Sedangkan untuk menganalisi dan interpetasi data, penulis menyebarkan angket untuk guru sebanyak 32 item butir pernyataan yang berbentuk pilihan ganda yang harus diisi oleh guru yang mengajar di sekolah tersebut. Kemudian hasil angket yang telah terkumpul ditabulasikan dalam bentuk prosentase dan diolah kemudian diinterprerasikan dengan menggunakan rumusan distribusi frekuensi. Maksud pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasannya dari tujuan penelitian yang dilakukan. Untuk mempermudah menganalisis data hasil penelitian tersebut, maka setiap item soal dimasukan kedalam tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis data, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan mengenai strategi pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam dengan melihat hasil angket dibawah ini: 1. Dimensi Kompetensi Pedagogik Guru a. Analisis kemampuan guru menyusun program tahunan Tabel 4.1 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
24
41,37%
Sering
8
13,79%
Jarang
10
17,24%
Pernah
12
20,68%
Tidak Pernah
4
6,89%
58
100%
Jumlah
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya guru menjawab selalu (41,37%) membuat program tahunan, sebagian kecil menyatakan pernah (20,68%), yang menyatakan jarang (17,24%),guru yang
44
menjawab sering
(13,79%), dan sedikit kecil (6,89%) menyatakan tidak
pernah membuat program tahunan, karena masa kerja guru tersebut belum sampai setahun sehingga tidak dilibatkan dalam penyusunan program tahunan. Padahal kegiatan ini sangat penting dalam kaitannya dengan visi dan misi guru dalam jangka setahun, guru yang mampu membuat program tahunan yang baik, maka akan berdampak positif pada pembelajaran yang akan di lakukan dan di jalankan setahun kedepan. b. Analisis kemampuan guru membuat program semester Tabel 4.2 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
24
41,37%
Sering
11
18,96%
Jarang
10
17,24%
Pernah
9
15,51%
Tidak Pernah
4
6,89%
58
100%
Jumlah
Tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (41,37%) guru menjawab selalu membuat program semester, sebagaian kecil mengemukakan sering (18,96%), jarang (17,24%) dan pernah (15,51%). Serta sedikit kecil guru yang tidak pernah membuat program semester (6,89%) sebanyak empat orang, guru tesebut masih baru, sehingga sekolah masih memfasilitasinya dan memberikan keringanan dengan mengcopy program semester yang ada di tata usaha. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar setiap semester guru membuat program semester. Sedangkan sebagian kecil setiap semester guru tidak dilibatkan dalam membuat program semester. Kesimpulannya guru di SMP Darussalam memiliki semangat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan membuat program semester. Program tersebut akan mempengaruhi kinerja guru, karena sebuah kegiatan sudah direncanakan dengan baik, maka hasilnyapun akan baik.
45
c. Analisis kemampuan guru membuat silabus Tabel 4.3 Altenatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu 25 44,12% Sering 13 22,41% Jarang 10 17,24% Pernah 8 13,79% Tidak Pernah 4 6,89% Jumlah 58 100% Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (44,12%) guru setiap tahun selalu membuat silabus, sebagian kecil (22,41%) sering membuat silabus, jarang (17,21%) dan sebagian kecil guru pernah membuat silabus (13,79%), serta sedikit kecil (6,89%) guru tidak pernah setiap tahunnya membuat silabus. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru aktif membuat silabus yang menjadi buku pedoman secara keseluruhan materi sesuai dengan bidang studinya, sehingga akan membantu terhadap kegiatan belajar mengajar. d. Analisis kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Tabel 4.4 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
28
48,27%
Sering
10
17,24%
Jarang
10
17,24%
Pernah
10
17,24%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (48,27%) Guru menjawab selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran setiap akan mengajar, sebagian kecil menjawab sering, jarang dan pernah dengan prosentasi masing-masing (17,24%). Dapat di tarik kesimpulan bahwa hampir sebagian guru ketika akan mengajar selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk menunjang kesuksesan belajar mengajar. Sedangkan tidak
46
ada sama sekali guru ketika akan mengajar tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa ketika mengadakan pembelajaran tidak memberikan materi yang tidak sesuai dengan pembahasan, sehingga pokok bahasan akan tersampaikan dengan baik. e. Analisis pelaksaan guru dalam mengusai kelas Tabel 4.5 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
25
43,10%
Sering
15
25,86%
Jarang
12
20,68%
Pernah
6
10,34%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Keberhasilan kegiatan belajar ujung tobaknya berada di tangan guru, guru mampu mengkondisikan kelas, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik. dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (43,10%) guru menjawab selalu menguasai kelas dengan baik, sebagian kecil (25,89%) guru menjawab sering, guru menjawab jarang (20,68%), dan (10,34%) guru menjawab pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar dikelas hampir setengahnya guru menguasai kelas dengan baik. Hal ini akan membuat suasana belajar mengajar yang kondusif.sedangkan tidak ada sama sekali guru setiap kegiatan belajar mengajar, guru tidak mampu menguasai kelas dengan baik. f. Analisis kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran Tabel 4.6 Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Pernah Tidak Pernah
Frekuensi 22 20 9 7 -
Prosentase 37,92% 34,48% 15,51% 12,06% 6,89%
47
Jumlah 58 100% Untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, salah satunya dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi. Dari tabel 4.6, dapat dilihat bahwa sebagian kecil (31,03%) guru menjawab selalu menggunakan metode sesuai dengan materi yang diajarkan, sering (34,48), jarang (15,51%), dan pernah (12,06%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru setiap melaksanakan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan, g. Analisis guru dalam menguasai pokok bahasan Tabel 4.7 Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Pernah Tidak Pernah Jumlah Penguasaan materi
Frekuensi
Prosentase 31 53,44% 13 22,41% 7 12,06% 8 13,79% 58 100% merupakan hal mutlak bagi guru akan mengajar.
Menurut data di atas, dapat dikemukakan bahwa setengahnya (53,44%) guru menguasai pokok bahasan yang akan diajarakan, sebagian kecilnya menjawab sering (22,41%), jarang (12,06%) dan (13,795) guru menjawab pernah. Hal ini mencerminkan bahwa guru di SMP Darussalam setiap mengajar menguasai pokok bahasan yang akan diajarakan pada anak didiknya. Dengan demikian guru tidak akan menghadapi permasalahan yang serius dalam menyampaikan materi pengajaran. Tabel 4.8 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
16
27,58%
Sering
25
43,10%
Jarang
11
18,96%
Pernah
6
10,34%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
48
Pada tabel 4.8, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (43,10%) guru menjawab sering melakukan penjajakan sebelum melakukan pembelajaran, sebagian kecil (27,58%) selalu, (18,96%) jarang, dan (10,345) pernah melukakn penjajakan sebelum melakukan penjajakan sebelum pembelajaran. Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru melakukan penjajakan sebelum mengadakan pembelajaran, sebagian kecilnya guru SMP Darussalam jarang melakukan penjajakan sebelum mengadakan pembelajaran. Dengan demikian sebagian besar guru SMP Darussalam melakukan penjajakan sebelum melakukan pembelajaran, sedangkan sebagian kecil dan tidak pernah sama sekali guru tidak melakukan penjajakan sebelum melakukan pembelajaran. i. Analisis perhatian guru dalam mengetahui karakter anak didik Tabel 4.9 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
31
53,47%
Sering
4
6,89%
Jarang
18
31,03%
Pernah
5
8,62%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (31,03%) jarang menegetahui setiap karakter anak didik, guru yang menjawab selalu (27,58%) dan sering (6,89%) yang menjawab mengetahui setiap karakter anak didik yang diajar, dan sedikit kecil (8,625) pernah, sedangkan yang menjawab tidak pernah mengetahui karakter setiap anak didik (25,89%). Dapat disimpulkan bahwa guru SMP Darussalam masih mengalami kesulitan dalam mengeahui karakter siswa, hal ini diakibatkan karena jumlah siswa di SMP Darussalam sangat banyak, sehingga guru kurang mampu mengetahui karakter setiap anak dididknya. j. Analisis pembelajaran guru terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar Tabel 4.10
49
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
19
32,75%
Sering
26
44,82%
Jarang
8
13,79%
Pernah
5
8,62%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.10, dapat dikemukakan bahwa hampir setengahnya (44,82%) guru menjawab sering membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi, sebagian kecil (32,75%) menjawab selalu, (13,79%) menjawab jarang, dan sebagian kecil (8,62%) guru menjawab pernah membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi. Dengan tidak ada sama sekali yang menjawab tidak pernah guru membantu siswa yang kesulitan memahami materi berarti guru di SMP Darussalam peduli pada kompetensi pencapaian siswa. Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi, sedadangkan tidak ada sama sekali guru yang tidak membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi. k. Analisis perhatian guru kepada setiap siswa Tabel 4.11 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
