15
III. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012 Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Waktu yang diperlukan kurang lebih selama tiga bulan, mulai Mei – Juli 2011.
B. Metode Kerja Kajian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat studi kasus (case study). Data yang telah terkumpul kemudian dideskripsikan sebagaimana adanya untuk menjelaskan keadaan perusahaan. 1. Pengumpulan data Dalam membahas dan menganalisis masalah pada kajian ini dibutuhkan data primer dan sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik observasi langsung di lapangan, meliputi wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan meliputi manajemen umum perusahaan dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1) dan melakukan pemantauan terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal yang dapat memberikan gambaran kondisi perusahaan. Pemilihan responden secara purposive, dengan pertimbangan kesediaan pihak manajemen untuk memberikan data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kajian
ini.Selain
itu,
dilakukan
wawancara
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, serta penentuan bobot dan peringkat untuk masing-masing faktor tersebut (Lampiran 2). Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka sebagai sumber analisa teori manajemenstrategik dan pemasaran, serta pengembangan usaha yang sesuai dengan kondisi perusahaan, juga data-data lainnya yang relevan dengan topik kajian.Selain itu, data sekunder yang diperlukan dalam menganalisa kelayakan usaha, diantaranya kapasitas produksi, kebutuhan
16
bahan baku, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung dan proyeksi hargaharga, serta asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan kegiatan usaha.
2. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif kualitatif.Analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui aspek pasar yang meliputi pemasaran, aspek produk meliputi kajian mengenai produk yang dihasilkan perusahaan, serta aspek pengembangan usaha.Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT, dengan penjabaran sebagai berikut : a. Matriks IFE dan EFE Matriks IFE dan EFE bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan, baik
internal
maupun
eksternal
perusahaan.Faktor-faktor
internal
diklasifikasikan menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan dianalisis dengan matriks IFE. Faktor-faktor eksternal diklasifikasikan atas peluang dan ancaman bagi perusahaan dan dianalisis dengan matriks EFE. Tahapan dalam pembuatan matriks IFE dan EFE (David, 2006) sebagai berikut : i. Tentukan dalam kolom 1 faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan ii. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dalam kolom 2, dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan semua faktor harus sama dengan 1,0. iii. Berikan peringkat 1 - 4 dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor kunci, tentang seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon faktor tersebut, dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik) hingga 1 (di bawah rataan). iv. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang. v. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing peubah untuk menentukan total dari nilai tertimbang bagi perusahaan.
17
Adapun bentuk matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Model Matriks IFE dan EFE Faktor Internal/Eksternal
Bobot (a)
Peringkat (b)
Nilai tertimbang (axb)
A. Kekuatan/Peluang 1. ............. 2. ............. n .............. Jumlah (A) B. Kelemahan/Ancaman 1. ............. 2. ............. n .............. Jumlah (B)
Dalam matriks IFE, total keseluruhan nilai yang dibobot berkisar antara 1,0 – 4,0 dengan nilai rataan 2,5. Nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan lemah dan nilai di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.Total nilai 4,0 menunjukkan perusahaan mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk mengantisipasi kelemahan dan total nilai 1,0 berarti perusahaan tidak dapat mengantisipasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang dimilikinya. Dalam matriks EFE, total keseluruhan nilai yang dibobot tertinggi adalah 4,0 yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang yang ada dan menghindari ancaman di pasar industri. Nilai terendah adalah 1,0 yang menunjukkan strategi yang dilakukan perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman yang ada. Setelah tersusun matriks IFE dan EFE, dilakukan kombinasi alternatif strategi dengan menggunakan matriks IE dan SWOT. b. Penentuan Pembobotan Teknik yang digunakan untuk menentukan penilaian terhadap bobot dari faktor internal dan eksternal (Matriks IFE dan EFE) adalah teknik Paired Comparison (Kinnear and Taylor, 1991). Teknik ini membandingkan
18
secara berpasangan setiap peubah pada baris (horizontal) dengan peubah pada kolom (vertikal). Perbandingan berpasangan merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat kualitatif, sehingga tidak semata-mata dengan pemberian bobot terhadap semua parameter secara simultan, tetapi dengan persepsi pembandingan atau perbandingan yang diskalakan secara berpasangan. Penentuan bobot setiap peubah yang dibandingkan menggunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan : 1 =jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 =jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 =jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Adapun bentuk dari penilaian bobot dengan metode Paired Comparison dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal perusahaan Faktor strategik internal/eksternal A
A
B
....
