ANALISIS KEGIATAN MGMP DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI WILAYAH JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Alpina Ilham 1110018200008
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Alpina Ilham
NIM
:
1110018200008
Program Studi
:
Manajemen Pendidikan
Alamat
:
Jalan Raya Ciracas Gg. Iklas Rt 003/ Rw 006 Kel. Ciracas Kec. Ciracas 13740, Jakarta Timur
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama Pembimbing I
:
Mu’arif SAM.,M.Pd
NIP
:
19560717 199403 1 005
Jurusan/Program Studi
:
Manajemen Pendidikan
Nama Pembimbing II
:
Dr. Salman Tumanggor,M.Pd
NIP
:
19570710 197903 1 002
Program Studi
:
Manajemen Pendidikan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 20 September 2014 Yang Menyatakan
Alpina Ilham
ABSTRAK Alpina Ilham, NIM : (1110018200008), Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur, Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan manajement, kegiatan, dan strategi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kewirausahaan dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan pada SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi wawancara, studi dokumentasi, dan observasi.dengan interviewe, yaitu 3 pengurus MGMP Kewirausahaan (Ketua, Bidang pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan Masyarakat), serta 4 anggota MGMP Kewirausahaan (guru Kewirausahaan SMK Negeri 24, 51, dan 58). Hasil penelitian menunjukkan bahwa MGMP Kewirausahaan masih belum optimal dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan. Hal ini karena, kegiatan yang dilakukan masih sebatas kegiatan rutin pada program inti, bahkan itupun belum semuanya dilaksanakan. Selain itu, MGMP Kewirausahaan terdapat beberapa masalah yang dihadapi, meliputi kurangnya koordinasi Ketua MGMP dengan pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan, ada beberapa guru yang masih sulit untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan, dan dana yang dimiliki oleh MGMP Kewirausahaan tidak mencukupi dalam melaksanakan kegiatan. Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar MGMP Kewirausahaan dapat berjalan optimal dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan. Pertama, perlu dilaksanakan pemilihan ulang untuk Ketua MGMP yang baru. Kedua, pengurus MGMP sebaiknya memberikan pemahaman bagi guru untuk wajib mengikuti kegiatan MGMP. Ketiga, Kepala Sekolah sebaiknya mengatur ulang jadwal mengajar dengan kegiatan MGMP Kewirausahaan sehingga guru Kewirausahaan dapat mengikuti kegiatan MGMP tanpa harus meninggalkan jam mengajar. Keempat, kegiatan MGMP harus lebih bervariasi lagi tidak hanya melaksanakan kegiatan inti saja, serta melakukan kerjasama dengan lembaga atau instansi lain.
Kata Kunci
: Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan, MGMP Kewirausahaan
i
ABSTRAK Alpina Ilham, NIM : (1110018200008), Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan Kompeteni Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur, Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. This research as aims to know and describe the management, activity, and strategy of MGMP (deliberation of subject teachers) in fostering pedagogic competence of entrepreneurship teacher in Vocational High School East Jakarta district. The methods used in this study is a qualitative approach to describe about activities conducted in MGMP Entrepreneurship in East Jakarta. Data collection techniques that are used, include interviews, study documentation and observations who interviewes are 3 administrators of MGMP Entrepreneurship (Chairman, field of education and Training and the field of public relations),and also four members of the MGMP Entrepreneurship (Entrepreneurial teachers in 24, 51 and 58 Vocational High School). The results of this research showed that the MGMP Entrepreneurship is still not optimal in fostering pedagogic competence of Entrepreneurial teacher. This is because, the activities performed are still limited to regular activity on the core program, even then not all of them are implemented. In addition, there are several Entrepreneurial MGMP problems that encountered. Those are lack of coordination between the Chairman of MGMP with the Board and members of the MGMP entrepreneurship, there are a few teachers who are still difficult to attend and follow the MGMP activities in entrepreneurship, and the funds which are owned by the MGMP Entrepreneurship insufficient in carrying out activities. These are recommendations that can be given so that the MGMP entrepreneurship can run optimally in developing the competence of pedagogic teacher of entrepreneurship. First, it needs to re-election the new Chairman of MGMP. Second, the board should give the MGMP understanding mandatory for the teachers to follow the MGMP activities. Third, the principal should rearrange the teaching schedule with the MGMP’s activities in order to teacher could follow that activities without having to leave teaching hours. Fourth, MGMP activities should be more varied, not only carry out the core activities, but also establish cooperation to the order institutions.
Key words:
Pedagogic Competence Entrepreneurial MGMP
ii
Of
Entrepreneurship
Teacher,
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur”. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, beserta staf. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan. 3. Drs. H. Mu’arif SAM., M.Pd., dan Dr.H. Salman Tumanggor, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah sabar meluangkan waktunya untuk membimbing
dan
memberikan
motivasi
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. H. Fathi Ismail, MM., Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan dan nasehat penulis dalam pelaksanaan akademik selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk meminjam buku yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
7. Kepala Sekolah SMK Negeri 51. 24, 58, dan 52 yang telah memberikan izin bagi penulis dalam melakukan penelitian dan wawancara kepada guru Kewirausahaan (pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur). 8. Drs. H. Adju Sasmita, MM, Ketua MGMP Kewirausahaan 2012/2015 yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur. 9. Drs. MPA. Saputra, Ketua MGMP Kewirausahaan 2008/2012 yang telah membantu penulis dalam memberikan data dan informasi terkait MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 10. Rina Kartika, S.Pd., Siswanto,S.E., Pengurus MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang telah membantu memberikan data dan informasi bagi penulis. 11. Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih, Hj. Eny Elastri, S.Pd., Sri Rahayu S.E.,
Drs.
Bukhari,
Guru
Kewirausahaan
dan
anggota
MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang telah memberikan data dan informasi bagi penulis. 12. Ayahanda (Alm) Amsori dan Ibunda Sulimah yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi. 13. Kakak dan saudara yang telah memberikan semangat, motivasi, kepedulian, dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi. 14. Teman-Teman MP A dan B yang telah memberikan pengalaman, kasih sayang, kepedulian, motivasi, dan doa bagi penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi. 15. Teman-teman HMJ Manajemen Pendidikan 2012 dan 2013 yang telah memberikan informasi, pengalaman, pelajaran, dan semangat bagi penulis untuk saling belajar dan bekerja dalam membantu sesama.
iv
16. Sahabat terbaik dan selalu menemani (Aditya Rini Kusuma Wardhani, Ainur Rochmah, Dwi Setyaningsih, Evita Mawiriyanti, Febrian Wulandari, Julian Eka Riyanti, Mardhiyah, Sri Purwanti, Tri Wahyuni, Wulan Sari) yang telah memberikan semangat, motivasi, kasih sayang, kepedulian, pengalaman berharga, dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi. 17. Teman-teman mentoring LQ Az-Zahra yang telah memberikan semangat, motivasi, kasih sayang, kepedulian, dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi. 18. Teman-teman LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Komda FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk saling belajar, berbagi pengalaman, kasih sayang, kepedulian, dan motivasi selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi. 19. Teman-teman Postar (Pojok Seni Tarbiyah) Elemen Degung Sunda yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengenal dan belajar alat musik khas sunda, berbagi pengalaman, dan motivasi selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi. 20. Akademik dan guru GO (Ganesha Operation) yang telah memberikan penulis kesempatan untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan kepedulian selama penulis bekerja dan menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran bagi para pembaca dengan senang hati Wassalamu’alaikum wr.wb. Jakarta, September 2014
Penulis v
DAFTAR ISI ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7 D. Perumusan Masalah .................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8 F. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8
BAB II
KAJIAN TEORI A. Kompetensi Pedagogik Guru ...................................................... 10 1. Definisi Kompetensi Pedagogik ............................................ 11 2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik................................ 16 a. Memahami Wawasan dan Landasan Kependidikan ......... 16 b. Memahami tentang Peserta Didik .................................... 19 c. Mengembangkan Kurikulum/ Silabus .............................. 23 d. Merancang Pembelajaran ................................................. 27 e. Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan dialogis ............................................................................. 30 f. Mengevaluasi Hasil Belajar .............................................. 32 g. Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya ...................................................................... 35 B. Pengembangan Guru ................................................................... 37 1. Definisi Pengembangan Kompetensi Guru ........................... 37 vi
2. Strategi Pengembangan Kompetensi Guru ........................... 40 3. Tanggung Jawab Pengembangan Kompetensi Guru............. 42 4. MGMP sebagai Wadah Pengembangan Kompetensi Guru .. 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Penelitian ................................................................ 52 B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 54 C. Subjek Data Penelitian ................................................................ 54 D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ................................ 55 E. Teknik Analisa Data ................................................................... 60 F. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 63 1. Latar Belakang Terbentuknya MGMP Kewirausahaan ........ 63 2. Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta Timur .................................................................................... 64 B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data ................................... 66 1. Manajemen MGMP Kewirausahaan ..................................... 66 a. Proses Pembentukan Pengurus dan Anggota MGMP Kewirausahaan ................................................................. 66 b. Pelaksanaan Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan .................................................... 70 c. Tujuan Diadakannya Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan .................................... .73 d. Pihak yang Bertanggung jawab dalam Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan .............. 74 2. Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP Kewirausahaan ......................................... 76 a. Pihak yang Bertanggung jawab dalam Mengembangkan Kompetensi Guru pada Kegiatan MGMP Kewirausahaan.................................................................. 76 b. Program dan Kegiatan Pengembangan Kompetensi vii
Pedagogik Guru dalam MGMP Kewirausahaan .............. 79 c. Program dan Kegiatan Bagi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru MGMP Kewirausahaan yang Paling Sering Dilakukan.......................................................................... 82 d. Kendala yang Dihadapi MGMP dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan .................. 90 e. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru yang Berhubungan dengan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Berwirausaha ................................................ 94 f. Manfaat yang didapat Guru dari Mengikuti Kegiatan MGMP Kewirausahaan .................................................... 98 3. Kegiatan dan Strategi yang dilakukan MGMP Kewirausahaan Bagi Guru dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan ...................... 99 a. Mengembangkan Wawasan/ Landasan Kependidikan Guru Kewirausahaan ........................................................ 99 b. Mengembangkan Pemahaman Mengenai Peserta Didik bagi Guru Kewirausahaan ................................................ 100 c. Mengembangkan Kemampuan untuk Mengembangkan Kurikulum/ Silabus bagi Guru Kewirausahaan................ 102 d. Mengembangkan Kemampuan Merancang Pembelajaran bagi Guru Kewirausahaan ................................................ 103 e. Mengembangkan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis ..................... 104 f. Mengembangkan Kemampuan Melakukan Evaluasi Hasil Belajar bagi Guru Kewirausahaan .......................... 105 g. Mengembangkan Kemampuan Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimiliki bagi Guru Kewirausahaan ............. 105
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 107 B. Saran ........................................................................................... 108 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
: Agenda Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2
: Pedoman Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Tabel 3. 3
: Pedoman Wawancara Guru MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Tabel 3.4
: Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
Tabel 3.5
: Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Tabel 4.1
: Data Guru Kewirausahaan SMK Negeri Jakarta Timur
Tabel 4.2
: Program Kerja dan Kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur Tahun 2012
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
:
Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
Lampiran 2
:
Data Guru Kewirausahaan SMK Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 3
:
Data Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur tahun 2009, 2010,dan 2012
Lampiran 4
:
Data Kehadiran Guru pada Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah JakartaTimur tahun 2009 dan 2010
Lampiran 5
:
Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 6
:
Daftar Referensi
Lampiran 7
:
Pertanyaan wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 8
:
Pertanyaan wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 9
:
Hasil Wawancara Drs. MPA. Saputra (Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 10
:
Hasil Wawancara Rina Kartika,S.Pd. (Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 11
:
Hasil Wawancara Siswanto, S.E. (Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 12
:
Hasil Wawancara Drs. Bukhari (Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 13
:
Hasil Wawancara Hj. Eny Elastri,S.Pd. (Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 14
:
Hasil Wawancara Sri Rahayu, S.E. (Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)
Lampiran 15
:
Hasil Wawancara Dra. Siti Nurdjanah Kusumaning (Anggota
xi
MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur) Lampiran 16
:
Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
Lampiran 17
:
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 18
:
Surat Izin Penelitian
Lampiran 19
:
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 20
:
Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan Drs. MPA. Saputra
Lampiran 21
:
Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan Rina Kartika,S.Pd.
Lampiran 22
:
Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan Siswanto, S.E.
Lampiran 23
:
Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan Drs. Bukhari
Lampiran 24
:
Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan Hj. Eny Elastri,S.Pd.
Lampiran 25
:
Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan Sri Rahayu, S.E.
Lampiran 26
:
Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih
Lampiran 27
:
Biodata Penulis
xii
DAFTAR SINGKATAN 1. Dikmenti
: Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi
2. Ditjen
: Direktorat Jenderal
3. LPMP
: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
4. MGMP
: Musyawarah Guru Mata Pelajaran
5. PKG
: Pemantapan Kerja Guru
6. PMPTK
: Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. PNS
: Pegawai Negeri Sipil
8. Puslatdikjur
: Pusat Latihan Pendidikan Kejuruan
9. RPP
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
10. SK
: Surat Keputusan
11. SMP
: Sekolah Menengah Pertama
12. SMA
: Sekolah Menengah Atas
13. SMK
: Sekolah Menengah Kejuruan
14. TIK
: Teknologi Informasi dan Komunikasi
15. TIPD
: Teachers International ProfessionalDevelopment
16. UPTD
: Unit Pelaksana Teknis Daerah
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan mengikuti kemajuan teknologi dan budaya yang terus berkembang dalam masyarakat, karena pendidikan merupakan upaya untuk mewujudkan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional pada sektor pendidikan dinyatakan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Untuk merealisasikan tujuan tersebut, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan melibatkan komponen masyarakat sekolah, salah satunya yaitu guru. Guru menjadi penyempurna kesuksesan bagi peserta didik sehingga sosok guru sulit untuk dipisahkan dari dunia pendidikan. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan, maka guru perlu mendapatkan perhatian pertama dan utama dalam melaksanakan profesinya terkait pengembangan dan peningkatan kemampuan yang dimiliki. Guru diakui sebagai suatu profesi khusus. Dikatakan demikian, karena profesi keguruan bukan saja memerlukan keahlian tertentu sebagaimana profesi 1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3.
1
2
lain, tetapi juga mengemban misi yang paling berharga, yaitu pendidikan dan peradaban. Atas dasar itu, dalam kebudayaan bangsa yang beradab, guru senantiasa diagungkan, disanjung, dikagumi, dan dihormati karena perannya yang penting bagi eksistensi bangsa di masa depan. Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan karena menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Peran guru dalam pendidikan tidak hanya mengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pembina, dan pelatih. Guru juga memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di luar dinas, yakni dalam bentuk pengabdian. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai
hidup.
Mengajar
berarti
meneruskan
dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.2 Beberapa tugas guru tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 mengenai tugas guru bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.3 Terkait peran dan tugas guru tersebut, maka guru perlu memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas profesinya. Tanpa adanya kualifikasi yang memadai akan memungkinkan guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelaksana kegiatan pendidikan. Dalam Bab IV Pasal 8 pada Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan 2
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Proesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 22,
h. 7. 3
Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab I, Pasal 1.
3
pendidikan nasional”.
4
Guru sebagai agen pembelajaran dalam dunia
pendidikan dan supaya mampu melaksanakan berbagai peran, maka guru wajib memiliki syarat tertentu, salah satunya adalah kompetensi. Selanjutnya pada Undang-Undang yang sama Bab IV Pasal 10 ayat 1 dijelaskan mengenai kompetensi guru bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.5 Dari empat kompetensi tersebut, kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang menjadi perhatian dan fokus utama dalam peningkatan kualitas guru. Hal ini karena kompetensi pedagogik adalah kompetensi dasar dan menjadi landasan bagi guru untuk mampu melakukan tugas utamanya, yakni mengajar. Pengembangan kompetensi pedagogik merupakan suatu hal yang harus menjadi pusat perhatian bagi seorang guru, agar dapat melaksanakan peran dan tugasnya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi pedagogik guru perlu dilakukan agar guru selalu memiliki sikap terbuka dan mengikuti perkembangan baru yang positif dalam dunia pendidikan. Pada dasarnya, pengembangan kompetensi pedagogik guru adalah untuk menambah wawasan atau pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan membangkitkan semangat dalam mengajar. Dengan adanya pengembangan kompetensi pedagogik diharapkan guru mampu meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kualitas dalam mengajar. Selain itu, masalah pengembangan kompetensi guru juga diperkuat dengan adanya penjelasan pada Undang-Undang yang sama Bab IV Pasal 34 ayat 1, bahwa:
“Pemerintah
dan
pemerintah
daerah
wajib
membina
dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan
4 5
Ibid., Bab IV, Pasal 8. Ibid., Bab IV, Bagian 1, Pasal 10 ayat 1.
4
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat”.6 Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran telah banyak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pembelajaran di sekolah. Berbagai upaya tersebut antara lain dalam bentuk: 1) penataran; 2) kualifikasi pendidikan guru; 3) pembaharuan kurikulum; 4) implementasi model atau metode pembelajaran baru; dan 5) penelitian tentang kesulitan dan kesalahan siswa dalam belajar atau yang sering dilakukan guru seperti penelitian tindakan kelas. 7 Selain itu, menurut sumber lain dikatakan bahwa peningkatan kemampuan profesional guru dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: pendidikan lanjutan dalam jabatan, inservice training, pembentukan wadah-wadah peningkatan kualitas guru seperti penyeliaan, Pemantapan Kerja Guru (PKG), dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).8 Pelaksanaan berbagai upaya tersebut bertujuan agar para guru diharapkan mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan dalam mengajar. Wadah peningkatan kualitas guru, khususnya MGMP merupakan wadah untuk pertemuan para guru mata pelajaran yang sama dalam tingkatan atau jenjang pendidikan menengah (SMP, SMA/SMK) dan digunakan oleh guru untuk memecahkan segala permasalahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. MGMP ini berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar, dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau pelaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas. Terdapat berbagai kegiatan positif yang dilakukan dalam wadah MGMP sehingga banyak manfaat yang 6
Ibid., Bab IV, Bagian 5, Pasal 34, ayat 1. J.M. Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus di Kabupaten Bantul, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, No. 4, 2011, h. 480. 8 Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. VI, h. 27. 7
5
dapat diambil oleh para guru dengan berperan aktif dalam mengikuti MGMP. Namun, MGMP juga akan menjadi kurang bermanfaat jika kegiatan MGMP atau para gurunya kurang aktif dan peduli terhadap peningkatan kompetensi guru. Berdasarkan data dan informasi yang penulis dapat dari Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Jakarta Timur dan Drs. MPA Saputra, sebagai Pengurus MGMP
Kewirausahaan
Jakarta
Timur
bahwa
guru
yang
mengajar
Kewirausahaan hampir semuanya bukanlah dari latar belakang pendidikan Kewirausahaan. Selain itu, guru Kewirausahaan tidaklah semuanya aktif dan berpengalaman
dalam
bidang
berwirausaha,
padahal
mata
pelajaran
Kewirausahaan dituntut bagi para siswa agar mampu membuat suatu karya yang dapat dipasarkan. Maka dari itu, MGMP Kewirausahaan dapat membantu bagi guru dalam melatih kemampuannya untuk membuat suatu karya atau produk yang dapat dipasarkan sebelum diterapkan kepada peserta didik sehingga guru yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam berwirausahaan dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam berwirausaha. Namun, kenyataannya MGMP Kewirausahaan mengalami beberapa masalah, yaitu pertama, kesulitan dalam menentukan waktu kegiatan MGMP Kewirausahaan karena terdapat adanya perbedaan jam mengajar antara guru di sekolah yang satu dengan guru di sekolah lain. Selain itu, terkadang mereka harus mengorbankan jam mengajarnya untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh MGMP Kewirausahaan, dan konsekuensinya dari hal tersebut adalah kosongnya kelas sehingga siswa yang menjadi dirugikan. Kalau kegiatan MGMP Kewirausahaan dilakukan setelah pulang sekolah, hal ini menjadi kurang efektif karena tidak semua guru memiliki waktu luang setelah pulang sekolah sehingga menyebabkan beberapa guru tidak menghadiri kegiatan MGMP. Kedua, minimnya dana yang dimiliki. Dana merupakan hal yang paling krusial dalam melaksanakan suatu kegiatan, jika terjadi masalah dalam hal ini, seperti kekurangan dana, maka kegiatan akan sulit untuk
6
dijalankan. MGMP Kewirausahaan tidak mendapatkan dana dari Pemerintah maupun pihak sekolah, melainkan sumbangan dari anggota MGMP Kewirausahaan. Namun, terkadang sumbangan ini juga sulit terkumpul disebabkan karena ketidakhadiran beberapa anggota MGMP Kewirausahaan sehingga dana yang dimiliki semakin berkurang dan sulit untuk menjalankan kegiatan MGMP Kewirausahaan..9 Dari berbagai masalah yang penulis temukan di lapangan, ternyata kegiatan MGMP Kewirausahaan jauh dari bayangan yang kita harapkan. Dengan kurang aktifnya kegiatan MGMP Kewirausahaan ini maka pengembangan kompetensi pedagogik guru bidang studi Kewirausahaan akan terhambat, otomatis hal ini berbanding lurus dengan kurang meningkatnya kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran Kewirausahaan. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengambil masalah terkait dengan kegiatan MGMP sebagai judul penelitian. Pada penelitian ini, penulis mengetahui dan menelaah bagaimana manajemen MGMP Kewirausahaan, kegiatan apa saja yang dilakukan oleh MGMP Kewirausahaan, serta apa manfaat yang dapat diperoleh oleh guru dalam mengikuti kegiatan MGMP Kewirausaahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka untuk skripsi ini, penulis membuat judul mengenai “Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur ”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
9
Drs. MPA Saputra. Wawancara.. SMK Negeri 51, (Senin, 17 Maret 2014/ pukul 08.30 WIB).
7
1.
Masih rendahnya guru Kewirausahaan dalam memahami wawasan/ landasan kependidikan
2.
Masih rendahnya guru Kewirausahaan dalam memahami mengenai kondisi/keadaan peserta didik karena masih menyamaratakan antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya;
3.
Sebagian guru Kewirausahaan masih belum mampu secara optimal dalam membuat perancangan pembelajaran;
4.
Masih terdapatnya sebagian guru Kewirausahaan yang belum mampu memahami kebijakan tentan kurikulum/ silabus;
5.
Sebagian guru Kewirausahaan masih belum menggunakan metode pembelajaran yang menarik;
6.
Sebagian guru Kewirausahaan masih belum optimal dalam melakukan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan;
7.
Masih terdapatnya sebagian guru Kewirausahaan yang belum optimal mengembangkan peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi yang dimiliki;
8.
Manajemen dan kegiatan MGMP dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru bidang studi Kewirausahaan masih belum optimal.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang masih meluas, maka peneliti membatasi penelitian pada: 1.
Kegiatan MGMP sebagai wadah pengembangan kompetensi pedagogik
2.
Kompetensi pedagogik guru, dibatasi pada kemampuan guru dalam menguasai pemahaman terhadap peserta didik yang diajar, kemampuan dalam
membuat
perancangan
pembelajaran,
kemampuan
dalam
mengembangkan kurikulum/silabus, kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran,
kemampuan
dalam
mengevaluasi
pembelajaran,
8
kemampuan guru dalam mengoptimalkan dan mengaktualisasikan potensi peserta didik;
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Kegiatan MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur?”
E. Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian yang dilaksanakan memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut: 1.
Mengetahui manajemen MGMP Kewirausahaan
2.
Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan MGMP Kewirausahaan dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan;
3.
Mengetahui
manfaat
apa
saja
yang
dapat
diterima
oleh
guru
Kewirausahaan dalam mengikuti MGMP Kewirausahaan.
F. Manfaat Penelitian Dari kegiatan penelitian yang dilakukan terdapat hasil yang diperoleh. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1.
Bagi guru, sebagai bahan referensi untuk terus mengembangkan kompetensi pedagogik melalui kegiatan MGMP;
2.
Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk terus mendukung para guru, khususnya guru Kewirausahaan dalam mengembangkan kompetensi pedagogik, melalui kegiatan MGMP;
9
3.
Bagi peneliti lain, memberikan informasi dan wawasan baru mengenai pentingnya kegiatan MGMP sebagai wadah pengembangan guru dalam mengembangkan kompetensi pedagogik.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”1 Dilihat dari tugasnya, guru merupakan profesi yang memiliki tugas dan peran yang cukup banyak, yakni tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing, mendidik, melatih, mengembangkan, dan menilai potensi peserta didik supaya dapat berkembang dan bermanfaat untuk dirinya dan masyarakat. Untuk itu, guru diharuskan memiliki berbagai kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Dalam Bab I Pasal 1 ayat 10 pada Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” 2 Jadi, seorang guru harus memiliki kompetensi yang mumpuni terkait dengan pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku dalam rangka memudahkan pelaksanaan tugas, khususnya mengajar, mendidik, serta mengembangkan potensi peserta didik. Selanjutnya dalam Bab IV Pasal 10 ayat 1 pada Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab I, Pasal 1. 2 Ibid., Bab I, Pasal 1 ayat 10.
10
11
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.” 3 Keempat kompetensi tersebut penting untuk dimiliki oleh guru. Kompetensi paling penting dan tertua adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi
pedagogik
merupakan
kompetensi
utama
dan
menjadi
kompetensi paling dasar yang wajib dimiliki dan dikuasai oleh guru. Guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar dan pentransfer ilmu pengetahuan saja, melainkan juga sebagai pendidik dan pembimbing peserta didik dalam mengembangkan segala potensi yang dimilikinya dalam bidang akademik maupun non akademik. Melalui peran dan tugas tersebut, guru harus mampu untuk menjadi orang yang dapat membuat peserta didik mau dan berkeinginan untuk belajar. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai definisi kompetensi pedagogik guru, yaitu sebagai berikut:
1. Definisi Kompetensi Pedagogik Sebagaimana telah disebutkan bahwa salah satu kompetensi yang dituntut dari seorang guru adalah kompetensi pedagogik. Lukmanul Hakim menyatakan kompetensi pedagogik bahwa “Kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar, termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi hasil belajar mengajar dan pengembangan siswa sebagai individu-individu.
4
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa
kompetensi pedagogik merupakan salah satu kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan manajemen, yakni
mulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan,
penilaian,
dan
juga
pengembangan. Guru harus mampu membuat perencanaan terlebih dahulu terkait dengan materi dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan; 3 4
243.
Ibid., Pasal 10 ayat 1. Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), Cet. I, h.
12
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menyesuaikan pada perencanaan yang telah dibuat; penilaian, yakni menilai hasil belajar mengajar setelah dilaksanakan; dan juga pengembangan, yakni mengembangkan kemampuan siswa berdasarkan bakat dan minat melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Sudarwan Danim dan Yunan Danim menyatakan bahwa kompetensi pedagogik meliputi: (a) Memahami peserta didik secara mendalam; (b) merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; (c) melaksanakan pembelajaran; (d) merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; (e) mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.5 Sesuai dengan pernyataan tersebut kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang mengacu kepada lima aspek, yaitu: pertama, memahami peserta didik secara mendalam adalah kemampuan guru dalam memahami siswa secara keseluruhan, yakni tidak hanya dari aspek fisik, moral, atau sosial saja, tetapi juga mencakup kultural, emosional, dan juga intelektual. Kedua, merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, yaitu kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran dengan mengutamakan sesuai pedoman
kegiatan
pembelajaran
dan
materi
pembelajaran.
Ketiga,
melaksanakan pembelajaran, yaitu guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan bahan ajar sesuai dengan materi pembelajaran agar kegiatan yang dilaksanakan tidak membosankan.
Keempat,
merancang
dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran, yakni kemampuan guru dalam melakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui 5
Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas: Strategi Membangun Disiplin Kelas dan Suasana Edukatif di Sekolah, (Bandung: CV Pustaka Setia, Februari 2011), Cet. I, h. 69.
13
kemampuan peserta didik dalam memahami dan menangkap materi yang telah dipelajari. Kelima, mengembangkan peserta didik dalam mengaktualisasikan berbagai potensinya, yakni kemampuan guru dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Syaiful Sagala menyatakan kompetensi pedagogik meliputi: (a) Menguasai landasan-landasan pendidikan; (b) menguasai bahan pelajaran; (c) kemampuan mengelola program belajar mengajar; (d) kemampuan mengelola kelas; (e) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (f) menilai hasil belajar siswa; (g) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (h) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (i) memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; dan (j) mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.6 Dari rumusan tersebut, kompetensi pedagogik adalah kemampun guru mengelola peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi pedagogik ini meliputi sepuluh aspek, yakni: pertama, memahami dan menguasai landasan kependidikan merupakan kemampuan seorang guru tidak hanya dalam memahami pengetahuan mengenai materi yang akan diajarkan, tetapi juga memahami pengetahuan terkait cara mendidik dan membelajarkan. Kedua, guru harus memiliki pengetahuan serta memahami terkait materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Ketiga, guru diharuskan mampu dalam merencanakan program belajar mengajar yang akan berlangsung. Hal ini bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Keempat, guru harus mampu mengelola kelas pada saat pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam belajar di kelas tidak cepat merasa jenuh ataupun bosan. Kelima, kegiatan belajar mengajar tidak akan membosankan apabila terjadinya interaksi yang aktif dari peserta didik, tidak 6
210.
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, Mei 2012), Cet. 6, h.
14
hanya oleh guru saja. Maka dari itu, guru perlu memahami dan mampu dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Keenam, guru perlu untuk menilai hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait materi yang dipelajari, serta untuk menilai tingkat perkembangan siswa. Ketujuh, guru diharuskan
mengenal
dan
memahami
kurikulum
yang
ada,
serta
menterjemahkannya dalam bentuk rencana pembelajaran yang disesuaikan berdasarkan materi dan peserta didik serta terkait dengan tujuan pembelajaran. Kedelapan, guru perlu memahami fungsi bimbingan dan penyuluhan serta tindakan yang harus diberikan. Hal ini berguna untuk membimbing serta memberikan bantuan bagi peserta didik, baik dalam masalah akademik, sosial, ataupun pribadi. Kesembilan, guru perlu memahami terkait hasil pengajaran yang telah dilakukan dengan melihat dan menilai dari hasil belajar peserta didik. Dari kegiatan tersebut, maka guru bisa menilai apakah pengajaran yang telah dilakukan berjalan dengan efektif ataukah tidak. Kesepuluh, guru diharuskan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan terkait dengan kegiatan merencanakan, mencatat, mengimplementasikan, serta melaporkan kegiatan pembelajaran. Buchory menyatakan kompetensi pedagogik meliputi: “(a) memahami peserta didik; (b) merancang dan melaksanakan pembelajaran; (c) mengevaluasi
hasil
belajar;
dan
(d)
mengembangkan
diri
secara
profesional”. 7 Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi empat aspek, yaitu: pertama, kemampuan dalam memahami
peserta
didik
adalah
kemampuan
guru
mengenal
dan
mengidentifikasi berbagai hal tentang peserta didik, baik kemampuan dan kelemahan yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Kedua, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran adalah kemampuan guru untuk merancang proses 7
Buchory, Guru: Kunci Pendidikan Nasional, ( Yogyakarta: Leutikaprio, September 2012), Cet. 1, h. 94.
15
pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan mengacu kepada materi, peserta didik, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran, sekaligus kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran secara efektif, mendidik, dan dialogis sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah ditentukan. Ketiga, evaluasi hasil belajar adalah proses dalam menilai kemampuan belajar peserta didik, serta guru harus mampu dalam melakukan penilaian secara objektif. Keempat, berusaha untuk mengembangkan diri secara profesional melalui pendidikan dan pelatihan agar semakin terasah dan lebih meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan kegiatan positif bagi peserta didik. Jamil Suprihatiningrum menyatakan bahwa “Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis”.8 Guru adalah seorang tokoh yang berperan dalam mengelola proses pembelajaran dan berkaitan erat dengan siswa. Keterkaitan siswa dalam pembelajaran mengharuskan guru mampu memahami tentang karakter siswa. Dua kemampuan ini membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh individu yang berprofesi sebagai guru. Kompetensi pedagogik tidak hanya mengacu pada kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi kemampuan guru dalam mengelola peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Sebenarnya sebelum mengelola kegiatan pembelajaran ada baiknya bagi guru untuk menentukan dan mengelola peserta didik, baik dalam faktor perkembangan, kemampuan, dan kebutuhan. Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu untuk mengikuti dan menerima kegiatan serta materi yang dipelajari. 8
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h. 101.
16
2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik Agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan efektif, maka guru diharuskan merencanakan dan membuat rancangan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. Namun, untuk dapat melaksanakan hal tersebut, guru harus terlebih dahulu memahami mengenai potensi dan karakteristik peserta didik sehingga guru dapat menentukan kegiatan dan metode pembelajaran yang akan digunakan dengan menyesuaikan pada peserta didik. Hal ini bertujuan agar setiap peserta didik dapat mengikuti dan melakukan pembelajaran yang dilaksanakan. Sebenarnya dalam kompetensi pedagogik terdapat banyak lingkup yang harus dipelajari dan dikuasai oleh guru. Tidak hanya dalam merencanakan dan membuat rancangan pembelajaran serta pemahaman terhadap peserta didik, tetapi juga kemampuan dalam memahami akan landasan kependidikan, kemampuan mengevaluasi hasil belajar peserta didik, serta kemampuan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai ruang lingkup kompetensi pedagogik, berikut ini adalah penjelasan mengenai hal tersebut.
a. Memahami Wawasan atau Landasan Kependidikan Uhar
Suharsaputra
menyatakan
mengenai
pemahaman
wawasan/landasan kependidikan bahwa: Guru harus memiliki kemampuan dalam memahami wawasan kependidikan yang meliputi: (1) memahami visi dan misi pendidikan nasional; (2) memahami hubungan pendidikan dan pengajaran; (3) memahami konsep pendidikan dasar dan menengah; (4) memahami fungsi sekolah; (5) identifikasi permasalahan umum pendidikan dalam proses dan hasil pendidikan; (6) membangun sistem yang menunjukan keterkaitan pendidikan sekolah dan luar sekolah.9 9
213.
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, Juni 2010), Cet. I, h.
17
Dari pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa guru harus memiliki kemampuan dalam memahami akan wawasan kependidikan agar guru dapat melaksanakan kegiatan pendidikan sesuai dengan dasar dan kebijaksanaan pendidikan nasional. Dalam pemahaman ini, terdapat enam indikator yang perlu diperhatikan, yaitu pertama, guru memiliki pemahaman akan visi dan misi pendidikan nasional; kedua, guru harus mampu memahami kegiatan pendidikan dan pengajaran agar tidak mengalami kesalahan dalam pelaksanaannya; ketiga, memahami konsep pendidikan dasar dan menengah; keempat, guru memiliki pemahaman akan fungsi sekolah sehingga guru mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan dalam ruang lingkup sekolah; kelima, guru mampu mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi dalam pendidikan, baik mengacu pada proses maupun hasil pendidikan; keenam, guru diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan membangun hubungan antara pihak sekolah dengan masyarakat atau luar sekolah. Fachrudddin Ali menyatakan bahwa “Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut: (1) mempelajari konsep, landasan, dan asas kependidikan; (2) mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial; (3) mengenali kemampuan dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik”. 10 Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kemampuan dalam menguasai landasan kependidikan tidak hanya berfokus pada aspek dasar atau asas kependidikan saja, akan tetapi terdapat tiga aspek yang diperlukan, yaitu; pertama, mempelajari dan menguasai konsep, landasan, dan asas kependidikan merupakan landasan pokok bagi guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik. Pada aspek 10
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Persada, 2011), h. 58.
18
ini, guru harus memahami dengan benar tentang tujuan dan hakikat pendidikan dan pembelajaran. Kedua, mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial merupakan kemampuan
guru
dalam
memahami
lembaga
pendidikan
yang
menyangkut pada visi dan misi lembaga pendidikan sehingga guru mampu menjalankan profesinya sesuai dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang menjadi naungannya. Ketiga, mengenali kemampuan dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik merupakan kemampuan guru untuk dapat mengenal dan memahami potensi peserta didik dalam rangka memudahkan guru maupun peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran. Menurut pendapat Sardiman “Guru sebagai salah satu unsur manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar, arah/tujuan, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksanaannya”. 11 Guru merupakan salah satu pendukung penting dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan sehingga guru tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan dalam bidangnya, namun juga memiliki pengetahuan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru harus memiliki pemahaman akan dasar dari kegiatan pendidikan, tujuan pelaksanaan pendidikan, dan juga kebijaksanaan dalam kegiatan pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan guru dalam mendidik dan membimbing peserta didik. Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan bahwa: Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan dalam. Wawasan yang luas dan mendalam akan memudahkan guru untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan tindakan
11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, Cet. 19, h. 171.
19
pendidikan. Keputusan yang tepat akan meminimalisasi kesalahan guru (malpraktik) dalam menangani peserta didiknya.12 Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa guru sebagai tiang penyangga dalam pendidikan peserta didik di sekolah, maka diharuskan bagi guru untuk memiliki wawasan yang luas dan mendalam, yakni tidak hanya dalam bidang materi yang diajarkan, tetapi juga dalam kegiatan kependidikan.
Hal ini bertujuan untuk
mengurangi terjadinya kesalahan yang fatal dalam menentukan dan mengambil keputusan ketika menangani peserta didik. Jika guru tidak memiliki dasar pengetahuan tentang kependidikan, maka guru akan sulit menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam mendidik sesuai dengan nilai dan norma. Seorang guru wajib memahami landasan kependidikan agar mampu melaksanakan kegiatan pendidikan secara benar sesuai dengan standar nasional pendidikan. Namun, Fachruddin dan Ali juga menegaskan bahwa selain memahami akan landasan kependidikan, guru juga perlu untuk memahami dan mengenal tentang visi dan misi serta tujuan dari sebuah institusi atau lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga sosial. Dan yang lebih penting lagi bahwa guru harus memahami dan mengenal terhadap karakteristik dan psikologis peserta didik. Hal ini bertujuan agar guru lebih mudah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
b. Memahami Tentang Peserta Didik Menurut Fachruddin dan Ali, “Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik
12
Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. I, h. 122.
20
peserta didik”.13 Definisi tersebut memberi makna bahwa setiap peserta didik memiliki keunikan berbeda-beda. Untuk itu, guru diharuskan memiliki pemahaman secara lebih mendalam terkait dengan ciri-ciri dan perkembangan peserta didik. Berkaitan dengan ciri-ciri, setiap peserta didik memiliki fisik yang berbeda, ada peserta didik dengan memiliki fisik normal, namun ada pula yang memiliki kekurangan. Selain itu, dari segi perkembangan, ada siswa dengan kemampuan dalam hal belajar dan berkembang secara cepat, namun ada juga yang memiliki keterlambatan. Perbedaan ini bukanlah suatu penghalang atau hambatan bagi guru dalam melakukan
pembelajaran.
