I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian yang mengemban misi untuk menyediakan pangan asal hewan yang bergizi dan berdaya saing tinggi.
Di Indonesia, perkembangan perusahaan
pembibitan (Breeding Farm) sangat signifikan dan menyebar hampir keseluruh wilayah.
Peluang membuka usaha peternakan bibit ayam parent stock di
Indonesia cukup menjanjikan, karena perusahaan peternakan yang ada di Indonesia saat ini masih sedikit. PT. Charoen Phokpand merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang breeding dan hatchery (penetasan) telur, dengan produk utamanya berupa bibit ayam (DOC).
Disamping itu menghasilkan produk sampingan
berupa telur komersil, daging ayam afkir, dan pupuk kandang. Perkembangan usaha pembibitan parent stock terus meningkat karena permintaan bibit ayam broiler komersil (DOC) setiap tahun semakin tinggi, sejalan dengan perkembangan penduduk dan kesadaran penduduk akan pentingnya gizi, yang menyebabkan terjadinya pergeseran konsumsi rumah tangga dari nabati keprotein hewani seperti telur, daging dan susu (AAK, 1989). Usaha pembibitan parent stock proses pemeliharaannya dimulai dari pemeliharaan fase starter. Fase starter adalah fase yang paling menentukan, karena fase starter merupakan salah satu fase kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase starter ini akan diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan peternak
1
untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase starter akan menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik ayam tidak dapat muncul secara optimal. Pemeliharaaan parent stock pada fase starter performance (pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan keseragaman) sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam manajemen pemeliharaan (Miku dan Sumiati, 2010). Untuk mengukur berhasil atau tidaknya pemeliharaan parent stock pada fase starter PT. Charoen Phokpand Jaya Farm menetapkan standar performance yang harus dicapai. Berdasarkan hal diatas maka dapat diangkat judul “Perbandingan Performance Parent Stock Broiler Strain Cobb Dengan Standar Yang Ditetapkan Pada Fase Starter Di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru.
1.2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah: a) Untuk melihat hasil perbandingan performance yang didapatkan dengan standar yang ditetapkan oleh PT. Charoen Phokpand. b) Menambah
pengetahuan,
dan
keterampilan
dalam
bidang
usaha
peternakan. c) Memenuhi persyaratan kelulusan Diploma III Program Studi Peternakan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayam Pembibit Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilkan ternak untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikosumsi (Suharno, 2012).
Suharno
(2012), menyatakan bahwa ada 4 usaha pembibitan yaitu pembibitan untuk mengahasilkan ayam galur murni (pure line), pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit buyut (great grandparent stock), pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit nenek (grandparent stock), dan pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit induk (parent stock). Ayam pembibit atau parent stock adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi grandparent stock (Sudaryani dan Santosa, 1993). Menurut North dan Bell (1990) dalam Eko (2015), tipe ayam pembibit atau parent stock ada dua macam yaitu tipe ayam pembibit pedaging dan tipe ayam pembibit petelur. Ciri ayam pembibit pedaging yaitu bobot badan yang besar, jengger serta pial merah cerah, dan mata nya bersinar. Ayam yang digolongkan tipe pedaging menghasilkan daging relatif banyak dalam waktu yang cepat. Ayam tipe pedaging memiliki karakteristik penghasil telur yang relatif lebih sedikit, bergerak lambat dan tenang, dewasa kelamin lebih lambat, dan beberapa ayam tipe pedaging memiliki bulu kaki dan masih suka mengeram (Sudaryani dan Santosa, 1993).
3
2.2. Parent Stock Strain Cobb Parent stock ayam pedaging merupakan generasi keempat dari urutan silsilah pembibitan ayam pedaging.
Urutan pertama adalah pure line yang
merupakan galur murni ayam jantan dan betina yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik dan dikembangkan secara inbreeding, urutan kedua adalah great grandparent stock yang merupakan ayam bibit dasar, urutan ketiga adalah grandparent stock yang merupakan ayam bibit nenek, urutan keempat adalah parent stock yang merupakan ayam bibit induk dan urutan terakhir adalah final stock (ayam niaga) yang merupakan produk akhir pembibitan ayam ras dan tidak boleh disilangkan lagi (Sudaryani dan Santosa, 1993). Pada setiap strain bahkan dalam satu strain performance parent stock yang dihasilkan berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan dimana dikembangkan. Perusahaan pembibitan dipastikan memilih strain yang mudah beradaptasi diberbagai kondisi dan mampu menghasilkan telur tetas yang kualitasnya sesuai dengan permintaan (Prambudi, 2007). Salah satu parent stock broiler breeder yang banyak dipelihara oleh perusahaan pembibitan di Indonesia adalah parent stock strain Cobb. Menurut Prambudi (2007), Parent stock strain Cobb merupakan bagian dari ayam pedaging dimana mampu berkembang dengan cepat sehingga apabila kecukupan nutrisi untuk pembentukan otot dan tulang tidak terpenuhi maka akan muncul gejala-gejala kelumpuhan.
Cobb-Vantress Inc sebagai perusahaan pembibitan
ayam yang telah menggunakan bioteknologi moderen mampu menghasilkan genetik yang baik dari tahun ketahun. Seleksi yang ketat mampu menghasilkan strain yang unggul.
4
Prambudi (2007), menambahkan bahwa strain Cobb yang saat ini dihasilkan oleh Cobb Vantress Inc mempunyai keunggulan komparatif dibanding strain yang lain seperti tingkat pertumbuhan yang cepat, breast formation yang baik, konversi ransum yang semakin baik, mempunyai struktur tulang dan otot yang lebih baik, dan mempunyai kualitas daging yang baik.
2.3. Pemeliharaan Parent Stock Sudaryani dan Santosa (1993), menyatakan bahwa ayam pembibit induk (parent stock) adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi grandparent stock. Pemeliharaan ayam parent stock tidak berbeda jauh dengan pemeliharaan ayam final stock, yang membedakan hanya tujuan dari pemeliharaannya, dalam hal ini yang diharapkan adalah produksi dan daya tetas telur. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghasilkan produksi yang tinggi seperti kandang dan temperatur kandang.
2.4. Performance Parent Stock Salah satu cara agar para peternak, perusahaan dan pelaku pembisnis lain bisa mengukur keberhasilan dalam pemeliharaan parent stock pada fase starter maka sangat berlaku performance yang didasarkan pada pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan keseragaman (Miku dan Sumiati, 2010). Pertambahan bobot badan adalah penambahan bobot badan ayam pada selang waktu tertentu. Rasyaf (2008), menyatakan bahwa pertambahan bobot badan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
5
PBB =
-
Keterangan: PBB
= pertambahan bobot badan = berat badan pada waktu t = berat badan pada waktu yang lalu
t
= dalam peternakan ayam biasanya dalam kurun waktu satu minggu Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak pada
waktu tertentu. Konsumsi pakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: konsumsi pakan = jumlah pakan yang diberikan – sisa pakan. Menurut Surwono (2013) dalam Sholikin (2011), konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dihabiskan oleh ayam dalam waktu tertentu untuk memproduksi telur atau daging. Konversi pakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keseragaman berasal dari kata seragam yang telah mendapat kata awalan maupun akhiran.
Namun terlepas dari itu arti dari kata keseragaman adalah
menggunakan atau perlakuan sesuatu yang berpredikat. Kegunaan keseragaman ini berbeda-beda ada yang berguna untuk kemudahan pengelompokan dan ada juga yang berguna untuk pencapaian suatu tujuan. Dalam pemeliharaan ternak berupa pembibitan maupun penggemukan, keseragaman sangatlah penting artinya, misalnya keseragaman berat badan bagi bakal indukan ayam pedaging maupun indukan petelur. Keseragaman bobot badan ayam sangatlah penting diperhatikan dalam usaha pembibitan ayam, karena keseragaman akan berpengaruh terhadap
6
tingkat produktivitas ayam. Semakin tinggi keseragaman ayam dipelihara maka semakin bagus tingkat produktivitas ayam (Tamrin, 2013). Rahayu et all (2011), menyatakan bahwa keseragaman dapat dicari dengan langkah – langkah sebagai berikut:
Hitung rata-rata berat ayam.
Buat range berat plus atau minus 10% dari rata-rata tersebut.
Hitung jumlah ayam yang termasuk kedalam renge berat plus atau minus 10% tersebut.
Terakhir cari persentase keseragaman.
7
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Pengalaman Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 17 Maret sampai 31 Mei 2015.
