II.20
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SITARO PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh:
Dendi Surya K. , Bakrun , Ary K. PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
SARI
”Wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro terdiri dari gabungan 3 pulau besar yaitiu Pulau Siau, Pulau
Tagulandang dan Pulau Biaro dan pulau pulau kecil di sekelilingnya. Secara tektonik wilayah ini merupakan jalur Busur Vulkanik berarah dari ujung Sulawesi Utara hingga Kepulauan Mindanao di Philippines. Secara geologi batuan penyusun utamanya adalah batuan vulkanik, umumnya berumur Kuarter dan hanya di bagian selatan berumur Tersier. Batuan tersebut terdiri dari lava jenis scoria, breksi vulkanik andesitan, breksi tufa dan endapan Pantai. Struktur geologi yang berkembang adalah struktur sesar geser dan kekar berarah baratlaut tenggara, timur – barat. Indikasi adanya mineralisasi adalah ditemukannya butiran emas di wilayah utara (Pulau Siau) dalam batuan vulkanik sebanyak enam butir berukuran sangat halus (VFC). butiran sinabar yang tersebar di 6 lokasi di Pulau Siau dan 3 lokasi di Pulau Biaro. Dengan ditemukannya indikasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian wilayah SITARO diduga kuat pernah terjadi atau terbentuk mineralisasi hidrotermal dengan tipe mineralisasinya diperkirakan adalah tipe mineralisasi hidrotermal bertemperatur rendah/dangkal atau atau epitermal. Perkiraan ini dikuatkan dengan hasil analisis kimia dan analisis PIMA. Untuk mengetahui keberadaan mineralisasi di kawasan ini secara lebih jelas maka perlu dilakukan studi secara lebih rinci.
”
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
PENDAHULUAN Lokasi kegiatan inventarisasi mineral secara administrasi pada wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro yang secara geografis terletak pada posisi antara 125° 09´ 28´´ hingga 125° 24´ 25´´ Bujur Timur, dan 2° 04’ 13” hingga 2° 52´ 47’Lintang Utara (Gambar 1). Daerah inventarisasi di wilayah Kabupaten Sitaro mencakup tiga wilayah yang terdiri dari tiga pulau besar, yaitu Pulau Siau, Pulau Tagulandang dan Pulau Biaro. Penyelidikan dilakukan dengan munggunakan jalur darat dan jalur lautKepulauan Sitaro merupakan suatu kawasan kepulauan yang terletak di sebelah utara Menado. Secara geologi kawasan ini merupakan bagian dari jalur magmatisma/gunungapi yang membentang dari Sulawesi Utara hingga Kepulauan Mindanao di Pilipina Selatan. Beberapa daerah di sebelah utara kawasan ini (kawasan Binabase dan sekitarnya, Sangihe) merupakan daerah mineralisasi hidrotermal yang menarik. Dari data geologi regional menunjukkan bahwa sekitar 75% kawasan Sitaro tediri atas batuan vulkanik yang berpotensi tinggi untuk terjadinya pembentukan mineralisasi. Bertolak dari hal tersebut diatas maka diharapkan penyelidikan yang dilakukan di kawasan ini akan diperoleh informasi penting dan menarik terutama berkaitan dengan adanya indikasi mineral logam.