Melainkan
dengan
kemampuan
akan
pemahaman ini, membuat guru menjadi lebih kreatif dan inovatif karena guru dituntut untuk merancang bahan, metode, dan juga strategi dalam pembelajaran dengan disesuaikan pada peserta didik sehingga bertujuan agar setiap peserta didik mampu mengikuti dan menerima materi dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Menurut Marselus, “Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan
berbagai
aspek
perkembangannya
dan
faktor-faktor
yang
memengaruhinya merupakan syarat mutlak bagi guru agar guru dapat berhasil dalam pembelajarannya.” 14 Sesuai dengan pendapat tersebut, maka kemampuan guru untuk memahami peserta didik merupakan suatu syarat bagi guru dalam keberhasilan melakukan pembelajaran. Karena dengan memahami karakteristik peserta didik, guru mampu membuat rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan dari setiap peserta didik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam mengikuti dan melakukan kegiatan
13
Fachruddin, op. cit., h. 61. Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, (Jakarta: Indeks, 2011), Cet. I, h. 30. 14
21
pembelajaran yang telah dirancang, serta mampu untuk menerima materi dengan baik. Barnawi dan Mohammad Arifin mengemukakan bahwa guru diharuskan memiliki kompetensi pedagogik salah satunya adalah memahami peserta didik. Dalam memahami peserta didik terdapat dua hal yang perlu ditekankan, yakni kecakapan dan kepribadian. Berkaitan dengan kecakapan, ada peserta didik yang cepat menerima pelajaran dan ada juga yang lambat dalam belajar. Sedangkan, dari segi kepribadian bahwa peserta didik memiliki pribadi yang unik dan khas.15 Kemampuan akan memahami peserta didik menjadi salah satu bagian terpenting dalam kompetensi pedagogis. Pada dasarnya setiap peserta didik berbeda, baik dalam kecakapan atau kemampuan dan juga kepribadian. Berkaitan dengan kecakapan atau kemampuan, terdapat peserta didik yang memang memiliki kelebihan, yakni mampu menerima dan menangkap pelajaran dengan cepat dan mudah, namun ada juga peserta didik yang memiliki kekurangan dalam menerima pelajaran dengan cepat. Selain itu, jika dilihat dari aspek kepribadian, akan banyak ditemui peserta didik yang memiliki kepribadian secara khas dan unik, seperti ada peserta didik dengan pribadi humoris, pendiam, pemalu, periang, serta mudah bersosialisasi. Oleh karena itu, guru penting untuk memiliki
pemahaman
terhadap
peserta
didik
dalam
membantu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun pendidikan. Suyanto dan Asep Jihad menyatakan bahwa “Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator esensial: memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
15
Barnawi, op. cit., h. 125.
22
bekal-ajar awal siswa”. 16 Kemampuan dalam memahami peserta didik merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kemampuan ini terdapat tiga indikator utama, yaitu pertama, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif merupakan kemampuan guru untuk dapat mengidentifikasi tingkat perkembangan pengetahuan dan berpikir peserta didik, karena setiap peserta didik memiliki perbedaan, yakni ada yang dengan mudah dan cepat menerima pelajaran, namun ada juga yang memiliki keterlambatan. Dengan kemampuan akan pemahaman ini, guru dapat menggunakan berbagai strategi dan metode secara kreatif sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton, serta memudahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru akan lebih mampu dalam mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan pengayaan dan remedial. Kedua, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian merupakan kemampuan guru dalam memahami karakteristik dan kepribadian peserta didik. Pada dasarnya, peserta didik memiliki kepribadian yang unik. Oleh sebab itu, guru perlu mengenali dan memahami secara mendalam. Hal ini bertujuan untuk membantu guru dalam
melaksanakan
pembelajaran
dengan
mengaitkan
terhadap
karakteristik dan kepribadian peserta didik. Agar peserta didik lebih mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mudah menerima materi yang dipelajari. Ketiga, mengidentifikasi bekal-ajar awal siswa merupakan kemampuan guru memahami pengalaman belajar siswa, dalam artian guru mengetahui materi telah dipelajari dan dipahami oleh siswa. Hal ini bertujuan sebelum guru memulai pembelajaran, maka guru harus mengetahui terlebih dahulu, apakah siswa telah mengetahui materi atau sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan materi tersebut 16
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 41.
23
ataukah belum. Agar guru menjadi lebih mudah dalam memberikan, menjelaskan, dan melaksanakan pembelajaran dari pengetahuan atau pemahaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya. Guru dituntut untuk memahami peserta didik, baik terhadap kemampuan, perkembangan kognitif, kepribadian, serta pengalaman belajar peserta didik secara mendalam. Peserta didik merupakan individu dengan kemampuan dan kepribadian yang berbeda-beda, baik secara fisik, mental, dan juga emosional. Begitu pun juga dengan cara penanganannya, yakni dibutuhkan kemampuan yang berbeda dalam mengatasinya. Dan hal ini sangat diperlukan oleh guru agar memudahkan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga setiap peserta didik mampu mengikuti dan menerima dengan baik. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru diharuskan merancang dan membuat rencana terhadap kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam menemukan kegiatan apa saja yang harus dilakukan, agar pembelajaran dapat berjalan terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu kemampuan yang dimiliki oleh guru, yakni mengenal dan memahami peserta didik secara mendalam membantu guru untuk membuat rancangan kegiatan pembelajaran dengan disesuaikan pada peserta didik, baik bahan atau alat ajar, kegiatan pembelajaran, dan metode pembelajaran. Lebih lanjut Fachruddin dan Ali berpandangan bahwa memiliki ketepatan dalam memahami peserta didik terdapat kesinambungan terhadap pembuatan rancangan pembelajaran dengan disesuaikan pada pemahaman kemampuan peserta didik.
c. Mengembangkan Kurikulum/Silabus Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan bahwa “Menjadi tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan
24
menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi, serta menyusun program dan alat evaluasi yang tepat”. 17 Pernyataan tersebut memberi makna bahwa guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian dalam merumuskan, menyusun, dan merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Rencana pembelajaran yang dirancang harus memenuhi berbagai indikator, yakni terdapat adanya tujuan yang hendak dicapai dari materi yang diajarkan; bahan, sumber, dan alat apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan disesuaikan pada tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan; memilih dan menggunakan berbagai metode dan strategi yang
beragam agar peserta didik tidak mudah bosan; serta
menyusun penilaian yang akan digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik akan materi yang dipelajari. Lukmanul Hakim menyatakan bahwa: Guru harus mampu dalam mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu, meliputi: (1) memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum; (2) menentukan tujuan pembelajaran yang diampu; (3) menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan; (4) memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran; (5) menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik siswa; (6) mengembangkan indikator dan instrument penilaian.18 Dari
pernyataan
tersebut,
bahwa
guru
sebelum
melakukan
pembelajaran diharapkan bagi guru dalam membuat dan merancang, serta mengembangkan materi yang akan diajarkan. Pengembangan materi memiliki keterkaitan terhadap kurikulum/silabus. Kurikulum/silabus 17
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Januari 2009), Cet. XI, h. 200. 18 Lukmanul, op. cit., h. 244.
25
merupakan sebuah pegangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penting sekali bagi guru dalam memiliki pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/silabus. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Lukmanul Hakim juga mengemukakan enam indikator bagi guru dalam
mengembangkan
kurikulum/silabus.
Pertama,
guru
harus
memahami prinsip pengembangan kurikulum, yaitu suatu dasar terkait aspek apa saja yang ingin ditekankan bagi perkembangan peserta didik terhadap
materi pembelajaran. Kedua, guru harus mampu dalam
menentukan tujuan dari materi pembelajaran, serta apa saja yang dapat diperoleh bagi peserta didik. Ketiga, guru harus mampu menentukan pengalaman belajar peserta didik terkait apakah peserta didik tersebut telah memahami dan menerima materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Keempat, guru diharuskan mampu memilih materi yang akan diajarkan dengan disesuaikan pada tingkatan pendidikan serta tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Kelima, guru harus memiliki kemampuan dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode dan strategi yang disesuaikan pada tingkat perkembangan peserta didik. Keenam, penilaian merupakan salah satu bentuk untuk mengetahui tingkat perkembangan peserta didik terhadap kemampuan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
pendapat
Marselus
“Tugas
para
guru
adalah
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ini ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, para guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan bahan ajar dan berbagai perangkat pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran
26
yang optimal”. 19 Dari pendapat tersebut, lebih lanjut dapat diketahui bahwa guru harus memiliki kemampuan yang luas, tidak hanya memahami materi yang akan diajarkan tetapi juga kemampuan dalam membuat, merancang, serta mengembangkan rencana pembelajaran untuk dilaksanakan kepada peserta didik. Rencana pembelajaran merupakan suatu gambaran yang menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yakni mencakup tentang materi pelajaran; bahan-bahan yang akan digunakan; kegiatan, metode, dan strategi yang akan dilakukan; serta penilaian peserta didik. Hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru agar mampu melakukan proses pembelajaran secara optimal sehingga peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan menangkap materi yang dipelajari. Guru
harus
memiliki
pemahaman
untuk
mengembangkan
kurikulum/silabus, yakni tidak hanya memahami akan kemampuan dan perkembangan peserta didik, bahan dan alat yang digunakan, serta metode yang akan dilakukan. Akan tetapi, terdapat beberapa aspek lainnya yang juga penting, yaitu mampu mengetahui dan menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mampu untuk memilih materi pembelajaran yang akan diterapkan sesuai dengan kemampuan dan pengalaman
belajar
peserta
didik,
mampu
merancang
kegiatan
pembelajaran yang tepat dengan disesuaikan pada materi dan kemampuan peserta didik, serta mengembangkan dan menentukan aspek penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar dan peserta didik dalam pembelajaran. Lebih lanjut Lukmanul Hakim berpandangan bahwa kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum/silabus secara rinci dan tepat memiliki keterkaitan terhadap aspek pemahaman akan kemampuan dan
19
Marselus, op. cit., h. 34.
27
perkembangan peserta didik, bahan dan metode yang akan digunakan, tujuan yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari dan dibahas, pengalaman belajar peserta didik, serta penilaian yang akan digunakan. Tanpa adanya pemahaman terhadap berbagai aspek tersebut, maka kegiatan pembelajaran menjadi kurang optimal. Jika guru tidak mampu untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai maka kemungkinan pembelajaran yang dilaksanakan pun menjadi kurang optimal, karena guru kurang memahami apa yang akan dicapai oleh peserta didik. Jika guru tidak mampu menentukan materi yang akan dipelajari dengan berdasarkan pada kemampuan dan pengalaman peserta didik atau tidak sesuai dengan jenjang pendidikan, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menerima materi sehingga kegiatan pembelajaran akan menjadi kurang efektif. Selain itu, jika guru tidak mampu memahami bentuk dan tujuan penilaian yang akan digunakan, maka guru akan kesulitan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar peserta didik sehingga guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan remedial dan pengayaan.
d. Merancang Pembelajaran Fachruddin dan Ali menyatakan mengenai perancangan pembelajaran bahwa: Kemampuan mengelola program pembelajaran mencakup kemampuan merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar, merumuskan silabus, tujuan pembelajaran, kemampuan menggunakan metode/model mengajar, kemampuan menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuan melakukan evaluasi, kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial”.20
20
Fachruddin, op. cit., h. 57.
28
Pernyataan tersebut memberi makna bahwa seorang guru tidaklah diharuskan hanya memiliki satu kemampuan saja, yakni kemampuan dalam melakukan pembelajaran. Namun, seorang guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang lain, seperti halnya merumuskan dan menyusun silabus; menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik; kemampuan dalam memilih dan menggunakan
metode
pembelajaran
yang
menarik
dan
kreatif;
kemampuan dalam menyusun berbagai kegiatan pembelajaran dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran; kemampuan dalam memilih dan menentukan berbagai bentuk penilaian; kemampuan dalam mengenal dan
memahami potensi, bakat, dan minat peserta didik; serta
kemampuan bagi guru dalam melaksanakan pengayaan dan remedial. Menurut
Suyanto dan Asep Jihad, guru sebagai
perancang
pembelajaran dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan pelaksanaan belajar mengajar tersebut dengan memperhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi: (a) Memahami landasan kependidikan; (b) menerapkan teori belajar dan pembelajaran; (c) menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa; (d) menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta (e) menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.21 Berdasarkan pendapat tersebut bahwa guru dituntut untuk berperan aktif, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan berbagai komponen, yakni meliputi memahami landasan kependidikan; menerapkan belajar dan pembelajaran dengan disesuaikan pada tujuan pembelajaran dan peserta didik; menentukan strategi pembelajaran dengan menyesuaikan pada perkembangan dan kebutuhan peserta didik dan juga bahan ajar; menetapkan kompetensi dan standar
21
Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 41.
29
yang akan dicapai dari materi yang diajarkan; serta menyusun dan membuat rancangan pembelajaran untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran. Jamil
Suprihatiningrum
menyatakan
bahwa
“Perancangan
pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran”.22 Pernyataan tersebut memberi makna bahwa guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun dan merancang kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan rancangan pembelajaran dijadikan sebagai suatu alat pengukur dan pengendali kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan optimal dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka guru diharuskan untuk menyusun langkahlangkah kegiatan pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang dibuat biasanya tidak terlepas dari beberapa komponen, di antaranya pertama, identifikasi kebutuhan merupakan suatu kegiatan dalam memilih dan menentukan apa saja kebutuhan
dalam
melaksanakan
pembelajaran,
seperti
halnya
perkembangan peserta didik, sumber belajar, alat, dan juga bahan materi. Kedua, perumusan kompetensi dasar merupakan kegiatan dalam menentukan kompetensi dasar apa yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam
mempelajari
suatu
materi.
Ketiga,
penyusunan
program
pembelajaran merupakan aktifitas dalam menentukan metode, strategi, dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
22
Jamil, op. cit., h. 102.
30
Lebih lanjut, Fachruddin dan Ali berpandangan bahwa kemampuan guru dalam merancang pembelajaran memiliki beberapa aspek penting yang lebih kompleks, yakni salah satunya adalah kemampun guru dalam melaksanakan evaluasi atau penilaian terhadap kegiatan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Kegiatan ini penting dilakukan oleh guru, agar guru mampu melakukan perbaikan jika memang masih terdapat kekurangan, serta dapat melakukan penguatan kembali jika memang hasil penilaian sudah cukup baik. Dan akhirnya pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran
dapat
terus
berlangsung
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
e. Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Lukmanul Hakim berpendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis bahwa: Guru harus mampu menyelenggarakan pengembangan yang mendidik, meliputi: (1) memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik; (2) mengembangkan komponenkomponen rancangan pembelajaran; (3) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan; (4) melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan; (5) menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh; (6) mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.23 Guru harus mampu dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara mendidik, yakni pertama, guru harus memiliki pemahaman akan prinsip atau dasar perancangan pembelajaran. Kedua, guru harus mampu 23
Lukmanul. loc. cit.
31
dalam menentukan dan mengembangkan komponen pembelajaran, seperti halnya tujuan pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, serta alat dan bahan yang dibutuhkan. Ketiga, guru harus mampu dalam menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Keempat, guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan. Kelima, guru harus mampu menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang relevan dengan materi yang akan dipelajari dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Keenam, guru harus mampu mengambil suatu tindakan atau keputusan dalam pelaksanaan pembelajaran. Marselus menyatakan bahwa “Pembelajaran mendidik adalah pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar, tidak hanya pembelajaran yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan. Karena itu guru dalam pembelajaran yang mendidik hendaknya memposisikan diri sebagai motivator dan pemberi semangat (inspirator) bagi siswa”.24 Definisi tersebut memberi makna bahwa guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya bertugas dalam memberikan dan mentransfer ilmu kepada peserta didik. Namun, dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya sikap memotivasi dan memberikan inspirasi kepada peserta didik. Dengan sikap memotivasi, maka peserta didik akan semakin bersemangat dan
memiliki
kepercayaan
diri
yang tinggi
dalam
melakukan
pembelajaran sehingga hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Selain itu, guru juga diharapkan mampu mencerminkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat sehingga mampu menjadi sosok yang menginspirasi bagi peserta didik dalam berperilaku.
24
Marselus, op. cit., h. 36.
32
Menurut Jamil Suprihatiningrum “Tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dan pembentukan kompetensi siswa. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre-test, proses, dan post-test”. 25 Dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa tugas guru tidaklah hanya satu, yakni mengajar dan memberikan pengetahuan. Akan tetapi, lebih penting lagi, yaitu mendidik dan menanamkan pemahaman akan sikap dan perilaku yang baik kepada peserta didik. Kegiatan ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas dengan menyesuaikan pada kondisi lingkungan terkait kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku ini jika disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran dapat diterapkan ke dalam tiga aktifitas, yaitu ketika pre-test, proses pembelajaran, dan juga post-test. Secara lebih lanjut, Marselus berpandangan bahwa guru memiliki tugas dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini tidak hanya terkait pada pemberian dan pentransferan ilmu pengetahuan, namun juga memberikan motivasi dan inspirasi kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah kemampuan guru untuk dapat memposisikan dirinya sebagai penyemangat, pemberi kekuatan positif, serta pemberi contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik. Sehingga peserta didik tidak hanya mampu memiliki pengetahuan yang memadai, tetapi juga sikap dan mental yang kuat.
f. Mengevaluasi Hasil Belajar Fachruddin dan Ali mendefinisikan evaluasi bahwa “Kemampuan menilai prestasi belajar peserta didik adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan juga kemampuan dalam 25
Jamil. loc. cit.
33
mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program”. 26 Definisi tersebut memberi makna bahwa evaluasi hasil belajar merupakan kemampuan yang diperlukan oleh guru untuk dapat melakukan
pengukuran
dan
penilaian
terhadap
perubahan
dan
perkembangan peserta didik, baik dalam materi maupun tingkah laku. Namun, Fachruddin dan Ali menekankan kembali bahwa dalam pelaksanaan evaluasi tidak hanya melakukan penilaian terhadap peserta didik saja, tetapi juga kemampuan untuk menilai dan mengukur keterampilan mengajar, membuat program dan kegiatan pembelajaran, serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Jadi, pada evaluasi hasil belajar tidak hanya satu objek saja yang dinilai, yakni peserta didik, melainkan diri sendiri sebagai guru juga penting untuk dinilai dan diukur kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran. Marselus memberikan pernyataan bahwa “Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah menilai proses dan hasil pembelajaran. Guru harus bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat mengukur
kemajuan
komprehensif”.
27
belajar
dan
hasil
belajar
siswa
secara
Berdasarkan pernyataan tersebut memberi makna
bahwa guru mempunyai tugas utama selain mengajar adalah melakukan penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran. Seorang guru harus mampu menilai tidak hanya pada peserta didik saja, melainkan kemampuan dirinya dalam menyelenggarakan pembelajaran serta kemampuan mengajar juga perlu untuk dinilai. Dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari alat dan indikator penilaian sehingga guru perlu memahami dan mampu menentukan alat dan indikator apa saja yang digunakan dalam penilaian. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan
26 27
Fachruddin, op. cit., h. 58-59. Marselus, op. cit., h. 40.
34
penilaian bisa tepat dan terarah pada aspek yang akan dinilai, selain itu memudahkan dalam proses penilaian jika sudah terancang dengan baik. Berdasarkan rumusan Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 24 bahwa “Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.28 Sesuai dengan rumusan tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa penilaian adalah suatu aktifitas yang perlu dilakukan oleh guru dengan cara mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperlukan dalam penilaian, pengolahan data dan informasi, penafsiran, dan pengambilan keputusan mengenai kemampuan dan perkembangan peserta didik. Hal ini diperlukan untuk melihat dan mengukur mengenai seberapa jauh pencapaian peserta didik terhadap proses belajar yang telah dilakukan. Secara lebih lanjut, Fachruddin dan Ali berpandangan bahwa guru harus memiliki kemampuan dalam melakukan penilaian dan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik mampu dalam memahami dan menerima pelajaran yang telah disampaikan. Fachruddin dan Ali menekankan bahwasanya guru tidak hanya mampu dalam mengukur, menilai, dan menafsirkan hasil belajar peserta didik, tetapi juga guru harus mampu dalam menilai dan mengukur kegiatan pembelajaran dan kemampuan mengajar guru. Kegiatan seperti ini diperlukan untuk mengetahui apakah guru telah melakukan pembelajaran dengan tepat atau belum, selain itu sebagai alat pengukur pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
28
Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 24.
35
g. Mengembangkan
Peserta
Didik
untuk
Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang dimilikinya Hamzah mendefinisikan bahwa “Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas”. 29 Definisi tersebut memberi makna bahwa tugas guru tidaklah hanya mendidik dan membimbing peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, namun juga membantu dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membangun dan membina hubungan secara sosial. Hubungan sosial yang ingin dibina tidak hanya dibentuk dalam kegiatan di kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk dan menanamkan rasa kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama. Menurut pendapat Marselus “Kemampuan guru lain adalah membantu peserta didik mengaktualisasikan segenap potensinya. Siswa sebagai individu memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang beragam. Karena itu tugas guru adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa agar berbagai potensi dan kemampuan yang beragam itu dapat dikembangkan secara optimal”.30 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa guru harus memiliki kemampuan selain mengajar, yaitu membantu dan membimbing peserta didik dalam mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Karena peserta didik merupakan individu yang memiliki potensi unik dan beragam, maka cara membimbing dan menanganinya pun beragam. Maka diperlukan kemampuan guru untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan dan mengasah potensinya dengan berbagai kegiatan yang kreatif.
29
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 16. 30 Marselus, op. cit., h. 38.
36
Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan bahwa “Pengembangan peserta
didik
kesempatan
merupakan
kepada
kegiatan
peserta
didik
yang untuk
bertujuan
memberikan
mengembangkan
dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan kondisi sekolah”.31 Dari pernyataan tersebut memberikan makna bahwa peserta didik merupakan individu yang memiliki berbagai kemampuan dan keterampilan yang unik. Berbagai kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik patut untuk dikembangkan, agar kemampuan dan keterampilan dapat terasah serta menjadi lebih baik lagi. Dalam pengembangannya, maka guru diharapkan mampu untuk membantu peserta didik dalam mengekspresikan kemampuan dan keterampilan melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Secara lebih lanjut, Marselus memiliki pandangan bahwa seorang guru harus mampu untuk mengembangkan dan mengekpresikan berbagai potensi, bakat, dan minat peserta didik. Pada dasarnya, setiap individu merupakan mahkluk yang unik, yakni memiliki berbagai perbedaan satu sama lain. Begitu juga dengan peserta didik yang pasti memiliki potensi berbeda pula. Potensi, bakat, dan minat peserta didik dapat berkembang serta tersalurkan dengan baik, jika guru mampu untuk melakukan dan melaksanakan berbagai kegiatan dengan tujuan memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam mengekpresikan berbagai potensi yang dimiliki. Guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensi peserta didik. Kegiatan pengembangan potensi peserta didik tidak akan optimal, jika guru kurang mampu dalam menciptakan kondisi dan situasi yang sesuai untuk tujuan yang akan dicapai.
31
Barnawi, op. cit., h. 137.
37
B. Pengembangan Guru Dalam
kegiatan
pembelajaran,
selain
guru
diwajibkan
memiliki
pengetahuan dan wawasan luas terhadap materi yang diajarkan, guru juga wajib untuk memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran yang berlangsung lebih kreatif sehingga menjadi lebih menyenangkan karena tidak monoton. Untuk membantu guru dalam memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan terdapat banyak cara maupun kegiatan yang dapat dilakukan. Berbagai kegiatan tersebut, seperti halnya pengembangan. Dengan adanya pengembangan, guru dapat belajar maupun saling berdiskusi dan bertukar pengalaman. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan akan membuat kemampuan guru semakin meningkat, baik dalam
pengetahuan,
teknologi, maupun metode dalam pembelajaran. Pengembangan merupakan hal yang wajib dilakukan baik oleh Pemerintah, organisasi keguruan, sekolah, maupun dari pribadi guru itu sendiri. Tanpa adanya pengembangan, maka guru akan kesulitan dalam meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Jika hal ini terjadi, maka kemampuan guru baik pengetahuan dan keterampilan akan semakin menurun dan kurang sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pengembangan untuk guru.
1. Definisi Pengembangan Kompetensi Guru Jamil Suprihatinigrum memberikan pernyataan bahwa “Pengembangan adalah suatu proses untuk membantu organisasi atau individu dalam melakukan pekerjaan secara efektif.” 32 Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan menjadi kegiatan yang penting dilakukan dalam rangka membantu pelaksanaan pekerjaan agar menjadi lebih efektif. Kegiatan 32
Jamil, op.cit., h. 72.
38
pengembangan dapat dilakukan baik oleh organisasi secara berkelompok maupun juga individu. Menurut Hopkisn sebagaimana yang telah dikutip oleh Suyanto dan Asep Jihad bahwa “Pengembangan kompetensi adalah cara guru untuk menilai secara terus menerus dirinya sendiri dengan tetap membuka diri akan perubahan zaman yang terjadi.”
33
Berdasarkan penjelasan dari kutipan
tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan kompetensi guru merupakan hal yang penting agar guru dapat terus memperbaiki dirinya dengan menambah berbagai ilmu pengetahuan maupun keterampilan dengan disesuaikan pada perubahan zaman. Kegiatan pengembangan kompetensi guru dapat dilakukan secara individu, yakni dengan menilai dirinya untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan keterampilan yang belum dikuasainya. Abd. Kadim Masaong menjelaskan bahwa “Supervisi diartikan sebagai layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi, serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif.” 34 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa supervisi tidak lain adalah kegiatan membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi guru agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Kegiatan supervisi hampir sama dan dapat dimaknai sebagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dengan cara melakukan penilaian terlebih dahulu. Piet A. Sahertian memberikan definisi bahwa “Supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.”
35
Berdasarkan
definisi tersebut dapat dimaknai bahwa supervisi atau kegiatan pengembangan, 33
Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 40. Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3. 35 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, Juni 2000), Cet. I, h. 19. 34
39
baik secara individual maupun kelompok memiliki tujuan dalam membina guru-guru untuk dapat terus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, menurut Harold P. Adams dan Frank C. Dickey sebagaimana yang telah dikutip oleh Sudjana bahwa “Supervisi adalah upaya yang dilakukan oleh para petugas pendidikan agar para pendidik atau sumber belajar yang disupervisi dapat meningkatkan proses kegiatan belajar membelajarkan, mengembangkan profesi kependidikan, memilih dan merevisi tujuan dan komponen-komponen pendidikan.” 36 Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa supervisi bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru agar kegiatan pendidikan khususnya belajar mengajar dalam berjalan secara efektif. Supervisi atau kegiatan pengembangan guru ini dapat dilakukan oleh petugas khusus atau pihak yang memiliki keahlian dalam melakukan supervisi atau pengembangan. Guru harus diberikan stimulus agar dapat meningkatkan kemampuannya, khususnya dalam mendidik dan melakukan pembelajaran di kelas. Stimulus yang diberikan tersebut dapat berupa pengembangan yang bertujuan membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, serta dapat memberikan guru berbagai informasi dan solusi yang memang dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Selain itu, perlu ditekankan bahwa kegiatan pengembangan bagi guru tidak harus dilaksanakan dan dilakukan oleh Kepala Sekolah, penilik sekolah, dan juga pengawas, melainkan pengembangan dapat juga dilakukan oleh guru itu sendiri atau dengan rekan sesame guru. Jadi, pengembangan guru bertujuan untuk membantu guru dalam mendapatkan pengetahuan, informasi, dan juga
36
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: Falah, Januari 2004), Cet. III, h. 222.
40
kegiatan bagi pengembangan keterampilan yang nantinya sangat diperlukan untuk kegiatan kepmbelajaran di kelas.
2. Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Usaha dalam mengembangkan kompetensi guru, tidak bisa dilaksanakan secara sembarangan sebaliknya dibutuhkan sebuah strategi yang matang dan berkelanjutan. Strategi dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan dengan sebuah program yang telah disusun secara baik. Pengembangan yang dilakukan dapat menggunakan dua strategi, yaitu secara individual maupun kelompok. Pengembangan secara individual adalah pengembangan yang dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan kepada satu orang guru. Sedangkan, pengembangan secara kelompok adalah pengembangan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan kepada beberapa guru atau lebih dari satu orang guru. Dari kedua strategi tersebut, baik secara individual maupun kelompok memiliki berbagai cara atau kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Begitu juga dalam melakukan pengembangan guru dapat dilakukan cara atau kegiatan tertentu sesuai dengan tujuan pelaksanaan pengembangan. Sudarwan Danim mengemukakan bahwa pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentik pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat. Melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), yaitu in house training, program magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, kursus singkat di lembaga pendidikan, pembinaan internal oleh sekolah, pendidikan lanjut. Sedangkan kegiatan selain diklat, yaitu diskusi masalah pendidikan, seminar,
41
workshop,
penelitian,
penulisan
buku/bahan
ajar,
pembelajaran, pembuatan karya teknologi/karya seni. Jamil
Suprihatiningrum
mengemukakan
pembuatan
media
37
bahwa
“Pengembangan
profesional guru sains (matematika dan IPA) dapat ditempuh melalui beberapa cara, yaitu studi lanjut, inservice training, memberdayakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), memberdayakan organisasi profesi, mengevaluasi kinerja mengajar di dalam kelas, sertifikasi dan uji kompetensi.”38 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui beberapa kegiatan dalam mengembangkan kemampuan guru sains dengan guru mata pelajaran lainnya adalah sama. Dari beberapa kegiatan tersebut, ada salah satu kegiatan yang dilakukan, yakni melakukan pemberdayaan kegiatan MGMP yang bertujuan agar sesama guru bidang studi dapat aktif untuk mengembangkan diri dan kemampuannya secara bersama-sama. Abd. Kadim Masaong mengemukakan bahwa teknik yang dapat digunakan dalam supervisi atau pengembangan guru, yaitu kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat dewan guru/ staf, kunjungan antar sekolah, kunjungan antar kelas, pertemuan dalam kelompok kerja guru MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), penerbitan bulletin profesional, simposium, dan seminar. 39 Sesuai dengan penjelasan tersebut bahwa ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mengembangan guru, salah satunya melalui pertemuan dalam kelompok kerja guru/ MGMP. Dalam kegiatan MGMP ini, para guru dalam bidang studi atau mata pelajaran yang sama diberikan bimbingan terkait berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara lebih lanjut, Masaong memiliki pandangan bahwa guru perlu dilakukannya pengembangan untuk meningkatkan profesionalnya dalam 37
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru: Tilikan Indonesia dan Mancanegara, (Bandung: Alfabeta, 2013),h. 30-33. 38 Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 174-176. 39 Abd. Kadim Masaong, op. cit., h. 231.
42
mendidik dan melaksanakan pembelajaran. Dari pendapat tersebut telah dikemukakan beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam pengembangan secara kelompok serta hampir sama dengan pendapat para ahli lainnya. Namun, hal yang paling ditekankan dalam teknik kelompok, yakni terdapatnya kegiatan pertemuan yang dilakukan antara guru dalam bidang studi yang sama atau biasa disebut dengan MGMP. Jadi, MGMP merupakan teknik pengembangan secara berkelompok yang dapat bermanfaat bagi guru dalam bidang studi yang sama untuk saling belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya secara bersama-sama. Kegiatan MGMP bertujuan bagi guru untuk memudahkan dalam melakukan sharing mengenai materi pelajaran, metode pembelajaran yang tepat, perkembangan peserta didik, sampai kepada informasi yang aktual.
3. Tanggung Jawab Pengembangan Kompetensi Guru Kegiatan pengembangan diperlukan adanya pihak atau orang yang bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan. Hal ini ditujukan agar pengembangan dapat terlaksana dengan baik sesuai prosedur dan tujuan yang telah ditetapkan. Sebenarnya pihak yang melakukan pengembangan sama halnya dengan pihak yang melakukan kegiatan pembinaan. Berikut adalah penjelasan terkait siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan. Menurut Sudjana “Pihak pembina (pimpinan, pengelola, pengawas, supervisor, dsb.) melakukan pembinaan melalui tatap muka dengan pihak yang dibina atau dengan pelaksanan program.”40 Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa pengembangan guru dilakukan dengan cara pembinaan, yaitu bertemu antara guru yang dibina dengan pihak yang membina. Pendapat tersebut jika ditelaah lebih lanjut, maka dapat diketahui bahwa pihak yang melakukan pembinaan untuk mengembangkam kompetensi 40
Sudjana, Op. Cit., h. 230.
43
guru cukup banyak. Pertama, pimpinan. Pimpinan ini merupakan pihak tertinggi dari suatu lembaga pendidikan yang dipimpinnya, yakni Kepala Sekolah. Kepala Sekolah tidak hanya bertugas sebagai pemimpin, tetapi juga bertugas mengembangkan kompetensi bagi guru-guru yang mengajar di lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Kedua, pengelola. Pengelola merupakan pihak yang mengatur dan mengelola suatu lembaga pendidikan maupun sebuah organisasi yang menjadi naungannya. Pengelola ini di dalamnya bisa termasuk Kepala Sekolah yang bertugas mengelola sekolah yang dipimpinnya maupun juga pengelola dari organisasi, seperti organisasi guru bidang studi atau biasa disebut MGMP. Sedangkan, ketiga, pengawas maupun supervisor memiliki makna yang sama, yakni pihak yang mengawasi terhadap kegiatan pengembangan yang dilaksanakan. Pengawas maupun supervisor ini di dalamnya bisa termasuk Kepala Sekolah maupun pengawas dari pihak luar, seperti dari LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) yang merupakan naungan dari Suku Dinas. Pengawas maupun supervisor dari pihak luar, seperti LPMP kurang memiliki kepentingan dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, tetapi lebih kepada mengawasi, dan mendampingi organisasi yang ada di lembaga pendidikan, seperti MGMP itu sendiri. Selain itu, jika LPMP mengadakan pengembangan untuk guru maka tidak semua guru dapat dilibatkan dalam pelaksanaan pengembangan, jadi hanya sebagian guru saja yang dapat merasakan kegiatan pengembangan kompetensi oleh LPMP. Jadi, pihak yang bertanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi guru secara langung lebih terkait kepada Kepala Sekolah maupun pengelola organisasi guru, seperti MGMP. Made Pidarta menjelaskan bahwa “Kepala Sekolah mempunyai lima macam posisi, yaitu sebagai manajer, administrator, motor penggerak
44
hubungan dengan masyarakat, pemimpin, dan sebagai supervisor.”41 Pendapat tersebut menjelaskan bahwa kepala sekolah memiliki berbagai tugas dalam memimpin lembaga pendidikan, salah satunya adalah sebagai supervisor. Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas tersebut bertindak mengawasi kinerja para guru dan melakukan pengembangan kompetensi bagi para guru yang berada di lembaga pendidikan yang dipimpinnya agar memiliki berbagai macam kompetensi yang dibutuhkan dalam menunjang profesinya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian mengenai tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah, pengelola atau pengurus MGMP, dan LPMP dalam melakukan pengembangan kompetensi guru. a.
Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai supervisor. 1. Mendiskusikan tentang tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru di sekolah. 2. Mendiskusikan tentang metode-metode dan teknik-teknik mengajar dalam rangka pembinaan dan pengembangan proses belajar mengajar kepada guru-guru. 3. Membimbing guru-guru dalam penyusunan satuan pelajaran, program semesteran, dan pengembangan silabus. 4. Membimbing guru-guru dalam memilih dan menilai buku-buku untuk perpustakaan sekolah,buku-buku pelajaran untuk murid, dan buku-buku referensi mengajar untuk guru. 5. Membimbing guru-guru dalam menganalisis dan menginterpretasi hasil tes dan penggunaannya bagi perbaikan proses belajar mengajar. 6. Melakukan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis. 7. Mengadakan kunjungan observasi kepada guru-guru demi perbaikan cara mengajarnya. 8. Mengadakan pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah yang mereka hadapi.42 Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab Kepala
Sekolah dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, maka dapat dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, seperti: 41 42
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), h. 13. Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 119-120.
45
Mendiskusikan tentang tujuan dan filsafat pendidikan, serta metode dan teknik yang tepat dalam pembelajaran; Membimbing guru dalam menyusun satuan pelajaran, program semesteran, pengembangan silabus, memilih dan menilai buku sebagai bahan ajar, serta menganalisis dan menginterpretasikan hasil belajar peserta didik; Melakukan kunjungan kelas; Mengadakan kunjungan observasi kepada guru dalam rangka memperbaiki cara mengajar dan pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah yang dihadapi.
b.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP 1. Menetapkan sekolah inti sebagai pusat pertemuan KKG atau MGMP yang memiliki kemudahan akses bagi anggota lainnya dan memiliki sarana prasarana lengkap. 2. Menyusun program kegiatan sesuai dengan rambu-rambu penyelenggaraan KKG dan MGMP, Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP, dan Prosedur Operasional Standar Pengembangan KTSP. 3. Mengusulkan program kegiatan. 4. Melaksanakan kegiatan KKG dan MGMP sesuai program yang telah disusunnya. 5. Membuat pertanggung jawaban kegiatan, administrasi, dan keuangan pelaksanaan program. 6. Membuat laporan administratif dan akademik pelaksanaan kegiatan. 7. Membuat rencana rinci keberlanjutan program untuk tahun berikutnya. 8. Membantu tim pemantau dan evaluasi dari tingkat pusat, LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah. 9. Membuat laporan kegiatan KKG dan MGMP dan mengirimkannya kepada penyandang dana dan/atau UPTD Pendidikan Kabupaten/Kota.43
43
Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. (Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), h. 136.
46
Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab pengurus KKG dan MGMP dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, maka dapat dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, seperti: Menetapkan sekolah inti yang memiliki berbagai kemudahan dan fasilitas sebagai pusat pertemuan kegiatan KKG/MGMP; Menyusun program kegiatan KKG/ MGMP dengan menyesuaikan rambu-rambu penyelenggaraan KKG/MGMP
dan
prosedur
operasional
standar
penyelenggaraan
KKG/MGMP; mengusulkan program kegiatan KKG/MGMP; Melaksanakan kegiatan KKG/MGMP sesuai program yang telah disusun; Membuat pertanggungjawaban kegiatan, laporan administratif dan pelaksanaan kegiatan, rencana rincian keberlanjutan program untuk tahun berikutnya, laporan kegiatan KKG/MGMP serta mengirimkannya kepada penyandang dana dan/atau UPTD Pendidikan Kabupaten/Kota; Membantu tim pemantau dan evaluasi dari tingkat pusat, LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.
c.
Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP 1. Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP, menghimpun, menyediakan profil dan data KKG dan MGMP yang ada di daerahnya. 2. Melaksanakan pendampingan kegiatan KKG dan MGMP yang ada di daerahnya. 3. Menyediakan pelayanan konsultasi pelaksanaan kegiatan KKGdan MGMP yang ada di daerahnya. 4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan KKG dan MGMP dengan menggunakan contoh instrument yang disusun oleh Ditjen PMPTK. 5. Dinas Pendidikan Provinsi bersama-sama dengan LPMP membuat laporan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG dan MGMP dan mengirimkannya kepada KKG, MGMP, dan/atau Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.44
44
Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, op.cit., h. 134.
47
Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, maka dapat dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, seperti: Menghimpun dan menyediakan profil dan data KKG/MGMP yang ada di daerahnya, pelayanan konsultasi pelaksanaan KKG/MGMP yang ada di daerahnya; Melaksanakan pendampingan kegiatan KKG/MGMP di daerahnya; Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan KKG/MGMP sesuai dengan contoh instrument dari Ditjen PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan); Membuat laporan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG/MGMP bersama dengan LPMP serta mengirimkannya kepada KKG/MGMP dan Ditjen PMPTK.
4. MGMP sebagai Wadah Pengembangan Kompetensi Guru MGMP ini adalah suatu wadah yang dibentuk dalam rangka membantu para guru dalam bidang studi yang sama untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi yang diperlukan dalam menjalankan profesinya. Sebenarnya MGMP ini bertujuan untuk membantu guru dalam memecahkan masalah-masalah
yang
dihadapi
dalam
melaksanakan
pembelajaran,
meningkatkan pemahaman dalam mata pelajaran/bidang studi, tempat untuk saling bertukar gagasan tentang strategi dan teknik mengajar yang efektif dan masalah lainnya yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Pada dasarnya MGMP memiliki berbagai program
yang akan
dilaksanakan sebagai bagian utama dalam pengembangan MGMP. Program tersebut harus selalu merujuk pada usaha peningkatan kompetensi guru.
