STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Oleh: ISTIKOMAH NIM. 63311013
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Semarang, 1 Desember 2009 Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar Hal
: Naskah Skripsi A.n. Sdr.Istikomah Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya menyatakan bahwa skripsi saudara: Nama
: Istikomah
NIM
: 63311013
Jurusan
: Kependidikan Islam
Judul Skripsi : Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I
Pembimbing II
Drs.Wahyudi, M.Pd. NIP :1968031419995031001
Ahwan Fanani, M.Ag. NIP :1978093020031211001
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185 PENGESAHAN Nama
: Istikomah
NIM
: 063311013
Fakultas/Jurusan
: Tarbiyah / KI
Judul Skripsi
: STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal: 17 Desember 2010 18 Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Semarang, 22 Desember 2010 Dewan Penguji Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.Ag. NIP. 19640308 199303 1 002
Dra. Ani Hidayati, M.Pd. NIP. 19611205 199303 2001
Penguji I,
Penguji II,
Dra. Muntholi’ah, M.Pd. NIP. 19670319 199303 2 001
Amin Farih, M.Ag. NIP. 19710614 200003 1 0
Pembimbing I,
Pembimbing II
Drs. Wahyudi, M.Pd. M.Ag. NIP 19680314 199503 1 001
Ahwan
Fanani,
NIP 19780930 200312 1001
iii
MOTTO
(
)
Setiap orang adalah pemimpin, dan setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
(
:
)
1
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada mereka yang memberi arti dalam hidupku: Ayahanda (Suhud) dan Ibunda (Naimah) serta semua saudara tercinta yang selalu berjuang, berdo’a dan memberi yang terbaik kepadaku, semoga Allah SWT, selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sekeluarga. Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang sebaikbaiknya dari Allah Yang Maha Kuasa.
v
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, 01 Desember 2010 Deklarator,
Istikomah NIM. 63311013
vi
ABSTRAK
Istikomah (NIM: 063311013), Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Strategi yang di gunakan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, 2. pelaksanaan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan induktif dan menggunakan uji validitas dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang menggunakan beberapa strategi: 1. Pembinaan disiplin, yaitu kepala sekolah membantu para guru untuk mengembangkan pola dan meningkatkan standar prilakunya sebagai guru, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin, 2. pemberian motivasi untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah perlu memberikan motivasi kepada para guru dan faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru, 3. penghargaan, kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi walaupun penghargaan itu dengan ucapan atau pujian. Dalam pelaksanaannya sudah berjalan lancar, tetapi masih ada beberapa kendala-kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi SPM Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam peningkatan kinerja guru yaitu: masih ada bebrapa guru yang kurang disiplin dalam kinerjanya atau dalam proses belajar mengajar dikarenakan masih ada kepentingan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan. Masih ada guru yang belum begitu memahami tentang kurikulum yang sekarang digunakan. Dalam hal komunikasi kepada bawahan terkadang masih adanya rasa segan kepada guru yang lebih tua. Adanya beberapa siswa yang kadang melanggar ketentuan pelaksanaan program BUSI (Buadaya Sekolah Islami). Hasil penelitian ini diharapakan agar dapat menjadi bahan pemikiran, informasi dan masukan tentang strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru bagi lembaga-lembaga pendidikan lain, mahasiswa dan seluruh pihak yang membutuhkannya dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah, Rab semesta alam yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis ucapkan karena atas karunia dan rahmat Allah-lah skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Rasulullah saw., keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Ismail, SM., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. Drs. Wahyudi, M.Pd. dan Ahwan Fanani, M.Ag., selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah selaku kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang yang telah memberikan ijin tempat dalam pembuatan skripsi serta bapak ibu guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
viii
6. Bapak Ismail SM, M.Ag, selaku wali studi yang telah mengarahkan penulis selama studi di Jurusan KI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 7. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran selamakuliah. 8. Ayahanda Suhud dan Ibunda Naimah serta adikku tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan material terhadap keberhasilan studi penulis. 9. Keluarga besar Pondok Pesantren AL-Hikamah Tugurejo, Tugu, Semarang. 10. Sahabat-sahabat yang selalu mensupport penulis untuk tidak bosan-bosan berusaha menjadi lebih baik. 11. Teman-teman se-Tarbiyah angkatan 2006 dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di sini yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada semuanya, penulis mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga segala kebaikannya diterima sebagai amal sholih dan mendapatkan balasan berlipat dari-Nya. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari, sebagai bekal mengarungi kehidupan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu menyempurnakan baik dari segi substansial (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 01 Desember 2010 Penulis
Istikomah NIM. 063311013
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii PERNYATAAN .......................................................................................... iv ABSTRAK ..................................................................................................
v
MOTTO........................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
BAB
I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................
1
B. Penegasan Istilah ..........................................................
6
C. Fokus permasalahan .....................................................
7
D. Tujuan Penelitian ........................................................
7
E. Manfaat penelitian.........................................................
7
F. Kajian Pustaka .............................................................
8
G. Metode Penelitian ........................................................ 10 BAB
II
: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU A. Kepemimpinan Kepala Sekolah..................................... 14 1. Strategi Kepemimpinan……………………………. 14 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah............................... 16 3. Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen di Sekolah.. 22 4. Tujuan dan Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Lembaga Pendidikan Islam ………………... .. 30 B. Kinerja Guru ................................................................. 33 1. Pengertian Kinerja Guru ......................................... 33 2. Standar Kinerja Guru .............................................. 36
x
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru .. 40 C. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru ……………………………………………………. 43
BAB
III:
STRATEGI
KEPEMIMPINAN
SEKOLAH
DALAM
KEPALA
MENINGKATKAN
KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ......................................................................... 49 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang …………………………. 49 2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ………………………………………….. 50 3. Letak Geografis....................................................... 52 4. Struktur Organisasi.................................................. 52 5. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa........................ 53 6. Kurikulum …………………………………………. 54 7. Ekstrakurikuler …………………………………….. 54 8. Struktur Organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang…………………………………………. B. Strategi
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
55
Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ……………………………….............
61
1. Bentuk Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ………………….. 61 2. Kinerja Guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang 62 3. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru ………………………………………. 64 4. Pelaksanaan Peningkatan Kinerja Guru………........ 66
xi
BAB IV:
ANALISIS SEKOLAH
KEPEMIMPINAN DALAM
KEPALA
MENINGKATKAN
KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang…………………………………...... 69 B. Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ………………………………………. .......... 72 C. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru………………..……….. ... 74
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………… ....... 80 B. Saran ……………………………………………... ....... 81 C. Penutup …………………………………………... ....... 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENULIS
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang mencakup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dipercaya masyarakat dan negara untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.2 Kepemimpinan pendidikan yang dibutuhkan saat ini yang didasarkan pada jati diri bangsa yang hakiki, bersumber nilai-nilai budaya dan agama serta mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya dan umumnya atas kemajuan yang diraih di luar sistem sekolah. 3 Salah satu tujuan visi untuk memudahkan proses manajemen strategis. Hanya pada organisasi yang telah menyatu
dengan
visinya,
para
pemimpin
dan
manajer
dapat
mulai
mengembangkan strategi-strategi yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut, dan tidak ada kendala di antara keduanya.
2
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 3. 3 Aan Komari dan Cepi Triana, Visioneriy Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 80
1
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang penting dalam rangka pengelolaan. Oleh sebab itu kemampuan secara efektif merupakan kunci untuk menjadi
seorang
manajer
yang
efektif.
Esensi
kepemimpinan
adalah
kepengikutan (followership), yaitu kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Jadi, kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu: a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masingmasing. b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. 4 Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat mengenal dan mengerti berbagai kedudukan, keadaan dan apa yang diinginkan baik oleh guru maupun oleh pegawai tata usaha serta pembantu lainya. Sehingga dengan kerja sama yang baik menghasilkan pikiran yang harmonis dalam usaha perbaikan sekolah. Kegagalan mencerminkan kurang berhasilnya perilaku serta peranan kepemimpinan seorang kepala sekolah. Semua ini perlu menjadi bahan timbangan bagi seorang kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh anggota yang dipimpinnya. Kepemimpinan yang baik tentunya sangat berdampak pada tercapai tidaknya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinnya. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan.5 Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan. Dengan kekuasaan, pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat 4 5
Wahjosumidjo, Op. Cit, hlm. 104-105. Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta : PT.Grasindo, 2005), hlm.154.
2
beberapa sumber dan bentuk kekuasaan, yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian, penghargaan, referensi, informasi, dan hubungan. 6 Kepala sekolah akan berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Betapa penting peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu: a) Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah. b) Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.7 Disinilah tampak secara jelas peranan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Para kepala sekolah yang mendapat kepercayaan memimpin sekolah, perlu menyenangi dan menyintai pekerjaan yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Kepala sekolah perlu menyusun program yang mempunyai daya tarik berkaitan dengan mutu sekolah.8 Dari pada itu, di dalam organisasi juga membutuhkan pegawai atau tenaga kependidikan yang dapat membantu pelayanan administrasi bagi sekolah khususnya pelanggan. Maksud pelanggan di sini adalah peserta didik, orang tua siswa dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Tenaga kependidikan yang dimaksud di sini adalah guru yang bekerja dilingkungan pendidikan atau sekolah dengan tujuan memperoleh prestasi dan kualitas sekolah. Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalam salah satu butir dari kode Etik yang berbunyi: “Guru menciptakan suasana sekolah sebaikbaiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu, 6
Miftah Toha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta : Rajawali Pers, 1990), hal.323. Wahjosumidjo, Op. Cit, hlm.81-82. 8 Saiful Sagala, Manajemen Strategic Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 93. 7
3
guru harus aktif mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lainnya yang diperlukan. Suasana yang harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila personil yang terlibat didalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa, tidak menjalin hubungan yang baik diantara sesamanya. Penciptaan suasana kerja menantang harus dilengkapi dengan terjalinnya hungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.9 Dalam manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi dan penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. 10 Kepala Sekolah mempunyai peranan pimpinan yang sangat berpengaruh di lingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas kepala sekolah selaku pemimpin ialah membantu para guru mengembangkan kesanggupankesanggupan mereka secara maksimal dan menciptakan suasana hidup sekolah yang sehat yang mendorong guru-guru, pegawai-pegawai tata usaha, murid-murid dan orang tua murid untuk mempersatukan kehendak, pikiran dan tindakan dalam kegiatan-kegiatan kerja sama yang efektif bagi terciptanya tujuan-tujuan sekolah.11 9
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 51. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.
10
42. 11
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT. Rem,aja Rosdakarya, 2008), hlm. 73-74.
4
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Karena tenaga kependidikan profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.12 Namun kenyataan di lapangan, kepala sekolah belum banyak yang berimprovisasi menampilkan kepiawaiannya dalam menyambut harapan dari berbagai elemen masyarakat. Asumsi rendahnya mutu kepala sekolah saat ini mulai mencuak, hal ini disebabkan oleh beberapa hal; di antaranya adalah ketidak transparansian perekrutan dan penggantian kepala sekolah, kurangnya forum atau sarana peningkatan mutu kepala sekolah, ketidakdisiplinan dari oknum kepala sekolah, dan rendahnya motivasi dari kepala sekolah itu sendiri. 13 Berdasarkan penaksiran latar belakang masalah di atas maka penulis akan mengadakan penelitian tentang ”Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang”. Kaitannya dengan judul skripsi ini, Maka yang bertanggung jawab atas segalanya 12
Sri Damayanti, Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah, http://Akhmadsudrajat. Wordpress. Com/2008/07/18/Profesionalisme-Kepemimpinan-Kepala-Sekolah/, 30 Maret 2010. 13 Dion Eprijum Ginanto, Profesionalisme Kepala Sekolah Dalam Perbaikan Mutu Pendidikan, http://dionginanto.blogspot.com/2009/03/profesionalisme-kepala-sekolah-dalam.html, 24 Maret 2010.
5
dan berhak memimpin proses pendidikan di madrasah atau sekolah adalah kepala madrasah atau sekolah, berkaitan dengan kepala sekolah dalam peningkatan mutu SDM, karyawan, dan yang lebih khusus yaitu dalam peningkatan profesionalisme guru atau kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul di atas, maka penulis jelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul skripsi sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar suka berusaha mencapai tujuan kelompok.14 Kepemimpinan juga diartikan sebagai kekuasaan yang digunakan seorang pemimpin untuk menjamin tercapainya hasil yang dikehendaki. 15 Dalam hal ini kepala sekolah yang menjabat sebagai pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi anggotanya untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kinerja guru yang ada di SMP Sultan Agung 1 Semarang, sehingga tercapai sasaran yang di inginkan 2. Kepala sekolah Kepala sekolah adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan berbagai potensi masyarakat, serta orang tua untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. 16 3. Kinerja guru Kenerja guru dalam bahasa inggris dikenal dengan kata performance yang berarti perbuatan, pekerjaan atau pertunjukan. 17 Maka kinerja adalah perbuatan seseorang dalam mengemban tugas dan wewenang yang menjadi 14
Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: Penerbit Alumni, 1984) hlm.298. Panitia istilah manajemen lembaga pendidikan dan pembinaan manajemen, Kamus Istilah Manajemen ,(Jakarta: Balai Aksara, 1983) hlm. 200. 16 Mulyasa, Op. cit, hlm.42. 17 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 425. 15
6
kewajiban dan tanggung jawabnya yang disertai dengan kemampuan dan keahlian profesi. Guru adalah seseorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan, dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.18 C. Fokus Permasalahan Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah, antara lain: 1. Strategi apa yang di gunakan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 2. Bagaimana pelaksanaan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. b. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Secara praktis a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru di SMP.
18
Syafrudin Nurudin dan Basyiruddin Usman, Guru Professional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 8.