16
27,58%
Sering
18
31,03%
Jarang
17
29,31%
Pernah
7
12,06%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.11, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (31,03%) guru menjawab sering memberikan perhatian kepada setiap siswa, jarang (29,315), selalu (27,58%), dan pernah (12,06%), serta tidak ada sama sekali yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa lebih setengahnya guru memberikan perhatian kepada setiap siswa. Dapat disimpulkan bahwa
50
sebagian besar guru memberikan perhatian kepada setiap siswa, sedangkan tidak ada sama sekali guru yang tidak memberikan perhatian kepada setiap siswa. l. Analisis pelaksanaan pembelajaran guru dalam menggunakan metode variatif Tabel 4.12 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
14
27,57%
Sering
19
32,75%
Jarang
16
27,58%
Pernah
7
12,06%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Dalam setiap menyampaiakan materi, guru perlu menggunakan metode variatif, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan siswa pada saat menerima materi, sehingga materi yang disampaiakan dapat cepat diterima dengan baik oleh siswa. Pada tabel 4.12, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (32,75%) guru menjawab sering menggunakan metode variatif dalam setiap pembelajaran, jarang (27,58%), guru yang menjawab selalu menggunakan metode variatif (20,68%), dan yang menjawab pernah (12,06%). guru SMP Darussalam harus lebih meningkatkan kompetensi
pedagogiknya
dalam
aspek
metode
pembelajaran, supaya kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan bervariatif. Hal ini akan membuat suasana pembelajaran lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru menggunakan metode variatif dalam setiap pembelajaran. Sedangkan seagian kecil guru tidak menggunakan metode variatif dalam setiap pembelajaran. m. Analisis kesuksesan pembelajaran guru dengan menggunakan komputer Tabel 4.13 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
51
Selalu
18
31,03%
Sering
7
12,06%
Jarang
15
25,86%
Pernah
14
24,13%
Tidak Pernah
3
5,17%
58
100%
Jumlah
Semakin berkembangnya teknologi, salah satunya adanya komputer yang akan mempermudah suatu kegiatan. Dalam dunia pendidikan komputer sudah tidak asing lagi, sehingga guru harus mampu menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran. Pada tabel 4.13, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (31,03%) guru selalu menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran, sebagian kecil (24,13%) guru pernah menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran, sebagian kecil (25,89%) guru jarang menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran, dan sebagian kecil (12,06%) guru mnggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran, serta sebagain kecil (5,17%) guru tidak pernah menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa guru SMP Darussalam memandang penting menggunakan komputer untuk membatu kesuksesan pembelajaran, hal ini perlu diperhatikan oleh sekolah yaitu dengan memfasilitasi guru dengan diadakannya komputer/laptop serta in focus untuk membantu para guru pada saat kegiatan belajar mengajar. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, guru harus terus belajar dan berlatih menggunkan teknologi, karena dengan bantuan tersebut, akan mempermudah proses pembelajar. n. Analisis guru bertambah wawasan dan menjadikan internet sebagai sumber belajar Tabel 4.14 Alternatif Jawaban Selalu
Frekuensi 18
Prosentase 31,03%
52
Sering
11
18,69%
Jarang
19
32,75%
Pernah
10
17,24%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.14, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (32,75%) guru jarang menggunakan internet untuk menambah wawasan dan sumber belajar, guru yang sering menggunakan internet (18,69%), guru yang selalu (31,03), dan pernah menggunakan internet untuk menambah wawasan serta menjadikan sumber belajar (17,24%). Dengan demikian sebagian besar guru menganggap penting mengguanakan internet untuk menambah wawasan dan menjadikan sumber belajar. o. Analisis kemampuan guru dalam melakukan refleksi seusai pembelajaran Tabel 4.15 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
30
51,72%
Sering
11
18,69%
Jarang
10
17,24%
Pernah
7
12,06%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.15, dapat dikemukakan bahwa setengahnya (51,72%) guru melakukan refleksi untuk memikirkan kembali materi yang dibelajarkan, sebagian kecil (18,695) guru sering melakukannya, guru yang menjawab jarang (17,24%), dan (12,06%) guru menjawab pernah melakukan refleksi setelah pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru SMP Darussalam Setiap selesai pembelajaran, guru melakukan kegiatan refleksi untuk memikirkan kembali materi yang dibelajarkan. Sedangkan tidak ada yang menjawab tidak pernah guru tidak melakukan refleksi seusai materi pembelajaran. p. Analisis kemampuan guru dalam memberikan penilaian terhadap siswa
53
Tabel 4.16 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
35
60,34%
Sering
19
32,75%
Jarang
4
6,89%
Pernah
-
-
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dan keberhasilan siswa, salah satunya dengan mengadakan evaluasi setelah selesai pembelajaran. Dari data di atas, dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengahnya (60,34%) guru memberikan penilaian setiap selaesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi siswa, sedikit kecil (32,75%) guru memberikan penilaian setiap selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguassaan kompetensi siswa, dan sedikit kecil (6,89%) guru jarang memberikan penilaian setiap selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi siswa, serta tidak ada sama sekali guru yang menjawab pernah dan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa guru SMP Darussalam selalu memberikan penilaian setiap selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi siswa. Dengan demikian,guru akan menilai secara objektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap siswa setiap selesai pembelajaran. Dengan demikian sebagian besar guru melakukan penilaian setelah selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, sedangkan tidak ada sama sekali guru yang tidak melakukan penilaian setelah selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa. q. Analisis kemampuan guru dalam membimbing perkembangan psikologis anak didik kearah lebih baik Tabel 4.18 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
54
Selalu
28
48,27%
Sering
14
24,13%
Jarang
9
15,51%
Pernah
7
12,06%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Tabel diatas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (48,27%) guru memberikan perhatian bagi setiap siswa dalam perkembangan psikologisnya , sebagian kecilnya guru menjawab sering (24,13%), jarang (15,51%), dan pernah (12,06%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memberikan perhatian kepada setiap siswa dalam perrkembangan psikologisnya untuk berkembang kearah yang lebih baik lagi. r. Analisis pelaksanaan remedial yang diberikan guru kepada siswa Tabel 4.18 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
28
48,27%
Sering
14
24,13%
Jarang
9
15,51%
Pernah
7
12,06%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.17, diketahui bahwa hampir setengahnya (48,27%) guru memberikan remedial bagi setiap siswa yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan, sebagian kecilnya guru menjawab sering (24,13%), jarang (15,51%), dan pernah (12,06%) guru memberikan remedial bagi setiap siswa yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memberikan remedial bagi setiap siswa yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan tidak ada sama sekali yang menjawab tidak ada guru yang tidak memberikan remedial pada siswa yang belum mencapai kompetensi yang diaharapkan. 2. Dimensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
55
a. Analisis pembelajaran melalui sumber media guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogiknya Tabel 4.19 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
33
56,89%
Sering
7
12,06%
Jarang
10
17,24%
Pernah
8
13,79%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.18, dapat di kemukakan bahwa lebih dari setengahnya (56,89%) untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, guru belajar mandiri dalam berbagai sumber media, sebagian kecil (17,24%) guru jarang meningkatkan kompetensi pedagogik, guru belajar mandiri dalam berbagai sumber media, sebagaian kecil (13,79%) pernah belajar mandiri untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, guru belajar mandiri dalam berbagai sumber media. Sedangkan tiadak ada sama sekali guru yang tidak pernah untuk meningkatkan pedagogik, guru tidak belajar madiri dalam berbagai sumber media. b. Analisis penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan diluar sekolah dalam membantu meningkatkan kompetensi guru Tabel 4.20 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
35
60,34%
Sering
15
25,86%
Jarang
-
-
Pernah
3
5,17%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
56