Tempat
pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yaitu disalah satu perusahaan peternakan (breeding farm) di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru yang terletak di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada pemeliharaan fase starter di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah sebagai berikut: peralatan untuk membersihkan kandang, waring, peralatan induk buatan, peralatan pakan, peralatan minum, tabung gas beserta isinya, heater, drum dan ember celup kaki, termometer, timbangan analitik, debeaker, peralatan vaksin, keranjang ayam, alatalat tulis, buku recording, alkohol, tali rafia, antibiotik, insektisida, racun tikus, desinfektan, glukolin, perfexol, pakan ternak, vitamin dan vaksin.
3.3. Prosedur Kerja 3.3.1. Persiapan Kandang Jenis kandang yang digunakan dalam pemeliharaan parent stock di PT. Charoen Phokpand adalah kandang closed house. Menurut Fadillah dkk (2007) dalam Anonymous (2013), kandang sistem closed house adalah kandang tertutup
8
yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stres yang terjadi pada ternak. Sebelum DOC masuk (chick in) perlu adanya persiapan kandang yang matang karena dengan kurangnya persiapan maka akan berpengaruh terhadap ayam itu sendiri tentunya terhadap kesehatannya. Persiapan kandang merupakan tahap penting dalam pemeliharaan ayam. Tahapan persiapan kandang seharusnya dilakukan selama 30 hari sebelum DOC datang. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam persiapan kandang sebelum DOC masuk (chick in) di PT. charoen Phokpand yaitu sebagai berikut:
3.3.1.1. Pencucian dan Strerilisasi Kandang
Pasang racun tikus secara merata didalam kandang.
Kandang disemprot dengan obat serangga (cynoff) dan formalin.
Keluarkan kotoran dan litter dengan cara memasukkannya kedalam karung dan kemudian diangkut keluar peternakan.
Keluarkan seluruh peralatan kandang dan kemudian cuci dan sanitasi seluruh peralatan kandang.
Cuci seluruh kandang dengan air yang dicampur dengan deterjen mulai dari lantai kandang, dinding kandang, atap kandang, tirai kandang, kipas, dan pipa air minum. Biarkan sampai kering lalu dibilas dengan air.
Semprot seluruh kandang menggunakan desinfekatan (formalin).
9
Semprot seluruh kandang dengan menggunakan insektisida (cynoff, soda api, iodosept, dan bestaquam) dan desinfektan (formalin) sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Terakhir lakukan pengapuran lantai kandang.
3.3.1.2. Persiapan Brooding Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam persiapan brooding:
Pemasangan waring Waring digunakan sebagai alas litter untuk DOC serta sebagai pagar
pembatas, sehingga sekam yang digunakan sebagai litter tidak akan jatuh kebawah karena terhalang oleh waring. Waring tersebut akan diletakkan di atas slat berjumlah 5 buah waring yang dipasang memanjang, sehingga tiap waring harus digabungkan dengan cara dijahit bagian tepinya. Setelah dijahit pada bagian tepi waring akan ditarik keatas dan diikatkan dengan pengait diatap kandang, sehingga saat chick in nantinya DOC tidak akan bisa keluar dari area brooder.
Penaburan serutan kayu dan sekam untuk litter Setelah waring terpasang rapi diatas slat maka selanjutnya dilakukan
penaburan serutan kayu dan sekam, sekam ditaburkan diatas slat yang telah tertutup oleh waring, penaburan sekam biasanya dilakukan pada hari ke 15 sebelum DOC masuk, ketebalan sekam yang ditaburkan yaitu 10 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadillah et all (2007) dalam Anonymous (2013), yang menyatakan bahwa hendaknya ketebalan litter yaitu antara 8 – 10 cm.
10
Pemasangan tirai partisi Tirai partisi merupakan tirai yang terbuat dari plastik kaca berwarna putih
yang dipasang pada sekat pen, pemasangan tirai partisi ini berfungsi sebagai batas untuk mengisolasi panas yang terpancar dari heater, sehingga pemanasan lebih optimal, selain itu tirai partisi juga berfungsi untuk mengisolasi udara yang masuk ke kandang, sehingga tidak langsung mengenai DOC.
Pemasangan tirai partisi biasanya dilakukan bersamaan dengan
penaburan sekam atau sehari setelah penaburan sekam.
Pemasangan tirai kipas Tirai kipas merupakan semacam ventilasi yang digunakan selama masa
brooding yang berfungsi untuk mengatur suhu dan aliran udara dalam kandang. Ukuran tirai kipas yang dipasang sudah diperhitungkan tingginya. Tinggi tirai kipas yang ditetapkan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah 25 cm. Pemasangan tirai kipas harus sesuai dengan ukuran yang ditetapkan apabila kurang atau lebih dari yang ditetapkan akan berpengaruh terhadap suhu dalam kandang.
Pemasangan sekat brooder Brooder merupakan induk buatan sebagai tempat pemeliharaan ayam fase
starter.
Dalam pemeliharaannya brooder jantan dan betina dipisahkan.
Kapasitas ayam per brooder di tiap perusahaan berbeda-beda. Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm standar kepadatan ayam per brooder yaitu 35-40 ekor/m². Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Fadilah et all (2007) dalam Anonymous (2013), yang menyatakan bahwa kepadatan DOC untuk tiap meter persegi yaitu antara 50-70 ekor/m². Diantara brooder satu dan lainnya
11
diberi satu ruangan dengan lebar 6 m untuk brooder jantan dengan betina dan 4,5 m untuk brooder betina dengan betina, hal ini bertujuan agar ayam yang keluar dari satu brooder dapat diketahui dan tidak langsung tercampur dengan brooder disebelahnya. Pada setiap brooder dibatasi dengan sekat. Ukuran sekat brooder yaitu panjang 3,5 m dan lebar 0,5 m. Jumlah tiap kandang ada 10 brooder yang terdiri dari 2 brooder untuk jantan dan 8 brooder untuk betina, masing-masing brooder jantan dan betina terbagi menjadi 2 line kanan dan kiri.
Penyemprotan dengan desinfektan Penyemprotan kandang bagian dalam dan luar dengan formalin 10%.
Penyemprotan ini dilakukan setelah sekat brooder terpasang, tujuannya yaitu untuk memastikan agar hama penyakit yang tersisa dapat dilumpuhkan.
Pemasangan instalasi heater (pemanas) Pemanas yang digunakan pada pemeliharaan fase starter di PT. Charoen
Pokphand yaitu heater. Heater merupakan pemanas yang dihasilkan dari gas elpiji dengan bantuan aliran listrik melalui pengaturan dari kontrol panel. Cara instalasi heater yaitu pengoprasian melalui kontrol panel/temtron dengan cara menentukan suhu tertinggi dan terendah jika suhu sudah mencapai suhu tertinggi, maka blower akan hidup secara otomatis dan heater mati. Dan sebaliknya jika mencapai suhu terendah maka blower akan mati lalu heater akan hidup. Tiap kandang terdapat 2 heater yang terletak di dalam kandang yaitu 1 di bagian depan dan 1 di bagian tengah. Heater dinyalakan selama 24 jam dari DOC umur 1-3 hari, selanjutnya penggunaan heater disesuaikan dengan keadaan suhu kandang sampai DOC berumur 14-15 hari. Heater
12
mulai tidak difungsikan dan dikeluarkan dari kandang yaitu ayam pada umur 16 hari. Penggunaan heater ini bertujuan agar panas yag dipancarkan dapat menyebar ke seluruh ruangan kandang yang cukup luas. Heater dicek dan dinyalakan 12-24 jam sebelum DOC masuk, hingga tercapai suhu 33ºC. Kemudian heater dimatikan dan akan dinyalakan lagi pada 2 jam sebelum DOC masuk.
3.3.2. Persiapan Peralatan dan Penanganan Saat DOC Datang Adapun persiapan yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru sebelum DOC datang adalah pemasangan termometer ruang 24 jam sebelum DOC datang, pengecekan heater (pemanas), pemasangan koran sebagi alas litter, pengaturan tata tempat pakan dan tempat minum, menebarkan sedikit pakan diatas litter, dan pengisian skop penampung nipple dengan air yang sudah dicampur dengan glukolin. Sedangkan penanganan saat DOC datang yang diterapkan di PT. Charoen Pokphand adalah mengecek surat jalan serta jumlah box DOC, menghitung jumlah DOC per box dan melakukan seleksi dan culling terhadap DOC yang cacat atau buruk performance nya, melakukan pengolesan luka pada kaki pejantan yang habis dipotong dengan betadin, mencelupkan paruh DOC kedalam air yang sudah dicampur dengan glukolin, menimbang sampel bobot badan DOC sebanyak 10% dari populasi per brooder, dan memasukkan DOC kedalam brooder.