7
b. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. c. Sebagai bahan informasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan. 2. Secara teoritis Dengan adanya penelitian ini maka penulis dapat mengetahui tentang kinerja guru khususnya di SMP yang penulis saat ini teliti yaitu di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Disamping itu kiranya dapat menambah kepustakaan khususnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan. F. Kajian pustaka Untuk memperoleh gambaran yang pasti tentang posisi penelitian ini, terdapat beberapa penelitian penelitian lain yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dan acuan untuk kajian pustaka penelitian yang relevan dengan judul “Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ” Anik
Mufaizah
(3103037),
dengan
skripsinya
yang
berjudul
“Kepemimpinan Visioner Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal ”, menunjukkan bahwa kepala MTs Negeri Kendal telah merubah visi madrasah menjadi lebih fokus, berorientasi kedepan dengan cara evaluasi terhadap kepemimpinan setiap tahun dan setiap menyelesaikan suatu program. Senantiasa membina hubungan baik antar guru, karyawan dan siswa. Mengendalikan segala aspek yang ada di madrasah demi kinerja masing-masing bidang dan tetap mendukung kreativitas yang dimiliki para siswa, guru dan karyawan. Kepla MTs Negeri Kendal juga melakukan dorongan bagi tenaga kependidikan dan seluruh siswa agar terus berprestasi dan selalu memberikan informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di MTs Negeri Kendal. Mujiarti (3103236), “Pola Kepemimpinan Kepala Sekilah Di Lembaga Pendidikan Islam Dan Implikasinya Terhadap Mutu Peserta Didik (Studi Kasus
8
Mts Al-Asror Patemon, Gunung Pati Semarang)”. Menunjukakan bahwa pola kepemimpinan merupakan langkah awal yang harus ditetapkan oleh seorang pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinan, Karena kemajuan atau keberhasilan sebuah lembaga pendidikan islam sangat dipengaruhi oleh hal ini. H. Humaidi, BA selaku kepala sekolah di MTs
al-Asror
patemon
gunung
pati
menerapkan
pola
kepemimpinan
kombinasidan bersifat fleksibel yakni perpaduan demokrasi dan sesekali otoriter serta pola kepemimpinan efektif yang berprinsip pada nilai-nilai islam. Implikasi dari penerapan pola kepemimpinan kepala sekolah di MTs al- Asror ini ternyata berimplikasi positif terhadap mutu peserta didik dalam ujian nasional dapat dikategorokan baik. Sedangkan untuk non akademik ditunjukakan dengan sederet prestasi yang diperoleh cukup membanggakan dalam bidang seni, ketrampilan, olahraga dan pengemabangan bakat dan minat maupun potensi lainnya. Masrohah (073111570), dalam skripsinya yang berjudul “Peran Kepala Madrasah Dalam Manajemen Madrasah” mengungkapkan bahwa kepala madrasah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak adalah sebagai penangung jawab utama, konseptor dan pembimbing. Adapun faktor pendukung adalah adanya pembereian otonami bagi kepala madrasah, kepemimpinan madrasah yang professional dan adanya kesempatan orang tua siswa untuk berpartisipasi didalamnya. Sedangkan yang menjadi penghambatnya adalah rendahnya SDM yang dimiliki, terbatasnya sarana dan prasarana, rendahnya kedisiplinan dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam ikut serta merumuskan dan menjalankan program kerja. Upaya-uapaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam melaksanakan manajemen pendidikan di MTs Miftahul Ulum adalah peningkatan kinerja guru, peningkatan kualifikasi akademik guru dan pemenuhan sarana dan prasarana. Skripsi ini ada kesamaan dengan skripsi yang telah di teliti oleh anik munfaizah yaitu sama-sama membahas mengenai peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu, sedangkan perbedaannya yaitu fokus pada penelitian anik
9
munfaizah masih global tentang pelaksanaan
manajemen mutu pendidikan,
dalam skripsi ini menunjukkan bahwa kepala sekolah mempunyai peran penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. sedangkan pada skripsi penulis fokus penelitiannya lebih spesifik yaitu strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru serta dalam skripsi ini juga membahas mengenai strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
G. Metode penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif (lapangan) yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) mengenai suatu masalah.19 Metode penelitian yang digunakan studi kasus yaitu untuk memahami perkembangan guru, para pegawai administrasi, serta siswa. Termasuk juga kepemimpinan kepala sekolah. 2. Sumber data Penentuan sumber data ini terdapat dua buah data yang terkumpul oleh penulis antara lain: a. Data primer, yaitu data yang utama dalam penelitian ini, yang meliputi peran kepemimpinan kepala kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Data ini akan diambil dari sumber yaitu kepala sekolah dan pihak yang berkepentingan. b. Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data sekunder ini akan diperoleh dari kepala sekolah, guru/karyawan mengenai sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, kurikulum, sistem pendidikan dan
19
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Press, 1995), hlm. 18.
10
pengembangan program yang dilaksanakan di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. 3. Metode pengumpulan data Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian diperoleh dengan teknik: a. Wawancara Metode interview atau wawancara yaitu alat pengumpul data atau informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.20 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan bagaimana kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, dalam hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan kepala sekolah dan pihak yang berkepentingan. b. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang diteliti.21 Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung kondisi lingkungan, keadaan peserta didik, kinerja guru dan karyawan, proses pembelajaran dan pengajaran yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.22 Untuk mendapatkan informasi yang lebih valid maka penulis mencari dokumen dari instansi terkait sebagai tambahan untuk bukti penguat. 20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 236. 21 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 54 22 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm.231.
11
4. Triangulasi Data Triangulasi adalah teknik
pemerikasaan keabsahan data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang yang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.23 Triangulasi pada penelitian ini, peneliti gunakan sebagai pemerikasaan melalui
sumberlainnya.
Dalam
pelaksanaannya
peneliti
melakukan
pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru. Lebih lanjut lagi, hasil wawancara tersebut kemudian peneliti cek dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. 5. Analisis data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan 23
Lexi. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.330-331.
12
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan cara mencari makna (meaning).24 Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan untuk menganalisa data dalam hal ini, yaitu dengan menggunakan pola pikir induktif. Yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum. Kemudian dianalisis dengan data yang ada, selanjutnya dengan analisis seperti ini akan diketahui apakah kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sudah sesuai dengan kurikulum yang sekarang ini digunakan, kemudian strategi apa yang ditempuh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan agung 1 Semarang, kaitannya dengan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dan kualitas atau mutu dari pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan juga sejalan dengan perkembengan zaman.
24
Noeng muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),
hlm.104.
13
BAB II STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU
A. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Strategi Kepemimpinan Mengidentifikasikan sebuah srtategi yang ada dalam suatu orientasi pemasaran sangat penting bagi sekolahdan perguruan tinggi. Peran utama kepala sekolah dan tim manajemen senior adalah memberikan contoh teladan kepemimpinan dalam manajemen strategis. The National Standard for Headteachers (TTA, 1998, hal. 9) mengidentifikasi ‘arah dan perkembangan strategis sekolah’ sebagai kunci dan arah utama para kepala bagian. Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan
keunggulan
strategis
perusahaan
dengan
tantangan
lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9,1989). Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: 1. PengertianUmum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2. Pengertian khusus Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
14
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).25
. (Strategi adalah rencana atau cara yang dilakukan untuk mencapi tujuan tertentu pada jangka panjang dengan menggunakan taktik-taktik dan langkah-langkah). Strategy (stratejik) generalship: the science or art of combining and employing the means of war in planning and directing large military movements and operations.27( Strategi adalah ilmu atau seni dalam menyusun alat-alat dalam sebuah perencanaan dan pengarahan dalam sebuah militer). Kepemimpinan
merupakan proses
mengarahkan,
membimbing,
mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain. Kepemimpinan yaitu tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang maupun kelompok bergerak ke arah tujuan tertentu.28 Strategis kepemimpinan adalah tuntutan bagi pemimpin agar bersifat fleksibel dalam mengatasi sesuatu yang tidak diharapkan, dan tuntutan bagi mereka untuk mempunyai ‘visi helikopter’, yaitu suatu kemampuan untuk berpandangan jauh kedepan.
29
Kepemimpinan strategis, sebaliknya,
merupakan seni dan ilmu yang mengfokuskan perhatiannya pada kebijakankebijakan dan tujuan-tujuan dengan rencana-rencana jangka panjang.
25
http:/strategi kepemimpinan/konsep-strategi-definisi-perumusan.html, (senin, 20-12-2010). http://faculty.ksu.edu.sa/Hassan/Courses. (selasa, 28-12-2010). 27 Webbster’s Unabridged Dictionary Of The English Language, (New York: Porland House, 1989), hlm. 1404. 28 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT.Toko Gunung Agung, 1997) hlm. 79. 29 Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategi Kepemimpinan Pendidikan,terj. Fahrurrozi, (Yogyakarta: Ircisod, 2008), hlm. 91-93. 26
15
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi kepemimpinan adalah rencana atau cara yang dilakukan pemimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam kitannya dengan strategi kepemimpinan kepala sekolah, maka tujuan yang akan dicapi yaitu untuk kemajuan suatu lembaga pendidikan.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Kepemimpinan
dapat
diklasifikasikan
sebagai
pendekatan-
pendekatan kesifatan, prilaku dan situasional (contingency) dalam studi tentang kepemimpinan. Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak. Pendekatan yang kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang mempunyai sifat-sifat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun dimana dia berada. Pemikiran sekarang mendasarkan pada pendekatan ketiga, yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan. Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi, tugas-tugas yang dilakukan, ketrampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi, dan sebagainya. Pandangan ini telah menimbulkan contingency pada kepemimpinan, yang dimaksud untuk menetapkan faktorfaktor situasional yang menentukan seberapa besar efektifitas situasi gaya kepemimpinan tersebut.30
30
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003), hlm. 294.
16
Kepemimpinan dapat dipergunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni memepengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.31 Pada konteks pemimpin, Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat AnNisa’ ayat 59. (
:
) …Oä3ZÏB Í•öDF{$# ’Í<'ré&ur tAqß™§•9$# (#qãè‹ÏÛr&ur ©!$# (#qãè‹ÏÛr& (#þqãYtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. (Q.S. An-Nisa’: 59)32 Dalam tafsir Al-Maraghi diterangkan bahwa ulil amri yaitu para umara, hakim, ulama, panglima perang, dan seluruh pemimpin dan kepala yang menjadi tempat kembali manusia dalam kebutuhan dan maslahat umum. Apabila mereka telah menyepakati suatu urusan atau hukum, mereka wajib ditaati. Dengan syarat, mereka harus dapat dipercaya, tidak menyalahi perintah Allah dan sunnah Rasul yang mutawatir, dan di dalam membahas serta menyepakati perkara mereka tidak ada pihak yang memaksa.33 Kepemimpinan adalah proses tindakan mempengaruhi kegiatan kelompok dan pencapaian tujuannya. Didalamnya terdiri dari unsur-unsur kelompok (dua orang atau lebih). Ada tujuan orientasi kegiatan serta pembagian tanggung jawab sebagai bentuk perbedaan kewajiban anggota. Kepemimpinan juga merupakan proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Kata lain proses kepemimpinan itu dijumpai fungsi pemimpin, pengikut anggota dan situasi. Kepemimpinan merupakan hubungan di mana satu orang yakni
31
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: CV. Rajawali, 1983), hlm. 9. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Thoha Putra, 1998), hlm.88. 33 Ahmad Mushtafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: CV. Toha Putra, 1986), hlm. 119. 32
17
pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya mencapai tujuan. Kepemimpinan yaitu suatu pokok dari keinginan manusia yang besar untuk
menggerakkan
potensi
organisasi.
Weber
mengemukakan
kepemimpinan merupakan suatu kegiatan membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu yang merupakan tujuan bersama, kepemimpinan merupakan sejumlah aksi atau proses seseorang atau lebih menggunakan pengaruh, wewenang, atau kekuasaan terhadap orang lain untuk menggerakkan sistem sosial guna mencapai tujuan sistem sosial. 34 Leader are persons others want to follow. Leaders are the ones who command the trust and loyalty of followers - the great persons who capture the imagination and admiration of those with whom they deal.
35
Pemimpin adalah seseorang yang diikuti. Pemimpin adalah seseorang yang berkuasa atas kepercayaan dan kesetiaan pengikut, seseorang yang mewujudkan imajinasi dengan kesepakatan bersama. Jadi
pengertian-pengertian
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain atau kelompok bawahan guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kepala sekolah atau sekolah merupakan pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh karena itu, pada pendidikan modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius. Keberhasilan
suatu
lembaga
pendidikan
sangat
tergantung
pada
kepemimpinan kepala sekolah. Karena dia sebagai pemimpin di lembaganya, maka dia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan
34
Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV.Alfabeta, 2000), hlm.
145. 35
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 39.
18
yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan dan mampu melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik. Adapun standar kompetensi kepala sekolah yaitu: a. Kompetensi kepribadian, meliputi: 1) Berahlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi ahlak mulia, dan menjadi teladan ahlak mulia bagi komunitas di sekolah. 2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengenbangan diri sebagai kepala sekolah. 4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah. 6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. b. Kompetensi manajerial, meliputi: 1) Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan. 2) mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan. 3) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif. 5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 6) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 7) mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. 8) mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.