48
Program yang terdapat dalam MGMP terbagi menjadi tiga bagian, yaitu program umum, program inti, dan program penunjang.45 a. Program Umum merupakan program yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada guru mengenai kebijakan pendidikan yang berada di tingkat daerah sampai pusat, seperti halnya kebijakan terkait pengembangan profesionalisme guru. b. Program Inti merupakan program utama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetensi dan profesionalisme guru. Dalam program inti ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu program rutin dan pengembangan. 1.) Program rutin adalah program yang sering diadakan dan dilaksanakan setiap semester. Biasanya kegiatan dalam program rutin ini bersifat pengulangan dan penguatan agar guru semakin baik dan terus terasah kemampuannya dalam melaksanakan profesinya. Kegiatan yang biasanya dilaksanakan pada program rutin, seperti berikut: (a) Diskusi permasalahan pembelajaran; (b) Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran; Analisis kurikulum; (c) Penyusunan laporan hasil belajar siswa; (d) Pendalaman materi; (e) Pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung tugas mengajar; (f) Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. 2.) Program Pengembangan merupakan program yang dilaksanakan setelah program rutin berjalan dengan lancar. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru secara lebih lanjut agar guru semakin berkualitas serta termotivasi untuk mengembangkan dirinya. Dalam program pengembangan dapat dilaksanakan kegiatan, seperti 45
Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, loc. cit.
49
berikut: (a) Penelitian, di antaranya Penelitian Tindakan Kelas/Studi Kasus; (b) Penulisan Karya Ilmiah; (c) Seminar, lokakarya, kolokium (paparan hasil penelitian), dan diskusi panel; (d) Pendidikan dan pelatihan berjenjang (diklat berjenjang); (e) Penerbitan jurnal dan bulletin MGMP; (f) Penyusunan dan pengembangan website MGMP; (g) Kompetensi kinerja guru; (h) Pendampingan pelaksanaan tugas guru oleh pembimbing /tutor/instruktur/fasilitator di MGMP; (i) Lesson Study (studi pengkajian praktik pembelajaran yang memiliki tiga komponen, yaitu plan, do, see yang dalam pelaksanaannya harus terjadi kolaborasi antara pakar, guru pelaksana, dan guru mitra); (j) Professional Learning Community (komunitas belajar profesional); (k) TIPD (Teachers International Professional Development); (l) Global Gateaway; (m) Program lain yang sesuai dengan kebutuhan setempat. Dari beberapa kegiatan dalam program pengembangan yang telah dijelaskan, maka program tersebut dapat dipilih sekurang-kurangnya lima kegiatan untuk dilaksanakan. c. Program Penunjang merupakan program yang dilaksanakn dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi guru-guru sebagai peserta MGMP dengan materi yang bersifat penunjang. Kegiatan yang dapat dilakukan, seperti: (a) bahasa asing; (b) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); dan lain-lain.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal. Guru dalam menjalankan tugas profesinya diharuskan memiliki kompetensi yang mendukung, khususnya kompetensi pedagogik. Kompetensi ini menjadi titik utama dari tugas sebagai seorang guru karena peran guru tidak dapat terlepas dari kegiatan mendidik maupun mengajar peserta didik. Dalam mengajar guru perlu memiliki
50
keahlian khusus, seperti memahami wawasan atau landasan kependidikan, memahami tentang peserta didik, mengembangkan kurikulum/silabus, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, mengevaluasi hasil belajar, mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut perlu dipahami secara mendalam oleh setiap guru agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat berlangsung secara efektif. Guru hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, kelalaian, maupun lupa. Maka dari itu, guru perlu melakukan pengembangan dan peningkatan kemampuan dalam menjalankan tugas profesinya. Dalam menjawab permasalahan tersebut, maka dibentuklah organisasi guru secara khusus, yakni kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam bidang studi yang sama atau biasa disebut dengan MGMP. Pembentukan MGMP ini bertujuan untuk memfasilitasi guru dalam pengembangan kompetensi guru, khususnya adalah kompetensi pedagogik. Jadi, guru dalam bidang studi yang sama melakukan pertemuan dan berkumpul secara bersama-sama untuk membahas mengenai gagasan, informasi, materi pelajaran, maupun permasalahan yang sedang dialami untuk dipecahkan dan dicari solusi yang tepat. Maka MGMP sangat bermanfaat bagi guru sebagai wadah mengembangkan kompetensi guru dalam ruang lingkup yang lebih kecil, yakni dalam tingkat kotamadya ataupun kabupaten. Secara lebih lanjut, MGMP memiliki beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pada pengembangan dan peningkatan kompetensi guru. Pada MGMP ada tiga program, yakni program umum, program inti (program rutin dan pengembangan), dan program penunjang. Dari ketiga program tersebut, terdapat program yang memang sering dilakukan dan bersifat rutin terdapat pada setiap MGMP dengan kegiatan yang dilakukan, sebagai berikut: (a) Diskusi permasalahan pembelajaran; (b) Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester, dan rencana
51
program pembelajaran; Analisis kurikulum; (c) Penyusunan laporan hasil belajar siswa; (d) Pendalaman materi; (e) Pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung tugas mengajar; (e) Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Selain dari kegiatan tersebut, ada juga kegiatan lain yang termasuk ke dalam program umum, pengembangan, dan juga penunjang, namun diberikan hanya sesekali dan tidak terlalu sering. Hal ini terkait lagi dengan dana yang dimiliki dan juga pihak yang melakukan kegiatan pengembangan. Kegiatan yang dilakukan dalam MGMP diharapkan mampu untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi guru dalam berbagai hal, khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran; Memberikan kesempatan bagi guru dalam berbagi pengalaman untuk saling memberikan bantuan; Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
dibutuhkan;
Mengembangkan profesionalisme guru dalam rangka menjamin mutu pendidikan; Mengembangkan kegiatan mentoring maupun sharing antar guru yang senior dengan junior.
BAB III METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai saat penyerahan surat izin penelitian kepada Ketua MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur tanggal 1 April 2014 sampai bulan Agustus 2014. MGMP Kewirausahaan Wilayah Timur ini mencakup seluruh SMK dan guru Kewirausahaan yang berada di daerah Jakarta Timur, baik negeri maupun swasta, dimana terdapat 136 SMK swasta dan juga 13 SMK Negeri (lampiran 2). Dari SMK swasta terdapat guru yang mengajar Kewirausahaan sebanyak 198 orang, sedangkan untuk SMK Negeri sebanyak 24 orang. Berdasarkan data kehadiran guru pada kegiatan MGMP (lampiran 5) lebih banyak guru yang hadir atau pada kegiatan tersebut berasal dari SMK Negeri, oleh sebab itu penulis hanya membatasi penelitian pada SMK Negeri saja. Dengan agenda kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Agenda Kegiatan Penelitian
No.
Kegiatan
Waktu (bulan) April I
1.
Melakukan MGMP
observasi
awal
Kewirausahaan
terkait dengan
melakukan wawancara kepada Ketua MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
52
II
III
Mei IV
I
II
III
IV
53
2.
Menyerahkan surat izin penelitian kepada Ketua MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
3.
Meminta
data
kepada
Dikmenti
Kotamadya
Suku
Dinas
Jakarta Timur
terkait jumlah guru Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur 4.
Meminta data tentang struktur organisasi kepengurusan dan Surat Keputusan (SK) MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
5.
Meminta
data
pelaksanaan
tentang
MGMP
kegiatan
Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur No.
Kegiatan
Waktu (bulan) Juni I
7.
II
Juli
III
IV
I
II
Meminta surat persetujuan izin penelitian kepada Ketua MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur dan Kepala Sekolah (SMK Negeri 51, 58, dan 24) untuk melakukan wawancara kepada guru
yang
mengikuti
MGMP
Kewirausahaan dan pengurus MGMP Kewirausahaan No.
Kegiatan
Waktu (bulan) Agustus I
II
III
IV
III
IV
54
1.
Melakukan wawancara kepada pengurus MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur terkait MGMP Kewirausahaan dan kegiatannya
2.
Melakukan
wawancara
kepada
guru
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
terkait
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan tersebut dikarenakan penelitian ini membutuhkan data-data yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang telah didapat selanjutnya diolah dan dihasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dengan menghubungkan antara data secara lisan maupun tulisan. Tujuan pendekatan ini untuk mengungkapkan tentang fakta dan keadaan yang terdapat pada MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur yang
berkaitan
dengan
pengembangan
kompetensi
pedagogik
guru
Kewirausahaan. Dalam penelitian kualitatif lebih bersifat terbuka, yakni proses penelitian ini memberikan kesempatan kepada subjek untuk menjawab pertanyaan yang diajukan menurut pemahaman dan kerangka berpikir subjek tersebut.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah individu maupun benda yang dijadikan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subjek
55
penelitian adalah sumber data informasi yang didapat dari orang, benda, dan/atau suatu proses alamiah yang dibutuhkan penulis dalam mengumpulkan data supaya lebih akurat. Sumber data dapat dibagi menjadi tiga macam, berikut penjelasan secara rinci : 1. Person (manusia) Person adalah sumber data berupa manusia. Person atau manusia yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Pengurus MGMP Kewirausahaan, yaitu terdiri dari Ketua, Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan Masyarakat, serta anggota MGMP,
yaitu terdiri dari
empat
guru
Kewirausahaan dari SMK Negeri 51, SMK Negeri 58, dan SMK Negeri 24 yang aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur. 2. Place (tempat) Place adalah sumber data berupa tempat. Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang hanya mencakup SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan sekolah inti di SMK Negeri 51 Jakarta Timur. 3. Paper (kertas /simbol) Paper disini bukan saja bermaksud kertas, tetapi juga simbol. Paper disini dapat berupa struktur organisasi MGMP Kewirausahaan, Surat Keputusan (SK) MGMP Kewirausahaan, data guru dan kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data penelitian, di antaranya: 1. Teknik Wawancara Wawancara adalah proses penelitian yang dilakukan dalam bentuk komunikasi secara verbal antara penulis dengan subjek yang diteliti.
56
Wawancara ini dilaksanakan secara langsung, dalam artian bahwa penulis bertatap muka atau berhadapan dengan subjek melalui percakapan dengan cara penulis mengajukan berbagai pertanyaan yang telah disusun sebelum wawancara dilakukan. Hasil wawancara berbentuk verbal, oleh karena itu penulis merekam dan mencatat hasil jawaban ke dalam bentuk tulisan. Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi secara akurat dari beberapa sumber yang telah ditetapkan untuk menguatkan hasil data yang diperoleh melalui observasi maupun studi dokumentasi. Dalam penelitian ini, sebelum penulis melakukan teknik wawancara, maka penulis menggunakan pedoman wawancara untuk dapat memfokuskan aspek yang diperlukan agar terhindar dari persoalan yang tidak relevan dengan tujuan penelitian sehingga teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semistruktur, yakni penulis menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu persatu diperjelas untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. Teknik wawancara ini digunakan untuk mewawancarai Pengurus MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur, yaitu terdiri dari Ketua, Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan Masyarakat, serta anggota MGMP, yaitu terdiri dari empat guru Kewirausahaan dari SMK Negeri 51, SMK Negeri 58, dan SMK Negeri 24 yang aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Fokus
Sub Fokus
57
Pengembangan Kompetensi Pedagogik
a. Manajemen MGMP Kewirausahaan
Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan
b. Program MGMP dalam
MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri
mengembangkan kemampuan guru
Wilayah Jakarta Timur
Kewirausahaan c. Strategi yang dilakukan MGMP bagi pengembangan
kompetensi
pedagogik guru kewirausahaan d. Pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan guru di MGMP e.
Peran
MGMP
sebagai
wadah
pengembangan guru dan manfat yang didapat dari kegiatan MGMP
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Fokus Pengembangan Kompetensi Pedagogik
Sub Fokus a. Program MGMP dalam
Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan
Mengembangkan
MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri
Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
guru
b. Strategi yang dilakukan MGMP bagi pengembangan
kompetensi
pedagogik guru kewirausahaan c. Pihak dalam MGMP
yang
bertanggung
pengembangan
jawab
guru
di
58
d. Peran
MGMP
sebagai
wadah
pengembangan guru dan manfaat yang didapat dari kegiatan MGMP
2.
Teknik Observasi Observasi merupakan proses yang dilakukan oleh penulis berupa kegiatan mengamati dan mencatat segala keadaan dan kejadian dari berbagai hal yang diamati di lapangan dengan tujuan untuk memperoleh data supaya data yang dihasilkan menjadi akurat karena teknik ini secara langsung berinteraksi dengan kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan.
Tabel 3.4 Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
No. 1.
Kegiatan Kegiatan
yang
dilakukan
Keterangan MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 2.
Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
3.
Siapa yang melakukan pengembangan guru dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
4.
Teknik
yang
pengembangan
dilakukan guru
kegiatan
dalam MGMP
59
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 5.
Kehadiran
guru
Kewirausahaan
pada
kegiatan pengembangan yang dilakukan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 6.
Sikap
yang
ditunjukkan
guru
dalam
mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
3.
Teknik Studi Dokumentasi Dokumen adalah bahan tertulis maupun foto/video baik yang tercetak ataupun
tidak.
Teknik
dokumentasi
merupakan
proses
dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan baik itu mencakup bahan tertulis ataupun foto/video. Teknik ini digunakan untuk memperoleh berbagai data penting berupa struktur organisasi MGMP Kewirausahaan, Surat Keputusan (SK)
MGMP
Kewirausahaan,
data
guru
dan
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
Tabel 3.5 Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
No. 1.
Nama Dokumentasi Struktur
Organisasi
MGMP
Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur 2.
Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
Keterangan Ada
Tidak
60
3.
Waktu
dan
Nama
Kegiatan
yang
telah
dilaksanakan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 4.
Data Guru Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
E. Teknik Analisa Data Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif sehingga metode analisis data yang digunakan, yaitu analisis data deskriptif dengan mengklasifikasikan berbagai data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan untuk dianalisis dan diambil kesimpulan. Sedangkan, pola pikir yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini menggunakan pola pikir induktif, yaitu cara berpikir dengan dimulai dari fakta-fakta yang bersifat umum maupun peristiwa atau keadaan yang konkrit kemudian ditarik kesimpulan yang lebih bersifat khusus. 1.
Pengumpulan Data Penulis membuat catatan data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan terkait dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.
2.
Reduksi Data Penulis melakukan proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah itu, penulis membaca, mempelajari,dan memfokuskan mengenai data apa saja yang yang dibutuhkan terkait judul penelitian.
3.
Penyajian Data Setelah melalui reduksi data, maka selanjutnya penulis menganalisa data dengan cara menyajikan beberapa data temuan, mulai dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dalam bentuk teks naratif.
4.
Penarikan Kesimpulan
61
Setelah data telah dikumpulkan, direduksi, dan dianalisa,maka langkah selanjutnya penulis menarik kesimpulan dari data yang telah dijabarkan dalam bentuk naratif. Penarikan kesimpulan dilakukan sejak penulis berusaha mencari makna dari data yang telah didapatkan.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian ini memerlukan data yang valid dan juga sah, maka dari itu perlu dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang ada. Hal ini ditujukan agar dapat diketahui data tersebut memiliki keabsahan, maka penulis menggunakan teknik triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang diteliti untuk pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam teknik triangulasi ini digunakan sumber ganda dan metode
ganda.
Pada
sumber
membandingkan
data
hasil
ganda
observasi
menggunakan dengan
hasil
dua
cara,
wawancara
yaitu dan
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Dalam penelitian ini, terdapat langkah-langkah pemeriksaan data dengan menggunakan teknik triangulasi, sebagai berikut: 1.
Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil wawancara dari semua subjek yang telah ditetapkan;
2.
Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada;
3.
Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil wawancara dari semua subjek yang telah ditentukan;
62
4.
Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan hasil data dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Latar Belakang Terbentuknya MGMP Kewirausahaan Mata pelajaran Kewirausahaan bisa terbilang sesuatu yang bersifat baru dalam pendidikan di Indonesia khususnya bagi SMK, karena mata pelajaran tersebut baru dibentuk sekitar tahun 2000. Tujuan utama dari pembelajaran Kewirausahaan adalah merubah pola pikir siswa SMK dari pekerja
untuk
menjadi
pengusaha.
Dengan
kata
lain,
pelajaran
Kewirausahaan membekali siswa agar mampu menjadi pengusaha dengan keterampilan yang dimiliki. Materi
Kewirausahaan tergolong masih baru, maka guru yang
mengajar juga terbilang baru dan kebanyakan bukan dari bidang Kewirausahaan, bahkan awalnya Kewirausahaan ini hanya sebagai pelengkap yang terkadang diberikan bagi peserta didik kelas X dan XI saja. Selain itu, guru yang bertugas mengajar mata pelajaran Kewirausahaan bukanlah guru yang khusus memiliki kemampuan di bidang tersebut. Biasanya Kepala Sekolah menunjuk guru mata pelajaran lain yang masih kekurangan jam mengajar untuk mengajar Kewirausahaan. Banyak permasalahan yang timbul akibat hal tersebut, yakni guru kurang memahami materi dari mata pelajaran Kewirausahaan, sulit dalam mengembangkan
silabus
dan
menyusun
RPP,
serta
sulit
untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai. Untuk itu, Drs. MPA. Saputra sebagai guru Kewirausahaan di SMK Negeri 51 pada tahun 2008 mencoba mengusulkan diadakannya pembentukan dan kegiatan MGMP Kewirausahaan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman bagi guru Kewirausahaan agar mampu dalam memahami dan mengajarkan materi
63
64
tersebut. Kegiatan memberikan usul tersebut dilakukan pada saat diadakannya kegiatan pertemuan antara guru Kewirausahaan dengan Suku Dinas Pendidikan yang dilaksanakan di Puncak pada tahun 2004. Setelah usulan tersebut, maka mulai diadakannya kegiatan dan pertemuan dengan guru Kewirausahaan untuk membahas segala persoalan dan permasalahan yang dihadapi terkait kegiatan pembelajaran Kewirausahaan dengan dimotori dan diketuai oleh MPA. Saputra. Pada tahun 2008, barulah dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Kotamadya Jakarta Timur dengan Nomor: 165/ 2008 tentang Pengesahan Pengurus MGMP Kewirausahaan Kotamadya Jakarta Timur Periode 2008/ 2012 (terlampir 1). Surat Keputusan tersebut membantu sebagai bukti adanya landasan formal dalam melaksanakan tugas dan kegiatan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Sejak adanya MGMP Kewirausahaan 2008/2012, maka dibentuk pengesahan pengurus pertama yang dipimpin oleh MPA Saputra, serta untuk tahun 2012/ 2015 sudah ditetapkan pengurus baru secara aklamasi dan terpilih Drs. Adju Sasmita, MM., akan tetapi sampai saat ini belum ada SK. Hal ini disebabkan, belum adanya usulan dan laporan oleh Adju Sasmita kepada Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi mengenai namanama pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Padahal, untuk mendapatkan Surat Keputusan perlu adanya pengesahan yang menyatakan bahwa terdapat perubahan kepengurusan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur.
2.
Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta Timur Pendidik menjadi bagian terpenting dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Begitu juga dengan mata pelajaran Kewirausahaan tidak
akan
berjalan
jika
tidak
didukung
dengan
adanya
guru
65
Kewirausahaan, walaupun memang guru tersebut bukanlah lulusan dari bidang tersebut. Dari dokumen yang diperoleh dapat diketahui bahwa ada 24 guru yang mengajar Kewirausahaan, yaitu terdiri dari 11 guru perempuan dan 13 guru laki-laki. Selanjutnya, terdapat 22 guru memiliki jam mengajar rata-rata 24 jam seminggu dan bahkan ada yang lebih. Lalu, ada 2 guru yang jam mengajarnya kurang dari 24 jam seminggu dan biasanya guru tersebut masih berstatus honorer. Selain itu, semua guru yang mengajar Kewirausahaan sudah menyelesaikan pendidikan sarjana, bahkan ada 3 guru yang telah menyelesaikan S2. Namun, guru yang mengajar Kewirausahaan bukanlah lulusan dari bidang Kewirausahaan. Akan tetapi, latar pendidikannya masih memiliki hubungan dan keterkaitan dengan pembelajaran Kewirausahaan. Lebih lanjut, dapat diketahui hampir semua guru Kewirausahaan bisa dibilang sudah memasuki usia 40 tahun ke atas. Berbagai
hal
tersebut
dapat
diketahui
melalui
data
guru
Kewirausahaan, maka memang diperlukan adanya kegiatan MGMP bagi guru Kewirausahaan. Supaya, guru yang memang belum dan tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai Kewirausahaan dapat belajar dan mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan MGMP. Jika usia seseorang yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, maka biasanya akan sulit dalam mempelajari hal-hal baru, untuk itu MGMP Kewirausahaan membantu guru agarden gan mudah menerima dan memahami hal-hal yang baru sesuai dengan materi Kewirausahaan yang akan diajarkan kepada siswa.
Tabel 4.1 Data Guru Kewirausahaan SMK Negeri Jakarta Timur*
66
B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data 1.
Manajemen MGMP Kewirausahaan a.
Proses
Pembentukan
Pengurus
dan
Anggota
MGMP
Kewirausahaan Setelah terbentuknya MGMP Kewirausahaan secara sementara, yakni belum disahkannya melalui Surat Keputusan, maka MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur melakukan pendekatan kepada berbagai guru Kewirausahaan untuk membentuk pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan. Dalam pembentukan pengurus MGMP Kewirausahaan ada beberapa hal yang harus dilewati, berbeda dengan menjadi anggota MGMP Kewirausahaan. Berikut terdapat penjelasan dari Siswanto, S.E. sebagai Bidang Hubungan Masyarakat periode kepengurusan tahun 2008/ 2012 bahwa “Pada saat pemilihan, kita berkumpul secara bersama-sama secara aklamasi, yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih secara langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus. Ketika sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus MGMP selama masa kepengurusan”.1 Selanjutnya ada penjelasan kembali dari Rina Kartika, S.Pd. sebagai Bidang Pendidikan dan Pelatihan
periode kepengurusan 2008/ 2012
bahwa: Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih bersifat kesadaran dalam arti jika seorang guru yakin memiliki kemampuan dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan mengajukan dirinya sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga dilakukannya voting atau demokrasi dengan memilih suara terbanyak mengenai siapa saja yang berhak untuk menjadi pengurus MGMP kewirausahaan.2
1 2
Siswanto, S.E., Wawancara, SMK Negeri 52, (Selasa, 19 Agustus 2014/ pukul 08.11 WIB). Rina Kartika, S.Pd., Wawancara. SMK Negeri 24, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 10.35 WIB).
67
Sejalan dengan penjelasan tersebut, hal ini diperkuat dengan pernyataan MPA. Saputra bahwa: Dalam pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan secara demokrasi, yaitu memilih dengan berkumpul antar sesama guru Kewirausahaan. Sebenarnya untuk pengurus tidak memiliki syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang harus dimiliki, pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi pengurus inti guru tersebut diharuskan sudah PNS. Hal ini karena ketika ada kegiatan yang dikelola oleh Suku Dinas (Sudin), guru tersebut lebih mampu untuk dihubungi dan bisa melaksanakan kegiatan yang harus dilakukan dalam MGMP. Selain itu, untuk menjadi pengurus harus siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan waktu, tenaga, dan siap jika dipanggil oleh Suku Dinas jika ada keperluan tertentu. Sebab, MGMP merupakan organisasi yang non profit, dalam artian tidak mencari keuntungan dalam hal material.3 Berdasarkan uraian data di atas, nampak secara umum pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan sama halnya dengan pemilihan yang biasanya terjadi dalam suatu organisasi, yakni semua anggota berkumpul dan bebas untuk memilih siapa saja yang dianggap memiliki kemampuan, selanjutnya barulah dipilih melalui voting, yaitu ditentukan dari suara terbanyak anggota yang hadir pada acara tersebut. Jadi, sebenarnya pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini lebih fleksibel, karena anggota MGMP Kewirausahaan dapat mengajukan diri sebagai pengurus jika memang yakin memiliki kemampuan manajerial dan dapat bertanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya. Namun, memang tidak semua anggota MGMP dapat berkecimpung untuk menjadi pengurus karena ada beberapa penekanan, yaitu anggota MGMP memang benar-benar guru Kewirausahaan, serta sudah menjadi guru PNS. Akan tetapi, jika memang ada guru PNS yang belum bersedia menjadi pengurus MGMP, maka diperbolehkan memilih guru honorer jika
3
Drs. MPA. Saputra , di Puslatdikjur, Jakarta Selatan, (Senin, 18 Agustus 2014/ pukul 15.21 WIB).
68
bersedia menjadi pengurus MGMP, namun tidak bisa menjadi ketua. Beberapa penekanan atau syarat itu memang harus dipenuhi karena organisasi MGMP Kewirausahaan bukanlah organisasi yang menghasilkan profit, jadi dibutuhkan pengurus yang memang mau merelakan pikiran, tenaga, dan juga waktunya demi keberlangsungan kegiatan MGMP dalam membantu guru Kewirausahaan. Sebenarnya, untuk guru honorer bukanlah tidak diperbolehkan menjadi ketua atau pengurus, sebab, biasanya guru honorer memiliki jadwal yang tidak pasti jika dibandingkan dengan guru PNS. Padahal pengurus MGMP itu harus aktif, tidak hanya bagi ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur, melainkan juga harus aktif jika memang ada undangan dari Suku Dinas Pendidikan. Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 terdiri dari 5 orang pengurus inti, yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, serta 4 orang pengurus penunjang, yaitu Bidang Pendidikan dan Pelatihan 2 orang, serta Bidang Hubungan Masyarakat 2 orang. Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya data mengenai kepengurusan terbaru dan hanya tersedia data kepengurusan pada periode 2008/ 2012. Hal ini karena untuk kepengurusan terbaru belum dibentuk dan juga disahkan oleh Suku Dinas. Padahal untuk pemilihan Ketua MGMP terbaru telah dilaksanakan dan diputuskan kepada Adju Sasmita untuk menjadi Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2012/ 2015, namun karena kurang koordinasi dengan para pengurus dan anggotanya, maka sampai saat ini belum ada data mengenai susunan kepengurusan terbaru, yaitu periode 2012/ 2015. Oleh sebab itu, keterangan dari interviewe dan data yang tersedia hanya diperoleh dari periode lama, yaitu 2008/ 2012. Dari informasi yang didapat diketahui bahwa Ketua MGMP periode 2012/ 2015 yang telah terpilih, yaitu Adju Sasmita telah pensiun atau masa
69
jabatannya telah berakhir tahun 2014 sebagai guru Kewirausahaan, begitu juga berakhir pula sebagai Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Namun, sampai saat ini belum dilaksanakannya pemilihan ulang untuk Ketua MGMP Kewirausahaan yang terbaru. Tidak hanya mengenai data atau dokumen terkait susunan pengurus, melainkan untuk data mengenai kegiatan
MGMP
periode
2012/2015
saja
tidaklah
tersedia.
Ketidaktersedianya dokumen tersebut dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP Kewirausahaan yang mengakibatkan organisasi MGMP Kewirausahaan ini belum berjalan dengan efektif karena tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan
kompetensi
guru
Kewirausahaan.
Padahal
MGMP
Kewirausahaan dibentuk untuk melakukan berbagai kegiatan demi terwujudnya
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
Kewirausahaan. Selanjutnya, hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk menjadi anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang dijelaskan oleh Rina Kartika bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan anggota MGMP Kewirausahaan.” 4 Sama halnya seperti yang dipaparkan oleh Siswanto bahwa “Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran anggota MGMP, sebab jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait kegiatan MGMP, maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.”5 Hal ini juga diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari MGMP, namun semua itu balik lagi ke individu apakah mau terlibat aktif dalam kegiatan MGMP ataukah tidak.” 6 Berdasarkan hasil wawancara dapat 4 5 6
Rina Kartika, Loc.Cit. Siswanto, Loc. Cit. MPA. Saputra, Loc. Cit.
70
diketahui secara umum, untuk menjadi anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur tidaklah memerlukan berbagai persyaratan yang berlebihan. Syarat utama yang harus dimiliki adalah guru tersebut mengajar mata pelajaran Kewirausahaan dan mengumpulkan data diri. Jadi, siapa pun guru yang memang mengajar mata pelajaran Kewirausahaan merupakan bagian dan anggota dari MGMP Kewirausahaan itu sendiri. Namun, semua ini kembali lagi pada pribadi guru, jika memang guru tersebut merasa perlu untuk mengikuti kegiatan MGMP, maka guru tersebut secara sadar akan aktif dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan MGMP.
b.
Pelaksanaan
Pertemuan
Khusus
Bagi
Pengurus
MGMP
Kewirausahaan Kegiatan MGMP yang dilaksanakan tidak terlepas dari berbagai rencana yang dilakukan sebelumnya. Biasanya dalam pembahasan rencana kegiatan dilakukan terlebih dahulu oleh pengurus yang memang bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memotori suatu kegiatan di MGMP Kewirausahaan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
membahas mengenai hal-hal penting yang memang harus dilaksanakan oleh pengurus, salah satu caranya adalah melalui pertemuan khusus bagi pengurus MGMP Kewirausahaan. Jadi, pengurus tidak hanya melakukan pertemuan dengan para anggota saja, melainkan juga dengan para pengurus lainnya melalui pertemuan khusus bagi pengurus. Seperti yang diungkapkan oleh Rina Kartika bahwa “Pertemuan pengurus MGMP itu dilaksanakan sebulan sekali dengan cara Ketua MGMP memberikan kabar melalui sms (short message service) mengenai kapan waktu dan tempat pelaksanaan untuk pertemuan pengurus MGMP.”7 Berikut 7
sama
Rina Kartika, Loc.Cit.
halnya
dengan
penjelasan
oleh
Siswanto
yang
71
mengungkapkan bahwa “Terdapat adanya pertemuan yang dilakukan oleh pengurus dan dilakukan paling tidak sebulan sekali atau ketika akan melaksanakan suatu kegiatan di MGMP Kewirausahaan. Sebelum pertemuan dilakukan, Ketua terlebih dahulu memberikan informasi mengenai waktu dan tempat pertemuan pengurus, setelah ditetapkan barulah kegiatan pertemuan pengurus dilaksanakan.”8 Hal ini kemudian diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra bahwa: Iya, memang terdapat adanya pertemuan bagi pengurus MGMP Kewirausahaan dan pertemuan tersebut dilakukan seminggu sekali atau setidaknya sebulan sekali harus dilakukan. Sebelum dilakukan pertemuan pengurus, biasanya kita menyepakati terlebih dahulu untuk melakukan pertemuan di sekolah mana dengan cara memberikan informasi melalui telepon atau sms, serta memberikan surat undangan bagi pengurus agar bisa mendapatkan izin keluar dari pihak sekolah.9 Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui secara umum bahwa ada kegiatan yang dilakukan secara intensif oleh pengurus MGMP Kewirausahaan dimana biasanya dilakukan dalam kurun waktu minimal sebulan sekali. Untuk mengadakan pertemuan dengan pengurus tersebut tetap dipelopori oleh Ketua MGMP yang mengelola pertemuan dengan cara menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan pertemuan MGMP dan selanjutnya diinformasikan kepada pengurus melalui sms, telepon, dan surat undangan yang ditujukan kepada pihak sekolah untuk memberikan izin bagi guru tersebut mengikuti pertemuan pengurus MGMP. Dalam melakukan pertemuan pengurus tidak hanya untuk menjalin silahturahmi dengan sesama pengurus, melainkan ada beberapa yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Siswanto bahwa “Ada beberapa pembahasan yang dilakukan pada 8 9
Siswanto, Loc. Cit. MPA. Saputra, Loc. Cit
72
pertemuan pengurus, yaitu membahas terkait kurikulum karena kurikulum bersifat dinamis, membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan oleh MGMP beserta materi apa yang ingin dibahas. Biasanya teknik yang dilakukan hanya bersifat pada kegiatan pembahasan dan berdiskusi bersama.”10 Lebih lanjut, terdapat penjelasan terkait pelaksanaan pengurus MGMP oleh MPA. Saputra bahwa: Pada pertemuan pengurus MGMP dilakukan pembahasan mengenai kegiatan apa saja yang akan dan harus dilakukan, mengapa perlu dilakukan kegiatan tersebut, serta berapa kisaran dana yang harus dikeluarkan. Selain itu, untuk membahas terkait masalah pembelajaran, seperti penyusunan RPP yang belum dilaksanakan, maka pengurus membahasnya terlebih dahulu sebelum mengundang para guru untuk hadir.11 Kemudian, penjelasan tersebut juga diperkuat oleh Rina Kartika bahwa “Pelaksanaan pertemuan pengurus MGMP lebih membahas terkait kurikulum, kegiatan apa yang harus dilakukan untuk menyamakan persepsi guru dari berbagai sekolah, membahas kegiatan apa saja yang memang dibutuhkan bagi guru Kewirausahaan kemudian baru kita mem-follow up untuk dilakukan.”12 Jadi, dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan oleh berbagai interviewe
dapat
Kewirausahaan
diketahui
Jakarta
bahwa
Timur
pertemuan
terdapat
pengurus
beberapa
MGMP
kegiatan
yang
dilaksanakan, yakni lebih terkait pada pembahasan kurikulum, membahas kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan serta materi yang ingin dibahas dengan disesuaikan pada kebutuhan guru Kewirausahaan. Baru langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah menetapkan kegiatan dan mengajukan dana kepada Suku Dinas Jakarta Timur agar dapat terlaksana. 10
Siswanto, Loc. Cit. MPA. Saputra, Loc. Cit 12 Rina Kartika, Loc.Cit. 11
73
c.
Tujuan Diadakannya Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan Pertemuan pengurus MGMP dilakukan karena mengemban berbagai
tujuan yang harus terlaksana. Tujuan yang ingin terlaksana semata-mata untuk mempererat hubungan antar pengurus dan dapat tercapainya kegiatan yang memang dibutuhkan bagi pengembangan guru Kewirausahaan. Berikut ada penjelasan yang dikemukakan oleh Rina Kartika terkait perlu diadakan pertemuan khusus bagi pengurus MGMP, yaitu: Setiap manusia membutuhkan komunikasi dan silahturahmi dengan manusia lainnya. Untuk itu, sama halnya dengan pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan agar guru dari berbagai sekolah dapat saling bertemu dan membahas mengenai kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk kemajuan dan peningkatan guru Kewirausahaan.13 Lebih lanjut, terdapat penjelasan dari Siswanto yang memberi penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa: Kegiatan ini diperlukan apabila ada pemberitahuan penting dari Suku Dinas atau pihak lain, maka pengurus bisa mengetahui terlebih dahulu sehingga bisa disampaikan kepada guru Kewirausahaan. Selain itu, jika memang MGMP akan mengadakan suatu kegiatan, maka pengurus perlu melakukan pertemuan agar dapat memahami terlebih dahulu materi apa saja yang akan dibahas sehingga tidak menimbulkan persepsi yang berbeda jika kegiatan sedang berlangsung.14 Selain itu, ada penjelasan dari MPA. Saputra yang lebih menguatkan dari penjelasan sebelumnya bahwa: Diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP karena memiliki beberapa masalah, baik teknik maupun non teknik untuk kegiatan MGMP yang akan dilakukan, supaya tidak terjadi miss communication. Jadi, sebelum dibahas kepada guru lain, maka
13 14
Rina Kartika, Loc.Cit. Siswanto, Loc. Cit.
74
pengurus harus memahami terlebih dahulu materi yang akan menjadi bahan pembahasan.15 Setelah dipaparkan hasil wawancara dengan para narasumber, maka dapat dipahami bahwa pelaksanaan pertemuan khusus bagi pengurus MGMP memang penting. Pertama, hal ini memang dilandasi dari kebutuhan setiap individu yang memerlukan adanya hubugan silahturahmi untuk saling bertemu dan berkomunikasi satu sama lain dengan guru dari berbagai sekolah. Kedua, MGMP Kewirausahaan juga perlu adanya kegiatan yang harus dilakukan demi membantu masalah yang dialami oleh guru ketika mengajar Kewirausahaan, serta memfasilitasi kebutuhan guru untuk mengajar. Maka diperlukan adanya suatu kegiatan dalam MGMP Kewirausahaan, namun sebelum terlaksananya kegiatan tersebut sangat dianjurkan adanya perencanaan terlebih dahulu dengan pembahasan secara bersama antar pengurus untuk memilih kegiatan dan materi seperti apa yang akan dilaksanakan. Ketiga, sebelum melaksanakan kegiatan, maka pengurus juga perlu untuk memahami apa saja materi yang akan dibahas agar tidak terjadi miss communication secara teknik maupun non teknik dalam pelaksanaan kegiatan.
d.
Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan Dalam pelaksanaaan pertemuan pengurus MGMP, walaupun hanya
dihadiri oleh beberapa orang saja yang termasuk dalam pengurus, namun tetap ada pihak yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan dan membina terhadap pertemuan tersebut. Seperti yang telah dikemukakan oleh MPA. Saputra melalui kegiatan wawancara bahwa “Pihak yang
15
MPA. Saputra, Loc. Cit
75
bertanggung jawab terhadap pertemuan pengurus MGMP bisa dari pihak sekolah, yakni Kepala Sekolah, bisa dari Sudin maupun LPMP.”16 Lalu, diperjelas kembali dengan adanya penekanan yang sedikit berbeda oleh Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP yang dilaksanakan terkadang dilakukan pembinaan oleh Kasi SMK, namun ini tidak bersifat rutin karena biasanya yang lebih sering membina, yaitu dari pengurus MGMP itu sendiri.”17 Berikut pernyataan dari Rina Kartika yang memperkuat pernyataan Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan
dilaksanakan
dan
dibina
oleh
pengurus
MGMP
Kewirausahaan .”18 Dari berbagai pendapat narasumber, maka secara umum diketahui bahwa pihak yang bertanggung jawab dalam pertemuan pengurus MGMP bisa dari berbagai pihak, mulai dari Kepala Sekolah, yaitu jika sekolah yang dipimpinnya dijadikan sebagai tempat pertemuan pengurus MGMP. Bisa juga dari Kasi SMK atau dari Dinas, jika memang MGMP Kewirausahaan mengundang pihak tersebut atau memang sedang ada kerjasama dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan. Namun, berbagai pihak tersebut tidaklah begitu sering bertanggung jawab ataupun membina pertemuan pengurus MGMP, karena biasanya yang paling sering melakukan, yakni dari pihak pengurus MGMP Kewirausahaan. Pertanggung jawaban yang diemban oleh pihak lain, yakni bukan dari pengurus hanya lebih bersifat membantu dan memperlancar kegiatan pertemuan bagi pengurus MGMP, seperti memberikan fasilitas berupa tempat, peralatan, konsumsi, atau alat lainnya yang menunjang pertemuan pengurus MGMP. Akan tetapi, berbeda dengan pengurus MGMP yang
16
MPA. Saputra, Loc. Cit. Siswanto, Loc. Cit. 18 Rina Kartika, Loc. Cit. 17
76
memiliki tanggung jawab terhadap hasil yang dibahas dalam pertemuan pengurus untuk dilaksanakan dan diterapkan bagi guru Kewirausahaan.
2.
Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP a. Pihak
yang
Kompetensi
Bertanggung Pedagogik
Jawab Guru
dalam pada
Mengembangkan Kegiatan
MGMP
Kewirausahaan Pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan melalui kegiatan MGMP dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Biasanya pihak yang dilibatkan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Hal ini karena disesuaikan dengan narasumber yang memiliki keahlian dalam memberikan materi dari kegiatan tersebut. Pihak yang terlibat selain dari pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan terdapat pula pihak dari Suku Dinas setempat wilayah Jakarta Timur atau dari LPMP. Hal ini sesuai dari hasil wawancara
yang didapat
melalui
Rina Kartika bahwa “Dalam
pengembangan kompetensi Pedagogik guru, banyak pihak
yang
bertanggung jawab, tidak hanya dari pihak MGMP Kewirausahaan saja, melainkan juga dari pihak Suku Dinas.”19 Kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dengan berbagai jangka waktu, yaitu terkadang dilaksanakan secara rutin, namun terkadang tidak. Biasanya jika dilakukan secara rutin, maka pihak yang mengembangkan dan membimbing guru lebih sering kepada pengurus MGMP itu sendiri maupun juga dari guru Kewirausahaan yang memiliki keahlian sesuai dengan materi yang dibahas. Berikut ada penjelasan oleh Sri Rahayu, S.E. sebagai anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
19
Rina Kartika, Loc. Cit.
