HUBUNGAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI BELAJARMAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh: Rasyid Hayadi 109011000044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JAKARTA 2015
ABSTRAK Nama
:Rasyid Hayadi
NIM
:109011000044
Fak/Jurusan
:Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi :Hubungan Merokok Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebiasaan merokok pada mahasiswa merupakan sebuah kebiasaan yang diciptakan sendiri, sehingga kebiasaan inilah yang sulit dilepaskan dan ditinggalkan oleh mahasiswa perokok aktif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang dalam pelaksanaannya dilakukan penelitian lapangan dengan cara menyebar angket kepada beberapa responden serta observasi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun hasil penelitian yang menunjukkan bahwa antara hubungan merokok terhadap motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan dengan hasil perhitungan yang menunjukkan r hitung< r tabel(r hitung 0, 164
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikanSkripsi ini. Shalawat beriringan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Skripsi ini berjudul Hubungan Merokok
Terhadap
Hidayatullah
Jakarta
Motivasi
Belajar
merupakan
syarat
Mahasiswa yang
PAI
harus
UIN
ditempuh
Syarif untuk
menyempurnakan tugas akhir yang harus dipenuhi demi mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I). Atas selesainya Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan serta doa dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam rangka penyusunan dan penulisan Skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada: 1. Kepada kedua orang tuaku,tiada letih mengutamakan pendidikan anakanaknya, yang tersayang dan tercinta Ayah dan Mamak (H. Sailan, S.Pd dan Hj. Nazilmah, S.Pd.I) terima kasih untuk setiap doa, motivasi, perhatian, nasehat, kasih sayang dan segalanya. Semoga Allah melindungi dan mengasihi kedua penyemangat hidupku, yang kuat menafkahi anakanaknya di masa pendidikan. Dan semoga Allah memberi kesempatan yang panjang untuk saya membahagiakan orang tua sampai saya menjadi orang sukses. 2. Kepada keluarga ku kakak, abang dan adik dr.Nurul Izmah, Mahadi Maulana Nasution, Amd, SE, dr.Abdi Haqiqi, Wahyu Wilda Watidan semua keluargaku tersayang.Semoga kita tetap berada dalam lindungan Allah SWT. 3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Tarbiyah (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
4. Bapak H. Dr. Abdul Madjid Khon, MA dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA selaku ketua dan sekretaris program studi Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta. 5. Bapak Rusydi Jamil, MA selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih atas semua pengetahuan, motivasi, nasihat, dan kesabaran beliau yang sangat luar biasa dalam membimbing saya menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Bahrissalim, MA selaku dosen penasehat akademik, yang memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. 7. Bapak dan Ibu dosen FITK yang telah memberikan ilmunya dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak pimpinan beserta para staf perpustakaan utama, perpustakaan tarbiyah atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini. 9. Sahabat Pendidikan Agama Islam 2009 (Yusuf Qurdhawi, S.Pd.I, Ahmad Fauzi S.Pd.I, Cyntia Indriani, S.Pd.I, Ali Umar, S.Pd.I beserta istri dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tidak satupun kenangan bersama kalian yang akan penulis lupakan. Terima kasih untuk kebersamaan kita, sukses untuk kita dan seluruh angkatan 2009. 10. Sahabat Ikatan Pesantren Darul Arafah (IKAPDA) Henrizal Saidi Harahap dan istri, Dienny, Siska Dasrin, Khairul Adha, Hafiz, Rija, Nurul, Udin, Wilda, Aswandi, Surya dan Andre. Terima kasih untuk kehangatan ikatan primodial kita selama penulis melakukan studi di kampus UIN Jakarta ini.
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Jakarta, 04 Oktober 2015
Rasyid Hayadi
iv
DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
5
C. Pembatasan Masalah
5
D. Perumusan Masalah
6
E. Tujuan Penelitian
6
F. Kegunaan Penelitian
6
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik 1. Rokok
7
a. Pengertian Rokok
7
b. Zat Yang Terkandung dalam Rokok
8
c. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Rokok
9
d. Asumsi Masyarakat Tentang Rokok 2. Motivasi
14 14
a. Pengertian Motivasi
14
b. Peran Motivasi dalam Belajar
16
c. Jenis Motivasi
16
3. Belajar
18
a. Pengertian Belajar
18
v
b. Ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar
20
c. Tujuan Belajar
20
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
21
B. Kerangka Berfikir
24
C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
25
D. Hipotesis Penelitian
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
27
B. Metode Penelitian
27
C. Populasi dan Sampel
28
D. Tehnik Pengumpulan Data
29
E. Tehnik Analisis Data
30
F. Hipotesis Statistik
32
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
33
1. Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
33
2. Deskripsi Hasil Angket Penelitian
40
B. Pengujian Hipotesis Hubungan Rokok Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
54
C. Pembahasan Hasil Penelitian
56
1. Interprestasi dan Pemaknaan Hasil Penelitian
56
2. Keterkaitan Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa 58 3. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Penelitian Terpadu D. Keterbatasan Penelitian
60 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
62
B. Saran
63
vi
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-Kisi Angket
29
Tabel 2 Penskoran Angket Positif
31
Tabel 3 Penskoran Angket Negatif
31
Tabel 4 Deskripsi Angket No.1
40
Tabel 5 Deskripsi Angket No.2
41
Tabel 6 Deskripsi Angket No.3
41
Tabel 7 Deskripsi Angket No.4
42
Tabel 8 Deskripsi Angket No.5
43
Tabel 9 Deskripsi Angket No.6
43
Tabel 10 Deskripsi Angket No.7
44