Kompetensi pedagogik merupakan mutlak harus dimiliki oleh seorang guru. Guru akan mempunyai kompetensi tersebut yaitu dengan belajar dan berlatih, dan sekolah memfasilitasi serta menyelenggarakan program diklat/workshop sehingga kompetensi pedagogik guru akan terus-menerus meningkat. Pada tabel 4.19, dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (60,34%) sekolah selalu menyelenggaran program diklat/workshop guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru, sebagian kecil (25,86%) guru menjawab sering setiap tahun sekolah melakukan program diklat/workshop guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru, sedangkan sedikit sekali guru yang menjawab pernah (5,17%). Dengan demikian program diklat/workshop dapat berguna dalam meningkatkan kompetensi pedagogic guru. Sedangkan tidak ada guru yang menjawab setiap tahun sekolah tidak menyelenggarakan diklat/workshop guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru. c. Analisis kesempatan guru dalam mengikuti pelatihan kompetensi Tabel 4.21 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
33
56,89%
Sering
10
17,24%
Jarang
7
12,6%
Pernah
8
13,79%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Salah satu cara meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu dengan mengikuti
berbagai
pelatihan,seminar
dan
sebagainya,
baik
yang
diselenggarakan oleh sekolah maupun yang diselenggarakan diluar sekolah. Dengan mempunyai inisiatif, guru mengikuti berbnagai kesempatan pelatihan itu akan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Pada tabel 4.20, dapat diketahui bahwa lebih setengahnya (56,89%) guru setiap ada kesempatan, guru selalu mengikuti peltihan guna meningkatkan kompetensi pedagogi\k, sebagian kecil (17,245) setiap ada kesempatan, guru
57
sering mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi pedagogik. Sebagian kecil pernar (13,79%), dan jarang (12,6%) setiap ada kesempatan guru mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi pedagogik. Dengan demikian bahwa sebagian besar setiap ada kesempatan, guru selalu mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi pedagogik. Sedangkan tidak ada sama sekali guru yang tidak mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi pedagogik. d. Analisis pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh kepala sekolah setiap semester Tabel 4.22 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
18
31,03%
Sering
11
18,69%
Jarang
19
32,75%
Pernah
10
17,24%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.21, dapat diketahui bahwa setiap semester kepala sekolah melakukan pelatihan kompetensi guru secara terstruktur. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban responden. Sebagian kecil guru menjawab jarang (32,75%), sering (18,69%), Selalu (17,24%), pernah (13,79%), dan tidak pernah (13,79%). Ini menunjukan bahwa setiap semester kepala sekolah jarang melakukan pelatihan kompetensi guru secara terstruktur. Sedangkan sebagian kecil setiap semester kepala sekolah melakukan pelatihan kompetensi guru secara berkala. Dengan demikian, tidak semua guru di SMP \Darussalam setiap semester diberikan pelatihan kompetensi oleh kepala sekolah secara terstruktur. Hal ini akan menimbulkan ketidaksetaraan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru di SMP Darussalam. e. Analisis pelaksanaan musyawarah guru mata pelajaran Tabel 4.23
58
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
26
44,82%
Sering
10
17,24%
Jarang
12
20,68%
Pernah
10
17,24%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.22, dapat diketahui bahwa hamper setengahnya (44,82%) guru menjawab bahwa kepala sekolah memfasilitasi guru yang akan mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran, sebagian kecil (20,68%) jarang, sering (17,24%), dan pernah (17,24%) kepala sekolah memfasilitasi guru yanga akan mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru menganggap kepala sekolah memfasilitasi guru yang akan mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Sedangkan tidak ada sama sekali guru yang menjawab tidak pernah kepala sekolah memfasilitasi, guru yang akan mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran. f. Analisis penyusunan program tahunan kepala sekolah Tabel 4.24 Lternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
21
36,20%
Sering
9
15,51%
Jarang
18
31,03%
Pernah
10
17,24%
Tidak Pernah
4
6,89%
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.23, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (36,20%) responden menjawab bahwa kepala sekolah menginstruksikan guru menyusun program tahunan, jarang (31,035), sering (15,51%), pernah (17,24%), dan sedikit kecil (6,89%) kepala sekolah menginstruksikan guru menyusun program tahunan. Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru diperintahlan kepala sekolah menyususn program tahunan, sedangkan sebagian kecil guru tidak pernah
59
diperintahkan menyususn program tahunan. Seharusnya kepala sekolah menginstruksikan kepada seluruh guru untuk menyususn program tahunan, sehingga guru akan mengetahui program-program yang direncanakan dan akan membantu untuk ketercapaian program tersebut. g. Analsisi penyusunan program semester yang diinstruksikan kepala sekolah Tabel 4.25 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
23
39,64%
Sering
13
22,41%
Jarang
12
20,68%
Pernah
10
17,24%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.24, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (32,75%) guru menjawab kepala sekolah menginstruksikan setiap guru menyusun program semesteran, sering (22,41%), jarang (20,68%), pernah (17,24%), dan sebagian kecil (6,89%) guru menjawab bahwa kepala sekolah tidak pernah menginstruksikan
setiap
guru
menyususn
program
semester.
Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar guru menjawab bahwa kepala sekolah mengistruksikan setiap guru untuk menyususn program semesteran. Sedangkan
sebagian
kecil
guru
menjawab
kepala
sekolah
tidak
menginstruksikan setiap guru menyususn program semester. Hal ini dikarenakan kepala sekolah kurang inten mengkomunikasikan setiap intruksinya pada setiap guru, sehingga ada sebagian guru yang merasa tidak pernah diperintahkan menyususn program semester. h. Analisis evaluasi program tahunan yang dibuat guru Tabel 4.26 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
10
17,24%
Sering
20
34,48%
60
Jarang
10
17,24%
Pernah
15
25,86%
Tidak Pernah
3
5,17%
58
100%
Jumlah
Kepala sekolah merupakan supervisi dilingkungan sekolah, sehingga harus mengevaluasi hasil yang telah dilaksanakan oleh seluruh guru. Pada tabel 4.25, diketahui bahwa seebagian kecil (34,48%) kepala sekolah sering memeriksa program tahunan yang dibuat guru, pernah (25,86%), selalu (17,24), jarang (17,24%), dan sedikit kecil (5,17%) responden menjawab kepala sekolah tidak pernah memeriksa program tahunan yang dibuat guru. Kesimpulannya adalah sebagian besar kepala sekolah jarang memeriksa program tahunan yang dibuat guru, sedangkan sebagian kecil kepala sekolah selalu memeriksa program tahunan yang dibuat guru. i. Analisis evaluasi kepala sekolah terhadap program semester yang dibuat guru Tabel 4.27 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
13
22,41%
Sering
19
32,75%
Jarang
18
31,03%
Pernah
8
13,79%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.27, dikemukakan bahwa sebagian kecil (32,75%) kepala sekolah sering memeriksa program semester yang dibuat guru, jarang (31,03%), selalu (22,41%), dan pernah (13,795) kepala sekolah memeriksa program semester yang dibuat guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru menganggap bahwa kepala sekolah selalu memeriksa program semester yang dibuat guru, sedangkan responden yang menjawab tidak pernah, tidak ada sama sekali guru yang menjawab tidak pernah kepala sekolah tidak memeriksa program semester yang dibuat guru.
61
j. Analisis pengawasan supervisi pendidik Tabel 4.28 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
9
15,51%
Sering
18
31,79%
Jarang
17
29,31%
Pernah
9
15,51%
Tidak Pernah
5
8,62%
58
100%
Jumlah
Untuk meningkatkan kedisiplinan setiap guru, hendaknya pengawas melakukan supervisi secara berkala ke sekolah. Pada tabel 4.27, dapat diketahui bahwa sebagian sering (31,79%), responden menjawab jarang pengawas melakukan supervisi secara berkala, kecil (29,31%), selalu dan pernah, masing-masing (15,51%), dan sedikit kecil tidak pernah (8,62%) pengawas melakukan supervisi secara berkala. Ini menunjukan bahwa sebagian besar pengawas melakukan supervisi secara berkala, sedanngkan sebagian kecil pengawas tidak pernah melakukan supervisi secara berkala. k. Analisis pembinaan guru oleh pengawas Tabel 4.29 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
11
18,69%
Sering
12
20,68%
Jarang
19
32,75%
Pernah
12
20,68%
Tidak Pernah
5
8,62%
58
100%
Jumlah
Bantuan pengawas baik sarana prasarana ataupun menyampaikan ilmu pengetahuan masalah pendidikan, semua itu akan membantu meningkatakan kompetensi guru. Pada tabel 4.28, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (32,75%) pengawas jarang membantu/membina guru untuk meningkatakan kompetensi pedagoggik, sering (dan pernah, masing-masing responden
62
(20,68%), selalu (18,68%), dan sedikit kecil responden menjawab tidak pernah (8,62%) pengawas tidak membantu/membina guru dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik.