77
periode 2008/ 2012 “Pengembangan biasanya dilakukan dari pihak LPMP maupun perwakilan dari Suku Dinas dalam membantu mengembangkan kompetensi guru, namun itu tidak bersifat rutin. Pengembangan lebih sering dilakukan dari pengurus dan guru MGMP itu sendiri.”20 Penjelasan ini pun kemudian diperkuat oleh Hj. Eny Elastri, S.Pd. sebagai anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 bahwa "Biasanya jika kegiatan yang dilakukan bersifat rutin, maka yang melakukan pengembangan, yaitu dari pihak pengurus MGMP itu sendiri. Namun, jika memang kegiatan yang dilaksanakan dari Suku Dinas biasanya ada pengawas yang membantu pengembangan kompetensi pedagogik guru, tetapi tidak secara intens.”21 Selain
itu,
terdapat
penjelasan
oleh
Drs.
Siti
Nurdjanah
Kusumaningsih sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 yang memberikan penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa: Untuk ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang melakukan pengembangan bagi guru Kewirausahaan adalah pengurus dan guru Kewirausahaan. Namun, jika MGMP Kewirausahaan bekerja sama dengan pihak lain, seperti adanya proyek dari Suku Dinas Jakarta Timur maka biasanya yang melakukan pengembangan adalah narasumber dari luar, baik dari Sudin maupun tidak.22 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa biasanya kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur dilakukan pengembangan oleh pengurus maupun guru Kewirausahaan jika kegiatan tersebut bersifat rutin atau sering dilaksanakan. Namun, ada juga pembimbing dari Suku Dinas, seperti halnya pengawas, akan tetapi pelaksanaannya tidak berlangsung secara terus menerus dan tidak dapat 20
Sri Rahayu, S.E., di SMK Negeri 58, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 11.08 WIB) Hj. Eny Elastri, S.Pd., di SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 07.52 WIB) 22 MPA. Saputra, Loc. Cit.
21
78
dipastikan
waktu
pelaksanaan
untuk
mengembangan
kompetensi
pedagogik guru oleh pengawas. Pengembangan kompetensi pedagogik guru dari Suku Dinas dilaksanakan biasanya jika ada kerja sama yang akan dicapai dari MGMP maupun dengan pihak yang diajak kerja sama, seperti Suku Dinas. Jika pengembangan dilaksanakan oleh Suku Dinas, untuk narasumber tidaklah diambil dari Suku Dinas saja, namun bisa juga dari pihak lain yang memang memiliki keahlian sesuai dengan materi dari kegiatan yang akan dilakukan. Secara
intensif,
pengembangan
kompetensi
pedagogik
guru
Kewirausahaan di MGMP lebih sering dilaksanakan oleh pengurus maupun guru Kewirausahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Bukhari sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 bahwa “Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru dilakukan oleh pengurus maupun guru di MGMP Kewirausahaan, selain itu juga adanya bimbingan dari narasumber yang diundang oleh MGMP.” 23 Selanjutnya, hal tersebut diperkuat dengan adanya penjelasan dari Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih bahwa “Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru dilakukan oleh pengurus maupun anggota di MGMP Kewirausahaan.”
24
Jadi,
kegiatan MGMP Kewirausahaan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru dilaksanakan secara intensif oleh pengurus dan anggota Kewirausahaan, namun juga sering diadakannya kerja sama dari berbagai pihak untuk menyampaikan materi sesuai dengan tujuan yang akan dilakukan.
23 24
WIB)
Drs. Bukhari, SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 08.27 WIB) Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih, SMK Negeri 51, (Rabu, 20 Agustus 2014/ pukul 09.38
79
b.
Program dan Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru dalam MGMP Kewirausahaan Kegiatan MGMP dilaksanakan dengan prinsip dari guru, oleh guru,
dan untuk guru sehingga dengan prinsip ini guru dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya, terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada hasil pembelajaran yang optimal. Secara umum,
MGMP
bertujuan
untuk
membantu
guru-guru
dalam
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar, begitu juga sama halnya dengan tujuan dilaksanakan program dan kegiatan MGMP Kewirausahaan. Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru, maka perlu ditetapkan program apa saja yang akan dicapai dengan adanya berbagai
kegiatan
yang akan dilakukan.
Secara umum, MGMP
Kewirausahaan memiliki tiga program yang harus dijalankan, yaitu program umum, program inti, dan program penunjang. Dari ketiga program tersebut, maka dapat dihasilkan berbagai kegiatan yang berbeda untuk dilaksanakan walaupun tujuan pengadaan kegiatan tersebut hampir sama, yaitu mengembangkan kemampuan guru. Namun, untuk MGMP Kewirausahaan terdapat penekanan pada pogram yang dijalankan, berikut hasil wawancara oleh Siti Nurdjanah Kusumaningsih bahwa “Program yang biasanya dilakukan adalah program inti, yaitu program yang memang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.”25 Penjelasan tersebut diperkuat kembali oleh MPA. Saputra bahwa “Program inti sering dilaksanakan, karena program ini yang harus dilakukan dan dikuasai oleh guru Kewirausahaan.”26 Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa MGMP Kewirausahaan hanya melaksanakan program lebih kepada 25 26
Siti Nurdjanah, Loc. Cit. MPA. Saputra, Loc. Cit.
80
program inti saja karena MGMP Kewirausahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu, yaitu guru dapat memahami materi Kewirausahaan yang akan diajarkan kepada peserta didik, serta guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran Kewirausahaan yang sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik. Hal ini karena materi Kewirausahaan terbilang masih baru dan guru yang mengajar pun bukanlah ahli dalam bidang Kewirausahaan, maka dari itu melalui MGMP Kewirausahaan dapat meningkarkan pemahaman dan kegiatan pembelajaran bagi
guru
Kewirausahaan. Seperti penjelasan oleh Rina Kartika dari wawancara yang telah dilakukan bahwa “MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan silabus dan juga RPP. Secara otomatis berfungsi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan guru terhadap pemahaman akan kewirausahaan itu sendiri.” 27 Hal ini kemudian diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “MGMP secara khusus, untuk pengembangan kemampuan guru mengenai strategi yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan hal itu balik lagi kepada kompetensi pedagogik guru.” 28 Selanjutnya, dapat diketahui dari data hasil wawancara tersebut bahwa kegiatan MGMP dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memahami materi Kewirausahaan dan kegiatan dalam pembelajaran sehingga guru tersebut dapat melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang ada. Kegiatan akan terlaksana jika memang sudah menetapkan program yang akan dilaksanakan. Dikarenakan MGMP Kewirausahaan lebih menekankan untuk melaksanakan program inti, maka kegiatan yang dilakukan pun tidak akan jauh berbeda dari program tersebut. Kegiatan 27 28
Rina Kartika, Loc. Cit. MPA. Saputra, Loc. Cit.
81
yang dilakukan, seperti pembahasan terkait materi pembelajaran, pembahasan
mengenai
kurikulum,
pembahasan
terhadap
silabus,
pembahasan dan penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi dan soal, seminar, pelatihan guru, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk menyatukan persepsi antara guru dari satu sekolah dengan sekolah lainnya agar tidak memiliki penyimpangan dalam menyampaikan materi Kewirausahaan. Berikut data hasil wawancara dengan Eny Elastri mengenai kegiatan dalam MGMP Kewirausahaan bahwa “Kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari pembahasan Kurikulum, penyusunan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan pembelajaran.” 29 Selain itu, ada penjelasan dari Rina Kartika yang menguatkan dan menekankan penjelasan sebelumnya bahwa “MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri lebih menekankan pada pembahasan materi, silabus, dan juga RPP. Namun, jika MGMP Kewirausahaan tingkat Provinsi lebih terkait pada kegiatan seperti pelatihan guru dan seminar.”30 Berdasarkan data wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan kurikulum, penyusunan RPP, dan juga pembahasan mengenai materi dan konsep pembelajaran yang akan dilakukan. Hal ini termasuk ke dalam program rutin dari program inti yang ditetapkan. Ada juga kegiatan seperti pelaksanaan seminar dan juga pelatihan guru, serta kegiatan tersebut termasuk ke dalam program pengembangan dari program inti, akan tetapi lebih sering dilaksanakan oleh tingkat Provinsi.
29 30
Eny Elastri, Loc. Cit. Rina Kartika, Loc. Cit.
82
c.
Program
dan
Kegiatan
bagi
Pengembangan
Kompetensi
Pedagogik Guru MGMP Kewirausahaan yang Paling Sering Dilakukan Berikut merupakan dokumen Program Kerja MGMP Kewirausahaan Sudin Jakarta Timur yang terbaru, yaitu Tahun 2012. Dokumen yang digunakan sebagai data hanya diambil dari tahun 2012 saja karena sifatnya masih baru jika dibandingkan dengan dokumen tahun 2009 atau 2010. Hal ini karena untuk tahun 2013 belum tersedia dokumen kegiatan yang akan dilaksanakan setelah terbentuknya perubahan kepengurusan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Tidak tersedianya dokumen tersebut dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP Kewirausahaan
sehingga
mengakibatkan
organisasi
MGMP
Kewirausahaan priode terbaru, yaitu 2012/ 2015 belum berjalan dengan efektif karena tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan bagi pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan.
Tabel 4.2 Program Kerja dan Kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur Tahun 2012
No.
Program
Kegiatan
Tempat dan
Materi
Narasumber
Ket.
Waktu Pelaksanaan 1.
2.
Pemilihan kepengurusan baru
Program
Membuat
Februari 2012 Kesepakatan Pengurus di SMK N 51 menentukan MGMP pengurus yang baru atau yang lam dikukuhkan Maret 2012 di 1. Pengenalan STI
Sudah dilaksanak an
Sudah
83
Penunjang
3.
Program Inti
media pembelajaran berbasis IT
SMK Negeri 5
Pembuatan bahan ajar
April 2012 di SMK N 26
2.
1. 2.
Program Rutin
4.
Program Inti
3.
Pelatihan pembuatan produk
Mei 2012
Program Pengemba ngan
1.
2.
3.
5.
6.
Program Inti Program Pengemba ngan Program Inti Program Pengemba ngan
Teknologi IT dan internet Membuat materi pembelajara n dengan power point Bedah silabus Merevisi RPP Membuat materi bahan ajar Membuat produk dari bahan daur ulang Membuat produk jajanan pasar Membuat produk dari bahan baru Cara membuat PTK yang benar
Komputer
dilaksanak an
LPMP
Sudah dilaksanak an
Produsen Belum dari home dilaksanak industry an
Membuat PTK Juni 2012 (Penelitian Tindakan Kelas)
1.
Studi banding
1. Berkunjung Sekolah yang Belum ke sekolah berhasil dilaksanak yang telah an melaksanaka n pembelajara n
September 2010 di luar Kota Jakarta
LPMP
Sudah dilaksanak an
84
7.
Program Inti Program Pengemba ngan
Lomba Kewirausahaan TK DKI Jakarta
Kewirausah aan dengan baik 2. Berkunjung ke beberapa home industry yang membuat produk unik dan kreatif 1. Kegiatan lomba dengan menggunaka n soal yang kreatif dan menantang
Siswa dari Belum perwakilan dilaksanak sekolah yang an lulus seleksi dari Sudin
Pada data di atas mengenai kegiatan yang dilakukan tahun 2012, dapat diketahui bahwa kegiatan tersebut lebih banyak dilaksanakan dalam mencapai program pengembangan yang termasuk ke dalam program inti. Jika dilihat dari data tahun 2009 dan 2010 (terlampir 2) dapat diketahui bahwa program kegiatan di tahun 2012 direncanakan untuk dilakukan secara lebih menarik dan bervariasi, dalam artian tidak hanya untuk mengembangkan program rutin dari program inti saja, tetapi juga kepada program pengembangan dan juga penunjang. Sebab, untuk tahun 2009 MGMP Kewirausahaan yang mendapatkan dana dari Block Grant program yang dilaksanakan hanya pada program rutin dari program inti saja. Hal tersebut dapat diketahui karena kegiatan yang dilakukan hanya sebatas pada pembahasan silabus, penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi soal dan soal, dan pembuatan modul (bahan ajar). Begitupun sama halnya dengan
85
program kegiatan yang dilakukan tahun 2010. Walaupun memang untuk kegiatan tahun 2012 belum berjalan secara optimal, namun rencana program yang akan dilakukan dibuat lebih bervariasi untuk pengembangan kompetensi guru secara lebih lanjut. Dari data pada tabel maupun data yang terlampir, dapat diketahui bahwa ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dan belum dilaksanakan.
Kegiatan
tersebut
dilakukan
bertujuan
untuk
mengembangkan kompetensi guru Kewirausahaan dalam melakukan pembelajaran. Berikut penjelasan pelaksanaan kegiatan yang telah berlangsung, yaitu: 1.
Penyusunan bahan ajar (membedah silabus, menyusun RPP, dan menyusun materi bahan ajar) Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman
dan
kemampuan
guru
dalam
membuat
rencana
pembelajaran sebelum dilaksanakan kepada peserta didik. Penyusunan bahan ajar dilaksanakan dengan cara melakukan pertemuan bersama guru Kewirausahaan untuk membahas silabus, menyusun RPP dan materi yang bisa membantu guru dalam memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Biasanya pihak yang mengisi atau menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, yaitu pengurus MGMP itu sendiri, namun jika memang MGMP memiliki dana atau sedang mengadakan kerjasama, maka ada pihak luar yang bertugas sebagai narasumber, seperti data kegiatan tahun 2012 yang diisi oleh LPMP. Pada pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut, namun ada beberapa guru yang memang tidak hadir. Bagi guru yang menghadiri kegiatan, selain mendapatkan ilmu dan pengalaman mengikuti pelatihan, biasanya guru juga mendapatkan contoh RPP dan materi bahan ajar yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru sesuai dengan kegiatan pembelajaran
86
yang akan dilakukan. Dan bagi guru yang tidak menghadiri kegiatan MGMP, maka diharapkan guru tersebut mencari tahu atau bertanya kepada guru yang mengikuti kegiatan. 2.
Pembuatan media pembelajaran berbasis IT. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk membantu guru dalam memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan pembelajaran melalui IT, seperti tampilan materi dalam bentuk power point. MGMP melakukan pertemuan dengan guru Kewirausahaan dalam rangka memberikan pelatihan bagi guru dalam membuat power point. Biasanya pelaksanaan kegiatan ini diisi oleh narasumber, yaitu pengurus MGMP atau guru yang sudah ahli dalam IT. Namun, jika MGMP memiliki dana bisa memanggil narasumber dari luar, seperti dari STI Komputer. Pelaksanaan kegiatan tersebut biasanya guru diperkenalkan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan komputer dan internet, seperti cara melakukan pencarian materi atau bahan ajar melalui internet maupun cara membuat materi dengan power point. Setelah dilakukan pembahasan, maka selanjutnya guru yang hadir diajak untuk membuat materi yang diberikan dengan menggunakan power point secara berkelompok untuk kemudian dipresentasikan. Setelah guru melakukan kegiatan ini, maka guru bisa mendapatkan ilmu dalam membuat pembelajaran secara menarik dengan menggunakan power point, selain itu guru juga bisa mendapatkan contoh materi power point dari kelompok yang lainnya. Dalam pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru Kewirausahaan, namun pada kenyataannya ada beberapa guru yang tidak bisa hadir. Bagi guru yang tidak hadir, MGMP tetap memberikan informasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan, serta guru tersebut
87
diharapkan mencari tahu dan bertanya kepada guru yang telah mengikuti kegiatan tersebut. 3.
Penyusunan kisi-kisi dan soal semester Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui pertemuan dengan guru Kewirausahaan untuk membahas mengenai cara penyusunan kisi-kisi beserta soal. Untuk selanjutnya, guru yang hadir dibentuk secara berkelompok untuk menyusun kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan materi yang telah dibahas. Setelah penyusunan kisi-kisi dan soal selesai, maka MGMP mengajukan soal tersebut kepada Sudin. Tujuannya agar soal yang keluar pada saat ujian tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dibahas oleh guru kepada peserta didik. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi beserta soal. Biasanya pihak yang membina kegiatan tersebut adalah pengurus MGMP itu sendiri. Sama seperti kegiatan lainnya, MGMP juga mengundang beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut.
4.
Pelatihan pembuatan PTK Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada guru mengenai cara pembuatan PTK yang baik dan benar. Untuk pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibina oleh pihak yang memang memiliki keahlian, seperti LPMP. Walaupun sudah dilakukan pelatihan dalam pembuatan PTK bagi guru Kewirausahaan, namun belum adanya PTK yang dilakukan.
Program dan kegiatan MGMP Kewirausahaan memiliki intensitas yang berbeda, ada yang sering dilakukan dan ada juga yang
jarang.
Pelaksanaan kegiatan MGMP biasanya tergantung pada kebutuhan yang dirasakan oleh guru, serta perlu dilaksanakan bagi pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan. Berikut penjelasan oleh Siti Nurdjanah
88
Kusumaningsih mengenai kegiatan yang paling sering dilakukan bahwa “Pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus, dan menyusun RPP.” 31 Penjelasan tersebut dikuatkan kembali oleh Rina Kartika bahwa “Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga penyusunan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan.”32 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan yang paling sering dilaksanakan pada MGMP Kewirausahaan
tidak
terlepas dari tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru Kewirausahaaan dalam melakukan pembelajaran. Maka dari itu kegiatan yang dilakukan pun, seperti pembahasan materi Kewirausahaan, pembahasan berita atau informasi penting terkait Kewirausahaan, pembahasan silabus, penyusunan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan disesuaikan pada materi yang ada. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan MGMP memang ditujukan untuk pengembangan kompetensi guru dalam bidang pedagogik yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Selain diketahuinya kegiatan yang sering dilaksanakan, maka dapat diketahui juga kegiatan yang jarang dilakukan, yakni kegiatan yang tidak berhubungan dengan kemampuan mengajar guru. Berikut ini telah dilakukan wawancara dengan Rina Kartika yang menjelaskan bahwa “Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan belum
31 32
Siti Nurdjanah, Loc. Cit. Rina Kartika, Loc. Cit.
89
pernah.”
33
Selain itu, ada juga dari interviewe lain, yaitu Bukhari
menjelaskan “Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah adalah pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri, dimana berkaitan dengan peluang usaha.”34 Ada penjelasan dari interviewe lain, yaitu Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang memperkuat penjelasan sebelumnya bahwa “Kegiatan paling jarang dilakukan adalah kegiatan bazaar bersama, yaitu pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di Jakarta Timur.”35 Selanjutnya, sesuai dengan hasil wawancara dengan interviewe tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya masih banyak kegiatan yang jarang bahkan belum pernah dilakukan pada MGMP Kewirausahaan. Padahal kegiatan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan mata pelajaran Kewirausahaan dan dapat membantu bagi guru Kewirausahaan untuk
dapat
mengembangkan
kompetensi
pedagogiknya
serta
meningkatkan kemampuan dirinya dalam keterampilan berwirausaha. Kegiatan yang paling jarang dilakukan, seperti kegiatan studi banding ke MGMP Kewirausahaan yang berada di wilayah lain, kegiatan bazaar produk hasil peserta didik, mapun kegiatan kunjungan bagi guru ke tempat industri. Hal ini dipertegas oleh MPA. Saputra bahwa: Pelaksanaan MGMP Kewirausahaan lebih sering dilakukan kepada program inti. Program penunjang merupakan program yang paling jarang dilaksanakan karena program inti saja terkadang masih sulit untuk terlaksana. Jadi untuk melaksanakan program penunjang pun juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum biasanya lebih dilaksanakan dari pihak Pemerintah.36
33
Ibid. Bukhari, Loc. Cit. 35 Siti Nurdjanah, Loc. Cit. 36 MPA. Saputra, Loc. Cit. 34
90
Dari penjelasan tersebut, memberi penguatan kembali bahwa selain adanya permasalahan dari kehadiran guru dan juga dana, terdapat masalah lain, yaitu karena pelaksanaan program inti masih belum berjalan optimal bahkan masih sulit untuk dilaksanakan. Hal itu kembali lagi pada permasalahan sebelumnya, yakni kehadiran guru dan dana yang dimiliki. Sehingga MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur belum mampu untuk beranjak melakukan kegiatan selain dari program rutin pada program inti.
d.
Kendala
yang
Dihadapi
MGMP
dalam
Mengembangkan
Kompetensi Guru Dari kegiatan yang jarang dilakukan tersebut biasanya ada berbagai kendala yang dimiliki oleh MGMP Kewirausahaan sehingga tidak bisa melakukan berbagai kegiatan tersebut. Hal ini kemungkinan karena guru Kewirausahaan masih kurang terlibat untuk aktif dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP. Selain itu, karena dana yang dimiliki belum mencukupi, sebab dana MGMP Kewirausahaan itu sendiri lebih banyak ditunjang dari kas para guru dan anggota MGMP Kewirausahaan yang disetorkan kepada MGMP pada saat pertemuan dilaksanakannya kegiatan. Namun, jika pada saat pelaksanaan kegiatan ada guru yang tidak hadir, maka otomatis kas MGMP pun tidak bertambah sehingga menyebabkan dana sulit terkumpul dan kegiatan sulit terlaksana. Berikut diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa : Kendala yang dihadapi dari guru itu sendiri dan juga dana. Untuk guru itu sendiri, ada beberapa guru yang tidak hadir dalam kegiatan MGMP. Selain itu, dana yang dimiliki MGMP juga minim karena untuk MGMP tidak mendapatkan dana khusus dari lembaga atau pihak lain, biasanya MGMP itu sendiri meminta dana untuk uang kas kepada anggota atau guru Kewirausahaan. Ketika kegiatan MGMP dilakukan dan ada beberapa guru terkadang tidak hadir otomatis uang kas atau dana di MGMP sendiri juga menjadi defisit. Padahal untuk melaksanakan
91
kegiatan sangat diperlukan dana, baik itu untuk fotokopian, snack, makan siang, dan sebagainya.37 Seperti penjelasan yang disampaikan oleh Siti Nurdjanah Kusumaning mengenai kendala yang dihadapi oleh MGMP Kewirausahaan bahwa “Permasalahan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dari faktor kehadiran guru karena ada beberapa guru atau bahkan banyak guru yang tidak mengikuti dan aktif dalam kegiatan MGMP
Kewirausahaan.” 38
Secara lebih lanjut, penjelasan ini diperkuat oleh Bukhari bahwa “Kendala yang memang dihadapi adalah ketidakhadiran guru pada kegiatan MGMP, Hal ini terjadi mungkin karena kurangnya koordinasi antara guru yang satu dengan guru lainnya. Dimana mereka tidak mengetahui siapa yang diundang maupun yang tidak, sehingga menyebabkan kesalahpahaman antara guru Kewirausahaan tersebut.”39 Dari hasil wawancara tersebut, bisa diketahui bahwa kendala utama yang dihadapi MGMP Kewirausahaan adalah karena ketidakhadiran guru untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan. Sebab, jika yang hadir hanya sedikit, maka informasi yang diberikan tidak merata kepada semua guru dan anggota MGMP Kewirausahaan. Ketidakhadiran guru dalam mengikuti kegiatan bisa disebabkan karena kurangnya koordinasi dan komunikasi antar sesama guru Kewirausahaan di suatu sekolah sehingga tidak tahu atau lupa jika ada kegiatan dari MGMP. Selain itu, karena ada faktor lain, seperti memiliki jadwal mengajar yang bentrok dengan kegiatan MGMP atau bahkan ada pihak sekolah yang memang tidak memberikan izin bagi guru untuk keluar mengikuti kegiatan. Berikut data hasil wawancara yang dilakukan oleh Saputra bahwa :
37
Ibid. Siti Nurdjanah, Loc. Cit. 39 Bukhari, Loc. Cit.
38
92
Pada kegiatan MGMP yang dilakukan, biasanya guru-guru yang diundang terkadang tidak menghadiri kegiatan tersebut. Terkadang ada beberapa guru yang tidak hadir dikarenakan jadwal kesibukan dan kekosongan guru dari tiap sekolah berbeda. Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, banyak guru yang tidak bisa hadir karena ada jam mengajar yang tidak boleh ditinggalkan.40 Selanjutnya, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah Kusumaning yang dapat memberi penguatan terhadap penjelasan sebelumnya bahwa : Banyak guru Kewirausahaan yang memang tidak hadir dalam kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Kewirausahaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor dan yang paling utama karena faktor kebijakan sekolah. Ada dari pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk keluar mengikuti kegiatan MGMP karena memang terdapat jam mengajar dan tidak diperbolehkan meninggalkan peserta didik. Selain dari bentrokan jam, faktor selanjutnya adalah pihak sekolah tidak mau mengeluarkan biaya transport bagi gurunya untuk mengikuti kegiatan MGMP.41 Berdasarkan hasil wawancara tersebut secara umum diketahui bahwa ketidakhadiran guru disebabkan karena guru memiliki jadwal mengajar yang berbeda-beda antara guru yang satu dengan guru lainnya ketika pelaksanaan kegiatan MGMP, serta sudah menjadi profesi dan tugas sebagai guru, maka kegiatan mengajar tidak boleh ditinggalkan. MGMP Kewirausahaan bukanlah organisasi yang ruang lingkupnya hanya satu sekolah saja, namun terdiri dari beberapa sekolah baik swasta dan negeri, maka jadwal mengajar gurunya pun pasti berbeda. Selain itu, ada permasalahan yang timbul dari pihak sekolah guru tersebut, dimana pihak sekolah, yaitu Kepala Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk keluar mengikuti kegiatan MGMP. Hal ini terjadi mungkin karena memang tidak ada guru lain, serta pihak sekolah juga tidak ingin 40 41
MPA. Saputra, Loc. Cit. Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
93
mengeluarkan dana transport untuk guru yang mengikuti kegiatan MGMP. Sebab, masih ada yang memiliki pemikiran bahwa mengikuti kegiatan MGMP tidak ada manfaat yang didapat dan hanya membuang waktu saja. Padahal, jika memang ditekuni secara lebih lanjut, banyak manfaat yang bisa didapat oleh guru Kewirausahaan melalui kegiatan MGMP dan hal tersebut belum tentu diperoleh di sekolah tempat guru tersebut mengajar. Jadi, ada beberapa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan MGMP Kewirausahaan, mulai dari ketidakhadiran guru, dana yang tersedia, hingga kebijakan pihak sekolah. Sehingga hal tersebut menimbulkan berbagai upaya yang harus dilakukan, seperti penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “Kita sebagai pengurus tetap mensosialisasikan dan menginformasikan kepada guru Kewirausahaan ketika adanya kegiatan MGMP yang akan dilaksanakan.” 42 Lalu, ada penjelasan oleh Siswanto yang memberikan penguatan mengenai penjelasan sebelumnya bahwa “Upaya yang dilakukan, yaitu MGMP hanya bisa mengajak dan mengingatkan kembali betapa pentingnya kegiatan MGMP kepada guruguru agar mau terlibat aktif.” 43 Selain itu, ada penjelasan lain yang menguatkan penjelasan sebelumnya, yaitu hasil wawancara oleh Siti Nurdjanah bahwa “Untuk mengatasinya yang paling penting adalah kesadaran dari kebijakan sekolah dimana Kepala Sekolah memberikan pengertian dan izin bagi guru Kewirausahaan untuk mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru, serta dapat meningkatkan mutu sekolah secara tidak langsung”44 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui berbagai upaya yang dapat dilakukan dari berbagai masalah yang timbul. MGMP harus lebih aktif lagi dalam memberikan informasi dan komunikasi 42
MPA. Saputra, Loc. Cit. Siswanto, Loc. Cit. 44 Siti Nurdjanah, Loc. Cit. 43
94
kepada pihak sekolah dan guru-guru yang terkait mengenai pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di MGMP. Selain itu, bisa juga pengurus MGMP mendatangi guru Kewirausahaan dan juga pihak sekolah untuk memberikan penjelasan terkait kegiatan MGMP.
e.
Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedadodik Guru yang Berhubungan dengan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Berwirausaha Guru Kewirausahaan bukanlah guru dengan bidang studi yang sesuai,
namun hampir semua guru Kewirausahaan memiliki ilmu dan keahlian yang hampir sama dengan materi Kewirausahaan. Dari berbagai kegiatan di MGMP Kewirausahaan yang termasuk kegiatan paling sering dilaksanakan hanya mencakup pada program
inti saja, seperti membedah silabus,
menyusun RPP, membahas dan menyusun kisi-kisi dan juga soal, serta membahas mengenai kegiatan pembelajaran. Pembelajaran Kewirausahaan lebih banyak kegiatan secara praktek yang dilakukan daripada membahas secara teori. Pada dasarnya guru yang mengajar tidak hanya memahami secara teori aja, melainkan bahwa guru juga harus memahami secara praktek bagaimana cara dalam melakukan kegiatan wirausaha dengan membuat produk secara langsung. Untuk itu, diperlukan adanya pemahaman terlebih dahulu bagi guru dalam melakukannya, serta melalui MGMP ini guru bisa mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai kegiatan berwirausaha dalam membuat produk secara langsung sebelum diajarkan kepada peserta didik. Kegiatan seperti sangatlah bagus untuk pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan, namun hal ini belum optimal dalam pelaksanaannya. Seperti yang dijelaskan oleh Sri Rahayu bahwa “Untuk kegiatan tersebut sepertinya belum ada, karena kegiatan MGMP lebih terkait kepada
95
pembahasan silabus dan penyusunan RPP.”45 Selain itu, hal ini diperkuat kembali oleh Eny Elastri bahwa “Dari yang saya tahu, selama ini belum ada kegiatan MGMP yang membahas tentang kegiatan dalam pelaksanaaan wirausaha secara bersama.” 46 Berdasarkan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa secara umum, MGMP Kewirausahaan belum pernah mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan cara mengembangkan dan meningkatkan kemampuan gruru dalam melakukan wirausaha. Selanjutnya terdapat hasil wawancara oleh Rina Kartika yang menekankan bahwa: Untuk memiliki keterampilan dalam berwirausaha, tidak perlu untuk bertemu dengan guru lain dalam MGMP. Hal ini karena guru dapat melakukannya dengan guru lain dalam bidang studi yang sama, namun dalam ruang lingkup sekolah. Tidak ada kegiatan yang dilakukan di MGMP, karena guru Kewirausahaan biasanya hampir semuanya telah memiliki pengalaman dan juga jiwa berwirausaha.47 Selanjutnya, penjelasan tersebut diperkuat kembali oleh Siswanto dari kegiatan wawancara bahwa: Rata-rata guru Kewirausahaan sudah memiliki pengalaman dan pengetahun sendiri dengan kegiatan wirausaha, walaupun masih bersifat nonformal. Jika ada pertemuan dengan guru terkadang membahas mengenai kegiatan wirausaha, dimana pelaksanaannya dilakukan secara berdiskusi atau sharing. Namun, kalau untuk kegiatan dalam pembuatan produk secara bersama lalu dijual bersama, itu belum terlaksana. Kegiatan tersebut belum terlaksana karena terkendala sama waktu dan kesediaan guru untuk mau mengikutinya. Hal ini karena setiap guru memiliki kesibukan yang berbeda-beda sehingga masih sulit untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut.48
45
Sri Rahayu, Loc. Cit. Eny Elastri, Loc. Cit. 47 Rina Kartika, Loc. Cit. 48 Siswanto, Loc. Cit. 46
96
Sama juga halnya dengan penjelasan oleh MPA. Saputra, namun ada penekanan yang sedikit berbeda dari penjelasan sebelumnya bahwa: Untuk kegiatan seperti pembuatan produk atau karya yang dilakukan oleh guru Kewirausahaan di MGMP mungkin belum. Namun, kita pernah MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini membuat buku tentang materi Kewirausahaan untuk kelas X dan XI. Pada pembuatannya dilakukan secara bersama-sama dengan pembentukan kelompok untuk membahas dan mengkajii tiap-tiap materi yang berbeda. Buku Kewirausahaan ini juga berjalan dengan efektif dan sempat dijual kepada peserta didik di SMK Wilayah Jakarta Timur. Dana dari penjualan buku tersebut, sebagian dibagi kepada penulis dan sebagian lainnya masuk ke dalam uang kas MGMP untuk pelaksanaan kegiatan MGMP selanjutnya.49 Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijelaskan tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam kegiatan MGMP pernah dilaksanakannya kegiatan untuk membuat suatu produk dan dipasarkan secara bersamasama layaknya seorang pengusaha, yaitu pembuatan buku Kewirausahaan kelas X dan IX. Akan tetapi, kegiatan ini pun belum optimal dilakukan oleh hampir semua guru Kewirausahaan, karena hanya beberapa guru yang menyelesaikannya. Jadi kegiatan untuk membuat suatu produk masih belum berjalan optimal dalam kegiatan MGMP. Hal ini terjadi disebabkan oleh keterbatasan waktu yang dimiliki oleh masing-masing guru Kewirausahaan dan juga ketersediaan dana yang dimiliki. Padahal, ada sebagian guru yang menginginkan diadakannya kegiatan terkait praktek pembuatan suatu produk di MGMP Kewirausahaan sebagai modal yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Seperti penjelasan oleh Sri Rahayu bahwa “Menginginkan ketika mengajar agar peserta didik merasa enjoy dalam pembelajaran, peserta didik tidak mudah bosan, dan sebagainya. Maka saya lebih menginginkan adanya kegiatan MGMP yang membahas tentang metode pembelajaran dan prakek apa saja 49
MPA. Saputra, Loc. Cit.
97
yang harus dilakukan agar bisa dijadikan bekal dalam pelaksanaan pembelajaran.” 50 Hal ini pun juga diperkuat dengan adanya penjelasan oleh Eny Elastri bahwa: Selain dari Kurikulum yang lebih utama, saya menginginkan adanya kesepakatan dari MGMP untuk materi praktek yang akan diajarkan bagi kelas 1, 2, dan 3. Sehingga dari setiap tingkatan itu ada perbedaan sehingga lebih ada peningkatan dalam pembelajaran praktek. Kegiatan praktek yang terdapat di setiap jenjang sebenarnya hampir sama, namun kembali lagi kepada permasalahan gurunya yang memang harus lebih mampu dalam mengembangkan kegiatan praktek sehingga tidak kembali lagi pada pembahasan teori saja.51 Dari hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa masih ada beberapa guru yang menginginkan diadakannya kegiatan yang mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, seperti metode pembelajaran maupun juga kegiatan praktek dalam membuat suatu produk. Hal ini memang diperlukan, karena tidak semua guru Kewirausahaan telah memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang berwirausaha. Walaupun memang sudah ada yang mempunyai usaha, setidaknya hal ini juga perlu sebagai tambahan dalam pengetahuannya. Selain itu, hampir semua guru Kewirausahaan sudah terbilang cukup umur, dimana biasanya jika seperti ini akan sulit untuk dirinya mencari tahu sendiri kegiatan apa saja yang harus dilakukan, praktek apa saja yang terkait dengan materi dan harus dilakukan, dan bagaimana cara melakukan praktek tersebut. Hal ini mungkin akan membuat sulit bagi guru Kewirausahaan jika memang belum adanya kesadaran bagi guru tersebut untuk mencari tahu sendiri melalui berbagai cara. Maka dengan adanya MGMP yang menyediakan kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan produk dapat memudahkan bagi guru 50 51
Sri Rahayu, Loc. Cit. Eny Elastri, Loc. Cit.
98
untuk mempelajarinya secara bersama-sama dan dapat digunakan pada saat pembelajaran oleh peserta didik.
f.
Manfaat yang Didapat Guru dari Mengikuti Kegiatan MGMP Kewirausahaan Setelah mengikuti kegiatan yang positif biasanya secara tidak
langsung akan menambah pengetahuan dan kemampuan diri secara positif pula. Berikut ungkapan Sri Rahayu mengenai manfaat yang didapat setelah mengikuti kegiatan MGMP bahwa: Saya merasa sangat terbantu berkat kegiatan MGMP karena pembelajaran Kewirausahaan menjadi lebih jelas dan tujuannya lebih terarah. Selain itu, setelah saya mengikuti dan menghadiri kegiatan MGMP, saya merasakan seperti „sehabis mandi‟, hal tersebut dalam artian bahwa saya semakin memahami dan termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga saya semakin segar atau fresh dalam mengajar.52 Selain itu, diperkuat oleh penjelasan Bukhari bahwa “Manfaat yang dirasakan sangat banyak, disamping kita bisa menambah wawasan dan pengetahuan, kita bisa saling berkoordinasi dan sharing dengan temanteman sehingga menambah ilmu dan pengetahuan bagi guru.”53 Begitu pun juga dengan Eny Elatri dari hasil wawancara dapat memperkuat penjelasan narasumber sebelumnya bahwa: Kita bisa mendapatkan pencerahan dan pemahaman mengenai informasi baru, kita juga membahas terkait materi yang akan diajarkan dan cara pengajaran sehingga kita menjadi lebih mampu dan paham untuk mengajarkan kembali kepada peserta didik dengan cara pembelajaran yang menarik dan tidak monoton. Selain itu, kita para guru juga bisa melakukan kegiatan saling sharing terhadap masalah yang sedang kita alami sehingga kita secara tidak
52 53
Sri Rahayu, Loc. Cit. Bukhari, Loc. Cit.
99
langsung bisa mendapatkan solusi yang tepat dan bisa saling belajar satu sama lain.54 Berdasarkan beberapa pendapat dari interviewe, secara umum dapat diketahui bahwa banyak manfaat yang dirasakan oleh guru Kewirausahaan setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP. Berbagai manfaat
tersebut,
yaitu
guru
dapat
menambah
wawasan
dan
pengetahuannya baik mengenai mata pelajaran Kewirausahaan ataupun hal-hal yang bersifat umum, memudahkan bagi guru dalam bertemu dengan guru dari sekolah lain dan bisa menjalin komunikasi dan silaturahmi, memudahkan bagi guru untuk bisa mendapatkan solusi jika menghadapi masalah dalam pembelajaran atau hal lainnya, serta guru dapat semakin termotivasi
dan
bersemangat
untuk
melakukan
pembelajaran
Kewirausahaan bagi peserta didik karena pembelajaran yang diharapkan semakin jelas dan terarah.
3.
Kegiatan dan Strategi yang Dilakukan MGMP Kewirausahaan Bagi Guru
dalam
Mengembangkan
Kompetensi
Pedagogik
Guru
Kewirausahaan a.
Mengembangkan Wawasan/ Landasan Kependidikan Guru Kewirausahaan Guru diharuskan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas tidak
hanya dalam materi atau bahan yang akan diajarkan, namun hal-hal yang bersifat umum juga setidaknya harus dipahami. Guru melalui MGMP diharapkan bisa selalu mengasah pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki dengan cara saling membahas mengenai suatu informasi atau bisa juga saling sharing satu sama lain. Seperti hasil wawancara oleh Rina 54
Eny Elastri, Loc. Cit.
100
Kartika
bahwa
“MGMP
Kewirausahaan
melakukan
pembahasan
mengenai berbagai informasi yang dibutuhkan dengan cara saling berbagi serta juga melalui kegiatan seminar.”55 Selain itu, ada penjelasan
oleh Siti Nurdjanah yang memberikan
penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa “Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi guru sudah pasti diadakannya pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan setelah itu disampaikannya berbagai informasi, biasanya terkait pada materi pelajaran yang disampaikan oleh pengurus MGMP.” Lebih lanjut, terdapat penjelasan yang menguatkan dari sebelumnya, yaitu Eny Elastri menyatakan “Diadakannya kegiatan sharing atau diskusi secara bersama terkait informasi terbaru atau bisa dilaksanakan kegiatan mengundang narasumber dalam memberikan pengetahuan dan informasi penting.” Berdasarkan penjelasan tersebut, maka secara umum dapat diketahui bahwa wawasan dan pengetahuan sangat penting bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan berbagai pengetahuan dan mengasah wawasan, salah satunya melalui kegiatan MGMP. Jadi, dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan diadakan berbagai kegiatan yang dilakukan, yaitu memberikan berbagai informasi mengenai hal-hal penting tentang Kewirausahaan maupun yang bersifat umum. Untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan secara berdiksusi satu sama lain atau sharing.
b. Mengembangkan Pemahaman Mengenai Peserta Didik Bagi Guru Kewirausahaan Tanggung jawab guru tidaklah hanya sekedar mengajar dan mendidik, namun bagaimana guru mampu untuk menjadikan peserta didik sebagai
55
Rina Kartika, Loc. Cit.