Tabel 11 Deskripsi Angket No. 8
45
Tabel 12 Deskripsi Angket No.9
45
Tabel 13 Deskripsi Angket No.10
46
Tabel 14 Deskripsi Angket No.11
47
Tabel 15 Deskripsi Angket No.12
47
Tabel 16 Deskripsi Angket No.13
48
Tabel 17 Deskripsi Angket No.14
49
Tabel 18 Deskripsi Angket No.15
50
Tabel 19 Deskripsi Angket No.16
50
Tabel 20 Deskripsi Angket No.17
51
Tabel 21 Deskripsi Angket No.18
52
Tabel 22 Deskripsi Angket No.19
52
Tabel 23 Deskripsi Angket No.20
53
Tabel 24 Indeks Korelasi Variabel X dan Variabel Y
54
Tabel 25 Indeks Korelasi product moment
57
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian Lampiran 2 Pedoman Observasi Lampiran 3 Penentuan Sampel Lampiran 4 Data Mentah Hitungan Variabel X Lampiran 5 Data Mentah Hitungan Variabel Y Lampiran 6 Hasil Analisis Deskriptif Lampiran 7 Foto-Foto Hasil Penelitian Lampiran 8 Profil Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Lampiran 9 Hasil Uji Referensi
ix
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.1 Istilah rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini awalnya dilakukan pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan suku Indian menggunakannya sebagai media ritual terhadap dewa-dewa mereka. Kemudian pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan rombongannya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba untuk menghisap tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa budaya menghisap tembakau ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah budaya ini dibawa ke Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia lah Jean Nicot, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka. Kepopulerannya yang semakin meningkat di Eropa membuat John Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855. Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari 1
Lisa Ellizabet Aula, Stop Merokok, (Jogjakarta, Garailmu, 2010) h. 11-12
1
2
Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam.2 Perokok aktif dan perokok pasif memiliki resiko tinggi terkena berbagai macam penyakit akibat merokok. Hal ini disebabkan oleh racun-racun dari rokok tersebut dapat terakumulasi di dalam tubuh. Menurut penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, perokok aktif mempunyai resiko 2-4 kali lipat untuk terkena penyakit jantung koroner dan memiliki resiko lebih tinggi untuk kematian mendadak. Sedangkan perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit kanker 30% lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif itu sendiri. Masyarakat telah mengetahui bahaya merokok, namun angka kejadian merokok masih cenderung tinggi. Data Litbang Depkes tahun 2003, Indonesia merupakan urutan ke-5 di antara 10 negara di dunia yang mengonsumsi rokok. Indonesia mengalami peningkatan tajam konsumsi tembakau dalam 30 tahun terakhir, dari 33 milyar batang per tahun di tahun 1970 ke 217 milyar batang di tahun 2000. Biasanya kerusakan yang diakibatkan dari merokok akan terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru dapat dirasakan langsung dalam beberapa tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Menurut data national cancer institute di Amerika Serikat tahun 2007, kanker akan terlihat atau dapat dirasakan gejalanya oleh perokok setelah 20 tahun atau lebih mengonsumsi rokok. Karena dampak penyakit dari perilaku merokok tersebut akan terlihat dalam jangka panjang, hal inilah yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini.3 Orang yang sudah kecanduan merokok umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk merokok dan cenderung lebih sensitif terhadap efek dari nikotin. Seorang perokok kemudian semakin meningkatkan konsumsi rokoknya saat tubuh perokok menginginkan nikotin. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga akan
2
Ibid., h. 16-17 Tjandra, Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan, (Jakarta Penerbit Universitas Indonesia UI Press 1997).h. 18-19 3
2
3
mempengaruhi otak. Apabila rokok dikonsumsi sejak usia dini akan berpengaruh terhadap fungsi otaknya. Jika perokok terus-menerus menghisap rokok, maka akan terjadi penumpukan nikotin di otak.Penumpukan nikotin tersebut akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap motivasi belajar remaja. Kini merokok sudah menjadi tren di setiap kalangan, mulai dari anakanak, remaja, hingga dewasa. Tren merokok sangat melekat di banyak kalangan masyarakat hingga banyak menimbulkan istilah-istilah dalam pergaulan seharihari seperti “dengan merokok membuat hidup menjadi santai”, “rokok adalah solusi setiap permasalahan”, “dengan merokok pikiran menjadi tenang” dan lain sebagainya. Istilah-istilah itu sering diucapkan kepada sesama pecinta rokok maupun kepada orang yang belum pernah mengisap rokok, sehingga menimbulkan perspektif yang jauh berbeda dengan fakta dalam dunia kesehatan yang menyebutkan rokok adalah sumber kematian yang paling utama. Seorang perokok akan menjadi lebih PD (Percaya Diri) ketika ia merokok sehingga dalam mengerjakan kegiatan apapun akan merasa rileks dan nyaman. Anggapan tersebut mendasar pada kepercayaan mayoritas perokok
yang
mengatakan bahwa rokok dapat mendorong rasa percaya diri sehingga dapat memotivasi diri untuk melakukan suatu hal dengan penuh keyakinan dan kesiapan. Sama halnya dengan para mahasiswa PAI (Pendidikan Agama Islam) FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sebagian besar merupakan perokok aktif sehingga memiliki anggapan yang tak jauh berbeda tentang “Rokok”. Secara jelas dapat dilihat bahwa banyak dari mahasiswa PAI yang sebelum ataupun sesudah jam pelajaran dan ketika mengerjakan tugas mereka selalu menyalakan rokok, baik di dalam lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus.Dikatakan bahwa dengan merokok dapat menghilangkan rasa khawatir dan stres ketika akan melangsungkan kegiatan perkuliahan dan dengan merokok pikiran terasa rileks dan nyaman sehingga dapat mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik.