19
9) mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas peserta didik. 10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. 11) mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. 12) mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah. 13) Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah. 14) mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. 15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah. 16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. c. Kompetensi kewirausahaan, meliputi: 1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah. 2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif. 3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsunya sebagai pemimpin sekolah. 4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah. 5) Memiliki naluri kewirausahaan dan mengelola kegiatan produksi atau jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik. d. Kompetensi supervise, meliputi:
20
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. e. Kompetensi sosial, meliputi: 1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah. 2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.36 Bentuk atau gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau pola perilaku dan strategi yang disukai dan diterapkan oleh seorang pemimpin. A Dale Timpe (1999, hlm. 122) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan sebagaimana yang dikemukakan oleh Bill Woods adalah: a. Otokratis Pemimpin otokratis membuat keputusannya sendiri karena kekuasaan terpusatkan dalam diri satu orang yang memikul tanggung jawab. Karena ia memikul tanggung jawab dan wewenang sacara penuh. Keputusan dipaksakan dengan menggunakan imbalan dan bawahan memiliki kehawatiran akan dihukum. Karena apabila wewenang dari pemimpin otokratis menekan, bawahan merasa takut dan tidak pasti. Pada kepemimpinan otokratis pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Pemimpin otokratis dapat menjadi otokrat kebapakan. Bawahan ditangani secara efektif dan dapat memperoleh jaminan dan kepuasan. Pemimpin otokratis juga hanya memberikan perintah, memberikan pujian dan menuntut loyalitas bahkan dapat membuat bawahan merasa ikut serta 36
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), hlm. 117-118.
21
dalam membuat keputusan walaupun mereka hanya mengerjakan apa yang diperintahkan atasan. b. Demokratis Pemimpin yang demokratis disebut juga pemimpin partisipatif, selalu berkomunikasi dengan kelompok mengenai masalah-masalah yang menarik perhatian mereka dan mereka dapat menyumbangkan sesuatu untuk menyelesaikan ikut serta dalam penetapan sasaran. Keikut sertaan bawahan ini mendorong komitmen anggota pada keputusab akhir. Walaupun keputusan masih tetap pada pemimpin, karena beberapa tanggung jawab yang dipikulnya. Pemimpin yang demokratis menetapkan situasi dimana individu dapat belajar, mampu memantau performan sendiri, memperkenanakan bawahan menetapkan sasaran yang menantang, menyediakan kesempatan untuk meningkatkan metode kerja dan pertumbuhan pekerjaan serta mengakui pencapaian dan membantu pegawai belajar dari kesalahan. c. Laissez faire (kendali bebas) Pemimpin penganut gaya ini memberikan kekuasaan kepada bawahan. Kelompok dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri. Pengarahan tidak ada atau hanya sedikit. Gaya ini biasanya tidak berguna tetapi dapat menjadi efektif dalam kelompok profesional yang termotivasi tinggi. Karena kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain, maka kedudukan pengawas dalam organisasi memberinya wewenang yang diperkuat dengan rasa hormat dan kepercayaan oleh bawahan pada pengawasnya.37
37
Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 195-196.
22
3. Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen di Sekolah Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, atau kegunaan suatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar organisasi. 38 Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan fungsi kepemimpinan dalam kehidupan sekolah. a. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada sikap para guru, staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antarkelompok. Dalam menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertindak arif , bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianakemaskan. Dengan kata lain sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat diciptakan semangat kebersamaan diantara mereka yaitu guru, staf dan para siswa (arbritating). b. Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masingmasing (suggesting).
38
Ibid, hlm. 167.
23
c. Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan memerlukan berbagai dukungan. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf, dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan suasana yang mendukung. Tanpa adanya dukungan yang disediakan oleh kepala sekolah, sumber daya manusia yang ada tidak mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik (supplying objectives). d. Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah (catalysing). Sesuai dengan misi yang dibebankan kepada sekolah, kepala sekolah harus mampu membawa perubahan sikap prilaku, intelektual anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan. e. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara individual maupun kelompok. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman di dalam lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari perasaan gelisah, kekhawatiran
serta
memperoleh
jaminan
keamanan
dari
kepala
sekolah(providing security). f. Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang yang mewakili kehidupan sekolah di mana, dan dalam kesempatan apapun. Oleh sebab itu, penampilan seorang kepala sekolah harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati baik sikap, prilaku maupun perbuatannya (representing).
24
g. Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu mebangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara tanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah (inspiring). h. Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Untuk itu kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun yang yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan dan sebagainya (praising).39 Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendaya gunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. a. Perencanaan (planning) Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Planning is determining organizational goals and a means for achieving them40(Planning adalah merencanakan tujuan dari organisasi dan sebuah alat untuk mencapai tujuan itu). Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin (Roger A. Kauffman, 1972). 39
Wahjosumidjo, Op. Cit., hlm.106-109. Chuck Williams, Management, (united states of America: South-Western College Publishing, 2000), hlm.7. 40
25
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2) pemilihan
program untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan
pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.41 b. Pengorganisasian (organizing) Setelah perencanaan dilakukan maka perlu ditetapkan pembagian tugas diantara orang yang terlibat agar masing-masing tahu apa yang harus dikerjakan, inilah yang disebut pengorganisasian. Jadi pengorganisasian adalah bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat dicapai secara efektif. 42 Pengorganisasian menurut Terry dalam bukunya Syaiful Sagala adalah pembagian pekerjaan yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan diantara mereka
dan
pemberian
lingkungan
pekerjaan
yang
sepatutnya.
Pengorganisasian merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manajer pada semua tingkatan, jenis kegiatan, dan bentuk organisasi besar atau kecil, bisnis atau Negara. Kegiatan pengorganisasian adalah untuk menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Pengorganisasian sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan. Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing organisasi.
41
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.49. 42 Ibid, hlm.71.
26
Salah satu prinsip pengorganisasian adalah terbaginya tugas dalam berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian yang efektif adalah pembagian yang habis dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam sub-sub unit kerja atau komponen-komponen organisasi. Menurut Sergiovanni (1987:315): “Four competing requirements for organizing that should be considered are legitimacy, efficiency, effectiveness, and axcelence” (Empat tuntutan kemampuan dalam mengorganisasi yang harus dipertimbangkan adalah keafsahan,
efisiensi,
efektifitas,
dan
keunggulan).
Pendapat
ini
menggambarkan bahwa ada empat syarat yang harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian yaitu: 1. Legitimasi (legitimacy), memberikan respond an tuntunan eksternal, yaitu sekolah mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat meyakinkan pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai tujuan melakukan tindakan melalui sasaran. 2. Efesiensi (efficiency), pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu, uang, dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuannya, yaitu menentukan alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan sumber daya sekolah. 3. Keefektifan (effectiveness), menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan menentukan personel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya. 4. Keunggulan (axcelence), menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksanakan fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.43 c. Penggerakan (actuating) Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut The Liang Gie merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah, menugaskan, 43
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 61-63.
27
menjuruskan,mengarahkan,
dan menuntun karyawan
atau personel
organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Memberi dorongan atau menggerakkan (actuating) mencakup kegiatan yang dilakukan manajer untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan
yang
ditetapkan
dalam
perencanaan
dan
pengorganisasian agar tujuan tercapai. Terry dalam bukunya Syaiful Sagala menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Seorang pemimpin hanya mungkin melakukan penggerakan dengan sebaik-baiknya
apabila
bawahannya
menaruh
kepercayaan
dan
penghargaan terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau manajer yang ingin melaksanakan kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas dirinya agar menjadi seorang pemimpin (leader) dengan memiliki formal authority, technical authority dan personal authority yang memadai. Dalam konteks organisasi sekolah, actuating berarti kepala sekolah memberi petunjuk-petunjuk kepada guru dan personel sekolah lainnya bagaimana
cara
tugas-tugas
harus
dilaksanakan
dan
dilaporkan,
memberikan bimbingan selanjutnya dalam rangka perbaikan cara-cara kerja, mengadakan pengawasan dan kontrol terhadap pelaksanaan intruksiintruksi. Kepala daerah, kepala dinas pendidikan, dan kepala sekolah perlu melakukan penggerakan dengan cara memberi semangat dan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan jujur. Penggerakan itu penting, agar aparat pendidikan di daerah dan para guru disekolah tidak menyimpang dari arah yang telah ditetapkan, menghindarkan kesalahankesalahan yang diperkirakan dapat timbul dalam pekerjaan-pekerjaan dan
28
sebagainya. Penggerakan ini menggambarkan bahwa pimpinan pemberi arah yang jelas dalam pelaksanaan usaha penyelenggaraan pendidikan di daerah dan disekolah menurut pola dan rencana yang telah disusun bersama. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari para guru dan personel lainnya di sekolah, memberi penghargaan, pemimpin, memberi kompensasi, dan memberi dukungan yang kuat agar guru dan personel sekolah melaksanakan tugas memberikan layanan belajar kepada peserta didiknya dengan antusias.44 d. Pengawasan (controlling) Untuk memastikan bahwa semua program dan kegiatan telah dan sedang dilaksanakan sesuai yang direncanakan, maka setiap organisasi melakukan kegiatan pengawasan atau kontrol. Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar: 1. Perilaku personalia organisasi mengarah ketujuan organisasi, bukan semat-mata ketujuan individual. 2. Agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Secara
umum
pengawasan
dikaitkan
dengan
upaya
untuk
mengendalikan, membina dan pelurusan sesuatu dalam kegiatan organisasi sebagai uapaya pengendalian mutu dalam arti luas. Dengan demikian jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Robbins (1982: 376) menyatakan pengawasan adalah proses monitor aktivitas-aktivitas
untuk
mengetahui
apakah
individu-individu
dan
organisasi itu sendiri memperolah dan memanfaatkan sumber-sumber secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973: 74) yaitu sebagai
44
Ibid, hlm. 64-65.
29
fungsi
sistem
yang
melakukan
penyesuaian
terhadap
rencana,
mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa sasaran pengawasan adalah perilaku individu sebagai orang-orang yang memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan. Pengertian ini menacu pada dua hal yaitu performan personel dalam memproses obyek dan hasil pendidikan. 45 Massie (1973: 89-91) yang dikutip oleh Made Pidarta mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kontrol atau pengawasan, ialah: 1. Tujuan kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan. 2. Kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai bakan revisi dalam mencapai tujuan. 3. Harus fleksibel dan resposif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan. 4. Cocok dengan organisasi, pendidikan misalnya adalah organisasi sebagai sistem terbuka. 5. Merupakan kontrol diri sendiri. 6. Bersifat lansung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat pekerja. 7. Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan.46 Pengawasan meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha untuk pencapaian tujuan maupun tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan tidak efisien, menjadi efektif dan efisien. 4. Tujuan dan Strategi kepemimpinan kepala sekolah pada Lembaga Pendidikan Islam Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga 45 46
Ibid, hlm. 70-71. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004), hlm.
159.
30
kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif. Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. a. Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerja sama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. b. Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati. c. Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif).47 Sejarah pertumbuhan peradapan manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pemimpin dalam organisasi tersebut. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki kemampuan diantaranya yang berkaitan dengan disiplin pegawai, motivasi, dan penghargaan. a. Pembinaan disiplin Seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama disiplin diri (self-discipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus mampu membantu pegawai mengembangkan pola dan meningkatkan standar
47
Mulyasa , Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.103-104.
31
perilakunya, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin. Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerjasama, dan merupakan kebutuhan rasa hormat terhadap orang lain. Taylor and User (1982) dalam bukunya Mulyasa mengemukakan strategi umum membina disiplin sebagai berikut. Konsep diri; strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri setiap individu
merupakan faktor penting dari setiap perilaku.
Untuk
menumbuhkan konsep diri, pemimpin disarankan bersifat empatik, menerima,
hangat,
mengeksplorasikan
dan
terbuka
sehingga
pikiran
dan
perasaannya
para
pegawai
dalam
dapat
memecahkan
masalahnya. Keterampilan berkomunikasi; pemimpin harus menerima perasaan pegawai dengan teknik komunikasi yang dapat menimbulkan kepatuhan dari dalam dirinya. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; perilaku-perilaku yang salah terjadi karena pegawai telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku salah yang disebut misbehavior. Untuk itu pemimpin disarankan a) menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah sehingga membantu pegawai dalam mengatasi perilakunya, serta b) memanfaatkan akibatakibat logis dan alami dari perilaku yang salah. Klarifikasi nilai; strategi ini dilakukan untuk membantu pegawai dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri. Latihan
keefektifan
pemimpin;
metode
ini
bertujuan
untuk
menghilangkan metode represif dan kekuasaan, misalnya hukuman dan ancaman melalui model komunikasi tertentu.
32
Terapi realitas; pemimpin perlu bersukap positif dan bertanggungjawab. Untuk menerapkan berbagai strategi tersebut, kepala sekolah harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. b. Pembangkitan motivasi Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain kearah efektivitas kerja. Dalam hal tertentu motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Setiap pegawai memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lain berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kinerjanya. Perbedaan pegawai tidakhanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam spikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja, perlu diupayakan untuk membangkitkan motivasi para pegawai dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja. Callahan and Clark (1988) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu. Mengacu pada pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa motivasi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam suatu lembaga. Para pegawai akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang sangat tinggi. Apabila para pegawai memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau
33
kegiatan. Dengan kata lain, seorang pegawai akan melakukan semua pekerjaan dengan baik apabila ada faktor pendorong (motivasi). Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan membangkitkan motivasi para pegawai sehingga kinerja mereka meningkat.48 c. Penghargaan Penghargaan (rewards) sangat penting untuk meningkatkan kegiatan yang produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Dengan penghargaan, pegawai akan terangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi pegawai secara terbuka sehingga setiap pegawai memiliki peluang untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien agar tidak menimbulkan dampak negatif. 49
B. Kinerja Guru 1. Pengertian kinerja guru Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).50 Pengertian kinerja telah dirumuskan oleh beberapa ahli manajemen antaralain sebagai berikut: Bernardi dan russel 1993 (dalam bukunya Achmad S. Ruby) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
48
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.117-120. 49 Ibid, hlm.125-126. 50 A. A. Anwar Prabu Mangku Negara, Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 67.
