HUBUNGAN TINGKAT INSOMNIA DENGAN KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA PSIK SEMETER VIII DI KAMPUS TERPADU STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN HAEDAR PUTRA Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Konsentrasi merupakan suatu hal yang sering terlibat di setiap aspek kehidupan seseorang sehari-hari, terutama seperti fungsi kognitif (proses belajar, memori, mengerjakan tugas) dan suatu relasi sosial. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam, suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan, kondisi kesehatan jasmani, kebosanan terhadap matakuliah atau kampus. Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional. Populasi Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa PSIK semester VIII di Program Studi Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran, sebanyak 50 orang. Metode pengambilan sampel dengan cara accidental sampling . Sampel 37 responden. Alat yang digunakan data primer yaitu kuesioner. Uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar tingkat insomnia responden paling banyak pada tingkat berat sebanyak 23 responden (62,2%). Sebagian besar konsentrasi belajar responden baik sebanyak 21 responden (56,8%).Ada hubungan antara tingkat insomnia dengan konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo dengan nilai p 0,015 Mahasiswa yang konsentrasi belajarnya masih kurang diharapkan meningkatkan konsentrasi belajar dan mengatur waktu dengan baik sehingga terpenuhi istirahat tidurnya serta menghilangkan faktor pemicu insomnia. Kata kunci Kepustakaan
: Tingkat Insomnia, Konsentrasi Belajar : 24 pustaka (2004 – 2013) ABSTRACT
Concentration is something that is often involved in every aspect of a person's daily life, especially in cognitive function (learning, memory, doing tasks) and social relation. In general, the influencing factors on the concentration include the lack of interest on the subjects studied, anxiety, depression, anger, worry, fear, hate and revenge, the noisy and messy learning environment, condition of physical health, the boredom toward a subject or campus. Insomnia is the inability to get enough good sleep quality and quantity. There are 3 types of insomnia that is initial insomnia or cannot start to sleep, intermittent insomnia or cannot maintain to sleep or waking frequently and terminal insomnia or waking up early and cannot to start to sleep again. This was a descriptive-correlative study with cross-sectional approach. The population in this study was the students of eighth semesters in Nursing Study Program at Ngudi Waluyo School of Health Ungaran, as many as 50 students. The data sampling used accidental sampling method. The samples in this study were 37 respondents. The data instrument in primary data used questionnaires. The statistical analysis used chi square test. The results of this study indicate that most of the respondents have high level of insomnia as many as 23 respondents (62.2%). Most of the respondents have good concentration in learning as many as 21 respondents (56.8%). There is a correlation between the level of insomnia and concentration in learning of students at Nursing Study Program of Ngudi Waluyo School of Health with p value of 0.015. The students with low level of concentration in learning are expected to improve the concentration in learning and to manage time properly so as their time to rest fulfilled and to eliminate the factors triggering insomnia. Keywords Bibliographies
: Level of insomnia, Concentration in learning : 24 (2004-2013)
yang sulit dilakukan bagi beberapa mahasiswa
PENDAHULUAN Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah
kemampuan mahasiswa dalam berkonsentrasi atau
tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan
fokus
dirinya
kesuksesannya dalam mengerjakan
bagi
suatu
keahlian
tingkat
sarjana
(Budiman, 2006). Masalah-masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa
secara
efektif
dapat
mempengaruhi tugas, mata
kuliah, dan berperilaku yang baik (Barbour, 2010).
dalam menyelesaikan
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
perkuliahan adalah banyaknya mahasiswa yang
konsentrasi di antaranya adalah kurangnya minat
mempunyai kemampuan terbatas dalam menyerap
terhadap mata pelajaran yang dipelajari, perasaan
informasi, serta kurang adanya
ketertarikan
gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan
mata kuliah serta adanya
dendam, suasana lingkungan belajar yang berisik
mahasiswa pada kemampuan (Slamet,
akademis
yang
kurang memadai
2003, dalam Gunawan, Hartati dan
Listiara, 2006).
dan
berantakan,
kebosanan
kondisi
terhadap
kesehatan
matakuliah
jasmani,
atau
kampus
(Slameto, 2003). Kondisi kesehatan jasmani seperti
Kegiatan positif tersebut adapula kegiatan di
kurang tidur dapat mempengaruhi neurotransmitter
luar perkuliahan yang dapat dikatakan merupakan
serotonin yang membuat konsentrasi seseorang
kegiatan
berkurang.
