PERBEDAAN EFEK PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN GERUSAN DAUN PETAI CINA (Leucaena glauca, Benth) DAN POVIDON IODINE 10 % DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA BERSIH PADAMARMUT (Cavia
porcellus) Ika Rahmawati, S.Kep.Ns, M.Kep Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
[email protected] ABSTRAK
Luka merupakan salah satu masalah dalam lingkup keperawatan medikal bedah. Povidon iodine 10% merupakan obat yang biasa dipakai untuk menyembuhkan luka, tetapi mempunyai efek samping menimbulkan iritasi pada kulit. Gerusan daun petai cina mengandung bahan – bahan yang ampuh untuk menyembuhkan luka tanpa efek samping. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan efek perawatan luka menggunakan gerusan daun petai cina dibandingkan dengan Povidon iodine 10%. Desain penelitian ini adalah true experiment dengan post test group only dengan sampel terdiri dari 20 ekor marmut yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan masing-masing 5 ekor yang dipilih dengan simple random sampling. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah rata-rata kesembuhan luka pada perlakuan perawatan luka menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram, gerusan daun petai cina 20 gram, gerusan daun petai cina 30 gram dan Povidon iodine 10% dengan uji statistik one way anova. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin besar dosis pemberian gerusan daun petai cina semakin mempercepat penyembuhan luka bersih yang didukung dengan hasil analisa statistik pada kelompok gerusan daun petai cina 30 gram p = 0,002 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara perawatan luka menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram dibandingkan dengan Povidon iodine 10%. Tetapi perawatan luka menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram dan 20 gram dibandingkan dengan Povidon iodine 10% hasil analisa menunjukkan p = 0,077 dan p = 0,008 dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan dengan menggunakan penilaian kesembuhan luka yang lebih komplek untuk menutupi keterbatasan dalam penelitian ini. Kata
kunci : Gerusan daun petai cina, penyembuhan, luka bersih
Povidon
iodine
10%,
kecepatan
ABSTRACT Wound is one of the problems within the scope of medical-surgical nursing. 10% povidone iodine is a drug commonly used to heal wounds, but has the side effect of causing irritation to the skin. Scours banana leaves chinese containing materials - a powerful ingredient to heal wounds without side effects. So that the necessary research to determine the difference effect of wound treatment using banana leaves chinese scours compared with 10% povidone iodine. The design of this study is true experiment with post test only with a sample group consisted of 20 head of guinea pigs were divided into 4 treatment groups respectively - each 5 tail selected with simple random sampling. Variables measured in this study is flat - flat wound healing in wound care treatment using banana leaves chinese scours 10 grams, banana leaves chinese scours 20 grams, banana leaves chinese scours and 30 grams of povidone iodine 10% with one-way
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 227
ANOVA statistical test. These results prove that the greater the dose of banana leaves chinese scours the net accelerating wound healing which is supported by the results of statistical analysis on the group scours China banana leaves 30 grams p = 0.002 so that there are significant differences between the treatment of wounds using banana leaves chinese scours 30 grams compared with 10% povidone iodine. But the wound care using banana leaves chinese scours 10 grams and 20 grams compared with 10% povidone iodine analysis showed p = 0.077 and p = 0.008 where there are no significant differences. Future studies should be performed using wound healing assessment is more complex to cover up the limitations in this study. Key words : Leucaena glauca, Benth, povidone iodine 10%, speed healing, wound clean PENDAHULUAN Luka digambarkan sebagai gangguan dalam kontinuitas sel-sel kemudian diikuti dengan penyembuhan luka yang merupakan pemulihan kontinuitas tersebut. Sedangkan luka bersih adalah luka bedah tidak terinfeksi dimana tidak terdapat inflamasi dan kontaminasi dari saluran pernafasan, percernaan, genital atau saluran kemih. Klasifikasi luka berdasarkan mekanisme cedera terdiri dari luka insisi, luka kontusi, luka laserasi atau luka tusuk. Sedangkan klasifikasi luka berdasarkan tingkat kontaminasi luka saat pembedahan terdiri dari luka bersih, luka kontaminasi bersih, luka terkontaminasi, dan luka kotor atau terinfeksi (Smeltzer, 2001). Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks namun sistematik. Proses penyembuhan luka meliputi peradangan, reepitelisasi, kontraksi luka, dan metabolisme kolagen (Kalangi, 2004). Pada proses penyembuhan luka ada banyak faktor yang mempengaruhi lambatnya penyembuhan luka diantaranya infeksi, gizi buruk, daya tahan tubuh tertekan, obat-obatan, diabetes, radiasi, penyakit, merokok, stres. Dalam proses penyembuhan luka hal ini perlu dihindari (Macruf, 2006). Proses penyembuhan luka membutuhkan perawatan yang mencakup pembersihan luka dan debridemen, pengolesan preparat antibiotik topikal serta pembalutan (Smeltzer, 2001).