Dengan
demikian
sebagian
besar
pengawas
membantu/membina guru dalam meningkatkan konmpetensi pedagogik, sedangkan sebagian kecil pengawas tidak membantu/membina guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik. l. Analisis persiapan sertifikasis guru Tabel 4.30 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
9
15,51%
Sering
16
27,58%
Jarang
21
36,20%
Pernah
12
20,68%
Tidak Pernah
-
-
58
100%
Jumlah
Pada tabel 4.29, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (36,20%) pengawas jarang memfasilitasi guru mempersiapkan sertifikasii guru, sering (27,58%), selalu (15,51%), pernah (20,68%), dan tidak ada sama sekali responden yang menjawab tidak pernah pengawastidak memfasilitasi guru mempersiapkan sertifikasi guru. Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru dibantu pengawas untuk mempersiapan sertifikasi guru, sedangkan sebagian kecil guru tidak dibantu pengawas mempersiapkan sertifikasi guru. m, Analisis pelaksanaan MGMP yang dilakukan guru Tabel 4.31 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
22
37,63%
Sering
17
29,31%
Jarang
13
22,41%
Pernah
6
10,34%
63
Tidak Pernah Jumlah
-
-
58
100%
Pada tabel 4.30, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (37,63%) untuk meningkatkan kompetensi pedagogic, guru selalu mengikuti MGMP, sering (22,41%), jarang (22,41%), pernah (`10,34%), dan tidak ada yang menjawab tidak pernah mengikuti MGMP, untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Dapat disimpulkan bahwa program musyawarah guru mata pelajaran sangat membantu sekali dalam rangka meningkatkan kompetensi pedagogik guru. n. Analisis pelaksanaan MGMP yang difasilitasi pengawas Tabel 4.32 Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
20
34,48%
Sering
15
25,86%
Jarang
10
17,24%
Pernah
11
18,96%
Tidak Pernah
1
1,72%
58
100%
Jumlah
Dengan adanya kerja sama yang sinergis antara kepala sekolah dengan pengawas, dalam bidang pengembangan kompetensi pedagogik guru, baik dengan pelatihan maupun dengan membina guru melalui MGMP, asalkan kegiatan tersebut dialukan secara berkala, niscaya kompetensi guru akan semakin baik. Dari data di atas, dapat di kemukakan bahwa sebagain kecil (34,48%) guru menjawab pengawas membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran, sebagian kecil (25,86%) pengawas sering membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran, sebagian kecil (18,96%) pengawas pernah membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran, sebagian kecil (17,24%) pengawas jarang membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran, dan sedikit kecil (1,72%) guru menjawab pengawas tidak pernah membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran. Dapat disimpulkan bahwa pengawas masih membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran, karena kegiatan ini
64
akan semakin menambah wawasan guru sesuai dengan bidang studinya masing-masing, sehingga pada akhirnya kompetensi pedagogik guru akan semakin meningkat.
E. PEMBAHASAN DATA PENELITIAN Dari data-data yang diperoleh melalui angket di atas, maka dapat diketahui kompetentensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan yaitu baik. Kesimpulan
ini di dapat dari hasil
yang selalu menunjukan angka positif pada setiap butir pertanyaan dalam angket tersebut. Pada tabel 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, 4.12, 4.13, 4.16,4.18. yang berkaitan dengan kemampuan mengelola pembelajaran, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan
teknologi (metode pembelajaran),
pemahaman dan pengembangan peserta didik, dan evaluasi
hasil
belajara.terbukti dari hasil jawaban guru dengan rata-rata prosentase 77,46 % yang menjawab selalu. Adapun mengenai pengembangan pedagogik guru itu sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban guru yang selalu menunjukan angka positif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.19, 4.20, 4.23, 4.29, 4.31, 4.32 yaitu guru SMP Darussalam selalu melakukan pengembangan kompetenmsi pedagogik baik yang dilakukan oleh guru sendiri, dengan cara belajar lewat media elektronik maupun media massa, serta menggali informasi, pengetahuan dan wawasannya dengan mengikuti pelatihan pendidikan (workshop). Dari hasil jawaban 83,83%. Pengembangan oleh kepala sekolah berjalan demgan baik yaitu kepala sekolah selalu memfasilitasi guru untuk mengikuti musyawarah guru mata pelajaran dan setiap tahunnya selalu menyelenggarakan workshop, dengan jumlah jawaban 92,88%. Untuk meningkatakan kompetensi pedagogik guru. Peran dari pemerintahpun sangat diperlukan sekali yaitu pengembangan oleh
pemerintah. Guru selalu dibina dan dibimbing oleh pengawas serta
adanya bantuan bagi guru yang telah memiliki persyaratan akan diberikan sertifikasi. Dengan rata-rata prosentase 80, 26%. Dengan demikian strategi pengembangan tersebut berkategori Sangat efektif.
65
Dari hasil data yang telah dianalisis, dapat dijelaskan bahwa yang menjadi responden pada penelitian ini, yaitu guru SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan dengan jumlah guru 58 orang. Untuk memberikan interpretasi dari prosentase hasil angket yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut: 1. Sangat efektif, jika nilai diperoleh pada interval 76-100% 2. Efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 51-75% 3. Kurang efektif, jika nilai yang diperoleh pada interval 26-50% 4. Tidak efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-25% Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah: 1. Menentukan Nilai Harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan item pernyataan dengan skor tertinggi 2. Mengetahui Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil nilai penelitian 3. menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus:
Berdasarkan skor penilaian yang ada, maka analisis deskriftip secara terperinci berdasarkan indikator penilaian, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Deskripsi Data Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan Tabel 7.1 Jumlah
Dimensi Penelitian
Jumlah
Responden 58 orang Guru
Skor
Item Pemamhaman terhadap peserta didik
4
674
66
Kemampuan perancangan
4
725
2
719
2
316
2
412
2
389
kompetensi 2
431
pembelajaran Kemampuan melaksanakan dan mengelola pembelajaran Kemampuan pemanfaatan pembelajaran Kemampuan evaluasi hasil belajar Kemampuan mengmbangkan peserta didik Pengembangan
pedagogik oleh diri sendidri Pengembangan
komptensi 7
1256
pedagogik oleh sekolah Pengembangan
kompetensi 5
920
pedagogik oleh pemerintah Dari tabel di atas, dapat diketahui berapa jumlah skor yang diperoleh dari kesembilan dimensi tersebut. Dan untuk mengetahui kategori dari nilai rata-rata skor penelitian dapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7.2 Variabel
Dimensi
Kompetensi Pemahaman Pedagogik terhadap
Nilai Harapa n (NH)
Nilai Skor (NS)
4 x 4 = 674 : 58 16 =11,62
NS x 100
Kategori
NH 11,62 x 100 16
Efektif
67
Guru
peserta didik Kemampuan perancangan pembelajaran
= 72,62 4 x 4 = 725 : 58 16 = 12,5
12,5 x 100 16
Sangat Efektif
= 78,12 Kemampuan 4 x 4 = 719 : 58 melaksanakan 16 = 12,39 dan mengelola pembelajaran yang mendidik
12,39 x 100
Kemampuan pemanfaatan teknologi pembelajaran
5,44 x 100
2 x 4 = 316 : 58 8 = 5,44
Kemampuan 2 x 4 = 412 : 58 evaluasi hasil 8 = 7,10 belajar
16
Sangat Efektif
= 77,47 Efektif
8 = 68,10 7,10 x 100 8
Sangat Efektif
= 88,79
Pengemban gan kompetensi pedagogik guru
Kemampuan 2 x 4 = 389 : 58 mengembangk 8 = 6,70 an peserta didik
6,70 x 100
Pengembangan 2 x 4 = 431 : 58 kompetensi 8 = 7,43 pedagogik oleh diri sendiri
7,43 x 100
8
Sangat Efektif
= 83,83
8
Sangat Efektif
= 92,88
Pengembangan 7 x 4 = 1256 : 58 21,65 x 100 kompetensi 28 = 21,65 28 pedagogik oleh sekolah = 77,33
Sangat
Pengembangan 5 x 4 = 920 : 58 kompetensi 20 = 15,86 pedagogik oleh pemerintah
Sangat Efektif
15,86 x 100 20
Efektif
68
= 79,31 Dari hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata skor penelitian, dari ke dua variabel tersebut yaitu variable “pertama” ada enam dimensi, sebagai berikut: dimensi pertama pemahaman terhadap peserta didik dengan nilai harapan 16, nilai skor 11,62, maka jumlah kategori
yang diperoleh 72,62 (Efektif),
“kedua” kemampuan