13
3.3.3. Manajemen Pemberian Pakan dan Minum 3.3.3.1. Pemberian Pakan Pemberian pakan pada fase starter di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru pada minggu pertama dilakukan secara adlibitum, minggu kedua sampai minggu ke empat pemberian pakan pada ayam disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT. Charoen Phokpand. Tujuan pemberian pakan pada fase starter adalah untuk pertumbuhan dan hidup pokok.
Pakan yang
diberikan pada fase stater ada dua jenis yaitu jenis 530 J untuk minggu pertama dan 531 J untuk minggu kedua sampai minggu keempat.
Di PT.
Charoen
Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru penyusunan pakan perharinya dilakukan satu kali dalam seminggu (weekly) yang dibuat oleh supervisor.
3.3.3.2. Pemberian Minum Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum. Saat ayam berumur 0-4 hari, pemberian air minum menggunakan gallon sebanyak 10 buah/broodernya. Untuk ayam berumur >4 hari pemberian air minum menggunakan nipple. Nipple yaitu tempat minum otomatis dari bahan plastik dengan pentil stainless pada bagian bawahnya yang bila ditekan akan mengeluarkan air. Dalam satu kandang dipasang empat jalur rangkaian nipple yang panjangnya disesuaikan dengan panjang kandang.
Jarak setiap nipple 30 cm dan setiap satu nipple dapat
digunakan 8 ekor ayam. Perangkat tempat nipple terdiri dari pipa paralon untuk saluran air minum, pentil nipple, sendok plastik, pipa besi sebagai penyangga paralon, tali penggantung pipa besi dan paralon, kawat kejut dibagian atas paralon sebagai penghalang ayam agar tidak bertengger dengan kekuatan 120 volt,
14
regulator atau pengukur tekanan air, perangkat dosatron (pencampur obat) yang dilengkapi water meter, dan tangki air.
Tempat minum dipasang dengan
ketinggian kurang lebih 50 cm dari atas litter. Seluruh air minum ayam berasal dari sumur kemudian ditampung pada penampungan air berkapasitas 100.000 liter air. Air dipompa kedalam tangki dalam kandang yang berkapasitas 1.000 liter. Setelah itu air akan melewati saringan masuk dan diukur pada water meter, kemudian air melewati galon yang dapat menampung air 1000 liter dan masuk keregulator. Kecepatan air untuk satu sedot perdetiknya menurut standar 8 tetes.
3.3.4. Pengambilan Data Berat Badan Ayam Pada pemeliharaan ini menggunakan ayam parent stock strain cobb umur 0-28 hari. Dalam satu kandang diambil sampel sebanyak 10% per brooder nya, dimana brooder yang terdapat dalam satu kandang adalah 8 brooder betina dan 2 brooder pejantan. Pengambilan data berat badan ayam dilakukan setiap minggu. Selain penimbangan terhadap berat badan, sisa pakan juga ditimbang. Prosedur penimbangan ayam yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah:
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Tangkap dan timbang ayam yang dijadikan sebagai sampel menggunakan timbangan digital.
Catat berat badan ayam yang telah selesai ditimbang pada buku yang telah disiapkan.
15
3.3.5. Debeaking Kegiatan debeaking yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru dilaksanakan pada ayam berumur 5 hari. Debeaking dilakukan agar saat ayam kawin, ayam jantan tidak melukai ayam betina. Dengan debeaking juga mengurangi sifat kanibal pada ayam. Debeaking dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan debeaker. Debeaking dilakukan secara berhati-hati dan benar, dengan posisi petugas duduk tegak dengan tangan kanan memegang kepala anak ayam, dengan posisi jari telunjuk menempel kerahang bawah dan ibu jari menekan kepala atas bagian belakang. Sedangkan tangan kiri memegang kaki dan badan, yang kemudian tempelkan ujung paruh kepisau debeaker. Paruh jantan dipotong 1/3 bagian yang kemudian bekas potongan dioleskan betadin (PT. CPJF, 2015).
3.3.6. Pengendalian Penyakit Penanganan kesehatan yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand adalah: 3.3.6.1. Vaksinasi Vaksinasi adalah proses memasukan agen penyakit (virus, bakteri, dan protozoa) yang telah dilemahkan kedalam tubuh ayam sehingga ayam memiliki kekebalan tubuh yang kuat untuk melawan penyakit (Maura, 2011). Pencegahan penyakit ayam melalui program vaksinasi harus mendapat perhatian dan prioritas utama.
Kelengahan dalam pelaksanaan vaksinasi dapat berakibat fatal, yaitu
ayam yang terserang penyakit tertentu akan sulit teratasi (Sudarmono, 2007). Adapun program vaksinasi yang dilaksanakan pada fase stater di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah vaksin NDCI + IBMa5 dan Reo Live
16
S1133 (umur 7 hari), ND K broiler (umur 14 hari), ND IBMa5, Ai, dan Fowl Fox (umur 21 hari).
3.3.6.2. Pemberian Antibiotik dan Vitamin Antibiotik dan vitamin dapat diberikan kepada anak ayam melalui tendon air minum yang disalurkan kepipa nipple. Kegunaan pemberian antibiotik dan vitamin melalui air minum untuk melengkapi kekurangan unsur pakan yang dimakan ayam. Antibiotik dan vitamin yang diberikan pada fase starter di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah perfexol-H, baytril 1 LT, cosumix plus, dan nopstress vitamin.
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1.
Data Pertambahan Bobot Badan Parent Stock Broiler Strain Cobb
Tabel 1. Pertambahan bobot badan parent stock broiler strain cobb Minggu
I
Standar* Betina Jantan (g/ekor) (g/ekor) 116 115
Aktual Betina (g/ekor) 143,33
Jantan (g/ekor) 143,77
II
120
180
160,41
171,32
III
120
180
128,97
216,4
IV
120
145
113,5
196,66
Jumlah
476
620
546,21
728,15
Rata-rata
119
155
136,55
182,04
*Standar pertambahan bobot badan parent stock broiler strain cobb di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm.
4.1.2. Data Konsumsi Pakan Parent Stock Broiler Strain Cobb Tabel 2. Konsumsi pakan parent stock broiler strain cob Minggu
I
Standar* Betina Jantan (g/ekor) (g/ekor) 189 189
Aktual Betina (g/ekor) 241
Jantan (g/ekor) 294
II
252
315
258
330
III
266
350
275
392
IV
280
420
286
456
Jumlah
987
1.274
1.060
1.472
Rata-rata
246,75
318,5
265
368
*Standar konsumsi pakan parent stock broiler strain cobb di PT. Phokpand Jaya Farm.
18
Charoen
4.1.3. Data Konversi Pakan Parent Stock Broiler Strain Cobb Tabel 3. Konversi pakan parent stock broiler strain cobb Minggu I
Standar* Betina Jantan 1,63 1,64
Aktual Betina 1,68
Jantan 2,04
II
2,1
1,75
1,61
1,93
III
2,22
1,94
2,13
1,81
IV
2,33
2,9
2,52
2,32
*Standar konversi pakan parent stock broiler strain cobb di PT. Phokpand Jaya Farm.
Charoen
4.1.4. Data Keseragaman (Uniformity) Parent Stock Broiler Strain Cobb Tabel 4. Keseragaman (uniformity) parent stock broiler strain cobb Minggu I
Standar Betina (%) Jantan (%) 70 70
Aktual Betina (%) Jantan (%) 59,18 64,38
II
75
75
69,92
70
III
80
80
65,61
50,67
IV
>80
>80
68,07
61,27
*Standar keseragaman (uniformity) parent stock broiler strain cobb di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm. 4.2. Pembahasan 4.2.1. Pertambahan Bobot Badan Rata-rata berat awal DOC saat datang adalah 44,1 g/ekor untuk yang betina dan 45,3 g/ekor untuk yang jantan. Rata-rata berat ayam minggu pertama adalah 187,43 g/ekor untuk ayam betina dan 189,07 g/ekor untuk ayam jantan. Pemeliharaan parent stock broiler pada fase starter dilakukan selama 28 hari
19
dengan rata-rata berat badan akhir yang didapatkan pada fase starter adalah 590,31 g/ekor untuk ayam betina dan 773,45 g/ekor untuk ayam jantan. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa pertambahan bobot badan yang didapat dilapangan (aktual) pada minggu pertama sampai minggu kedua lebih tinggi dibandingkan dengan pertambahan bobot badan standar.
