STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
PROPOSAL Ditujukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Kependidikan Islam
Oleh: Qun Khomsatun 053311091
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
ABSTRAK
Qun Khomsatun (NIM: 053311091) Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru pada Kompetensi Pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Skripsi. Program Strata I Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bagaimana kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. 2) bagaiman analisis kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. 3) bagaiman pelaksanaan pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan dengan teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini berupa teknik analisis deskriptif, yaitu metode analisis data yang berupa kata-kata. Temuan penelitian ini yaitu meliputi: 1) Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dapat dikatakan cukup, secara umum guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah berusaha menerapkan sepuluh indikator kompetensi pedagogik, guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah menyipkan RPP setiap kali akan mengajar, RPP telah sesuai dengan standar kurikulum yang telah ditetapkan, menggunakan strategi atau pendekatan yang sesuai, pemanfaatan media mengaktifkan siswa, menguasai materi, penilaian proses dan hasil. 2) Adapun analisis yang digunakan SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang menggunakan analisis SWOT yaitu: Strengths, Weakness, Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman). Dari hail analisis ini menyatakan bahwa kelemahan yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah wawasan profesionalitas guru dan fasilitas pendukung proses pendidikan belum memadai sehingga masih dibutuhkan pengembangan baik dari segi profesionalitas dan wawasan guru maupun fasilitas pendukung proses pendidikan. 3) Sedangkan strategi yang di laksanaan untuk pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang menggunakan pendidikan dan pelatihan yang berbentuk: MGMP, workshop, seminar, diskusi, pelatihan implementasi kurikulum 2006 dan pelatihan classroom management. Sedangkan yang berbentuk pelatihan dan pelaksanaan tugas yaitu: pelatihan pembuatan silabus dan RPP, pelatihan quantum teaching, pelatihan quantum learning, dan pelatihan student active learning. Selanjutnya, semoga penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan masukan bagi guru dan pengelola SMP Islam Hidayatullah Semarang, bahan informasi bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
ii
iii
iv
v
MOTTO
ِْ ِ ُ !ْ "َِ َ ُ َ ُوا َ ن ا َ َ ُ َ ُ َ ِ َْ ٍم
ِإ
…
”.....Sesungguhnya allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .... ” (QS. Al-Ra’d:11)1
1
Fadhal AR Bafadal, Al Qura’an dan Terjemah juz 1-30, (Jakarta: C.V Pustaka Agung Harapan, 2006), hlm. 199.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahanda Tumarso dan Ibunda Mahmudah tercinta atas kasih sayangnya, pengorbanan dan untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Suamiku tercinta kakanda Salik Sabilallah yang selalu memberikan dukungan dan setia menemani jalan kehidupanku. 3. Kakak-kakakku tercinta Mba’ Iffah, Mba’ Ida, Mba’ Yiyi, Mba’ Nunung dan Adeku tersayang Agus Surakhman yang selalu memberikan nasehat dan motivasi. 4. Sahabat-sahabatku tercinta seluruh anggota Racana Walisongo Semarang yang selalu memberikan dukungan. 5. Sahabat-sahabatku yang ada di Jurusan KI 2005 terima kasih atas motivasi dan bantuanya.
vii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji hanya milik Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyyah IAIN Walisongo Semarang 2. Ismail SM, M. Ag selaku Ketua jurusan dan Dr. Musthofa M.Ag selaku Sekertaris jurusan Kependidikan Islam atas masukan dan semangatnya. 3. Fahrurrozi, M. Ag selaku Pembimbing I dan Drs. Abdul Wahid M.Ag selaku Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk
membimbing
serta
mengarahankan
penulis
dalam
penyusunan skripsi ini. 4. Para dosen staf pengajar dan pegawai di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali penulis berbagai pengetahuan. 5. Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, beserta semua staf pengajar dan pegawai SMP Islam Hidayatullah Semarang, terima kasih atas bantuan dan dukungan datanya selama penelitian. 6. Ayahanda Tumarso dan Ibunda Mahmudah tercinta atas kasih sayangnya, pengorbanan dan untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 6. Suamiku tercinta kakanda Salik Sabilallah yang selalu memberikan dukungan dan setia menemani jalan kehidupanku.
viii
7. Kakak-kakakku tercinta Mba’ Iffah, Mba’ Ida, Mba’ Yiyi, Mba’ Nunung dan Adeku tersayang Agus Surakhman yang selalu memberikan nasehat dan motivasi. 8. Keponakan-keponakanku tersayang De’ Rohman, De’ Ais, De’ Pipit, De’ Dani, De’ Caca, De’ Aulia, De’ Nisa , De’ Vika, De’ Nia, dan De’ Mey yang lucu-lucu semoga menjadi anak yang saleh-salihah. 9. Sahabatku Ofi Hamuzza, Mina, Lilif, Emi, Ida, Eko, Ima, Iis, Taufiq terima kasih atas dukungan dan bantuanya selama ini. 10. Sahabat-sahabat jurusan KI angkatan 2005, seluruh anggota Racana Walisongo Semarang, sahabat-sahabati PMII Rayon Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan keluarga besar Pondok Inna 2, semoga persahabatan kita akan terus terjaga selamanya. 11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi apa-apa yang berarti, hanya do’a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan sebaik-baik balasan serta selalu dalam lindungan-Nya. Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori dan beberapa aspek inti didalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 18 Juni 2010 Penulis,
Qun Khomsatun NIM: 053311091
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………
i
HALAMAN ABSTRAK …………………..................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………..
iv
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………….
v
HALAMAN MOTTO ……………………………………………..
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………..
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ………………………………
viii
HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………..
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………….
2
B. Penegasan Judul …………………………………..
6
C. Rumusan Masalah …………………………………
8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………
9
E.
Kajian Pustaka ……………………………………..
10
F.
Metodologi Penelitian ……………………………...
11
LANDASAN TEORI STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU PADA KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Profesionalitas Guru ............................................
18
B. Kompetensi Pedagogik ……………………………..
25
C. Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru pada Kompetensi Pedagogik Guru ..........................
BAB III
32
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum SMP Islam Hidayatullah Semarang B. Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam x
41
Hidayatullah Semarang .......................................
45
C. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang ...........................................
50
D. Pelaksanaan Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang 54 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang ………………………………. 75 B. Analisis Kompetensi Pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang ………....................................
70
C. Analisis Pelaksanaan Pengembangan Profesionalitas Guru pada Kompetensi Pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang ……….................................... BAB V
71
PENUTUP A. Simpulan ……………………………………………… 76 B. Saran-saran …………………………………………… 77 C. Penutup ……………………………………………….. 78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini perubahan berlangsung begitu cepat. Masyarakat yang sadar akan tantangan masa depan, berusaha membekali diri melalui penguasaan berbagai macam ilmu pengetahuan. Dalam kaitan itu pula manusia Indonesia dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat dalam segala lapangan kehidupan. Kiranya hanya dengan cara itulah masyarakat kita dapat memacu diri agar tetap eksis. Dalam kenyataannya globalisi memang menuntut setiap orang untuk selalu meningkatkan kemampuan diri agar dapat memberi respon yang cepat dan tepat terhadap berbagai tantangan yang dihadapi. Di samping itu harus pula memiliki harga diri dan kepercayaan kepada diri-sendiri berdasarkan iman yang kuat. Semua itu akan memungkinkan kesanggupan untuk mandiri untuk berprakarsa dan bersaing, baik secara lokal maupun secara global. Penguasaan ilmu dan tekologi dalam era globalisasi sangat penting artinya sebagai prasyarat untuk dapat mengantisipasi perubahanperubahan, sehingga suatu bangsa tidak ketinggalan. Dengan demikian proses pendidikan bukan semata-mata untuk memperdalam pengetahuan, tetapi juga ditekankan untuk mempertinggi sikap kritis dan daya kreatif peserta didik.1 Hal ini sangat perlu mengingat keanekaragaman tantangan di masa depan sangat menuntut kemampuan semacam itu. Untuk kepentingan tersebut, guru sebagai main person pendidikan harus ditingkatkan kompetensinya dan diadakan sertifikasi sesuai dengan pekerjaan yang diembannya. Dewasa ini kita sering dituntut untuk mampu memberi jawaban dalam response time yang pendek dan sering kali suatu tantangan memerlukan beberapa jawaban sekaligus.
1
Sururrudin, “Paradigma Pendidikan Masa Depan” http://sururrudin.wordpress.com/2008/09/24/aperan-guru/, diunduh pada tanggal 27 Maret 2010.
2
Dewasa
ini
profesi
guru
menduduki
posisi
penting,
karena
mempersiapkan sumber daya manusia yang handal. Oleh sebab itu guru memperoleh premis-premis baru agar dapat berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu: 1) Guru sebagai agen perubahan. Dalam era transformasi yang begitu cepat, sosok guru dapat berfungsi secara efektif sebagai penggerak dan pelaku perubahan. 2) Guru sebagai pengembang sikap toleransi dan saling pengertian. Di dalam era global diperlukan saling pengertian dan toleransi antar seluruh umat manusia melalui proses pendidikan. 3) Guru sebagai pendidik profesional. Dalam era global peran sekolah semakin dituntut untuk berperan sebagai pusat pengalaman belajar. 2 Berkaitan dengan ini peran guru menjadi sangat penting, karena bertanggung jawab dalam mempersiapkan peserta didik agar memiliki daya saing yang tinggi di masa depan. Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP (United Nations Development Programme) melaporkan bahwa pada tahun 2005, Indonesia menempati urutan 110 dari 177 negara, pada tahun 2006 mengalami kemajuan dengan berada diurutan 108, dan Pada tahun 2009 Indonesia berada pada posisi 111 dari 182 negara yang diteliti. Rendahnya peringkat daya saing Indonesia di pasar global juga digambarkan pada permasalahan produktivitas sektor industri dan perdagangan.3 Dalam hal ini, ditengarai bahwa profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di Indonesia masih sangat rendah, dan secara makro merupakan penyebab rendahnya mutu pendidikan nasional secara keseluruhan. Tujuh indikator yang menunjukan lemahnya kinerja guru dalam melakasanakan tugas utamanya mengajar (teaching), yaitu : 1. Rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran. 2. Kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas. 3. Rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action research). 4. Rendahnya motivasi berprestasi 5. Kurang disiplin 2
Mungin Eddy Wibowo “Sertifikasi Profesi Pendidikan” http: // www.suara merdeka.com/harian/0602/opi,04,htm,hlm.1, diunduh pada 27 Maret 2010. 3 Shalimow, “Human Development Index (HDI)” http://www.shalimow.com/etcetera/humandevelopment-index-hdi-indonesia.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010.
3
6. Rendahnya komitmen profesi. 7. Rendahnya kemempuan manajemen waktu.4 Oleh sebab itu maka kompetensi pedagogik guru perlu ditingkatkan melalui upaya peningkatan kualifikasi pendidikan sebagai dasar pembentukan kompetensi mereka, baik yang berkaitan dengan kompetensi akademik maupun kompetensi profesional. Dengan demikian, kualitas kinerja dan pencapaian target kualitas pembelajaran yang dihasilkan akan meningkat. Mutu itu dapat dipilah dalam dua indikator utama, yaitu proses dan hasil (output). Hasil yang bermutu, dalam hal ini meningkatnya mutu kompetensi guru merupakan produk dari pembinaan dan pelaksanaan tugas yang bermutu. Kompetensi pedagogik guru yang bermutu pada prinsipnya harus berporos pada peningkatan potensi siswa. Oleh karena itu, mengukur kinerja kompetensi pedagogik guru dapat menggunakan indikator kinerja belajar siswa. Permasalahan guru di Indonesia seperti dipaparkan di atas langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yang masih belum memadai, sehingga perlu di sesuaikan komprehensif menyangkut semua aspek terkait yaitu: 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang di ampu. 4. Menyelenggarakan pembelajaran ayng mendidik. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6. Menfasilitasi
pengembangan
potensi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang di miliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
4
hlm. 9.
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008),
4
9. Memanfaatkan
hasil
penilaian
dan
evaluasi
untuk
kepentinagan
pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kulaitas pembelajaran.5 Secara
pedagogis,
kompetensi
guru-guru
dalam
mengelola
pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kering dari aspek pedagogis dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri. Freire (1993) mengkritisi kondisi pendidikan seperti ini sebagai penjajahan dan penindasan yang harus dirubah menjadi pemberdayaan dan pembebasan. Freire mengungkapkan bahwa proses pembelajaran nampak seperti sebuah kegiatan menabung, peserta didik sebagai ”celengan” dan guru sebagai ”penabung”. Sehubungan dengan ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam mengelola pembelajaran dan mengubah paradigma pembelajaran gaya menabung menjadi pembelajaran yang dialogis dan bermakna. Sehubungan dengan kompetensi pedagogik guru, maka tugas dan tanggung jawab guru di sekolah adalah sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing dan sebagai administrator kelas.6 Guru harus mempunyai kinerja profesional terutama dalam mendesain program pengajaran dan melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat memberikan ”layanaan ahli” dalam bidang tugasnya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perkembangan masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu berfikir global (thinking globally), dan mampu bertindak lokal (acting locally), serta dilandasi oleh akhlak yang mulia (akhlakul karimah). SMP Islam Hidayatullah Semarang sebagai salah satu lembaga pendidikan islam yang termasuk dalam kategori top dan favorit serta di percaya 5
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 164165. 6 Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya, lihat : Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), Cet 4, hlm. 15.
5
oleh masyarakat mampu menghasilkan out-put yang berkualitas dan berakhlakul karimah tentunya harus selalu mengembangankan SDM khususnya guru yang berkualitas dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin beragam terhadap pendidikan. Dengan kondisi wawasan dan profesionalitas guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang yang masih kurang optimal, serta fasilitas pendukung proses pendidikan belum memadai. Sehingga SMP Islam Hidayatullah memiliki rencana strategi untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.7 Untuk menjadikan seorang guru yang mempunyai profesionalitas dalam kompetensi pedagogik di perlukan adanya pengembangan profesionalitas kompetensi pedagogik guru. Sebuah lembaga pendidikan harus memiliki perencanaan strategi atau rencana pengembangan sebagai usaha institusi yang menjadi tolak ukur yang kelak digunakan institusi untuk mencapai misinya. Dalam pengembangan kompetensi pedagogik guru yang lebih luas diperlukan strategi, yaitu sejumlah keputusan kebijkan dan tindakan kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk perumusan dan pelaksanaan perencanaan yang di susun untuk mencapai tujuan. Hal ini penting karena tanpa perencanaan dan strategi yang tepat, tidak mustahil tujuan organisasi gagal dicapai bahkan mutu lembaga pendidikan semakin menurun tertinggal dari kompetitor lainya. Adapun pengembangan kualitas SDM guru SMP Islam Hidayatullah Semarang yang telah tertulis dalam Standard Operation Procedure (SOP)/ prosedur kerja standar dapat direalisasikan dengan cara sebagai berikut: a. Mengikutsertakan mereka dalam pelatihan, penataran, lokakarya, seminar dan sejenisnya yang mengarah kepada penguasaan materi, penguasaan alat pembelajaran mutakhir, penguasaan metodologi dan strategi pembelajaran, management pengelolaan sekolah dan lain sebagainya. b. Kajian dan pembinaan setiap pekan, koordinasi rutin pekanan, pemerataan tugas kepanitiaan dan lain-lain.8 Seorang guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan tuntutan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk 7
Wawancara dengan Drs. Purnadi Waka. Kurikulum SMP Islam Hidayatullah, dalam pra-riset hari: Senin, tanggal 5 April 2010. 8 Ibid.,
6
mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Rendahnya kualitas SDM pendidikan mengakibatakan rendanya kualitas lulusannya. Oleh karena itu perlu perbaikan mendasar terhadap peningkatan karir dan kualitas kerja pendidikan yang terukur di bidang pendidikan. Kepala sekolah sebagai manajer sekolah harus mengetahui problematika pendidikan yang berkaitan dengan kinerja guru ini. Dengan demikian kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah akan mendesain program pemberdayaan guru yang lebih inovatif. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul tentang ”Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang”. B.
Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman istilah terhadap judul penelitian ini maka pada bagian ini peneliti akan memberi penegasan beberapa istilah dan pembatasan masalah: 1. Strategi Pengembangan “Strategi” dalam Kamus Bahasa Indonesia berhubungan dengan siasat perang atau ilmu siasat perang. Tetapi juga berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.9 Pengembangan
(development)
adalah
suatu
usaha
untuk
menigkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan latihan.10 Dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan merupakan cara atau upaya yang dilaksanakan oleh suatu lembaga untuk mencapai tujuan dalam suatu lembaga kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Inti strategi ini adalah usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas pelayanaan, sehingga fokusnya di arahkan ke pelanggan dalam hal
9
Hoetomo, M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), hlm.
1112. 10
hlm. 85.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Menusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
7
ini peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat. 2. Kompetensi Pedagogik Yang
dimaksud
kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
pembelajaran peserta didik.11 Sedangkan dalam penjelasan Pasal 28 atas PP RI No.19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, bahwa yang dimaksud
kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.12 Jadi kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat mengelola pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, judul skripsi tersebut di atas dapat dipahami sebagai strategi pengembangan profesionalitas guru yang difokuskan pada kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
C.
Perumusan Masalah Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa pendidikan pembentukan sumber daya manusia memerlukan pengelolaan yang sangat baik. Strategi pengembangan merupakan salah satu cara yang biasa digunakan dalam pengelolaan pendidikan, agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Disamping itu strategi
pengembangan
dalam
lingkungan
pendidikan
sangat
kurang
diperhatikan, ini terbukti dengan banyak lembaga pendidikan sulit untuk maju, yang menandakan pengelolaan strategi pengembangan kurang bagus. Terdapat dua pertanyaan yang harus dicari jawabanya dalam penelitian, pertanyaan tersebut sebagai berikut: 11
Penjelasan UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No.19 Tahun 2005, PP RI No.48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005,(Jakarta : Asa Mandiri, 2006), hlm. 43. 12 Penjelasan PP RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No. 19 Tahun 2005, PP RI No. 48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005, Op.Cit. hlm. 160.
8
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 2. Bagaimana analisis kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 3. Bagaimana program pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: a. Untuk dapat mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang. b. Untuk dapat mengetahui bagaimana analisis kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang. c. Untuk dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang. 2. Manfaat Penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dan pihak-pihak yang berkaitan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sebagai bahan informasi terhadap SMP Islam Hidayatullah Semarang dalam merencanakan strategi pengembangan profesionalitas guru untuk mencapai tujuan secara optimal dimasa sekarang dan masa yang akan datang. b. Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga lain khususnya lembaga
pendidikan
Islam
tentang
strategi
pemgembangan
profesionalitas guru. c. Sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan Kependidikan Islam dan mahasiswa Tarbiyah pada umumnya dalam mengembangkan lembaga pendidikan secara global.
E.
Kajian Pustaka Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya,
9
sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang sudah ada. Ada beberapa bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan. Peneliti berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang peneliti temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan peneliti susun. Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya meliputi: Nelly Hidayati (3101243) “Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional Guru PAI di MAN Kendal Semarang”. Skripsi, Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
2006.
Dalam
skripsinya
dijelaskan
bahwa
upaya
untuk
meningkatkan kompetensi professional guru PAI di MAN Kendal dilaksanakan dengan mengikuti penataran, pelatihan, diskusi, dan seminar tentang pendidikan, mengefektifkan MGMP, adanya keingginan untuk mencari bukubuku terbaru yang relevan dengan perkembangan IPTEK dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, serta melatih dan meningkatkan kedisiplinan. Dengan upaya ini diharapakan dapat meningkatakan kompetensi professional guru PAI di MAN Kendal Semarang. Miftahus Solikhah, dalam skripsi yang berjudul “Evektifitas Supervisi Pengajaran Untuk Membina Profesionalitas Guru (Studi Survai di MAN Kendal)”. Menyimpulkan bahwa pengaruh evektifitas supervisi pengajaran yang tinggi untuk membina profesionalisme guru MAN Kendal, kegiatan supervisi pengajaran seperti pengawasan dari kepala madrasah, kegiatan pelatihan dan penataran yang diikuti oleh guru dan adanya kreatifitas guru untuk mengembangkan kemampuan dapat dikatakan efektif dan membina profesional guru. Riza Abdul Qodir (3104024) Evektifitas Manajemen Strategik Di Lembaga Pendidikan Islam. Skripsi, Semarang: Program Strata 1 Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008. Dalam skripsinya dijelaskan bahwa pelaksanaan manajemen strategik program
10
SOP (Standart Operasional Prosedur) di SMP Nasima Semarang berjalan efektif dengan indikator : 1. Keberhasilan kepala sekolah sebagai manajer pelaksanaan fungsi manajemen mulai dri merencanakan, pengorganisasin, pelaksanaan, memotifasi, menfasilitasi, memberi semangat, dan mengevaluasi program yang dilaksanakan. 2. Proses mengajar guru meliputi pembelajaran yang direncanakan terlaksana secara optimal melalui proses pembelajaran yang sesui dengan Standart Operasional Prosedur di SMP Nasima Semarang. 3. Keberhasilan belajar siswa di SMP Nasima Semarang yang dapat dinilai dari penguasaan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut diatas penelitian ini akan lebih memfokuskan pada pembahasan tentang sebuah strategi atau cara yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah didalam pengorganisasian dan penggunaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mengembangkan profesionalitas guru khususnya pada aspek pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang, guna mencapai sebuah sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
F.
Metodologi Penelitian 1. Fokus Penelitian Dalam penjelasan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di jelaskan tentang empat kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik, meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam hal ini peneliti akan menfokuskan pada kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.13 13
Penjelasan PP RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No. 19 Tahun 2005, PP RI No. 48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005, Op.Cit. hlm. 160.
11
Peneliti menitikberatkan kajian pada bagaimana analisis kompetensi pedagogik guru dan bagaimana pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelelitian kualitatif, dimana peneliti tidak menggunakan data statistik dalam pengumpulan dan analisis data. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitaif, dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadiankejadian.14 Penelitian kualitatif di persepsi sebagai istilah yang muncul pada beberapa strategi penelitian yang sekaligus menjadi ciri-cirinya, antara lain: a. Data yang dikumpulkan bersifat data lunak, yaitu data yang secara mendalam mendeskripsikan orang, tempat, hasil percakapan dan lainlain. b. Semua data yang diperoleh kemudian dianalisis tidak dengan menggunakan skema barfikir statistikal. c. Pertanyaan-pertanyaan penelitian tidak di rangkai oleh variable operasional tapi di rumuskan untuk mengkaji semua kompleks yang ada dalam konteks penelitian. d. Penelitian mengumpulkan data melalui hubungan langsung dengan orang-orang pada situasi khusus sedangkan pengaruh luar hanya bersifat sekunder. e. Prosedur kerja pengumpulan data yang paling lazim dipakai adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan tetap membuka luas penggunaan teknik lainnya. Sifat pendekatan dalam penelitian kualitataif adalah terbuka, hal ini bermakna bahwa penelitian memberi kesempatan pada subyek untuk menjawab pertanyaan yang di ajukannya menurut kerangka berfikir mereka sendiri, bukan berdasarkan patokan-patokan jawaban yang telah dibuat peneliti. Penulis berharap melalui pendekatan kualitatif yang digunakan dalam 14
penulisan
skripsi
ini
mampu
mencapai
tujuannya,
yakni
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 18.
12
mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penerapan strategi pengembangan profesiomalitas guru dalam aspek pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang 3. Sumber Data Sumber data 1. Ketua Yayasan
Jenis data
Metode
Instrumen
1. Keadaan Guru dan
Wawancara
Buku catatan
Siswa.
2. Kepala Sekolah 3. Waka
Bulpoin
2. Fasilitas sekolah.
Camera
3. Program
Tape
pelatihan
untuk guru.
Kurikulum 4. Kepala
Recorder
4. Strategi pembelajaran yang digunakan guru.
Tata Usaha 5. Guru PAI 6. Guru Bahasa 7. Guru IPA 8. Siswa 9. Pustakawan 1. Guru
Mata 1. Data
Pelajaran
tentang
Observasi
2. Aktivitas
Pembelajara
pembelajaran
pembelajaran
di kelas
kelas.
3. Lingkungan
RPP Cheeklist
mengajar guru.
2. Kegiatan
Sekolah
cara
di
n Guru Buku
3. Keadaan sekolah.
Catatan
4. Foto
Camera
lingkungan
sekolah 1. Ketua Yayasan 2. Kepala Sekolah 3. Kepala Usaha
1. Profil Sekolah
Dokumentasi
2. Laporan Sertifikasi Guru
Al-Qur’an
Metode Ummi. Tata 3. Dokumen
Program
Jangka SMP Hidayatullah
Panjang Islam
Flasdisck
13
Semarang. 4. Dokumen
Foto
Pelatihan 5. Dokumen
Laporan
Pelatihan
Student
Active Learning. 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 7. Dokumen
Laporan
Pelatihan Classroom Management.
4. Metode Pengumpulan Data Ada tiga metode dalam mengumpulkan data yang digunakan, yaitu : a. Metode Observasi Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan pengamatan dan pencatatan tujuan.15 Observasi atau pengamatan adalah mengerti ciri-ciri dan interelasi tingkah laku manusia pada fenomena sosial yang serba komplek dalam sosiologis dan kultur disuatu tempat akan sangat mempengaruhi pola-pola tigkah laku manusia tersebut. Observasi partisipatif merupakan teknik pengumpulan data yang paling lazim digunakan dalam penelitian kualitatif. Observasi berguna dalam memahami dan memaknai atas suatu kejadian atau fenomena
pada
situasi
yang
tampak
serta
kemungkinan-
kemungkinan yang ada dibalik keadaan yang tampak itu. Metode ini digunakan secara langsung untuk berinteraksi dengan kegiatan dan peristiwa alami yang terjadi di SMP Islam Hidayatullah Semarang yang berkaitan dengan profesionalitas guru dalam kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. b. Metode Wawancara (interview)
15
Margono, Metodelogi Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 10
14
Wawancara (interview) adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
16
Ciri utama interview adalah kontak langsung
dan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi. Berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara, yaitu: 1). Wawancara relatif tertutup Wawancara pada format ini pertanyaan-pertanyaan difokuskan pada topik-topik khusus dan umum. Panduan wawancara dibuat cukup terperinci, pewawancara pun bekerja sebagian besar dibantu oleh item-item yang dibuatnya meskipun tetap terbuka berfikir divergen. 2). Wawancara yang terbuka Pada wawancara ini, peneliti memberi kebebasan diri dan mendorongnya berbicara secara luas dan mendalam. Pada wawancara ini subyek peneliti lebih kuat pengaruhnya dalam menentukan isi wawancara. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan bentuk semi berstruktur yang mula-mula peneliti menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah berstruktur kemudian satu persatu diperjelas dalam mengorek keterangan lebih lanjut, dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. Metode ini dugunakan untuk memperoleh data dan informasi
yang
rinci
tentang
strategi
pengembangan
profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, 16
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 236.
15
prestasi, notulen, langger, agenda, dan sebagainya.17 Metode ini di pergunakan untuk memperoleh data-data tentang letak geografis, keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana
sekolah,
kurikulum,
sistem
pendidikan
dan
pengembangan program serta data-data lain yang bersifat dokumen. d. Triangulasi Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Pengumpulan
data
dengan
triangulasi
berarti
peneliti
mengumpulkan data dan sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan obsevasi, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda- beda dengan teknik yang sama.18 Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam penelitian data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. 5. Metode Anlisis Data Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis diskriptif.19 Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipankutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data
17
Ibid. Sugiono, Metode Penelitian, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung, Alfabeta, 2006), hlm. 241. 19 Metode Analisis Deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan suatu gejalah, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. 18
16
tersebut mungkin berasal dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, foto, vidio, tape, dokumentasi pribadi, catatan dan dokumen resmi lainnya. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.20 Langkah-langkah analisis di tunjukkan pada gambar berikut ini:
Data Display
Data Colection
Data Reduktion
Conclusion : Drawing/ ferifying
Analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu: wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, hasil rekanan wawancara, hasil observasi dan lain sebagainya. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi dan yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.21 Setelah mendapatkan data dari lapangan yang begitu kompleks maka peneliti perlu segera melakukan analisis data melalui reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, membuang hal-hal yang tidak perlu. Data hasil penelitian ini harus direduksi meliputi data hasil wawancara, dokumentasi dan observasi berisi tentang pelaksanaan strategi pegembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang meliputi strategi program jangka panjang, strategi program jangka pendek, rencana strategi, pelaksanaan strategi program jangka panjang dan jangka pendek, serta evaluasi. 20 21
hlm. 104.
Sugiono, Op. Cit., hlm. 247. Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992), Cet. 3,
17
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data (penyajian data), penyajian data ke dalam bentuk yang lebih mudah difahami, biasanya penyajian ini berbentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, table, grafik, atau dengan teks yang bersifat naratif. Langakah ketiga dalam analisis data adalah conclusion drawing/verification (penarikan kusimpulan dan verifikasi), kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Simpulan awal yang berupa analisis interaktif masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila simpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
18
DAFTAR PUSTAKA
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Menusia, Jakarta: Bumi Aksara ,2005. Undang-Undang RI, No. 20 Tahun. 2003 Tentang SISDIKNAS (Jakarta: Sinar Grafika, 2003). PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Penjelasan): Pasal 28 Ayat (3) http://sururudin.wordpress.com/2008/09/24/aperan-guru. UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Mungin Eddy Wibowo “Sertifikasi Profesi Pendidikan” http: // www.suara merdeka.com/harian/0602/opi,04,htm,hlm.1 Saefudin Anwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998). Lexy
Moleong,
Metodologi
Penelitian
Kwalitaf,
(Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 2004). Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997). Nana Sudjana dan Imrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Al-Grasindo, 2001). Sugiono, Metode Penelitian, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung, Alfabeta, 2006). E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008). Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992). Subijanto, “Pemantauan Tenaga Kependidikan TK, SO, dan SOLB di Kabupaten Bandung, Propinsi Bali” Dalam protal Informasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Balitbang Dikdasmen Dikti PLPS Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h.5. sebagaiman adiakses melalui www.depdiknas.go.id A. Samana, Profesionalme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisus, 2004),
19
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Bandung: Gema Insani Pers, 1995), Undang-Undang Republik Indonesiai, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas, Bab IX, Pasal.39 Ayat 2e. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat 1, peraturan pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008, Bab I Pasal I Ayat I, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009) Made Pidarta, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 2000). Tim Konsultas Proyek Peningkatan Mutu SMU Paket 2, Panduan Pelatihan untuk pengembangan sekolah. Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2007). http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/trainingmaterials/school-supervision.html Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Educa, 2010), hlm. 180
BAB II STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
A.
Kompetensi Pedagogik Guru 1.
Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa warga Negara berhak atas pendidikan yang bermutu. Dalam mendukung harapan itu, pemerintah Indonesia menetapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Guru
merupakan
tenaga
profesional
yang
bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan
pembimbingan
dan
pelatihan,
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
1
serta Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2 Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan yang strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, 1Undang-Undang Republik Indonesiai, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas, Bab IX, Pasal.39 Ayat 2e. 2Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat 1, peraturan pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008, Bab I Pasal I Ayat I, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 52.
18
terutama dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap tercapainya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh kareni itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. Pendidikan yang pada tataran oprasionalnya dilaksanakan oleh orang-orang yang betul-betul profesional, amanah dan memiliki kompetensi di bidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw;
إذا: م. ل: أ هة ( )روا&ا'()ري#ا ا أه !" ا Dari Abu Hurairah RA. Rasulullah bersabda; “ Apabila suatu masalah diserahkan kepada orang yang bukan profesinya (ahlinya) maka tunggulah saat kehancuranya.” (HR. Bukhari).3 Kompetensi guru adalah kecakapan untuk menunjukan daya kinerja yang berkembang melalui proses belajar dan melaksanakan tugas dalam memfasilitasi berkembangnya potensi siswa melalui rekayasa suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan siswa belajar. Kompetensi guru dikembangkan dalam ruang lingkup yang variatif meliputi empat cakupan wilayah yang utama yaitu pada lingkungan sosial, kelembagaan, kelompok pendidik dan individu, serta pada lingkungan kelas. Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik, meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Adapun definisi dari masing-masing kompetensi tersebut adalah:
3Abi Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori, (Semarang: Maktabah Usaha Keluarga), Juz 1, hlm. 21.