perancangan pembelajaran dengan nilai harapan 16, nilai skor 12,5, maka jumlah kategori yang diperoleh 78,12 (Sangat Efektif), “ketiga” kemampuan melaksanakan dan mengelola pembelajaran dengan nilai harapan 16, nilai skor 12,39, maka jumlah kategori yang diperoleh 77,47 (Sangat
Efektif),
“keempat”
kemampuan
pemanfatan
teknologi
pembelajaran dengan nilai harapan 8, nilai skor 5,44, maka jumlah kategori yang diperoleh 68,10 (Efektif), “kelima” kemampuan evaluasi belajar dengan nilai harapan 8, nilai skor 7,10, maka jumlah kategori yang diperoleh 88,79 (Sangat Efektif), “keenam” kemampuan mengembangkan peserta didik dengan nilai harapan 8, nilai skor 6,70, maka jumlah kategori yang diperoleh 83,83 (Sangat Efektif). dan variable kedua ada tiga dimensi yaitu sebagai berikut. “Pertama” pengembangan kompetensi pedagogic oleh diri sendiri dengan nilai harapan 8, nilai skor 7,43, maka jumlah kategori yang diperoleh 92,88 (Sangat Efektif), “kedua” pengembangan kompetensi pedagogic oleh sekolah dengan nilai harapan 28, nilai skor 21,65, maka jumlah kategori yang diperoleh 77,3 (Sangat Efektif), “ketiga” pengembangan kompetensi pedagogik oleh pemerintah dengan nilai harapan 20, nilai skor 15,86, maka jumlah kategori yang diperoleh 79,31 (Sangat Efektif). Berdasarkan hasil deskripsi penelitian di atas, maka dapat disimpulkan nilai skor penilaian berdasarkan variable peneltian sebagai berikut : Tabel 7.3 Variabel
Nialai Harapan
Nilai skor
NS x 100
(NS)
NH
Kategori
69
(NH) Kompetensi Pedagogik Guru
18 x 4 = 72
55,77 x 100 Sangat efektif 72
3235 : 58 = 55,77
= 77,46 Strategi 14 x 4 = 56 Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
44,94 x 100 Sangat Efektif 56
2607 : 58 = 44,94
= 80,26
Berdasarkan hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata skor penelitian dari 2 variabel, “pertama” kompetensi pedgogik guru dengan nilai harapan 72, nilai skor 55,77, maka jumlah kategori yang diperoleh 77,46 (Sangat Efektif), “kedua” strategi pengembangan kompetensi pedagogik guru dengan nilai harapan 56, nilai skor 44,94, maka jumlah kategori yang diperoleh 80,26 (Sangat Efektif). Dengan demikian hasil analisis tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan mulai dari kompetensi pedagogik guru dan pengembangan kompetensi pedagogik guru adalah sangat efektif. Dengan demikian, dari kedua deskripsi hasil penelitian, strategi yang dilaksanakan
oleh
kepala
sekolah
berdampak
positif
untuk
mengembangkan kompetensi pedagogic guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data-data hasil penelitian di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan berkenaan dengan strategi pengembanagn kompetensi guru di
SMP
Darussalam
Cimanggis
Tangerang
Selatan,
penulis
dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan sangat efektif dengan prosentase yang didapat hasil penelitian 77,46% , meliputi kemampuan mengelola, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran . pemahaman dan perkembangan peserta didik, kemampuan pemanfaatan teknologi, dan evaluasi hasil belajar. 2. Strategi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sangat efektif dengan prosentase yang didapat hasil penelitian
92,88%, yaitu dengan
mendorong guru SMP Darusslam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan untuk belajar mandiri dengan cara
membeli dan
membaca buku
pendidikan, mengakses internet sebagai penunjang sumber belajar, serta media (media elektronik maupun media massa). 3. Kepala sekolah menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop). Kegiatan ini sangat efektif dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dengan prosentase hasil penelitian 77,33%, serta mengikutsertakan guru SMP Darusslam Cimanggiis Ciputat Tangerang
70
71
Selatan
dalam kegiatan musyawarah guru mata pelajaran yang
dilaksanakan di SMP negeri 3 tangerang Selatan, berjalan dengan baik. 4. Kepala sekolah memanfaatkan Sertifikasi guru yaitu program pemerintah pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Program ini berjalan sangat efektif dengan prosentase hasil penelitian 79,31%. Untuk pengembangan kompetensi pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
B. SARAN Dari hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang diperhatikan sebagai bahan pertimbangan. Adapun saran penulis yang harus disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan teknologi pendidikan, baik bentuk pengembangan yang diberikan sekolah maupun pemerintah. Bila guru akktif, kreatif dan inovatif, maka akan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan keuntungn bagi sekolah yaitu guru akan mampu membantu mewujudkan tujuan operasional sekolah. 2. Untuk kepala sekolah yaitu harus memperhatikan komptensi calon guru, dan meningkatkan kompetensi guru yang ada dengan menyediakan sarana-prasarana dan menyelnggarakan pelatihan secara berkala. 3. Bagi pemerintah, signifikasi program pengembangan pendidikan dapat membantu meningkatakan kompetensi guru, dengan demikian diknas pendidikan menyelenggaran dn memfasilitasi dengan dilakukannya supervise pengawas secaraterprogram.
DAFTAR PUSTAKA Alkaf, Halid Nuraida. Metodologi Penelitian pendidikan, Ciputat : Islamic Research Publishing, 2009 Asmani, Ma’mur Jamal. 7 Tip Cerdas & Efektif Jogjakarta : Diva Press, 2009
Lulus Sertifikasi Guru,
Daradjat, Zakiyah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008 Departemen Pendidikan Dan kebudayaan. Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga kependidikan Di Indonesia, 1981 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001 Djamarah, bahri syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2006 Fakhruddin, Umar Asep. Menjadi Guru Favorit, Jogjakarta : Diva Press, 2009 Hamalik, Umar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta : Bumi Aksara, 2010 Hamalik, Umar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2009 Hamzah, Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam konteks menyukseskan MBS dan MBK, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004 Mulyasa. Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : PT remaja RosdaKarya, 2008 N.K, Rostiyah. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008 Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Salam, Burhanuddin. Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidika), Jakaarta : PT Rineka Cipta, 1997 Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan, Jakarta : Prenada Media Group, 2006
72
73
………………., Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group,2008 Slameto. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2010 Soetopo, Hendiyat dan Wasty soemanto. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta : PT Bina Aksara, 1988 Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004 Sukmadinata, Syaodih Nana. Pengembangan kurikulum Teori Dan Praktek, Bandung : PT Remaja RosdaKarya, 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru & Dosen Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan, Jakarta ; Bumi Aksara, 2010 Wibowo. Manajemen Kinerja, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007
74
DAFTAR REFERENSI No
No
Halaman
Halaman
Paraf
Footnote
Skripsi
Referensi
Pembimbing
1
1
1
38
2
2
2
8-9
3
3
3
21
4
4
4
11
5
5
6
6
6
6
118
7
7
6
27
8
8
7
3
9
9
7
-
10
1
10
60
11
2
11
5
12
3
11
19
13
4
11
62
14
5
12
25
15
6
12
95
16
7
12
10-11
17
8
13
-
9
13
19
19
10
13
193
20
11
15
67
21
12
15
75
22
13
16
52
23
14
18
52
24
15
19
291
25
16
19
39
26
17
20
20
5
18
Bab
I
II
75
27
18
21
-
28
19
22
119
29
20
23
293-294
30
21
23
5
31
22
23
128
32
23
26
154
33
24
28
146-147
1
31
96
35
1
35
43
36
3
44
137
1
44
156
2
45
157
34
37 38
III
IV
Jakarta, 31 Mei 2011
Asep Akbarudin
76
Tabel 7.4 Data Guru SMP Darussalam tahun 201132 No
Nama
L/P TTL
Pendidikan Jabatan
TMK Status
1
Drs. Asnawie
L
S.1 PAI
1985
Tangerang,
Kepsek.
12-08-1962
Guru Budi
GTY (Non PNS)
Pekerti 2
Drs.Mukija
L
HS,MM
3
Drs. Riswadi
Bantul, 22-09-1963
L
Bjr Negara, 07-07-1964
S.2
Guru MTK
1985
Manajemen
(Non PNS)
Jagjakarta S.1
Wakasek
Ekonomi
1986
Guru
STKIP
GTY
GTY (Non PNS)
Penjaskes
Kebayoran
W.Kls VIII.3
4
H. Alam
L
Tahrudin, S.Pd 5
Sriyono, S.Pd
Tangerang, 08-04-1965
L
Klaten, 06-06-1954
S.1
B. Guru B.
Indonesia S.1 Pendidikan
1987
Indonesia Guru PKN
GTT (PNS)
1986
W.Kls
GTY (PNS)
VIII.3 6
Dra.
