III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang digunakan adalah salak Pondoh. Luas kebun salak sebesar ± 3000 m2 dengan umur tanaman sekitar 20 tahun. B. Bahan dan Alat Penelitian 1.
Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga betina pada salak pondoh, larutan kolkisin konsentrasi 0,0 ppm; 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm dan 2,0 ppm, aquadest.
2.
Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sabit, tali senar, papan nama, gelas ukur, pipet, kertas, gunting, penggaris, jangka sorong, timbangan, kamera, spuit dan hand refractometer. C. Perancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan faktor tunggal yaitu konsentrasi (K). Konsentrasi
(K) terdiri dari 0,0 ppm; 0,5 ppm; 1,0 ppm ; 1,5 ppm dan 2,0 ppm. Tiap perlakuan memiliki ulangan sebanyak 6 kali. Pengambilan sampel yang digunakan dengan menggunakan purposive sampling. Perlakuan yang digunakan sebagai berikut : K0: Konsentrasi 0,0 ppm K1: Konsentrasi 0,5 ppm K2: Konsentrasi 1,0 ppm K3: Konsentrasi 1,5 ppm K4: Konsentrasi 2,0 ppm Jadi, diperoleh sebanyak 5 perlakuan
10
11
D. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan alat dan bahan Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan terutama bunga betina yang akan diberi perlakuan. Kemudian mempersiapkan larutan kolkisin sedengan konsentrasi 0,5 ppm, 1,0 ppm, 1,5 ppm, dan 2,0 ppm yang digunakan dalam setiap perlakuan serta papan nama sampel yang digunakan untuk menandai setiap sampel pohonnya. 2. Penetesan kolkisin pada bunga betina Sebelum melakukan penetesan terlebih dahulu harus memilih bunga betina yang belum diserbuki dengan kriteria seludang bunga yang tebal dan berwarna coklat kehijauan dengan bunga betina berwarna putih. Penetesan kolkisin pada bunga betina dimulai dengan membersihkan bunga betina dengan memotong seludang bunga salak agar tidak mengganggu. Bunga betina tersebut kemudian ditetesi dengan larutan kolkisin sesuai dengan konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan pada masing-masing perlakuan yaitu 0 ppm sebagai kontrol, 0,5 ppm, 1,0 ppm, 1,5 ppm dan 2,0 ppm. Penetesan dilakukan dengan menggunakan spuit dengan dosis kolkisin yang digunakan pada setiap sampel yaitu 5 ml. Setelah dilakukan penetesan kolkisin tersebut kemudian bunga betina disungkup dengan menggunakan daun atau kertas. 3. Penyerbukan Penyerbukan pada tanaman ini dilakukan dengan melihat bunga betina dengan ciri-ciri bunga berwarna merah dan mengeluarkan aroma harum. Waktu penyerbukan yang baik adalah pada hari kedua bunga mekar. Melakukan penyerbukan dengan memotong bunga jantan kurang lebih sebesar seruas jari tangan, kemudian mengetuk-ngetuk bunga jantan dan menaruhnya di bunga betina pada masing-masing perlakuan. Setelah itu membiarkan bunga menyerbuk secara alami dengan bantuan angin atau bantuan serangga. 4. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan dengan irigasi seminggu sekali. Sistem pengalirannya dilakukan dengan cara disalurkan pada selokan yang terdapat
12
pada tengah kebun salak. Air yang digunakan untuk pengairan pada saat musim kemarau berasal dari saluran irigasi yang ada. Pada saat musim kemarau, kebun salak yang letaknya berdekatan dengan sistem irigasi, pengairan dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit-parit yang telah dipersiapkan sampai tanah menjadi basah. Pengairan dilakukan secara bergiliran pada masing-masing petani salak pondoh b. Pemupukan Pemupukan dengan pupuk kompos dari sisa pemangkasan cabang tanaman salak. Pemangkasan tersebut hanya diletakkan diantara bedengan sehingga pangkasan tersebut terdekomposisi secara alami di tanah. c. Penyiangan Penyiangan tidak dilakukan secara rutin hanya ketika gulma disekitar tanaman salak dirasa mengganggu maka penyiangan dilakukanPenyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit, cangkul atau dengan tangan. d. Pemangkasan Pemangkasan merupakan tindakan pemeliharaan yang sangat penting pada
pertanaman
salak
pondoh.