101
mitra dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk memudahkan peserta didik sebagai rekan dalam melaksanakan tugas, maka guru harus memahami terlebih dahulu mengenai peserta didik yang akan diajarkan. Berikut penjelasan oleh Rina Kartika bahwa “Guru secara otomatis harus dan perlu memahami peserta didik, melalui MGMP guru dapat saling berbagi terkait masalah peserta didik dan bisa mendapatkan solusi yang baik.” 56 Selanjutnya, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang memberikan penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa: MGMP hanya memberikan arahan saja kepada para guru untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam memahami peserta didik, karena pada dasarnya peserta didik berbeda-beda. Namun, dalam prakteknya lebih ditekankan pada guru itu sendiri karena setiap sekolah pastilah berbeda-beda karakteristik dan penanganan bagi peserta didik.57 Selain itu, ada penjelasan yang menguatkan oleh Sri Rahayu bahwa “Melakukan kegiatan diskusi atau sharing antara guru dari satu sekolah dengan sekolah lainnya mengenai permasalahan guru dalam menghadapi peserta didik. Hal tersebut ditujukan agar guru bisa mendapatkan solusi yang terbaik dari kegiatan sharing berdasarkan hasil pengalaman guru masing-masing.”58 Berdasarkan paparan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa sebenarnya guru diharuskan untuk memahami dan mengerti mengenai kondisi fisik dan psikis peserta didik. Hal ini bertujuan agar guru dapat melaksanakn kegiatan pembelajaran dengan disesuaikan pada peserta didik dan juga materi. Melalui kegiatan MGMP, guru bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai cara memahami peserta didik. Terdapat berbagai cara MGMP dalam memberikan pemahaman kepada guru mengenai peserta didik, yaitu dilaksanakan dengan berdiskusi antara
56
Ibid. Siti Nurdjanah, Loc. Cit. 58 Sri Rahayu, Loc. Cit. 57
102
guru
yang satu dengan lainnya mengenai pengalaman maupun
pengetahuan yang pernah dialami mengenai peserta didik, selain itu guru bisa diberikan arahan dan motivasi yang menginformasikan bahwa peserta didik pada dasarnya tidaklah sama, maka guru harus mampu dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan peserta didik, yaitu setidaknya memberikan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menarik.
c. Mengembangkan
Kemampuan
Untuk
Mengembangkan
Kurikulum/ Silabus Bagi Guru Kewirausahaan MGMP Kewirausahaan melakukan kegiatan dalam membahas dan membedah silabus untuk mengetahui materi seperti apa saja yang harus diajarkan kepada peserta didik. Namun, MGMP hanya memberikan pemahaman dan arahan saja, karena pelaksanaannya lebih banyak dengan berdiskusi secara bersama. Biasanya MGMP membentuk kelompok bagi guru yang hadir untuk membahas indikator apa saja dari tiap isi yang terdapat di silabus. Seperti yang dikemukakan oleh Eny Elastri bahwa: Biasanya MGMP membagi guru dalam tiap-tiap kelompok untuk bekerja sama membahas tentang silabus. Setelah dibentuk dan dibagi kelompok, maka baru tiap kelompok yang ada dituntut untuk membahas dan mengembangkan satu sub pokok yang terdapat disilabus. setelah selesai barulah tiap kelompok menjelaskan kembali hasil yang telah dibahas dalam kelompoknya agar kelompok yang lainnya bisa menjadi lebih paham.59 Hal ini diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa: MGMP memberikan pemahaman dan arahan kepada guru Kewirausahaan melalui pertemuan MGMP untuk membahas 59
Eny Elastri, Loc. Cit.
103
mengenai silabus. Pada pertemuan tersebut, akan dibahas tentang materi apa yang harus diberikan dan diajarkan kepada peserta didik yang sesuai dengan tujuan materi Kewirausahaan. Silabus tersebut dibedah satu persatu sampai kepada indikator apa yang harus disampaikan kepada peserta didik.60 d. Mengembangkan Kemampuan Merancang Pembelajaran Bagi Guru Kewirausahaan Setelah membahas dan membedah satu persatu mengenai isi silabus, barulah dilakukan kegiatan untuk membahas mengenai penyusunan RPP
dari
materi
yang
akan
diajarkan.
Biasanya
MGMP
Kewirausahaan hanya memberikan pemahaman dan arahan kepada guru Kewirausahaan mengenai cara penyusunan RPP. Setelah itu barulah guru dibentuk secara berkelompok untuk membuat dan menyusun RPP kemudian ada beberapa yang melakukan presentasi terhadap hasil yang dikerjakan untuk didiskusikan secara bersama. Seperti penjelasan yang diungkapkan oleh Bukhari bahwa “Untuk kegiatan pembahasan dan penyusunan RPP pelaksanaannya hampir sama dengan kegiatan dalam membahas kurikulum, yaitu dibentuknya kelompok-kelompok untuk saling membahas dan membuat RPP yang selanjutnya barus dijelaskan kepada kelompok atau guru lainnya.” 61 Kemudian diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “MGMP memberikan arahan dan juga pemahaman kepada guru mengenai cara penyusunan RPP. Jadi, pada pertemuan MGMP guruguru diharuskan untuk menyusun RPP sesuai dengan silabus yang telah dibahas, setelah selesai barulah dibahas secara bersama mengenai RPP yang telah dibuat untuk sama-sama ditindaklanjuti.”62
60
MPA. Saputra, Loc. Cit. Bukhari, Loc. Cit 62 MPA. Saputra, Loc. Cit.
61
104
e. Mengembangkan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis MGMP Kewirausahaan membantu guru Kewirausahaan dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik melalui pemahaman dan peringatan bahwa mata pelajaran Kewirausahaan harus diperbanyak dengan praktek bukan teori, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan pun menjadi lebih bervariasi dan tidak monoton. Selain itu, membahas kegiatan apa saja yang harus dilakukan dengan disesuaikan pada materi yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Siti Nurdjanah bahwa: MGMP hanya memberikan arahan dan motivasi saja bagi guru Kewirausahaan dalam melaksanakan proses pembelajaran, serta menekankan dan mengingatkan kepada guru bahwa proses pembelajaran Kewirausahaan bagi peserta didik diharuskan lebih banyak kegiatan praktek dibandingkan teori. Kegiatan MGMP tidak membahas mengenai praktek pembelajaran oleh guru secara langsung, karena untuk kegiatan tersebut bukanlah termasuk dalam ranah MGMP itu sendiri.63 Jadi, secara pelaksanaannya MGMP hanya melakukan sharing, memberikan motivasi, dan pemahaman kepada guru Kewirausahaan agar tetap melaksanakan pembelajaran secara menarik dan tidak membosankan dalam belajar Kewirausahaaan. Hal ini diperkuat dengan penjelasan oleh Rina Kartika bahwa “Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan lainnya, yakni dilaksanakan secara berdiskusi dan saling sharing dimana MGMP hanya lebih memberikan pemahaman dan motivasi untuk guru-guru dalam melakukan pembelajaran yang mendidik namun menyenangkan.”64
63 64
Siti Nurdjanah, Loc. Cit. Rina Kartika, Loc. Cit.
105
f. Mengembangkan Kemampuan Melakukan Evaluasi Hasil Belajar Bagi Guru Kewirausahaan Setelah dilakukan pembahasan mengenai penyusunan RPP, maka saat itu juga dilakukannya pembahasan secara bersama, serta guru diberikan pemahaman mengenai penilaian dan evaluasi yang dapat dilakukan sesuai dengan kegiatan dan materi yang diajarkan. Seperti penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “Sama halnya dengan pembahasan sebelumnya, bahwa ketika dilakukannya pembahasan mengenai RPP, MGMP juga berusaha membantu guru dengan memberikan pemahaman mengenai evaluasi apa saja yang bisa dilakukan oleh guru dari materi yang diajarkan kepada peserta didik.”65 Jadi, guru hanya diberikan pamahaman saja, karena pada pembelajaran dan penilaian secara nyata, guru diberikan kebebasan dalam melaksanakannya dengan disesuaikan lagi kepada peserta didik yang ada. Hal ini diperkuat dengan penjelasan oleh Siswanto bahwa “Guru
diberikan
motivasi
dan
sekedar
mengingatkan
dalam
melakukan evaluasi bagi peserta didik karena pada dasarnya peserta didik berbeda antara yang satu dengan yang lain, maka proses penilaian pun juga harus mencakup hal tersebut.”66
g. Mengembangkan Kemampuan Mengembangkan Peserta Didik Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Bagi Guru Kewirausahaan Guru Kewirausahaan berusaha untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui berbagai kegiatan yang dilakukan secara praktek. Dalam MGMP Kewirausahaan memberikan bantuan bagi guru 65 66
MPA. Saputra, Loc. Cit. Siswanto, Loc. Cit.
106
Kewirausahaan berupa arahan dan pemahaman mengenai kegiatan praktek apa saja yang dapat dilakukan dengan melalui kegiatan sharing
dengan guru lainnya. Seperti dijelaskan oleh Sri Rahayu
bahwa “Dalam MGMP biasanya melakukan diskusi dengan sesama guru mengenai kegiatan praktek seperti apa harus dilakukan dengan disesuaikan lagi pada materi yang akan diajarkan. Jadi, MGMP hanya memberikan arahan, motivasi, dan juga pemahaman bagi guru dalam praktek untuk membuat produk.”67 Selain itu, ada penjelasan oleh MPA. Saputra yang menguatkan penjelasan sebelumnya bahwa “MGMP mengadakan kegiatan lomba bagi peserta didik dalam membuat suatu produk atau biasanya pada saat ujian praktek diadakannya kegiatan bagi peserta didik untuk membuat dan menghasilkan suatu produk atau karya.” 68 Jadi, untuk mengetahui potensi peserta didik bisa diketahui melalui kegiatan praktek secara langsung dalam membuat suatu karya atau produk sesuai dengan materi yang diajarkan. Kegiatan praktek ini dapat dilakukan kapan saja, tidak harus dilaksanakan untuk mengambil nilai ujian saja, namun juga dapat dilakukan ketika membahas suatu materi Kewirausahaan.
67 68
Sri Rahayu, Loc. Cit. MPA. Saputra, Loc. Cit.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepengurusan MGMP belum berjalan secara efektif, hal ini disebabkan adanya pergantian kepengurusan Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Ketua MGMP yang baru memang kurang memiliki koordinasi dengan pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan sehingga tidak adanya data mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan maupun telah dilakukan. Selain itu, Ketua MGMP Kewirausahaan periode 20122015 telah pensiun sekitar pertengahan tahun 2014. 2. Pengembangan kompetensi pedagogik guru oleh MGMP dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, yaitu pelatihan penyusunan kisi-kisi soal dan soal semester, pelatihan penyusunan bahan ajar (membedah silabus, membuat
RPP,
membuat
materi),
pelatihan
pembuatan
media
pembelajaran berbasis IT, pelatihan pembuatan PTK. Beberapa kegiatan yang telah terlaksana lebih terfokus pada pengembangan program rutin walaupun memang ada salah satu kegiatan yang bukan termasuk ke dalam program rutin. 3. Pada pelatihan penyusunan kisi-kisi soal dan soal semester; pelatihan penyusunan bahan ajar (membedah silabus, membuat RPP, membuat materi); pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis IT; dan pelatihan pembuatan PTK dilaksanakan melalui pertemuan MGMP antara guru Kewirausahaan. Pelaksanaannya hanya memberikan penjelasan mengenai cara membuat bahan ajar, kisi-kisi soal dan soal, PTK, serta selanjutnya guru yang hadir diharuskan membuat secara berkelompok dan
107
108
dipresentasikan. Setelah kegiatan tersebut, selanjutnya tidak dilaksanakan tindak lanjut atau evaluasi mengenai kemampuan guru dalam membuat bahan ajar, soal, maupun PTK. Dari mengikuti kegiatan tersebut, maka guru bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, selain itu guru bisa mendapatkan beberapa contoh yang benar mengenai pembuatan bahan ajar, soal, maupun PTK yang nantinya dapat dipelajari dan dikembangkan kembali oleh guru.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis mengajukan saran yang dapat diterapkan oleh MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sebagai berikut: 1. Pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sebaiknya melakukan pertemuan untuk membahas dan menentukan Ketua MGMP selanjutnya agar kegiatan yang seharusnya dilaksanakan bagi guru Kewirausahaan dapat aktif kembali. 2. Guru sebaiknya memiliki inisiatif untuk mengembangkan dirinya melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, maupun pelatihan yang menunjang profesinya dan tidak hanya mengandalkan kegiatan dari MGMP saja, sehingga guru tersebut tetap meng-upgrade pengetahuan dan kemampuanya walaupun MGMP tidak melaksanakan kegiatan. 3. Pengurus MGMP Kewirausahaan harus saling bekerja sama dalam memberikan kesadaran bagi guru Kewirausahaan bahwa guru memiliki kewajiban untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh MGMP demi meningkatkan kemampuan guru tersebut, yaitu dengan cara memberikan undangan
kegiatan
kepada
semua
guru
Kewirausahaan
maupun
memberikan penyuluhan ketika kegiatan berlangsung dalam rangka menjelaskan dan mengingatkan kepada guru Kewirausahaaan. 4. Kepala Sekolah sebaiknya mengatur dan membuat jadwal ulang antara jadwal mengajar dengan kegiatan MGMP. Hal ini bertujuan agar guru
109
Kewirausahaan
dapat
mengikuti
kegiatan
MGMP
tanpa
harus
meninggalkan kelas dan peserta didik. 5. Pelaksanaan kegiatan MGMP Kewirausahaan harus lebih bervariasi lagi. Kegiatan yang berhubungan dengan wirausaha seharusnya lebih ditekankan untuk dilaksanakan oleh MGMP bagi guru Kewirausahaan sehingga terdapat adanya keselarasan antara kemampuan guru dalam melakukan wirausaha dengan pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik, jadi guru tidak hanya menguasai konten materi, namun juga mampu berwirausaha. 6. MGMP Kewirausahaan dapat melakukan kerja sama dengan lembaga atau isntansi, bahkan individu yang telah berhasil dalam berwirausaha untuk dilibatkan dalam menyelenggarakan pelatihan bagi guru Kewirausahaan agar guru tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam berwirausaha. 7. MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur dapat mengusulkan kepada instansi terkait, seperti LPTK untuk membuka program S1 Pendidikan Kewirausahaan.Hal
ini
bertujuan
agar
guru
yang
mengajarkan
Kewirausahaan dapat linear antara latar belakang studi dengan bidang studi yang diampunya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Mohammad dan Barnawi. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media. Cet. I, 2012.
Buchory. Guru: Kunci Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Leutikaprio. Cet. I, 2012.
Danim, Yunan dan Danim, Sudarman. Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas: Strategi Membangun Disiplin Kelas dan Suasana Edukatif di Sekolah. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. I, 2011.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Cet. I, 2009.
Idrus, Ali dan Saudagar Fachruddin. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Persada, 2011.
Imron, Ali. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Cet. 1, 199.
Jihad, Asep dan Suyanto. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga, 2013.
M. Idris, dan Mano. Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Cet. VI, 2010.
Masaong, Abd. Kadim. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung: Alfabeta, 2013.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masaung. Cet. VII, 1989.
Payong, R. Marselus. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya. Jakarta: Indeks. Cet. I, 2011.
Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2004.
Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Cet. 6, 2012.
Sahertian, A. Piet. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. I, 2000. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 19, 2011.
Sudjana. Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah. Cet. III, 2004.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. XI, 2009.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Cet. I, 2013.
Tedjawati, J.M. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus di Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.
Tim Penyusun. Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Uno, B. Hamzah. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Uzer, Moh. Usman. Menjadi Guru Proesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet.
22,
2008.
KECAMATAN
SEKOLAH
JAM/MINGGU
YANG DIAJARKAN
PROGRAM STUDI
TINGKAT
GOL./RUANG
STATUS PEGAWAI
TANGGAL SK
JABATAN
TMT KERJA
TANGGAL
TEMPAT
JENIS KELAMIN
NAMA
NIP/NUPTK
No
DATA GURU SMK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR*
1 /2544741644200050
Drs. Abdul Rojak Raji
L
Jakarta
12/12/1963
15/07/1993
Guru Bidang Studi
23/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Perusahaan
Kewirausahaan
12
SMK PGRI 1 Jakarta
Makasar
2 /1134755656200003
Aco, S.Pd
L
Jakarta
08/02/1977
01/07/2002
Guru Bidang Studi
01/07/2001
Honor
S-1
Tata Niaga Pemasaran
Kewirausahaan
28
SMK Negeri 50
Jatinegara
3 195403071981031005/4639732633200012
Drs. H. Adju Sasmita,MM
L
KUNINGAN
07/03/1954
01/03/1981
Guru Bidang Studi
01/03/1981
PNS
KEUANGAN
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 5
Matraman
4 /0943757658200022
Agus Yunianto,S.Pd
L
Rembang,
11/06/1979
18/05/2005
Guru Bidang Studi
15/03/2007
Honor
Sarjana/S-1
Pendidikan Tata Niaga
Kewirausahaan
20
SMK Sahid Jakarta
Ciracas
5 /6746759663200002
Al Farobi,S. Hum
L
Bekasi
18/04/1981
17/07/2004
Guru Bidang Studi
17/06/2004
Honor
Sarjana/S-1
Sejarah
Kewirausahaan
24
SMK Citra Mandiri
Cakung
6 /3607516542000002
Amril, S.Pd
L
Bukit Tinggi
28/05/1975
02/02/2004
Guru Bidang Studi
02/02/2004
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Koperasi
Kewirausahaan
16
SMK Pusaka 1 Jakarta
Duren Sawit
7 /1038742643200004
Drs. Amru Rohman
L
Kebumen
07/06/1964
16/07/2002
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Honor
Sarjana/S-1
Adm.Pendidikan
Kewirausahaan
24
SMK Perbankan Nasional Jakarta
Cakung
8 /1839759660300002
Amy Sundary,S.Hi
P
Jakarta,
05/07/1981
17/07/2006
Guru Bidang Studi
10/07/2006
Yayasan
Sarjana/S-1
Muamalah (Ekonomi Islam)
Kewirausahaan
36
SMK Mahadhika 1
Ciracas
9 196411121987031006/7444742643300053
Drs. Apri Budiantoro
L
Banyumas
12/11/1964
01/03/1987
Guru Bidang Studi
04/07/2013
PNS
Pendidikan Dunia Usaha
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 46
Jatinegara
10 /1237753655300003
Arnah Fajarwati,SE
P
Bogor,
09/05/1975
13/07/1998
Kepala Sekolah
01/10/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
Manajemen Pendidikan
Kewirausahaan
6
SMK Eka Paksi Jakarta
Ciracas
11 /0559758660200043
Asep Ihsan, S.Pd
L
Jakarta
27/12/1980
09/09/2001
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK PKP 2 Jakarta
Ciracas
12 /1442752654200005
Asep Tatang Suryana, SE, MMPd
L
Jakarta
31/10/1974
01/07/1997
Kepala Sekolah
01/07/2005
Bantu
S-2
Manajemen Pendidikan
Kewirausahaan
16
SMK Cagar Budaya 1 Jakarta
Cipayung
13 /1944757659200004
Atut Pujo Nugroho, S.Pd.
L
Jakarta
26/12/1979
01/07/2004
Guru Bidang Studi
01/07/2004
Yayasan
Sarjana/S-1
Pend. Ekonomi Tata Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Cipta Karya
Matraman
14 /1938755655300004
Ayuningsih, SPd
P
Jakarta
26/06/1977
14/07/2005
Guru Bidang Studi
10/08/2005
Honor
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
18
SMK Perdana Kusuma
Makasar
15 /1433739640300002
Baikuni,Drs
L
Semarang
06/06/1958
02/01/1990
Guru Bidang Studi
17/07/2009
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
14
SMK Tridaya Jakarta
Makasar
16 /1835755657200012
Bambang Hermawan, S.Pd
L
JAKARTA
03/05/1977
01/09/1999
Guru Bidang Studi
18/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
pdu/admin. perkantoran
Kewirausahaan
30
SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta
Pasar Rebo
17 /
BAMBANG SUMARSONO
L
JAKARTA
26/01/1965
12/07/2012
Guru Bidang Studi
12/07/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kewirausahaan
8
SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan
Pasar Rebo
18 /3655749651200042
Bambang Yuwono,S.Pd
L
Kebumen,
21/03/1971
15/07/1994
Guru Bidang Studi
01/07/2012
Bantu
Sarjana/S-1
PDU TATA NIAGA
Kewirausahaan
24
SMK Bina Dharma
Ciracas
19 196606192008011009/5951744647200022
Drs. Bukhari
L
Tanah Datar
19/06/1966
01/01/2008
Guru Bidang Studi
01/01/2008
PNS
PDU/ Koperasi
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 24
Cipayung
20 /7538744647300032
Chusnul Chotimah
P
Brebes
06/02/1966
01/07/2003
Guru Bidang Studi
01/07/2003
Yayasan
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Jakarta Timur 1
Jatinegara
21 1955071119812200/8043733634300003
Dahlia Rusnawaty,Dra
P
JAKARTA
11/07/1955
01/12/1981
Guru Bidang Studi
01/12/1981
PNS
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 40
Matraman
22 /1139755653300003
Darmaini ,S.Pd
P
Kerinci
07/08/1973
14/07/1997
Guru Bidang Studi
11/07/2011
Bantu
Sarjana/S-1
Pemasaran
Kewirausahaan
26
SMK Ristek KIKIN
Cakung
23 /6540749651300073
Denia Winarti, S.Sos
P
JAKARTA
08/12/1971
15/06/1997
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
Hubungan Masyarakat
Kewirausahaan
6
SMK Pelayaran Santa Lusiana
Kramat Jati
24 /1344748651300003
Desy Tri Andriyani, S.Pd
P
Jakarta
10/12/1970
18/07/1996
Guru Bidang Studi
14/07/2011
Bantu
Sarjana/S-1
PDU/Administrasi
Kewirausahaan
24
SMK Respati II
Kramat Jati
25 /
Dewi Ariyanti Ningrum, SE
P
Jakarta
02/12/1981
15/07/2013
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Manajemen
Kewirausahaan
12
SMK Sahid Jakarta
Ciracas
26 /1341742645300004
Dra. Diah Imaria
P
Jakarta
20/09/1964
15/07/1997
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Honor
Sarjana/S-1
PDU
Kewirausahaan
28
SMK Perbankan Nasional Jakarta
Cakung
27 /
Diah Lina Setiyawati, SE
P
Temanggung
11/01/1973
01/04/2012
Guru Bidang Studi
01/04/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
Akuntansi
Kewirausahaan
2
SMK Kesehatan Terpadu Ar Raisiyah Husada
Cipayung
28 /
Dosmariah Saragih, S.Pd.
P
Pardamean
20/08/1988
05/04/2011
Guru Bidang Studi
05/04/2011
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Akuntansi
Kewirausahaan
16
SMK Caraka Nusantara
Cakung
29 /0
Drs. Dovar Purwanto
L
Jakarta
05/04/1953
13/07/2010
Guru Bidang Studi
13/07/2010
Yayasan
Sarjana/S-1
olah raga
Kewirausahaan
8
SMK Kimia Tunas Harapan
Pasar Rebo
30 /2842744647200004
Eferay Hia . S.Pd
L
Nias
25/10/1966
15/07/1998
Guru Bidang Studi
12/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
PDU Ekonomi Koperasi
Kewirausahaan
20
SMK Corpatarin 2 Jakarta
Duren Sawit
31 /
Eka Rahmadania
P
Jakarta
20/04/1989
11/07/2009
Guru Bidang Studi
11/07/2009
Honor
Sarjana/S-1
Tata Niaga
Kewirausahaan
16
SMK Pertiwi Jakarta
Pasar Rebo
32 /
Dra. Eka Wina Herlina
P
Jakarta
27/02/1962
11/07/1992
Guru Bidang Studi
02/03/2004
Yayasan
Sarjana/S-1
FP, IPS
Kewirausahaan
24
SMK Nurul Iman
Matraman
33 /1938742642300012
Dra. Eko Widarningsih
P
Jakarta
06/06/1964
01/07/1991
Guru Bidang Studi
16/07/2009
Yayasan
Sarjana/S-1
Administrasi Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Adi Luhur 1 (Pariwisata)
Kramat Jati
34 131764416/8755738639
Dra. Eky Marianingsih
P
Jakarta
23/04/1960
01/03/1988
Guru Bidang Studi
01/03/1988
PNS
IPS
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 51
Cipayung
35 /103474765030004
Elimawati. S.Pd
P
PADANG
17/02/1969
17/07/1997
Guru Bidang Studi
16/07/1997
Honor
Sarjana/S-1
PKN
Kewirausahaan
50
SMK BPS&K 2 Jakarta
Duren Sawit
36 /1443753655300002
Elis Muliyawati, S.Pd
P
SUMEDANG
01/11/1975
30/08/2004
Guru Bidang Studi
30/07/2004
Yayasan
Sarjana/S-1
PDU/Adm.Perkantoran
Kewirausahaan
24
SMK Tirta Sari Surya
Matraman
37 /4549742644300043
Dra. Elly Pratiwi
P
Semarang
17/12/1964
01/07/1989
Guru Bidang Studi
01/07/1989
Bantu
Sarjana/S-1
PDU Tata Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Cahaya Sakti Jakarta
Jatinegara
38 196704131992032009/9745745648
Hj. Eny Elastri, S.Pd.
P
Banyumas
13/04/1967
01/03/1992
Guru Bidang Studi
01/10/2008
PNS
Tata Busana
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 24
Cipayung
Gol IV/b S-2
Gol IV/a S-1
Gol III/a S-1 Sarjana/S-1 Gol IV/a S-1
Gol IV/a S-1
Gol IV/a S-1
39 /1539743646300004
ENY SETYOWATI
P
Klaten,
22/07/1965
17/07/1995
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Bantu
Sarjana/S-1
EKONOMI
Kewirausahaan
27
SMK PKP 1
Ciracas
40 /1533757656300002
Epi Prihatin, S.Pd
P
Jakarta
02/01/1979
19/07/2008
Guru Bidang Studi
19/07/2008
Honor
Sarjana/S-1
EKONOMI
Kewirausahaan
24
SMK Mardhika
Kramat Jati
41 /
Erestine Eldalina, B.Sc
P
Jambi
18/06/1960
16/05/2011
Guru Bidang Studi
16/05/2011
Yayasan
Sarmud/D-3 Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
12
SMK Insan Mulia Informatika
Cipayung
42 /
ERNI SUSIANINGSIH
P
Jakarta
12/07/1983
10/07/2007
Guru Bidang Studi
10/07/2007
Honor
Sarmud/D-3 Manajemen Keuangan
Kewirausahaan
10
SMK Gita Wisata
Cakung
43 132280354/2558744646
Farah Rokhana S.Pd
P
Kalierang
26/12/1966
01/12/2000
Wakasek
01/12/2000
PNS
D Usaha
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 51
Cipayung
44 /9038747649300053
Faudiana, S.Ag
P
Jakarta
06/07/1969
20/07/2001
Guru Bidang Studi
20/07/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
PAI
Kewirausahaan
6
SMK Al Fathiyah Jakarta
Kramat Jati
45 /1134749651300005
Febriani, S.Pd
P
Lampung
28/02/1971
16/07/1994
Guru Bidang Studi
16/07/1994
Honor
Sarjana/S-1
Tata Niaga
Kewirausahaan
18
SMK YP Darul Mukminin Jakarta
Jatinegara
46 /1543758663300002
Feri Mulyati, S.Pd.
P
Kebumen
11/02/1980
11/07/2005
Guru Bidang Studi
11/07/2005
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
26
SMK Kawula Indonesia Jakarta
Duren Sawit
47 /0563740644200203
Fredek Rusfader, S.E.
L
Waurtahait
31/12/1962
01/07/2004
Guru Bidang Studi
01/07/2004
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Pangudi Rahayu I Jakarta
Pasar Rebo
48 /8642761663300050
Handayani . S Pd
P
Jakarta
10/03/1983
16/07/2008
Guru Bidang Studi
16/07/2008
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
12
SMK Imtaq Darurrohim
Cakung
49 196505211993031010/4853743646200032
Hartrasno, S.Pd. MM.
L
Purworejo
21/05/1965
14/07/1989
Wakil Kepala Sekolah 16/07/2012
PNS
Manajemen Pemasaran
Kewirausahaan
24
SMK Adi Luhur 2 Jakarta
Kramat Jati
50 /3433743646300132
Haryani, S.PD
P
MALANG
01/01/1965
18/07/1995
Guru Bidang Studi
Honor
Sarjana/S-1
Adm. Perkantoran
Kewirausahaan
12
SMK YPIA Al-Falah Jakarta
Cakung
51 /
Haryanto
L
Sidoharjo
04/11/1974
02/07/2012
Wakil Kepala Sekolah 02/07/2012
Yayasan
S-2
Ilmu Sosial
Kewirausahaan
16
SMK Prestasi Prima
Cipayung
52 195608081982102001/0140734637300013
Dra.Hasyumiati
P
Bukit tinggi
08/08/1956
01/07/1981
Guru Bidang Studi
11/07/2011
PNS
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 48
Duren Sawit
53 /
Hendrik Santoso
L
Pandeglang
15/05/1987
01/07/2007
Guru Bidang Studi
01/07/2007
Honor
Sarjana/S-1
Pendidikan tata Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Jakarta Timur 1
Jatinegara
54 /3648741643200042
Drs. Heni Purwanto
L
Kota Gajah
16/03/1963
10/07/1989
Wakil Kepala Sekolah 06/07/2009
Yayasan
Sarjana/S-1
PDU-Tata Perkantoran
Kewirausahaan
24
SMK Pertiwi Jakarta
Pasar Rebo
55 /153974364620003
Drs. Hermansyah
L
Jakarta
12/07/1965
28/06/1992
Kepala Sekolah
15/08/2006
Bantu
Sarjana/S-1
PDU/ Adm. Perkantoran
Kewirausahaan
8
SMK Perdana Kusuma
Makasar
56 /
Ir.Hertati Simanjuntak
P
Hutauruk Parjulu 14/08/1980
15/07/2012
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
PERTANIAN
Kewirausahaan
36
SMK Otomindo
Ciracas
57 /5558744646200013
Drs. Hobby H. Siregar, MM
L
Lobusingkam
26/12/1966
05/08/1991
Kepala Sekolah
15/07/2005
Bantu
S-2
Manajemen Pemasaran
Kewirausahaan
12
SMK Paskita Global Jakarta
Pasar Rebo
58 /6851731635200002
Drs. Hotman Saragi
L
P.Siantar
19/05/1954
01/07/1990
Wakil Kepala Sekolah 18/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
Kewirausahaan
Kewirausahaan
10
SMK Dharma Surya
Makasar
59 /5236744646300053
Dra.Hj.Ida Kustidah
P
Kuningan
04/09/1966
01/08/1990
Guru Bidang Studi
01/08/1990
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Koperasi
Kewirausahaan
14
SMK KAPIN
Duren Sawit
60 /5236744646300053
Dra.Hj.Ida Kustidah
P
KUNINGAN
04/09/1966
16/07/2011
Guru Bidang Studi
16/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
PDU KOPERASI
Kewirausahaan
6
SMK Kapin 2
Duren Sawit
61 /
Ika Mustikawati
P
Jakarta
12/07/1971
16/07/2012
Guru Bidang Studi
14/07/2012
Honor
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
14
SMK Laboratorium
Duren Sawit
62 /3852763664300102
Ima Rismaya, S Pd
P
Kuningan
25/05/1985
10/07/2010
Guru Bidang Studi
10/07/2010
Honor
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
10
SMK Perdana Kusuma
Makasar
63 /1042750652300004
Indah Lestari. S.Pd
P
JAKARTA
17/10/1972
10/07/2002
Guru Bidang Studi
10/07/2002
Honor
Sarjana/S-1
PEND. DUNIA USAHA
Kewirausahaan
10
SMK Tadika Puri Jakarta
Duren Sawit
64 /7447758659200002
Irpan Suryana, S.Pd
L
Jakarta
15/01/1980
10/07/2006
Guru Bidang Studi
13/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
10
SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta
Cakung
65 /1444740643300013
Dra. Iswati
P
Pacitan
12/11/1962
01/08/2004
Guru Bidang Studi
01/08/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Tata Niaga (PDU)
Kewirausahaan
24
SMK Paskita Global Jakarta
Pasar Rebo
66 /0000000000000000
Hj.Itje Suratnawati.SE
P
Balikpapan
03/04/1972
19/07/1998
Guru Bidang Studi
01/07/1998
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi / Managemen
Kewirausahaan
22
SMK Satya Bhakti I
Matraman
67 /
Iva Farkhanah, SE
P
Jakarta
14/04/1982
16/07/2012
Guru Bidang Studi
25/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Manajemen
Kewirausahaan
18
SMK PGRI 28 Jakarta
Pasar Rebo
68 /1444734635200002
Drs. H. Jauhari MM
L
Tegal
01/12/1956
17/07/1986
Kepala Sekolah
17/07/1986
Yayasan
S-2
Manajemen
Kewirausahaan
6
SMK Jakarta Raya 2
Cipayung
69 /
Joko Prasetiyo, M. Pd.
L
Jakarta
15/03/1979
01/06/2011
Guru Bidang Studi
01/06/2011
Honor
S-2
Administrasi Pendidikan
Kewirausahaan
12
SMK Insan Mulia Informatika
Cipayung
70 /6442749652210032
Kanthi Murni, S.Pd
P
Batang
10/10/1971
16/07/2007
Guru Bidang Studi
13/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kewirausahaan
50
SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta
Cakung
71 /4552727630300000
Kastaria Rajaguguk,S.Pd
P
Taput
20/02/1949
22/07/1986
Guru Bidang Studi
25/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
18
SMK PGRI 28 Jakarta
Pasar Rebo
72 /
H. Khamdari, S.Pd
L
Solo
23/04/1957
16/07/2012
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Honor
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
10
SMK Karya Dharma 2 Jakarta
Pasar Rebo
73 /1241743648300004
Dra. Khodijah
P
BREBES
19/09/1963
17/07/1998
Guru Bidang Studi
17/07/1999
Bantu
S-2
Magester Tekno. Pendidikan
Kewirausahaan
24
SMK Budi Mulia Utama
Duren Sawit
74 /
krisminto,S.Pd.
L
magelang
02/06/1968
07/07/2008
Guru Bidang Studi
07/07/2007
Honor
Sarjana/S-1
kewirausahaan
Kewirausahaan
22
SMK Pangudi Rahayu I Jakarta
Pasar Rebo
75 /1946747660200002
Kris Sunarno Widadi, S.Pd
L
Gunung Kidul
14/06/1969
01/07/1997
Wakil Kepala Sekolah 16/07/2013
Bantu
Sarjana/S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Adi Luhur 2 Jakarta
Kramat Jati
76 196309081996011001/1240743644200043
Drs. Kusnowo
L
Tulung Agung
08/09/1963
01/12/1995
Guru Bidang Studi
01/04/2009
PNS
PDU
Kewirausahaan
26
SMK Negeri 58
Cipayung
77 /1338745646300003
Kus Andayani S.Pd
P
Purbalingga
10/06/1967
17/07/1995
Guru Bidang Studi
17/07/1995
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
18
SMK Budi Murni 4 Jakarta
Cipayung
78 /1338745646300003
Kus.Andayani,S Pd
P
Purbalingga
10/06/1967
17/07/1995
Guru Bidang Studi
17/07/1995
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
12
SMK Budi Murni 5 Jakarta
Cipayung
79 197112132000122002/6545749653300003
Lailatus Sa'adah, S.PD
P
JAKARTA
13/12/1971
01/12/2000
Guru Bidang Studi
05/07/2013
PNS
TATA NIAGA
Kewirausahaan
38
SMK Negeri 22
Pasar Rebo
80 /1035750650300005
Dra. Larassih
P
PURWOREJO
27/03/1972
14/07/1997
Guru Bidang Studi
14/07/1997
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
36
SMK BPS&K 1 Jakarta
Duren Sawit
81 /2446734636300033
Lasamahu Andriana, B.Sc
P
TG. PANDAN
14/12/1956
17/07/2005
Guru Bidang Studi
17/07/2011
Honor
Sarmud/D-3 Ekonomi Perbankan
Kewirausahaan
24
SMK Bhakti 3
Duren Sawit
82 /1547760661200042
M. Aandi Kurniawan, S.PdI
L
JAKARTA
15/02/1982
10/07/2011
Guru Bidang Studi
14/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
PEND. AGAMA ISLAM
Kewirausahaan
24
SMK Tri Sastra 2 Jakarta
Cipayung
83 /1838733636200003
H.M.Nurdin Ali, B.Sc, SE
L
PADANG
15/06/1955
07/07/1985
Wakil Kepala Sekolah 07/07/2008
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Manajemen
Kewirausahaan
16
SMK Tri Sastra 1 Jakarta
Cipayung
84 /154175065420000
M.Zamzuri,S.E
L
yogya
09/12/1972
01/01/1995
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Honor
S-2
Manajemen/aktaIV
Kewirausahaan
6
SMK Karya Dharma 1
Pasar Rebo
85 /154175065420000
M. Zamzuri, SE
L
Yogya
09/12/1972
01/01/1995
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Honor
S-2
Manajemen/Akta iV
Kewirausahaan
6
SMK Karya Dharma 2 Jakarta
Pasar Rebo
16/07/2012
Gol III/c S-1
Gol IV/a S-2
Gol IV/a S-1
Gol IV/a S-1
Gol III/d S-1
86 /1451750654200003
M. Zamzuri,SE
L
Kulon Progo,
09/12/1972
14/07/2002
Guru Bidang Studi
14/07/2002
Bantu
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
35
SMK PGRI 20 Jakarta
Ciracas
87 /1834747649200002
Drs. Machfuzin
L
JAKARTA
05/02/1969
14/07/1997
Guru Bidang Studi
11/07/2011
Bantu
Sarjana/S-1
PDU/TATANIAGA
Kewirausahaan
26
SMK Budaya Jakarta
Duren Sawit
88 /
MARYANTO, S.SOS
L
BANYUMAS
25/04/1981
18/07/2009
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Honor
Sarjana/S-1
ILMU KOMUNIKASI
Kewirausahaan
18
SMK YPIA Al-Falah Jakarta
Cakung
89 /1339751654300004
Mahdiah, S.Pd
P
Jakarta
20/07/1973
17/07/2003
Guru Bidang Studi
17/07/2003
Yayasan
Sarjana/S-1
Pend.Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Mahadhika 2
Kramat Jati
90 /1037747649300003
Dra. Maniur. M
P
Pangaribuan
07/05/1969
01/07/1995
Wakil Kepala Sekolah 01/07/1995
Bantu
Sarjana/S-1
PDU Tata Niaga
Kewirausahaan
20
SMK Bhakti - 2 Jakarta
Makasar
91 0/5533741641200023
MASKUR , SE
L
Purworejo
01/02/1967
17/07/2003
Guru Bidang Studi
17/07/2003
Honor
Sarjana/S-1
Kewirausahaan
6
SMK Tri Tunggal Nusantara
Cakung
92 /
MAWAR SUHESTI
P
JAKARTA
04/10/1974
30/06/2012
Guru Bidang Studi
30/06/2012
Yayasan
Sarmud/D-3 EKONOMI
Kewirausahaan
8
SMK Tunas Medika
Cipayung
93 195911171986021002/5449737639200013
Drs. H. Memet Farajnuri, MM.
