Peosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISSN : 978-979-8940-29-3
Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar1), Andi Tenrirawe2), A.Takdir2) 1)Balai
Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan
Abstrak Produksi Parent Stock jagung hibrida nasional dilaksanakan di KP. Pandu pada tahun 2009/ 2010. Parent stock yang diproduksi adalah MR14 sebagai pejantan jagung hibrida Bima yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Pelaksanaannya dibimbing langsung oleh pemulia Balitsereal sebanyak tiga kali pembinaan di lapangan yaitu: 1) pada saat tanaman baru tumbuh untuk mengetahui cara mengenal galur MR14 dan cara mengamatinya serta tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai kemurnian yang tinggi, 2) pada saat menjelang keluar bunga jantan untuk lebih mengenal warna dan bentuk ketegakan daun dari galur MR14 serta tindakan yang harus dilakukan termasuk cara pencabutannya, dan 3) pada saat panen dan seleksi tongkol untuk mengetahui bentuk tongkol yang murni dan warna biji MR14 serta tindakan yang harus dilakukan dalam menjaga kemurnian parent stock yang dihasilkan serta cara prosesing dan penyimpanannya. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisa biaya dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan awal pertanaman sangat subur, namun terlihat ada campuran parent stock yang ditandai dengan munculnya beberapa tanaman yang bukan MR14. Persentase jumlah tanaman yang dibuang pada saat tanaman berumur 30 hari mencapai 10% dari populasi. Kemudian pada saat menjelang keluar bunga ternyata masih nampak tanaman yang menyimpang sekitar 2% yang ditandai warna dan ketegakan daunnya yang tidak serupa dengan ketegakan daun galur MR14. Pada seleksi tongkol, sekitar 30% terseleksi karena penampilan tongkol yang sudah sangat sempurna dan warna biji yang berbeda dengan warna asli MR14 bening dan oranye. Dengan demikian parent stock yang dihasilkan hanya 400 kg dan memberikan keuntungan sebesar Rp 5,6 juta, namun belum layak direkomendasikan untuk menjadi produsen parent stock karena biaya produksi parent stock tergolong mahal dan biji yang terseleksi hanya sekitar 50%. Kata Kunci : Parent stock, jagung, hibrida, produksi
pada tahun 2010 direncanakan pada luasan 17640 ha yang tersebar pada 1.176 unit SLPTT pada 11 kabupaten kota (Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut, 2010). Realisasi penanaman jagung hibrida masih belum optimal karena salah satu penyebabnya adalah masih lemahnya penyediaan benih jagung hibrida. Di tingkat petani varietas yang paling disenangi petani adalah Bisi-2, NK 33, SHS, namun ketersediaannya selain masih tergolong sulit juga keberadaannya masih sangat kurang. Jagung hibrida nasional yang dihasilkan Balitsereal dari sisi potensi produksi tidak
Pendahuluan Komoditas jagung adalah salah satu komoditas yang mendapat prioritas utama untuk dikembangkan mengingat kebutuhan jagung dalam negeri terus meningkat (Anonim, 2010). Capaian produksi jagung pada tahun 2009 adalah 17,66 juta ton dan diharapkan meningkat menjadi 29 juta ton pada tahun 2014 (Badan Litbang Pertanian, 2010). Dalam mendukung pengembangan SL-PTT jagung hibrida yang dua tahun ini digelarkan pemerintah untuk daerah yang potensil untuk pengembangan jagung, termasuk di provinsi Sulawesi Utara. Di Sulawesi Utara sendiri 602
Peosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISSN : 978-979-8940-29-3
kalah dengan jagung hibrida yang beredar di Sulawesi Utara. Permasalahannya adalah benihnya yang tidak tersedia. Mencermati kondisi tersebut, BPTP Sulut mencoba menjajaki kemungkinan untuk memproduksi parent stock dengan berkordinasi dengan Balai Penelitian Tanaman Serealia yang selanjutnya akan dikembangkan pada tingkat petani binaan untuk memproduksi F1 nya mendukung kebutuhan benih dalam program SL-PTT jagung di Sulawesi Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji kemungkinan produksi parent stock jagung hibrida nasional.
pukan kedua pada umur 35 hari dengan urea 250 kg/ha. 4. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada pada umur 15 hari dan 30 hari dengan menggunakan cangkul. Tanah ditarik ke arah pohon tanaman sehingga secara bersamaan terjadi pembumbunan untuk memperkuat kekokohan tanaman terhadap tiupan angin. 5. Seleksi tanaman dilakukan tiga kali yaitu pada saat tanaman berumur 15 hari yang diperhatikan adalah gejalah pertumbuhannya. Tanaman yang kerdil dan yang terlalu subur dibuang untuk mendapatkan keseragaman. Seleksi kedua pada umur 30 hari, tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang lain, misalnya ketegakan, warna tulang daun dan karakter tanaman yang berbeda dengan karakter galur MR-14 dibuang. Seleksi ketiga pada saat menjelang keluarnya bunga, tanaman yang berbeda bunga jantannya dibuang sebelum menyerbuki dirinya atau tanaman sekitarnya.