Total
Bobot
B ..... Total
Selanjutnya
bobot
setiap
faktor
strategik
diperoleh
dengan
menentukan total nilai setiap faktor strategik terhadap jumlah keseluruhan faktor strategik dengan menggunakan rumus berikut : Ai =
Xi n
Xi i 1
Dimana : Ai = bobot faktor strategik untuk faktor ke-i Xi = nilai faktor strategik untuk faktor ke-i i = 1, 2, 3, ..... n n = jumlah faktor strategik
19
c. Matriks IE Matriks IE digunakan untuk melakukan pemetaan terhadap skor total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari audit eksternal dan internal perusahaan.Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE dan total skor dari matriks EFE. Total skor matriks IFE dipetakan pada sumbu X dengan skor 1,0 – 1,99 yang menyatakan posisi internal adalah lemah, skor 2,0 – 2,99 posisinya rataan, serta skor 3,0 – 4,0 adalah posisi kuat. Total skor dari matriks EFE dipetakan pada sumbu Y dengan skor 1,0 – 1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0 – 2,99 adalah posisi rataan dan skor 3,0 – 4,0 adalah posisi tinggi. Matriks ini bermanfaat untuk menentukan posisi perusahaan, yang terdiri atas sembilan sel, namun secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu (1) strategi tumbuh dan kembangkan (grow and build) yang meliputi sel I, II atau IV dan strategi yang cocok untuk diterapkan, antara lain strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal); (2) jaga dan pertahankan, meliputi sel III, V atau VII, dapat dikelola dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk; (3) tuai atau divestasi, meliputi sel VI, VIII dan IX. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1
Total Skor Faktor Strategi Eksternal
(David, 2006). Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat 4,0 Tinggi
Rataan 3,0
Lemah 2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0
Menengah 2,0
Rendah 1,0
Gambar 1. Matriks Internal Eksternal
20
d. Matriks SWOT Manajemen perusahaan dapat menetapkan arah yang ingin dituju di masa depan, baik kesiapan menghadapi persaingan global maupun kemampuan memenuhi keinginan konsumen dengan melihat kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan yang dituangkan dalam matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan alat untuk merumuskan berbagai alternatif strategi yang diterapkan. Metode ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan, disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dari matriks SWOT, dapat dihasilkan empat tipe kemungkinan alternatif strategic, yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Strategi SO merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari/mengurangi dampak ancaman.Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang dan strategi WT bertujuan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai kekuatan yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.Kombinasi dari faktor internal dan eksternal dalam Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 2 (Rangkuti, 2005). IFE EFE OPPORTUNITIES (O) tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal STRATEGI SO : Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST : Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Gambar 2. Matriks SWOT
WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktorfaktor kelemahan internal STRATEGI WO : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
21
Analisis kuantitatif, terutama bertujuan melihat kinerja keuangan perusahaan dari investasi yang telah dilakukan.Analisa aspek keuangan seperti rasio likuiditas, aktivitas dan profitabilitas berguna untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan dan keadaan keuangan perusahaan serta proyeksi pengembangan perusahaan. Jenis rasio laporan keuangan, dikelompokkan ke dalam empat kelompok rasio (Sartono, 2001 dan Jusuf, 2008), yaitu : 1. Liquidity Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain : a) Current Ratio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek), yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Formulasinya : Aktiva Lancar Current Ratio = ---------------------- x 1 kali Kewajiban lancar b) Quick Ratio merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Formulasinya : (Aktiva lancar – persediaan) Quick Ratio = ----------------------------------- x1 kali Kewajiban lancar 2. Leverage Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.. Rasio - rasio ini antara lain : a) Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan antara total kewajiban (total hutang) dengan total modal sendiri (equity). Formulasinya : Total Kewajian Debt to Total Assets Ratio = --------------------- x1 kali Modal Sendiri b) Long Term Leverage, yaitu perbandingan anatara kewajiban jangka panjang dengan modal sendiri.
22
Formulasinya : Kewajiban jangka panjang Long Term Leverage = ----------------------------------- x 1 kali Modal sendiri 3. Profitability Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio - rasio ini antara lain : Laba bersih a) Net profit margin = --------------- x 100% Penjulan Laba bersih b) Return on invest = ------------------- x 100% Total Aktiva Laba bersih c) Return on equity = ------------------- x 100% Modal sendiri 4. Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Rasio-rasio ini antara lain: a) Receivable Turn Over Sales Receivable turnover = ----------------------Account receivable b)Periode Pengumpulan Piutang 360 Average collection period = -------------------------Receivable turnover c) Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Formulasinya : Cost of Goods Sold Inventory Turnover = ------------------------Average Inventory 360 Average days in inventory = -----------------------Inventory turnover
23
d) Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Formulasinya : Sales Total Assets Turnover = --------------Total Assets 5. Growth Ratio/Rasio pertumbuhan, yaitu mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk
mempertahankan
posisi
ekonominya
dalam
partumbuhan ekonomidan industri. Rasio-rasio ini antara lain (1) Rasio pertumbuhan laba merupakan perbandingan harga pokok penjualan dan biaya operasional dibagi dengan penjulan; (2) Rasio tingkat pertumbuhan penjualan, membandingkan antara penjualan pada akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya makin besar, maka tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan makin baik.
C. Aspek Kajian Secara umum, aspek yang dikaji dalam kajian ini adalah aspek operasional dan pengembangan usaha. 1. Aspek operasional, meliputi sarana dan prasarana, proses produksi, kapasitas produksi, ketersediaan bahan baku, SDM dan pembiayaan. a. Sarana dan prasarana Untuk mengetahui berbagai peralatan yang digunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan proses produksi. b. Proses dan kapasitas produksi Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk sampai dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas produksi dan mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar. c. Ketersediaan bahan baku Untuk mengetahui ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan. Hal ini penting untuk menjaga keberlangsungan kegiatan produksi.
24
d. Sumber daya manusia Untuk mengetahui jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat pendidikan yang diperlukan dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dimaksud. e. Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dalam mengembangkan usaha, melalui pendekatan kriteria investasi yang digunakan beserta perhitungannya, seperti
Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability
Ratio, dan Activity Ratio.
2. Aspek pengembangan usaha meliputi prospek dan kondisi pasar, persaingan usaha, efisiensi, serta sistem dan strategi pemasaran. a. Prospek dan kondisi pasar Memberikan gambaran tentang permintaan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar, juga memberikan gambaran tentang hasil produksi dan faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Selain itu juga memberikan gambaran tentang mekanisme penetapan harga jual produk dalam hal ini adalah hubungan antara harga jual dengan permintaan dan penawaran oleh pihak pembeli, serta faktor yang mempengaruhi harga jualnya. b. Persaingan usaha Memberikan gambaran tentang pasar yang akan dituju, serta peluang dan kendalanya. c. Sistem dan strategi pengembangan usaha serta pemasarannya Memberikan gambaran tentang sistem pemasaran dan menyusun strategi yang tepat untuk diterapkan dalam memenangkan persaingan usaha.