the
Dalam perawatan luka untuk mempercepat penyembuhan luka secara medis bisa diolesi preparat antibiotik atau gel penutup luka. Sebelum gel penutup luka dan cairan antiseptik dengan berbagai merek di pasaran, secara tradisional sejumlah tanaman dan hewan telah digunakan untuk mencegah peradangan dan penyembuhan luka. Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri, bahan yang digunakan untuk perawatan luka adalah povidon iodine 10 %. Tetapi di salah satu sisi kandungan dari povidon iodine 10 % dapat menimbulkan iritasi pada luka, saat proses penyembuhan luka berlangsung. Alam Indonesia yang subur ini sudah menyediakan bahan alami dan ekonomis yang berasal dari tanaman. Salah satunya tanaman yang bisa digunakan sebagai pengobatan tradisional adalah petai cina. Terdapat berbagai macam kegunaan petai cina dalam kehidupan sehari-hari diantaranya daunnya bisa digunakan untuk mengobati luka baru dan bengkak dengan cara daunnya dikunyah atau digerus lalu ditempelkan pada luka (Ardhi, 2010). Berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan sebelumnya, dalam petai cina mengandung zat aktif yang berupa alkaloid, saponin, flavonoid, mimosin, lektin, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan vitamin B. Berbagai kandungan yang terdapat dalam daun petai cina
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 228
diperkirakan sebagai antiinflamasi adalah flavanoid. Sementara lektin berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Antibiotik yang terkandung dalam saponin dapat mempercepat penyembuhan luka karena menghambat pertumbuhan bakteri (Priosoeryanto, 2006). Berdasarkan fenomena dan teori di atas, peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut untuk mengetahui perbandingan kecepatan penyembuhan luka bersih dengan menggunakan gerusan daun petai cina (Leucaena glauca, Benth) dan povidon iodine 10 %. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian true eksperimental yang dilaksanakan dengan menggunakan hewan coba marmut (Cavia porcellus), untuk mengetahui efek perawatan luka dengan menggunakan gerusan daun petai cina dan Povidon iodine 10% dalam mempercepat penyembuhan luka bersih pada marmut (Cavia porcellus). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Anatomi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada tanggal 11-22 Agustus 2014. Yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah marmut (Cavia porcellus). Hewan coba ini dilakukan penyayatan atau pembuatan luka bersih, dengan kriteria : sehat, umur marmut (Cavia porcellus) antara satu sampai dua bulan, dengan jenis kelamin jantan, jenis marmut yang sama dan berat badan rata- rata 240 gram serta mendapatkan nutrisi yang sama. Sampel dilakukan pembagian menjadi empat kelompok, yaitu tiga kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan cara Random sampling. Dalam penelitian ini didapatkan jumlah
sampel tiap kelompok perlakuan sebanyak 5 ditambah 1 ekor sebagai cadangan. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah lama penyembuhan luka bersih. Sedangkan variabel Independennya adalah Perawatan luka bersih menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram, 20 gram, 30 gram, dan povidon iodine 10%. Langkah pertama dilakukan insisi pada sampel yang kemudian dilakukan pemberian perlakuan sesuai dengan rencana penelitian hanya pada empat kelompok perlakuan. Pada tahap akhir penelitian, sampel dilakukan penilaian terhadap kesembuhan luka bersih. Penilaian kesembuhan luka bersih dilakukan setiap hari dengan menggunakan metode Single Blind. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parametric Test yaitu One Way Anova dengan uji komparasi. HASIL Setelah dilakukan percobaan pada 20 ekor marmut (Cavia porcellus) selama 12 hari dengan perlakuan berupa perawatan luka bersih dengan menggunakan bahan yang berbeda didapatkan hasil sebagai berikut : 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
68% 62%
78% 58%
Series1 Series2
Gambar 1 Hasil Penilaian Lama Luka sembuh
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 229
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 5
Hari ke 6
Hari ke 4
Hari ke 7
Hari ke 8 Gambar 2 Perkembangan luka menggunakan gerusan daun petai cina mulai hari ke 2-hari ke 8