L
Serang
17/11/1959
01/02/1986
Wakasek
01/02/1986
PNS
SDM
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 10
Kramat Jati
94 /9841754655300042
MEYRNA SUSILARINI
P
JAKARTA
09/05/1976
05/05/2008
Guru Bidang Studi
10/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
Management Pariwisata
Kewirausahaan
6
SMK PGRI 8 Jakarta
Duren Sawit
95 /3850740642200022
MENCER SINAGA , SE
L
SAMOSIR
18/05/1962
12/07/2004
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
34
SMK Malaka Jakarta
Duren Sawit
96 /7862740640200002
MICHAEL.TUE. BSC
L
Flores Timor
30/09/1962
17/07/1987
Kepala Sekolah
15/07/2013
Yayasan
Sarmud/D-3 Illmu Keguruan
Kewirausahaan
12
SMK Jayakarta
Duren Sawit
97 /0948743644300052
MULIANINGSIH, S. Sos
P
JAKARTA
16/06/1965
17/12/2005
Guru Bidang Studi
17/12/2005
Yayasan
Sarjana/S-1
Administras Niaga
Kewirausahaan
11
SMK Petri Jaya
Duren Sawit
98 /1833744645300002
Miyanti, S.Pd
P
Sukoharjo
05/01/1966
01/07/1992
Wakil Kepala Sekolah 01/07/1993
Bantu
Sarjana/S-1
PDU/ Tata Niaga
Kewirausahaan
12
SMK Respati I
Kramat Jati
99 /5740753654200022
H. Moch Ali, SE
L
Jakarta
08/04/1975
20/06/1999
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
28
SMK IPTEK Jakarta
Cakung
100 132173217/234774264420004
Drs. MPA Saputra
L
Pandeglang
15/10/1964
01/03/1997
Guru Bidang Studi
01/03/1997
PNS
T. Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 51
Cipayung
101 /6742741443200032
MUCHSIN . SE
L
PADANG
20/04/1963
17/07/1994
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
42
SMK Malaka Jakarta
Duren Sawit
102 /
Drs. Mubarok
L
Keumen
29/07/1961
25/06/1995
Guru Bidang Studi
25/06/1995
Honor
Sarjana/S-1
PDU
Kewirausahaan
23
SMK Mercusuar
Cakung
103 /5640755656200012
Muhammad Arif, S.Pd
L
Jakarta
08/03/1977
19/07/2010
Guru Bidang Studi
19/07/2010
Yayasan
Sarjana/S-1
Pend. Ekonomi / Admin.
Kewirausahaan
8
SMK Dewi Sartika
Jatinegara
104 196904101995121005/1336747650200003
MUHAMAD MUJI, S.Pd.
L
Blora
10/04/1969
01/12/1996
Wakasek
16/07/2012
PNS
TATA NIAGA
Kewirausahaan
28
SMK Negeri 50
Jatinegara
105 /4854738639200022
Drs. Muhamad Sulendro, M.M.
L
Pringsewu
22/05/1959
14/07/1984
Kepala Sekolah
24/06/2008
Honor
S-2
Manajemen
Kewirausahaan
6
SMK Teknik 10 Nopember
Kramat Jati
106 /9544741644200003
MULYANA, S.H
L
Gunungkidul
23/11/1963
30/07/1997
Kepala Sekolah
12/07/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
Hukum Perdata
Kewirausahaan
6
SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta
Cakung
107 /4559742643300043
MURNI SIHITE
P
SIHITE
27/12/1988
16/07/1990
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarmud/D-3 Tata Buku / FP IPS
Kewirausahaan
24
SMK Jakarta 1
Duren Sawit
108 /5539740643200022
MURSIDI . S Pd
L
Bekasi
07/02/1962
15/07/1991
Kepala Sekolah
01/07/2008
Yayasan
Sarjana/S-1
Pend. Sejarah
Kewirausahaan
6
SMK Ristek KIKIN
Cakung
109 /
Nandang Maulana
L
Jakarta
03/10/1990
01/11/2013
Guru Bidang Studi
01/11/2013
Honor
Sarjana/S-1
Pendidikan
Kewirausahaan
8
SMK Pancasila Jakarta
Jatinegara
110 /1242755656300005
NANI S.Pd
P
Jakarta,
29/10/1977
17/07/1997
Guru Bidang Studi
17/07/1998
Yayasan
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
24
SMK Era Pembangunan Umat Jakarta
Ciracas
111 /1344741644300005
Dra. Nani Astuti
P
Jakarta
30/12/1963
01/07/1994
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Bantu
Sarjana/S-1
PDU Tata Niaga
Kewirausahaan
26
SMK Muara Indonesia Jakarta
Jatinegara
112 /8039737638200023
Drs. Nekad Simaibang
L
Tiga Baru
07/07/1959
19/07/2010
Wakil Kepala Sekolah 19/07/2010
Yayasan
Sarjana/S-1
Akuntansi
Kewirausahaan
24
SMK Multimedia Nusantara Jakarta
Jatinegara
113 /8433741642200052
Drs. Ngatmin
L
Boyolali
01/01/1963
17/07/1994
Guru Bidang Studi
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi Umum
Kewirausahaan
12
SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta
Cakung
114 /1637743644300002
NINING HARYANI, S.Pd
P
Ciamis
03/05/1965
13/07/2011
Wakil Kepala Sekolah 16/07/2012
Honor
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
12
SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta
Cakung
115 /1937744646300004
Nining Ratnaningsih, SE
P
Garut
28/05/1966
18/07/2004
Guru Bidang Studi
18/07/2004
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi / Manajemen
Kewirausahaan
18
SMK Angkasa 1 Jakarta
Makasar
116 /1933741642390004
Nining Ratna,SE
P
GARUT
26/05/1966
02/07/2004
Guru Bidang Studi
02/07/2004
Yayasan
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
24
SMK Angkasa 2 Jakarta
Makasar
117 /2534754656200013
NIXON MARPAUNG, S.Pd
L
Porsea,
02/12/1976
16/07/2001
Wakil Kepala Sekolah 16/07/2001
Honor
Sarjana/S-1
EKO. / TATA NIAGA
Kewirausahaan
24
SMK Otomindo
Ciracas
118 /173774664730004
Dra. Nunu Ardhiana
P
Kep. Riau
24/05/1968
21/07/2003
Guru Bidang Studi
21/07/2003
Bantu
Sarjana/S-1
Pendidikan Tata Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Wawasan Nusantara Jakarta
Cakung
119 /0244741643300053
Dra. Nuraini
P
Jakarta
12/09/1963
05/01/1990
Guru Bidang Studi
01/07/2009
Bantu
Sarjana/S-1
Adm. Perkantoran
Kewirausahaan
24
SMK Nurul Huda
Cakung
120 196007101988022001/6042738640300043
Nurhandari Puspasari
P
Jakarta
10/07/1960
20/10/1992
Guru Bidang Studi
15/07/2013
PNS
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Teknik 10 Nopember
Kramat Jati
121 /1635745658300003
NURJANAH, S.Pd
P
Jakarta
13/05/1967
29/08/1988
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Honor
Manajemen Pendidikan
Kewirausahaan
10
SMK Perbankan Nasional Jakarta
Cakung
122 195910251987032002/335773763830002
NURCHAYATI, M.Pd
P
PURWOREJO
25/10/1959
27/07/1982
Guru Bidang Studi
01/04/2008
PNS
IPS / EKONOMI
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 52
Ciracas
123 /1544743648300002
Dra. Nurhayati Sulistyaningtya
P
Karanganyar
02/12/1965
01/07/1994
Guru Bidang Studi
20/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Akuntansi
Kewirausahaan
24
SMK Paskita Global Jakarta
Pasar Rebo
124 /1544743648300002
Dra. Nurhayati. S
P
Karang Anyar
02/12/1965
19/07/1994
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Kontrak/PTT
Sarjana/S-1
Pendidikan Akutansi
Kewirausahaan
6
SMK Mitra Wisata
Cipayung
125 /0852757658300082
Nursanti, S.Pd
P
Jakarta
20/05/1979
17/07/2000
Guru Bidang Studi
17/07/2000
Yayasan
Sarjana/S-1
Manajemen Ekinomi
Kewirausahaan
12
SMK Jayawisata 2 Jakarta
Makasar
126 /5647760662210092
Pratiwi Titik Minarti, S.Pd
P
madiun
15/03/1982
12/07/2009
Guru Bidang Studi
12/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
akuntansi
Kewirausahaan
10
SMK Pancasila Sakti Jakarta
Cipayung
127 /5933755656
R. Wisnu Muhammad. Y, SE
L
Jakarta
06/01/1977
25/07/2001
Guru Bidang Studi
25/07/2001
Honor
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
18
SMK Pembangunan
Matraman
128 196710281993032006/336074564720013
RAPEN GINTING, SPd
L
Deli Serdang
28/10/1967
04/10/1993
Guru Bidang Studi
04/10/1993
PNS
Pend. Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 5
Matraman
129 /1833744646300004
Dra. Rayandri
P
Buo
25/01/1966
12/01/2010
Guru Bidang Studi
17/07/1993
Bantu
Sarjana/S-1
Pendidikan Koperasi
Kewirausahaan
28
SMK Angkasa 1 Jakarta
Makasar
130 /3445745648300033
Reni Diarti.S.Pd
P
Riau
13/11/1967
13/07/1996
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Dunia Usaha
Kewirausahaan
4
SMK Nasional
Kramat Jati
131 /
Reny Handayani
P
Jakarta
15/03/1983
13/11/2013
Guru Bidang Studi
13/11/2013
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi dan Koperasi
Kewirausahaan
18
SMK Prestasi Prima
Cipayung
132 /7437760652300043
Riama N. Yosephine, S.Pd
P
JAKARTA
05/10/1972
14/07/1997
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Administrasi Pendidikan
Kewirausahaan
30
SMK Malaka Jakarta
Duren Sawit
13/07/2013
Gol IV/a S-2
Gol IV/a S-1
Gol IV/a S-1
Gol III/d Sarjana/S-1 Sarjana/S-1 Gol IV/a S-2
Gol III/d S-1
133 /6435744646200012
Drs. Richard Manalu
L
Tanjungpinang
01/03/1966
10/07/2006
Guru Bidang Studi
13/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
Administrasi Negara
Kewirausahaan
50
SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta
Cakung
134 /
Rifa'ah, S.Pd
P
Jakarta
17/09/1981
01/08/2013
Guru Bidang Studi
01/08/2013
Honor
Sarjana/S-1
Pendidikan
Kewirausahaan
8
SMK Pancasila Jakarta
Jatinegara
135 /20103658187001
Rika Yuniar Safitri, S.Pd.
P
Jakarta
04/06/1986
11/07/2011
Guru Bidang Studi
16/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
Pendidikan Tata Niaga
Kewirausahaan
30
SMK Islam Malahayati Jakarta
Pasar Rebo
136 /5759758659300032
Rina Kartika, S.Pd.
P
Purworejo
27/04/1980
01/07/2005
Guru Bidang Studi
01/07/2005
Honor
S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
6
SMK Negeri 24
Cipayung
137 /1235748650300004
RITA KUSUMAWATI . S.Pd
P
SUKABUMI
19/03/1970
12/07/2003
Guru Bidang Studi
12/07/2003
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Dunia Usaha
Kewirausahaan
24
SMK As Saadah
Duren Sawit
138 /1235748650300000
RITA KUSUMAWATI. S.Pd
P
SUKABUMI
19/03/1970
30/01/2009
Guru Bidang Studi
30/01/2009
Honor
Sarjana/S-1
PDU / AP
Kewirausahaan
22
SMK BPS&K 2 Jakarta
Duren Sawit
139 /
Rita Yusnita, SE
P
Jakarta
14/06/1971
01/07/2011
Guru Bidang Studi
01/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi - Manaj. Keuangan
Kewirausahaan
6
SMK Bakthi Negeri
Pasar Rebo
140 /0450756658200023
Rizal Anopa,SE
L
Purwakarta
18/11/1978
17/02/2009
Guru Bidang Studi
11/07/2012
Honor
Sarjana/S-1
Manajamen Ekonomi
Kewirausahaan
10
SMK Mahadhika 3
Ciracas
141 /
Rizka Febriana
P
Jakarta
05/02/1987
15/07/2013
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
Pendidikan Sosiologi
Kewirausahaan
42
SMK IPTEK Jakarta
Cakung
142 /6341762664200023
ROJALI
L
Tambun Selatan
10/09/1984
15/03/2006
Guru Bidang Studi
15/03/2006
Yayasan
SLTA
TEKNIK OTOMOTIF
Kewirausahaan
22
SMK Mercusuar
Cakung
143 /1262741642200013
ROAT SATRIAWAN. SE
L
BANDUNG
30/09/1963
15/07/1989
Guru Bidang Studi
17/07/1995
Honor
Sarjana/S-1
EKONOMI
Kewirausahaan
15
SMK BPS&K 2 Jakarta
Duren Sawit
144 /1137744646200005
ROBINSON SIMBOLON, SE
L
JAKARTA
28/05/1966
14/07/1997
Guru Bidang Studi
19/08/2013
Bantu
Sarjana/S-1
Ekonomi / Manajemen
Kewirausahaan
18
SMK Corpatarin 01
Duren Sawit
145 /2841744648300002
Dra.Romlah Adek.AR
P
Muntok Bangka
05/01/1966
01/07/1998
Guru Bidang Studi
01/07/1998
Honor
Sarjana/S-1
Sejarah / FP IPS
Kewirausahaan
20
SMK Satya Bhakti I
Matraman
146 /1244744644300004
Dra. Rumintang Sihombing
P
Deli Serdang
19/12/1966
01/07/2000
Guru Bidang Studi
01/07/2013
Bantu
Sarjana/S-1
Pendidikan Tata Niaga
Kewirausahaan
32
SMK Budi Murni 1 Jakarta
Duren Sawit
147 /1244744644300004
Dra. Rumintang Sihombing
P
Janji Martogu
18/12/1966
16/07/1995
Guru Bidang Studi
16/07/1995
Yayasan
Sarjana/S-1
Tata Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Budi Murni 3 Jakarta
Duren Sawit
148 /1433748651200002
RUPRON DIANSYAH
L
Sekayun
01/01/1970
19/07/1999
Guru Bidang Studi
19/07/1999
Yayasan
Sarjana/S-1
Administrasi Negara
Kewirausahaan
16
SMK Trampil
Kramat Jati
149 /1235747649200004
Rusyadi,S.Pd
L
KUNINGAN
19/03/1969
02/07/2007
Guru Bidang Studi
12/07/2010
Honor
Sarjana/S-1
Pend. Ekonomi
Kewirausahaan
13
SMK Jakarta Timur 2
Cakung
150 /8539756657200003
H. SARWANI ,SE
L
Jakarta
07/12/1978
15/07/2001
Kepala Sekolah
08/11/2006
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
6
SMK Imtaq Darurrohim
Cakung
151 /1944746649200004
Sarjono
L
Klaten
26/12/1968
17/07/2004
Guru Bidang Studi
17/07/2000
Honor
Sarjana/S-1
S1 Ekonomi
Kewirausahaan
40
SMK Rahayu Mulyo
Kramat Jati
152 /4355756658210083
SARI DWI HANDAYANI, S.E.
P
Gresik
23/10/1978
01/08/2006
Guru Bidang Studi
01/08/2010
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi Akutansi
Kewirausahaan
26
SMK Insan Teknologi Jakarta
Ciracas
153 /5234750653300013
Safrida Dewi . S.Pd
P
Pematang Siantar 09/09/1972
15/07/1995
Wakil Kepala Sekolah 13/07/2009
Yayasan
Sarjana/S-1
PDU - TATA NIAGA
Kewirausahaan
19
SMK Bisnis Indonesia Jakarta
Cakung
154 /0360749652200013
Syaeful Ma'ruf
L
Purwakarta
28/10/1971
17/07/2004
Guru Bidang Studi
17/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
PDU / Tata Niaga
Kewirausahaan
26
SMK Mitra Kencana
Duren Sawit
155 /1433749653200002
SAEFUDIN
L
Tegal
01/01/1971
18/07/1994
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Ristek JAYA
Cakung
156 /
Sarip Muchtar
L
Jakarta
11/09/1974
05/07/1999
Guru Bidang Studi
05/07/1990
Yayasan
Sarjana/S-1
Sejarah Islam
Kewirausahaan
16
SMK Nurul Iman
Matraman
157 /1639751653300004
SALMAH, S.Pd
P
Aceh
23/07/1973
16/07/1999
Guru Bidang Studi
16/07/1999
Yayasan
Sarjana/S-1
Tata Niaga
Kewirausahaan
29
SMK Muhammadiyah 6
Matraman
158 /1634744965030004
SEMIYATI,S.Pd
P
Purworejo
23/02/1971
16/07/1997
Guru Bidang Studi
16/07/1997
Honor
Sarjana/S-1
PDU Tata Niaga
Kewirausahaan
36
SMK Karya Wijaya Kusuma
Ciracas
159 /2756750653320002
Sigit Darsono, S.Ag
L
Jakarta
24/04/1972
01/07/2007
Guru Bidang Studi
01/07/2007
Yayasan
Sarjana/S-1
Tarbiyah PAI
Kewirausahaan
12
SMAK DITKESAD
Cipayung
160 /4941744646200032
Drs. Sihar Butar-Butar
L
Porsea,
09/06/1966
17/07/1997
Wakil Kepala Sekolah 05/07/2013
Bantu
Sarjana/S-1
AKUNTANSI
Kewirausahaan
26
SMK Otomindo
Ciracas
161 /7445749651200022
Siendon Sujoko
L
Jakarta
13/01/1971
16/07/2007
Guru Bidang Studi
16/07/2007
Honor
SLTA
IPA
Kewirausahaan
16
SMK Hatawana Jakarta
Jatinegara
162 470069482/5961750653200002
SISWANTO,SE
L
Kulon Progo,
29/06/1972
01/07/2003
Guru Bidang Studi
01/07/2009
CPNS
Pend. Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 52
Ciracas
163 /1338757659300005
SITI MUALIMAH,SE
P
JAKARTA
30/06/1979
14/07/2008
Wakil Kepala Sekolah 14/07/2008
Yayasan
EKONOMI
Kewirausahaan
8
SMK Kawula Jakarta
Ciracas
164 195905121986032004/4844737638
Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih
P
Semarang
12/05/1959
01/03/1986
Guru Bidang Studi
01/07/2010
PNS
B. Tata Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 51
Cipayung
165 /0844741644300012
Dra.Siti Syafur
P
Tanjung Alam
12/05/1963
09/07/1990
Guru Bidang Studi
04/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Luar Sekolah
Kewirausahaan
24
SMK Satya Bhakti II
Matraman
166 /1549744647300033
Dra. Siti Khodijah
P
JAKARTA
17/12/1966
18/07/1992
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Bahasa Perancis
Kewirausahaan
24
SMK Jakarta 1
Duren Sawit
167 /3648721623200002
Drs. H. Slamet Rosyidi
L
Ngawi
16/03/1942
15/07/1985
Guru Bidang Studi
23/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Perusahaan
Kewirausahaan
14
SMK PGRI 1 Jakarta
Makasar
168 /9848746648110052
Sotya Respati, Dewandaru, SE
L
Jakarta
16/05/1968
25/06/2004
Guru Bidang Studi
01/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
MANAJEMEN
Kewirausahaan
24
SMK Cawang Jakarta
Jatinegara
169 /1640744646300003
Dra. Sri Avilan
P
Klaten,
13/08/1966
19/07/1991
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
S-2
Manaj. Pemasaran
Kewirausahaan
26
SMK Budhi Warman 1 Jakarta
Kramat Jati
170 0/6442749651300073
SRI NURHAYATI , SH
P
Banjarnegara
10/11/1971
16/07/2006
Guru Bidang Studi
16/07/2006
Honor
Sarjana/S-1
Kewirausahaan
6
SMK Tri Tunggal Nusantara
Cakung
171 /5138744646300043
SRI INDRIASTUTI. SE
P
BOGOR
06/08/1966
03/10/2001
Guru Bidang Studi
04/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi Manajemen
Kewirausahaan
24
SMK Satya Bhakti II
Matraman
172 /1837733634300003
Sri Kuswardani S.Pd,MM
P
Lampung
15/05/1955
29/10/1977
Guru Bidang Studi
29/01/1978
Yayasan
S-2
Manaj. Keuangan
Kewirausahaan
24
SMK Islam PB Soedirman 2 Jakarta
Pasar Rebo
173 /1335743647300000
Sri Rahayu ,SE
P
Boyolali
10/03/1965
16/07/2000
Guru Bidang Studi
11/07/2011
Honor
S-1
Manajemen
Kewirausahaan
10
SMK Negeri 58
Cipayung
174 /
Drs. Suprayitno
L
JAKARTA
08/09/2012
24/09/2012
Guru Bidang Studi
24/09/2012
Honor
Sarjana/S-1
Adm. Negara
Kewirausahaan
8
SMK PGRI 16 Jakarta
Cipayung
175 /4636746649200074
Sularto, S.Pd
L
Ngawi
04/03/1968
03/01/2012
Kepala Sekolah
03/01/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
8
SMK Medical High School
Cipayung
176 /7746750655200002
Sukino, SE
L
Gunung Kidul
04/04/1972
07/12/1997
Guru Bidang Studi
01/07/1995
Honor
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
6
SMK Jakarta Raya 2
Cipayung
177 130677770/724973063330003
Hj. Suryani, SE, MM
P
Solo
17/09/1952
01/03/1978
Wakil Kepala Sekolah 01/07/2005
PNS
Magister Management
Kewirausahaan
12
SMK Jakarta Timur 1
Jatinegara
178 /1344740641300005
Sunarti S.Pd,MM
P
Boyolali
30/12/1962
13/01/1987
Wakil Kepala Sekolah 30/06/2005
Yayasan
S-2
TATA NIAGA
Kewirausahaan
24
SMK Islam PB Soedirman 2 Jakarta
Pasar Rebo
179 /1344747649300004
SUNDARI, S.Pd
P
MADIUN
16/03/1959
29/07/1994
Guru Bidang Studi
Yayasan
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
8
SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan
Pasar Rebo
29/07/1994
Gol III/a S-1 Sarjana/S-1 Gol IV/a S-1
Gol IV/b S-2
180 /8737754656200032
SUPRIYANTO, SPd
L
KEBUMEN
03/06/1970
20/07/1998
Guru Bidang Studi
18/07/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
PDU/ Tata Perkantoran
Kewirausahaan
24
SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta
Pasar Rebo
181 /8248738639200010
Sukriya, SE
L
Kuningan
16/09/1960
18/08/1998
Guru Bidang Studi
18/08/1998
Yayasan
Sarjana/S-1
kewirausahaan
Kewirausahaan
12
SMK Kimia Tunas Harapan
Pasar Rebo
182 /1942739643200003
Drs. SUTIYO
L
Jombang,
06/10/1961
18/07/1992
Wakil Kepala Sekolah 17/07/1992
Bantu
S-2
Managemen Pendidikan
Kewirausahaan
12
SMK Karya Wijaya Kusuma
Ciracas
183 /
SURANI
P
SURAKARTA
17/03/1965
17/07/2010
Guru Bidang Studi
Honor
Sarmud/D-3 Bahasa Inggris
Kewirausahaan
6
SMK Citra Dharma Jakarta
Cipayung
184 /
SURYA UBA, SE, MM
L
Jakarta
08/02/1964
04/07/2010
Wakil Kepala Sekolah 04/07/2010
Yayasan
S-2
Manajemen
Kewirausahaan
24
SMK Islam Al Makiyyah
Cipayung
185 /7946744647200042
SUWARTO,SE
L
Purworejo
14/07/1966
18/07/1990
Wakil Kepala Sekolah 15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
24
SMK PKP 2 Jakarta
Ciracas
186 /4245743644300023
Dra. Sunarni
P
Klaten
13/09/1965
15/07/1991
Guru Bidang Studi
23/07/2011
Bantu
Sarjana/S-1
PDU - Ekonomi Koperasi
Kewirausahaan
27
SMK PGRI 1 Jakarta
Makasar
187 /8752762663200012
Sugiyono, S.Pd
L
Banyumas
20/04/1984
12/07/2004
Guru Bidang Studi
12/07/2004
Honor
Sarjana/S-1
Akuntansi
Kewirausahaan
24
SMK Pancasila Jakarta
Jatinegara
188 /3571740641300032
Supriyati, S.Pd
P
Magetan
19/04/1962
12/07/2010
Guru Bidang Studi
01/10/2011
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
14
SMK Berlian Jakarta
Jatinegara
189 /3571740641300032
Supriyati, SPd
P
Magetan
19/04/1962
01/07/1986
Guru Bidang Studi
01/07/1986
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Gutama Jakarta
Makasar
190 /1960744647200022
SUMARSO
L
KEBUMEN
28/06/1966
01/06/2003
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Bantu
Sarjana/S-1
akuntansi
Kewirausahaan
18
SMK Sriwijaya Jakarta
Cakung
191 195905291983031006/2861737638200012
Drs. Subagio
L
Jakarta
29/05/1959
01/03/1983
Guru Bidang Studi
11/07/2011
PNS
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 48
Duren Sawit
192 /0037743644200063
Drs. SUKIRNO
L
CIREBON
05/07/1965
14/07/1988
Guru Bidang Studi
14/07/1988
Yayasan
Sarjana/S-1
Pend. Matematika
Kewirausahaan
24
SMK Nurul Islam Jakarta
Duren Sawit
193 /2659746647110022
SUMAJI, SE
L
TUBAN
27/03/1968
17/07/2009
Guru Bidang Studi
16/07/2009
Honor
Sarjana/S-1
MANAJEMEN
Kewirausahaan
10
SMK PAMI Jaya
Duren Sawit
194 196807082008072015/1139746648300040
Sumini, SE
P
PACITAN
07/08/1968
01/01/2000
Guru Bidang Studi
01/10/2008
PNS
Ekonomi
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 40
Matraman
195 /
SUNARMI
P
MAGETAN
26/02/1966
15/07/2012
Guru Bidang Studi
15/07/2012
Honor
SLTA
IPS
Kewirausahaan
12
SMK Mercusuar
Cakung
196 /
SUNARMI
P
MAGETAN
26/02/1966
13/07/2012
Guru Bidang Studi
13/07/2012
Honor
SLTA
0
Kewirausahaan
10
SMK Pelayaran Dewaruci
Cakung
197 /2445747649300023
Tri Winarsih,S.Pd
P
Kebumen
13/11/1969
11/07/1996
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
PDU-Tata Niaga
Kewirausahaan
32
SMK Islam Malahayati Jakarta
Pasar Rebo
198 /2635728630200012
T. SUHARSONO, SE
L
PACITAN
03/05/1950
12/07/1979
Kepala Sekolah
14/08/2009
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
22
SMK Pangudi Rahayu II Jakarta
Pasar Rebo
199 /2336745647200003
Drs. Toto Ashari
L
Cirebon
10/04/1967
07/03/1991
Wakil Kepala Sekolah 08/04/1991
Bantu
Sarjana/S-1
Administrasi Pendidikan
Kewirausahaan
24
SMK Yamas Jakarta
Makasar
200 /1749764665220002
TRI WAHYUNINGSIH, S.Pd
P
JAKARTA
17/04/1986
05/10/2009
Guru Bidang Studi
18/06/2011
Yayasan
Sarjana/S-1
Adm. Perkantoran
Kewirausahaan
14
SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta
Pasar Rebo
201 /1534749651300004
Titi Handayani, S.Pd
P
Jakarta
22/02/1971
15/07/1997
Guru Bidang Studi
16/07/2012
Bantu
Sarjana/S-1
Administrasi Perkantoran
Kewirausahaan
13
SMK Pandawa Jakarta
Jatinegara
202 /1836758659300002
TUTI AMALIAH S.Sos.I
P
Jakarta
05/04/1980
03/09/2003
Guru Bidang Studi
11/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
Kom.Penyiaran Islam
Kewirausahaan
42
SMK Al-Akhyar 1 Jakarta
Cakung
203 /
Titin Nurhayati, S.E
P
Garut
13/04/1976
01/07/2010
Guru Bidang Studi
01/07/2010
Honor
Sarjana/S-1
Manajemen
Kewirausahaan
18
SMK Mahadhika 4
Pasar Rebo
204 /
TATOEM FERARY
P
JAKARTA
05/02/2012
30/06/2012
Guru Bidang Studi
30/06/2012
Yayasan
Sarjana/S-1
AKUNTANSI
Kewirausahaan
16
SMK Tunas Medika
Cipayung
205 /
TRI MULYANI
P
Purworejo
07/02/1980
19/07/2004
Guru Bidang Studi
19/07/2004
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
6
SMK Sriwijaya Jakarta
Cakung
206 /1740746650200032
Drs. Thoha W
L
Ambon
08/04/1966
19/07/1999
Guru Bidang Studi
19/07/1999
Honor
Sarjana/S-1
Sosiologi/Antopologi
Kewirausahaan
10
SMK Jakarta Raya 1
Cipayung
207 /3736753653200002
TURMUDI, SE
L
Klaten
04/04/1975
01/07/2011
Guru Bidang Studi
01/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
6
SMK Cipta Karya
Matraman
208 195704201983052001/7752735636300022
Thresye M. Montolalu, SPd
L
MANADO
20/04/1957
01/05/1983
Guru Bidang Studi
01/05/1983
PNS
EKONOMI KOPERASI
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 5
Matraman
209 /5238741645200003
Drs. Uming Sudrajat
L
KARAWANG
19/09/1959
06/07/2010
Guru Bidang Studi
06/07/2010
Yayasan
Sarjana/S-1
Ilmu Pendidikan Sosial
Kewirausahaan
4
SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan
Pasar Rebo
210 /1038750651300003
YUNI WULANDARI,S.Ag
P
Jakarta,
07/06/1973
09/07/1999
Guru Bidang Studi
09/07/1999
Yayasan
Sarjana/S-1
Dakwah
Kewirausahaan
24
SMK Al-Wahyu Jakarta
Ciracas
211 /7057741643300043
YULIE PANTI AGRISTINI
P
Jakarta,
25/07/1963
17/07/1996
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
Pend. Anak Usia Dini
Kewirausahaan
6
SMK PKP 1
Ciracas
212 /1134742643300005
YUSMANIAR,S.Pd
P
Baserah,
28/02/1964
01/07/1993
Guru Bidang Studi
18/07/2005
Honor
Sarjana/S-1
Tata Niaga
Kewirausahaan
18
SMK Pelayaran Pembangunan Jakarta
Ciracas
213 196412102000121002/1344742646200003
YUSRI, S.Pd
L
Kp.Pinang
10/12/1964
30/12/2000
Guru Bidang Studi
01/10/2012
PNS
Adm. Perkantoran
Kewirausahaan
24
SMK Negeri 50
Jatinegara
214 /9148736637200023
Yayan Setiawan, SE
L
Jakarta
16/08/1958
14/07/1995
Guru Bidang Studi
14/07/1995
Yayasan
Sarjana/S-1
Ekonomi
Kewirausahaan
31
SMK Farmasi IKIFA
Duren Sawit
215 /4461757658300023
YULIA TARWATI,S.Pd.
P
MAGELANG
29/12/1980
15/07/2003
Guru Bidang Studi
11/06/2003
Yayasan
Sarjana/S-1
Pendidikan Ekonomi
Kewirausahaan
27
SMK Paramitha
Duren Sawit
216 /4959757660200002
Yahya Ihsana, S.Pd.
L
Jakarta
27/07/1979
17/07/2000
Guru Bidang Studi
16/07/2011
Honor
Sarjana/S-1
adm.perkantoran
Kewirausahaan
24
SMK Pembangunan
Matraman
217 /4754743646300032
Dra. Watini
P
Kebumen
22/04/1965
07/07/1993
Guru Bidang Studi
15/07/2013
Yayasan
Sarjana/S-1
FPIPS
Kewirausahaan
19
SMK Bhakti Pertiwi Jakarta
Jatinegara
218 /4449742644300043
Wiwiek Erinoviawati, SE
P
Jakarta
17/11/1964
15/07/2002
Guru Bidang Studi
15/07/2002
Bantu
Sarjana/S-1
Eko. Manajemen + Akta IV
Kewirausahaan
26
SMK Bina Pangudi Luhur
Matraman
219 /8150758659300
Wieke Dewi Kemala Agustin, SE
P
Bogor
18/08/1980
12/07/2010
Guru Bidang Studi
12/07/2010
Honor
Sarjana/S-1
Ekonomi Manajemen
Kewirausahaan
26
SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta
Cakung
220 /0
ZAUHAR IBRAHIM , S Pd
L
Jakarta
26/04/1986
13/07/2009
Guru Bidang Studi
13/07/2009
Honor
Sarjana/S-1
Mulok
Kewirausahaan
33
SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta
Cakung
221 /5737739642200022
Drs. Zaenuddin, SE, MM.
L
Kuningan
05/04/1961
07/07/1986
Kepala Sekolah
12/07/2010
Yayasan
S-2
Manajemen
Kewirausahaan
6
SMK Adi Luhur 1 (Pariwisata)
Kramat Jati
222 /1342750652200004
ZUWANTO, SPD
L
Kulon Progo
20/10/1972
18/07/1997
Wakil Kepala Sekolah 18/07/1997
Honor
Sarjana/S-1
Pendidikan Tata Niaga
Kewirausahaan
24
SMK Mardi Bakti Jakarta
Pasar Rebo
*Sumber : Data dari Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Wilayah Kotamadya Jakarta Timur
17/07/2011
Gol IV/a S-1
Gol III/a S-1
Gol III/c S-1
Gol III/d S-1
Lampiran 3
Laporan Kegiatan dan Keuangan Pemanfaatan Dana Block Grant dalam Rangka Revitalisasi MGMP Kewirausahaan Tahun 2009
No.
1.
2.
3.
Bulan
Januari
Februari
Maret
Jenis Kegiatan
Waktu
Tempat
Peserta
Pembuatan program kerja
7 Januari 2009
SMKN 51
9 orang
Telaah silabus SK 1
21 Januari 2009
SMKN 51
27 orang
Pembuatan RPP SK 1 KD 1 dan 2
10 Februari SMKN 51 2009
8 orang
Pembuatan RPP SK 1 KD 3 dan 4
24 Februari SMKN 51 2009
8 orang
Pembuatan RPP SK 1 KD 5 dan 6
10 Maret 2009
SMKN 51
7 orang
Pembuatan RPP SK 1 KD 7
24 Maret 2009
SMKN 51
7 orang
Hasil yang Dicapai Dokumen program kerja MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur 2009 Dokumen silabus SK 1yang direvisi Dokumen RPP SK 1 KD 1 dan 2 mata pelajaran Kewirausahaan 2009 Dokumen RPP SK 1 KD 3 dan 4 mata pelajaran Kewirausahaan 2009 Dokumen RPP SK 1 KD 5 dan 6 mata pelajaran Kewirausahaan 2009 Dokumen RPP SK 1 KD 7 mata pelajaran Kewirausahaan 2009
4.
5.
April
Mei
Pembuatan soal mid semester
14 April 2009
SMKN 51
5 orang
Pembuatan soal semester genap
28 April 2009
SMKN 51
25 orang
Telaah silabus SK 2 Pembuatan RPP SK 2 KD 1
5 Mei 2009
SMKN 51
4 orang
19 Mei 2009
SMKN 51
4orang
Dokumen soal mid semester mata pelajaran Kewirausahaan Jakarta Timur 2009 Dokumen soal semester genap mata pelajaran Kewirausahaan Jakarta Timur 2009 Dokumen RPP SK 2 KD 1 Dokumen silabus SK 2 KD 1 yang direvisi
6.
Juni
Pembuatan RPP SK 2 KD 2
2 Juni 2009 SMKN 51
13 orang
Dokumen silabus RPP SK 2 KD 2
7.
Juli
Pembuatan RPP SK 2 KD 3
21 Juli 2009
SMKN 51
8 orang
Dokumen RPP SK 2 KD 3
8.
Agustus
Telaah silabus SK 3
4 Agustus 2009
SMKN 51
16 orang
Dokumen silabus SK 3
9.
September
-
-
-
-
-
10.
11.
Oktober
November
Mengikuti pelatihan pembuatan kisikisi dan soal UTS Sosialisasi hasil pelatihan pembuatan soal
12-16 Oktober 2009
SMKN 51
2 orang
21 Oktober 2009
SMKN 51
7 orang
Pelatihan pembuatan bahan ajar (modul)
3 November 2009
SMKN 51
41 orang
Penulisan modul SK 1 dan SK 2
9 November 2009 19 November 2009
SMKN 51
11 orang
SMKN 51
11 orang
Dokumen hasil pelatihan tahun 2009 dan ada sokumen sosialisasi
Dokumen peserta pelatihan modul mata pelajaran Kewirausahaan Jakarta Timur 2009 Dokumen modul yang ditulis guru
Perencanaan Kegiatan dan Pemanfaatan Dana Block Grant dalam Rangka Revitalisasi MGMP Kewirausahaan 2010
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Bulan Januari
Februari
Maret
April
Mei
Jenis Kegiatan
Waktu
Tempat
Jumlah Peserta
Pembuatan program kerja
7 Januari 2010
SMKN 51
24 orang
Telaah silabus SK 3
21 Januari 2010
SMKN 51
23 orang
Pembuatan RPP SK 3 KD 1
10 Februari 2010
SMKN 51
22 orang
Lanjutan Pembuatan RPP SK 3 KD 1
24 Februari 2010
SMKN 51
23 orang
Pembuatan kisikisi soal UAS kelas XII
5 Maret 2010
SMKN 51
40 orang
Pembuatan soal mid semester
19 Maret 2010
SMKN 51
40 orang
Pembuatan soal semester genap Pembuatan soal UAS kelas XII
5 April 2010 20 April 2010
SMKN 51 SMKN 51
23 orang
Pembuatan RPP SK 3 KD 2 Lanjutan pembuatan RPP SK 3 KD 2
5 Mei 2010 19 Mei 2010
SMKN 51 SMKN 51
23 orang
24 orang
24 orang
Hasil yang Dicapai Program kerja MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur 2010 Silabus SK 3 dengan revisi RPP SK 3 KD 1 mata pelajaran Kewirausahaan 2010 RPP SK 3 KD 1 mata pelajaran Kewirausahaan 2010 Kisi-kisi soal UAS kelas XII mata pelajaran Kewirausahaan 2010 Soal mid semester genap mata pelajaran Kewirausahaan 2010 Perangkat soal semester genap Perangkat soal UAS kelas XII RPP SK 3 KD 2 dengan revisi RPP SK 3 KD 2 dengan revisi
6.
Juni
Lanjutan RPP SK 3 KD 2 Lanjutan RPP SK 3 KD 2
2 Juni 2010 15 Juni 2010
SMKN 51 SMKN 51
24 orang
RPP SK 3 KD 2
25 orang
7.
Juli
Pembuatan RPP SK 3 KD 3
25 Juli 2010
SMKN 51
25 orang
RPP SK 3 KD 3
8.
Agustus
Pelatihan pembuatan bahan ajar kelas XI
4 Agustus 2010
SMKN 51
25 orang
Bahan ajar kelas XI
9.
September
-
-
-
-
-
10.
Oktober
Lanjutan pembuatan bahan ajar kelas XI Lanjutan pembuatan bahan ajar kelas XI
2 Oktober 2010
SMKN 51
25 orang
Bahan ajar kelas XI Kewirausahaan
21 Oktober 2010
SMKN 51
24 orang
Lanjutan pembuatan bahan ajar (modul) Materi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
10 November 2010 19 November 2010
SMKN 51
17 orang
SMKN 51
23 orang
11.
November
Guru Kewirausahaan dapat memahami dan mengerti tata cara pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Lampiran 5
Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
No. 1.
Keterangan
Nama Dokumentasi Struktur
Organisasi
MGMP
Ada
Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur 2.
Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
3.
Waktu
dan
Nama
Kegiatan
yang
telah
dilaksanakan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur 4.
Data Guru Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
Tidak
Lampiran 7
Pertanyaan Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul Nama
:
Pengurus dalam MGMP
:
Asal Sekolah
:
(Wawancara dilakukan di SMKN )
Pertanyaan 1.
Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
2.
Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
3.
Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan?
Manajemen MGMP Kewirausahaan
4.
Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya pertemuan khusus bagi pengurus?
5.
Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa yang digunakan?