yang
segelintir
negatif
atau
misalnya kegiatan
yang
dilakukan
kelompok-kelompok
oleh
Untuk
mendapatkan
konsentrasi
tertentu,
serotonin yang adekuat dan seimbang, diperlukan
berkumpul atau nongkrong di
kualitas tidur yang baik. Tidur mempengaruhi
kantin atau disudut-sudut lingkungan kampus.
kemampuan
Semua kegiatan di luar perkuliahan memberikan
mempertahankan konsentrasi, memahami apa yang
dampak terhadap
belajar mahasiswa.
dibaca dan menyimpulkan apa yang didengarkan
Mereka yang mampu mengatur waktu dengan baik
(Robotham, 2011). Daya konsentrasi menurun akan
maka
mengakibatkan
prestasi
akan mampu mempertahankan maupun
meningkatkan prestasi belajar mereka. Mahasiswa
dalam
menggunakan
menurunnya
prestasi
bahasa,
belajar
(Kusumawati, 2005)
yang tidak mampu mengatur waktu dengan baik
Menurut Robotham (2011), orang dewasa
maka akan memberikan dampak buruk bagi prestasi
memerlukan waktu tidur 7-8 jam per hari agar dapat
belajar mereka. Mahasiswa, banyak menerima
berfungsi secara efektif sehingga dapat disimpulkan
rangsangan sehingga memerlukan daya konsentrasi
bahwa kuantitas tidur mahasiswa kurang satu jam
tinggi (Carlin, et., al, 2009).
dari waktu tidur efektif. Tidur mempengaruhi
Konsentrasi sering
merupakan
terlibat
seseorang
di
setiap
yang
aspek kehidupan seperti
kemampuan
dalam
menggunakan
bahasa,
memahami apa yang kita baca, dan menyimpulkan apa yang kita dengarkan dan mempertahankan
(proses belajar, memori, mengerjakan
konsentrasi. Konsentrasi dan pemahaman seseorang
tugas) dan suatu relasi sosial. Berada dalam suatu
pada dasarnya dipengaruhi oleh neurotransmitter
pelajaran
serotonin yang konsentrasinya berkurang pada saat
informal,
terutama
hal
fungsi
kognitif
sehari-hari,
suatu
menghadiri
perkuliahan, duduk di dalam ruang merupakan
hal
yang
membutuhkan
kegiatan perkuliahan perhatian
dalam waktu cukup lama dan dapat menjadi hal
kurang
tidur,
sehingga
untuk
mendapatkan
konsentrasi serotonin yang adekuat dan seimbang,
diperlukan kualitas tidur yang baik (Robotham,
mengalami insomnia dimana 4 mahasiswa tidak
2011).
dapat memulai tidur, 3 mahasiswa sering terjaga dan
Kualitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor
3 lainnya bangun secara dini dan tidak dapat tidur
diantaranya adalah keadaan ruang tidur, peralatan
kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuantitas
yang digunakan saat tidur, posisi tidur, ada atau
dan kualitas tidur mereka terganggu. Meskipun
tidaknya depresi dan lama tidur serta gangguan
mereka mengalami insomnia dari 10 mahasiswa ini
tidur. Salah satu gangguan tidur yang sering dialami
sebagian besar (6 mahasiswa) mengatakan mereka
mahasiswa adalah insomnia (Smith, 2012).
masih tetap bisa berkonsentrasi dengan baik saat
mencukupi
kebutuhan
tidur
baik
kualitas
maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam
mengikuti perkuliahan dan 4 mahasiswa merasa terganggu konsentrasinya saat mengikuti kuliah.
yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur,
insomnia
intermitten
atau
tidak
bisa
METODE PENELITIAN Desain
penelitian ini
yang
adalah
digunakan
deskriptif
dalam
mempertahankan tidur atau sering terjaga dan
penelitian
insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak
didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk
dapat tidur kembali (Potter, 2005).
mendeskripsikan
atau
korelasional
menggambarkan
suatu
Stikes Ngudi Waluyo merupakan salah satu
fenomena yang terjadi di masyarakat. Studi korelasi
sekolah kesehatan berada di Provinsi Jawa Tengah
merupakan penelitian atau penelaahan hubungan
yang
antara dua variabel pada suatu situasi atau
salah
satu
keperawatan.