3
4
Berbeda jauh dengan fakta kesehatan merokok yang telah diungkapkan, bahwa dengan merokok dapat memunculkan berbagai penyakit, terutama fungsi otak yang menjadi target pertama yang akan dirusak oleh rokok. Berdasarkan realita tersebut, penulis mencoba mengangkat pembahasan tentang pengaruh rokok terhadap motivasi belajar mahasiswa, karena sebagaimana yang telah diketahui, bahwa motivasi dalam belajar terbagi menjadi dua yaitu, : 1.
Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar.4 Dengan adanya teori tersebut, penulis mencoba mencari kebenaran tentang
anggapan mahasiswa perokok aktif yang mengatakan bahwa rokok dapat menenangkan pikiran sehingga mahasiswa dapat mengikuti kegiatan perkuliahan dan dapat mengerjakan tugas kuliah dengan baik dan benar. Jika benar demikian, maka merokok merupakan sebuah kegiatan yang dapat memotivasi mahasiswa dan merupakan motivasi ekstrinsik dalam belajar. Berlawanan dengan fakta kesehatan yang telah dijelaskan sebelumnya. Oleh karenanyalah, penulis bermaksud mengangkat realita tersebut untuk dijadikan tulisan dalam tugas akhir sebagai mahasiswa yaitu skripsi yang berjudul “Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
4
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (2011, PT Remaja Rosdakarya, Bandung)
h. 75.
4
5
B. Identifikasi Masalah Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Merokok tidak bisa memotivasi mahasiswa perokok aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus. 2. Merokok tidak dapat membantu konsentrasi mahasiswa perokok aktif dalam mengerjakan tugas kuliah. C. Pembatasan Masalah Dalam skripsi ini, penulis membatasi masalah dengan persoalan sebagai berikut : 1. Merokok yang dimaksud penulis adalah kegiatan merokok yang dilakukan mahasiswa sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus dan ketika mahasiswa sedang mengerjakan tugas kuliah. Adapun aspek yang diteliti dalam penulisan ini adalah : a. Kegiatan merokok mahasiswa perokok aktif sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar di kantin FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Kegiatanmerokok mahasiswa perokok aktif ketika sedang mengerjakan tugas kuliah 2. Motivasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah jenis motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal dari luar tubuh manusia sehingga dapat merangsang manusia untuk mengerjakan suatu kegiatan. Adapun aspek yang diteliti dalam penulisan ini adalah : a. Suasana mahasiswa ketika merokok untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus. b. Suasana mahasiswa ketika merokok sambil mengerjakan tugas. c. Suasana mahasiswa ketika tidak merokok untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus. d. Suasana mahasiswa ketika tidak merokok sambil mengerjakan tugas
5
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimana motivasi mahasiswa perokok aktif apabila tidak merokok ketika ingin mengikuti kegiatan perkuliahan? 2. Bagaimana motivasi mahasiswa perokok aktif apabila tidak merokok ketika sedang mengerjakan tugas? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan skripsi ini adalahuntuk mengetahui hubungan merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfa’at bagidiri saya pribadi khususnya dan bagi setiap mahasiswa perokok pasif umumnya dalam mengambil keputusan untuk tidak merokok. 2. Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat dijadikan referensi untuk peningkatan mutu dan kualitas mahasiswa dalam pembelajaran.
6
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik 1. Rokok a. Pengertian Rokok Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung/ dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).5 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, rokok diartikan gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas). Adapun jenisjenis rokok diantaranya adalah : 1) Rokok Kawung adalah rokok yang penyalutnya (pembungkusnya) adalah daun enau (aren) 2) Rokok Kelembak adalah rokok yang tembakaunya dibubuhi kelembak 3) Rokok Kretek adalah rokok yang tembakaunya dibubuhi cengkih.6 Bagi orang yang aktif merokok disebut sebagai perokok aktif, sedang bagi orang yang tidak merokok sementara menghirup asap rokok saja disebut sebagai perokok pasif.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang 5
Lisa Ellizabet Aula, op. cit., h. 29. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke empat. Hal
6
1180
7
8
dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya “merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”. b. Zat Yang Terkandung dalam Rokok Rokok merupakan gulungan kertas diisi dengan tembakau yang dalam gulungan tersebut mengandung beberapa zat beracun, diantaranya adalah : 1) Nikotin Nikotin merupakan zat yang berbahaya, termasuk jenis semikonduktor alkalis. Nikotin adalah zat utama yang terdapat dalam rokok. Penelitian menunjukan bahwa zat ini dapat meracunisaraf tubuh, meningkatkan peredaran darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, serta menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Tidak diragukan lagi bahwa dampak negatif dari rokok secara langsung terhadap organ tubuh ditimbulkan dari zat ini. Riset membuktikan bahwa empat tetes nikotin dapat membunuh seekor kelinci yang bertubuh besar. Kadar nikotin yang terkandung pada sehelai daun tembakau kering berkisar 1 – 3% dari berat tembakau. Dan berat daun dibedakan tergantung dari jenis satu dengan jenis yang lainnya. Satu batang rokok pada umumnya mengandung sekitar 25mg nikotin yang sebagian besar terserap oleh asap rokok ketika dibakar. 2) Gas Karbon Monoksida Gas karbon monoksida terbentuk ketika terjadi pembakaran secara perlahan pada tembakau dan kertas rokok. Para dokter telah membuktikan adanya kandungan gas beracun tersebut dengan kadar yang banyak dalam tubuh perokok. Gas tersebut merupakan gas yang mengurangi kemampuan sel-sel darah merah untuk mengangkut oksigen, sehingga menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam jaringan tubuh, terutama dalam jaringan otot jantung. Karena fungsi sel-sel darah merah adalah untuk menyatu dengan oksigen pada sel-sel paru-paru dan mengangkutnya ke seluruh anggota tubuh, maka fungsi tersebut relatif terhambat, karena gas karbon monoksida mampu menyatu dengan hemoglobin (yang berada dalam sel-sel darah merah) lebih kuat dan cepat daripada menyatunya hemoglobin dengan oksigen. 8
9
Hal ini mengakibatkan hemoglobin tidak bisa menyalurkan oksigen keseluruh anggota tubuh, dan sebagai gantinya, ia menyalurkan gas beracun. Gas inilah yang dapat merusak jaringan tubuh, menghilangkan vitalitas, kelenjar, merusak selaput lendir pada mulut, trakea, bronkus, dan alveolus (kantungkantung udara). 3) Nitrogen Oksida Nitrogen oksida berpengaruh pada bulu-bulu halus yang meliputi bronkial dan merangsang bulu-bulu tersebut, sehingga bertambah pula keluarnya cairan ekskresi di selaput lendir pada saluran pernapasan, dan membesarlah kelenjar getah bening yang ada pada bronkial. Dengan demikian, berubahlah kualitas dahak yang keluar. 4) Tar Zat inilah yang mengandung hidrokarbon (benzatrasin dan benzopirin) yang dikenal sebagai penyebab kanker pada paru-paru dan kandung kemih. 5) Gas Amoniak Gas inilah yang menyengat lidah, mengakibatkan terbentuknya lapisan berwarna kuning pada permukaan lidah, dan mengganggu kelenjar pengecap dan perasa yang ada pada permukaan lidah. Gas Amoniak juga dapat memperbanyak keluarnya air liur, merangsang batuk, membuka peluang terserang pilek secara berulang-ulang serta radang pada mulut, kerongkongan, dan farinks.7 c. Penyakit yang Disebabkan Oleh Rokok 1) Ketergantungan Akibat yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Rokok adalah salah satu zat adiktif. Sekali seseorang perokok, ia pun akan sulit mengakhiri kebiasaan buruk itu. Ketergantungan pada rokok itu akan menyerang tubuh perokok baik secara fisik maupun psikologis. Karena sifat adiktifnya, Diagnosticand statistical manual of mental disorders (DSM IV) mengelompokkan rokok dalam nocotine related disorders. Sementara,organisasi kesehatan sedunia World Health Organization (WHO)
7
Abdul Karim Muhammad Nashr, Rokok Haram, (Jakarta, Citra Risalah, 2008) h. 49-56
9
10
menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Dan proses serta perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat,seperti heroin dan kokain. 2) Penyakit Jantung dan Penyakit Pembuluh Darah Dr. Vincent Sorrell, ahli jantung dari East Carolina University, Amerika Serikat, menyimpulkan hasil dari sebuah penelitian yang telah dilakukannya, satu kali isapan rokok bisa langsung memengaruhi fungsi jantung. Dalam peneitiannya, dia mengumpulkan orang-orang yang bukan perokok konstan atau bukan perokok aktif. Aliran darah yang keluar dari paru-paru dan jantung orang-orang tersebut kemudian dipelajari dan dicatat. Mereka lalu diminta untuk memilih mengunyah permen karet nikotin atau merokok satu batang. Setelah itu, aliran darah mereka kembali dipelajari. Hasilnya sungguh mengejutkan. Rata-rata orang yang memilih rokok daripada permen karet mengalami perubahan arus aliran darah. “Fungsi Jantung orang yang merokok satu batang tersebut juga mulai mengalami kerusakan,” kata Sorrell.8 Zat yang dihasilkan oleh asap rokok menyebabkan adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang menyempit itu kemudian akan mengurangi aliran oksigen menuju jantung, otak, dan organ-organ penting lainnya. 3) Penyebab Depresi Jurnal Addictive Behaviors pernah membuat laporan tentang efek emosional yang diterima melalui merokok pada remaja. Dalam penelitian ini, 662 remaja SMU diminta untuk melengkapi 20 Kuisioner tentang penggunaan rokok untuk memperbaiki mood. Para partisipan dibagi ke dalam tiga kelompok; tidak pernah menjadi perokok, perokok yang tidak menggunakan rokok untuk mengobati atau memperbaiki mood atau status psikologis, serta perokok yang menggunakan rokok untuk mengobati status psikologis. “perokok yang menggunakan rokok sebagai peningkat mood mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami peningkatan gejala depresi daripada remaja yang tidak pernah merokok,”.
8
Ahmad Rifa’i Rif’an, Merokok Haram, (Jakarta, Republika, 2010) h. 69.