Bahan dan Metode Kegiatan produksi parent stock diproduksi di Kebun Percobaan Pandu pada tahun 2010. Ditanam pada bulan januari 2010 pada areal seluas 1 ha. Galur yang diproduksi adalah MR-14 (pejantan untuk semua jagung hibrida Varietas Bima). Dilaksanakan dibawah bimbingan peneliti dari Balitsereal. Teknologi budidaya yang diterapkan adalah sbb:
6. Panen dilakukan pada saat tanaman sudah masak fisiologi yang ditandai dengan munculnya black layer. Tongkol dipetik dan dikupas klobotnya lalu dikeringkan.
1. Lokasi harus steril dari jagung lainnya dan jauh dari pertanaman jagung. Oleh karena itu kegiatan ini ditempatkan pada lahan bukaan baru. Lahan ditraktor sampai lahan gembur dan beba s gulma.
7. Seleksi tongkol, dilakukan sebelum tongkol dikeringkan. Tongkol yang sudah memperlihatkan bentuk biji yang lebih sempurna dibuang, warna yang berbeda dengan warna galur MR-14 di buang.
2. Penanaman dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1 biji per lubang. 3. Dipupuk dengan dosis 450 kg Urea, 150 SP36, dan 100 kg KCl masing-masing per hektar. Pemupukan pertama dilakukan pada umur 10 hari yaitu seluruh 100 kg Urea dan seluruh pupuk SP36 dan KCl. Ditugal sekitar rumpun tanaman, pemu-
8. Pemipilan, dilakukan dengan manual, menggunakan alat konvensional yang terbuat dari ban sepeda, sehingga biji tidak terluka permukaannya. Biji yang sudah terpipil dikeringkan sampai mencapai kadar air 12%. 603
Peosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISSN : 978-979-8940-29-3
Pengamatan terhadap bentuk tongkol dan bentuk biji, juga telah mengindikasikan adanya penyimpangan yang cukup banyak. Dari jumlah tongkol yang dipanen, masih harus dipisahkan sekitar 5% (Tabel 1). Tongkol yang dipisahkan tersebut adalah tongkol yang warna bijinya berbeda dengan warna biji MR14 dan juga bentuk biji yang lebih sempurna, sementara standar pemilihan warna aslinya adalah permukaan biji masih sedikit lonjong . Secara rinci kondisi penampilan tanaman dilapangan dapat dilihat pada Tabel 1. Usaha memproduksi parent stock dengan mekanisme yang ada seperti saat ini, nampaknya tidak memungkinkan dilaksanakan oleh petani binaan, karena selain produksinya sedikit (penampilannya di lapangan tidak menunjukkan keseragaman), juga seleksinya sangat ketat yang kebiasaan menseleksi itu masih sangat susah diterima dan dipraktekkan petani, karena terkait masih adanya perasaan sayang terhadap tanaman yang sudah tumbuh, dan juga masih adanya keinginan untuk lebih mengutamakan jumlah dibanding dengan
Hasil dan Pembahasan Penampilan pertanaman di lapangan cukup baik yang ditandai dengan persentase tanaman tumbuh mencapai 95% artinya kualitas terutama daya tumbuh galur yang diproduksi Balitsereal cukup baik. Namun demikian nampaknya galur MR-14 tersebut sudah perlu dimurnikan kembali karena ternyata dilapangan telah terkontaminasi dengan varietas lain. Persentase tanaman yang menyimpang dari hasil pengamatan pada umur 15 hari mencapai 15%. Hal ini dinilai cukup tinggi, sebab persyaratan varietas campuran untuk kelas BS saja adalah 0,1% (Balitsereal, 2005; BPSB, 2006). Kemudian persentase penyimpangan dilihat dari karakteristik daun dan batang pada umur 35 hari mencapai 10%. Beberapa tanaman daunnya terkulai ke bawah sampai ada yang melengkung, pada hal bentuk daun galur MR-14 tegak. Semua informasi tersebut menguatkan bahwa galur MR-14 perlu dimurnikan kembali agar pihak yang tertarik memproduksi jagung hibrida nasional tidak mengalami kerugian.