program
Mahasiswa
mempunyai
kurikulum
studinya
prodi
keperawatan
sekelompok subjek
mengharuskan
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
menempuh pendidikan formal dan pendidikan
cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu
praktik di rumah sakit. Tugas-tugas yang menyertai
penelitian
kegiatan belajar mengajar dan tugas penyusunan
pengukuran data variabel independen dan dependen
skripsi
harus
yang
adalah
yang
menekankan
pada
waktu
diselesaikan
dimana
dalam
hanya dengan satu kali pada satu saat (Nursalam,
diperlukan
lebih
banyak
2011). Pengukuran variabel tingkat insomnia dan
membaca, bimbingan dengan dosen pembimbing,
konsentrasi belajar yang diteliti dalam penelitian ini
mensurvei lapangan dan kegiatan lainnya yang dapat
hanya dengan satu kali pada satu waktu.
penyelesaiannya,
menunjang penyelesaian penyusunan karya tulis ilmiah tersebut. Penyelesaian tugas yang menyertai kegiatan belajar-mengajar dan menyusun skripsi disertai dengan kegiatan pribadi mahasiswa sendiri, tentu memerlukan waktu
yang banyak dalam
penyelesaiannya. Dapat kita lihat bahwa mahasiswa memiliki waktu yang terbatas yang dapat digunakan untuk beristirahat. Studi dengan
pendahuluan cara
didapatkan untuk tidur mahasiswa
yang
mewawancarai
peneliti 15
lakukan
rata-rata adalah 6 jam. Dari 15 10
mahasiswa
A. Analisa Univariat Tabel 4.1. Tingkat insomnia mahasiswa Program
Studi
Keperawatan
Stikes
Ngudi
Waluyo Ungaran. Tingkat
Frekuens
Persentas
Insomnia
i
e (%)
Ringan
14
37,8
Berat
23
62,2
Jumlah
37
100,0
mahasiswa
hasil jumlah waktu yang digunakan
ini
HASIL PENELITIAN
mengatakan
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat insomnia responden paling banyak pada tingkat berat sebanyak 23 responden
(59,9%) dan pada tingkat ringan sebanyak 15
Tingkat insomnia mahasiswa Program Studi
responden (62,2%).
Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.
Konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran Tabel
4.3.
Konsentrasi
belajar
Hasil penelitian menunjukkan tingkat insomnia responden
sebagian
responden
paling
besar
banyak
tingkat pada
insomnia
tingkat
berat
mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes
sebanyak 23 responden (59,9%). Insomnia yang
Ngudi Waluyo Ungaran
terjadi pada mahasiswa disebabkan banyak hal seperti banyaknya tugas dan beban praktik yang
Konsentrasi
Frekuen
Persenta
harus dijalani mahasiswa.
belajar
si
se (%)
Insomnia sendiri
Kurang
16
43,2
mana seseorang secara terus-menerus mengalami
Baik
21
56,8
kesulitan tidur atau bangun terlalu cepat (Semiun,
Jumlah
37
100,0
2006:207). Insomnia atau gangguan sulit tidur merupakan
suatu
adalah gangguaan tidur di
keadaan
seseorang
dengan
Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat
kuantitas dan kualitas tidur yang kurang (Lanywati,
bahwa sebagian besar konsentrasi belajar
2011:13). Gejala terberat insomnia yang dialami
responden baik sebanyak
40,5% merasa ngantuk tetapi konsentrasi untuk tidur
21 responden
(43,2%) dan kurang sebanyak 16 responden
tidak fokus. Hasil penelitian didapatkan ada mahasiswa yang
(43,2%).
mengalami insomnia pada pada tingkat ringan
B. Analisis Bivariat
sebanyak 15 responden (62,2%). Mahasiswa ini Hubungan tingkat insomnia dengan konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan
tabel
4.5
menunjukkan
bahwa responden yang tingkat insomnianya pada kategori
ringan
tetapi
konsentrasinya
kurang
sebanyak 2 responden (12,5%), responden yang tingkat insomnianya pada kategori berat tetapi konsentrasinya baik sebanyak 9 responden (42,9%). Berdasarkan chi square dapat dilihat bahwa nilai p value 0,015 <
(0,05)
yang artinya
Ha diterima sehingga ada hubungan antara tingkat insomnia dengan konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo. PEMBAHASAN
Hubungan
Tingkat
Insomnia
tidur di malam hari. Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur. Ada tiga jenis gangguan iansomnia, yaitu: susah tidur, selalu terbangun di tengah malam dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (Prijosaksono & Sembel, 2008:17). Hasil penelitian didapatkan 37,8% gejala insomnia yang paling banyak tidak dirasakan mahasiswa adalah memulai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul
mengeluhkan lelah dan letih sepanjang hari dan sulit
Dengan
Konsentrasi Belajar Pada Mahasiswa Psik Semeter VIII Di Kampus Terpadu Ngudi Waluyo Ungaran
tidur dengan normal, namun mudah terputus Insomnia yang dialami mahasiswa ditandai dengan berbagai macam hal seperti kesulitan memulai tidur, bangun ditengah malam. Menurut
Lanywati (2011:13), gejala insomnia sering dapat
menderita depresi dibandingkan mereka yang biasa
dibedakan menjadi kesulitan memulai tidur (initial
tidur degan baik. Kekurangan tidur akibat insomnia
insomnia),
memberi
biasanya
disebabkan
gangguan emosi/ketegangan atau
oleh
adanya
kontribusi
pada.