19
Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan hasil
belajar,
dan
pengembangan
pembelajran, evaluasi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali murid dan masyarakat sekitar.4 Seluruh kompetensi guru harus terintegrasi pada penampilan dirinya yang terintegrasi dengan
lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal sekolah yang meliputi ruang lingkup lingkungan eksternal, lingkungan lembaga pendidikan atau pada ruang lingkup sekolah, ruang lingkup dirinya, dan pada ruang lingkup kelas. Daya adaptasi guru pada keempat ruang lingkup di atas sangat bergantung pada seberapa kuat daya belajarnya sehingga meningkatkan daya adaptasinya melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan ketermpilan terbaik dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidikan, pengajar, dan pelatih. Pada ruang lingkup kehidupan pendidik sebagai individu tiap guru terikat dengan kewajiban untuk mengembangkan mutu kinerja melalui kegiatan belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan 4
Penjelasan UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No.19 Tahun 2005, PP RI No.48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), hlm. 43.
20
dan keterampilan terbaik dalam meningkatkan potensi siswa. Hal tersebut penting agar kewibawaan diri terpelihara. Juga sebagai anggota komunitas guru wajib membangun kerja sama meningkatkan kompetensi, melakukan pengukuran, meningkatkan kapasitas diri dalam pengelolaan pembelajaran, mengembangkan terbaik
dalam
mengelola
pembelajaran,
dan
pengalaman
mengembangkan
kompetensi profesi mapun kompetensi pedagogik. 5 Dalam ayat al-Qur’an yang memberikan petunjuk berkaitan dengan proses pembelajaran adalah surat an-Nahl ayat 125:
ِِ ْ ُ ْ َ ِ َوَ ِد َ َ ْ ِ ا َ ِ َْ ْ ْ َِ وَا ِ ْ ِ َ َر ِ ِ ! َ "َع ِإ ُ ْاد
ُ %َ ْ َو ُه َ َأ,ِ %ِِ ! َ ْ& َ ' َ ْ&َ ِ ُ %َ ْ ُه َ َأ َ ن َر &ُ ِإ َ+ ْ َأ َ ِه 3١٢٥/ & َ -ِ.َ ْ ُ ْ ِ ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.(An-Nahl:125).6 Allah ta’ala menyuruh Rasulullah SAW agar mengajak makhluk kepada Allah dengan hikmah, yakni dengan berbagai larangan dan perintah terdapat di dalam al-Kitab dan as-Sunnah agar waspada terhadap siksa Allah. Kemudian ketika berdialog harus dengan lemah lembut, halus, dan sapaan yang sopan. Dan Allah telah mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya kerena Allah telah memutuskannya. Serta Rasulullah diperintahkan untuk jangan bersedih
5Admin,
Menerapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan,Workshop guru-guru dan kepala sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor pada hari Kamis tanggal 9 Juli 2009 di Batu Tapak Pasir Kuda Bogor. http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/schoolsupervision.html, diunduh pada tanggal 27 April 2010. 6 Fadhal AR Bafadal, Al Qura’an dan Terjemah juz 1-30, (Jakarta: C.V Pustaka Agung Harapan, 2006), hlm. 383.
21
karena keadaan mereka. Sesungguhnya Rasulullah hanya pemberi peringatan dan penyampai risalah.7 Dari beberapa keterangan di atas, dapat digaris bawahi bahwa proses pembelajaran yaitu terjadinya interaksi antara guru dan siswa pada saat berlangsungnya belajar mengajar yang merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pembelajaran yang baik serta tujuan tertentu. Dalam pembelajaran diperlukan adanya metode mengajar yang efektif. Agar menjadi efektif, pengajaran harus lebih jauh dari sekadar menyampaikan isi pelajaran dengan gaya ceramah saja, tetapi juga mengajar secara interaktif yaitu adanya interaksi antara guru dan siswa sangat diperlukan dalam belajar mengajar. Dalam berbagai studi, di antaranya di England dan Wales menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengajaran interaktif merupakan salah satu faktor yang berhubungan paling kuat dengan hasil belajar siswa.8 Kualitas pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki di atas, dapat dilihat dari sisi proses maupun hasil. Dari sisi proses, pembelajaran dikatakan berhasil atau berkualitas apabila seluruh atau sebagian besar anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan gairah yang tinggi, semangat belajar yang besar serta percaya diri yang memadai. Sedangkan dari sisi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan positif pada peserta didik. Demikian pula halnya dengan efektif dan bermaknanya sebuah pembelajaran, dapat dikatakan menemukan keberhasilan apabila memberikan keberhasilan pada sisi siswa maupun guru itu sendiri.
7Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,terj. (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 1078-1079. 8 David Reynolds, Daniel Muijs, Effective Teaching (Evidence and Practice), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), cet I, hlm. 66-67.
22
Dalam meningkatkan mutu kinerja guru memiliki kewajiban untuk
memenuhi
mutu
materi
pelajaran,
mengelola
proses
pembelajaran agar meningkatkan minat siswa untuk belajar baik melalui
peningkatan
kemampuan
individu dalam
kerja sama
kelompok. Potensi diri siswa dikembangkan melalui kerja sama. Menggunakan teknologi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan kemampuan sekolah menyediakan sarananya. Menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia mapun bahasa asing dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dalam kelas setaraf dengan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah unggul di dunia. 2.
Indikator kompetensi pedagogik Kemudian kompetensi pedagogik ini dikelompokkan menjadi 10 macam, diantaranya: a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. 1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. 2) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 3) Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 4) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang di ampu. b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 1) Memahami
berbagai
teori
belajar
dan
prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
23
2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 3) Mengembangkan
kurikulum
yang
terkait
dengan
mata
pelajaran yang diampu. 4) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikilum. 5) Menemtukan tujuan pembelajaran yang diampu. 6) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu. 7) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. 8) Manata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. 9) Mengembangkan indicator instrument penilaian. c. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. 2) Mengembangkan
komponen-komponen
rancangan
pembelajaran. 3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 4) Melaksanakan
pembelajaran
yang
mendidik
di
kelas,
laboratorium, maupun lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. 5) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu, untuk mencapai tujuan secara utuh. 6) Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. d. Memanfaatkan
teknologi
kepentingan pembelajaran.
24
informasi
dan
komunikasi
untuk
1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu. e. Memfasilitasi
pengembangan
potensi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 1) Menyediakan
berbagai
kegiatan
pembelajaran
untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. 2) Menyediakan
berbagai
mengaktualisasikan
kegiatan
potensi
pembelajaran
peserta
didik,
untuk termasuk
kreativitasnya. f. Berkomunikasi secara efektif, empatikdan santun dengan peserta didik. 1) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, secara lisan, tulisan dan atau bentuk lain. 2) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan d) reaksi guru terhadap respons peserta didik g. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 1) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
25
4) Mengembangkan instrument penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 5) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument. 6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 7) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. h. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 1) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. 2) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 3) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. 4) Memanfaatkan
informasi
hasil
penilaian
dan
evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. i. Melakukan
tindakan
reflektif
untuk
peningkatan
kualitas
pembelajaran. 1) Melakukan
refleksi
terhadap
pembelajaran
yang
telah
perbaikan
dan
dilaksanakan. 2) Memanfaatkan
hasil
refleksi
untuk
pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. 3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.9 Secara oprasional kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial yaitu: 9Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, (bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 164-165.
26
1. Perencanaan, menyangkut penetapan tujuan dan kompetensi serta
memperkirakan
cara
mencapainya.
Perencanaan
merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi ke masa depan. Dalam pengambilan dan pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran, guru sebagai manajer pembelajaran harus melakukan berbagai pilihan meuju tercapainya tujuan. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mamapu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber daana, maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi dasar, dan mencapai tujuan pembelajaran. 2.
Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses yang memberikan kapasitas bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Pengendalian atau ada juga yang menyangkut evaluasi dan pengendalian, bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses manajerial yang terakhir ini perlu dibandingkan tingkat kinerja aktual dengan kinerja yang telah ditetapkan (kinerja standart). Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil langkah-langkah atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan yang signifikan atau adanya kesenjangan antara proses pembelajaran aktual di dalam kelas dengan yang telah direncanakan.10 Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut setidaknya ada empat langkah yang harus 10
E. Mulyasa, Loc. Cit, hlm. 78.
27
dilakukan yakni menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan peserta didik, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program. B.
Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru 1.
Analisis SWOT Sebagai Basis Perumusan Strategi Pengembangan SWOT
adalah
singkatan
dari
Strengths,
Weakness,
Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat efektif dalam menempatkan potensi institusi.11 Analisis SWOT (strengths (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threats (tantangan) merupakan suatu metode analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal organisasi.12 Faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Penjelasan singkat mengenai SWOT sebagai berikut: a. Strengths (Kekuatan) faktor internal menunjukkan kemampuan lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam, mendatangkan
keuntungan
kompetitif
dalam
menghadapi
persaingan. Di samping itu, ia juga merupakan keunggulan lembaga pendidikan (baik dari segi sumber daya maupun upaya yang telah dilakukan), yang lebih baik dari pada pesaing. Kekuatan dalam lembaga dapat berupa kemampuan-kemampuan khusus/ spesifik, SDM yang memadai, image organisasi, kepemimpinan yang cakap dan lain-lain. Kekuatan ini kemudian akan menjadi kunci perbedaan antara lembaga pendidikan dengan pesaingnya. 11
Edward Sallis, Total Quality Management In Education, (Jogjakarta: Ircisod, 2007), hlm. 221-222. 12 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Educa, 2010), hlm. 180.
28
b. Weakness (kelemahan) juga merupakan faktor internal lembaga pendidikan meliputi keterbatasan sumber daya dan situasi tidak menguntungkan di lingkungan internal lembaga dan tidak dimiliki oleh pesaing-pesaingnya. Kelemahan dapat berupa rendahnya SDM yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang tidak kuat, kepemimpinan yang buruk dan lain-lain. c. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau faktor eksternal dapat
mempengaruhi
masa
depan
posisi
lembaga
dalam
persaingan, seperti adanya perubahan hukum, menurunya pesaing, dan meningkatnya jumlah siswa baru. Jika keuntungan dari peluang tersebut berhasil diraih. Faktor-faktor ini dapat digunakan sebagai dasar bagi arah pertumbuhan dan perkembangan pelayanan. Jika dapat mengidentifikasi peluang-peluang secara tepat, ini akan mendatangkan keuntungan bagi lembaga berupa kelangsungan hidup organisasi dan masa depan secara lebih baik. d. Threats (tantangan/ancaman) merupakan faktor eksternal (saat ini maupun
di
masa
mendatang)
yang
secara
serius
dapat
mempengaruhi masa depan lembaga. Tantangan ini dapat berupa munculnya pesaing-pesaing baru, menurunya jumlah siswa dan lain-lain. Tantangan dan ancaman merupakan faktor eksternal yang harus diwaspadai dan apabila memungkinkan ditaklukkan. 13 Menulis SWOT tiap komponen perlu dirumuskan dan diprioritaskan untuk tiap kategori. Namun perlu diingat bawa apa yang menjadi kekuatan lembaga saat ini dapat berbalik menjadi kelemahan pada masa-masa akan datang dan demikian juga sebaliknya. Sehingga lembaga perlu melakukan analisis ini secara berkala untuk meyakinkan bahwa perubahan-perubahan dalam S-W-O-T tetap terpantau dengan baik, dan tetap relevan dangan strategi yang dijalankan.
13Riza Abdul Qodir (3104024), ”Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Nasima Semarang)”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009).
29
Setelah dilakukan analisis SWOT tersebut, hasil analisis kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkahlangkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan
dan
mengatasi
ancaman.
Analisis
SWOT
dapat
menghasilkan matriks yang merupakan matching tool penting untuk membantu
leader
lembaga
dalam
mengembangkan
strategi
pendidikanya. Strategi dihasilakan dari matriks ini yaitu: Internal Streght (kekuatan)
Weakness (kelemahan)
Eksternal
Opportunity (peluang)
S-O Memanfaatkan kekuatan untuk peluang
W-O Menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
S-T
W-T
Treaths
Menggunakan kekuatan
Memperkecil kelemahan
(tantangan)
untuk menghadapi
dan menghindari
tantangan
tantangan
a. Strategi Streght-Opportunity (SO) merupakan strategi yang menggunakan kekuatan lembaga untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar lembaga. Ketiga strategi yang lain dapat dilaksanakan untuk menerapkan strategi SO ini.sehingga jika pada hasil analisis ternyata diketahui bahwa lembaga memiliki banyak kelemahan, mau tidak mau lembaga harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan jika lembaga menghadapi banyak ancaman, maka ia harus berusaha menghindarinya dan berusaha konsentarasi pada berbagai peluang yang ada. b. Strategi Weakness-Opportunity (WO) merupakan strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan lembaga
30
dengan memanfaatkan peluang-peluang. Bisa terjadi lembaga kesulitan memanfaatkan peluang-peluang
yang ada kerana
banyaknya kelemahan internal pada lembaga tersebut. c. Strategi Strength-Threat (ST) merupakan strategi di lembaga untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman. d. Strategi Weaknes-Threat (WT) merupakan strategi untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan serta mengurangi ancaman.14 Analisis SWOT merupakan alat untuk menetapkan strategi yang didasarkan pada strengths (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threats (tantangan) yang akan dikembangakan menjadi program jangka panjang dan menengah pada lembaga pendidikan. Analisis ini pada akhirnya berfungsi untuk mengarahkan sekolah untuk menentukan strategi yang akan dilaksanakan. 2.
Strategi Pengembangan Strategi adalah sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa: a. Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut. b. Kendala-kendala
luas
dan
kebijakan-kebijakan
yang
atau
ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin atau yang diterimanya dari pihak atasanya yang membatasi skop aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan. c. Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan ekspetasi akan diberinya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut. Implikasi dari eksistensi strategi tersebut maka strategi dapat dikatan sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhir (sasaran) akan tetapi strategi sendiri bukan sekedar suatu rencana. Strategi harus bersifat menyeluruh dan terpadu. Strategi dimulai dengan konsep penggunaan sumber daya organisasi secara paling efektif dalam 14
Ibid., hlm. 18.
31
lingkungan yang berubah-ubah. Strategi harus dilaksanakan secara efektif, sehingga rencana strategi dipadukan dengan masalah operasional. Dengan kata lain kemungkinan berhasil diperbesar oleh kombinasi perencanaan strategi yang baik pula. Berdasarkan pendekatannya Hill & Jones meninjau strategi dari dua sisi yaitu: a. Pendekatan tradisioanal (the traditional approach) Berdasarkan pendekatan ini strategi di pandang sebagai pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama orgaisasi, kebijakan-kebijakan tahapaan tindakan-tindakan yang mengarah pada keseluruhan yangbersifat kohesif atau saling terkait. b. Pendekatan baru (the modern approach) Pendekatan baru ini antara lain dikemukakan oleh mintazberg (1985) bahwa strategi merupakan pola di dalam arus keputusan atau tindakan. Lebih jauh mintazberg menekankan bahwa strategi melibatkan lebih dari sekedar perencanaan seperangkat tindakan. Strategi juga ternyata melibatkan kesadaran bahwa strategi yang berhasil ustru muncul dari dalam organisasi. Dalam praktiknya strategi pada kebanyakan organisasi merupakan kombinasi dari apa yang direncanakan dan apa yang terjadi. Berdasarkan tunjauan beberapa konsep strategi di atas, maka strategi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut: 1) Alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. 2) Seperangkat perencanaan yang dirumuskan oleh organisasi sebagai hasil pengkajian yang mendalam terhadap kondisi kekuatan, kelemahan internal serta peluang dan ancaman ekstrnal. 3) Pola arus dinamis yang diterapkan sejalan dengan keputusan dan tundakan yang dipilih oleh organisasi. 15 15
Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 13-15.