34
Handoko dalam bukunya manajemen personalia dan sumberdaya mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Prawiro suntoro, 1999 (dalam bukunya Merry Dandian Panji) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam
suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai factor
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.51 Stone, 1978 stated in his management bode that implementation is functions of motivation, competence and rule perception,
52
(Stone, 1978
dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan dan persepsi peranan). Anwar Prabu Mangku Negara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikannya.53 Kinerja adalah perbuatan seseorang dalam mengemban tugas dan wewenang yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya yang disertai dengan kemampuan dan keahlian profesi. Guru adalah “seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-bainya
dengan
anak
didik,
51
sehingga
menjunjung
tinggi,
Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 121. 52 Ibid, hlm. 123. 53 Anwar Prabu Mangku Negara, op. cit, hlm. 67.
35
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan”. 54 Guru merupakan orang yang bekerja pada bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing sesuai dengan potensi dirinya.55 Guru merupakan komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang sangat berperan dalam mengantarkan siswa-siswanya pada tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Gurulah yang memikul tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan program pengajaran. Oleh karena itu, mengajar adalah pekerjaan profesional karena menggunakan teknik dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, terencana dan kemudian dipergunakan demi kemaslahatan orang lain. Menurut Hamzah B Uno (2008: 15) tenaga pengajar (guru) merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Dengan demikian prihal tenaga pengajar dengan kinerjanya adalah menyangkut seluruh aktivitas yang ditunjukkan oleh tenaga pengajar dalam tanggung jawabnya sebagai orang yang mengemban suatu amanat dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, memandu peserta didik dalam rangka menggiring perkembangan peserta didik kearah kedewasaan mental-spiritual maupun fisik-biologis. Kinerja pengajar atau guru adalah perilaku atau respons yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi suatu tugas. Kinerja tenaga pengajar atau guru menyangkut semua kegiatan
54
Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press,2003), hlm. 8. 55 H. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), hlm. 123.
36
atau tingkah laku yang dialami tenaga pengajar, jawaban yang mereka buat, untuk memberi hasil atau tujuan. 56 Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah prestasi yang dicapai oleh seorang guru dalam mengelola dan melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran sesuai dengan ukuran yang berlaku bagi pekerjaannya.
2. Standar kinerja guru Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan atau pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Untuk mencapai standar pencapaian proses pendidikan melalui peningkatan dan perbaikan profesional guru serta mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.57 Menurut Johnson (1974) yang dikutip dalam bukunya Wina Sanjaya menyatakan: “competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition”. Menurutnya, kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.58 Menurut Muhammad Uzer Usman kompetensi berarti
56
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Persada Press, 2010),
57
Hasan Alwi, et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm.
hlm. 87. 584. 58
Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 17.
37
suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik yang kualitatif maupun kuantitatif. 59 Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tantang Guru dan Dosen pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.60 Dalam PP RI No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan komperensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 61 Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan dasar atau kecakapan yang harus dimiliki oleh seseorang guru yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik untuk menentukan suatu hal serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengelolaan adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.62 Dan pembelajaran
adalah
proses
interaksi
antara
peserta
didik
dengan
lingkungannya, sehingga terjadi suatu perubahan kearah yang lebih baik.63 Jadi kompetensi pengelolaan pembelajaran adalah kemampuan atau ketrampilan guru dalam mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan proses mengajar di kelas mulai dari pembuka pelajaran sampai pada pelaksanaan penilaian dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai pengelola
pembelajaran
(learning
59
manajer),
guru
berperan
dalam
Moh Uzzer Utsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm. 4. Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, hlm. 7. 61 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005, hlm. 18. 62 Sondang. P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 5. 63 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.100. 60
38
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Kompetensi ini merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru, karena jika guru mampu melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik, maka kinerja guru akan dikatakan baik pula. Dan kinerja itu sendiri dapat dilihat dari bagaimana seseorang guru dalam mengelola pembelajaran baik sebelum proses belajar mengajar berlangsung sampai pada saat proses pembelajaran. Sebagai mana pendapat berikut ini: 1. Menurut Nana Sudjana, kinerja guru terlihat dari keberhasilannya didalam meningkatkan proses dan hasil belajar, yang meliputi: a. Merencanakan program belajar mengajar. b. Melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar c. Manilai kemajuan proses belajar mengajar d. Menguasai bahan pelajaran.64 2. Menurut Suharsimi Arikunto, kinerja guru dapat dilihat dari kegiatan mengajar yang dilaksanakan melalui prosedur yang tepat, yaitu dengan: a. Membuat persiapan mengajar, berupa menyusun persiapan tertulis, mempelajari pengetahuan yang akan diberikan atau ketrampilan yang akan dipraktekkan di kelas, menyiapkan media, dan alat-alat pengajaran yang lain, menyusun alat evaluasi. b. Melaksanakan pengajaran dikelas, berupa membuka dan menutup, memberikan penjelasan, memberikan peragaan, mengoperasikan alatalat pelajaran serta alat Bantu yang lain, mengajukan pertanyaan, memberikan jawaban melakukan program remedial. c. Melakukan pengukuran hasil belajar, berupa pelaksanaan kuis (pertanyaan singkat), melaksanakan tes tertulis, mengoreksi, memberikan skor, menentukan nilai akhir. 65 Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar proses pengajaran berjalan dengan lancar salah satunya dengan menggunakan prosedur yang tepat dalam mengajar. 64
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987), hlm. 19. 65 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 243.
39
3. Syafrudin Nurdin, menjelaskan bahwa kinerja guru itu terlihat dari aktifitas yang dilakukan dalam mempersiapkan pengajaran dikelas, yang meliputi: a. Mengidentifikasi secara cermat pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang telah digariskan dalam kurikulum. b. Menentukan kelas atau semester dan alokasi waktu yang akan digunakan. c. Merumuskan tujuan intruksional umum. d. Merumuskan tujuan intruksional khusus. e. Merinci materi pelajaran yang didasarkan kepada bahan pengajaran dan GBPP dan TIK yang hendak dicapai. f. Merencanakan kegiatan belajar mengajar secara cermat, jelas dan tegas, sistematis, logis sesuai dengan TIK dan materi pelajaran. g. Mempersiapkan dan melakukan variasi dan kebutuhan siswa lainya. h. Memilih alat peraga, sumber bahan dari buku dan masyarakat. i. Merancang secara teliti prosedur penilaian dan evaluasi. j. Menggunakan bahasa yang jelas, mudah dipahami dan sesuai dengan EYD. k. Menyusun satuan pelajaran.66 Setelah rencana pengajaran atau satuan pelajaran siap disusun, langkah selanjutnya yang akan dikerjakan oleh guru yaitu melaksanakan proses belajar mengajar dikelas. 4. Suryosubroto mengemukakan bahwa kinerja guru dapat dilihat dari tugas yang dilakukan berkenaan dengan pembelajaran atau proses belajar mengajar yang tercakup dalam 10 kompetensi guru, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
66
Menguasai bahan pelajaran Mengelola program belajar mengajar Mengelola kelas Menggunakan media atau sumber Menggunakan lndasan-landasan pendidikan Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar Menilai prestasi siswa Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.67
Syafrudin Nurdin dan Basyirudin Usman, Op. Cit., hlm.90-91.
40
Kompetensi professional merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki guru. Kompetensi tersebut dikembangkan berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan guru. Oleh karena itu, sepuluh kompetensi tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru dalam membelajarkan anak didik. Dengan demikian, untuk memperoleh predikat kinerja guru dengan baik. Maka ada banyak hal yang harus dilakukan dan diperlihatkan guru dalam kegiatan proses belajar mengajarnya, baik pekerjaan yang sifatnya tertulis maupun yang tidak tertulis. Sehingga sebagai guru harus bisa memahami akan tugasnya sebagai pengelola pembelajaran, melaksanakannya, dan berhasil dalam mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik sangat ditentukan oleh konsekuensi dan kepiawaian dalam memilih strategi mengajar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Menurut Meier (1965), perbedaan kinerja antara orang yang satu dengan yang lainnya didalam situasi kerja adalah perbedaan karakteristik dari individu. Disampung itu, orang yang sama dapat menghasilkan kinerja yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Semua ini menerangkan bahwa kinerja itu pada garis besarnya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor individu dan faktor situasi. Mulyasa mengungkapkan beberapa model faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja. Untuk memahami tentang kinerja tenaga kependidikan, berikut disajikan beberapa pendapat menurut pengertian operasional sebagai berikut:
67
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 4-
5.
41
a. Model Vroomian Vroom mengemukakan bahwa “performance = F (Ability X Motivasion)”. Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi. Hubungan perkalian tersebut mengandung arti bahwa: jika seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan kemampuan yang rendah. b. Model Lawler dan Porter Lawler dan Porter (1976) mengemukakan bahwa: “performance = Effort X Ability X Role perceptions”. Effort adalah banyaknya energi yang dikeluarkan seseorang dalam situasi tertentu, abilities adalah karakteristik individu seperti intelegensi. Ketrampilan, sifat sebagai kekuatan potensial untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan role perceptions adalah kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan atasan lansung tentang yang harus dikerjakan. c. Model Ander dan Butzin Ander dan Butzin (1982) mengajukan model kinerja sebagai berikut: “Future performance = past performance + (Motivation X Ability)”. Formula terakhir menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil interaksi antara motivasi dengan ability, orang yang tinggi ability-nya tetapi rendah motivasinya, akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi ability-nya rendah.68 Dari beberapa pendapat diatas, penulis lebih sepakat menurut pendapat Lawler dan Porter yang mana seorang pendidik menjalankan tugas harus sesuai dengan sistem yang telah ditentikan dan hasilnya sesuai dengan apa yang ia usahakannya.
68
Mulyasa, Op. Cit, hlm. 136-137.
42
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (1964) yang merumuskan bahwa: a) Humam performance = ability + motivation. b) Motivation = Attitude + situation. c) Ability = knowledge + skill.69 Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pejerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudak mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right plece. The right man on the right job).70 Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.71 Menurut Syarif Mangkuprawira dan Aida Vitayala (2007: 155) kinerja merupakan suatu kontruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor instrinsik guru 69
Anwar Prabu Mangkunegara, Op. Cit. hlm. 67. Ibid, hlm. 67. 71 Ibid, hlm. 68. 70
43
(personal/individual) atau SDM dan ekstrinsik, yaitu kepemimpinan, sistem, tim, dan situasional. Uraian rincian faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a) Faktor personal / individual, meliputi unsur pengetahuan, ketrampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, komitmen yang dimiliki oleh tiap individu guru. b) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan tem leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada guru. c) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim. d) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan sekolah, proses organisasi (sekolah) dan kultur kerja dalam organisasi (sekolah). e) Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. 72
C. Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kinerja Guru Kepala sekolah meruapakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Dalam melaksankan tugas dan fungsinya, jajaran pimpinan pada dinas pendidikan termasuk kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan masing-masing, yang sangat mempengaruhi kinerja para tenaga kependidikan dilingkungan kerjanya masing-masing. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan
72
Martinis Yamin dan Maisah, Op. Cit, hlm. 129-130.
44
pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian dalam bukunya Mulyasa sebagai berikut: “Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia itu. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang bersangkutan. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut adalah pimpinan dalam organisasi tersebut”.73 Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika di selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan
kinerja
personel,
terutama
meningkatkan
kompetensi
profesional guru”. Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi. Delapan peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) manajer; (2) educator (pendidik); (3) administrator; (4) evaluator; (5) supervisor; (6) leadership (pemimpin); (7) inovator; dan (7) enterpreneurship;
73
Mulyasa, Op. Cit. hlm. 158-159.
45
Merujuk kepada delapan peran kepala
sekolah
sebagaimana
disampaikan di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru. 1. Kepala sekolah sebagai manajer Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain. 2. Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik) Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. 3. Kepala sekolah sebagai administrator Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena
itu kepala sekolah
46
seyogyanya dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru. 4. Kepala sekolah sebagai evaluator Untuk menilai kinerja guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan. Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kempuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. 5. Kepala sekolah sebagai supervisor Untuk
mengetahui
sejauh
mana
guru
mampu
melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukakan bahwa “ menghadapi kurikulum yang berisi perubahanperubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka”. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum
47
sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik 6. Kepala sekolah sebagai leadership (pemimpin) Dalam teori kepemimpinan ada dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan (E. Mulyasa, 2003). 7.
Kepala sekolah sebagai inovator Dalam kaitannya sebagi inovator kepala sekolah diharapkan mampu memberikan inovasi-inovasi baru dalam lembaga yang dipimpinnya. Karena melihat teknologi sekarang ini yang semakin maju, kepala sekolah diharapkan mampu mengadakan hal-hal yang baru untuk kemajuan pendidikan.
8. Kepala sekolah sebagai enterpreneurship Dalam menerapkan prinsip-prinsip enterpreneurship dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
48
Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. 74 Dalam kaitannya dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, perlu dipahami bahwa setiap kepala sekolah bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga kependidikan, dan dia sendiri harus berbuat baik. Kepala sekolah juga harus menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Fungsi pemimpin hendaknya diartikan seperti motto Ki Hajar Dewantara: Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani (di depan menjadi teladan, di tengah membina kemauan, di belakang menjadi pendorong/memotivasi).75 Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan, sehingga kepala sekolah dituntut untuk mempunyai taktik atau kiat yang tepat dan senantiasa meningkatkan efektifitas kinerjanya. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini: a. Mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif. b. Dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. c. Mempu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif. d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lainnya. e. Bekerja dengan tim manajemen. 74
Akhmad Sudrajat, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru, http://www.psb-psma.org/content/blog/peran-kepala-sekolah-dalam-meningkatkan-kompetensi-guru, 30 Maret 2010. 75 Mulyasa, Op. Cit, hlm. 160.
49
f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun kelompok. Perilaku instrumental merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasikan dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong dan memotivasi guru untuk bekerja sama dan meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Upaya atau kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan kerja guru antara lain melalui, pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan. 76
76
Mohamad Yasin Yusuf, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, File:///D: / aq/ kepemimpinan-kepala-sekolah-17 html, 27 September 2010.
