I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Kasus kehilangan gigi karena pencabutan merupakan kasus yang banyak dijumpai di bidang kedokteran gigi. Restorasi pengganti gigi setelah pencabutan salah satunya berupa gigi tiruan cekat (GTC). GTC yang baik dapat mengembalikan fungsi kunyah, fungsi estetik, fungsi bicara. Salah satu komponen GTC yang perlu mendapat perhatian guna tercapainya tujuan pembuatan GTC tersebut adalah abutment atau gigi pegangan (Eny, 2010). Preparasi gigi pegangan merupakan tindakan yang penting dalam perawatan GTC. Prinsip preparasi gigi pegangan ialah mendapatkan bentuk akhir yang menjamin retensi bagi retainer (Trisanty, 2000). Finishing line adalah ekstensi perifer atau bagian akhir dari gigi yang telah di preparasi (The Glossary of Prosthodontics Terms, 2005). Letak finishing line dari GTC akan berkaitan erat dengan kualitas ketepatan tepi restorasi. Ketepatan tepi restorasi mahkota GTC merupakan faktor klinis penting baik biologis dan estetika yang mempengaruhi keawetan restorasi (Nissan dkk, 2000). Desain finishing line yang digunakan biasanya tergantung pada situasi klinis. Pemilihan desain dapat ditentukan oleh bentuk gigi, lokasi yang diinginkan, atau merupakan pilihan dari operator. Pada dua penelitian geometri yang dilakukan Hammesfahr (1999 cit. Rouse, 2001) menunjukkan ketidaksesuaian ketepatan tepi restorasi setelah sementasi yang paling minimal adalah pada preparasi shoulder. Desain shoulder menunjukkan distorsi tepi gigi yang lebih sedikit daripada chamfer karena ketebalan batas margin pada mahkota.
Pencetakan merupakan proses untuk mendapatkan bentuk yang tepat dari gigi dan jaringan mulut, sedangkan hasil cetakan merupakan negative reproduction dari jaringan mulut (Anusavice, 2003). Menurut The Glossary of Prosthodontics Terms (2005), pencetakan yaitu hasil negatif yang serupa, atau copy yang berkebalikan dari suatu permukaan benda, rekaman dari gigi dan struktur di sekitarnya yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Bahan cetak digunakan untuk mencatat dan mereproduksi bentuk dari jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut. Bahan cetak elastomer merupakan salah satu bahan cetak yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendapatkan reproduksi negatif dari gigi dan jaringan rongga mulut. Bahan cetak elastomer yang banyak beredar dipasaran ada tiga macam, yaitu: polisulfida, polyether, dan silikon. Terdapat dua jenis bahan cetak silikon, yaitu bahan cetak silikon tipe kondensasi dan tipe addisi. Polyvinyl siloxane merupakan salah satu bahan cetak silikon tipe addisi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk restorasi GTC. Polyvinyl siloxane menjadi pilihan karena memiliki stabilitas dimensi yang sangat baik, mudah digunakan (Raigrodski dkk., 2008). Stabilitas dimensi, kualitas permukaan, elastis, kemampuan mengalir, ketahanan terhadap air, dan kekuatan dari kerusakan merupakan kelebihan dari bahan cetak jenis polyvinyl siloxane (Levartovsky dkk., 2013). Teknik mencetak penting pada pembuatan model kerja yang akurat. Studi yang dilakukan Nissan dkk (2000) menyatakan bahwa teknik pencetakan mempengaruhi stabilitas dimensi hasil cetakan. Teknik mencetak dengan material