32
Perencanaan pengembangan dapat di bagi dalam tiga strategi dasar, yaitu: a. Strategi rasional-empiris
33
Dasar pemikiarnya adalah bahwa mereka yang memiliki kekuasaan yang lebih rendah akan mengikuti kehendak orangorang yang kekuasaanya lebih besar. Tingkat kekuasaan itu dapat diakui tingkat intelektualnya melalui kebijakan organisasi atau secara informal atas dasar pengetahuan, senioritas atau kelebihankelebihan pribadinya. Melakukan perubahan dengan peraturan, kebijakan atau hukuman fisik maupun mental merupakan hakiki dan strategis. Namun perlu diingat bahwa melakukan perubahan melalui paksaan atau takut terhadap hukuman memerlukan pengawasan yang ketat. Jika pimpinan tidak ada di tempat bawahan akan kembali pada prilaku lama.16 Terdapat empat model utama untuk meningkatkan mutu kompetensi guru di sekolah yaitu: Pertama, peningkatan melalui pendidikan dan pelatihan (off the job training). Guru dilatih secara individual maupun dalam kelompok untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terbaik dengan menghentikan kegiatan mengajarnya. Kegiatan pelatihan seperti ini memiliki keunggulan karena guru lebih terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun demikian kegiatan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terlalu sering. Semakin sering pelatihan seperti ini dilakukan, semakin meningkat dampak kontra produktifnya terhadap efektivitas belajar siswa. Kedua, pelatihan dalam pelaksanaan tugas atau on the job training. Model ini dikenal dengan istilah magang bagi guru baru untuk mengikuti guru-guru yang sudah dinilai baik sehingga guru baru dapat belajar dari seniornya. Pemagangan dapat dilakukan pada ruang lingkup satu sekolah atau pada sekolah lain yang memiliki mutu yang lebih baik. 16
Tim Konsultan Proyek Peningkatan Mutu SMU paket-2 (ed), Panduan Pelatihan Untuk Pengembangan Sekolah, (Jakarta, 2000), hlm. 33.
34
Ketiga, seperti yang dilakukan Jepang yang populer dengan istilah lesson studi. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan bentuk kolaborasi guru dalam memperbaiki kinerja mengajarnya dengan berkonsentrasi pada studi tentang dampak positif guru terhadap kinerja belajar siswa dalam kelas. Kelompok guru yang melakukan studi
ini pada
dasarnya
merupakan
proses
kolaborasi
dalam
pembelajaran. Siswa dipacu untuk menunjukkan prestasinya, namun di sisi lain guru juga melaksanakan proses belajar untuk memperbaiki pelaksanaan tugasnya. Keempat, melakukan perbaikan melalui kegiatan penilitian tindakan kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan guru dalam kelas dalam proses pembelajaran. PTK dapat dilakukan sendiri dalam pelaksanan tugas, melakukan penilai proses maupun hasil untuk mendapatkan data mengenai prestasi maupun kendala yang siswa hadapi serta menentukan solusi perbaikan. Karena perlu ada solusi perbaikan, maka PTK sebaiknya dilakukan melalui beberapa putaran atau siklus sampai guru mencapai prestasi kinerja yang diharapkannya.17 Untuk mendukung sukses peningkatan kompetensi guru melalui berbagai empat model strategi di atas diperlukan: Tujuan pembelajaran harus jelas (guru perlu memahami benar-benar prilaku siswa yang guru harapkan sebagai indikator keberhasilan), indikator proses dan hasil pada tiap tahap kegiatan terukur, melalui cara yang tertentu
yang
jelas
siklusnya
pentahapannya,
jelas
struktur
pengorganisasian kegiatannya, memiliki pengukuran keberhasilan.
17
Admin, “Menetapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan”, Workshop Guru-guru dan Kepala Sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor, pada hari Kamis Tanggal 9 Juli 2009 Di Batu Tapak Pasir Kuda Bogor. http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/schoolsupervision.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010.
35
36
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum SMP Islam Hidayatullah Semarang 1. Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Hidayatullah Semarang merupakan unit pendidikan yang tergabung dalam Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Hidayatullah dibawah naungan Yayasan Abul Yatama Semarang. Sekolah ini dibangun diatas tanah seluas ± 3600 m² yang terletah di Jalan Cemara Raya No. 290, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Berdiri pada tanggal 2 Juli 1996, dengan SK Kakanwil Depdiknas Propinsi Jawa Tengah no. 930/1.03/96 dan mulai menerima siswa baru pada awal tahun pelajaran 1996/1997. SK pendirian SMP Islam Hidayatullah Semarang dapat dilihat pada lampiran. Demikian sejarah singkat SMP Islam Hidayatullah Semarang semenjak berdirinya hingga saat ini, adapun programnya adalah sebagai berikut: a. Kurikilum yang digunakan SMP Islam Hidayatullah Semarang: Kurikulum Depdiknas, Kurikulum Depag dan Kurikulum Lokal. b. Program Penunjang 1) Program Kompetensi (Ekstrakurikuler), meliputi : Komputer, Jurnalistik, Olahraga Prestasi, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Prakarya. 2) Program Insidental, meliputi : Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Pengajaran Luar Kelas (PLK), Ishlahul Qulub, Kegiatan Romadhon, Class Meeting. 3) Program Ibadah Praktis, meliputi : Sholat Jamaa'ah, Tilawah Al Qur'an, Sholat Dhuha, Qiyamullail, Mentoring.
37
4) Program Khusus Kelas 3, meliputi : Study Tour, bimbingan Unas, Tes Kendali Mutu, Try Out Unas, Mentoring.1 2. Struktur Organisasi SMP Islam Hidayatullah Semarang berada di bawah naungan KABID DIKDASMEN LPI Hidayatullah kemudian dibawahnya ada seorang kepala sekolah yang sejajar dengan komite sekolah, kepala sekolah harus selalu koordinasi dengan komite sekolah. Kepala sekolah di dibantu seorang wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang sarana prasarana dan karyawan yaitu: pustakawan dan bagian tata usaha yang terdiri dari kepala tata usaha, bagian sarpra, persuratan dan kesiswaan, bendahara pendapatan dan bendahara pengeluaran. Wakil
kepala
bidang
kesiswaan
membawahi:
koordinator
laboratorium IPA terdiri dari laboran lab. Fisika dan laboran lab. Biologi, PP kurikulum PAI dan koordinator BAQ. Wakil kepala bidang kesiswaan membawahi: pembina OSIS, BP dan koord. UKS, koordinator ekstra, koordinator wali kelas. Wakil kepala bidang sarana prasarana membawahi: koordinator Satpam dan Satpam, BPKS. Kemudian para wali kelas dan di bawahnya dewan guru yang terakhir adalah peserta didik SMP Islam Hidayatullah Semarang.2 Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki tugas yang sangat kompleks, selain memiliki tugas sebagai pendidik/ pengajar peserta didik di kelas mereka juga bertugas untuk menjadi wali kelas, konselor dan beberapa menjadi laboran, serta membina berbagai kegiatan ekstra kulikuler. Jadi disini dapat kita lihat bahwa struktur organisasi yang diterapkan di SMP Islam Hidayatullah Semarang telah terstruktur dengan baik dan pembagian tugas yang jelas sehingga memudahkan kinerja para organisator. 1 2
Profil SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/ 2010. Dokumentasi Struktur Organisasi SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/ 2010.
38
Dapat di lihat dalam struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah Semarang tahun pelajaran 2009/2010 yang ada pada lampiran. 3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tahun pelajaran 2009/2010 memiliki tenaga pendidik sebanyak 38 orang, dibantu 10 orang karyawan yang terdiri atas 5 karyawan TU, 2 karyawan kebersihan, 1 pustakawan dan 2 personil keamanan. Tenaga pendidik yang berjumlah 38 orang tentu sangat singkron dengan jumlah peserta didik yang berjumlah sebanyak 272 peserta didik. 3 Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang semua berlatar belakang pendidikan baik dari program sarjana pendidikan maupun diploma dan telah memiliki sertifikat untuk mengajar. Tenaga pendidik terdiri dari para Sarjana dan Ahli Madya yang berpengalaman di bidangnya, alumni dari beberapa Perguruan Tinggi (PT) di Semarang, yaitu : UNNES, UNDIP, IAIN, IKIP, UNISSULA, UNY, UNAKI.4 Dengan jumlah guru yang memadai dan mempunyai kompetensi dalam pendidikan diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan SMP Islam Hidayatullah Semarang. Daftar nama guru dan kualifikasi akademiknya serta visi, misi dan tujuan SMP Islam Hidayatullah Semarang seperti bagan yang ada pada lampiran. 4. Sarana Prasarana a. Musholla SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki musholla yang digunakan untuk sholat para siswa, guru dan karyawan sekolah, kegiatan dizikir pagi, BAQ, serta kegiatan insidental lain yang mendesak. Selain itu mushola juga digunakan sebagai tempat praktek ibadah (shalat), melaksanakan kegiatan ektra, dan tempat KBM. 3 4
Profil SMP Islam Hidayatullah Semarang 2009/ 2010. Dokumentasi data Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/ 2010.
39
b. Ruang Komputer Di SMP Islam Hidayatullah Semarang terdapat 1 ruangan laboratorium Komputer dengan fasilitas 40 unit komputer. Ruang komputer digunakan para siswa sebagai praktikum TIK (teknologi ilmu komunikasi) pelajaran ketrampilan dan personal sekolah dalam melaksanakan tugasnya. c. Ruang Laboratorium Untuk meningkatkan kualitas siswa, pihak sekolah menyediakan laboratorium biologi, fisika dan matematika, sebagai tempat praktik dengan luas rungan ideal. Fasilitas yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan praktik antara lain; meja praktik, alat peraga, gelas ukur, zat kimia, mikroskop, dan benda-benda lainnya. d. Perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki satu gedung perpustakaan. Buku-buku koleksi terdiri dari teks utama berjumlah ± 9.002, teks pelengkap berjumlah 106, referensi berjumlah 1.195, nonfiksi berjumlah 2.320 dan buku fiksi berjumlah 309. Selain itu, perpustakaan juga memberikan pelayanan kepada karyawan atau pegawai yang memerlukan bacaan untuk mengisi waktu atau menambah pengetahuan. e. Ruang Kantin SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki 1 bangunan kantin yang cukup ideal yang berfungsi sebagai tempat untuk melayani para siswa dan guru yang membutuhkan makanan dan minuman.5 Berdasarkan hasil observasi secara umum keadaan fisik SMP Islam Hidayatullah Semarang sudah bisa dikatakan bagus dan sangat membantu untuk proses belajar mengajar guru dengan siswa SMP Islam Hidayatullah Semarang.
5
Wawancara dengan Sutasmin S. Pd, selaku Waka Sarpra dan Humas SMP Islam Hidayatullah Semarang, pada Tanggal 17 Mei 2010.
40
B. Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang Guru merupakan pihak yang memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran. Dari guru diharapkan akan terjadi proses transfer pengetahuan kepada siswa, agar dapat menjadi siswa yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang, peneliti berpedoman pada PERMENDIKNAS No 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, dimana di sebutkan bahwa setandar kompetensi inti pedagogik guru ada 10 aspek, yaitu: 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Ada beberapa cara yang dilakukan guru SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengetahui karakteristik peserta didik diantaranya: a. Pendekatan dengan peserta didik salah satunya dilakukan dengan menggunakan kantin sebagai tempat untuk mempererat hubungan emosional antara siswa dengan guru karena dikantin ini guru biasa makan, minum dan ngobrol apapun bersama dengan para siswa sewaktu istirahat. Dari sini guru dapat mengetahui karakteristik peserta didik dari aspek moral, fisik, sosial-emosional, dan latar belakang budaya.6 b. Dengan kegiatan ishlahul qulub atau ikatan hati, kegiatan ini dilaksanakan setiap satu semsester sekali. Semua guru dan siswa bermalam di sekolah untuk melakukan renungan, shalat berjamaah, shalat tahajjud dan uji mental. Dari sini guru dapat mengetahui karakteristik peserta didik pada aspek fisik, moral dan spiritual.7 c. Pada awal pertemuan sebelum guru memberikan pelajaran guru melakukan tanya-jawab seputar mata pelajaran yang diampu. Dalam pertengahan semester guru melakukan sharing atau meminta siswa 6Wawancara dengan Ani Setyawati P, S. Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, pada Tanggal 15 Mei 2010 di Ruang Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. 7 Wawancara dengan Drs. Darso selaku Koordinator Mapel PAI di SMP Hidayatullah Semarang pada Tanggal 14 Mei 2010 di Ruang Tamu SMP Islam Hidayatullah Semarang.
41
untuk memberikan pesan dan kesan menyangkut mata pembelajaran yang diampu dengan cara membagikan kertas pada siswa dan meminta mereka
untuk
mengisi
pesan
dan
kesan
selama
mengikuti
pembelajaran. Dari sini guru dapat mengetahui intelektual, potensi, kesulitan, dan bekal ajar awal peserta didik.8 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. a. Untuk menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara membaca buku, akses internet dan berdiskusi dengan guru yang satu mata pelajaran.9 b. Guru mata pelajaran umun di SMP Islam Hidayatullah Semarang telah menggunakan strategi active lerning seperti index card match, every one is teacher here, three phase technique dan strategi jigsaw.10 Sedangkan guru PAI, masih ada yang dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas belum sesuai dengan RPP yang telah dibuat.11 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang di tuntut untuk membuat prota, promes, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal tahun pembelajaran yang kemudian diserahkan kepada kepala sekolah untuk dievaluasi.12 Dalam pembuatan RPP guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah mengembangakan materi ke dalam setandar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sesuai dengan meteri, menggunakan
8
Wawancara dengan Ani Setyawati P, S. Pd, Op.Cit., dengan Budiyanto, S. Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, pada Tanggal 15 Mei 2010 di Ruang Tamu SMP Islam Hidayatullah Semarang. 10 Dokumentasi RPP Guru-Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang Mata Pelajaran Bahasa Inggris IPA, Bahasa Indonesia, IPS, dan Pkn. 11 Observasi Proses Belajar Mengajar Guru di Kelas VII-XI Tanggal 17-19 Mei 2010. 12 Wawancara dengan Muhammad Nuh, S. Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang pada Tanggal 14 April 2010 di Ruang Kepala Sekolah. 9Wawancara
42
strategi yang sesuai dengan materi dan ada evaluasi setelah pembelajaran serta menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan materi ajar.13 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Di SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk melaksanaan pembelajaran yang mendidik guru-guru telah membuat RPP dan menggunakan media pembelajaran seperti penelitian di laboratorium baik biologi maupun fisika.14 Pembelajaran diluar kelas. Misalkan seperti mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi berita pembelajaran bisa dilaksanakan diluar kelas dengan melihat kondisi lingkungan sekitar kemudian menyampaikan berita yang peserta didik lihat.15 Menggunakan musholla untuk pembelajaran PAI yang sifatnya praktek, seperti praktek sholat, wudhu, membaca Al-Qur’an dan sebagainya.16 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi seperti penggunaan Komputer, LCD, power point, OHP maupun alat peraga lain di SMP Islam Hidayatullah Semarang masih kurang karena masih sedikit atau belum semua guru-guru memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran khususnya guru-guru PAI.17 6. Memfasilitasi
pengembangan
potensi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Di SMP Islam Hidayatullah Semarang terdapat 2 laboratorium fisika dan biologi, adapun fasilitas yang ada di dalamnya : meja praktik, alat peraga, gelas ukur, zat kimia, mikroskop, anatomi tubuh manusia, 13
Dokumentasi kumpulan RPP Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/
2010. 14
Wawancara dengan Arif Komarudin, A. Md Guru Mapel IPA Biologi dan Koordinator Labolatorium IPA SMP Islam Hidayatullah Semarang, pada tanggal 14 Juni 2010. 15 Wawancara dengan Budiyanto, S. Pd, Op. Cit., 16Wawancara dengan Drs. Darso, Op.Cit., 17 Wawancara dengan Siswa SMP Islam Hidayatullah Semarang, Pada Tanggal 15 Mei 2010 di Taman SMP Islam Hidayatullah Semarang.