50
BAB III STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 EMARANG A. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1 semarang 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di Kecamatan Semarang Timur. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung dengan Notaris Raden Mas Soetomo Soeprapto, SH. No. 1989. Keberadaan SMP Islam Sultan Agung tidak dapat dipisahkan sejarahnya dari TK AL-Falah yang didirikan pada tahun 1950 oleh Ustadz Tahir Nuri dan Abu Bakar Assegaf di Kampung Mustramam. Setelah berdirinya TK tersebut, masyarakat merasa perlu untuk mendirikan sekolah-sekolah yang lebih tinggi agar dapat menampung anak-anak mereka yang telah lulus Taman Kanakkanak (TK), Sekolah Rakyat (SR), atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Akhirnya berkat dorongan, desakan dan bantuan infaq dari masyarakat pada tahun 1954 berhasil didirikan SR dan Sekolah Menengah Diniyah. Sekolah ini adalah untuk mendidik calon-calon Guru Madrasah Ibtida’iyah dan lama pendidikannya adalah selama 4 tahun. Sebelum tahun tersebut kelas IV pindah ke Ma’had (pondok) dan pada tahun itu sudah meluluskan Sekolah Rakyat yang pertama. Pada tahun 1970 oleh pihak sekolah, murid-murid kelas III dan IV dicoba untuk diikut sertakan pada ujian Sekolah Menengah Pertama dan ternyata hampir 100% lulus ujian. Sejak itu dengan berbagai pertimbangan akhirnya sekolah Menengah Diniyah dirubah menjadi SMP Badan Wakaf 1 / SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang pada tahun itu juga.
51
Adapun tujuan didirikannya SMP Badan Wakaf 1 adalah: a. Hendak melaksanakan tujuan pendidikan Agama Islam yaitu membentuk manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara. b. Bersama-sama dengan potensi lain ikut mengembangkan ketrampilan, pengalaman, pengetahuan untuk membangun masyarakat Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang menyesuaikan dengan kurikulum SMP ditambah dengan pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab. Berkat pengelolaan yang baik, pada tahun 1972, sekolah ini diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan ujian sendiri.77 Dalam perkembangan selanjutnya karena kuantitas murid yang semakin bertambah, sedang ruangan yang ada waktu itu sangat terbatas, maka oleh pihak yayasan pada tahun 1988/1989 SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dipindahkan ke Jalan Seroja Selatan No. 14 A, yang memiliki fasilitas, sarana dan prasarana belajar yang lebih baik.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang a. Visi Sekolah Sebagai lembaga pendidikan dasar Islam lanjutan terkemuka dalam menanamkan
nilai-nilai
islam
dan
meletakkan
dasar-dasar
ilmu
pengetahuan untuk mempersiapkan kader umat yang beriman dan bertaqwa serta menguasai dan berprestasi sehingga siap berkembang menjadi generasi khaira ummah. b. Misi Sekolah Misi sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah sebagai berikut:
77
Buku Informasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
52
1) Mengembangkan konsep dinalis operasional kader generasi khaira ummah, dan proses pendidikannya. 2) Mengembangkan kualitas bahan pendidikan dan bahan ajar sejalan dengan niali-nilai islam dan perkembangan mutaakhir ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Mengembangkan kualitas sistem, dan teknologi pendidikan dalam pendidikan nilai-nilai islam dan penguasaan iptek, sejalan dengan perkembangan teknologi pendidikan. 4) Membangun kualitas guru sebagai pendidik profesional yang tafaqquh fiddin. 5) Menyelenggarakan sarana dan pra sarana pendidikan yang bermutu tinggi. 6) Menciptakan budaya sekolah Islam. 7) Menjadikan kemajuan dan keberhasilan peserta didik dalam proses pendidikan sebagai pusat orientasi dan tujuan yang paling diutamakam dalam semua kegiatan. c. Tujuan Sekolah 1) Tersusunnya konsep dinamis dan operasional tentang kader generasi khaira ummah, dan proses pendidikannya. 2) Terselenggaranya proses pendidikan membangun kader generasi khaira ummah. 3) Terselenggaranya prosesa peningkatan mutu bahan pendidikan niali-nilai islam secara berkelanjutan. 4) Terselenggaranya proses peningkatan mutu bahan ajar yang teruji secara universal dan berkelanjutan. 5) Terselenggaranya kontinuitas proses peningkatan kualitas sistem dan metode pendidikan. 6) Terwujudnya pemanfaatan dan pemutakhiran teknologi pendidikan.
53
7) Terselenggaranya proses berkelanjutan peningkatan kualitas guru sebagai pendidik berakhlak mulia, tafaqquh fiddin, dan teladan bagi peserta didik. 8) Terselenggaranya proses berkelanjutan peningkatan kualitas guru dalam penguasaan bahan pendidikan dan bahan ajar, metodologi pembelajaran, dan teknologi pendidikan. 9) Terselenggaranya sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan pendidikan bermutu tinggi. 10) Terwujudnya sistem pendidikan yang berorientasi kepada kepentingan siswa. 11) Terwujudnya budaya sekolah islam. 12) Terlahirnya kader-kader generasi khaira ummah, yaitu para lulusan yang: a) Berakhlak mulia b) Hafal Al-qur’an juz 30 dengan bacaan yang benar, baik dan faham maknanya c) Mampu berbahasa inggris dan arab secara aktif d) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi e) Sehat dan trampil.
3. Letak Geografis SMP Islam Sultan Agung I Semarang terletak di jalan Seroja Selatan No. 14 A, Semarang. Terletak di pusat Kota Semarang sehingga sangat strategis. Sangat mudah dijangkau dengan segala jenis transportasi yang ada, sehingga diharapkan banyak menarik minat para calon siswa. Meskipun terletak di dekat jalan raya, suasana kelas tidak terganggu dengan polusi udara dan suara bising dari jalan raya. Hal ini karena ditunjang dengan tatanan ruang kelas yang baik. Denah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang terlampir.78
78
Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang,2010/2011
54
4. Struktur Organisasi Untuk memperlancar program kerja organisasi, serta terselenggaranya kerjasama yang baik dan harmonis agar semua kegiatan dapat terkontrol dan terorganisasi dengan balk, maka SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang membentuk kepengurusan. Adapun struktur organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, terlampir.79
5. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru Tenaga pengajar di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang pada tahun ajaran 2010/ 2011 berjumlah 21 guru kelas dan bidang studi. Mereka merupakan guru- guru yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Data guru tentang status, jabatan, tugas mengajar terlampir. Tabel 3.1 Data Guru/ Staf Jumlah Gur u 14
Guru / Staf Guru tetap
Keterangan S1
Guru tidak tetap
7
S1
Guru PNS dipekerjakan
0
-
Staf TU
6
SMU
b. Keadaan Karyawan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang memiliki 7 karyawan yang diantaranya 4 berstatus karyawan tetap dan 3 yang berstatus karyawan tidak tetap. Data karyawan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang terlampir.
79
Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/2011
55
c. Keadaan Siswa Keadaan siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan di suatu lembaga pendidikan, di mana proses belajar mengajar berlangsung. Tanpa adanya siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang pada tahun 2010/ 2011 mempunyai siswa sebanyak 358 anak, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Data Siswa SMP Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/ 2011 NO 1
KELAS VII
JUMLAH 129
2
VIII
129
3
1X
100
JUMLAH
358
Sumber: data SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Para siswa yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagian besar dari masyarakat sekitar kota Semarang sendiri, karena sekolahan tersebut juga terletak di pusat kota Semarang. d. Sarana dan Prasarana Proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan lancar apabila didukung dengan sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan prasarana yang memadai di setiap sekolah sangatlah menunjang dan menentukan keberhasilan pendidikan. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang terlampir.80
80
Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/2011
56
6. Kurikulum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum KTSP. Adapun rencana program kurikulum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tahun ajaran 2010/2011 terlampir.
7. Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. Kegiatan tersebut meliputi bidang seni, umum dan olahraga. Seperti rebana, drumband, fotografi, presenter radio, conversation, pramuka, bola voly dan basket.
No 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tabel 3.3 Jadwal Ekstra Kurikuler SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun 2010- 201181 Hari Ekstra Kurikuler Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Pramuka (wajib 13.15 bagi Kls VII) 13.15 Paskibra (wajib bagi pengurus OSIS) Futsal 14.35 Bola volley 14.05 Basket 13.15 Tik 13.15 13.15 Percakapan Bhs 14.05 Ingg Qiro’ah 11.15 Rebana 13.15 Ansamble musik 13.15 Presenter 13.15 Beladiri(tapak 15.00 suci) Robotik
81
Profil smp islam sultan agung 1 semarang,2010/2011
57
Semua kegiatan ekstrakurikuler dilakukan setelah jam pelajaran sekolah selesai agar tidak menganggu waktu belajar di sekolah. Ini dilakukan agar para peserta didik bisa fokus dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya. 8. Struktur Organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendidikan jalur sekolah, secara garis besar memiliki tugas dan tanggung jawab. Tugas dan tanggung jawab pimpinan dan aparatur Sekolah SMP I Sultan Agung 1 Semarang sebagai berikut : a. Kepala Sekolah 1) Sebagai Manajer, kepala sekolah wajib mengadakan pengelolaan sekolah
yang
meliputi:
merencanakan,
mengorganisasikan,
mengoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pendidikan sekolah. 2) Fungsi kepala sekolah sebagai manajer. a) Membuat rencana kerja sekolah, memuat rencana kerja harian, bulanan, tri wulan, semester dan tahunan. b) Membina tercapainya kegiatan belajar mengajar dengan baik. c) Membina dan membimbing setiap petugas dalam bidang masingmasing. d) Membina
dan
membimbing
administrasi
keuangan
dan
administrasi perkantoran. e) Memimpin upacara-upacara sekolah. f) Mengatur, membina dan mendaya gunakan tenaga dan sarana yang ada, demi tercapainya tujuan yang dikehendaki. g) Membimbing
dan membina usaha-usaha 6K (kebersihan,
keindahan, keamanan, kenyamanan, ketertiban, kerindangan) h) Melaksanakan 12 langkah dalam melaksanakan tugas sehari-hari, yaitu:
58
(1) Mengetahui tugas pokoknya sendiri. (2) Mengetahui jumlah pembantunya. (3) Mengetahui nama-nama pembantunya. (4) Mengetahui tugas masing-masing pembantunya. (5) Mengetahui peralatan pembantunya. (6) Menilai pembantunya. (7) Berani mengambil tindakan. (8) Memperhatikan karier pembantunya. (9) Memperhatikan kesejahteraan. (10) Menciptakan suasana kekeluargaan. (11) Memberikan laporan pada atasannya. i) Mengadakan penilaian dan pengusulan promosi/kenaikan tingkat bagi personil sesuai dengan peraturan.82 Dalam
melaksanakan
tugasnya
sebagai
kepala
sekolah
tidak
sepenuhnya dikerjakan oleh kepala sekolah sendiri, tetapi bisa dibantu oleh wakil kepala sekolah. b. Wakil Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah pada SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Membantu kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 2) Mewakili kepala sekolah pada saat kepala sekolah berhalangan. 3) Mengatur pembagian tugas dan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan sekolah. 4) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sekolah. 5) Membantu menyusun kalender pendidikan dan jadwal pelajaran.
82
Dokumen Sk SMP Islam Sultan Agung 1 Semarrang,2010/2011
59
6) Mengintensifkan kegiatan semester, prota, prosem, RPP, laporan wali kelas, dan kegiatan lainnya. 7) Menyusun daftar guru piket dan mengoordinasikan kegiatan wali kelas. 8) Mengoordinasikan kegiatan pendidikan dan keterampilan. 9) Menyusun jadwal kegiatan evaluasi belajar. c. Kaur Kurikulum Kepala uirusan kurikulum bertanggung jawab dalam menyusun program yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. 1) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan 2) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran 3) Mengatur penyusunan program pengajaran 4) Mengatur pelaksanaan program kurikuler dan ekstra kurikuler 5) Mengatur pelaksanaan program penilaian criteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan serta STTB 6) Mengatur pelaksanaan perbaikan dan pengayaan 7) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar 8) Mengatur pengembangan MGMP dan kordinator mata pelajaran 9) Mengatur mutasi siswa 10) Melakukan supervisi administrasi dan akademis 11) Menyusun laporan d. Kaur Kesiswaan Kepala urusan kesiswaan bertanggung jawab dalam mengatur program-program yang ada di sekolah. 1) Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling 2) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 6K 3) Mengatur
dan
membina
program
kegiatan
OSIS
Kepramukaan, PMR, UKS, dan mengatur kegiatan lainnya. 4) Mengatur program pesantren kilat
60
meliputi
5) Mengtur kegiatan ekstra kulikuler 6) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan 7) Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi dan kegiatan Class meeting 8) Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa 9) Mengontrol pengisian buku induk, klaper, administrasi PSB dan absensi siswa 10) Mengatur kegiatan pelaksanaan wisata siswa e. Kaur Sarana Prasarana Kepala urusan sarana dan prasarana bertanggung jawab dalam melengkepi semua kebutuhan yang ada di sekolah, tugasnya meliputi : 1) Merencanakan kebutuhan sarana untuk menunjang proses belajar mengajar 2) Merencanakan program pengadaan 3) Mengatur pemanfaatan sarana prasarana 4) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian 5) Megatur pembakuannya 6) Mengiventarisir semua sarana dan prasarana di sekolah 7) Menyusun laporan f. Kaur humas Kepala urusan humas bertanggung jawab dalam hubungan sosial sekolah, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut : 1) Mengatur dan mengembangkan hubungan dan komite sekolah dan peran komite 2) Menyelenggarakan bakti sosial 3) Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah 4) Melaksanakan hubungan dengan instansi terkait dan dunia usaha 5) Menyusun laporan
61
g. Guru Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien. Tugas dan tanggung jawab guru meliputi: 1) Membuat perangkat program pembelajaran(AMP, Program satuan pembelajaran, Program Rencana Pengajaran, program semesteran, program mingguan dan lembar kerja siswa) 2) Melaksanakan kegiatan belajar 3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum dan akhir 4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian 5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan 6) Mengisi daftar nilai siswa 7) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar 8) Membuat alat pelajaran/ alat peraga 9) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni 10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum 11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah 12) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya 13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa 14) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran 15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum h. Wali Kelas Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Pengelolaan kelas 2) Penyelenggaraan administrasi kelas
62
a) denah tempat duduk siswa b) papan absensi siswa c) daftar pelajaran kelas d) daftar piket kelas e) buku absensi siswa f) buku kegiatan pembelajaran / buku kelas g) tata tertib 3) Penyusunan / pembuatan statistik bulanan siswa 4) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa(leger) 5) Pembuatan catatan khusus tentang siswa 6) Pencatatan mutasi siswa 7) Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar 8) Pembagian buku laporan hasil belajar i. Guru Bimbingan Konseling Guru bimbingan dan konseling membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling 2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalahmasalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar 3) Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar 4) Memberikan
saran
dan
pertimbangan
kepada
siswa
dalam,
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai. 5) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling 6) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar 7) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling 8) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan
63
konseling 9) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.83
B. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang 1. Bentuk Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai, karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh pemimpin dalam organisasi tersebut. Dalam lembaga pendidikan formal kepala sekolah merupakan pemimpin yang sangat penting untuk menggerakkan sekolah yang dipimpinnya, seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang di pimpin oleh Dra. Hj. Upi Lutfiah ini sudah berjalan cukup baik, kepala sekolah proaktif dalam menggerakkan dan memberi contoh kepada bawahan seperti guru dan karyawan dalam menjalankan peraturan-peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah tersebut. Bentuk kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini lebih cenderung bersifat demokratis84, dalam segala hal beliau sangat menginginkan masukan-masukan dari bawahan. Peran kepala sekolah sangat penting dalam memajukan lembaga sekolah yang dipimpinnya, karena kepala sekolah merupakan faktor penggerak dari kegiatan-kegiatan yang berjalan disekolah tersebut, mulai dari perencanaan program, pelaksanaan program tersebut sampai pengevaluasian, baik yang berupa administrasi maupun dalam kegiatan KBM.