timbulanya
suatu
gangguan fisik,
penyakit, termasuk penyakit jantung. Orang dengan
(misal: keletihan yang berlebihan atau adanya
insomnia bisa kehilangan banyak waktu dan
penyakit yang mengganggu fungsi organ tubuh).
pekerjaannya. Tidur malam yang buruk, dapat
Hasil penelitian bervariasi dalam insomnianya. Hal
menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas
ini disebabkan penyebab insomnia yang berbeda
harian serta kurang menikmati aktivitas hidup.
pada tiap mahasiswa. Menurut Lanywati (2011:13),
Hasil
penelitian
didukung
penelitian
yang
klasifikasi insomnia ada dua yaitu insomnia primer
dilakukan oleh Susi Eriyanti Tarihoran tahun 2012
merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabnya
dengan judul Hubungan Pola Tidur dengan Prestasi
belum diketahui secara pasti. Pengobatannya masih
Belajar Mahasiswa Keperawatan di Universitas
relatif sukar dilakukan dan biasanya berlangsung
Advent Indonesia Bandung dengan hasil Prestasi
lama atau kronis (long term insomnia). Insomnia
Belajar Mahasiswa Keperawatan di Universitas
primer
terjadinya
Advent Indonesia Bandung dengan hasil nilai skor
komplikasi kecemasan dan depresi, yang justru
rata-rata pola tidur mahasiswa keperawatan UNAI
dapat menyebabkan semakin parahnya gangguan
Bandung adalah 36,085%. Menurut tabel kategori
sulit tidur tersebut Sebagian penderita golongan ini
pola tidur mahasiswa maka nilai tersebut berada
mempunyai dasar gangguan psikiatris. khususnya
pada kategori rendah. Hasil ini sama dengan
depresi ringan sampai menengah berat. Sebagian
penelitian yang dilakukan peneliti dimana insomnia
penderita lain merupakan pecandu alkohol atau obat-
mahasiswa kebanyakan pada tingkat berat
obatan terlarang (narkotik).
Konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi
ini
Kelompok
sering
menyebabkan
yang
terakhir
ini
memerlukan
Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.
penanganan yang khusus secara terpadu mencakup perbaikan
kondisi
tidur
environments),
besar konsentrasi belajar responden baik sebanyak
pengobatan, dan terapi kejiwaan (psikoterapi) dan
21 responden (43,2%). Konsentrasi belajar baik
insomnia sekunder merupakan gangguan sulit tidur
disebabkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya
yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti.
mata ajar yang dipelajari. Konsentrasi adalah
Gangguan tersebut dapat berupa faktor gangguan
pemusatan perhatian dan kesadaran sepenuhnya
sakit fisik, maupun gangguan kejiwaan (psikis).
kepada bahan pelajaran yang sedang dipelajari.
Pengobatan insomnia sekunder relatif lebih mudah
Mengesampingkan semua hal yang sama sekali
dilakukan,
tidak berhubungan dengan kegiatan tersebut. Pada
terutama
fsteep
Hasil penelitian menunjukkan sebagian
dengan
menghilangkan
penyebab utamanya terlebih dahulu. Insomnia ditanggulangi
pada
mahasiswa
karena
akan
saat konsentrasi terjadi proses pengenalan dan ini
berdampak
harus
pengolahan informasi, sebagai berikut memasukkan,
pada
menyimpan, dan memanggil kembali informasi
mahasiswa seperti depresi dan penyakit fisik.
(Olivia, 2010:106).