elastomer light body dan heavy body atau yang sering di kenal dengan teknik puttywash atau double impression merupakan metode mencetak yang banyak digunakan dalam perawatan GTC. Dua macam cara dari teknik mencetak dengan double impression yang digunakan adalah teknik one step dan two step (Wu dan Donovan, 2007; Levartovsky dkk., 2013). Di Klinik Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, umumnya pencetakan dilakukan dengan teknik one step pada perawatan GTC. Sedangkan kelemahan dari teknik one step adalah kurang akurat dibanding dengan teknik two step. Menurut Chee dan Donovan (1992), ketebalan bahan cetak polyvinyl siloxane yang optimal untuk pencetakan adalah 1,5-2,5 mm. Hal ini didukung oleh pendapat Levartovsky dkk., (2013) yang mengatakan bahwa teknik mencetak two step lebih akurat dari pada one step oleh karena ketebalan bahan cetak light body yang tidak dapat dikontrol. Penundaan waktu pengisian pada bahan cetak diperlukan agar dapat kembali ke bentuk semula setelah dikeluarkan dari mulut. Penundaan waktu pengisian bahan cetak juga akan memberi waktu bagi bahan cetak untuk melepaskan produk sampingan (Franco dkk., 2007). Waktu pengisian bahan cetak polyvinyl siloxane dengan gipsum dapat ditunda sampai dengan 14 hari (Gomez dkk., 2012). Terdapat perubahan dimensi pada waktu pengisian bahan cetak polyvinyl siloxane dengan teknik one step dan two step. Pada pencetakan dengan teknik one step, bahan cetak polyvinyl siloxane harus diisi dalam waktu 2 jam, sedangkan dengan teknik pencetakan two step dapat diisi hingga 30 jam untuk mencegah perubahan dimensi kurang dari 0.5% (Levartovsky dkk., 2013).
Efek dari teknik pencetakan pada stabilitas dimensi dari model kerja masih diperdebatkan. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada stabilitas hasil cetakan antara teknik one step dan two step (Hendry, 2012). Pada teknik mencetak one step terdapat sejumlah besar bahan cetak light body yang tidak terkontrol. Stabilitas dimensi hasil cetakan dipengaruhi oleh ketebalan bahan cetak polyvinyl siloxane. Tipisnya area pada finishing line GTC akan mempengaruhi stabilitas dimensi dari bahan cetak polyvinyl siloxane. Sebagian besar penelitian sebelumnya tidak menyertakan area sekitar finishing line dan antar finishing line (Levartovsky dkk., 2013). Masih belum diketahuinya stabilitas hasil cetakan antara one step dan two step pada lebar finishing line dan antar finishing line GTC membutuhkan penelitian lebih lanjut.
B. Perumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh teknik pencetakan dengan bahan polyvinyl siloxane dan waktu pengisian terhadap stabilitas dimensi finishing line dan antar finishing line model GTC?
C. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh teknik pencetakan dengan bahan polyvinyl siloxane dan waktu pengisian terhadap stabilitas dimensi finishing line dan antar finishing line model GTC.
D. Manfaat Penelitian 1. Memberi informasi mengenai pengaruh teknik pencetakan dengan bahan polyvinyl siloxane dan waktu pengisian terhadap stabilitas dimensi finishing line dan antar finishing line model GTC. 2. Memberikan rekomendasi mengenai teknik pencetakan dengan bahan polyvinyl siloxane dan waktu pengisian yang akurat pada finishing line dan antar finishing line model GTC.
E. Keaslian Penelitian Penelitian oleh Levartowsky dkk., (2013) tentang teknik pencetakan one step dan two step dan waktu pengisian terhadap stabilitas dimensi bahan cetak polyvinyl siloxane pada area sulcus gingiva memberikan hasil bahwa pencetakan dengan teknik two step lebih akurat dari pada teknik one step. Perbedaan penelitian yang akan di lakukan oleh penulis dengan penelitian yang sudah ada ialah penulis akan menggunakan software 3D Tool sebagai alat pengukuran, dan yang diukur adalah cetakan positif. Penelitian oleh Hendry (2012) tentang stabilitas dimensi hasil cetakan polivynyl siloxane dengan teknik modifikasi two step memberikan hasil bahwa teknik pencetakan one step merupakan teknik yang paling akurat. Perbedaan penelitian yang akan di lakukan oleh penulis dengan penelitian yang sudah ada ialah pada penelitian ini yang diukur adalah lebar finishing line dan antar finishing line.