Tabel 1. Persentase tanaman tumbuh, tanaman menyimpang pada produksi MR-14 di Sulut, 2010 NO
Uraian
Fakta lapangan
Karakter bawaan MR-14
Keterangan
1
Persentase tumbuh
95%
99 %
2
Persentase menyimpang saat umur 15 hari
15%
0-0,1%
3
Tingka kesuburan
4
Persentase menyimpang saat berumur 35 hari
10
5
Kondisi air selama pertanaman
Terjamin dengan curah hujan
Sesuai harapan
6
Serangan nhama/penyakit
Tidak berarti
Sesuai harapan
7
Penampilan tongkol
Sangat baik
Sesuai harapan
8
Tongkol yang menyimpang
Sangat subur
Tidak sesuai harapan Sesuai harapan
0-0,1%
5%
Sesuai dengan harapan
Tidak sesuai harapan
Tidak sesuai harapan 604
Peosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISSN : 978-979-8940-29-3
kualitas. Secara sosial faktor kebiasaan petani itulah yang paling mendasar yang memerlukan kesabaran dan ketekunan untuk melakukan pembinaan secara terus menerus agar kualitas produk parent stock dapat dicapai. Hasil analisis usahatani produksi parent stock secara ekonomi menguntungkan tetapi belum layak untuk dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh hanya 6,4 juta rupiah, pada hal menggunakan biaya yang cukup besar 10-an juta rupiah dan waktunya lebih lama dibanding dengan produksi jagung
kering (Tabel 2). Dengan demikian keuntungan persatuan biaya dinilai sangat kecil untuk dapat disarankan sebagai salah satu bidang usaha agribisnis di tingkat petani. Berdasarkan analisis pengembangan suatu komoditas, produksi parent stock secara fisik dapat dikembangkan di Provinsi Sulawesi Utara, tetapi secara ekonomi dan sosial belum layak yang ditandai tingginya biaya yang digunakan sementara pembiayaan usahatani di tingkat petani sampai saat ini masih terus bermasalah. Kemudian hal yang tidak kalah pen-
Tabel 2. Analisis biaya dan pendapatan usaha produksi parent stock jagung MR-14 di Sulut, 2010 No
Uraian
1
Jumlah Volume
Harga satuan (Rp/satuan)
Biaya sarana produksi
Nilai (Rp) 3.764.250
Benih galur MR-14
15 kg
150.000
Pupuk Urea
450 kg
1.250
562.500
SP36
150 kg
2.195
329.250
KCl
100 kg
6.000
600.000
Ridomil
3 bungkus
7.500
22.500
2
Biaya Tenaga Kerja
2.250.000
5.350.000
Persiapan lahan
1 ha
750.000
750.000
Penanaman
1 ha
250.000
250.000
Pemupukan
2 kali
250.000
500.000
Penyiangan
2 kali
450.000
900.000
Seleksi
3 kali
150.000
450.000
Panen
1 kali
1.000.000
1.000.000
Prosesing
1 kali
1.500.000
1.500.000
3
Total Biaya
9.114.250
4
Penerimaan
14.750.000
Benih untuk parent stock
400 kg
35.000
14.000.000
Biji untuk konsumsi
500 kg
1.500
750.000
5
Keuntungan
5,635,750
6
Nilai B/C Rasio
0.62
7
Nilai R/C rasio
1.62
605
Peosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISSN : 978-979-8940-29-3
tingnya adalah bakat bisnis yang dimiliki petani masih sangat lemah. Analisa jangka panjang keberlanjutan usaha belum terpikirkan hal yang banyak menjadi penekanan adalah bagaimana supaya mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
Daftar Pustaka Anonim, 2010. Renstra Kementerian Pertanian tahun 2010-2-14. Balitsereal, 2006. Panduan Mutu Produksi Benih Sumber. UPBS Balai Penelitian Tanaman Serealia. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut, 2010. Verifikasi CP/CL SL-PTT di Provinsi Sulawesi Utara. Disampaikan pada Rapat Kordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung, dan Kedelai Tahun 2010.
Kesimpulan Produksi parent stock jagung hibrida Bima yang dihasilkan oleh Balitsereal memungkinkan secara fisik diproduksi di KP Pandu. Kualitas parent stock yang dihasilkan cukup baik, hanya saja jumlahnya hanya sekitar 50% saja yang terseleksi menjadi parent Stock. Produksi parent stock tersebut akan menjadi ekonomis dan layak jika kemurnian galur MR-14 dapat ditingkatkan, sehingga persentase biji berkualitas yang dihasilkan mencapai hingga 80%
Dirjentan, 2009. Target dan sasaran produksi tanaman jagung. Disampaikan pada Rapat Kordinasi dan Evaluasi, Surabaya, Pebruari 2010.
606