43
kerangka manusia, tabubung reaksi dan pipet tetes yang digunakan untuk melakukan
penelitian-penelitian
terkait
dengan
mata
pelajaran.18
Perpustakaan yang nyaman dan aneka buku yang beragam dan lengkap Buku-buku koleksi terdiri dari teks utama berjumlah ± 9.002, teks pelengkap berjumlah 106, referensi berjumlah 1.195, nonfiksi berjumlah 2.320 dan buku fiksi berjumlah 309.19 Di SMP Islam Hidayatullah Semarang juga memberikan hari khusus untuk jadwal kegiatan ekstra kurikuler yaitu hari sabtu semua peserta didik dapat mengikuti ekstra kulikuler yang mereka kehendaki. Adapun ekstrakulikuler yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang seperti jurnalistik, karya ilmiah remaja, komputer, olahraga berprestasi, nasyid semua ini merupakan upaya untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik SMP Islam Hidayatullah Semarang.20 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik. Rata-rata guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dalam penyampaian materi tegas dan lantang, komunikatif dengan siswa, melibatkan siswa dalam pembelajaran seperti mengajak siswa untuk berani mengeluarkan pendapat dengan presentasi ataupun diskusi di kelas, memberikan apresiasi dan pujian terhadap siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dari guru dengan baik.21 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Eveluasi dan penilaian proses hasil belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang dilakukan dengan cara: a. Dalam setiap kali pertemuan diakhiri dengan tanya jawab ataupun mencongak dengan apa yang telah dipelajari. Tujuannya adalah untuk
18
Wawancara dengan Arif Komarudin, A. Md, Op. Cit., Wawancara dengan Hadiyanto Akhmad, S.Sos pengelola perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tanggal 15 Mei 2010, di ruang perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang 20 Wawancara dengan Eko Joko W, S. Pd Koordinator Ekstrakulikuler SMP Islam Hidayatullah Semarang, pada Tanggal 15 Mei 2010. 21 Observasi Proses Belajar Mengajar Guru di Kelas, Op. Cit., 19
44
mengetahui penguasaan peserta didik terhadap meteri yang baru diberikan. b. Ulangan harian yang dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu minimal dilakukan 3 kali dalam setiap semester. c. Mid semester dilakukan pada tengah semester. d. Semesteran atau ujian akhir yang dilaksanakan pada akhir program pendidikan.22 9. Memanfaatkan
hasil
penilaian
dan
evaluasi
untuk
kepentingan
pembelajaran. Semua hasil dari evaluasi dan penilaian akan menunjukkan tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik yang nantinya digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses pembalajaran yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remedial dan yang mengikuti program pengayaan. Hasil evaluasi yang telah dilakukan di gunakan guru untuk mengetahui penguasaan materi peserta didik dengan materi yang telah diberikan guru yang akhirnya di gunakan guru sebagai acuan apa yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran. 23 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru SMP Islam Hidayatullah Semarang diikutkan dalam beberapa pelatihan yang menyangkut proses pembelajaran, yaitu : a. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang terdiri dari guru mapel : Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kerwarganegaraan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Pendidikan Agama Islam.
22
Wawancara dengan Drs. Purnadi M. Pd Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tanggal 14 Mei 2010. 23 Ibid.,
45
b. Diskusi antara guru dengan kepala sekolah, diskusi interen antara guru-guru dalam satu mata pelajaran. Diskusi ini belum terjadwal sehingga pelaksanaanya sifanya kondisonal. c. Seminar dengan mendatangkan narasumber yang ahli pada bidangnya seperti : Seminar How To Be A Global Teacher dengan mendatangkan Happy Trenggono pakar entrepreneur dengan harapan untuk memotivasi guru agar lebih aktif, mendatangkan yusuf mansyur untuk seminar yang bertemakan keagamaan. d. Workshop memahami kebijakan kurikulum 2006 (KTSP), workshop kegiatan pembelajaran dan workshop classroom management e. Pelatihan-pelatihan seperti : pelatihan pembuatan silabus dan RPP, student active learning, quantum teaching, quantum learning.24 Dari hasil observasi peneliti dikelas dalam proses pembelajaran dan wawancara dengan guru mata pelajaran kelas VII-IX, wawancara dengan siswa SMP Islam Hidayatullah Semarang dan dokumentasi data di SMP Islam Hidayatullah Semarang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang yang dikelompokkan kedalam 10 aspek kompetensi pedagogik guru dapat dilihat bahwa belum semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki dan menerapkan 10 indikator kompetensi pedagogik dalam pembelajaran di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
C. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang Sebelum lembaga merumuskan program strategi pengembangan terlebih dahulu lembaga melakukan analisis. Dalam menganalisis SMP Islam Hidayatullah mengunakan analisis SWOT sebagai basis perumusan strategi. Adapun hasil analisis SWOT lembaga SMP Islam Hidayatullah secara keseluruhan terdapat pada tabel 01 dibawah ini.
24
Wawancara dengan Muhammad Nuh, S. Pd, Op. Cit.
46
Potensi Kekeuatan (Potential Internal Strengths)
Potensi
Kelemahan
(Potential
1) Keinginan/niat dan ghiroh yang kuat dari semua civitas akademika SMP Islam Hidayatullah untuk mewujudkan sekolah Islam yang berkualitas. 2) Konsep Pendidikan Islam sesuai dengan fitrah manusia. 3) SDM yang standar, berkualitas dan berstatus tetap. 4) Struktur organisasi yang lengkap. 5) Sekolah dan yayasan pengelola memiliki badan hukum yang jelas. Potensi Peluang (Potential
1. Sistem komunikasi, evaluasi
Internal Weaknesses)
External Opportunities) 1. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam Hidayatullah cukup tinggi. 2. Keberadaan SMP yang bernuansa Islami masih sedikit. 3. Komitmen yang tinggi dari para pengurus yayasan Abul Yatama dalam menciptakan dan mengembangkan sekolah Islam. 4. Terjalinnya hubungan kerjasama dengan LPMP.
2. 3. 4. 5. 6.
dan control lembaga belum optimal. Wawasan dan profesionalisme guru dan karyawan kurang. Kurikulum sekolah Islam belum baku. Fasilitas pendukung proses pendidikan belum memadai. Sense of belonging dari warga sekolah masih rendah. Infra struktur kurang standar. Potensi Ancaman (Potential External Threats)
1. Persaingan yang semakin ketat dengan sekolah-sekolah lain baik negri maupun swasta dalam hal rekrutmen siswa. 2. Image masyarakat bahwa SMP Islam Hidayatullah adalah sekolah mahal. 3. Orientasi orangtua dalam menyekolahkan anaknya masih beragam dan belum sesuai dengan visi dan misi sekolah. 4. Kebijakan pemerintah tentang pendidikan sering berubahubah.
Tabel 3.1: Analisis SWOT di SMP Islam Hidayatullah Semarang 25 Sumber: Perencanaan Strategis Jangka Panjang SMP Islam Hidayatullah Semarang Dari hasil analisis SWOT di atas menunjukkan bahwa kelemahan yang ada
di
SMP
Islam
Hidayatullah
semarang
adalah
wawasan
dan
profesionalisme guru yang masih kurang dan fasilitas pendukung proses pendidikan yang belum memadai. Dalam menganalisis kompetensi pedagogik guru kepala sekolah melakukan koordinasi dengan guru setiap satu bulan sekali untuk sharing 25
Dokumentasi Perencanaan Strategis Jangka Panjang SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2004-2012.
47
dengan semua guru-guru berkaitan dengan pembelajaran, Namun dalam pelaksanaanya hal ini belum berjalan teratur dan belum terjadwal. Dalam setiap satu semester kepala sekolah mengadakan kunjungan ke dalam kelas pada saat guru mengajar secara bergantian dengan tujuan agar kepala sekolah memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengajar. Dengan data tersebut kepala sekolah dan guru dapat menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru untuk kemudian mencari alternatif pemecahanya dengan baik, sehingga situasi belajar mengajar dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik.26 Sehubungan dengan kompetensi pedagogik guru, kemampuan mengelola pembelajaran dapat dianalisis dari hasil supervisi guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. Hasil supervisi guru SMP Islam Hidayatullah Semarang secara umum dapat dilihat pada tabel berikut ini: No 1
AKTIVITAS
NILAI
RPP
Persiapan RPP
2,85
2,85
PBM
Pra pembelajaran
3,29
3,30
Membuka
3,88
LEVEL
KETERANGAN
2
1. Level 1 (guru pemula
2. Level 2 (guru pemula
Kegiatan inti a. Penguasaan
3,18
b. Pendekatan
3,39
c. Pemanfaatan media
3,53
d.Pembelajaran
3,53
Ibid,.
:
3. Level 3 (guru 3
mampu) : 3,003,99 4. Level 4 (guru
e. Penilaian
3,03
f. Penggunaan bahasa
3,03
Penutup
2,88
mahir) : 4,00 – 4,50
3,08
5. Level 5 (guru ahli) :
pembelajaran
26
II)
2,00 – 2,99
mengaktifkan siswa
Rerata
:
1,00-1,99
pembelajaran
2
I)
3,08
3
4,50
48
Tabel 3.2 : Hasil Supervisi Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang Sumber : Laporan Supervisi SMP Islam Hidayatullah Semarang 1. Rencana pembelajaran Ada satu orang guru (6%) yang tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga sangat disarankan untuk menyampaikanya setiap melakukan kegiatan pembelajaran. 2. Pra pembelajaran Rata-rata hasil supervisi pada pra pembelajaran adalah 3,29. Secara umum sebelum memulai pembelajaran sebagian besar guru sudah berusaha memeriksa kesiapan ruang, alat dan media serta siswa, sehingga situasi kelas mendukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan. Masih ada 2 guru yang perlu mempersiapkan lebih baik dalam kegiatan pra pembelajaran. 3. Membuka pembelajaran Rata-rata hasil supervisi pada pra pembelajaran adalah 3,88. Secara umum guru sudah menyampaikan kompetensi dan memotivasi siswa untuk lebih antusias dalam mengawali pembelajaran. 4. Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan materi Rata-rata hasil supervisi pada penguasaan materi adalah 3,18.Aspek-aspek yang masih harus mendapatkan perhatian dari para guru terutama adalah mengaitkan materi dengan pengetahuan lain (2,00) dan kehidupan nyata (2,94). b. Strategi pembelajaran Rata-rata hasil supervisi pada strategi pembelajaran adalah 3,39. hal yang perlu ditingkatkan adalah pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan nilai 3,09. c. Pemanfaatan media/sumber belajar Rata-rata hasil supervisi pada pemanfaatan media adalah 3,53. Secara umum para guru sudah cukup baik dalam
49
menggunakan media yang efektif yang melibatkan dan menarik siswa. d. Pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa Rata-rata hasil supervisi pada pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa adalah 3,53. Secara umum pada aspek ini para guru telah berusaha menjadi fasilitator sehingga interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar dapat terjadi dengan cukup baik. e. Penilaian proses dan hasil belajar Rata-rata hasil supervisi pada penilaian proses dan hasil belajar adalah 3,03. Hal yang perlu ditingkatkan adalah melakukan penilaian proses dengan menggunakan teknik dan bila perlu dengan instrumen yang tepat. f. Penggunaan bahasa Rata-rata hasil supervisi pada penggunaan bahasa adalah 3,03. hasil ini secara umum sudah cukup baik dan sebagian guru masih perlu lebih efektif dalam bahasa tulis dipapan tulis serta mengenali dan menggunakan modalitas belajar/mengajar. g. Menutup pembelajaran Rata-rata hasil supervisi pada tahap penutup 2,88. Sekitar 5 guru kurang mempersiapkan kegiatan refleksi pembelajaran dan membuat
kesimpulan
yang
melibatkan
menggurangi pembanggunan makna belajar
siswa,
sehingga
bagi siswa. Untuk
kegiatan tindak lanjut sebanyak 4 guru masih kurang dalam memberikan arahan kepada siswa.27 Dari analisis dan hasil supervisi yang dilakukan secara keseluruhan rerata nilai guru SMP Islam Hidayatullah Semarang masih berada pada level guru mampu. Sementara itu wawasan dan profesionalitas khususnya pada kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang masih kurang dan perlu adanya pengembangan secara berkelanjutan.
27
Berdasarkan hasil Laporan Supervisi Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang.
50
D. Program Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang Program dan sasaran jangka panjang 8 tahun (2004-2012) SMP Islam Hidayatullah Semarang, yaitu: 1. Standarisasi struktur organisasi sekolah 2. Standarisasi kualitas dan profesionalisme SDM (guru dan karyawan) 3. Standarisasi kualitas proses belajar mengajar (PBM) 4. Standarisasi kualitas dan kuantitas sarana prasarana 5. Standarisasi system management dan administrasi sekolah 6. Standarisasi mutu dan pelayanan sekolah dengan standar akreditasi 7. Standarisasi kompetensi lulusan dan tingkat prestasi sekolah 8. Optimalisasi hubungan dan kerjasama dengan masyarakat dan lembaga lain di propinsi Jawa Tengah dan sekitarnya 9. Standarisasi program-program unggulan sekolah dengan sejumlah kompetensi dan sertifikasi dari sekolah.28 Agar dapat mewujudkan standarisasi kualitas dan profesionalisme SDM guru, maka ada beberapa strategi pokok kususnya dalam pengembangan kompetensi pedagogik guru yang dilaksanakan SMP Islam Hidayatullah Semarang bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Islam
(LPI) Abul
Yatama yang diantaranya adalah: 1. Benchmarking (patok duga) Menentukan sekolah lain baik negeri maupun swasta yang lebih maju untuk dijadikan standar. Dalam memilih dan menentukan sekolah sebagai standar tidak harus meliputi semua unsur tetapi bisa tiap unsur (Imtaq, Iptek atau Ikhtiar). Dalam hal ini SMP Islam Hidayatullah Semarang menjadikan SMP Al-Hikmah Malang Jawa Timur sebagai patokan atau standarnya.
28
Dokumentasi Perencanaan Strategis Jangka Panjang SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2004/2012.
51
2. Pengembangan/Peningkatan Kualitas SDM Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. Peningkatan kualitas SDM dapat direalisasikan dengan cara sebagai berikut: a. Mengikutsertakan mereka dalam pelatihan, penataran, lokakarya, seminar dan sejenisnya yang mengarah kepada penguasaan materi, penguasaan alat pembelajaran mutakhir, penguasaan metodologi dan strategi pembelajaran, management pengelolaan sekolah dan lain sebagainya. b. Kajian dan pembinaan setiap pekan, koordinasi rutin pekanan, pemerataan tugas kepanitiaan dan lain-lain.29 Untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang mempunyai beberapa strategi, yaitu: 1. Pelatihan Guru dari Luar Lembaga a. Guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang selalu diikutkan setiap kali ada kegiatan semacam seminar, forum ilmiah, pelatihan, workshop yang diadakan oleh institusi tertentu.30 b. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang dilaksanakan oleh rayon kota semarang dilaksanakan setiap satu bulan sekali adapun bentuk kegiatanya adalah musyawarah dan pelatihan yang menyangkut mata pelajaran yang diampu. 31 Pelatihan dari luar lembaga ini sifatnya kondisional karena pihak
lembaga
SMP
Islam
Hidayatullah
Semarang
hanya
mendelegasikan guru-guru setiap ada undangan dari instansi lain untuk mengikuti kegiatan pelatihan. 2. Pelatihan Guru dari Dalam Lembaga Kelebihan yang membedakan SMP Islam Hidayatullah Semarang dengan SMP yang lain adalah adanya pelatihan untuk guru29
Ibid., Dokumentasi Surat Perintah Perjalanan Dinas SMP Islam Hidayatullah Semarang. 31 Wawancara dengan Drs. Purnadi Wakil Kepala Bidang Kurikulum, pada Tanggal 12 April 2010. 30
52
guru yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru khususnya dan profesionalitas guru pada umumnya. SMP Islam Hidayatullah bekerjasama dengan Konsorsium Pendidikan Islam (KPI)32 dari Surabaya, adapun program pelatihannya dibagi menjadi tiga tahapan, recovery, empowering, improvement.33 yaitu: a. Recovery (tahap pembenahan atau pembinaan) 1) Supervisi guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang, Kegiatan supervisi ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang yang kemudian di jadikan acuan untuk pemberian materi pelatihan yang relevan dengan kebutuhan guru. Adapun yang mengikuti supervis ini berjumlah 17 guru dari kelas VII-IX pada tanggal 18-21 Februari 2008 di SMP Islam Hidayatullah Semarang. 2) Pelatihan implementasi kurikulum KTSP Pelatihan implementasi kurikulum yang diikuti oleh 23 guru mata pelajaran SMP Islam Hidayatullah Semarang
pada
tanggal 10-15 Maret 2008. Adapun materi yang diajarkan dalam pelatihan implementasi kurikulum KTSP adalah: a) Memahami kebijakan kurikulum 2006, b) KTSP, c) Silabus I, d) Workshop pembuatan indikator dan MP, d) Presentasi indikator, e) KBM (modelling), f) Pembelajaran kontekstual, g) Workshop kegiatan pembelajaran, h) penilaian, i) workshop penilaian, j) RPP, k) Workshop RPP, k) presentasi RPP, l) Tematik. b. Empowering atau tahap pemberdayaan 1) Sertifikasi guru Al-Qur’an metode ummi
32
Konsorsium Pendidikan Islam adalah sebagai lembaga independen yang bergerak dalam upaya peningkatan kualitas sekolah-sekolah Islam. 33 Wawancara dengan Adi Suipto, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Abul Yatama Semarang, pada tanggal 19 April 2010 di kantor Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Abul Yatama Semarang.