Hj.
Ida P
Farida 7
Dra. Maryanah
32
Bogor,
S.1 Sosial
Guru IPS
1986
12-06-1965 P
Tangerang,
GTY (Non PNS)
S.1 Sosial
Guru IPS
Awi, Arsip Data Guru SMP Darussalam, (Ciputat: 22 Februari 2011)
1992
GTT
77
15-05-1964 8
Malih
L
Romansyah, S.Pd 9
Rita, S.Pd
P
W.Kls IX.6
Tangerang,
S.1 Pendd.
Guru IPA
03-11-1965
Fisika
W.Kls IX.8
Jakarta,
S.1 MTK
Guru MTK
17-10-1970
UIN JKT
W.Kls
(Non PNS) 1993
GTY (Non PNS)
1993
GTT (Non PNS)
VIII.9 10
Marwiyah,S.Pd
P
Palembang,
S.1
13-10-1969 11
B.,Zubaedah,
P
S.Pd.I 12
Yuliani, S.Ag
Bogor,
Gontor,
1992
Indonesia S.1 PAI
02-12-1963 P
Guru B.
Guru
(PNS) 1995
Al-quran S.1 PAI
09-11-1972
Guru
GTT
GTT (Non PNS)
1999
B.Inggris
GTT (Non PNS)
W.Kls VII.5 13
Dra. Liah
P
Bogor,
S.1 Sosial
16-12-1964 14
Basyah Agyatno,
L
S.Pd
15
Dasuki, S.Pd.MM
Slema, 10-03-1960
L
Tangerang, 12-03-1970
Guru PKN
1995
W.Kls IX.7 S.1 Pendidikan MTK S.2 Manajemen
Guru MTK
GTT (Non PNS)
1997
W.Kls
GTT (PNS)
VIII.2 Guru IPS
1997
GTT (PNS)
78
16
N. Lis
P
Yunengsih, S.Ag 17
Nurul Aeni R,
Subang, 03-05-1971
P
S.Pd. M.Pd
Kebumen, 23-03-1968
S.1
B. Guru
Indonesia
1997
Bahasa
(Non PNS)
Indonesia S.2
Guru IPS
Manajemen
GTT
2000
W.Kls
GTT (PNS)
VIII.4 18
Dra. Eti
P
Djunaety
Brebes,
S.1 Pendd
Guru MTK
20-12-1969
MTK
W.Kls
1996
GTT (Non PNS)
VII.6 19
Sartuti, SE.
P
Tangerang, 21-03-1970
S.1
Guru IPS
Ekonomi
1997
W.Kls
GTT (Non PNS)
VII.8 20
Marul Wa’id,
L
S.Ag. 21
Sri
P
Irnaningsih,
Tangerang,
S.1 PAI
09-09-1970
UIN JKT
Tangerang,
S.1
1970
Guru Agama B. Guru
Indonesia
S.Pd. 22
23
Neneng Herawati
Edi Djunaedi, A.M.pd
1998
GTT (Non PNS)
1998
Bahasa
GTT (Non PNS)
Indonesia P
L
Tangerang,
D.1
Guru TIK
12-08-1977
(Belum
W.Kls
Lulus)
VIII.8
Tangerang,
D.3 Fisika
Guru IPS
01-02-1965
IKIP JKT
2000
GTT (Non PNS)
2001
GTT Non PNS)
79
24
Verawati, SS.
P
Tangerang,
S.S Sastra
Guru B.
28-11-1979
UIN JKT
Inggris
2000
GTT (Non PNS)
W.Kls IX.1
25
Samsul Bahri R,
L
S.pd. M.Pd
Medan,
S.2
Guru PAI
10-12-1979
UIN JKT
Alquran
2003
GTT (Non PNS)
W.Kls VIII.10 26
Iswadi, S.Ag.
L
Tangerang,
S.1 PAI
Guru IPS
06-03-1975
UIN JKT
Budi
2003
GTT (PNS)
Pekerti W.Kls VII.10 27
Isman Fauzi,
L
ST, MM 28
Warnadi
Tangerang, 15-07-1977
L
Susanto,
S.2
Guru KTK
2001
Manajemen
GTT (PNS)
Sleman,
S.2
Guru MTK
29-04-1967
Jogjakarta
Bandung,
S.1 (belum Guru MTK
2003
GTT (Non PNS)
SE, MM 29
Dra.Sri Rahmani R,
P
23-04-1975
Lulus)
2003
GTT (Non PNS)
80
30
Maradona,
L
S.Th.I, MM
Tangerang,
S.2
Wakasek
21-06-1980
UIN JKT
Guru IPS
2004
GTT (Non PNS)
Alquran W.Kls IX.3 31
Jamaludin
L
Al Afghani,
Tangerang,
S.1 Filsafat
Wakasek
22-02-1982
UIN JKT
Guru PAI
S.Fil.I
2004
GTT (Non PNS)
Alquran Budi Pekerti
32
Sophan Sofyan,
L
S.Kom
Tangerang, 18-07-1975
S.1
Guru TIK
2003
Komputer
GTT (Non PNS)
Univ. Budi Luhur 33
Amru Ikhwan,
L
S,Ip
Tangerang, 04-11-1972
S.1 Pendidikan Bioogi
Guru
2004
IPA
GTT (Non PNS)
W.Kls IX.9 34
Ridwan Indarto,
L
SE, MM
Tangerang, 29-07-1978
S.2 Manajemen Ekonomi
Guru IPA
2004
Budi
GTT (Non PNS)
Pekerti W.Kls VII.9
35
Hendra,
L
Tangerang,
S.1
Guru KTK
2004
GTT
81
S.Pd.I
36
Ismail Helmi,
L
S.Sos.
28-03-1978
UIN JKT
W.Kls IX.5
Tangerang,
S.1 Sosial
Guru PKN
04-04-1975
Univ.
Budi
Mustopo
Pekerti
Jkt
(Non PNS)
2004
GTT (Non PNS)
W.Kls VII.1
37
Tito Yusdiana,
L
ST.
Tasikmalya, 29-03-1972
S.1
Guru IPA
2004
Komputer
GTT (Non PNS)
Univ. Buana 38
Rita Zahara,S.Pd
P
Aceh,
S.1 Biologi
Guru IPA
01-10-1969
UIN JKT
W.Kls
2005
GTT (Non PNS)
VII.4 39
Maryuni
P
Utamisari, S.Ip.
Banyumas, 23-06-1972
S.1 Pendd. Guru IPA Biologi
2005
W.Kls
GTT (Non PNS)
VIII.6 40
Zwesty Faj.
P
Inggraini, S.Pd.
Yogyakarta,
S.1
Guru B.
23-01-1979
Univ.
Indonesia
Jogjakarta
2005
GTT (Non PNS)
W.Kls VIII.6
41
Dini munasar
L
Bogor,
S.1 Sastra
Wakasek
2005
GTT (Non PNS)
82
SS.
05-07-1982
Arab UIN
Guru
Jakarta
C. Inggris Wakasek W.Kls IX.10
42
Rulli Trisandy,
L
S.Kom.
Bandung, 31-01-1979
S.1 Komputer
Guru TIK
2005
W.Kls
GTT (Non PNS)
Univ. Budi VII.7 Luhur 43
Faisal Syarif,
L
S.Pd.
44
Nurwulan Sugih,
Tangerang,
S.1
Guru
Penjaskes
Penjaskes
STIE
W.Kls
Paripurna
VIII.4
Bogor,
S.1 Bahasa
Guru B.
05-07-1982
& Sastra
Inggris
Inggris
W.Kls
16-07-1986
P
SS.
2006
GTT (Non PNS)
2005
GTT (Non PNS)
VII.2 45
Erna Kurniawati,
P
S.Pd
Sumedang, 26-12-1985
S.1 Pendd. Guru IPS Sejarah
2005
W.Kls
GTT (Non PNS)
VII.3 46
Muhibudin M, S.Ag.
L
Tangerang,
S.1 PAI
Guru PAI
27-03-1975
UIN Syarif Budi Hidayatulah Pekerti, W.Kls
2005
GTT (Non PNS)
83
47
Edi sutikno,
L
S.Pd.