GEOLOGI UMUM Secara tektonik, wilayah Kabupaten Sitaro merupakan bagian dari Jalur Volkanik Minahasa – Sangihe yang membatasi Laut Sulawesi di bagian timur (Darman dan Sidi, 2000). Aktivitas
II.20
volkanik di kepulauan ini umumnya berumur Kuarter dan merupakan hasil dari penyusupan Lempeng Laut Maluku di bawah Lempeng Benua Eurasia (Zulkarnain, 2002). Batuan gunung api pembentuk Sangihe Besar merupakan batuan volkanik berkomposisi andesitik hingga basaltik yang berumur Pliosen Awal hingga Holosen (Samodra, 1994). Selain itu dijumpai juga batuan terobosan berkomposisi dioritik hingga andesitik. Geologi umum daerah penyelidikan termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Sangihe dan Siau sekala 1 : 250.000 (Hanang Samodra, 1994). Secara umum batuan penyusun Sangihe Besar dari yang tertua hingga termuda yang terdapat di daerah ini adalah sebagai berikut: Batuan Gunungapi Biaro, Batuan Gunungapi Malingge, Batuan Gunungapi Tamata, Batuan Gunungapi Ruang dan Batuan Gunungapi Karangetang. Kehadiran batuan terobosan berkomposisi andesit dan diorit di pulau ini menunjukkan adanya indikasi mineral logam di daerah penyelidikan. Batuan terobosan yang dijumpai di daerah ini terbentuk oleh sistem retakan dan menyebabkan mineralisasi pada Plio-Plistosen (Samodra, 1994). Untuk sementara ini data indikasi pemineralan yang ada masih terbatas pada wilayah tetangga yaitu di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Beberapa data mineral logam yang telah diidentifikasi oleh Samodra (1994) antara lain emas, perak, besi, tembaga, timbal dan seng, serta mineral sulfida (pirit dan kalkopirit). Emas terdapat di daerah Lapango dan Binebase. Emas letakan didulang oleh penduduk setempat di daerah Lapango dan Sowaeng.
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Hematit dijumpai di Sowaeng, Gunung Bukide dan Bukit Bahu (Pulau Siau). Sedangkan emas primer terdapat di daerah Brahase Bawane, Desa Lehupu, Kecamatan Tabukan Selatan.
HASIL PENYELIDIKAN Geologi Daerah Penyelidikan Hasil penyelidikan di lapangan telah menghasilkan sejumlah titik pengamatan dan pengambilan conto terpilih sebagai bahan untuk dianalisis di laboratorium (Gambar 11). Ada tiga blok terpisah yang telah dilakukan penyelidikan yaitu: Blok Utara (Pulau Siau) Blok Tengah (Pulau Tagulandang) Blok Selatan (Pulau Biaro) Pengamatan di lapangan menunjukkan daerah penyelidikan tersusun secara dominan dari batuan vulkanik bersifat andesitik. Berdasarkan hasil peninjauan dilapangan menunjukkan kondisi geologi daerah penyelidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Lava
gga bentuk vesikuler, struktur aliran, setempat membentuk struktur bantal. Lava banyak dijumpai di lokasi-lokasi di Pulau Siau), Pulau Tagulandang); dan Pulau Biaro. Beberapa singkapan lava yang dijumpai dapat dilihat pada foto-foto berikut (Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4). Berdasarkan pemeriksaan secara mikroskopis dari conto STR-30R menunjukkan batuan disusun oleh mineral yang terdiri dari plagioklas (50%), piroksen (10%), gelas (33%), mineral lempung (5%) dan mineral opak (2%). Interpretasi secara mikroskopis dari batuan tersebut adalah scoria. Sedangkan dari hasil pemeriksaan pada conto STR-38 R menunjukkan batuan tersusun dari mineral yang terdiri dari plagioklas, piroksen, gelas, mineral lempung dan opak. Berdasarkan komposisi mineral dan terksturnya, maka diperkirakan batuannya adalah andesit piroksen. Adapun dari hasil pemeriksaan dari conto STR33R menunjukkan batuan disusun oleh mineral yang terdiri dari plagioklas, piroksen, gelas, mineral lempung dan mineral opak. Interpretasi secara mikroskopis dari batuan tersebut adalah scoria.
Breksi vulkanik
Batuan jenis ini merupakan jenis batuan ekstrusif yang umum atau banyak terdapat di kawasan Sitaro (Pulau Siau, Pulau Tagulandang dan Pulau Biaro), memiliki penyebaran cukup luas di ketiga pulau tersebut. Secara megaskopis memiliki sifat fisik sebagai berikut warna abu-abu, terkadang kehitaman, memiliki ron-
Batuan jenis breksi vulkanik merupakan jenis batuan ekstrussif yang umum atau banyak terdapat di kawasan Sitaro (Pulau Siau, Pulau Tagulandang dan Pulau Biaro), memiliki penyebaran yang cukup luas di ketiga pulau tersebut. Secara megaskopis lava yang terdapat di
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.20
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
kawasan ini memiliki sifat fisik sebagai berikut warna abu-abu, terkadang kehitaman, memiliki rongga bentuk vesikuler, terdapat struktur aliran menunjukkan saat pelelehan, setempat memiliki struktur bantal.