Pertambahan bobot
badan yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 143,33 g/ekor untuk ayam betina dan 143,77 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu pertama, 160,41 g/ekor untuk ayam betina dan 171,32 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu kedua, sedangkan pertambahan bobot badan pada standar yaitu sebanyak 116 g/ekor untuk ayam betina dan 115 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu pertama, 120 g/ekor untuk ayam betina dan 180 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu kedua. Tingginya pertambahan bobot badan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu pertama sampai minggu kedua ini disebabkan karena metode pemberian pakan yang diterapkan dalam pemeliharaan adalah metode full feed atau ad libitum 100% pada minggu pertama dan metode full feed atau ad libitum khusus untuk ayam yang beratnya dibawah standar pada minggu kedua sehingga konsumsi pakannya tinggi dan menyebabkan pertambahan bobot badan yang dihasilkan lebih tinggi dari standar. Pada minggu ketiga sampai minggu keempat pertambahan bobot badan yang didapat dilapangan (aktual) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan pertambahan bobot badan standar. Pertambahan bobot badan yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 128,97 g/ekor untuk ayam betina dan 216,4 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 113,5 g/ekor untuk ayam betina dan 196,66 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu keempat, sedangkan
20
pertambahan bobot badan pada standar yaitu sebanyak 120 g/ekor untuk ayam betina dan 180 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 120 g/ekor untuk ayam betina dan 145 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu keempat. Tidak jauh berbedanya pertambahan bobot badan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu ketiga sampai minggu keempat ini disebabkan karena metode pemberian pakan yang diterapkan pada pemeliharaan minggu ketiga sampai minggu keempat adalah metode point feed 100% sehingga konsumsi pakannya tidak jauh berbeda dengan standar dan menyebabkan pertambahan bobot badan yang dihasilkan juga tidak jauh berbeda dengan standar. Rata-rata pertambahan bobot badan yang didapat dilapangan (aktual) adalah 136,55 g/ekor untuk ayam betina dan 182,04 g/ekor untuk ayam jantan, sedangkan rata-rata pertambahan bobot badan pada standar adalah 119 g/ekor untuk ayam betina dan 155 g/ekor untuk ayam jantan. Menurut Abidin (2002) dalam Riduwanto (2010), faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah konsumsi pakan. Selanjutnya Rasyaf (2003) dalam Situmorang (2013), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah
makanan yang menyangkut
kualitas dan kuantitasnya, suhu kandang, pemeliharaan yang menyangkut sistem manajemen yakni pola pemeliharaan intensif yang berhubungan dengan pola pemberian ransum, perawatan kesehatan ayam dan kebersihan kandang.
21
4.2.2. Konsumsi Pakan Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak pada waktu tertentu. Pakan yang diberikan pada pemeliharaan fase starter ada dua jenis yaitu jenis 530 J untuk minggu pertama dan 531 J untuk minggu kedua sampai minggu keempat. Konsumsi pakan pada pemeliharaan fase starter dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel 2 menunjukkan bahwa konsumsi pakan yang didapat dilapangan (aktual) pada minggu pertama lebih tinggi dibandingkan konsumsi pakan standar. Konsumsi pakan pada minggu pertama yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 241 g/ekor untuk ayam betina dan 294 g/ekor untuk ayam jantan, sedangkan konsumsi pakan minggu pertama pada standar yaitu sebanyak 189 g/ekor untuk ayam betina dan 189 g/ekor untuk ayam jantan. Tingginya konsumsi pakan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu pertama ini disebabkan karena pada pemeliharaan minggu pertama pemberian pakannya menggunakan metode full feed atau ad libitum sehingga ayam dengan leluasa untuk makan. Pada minggu kedua sampai minggu keempat konsumsi pakan yang didapat dilapangan (aktual) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan konsumsi pakan standar.
konsumsi pakan yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu
sebanyak 258 g/ekor untuk ayam betina dan 330 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu kedua, 275 g/ekor untuk ayam betina dan 392 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 286 g/ekor untuk ayam betina dan 456 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu keempat, sedangkan konsumsi pakan pada standar yaitu sebanyak 252 g/ekor untuk ayam betina dan 315 g/ekor untuk ayam jantan pada
22
minggu kedua, 266 g/ekor untuk ayam betina dan 350 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 280 g/ekor untuk ayam betina dan 420 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu keempat. Tidak jauh berbedanya konsumsi pakan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu kedua sampai minggu keempat ini disebabkan karena pada pemeliharaan minggu kedua sampai minggu keempat pemberian pakannya menggunakan metode point feed sehingga ayam tidak dapat leluasa untuk makan karena jumlah pakan yang diberikan sudah ditetapkan atau sesuai dengan standar.
Rata-rata konsumsi pakan yang didapat dilapangan
(aktual) adalah 265 g/ekor untuk ayam betina dan 368 g/ekor untuk ayam jantan, sedangkan rata-rata konsumsi pakan pada standar adalah 246,75 g/ekor untuk ayam betina dan 318,5 g/ekor untuk ayam jantan.
Rasyaf (2003) dalam
Riduwanto (2010), menyatakan bahwa konsumsi pakan dipengaruhi oleh suhu, sistem pemberian pakan, frekuensi pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan serta sifat genetik dari ayam.
4.2.3. Konversi Pakan Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa konversi pakan yang didapat dilapangan (aktual) pada minggu pertama lebih tinggi dibandingkan dengan konversi pakan standar.
Konversi pakan pada minggu pertama yang didapatkan dilapangan
(aktual) yaitu sebanyak 1,68 untuk ayam betina dan 2,04 untuk ayam jantan, sedangkan konversi pakan minggu pertama pada standar yaitu sebanyak 1,63 untuk ayam betina dan 1,64 untuk ayam jantan. Tingginya konversi pakan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu pertama ini disebabkan karena pada pemeliharaan minggu pertama pemberian pakannya menggunakan metode full feed atau ad libitum sehingga pakan yang diberikan banyak yang terbuang. 23
Pada minggu kedua sampai minggu keempat konversi pakan yang didapat dilapangan (aktual) lebih rendah dibandingkan konversi pakan standar. konversi pakan yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 1,61 untuk ayam betina dan 1,93 untuk ayam jantan pada minggu kedua, 2,13 untuk ayam betina dan 1,81 untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 2,52 untuk ayam betina dan 2,32 untuk ayam jantan pada minggu keempat, sedangkan konversi pakan pada standar yaitu sebanyak 2,1 untuk ayam betina dan 1,75 untuk ayam jantan pada minggu kedua, 2,22 untuk ayam betina dan 1,94 untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 2,33 untuk ayam betina dan 2,9 untuk ayam jantan pada minggu keempat. Rendahnya konversi pakan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu kedua sampai minggu keempat ini disebabkan karena pada pemeliharaan minggu kedua sampai minggu keempat pemberian pakannya menggunakan metode point feed sehingga pakan yang diberikan lebih banyak terkonsumsi oleh ayam dari pada terbuang.
Fadilah (2004), menyatakan bahwa tinggi atau rendahnya angka
konversi pakan disebabkan oleh banyaknya pakan yang terbuang, kualitas pakan yang jelek, temperatur didalam kandang yang tinggi, kandungan gas amoniak didalam kandang tinggi, sering terjadi kebocoran (pencurian), dan ayam sakit.
4.2.4. Keseragaman (Uniformity) Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa keseragaman yang didapat dilapangan (aktual) pada minggu pertama sampai minggu keempat jauh dibawah standar. keseragaman yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 59,18% untuk ayam betina dan 64,38% untuk ayam jantan pada minggu pertama, 69,92% untuk ayam betina dan 70% untuk ayam jantan pada minggu kedua, 65,61% untuk ayam betina dan 50,67% untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 68,07% untuk ayam 24
betina dan 61,27% untuk ayam jantan pada minggu keempat, sedangkan keseragaman pada standar yaitu sebanyak 70% untuk ayam betina dan ayam jantan pada minggu pertama, 75% untuk ayam betina dan ayam jantan pada minggu kedua, 80% untuk ayam betina dan ayam jantan pada minggu ketiga, >80% untuk ayam betina dan ayam jantan pada minggu keempat.
Jeleknya
keseragaman pada minggu pertama sampai minggu keempat ini disebabkan oleh kepadatan kandang yang terlalu rendah. Tabel 5. Kepadatan kandang pemeliharaan parent stock broiler strain cobb umur 1 - 4 minggu di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm. Minggu
Kepadatan brooder (ekor/m2)
I
20 – 25
II
26
III
15
IV
10
Sumber : PT. Charoen Phokpand Jaya Farm Tabel 5. Kepadatan kandang untuk tiap 100 ekor anak ayam petelur umur 1 – 4 minggu. Minggu
Kepadatan brooder m2
I
1
II
2
III
3
IV
4
Sumber : Sudarmono (2007) Kepadatan kandang pada pemeliharaan fase starter di PT.