10
11
4) Kanker Paru-paru Penelitian di Amerika Serikat menunjukaan merokok merupakan penyebab tiga kematian utama, yaitu kanker paru, jantung koroner dan penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK). Apalagi anak-anak yang hidup dilingkungan
perokok pasif mempunyai resiko besar 30% lebih mengidap berbagai penyakit berhubungan dengan paru-paru. Universitas Texas Amerika Serikat telah melaporkan bahwa telah ditemukan hubungan langsung antara merokok dengan kanker paru. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa benzo (a) pyrene dalam rokok antara 20 – 40 nanogram per satu batang rokok. Benzo(a)pyrene menyebabkan gen p53 (tumor suppressor genez) bermutasi yang semula berfungsi melindungi sel dari kanker menjadi gen penyebab kanker.9 5) Emfisema Merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastissannya, maka paruparu menjadi sulit mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengahengah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkitis kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis. 6) Osteoporosis Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin yang terkandung di dalam rokok akan mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Selain itu, proses pembentukan tulang pada perokok akan sulit terjadi, hal itu disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah keseluruh tubuh. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporisis baik secara langsung maupun tidak langsung.
9
Ibid h. 72
11
12
7) Rendahnya IQ Studi yang dilakukan terhadap 20.000 orang dewasa yang dilakukan Sheba Medical Centre menyimpulkan bahwa merokok satu bungkus perhari atau lebih bisa menurunkan IQ 7,5 poin lebih rendah daripada non perokok. Mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari memiliki IQ sangat rendah, sekitar 90. Kecerdasan rata-rata nilai IQ berkisar 84 – 116 poin. Kaum muda yang merokok secara teratur cenderung memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah mencolok dari pada yang bukan perokok. Tipikal perokok usia 18 – 21 tahun ditemukan memiliki IQ 94, sementara non perokok pada usia yang sama rata-rata 101. Tidak hanya perokok aktif yang memiliki IQ lebih rendah, namun perokok pasif yang tinggal bersama dilingkungan para perokok juga akan terkena imbas yang sama. Mereka yang tinggal bersama perokok memiliki IQ yang lebih rendah dari mereka yang tinggal di lingkungan tanpa asap rokok. Selain itu, World Health Organization (WHO)menambahkan penyakitpenyakit yang disebabkan rokok antaralain : 1) Merontokkan Rambut Merokok menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang dapat menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi/bisul atau sariawan di mulut, serta rash (ruam) di wajah, kulit kepala, dan tangan 2) Katarak Perokok mempunyai resiko 40 persen lebih tinggi terkena katarak, buramnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya. Bahkan, dapat menyebabkan kebutaan. Semburan zat kimia beracun dari asap rokok mengiritasi mata atau menghambat aliran oksigendalam darah ke mata. 3) Keriput Asap rokok yang membakar protein dan merusak vitamin A yang memelihara elastisitas kulit, serta menurunkan kelancaran aliran darah. Kulit perokok, khususnya di sekitar bibir dan mata, menjadi kering, kasar, dan bergarisgaris.
12
13
4) Merusak Pendengaran Rokok menyebabkan plaque (plak) pada pembuluh darah sehingga menggangu aliran oksigen dalam darah yang menuju ke teliga dalam. Perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada mereka yang bukan perokok, serta lebih mudah terkena infeksi telinga tengah yang dapat diikuti komplikasi seperti meningitis dan kelumpuhan otot wajah. 5) Merusak Gigi Zat-zat kimia beracun asap rokok menimbulkan plak yang aktif berkontribusi merusak gigi. Perokok satu setengah kali lebih mudah kehilangan gigi. Selain itu kebiasan merokok dapat menyebabkan struktur gigi rusak. 6) Tukak Lambung Merokok menurunkan pertahanan tubuh terhadap bakteri penyebab tukak lambung sekaligus merusak kemampuan lambung menetralisir asam sehabis makan. Tukak pada perokok lebih sulit diobati dan lebih mudah kambuh. 7) Kanker Rahim dan Keguguran Merokok menyebabkan resiko kanker leher rahim (serviks) dan kanker rahim, serta merusak kesuburan wanita dan menyembabkan komplikasi kehamilan. Merokok selama kehamilan mempertinggi resiko berat lahir bayi rendah, yang menyebabkan si kecil rentan berbagai gangguan kesehatan. Keguguran di dapati dua sampai tiga kali lebih sering pada perokok. 8) Kelainan Sperma Berbagai racun rokok dapat merusak DNA dan mengubah bentuk sperma, yang kemudian menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat. Merokok juga mengurangi kesuburan pria serta mengurangi aliran darah ke penis, yang dapat menyebabkan impotensi. 9) Penyakit Burger Penyakit ini disebut juga dengan thromboangitis abliterans, yaitu suatu peradangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta saraf pada kaki dan secara keseluruhan mengurangi aliran darah. Jika tidak ditangani, penyakit burger dapat
13
14
menyebabkan gangrene (pembusukan jaringan tubuh), yang hanya dapat dihentikan penyebarannya dengan amputasi.10 d. Asumsi Masyarakat Tentang Rokok Dimasyarakat kita begitu banyak keyakinan dan sugesti yang salah mengenai rokok, adapun sugesti-sugesti tentang rokok yang diyakini oleh banyak masyarakat di Indonesia antaralain adalah : 1) Banyak yang percaya bahwa merokok dapat membantu berfikir. Saya pernah dinasehati oleh sahabat yang menjadi perokok aktif, “coba pas kamu nulis kamu sambil merokok, pasti inspirasi-inspirasi baru cepat datang”. Padahal kenyataannya, merokok justru mencerai beraikan pikiran, mengurangi konsentrasi berfikir karena kandungan racun yang ada pada asap rokok dapat menyebabkan berkurangnya aliran oksigen kedalam otak akibat penyempitan pembuluh darah. 2) Ada yang mengatakan merokok dapat membantu menenangkan urat saraf, padahal sebaliknya rokok berpengaruh buruk pada urat saraf, sebagaimana ia menyebabkan kencangnya detak jantung dan tentu saja itu sangat berbahaya. 3) Adalagi yang beralasan kalau merokok itu dapat memperbanyak teman dengan saling menawarkan rokok dan berbasa-basi di dalamnya. Pendapat yang demikian tentu tidak beralasan, sebab pada kenyataannya teman-teman yang dimaksud adalah teman-teman sesama perokok saja. 4) Adalagi yang berpendapat bahwa merokok menghilangkan rasa lelah sehingga waktu istirahat tiba, banyak yang mengisi waktunya dengan merokok, padahal justru rokok menambah kelelahan dan kepayahan karena terganggunya banyak organ tubuh, seperti urat saraf, alat pencernaan dan sebagainya.11 2. Motivasi a. Pengertian Motivasi Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang
10
Ibid h. 68-78 Ibid., h. 4-5
11
14
15
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilhan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P. Campbell dan kawan-kawannya menambahkan rincian dalam definisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihaan tingkah laku. Di samping itu, istilah itu pun mencakup sejumlah konsep seperti dorongan, kebutuhan, rangsangan, ganjaran, penguatan, ketetapan tujuan, harapan, dan sebagainya. Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu: 1) Menggerakan adalah menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan. 2) Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. 3) Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu. Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel dalam buku Educational Administration mengemukakan bahwa “Motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan, atau mekanismemekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan kearah pencapaian tujaun-tujuan personal.”12
12
Purwanto, op, cit., h. 71-72.
15
16
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku demi tercapainya tujuan ataupun cita-cita yang diharapkan. b. Peran Motivasi dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut : 1) Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan 2) Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai 3) Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.13 Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan. c. Jenis Motivasi Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. 1) Motivasi Instrinsik Hamalik berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor pendorong dari luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang 13
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 2007)h. 86
16
17
bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau dengan kata lain motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri siswa. Siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat terlihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar. Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa, guru memanfaatkan dorongan keingintahuan siswa yang bersifat alamiah dengan jalan menyajikan materi yang cocok dan bermakna bagi siswa. Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitasaktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. seseorang mempunyai motivasi instrinsik karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan menambah pengetahuan. Dengan kata lain, motivasi instrinsik bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.14 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi ini keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran dari guru. Menurut Sardiman motivasi ekstrinsik
14
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasar Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h.39
17
18
adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau dorongan dari luar”.15 Motivasi instrinsik juga diperlukan dalam kegiatan belajar karena tidak semua siswa memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar. Guru sangat berperan dalam rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang sudah ada dalam diri siswa akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam pembelajaran.
3. Belajar a. Pengertian Belajar Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Maka belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.16 Dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit atau terbatas dengan mengahafal atau memperoleh pengetahuan. Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembanganmanusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi keyakinan dan lain-lain tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar. Berikut pengertian belajar menurut para ahli :
15
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.90-91 16 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Memperngaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2013), h.2
18
19
1) Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reaksi. Pandangan ini dikemukakan oleh aliran psikologi yang dipelopori oleh Thomdike aliran Koneksinonisme. Menurut ajaran koneksinonisme
orang
belajar karena menghadapi masalah yang harus dipecahkan. Masalah itu merupakan perangsang atau stimulus terhadap individu. Kemudian individu itu mengadakan reaksi terhadap rangsang, dan bila reaksi itu berhasil, maka terjadilah hubungan perangsang dan reaksi dan terjadi pula peristiwa belajar. 2) Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau situasi-situasi disekitar kita. Dalam menyesuaikaan diri itu termasuk mendapatkan kecekatan-kecekatan pengertian-pengertian yang baru, dan sikapsikap yang baru. Pandangan ini pada umumya dikemukakan oleh para pengikut aliran Behaviourisme. 3) Bagi aliran Psycho refleksiologi, belajar dipandanganya sebagai usaha untuk membentuk reflek-reflek baru. Bagi aliran ini belajar adalah perbuatan yang berwujud rentan dengan gerak reflek itu dapat menimbulkan reflek-reflek buatan. 4) Belajar adalah usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Pendapat inidikemukakan oleh para ahli psikologi assosiasi. Peristiwa belajar dipandangnya sebagai peristwa untuk
menghadapi masalah-masalah
berdasarkan tanggapan-tanggapan yang telah ada. Orang mendapatkan hubungan antara tanggapan-tanggapan itu dan hubungan antara tanggapantangapan dengan obyek-obyek yang dipecahkan.17 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan
dalam
berbagai
bentuk
seperti
berubah
pengetahuannya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan
17
Musaqim, Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010) h. 60-61
19
20
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.18 Oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang. b. Ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar Untuk mengenal lebih jelas tentang kegiatan apa yang disebut belajar, maka perlu diketahui mengenai ciri-ciri kegiatan belajar dan kriteria persyaratan yang merupakan kondisi yang fundamental dalam kegiatan belajar itu. Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah diuraikan di atas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai berikut : 1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial 2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. 3) Perubahan itu terjadi karena adannya usaha (dengan sengaja).19 c. Tujuan Belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan/pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah. Menurut Winarmo Surachmad, tujuan belajar disekolah itu ditujukan untuk mencapai : 18