83
Dokumen SK SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/2011 Yang dimaksud Demokrtis disini adalah pemimpin yang partisipatif, selalu berkomunikasi dengan kelompok mengenai masalah masalah yang menarik perhatian mereka dan mereka dapat menyumbangkan sesuatu untuk menyelesaikanya serta ikut serta dalam penetapan sasaran. 84
64
Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini dalam hal komunikasi dengan bawahan baik itu guru, karyawan, siswa dan wali murid sudah berjalan dengan lancar, beliau bersifat merakyat, tidak membatasi diri semuanya berjalan dengan komunikatif dan kooperatif. 85 Karena dilihat dari kepemimpinan beliau yang bersifat demokratis, maka dalam setiap hal kegiatan yang ada disekolah tersebut selalu meminta pendapat dari bawahanbawahannya. Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah tidak semunya berjalan dengan lancar, terkadang masih ada beberapa kendala yang dihadapi. Adapun kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah yaitu pada waktu memberi tugas pada bawahan kadang ada kendala dalam hal komunikasi, masih adanya rasa segan terhadap guru yang lebih tua.
2. Kinerja Guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Guru sebagai pendidik dan pengajar mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi, diharapkan memiliki komitmen terhadap visi, misi dan tujuan pendidikan, seperti halnya guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini sudah cukup baik, ini bisa dilihat dari: a. Dalam proses belajar mengajar guru sudah mengikuti standar pendidikan yang saat ini digunakan yaitu menggunakan kurikulum tinggkat satuan pendidikan (KTSP). b. Guru sudah disiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. c. Guru juga sudah memberikan motivasi kepada para siswa untuk lebih giat belajar.
85
Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd salah satu guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
65
Dalam proses belajar mengajar disini guru sudah menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin, tetapi terkadang masih ada yang telat masuk kelas untuk mengajar karena mungkin adanya suatu halangan. 86 Di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini kurikulum yang digunakan para guru dalam proses belajar mengajar sudak menggunakan kurikulum yang sesuai dengan standar peraturan pemerintah saat ini yaitu KTSP. Dalam proses penyampaian pelajaran kepada para siswa di kelas sudah adanya timbal balik antara guru dan siswa, jadi guru disini tidak hanya ceramah saja di depan sedangkan siswa hanya diam mendengarkan saja, tetapi disini guru sudah memberikan tanya jawab dengan siswa, agar siswa tidak merasa bosan dengan keterangan pelajaran yang diberikan oleh guru. Seorang guru tugasnya tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi guru juga memberi motivasi kepada para siswa. Di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini para guru sudah memberikan motivasi kepada para siswa, baik itu yang tidak berprestasi maupun yang sudah berprestasi. Tetapi di sini yang lebih diperhatikan lagi kepada para siswa yang kurang mampu dalam belajar, para siswa yang kurang mampu ini diberi motivasi dan dorongan agar selalu giat belajar.87 Karena dengan adanya motivasi dari guru para siswa akan lebih merasa diperhatikan. Guru sebagai pendidik dalam menjalankan tugasnya tidak selamanya berjalan dengan lancar, ada beberapa kelemahan guru dalam proses belajar mengajar antara lain: 1) Tidak semua guru menguasai kurikulum yang sekarang ini sedang digunakan. 2) Masih ada beberapa guru yang belum disiplin dalam mengajar, dikarnakan masih ada kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan. 86
Wawancara dengan Ega salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010. 87 Wawancara dengan Berliana Rosanda salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
66
para guru disini sudah berusaha untuk lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya sebagi pendidik, ini tidak terlepas dari kepala sekolah untuk selalu memantau dan memberi motivasi kepada para guru dalam menjalankan tuganya.
3. Strategi kepala sekolah dalam peningkatkan kinerja Guru Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan dapat terealisasikan, sehingga kepala sekolah dituntut untuk mempunyai taktik atau kiat yang tepat dalam meningkatkan kinerja guru di lembaga sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan hal yang sama, beliau menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kinerja guru. Dengan cara memberikan strategi yang sesuai dalam merangsang kinerja guru menjadi lebih baik antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, dan penghargaan. a. Pembinaan disiplin Kepala
sekolah
harus
mampu
membantu
para
guru
mengembangkan pola dan meningkatkan standar perilakunya sebagai guru, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin. Disiplin disini tidak hanya untuk para siswa saja , tetapi guru juga harus disiplin. b. Pemberian motivasi Setiap guru memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lainnya berbeda, hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari kepala sekolah, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kinerjanya. Perbedaan guru tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja guru kepala sekolah perlu memberikan atau
67
membangkitkan
motivasi
para
guru
dan
faktor
lain
yang
mempengaruhinya. c. Penghargaan Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan kegiatan yang produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Dengan penghargaan guru akan terangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Adapun upaya atau kiat-kiat lain yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kerja guru antara lain dengan: 1) Memberikan dorongan timbulnya kemauan yang kuat kepada guru agar percaya diri dan semangat dalam menjalankan tugasnya. 2) Memberi bimbingan, pengarahan dan dorongan untuk berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. 3) Membujuk dan memberi keyakinan kepada guru dalam mengerjakan tugasnya. 4) Menghindari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras dalam memberikan tugas kepada para guru. Perilaku kepala sekolah disini dalam meningkatkan kinerja guru yaitu dengan memberikan dorongan, bimbingan dan kepercayaan penuh kepada para guru dalam mengerjakan tugasnya. Sebagai kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru tidak selalu berjalan dengan lancar, pastinya ada kendala dan hambatan-hambatan antara lain: a. Dalam hal komunikasi dengan para bawahan kadang masih ada rasa segan atau dalam bahasa Jawanya yaitu ewoh pekewoh. b. Masing-masing guru mempunyai kepentingan sendiri.
68
c. Sikap, latar belakang dan tingkat sosial guru yang berbeda-beda.88 Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan, dalam kaitannya dengan peningkatan kerja guru, kepala sekolah bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik untuk anggotanya sedangkan beliau sendiri harus berbuat baik. Kepala sekolah harus menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian.
4. Pelaksanaan peningkatan kinerja Guru Kepala sekolah merupakan pucuk pimpinan yang ada di sekolah, kepala sekolah harus memiliki kiat-kiat yang tepat untuk meningkatkan prestasi kerja tenaga kependidikan disekolahnya, dengan maksud untuk mensukseskan dan mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama. Peningkatan prestasi kerja guru dilakukan dengan menggunakan pembinaanpembinaan terhadap para guru. Pelaksanaan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini sudah berjalan cukup lancar, mulai dari pembinaan disiplin, pemberian motivasi, dan penghargaan. Dalam pelaksanaan kepada guru ini sudah berjalan dengan lancar, mulai dari berangkat ke sekolah yaitu sama dengan siswa masuk jam 06.30, karena di SMP Islam Sultan Agung 1 ini berbasis Islam maka sebelum masuk jam pelajaran para siswa harus baca asmaul husna di kelas masing-masing, dilanjutkan membaca bacaan sholat dan membaca Al-Qur’an beberapa ayat yang dipimpin oleh guru agama dengan menggunakan mikrofon. Kepala sekolah memberikan pembinaan disiplin kepada guru ini bertujuan agar guru bisa melakukan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien, maka segenap tenaga kependidikan harus mempunyai disiplin yang tinggi dalam segala bidang. 88
Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 4 Agustus 2010.
69
Kepala sekolah sebagai pemimpin tidak hanya mengatur dan mengawasi kerja para guru dan karyawan saja, tetapi juga memberikan motivasi kepada guru dan karyawan lainya. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam memotivasi guru adalah dengan menciptakan situasi dan kerjasama yang harmonis antar guru, berusaha memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya. Situasi dan hubungan kerjasama yang harmonis di suatu sekolah memang sangat penting, dalam penerapannya kepala sekolah menciptakan suasana terbuka maksudnya setiap guru diberi hak
untuk
menyatakan
pendapat
dan
keinginan-keinginan
terhadap
perkembangan sekolah dan apabila ada masalah maka akan dipecahkan bersama, dan juga melibatkan guru untuk berbagai kegiatan. Selain itu juga memberikan penjelasan tentang tujuan yang harus dicapai sekolahan. Selanjutnya kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru, penghargaan yang diberikan kepala sekolah tidak berupa materi akan tetapi berupa dukungan mental untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya,
dan
berupa
pujian.
Pengahargaan
disini
juga
dengan
menyediakan dana untuk pekerjaan para guru agar semuanya berjalan dengan lancar.89 Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Juga memberikan pelatihan bagi para guru dengan cara mengikut sertakan guru dalam berbagai pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. selain itu kepala sekolah juga memberikan pelatihan ESQ kepada para guru karyawan dan para siswa, terutama siswa yang akan menghadapi ujian nasional. Pelatihan ESQ ini bertujuan untuk melatih mental dan spiritual Agar mampu mengontrol dirinya sendiri, mampu menemukan jati dirinya. Selain itu juga bertjuan agar para guru, karyawan dan para siswa mempunyai motivasi spiritual untuk membangun bangsa. Harus ada motivasi spiritual yang 89
Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 4 Agustus 2010.
70
menjiwai mereka, sehingga mereka tidak hanya membangun bangsa tetapi yang lebih penting adalah pengabdiannya. Selain itu salah satu tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru adalah sebagai supervisor. Kiinerja kepala sekolah sebagai supervisor menuntut kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkat kualitas tenaga kependidikan.kegiatan supervise kepala sekolah kepada guru dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Supervise kepala sekolah kepada guru yang dilakukan secara langsung yaitu dengan kunjungan atau observasi kelas pada waktu guru mrngajar dikelas.sedangkan yang secara tidak langsung yaitu dengan menanyakan kepada siswa bagaimana para guru dalam memberikan pengajaran dikelas.90 Program ini selalu dijalankan oleh kepala sekolah mengingat pentingnya peningkatan profesionalisme tenaga mengajar dan pengembangan akademik.
90
Ibid,
71
BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai kepala yang selalu berhak menonjolkan kekuasaannya saja, akan tetapi lebih ditanamkan fungsinya sebagai pemimpin. Lembaga pendidikan senantiasa mendambakan profil pemimpin yang ideal dan dapat dijadikan contoh bagi kelompok yang dipimpinya, dikarenakan dunia yang dipimpin adalah dunia pendidikan. Maka kepala sekolah harus mampu menjadi contoh bagi para tenaga kependidikan yang ada disekolahnya. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, kepemimpinan yang terjadi di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah kepemimpinan yang demokratis, yaitu: 1. Dimana kepemimpinan disini cenderung pada melaksanakan tindakantindakan yang selalu menyerap aspirasi bawahannya. Hal ini terbukti saat rapat kerja SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, dewan guru dilibatkan langsung dalam menyusun program untuk kemajuan pendidikan. 2. Tidak gegabah dalam bersikap dan mengambil keputusan, selalu mengakomodasi seluruh kekuatan yang ada secara obyektif, hal ini pula bisa dilihat adanya komunikasi langsung antara guru dengan kepala sekolah baik secara individu maupun kelompok.
