5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian bank menurut Kasmir (2008) dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara bank tidak terlepas dari masalah keuangan. 2.2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank Kasmir (2008) menyebutkan dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank terdiri atas. 1. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Laporan kontinjensi
merupakan
tagiahan
atau
kewajiban
bank
yang
kemungkinan timbul tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan kontinjensi dan komitmen disajikan tersendiri tanpa pos lama. 3. Laporan laba rugi
6
Laporan
laba
rugi
merupakan
laporan
keuangan
bank
yang
menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 4. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua faktor yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. a. Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya b. Laporan Keuangan Gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan konsolidasi merupakan laporan
keuangan
bank
yang
bersangkutan
dengan
anak
perusahaannya 2.3. Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Bank Kasmir (2008) laporan keuangan mempunyai tujuan tersendiri. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut. 1. Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki. 2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu. 4. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut
7
5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 6. Memberikan infomasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank. 7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan. 2.4. Penilaian Kesehatan Bank Menurut Kasmir (2008) untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bankbank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau dihentikan kegiatan operasinya. Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktifitasnya dalam suatu periode tertentu. 2.5. Analisis CAMELS Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari: 1. Permodalan (Capital) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku; b. komposisi permodalan; c. trend ke depan/proyeksi KPMM;
8
d. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank; e. kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan); f. rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha; g. akses kepada sumber permodalan; dan h. kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. 2. Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif; b. debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit; c. perkembangan aktiva produktif bermasalah (non performing asset) dibandingkan dengan aktiva produktif; d. tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP); e. kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif; f. sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif; g. dokumentasi aktiva produktif; dan h. kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. 3. Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. manajemen umum; b. penerapan sistem manajemen risiko; dan c. kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 4. Rentabilitas (Earnings)
9
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. return on assets (ROA); b. return on equity (ROE) c. net interest margin (NIM); d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO); e. perkembangan laba operasional; f. komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan; g. penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya; dan h. prospek laba operasional. 5. Likuiditas (Liquidity) Penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan; b. 1-month maturity mismatch ratio; c. Loan to Deposit Ratio (LDR); d. proyeksi cash flow 3 bulan mendatang; e. ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti; f. kebijakan
dan
pengelolaan
likuiditas
(assets
and
liabilities
management/ALMA); g. kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan h. stabilitas dana pihak ketiga (DPK). 6. Sensitivitas (Sensitivity to Market Risk) Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut:
10
a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga; b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar; dan c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. 2.6. Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Penentuan peringkat komposit ini dilakukan dengan menetapkan peringkat setiap komponen berdasarkan perhitungan dan analisis. Perhitungan dan analisis dilakukan dengan mempertimbangkan indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan. Kemudian berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor tersebut, ditetapkan peringkat setiap faktor. Selanjutnya, hasil penetapan faktor ditetapkan peringkat komposit yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Peringkat Komposit 1 (PK-1) atau dipersamakan dengan Peringkat Komposit 2 (PK-2) Mencerminkan bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perkonomian dan industri keuangan. Selain itu, bank dalam kategori ini mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perkonomian dan industri keuangan, namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor /kecil yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin, sehingga dikategorikan "Sehat". 2. Peringkat Komposit 3 (PK-3) Mencerminkan bahwa bank tergolong cukup baik, namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk, yang dapat terjadi apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif, sehingga dikategorikan "Cukup Sehat". 3. Peringkat Komposit 4 (PK-4) Mencerminkan bahwa bank tergolong kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank
11
memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari beberapa faktor yang tidak memuaskan. Apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif, bank akan berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, sehingga dikategorikan "Kurang Sehat". 4. Peringkat Komposit 5 (PK-5) Mencerminkan bahwa bank tergolong tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya dikarenakan kondisi bank sangatlah buruk, sehingga dikategorikan "Tidak Sehat". 2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis dilakukan oleh Farhani (2009) yaitu dengan judul: Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank Agroniaga, Tbk dengan Menggunakan Metode CAMELS. Alat analisis dari hasil penilaian peringkat masingmasing faktor CAMELS, Peringkat Komposit yang merupakan penilaian akhir tingkat kesehatan PT Bank Agroniaga, Tbk pada tahun 2005, 2007 dan 2008 berada pada peringkat 2 (Predikat Baik) dengan bobot masing-masing sebesar 37,5 persen , 35,5 persen dan 35,5 persen yang mencerminkan bahwa bank ini tergolong “Baik” (Sehat) dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan indutri keuangan, namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi dengan tindakan rutin. Pada tahun 2006 peringkat komposit bank ini berada pada Peringkat 3 (Predikat Cukup Baik) dengan bobot sebesar 32 yang mencerminkan bahwa bank tergolong “Cukup Baik” (Cukup Sehat) namun terdapat
beberapa
kelemahan
yang
dapat
menyebabkan
peringkat
kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Nurhayatun Nufus (2009) dengan judul: Penggunaan Analisis CAMELS pada Pengukuran Tingkat Kesehatan PT Bank Central Asia, Tbk Tahun 2007-2008. Metode yang digunakan adalah metode CAMELS yang diukur ialah faktor Capital,
12
Assets, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada tahun 2007 maupun tahun 2008 PT Bank Central Asia, Tbk mendapatkan sebagai predikat bank yang sehat. Hal ini dikarenakan masing-masing komponen dalam CAMELS menempati peringkat komposit 1 dan 2 serta melebihi syarat minimum bank untuk masing-masing komponen yang sudah ditetapkan Bank Indonesia. Oleh kareba itu PT Bank Central Asia, Tbk dinyatakan sebagai ban yang “sehat” pada tahun 2007 dan 2008 dengan skor CAMELS seratus persen.