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6
Hari ke 7
Hari ke 8 Gambar 3 Perkembangan luka menggunakan Povidon iodine 10% mulai hari ke 2-hari ke 8
PEMBAHASAN a. Efek Perawatan Luka Menggunakan gerusan daun petai cina Dalam percobaan untuk kelompok perlakuan yang menggunakan gerusan daun petai cina dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan dosis pemberian yaitu kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram, kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 20 gram dan kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai
cina 30 gram. Dari hasil percobaan diperoleh lama penyembuhan luka bersih dari tiap kelompok perlakuan juga berbeda. Untuk kelompok perlakuan yang menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram memiliki lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 7, untuk kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 20 gram memiliki lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 6 dan untuk kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram memiliki lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 5. Dari hasil analisa statistik menunjukkan, perbandingan antara kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram dan Povidon iodine 10% adalah p = 0,002, gerusan daun petai cina 10 gram dan Povidon iodine 10% adalah p = 0,077, gerusan daun petai cina 20 gram dan Povidon iodine 10% adalah p = 0,008. Artinya gerusan daun petai cina 30 gram dan Povidon iodine 10% memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok yang lain. Hasil ini dikarenakan gerusan daun petai cina mempunyai sifat-sifat yang sangat bagus dan menguntungkan untuk perawatan luka, walaupun lama penyembuhan luka berbeda berdasarkan dosis pemberian tetapi untuk kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina memiliki lama penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan kelompok perlakuan menggunakan Povidon iodine 10%. Dari berbagai literatur telah disebutkan bahwa daun petai cina dapat digunakan untuk mengobati luka baru dan bengkak dengan cara ditumbuk halus atau dikunyah kemudian ditempelkan pada bagian yang luka dan dibalut dengan kain
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 230
pembalut (Padmiarso, 2008). Pada tahap pertama penyembuhan luka adalah peradangan. Selama peradangan benda-benda asing khususnya bakteri bisa menimbulkan peradangan persisten dan memperlambat penyembuhan luka (Sony, 2004). Salah satu kandungan daun petai cina yaitu tanin mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah kerusakan yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Untuk menghilangkan nyeri yang biasa timbul selama proses peradangan daun petai cina juga memiliki kandungan flavonoid yang berfungsi sebagai analgesik. Pada tahap pembentukan jaringan granulasi tampak pembuluh darah baru yang mengandung granula dari jaringan yang diinsisi (Sony, 2004). Pada daun petai terdapat kandungan saponin yang berfungsi meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru pada luka dan juga memacu pembentukan kolagen dengan adanya protein sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka. b. Efek Perawatan Luka Menggunakan Povidon iodine 10% Kecepatan penyembuhan luka bersih pada kelompok perlakuan menggunakan Povidon iodine 10% dibandingkan dengan kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina terutama yang menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram terjadi perbedaan yang sangat bermakna. Penggunaan Povidon iodine 10% saat ini sangat meluas dan sangat praktis untuk digunakan sebagai antiseptik utama baik untuk perawatan luka maupun untuk melakukan prosedur bedah yang lain. Povidon iodine 10% mampu membunuh semua
mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial baik bakteri gram negatif maupun bakteri gram positif, termasuk mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, spora, bakteri maupun jamur. Ada dua mekanisme yang mendasari efek antimikroba dari Povidon iodine 10%. Pertama Povidon iodine 10% mampu mengoksidase enzim untuk respirasi dan kedua melalui iodinasi asam amino. Tetapi di sisi lain mempunyai efek samping yang perlu untuk dipertimbangkan dalam pemakaiannya. Efek samping ini bisa berupa iritasi, reaksi toksik dari iodine, kulit terbakar dan perubahan warna kulit karena zat warna yang ada dalam Povidon iodine 10%. Kemampuan antimikroba juga dimiliki oleh Povidon iodine 10% dengan mengoksidase enzim respirasi dari bakteri seperti tyrosine. Cara lain dari Povidon iodine 10% untuk membunuh mikroba yaitu melalui iodinasi asam amino. Adanya iodine ini akan meracuni sehingga tidak dapat membentuk protein dan akan mengakibatkan mikroorganisme hancur (Fredrick, 2003). c. Perbedaan Efek Perawatan Luka Menggunakan Gerusan Daun Petai Cina Dan Povidon iodine 10% Dari hasil percobaan didapatkan hasil penilaian lama penyembuhan luka bersih. Pada kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram didapatkan jarak maksimal eritema kulit dari tepi luka yang sangat minimal dibandingkan dengan kelompok perlakuan dengan Povidon iodine 10%. Dari tabel 5.1 tentang hasil penilaian lama luka sembuh juga dapat dilihat
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 231
bahwa kelompok perlakuan dengan gerusan daun petai cina 30 gram menunjukan rata-rata lama penyembuhan yaitu 5,8 dengan lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 5. Nilai itu lebih kecil dibandingkan dengan kelompok perlakuan dengan Povidon iodine 10% yaitu rata-rata lama penyembuhan sebesar 7,8 dengan lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 8. Sedangkan kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram memiliki perbedaan lama penyembuhan yang tidak terlalu besar dibandingkan kelompok perlakuan dengan Povidon iodine 10% yaitu rata – rata lama penyembuhan sebesar 6,8 dengan lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 7. Kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 20 gram juga memilki rata – rata lama penyembuhan yaitu 6,2 dengan lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 6. Dari hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar dosis pemberian gerusan daun petai cina dapat mempercepat penyembuhan luka bersih. Begitu juga dengan hasil analisis One Way Anova menunjukkan p = 0,002 yang memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram dibandingkan kelompok perlakuan menggunakan Povidon iodine 10%. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 20 gram dan kelompok perlakuan menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram. Hasil ini dapat juga dipengaruhi oleh pengamatan yang hanya menggunakan mata telanjang
sehingga tidak bisa mengamati secara detail. Bisa juga karena prosedur pengolahan daun petai cina yang perlu disempurnakan. Selain itu Povidon iodine 10% dan daun petai cina memiliki kandungan yang sama dalam mempercepat penyembuhan luka namun pada daun petai cina belum diketahui efek samping yang bisa terjadi seperti pada penggunaan Povidon iodine 10%. Kemampuan dari gerusan daun petai cina tersebut diakibatkan karena daun petai cina mempunyai sifat – sifat yang sangat menguntungkan dalam perawatan luka. Daun petai cina mempunyai kandungan saponin untuk mengurangi proses inflamasi. Selain itu kandungan saponin juga dapat meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru dan memacu pembentukkan kolagen dibandingkan dengan Povidon iodine 10% yang disebabkan oleh kandungan dari masing – masing bahan. Kandungan tanin pada daun petai cina juga dapat berfungsi sebagai antioksidan yang menghambat pertumbuhan tumor dan enzim. Selain itu kandungan tanin juga barfungsi sebagai antiseptik yang dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Meskipun inflamasi adalah sebuah bagian vital dari respon normal untuk luka atau adanya infeksi, akan tetapi jika inflamasi menjadi luas dan lama maka hal itu dapat memperlambat proses penyembuhan atau bisa menyebabkan luka yang lebih berbahaya (Fredrick, 2004). Selain itu juga marmut yang dirawat menggunakan Povidon iodine 10% lebih hiperaktif dibandingkan dengan marmut yang dirawat menggunakan gerusan daun petai cina. Ini disebabkan karena
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 232