Charoen
Phokpand terlalu rendah jika dibandingkan dengan literatur. Menurut Fadilah dan Fatkhuroji (2013), kandang yang terlalu padat akan meningkatkan kompetisi dalam mendapatkan makanan, air minum maupun oksigen sehingga memunculkan
25
ayam yang kalah dan yang menang yang menyebabkan pertumbuhan tidak seragam dan organ reproduksi akan terganggu, sebaliknya apabila kepadatan kandang terlalu rendah maka akan terjadi pemborosan ruangan dimana ayam akan banyak bergerak sehingga energi banyak terbuang.
26
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan parent stock broiler strain cobb memberikan hasil yang terbaik pada aktual baik untuk ayam jantan maupun ayam betina. 2. Keseragaman (uniformity) parent stock broiler strain cobb pada standar lebih baik dibandingkan dengan keseragaman (uniformity) yang aktual baik untuk ayam jantan maupun ayam betina.
5.2. Saran Untuk mengukur berhasil atau tidaknya manajemen pemeliharaan parent stock pada fase starter perusahaan dan pelaku bisnis lain bisa menggunakan performance sebagai tolak ukur yang didasarkan pada pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan keseragaman yang didapatkan ketika proses pemeliharaan dan membandingkan nya dengan standar performance yang harus dicapai pada fase starter.
27
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1989. Pemeliharaan Ayam Ras. Kanisius, Yogyakarta. Anonymous. 2013. Manajemen Persiapan Kandang sebelum DOC Datang. Laporan Tugas Akhir. Akademi Karanganyer. Eko, M, Y. 2015. Manajemen Ayam Pejantan Pada Perusahaan Pembibit PT. Super Unggas Jaya Boyolali. Proposal PKL. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Fadilah,R dan Fatkhuroji. 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Ras Petelur. Agromedia Pustaka, Jakarta. Maura, K. 2011. Vaksinasi dan Pencegahan Penyakit Pada Ayam. icl.googleleusercontent.com. 18 Mei 2015. Miku, Y, F dan Sumiati. 2010. Manajemen Perkandangan Ayam Bibit Pedaging Strain Ross dan Lohman Di PT. Silga Perkasa Sukabumi Jawa Barat. Makalah Seminar. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Prambudi. 2007. Broiler Cobb. article-34.blogspot.com. 9 Juni 2015. PT. CPJF. 2015. Phokpand.
Manajemen Broiler Breeder.
Dokumen PT.
Charoen
Rahayu, I et all. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta. Rasyaf, M. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar swadaya, Jakarta. Riduwanto. 2010. Konsumsi Pakan, PBB, Konversi Pakan Ayam Broiler. riduwanto.blogspot.com. 25 Juni 2015. Sholikin, H. 2011. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler Di Peternakan Hadi PS kecamatan Nguter Kabupaten Sukaharjo. Laporan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Situmorang, N, A et all. 2013. Pengaruh Pemberian Rumput Laut Dalam Ransum Terhadap Efisiensi Penggunaan Protein Ayam Broiler. Jurnal. Universitas Diponegoro, Semarang. Sudarmono, A, S. 2007. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius, Yogyakarta. Sudaryani, T dan Santosa, H. 1993. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya, Jakarta.
28
Suharno, B. 2012. Agribisnis Ayam Ras. Penebar Swadaya, Jakarta. Tamrin, A. 2013. Keseragaman. tedonglemo.blogspot.com. 21 Juni 2015.
29
Lampiran 1. Profil Perusahaan 1.1. Sejarah Perusahaan PT. Charoen Phokpand Jaya Farm merupakan perusahaan yang bergerak dibidang makanan ternak dan pembibitan ayam ras. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1921 di Negara Thailand oleh tiga orang bersaudara kebangsaan Thailand. Perusahaan ini memiliki cabang dibeberapa Negara, antara lain Singapura dan Indonesia. Cabang perusahaan ini pertama kali didirikan di Jakarta pada tahun 1972 yang didirikan oleh Mr.
Summed Jarapon berkebangsaan Thailand.
Kemudian berkembang kebeberapa Provinsi di wilayah Indonesia salah satunya diwilayah Riau. PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru dimulai pembangunannya pada tahun 2011. Setelah pembangunan selesai semua PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru mulai beroperasi pada tanggal 5 Januari 2012 untuk pertama kalinya.
PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah
perusahaan yang bergertak dibidang pembibitan ayam (breeding farm). Setiap breeding farm pasti memiliki standar operasional untuk menunjang proses pengelolaan farm yang dibuat oleh manager perusahaan itu sendiri. PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru sejak awal berdiri sampai sekarang sudah empat kali pergantian manager.
Manager yang pertama yaitu Cecep, S.Pt,
manager yang kedua Julius Sianturi, S.Pt, manager yang ketiga Parwis, S.Pt, dan manager yang terakhir Idrus, S.Pt.
30
1.2. Visi dan Misi Perusahaan 1.2.1.
Visi PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru Menjadi breeding farm yang menghasilkan telur tetas dalam kuantitas dan
kualitas yang baik.
1.2.2. Misi PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru
Pencapaian produksi sesuai dengan standar dengan fasilitas dan budget yang telah ditetapkan.
Melakukan peningkatan kualitas telur tetas dan melakukan proses produksi dengan baik mulai dari persiapan kandang, pemeliharaan fase starter, grower, layer serta afkir.
Melakukan perbaikan manajemen dengan koreksi dan masa produksi sebelumnya.
1.3. Letak Geografis Perusahaan PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru terletak di Desa
Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
lokasi
perusahaan berada ± 8,7 km dari ibukota kabupaten dan 6 km dari ibukota kecamatan. Lokasi peternakan berjarak ± 2 km dari jalan raya dan 500 m dari pemukiman penduduk serta dikelilingi pagar dengan tinggi ± 3 m. Perusahaan ini memiliki luas tanah sekitar 29,65 Ha yang digunakan untuk area farm sekitar 24 Ha, kantor sekitar 1 Ha, gudang grase sekitar 3,65 Ha, dan mes sekitar 1 Ha. Perusahaan ini berada pada ketinggian 450 m diatas permukaan laut, temperature di areal peternakan berkisar antara 23-32 °c, kelembapan udara
31
60-70%, serta curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun. Perusahaan ini berbatasan dengan:
Sebelah Barat
: SP 1 Petapahan Jaya
Sebelah Timur
: Flamboyan
Sebelah Utara
: Petapahan Kampung
Sebelah Selatan
: Simpang Topas
1.4. Sumber Daya Perusahaan 1.4.1. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana seperti air, listrik, dan kendaraan dibutuhkan untuk menunjang kelancaran jalannya usaha. PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru memiliki 2 sumur bor sebagai sumber air. Listrik yang digunakan disuplai dari 2 generator set dimana jadwal pemakaian generator set yaitu 1 unit pada siang hari dan 1 unit pada malam hari. Transportasi yang dimiliki PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru yaitu 2 mobil truk pengangkut pakan, bangkai, sampah, dan peralatan kandang, 1 mobil pengangkut telur, serta 1 mobil dan 1 sepeda motor operasional staf. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru yaitu kandang clouse house, mes karyawan, mes manager, mes tamu, mes borongan, mes admin, kantin, mushala, kantor, parkir, pos jaga, gudang pakan, gudang serutan, ruangan sanitasi, genset, diesel room, car spray, bengkel, tower air, wc, dan lain-lain.
32
1.4.2. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah suatu komponen pada unit usaha tertentu yang merupakan penggerak dari seluruh unit kegiatan. Jumlah tenaga kerja di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah 97 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.
Supervisor tingkat pendidikannya meliputi
lulusan S1, untuk tenaga kerja operasional meliputi lulusan SD hingga SMA. Sebagian besar karyawan berasal dari wilayah sekitar peternakan.
Disiplin,
tanggung jawab dan kerja sama sangat dianjurkan pada semua karyawan demi terciptanya etos kerja yang tinggi.
PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 4
Pekanbaru memiliki dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja out sourcing. Tenaga kerja dalam sebuah usaha ayam ternak ayam petelur memiliki peran penting dalam menentukan hasil produksi, diantaranya manajemen tenaga kerja yang baik akan menghasilkan produksi yang baik, dalam usaha pemeliharaan ayam petelur banyak sedikitnya tenaga kerja ditentukan oleh jenis ternak dan jumlah ternak yang akan dipelihara.