Jakarta, 08-10-1969
Jakarta
VIII.11
S.1
Guru
Penjaskes UNJ JKT
2008
Penjaskes
GTT (Non PNS)
W.Kls VII.11
48
Ida Rasyadah,
P
S.Ag. 49
Nani Suhartini,
12-06-1964 P
S.Pd.
50
Carsipan, SE.
Bogor,
Bandung, 13-11-1971
L
Subang, 28-12-1983
S.1
B. Guru B.
Indonesia S.1
2008
Indonesia
Budi Guru IPA
(Non PNS) 2009
Daya
GTT (Non PNS)
Pertanian
S.1
GTT
Guru IPS
2005
Ekonomi
GTT (Non PNS)
STIE Paripurna 51
52
Ainal, S.Ag.
Hamamah, S.Pd
P
P
Bogor,
S.1 PAI
Guru B.
03-08-1967
UIN JKT
Indonesia
Tangerang,
S.1 Ingris
Guru B.
23-07-1984
UIN JKT
Iggris W.Kls VII.12
2009
GTT (Non PNS)
2010
GTT (Non PNS)
84
53
Kholid Mawardi
L
Tangerang,
S.1
1986
(belum
Guru TIK
2009
GTT (Non PNS)
Lulus)
54
Heni Nurkholipah
P
Bandung, 13-11-1971
55
Ana Gozwana,
P
S.Sos. 56
Azye Murni, SS.
Tangerang,
S.1 (belum Guru IPS Lulus) S.1 IAD
P
Tangerang,
Rachmawati
P
Tangerang, 1987
58
Firman Hardyansyah, S.Pd.
L
Tangerang, 1987
GTT (Non PNS)
Guru KTK
2005
14-01-1986
GTT (Non PNS)
S,1 Sastra
1986 57
2005
Guru B.
2009
(Non PNS)
Indonesia S.1 Pend.B. Guru B. INA (belum lulus) S.1 Pendidikan IPS
2010
Indonesia Guru IPS
GTT
GTT (Non PNS)
2010
GTT (Non PNS)
85
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS TANGERANG SELATAN Nama
: Drs. Asnawie
Jabatan
: Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir
: SI
Masa Kerja
:-
1. Apa yang menjadi landasan sekolah menyelenggarakan program pengembangan kompetensi pedagogik guru? 2. Bentuk pengembangan apa saja yang pernah dilakukan di SMP Darussalam guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru? 3. Menurut bapak, apa tujuan pengembangan kompetensi pedagogic guru? 4. Bagaimana respon guru terhadap penyelenggaraan program pengembangan kompetensi pedagogik guru? 5. Apa yang bapak lakukan untuk mengevaluasi program pengembangan kompetensi pedagogik guru? 6. Apa saja kendala atau hambatan dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik guru? 7. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam? 8. Apakah bapak menjalin kerja sama dengan instansi atau sekolah lain dalam rangka meningkatkan kompetensi guru? 9. Pengembangan kompetensi guru kedepan seperti apa?
86
HASIL WAWANCARA STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS TANGERANG SELATAN A : Apa yang menjadi landasan sekolah menyelenggarakan program pengembangan kompetensi pedagogik guru? B : Keberhasilan Pembangunan Nasional ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola pendidikan, peran guru menempati posisi
penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.. Maka saya rasa kompetensi guru harus digalakan baik oleh pihak sekolah, maupunpun oleh pemerintah. Oleh karena itu pemerintah telah membuat UU Guru dan Dosen, dengan landasan itu pihak sekolah lebih memberikan perhatian pada pengembangan kompetensi guru. A : Bentuk pengembangan apa saja yang pernah dilakukan di SMP Darussalam guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru? B
:
Program pengembanagan kompetensi pedagogik guru yang sudah
diselenggarakan di SMP Darussalam diantaranya: pembekalan penulisan KTSP, pedoman penulisan RPP, penataran guru yang dilakukan melalui workshop. Selain itu sekolah juga akan melakukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan yang akan bekerja sama dengan sekolah lain atau dinas pendidikan, yaitu adanya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), PLPG (Pelatihan Pendidikan Guru) serta saat ini adanya sertifikasi guru. Program ini yang dilakukan pemerintah sangat memotivasi dan memacu guru untuk mau meningkatkan kompetensinnya. A : Bagaimana respon guru terhadap penyelenggaraan program pengembangan kompetensi pedagogik guru? B : Guru sangat berantusias dan mengikutinya sesuai dengan ketentuan yang telah ada. Karena dengan adanya kegiatan ini sangat membantu sekali pada permasalah-permasalah guru yang tidak bisa dipecahkan oleh sendiri, karena program ini dapat meningkatkan pengetahuan guru-gur selain itu adanya komunikasi yang dapat saling bertukar pikiran (sharring). Apalalagi kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang sangat membantu guru, kegiatan ini
87
dilakukan secara terus-menerus sehingga adanya suatu pemecahan persoalan atau masalah yang ada yang kaitannya dengan kegiatan pembelajaran dan pendidikan di sekolah masing-masing. A : Apa yang bapak lakukan untuk mengevaluasi keberhasilan dan tidaknya program pengembangan kompetensi pedagogik guru? B : Untuk mengetahui tingkat ketercapaian program tersebut yaitu saya melihat dari beberapa aspek, diantaranya: aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajran, program tersebut berhasil bilamana guru sudah mampu membuat rencana pembelajaran yang menarik dan guru mambu membuat inovasi pembelajaran. Aspek pembelajaran dan pemanfaatan teknologi yaitu bilamana guru sudah mampu mengkaitkan realita dengan bahan yang diajarkan, mampu membuat suasana pembelajaran yang penuh makna, mampu memotivasi, membimbing dan mengarahkan anak yang lebih baik lagi, guru mampu menggunakan metodee atau alat pembelajaran sesuai dengan bbahan yang diajarkan secara kreatif dan inovatif, serta mampu menguasai komputer supaya dalam membantu proses pembelajaran. A : Apa saja kendala atau hambatan
dalam pelaksanaan pengembangan
kompetensi pedagogik guru? B : ada beberapa kendala atau hambatan yang dialami, baik oleh pihak sekolah maupun dari pihak guru itu sendiri. Diantaranya : 4. Fasilitas atau sarana yang ada di sekolah kurang memadai, sehingga berdampak terhadap pelaksanaan pengembangan kompetensi guru yang kurang maksimal. 5. Kurangnya komunikasi kepala sekolah dan guru atau sosialisasi antara guru dan guru yang lain. 6. Minimnya dana dalam program pengembangan kompetensi guru yang dialokasikan oleh sekolah, sehingga akan menghambat dalam pelaksanaan suatu kegiatan. 7. Waktu yang tersedia belum dimaksimalkan dengan baik.
88
A : Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam? B : yang menjadi pendukung yaitu adanya kemauan guru untuk meningkatkan kompetensinya, adanya kerjasama dengan instansi atau sekolah, dan adanya program pemerintah yaitu program sertifikasi guru, program tersebut berdampak positif terhadap peningkatan kompetensi guru , sehingga guru mempunyai semangat yang tinggi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus, karena sertifikasi guru tersebut diberikan kepada guru yang sudah mempunyai persyaratan khusus yaitu sesuai dengan persyaratan yang sudah ditentukan dalam UU Guru dan Dosen. A : Apakah bapak menjalin kerja sama dengan instansi atau sekolah lain dalam rangka meningkatkan kompetensi guru? B : Ya, tentu saja karena dengan adanya jalinan kerja sama dengan sekolah lain, sangat membatu dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Contoh bentuk kerjasama yang telah dilakukan yaitu program MGMP, Pelatihan-Pelatihan saya mengutus dan memfasilitasi guru untuk mengikutinya baik ditingkat gugus maupun propinsi. A : Pengembangan kompetensi guru kedepan seperti apa? B : penembangan kompetensi guru untuk kedepannya, selain melaksanakan program yang sudah diselenggarakan, akan dilaksanakan dalam meningkatan kompetensi guru, saya juga akan terus menjalin kerjasama dengan sekolah lain dan pemerintah, dengan aktif mencari informasi dan mengirimkan guru dalam berbagai seminar, whorkshop, ataupun pelatihan-pelatihan yang lainnya.