Breksi vulkanik Breksi vulkanik merupakan jenis batuan yang cukup banyak dijumpai di berbagai tempat baik di Pulau Siau, Pulau Tagulandang maupun Pulau Biaro. Di Pulau Siau dijumpai di lokasi STR.11/05 SP; STR.11/019 SP; dan STR.11/021 SP. Secara megaskopis memiliki sifat fisik warna abu-abu, keras, tersusun dari komponen batuan dengan bentuk menyudut, komponen terdiri batuan bersifat andesitik-basaltik, ukuran dari beberapa sentimeter hingga mencapai diatas 30 cm, semen terdiri atas lava. Sementara breksi yang terdapat di Pulau Tagulandang maupun Pulau Biaro diperkirakan memiliki kesamaan sifat tidak jauh berbeda dengan yang terdapat di Siau (lokasi STR.11/042 SP s.d. STR.11/045 SP); memiliki sifat fisik warna abu-abu, keras, komponen andesit dan semen batuan bersifat silika. Sebaran breksi di Pulau Tagulandang dan Pulau Biaro tidak begitu luas. Secara jelas dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Breksi vulkanik andesitik Jenis batuan breksi ini agak cukup sulit dibedakan dengan jenis breksi sebelumnya. Namun di beberapa tempat dapat dibedakan dari sifat fisiknya seperti warnanya yang agak sedikit coklat dan sudah agak lapuk. Breksi
II.20
vulkanik andesitik ini cukup banyak dijumpai beberapa lokasi di Pulau Siau, diantaranya di lokasi STR.11/08; STR.11/012; STR.11/026; STR.11/028. Secara megaskopis memiliki sifat fisik warna abu-abu kecoklatan, keras, tersusun dari komponen batuan dengan bentuk menyudut, komponen terdiri batuan bersifat andesitik, ukuran komponen dari beberapa sentimeter hingga sekitar 30 cm, semen terdiri dari lava dan tufa.
Breksi tufa Breksi tufa merupakan jenis breksi lainnya yang dibedakan dengan breksi sebelumnya karena komponen pembentuknya yang berbeda. Breksi tufa memiliki komponen pembentuk yang dominannya adalah tufa. Di daerah penyelidikan breksi tufa memiliki sebaran terbatas hanya dijumpai di wilayah selatan Pulau Siau, yaitu di lokasi STR.11/013 s.d. STR.11/0115 dan STR.11/023. Secara megaskopis breksi tufa memiliki sifat fisik warna coklat, tidak keras, tersusun dari komponen batuan batuan tufa andesitik, ukuran dari beberapa sentimeter hingga mencapai > 30 cm, semen terdiri atas tufa. Gambaran umum berkaitan dengan sebaran breksi tufa secara lebih jelas dapat dilihat pada peta geologi Gambar 9. Salah satu contoh breksi tufa yang dijumpai di wilayah selatan Pulau Siau dapat dilihat pada Gambar 5.
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Sedangkan untuk struktur kekar secara jelas dijumpai di wilayah Biaro (Gambar 8).
Batuan tufa Batuan tufa adalah salah satu jenis batuan dijumpai di wilayah Pulau Siau. Batuan tufa dijumpai di wilayah selatan, berbatasan atau menumpang diatas breksi tufa (STR.11/013). Secara megaskopis menunjukkan sifat fisik warna coklat, higroskopis, berbutir kasar halus. Salah satu ciri spesifik adalah adanya pola perlapisan meskipun bentuk perlapisannya belum begitu sempurna, namun arah perlapisannya dapat diketahui. Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa lapisan batuan tufa memiliki arah yang hampir datar yaitu N 225°E/15° (Gambar 6).
Endapan Pantai Endapan pantai merupakan endapan termuda dijumpai di sekitar pantai, disusun oleh material lepas hasil rombakan dari batuan sebelumnya seperti endapan kerikil, kerakal dari batuan vulkanik. Endapan pantai umumnya berkembang baik pada wilayah relatif datar (Gambar 7).