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (2010, Sinar Baru Algesindo, Bandung)h. 28 19 Sabri,. Op, cit. h. 56
20
21
1) Pengumpulan pengetahuan 2) Penanaman konsep dan kecekatan/keterampilan 3) Pembentukan sikap dan perbuatan Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita
sekarang lebih
dikenal dengan tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah : kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta /ingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berfikir analisis, sintesis, dan evaluasi. Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi, karakterisasi dan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitandengan keterampilan gerakmaupun keterampilan ekspresi vebal dan nonverbal.20 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar sebagai proses aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Adapun faktor-faktor tersebut terbagi atas dua hal yaitu : 1) Faktor ekstrinsik/faktor yang berasal dari luar diri pelajar, terbagi atas dua macam yakni : a) Faktor Nonsosial Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya : keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat (letak, pergedungannya), alat-alat belajar. Semua faktor-faktor yang telah disebutkan, dan juga faktor-faktor lain yang belum disebutkan harus diatur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu (menguntungkan) proses/perbuatan belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti ditempat yang tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai. b) Faktor-faktor sosial Yang dimaskud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan,jadi tidak langsung hadir. Kehadiran
20
Sabri,. Op, cit. h. 58-59
21
22
orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar itu, misalnya seandainya satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain becakap-cakap di samping kelas. Kecuali kehadiran yang langsung seperti yang telah dikemukakan, mungkin juga oranglain itu hadir tidak langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya, misalnya sajapotret dapat merupakan representasi dari seseorang, suara nyanyian yang sedang didengar melalui radio atau tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi, sehingga perhatian tidak dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau akitivitas belajar itu semata-mata. Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut harus diatur, supaya belajar dapat berlangsung dengan baik. 2) Faktor Instrinsik/faktor yang berasal dari dalam diri pelajar terbagi atas dua macam yakni : a) Faktor Fisiologis terbagi atas dua macam, adalah : 1) Keadaan tonus Jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan, yaitu : (i)
Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.
(ii)
Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pileks, influensa, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasa diabaikan karena dipandang tidak
22
23
cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar. 2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani terutama fungsi-fungsi panca indera. Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara panca indera yang paling berperan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga, agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik. b) Faktor-faktor Psikologi Dalam Belajar Arden N Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah : (i)
Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
(ii)
Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju
(iii)
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman-teman
(iv)
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalaan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi
(v)
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
(vi)
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Selain itu, Maslow menambahkan motif-motif dalam belajar itu
antara lain adalah : (i)
Adanya kebutuhan fisik
(ii)
Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran.
(iii)
Adannya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain.
(iv)
Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat 23
24
(v)
Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau megetengahkan diri.21
21
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013)
h. 235-237
24
25
B. Kerangka Berfikir Merokok merupakan sebuah budaya yang sudah membudidaya di Indonesia, dari semua kalangan baik muda remaja maupun dewasa pasti merasakan merokok. Rokok yang sudah seperti bahan pokok bagi para perokokaktif,menjadikan rokok sederajat bahkan lebih tinggi derajatnya di banding makanan-makanan pokok lainnya seperti nasi. Sehingga merokok merupakan sebuah hal yang dinilai dapat memberikan manfa’at bagi penggunanya. Banyak asumsi-asumsi masyarakat perokok yang sama sekali tidak sesuai dengan fakta-fakta kesehatan yang telah diungkapan oleh banyak lembagalembaga kesehatan yang ada di Indonesia. Semisal dengan asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa dengan merokok dapat menenangkan pikiran serta dapat membuat daya fikir bertambah kuat. Padahal jika kita teliti lewat dunia kesehatan, asumsi tersebut sama sekali tidak benar dan tidak ada pembuktian atas pembenaran asumsi tersebut. Karena jika kita melihat dalam dunia kesehatan, dengan merokok justru akan membuat syaraf-syaraf di otak akan putus sehingga mengganggu daya fikir manusia, serta oksigen yang dihasilkan oleh pembuluh darah menuju otak akan berkurang dikarenakan asap rokok yang dihirup perokok tersebut akan membuat kerja otak manusia tidak akan berfungsi dengan baik. Sama halnya dengan banyak asumsi masyarakat luas akan budaya merokok, mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki asumsi yang sama tentang merokok. Mereka berasumsi bahwa rokok dapat membantu menguatkan daya pikir sehingga ketika merokok akan memberikan motivasi tersendiri ketika ingin mengikuti kegiatan belajar di kampus.Serta dapat membuat pikiran rileks sehingga dapat menghilangkan rasa khawatir ketika mengerjakan tugas maupun ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Sejalan dengan fakta tersebut penulis berusaha membuktikan asumsiasumsi mahasiswa tentang merokok lewat penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan harapan penulisan skripsi ini dapat memberikan fakta yang real tentang efek rokok terhadap tubuh manusia.