Menurut Rafiudin, (2004:60), dampak insomnia,
Baiknya konsentrasi disebabkan 27,0%
antara lain insomnia memberi sedikit atau banyak
merasa nyaman belajar dengan dosen dan tidak
dampak pada kualitas hidup, produktivitas dan
terjadi
keselamatan. Orang dengan insomnia lebih mudah
mahasiswa. Konsentrasi belajar itu maksudnya
kesalahpahaman
diantara
dosen
dan
adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada
kesehatan
yang
sedang
suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau
penyebab gangguan konsentrasi berupa suasana,
menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya
perlengkapan, penerangan ruangan,
dengan ojek yang dipelajari. Suatu proses pemusatan
adanya
daya pikiran dan perbuatan tersebut maksudnya
perhatian.
gambar-gambar
menurun
yang
dan
faktor
suara dan mengganggu
adalah aktivitas berfikir dan tindakan untuk member
Hasil penelitian didukung penelitian yang
tanggapan-tanggapan yang lebih intensif terhadap
dilakukan oleh Susi Eriyanti Tarihoran tahun 2012
focus atau objek tertentu. Fokus atau objek tertentu
dengan judul Hubungan Pola Tidur dengan Prestasi
itu, tentunya telah melalui tahapan penyeleksian
Belajar Mahasiswa Keperawatan di Universitas
kualitas yang direncanakan. Prosedur tahapan
Advent Indonesia Bandung dengan hasil nilai skor
penyeleksian akan kualitas objek yang direncanakan
rata-rata indeks prestasi mahasiswa keperawatan
tak lain adalah pengembangan minat, motivasi dan
tingkat III UNAI Bandung adalah 2,98. Menurut
perhatian pada objek belajar (Surya, 2010:153).
tabel kategori indeks prestasimahasiswa maka nilai
Hasil penelitian didapatkan konsentrasi
tersebut berada pada kategori cukup memiliki indeks
belajar mahasiswa kurang sebanyak 16 responden
prestasi cukup. Hal ini berarti bahwa mahasiswa
(43,2%). Hal ini disebabkan banyak hal seperti
kurang mampu menggunakan waktu yang baik
kurang berminatnya mahasiswa, gangguan jasmani,
sehingga menyebabkan sering mengalami gangguan
gangguan lingkungan dan cara belajar yang kurang
dalam konsentrasi belajar, kegiatan belajar yang
baik.
kurang dan cara belajar tidak maksimal
Konsentrasi
kurang
disebabkan
51,4%
konsentrasi yang terganggu paling banyak selalu
Hubungan tingkat insomnia dengan konsentrasi
dirasakan adalah pada pertanyaan saya tertarik
belajar mahasiswa Program Studi Keperawatan
belajar karena materi dosen penting bagi saya.
Stikes Ngudi Waluyo Ungaran
Menurut
penyebab
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan
timbulnya kesulitan konsentrasi belajar, antara lain
antara tingkat insomnia dengan konsentrasi belajar
kurang berminat dan motivasi untuk belajar, maka
mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes
mudah terpengaruh pada hal-hal lain yang lebih
Ngudi Waluyo. Adanya hubungan ditunjukkan
menarik perhatian ketika proses belajar berlangsung.
dengan responden yang tingkat insomnianya tingkat
Hallain tersebut tentunya masalah yang tidak ada
insomnianya pada kategori ringan sebagian besar
hubungannya dengan apa yang dipelajari, terutama
konsentrasi belajarnya baik sebanyak 14 responden
hal-hal yang bersifat menyenangkan sehingga pada
(87,5%), responden yang tingkat insomnianya pada
akhirnya
kategori kategori berat sebagian besar konsentrasi
tidak
Surya
mengerti
(2010:22),
isi
pelajaran
yang
seharusnya diperhatikan secara intensif,
belajarnya kurang sebanyak 12 responden (57,1%).
Selain hal diatas perbedaan konsentrasi ada
Mahasiswa adalah individu yang belajar di
yang baik dan kurang disebabkan juga faktor
perguruan tinggi, yang usianya berkisar antara 18
internal dan eksternal dari mahasiswa sendiri.
hingga 22 tahun. Dalam teori perkembangan, usia
Menurut
penyebab
ini termasuk dalam masa remaja akhir. Masa remaja
gangguan konsentrasi antara lain faktor penyebab
telah terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi
gangguan konsentrasi dari dalam diri sendiri antara
dari struktur otak yang telah sempurna. Remaja
lain minat belajar rendah (mata pelajaran dianggap
secara aktif membangun dunia kognitif mereka,
tidak menarik), perencanaan belajar yang buruk dan
dimana informasi yang didapatkan tidak langsung
Olivia
(2010:107),
faktor
diterima begitu saja ke dalam skema kognitif
dan penelitian oleh Susi Eriyanti Tarihoran tahun
mereka. Mereka sudah mampu membedakan antara
2012 dengan judul Hubungan Pola Tidur dengan
hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide
Prestasi
lainnya, lalu menghubungkan ide-ide tersebut, tidak
Universitas Advent Indonesia Bandung dengan hasil
hanya mengorganisasikan apa yang dialami dan
hitung Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
diamati, tetapi mampu mengolah cara berpikir
bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola
sehingga memunculkan suatu ide baru (Santrock,
tidur
2003:50).