53
Program ini di laksanakan pada tanggal 25-27 Desember 2009, di ikuti oleh 8 guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. Dalam rangka standarisasi guru atau calon guru Al-Qur’an yang akan mengajarkan Metode Ummi. Salah satu program pentingnya adalah dengan melatih para guru Al-Qur’an agar mempunyai paradigma baru dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an dan mempunyai ketrampilan mengajar Al-Qur’an yang lebih baik dan menyenangkan. 2) Pelatihan Student Active Learning (SAL) Pelatihan
SAL
merupakan
pelatihan
tentang
strategi
mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Di ikuti oleh 20 guru SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tanggal 7-9 Juli 2009. Dengan mengikuti pelatihan SAL ini diharapkan guru-guru dapat meningkatkan kapasitasnya dalam merancang RPP serta ketrampilan mengajar di kelas dengan menggunakan beragam strategi untuk mengaktifkan siswa, sehingga
proses
belajar
mengajar
untuk
mendapatkan
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai yang bermakna dapat semakin mudah di perolah. Selain itu mereka trampil dalam menjalankan peranya sebagai fasilitator dalam membangun pengetahuan siswa. Adapun materi pelatihanya yaitu: a) Dinamika pelatihan Materi ini bertujuan untuk mengeluarkan peserta dari zona nyaman, menghilangkan “mental block”, memberikan dasar-dasar ketrampilan “empatic listening” b) Rule of active learning Materi ini bertujuan untuk membangun peraturan dalam kelas dan membiasakan peserta didik untuk mentaati secara pribadi, mandiri dan berkelompok. c) Paradigma pembelajaran
54
Materi ini bertujuan untuk meningkatkan kembali dan membangun
paradigma
pembelajaran
sebagai
dasar
pembelajaran aktif d) Praktek SAL Materi ini bertujuan untuk memberikan contoh praktik pembelajaran aktif di kelas, dengan menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran aktif dalam bidang studi. e) Introduction to SAL Materi ini bertujuan untuk memberikan pengantar tentang pembelajaran aktif, serta mengetahui posisi SAL dalam PBM f) Strategi jigsaw Materi ini bertujuan untuk mengenal dan mempelajari strategi-strategi pembelajaran aktif dengan proses yang di kemas dalam strategi jigsaw. g) Presentasi strategi Materi ini bertujuan untuk mengetahui praktek dari tiap-tiap strategi yang telah di pelajari oleh peserta. h) Perencanaan pembelajaran Memberikan ketrampilan kepada peserta dalam menyusun RPP bidang studi dengan menggunakan lebih dari satu srategi pembelajaran aktif. i) Peer teaching Materi ini bertujuan untuk mempraktekan RPP bidang studi yang telah disusun dengan menggunakan minimal satu strategi pembelajaran aktif. c. Improvement atau tahap pengembangan 1) Quantum Learning Paket materi yang diberikan dalam pelatihan Quantum Learning antara lain:
55
a) Mind
Mapping,
yaitu
pelatihan
untuk
mengetahui
bagaimana cara kerja otak kita dalam proses mencatat sebuah informasi, dimana mind mapping kita akan menyimpan dan memanggil informasi lebih lama dan lebih cepat. b) Speed Reading adalah pelatihan untuk guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang agar mempunyai kecepatan membaca yang mencengangkan dan tetap memahami apa yang telah di bacanya. c) Super Memory System (SMS) adalah pelatihan yang bertujuan
agar
guru-guru
SMP
Islam
Hidayatullah
Semarang mengetahui keajaiban otak. Nantinya kita akan menemukan berbagai trik dan tips meningkatkan daya ingat dengan cepat dan tahan lama. 2) Pelatihan classroom management Pelatihan classroom management,yang diikuti oleh 16 guru smp islam hidayatullah semarang pada tanggal 25-27 Desember 2009. Adapun materi dalam pelatihan yaitu: a) Kelas ideal Memahami syarat-syarat yang ideal. b) Desain kelas Member skiil guru untuk mendesain kleas. c) Peraturan kelas Memahami cara membuat peraturan yang baik dan prosedur kelas. d) Prosedur kelas Memahami pentingnya prosedur untuk ketertiban dan kedisiplinan menjalankan aktivitas pembelajaran di dalam kelas. e) 5 strategi penegakan peraturan Melatih guru saat menghadapi permasalahan siswa.
56
f) Penghargaan Melatih untuk member penghargaan yang benar kepada siswa. g) Konsekwensi logis Memahami
tindakan
yang
tepat
dalam
menangani
pelanggaran siswa. h) Semua berawal dari karakter Memahami karakter pembelajaran dan karakter bidang studi menjadi sangat penting untuk membangun masa depan siswa. i) Panduan perselisihan Memahami dan melatih mengendalikan diri saat marah.34 Berbagai pelatihan guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang merupakan pelaksanaan pengembangkan secara berkesinambungan dalam rangka membangun kompetensi pedagogik dan menambah pengetahuan guru SMP Islam Hidayatullah Semarang yang nantinya akan mentarnsfer ilmunya kepada
peserta
didik
dan
diharapkan
nantinya
bermanfaat
untuk
perkembangan pendidikan SMP Islam Hidayatullah Semarang. Adapun rencana strategi jangka menengah SMP Islam Hidayatullah Semarang yang akan terus dilaksanakan sampai tahun 2012 mendatang adalah pelatihan sumber daya insani dalam hal ini adalah kepala sekolah, guru dan karyawan, penerapan metode pengajaran standar, pengadaan sarana prasarana standar, perumusan dan realisasi jaminan mutu, perumusan program, perumusan MOU kerjasama dengan lembaga terkait. Program rencana strategis jangka menengah SMP Islam Hidayatullah Semarang dapat dilihat pada lampiran.
34
Dokumentasi Pelatihan Guru-Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dan Wawancara dengan Ketua Lembaga Pendidikan Islam Abul Yatama Adi Suipto, S.Pd Pada Tanggal 14 April 2010 di Kantor LPI Hidayatullah Semarang.
57
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang, kemudian bagaimana analisis yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di lembaga mereka, serta strategi yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk meningkatkan pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di lembaga mereka. Untuk itu dalam bab IV ini penulis menganalisis dua hal tersebut sesuai dengan metode yang digunakan yaitu menggunakan metode analisis diskriptif kualitatif. Dalam hal ini penulis menganalisis tiga aspek pokok. Pertama, mengenai kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Kedua, tentang analisis kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. Ketiga, tentang strategi pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dapat kita analisis berdasarkan pada sepuluh aspek kompetensi pedagogik guru mata
58
pelajaran. Sepuluh aspek kompetensi pedagogik guru mata pelajaran merupakan standar yang harus ada dan di penuhi oleh guru mata pelajaran.1 Sepuluh aspek kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sebagai standar yang harus ada dan di penuhi oleh guru mata pelajaran itu adalah sebagai berikut : 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Pada aspek ini guru harus mampu memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Untuk dapat memahami karakteristik peserta didik harus ada tahap pembinaan keakraban antar peserta didik dan antara guru dengan peserta didik. Suasana keakraban ini penting dikuasai oieh pendidik sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Upaya ini berdasarkan atas asumsi bahwa peserta didik tidak dapat berpartisipasi secara optimal dalam kegiatan pembelajaran apabila ia tidak mengenal guru dan peserta didik lainya secara akrab.2 Dalam aspek memahami karakteristik peserta didik, guru SMP Islam Hidayatullah melaksanakan kegiatan islahul qulub atau ikatan hati. Kegiatan islahul qulub dilaksanakan setiap awal semsester selama sehari semalam. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah, adapun kegiatannya adalah melakukan renungan, shalat berjamaah, shalat tahajjud dan uji mental. Kegiatan islahul qulub diikuti oleh semua siswa. Sedangkan guru secara bergantian diberi tanggung jawab untuk mengikuti dan terlibat dalam kegiatan ini. Pada semester II ini kegiatan islahul qulub dilaksanakan pada bulan Januari tanggal 9-10 diikuti oleh 250 siswa dari 272 jumlah siswa. Sedangkan dari 38 jumlah guru ada 20 guru yang diberi tanggung jawab dan mengikuti kegiatan. Dari sini peneliti dapat
1
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, (bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 164-165. 2 Sudjana, S.HD, Metode Dan Tekhnik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001) hlm.66
59
mengatakan bahwa kegiatan islahul qulub untuk memahami karakteristik peserta didik telah berjalan baik karena 91% siswa telah mengikuti dan juga 52% guru telah mengikuti dan terlibat didalamnya. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru dituntut untuk memahami berbagai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik. Dalam hal ini guru dapat menerapkan
berbagai
pendekatan,
strategi,
metode
dan
teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif. Pesiapan
yang
harus
dilakukan
guru
sebelum
memulai
pembelajaran adalah pembuatan RPP. Dalam hal ini guru SMP Islam Hidayatullah
Semarang
pada
awal
semester
semua
guru
telah
mengumpulkan RPP yang akan digunakan dalam satu semester. RPP ini nantinya akan dievaluasi oleh kepala sekolah. Dari sini peneliti dapat menyatakan bahwa semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah menyiapkan RPP setip kali mengajar. Berdasarkan dokumentasi RPP guruguru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah menggunakan strategi pembelajaran secara kreatif seperti diskusi, inkuiri, index card match, three phase technique dan strategi jigsaw dan pembelajaran di luar kelas. Untuk pembelajaran diluar kelas seperti pelajaran bahasa Indonesia dengan materi berita, disini siswa dapat belajar diluar kelas untuk mencari berita yang ada dilingkungan sekitar, kemudian ditulis dibuku untuk dinilai oleh guru. Untuk lebih menguasai materi pembelajaran dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru-guru selalu menambah ilmunya dengan membaca buku, akses internet dan berdiskusi dengan guru yang satu mata pelajaran. Dari sini peneliti dapat menganalisis bahwa guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah mempersiapkan pembelajaran dengan baik dan menggunakan pendekatan dan strategi yang dapat mengaktifkan siswa. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
60
Dalam hal ini, kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang membiasakan kepada semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengembangkan kurikulum. Adapun bentuknya seperti membuat Program Tahunan (Prota), Program Semesteran (Promes), Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP kepala sekolah mewajibkan kepada semua guru untuk mengumpulkan semua RPP pada awal semester yang kemudian diserahkan kepada kepala sekolah untuk dievaluasi. Dalam pembuatan prota, promes, silabus dan RPP ternyata terdapat perbedaan secara teoritis dengan yang berlangsung di lapangan guru SMP Islam Hidayatullah Semarang secara keseluruhan belum semuanya sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, karena dari 38 guru masih ada 7 guru yang dalam pembuatan, prota, promes, silabus dan RPP belum memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai harus jelas dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapainya. b. Program itu harus sederhana dan fleksibel. c. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang telah ditetapkan. d. Program yang ditetapkan harus menyeluruh dan jelas pencapainya.3 Dalam pembuatan prota, promes, silabus, dan RPP harus memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, menentukan tujuan pembelajaran yang diampu, manata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik, mengembangkan indikator instrument penilaian. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik adalah guru harus mampu memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik, 3
melaksanakan
pembelajaran
yang
mendidik
di
kelas,
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 11.
61
laboratorium, maupun lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan, menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu. Di SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk melaksanaan pembelajaran yang mendidik guru-guru telah membuat RPP dan menggunakan media pembelajaran seperti penelitian di laboratorium baik biologi maupun fisika, pembelajaran diluar kelas, menggunakan musholla untuk pembelajaran PAI yang sifatnya praktek, seperti praktek sholat, wudhu, membaca Al-Qur’an dan sebagainya. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi seperti penggunaan Komputer, LCD, power point, OHP maupun alat peraga lain di SMP Islam Hidayatullah Semarang masih kurang karena masih sedikit atau belum semua guru-guru memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran. Dari 38 jumlah guru, baru 5 guru yang memenfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan pembelajaran. 4 dari 10 guru yang peneliti wawancarai mengatakan masih kesulitan menggunakan alat-alat seperti LCD, Power point, OHP dan komputer. Sedangkan 6 guru lainya mengatakan masih sedikit dan kurang lengkapnya fasilitas yang ada di sekolah sehingga kesulitan untuk mengatur jadwal pemakaiannya. Jadi dari sini peneliti dapat mengatakan bahwa kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi masih kurang sehingga
perlu
adanya
pengembangan
dan
pelatihan
untuk
meningkatkanya. Sedangkan melihat dari fasilitas yang adapun masih sangat minim sehingga perlu adanya penambahan dan perlengkapan
62
fasilitas untuk kegiatan pembelajaran seperti laboratorium bahasa yang belum ada di smp islam hidayatullah semarang. 6. Memfasilitasi
pengembangan
potensi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki siswa guru harus menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung.
Menyediakan
berbagai
kegiatan
pembelajaran
untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. Untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang menyediakan beberapa fasilitas, antara lain: a. Laboratorium fisika dan biologi, adapun fasilitas yang ada di dalamnya: meja praktik, alat peraga, gelas ukur, zat kimia, mikroskop, anatomi tubuh manusia, kerangka manusia, tabubung reaksi dan pipet tetes yang digunakan untuk melakukan penelitian-penelitian terkait dengan mata pelajaran. b. Perpustakaan yang nyaman dan aneka buku yang beragam dan lengkap Buku-buku koleksi terdiri dari teks utama berjumlah ± 9.002, teks pelengkap berjumlah 106, referensi berjumlah 1.195, nonfiksi berjumlah 2.320 dan buku fiksi berjumlah 309. c. Fasilitas kegiatan ekstrakulikuler yaitu: 1 orgen, 40 unit komputer, 1 lapangan basket dan 1 lapangan sepak bola, 3 mading dan 1 meja tenis. Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran guna mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. Di SMP Islam Hidayatullah Semarang memberikan hari khusus untuk jadwal kegiatan ekstra kurikuler. Hari sabtu dijadikan hari khusus untuk ekstrakulikuler. Semua peserta didik dapat mengikuti ekstra kulikuler yang mereka kehendaki. Adapun ekstrakulikuler yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang seperti jurnalistik, karya ilmiah remaja, komputer, olahraga berprestasi, dan nasyid. Dari
Semua ini merupakan upaya untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik SMP Islam Hidayatullah Semarang.
63
Dengan adanya fasilitas yang memadai untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik dan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya akan mendorong peserta didik untuk mencapai prestasi secara optimal. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik. Dalam hal ini guru harus mampu memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun baik secara lisan maupun tulisan. menggunakan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal. dari a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan d) reaksi guru terhadap respons peserta didik. Secara umum dalam hal berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah berusaha menjadi fasilitator sehingga interaksi antara guru dan siswa dapat terjadi dengan cukup baik. Dalam penyampaian materi tegas dan lantang, komunikatif dengan siswa, santun, melibatkan siswa dalam pembelajaran seperti mengajak siswa untuk berani mengeluarkan pendapat dengan presentasi ataupun diskusi di kelas, memberikan apresiasi dan pujian terhadap siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dari guru dengan baik. Dari 10 guru yang peneliti observasi kegiatan pembelajaranya di kelas, ada 3 orang guru yang belum melibatkan siswa dalam pembelajaran seperti mengajak siswa untuk berani mengeluarkan pendapat dengan presentasi ataupun diskusi di kelas, memberikan apresiasi dan pujian terhadap siswa. Peneliti menyimpulkan bahwa baru 30% guru yang mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Dalam penilaian hasil belajar guru menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi.