33
1.5. Struktur Organisasi
34
Lampiran 2. Data Berat Badan Tabel 7. Data berat badan ayam betina minggu 1 1 210 190 205 195 195 130 190 190 180 195 165 150 175 170 205 170 190 195 200 190 180 180 145 200 205 200 220 180 155 215 160 210 195 180 140 230 190 195 225 190 220 185 180 220 180 185 185 185 215 225 245 245 215 185 200 180 250
180 180 185 190 165 200 195 175 200 220 190 220 205 175 195 195 170 160 155 150 165 180 220 175 180 205 210 180 170 180 185 200 190 180 220 185 140 220 210 188 185 185 175 185 195 220 170 220 185 220 220 200 210 200 200 235 210 192
2
3
180 195 165 190 220 200 160 180 190 205 220 185 220 190 200 195 185 210 190 200 215 195 225 190 185 195 195 145 200 180 175 195 185 210 165 220 205 190 200 155 165 200 175 160 155 155 180 160 190 185 215 170 225 245 220 200 225 200 200 185 195 195 190 190 195 175 195 175 150 180 155 190 205 185 195 210 200 140 195 190 220 190 185 190 185 175 220 170 165 185 175 190 180 220 185 170 200 150 200 160 215 150 220 140 205 155 220 150 225 160 170 220 205 150 188,8
250 200 215 205 210 205 215 230 210 185 190 195 175 190 220 220 195 170 200 215 215 200 210 210 210 200 210 200 195 210 200 200 195 170 210 210 200 200 190 195 185 195 220 200 210 210 205 190 180 195 225 160 220 170 190 170 150 190 220 175 220 215 190 205 190 208 210 210 215 190 190 215 195 185 200 180 190 185 215 205 220 200 185 190 185 190 180 220 165 170 185 190 220 220 185 165 155 185 195 200 185 190 190 170 160 220 195 165 195 190 170 200 220 180 196,8
Pen (g/ekor) 4 5 205 165 210 160 120 170 185 162 205 220 185 145 205 190 185 195 205 190 165 160 180 195 200 190 180 175 170 170 195 126 164 195 185 200 220 190 180 190 170 185 174 125 186 185 185 174 165 120 165 170 160 185 195 140 156 154 250 185 186 165 170 220 205 208 180 164 154 220 200 150 210 205 210 194 205 200 180 194 160 190 184 180 200 204 132 200 150 115 210 175 195 210 180 220 195 180 190 180 178 160 178 230 180 166 175 210 180 180 170 190 165 160 210 150 185 220 185 145 195 220 185 190 185 190 180 150 190 185 190 180 190 195 174 185 196 200 180 185 190 195 220 180 180 185 109 165 200 175 174 190 190 165 185 162 165 195 210 195 220 240 220 185 160 220 185 170 165 160 150 149 220 185 165 144 190 140 200 165 156 200 165 220 200 210 170 156 220 220 175 220 155 141 165 195 185 215 190 185 165 185 195 170 170 190 180 155 185 220 190 165 200 210 200 190 165 220 220 170 185 190 175 190 165 225 220 180 160 165 182,1 184,5
35
6
7
170 135 150 172 150 185 184 180 200 200 145 180 220 162 205 195 165 175 160 220 150 170 200 190 180 182 180 195 170 154 174 180 175 200 150 190 170 175 170 180 150 175 175 178 220 180 180 220 180 190 170 165 184 170 170 170 185 155 158 200 190 200 180 205 170 165 185 175 196 190 165 190 180 220 200 165 165 185 190 160 165 172 150 165 150 140 146 220 170 170 165 190 220 165 220 162 165 200 230 190 205 215 220 185 190 200 210 165 220 255 200 200 215 200 182,2
165 195 170 115 205 130 165 180 170 220 220 184 200 290 135 155 150 215 160 180 155 190 185 165 165 200 164 190 190 215 160 195 200 170 220 145 184 210 155 205 190 205 180 194 170 160 165 180 180 195 220 186 175 190 200 165 199 150 160 170 200 165 190 165 185 180 190 176 185 150 190 220 185 175 190 165 215 210 165 165 220 156 190 165 165 161 163 220 185 165 165 156 167 220 150 165 260 190 200 220 165 185 200 190 220 220 165 260 250 220 230 205 220 205 185,8
8 165 195 215 185 190 195 195 185 195 195 199 200 195 160 195 158 220 160 195 210 185 195 195 220 190 180 195 164 190 118 220 175 200 160 195 210 170 195 195 190 220 195 220 140 150 220 160 195 185 140 195 190 190 195 155 135 220 186,9
Rata-rata (g/ekor)
187,4
Rata-rata berat badan ayam = 160.253 : 855 = 187,43 g
Berat badan minimum = 187,43 x 0,9 = 169 g
Berat badan makimum = 187,43 x 1,1 = 206 g
Berat badan ayam yang masuk antara 166 g - 206 g = 349 ekor
Keseragaman = (506/855) x 100% = 59,18%
36
Tabel 8. Data berat badan ayam jantan minggu 1 Pen (g/ekor) 1 210 190 185 205 195 195 195 205 150 165 155 215 190 140 175 140 200 165 156 175
150 210 170 200 200 170 190 175 155 175 180 155 190 200 185 165 200 220 200 165
Rata-rata (g/ekor)
2 210 195 215 220 205 210 190 220 195 205 195 205 210 185 210 215 185 210 205 140
195 205 205 195 195 200 230 220 210 170 190 225 225 190 195 215 220 190 200 195
200 190 150 170 185 195 185 195 195 215 160 170 215 165 195 150 185 175 165 150
195 185 170 160 190 185 190 200 195 195 200 200 160 155 190 190 165 140 205 225
192
230 180 170 200 210 195 215 160 195 215 195 150 185 175 195 220 185 185 185 175
170 200 205 195 155 195 195 150 180 190 205 180 165 200 200 195 195 200 195 200
186,2
Rata-rata berat badan ayam = 30.251 : 160 = 189,07 g
Berat badan minimum = 189,07 x 0,9 = 170 g
Berat badan makimum = 189,07 x 1,1 = 208 g
Berat badan ayam yang masuk antara 170 g – 208 g = 57 ekor
Keseragaman = (103/160) x 100% = 64,38%
37
189,07
Tabel 9. Data berat badan ayam betina minggu 2 1
2
3
305 385 415 315 360 325 360 320 320 315 350 330 355 410 390 400 390 405 395 605 360 375 345 395 380 340 400 405 405 380 375 320 360 350 395 405 410 380 350 360 410 365 260 370 390 295 400 475 385 355 345 390 360 395 415 400 380 355 390 375 370 400 370 330 385 415 355 375 345 424 355 380 375 345 345 335 295 435 360 395 395 405 415 355 345 325 370 390 355 350 390 370 330 380 350 345 355 405 355 400 390 385 380 380 390 335 375 385 375 390 390 415 345 385 373,19
315 320 355 335 395 306 355 405 365 315 410 355 345 320 395 330 320 350 390 385 355 315 375 380 355 410 380 360 355 305 405 370 385 360 380 355 420 355 385 410 410 395 365 375 350 395 390 355 395 355 360 380 405 330 350 355 430 405 355 350 390 405 360 385 365 345 405 340 375 360 375 335 350 330 335 325 370 415 310 360 405 330 350 335 340 340 375 300 325 410 345 340 400 410 355 335 405 420 355 300 345 355 360 385 405 390 315 345 370 340 345 315 395 310 362,90
320 400 315 345 340 345 450 365 330 330 335 330 365 390 405 375 350 350 365 345 345 360 370 345 365 395 350 350 350 400 370 290 365 305 375 340 345 315 355 315 375 280 390 325 370 350 415 250 390 320 390 345 350 310 330 205 335 370 375 370 365 355 390 285 330 215 440 350 325 350 330 380 355 310 335 315 400 370 375 320 375 320 310 345 335 370 350 310 390 290 230 320 375 290 345 275 365 330 360 325 385 340 345 255 415 330 370 345 360 340 365 295 330 295 344,52
Pen (g/ekor) 4 5 320 345 325 355 310 330 325 385 330 240 400 340 400 290 350 340 385 325 345 365 270 340 320 355 355 305 280 385 350 360 385 375 330 325 355 355 325 350 375 400 310 310 350 350 360 320 380 325 335 350 350 345 350 320 370 290 245 185 365 260 330 295 370 355 340 335 240 360 345 330 390 330 360 280 375 340 305 375 390 390 365 360 310 345 350 335 435 355 320 335 360 400 375 285 345 295 370 325 395 390 355 355 395 370 215 350 345 355 340 325 355 400 210 355 300 355 410 375 330 335 315 275 355 375 360 350 390 350 290 225 355 355 355 355 400 375 325 250 350 370 380 365 335 385 335 245 350 355 225 325 340 365 395 340 360 360 370 320 365 375 275 280 355 340 320 345 305 395 295 334 380 345 205 285 370 340 330 395 380 290 375 325 315 400 340 330 355 370 305 335 345 325 310 340 325 315 315 345 395 295 350 375 305 335 296 325 355 355 370 335 340 345 280 405 385 380 310 375 340 390 290 375 340 385 320 395 365 390 326,84 354,61