72
3. Setiap
ada
suatu
permasalahan
selalu
di
diskusikan
atau
di
musyawarahkan kepada bawahan, kepala sekolah meminta pendapat atau masukan-masukan dari bawahan. Kepala
SMP
Islam
Sultan
Agung
1
Semarang
senantiasa
memperhatikan kebutuhan bawahan dengan berusaha menciptakan suasana saling percaya dan mempercayai, berusaha menciptakan saling menghargai, simpati terhadap sikap bawahan, memiliki sifat bersahabat, menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain, dengan mengutamakan pengarahan diri, selain itu tumbuh pula rasa respek hormat diri dari bawahan kepada pimpinannya. Sehingga apa yang menjadi tugas merupakan hasil keputusan bersama dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Dan juga, dengan sikap pemimpin kepala sekolah membuka otonomi terhadap guru yang seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasi siswa. Dalam fungsinya sebagai top manager kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang mampu menggerakkan, mempengaruhi serta memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan yang ada dalam lembaga pendidikan yang dipimpinnya untuk meningkatkan kinerjanya sebagai pengajar atau pendidik bagi para siswa. Dalam fungsinya sebagai organisator kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tetap menetapkan organisasi yang efektif yaitu dengan teaching by doing atau perintah dengan secara lansung, karena perintah secara langsung oleh kepala sekolah dianggap efektif, melihat guruguru sebagai sosok manusia yang banyak contoh figur bagi siswa, metode ini bukan hanya dalam organisasi saja, namun dalam intervensinya sebagai top leader kepada perencanaan dan sekaligus general kontrol kepada pekerjaanpekerjaan bawahan. Kepala sekolah sebagai administrator, yaitu melaksanakan fungsi yang diterapkan dalam kegiatan-kegiatan sekolah yang dipegang antara lain membuat rencana atau program tahunan, menyusun organisasi sekolah,
73
melaksanakan, mengkoordinasi dan mengarahkan, serta melaksanakan pengolahan pengevaluasian. Dalam program tahunan yang dibuat kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang meliputi program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah. Kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberikan pujian dan penghargaan kepada para guru yang berprestasi, walaupun sekedar dengan ucapan yang dapat memberi semangat kepada para guru untuk lebih giat dalam melakukan kerja. Kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah menjalankan tugasnya dengan baik yaitu memberikan dorongan kepada guruguru agar aktif bekerja menurut prosedur dan metode tertentu, sehingga pekerjaan itu berjalan denga lancar dan mencapai sasaran. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, seorang kepala sekolah harus memiliki ketrampilan-ketrampilan tidak saja dibidang administrasi saja, melainkan juga harus memiliki kemampuan memimpin, mengorganisir, mampu memberi motivasi dan dorongan kepada guru, tenagatenaga kependidikan, serta para siswa untuk belajar lebih giat, sehingga siswa dapat memperoleh prestasi dengan baik dan keberhasilan sekolahpun juga akan meningkat dengan cepat. Supaya hal-hal tersebut di atas dapat terlaksana, seorang kepala sekolah harus memiliki tiga macam ketrampilan. Pertama, ketrampilan organisasi. Wujud nyata dari ketrampilan ini adalah bagaimana kepala sekolah mampu merumuskan visi dan misi sekolah yang selanjutnya dijabarkan dalam sebuah program pendidikan yang pelaksanaannya disusun sedemikian rupa dalam sebuah rangka organisasi yang tersusun dalam sebuah program pendidikan yang rapi dan sistematis. Kedua ketrampilan manusiawi, yaitu ketrampilan untuk bekerjasama, memotivasi dan memimpin. Dan yang ketiga ketrampilan teknik, yaitu ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan,
74
metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.91 Jabatan kepala sekolah bukan merupakan jabatan struktural maupun jabatan fungsional, melainkan jabatan tambahan yang diberikan oleh guruguru sekolah yang memiliki kualifikasi tertentu dan terpilih oleh mekanisme pemilihan yang ditentukan. Dalam kepemimpinan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tercatat seorang kepala sekolah yaitu Ibu Hj. Upi Lutfiah. Adanya kepemimpinan tersebut di atas kiranya sangat bermanfaat bagi kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin yang lebih baik dan lebih berhati-hati agar mampu meningkatkan kinerja guru atau karyawan dan juga meningkatkan prestasi siswa secara optimal yang sebagian dari tujuan pendidikan.
B. Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang merupakan lembaga pendidikan yang berbasis Islam, yang bernaung di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung. Dimana dalam pembelajarannya mengutamakan nilai-nilai keislaman, 91
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.
125.
75
hal ini terbukti adanya program BUSI (Budaya Sekolah Islami) di lembaga tersebut. Dalam kaitanya dengan kinerja guru, di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang para guru di sana sudah melakukan kerja yang cukup baik, ini bisa dilihat: d. Dalam proses belajar mengajar guru sudah mengikuti standar pendidikan yang saat ini digunakan yaitu menggunakan kurikulum tinggkat satuan pendidikan (KTSP). e. Guru sudah disiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. f. Guru juga sudah memberikan motivasi kepada para siswa untuk lebih giat belajar. Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika di selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten
bukan sesuatu
yang
sederhana,
untuk
mewujudkan dan
meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif. Guru sebagai pendidik dalam menjalankan tugasnya tidak selamanya berjalan dengan lancar, di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang masih ada beberapa kelemahan guru dalam proses belajar mengajar antara lain: 3) Tidak semua guru menguasai kurikulum yang sekarang ini sedang digunakan. 4) Masih ada beberapa guru yang belum disiplin dalam mengajar, dikarnakan masih ada kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan demikian, untuk memperoleh predikat kinerja guru dengan baik. Maka ada banyak hal yang harus dilakukan dan diperlihatkan guru dalam kegiatan proses belajar mengajarnya, baik pekerjaan yang sifatnya
76
tertulis maupun yang tidak tertulis. Sehingga sebagai guru harus bisa memahami akan tugasnya sebagai pengelola pembelajaran, melaksanakannya, dan berhasil dalam mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik sangat ditentukan oleh konsekuensi dan kepiawaian dalam memilih strategi mengajar. Seorang guru tugasnya tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi guru juga memberi motivasi kepada para siswa. Di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini para guru sudah memberikan motivasi kepada para siswa, baik itu yang tidak berprestasi maupun yang sudah berprestasi. Tetapi di sini yang lebih diperhatikan lagi kepada para siswa yang kurang mampu dalam belajar, para siswa yang kurang mampu ini diberi motivasi dan dorongan agar selalu giat belajar. Karena dengan adanya motivasi dari guru para siswa akan lebih merasa diperhatikan. C. Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru Secara
teoritik
kepemimpinan
pada
dasarnya
kemampuan
menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang yang bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada tercapainya tujuan melalui keberanian pengambilan keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. Pendekatan perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip mendidik. Tidak seorangpun akan mengingkari bahwa salah satu pendidikan adalah mengubah tingkah laku, apakah itu tingkah laku siswa ataupun tingkah laku subyek didik lainnya. Setiap pendidik didalam melakukan tugasnya perlu memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan perilaku subyek didiknya. Baik perilaku subyek didiknya, baik perilaku sebagai individu maupun perilaku sebagai kelompok.92
92
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 46.
77
Jadi kepemimpinan pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi orang lain yang ada dilingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar orang lain melalui kerja sama mau bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.93 Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Disamping itu kepala sekolah juga berperan penting dalam meningkatkan kinerja guru dan prestasi siswa. Berkenaan dengan ini kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin yang dapat memberi contoh dalam memotivasi peserta didik untuk meningkatkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan. Kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitanya dengan peningkatan kinerja guru adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sumberdaya pengajar disekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Kepala sekolah mempunyai kedudukan dan fungsi untuk mengarahkan dan mendorong bawahannya agar tugas dan kegiatan disekolah dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien. Sebagai manajer dialah yang membuat perencanaan, mengatur pelaksanaan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugastugas, serta menyusun laporan pelakasnaan kegiatan dari kepala sekolah tersebut. Namun demikian, dilingkungan sekolah juga terdapat tuntutan agar kepala sekolah juga mampu untuk berkomunikasi serta mampu memobilisasi partisipasi masyarakat. Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan hal yang sama, beliau menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kinerja guru. Dengan cara memberikan strategi yang sesuai dalam merangsang 93
U. Husna Asmara, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), hlm. 18.
78
kinerja guru menjadi lebih baik antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, dan penghargaan. a. Pembinaan disiplin Dalam kaitannya dengan disiplin, Kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sudah menegakkan disiplin kepada para guru agar berangkat lebih awal dari siswanya, disini dikenakan adanya jadwal untuk pengajaran BTA (baca tulis Al-qur’an) serta bacaan solat. Disiplin disini tidak hanya untuk para siswa saja , tetapi guru juga harus disiplin untuk memberikan contoh kepada para siswa. b. Pemberian motivasi Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang selalu memberikan motivasi kepada para guru, karyawan dan para siswanya. Karena setiap guru memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lainnya berbeda, hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari kepala sekolah, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kinerjanya. Perbedaan guru tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja guru kepala sekolah perlu memberikan atau membangkitkan
motivasi
para
guru
dan
faktor
lain
yang
mempengaruhinya. c. Penghargaan Penghargaan yang diberikan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang kepada para bawahannya sangat penting untuk meningkatkan kegiatan yang produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Dengan penghargaan guru akan terangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Walaupun penghargaan ini hanya berupa ucapan atau pujian yang bisa menambah semangat kinerjanya lagi, serta mengatur pemberian gaji guru pada setiap awal bulan.
79
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan masing-masing yang sangat mempengaruhi kinerja para tenaga kependidikan dilingkungan kerjanya masing-masing. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya. Adapun upaya atau kiat-kiat lain yang di lakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam meningkatkan kerja guru antara lain dengan: 1) Memberikan dorongan timbulnya kemauan yang kuat kepada guru agar percaya diri dan semangat dalam menjalankan tugasnya. 2) Memberi bimbingan, pengarahan dan dorongan untuk berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. 3) Membujuk dan memberi keyakinan kepada guru dalam mengerjakan tugasnya. 4) Menghindari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras dalam memberikan tugas kepada para guru. Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Juga memberikan pelatihan bagi para guru dengan cara mengikut sertakan guru dalam berbagai pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. selain itu kepala sekolah juga memberikan pelatihan ESQ kepada para guru karyawan dan para siswa, terutama siswa yang akan menghadapi ujian nasional. Pelatihan ESQ ini bertujuan untuk melatih mental dan spiritual Agar mampu mengontrol dirinya sendiri, mampu menemukan jati dirinya. Selain itu juga bertujuan agar para guru, karyawan dan para siswa mempunyai motivasi spiritual untuk membangun bangsa. Harus ada motivasi spiritual yang menjiwai mereka, sehingga mereka tidak hanya membangun bangsa tetapi yang lebih penting adalah pengabdiannya.
80
Selain itu salah satu tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru adalah sebagai supervisor. Kinerja kepala sekolah sebagai supervisor menuntut kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkat kualitas tenaga kependidikan. Kegiatan supervisor kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang kepada guru dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Program ini selalu dijalankan
oleh
kepala
sekolah
mengingat
pentingnya
peningkatan
profesionalisme tenaga mengajar dan pengembangan akademik. Untuk mengetahui kinerja guru apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak, kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang melakukan evaluasi setiap satu semester sekali, dan pada akhit tahun juga ada evaluasi lagi serta penyusunan program kerja. Selain itu juga adanya pembinaan kepada para guru ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Supervisi kepada para guru tidak hannya dilakukan oleh kepala sekolah saja, tetapi juga dari yayasan juga melakukan supervisi. Karena SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang berdiri dibawah naungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung. Sebagai kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang untuk meningkatkan kinerja guru tidak selalu berjalan dengan lancar, pastinya ada kendala dan hambatan-hambatan antara lain: a. Dalam hal komunikasi dengan para bawahan kadang masih ada rasa segan atau dalam bahasa Jawanya yaitu ewoh pekewoh. b. Masing-masing guru mempunyai kepentingan sendiri. c. Sikap, latar belakang dan tingkat sosial guru yang berbeda-beda. Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan, dalam kaitannya dengan peningkatan kerja guru, kepala sekolah bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik untuk anggotanya sedangkan beliau sendiri harus berbuat baik. Kepala sekolah harus menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengkaji dan mengadakan analisa tentang strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, maka penulis dapat menyimpulkan gambaran singkat dari penelitian skripsi ini sebagai berikut: 1. Kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah menunjukkan kepemimpinannya dengan gaya demokratis, terlihat dari: a. Dimana kepemimpinan disini cenderung pada melaksanakan tindakantindakan yang selalu menyerap aspirasi bawahannya. b. Tidak gegabah dalam bersikap dan mengambil keputusan. c. Setiap
ada
suatu
permasalahan
selalu
di
diskusikan
atau
di
musyawarahkan kepada bawahan. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pembinaan untuk meningkatkan kinerja guru yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang yaitu: 1) Pembinaan disiplin dengan cara memberi pengarahan, menjadi teladan bagi guru dan para peserta didik. Selain itu juga mengadakan dan menyuruh guru untuk mengikuti seminar dan pelatihan, bekerja sama dengan lembaga pendidikan lain, mendatangkan para ahli, memberi kesempatan
kepada
para
guru
untuk
melanjutkan
pendidikan,
menempatkan guru pada proporsi yang tepat, mengevaluasi kerja guru, memberi kesempatan kepada guru untuk saling mengadakan supervisi, menyediakan dan mengoptimalkan sarana dan perlengkapan pendidikan. 2) Pemberian motivasi kepada para guru dengan menciptakan situasi dan kerjasama yang harmonis antar guru, melibatkan guru dalam setiap kegiatan sekolah, memberi hak kepada guru untuk mengeluarkan pendapat
82 80
untuk perkembangan-perkembangan sekolah, berusaha untuk memenuhi keinginan-keinginan guru dan melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya. 3) Pemberian penghargaan atau kesejahteraan
kepada guru untuk
meningkatkan kinerja yaitu: pertama peningkatan kesejahteraan mental dengan cara menciptakan iklim sekolah yang aman, damai, menerapkan prinsip kekeluargaan dan komunikasi dengan didasari niat ibadah, pengabdian dan ikhlas, memperlakukan guru sebagai partner dan mengakui keberadaannya dan segala kemampuan yang dimilikinya. Kedua, peningkatan kesejahteraan yang berupa materi dengan cara mengatur pemberian gaji guru pada setiap awal bulan. 2. Dalam pelaksanaannya untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah sudah mengikutkan para guru setiap ada pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidang studi yang dimilikinya. selain itu kepala sekolah juga memberikan pelatihan ESQ kepada para guru dan karyawan. Pelatihan ESQ ini bertujuan untuk melatih mental dan spiritual Agar mampu mengontrol dirinya sendiri, mampu menemukan jati dirinya. Selain itu juga bertujuan agar para guru, karyawan dan para siswa mempunyai motivasi spiritual untuk membangun bangsa.