64
Kegiatan pembelajaran pada tahap ini ditandai dengan keterlibatan guru–guru dalam menentukan penilaian program kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai adalah proses, hasil, dan pengaruh kegiatan pembelajaran. Penilaian ini mencakup perubahan tingkah laku seperti pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai yang telah diperoleh peserta didik melaluai kegiatan pembelajaran. Pada tahapan ini guru terlebih dahulu membuat ketentuan yang dipakai dalam penelitian. Untuk keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran dinilai 20%, tugas 30%, dan tes akhir atau tes tertulis 50%. Untuk siswa yang tidak aktif maka tidak akan mendapatkan nilai keterlibatan aktif. Walaupun dalam tes tertulis mendapatkan nilai yang bagus. Dalam tahap penilaian proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran telah mencakup tiga ranah, yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. 9. Memanfaatkan
hasil
penilaian
dan
evaluasi
untuk
kepentingan
pembelajaran. Dalam hal ini yang harus dilakuakan guru dalam pembelajaran salah satunya adalah mengevaluasi pembelajaran. Hasil dari penilaian dan evaluasi ini nantinya juga harus digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar, merancang program remedial dan pengayaan, mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan yaitu peserta didik dan wali murid, memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Semua hasil dari evaluasi dan penilaian akan menunjukkan tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik yang nantinya digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses pembalajaran yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remedial dan yang mengikuti program pengayaan. Hasil evaluasi yang telah dilakukan di gunakan guru untuk mengetahui penguasaan materi peserta didik dengan materi yang telah
65
diberikan guru yang akhirnya di gunakan guru sebagai acuan apa yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Maksudnya guru harus mampu melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. Dalam hal ini terdapat kesesuaian secara teoritis dengan yang terjadi di lapanagan Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru SMP Islam Hidayatullah Semarang diikutkan dalam beberapa pelatihan yang menyangkut proses pembelajaran, yaitu : a. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang terdiri dari guru mapel: Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kerwarganegaraan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Pendidikan Agama Islam. Semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah mengikuti MGMP. b. Diskusi antara guru dengan kepala sekolah, diskusi interen antara guru-guru dalam satu mata pelajaran. Diskusi ini belum terjadwal sehingga pelaksanaanya sifanya kondisonal. c. Seminar dengan mendatangkan narasumber yang ahli pada bidangnya seperti : Seminar How To Be A Global Teacher dengan mendatangkan Happy Trenggono pakar entrepreneur dengan harapan untuk memotivasi guru agar lebih aktif,
mendatangkan Yusuf Mansyur
untuk seminar yang bertemakan keagamaan. Kegiatan seminar semacam ini sifatnya indisental sehingga pelaksanaanya belum terjadwal dengan baik. d. Workshop memahami kebijakan kurikulum 2006 (KTSP), workshop kegiatan pembelajaran. e. Pelatihan-pelatihan seperti : pelatihan pembuatan silabus dan RPP, classroom management, student active learning, quantum teaching, quantum learning.
66
Kompetensi pedagogik guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru sangat menentukan output nya. Untuk menghasilkan output yang sesuai dengan jaminan mutu kelulusan dan mewujudkan visi, misi serta tujuan sekolah secara efektif, efisien dan optimal, maka kemampuan pedagogik guru harus mendapatkan perhatian yang serius dari lembaga sekolah.
B. Analisis Kompetensi Pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang Dalam menganalisis lingkungan internal dan eksternal SMP Islam Hidayatullah Semarang menggunakan analisis SWOT Strengths, Weakness, Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) sebagai basis perumusan strategi. Analisis SWOT merupakan suatu metode analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal organisasi.4 1. Analisis Internal Secara garis besar ada empat hal yang penting dalam menganalisis situasi lingkungan internal SMP Islam Hidayatullah Semarang, yaitu : a. Aspek Hardwere Berkaitan dengan perangkat keras berupa berbagai macam fasilitas, sarana prasarana pendidikan, seperti bangunan, laboratorium, peralatan sekolah, peralatan administrasi, perpustakaan, dan berbagai peralatan fisik lainya. b. Aspek Software Berkaitan dengan perangkat lunak yang berupa visi, misi, dan fungsi serta tujuan pendidikan, kurikulum, audit kualitas, dan programprogram lainya. c. Aspek Brainware Berhubungan dengan kualifikasi dan kompetensi para staf pengajar di lembaga pendidikan.
4
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Educa, 2010), hlm. 180.
67
d. Aspek Finance Berhubungan dengan pembiayaan atau pendanaan untuk memproses tiga aspek sebalumnya. 2. Analisis eksternal Analisis eksternal di SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengetahui kesemapatan, hambatan terhadap pelaksanaan program dan untuk tujuan jangka panjang, sedang dan pendek. Bentuk analisis ini meliputi lingkungan oprasional, nasional, dan lingkungan global, yang mencapai berbagai aspek atau kondisi, seperti kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya masyarakat, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, adat-istiadat, agama dan lain-lain. 3. Menetukan sasaran Setelah melakukan anlisis SWOT SMP Islam Hidayatullah Semarang memilih program yang sasaranya adalah pendidik (guru) untuk di latih dan di berikan pendidikan yang ditempuh untuk meraih peluang yang ada, yaitu: Kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah yang cukup tinggi, keberadaan SMP yang bernuansa Islami masih sedikit, komitmen yang tinggi dari para pengurus yayasan Abul Yatama dalam menciptakan dan mengembangkan sekolah Islam, terjalinnya hubungan kerjasama dengan LPMP. Adapun program yang ditempuh yaitu dengan adanya program strategi pengemabangan kompetensi pedagogik guru, yaitu program yang didalamnya berisi pelatihan dan pendidikan untuk semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang agar meningkatkan kemampuan pedagogik guru yang natinya akan mentarnsfer ilmunya kepada peserta didik. Adapun sasaran yang hendak di capai SMP Islam Hidayatullah Semarang sampai tahun 2012 diantaranya: pelatihan sumber daya insani, pengadaan sarana prasarana standar, perumusan dan realisasi jaminan mutu, dan pembuatan MOU kerjasam dengan lembaga terkait.
68
C. Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang Strategi pengembangan merupakan cara atau upaya yang dilaksanakan oleh suatu lembaga untuk mencapai tujuan dalam suatu lembaga kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Inti strategi ini adalah usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas pelayanaan, sehingga fokusnya di arahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat.5 Pelaksanaan program strategi pengembangan guru SMP Islam Hidayatullah Semarang khususnya pada kompetensi pedagogik telah dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Terdapat empat model utama untuk meningkatkan mutu kompetensi guru di sekolah yaitu: 1. Peningkatan Melalui Pendidikan dan Pelatihan (off the job training). Di SMP Islam Hidayatullah Semarang guru selalu di ikutkan dalam pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh institusi lain, Yayasan Abul Yatama maupun yang diselenggarakan oleh lembaga smp islam hidayatullah sendiri, adapun bentuk pendidikan dan pelatihannya antara lain : a. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang terdiri dari guru mapel : Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kerwarganegaraan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Pendidikan Agama Islam diadakan dalam tingkat rayon setiap satu bulan sekali.
5
Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 13-15.
69
b.
Diskusi antara guru dengan kepala sekolah, diskusi interen antara guru-guru dalam satu mata pelajaran. Diskusi ini belum terjadwal sehingga pelaksanaanya sifanya kondisonal.
c. Seminar dengan mendatangkan narasumber yang ahli pada bidangnya seperti : Seminar How To Be A Global Teacher dengan mendatangkan Happy Trenggono pakar entrepreneur dengan harapan untuk memotivasi guru agar lebih aktif, mendatangkan yusuf mansyur untuk seminar yang bertemakan keagamaan. d. Workshop
memahami
kebijakan
kurikulum
2006
(KTSP),
workshop kegiatan pembelajaran dan lain sebagainya. e.
Pelatihan-pelatihan seperti : pelatihan pembuatan silabus dan RPP, Pelatihan implementasi kurikulum KTSP, Coaching implementasi pembelajaran model Quantum Teaching (QT), dan pelatihan classroom management. Kegiatan pelatihan seperti ini memiliki keunggulan karena guru
lebih terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun demikian kegiatan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terlalu sering. Semakin sering pelatihan seperti ini dilakukan, semakin meningkat dampak kontra produktifnya terhadap efektivitas belajar siswa. 2. Pelatihan dalam Pelaksanaan Tugas (on the job training) Model ini dikenal dengan istilah magang bagi guru baru untuk mengikuti guru-guru yang sudah dinilai baik sehingga guru baru dapat belajar dari seniornya. Pemagangan dapat dilakukan pada ruang lingkup satu sekolah atau pada sekolah lain yang memiliki mutu yang lebih baik. Pada bagian ini terdapat perbedaan langkah secara teoritis dengan yang berlangsung di lapangan di SMP Islam Hidayatullah Semarang karena langkah yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah Semarang dengan benhcmarking atau patok duga yang menjadikan SMP Al-Hikmah Malang Jawa Timur sebagai patokan atau standarnya
70
dan melakukan kerjasama dengan Konsorsium Pendidikan Islam yang mempunyai standar mutu pengelolaan pendidikan yang sinergi dengan model sekolah Al-Hikmah Malang Jawa Timur. Adapun pelatihan dan pelaksanaan tugas yang telah dilakukan antara lain: a. Pelatihan pembuatan Silabus dan RPP, yang di ikuti oleh 23 guru mata pelajaran SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tanggal 10-15 Maret 2008. b. Pelatihan Student Active Learning (SAL), pelatihan SAL merupakan pelatihan tentang strategi mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Di ikuti oleh 20 guru SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tanggal 7-9 Juli 2009. c. Quantum Learning d. Sertifikasi guru Al-Qur’an metode Ummi, yang di laksanakan pada tanggal 25-27 Desember 2009, di ikuti oleh 8 guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. Dalam rangka standarisasi guru atau calon guru Al-Qur’an yang akan mengajarkan Metode Ummi. Salah satu program pentingnya adalah dengan melatih para guru Al-Qur’an agar mempunyai paradigma baru dalam kegiatan pembelajaran AlQur’an dan mempunyai ketrampilan mengajar Al-Qur’an yang lebih baik dan menyenangkan. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di SMP Islam Hidayatullah Semarang merupakan cara yang dilaksankan dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru. 3. Lesson Study Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, melaporkan hasil pembelajaran, dan memantau kemajuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dari sini nantinya bisa terbentuk sebuah komunitas.
71
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang ada team teaching dimana tugas dari team teaching ini adalah untu mengkoordinatori semua guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dan melakukan koordinasi setiap minggu untuk mengevaluasi kinerja guru serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru. Pada bagian ini ternyata terdapat perbedaan langkah kegiatan secara teoritis dengan yang berlangsung di lapangan tidak terlalu berpengaruh dengan kontek team teaching di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Bagi peneliti walaupun cara kerja dan model pembinaanya terdapat perbedaan namun mempunayi tujuan yang sama, yaitu: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.6 4. Penilitian Tindakan Kelas (PTK) Kegiatan
ini dilakukan guru dalam kelas dalam proses
pembelajaran. PTK dapat dilakukan sendiri dalam pelaksanan tugas, melakukan penilai proses maupun hasil untuk mendapatkan data mengenai prestasi maupun kendala yang siswa hadapi serta menentukan solusi perbaikan. Karena perlu ada solusi perbaikan, maka PTK sebaiknya dilakukan melalui beberapa putaran atau siklus sampai guru mencapai prestasi kinerja yang diharapkannya. Pada bagian ini ternyata terdapat perbedaan langkah secara teoritis dengan yang berlangsung di lapangan. Di SMP Islam Hidayatullah Semarang belum pernah diadakan pelatiha tindakan
6
Admin, “Menetapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan”, Workshop Guru-guru dan Kepala Sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor, pada hari Kamis Tanggal 9 Juli 2009 Di Batu Tapak Pasir Kuda Bogor. http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/schoolsupervision.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010
72
kelas, karena pentingnya PTK untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang hal ini bisa dijadikan salah satu strategi untuk pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Dengan adanya penelitian tidakan kelas akan lebih mudah untuk menilai cara pembelajaran guru di kelas dan mengetahui kekurangan ataupun masalah-masalah yang menjadi kendala guru dalam kegiatan belajar mengajar, dan mencari solusi sehingga tidak ada hal yang menjadikan kendala bagi guru.7
7
18.
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2008), Cet. IV, hlm.
73
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Berdasarkan hasil dari penerapan sepuluh indikator kompetensi pedagogik secara umum dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah cukup, karena guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah menyipkan RPP setiap kali akan mengajar, RPP telah sesuai dengan standar kurikulum yang telah ditetapkan,
menggunakan
strategi/pendekatan
yang
sesuai,
pemanfaatan media mengaktifkan siswa, menguasai materi, penilaian proses dan hasil. 2. Adapun analisis yang digunakan SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang menggunakan analisis SWOT yaitu: Strengths, Weakness, Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman). Dari hail analisis ini menyatakan bahwa kelemahan yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah wawasan profesionalitas guru dan fasilitas pendukung proses pendidikan belum memadai. 3. Sedangkan
strategi
yang
di
laksanaan
untuk
pengembangan
kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang
74
menggunakan pendidikan dan pelatihan yang berbentuk: MGMP, workshop, seminar, diskusi, pelatihan implementasi kurikulum 2006 dan pelatihan classroom management. Sedangkan yang berbentuk pelatihan dan pelaksanaan tugas yaitu: pelatihan pembuatan silabus dan RPP, pelatihan quantum teaching, pelatihan quantum learning, pelatihan student active learning.
B. Saran-saran Tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, dan demi suksesnya kegiatan belajar mengajar dan berhasilnya proses strategi pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik yang dilakukan berjalan dengan lancer dan memperoleh hasil yang maksimal, maka penulis memberikan saran, antara lain: 1. Bagi Pihak Sekolah a. Output (lulusan) sudah dapat dikatakan baik dan berkualitas, maka penulis hanya memberi saran agar tetap dipertahankan dan tambah ditingkatkan lagi sehingga menghasilkan output yang lebih berkualitas di segala bidang. b. Semua unit yang masuk dalam sistem manajemen strategi pengemabangan kompetensi pedagogik guru khususnya dan pihakpihak yang terkait lainya, sebaiknya terus dilaksanakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru. c. Untuk semua guru sebaiknya diwajibkan mengikuti pendidikan dan pelatihan baik yang diselenggarakan lembaga sendiri maupun dari instansi lain. Serta mengaplikasikan pendidikan dan pelatihan yang telah diperoleh untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik 2. Bagi Pihak Luar a. Hendaknya masyarakat selalu memberikan arahan atau masukan yang bermanfaat sehingga sekolah menjadi sekolah yang terbaik dan terunggul di berbagai bidang dan memperoleh peringkat A guna tercapainya evaluasi diri
75
b. Hendaknya pemerintah dapat senantiasa menjadi pengayom dan memperhatikan perkembangan dan kesejahteraan bagi semua pihak sekolah (baik guru maupun siswa) melihat biaya pendidikan sekarang yang semakin mahal. c. Untuk yayasan LPI hendaknya selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak sekolah khususnya SMP Islam Hidayatullah Semarang menjadi sekolah yang berhasil guna dan berdaya guna.