38
6
7
395 300 380 355 345 380 320 340 315 290 365 345 395 325 365 400 350 320 370 335 345 345 360 300 340 350 350 330 350 340 345 355 345 345 345 300 300 350 330 330 315 340 370 355 345 345 325 320 355 360 315 300 370 325 345 335 330 285 330 335 395 300 365 315 385 345 325 355 315 345 370 340 375 345 330 400 325 365 330 345 320 370 340 335 355 355 375 335 365 300 340 300 345 295 355 325 325 315 280 355 320 375 345 350 285 345 305 310 325 325 320 360 350 330 339,87
315 340 315 325 330 360 340 340 325 375 345 295 395 385 330 355 310 320 330 355 340 320 375 355 290 345 300 380 345 325 335 325 350 350 320 385 345 360 320 360 395 375 370 340 340 310 335 360 300 355 350 310 345 345 390 335 325 320 340 325 300 345 370 325 285 325 360 355 370 380 315 320 305 325 340 345 334 345 325 325 365 300 325 315 360 345 385 310 345 345 350 325 340 350 335 315 330 340 280 340 300 380 320 325 340 355 325 330 335 310 300 310 375 385 328,24
8 325 325 315 320 290 380 365 355 319 325 345 375 330 380 340 320 340 245 320 310 310 300 315 330 290 340 310 350 325 330 300 310 335 385 330 345 330 380 290 300 375 365 355 375 395 395 375 365 380 340 382 210 345 380 380 330 345 337,21
Rata-rata (g/ekor)
347,84
Rata-rata berat badan ayam = 297.400 : 855 = 347,84 g
Berat badan minimum = 347,84 x 0,9 = 313 g
Berat badan makimum = 347,84 x 1,1 = 383 g
Berat badan ayam yang masuk antara 313 g – 383 g = 262 ekor
Keseragaman = (609/871) x 100% = 69,92%
39
Tabel 10. Data berat badan ayam jantan minggu 2 Pen (g/ekor) 1 325 325 400 350 345 320 280 385 305 375 350 380 350 370 365 370 240 390 375
390 360 310 365 435 355 360 305 345 380 395 370 395 380 345 315 355 355 300 305 330 325 355 395 390 305 355 355 400 340 350 385 335 340 350 340 340 310 353,80
Rata-rata (g/ekor)
2 370 370 340 450 330 335 365 405 350 310 345 370 365 350 350 370 365 375
385 380 375 370 380 330 410 400 405 605 375 395 340 405 380 320 350 405 380
360 435 525 395 315 405 295 355 475 325 355 390 395 350 395 370 400 380 355 345 375 405 400 400 330 385 415 380 375 335 424 385 380 390 345 415 335 385 366,99
345 330 240 290 325 340 305 360 325 350 310 320 350 320 185 295 335 330
Rata-rata berat badan ayam = 54.059 : 150 = 360,39 g
Berat badan minimum = 360,39 x 0,9 = 324 g
Berat badan makimum = 360,39 x 1,1 = 396 g
Berat badan ayam yang masuk antara 360 g – 396 g = 45 ekor
Keseragaman = (105/150) x 100% = 70%
40
360,39
Tabel 11. Data berat badan ayam betina minggu 3 1
2
3
430 460 465 480 510 475 445 445 460 570 470 515 475 510 570 505 430 460 500 475 480 455 465 475 530 480 515 515 520 435 500 495 480 445 475 430 535 490 560 435 430 535 460 446 510 475 485 530 500 540 510 500 490 465 430 480 465 460 460 555 515 545 430 575 465 580 500 545 500 425 500 420 445 515 415 419 415 430 460 490 530 435 515 535 450 445 495 475 475 530 495 540 510 500 475 465 490 480 435 460 410 555 500 545 455 545 490 540 445 555 540 545 575 435 487,28
420 510 470 445 515 465 495 510 460 520 610 495 510 475 455 510 450 480 450 410 465 445 470 530 440 415 475 485 365 490 515 490 410 535 490 485 450 475 470 545 475 480 560 570 510 530 535 490 450 450 480 450 460 425 480 535 480 490 435 495 510 505 480 515 515 490 465 490 440 460 490 485 425 415 465 440 510 490 435 430 395 530 465 465 515 550 500 495 445 490 450 485 425 495 525 415 495 525 440 440 520 465 400 485 520 545 550 475 475 430 495 475 430 410 478,55
525 470 515 520 490 550 535 575 495 495 480 470 490 510 445 505 450 545 495 475 530 580 495 495 400 430 450 440 450 470 435 475 485 560 510 510 515 485 520 440 550 500 480 480 565 495 445 505 500 480 510 540 520 520 465 485 540 485 495 485 545 485 530 495 530 520 500 415 465 550 535 480 525 485 455 450 535 405 495 525 510 515 555 535 415 495 555 435 495 505 530 475 435 485 465 420 455 415 540 490 485 430 501 470 505 500 445 475 490 480 500 445 495 430 491,72
Pen (g/ekor) 4 5 505 325 500 485 495 485 435 505 550 545 535 410 430 415 555 475 570 420 485 490 455 330 525 495 405 520 470 505 485 375 430 535 415 385 415 385 535 470 510 540 390 475 480 525 475 485 430 415 450 385 433 570 470 520 505 485 475 425 480 480 445 550 470 530 460 575 475 440 475 375 500 515 510 510 440 500 485 535 435 475 475 575 475 555 415 465 505 530 495 425 555 475 515 575 540 470 420 435 555 435 510 450 350 500 450 425 555 445 460 380 570 415 440 445 555 520 350 385 525 550 355 415 475 530 340 500 490 500 385 490 510 535 355 445 485 480 535 535 430 520 480 460 465 600 540 455 410 510 355 510 530 515 445 480 445 475 485 500 475 545 305 445 485 485 580 485 500 530 415 495 535 515 315 445 470 540 470 480 490 550 335 490 515 495 420 505 495 495 385 495 480 405 445 475 515 505 555 420 495 600 455 485 510 550 500 520 500 430 495 530 500 480 400 490 580 495 555 435 545 520 515 485 495 515 440 440 495 535 460,04 495,82
41
6
7
460 535 515 545 540 435 440 495 445 395 550 510 460 540 470 550 495 600 490 495 585 533 545 595 565 540 460 560 495 550 515 560 525 560 585 490 545 495 595 490 480 445 500 470 585 480 540 475 545 460 520 435 535 480 515 470 495 450 500 445 400 485 490 455 500 420 575 455 540 490 540 420 500 420 555 470 500 500 495 575 520 500 490 585 470 495 495 440 495 510 430 465 460 490 485 545 495 485 485 480 460 485 505 415 485 430 525 505 585 400 505 415 430 425 497,83
400 420 460 420 380 420 415 495 500 410 445 380 400 415 410 400 435 400 460 425 435 420 425 485 455 420 415 425 405 400 415 450 415 385 400 395 445 395 455 440 485 415 440 400 440 405 470 450 455 405 415 410 445 395 415 445 425 485 355 425 445 440 400 410 410 435 400 425 425 495 450 385 450 510 500 445 430 413 500 420 450 400 450 495 485 445 435 365 405 470 420 440 445 440 475 420 495 480 415 480 440 490 485 315 400 490 385 410 495 485 455 500 475 545 435,25
8 490 435 455 475 465 410 425 465 470 500 490 440 465 560 435 480 430 465 425 365 435 410 410 430 475 435 495 485 590 530 430 575 495 485 455 490 410 420 470 440 465 455 415 485 400 440 435 470 435 425 415 440 440 505 525 440 470 459,12
Rata-rata (g/ekor)
476,81
Rata-rata berat badan ayam = 407.670 : 855 = 476,81 g
Berat badan minimum = 476,81 x 0,9 = 429 g
Berat badan makimum = 476,81 x 1,1 = 524 g
Berat badan ayam yang masuk antara 429 g – 524 g = 294 ekor
Keseragaman = (561/855) x 100% = 65,61%
42
Tabel 12. Data berat badan ayam jantan minggu 3 Pen (g/ekor) 1 580 725 660 625 660 540 600 660 735 620 585 545 600 740 740 635 585 635 595