6.
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP Kewirausahaan?
7.
Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP Kewirausahaan?
8.
Pertemuan
khusus
ini
dilakukan
berapa
kali
dalam
sebulan/semester/setahun? 9.
Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus?
10.
Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam
rangka
mencapai
tujuan
kompetensi guru dalam bidang apa?
untuk
meningkatkan
11.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang dilaksanakan?
12.
Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa yang dilakukan?
13.
Program dan kegiatan seperti apa dan baagaimana yang sering dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa perlu dilaksanakan?
14.
Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa jarang dilaksanakan?
Program MGMP dalam membina guru
15.
Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP Kewirausahaan?
16.
Kewirausahaan
Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
17.
Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut?
18.
Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah?
19.
Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Dan apa alasannya?
20.
Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan?
21.
Apa
saja
yang
diperlukan
agar
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif? 22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan? 23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam
kegiatan
MGMP
pemahaman
Kewirausahaan
mengenai
dalam
peserta
didik
meningkatkan bagi
guru
Kewirausahaan? 24.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Strategi yang
25.
kegiatan
dilakukan
MGMP
kemampuan
MGMP bagi peningkatan
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam Kewirausahaan merancang
dalam
pembelajaran
meningkatkan bagi
guru
Kewirausahaan? 26.
kompetensi
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
pedagogik guru
kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
kewirausahaan
dialogis bagi guru Kewirausahaan? 27.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan? 28.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
kemampuan
Kewirausahaan
mengembangkan
dalam peserta
meningkatkan didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi guru Kewirausahaan? 29.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan
yang
terkait
dengan
usaha
meningkatkan
keterampilan dalam berwirausaha? 30.
Jika ada, bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan ?
31.
Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
32.
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Pihak yang
33.
sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti
bertanggung
halnya LPMP?
jawab dalam pembinaan guru
34.
MGMP Kewirausahaan? 35.
dan manfat yang didapat dari kegiatan MGMP
Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
sebagai wadah pembinaan guru
Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan LPMP dalam membina guru pada kegiatan
di MGMP Peran MGMP
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah
36.
Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam kompetensi di bidang apa?
37.
Bagaimana saran Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
38.
Bagamiana saran Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan?
Lampiran 8
Pertanyaan Wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul
Nama
:
Asal Sekolah
:
(Wawancara dilakukan di SMKN )
Pertanyaan 1.
Menurut
Anda,
program
dan
kegiatan
di
MGMP
Kewirausahaan secara umum seperti apa? 2.
Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
3.
Pengembangan
paling
Diri Guru Kewirausahaan
sering
dilakukan
berkaitan
dengan
pencapaian
kompetensi dalam bidang apa? 4.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling
Melalui Kegiatan
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang
jarang
dilakukan
berkaitan
dengan
pencapaian
kompetensi dalam bidang apa? 5.
MGMP
Untuk
pengembangan
diri,
sebenarnya
Anda
lebih
menginginkan pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali? 6.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering membimbing atau membina?
7.
Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
8.
Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
9.
Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP?
10.
Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan MGMP?
11.
Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam MGMP Kewirausahaan?
12.
Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
Pelaksanaan
13.
dapat berlangsung secara efektif?
Kegiatan 14.
MGMP Kewirausahaan
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan
Penghargaan
apa
saja
yang
diberikan
oleh
MGMP
Kewirausahaan atas partisipasi Anda mengikuti kegiatan? 15.
Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
16.
Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan seperti apa?
Strategi yang
17.
MGMP
dilakukan 18.
dalam
meningkatkan
wawasan/
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
kompetensi pedagogik guru
Kewirausahaan
landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan?
MGMP bagi peningkatan
Bagaimana kegiatan dan stratei yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan? 19.
kewirausahaan
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan? 20.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
kemampuan
Kewirausahaan merancang
dalam
pembelajaran
meningkatkan bagi
guru
Kewirausahaan? 21.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan? 22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan? 23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP
kemampuan
Kewirausahaan
mengembangkan
dalam peserta
meningkatkan didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
Pihak yang
24.
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
bertanggung jawab dalam pembinaan
Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP
25.
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
26.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah
guru di
sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti
MGMP
halnya LPMP?
Lampiran 9
Hasil Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Senin, 18 Agustus 2014/ pukul 15.21 WIB
Nama
: Drs. MPA. Saputra
Pengurus dalam MGMP
: Ketua MGMP Kewirausahaan
Asal Sekolah
: SMKN 51
(Wawancara dilakukan di Puslatdikjur Jakarta Selatan)
Pertanyaan 1.
Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
Latar belakang pembinaan MGMP Kewirausahaan adalah untuk menyamakan persepsi tentang Kewirausahaan itu sendiri bagi semua guru Kewirausahaan. Hal ini karena materi Kewirausahaan salah satu materi yang dianggap masih baru, karena pembentukan materi ini sekitar tahun 2000 dan pada saat itu baru di SMK. Karena materi Kewirausahaan jugam masih baru, maka otomatis guru yang mengajar pun juga baru dan bukan dari bidang Kewirausahaan. Bahkan pada saat itu, Kewirausahaan hanya pelengkap saja, maka Kepala Sekolah menunjuk guru yang memang masih memiliki jam mengajar kurang untuk mengajar materi Kewirausahaan, walaupun guru tersebut latar belakang mengajar dalam bidang teknik, adminitrasi, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan guru yang diharuskan mengajar Kewirausahaan akan menjadi bingung, karena guru tersebut juga bukan berasal dari bidang Kewirausahaan.
Dari permasalahan tersebut, maka saya khususnya dari wilayah Jakarta Timur mencoba untuk mengusulkan kegiatan MGMP Kewirausahaan pada saat adanya pertemuan guru Kewirausahaan di Puncak yang dilakukan pada tahun 2004 oleh Sudin. Biasanya jika ada yang mengusulkan suatu kegiatan, maka orang yang mengusulkan tersebut ditunjuk sebagai pengurus sehingga saya pun juga diunjuk oleh Sudin
Manajemen
untuk mengurusi dan mengepalai kegiatan MGMP Kewirausahaan
MGMP
Jakarta Timur. Pada tahun 2006, baru MGMP Kewirausahaan tingkat
Kewirausahaan
provinsi pun dibentuk.
Dari tahun 2004 sampai sekarang, kita berusaha untuk selalu mengadakan kegiatan di MGMP. Pada tahun 2005/2006, Kepala Suku Dinas menetapkan semuan MGMP harus mempunyai hari MGMP sendiri, serta untuk MGMP Kewirausahaan ditetapkan pada hari Rabu. 2.
Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari MGMP, namun semua itu balik lagi ke diri guru itu masing-masing apakah mau terlibat aktif dalam kegiatan MGMP ataukah tidak.
3.
Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan?
Biasanya dilakukan secara demokrasi, yaitu dengan cara pemilihan dengan berkumpul antar sesama guru Kewirausahaan. Untuk pengurus tidak memiliki syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang dimiliki, pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi pengurus inti guru tersebut harus PNS. Hal ini karena ketika ada kegiatan yang dikelola oleh Dinas, guru lebih mampu untuk menghubungi dan diubungi. Selain itu, untuk menjadi pengurus harus siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan waktunya, tenaganya, dan siap jika dipanggil oleh Dinas jika ada keperluan tertentu. Karena MGMP itu sendiri merupakan organisasi yang non profit, dalam artian tidak memiliki keuntungan dalam hal material.
4.
Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya pertemuan khusus bagi pengurus?
5.
Iya. Biasanya seminggu sekali melakukan pertemuan.
Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa yang digunakan?
Biasanya pengurus menyepakati untuk melakukan pertemuan di sekolah mana dengan cara memberikan informasi bisa melalui via sms dan juga tetap membuat surat undangan bagi pengurus MGMP agar bisa mendapatkan izin keluar dalam mengikuti kegiatan.
Biasanya disepakati terlebih dahulu oleh pengurus untuk kegiatannya akan dilakukan di sekolah mana, baru setelah itu kita membuat surat undangan
untuk
guru-guru
menghadiri
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan. Pada saat ini, mengundang guru melalui surat itu penting karena sudah ada aturan dari Dinas bahwa jika guru ingin izin keluar harus ada surat buktinya, karena saat ini agak ketat, yaitu jika guru tidak memiliki surat maka guru tersebut tidak bisa izin untuk keluar. 6.
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP Kewirausahaan?
Pada pertemuan ini dilakukannya pembahasan mengenai kegiatan apa saja yang harus dilakukan, mengapa perlu dilakukannya kegiatan tersebut, berapa dana yang akan dikeluarkan. Selain itu, juga untuk membahas terkait masalah pembelajaran, jika memang ada hal-hal terkait pembelajaran, seperti pembuatan RPP yang belum dilaksanakan, maka pengurus membahasnya terlebih dahuku sebelum mengundang para guru-guru untuk hadir.
7.
Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP Kewirausahaan?
Hal ini ditujukan karena memiliki beberapa masalah baik teknik maupun non teknik untuk kegiatan MGMP yang akan dilakukan agar
tidak terjadinya miss communication. Jadi, sebelum dibahas kepada guru-guru lainnya, maka otomatis pengurus harus memahami terlebih dahulu materi yang akan menjadi bahan pembahasan. 8.
Pertemuan
khusus
ini
dilakukan
berapa
kali
dalam
sebulan/semester/setahun? 9.
Dilakukan seminggu sekali.
Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus?
Bisa dari pihak sekolah, yakni Kepala Sekolah, bisa dari Sudin, dan dari Dinas, maupun LPMP. Kegiatan secara umum yang dilakukan berbeda walaupun inti tujuannya adalah sama, seperti untuk meningkatkan kemampuan guru, mengembangkan kepribadian guru, mengembangkan karier guru. Secara khusus, pengembangan terkait bagaimana cara dan proses yang tepat untuk guru dalam mengajar.
10.
Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa?
Secara umum, untuk pengembangan kompetensi guru dalam bidang Kewirausahaan, untuk pengembangan kepribadian guru dan juga pengembangan karier. Sedangkan secara khusus, untuk pengembangan kemampuan guru mengenai strategi yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan hal itu balik lagi kepada kompetensi pedagogik guru.
11.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang dilaksanakan?
Pelaksanaannya lebih kepada program inti. Program penunjang yang paling jarang dilaksanakan karena program intinya saja terkadang masih sulit untuk terlaksana, jadi untuk melaksanakan program penunjang pun juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum biasanya lebih dilaksanakan dari pihak Pemerintah.
12.
Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa yang dilakukan?
Program tersebut dilaksanakan dengan cara membahas mengenai kurikulum yang diterapkan, membuat dan membahas RPP, serta membahas dan membuat soal semester.
Program
13.
Program dan kegiatan seperti apa dan bagaimana yang sering dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa perlu
MGMP dalam
dilaksanakan?
membina guru
Kewirausahaan
Program inti sering dilaksanakan, karena program
ini yang harus
dilakukan dan dikuasai oleh guru Kewirausahaan. Pada proram inti dilakukannya berbagai kegiatan yang menunjang pada pembelajaran, seperti perancangan silabus, pembuatan RPP, dan harus mampu menganalisis kegiatan pembelajaran terlebih dahulu. Sebelum mengajar guru harus membuat program semesteran dan tahunan, selain itu guru juga harus mampu dalam membuat soal, guru harus mampu dalam membuat evaluasi hasil belajar siswa, bahkan guru harus mampu dalam melaksanakan pembelajaran kepada siswa secara tepat. Dari berbagai keharusan tersebut, ternyata masih banyak guru yang belum memahami dan belum mampu untuk melaksanakannya. Maka dari itu, perlu dilakukannya pelatihan, pemahaman, dan pembimbingan melalui MGMP Kewirausahaan. Oleh sebab itu, kita pun belum dapat beranjak kepada program lain karena program intinya saja masih memiliki permasalahan. 14.
Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa jarang dilaksanakan?
Program penunjang yang memang jarang dilakukan karena kita masih disibukkan dengan program inti yang memang masih memiliki permasalahan.
15.
Bagaimana
sifat
kehadiran
guru
pada
setiap
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan?
Pada kegiatan MGMP yang dilakukan, biasanya
guru-guru yang
diundang terkadang tidak menghadiri kegiatan tersebut.
16.
Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
Terkadang ada beberapa guru yang tidak hadir dalam kegiatan MGMP dikarenakan jadwal kesibukan dan kekosongan guru dari tiap sekolah berbeda. Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, banyak guru yang tidak bisa hadir karena ada jam mengajar yang tidak boleh ditinggalkan.
17.
Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut?
Untuk saat ini, MGMP belum memberikan sanksi bagi guru yang memang tidak hadir karena tidak bisa dipungkiri setiap guru pasti memiliki kesibukan masing-masing.
18.
Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah?
Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, kita sebagai pengurus memberikan undangan bagi semua guru Kewirausahaan yang ada di wilayah Jakarta Timur. Namun, pada kenyataannya memang tidak semua guru yang diundang hadir karena terbatasnya waktu yang dimiliki, serta sulitnya izin dari pihak sekolah.
19.
Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Dan apa alasannya?
Kendala yang dihadapi dari guru itu sendiri dan juga dana. Untuk guru itu sendiri, ada beberapa guru yang tidak hadir dalam kegiatan MGMP. Selain itu, dana yang dimiliki MGMP juga minim karena untuk MGMP tidak mendapatkan dana khusus dari lembaga atau pihak lain, biasanya MGMP itu sendiri meminta dana untuk uang kas kepada anggota atau guru Kewirausahaan. Ketika kegiatan MGMP dilakukan dan ada beberapa guru terkadang tidak hadir otomatis uang kas atau dana di MGMP sendiri juga menjadi defisit. Padahal untuk melaksanakan kegiatan sangat diperlukan dana, baik itu untuk fotokopian, snack, makan siang, dan sebagainya.
20.
Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Kita sebagai pengurus tetap mensosialisasikan dan menginformasikan kepada guru Kewirausahaan ketika adanya kegiatan MGMP yang akan dilaksanakan.
21.
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
Sebetulnya MGMP ini merupakan suatu wadah untuk bisa menampung permasalahan dan kebutuhan guru, namun permasalahan sekarang ada kalanya beberapa guru yang tidak peduli atau merasa tidak penting untuk mengikuti kegiatan MGMP. Padahal masih ada guru yang kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran atau cara pembuatan RPP. Jika MGMP akan mengadakan suatu kegiatan, maka kita membuat surat undangan ke sekolah untuk guru atas nama Sudin, karena biasanya jika hanya atas nama MGMP sendiri khususnya pengurus, maka hal tersebut terkadang tidak terlalu direspon oleh pihak skolah, yakni kepala sekolah tidak mengizinkan guru untuk mengikuti kegiatan MGMP.
22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan?
Dengan cara pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan dan dilaksanakannya kegiatan berdiskusi serta membahas hal-hal yang bersifat terbarukan dan sesuai dengan materi Kewirausahaan.
23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya yang paling mudah dilakukan adalah MGMP memberikan pemahaman dan mengingatkan kembali kepada para guru bahwa sebenarnya peserta didik adalah mitra kita dalam melaksanakan
pembelajaran. Guru juga diberikan pemahaman kembali bahwa guru diharuskan melakanakan pembelajaran yang menyenangkan serta
Strategi yang
menggunakan bahasa yang sesuai. Terkadang kita juga sesekali
dilakukan
mengadakan kegiatan peer teaching, dengan begitu guru bisa diberikan
MGMP bagi
masukan dan penilaian jika memang ada kekurangan dalam gaya
peningkatan
mengajarnya. Karena mengajar adalah seni, maka guru juga harus
kompetensi
mengajar secara menyenangkan agar peserta didik mudah memahami dan menerima.
pedagogik guru kewirausahaan
24.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan pemahaman dan arahan kepada guru-guru Kewirausahaan melalui pertemuan MGMP untuk membahas mengenai silabus. Pada pertemuan tersebut, akan dibahas tentang materi apa yang harus diberikan dan diajarkan kepada peserta didik yang sesuai dengan tujuan materi Kewirausahaan. Silabus tersebut dibedah satu persatu sampai kepada indikator apa yang harus disampaikan kepada peserta didik.
25.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arahan dan juga pemahaman kepada guru mengenai cara pembuatan RPP. Jadi, pada pertemuan MGMP guruguru diharuskan untuk membuat RPP sesuai dengan silabus yang telah dibahas, setelah selesai barulah dibahas secara bersama mengenai RPP yang telah dibuat untuk sama-sama ditindaklanjuti.
26.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP juga bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik, untuk itu MGMP juga memberikan
arahan, motivasi, dan pemahaman kembali bagi guru-guru mengenai kegiatan apa saja yang harus dilakukan dengan disesuaikan pada materi yang akan diajarkan. Jadi, pada saat pembahasan RPP juga ada pembahasan mengenai kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh guru Kewirausahaan. 27.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Sama halnya
dengan
pembahasan sebelumnya, bahwa ketika
dilakukannya pembahasan mengenai RPP, MGMP juga berusaha membantu guru dengan memberikan pemahaman mengenai evaluasi apa saja yang bisa dilakukan oleh guru dari materi yang diajarkan kepada peserta didik. 28.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
MGMP mengadakan kegiatan lomba bagi peserta didik dalam membuat suatu produk atau biasanya pada saat ujian praktek diadakannya kegiatan bagi peserta didik untuk membuat dan menghasilkan suatu produk atau karya.
29.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha?
Untuk kegiatan seperti pembuatan produk atau karya yang dilakukan oleh guru Kewirausahaan di MGMP mungkin belum. Namun, kita pernah MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini membuat buku tentang materi Kewirausahaan untuk kelas X dan XI. Pada pembuatannya dilakukan secara bersama-sama dengan pembentukan kelompok untuk membahas dan mengkajii tiap-tiap materi yang berbeda. Buku Kewirausahaan ini juga berjalan dengan efektif dan sempat dijual kepada peserta didik di SMK Wilayah Jakarta Timur.
Dana dari penjualan buku tersebut, sebagian dibagi kepada penulis dan sebagian lainnya masuk ke dalam uang kas MGMP untuk pelaksanaan kegiatan MGMP selanjutnya. 30.
Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam MGMP Kewirausahaan?
Jika tidak adanya kegiatan tersebut, kembali lagi karena jadwal yang dimiliki oleh tiap guru pun juga berbeda, jadi kita kesuitan untuk menentukan hari dan kegiatan yang akan dilakukan.
31.
Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
MGMP itu ada dua, yakni tingkat wilayah dan juga provinsi. jika memang berada di tingkat wilayah, maka biasanya yang membina adalah guru itu sendiri, ada juga pengawas, dan juga Kasi SMK dalam Dinas Kotamadya. Namun, jika berada di tingkat provinsi biasanya dilakukan oleh Sudin, yakni Kepala Dinas itu sendiri. Akan tetapi,
Pihak yang
secara lebih intens MGMP dibina oleh pengurus dan guru MGMP Kewirausahaan itu sendiri.
bertanggung jawab dalam
32.
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
pembinaan guru di MGMP
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
33.
Lebih kepada pengurus dan guru MGMP Kewirausahaan.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Kalau
Kepala
Sekolah
biasanya
dilakukan
di
sekolah
yang
dipimpinnya, karena di sekolah pun harus ada MGMP dalam ruang lingkup yang kecil walaupun juga MGMP tesebut tidak nampak. Kalau wilayah itu lebih kepada pengawas dan Kasi SMK dalam Dinas Kotamadya, karena mereka juga memiliki kewajiban untuk membina jika memang ada kesulitan dari MGMP. Dalam saat tertentu, pengawas juga tidak hanya mengawasi saja, tetapi juga memberikan motivasi, arahan, dan juga materi bagi guru-guru.
Sedangkan, kalau LPMP ruang lingkupnya luas karena dibawah Kemendikbud dan dalam tingkat nasional, namun kalau Dinas itu berada di bawah gubernur dan dalam tingkat provinsi. Terkadang LPMP dan Dinas mengadakan kegiatan secara sendiri-sendiri dengan kegiatan yang mungin saja berbeda, namun dengan tujuan yang sama. Akan tetapi, LPMP dan Dinas juga bisa bekerja sama dalam mengadakan kegiatan. 34.
Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Biasanya Kepala Sekolah hanya memberikan fasilitas bagi kegiatan MGMP yang mengadakah kegiatan di sekolah yang dipimpinnya, karena Kepala Sekolah lebih membina guru dalam MGMP yang berada di sekolah dan ruang lingkupnya bersifat lebih kecil. Pembinaan MGMP biasanya dilakukan oleh pengurus dan juga guru MGMP Kewirausahaan itu sendiri. Sedangkan, untuk LPMP lebih memberikan bantuan bagi MGMP dalam melakukan kegiatan, kalaupun ada pembina dari LPMP itu berasal dari widyaiswara yang ada di LPMP.
35.
Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh guru-guru Kewirausahaan, pertama, guru menjadi paham mengenai materi apa saja yang harus diajarkan kepada peserta didik dengan menyesuaikan pada tujuan Kewirausahaan. Kedua, guru bisa mendapatkan berbagai informasi terbaru dan terkait dengan materi Kewirausahaan atau informasi umum lainnya. Ketiga, guru-guru bisa saling bekerjasama dalam memberikan sebuah solusi jika memang terjadi permasalahan yang dialami oleh guru dalam mengajar. Keempat, guru juga bisa saling bersilahturahmi dengan bertemu melalui kegiatan MGMP.
36.
Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam kompetensi di bidang apa?
Karena kegiatan MGMP Kewirausahaan lebih sering membahas mengenai program inti, maka otomatis MGMP Kewirausahaan juga berusaha untuk mengembangkan kemampuan guru dalam bidang
Peran MGMP sebagai wadah
pedagogik. 37.
pembinaan
Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
Pertama, dari pengurus harus lebih aktif dan mampu merangkul guru
guru dan
Kewirausahaan agar mau terlibat aktif dalam kegiatan yang dilakukan,
manfat yang
serta guru Kewirausahaan menjadi merasa diakui, selain itu pengurus
didapat dari
juga harus lebih banyak mencari informasi terkait pengembangan guru
kegiatan
terutama bidang Kewirausahaan, dan juga harus bisa mencari mitra dalam bidang usaha. Karena dengan begitu akan banyak peluang dalam
MGMP
bidang dana maupun narasumber yang bisa dijadikan sumber dalam kegiatan MGMP. Kedua, bagi anggota atau guru Kewirausahaan sendiri harus lebih proaktif, dalam artian jika mereka tidak mendapatkan informasi tentang MGMP diusahakan mereka harus mencari kegiatan MGMP itu sendiri. 38.
Bagaimana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan?
Saya berharap agar kegiatan MGMP Kewirausahaan bisa menjadi lebih bervariasi dan aktif dalam pelasksanaannya, serta guru yang diundang untuk mengikutinya dapat berpatisipasi lebih giat lagi.
Jakarta, 15 September 2014 Mengetahui,
Drs. MPA. Saputra (Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)
Lampiran 10
Hasil Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 10.35 WIB
Nama
: Rina Kartika, S.Pd.
Pengurus dalam MGMP
: Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Asal Sekolah
: SMKN 24
(Wawancara dilakukan di SMKN 58)
Pertanyaan 1.
Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
Saya mulai mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan pada tahun 2006, berarti MGMP Kewirausahaan ini sudah dibentuk jauh sebelum saya masuk sebagai anggota.
2.
Manajemen
Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
MGMP
Setiap
guru
Kewirausahaan
merupakan
anggota
MGMP
Kewirausahaan juga.
Kewirausahaan 3.
Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan?
Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih bersifat kesadaran dalam artian jika seorang guru yakin memiliki kemampuan dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan mengajukan dirinya sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga dilakukannya voting atau demokrasi dengan memilih suara terbanyak mengenai siapa saja yang memang berhak untuk menjadi pengurus MGMP kewirausahaan.
4.
Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya
pertemuan khusus bagi pengurus?
Iya ada. Pertemuan pengurus ini dilakukan dalam kurun waktu tiap bulan.
5.
Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa yang digunakan?
Tekniknya belum, namun biasanya cara pertemuannya dilakukan melalui via sms dengan memberikan kabar mengenai kapan waktunya dan tempat melakukan pertemuan pengurus MGMP.
6.
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP Kewirausahaan?
Membahas terkait kurikulum, kegiatan apa yang harus dilakukan agar menyamakan persepsi guru dari berbagai sekolah, membahas kegiatan apa saja yang memang dibutuhkan bagi guru Kewirausahaan kemudian baru kita mem-follow up untuk dilakukan dengan mengajukan kegiatan kepada Suku Dinas.
7.
Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP Kewirausahaan?
Setiap manusia membutuhkan komunikasi dan silahturahmi dengan manusia lainnya. Untuk itu sama halnya dengan pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan agar guru dari berbagai sekolah lain dapat saling bertemu dan membahas mengenai kegiatan apa yang memang harus dilaksanakn untuk kemajuan dan peningkatan guru Kewirausahaan.
8.
Pertemuan
khusus
ini
dilakukan
berapa
kali
dalam
sebulan/semester/setahun? 9.
Pertemuan khusus dengan pengurus dilakukan setiap sebulan sekali.
Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus?
Kegiatan pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dan dibina oleh pengurus MGMP Kewirausahaan itu sendiri.
10.
Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa?
Program
MGMP dalam
MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan silabus dan juga RPP. Secara otomatis berfungsi untuk meningkatkan kemampuan guru
membina guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, juga berusaha untuk
Kewirausahaan
meningkatkan
kemampuan
guru
terhadap
pemahaman
akan
kewirausahaan itu sendiri. 11.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang dilaksanakan?
MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri lebih menekankan pada pembahasan materi, silabus, dan juga RPP. Namun, jika MGMP Kewirausahaan tingkat Provinsi lebih terkait pada kegiatan seperti pelatihan guru dan seminar.
12.
Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa yang dilakukan?
Program inti lebih kepada membahas silabus, materi, dan juga RPP. Sedangkan, program pengembangan kegiatannya seperti seminar dan pelatihan guru.
13.
Program dan kegiatan seperti apa dan bagaimana yang sering dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa perlu dilaksanakan?
Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga pembuatan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan.
14.
Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa jarang dilaksanakan?
Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan
belum pernah karena terkait masalah dana dan juga jadwal yang dimiliki. 15.
Bagaimana
sifat
kehadiran
guru
pada
setiap
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan?
Kehadiran guru Kewirausahaan dalam mengikuti MGMP tidaklah sama, terkadang ada yang memang hadir, tetapi ada juga yang tidak. Setiap guru itu memiliki jadwal yang memang berbeda-beda ditiap sekolah, jadi guru tidaklah selalu hadir dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan.
16.
Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
Jika guru tidak hadir, hal itu dikarenakan sebagian guru memiliki jadwal mengajar dan kesibukan yang berbeda-beda antara satu guru dengan guru lainnya.
17.
Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut?
Dalam MGMP Kewirausahaan tidak terdapat sanksi jika guru memang tidak hadir.
18.
Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah?
Guru yang hadir dalam kegiatan MGMP biasanya bersifat giliran dan tidak semuanya mengikuti harus menghadiri kegiatan MGMP Kewirausahaan.
19.
Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Dan apa alasannya?
Kehadiran guru, karena setiap guru tidaklah sama dalam jadwal atau kepentingan sehingga terkadang pada saat ada kegiatan MGMP Kewirausahaan terdapat adanya guru yang tidak menghadiri kegiatan tersebut. Hal ini menjadi suatu kendala dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, karena jika dilihat dari jadwal maupun konsep kegiatan, saya rasa tidak ada masalah dengan hal tersebut.
20.
Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan?
MGMP Kewirausahaan tetap memberikan informasi dan undangan terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tidak membedabedakan atara guru yang sering menghadiri kegiatan dengan yang tidak.
21.
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
Sebuah kegiatan tidak akan berlangsung tanpa adanya fasilitasi berupa dana. Begitupun juga dengan kegiatan MGMP Kewirausahaan akan menjadi berjalan lancar jika ditunjang oleh dan yang tersedia.
22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan?
MGMP Kewirausahaan melakukan pembahasan mengenai berbagai informasi yang dibutuhkan dengan cara saling berbagi serta juga melalui kegiatan seminar.
23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan?
Strategi yang
MGMP guru dapat saling berbagi terkait masalah peserta didik dan bisa mendapatkan solusi yang baik.
dilakukan MGMP bagi peningkatan kompetensi
Guru secara otomatis harus dan perlu memahami peserta didik, melalui
24.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
MGMP Kewirausahaan melakukan pembagian kelompok dari tiap guru
pedagogik guru
yang hadir, setiap kelompok diharuskan membahas silabus, minimal
kewirausahaan
satu kelompok adalah satu bab, kemudian setelah selesai baru dibahas dan didiskusikan secara keseluruhan.
25.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Sama halnya dengan kegiatan mengembangkan silabus. Jadi, guru dibentuk perkelompok untuk membahas dan membuat RPP dari silabus yang ada, kemudian didiskusikan secara bersama-sama.
26.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan lainnya, yakni dilaksanakan secara berdiskusi dan saling sharing dimana MGMP hanya lebih memberikan pemahaman dan motivasi untuk guru-guru dalam melakukan pembelajaran yang mendidik namun menyenangkan.
27.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arahan dan mengingatkan kembali kepada guruguru mengenai pelaksanaan evaluasi peserta didik karena untuk pelaksanaan secara langsung lebih diberikan kebebasan kepada guru dalam melakukan hal tersebut.
28.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
Dengan melakukan kegiatan wirausaha secara langsung melalui praktek yang dilaksanakan.
29.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha?
Untuk memiliki keterampilan dalam berwirausaha, tidak perlu untuk bertemu dengan guru lain dalam MGMP. Hal ini karena guru dapat
melakukannya dengan guru lain dalam bidang studi yang sama, namun dalam ruang lingkup sekolah. 30.
Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam MGMP Kewirausahaan?
Karena kita hanya sebagai guru Kewirausahaan bukan sebagai praktisi Kewirausahaan, makanya kita tidak ada kegiatan seperti melakuka Kewirausahaan itu karena akan lebih menghabiskan waktu. Dunia sudah
menjadi
canggih
saat
ini,
untuk
melakukan
kegiatan
berwirausaha guru hanya lebih melakukan pencarian secara aktif dan memahami kegiatannya melalui pelaksanaan secara bersama dengan peserta didik 31.
Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Dalam pembinaan guru, banyak pihak yang bertanggung jawab tidak hanya dari pihak MGMP Kewirausahaan saja, melainkan juga dari pihak Suku Dinas.
32.
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan? Dalam melakukan pembinaan guru, biasanya pengurus MGMP yang melakukan pembinaan. Tetapi ada juga pihak luar yang melakukan
Pihak yang bertanggung
pembinaan setelah diundang oleh MGMP Kewirausahaan. 33.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
jawab dalam
pembinaan guru
Biasanya memang dilakukan oleh Kepala Sekolah maupun dari pihak luar, seperti halnya LPMP, namun ini tidak dilaksanakn secara rutin.
di MGMP
34.
Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Kepala Sekolah memberikan fasilitas bagi para guru jika terdapat pelaksanaan kegiatan MGMP Kewirausahaan yang berada di sekolah yang dipimpinnya. Pengurus MGMP memberikan informasi terkait
pelaksanaan kegiatan kepada guru dan juga bertugas untuk memberikan pemahaman dan pembimbingan guru terkait suatu materi yang akan dibahas. LPMP bertugas lebih kepada pemberian dana bagi MGMP untuk melaksanakan suatu kegiatan, serta memberikan pemahaman dan pembimbingan dari kegiatan tersebut. 35.
Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Peran MGMP
memahami apa yang harus diajarkan kepada para peserta didik karena
sebagai wadah pembinaan
menjadi lebih terarah maksud dari materi Kewirausahaan itu sendiri. 36.
guru dan
Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam kompetensi di bidang apa?
manfat yang
Meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
bidang
perancangan
pembelajaran agar guru mampu dalam memahami apa saja yang harus
didapat dari
dilakukan kepada peserta didik.
kegiatan MGMP
Banyak, yang paling utama adalah guru menjadi terbantu dalam
37.
Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
Saya berharap agar kegiatan MGMP serta guru Kewirausahaan bisa aktif dan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
38.
Bagaimana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan?
Saya berharap untuk MGMP Kewirausahaan dapat lebih giat dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan untuk membina dan membantu peningkatan kemampuan guru.
Jakarta, 15 September 2014 Mengetahui,
Rina Kartika, S.Pd. (Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)
Lampiran 11
Hasil Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Selasa, 19 Agustus 2014/ pukul 08.11 WIB
Nama
: Siswanto, S.E.
Pengurus dalam MGMP
: Bidang Hubungan Masyarakat
Asal Sekolah
: SMKN 52
(Wawancara dilakukan di SMKN 52)
Pertanyaan 1.
Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan?
2.
Pembentukan MGMP sudah dimulai sejak tahun 2006.
Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin menjadi anggota MGMP Kewirausahaan?
Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran angora MGMP, karena jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait kegiatan MGMP , maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.
3.
Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan?
Pada saat itu, kita berkumpul secara bersama-sama secara eklamasi, yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih secara langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus. Ketika sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus MGMP selama masa kepengurusan.
4.
Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya pertemuan khusus bagi pengurus?
Pasti ada. Kegiatan ini dilaksanakan karena kurikulum itu bersifat dinamis, maka dari itu perlu adanya pertemuan pengurus terkait pembahasan terlebih dahulu mengenai kurikulum yang berubah, materi yang akan dilaksanakan, dan kegiatan apa saja yang penting untuk
Manajemen
dilakukan. Namun, pertemuan khusus ini bersifat tidak rutin hanya
MGMP
sebatas temporer saja. Selain membahas mengenai kurikulum, juga ada pembahasan
Kewirausahaan
mengenai
masalah
apa
saja
dalam
pelaksanaan
pembelajaran Kewirausahaan. 5.
Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa yang digunakan?
Proses yang dilakukan biasanya Ketua memberikan
informasi
mengenai waktu dan tempat pertemuan pengurus, serta teknik yang dilakukan hanya melakukan pembahasan saja dengan berdiskusi antar sesama pengurus MGMP Kewirausahaan mengenai kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan dan dalam bentuk apa kegiatan tersebut dilaksanakan. 6.
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP Kewirausahaan?
Membahas mengenai kurikulum, permasalahan kegiatan pembelajaran yang dialami oleh guru, serta kegiatan yang akan dilaksanakan oleh MGMP bagi guru Kewirausahaan.
7.
Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP Kewirausahaan?
Kegiatan ini diperlukan apabila ada pemberitahuan penting dari Suku Dinas atau pihak lain, maka pengurus bisa mengetahui terlebih dahulu sehingga setelah itu baru bisa disampaikan kepada guru-guru Kewirausahaan yang lain. Selain itu, jika memang MGMP akan mengadakan suatu kegiatan, maka pengurus perlu melakukan pertemuan terlebih dahulu agar pengurus dapat memahami terlebih
dahulu materi apa saja yang akan dibahas sehingga tidak meninbulkan persepsi yang berbeda jika kegiatan telah terlaksana. 8.
Pertemuan
khusus
ini
dilakukan
berapa
kali
dalam
sebulan/semester/setahun?
Bersifat temporer, sebab jika memang diperlukan adanya pertemuan pengurus barulah diadakan pertemuan tersebut.
9.
Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus? Terkadang dalam pelaksanaan pertemuan dilakukan pembinaan oleh Kasi SMK, namun ini tidak bersifat rutin karena biasanya yang lebih sering membina adalah dari pengurus MGMP itu sendiri.
10.
Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa?
Pada kegiatan MGMP biasanya dilakukan pembinaan bagi guri dalam melakukan
persiapan,
pelaksanaan,
dan
evaluasi
kegaiatn
pembelajaran. Jadi, dilakukan untuk pengembangan kemampuan guru dalam bidang pedagogik guru Kewirausahaan. 11.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang dilaksanakan?
MGMP Kewirausahaan lebih sering melaksanakan program yang terkait pada pengembangan kemampuan guru dalam mengajar, seperti membahas kurikulum, membuat RPP, membahas dan membuat soal.
12.
Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa yang dilakukan?
Program tersebut dilaksanakan dengan cara membahas mengenai kurikulum yang diterapkan, membuat dan membahas RPP, serta membahas dan membuat soal semester.
13.
Program dan kegiatan seperti apa dan baagaimana yang sering dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa perlu
dilaksanakan?
Program
MGMP dalam
Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga pembuatan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru
membina guru
yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa
Kewirausahaan
sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan. 14.
Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Beserta alasannya mengapa jarang dilaksanakan?
Kegiatan dalam melakukan pelatihan dan pembinaan bagi guru dalam meningkatkan keterampilan, seperti pembuatan produk. Hal ini dikarenakan, setiap guru Kewirausahaan memiliki kesibukan masingmasing dan jadwal yang berbeda-beda sehingga sulit untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan menyamakan waktu dengan guru lainnya.
15.
Bagaimana
sifat
kehadiran
guru
pada
setiap
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan?
Jika ada kegiatan yang dilakukan MGMP, terkadang ada guru yang memang bisa hadir, namun ada juga yang tidak, jadi tidak semua guru Kewirausahaan dapat hadir.
16.
Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Apa alasannya?
Jika guru tidak hadir, dikarenakan pada dasarnya setiap guru memiliki kesibukan yang berbeda, selain itu jadwal mengajar setiap guru tidaklah sama karena MGMP ini terdiri atas guru-guru dari berbagai sekolah. Selain itu, karena masih adanya kesulitan bagi guru untuk bisa mendapatkan izin keluar dari pihak sekolah.
17.
Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut?
Untuk saat ini memang belum ada sanksi yang diberlakukan, namun biasanya kita hanya bersifat teguran saja.
18.
Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP
Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah?
Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, kita sebagai pengurus memberikan undangan bagi semua guru Kewirausahaan yang ada di wilayah Jakarta Timur. Namun, pada kenyataannya memang tidak semua guru yang diundang hadir karena terbatasnya waktu yang dimiliki, serta sulitnya izin dari pihak sekolah.
19.
Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan? Dan apa alasannya?
Kendala
yang
ditemui
adalah
masih
banyaknya
guru-guru
Kewirausahaan yang tidak hadir dalam kegiatan yang dilakukan MGMP. Hal ini dikarenakan kesibukan dan jadwal mengajar guru dari satu sekolah dengan sekolah lain tidaklah sama. 20.
Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Upaya yang dilakukan, yaitu MGMP hanya bisa mengajak dan mengingatkan kembali betapa pentingnya kegiatan MGMP kepada guru-guru agar mau terlibat aktif.
21.
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
Pertama kali perlu adanya pengaktifan kembali guru-guru untuk mengikuti dan menghadiri kegiatan MGMP dengan memberikan pemahaman, selain itu perlu adanya kebijakan dari Kasi SMK mengenai pentingnya kegiatan MGMP agar pihak sekolah menjadi lebih paham dan bisa memberikan izin keluar bagi guru untuk mengikuti kegiatan MGMP.
22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan?
Pada saat pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan, maka jika ada
kebijakan , pemberitahuan penting, dan pengetahua yang bermanfaat akan diinformasikan dan disampaikan kepada guru-guru melalui
Strategi yang
pertemuan MGMP.
dilakukan MGMP bagi
23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik
peningkatan
bagi guru Kewirausahaan?
kompetensi
MGMP hanya memberikan arahan dan mengingatkan kembali kepada
pedagogik guru
guru-guru mengenai pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan
kewirausahaan
berbagai metode dengan disesuaikan pada materi yang akan diajarkan. Hal ini karena pada dasarnya setiap peserta didik berbeda, maka diperlukan metode pembelajarn yang digunakan pun berbeda-beda. 24.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Pada saat kegiatan MGMP untuk membahas silabus, maka MGMP memberikan arahan bagi guru-guru untuk membahas bersama secara kelompok dengan pembahasan yang berbeda baru setelah itu dipresentasikan kepada guru yang lainnya untuk sama-sama diperbaiki.
25.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Sama halnya ketika kegiatan membahas silabus, untuk pembahasan dalam pembuatan RPP guru juga dibentuk secara kelompok untuk bersama membahas materi apa yang sesuai untuk diberikan kepda peserta didik.