Struktur Geologi Struktur geologi yang dijumpai di daerah penyelidikan adalah berupa struktur sesar dan kekar. Struktur sesar dijumpai di wilayah utara adalah berupa sesar normal. Sesar normal terjadi karena adanya pengaruh gaya berat yang tidak seimbang. Sedangkan sesar geser terjadi akibat adanya geseran dapat dilihat dari pola topografi maupun melihat kondisi di lapangan secara langsung. Indikasi yang menunjukkan adanya sesar geser, kelurusannya dapat diketahui dari kenampakan topografi maupun melihat kondisi langsung jelas secara di lapangan (Gambar 7).
Dari kenampakan kelurusan secara topografi diketahui bahwa arah umum kelurusan seperti di Pulau Biaro adalah sekitar N 90 ~ 110º E. Adapun penyebaran satuan batuan dan struktur di daerah penyelidikan dapat dilihat pada Gambar 8, Gambar 9 dan Gambar 10.
Potensi Endapan Bahan Galian di Kabupaten Siau Indikasi Mineralisasi Wilayah Kabupaten Sitaro secara geografis terletak diantara ujung utara Pulau Sulawesi dengan Kepulauan Sangihe. Secara tektonik wilayah ini terletak pada jalur busur tektonik aktif yang mengarah hampir utara selatan. Hasil studi geologi yang telah dilakukan oleh para pengamat terdahulu dan peninjauan di lapangan langsung menunjukkan bahwa batuan di kawasan ini secara umum adalah batuan vulkanik muda berumur Resen, kecuali batuan yang terdapat di wilayah selatan (Pulau Biaro) menunjukan umur lebih tua berumur Tersier (Miosen). Hasil pengamatan secara megaskopis menunjukkan hampir seluruhnya batuan yang dijumpai dalam keadaan fresh atau tidak mengalami alterasi dan mineralisasi. Di wilayah bagian utara adanya indikasi mineralisasi di lokasi STR.11.008 dijumpai berupa float, kemungkinan batuan termineralisasi telah tertutupi
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.20
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
hampir seluruhnya oleh batuan vulkanik muda dan hanya sedikit atau terbatas sekali dijumpai. Jadi diperkirakan pada bagian atas sedikit tersingkap dalam bentuk jendela mineralisasi atau “window”. Indikasi yang menunjukkan adanya tanda mineralisasi ditemukan di dua daerah di Pulau Siau dijumpai di STR.11/09 dan STR.11/028. Indikasi dijumpai dalam batuan float terubah berupa argilik terpiritkan. Sedangkan indikasi mineralisasi dijumpai di Pulau Biaro dijumpai baik dalam bentuk float di STR.046 maupun dalam bentuk singkapan di lokasi STR.11/047 (Gambar 9). Sedangkan di wilayah selatan yaitu di Pulau Biaro ada kemungkinan lebih besar bahwa mineralisasi di wilayah ini berkembang dan terkuak lebih baik dibandingkan dengan di wilayah lainnya. Secara stratigrafi wilayah ini disusun oleh batuan tua (Miosen). Dugaan ini diperkuat dengan dijumpai adanya singkapan batuan terubah dan termineralisasi di lokasi STR.11/047 dan STR.11/047. Indikasi mineralisasi di wilayah ini ditunjukkan dengan dijumpainya singkapan batuan vulkanik yang telah mengalami ubahan (argilik) yang lokasinya tidak jauh dari pantai (Gambar 10). Berdasarkan pengamatan di lapangan di wilayah selatan (Pulau Biaro) kemungkinan besar mineralisasi lebih berkembang dibandingkan dengan di wilayah lainnya. Secara stratigrafi wilayah ini disusun oleh batuan tua (Miosen). Dugaan ini diperkuat dengan dijumpai adanya singkapan batuan terubah dan termineralisasi di lokasi STR.11/046 dan STR.11/047, terjadi pada batuan vulkanik yang terargilikkan
II.20
yang letaknya tidak jauh dari pantai.