B. Saran-saran Berdasarkan permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi ini yaitu mengenai strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatklan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, maka penulis akan menyampaikan saran sebagai berikut: a. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru, kepala SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang disarankan untuk benar-benar memahami sekaligus menerapkan fungsi dan peranannya. Kepala sekolah disarankan untuk selalu berusaha meningkatkan strategi dalam membina, memotivasi, dan meningkatkan
83
kesejahteraan guru, mengetahui kelemahan atau hambatan yang ada serta berusaha mengatasi hambatan yang ada. b. Dalam rangka meningkatkan kinerja, guru disarankan untuk selalu berusaha meningkatkan kompetensi profesionalnya dengan cara: mengikuti pembinaanpembinaan, pelatihan-pelatihan, seminar-seminar baik yang diadakan di sekolah maupun di luar sekolah, dan berusaha untuk membangkitkan motivasi terutama motivasi yang berasal dari diri guru sendiri. c. Kepala
sekolah
hendaknya
melakukan
segala
upaya
agar
mampu
mempertahankan tipe demokratis, sehingga dapat membangun kewibawaan seorang pemimpin, karena dengan kewibawaan, para guru dan siswa akan merasa nyaman berada dibawah asuhannya. d. Walaupun kepemimpinan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sudah dianggap telah melaksanakan kepemimpinan dengan baik. Namun tak ada gading yang tak retak, dan tentunya dalam kelebihan tersebut pasti terdapat kekurangan, maka disarankan kepada kepala sekolah untuk lebih meningkatkan lagi kepemimpinannya, karena kepemimpinannya sangat diperlukan oleh siswa, guru bahkan karyawan.
C. Penutup Dengan mengucapka puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhingga sehingga penulis mampu menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sebuah harapan kesempurnaan, kekurangan ini tak lain adalah karena keterbatasan yang ada pada diri penulis serta beberapa faktor lainnya, oleh karena itu koreksi, kritik, dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi penyempurnaan karya skripsi ini. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis sangat berharap semoga penulis dapat mengambil pelajaran dari segala apa yang telah penulis
84
dapatkan dan amalkan dalam masa studi ini., serta semoga karya ini mampu memberikan manfaat bagi setiap pembaca sehingga mampu membuka cakrawala tentang kepemimpinan kepala sekolah. Dan akhir dari yang terakhir, hanya kepada Allah SWT penulis dapat berserah diri dan hanya kepada-Nya penulis memohon segala bimbingan dan pertolongan. Amin
85
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. , Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Asmara, U. Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985. Buku Informasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Bush,
Tony dan Marianne Coleman,
Manajemen
Strategi Kepemimpinan
Pendidikan,terj. Fahrurrozi, Yogyakarta: Ircisod, 2008. Damayanti,
Sri,
Profesionalisme
http://Akhmadsudrajat.
Kepemimpinan
Wordpress.
Kepala
Sekolah,
Com/2008/07/18/Profesionalisme-
Kepemimpinan-Kepala-Sekolah/, 30 Maret 2010. Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahnya, Semarang: PT. Thoha Putra, 1998. Depdiknas, kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Dokumen Sk SMP Islam Sultan Agung 1 Semarrang,2010/2011 Echols, John M. dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005. Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Ginanto, Dion Eprijum, Profesionalisme Kepala Sekolah Dalam Perbaikan Mutu Pendidikan,
http://dionginanto.blogspot.com/2009/03/profesionalisme-
kepala-sekolah-dalam.html, 24 Maret 2010. Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2003. Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Educa, 2010.
86
http:/strategi kepemimpinan/konsep-strategi-definisi-perumusan.html, (senin, 20-122010). http://faculty.ksu.edu.sa/Hassan/Courses. (selasa, 28-12-2010). Komari, Aan dan Cepi Triana, Visioneriy Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Moekijat, Kamus Manajemen, Bandung: Penerbit Alumni, 1984. Moleong, Lexi. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996. Mulyasa , Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. , Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. , Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Mushtafa, Ahmad Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: CV. Toha Putra, 1986. Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT.Toko Gunung Agung, 1997. , Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1985. Negara, A. A. Anwar Prabu Mangku, Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000. Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: PT.Grasindo, 2005. Nurudin, Syafrudin dan Basyiruddin Usman, Guru Professional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2003. Oxford Learner’s Pocket,( New York: Dictionary, Panitia istilah manajemen lembaga pendidikan dan pembinaan manajemen, Kamus Istilah Manajemen , Jakarta: Balai Aksara, 1983. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005. Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004. Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/2011
87
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Rem,aja Rosdakarya, 2008. Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: CV.Alfabeta, 2000. , Manajemen Strategic Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007. , Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2008. Sanjaya, Wina, strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Siagian, Sondang, Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987. Sudrajat, Akhmad, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru, http://www.psb-psma.org/content/blog/peran-kepala-sekolah-dalammeningkatkan-kompetensi-guru, 30 Maret 2010. Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Press, 1995. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Tika, Moh. Pabundu, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Toha, Miftah, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers, 1990. Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005. Utsman, Moh Uzzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2000. Wahyosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
Tinjauan
Teoritik
dan
Permasalahannya, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001. Wawancara dengan Berliana Rosanda salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010. Wawancara dengan Ega salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
88
Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 4 Agustus 2010. Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd salah satu guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010. Webbster’s Unabridged Dictionary Of The English Language, New York: Porland House, 1989. Williams, Chuck, Management, united states of America: South-Western College Publishing, 2000. Yamin, Martinis dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Persada Press, 2010. Yusuf, Mohamad Yasin, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, File:///D: / aq/ kepemimpinan-kepala-sekolah-17 html, 27 September 2010. Yusuf, Musfirotun, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009.
89
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Istikomah
Tempat & Tanggal Lahir
: Jambi, 03 Nopember 1988
Alamat
: Jl. Tulang Bawang, Unit 3, Rimbo Bujang, Tebo, Jambi
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
JENJANG PENDIDIKAN
:
1. SDN Rimbo Mulyo Jambi
Tahun Lulus 2000
2. MTs Futuhiyyah-2 Mranggen
Tahun Lulus 2003
3. MA Futuhiyyah-2 Mranggen
Tahun Lulus 2006
4. IAIN Walisongo Semarang
Angkatan 2006
Demikian daftar riwayat pendidikan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang,01 Desember 2010
Istikomah NIM. 63311013
90
Lampiran 1
DENAH SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG U
K KOSON KELAS H G 7D
KELAS 7C
KELAS 7B
KELAS 7A
KELAS 8D
KELAS BC
KELAS 8B
KELAS 8A
G X PERPUS
9C
9B
9A
E
LAPANGAN SEPAKBOLA
F RUANG G U
D X
LABORAT
O
P
Q
R
S
AULA
C
V
B
M
N
Dapur
U LAPANGAN PARKIR
A W KETERANGAN A. Ruang Koperasi B. Ruang Kepala Sekolah C. Ruang Tata Usaha D. Ruang Wakasek E. Ruang OSIS
Y F. R. BK G. R. Penjaga H. WC. Putra I. WC. Putri J. Dapur Sekolah
K. Kantin 1 L. Kantin 2 M. Gudang Drum Band N. R. Pramuka O. R. Komputer
91
P. R. Multimedia Q. R. Bahasa R. R. Musholla S. R. Komite T. UKS
U. Pos Keamanan V. Gerbang Depan W. Gerbang Belakang X. Kolam Y. Bak Wudhu
Lampiran 2 STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Terakreditasi A* TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
YBW SULTAN AGUNG BIDANG PENDASMEN
KEPALA SEKOLAH Dra. Hj. Upi Lutfiah
Wakil Kep.Sek / Humas Drs. Fatchurrahman ZA
KA. TATA USAHA Suhartini
KOMITE SEKOLAH
KAUR KURIK ULUM Dra. Eka Dewi
KAUR SAR.PRAS Dra. Siti Aisyah
WALI KELAS 7A : Yunita Kustiani, S.Si 7B : Suhartini, S.Pd. 7C : Dra. Rira Budi 7D : Trubus Purnama, S.Pd.
KAUR KESISWAAN Ninik Musyarofah, S.Pd.
WALI KELAS 8A : Hasan Bisri, S.Sd. 8B : Fatkhul Alim, S.Pd.I 8C : A. Hakim Rifai, S.Pd. 8D : Harmanto, S.Pd.
KOORDINATOR BP Dra. Eka Dwi Rahmawati
KAUR HUMAS Drs. Fatchurrahman ZA .
WALI KELAS 9A : Ike Sliana, S.Pd. 9B : Anik Kurstiani, S.Pd. 9C : Asrul Sani, S.Pd.
GURU BIDANG STUDI
SISWA
92
Lampiran 3
KURIKULUM SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Untuk kelas VII dan VIII,IX menggunakan kurikulum 2006 dengan struktur sbb: Kelas dan alokasi waktu VII VIII
IX
A.mata pelajaran
B.muatan lokal C.pengembangan diri D. agama
1. pendiikan agama
2
2
2
2. pendidikan kewarganegaraan
2
2
2
3. bahasa dan sastra indonesia
4
4
6
4. bahasa inggris
4
4
4
5. matematika
4
4
6
6. pengetahuan alam
4
4
4
7. seni budaya
2
2
2
8. pendidikan jasmani
2
2
2
9.ketrampilan/ TI dan komunikasi
2
2
2
Bahasa jawa
2
2
2
2
2
2
1. bahasa arab
2
2
2
2. al-Qur’an hadist
2
2
2
3. sejarah kebudayaan islam
1
1
1
4. aqidah akhlak
2
2
2
5. fiqih
2
2
2
Jumlah
41
41
45
93
Lampiran 5
DATA SARANA DAN PRASARANA SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN 2010/2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
SARANA PRASARANA Ruang kepala sekolah Ruang wakasek Ruang kelas Ruang guru Ruang TU Ruang UKS Ruang BK Ruang OSIS Ruang komite Ruang perpustakaan Ruang komputer Ruang bahasa Ruang multimedia Ruang ketrampilan Ruang pramuka Gudang drum band Dapur sekolah Musholla Kamar mandi/wC Kantin Pos keamanan
JUMLAH 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 1
94
KETERANGAN Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
PEDOMAN WAWANCARA Judul : STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 2. Peran apa saja yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam mengelola lembaga pendidikan? 3. Rencana-rencana jangka panjang, menengah, dan pendek apa saja yang di lakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam meningkatkan kinerja guru? 4. Apa yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagai manajer pendidikan ? 5. Apa yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagai leader ? 6. Apa yang dilakukan kepala sekolah sebagai administrator ? 7. Apa yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagai supervisor ? 8. Kapan di lakukan supervisi? 9. Bagaimana cara mengetahui pengoptimalan kinerja guru? 10. Berapa bulan sekali dilakukan evaluasi kinerja guru? 11. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 12. Apa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru? 13. Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala dan hambatan tersebut? 14. Bagaimana evaluasi kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 15. Prinsip-prinsip pengawasan dan pengendalian apa yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 16. Bagaimana bentuk pengawasannya?
95
17. Macam-macam pengawasan bagaimana yang dilakukan kepala sekolah? 18. Bagimana komunikasi kepala sekolah dengan para guru/administrasi dan masyarakat sekitar? 19. Apakah kepala sekolah sudah menerapkan disiplin kepada semua guru dan pegawai di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? Bagaimana pelaksanaannya? 20. Apakah kepala sekolah juga memberikan motivasi kepada para guru dan pegawai di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? Bentuk motivasi apa yang diberikan? 21. Apakah
kepala
sekolah
memberikan
penghargaan
kepada
guru
yang
berprestasi/guru teladan? 22. Penghargaan apa yang diberikan kepala sekolah kepada para guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
96
DATA SARANA DAN PRASARANA SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN 2009/2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
SARANA PRASARANA Ruang kepala sekolah Ruang wakasek Ruang kelas Ruang guru Ruang TU Ruang UKS Ruang BK Ruang OSIS Ruang komite Ruang perpustakaan Ruang komputer Ruang bahasa Ruang multimedia Ruang ketrampilan Ruang pramuka Gudang drum band Dapur sekolah Musholla Kamar mandi/wC Kantin Pos keamanan
JUMLAH 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 1
97
KETERANGAN Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
KURIKULUM SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Untuk kelas VII dan VIII,IX menggunakan kurikulum 2006 dengan struktur sbb: Kelas dan alokasi waktu A.mata pelajaran
1. pendiikan agama
2. pendidikan kewarganegaraan 3. bahasa dan sastra indonesia 4. bahasa inggris 5. matematika 6. pengetahuan alam 7. seni budaya 8. pendidikan jasmani 9.ketrampilan/ TI dan komunikasi Bahasa jawa
B.muatan lokal C.pengembangan diri D. agama 1. bahasa arab 2. al-Qur’an hadist 3. sejarah kebudayaan islam 4. aqidah akhlak 5. fiqih Jumlah
98
VII 2 2 4 4 4 4 2 2 2
VIII 2 2 4 4 4 4 2 2 2
IX 2 2 6 4 6 4 2 2 2
2 2
2 2
2 2
2 2 1 2 2 41
2 2 1 2 2 41
2 2 1 2 2 45