C. Penutup Alhamdulillah, peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT sebagai rasa syukur yang sangat mendalam sehingga peneliti akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,
peneliti
memiliki
kemampuan
untuk
menyelesaikan
penyusunan skripsi yang sederhana ini. Terima kasih peneliti sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses pealaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. Semoga bantuan baik berupa do’a, materi maupun tenaga dan pikiran yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan dan diterima sebagi amal saleh di hadapan Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat peneliti harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Strategic Management For Educational Management, Bandung: Alfabeta, 2007. Abi Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori, Juz 1, Semarang: Maktabah Usaha Keluarga. A. Samana, Profesionalme Keguruan, Yogyakarta: Penerbit Kanisus, 2004. Admin, Menerapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan,Workshop guruguru dan kepala sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor pada hari Kamis
tanggal
9
Juli
2009
di
Batu
Tapak
Pasir
Kuda
Bogor.
http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/schoolsupervision.html, diunduh pada tanggal 27 April 2010. Akhmad Sudrajat, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untukmeningkatkan-proses-dan-hasil-pembelajaran, di unduh kamis tanggal 13 mei 2010. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekertariat Jendral Departemen Pendidikan, 2005, Cet. I E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008. Hoetomo, M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar, 2005. http://sururudin.wordpress.com/2008/09/24/aperan-guru/, diunduh pada 27 Maret 2010. http://www.shalimow.com/etcetera/human-development-index-hdi-indonesia.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010. http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/schoolsupervision.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010. Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Bandung: Gema Insani Pers, 1995.
Mungin
Eddy
Wibowo
“Sertifikasi
Profesi
Pendidikan”
http:
//
www.suara
merdeka.com/harian/0602/opi,04,htm,hlm.1, diunduh pada 27 Maret 2010. Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002, Cet. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009. Riza Abdul Qodir (3104024), ”Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Nasima Semarang)”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009. Syaiful Sagala, Kemampuan Pprofesional Guru Dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009). Subijanto, “Pemantauan Tenaga Kependidikan TK, SO, dan SOLB di Kabupaten Bandung, Propinsi Bali” Dalam protal Informasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Balitbang Dikdasmen Dikti PLPS Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h.5. sebagaimana diakses melalui www.depdiknas.go.id. Diunduh pada tanggal 27 Maret 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2003 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2008), Cet. IV
BIODATA PENULIS
Nama
: Qun Khomasatun
Alamat
: Mrinen Rt 01 Rw 04 Kutowinangun, Kebumen.
Tempat Tanggal Lahir
: Kebumen, 12 Januari 1986
Nomor Panggil
: 085641058093
Nama Orangtua
: Ayah : Tumarso Ibu
: Mahmudah
Anak ke
: 5 dari 6 bersaudara
Riwayat Pendidikan Formal
:
SD Mrinen II Kutowinangun
lulus 1998
MTs Triwarno Kutowinangun
lulus 2001
MA N Purworejo
lulus 2004
Riwayat Pendidikan Non-Formal
:
Pondok Pesantren Al- Ma’unah Purworejo Pengalaman Organisasi
:
Pengurus BEM Jurusan KI
periode 2006-2007
Pengurus PMII Rayon Tarbiyah
periode 2006-2007
Dewan Bidang Usaha Racana Walisongo
periode 2008-2009
Dewan Harian Racana Walisongo
periode 2008-2009
Motto
: hidup hanya satu kali gunakanlah dengan baik
LEMBAR WAWANCARA STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU PADA KOMPETENSI PEDAGOGIK DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Kepala Sekolah 1. Bagaimana tinjauan historis SMP Islam Hidayatullah Semarang? 2. Sarana dan prasarana apa saja yang telah dimiliki SMP Islam Hidayatullah Semarang? 3. Bagaimana analisis kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang ? 4. Bagaimana program
pengembangan kompetensi pedagogik di SMP Islam
Hidayatullah Semarang 5. Siapa yang menangani dan bertanggungjawab secara penuh pada pelaksanaan strategi pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 6. Adakah struktur pelaksanaan pengembangan profesionalitas di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
Wakil Kepala Sekolah 1. Bagaimana bentuk pelaksanaan program pengembangan kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 2. Sampai dimana guru dalam mengikuti pogram pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 3. Siapa saja yang berhak mengikuti program pengembangan profesionalitas pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 7. Apakah semua guru smp islam hidayatullah semaranag telah mengikuti program pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik ?
Wakil Kesiswaan 1. Apa saja peran kesiswaan dalam pemanfaatan dalam informasi dan teknologi yang ada di SMP Al-azhar 14 Semarang? 2. Sampai dimana keikutsertaan wakil kesiswaan dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen pendidikan di SMP Al-Azhar 14 Semarang? 3. Apa saja data yang akan diproses oleh Wakil kesiswaan dalam sistem informasi manajemen di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Wakil Kurikulum 1. Sampai dimana peran wakil kurikulum dalam pelaksanaan pengembangan 2. Adakah peran wakil kurikulum dalam struktur sistem informasi manajemen yang ada di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Humas 1. Bagaimana pelaksanaan program kerja humas dalam pemanfaatan informasi dan teknologi yang sudah ada pada SMP Al-Azhar 14 Semarang? 2. Sampai dimana humas mempromosikan kepada masyarakat tentang SMP Islam AlAzhar 14 Semarang? 3. Sarana apa yang digunakanan oleh Humas dalam rangka publikasi lembaga pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Sarpras 1. Sarana dan prasarana apa saja yang telah tersedia di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 2. Bagaimana perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dalam upaya menunjang media pembelajaran yang berkualitas di SMP Islam Hidayatullah Semarang? 3. Teknologi apa saja yang sudah tersedia sebagai pendukung kegiatan system informasi manajemen pendidikan di SMP Al-Azhar 14 Semarang?
Kepala TU 1. Apakah di SMP Islam Hidayatullah Semarang ini mempunyai strategi pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik? 2. Bagaimana pelaksanaan pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang? 3. Siapa yang di ikut sertakan dalam program pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang? 4. Kapan dilaksnakanya profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang? 5. Dimana dilaksanakanya profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang? 6. Bagaimana pengajaran dapat ditingkatkan di
7. Strateg apa yang dapat di lakukan untuk pengembangan profesionalitas guru terutama pada kompetensi pedagogik? 8. Budaya apa yang perlu di kembamgkan di sekolah? 9. Nilai-nilai apa saja yang perlu dikembangkan di sekolah? 10. Pendekatan apa saja yang dapat meningkatkan kegiatan mengajar? 11. Cara apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber belajar?
RENCANA STRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAH Tahun 2003 - 2008 BIDANG: ………………………………….. PROGRAM
NO.
TAHUN KETERLIBATAN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1
1. Standarisasi struktur organisasi sekolah 2. Standarisasi kualitas dan profesionalisme SDM (guru dan karyawan) 3. Standarisasi kualitas proses belajar mengajar (PBM) 4. Standarisasi kualitas dan kuantitas sarana prasarana 5. Standarisasi system management dan administrasi sekolah 6. Standarisasi mutu dan pelayanan sekolah dengan standar akreditasi 7. Standarisasi kompetensi lulusan dan tingkat prestasi sekolah 8. Optimalisasi hubungan dan kerjasama dengan masyarakat dan lembaga lain di propinsi Jawa Tengah dan sekitarnya 9. Standarisasi program-program unggulan sekolah dengan sejumlah kompetensi dan sertifikasi dari sekolah
Keterangan: KETERLIBATAN: 1. Yayasan 2. Unit 3. Komite
4. Guru/ Karyawan 5. Siswa 6. Lain-lain
TRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAH INDIKATOR KEBERHASILAN
RENCANA STRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAH Tahun 2006 - 2010 NO. 1
2
3
4
PROGRAM
KEGIATAN
TAHUN KETERLIBATAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 2004 2005 2006
Standarisasi struktur organisasi
Penyempurnaan struktur, deskripsi kerja Org.
V
V
V
V
V
V
sekolah
Restrukturisasi organisasi
V
V
V
V
V
V
Standarisasi Sumber daya
Identifikasi standar profesionalisme
V
V
V
V
insani
Pelatihan SDI
Standarisasi Kurikulum dan proses
Penyempurnaan stuktur kurikulum
belajar mengajar
Penerapan metode penajaran standar
Standarisasi sarana prasarana
Identifikasi sarana praasarana standar
V
V
V
V
Pengadaan sarana prasarana standar 5
6
7
8
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Standarisasi managemen dan
Identifikasi sistem manajemen yg sesuai
V
V
V
V
V
administrasi sekolah
Penerapan manajemen standar
V
V
V
V
V
Standarisasi mutu dan pelayanan
Identifikasi jaminan mutu
V
V
sekolah
Perumusan dan realisasi jaminan mutu
V
V
Standarisasi prestasi
Penentuan standar prestasi sekolah
V
V
sekolah
Penyusunan program
V
V
Optimalisasi hubungan dan kerjasama Penjajagan kerjasama dg lembaga terkait
V
V
dengan lembaga terkait
V
V
Pembuatan MOU kerjasam dg lemb terkait
V
V
V V
V
V
V V
V
V
V
V V
V
V V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
Keterangan: KETERLIBATAN: 1. Yayasan 2. Lembaga 3. Sekolah
4. Guru/ Karyawan 5. Komite sekolah 6. Siswa
Semarang Juli 20 Kepala SMP Islam
Suprapto Haris S NIC. D-588.0696.0
INDIKATOR KEBERHASILAN Terbentuknya struktur yang solid efektif dan efisiean Tersedianya SDM guru, karyawan yang profesional Tersedianya kurikulum sekolah yg baku Diterapkan etode pengajaran standar Tersedianya sarana prasarana sekolah yang standar Diterapkannya sistem manajemen sekolah standar Terjaminnya mutu lulusan siswa tercapainya prestasi sekolah sesuai dengan target Terbinanya kerjasama dengan lembaga terkait
Semarang Juli 2004 Kepala SMP Islam Hidayatullah
Suprapto Haris Setiawan S.Ag. NIC. D-588.0696.047
RENCANA STRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAH Tahun 2003 - 2008 BIDANG: ………………………………….. NO.
PROGRAM
KETERLIBATAN TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1
Keterangan: KETERLIBATAN: 1. Yayasan 2. Unit 3. Komite
4. Guru/ Karyawan 5. Siswa 6. Lain-lain
TRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAH INDIKATOR KEBERHASILAN
STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG Tahun Pelajaran 2009 / 2010 KABID DIKDASMEN
KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
Muhammad Nuh, S. Pd
PUSTAKAWAN
KEPALA TATA USAHA
Hadiyanto Akhmad, S.Sos
Muhammad Sigit .K, A.Md
SARPRA
PERSURATAN & KESISWAAN
BEND PENDAPAS SATAN
BEND. PENGELUARAN
Haryanto
Ika Arifiani Agustina
Siwi Lestari
Nurul Khayati, A.Md
WKS KESISWAAN
WKS KURIKULUM
WKS SARPRA & HUMAS
Ali Dulkamid, S.Pd
Drs. Purnadi, M.Pd
Sutasmin, S.Pd.
PEMBINA OSIS
BP & KOORD. UKS
KOORD EKSTRA
Achmad Faris .M, S.Kom
Annis Andani, S.Psi
Eko Joko W, S.Pd
KOORD WALI KELAS
KOORD. LAB. IPA
PP KURIKULUM PAI
KOORDINATOR SATPAM
BPKS
Arif Qomarudin, A.Md
Drs. Darso
Bintoro Arif
Arifin Hasim
LABORAN LAB FISIKA
LABORAN LAB BIOLOGI
Rias Nurdiana, S.Si
Reni Dria S, S.Pd.
Koordinator BAQ
BPKS
Hamzah Muzakar, S.T.
Masduki
SATPAM
SATPAM
Yuwandra Fitriandy
Yuwandra Fitriandy
WALI KELAS VII HASAN
VII HUSAIN
VII UMMU KULTSUM
VII ZAINAB
VIII MUSLIM
VIII ABU DAWUD
VIII HAFSHAH
VIII ASMA'
Ahmad Faris M. S.Kom
Eko Joko Wicaksono, S.Pd.
Lucky Wirasati, S.Pd
Rita Yuli L, S.Pd.
Arif Qomarudin, A. Md
Catur T.Y. Anggraeni, S. Si
Linarti, S. Pd
Rias Nurdiana, S. Si
IX BUKHARI
IX TIRMIDZI
IX NASA'I
IX ATIKAH
Muhamad Fatoni, S. Pd
Rusmi, S.Pd
Maghfiroh, S.Pd
Any Setyawati .P, S. Pd
PAI / AQIDAH AKHLAK
PAI / SKI
BAQ
BAQ
BAHASA INDONESIA
DEWAN GURU BAHASA INGGRIS
MATEMATIKA
IPA / BIOLOGI
IPA / BIOLOGI
IPS / TEAM TEACHING PKN
PENJAS ORKES
Drs. Darso
Nurul Hidayah, S. Ag
Athoillah
Binti Tsalitsatul M
Sutasmin, S.Pd
Any Setyawati .P, S.Pd
Ali Dulkamid, S.Pd
Arif Qomarudin, A.Md
Rias Nurdiana, S.Si
Linarti, S. Pd
Eko Joko Wicaksono, S.Pd
PAI / QUR'AN HADITS
BAQ
BAQ
BAHASA ARAB
BAHASA INDONESIA
BAHASA INGGRIS
MATEMATIKA
IPA / BIOLOGI
IPS / TEAM TEACHING PKN
PKn
SENI BUDAYA
Hamzah Muzakar, S.T.
Muhammad Dzikron .Z.A
Mardhijah, B. Sc
Sutrisno, S.HI.
Budiyanto, S.Pd
Faiq Setyawan, S.Pd
Maghfiroh, S.Pd
Reni Dria S., S.Pd.
Muhamad Fatoni, S.Pd
Drs. Purnadi
Buang Rustono
PAI / FIQIH
BAQ
BAQ
BAHASA JAWA
BAHASA INDONESIA
BAHASA INGGRIS
MATEMATIKA
IPA / FISIKA
IPS / TEAM TEACHING PKN
TIK
BK
Yusfi Santosa, S.Ag
Muhammad Fitriandi
Dra. Mujirahayu
Lucky Wirasati, S.Pd
Rusmi, S. Pd
Agus Sulistyono, S.Pd
Catur Tamudi .Y.A, S.Pd
Wapur, S.Pd
Rita Yuli Lestari, S.Pd
Achmad Faris .M, S.Kom
Annis Andani, S.Psi
SISWA SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Semarang, 10 Juli 2009 Kepala Sekolah,
KETERANGAN Garis komando
:
Garis koordinasi
:
MUHAMMAD NUH, S. Pd
VISI dan MISI SMP ISLAM HIDAYATULLAH
VISI “Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Alloh subhaanahu wa ta’aalaa yang disertai dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi dan kukuh berikhtiar”
MISI 1. Memberikan fasilitas yg mewadahi bagi usaha pengembangan SDM (guru, siswa, karyawan dan pengurus yayasan) sebagai pengamalan ajaran Agama Islam, khususnya dalam hal keimanan , ketakwaan dan ikhtiar yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 2. Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas sehingga mencapai derajat pengetahuan yang tinggi dan dapat membentuk SDM yang unggul, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Alloh subhaanahu wa ta’aalaa, yang selalu berorientasi kepada-Nya dalam setiap aktivitasnya 3. Mendorong kebersamaan antara masyarakat, orangtua murid, siswa, guru, karyawan dan pengurus yayasan 4. Mendorong perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) sebagai manifestasi dari pengamalan iman dan takwa, penguasaan iptek dan ikhtiar sehingga menjadi pelopor dalam berbagai bidang
WAWANCARA PRA RISET
1. Di SMP Hidayatullah apakah mempunyai program pengembangan SDM khususnya kompetensi guru? 2. Apakah ada strategi semacam perencanaan program mulai dari perencanaan sampai evaluasi atau hanya sekedar upaya untuk meningkatkan kompetensi guru? 3. Hal ini memang strategi khusus yang dilakukan atau hanya melanjutkan program yang memang sebelunya telah ada? 4. Kompetensi apa saja yang di kembangakan? 5. Kompetensi pedagogik apa yang di kembangakan di SMP Hidayatullah? 6. Pembagiannya atau jadwalnya seperti apa? 7. Dalam pengembangan kompetensi pedagogik cotoh pelatihanya seperti apa? 8. Pelaksanaanya berapa kali dalam satu tahun? 9. Semua guru di ikutkan pelatihan atau guru yang seperti apa? 10. Siapa yang bertanggung jawab dalam pengembangan program kompetensi guru ini?