775 675 760 730 565 645 615 745 570 450 705 530 560 680 735 590 770 705 540 820 550 500 660 540 520 625 615 555 670 670 640 680 635 555 625 535 545 520 636,73
Rata-rata (g/ekor)
2 580 685 500 760 630 735 775 770 735 530 745 700 500 590 560 630 720 740
495 465 535 480 520 600 475 520 510 640 535 520 455 600 520 520 560 465 525
550 600 520 510 400 485 400 525 535 600 570 583 470 550 480 560 490 440 530 600 530 515 555 565 475 525 535 525 520 510 445 540 525 580 530 545 525 495 516,84
500 450 450 520 535 400 550 565 450 425 500 510 510 555 505 535 505 520
Rata-rata berat badan ayam = 86.518 : 150 = 576,79 g
Berat badan minimum = 576,79 x 0,9 = 519 g
Berat badan makimum = 576,79 x 1,1 = 634 g
Berat badan ayam yang masuk antara 519 g – 634 g = 74 ekor
Keseragaman = (76/150) x 100% = 50,67%
43
576,79
Tabel 13. Data berat badan ayam betina minggu 4 1
2
3
510 595 545 510 575 700 590 610 520 615 560 600 630 605 685 500 605 600 660 530 695 560 585 620 585 530 520 580 605 560 505 590 605 585 605 490 665 585 620 690 635 635 645 565 615 585 605 590 570 545 605 590 625 545 550 595 625 610 545 610 550 610 615 690 550 575 615 505 610 510 625 540 515 600 540 635 520 570 565 575 515 565 605 585 695 585 565 605 515 610 630 615 530 610 650 555 650 560 550 600 535 630 585 605 670 585 565 500 565 565 595 555 545 600 586,18
640 570 640 575 580 645 505 685 585 640 685 685 565 545 630 595 575 500 590 695 590 570 500 570 600 660 635 580 460 575 610 600 690 510 545 720 645 575 645 590 535 535 675 635 500 690 525 510 630 540 565 540 685 510 620 525 580 525 665 625 500 570 665 540 570 540 515 500 675 580 600 585 510 690 500 635 505 560 530 630 535 505 500 570 555 585 625 570 670 535 640 645 665 535 610 535 600 570 565 625 645 545 550 610 600 560 620 595 585 580 545 625 565 600 586,67
590 605 590 690 715 695 750 540 580 565 570 540 560 620 675 640 550 500 600 605 515 550 675 530 665 540 605 570 625 620 540 545 600 505 571 650 605 555 530 695 500 595 590 500 630 575 695 585 685 590 600 655 580 740 580 700 555 565 570 505 580 595 555 700 570 610 570 550 600 620 585 655 485 620 570 640 485 625 570 540 670 520 580 575 680 710 560 665 535 520 540 560 575 650 615 545 615 600 740 595 510 505 650 620 650 645 500 645 500 635 605 645 500 600 595,18
Pen (g/ekor) 4 5 500 555 605 570 650 540 580 505 595 505 535 530 605 625 605 540 580 585 590 570 535 570 605 655 565 615 640 655 565 590 565 650 680 535 605 750 765 545 565 500 600 535 650 550 505 585 585 570 655 600 500 685 550 625 625 620 505 575 600 535 710 685 615 500 625 690 645 610 555 625 675 715 595 540 670 515 645 635 570 510 625 590 500 525 545 650 615 630 585 600 640 555 630 635 560 550 635 625 605 605 625 600 595 610 630 645 680 600 525 725 570 580 560 635 585 505 605 590 620 715 605 625 575 525 685 505 570 665 550 575 520 665 650 650 525 585 565 580 520 535 630 570 525 600 535 500 520 665 600 595 660 585 600 505 600 680 620 675 750 585 555 575 735 615 655 620 605 470 590 690 650 700 605 500 605 575 515 530 705 620 595 550 730 650 595 525 575 605 560 610 630 625 625 530 530 530 560 565 630 490 545 560 585 540 610 545 515 535 595 575 565 600 560 700 500 595 650 620 590 695 670 560 525 505 570 510 525 580 593,38 592,94
44
6
7
635 540 640 630 695 620 680 635 655 640 635 605 605 610 530 615 615 590 500 595 590 565 675 550 590 590 625 600 570 665 620 680 595 600 610 600 565 645 570 650 535 560 520 525 600 530 675 535 705 510 605 585 625 625 500 535 595 635 615 585 645 610 560 630 675 550 635 520 630 500 540 655 675 560 640 680 595 690 665 520 650 520 710 535 700 650 605 535 595 775 695 500 530 555 680 585 585 620 575 590 505 570 670 515 575 515 540 505 585 520 615 530 620 620 598,90
610 515 550 620 550 585 590 560 635 560 575 615 625 630 725 630 620 630 675 635 655 640 590 585 595 585 590 620 600 540 640 595 630 585 500 565 600 520 575 560 575 515 545 575 750 650 610 610 610 625 510 545 500 525 535 590 550 600 505 595 605 450 505 685 520 545 515 655 565 605 630 620 600 520 650 630 545 535 540 645 565 555 700 700 660 425 590 605 550 605 600 635 540 625 520 620 570 520 545 530 650 600 630 580 525 680 515 495 520 520 520 520 520 575 583,33
8 570 605 595 550 510 635 555 635 580 600 620 545 615 590 565 580 520 600 605 595 605 575 560 615 615 500 490 545 625 500 645 550 650 560 645 620 585 555 565 520 570 670 650 620 585 555 425 515 620 585 535 740 505 550 665 595 565 581,49
Rata-rata (g/ekor)
590,31
Rata-rata berat badan ayam = 504.716 : 855 = 590,31 g
Berat badan minimum = 590,31 x 0,9 = 531 g
Berat badan makimum = 590,31 x 1,1 = 649 g
Berat badan ayam yang masuk antara 531 g – 649 g = 273 ekor
Keseragaman = (582/855) x 100% = 68,07%
45
Tabel 14. Data berat badan ayam jantan minggu 4 Pen (g/ekor) 1 730 805 760 860 745 855 765 780 935 835 730 815 750 810 830 995 875 780
835 755 850 840 685 765 715 765 725 740 715 765 855 855 790 840 815 725 890 740 870 720 765 805 865 640 735 655 785 725 750 765 730 880 875 775 775,14
Rata-rata (g/ekor)
2 780 780 755 780 545 545 765 680 620 685 765 745 750 895 900 695 690
835 655 880 765 825 645 850 720 800 790 895 745 520 895 760 605 660 825
890 690 835 660 820 855 670 625 625 805 765 615 660 615 800 810 705 815 835 805 670 880 670 855 695 750 840 835 660 840 925 695 825 680 805 890 771,76
785 845 735 835 900 780 830 755 700 700 840 890 770 755 980 840 770
Rata-rata berat badan ayam = 109.830 : 142 = 773,45 g
Berat badan minimum = 773,45 x 0,9 = 696 g
Berat badan makimum = 773,45 x 1,1 = 851 g
Berat badan ayam yang masuk antara 696 g – 851 g = 55 ekor
Keseragaman = (87/142) x 100% = 61,27%
46
773,45
Lampiran 3. Data Konsumsi Pakan Tabel 15. Data Konsumsi Pakan Parent Stock Broiler Strain Cobb umur 1 – 4 minggu Minggu I
Betina (g/ekor) 241
Jantan (g/ekor) 294
II
258
330
III
275
392
IV
286
456
1.060
1.472
Jumlah
47
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa
Gambar 1. Penjahitan Waring
Gambar 2. Penaburan Serutan dan Sekam Untuk Litter
Gambar 3. Heater (Pemanas)
48
Gambar 4. Brooder Yang Telah Siap Untuk Diisi DOC
Gambar 5. Mengangkut DOC Dari Mobil Kedalam Kandang
Gambar 6. Mengangkut DOC Ke Brooder Yang Telah Disiapkan Dengan Menggunakan Lori
49
Gambar 7. DOC Yang Baru Selesai Penanganan Pasca Datang
Gambar 8. Anak Ayam yang Minum Melalui Instalasi Nipple
Gambar 9. Pemberian Air Minum Untuk Anak Ayam
50
Gambar 10. Pemberian Pakan Untuk Anak Ayam
Gambar 11. Pengambilan Sampel Darah Ayam
Gambar 12. Sampel Darah Ayam Yang Baru Selesai Diambil
51
Gambar 13. Vaksinasi
Gambar 14. Penimbangan Untuk Pengambilan Data Berat Badan Ayam
Gambar 15. Penimbangan Berat Badan Ayam Untuk Dilakukan Grading
52
Gambar 16. Pengangkutan Ayam Yang Habis Digrading Ke Brooder Yang Telah Disiapkan
Gambar 17. Memasukkan Ayam Yang Habis Digrading Ke Brooder Yang Telah Disiapkan
Gambar 18. Turun Serutan 53
Gambar 19. Panel Temtron
Gambar 20. Gudang Pakan
54