Geokimia Unsur Logam Berdasarkan hasil analisis conto sedimen sungai aktif, geokimia sebaran unsur adalah : Geokimia sebaran unsur Au dengan kandungan tinggi terdapat di bagian utara yaitu di Pulau Siau (STR 11/005 sebesar 113 ppb dan STR11/031 sebesar 237 ppb). Sementara di Pulau Tagulandang kandungan yang tinggi ada di bagian timur. Sedangkan di bagian selatan kandungan emas kecil. Sebaran geokimia unsur Ag dengan kandungan tinggi terdapat di bagian tengah dan selatan Pulau Siau, di sebagian besar Pulau Tagulandang dan di bagian selatan Pulau Biaro. Kisaran Ag antara 3-4 ppm. Geokimia sebaran unsur Cu nilai tertinggi terdapat di bagian utara (Pulau Siau) dan di bagian tengah dengan kisaran antara 111-117 ppm Cu. Sedangkan di sebelah tengah dan selatan kandungan Cu rendah 24-56.7 ppm. Geokimia sebaran unsur Pb dengan nilai tinggi terdapat di selatan Pulau Siau, bagian utara Pulau Tagulandang dan bagian selatan Pulau Biaro dengan kisaran antara 42-44 ppm. Sedangkan Geokimia sebaran unsur Zn nilai yang tinggi terdapat di tengah barat dari Pulau Siau, bagian timur Pulau Tagulandang dan bagian selatan Pulau Biaro. Kisaran kandungan Zn antara 205 – 239 ppm Selain hasil analisis kimia, beberapa jenis ana-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
lisis lainnya juga memperlihatkan hal menarik perlu diketahui:
berperan penting dalam pembentukan mineralisasi di wilayah ini.
Dari hasil analisis mineralogi butir terdapat ± 9 lokasi mengandung mineral sinabar terdapat di lokasi Pulau Siau sebanyak enam lokasi yaitu di (STR11/011/P, STR11/008/P, STR11/012/P, STR11/015/P, STR11/020/P, STR11/024/P) dan Pulau Biaro sebanyak tiga lokasi yaitu di (STR11/046/P, STR11/047/P, STR11/049/P). Sedangkan di Pulau Tagulandang tidak dijumpai adanya sinabar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil analisis PIMA terhadap beberapa conto batuan menunjukkan alterasi dijumpai di Siau selatan (pada STR-13) berupa halloysite dan monmorilonit, kemudian di Pulau Siau bagian utara (pada STR-16) berupa jarosit, monmorilonit dan halloysite, di Pulau Siau bagian tengah (pada STR-25) halloysite, dan di Pualu Tagulandang bagian utara (pada STR-45) berupa kaolinit dan halloysite. Sedangkan di wilayah selatan (Pulau Biaro) alterasinya adalah berupa monmorilonit (argillik). Diduga kuat di Pulau Siau dan Pulau Biaro pada lokasi tertentu pernah terjadi dan terbentuk mineralisasi hidrotermal. Ini ditunjukkan dengan dijumpainya indikasi sinabar. Diperkirakan tipe mineralisasinya hidrotermal bertemperatur rendah/dangkal atau “Shallow Environment”. Berdasarkan data-data yang diperoleh hal yang cukup menarik dari mineralisasi adalah terdapatnya indikasi di wilayah selatan yaitu di Pulau Biaro dimana sinabar ditemukan pada batuan terubah. Hal yang mendukung adalah kondisi litologi dan strukturnya dimana di wilayah ini batuannya adalah batuan vulkanik berumur Miosen. Selain itu faktor struktur turut
Secara tektonik daerah Kepulauan Sitaro dipengaruhi oleh zona tektonik yang memiliki arah hampir utara-selatan. Secara geologi berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, geologi daerah penyelidikan terdiri dari lava, breksi volkanik, breksi volkanik andesitik, breksi tufa, tufa, dan endapan pantai. Indikasi mineralisasi dijumpai dari ditemukannya singkapan dan apungan batuan terubah (argilik terpiritkan) di Pulau Biaro dan Pulau Siau. Indikasi lian yang menunjang adalah dijumpainya dan emas serta sinabar dari konsentrat dulang di beberapa lokasi. Tipe mineralisasinya diperkirakan tipe hidrotermal temperatur rendah/dangkal atau atau epitermal Berdasarkan hasil analisis geokimia unsur menunjukkan sebaran Au kandungan tinggi terdapat di bagian utara (Pulau Siau) di STR 11/005 (113 ppb) dan STR11/031 (237 ppb). Sebaran Ag, kandungan tinggi terdapat di bagian tengah dan selatan Pulau Siau dengan kisaran antara 3-4 ppm. Sebaran Cu terdapat di bagian utara (Pulau Siau), di bagian tengah kisaran antara 111-117 ppm Cu. Di bagian tengah dan selatan kandungan 24-56,7 ppm Cu. Sebaran unsur Pb terdapat di bagian selatan