Pewawancara,
Kepala SMP Darussalam,
Asep Akbarudin
Drs. Asnawie
89
Prestasi SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan SMP Darussalam Ciputat Kota Tangerang Selatan tidak kalah bersaing baik dengan sekolah sekitar maupun dengan tingkat nasional. Prestasi yang pernah diraih oleh sekolah tersebut diantaranya : 1. Juara 1 sepak bola liga pelajar se-kota Tangsel tahun 2010, 2. Piala bergilir piala Bupati Cup 2009 (bolla volley), 3. Juara 1 futsal putra charisma Bangsa Depok 2009, 4. Juara 1 futsal putra Taruna Mandiri 2009, 5. Piala bergilir Sasmita Cup 2009 (Volly Putra dan Putri), 6. Juara II Volly ball putri antar SMP se-Jakarta Selatan tahun 2008, 7. Juara I Volly Ball Putra se-kab. Tangsel tahun 2008, 8. Piala bergilir Volly Ball SMK Pustek Serpong t6ahun 2006, 9. Juara I Volly Ball Se-kab. Bogor tahun 2006, 10. Juara I Volly Ball putra se-kab. Tangerang tahun 2008, 11. Juara I Band Islami Perguruan Muhammadiyah tahun 2006, 12. Juara I Volly Ball putra Se-Jabotabek tahun 2005, 13. Juara I festival Bang puspita Bangsa tahun 2005, 14. Juara II Band Garantika Sasmita jaya tahun 2005, 15. Juara I total futsal Se-Jabotabek tahun 2005, 16. Juara I Volly Ball putri Dinas Pendidikan tahun 2005, 17. Juara I volley Ball Putra Dinas Pendidikan tahun 2005, 18. Juara I Volly Ball Putra Se-jabotabek tahun 2002, 19. Juara I Volly Ball Putri Dinas Pendidikan tahun 2004, 20. Juara I Putri Dinas pendidikan tahun 2004.
90
Data Ruang Belajar Lainnya Jenis Ruang
Jumlah
Jumlah Ruang yang
Jumlah Ruang yang
Katagori
Ruang
Kondisinya Baik
Kondisinya Baik
Kerusakan
Jenis Ruang Ruang Kelas
17
15
Perpustakaan
1
√
R. Lab. IPA
1
√
Ketrampilan
-
-
LAB. Bahasa
1
√
Multimedia
-
-
Lab. Komputer
1
√
2
Ringan
Data Ruang Kantor Jenis Ruang
Jumlah
Ukuran
Kondisi
Ruang
( pxl )
1. Kepala Sekolah
1
49
Baik
2. Wakil Kepala Sekolah
1
36
Baik
3. Guru
1
94
Baik
4. Tata Usaha
1
49
Baik
5. Tamu
-
-
-
Lainnya : ……
Data Ruang Penunjang Jenis
Jumlah
Ukuran
Ruang
(buah)
( pxl )
Kondidis
Jenis Ruangan
Jumlah
Ukuran
(buah)
( pxl )
Kondisi
1. Gudang
1
12
Baik
10. Ibadah
1
20
Baik
2. Dapur
1
6
Baik
11. Ganti
1
10
Baik
3. Reproduksi
-
-
-
12. Koperasi
1
48
Baik
4.
2
4
Baik
13. Hall
-
-
-
Guru
KM/WC
91
5.
KM/WC
14
4
Baik
-
-
-
14. Kantin
1
180
Baik
15.
1
12
Baik
1
21
Baik
3
9
Baik
1
9
Baik
Siswa 6. BK
Rumah
Pompa 7. UKS
1
20
-
16.
Bangsal
Kendaraan 8.
-
-
-
PMR/Pramuka 9. OSIS
17.
Rumah
Penjaga 1
18
Baik
18. Pos Jaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan a. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah No 1. 2.
Jabatan
Nama
Kepala Sekolah Drs. Asnawie Wakil Kepala Drs. Riswadi, SE. Sekolah Jamaludin A. S.Fi.I Dini Munasar, SS
Jenis Kelamin L P √ √ √ √
Usi a
Pend. Akhir
Masa Kerja
S1 S1 S1 S1
25 10 8 6
b. Guru Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah Jumlah dan status Guru
Tingkat Pendidikan
No
GTY P -
Jumlah
GTT/Guru Bantu L P 6 -
1.
S2/S3
L 2
2.
S1
5
-
18
24
47
3.
D-4
-
-
1
2
3
4.
D3/Sarmud
-
-
-
-
-
5.
D2
-
-
-
-
-
6.
D1
-
-
-
-
-
7.
SMA/Sederajat
-
-
-
-
-
Jumlah
7
-
25
26
58
7
92
ANGKET STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS TANGERANG SELATAN Identitas responden Nama
:
Jabatan
:
Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap pertanyaan secara teliti 2. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan 3. Berikan tanda contreng ( ) pada pilihan jawaban yang tersedia dan sesuai dengan kondisi yang anda alami 4. Pastikan tidak ada jawaban yang terlewati 1.Setiap tahun, saya membuat program tahunan. a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
2.Setiap semester, saya membuat program semester. a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
3.Setiap tahun saya menyusun silabus! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
4.Setiap akan mengajar, saya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
5.Setiap kegiatan belajar mengajar, saya mampu menguasai kelas dengan baik! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
6.Setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran, saya menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan!
93
a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
7.Saya menguasai setiap pokok bahasan yang akan diajarkan! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
8.Sebelum mengadakan pembelajaran, saya melakukan penjajakan untuk mengetahui kemampuan anak didik terhadap materi yang akan dipelajari! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
9.Saya mengetahui setiap karakter peserta didik yang saya ajar! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
10. Saya membantu permasalahan siswa yang kesulitan dalam memahami materi! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
11. Saya memberikan perhatian kepada setiap siswa! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
12. Saya menggunakan metode yang bervariatif dalam setiap pembelajaran! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
13. Saya menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan proses belajar mengajar! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
14. Saya
memanfaatkan
internet
e. Tidak pernah untuk
menambah
pengetahuan
dan
memperbanyak sumber belajar! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
15. Setiap selesai pembelajaran, saya melakukan kegiatan refleksi untuk memikirkan kembali apa yang telah dibelajarkan!
94
a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
16. Kompetensi yang direncanakan dalam setiap pembelajaran dapat dicapai oleh setiap siswa! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
17. Setiap selesai pembelajaran, saya memberikan penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi siswa! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
18. Saya memberikan remedial bagi setiap siswa yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
19. Untuk menambah wawasan pedagogik, saya belajar mandiri dalam berbagai sumber media! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
20. Setiap ada kesempatan, saya mengikuti pelatihan/workshop guru guna menambah kompetensi pedagogik! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
21. Setiap tahun sekolah menyelenggarakan program diklat/workshop guru guna meningkatkan kompetensi pedagogik! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
22. Setiap semester kepala sekolah melakukan pelatihan kompetensi guru secara terstruktur! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
23. Kepala sekolah memfasilitasi guru yang akan mengikuti kegiatan MGMP!
95
a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
24. Kepala sekolah menginstruksikan setiap guru menyusun program tahunan! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
25. Setiap semester kepala sekolah
e. Tidak pernah menginstruksikan setiap guru menyusun
program semesteran! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
26. Kepala sekolah memeriksa program tahunan yang dibuat guru! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
27. Kepala sekolah memeriksa program semesteran yang dibuat guru! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
28. Pengawas melakukan supervise secara berkala! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
29. Pengawas membantu/membina guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
30. Pengawas memfasilitasi guru mempersiapkan program sertifikasi guru! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
31. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, guru mengikuti MGMP! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
32. Pengawas membina guru melalui MGMP! a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
96
PERNYATAAN BUTIR ANGKET GURU "STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS TANGERANG SELATAN".
Pernyataan Resp 32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
6
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
9
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
10
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
13
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
14
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
15
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
16
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
17
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
18
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
19
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
20
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
21
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
97
22
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
23
2
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
24
4
2
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
2
3
3
3
4
25
2
2
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
26
2
2
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
27
4
2
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
28
4
2
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
2
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
29
2
2
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
2
2
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
30
2
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
2
2
4
4
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
4
31
4
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
2
2
3
4
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
4
32
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
4
33
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
4
34
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
4
35
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
4
36
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
4
37
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
38
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
39
4
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
40
4
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
41
2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
42
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
1
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
3
43
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
1
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
3
44
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
3
45
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
3
46
1
1
0
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
3
98
47
1
1
0
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
3
48
4
1
0
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
2
2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
1
2
49
4
1
0
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
3
2
2
3
2
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
1
2
50
4
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
3
2
1
3
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
51
0
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
3
2
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
52
0
1
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
53
0
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
54
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
2
55
4
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
3
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
56
4
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
57
3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
58
3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
Jmh
173
159
165
177
182
179
189
175
186
190
171
172
152
164
195
217
197
192
224
207
180
192
173
192
178
181
160
156
169
198
193
227