26.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arah dan pemahaman bagi guru-guru bahwa sebelum melakukan pembelajaran, guru diharuskan mempersiapkan
pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan juga evaluasi yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 27.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Guru diberikan motivasi dan sekedar mengingatkan dalam melakukan evaluasi bagi peserta didik kaena pada dasarnya peserta didik berbeda antara yang satu dengan yang lain, maka proses penilaian pun juga harus mencakup hal tersebut.
28.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
MGMP hanya memberikan arahan dan pemahaman saja kepada guru Kewirausahaan terkait metode dan praktek apa saja yang bisa dilakukan dari berbagai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
29.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha?
Rata-rata guru Kewirausahaan sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan sendiri dengan kegiatan wirausaha, walaupun masih bersifat nonformal. Jika ada pertemuan dengan guru-guru terkadang sesekali membahas mengenai kegiatan wirausaha, dimana pelaksanaan saling diskusi atau sharing. Namun, kalau untuk kegiatan dalam pembuatan produk secara bersama lalu dijual bersama, itubelum terlaksana.
30.
Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam MGMP Kewirausahaan?
Kegiatan tersebut belum terlaksana karena terkendala sama waktu dan kesediaan guru untuk mau mengikutinya. Hal ini karena setiap guru memiliki kesibukan yang berbeda-beda sehingga masih sulit untuk
menentukan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut.
31.
Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Ada berbagai pihak yang bertanggung jawab, yakni pengurus MGMP itu sendiri, Kasi SMK, dan juga pengawas.
32.
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan? Biasanya yang melakukan pembinaan adalah pengurus dan guru
Pihak yang
MGMP Kewirausahaan, namun juga terkadang dari pihak Dinas, pengawas, ataupun pihak luar lainnya, seperti dari perusahaan.
bertanggung jawab dalam
33.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
pembinaan guru
di MGMP
Kepala Sekolah terkadang sesekali membina guru, jika memang kegiatan MGMP dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya. Jika dari LPMP, biasanya dilakukan kalau ada kerjasama LPMP dengan MGMP atau kalau MGMP yang mengundang pihak LPMP, maka barulah ada pembinaan yang dilakukan oleh LPMP.
34.
Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Kepala Sekolah memberikan fasilitas bagi pengurus dan guru Kewirausahaan dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan di sekolah yang dipimpinnya, pengurus MGMP berusaha untuk mengadakan
kegiatan MGMP bertujuan membina guru dalam
meningkatkan kemampuannya, sedangkan LPMP memberikan bantuan bagi
MGMP
Kewirausahaan
berupa
bantuan
dana
demi
terselenggaranya kegiatan MGMP Kewirausahaan. 35.
Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Banyak manfaat yang dapat diperoleh guru-guru, yaitu jika ada
informasi dan berita terbaru dari Pemerintah atau instansi lainnya, maka kita bisa mengetahui dan memberikan informasi secara cepat. Selain itu, dengan MGMP ini bisa memberikan bantuan bagi guru-guru yang mengalami masalah dalam pelaksanaan pembelajaran. 36.
Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam kompetensi di bidang apa?
Peran MGMP
Karena dalam kegiatan MGMP lebih banyak membahas mengenai
sebagai wadah
informasi dan materi terkait kegiatan pembelajaran, maka otomatis
pembinaan
MGMP bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam bidang pedagogik.
guru dan manfat yang
37.
Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan ?
didapat dari
MGMP bisa lebih aktif dalam melaksanakan kegiatannya, serta guruguru juga bisa memiliki kesadaran untuk mengikuti dan menghadiri
kegiatan
kegiatan
MGMP
pengetahuan penting. 38.
MGMP
dalam
membahas
mengenai
informasi
dan
Bagamiana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan?
Saya berharap untuk MGMP dapat melaksanakan kegiatan yang memang belum pernah dilakukan, seperti kegiatan dalam meningkatkan keterampilan bagi guru untuk menghasilkan suatu karya yang bisa berguna bagi penunjang pelaksanaan pembelajaran.
Jakarta, 15 September 2014 Mengetahui,
Siswanto, S.E. (Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)
Lampiran 12
Hasil Wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 08.27 WIB
Nama
: Drs. Bukhari
Asal Sekolah
: SMKN 24
(Wawancara dilakukan di SMKN 24)
Pertanyaan 1.
Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara umum seperti apa?
Program yang biasa dilakukan terkait pembahasan mengenai kepengurusan dan juga pertemuan untuk membahas kurikulum. Kegiatannya ada yang rutin dan juga tidak. Jika memang bersifat rutin, itu pun dilakukan pertemuan terkadang tidak terlalu sering, bisa
Pengembangan
sekali dalam sebulan atau sekali setahun. Biasanya dilakukan
Diri Guru
pembahasan mengenai materi apa yang mesti diajarkan dengan
Kewirausahaan
menyesuaikan pada sekolah masing-masing. Hal ini dikarenakan, sekolah kejuruan memiliki jurusan yang memang berbeda, maka
Melalui
penerapan Kewirausahaan pun juga sedikit berbeda walaupun tidak
Kegiatan MGMP
semuanya. 2.
Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Sebenarnya kalau saya sendiri menginginkan adanya kegiatan pembahasan mengenai teknik Kewirausahaan dengan diundangnya narasumber yang memang sudah ahli dalam bidang usaha.
3.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Karena MGMP Kewirausahaan lebih banyak membahas mengenai kurikulum maupun rancangan pembelajaran, maka MGMP memiliki keterkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru.
4.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah adalah pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri, dimana berkaitan dengan peluang usaha.
5.
Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Dalam pelaksanaannya tidak sering, terkadang sebulan sekali, tiga bulan sekali, atau enam bulan sekali.
6.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering membimbing atau membina?
Biasanya yang paling sering adalah pengurus, namun selain itu juga adanya pembinaan guru dari pihak pengawas walaupun memang tidak terlalu sering. Biasanya pengawas itu berasal dari sub rayon sekolah kejuruan.
7.
Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Untuk saat ini belum ada. Hal ini dikarenakan memang adanya keterbatasan dalam hal waktu dan juga biaya.
8.
Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
Jika dilihat bersifat aktif atau tidaknya, mungkin bisa dikatakan sedang karena jika memang mendapat undangan untuk menghadiri kegiatan, maka terkadang diusahakan untuk hadir.
9.
Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP?
Tidak ada sanksi.
10.
Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan MGMP?
Pelaksanaan
Kegiatan
Terkadang ada beberapa guru yang diundang untuk menghadiri kegiatan MGMP, namun ternyata ada yang memang tidak dapat
MGMP
untuk datang pada kegiatan MGMP.
Kewirausahaan
Ketika menghadiri kegiatan MGMP, biasanya guru lebih bersifat aktif dalam memberikan masukan dari kegiatan yang dilaksanakan. 11.
Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam MGMP Kewirausahaan?
Kendala yang memang dihadapi adalah dari ketidakhadiran guru pada kegiatan MGMP, hal ini terjadi mungkin karena kurangnya koordinasi antara guru yang satu dengan guru lainnya. Dimana mereka tidak mengetahui siapa yang diundang maupun yang tidak, sehingga menyebabkan kesalahpahaman antara guru Kewirausahaan tersebut.
12.
Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
Biasanya MGMP akan mendatangi sekolahan tersebut dan berusaha untuk memastikan siapa saja yang berhak dan bisa datang untuk menghadiri kegiatan MGMP sebelum dibuatnya surat undangan kegiatan.
13.
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
Menurut saya, sangat diperlukan adanya kemauan, keaktifan, dan niat dari para guru untuk menghadiri dan ikut serta pada kegiatan MGMP. Selain itu, saya juga mengaharapkan ada pihak lain yang ikut memberikan fasilitasi terhadap kegiatan MGMP agar dapat berjalan lebih baik, seperti dari LPMP, dinas pendidikan, perusahaan, dan lain sebagainya.
14.
Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Biasanya penghargaan, seperti uang transport dan juga sertifikat jika memang ada dan dibuat oleh MGMP.
15.
Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Manfaat yang dirasakan sangat banyak, disamping kita bisa menambah wawasan dan pengetahuan, kita bisa saling berkoordinasi dan sharing dengan teman-teman sehingga menambah kembali ilmu dan pengetahuan guru.
16.
Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan seperti apa?
Untuk kesan selama saya mengikuti kegiatan MGMP telah berjalan cukup baik, karena MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur telah menerbitkan buku untuk peserta didik kelas X dan XI, komunikasi juga berjalan secara baik dan cukup kompak dengan para guru MGMP Kewirausahaan. Untuk pesannya, karena saat ini sudah banyak guru yang telah dan akan pension atau habis masa kerjanya, maka diusahakan agar ada pengganti yang lebih aktif lagi, serta adanya peningkatan terhadap kegiatan MGMP
17.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan? Dengan cara mengadakan pertemuan antar guru Kewirausahaan, serta mendatangkan narasumber yang sesuai dengan tema kegiatan sehingga banyak ilmu yang berbeda bisa didapat dan juga bermanfaat.
18.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan?
MGMP membantu guru dalam menangani hal tersebut dengan cara
MGMP memanggil pihak atau guru dari BK (Bimbingan Konseling), serta juga psikolog untuk saling berdiskusi. Hal ini bertujuan agar
Strategi yang
guru semakin memiliki pemahaman terkait bagaimana cara mengenal
dilakukan
dan dekat kepada peserta didik.
MGMP bagi
19.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
peningkatan
Kewirausahaan
kompetensi
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
pedagogik guru
dalam
meningkatkan
kemampuan
untuk
Biasanya kita melakukan pertemuan secara berkelompok dan melakukan pembahasan kurikulum dengan bersama-sama, setelah itu
kewirausahaan
baru dijelaskan dan dipresentasikan kepada guru yang lainnya. 20.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Untuk kegiatan pembahasan dan pembuatan RPP pelaksanaannya hampir sama dengan kegiatan dalam membahas kurikulum, yaitu dibentuknya kelompok-kelompok untuk saling membahas dan membuat RPP yang selanjutnya barus dijelaskan kepada kelompok atau guru lainnya.
21.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya pada saat awal pembelajaran peserta didik, MGMP berusaha untuk melakukan pertemuan dengan tujuan memberikan arahan bagi guru-guru dalam membuat RPP. Selain itu, terkadang dilaksanakannya kegiatan micro teaching walaupun hanya bersifat sesekali saja.
22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Jadi, pada pertemuan dalam membahas materi dan RPP untuk awal
pembelajaran, disaat itulah guru diberikan arahan dan informasi terkait proses penilaian peserta didik terkait bagaimana proses penilaian yang tepat untuk digunakan. 23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
Pada saat pertemuan MGMP, guru berusaha untuk saling sharing dan berdiskusi mengenai kegiatan praktek sesuai dengan materi Kewirausahaan dan potensi peserta didik dari tiap jurusan yang ada di sekolah.
24.
Siapa
saja
yang
bertanggung
jawab
dalam
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Tanggung jawab yang dilakukan biasanya lebih terkait kepada pengurus MGMP itu sendiri, setelah itu baru dari pengawas. Untuk pengawas ini berasal dari tiap sub rayon.
Pihak yang
25.
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru
bertanggung
pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
jawab dalam
Biasanya kegiatan pembinaan dilakukan oleh pengurus maupun guru di MGMP Kewirausahaan, selain itu juga adanya bimbingan dari
pembinaan
narasumber yang diundang oleh MGMP.
guru di MGMP
26.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Kepala Sekolah melakukan pembinaan guru jika memang sekolahnya dijadikan
sebagai
Kewirausahaan.
tempat
pertemuan
antar
guru
MGMP
Jakarta, 15 September 2014 Mengetahui,
Drs. Bukhari (Guru Kewirausahaan SMKN 24)
Lampiran 13
Hasil Wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 07.52 WIB
Nama
: Hj. Eny Elastri, S.Pd.
Asal Sekolah
: SMKN 24
(Wawancara dilakukan di SMKN 24)
Pertanyaan 1.
Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara umum seperti apa?
Kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari pembahasan Kurikulum, pembuatan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan pembelajaran.
2.
Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Pengembangan
Selain dari Kurikulum yang lebih utama, saya menginginkan adanya
Diri Guru
kesepakatan dari MGMP untuk materi praktek yang akan diajarkan
Kewirausahaan
bagi kelas 1, 2, dan 3. Sehingga dari setiap tingkatan itu ada
Melalui
perbedaan, jadi lebih ada peningkatan dalam pembelajaran praktek. Kegiatan praktek yang terdapat di setiap jenjang sebenarnya hampir
Kegiatan
sama, namun kembali lagi kepada permasalahan gurunya yang
MGMP
memang harus lebih mampu dalam mengembangkan kegiatan praktek sehingga tidak kembali lagi pada pembahasan teori-teori saja. 3.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering
dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Karena kegiatan MGMP tidak dapat dipisahkan dari kegiatan dalam membahas silabus, pembuatan RPP, dan pembahasan terkait pembelajaran yang akan dilakukan, maka otomatis MGMP berusaha untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
4.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Kegiatan yang paling jarang dilakukan adalah studi banding ke tempat dunia usaha dan juga kegiatan pengembangan bagi guru dalam memiliki keterampilan berwirausaha.
5.
Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Pertemuan MGMP dilakukan tidak begitu sering, terkadang sebulan sekali, tiga atau enam bulan sekali.
6.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering membimbing atau membina?
Biasanya kegiatan MGMP dibina dan dibimbing oleh pengurus dan guru senior di MGMP itu sendiri, setidaknya mereka yang memang lebih aktif dan memiliki kemampuan yang lebih sering dalam membina guru Kewirausahaan di MGMP. Dalam melakukan pembinaan biasanya tidak terlepas dari kegiatan mengingatkan kepada anggota MGMP, seperti bagaimana pembuatan RPP, mempersiapkan pembelajaran, dan cara dalam menghadapi peserta didik. Namun,untuk pembahasan pembuatan karya atau produk itu tidak dilakukan karena hal tersebut kembali lagi kepada kemampuan guru dalam melaksanakan praktek.
7.
Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha? Dari yang saya tahu selama ini, belum ada kegiatan MGMP yang membahas tentang kegiatan dalam pelaksanaaan wirausaha secara bersama.
8.
Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
Kalau boleh jujur, saya termasuk tidak aktif karena saya mengutamakan guru yang lebih muda dari saya untuk mengikuti kegiatan. Hal ini karena pada tahun lalu, ada guru yang lebih muda dari saya, yaitu Ibu Rina Kartika. Jika pada saat sekarang saya terlihat aktif, karena Ibu Rina Kartika sudah tidak mengajar Kewirausahaan di SMKN 24 sehingga saya yang menggantikannya.
9.
Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP?
10.
Tidak ada sanksi.
Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan MGMP?
Ada yang merespon positif dan ada juga yang menghadiri ataupun tidak, karena itu semua kembali kepada kesibukan masing-masing.
11.
Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam MGMP Kewirausahaan?
Pelaksanaan
Kedua, kita memiliki program yang telah terencanakan, namun belum
Kegiatan
tentu terealisasi karena dari pihak atas yang kemungkinan belum
MGMP Kewirausahaan
Pertama, banyak orang yang memiliki kesibukan masing-masing.
memiliki waktu dalam melaksanakannya. 12.
Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
Sebaiknya, pengurus MGMP lebih aktif dan giat dalam mengajak dan menginformasikan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh MGMP bagi guru Kewirausahaan.
13.
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
Harus terdapat adanya agenda atau jadwal secara jelas dan juga pasti, mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan, topik dari kegiatan tersebut, waktu pelaksanaanya. Jika sudah terencanakan secara jelas, maka menurut saya kegiatan MGMP dapat berjalan lebih efektif.
14.
Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Tidak ada sama sekali penghargaan yang saya dapatkan dari MGMP begitupun juga saya tidak pernah mendengar dari teman-teman yang lainya
bahwa
ada
penghargaan
untuk
anggot
atau
guru
Kewirausahaan. 15.
Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan? Kita bisa mendapatkan pencerahan dan pemahaman mengenai informasi baru, kita juga membahas terkait materi yang akan diajarkan dan cara pengajaran sehingga kita menjadi lebih mampu dan paham untuk mengajarkan kembali kepada peserta didik dengan cara pembelajaran yang menarik dan tidak monoton. Selain itu, kita para guru juga bisa melakukan kegiatan saling sharing terhadap masalah yang sedang kita alami sehingga kita secara tidak langsung bisa mendapatkan solusi yang tepat dan bisa saling belajar satu sama lain.
16.
Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan seperti apa?
Kesan yang selama ini saya rasakan dari mengikuti kegiatan, yaitu senang, bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai materi pelajaran maupun hal yang bersifat umum, dan juga dapat saling bertemu dengan guru lainnya secara lebih mudah. Harapan saya untuk kegiatan MGMP, yaitu memiliki rencana dan jadwal secara lebih jelas dalam melaksanakan kegiatan sehingga guru-guru dapat mempersiapkan untuk pertemuan tersebut; adanya kegiatan pengembangan, jangan cuma hanya membahas RPP dan silabus saja, melainkan perlu adanya kegiatan melaksanakan praktek secara langsung dalam membuat produk; dan juga diadakannya kegiatan studi banding ke tempat usaha.
17.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan? Diadakannya kegiatan sharing atau diskusi secara bersama terkait informasi terbaru atau bisa dilaksanakan kegiatan mengundang narasumber dalam memberikan pengetahuan dan informasi penting.
18.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan? Kita melakukan sharing dengan guru satu sama lain. MGMP melakukan pembinaan berupa memberikan pemahaman dan motivasi kepada guru bahwasanya peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
19.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
untuk
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya MGMP membagi guru dalam tiap-tiap kelompok untuk bekerja sama membahas tentang silabus. Setelah dibentuk dan dibagi kelompok, maka baru tiap kelompok yang ada dituntut untuk
Strategi yang
membahas dan mengembangkan satu sub pokok yang terdapat
dilakukan
disilabus. setelah selesai barulah tiap kelompok menjelaskan kembali
MGMP bagi
hasil yang telah dibahas dalam kelompoknya agar kelompok yang
peningkatan kompetensi
lainnya bisa menjadi lebih paham. 20.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP
pedagogik guru
Kewirausahaan
kewirausahaan
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
dalam
meningkatkan
kemampuan
merancang
Pembuatan rancangan pembelajaran hampir sama cara yang dilaksanakan dengan pembahasan dan pengembangan silabus. Jadi, guru-guru dibentuk dan dibagi dalam kelompok yang berbeda untuk membahas dan mengembangkan materi yang akan diajarkan ke dalam
rancangan pembelajaran. Setelah waktu pembahasan kelompok selesai, maka selanjutnya tiap kelompok menjelaskan kembali kepada kelompok yang lainnya, begitupun seterusnya. 21.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
Kalau secara teori maupun praktek, jujur saja saya belum pernah mendengar hal tersebut di MGMP maupun dari teman-teman di MGMP.
22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Tidak ada. Karena MGMP biasanya hanya memberikan bimbingan, motivasi, dan saling mengingatkan satu sama lain untuk melakukan evaluasi sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dimana guru menilai peserta didik melalui kegiatan yang dilaksanakan.
23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
Di MGMP ada kegiatan sharing dengan guru lainnya dimana dari kegiatan tersebut para guru bisa saling belajar satu sama lain dengan mendapatkan informasi dari yang telah diceritakan. Namun, untuk kegiatan praktek langsung dalam MGMP belum ada.
24.
Siapa
saja
yang
bertanggung
jawab
dalam
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
Ketua dan juga pengurus lebih bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP.
25.
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Biasanya jika kegiatan yang dilakukan bersifat rutin, maka yang
Pihak yang
melakukan pembinaan, yaitu dari pihak pengurus MGMP itu sendiri.
bertanggung
Namun, jika memang kegiatan yang dilaksanakan dari Suku Dinas
jawab dalam
biasanya ada pengawas yang membina guru, tetapi tidak secara
pembinaan guru di MGMP
intens. 26.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Jika pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah masih jarang dilakukan, karena Kepala Sekolah biasanya hanya memberikan arahan dan motivasi saja terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.
Jakarta, 15 September 2014 Mengetahui,
Hj. Eny Elastri, S.Pd. (Guru Kewirausahaan SMKN 24)
Lampiran 14
Hasil Wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 11.09 WIB
Nama
: Sri Rahayu, S.E.
Asal Sekolah
: SMKN 58
(Wawancara dilakukan di SMKN 58)
Pertanyaan 1.
Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara umum seperti apa?
Kegiatan dilakukan untuk menyamakan visi dan misi terkait materi apa saja yang harus dilaksanakan, RPP yang harus dibuat, dan konsep pembelajaran yang digunakan kepada peserta didik.
2.
Pengembangan
Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Diri Guru
Menginginkan ketika mengajar peserta didik agar kita merasa enjoy
Kewirausahaan
dalam pembelajaran, peserta didik tidak mudah bosan, dan
Melalui
sebagainya. Maka saya lebih mengingkan adanya kegiatan yang membahas tentang metode pembelajaran dan prakek apa saja yang
Kegiatan MGMP
harus dilakukan. 3.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Biasanya MGMP Kewirausahaan melaksanakan kegiatan seperti
membedah silabus dan juga membahas pembuatan RPP, selain itu jugaberdiskusi mengenai pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik sesuai dengan materi Kewirausahaan. 4.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan dan pengembangan keterampilan guru dalam berwirausaha.
5.
Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Untuk pertemuan MGMP biasanya dilakukan jika memang ada suatu kegiatan yang akan dilaksanakan, biasanya sebulan sekali, tiga bulan sekali, atau 6 bulan sekali.
6.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering membimbing atau membina?
Biasanya
yang
sering
membina
dari
pengurus
dan
guru
Kewirausahaan iu sendiri, walaupun pernah ada dari LPMP atau perwakilan dari Dinas, namun itu tidak sering. 7.
Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Untuk kegiatan tersebut sepertinya belum ada, karena kegiatan MGMP lebih terkait kepada pembahasan silabus dan pembuatan RPP. Namun, untuk pembelajaran Kewirausahaan kepada peserta didik memang ada keharusan bagi peserta didik dalam melakukan kegiatan berwirausaha dengan membuat produk.
8.
Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP?
Saya sering untuk menghadiri kegiatan MGMP Jakarta Timur karena tempat pelaksanaan terkadang juga dekat dari sekolah. Namun, jika saya sedang ada jadwal, maka tugas untuk menghadiri MGMP yakni bergiliran dengan guru Kewirausahaan lainnya.
9.
Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP?
Pelaksanaan
kegiatan MGMP.
Kegiatan MGMP
Untuk saat ini belum ada sanksi bagi guru yang tidak hadir pada
10.
Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan MGMP?
Kewirausahaan
Ada beberapa guru yang memang terkadang tidak menghadiri kegiatan MGMP, hal tersebut karena setiap guru memiliki kesibukan dan jadwal mengajar yang berbeda-beda apalagi MGMP ini terdiri dari beberapa sekolah.
11.
Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam MGMP Kewirausahaan?
Permasalahan yang mungkin dialami hanya dari sifat guru yang menghadiri kegiatan MGMP saja, karena terkadang ada guru yang tidak menghadiri dan mengikuti MGMP.
12.
Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
MGMP harus bisa aktif dalam mengajak guru-guru untuk mau mengikuti kegiatan MGMP, serta harus lebih banyak komunikasi antara MGMP dengan guru yang lain.
13.
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
Agar efektif maka diperlukan adanya keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan MGMP, serta dana yang mencukupi supaya kegiatannya dapat berjalan dengan lancar.
14.
Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Biasanya tergantung dari kegiatan yang dilakukan, adanya pemberian sertifikat bagi guru, mendapatkan RPP
yang telah disusun dan
dibahas secara bersama-sama untuk diterapkan dalam pelaksanaan kepada peserta didik. tetapi yang lebih penting, saya bisa mendapatkan pemahaman dan ilmu dalam melakukan pembelajaran Kewirausahaan.
15.
Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan?
Saya merasa sangat terbantu berkat kegiatan MGMP karena pembelajaran Kewirausahaan menjadi lebih jelas dan tujuannya lebih terarah.
16.
Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan seperti apa?
Setelah saya mengikuti dan menghadiri kegiatan MGMP, saya merasakan seperti ‘sehabis mandi’, hal tersebut dalam artian bahwa saya semakin memahami dan termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga saya semakin segar atau fresh dalam mengajar.
17.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan?
Melakukan kegiatan seminar dan juga memberikan referensi buku kepada
guru
Kewirausahaan
yang
akan
menunjang
pada
pembelajaran Kewirausahaan. 18.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan?
Melakukan kegiatan diskusi atau sharing antara guru dari sekolah saru dengan sekolah lainnya mengenai permasalahan guru yang dihadapi dalam menghadapi peserta didik. Hal tersebut ditujukan agar guru bisa mendapatkan solusi yang terbaik dari kegiatan sharing berdasarkan hasil pengalaman guru masing-masing.
19.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
untuk
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
Kegiatan dalam membahas silabus dilakukan dengan cara membahas
Strategi yang
terlebih dahulu dengan sesama guru yang biasanya dibentuk
dilakukan
berkelompok, baru setelah itu dilakukan pembahasan secara bersamasama mengenai isi silabus dan materi apa yang harus diajarkan.
MGMP bagi peningkatan
20.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
kompetensi
dalam
meningkatkan
kemampuan
merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
pedagogik guru
kewirausahaan
MGMP memberikan pemahaman kepada guru mengenai cara pembuatan RPP dan apa saja yang harus ada dalam RPP tersebut, setelah itu guru diharuskan untuk membuat RPP terlebih dahulu baru dilakukan pembahasan secara bersama-sama untuk ditindaklanjuti.
21.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP tidak membantu kegiatan pembelajaran secara praktek langsung.
Namun
MGMP
membantu
guru-guru
dengan
mengingatkan kembali serta menanamkan pemahaman kepada guru agar melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, selain itu melalui MGMP juga membantu guru dalam mendapatkan metode apa saja yang dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan materi yang diajarkan. 22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
Biasanya dalam RPP ada kegiatan dalam penilaian bagi peserta didik. Ketika pembedahan RPP, maka MGMP memberikan arahan dan pemahaman bagi guru untuk melaksanakan penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan.
23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
berbagai
potensi
yang
Dalam MGMP biasanya melakukan diskusi dengan sesama guru mengenai kegiatan praktek yang seperti apa harus dilakukan dengan disesuaikan lagi pada materi yang akan diajarkan. Jadi, MGMP hanya memberikan arahan, motivasi, dan juga pemahaman bagi guru dalam praktek untuk membuat produk.
24.
Siapa
saja
yang
bertanggung
jawab
dalam
kegiatan
MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru? Biasanya yang bertanggung jawab adalah pengurus MGMP Kewirausahaan itu sendiri. 25.
Pihak yang
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan?
bertanggung
Biasanya ada dari pihak LPMP maupun perwakilan dari Suku Dinas
jawab dalam
dalam membina guru, namun itu tidak bersifat rutin. Pembinaan lebih sering dilakukan dari pengurus dan juga guru MGMP itu sendiri.
pembinaan guru di MGMP
26.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
Kalau Kepala Sekolah tidak melakukan pembinaan, jika memang membina itu pun tidak bersifat rutin.
Jakarta, 15 September 2014 Mengetahui,
Sri Rahayu, S.E. (Guru Kewirausahaan SMKN 58)
Lampiran 15
Hasil Wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur Rabu, 20 Agustus 2014/ pukul 09.38 WIB
Nama
: Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih
Asal Sekolah
: SMKN 51
(Wawancara dilakukan di SMKN 51)
Pertanyaan 1.
Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara umum seperti apa?
MGMP merupakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang memiliki keutamaan untuk menyamakan persepsi guru Kewirausahaan terhadap materi yang akan diajarkan kepada peserta didik sehingga bertujuan
agar
materi
yang
disampaikan
tidak
memiliki
penyimpangan antara guru Kewirausahaan dari satu sekolah dengan sekolah lainnya.
Program yang biasanya dilakukan adalah program inti, yaitu program yang memang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru. Lalu, kegiatan yang biasa dilakukan adalah membahas
mengenai
informasi
terbaru,
membahas
tentang
kurikulum, mendiskusikan silabus dan pembuatan RPP. 2.
Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan
MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa?
Pengembangan
sebagai
Diri Guru Kewirausahaan
Program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan saya guru,
yaitu
dalam
pembahasan
materi
pelajaran
Kewirausahaan, pembahasan silabus dan pembuatan RPP. 3.
Melalui
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Kegiatan
MGMP
Dalam MGMP Kewirausahaan kegiatan yang paling sering dilakukan adalah pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus, dan membuat RPP. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan MGMP memang ditujukan untuk peningkatan kemampuan guru dalam bidang pedagogik yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
4.
Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa?
Paling jarang dilakukan adalah kegiatan bazaar bersama, yaitu pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di Jakarta Timur. Hal ini disebabkan karena masih kesulitan dalam hal dana, selain itu masih sulitnya dalam menentukan waktu karena masih adanya kesibukkan dan program yang berbeda dari masing-masing sekolah.
5.
Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali?
Kegiatan dilakukan per tiga bulan, yaitu 3 sampai 4 kali dalam setahun.
Biasanya
dilakukan
pada
saat
sebelum
kegiatan
pembelajaran dan akhir kegiatan pembelajaran dengan melihat waktu ketika pembelajaran sudah tidak efektif. Selain itu, juga dilaksanakan jika memang terdapat kebutuhan bagi guru untuk melaksanakan pertemuan kegiatan MGMP. 6.
Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering membimbing atau membina?
Kegiatan pembinaan di MGMP dilakukan oleh guru Kewirausahaan sebagai anggota MGMP dan juga pengurus MGMP Kewirausahaan.
7.
Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha?
Iya terdapat adanya kegiatan untuk mengembangkan kewirausahaan bagi guru-guru sebagai anggota MGMP
8.
Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP? Jika MGMP Kewirausahaan mengadakan kegiatan maka saya selalu hadir.
9.
Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam kegiatan MGMP? MGMP merupakan organisasi yang bersifat non formal sehingga
Pelaksanaan
dalam MGMP sendiri tidaklah ada kebijakan pemberian sanksi bagi
Kegiatan
guru yang tidak hadir, jikalau ada itu hanya berupa teguran saja.
MGMP Kewirausahaan
Sanksi yang ada mungkin tidak bersifat hukuman fisik atau psikis, tetapi lebih kepada kerugian yang diterima oleh guru itu sendiri. Hal ini dikarenakan kegiatan MGMP Kewirausahaan dilakukan oleh guru yang memang mau dan peduli akan peningkatan kemampuan dirinya sehingga jika guru tidak hadir dalam kegiatan MGMP, maka kerugiannya adalah guru tersebut tidak mendapatkan dan tidak meningkatnya
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
memang
diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. 10.
Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan MGMP? Banyak guru Kewirausahaan yang memang tidak hadir dalam kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Kewirausahaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor dan yang paling utama karena faktor kebijakan sekolah. Ada dari pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk keluar mengikuti kegiatan MGMP karena memang terdapat jam mengajar dan tidak diperbolehkan meninggalkan peserta didik. Selain dari bentrokan jam, faktor selanjutnya adalah pihak sekolah tidak mau mengeluarkan
biaya transport bagi gurunya untuk mengikuti kegiatan MGMP. 11.
Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam MGMP Kewirausahaan?
Permasalahan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan adalah dari faktor kehadiran guru karena ada atau bahkan banyak guru yang tidak mengikuti dan aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan.
12.
Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut?
Untuk mengatasinya yang paling penting adalah kesadaran dari kebijakan sekolah dimana Kepala Sekolah memberikan pengertian dan iin bagi guru Kewirausahaan untuk mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru, serta dapat meningkatkan mutu sekolah secara tidak langsung.
13.
Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif?
Hal yang diperlukan adalah menyamakan persepsi baik oleh pimpinan sekolah maupun guru MGMP sendiri, karena ada beberapa orang atau pihak yang berpikir bahwa kegiatan MGMP hanya membuang-buang waktu dan tidak ada manfaat. Maka dari itu, masih terdapatnya guru yang tidak menghadiri kegiatan MGMP karena faktor tersebut, jadi agar lebih efektif perlu adanya penyatuan visi dan misi secara bersama.
14.
Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas partisipasi Anda mengikuti kegiatan?
Penghargaan spesifik tidak ada, namun kita untuk mengikuti kegiatan MGMP otomatis kita akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan, selain itu kita juga biasanya mendapatkan sertifikat (jika memang dibuat oleh MGMP) dan juga terkadang diberikan uang transport. Jadi, penghargaan yang diberikan hanyalah bersifat penunjang demi terlaksananya kegiatan.
15.
Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan
MGMP Kewirausahaan?
Ketika saya mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan banyak manfaat yang dapat saya ambil dan pelajari, yaitu : a. Dapat meningkatkan pengetahuan baik dalam hal Kewirausahaan maupun
secara
umum.
Hal
ini
dikarenakan
MGMP
Kewirausahaan juga melakukan pembahasan dan pemberitahuan mengenai berbaga informasi terbaru. b. Dapat melakukan silahturahmi dengan bertemu guru-guru Kewirausahaan dari berbagai sekolah lain c. Dapat melakukan sharing dengan guru-guru lain terkait kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran Kewirausahaan di kelas serta membahas tentang usaha yang dilakukan dari guru-guru lainnya. 16.
Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan seperti apa? Dengan mengikuti kegiatan MGMP saya merasakan ada hal positif yang memang dapat saya terapkan ketika saya melakukan pembelajaran terkait praktek Kewirausahaan. Hal ini karena pada saat kegiatan MGMP, saya bisa melakukan sharing dan berkomunikasi dengan guru-guru lainnya mengenai usaha apa saja yang dilakukan dalam pembelajaran Kewirausahaan sehingga dapat saling belajar satu sama lain.
17.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan? Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi guru sudah pasti diadakannya pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan setelah itu disampaikannya berbagai informasi, biasanya terkait pada materi pelajaran yang disampaikan oleh pengurus MGMP.
18.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan?
MGMP hanya memberikan arahan saja kepada para guru untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam memahami peserta didik, karena pada dasarnya peserta didik berbeda-beda. Namun, dalam prakteknya lebih ditekankan pada guru itu sendiri karena setiap sekolah pastilah berbeda-beda karakteristik dan penanganan bagi peserta didik.
Strategi yang dilakukan
19.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
MGMP bagi
mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan?
peningkatan
untuk
Dalam mengembangkan silabus, MGMP membentuk guru secara
kompetensi
berkelompok untuk membaca silabus, membedah isinya, dan
pedagogik guru
melakukan pembahasan mengenai materi yang sesuai untuk
kewirausahaan
diajarkan. 20.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
merancang
pembelajaran bagi guru Kewirausahaan?
Kegiatan dalam membuat RPP, MGMP juga membantu bagi guruguru dengan cara membentuk kelompok, serta dari kelompok tersebut baru dilakukannya pembahasan dan pembuatan RPP secara bersama dalam kelompok, setelah itu baru dipresentasikan kepada guru-guru yang lain.
21.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan
dalam
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan?
MGMP hanya memberikan arahan dan motivasi saja bagu guru Kewirausahaan dalam melaksanakan proses pembelajaran, serta menekankan
dan
mengingatkan
kepada
guru
bahwa
proses
pembelajaran Kewirausahaan bagi peserta didik diharuskan lebih banyak kegiatan praktek dibandingkan teori. Kegiatan MGMP tidak membahas mengenai praktek pembelajaran oleh guru secara langsung, karena untuk kegiatan tersebut bukanlah termasuk dalam ranah MGMP itu sendiri. 22.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru Kewirausahaan?
MGMP memberikan arahan bagi guru Kewirausahaan bahwa untuk penilaian pembelajaran dilakukan tidak hanya oleh guru itu sendiri, tetapi juga dari penilaian teman. MGMP berusaha mengingatkan guru dalam pemberian nilai bagi peserta didik, tidak hanya dari tgas individu atau hasil ulangan saja, melainkan juga tugas kelompok.
23.
Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya bagi guru Kewirausahaan?
MGMP melakukan sharing bersama dengan guru-guru lainnya terkait prktek yang telah dilakukan oleh guru-guru dalam pembelajaran Kewirausahaan, namun untuk praktek lebih ditekankan kembali kepada guru itu sendiri bagaimana pelaksanaan di sekolah.
24.
Siapa
saja
yang
bertanggung
jawab
dalam
kegiatan
MGMP
anggota
MGMP
Kewirausahaan bagi pembinaan guru?
jawab dalam pembinaan
MGMP
Kewirausahaan
beserta
bertanggung jawab dalam kegiatan yang dilakukan terkait untuk
Pihak yang bertanggung
Pengurus
pembinaan guru Kewirausahaan. 25.
Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan? Untuk ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri yang melakukan pembinaan bagi guru Kewirausahaan adalah
guru di
pengurus dan guru Kewirausahaan sendiri. namun, jika MGMP
MGMP
Kewirausahaan bekerja sama dengan pihak lain, seperti adanya proyek dari Suku Dinas Jakarta Timur maka biasanya yang melakukan pembinaan adalah narasumber dari luar, baik dari Sudin ataupun tidak. 26.
Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP?
MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur juga dibina oleh Kepala Sekolah maupun dari Sudin dan LPMP. Cara yang dilakukan MGMP Kewirausahaan, yaitu dengan memberikan laporan mengenai dana dan juga kegiatan apa saja yang telah dilakukan. Sehingga Kepala Sekolah maupun pihak lainnya hanya bertugas lebih kepada kegiatan monitoring dan evaluasi
Jakarta, 15 September 2014 Mengetahui,
Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih (Guru Kewirausahaan SMKN 51)
Lampiran 16
Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur Tahun 2014
No. 1.
Kegiatan Nama
kegiatan
yang
dilakukan
Keterangan MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 2.
Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
3.
-----
-----
Siapa yang melakukan pembinaan guru dalam kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
Wilayah
-----
Jakarta Timur 4.
Teknik yang dilakukan dalam pembinaan guru kegiatan
MGMP
Kewirausahaan
Wilayah
-----
Jakarta Timur 5.
Kehadiran guru Kewirausahaan pada kegiatan pembinaan
yang
dilakukan
MGMP
-----
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 6.
Sikap yang ditunjukkan guru dalam mengikuti kegiatan
MGMP
Jakarta Timur
Kewirausahaan
Wilayah
-----
Lampiran 17 KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Lamp. : Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 6 Februari 2014
Kepada Yth. Mu’arif. SAM, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Prodi Semester Judul Skripsi
: Alpina Ilham : 1110018200008 : Manajemen Pendidikan : VII (Delapan) : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kajur Manajemen Pendidikan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 1 004 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Lamp. : Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 6 Februari 2014
Kepada Yth. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Prodi Semester Judul Skripsi
: Alpina Ilham : 1110018200008 : Manajemen Pendidikan : VII (Delapan) : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kajur Manajemen Pendidikan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 1 004 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
Lampiran 18 KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Lamp. : Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 6 Maret 2014
Kepada Yth. di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Prodi Semester Judul Skripsi
: Alpina Ilham : 1110018200008 : Manajemen Pendidikan : VII (Delapan) : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kajur Manajemen Pendidikan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 1 004 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 26
Lampiran 25
Lampiran 27
BIODATA PENULIS
Alpina Ilham lahir di Jakarta pada tanggal 17 September 1991 dan merupakan anak kedua dari pasangan (Alm) Amsori dan Sulimah. Pendidikan TK (Taman Kanak-kanak) ditempuh tahun 1996 di TK Suci, kemudian lulus dari pendidikan dasar di SDN 11 pagi tahun 2003, selanjutnya penulis melanjutkan di SMPN 171 pada tahun 2006, dan pada tahun 2009 penulis menamatkan pendidikan menengah di SMAN 105 Jakarta. Setelah itu, penulis melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. Selama menempuh pendidikan, penulis juga pernah aktif dalam mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan, seperti (Rohis) Rohani Islam di SMPN 171 tahun 2003-2005, ( (Palang Merah Remaja) di SMAN 105 tahun 2006-2008, Pencak Silat Merpati Putih tahun di SMAN 105 tahun 2006-2007, LDK (Lembaga Dakwah Kampus) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2014, Postar (Pojok Seni Tarbiyah), dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) tahun 2011-2013.