pada daun petai cina terdapat kandungan flavonoid yang berfungsi sebagai analgesik yang menghilangkan rasa sakit. Sebelum gel penutup luka dan cairan antiseptik dengan berbagai merek beredar di pasaran, secara tradisional sejumlah tanaman dan hewan telah digunakan masyarakat untuk mencegah peradangan dan menyembuhkan luka. Di antaranya daun petai cina dengan cara dikunyah atau ditumbuk halus (Ardhi, 2010). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kebiasaan masyarakat itu memang benar dan dapat dikembangkan lagi. Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar ilmiah penggunaan gerusan daun petai cina sebagai bahan alternatif untuk bahan perawatan luka bersih disamping Povidon iodine 10% yang masih sering digunakan sampai saat ini. Namun masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan cara yang lebih terkontrol untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengingat penelitian ini masih banyak kekurangan yang menurut peneliti hal itu bisa mempengaruhi hasil penelitian. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : a. Efek perawatan luka bersih dengan menggunakan gerusan daun petai cina 10 gram dapat mempercepat penyembuhan luka bersih dengan rata- rata penyembuhan 6,8 dengan lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 7. b. Efek perawatan luka bersih dengan menggunakan gerusan daun petai cina 20 gram dapat mempercepat penyembuhan luka bersih dengan rata-rata penyembuhan 6,2 dengan
lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 6. c. Efek perawatan luka bersih dengan menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram dapat mempercepat penyembuhan luka bersih dengan rata- rata penyembuhan 5,8 dengan lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 5. d. Efek perawatan luka bersih dengan Povidon iodine 10% dapat mempercepat penyembuhan luka bersih dengan rata-rata penyembuhan 7,8 dengan lama penyembuhan terbanyak pada hari ke 8. e. Efek perawatan luka bersih menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram memiliki perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan Povidon iodine 10%. Lama penyembuhan luka lebih cepat bila dilakukan perawatan luka menggunakan gerusan daun petai cina 30 gram. SARAN Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : a. Diperlukan penelitian yang lebih akurat untuk mengetahui efek samping dari daun petai cina. b. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi secara mikroskopis pada perawatan luka yang menggunakan daun petai cina. c. Diperlukan uji toksisitas, untuk mengetahui efek bahan yang terdapat pada daun petai cina. d. Masyarakat sebaiknya menggunakan daun petai cina sebagai alternatif untuk mempercepat penyembuhan luka. Daftar Pustaka 1.
Ardhi. 2010. Tanaman Obat : Manfaat / Khasiat Petai Cina (Leucaena leucocephala).
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 233
2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bandung : Sentra Informasi Iptek & Digital Library ITB Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC Hariana, H. Arief. 2008. Tanaman Obat dan Khasiatnya Seri 2. Jakarta : Penebar Swadaya Hartono. 2008. SSPS 16.0 Analisis Data Statistika Dan Penelitian. Bandung : Y. Rama Widya Hidayati, Isnaini W. 2009. Uji Aktifitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolin (Ten.) Steenis) Sebagai Penyembuh Luka Bakar Pada Kulit Punggung Kelinci, Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Kuraesin, Titin. 2007. Mengenal Luka dan Penanganannya. Jakarta : PT Karya Kita Raina. 2011. Ensiklopedi Tanaman Obat Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Absolut Ratnaningsih, Eko. 2007. Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Luka Bersih Antara Perawatan Luka Dengan Menggunakan Getah Batang
9.
10.
11. 12.
13. 14.
15.
Pisang Dengan Povidon Iodine 10% Pada Marmut (Cavia porcellus). Malang : Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1. Jakarta : EGC Sudjatmiko, Gentur.d.k.k. 2009. Menjahit Luka “Supaya Bekasnya Susah Dicari”. Jakarta : Sagung Seto Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suhendi, Edi. 2009. Mengelola Data Dengan SPSS 16.0 Untuk Peneliti Pemula. Bandung : Y. Rama Widya Suriadi. 2004. Perawatan Luka Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung Seto Wijoyo, Padmiarso M. 2008. Sehat Dengan Tanaman Obat Seri Keempat Jakarta : Bee Media Indonesia Wijoyo, Padmiarso M. 2008. Sehat Dengan Tanaman Obat Seri Keempat. Jakarta : Bee Media Indonesia
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 234