Pemangkasan
bertujuan
untuk
menghilangkan pelepah daun yang sudah kering, mengatur kelembaban kebun, mencegah serangan hama dan penyakit, merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru, mengatur cahaya matari yang masuk ke kebun dan merangsang berbunganya tanaman. Pemangkasan dilakukan saat daun tanaman salak terlalu rimbun. Pemangkasan biasanya dilakukan 2-3 kali dalam setahun tergantung keadaan pelepah tanaman salak. e. Pengendalian OPT Hama yang biasa menyerang pada kebun salak ini adalah tikus, yang dikendalikan dengan melindungi buah salak yang sudah tua. Apabila tikus ini dibiarkan dapat menjadi hama yang sangat merugikan karena produksi akan menurun. Kemudian juga terdapat serangan penggerek batang, hama ini menyerang bagian tanaman yang masih muda seperti ujung tunas. Bagian yang terserang kemudian menjadi layu dan pertumbuhan tanaman
13
terhambat. Hama ini dapat dikendalikan dengan memangkas tanaman salak,agar penyakit tidak menular ke tanaman lainnya. Penyakit yang sering menyerang salak pondoh adalah cendawan putih. Penyakit ini menyerang batang dan buah salak pondoh. Buah yang terserang penyakit ini akan gugur, cepat busuk, dan warna kulitnya tidak menarik. Akibat dari serangan penyakit ini dapat menurunkan mutu salak pondoh. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan dan membuat saluran-saluran drainase. f. Pemanenan Pemanenan dilakukan sekitar tanaman berumur 6 bulan. Kematangan buah ditandai dengan ciri sisik telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman, bulu-bulunya hilang, warna kulit mengkilap, mudah lepas dari tandan dan telah beraroma salak. Cara pemanenannya adalah dengan memotong pangkal tangkai buah dengan menggunakan sabit. E. Pengamatan Peubah Adapun variabel pengamamatan penelitian tersebut antara lain: 1. Berat buah per tandan Berat buah per tandan dilakukan pada saat setelah pemanenan dengan menghitung berat setiap tandan menggunakan timbangan. Apabila dalam satu seludang bunga terdapat lebih dari 1 tandan, maka dilakukan rata-rata dari jumlah tandan yang terdapat dalam satu seludang bunga tersebut. 2. Jumlah buah jadi per tandan Jumlah buah jadi per tandan dilakukan pada saat pemanenan dengan cara melepas buah dari tandan lalu menghitung buah yang jadi setiap tandan pokok pada tanaman salak. 3. Berat 1 buah Berat per buah dapat diukur dengan timbangan analitik setelah dilakukan pemanenan dengan cara mengambil satu buah salak lalu menimbangnya. Pengambilan sampel buah dilakukan dengan mengambil 3 sampel salak dari bagian pangkal tandan, tengah dan ujung tandan. Sehingga didapatkan 9 sampel buah tiap tandannya.
14
4. Tebal daging buah Pengukuran tebal daging buah dilakukan dengan cara mengukur tebal buah salak dari bagian yang paling dekat dengan tepi menggunakan alat jangka sorong atau dengan mistar tanpa menyertakan kulit salaknya. 5. Jumlah biji per buah Jumlah biji per buah dapat dilakukan saat setelah pemanenan dengan mengupas kulit buah dahulu dan menghilangkan daging buah salak kemudian menghitung jumlah biji yang terdapat pada buah salak tersebut dengan memperhatikan bagian ujung, tengah dan pangkal tandan. 6. Banyaknya buah tanpa biji dalam 1 tandan Perhitungan banyaknya buah tanpa biji dapat diperoleh setelah buah salak dikupas seluruhnya pada setiap perlakuan kemudian menghitung buah yang tidak ada bijinya setiap satu tandan. Apabila didalam satu buah salak terdapat 1 biji maka tetap dihitung berbiji. 7. Berat biji per buah Berat biji per buah dapat diukur dengan menggunakan timbangan analitik yang sebelumnya dikupas dahulu kulitnya dan menghilangkan daging buah salaknya lalu menimbang biji setiap buahnya. 8. Kadar gula Pengukuran kadar gula buah salak dilakukan setelah pemanenan dengan cara mengambil buah salak lalu menghaluskan dan mengambil filtrate salak setelah itu meneteskan pada alat hand refractometer kemudian mengamati indeks biasnya F. Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis ragam berdasarkan uji F taraf 5 %. Apabila terdapat pengaruh beda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5 %.