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.20
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Pulau Siau, bagian utara Pulau Tagulandang dan bagian selatan Pulau Biaro kisaran 42-44 ppm Pb. Sebaran unsur Zn terdapat di tengah barat dari Pulau Siau, bagian timur Pulau Tagulandang dan bagian selatan Pulau Biaro. Dari hasil kegiatan ini disarankan untuk dilakukan kegiatan penyelidikan lanjutan di wilayah hulu aliran sungai di lokasi STR.11/008 dan STR.11/028 Pulau Siau dan di sekitar STR.11/046 dan STR.11/047 Pulau Biaro untuk memastikan adanya daerah termineralisasi dengan melakukan penyelidikan geologi dan geokimia secara lebih rinci.
Tim Konservasi, 2007, Evaluasi Sumberdaya dan Cadangan Bahan Galian Untuk Pertambangan Skala Kecil, Di Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Pusat Sumber Daya Geolog, Bandung Samodra, Hanang, 1994. Peta Geologi Regional Lembar Sangihe dan Siau, Sulawesi. P3G. Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Bahar, I., dkk, 1999. Peta Geologi Regional Lembar Sangihe dan Siau, Sulawesi. P3G. Bandung. PT. Meares Soputan Mining, 1999. Penyelidikan Eksplorasi Emas Daerah Minahasa dan Sangir Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. PT. Kristalin Eka Lestari, 2006, Eksplorasi Emas di Kecamatan Manganitu Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. ----------------------------, 2004,.Laporan Identifikasi Potensi Energi dan Sumberdaya Mineral Pulau-pulau kecil Sangir Talaud Sulawesi Utara, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung
II.20
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro
Gambar 2. Singkapan lava yang terdapat di lokasi STR.11/030 SP (kaki Gunung Karangetang) Pulau Siau
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.20
BUKU 2: BIDANG MINERAL
Gambar 3. Singkapan lava menyerupai bantal di lokasi STR.11/038.SP (Tagulandang Barat)
Gambar 4. Singkapan lava terdapat di Biaro Selatan. Tampak sebagian bentuk retakan akibat pendinginan secara tiba-tiba
Gambar 5. Breksi tufa dijumpai di lokasi STR.11/013. Tampak terlihat breksi tufa (coklat) berada di bagian bawah lapisan batuan tufa
II.20
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 6. Pola perlapisan batuan tufa di bagian atas, menumpang diatas breksi (lokasi STR.11/013)
Gambar 7. Endapan pantai yang terdapat di wilayah tengah (Pulau Tagulandang bagian utara Struktur Geologi
Foto 7. Sesar geser dijumpai di wilayah selatan Pulau Biaro. Tampak secara jelas bentuk faset segitiga
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.20
BUKU 2: BIDANG MINERAL
Foto 8. Struktur kekar pada batuan lava di wilayah selatan Pulau Biaro
Gambar 9. Float batuan terargilikan di lokasi STR.11/008. Lokasi Pulau Siau
Gambar 10. Singkapan batuan terubah berupa argilik dengan pirit tersebar dijumpai di lokasi STR.11/047, Pulau Biaro
II.20
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 11. Peta Lokasi Pemercontoan
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.20
BUKU 2: BIDANG MINERAL
Gambar 12. Peta Geologi dan Mineralisasi
II.20
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011