Keperawatan tingkat III UNAI Bandung. Dengan
Belajar
dengan
Mahasiswa
prestasi
Keperawatan
belajar
di
mahasiswa
Hasil penelitian didapatkan kesenjangan
kata lain bahwa mahasiswa yang pola tidurnya tidak
seperti responden yang tingkat insomnianya pada
teratur akan menimbulkan rasa mengantuk di siang
kategori
hari, rasa lelah, berpengaruh terhadap mood, terjadi
ringan
tetapi
konsentrasinya
kurang
sebanyak 2 responden (12,5%) hal ini disebabkan
gangguan konsentrasi dalam belajar.
berbagai
berminatnya
tersebut juga akan terganggu proses berpikir
mahasiswa terhadap materi yang dipelajari dan
inovatif, kurang waspada, persepsi dan daya ingat
suasana yang tidak mendukung. Menurut Slameto
berkurang dan hasil belajar tidak optimal.
(2003
faktor
:87)
seperti
faktor-faktor
kurang
yang
mempengaruhi
konsentrasi di antaranya adalah kurangnya minat
Individu
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
terhadap mata pelajaran yang dipelajari , perasaan
Hasil penelitian yang dilakukan Agustus 2015
gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan
pada 37 mahasiswa Program Studi Keperawatan
dendam., suasana lingkungan belajar yang berisik
Stikes Ngudi Waluyo Ungaran yang mengalami
dan berantakan, kondisi kesehatan jasmani dan
insomnia diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah.
1. Tingkat insomnia responden paling banyak
Responden yang tingkat insomnianya pada kategori berat ada yang konsentrasinya baik sebanyak 9 responden (42,9%). Hal ini disebabkan keberhasilan dalam pemusatan pikiran sebagaian
pada tingkat berat sebanyak 23 responden (62,2%) 2. Konsentrasi belajar responden baik sebanyak 21 responden (56,8%).
besar tergantung pada individu itu sendiri. Di tempat
3. Ada hubungan antara tingkat insomnia dengan
yang paling tidak tepat sekalipun untuk belajar,
konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi
orang ada
Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo dengan
yang dapat berkonsentrasi karena
pikirannya fokus. Selain itu motivasi kuat yang timbul
dalam
diri
seorang
mahasiswa
dapat
mendorongnya belajar.
nilai p 0,015 Saran Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti
Hasil penelitian didukung oleh penelitian
faktor lain yang berhubungan dengan konsentrasi
yang dilakukan Widhiasari Esterva Dwi tahun 2012
belajar seperti motivasi dan gaya belajar mahasiswa.
dengan judul hubungan antara Insomnia dengan
DAFTAR PUSTAKA
Konsentrasi Belajar di Kelas pada Mahasiswa FTSP dan FTI di Universitas Islam Indonesia dengan hasil p=0,000 yaitu ada hubungan yang sangat signifikan antara
insomnia
dengan
konsentrasi
belajar,
sehingga hipotesis dari penelitian ini dapat diterima
Barbour, 2010.Stress among higher education students: towards a research agenda, High Educ., 56, 735–746.
Budiman,
A.
2006.
Kebebasan,
negara,
pembangunan: kumpulan tulisan, 1965-. 2005. Jakarta: Pustaka Alvabet Gunawan, Hartati dan Listiara, 2006. Hubungan Antara
Efektivitas
Komunikasi
Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro: Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3. (2), 93-115. Lanywati, 2011. Insomnia: Gangguan Sulit Tidur, Yogyakarta: Kanisius
Nursalam, 2011. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung Seto Olivia, 2010. Mendampingi anak belajar. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Robotham, 2011.Stress among higher education students: towards
aresearch agenda,
High Educ., 56, 735–746. Semiun, 2006. Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Smith, 2012. Pain
and
Chemical Dependency,
Oxford University Press, New York. Surya, 2010. Menjadi manusia pembelajar. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
.
9