25
26
C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian yang di tulis oleh Kumboyono yang berjudul Hubungan perilaku merokok dan motivasi belajar anak usia remaja di SMKBina Bangsa Malang. Dapat disimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar responden memilikiperilaku merokok ringan, yaitu menghisap 1-4 batang rokok per hari dengan jenis rokok mild. Salah satu faktor penyebab perilaku merokok tersebut adalah pengaruh teman. Remaja mengenal rokok pertama kali dari teman melalui hubungan sosialnya; 2. Sebagian besar responden memiliki motivasi belajartinggi. Tingginya motivasi belajar remaja di SMK Bina Bangsa Malang disebabkan karena metode pembelajaran dan kinerja pengajar yang menarik serta minat yang sama terhadap materi pelajaran; 3. Bahwa tidak ada hubungan antara perilaku merokok dan motivasi belajar remaja di SMK Bina Bangsa Malang. Hal ini bisa dipengaruhi beberapa faktor seperti karakteristik responden yang tergolong perokok ringan, adanya minat responden yang besar terhadap materi pelajaran serta metode pembelajaran yang menarik. sekalipun memiliki kesamaan konsep penelitian yang sama dengan penulis ajukan, terdapat beberapa hal yang membedakan antara konsep yang diajukan penulis dengan konsep yang telah dijelaskan di atas. Adapun perbedaannya antaralain adalah : 1. Obyek yang diteliti penulis adalah kalangan mahasiswa (remaja-dewasa), sedangkan obyek yang diajukan Kumboyono adalah anak usia remaja saja yaitu dikalangan siswa setingkat SMK. 2. Fokus Penelitian yang peneliti ajukan hanya sebatas perilaku merokok mahasiswa ketika ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar dan ketika sedang mengerjakan tugas kuliah. Sementara fokus penelitian yang diajukan Kumboyono adalah perilaku merokok siswa dalam kurun waktu satu hari (full day)
26
27
D. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan adalah : Tidak Terdapat hubungan yang positif antara Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
27
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. B. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.22 Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif yang ditunjang dengan metode kuantitatif yakni metode penelitian yang berusaha memberikan gambaran dengan fakta-fakta yang valid tentang Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Dengan menyebarkan angket kepada responden di tempat penelitian yang telah ditentukan. Serta mendeskripsikan hasil temuan penelitian di lapangan dengan memberikan informasi yang valid. Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penelitian sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan meneliti berbagai buku referensi yang relevan dengan tema yang diangkat. Adapun tujuan dari penelitian kepustakaan adalah untuk memperoleh bahan-bahan dan konsep yang berkaitan dengan tema penelitian. 2. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan langsung terjun meneliti ditempat penelitian yang telah ditentukan. Penelitian lapangan ini
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2010) Cet. Ke-10, h. 3
2728
29
bertujuan untuk mendapatkan data yang valid tentang interaksi sosial individu maupun kelompok yang terdapat pada tempat penelitian. C. Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAI angkatan 2011 – 2014 yang berjumlah 140 mahasiswa perokok aktif. Cara pengambilan sampel (teknik sampling) dengan probality sampling (pengambilan sampling berdasarkan peluang). Dalam probality sampling semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel yang dilakukan secara acak atau random. Adapun jumlah sampel yang peneliti inginkan adalah 20% dari jumlah Populasi. Hal ini berdasarkan apa yang telah diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut: “Apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika subjeknya lebih dari seratus dapat diambil 10-15 % atau 20-25 %.” 23 Dengan demikian, peneliti mengambil 20% sampel dari populasi yakni sebanyak 28 mahasiswa. Teknik pengambilannya menggunakan metode random sampling sistematis yaitu semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih melalui acak nomor berdasarkan absensi dengan menghitung kelipatan 2 dari jumlah di setiap angkatan. Dan untuk menentukan jumlah sampel di setiap angkatan, peneliti menggunakan metode hitung dengan ketentuan sebagai berikut : S = JSS x JS JP Keterangan :
S : Sampel yang di butuhkan JSS : Jumlah Sampel Strata JP : Jumlah Populasi JS : Jumlah Sampel
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 1993), h. 107
29
30
D. Tehnik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi merupakan pengamatan langsung peneliti terhadap objek yang akan ditelitinya dengan tujuan agar dapat mengetahui langsung keadaan sosial yang ada di Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Angket Angket yang akan disebarkan kepada responden oleh peneliti adalah sebanyak 28 buah disesuaikan dengan jumlah sampel yang diambil. Bentuk angket yang disebarkan adalah angket terstruktur atau tertutup dimana telah dicantumkan jawaban-jawabannya.
Tabel Kisi-kisi Angket Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 01 No
Variabel
Indikator 1. Merokok di setiap ingin melaksanakan kegiatan Belajar
1
Merokok
Mengajar di Kampus 2. Merokok di saat mengerjakan tugas kampus 1. Hal yang memotivasi diri untuk mengikuti kegiatan belajar
2
mengajar di kampus
Motivasi Belajar
2. Hal yang memotivasi diri untuk mengerjakan tugas kampus dengan baik
30
31
3. Dokumentasi Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah dilakukan, biasanya dokumentasi berupa tulisan ataupun berupa gambar.24 Dalam istilah lain dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan yang ada dan mempunyai Hubungan dengan tujuan penelitian.25 Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan penelitian melalui berkas-berkas atau dokumen berupa catatan yang dapat memberikan informasi tambahan dalam penelitian. E. Tehnik Analisis Data Data-data yang telah diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada responden kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan metode deskriptif presentase. Dari angket yang telah terkumpulkan kemudian diolah dengan tahapan sebagai berikut : Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan teknik analisis data adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam analisis data ini adalah: 1. Editing, yaitu memeriksa jawaban angket yang telah diserahkan oleh responden. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada dalam daftar pertanyaan. Bila ada jawaban yang meragukan atau tidak dijawab, penulis menghubungi responden yang bersangkutan. 2. Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskriptif presentase. 3. Kemudian selanjutnya adalah dengan skoring, untuk menentukan skoring yang semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai setiap jawaban sebagai berikut:
24
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2007) hal. 72 Anas Sujdono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006) hal. 30 25
31
32
Tabel 02 Skor Positif Angket Pertanyaan Item Jawaban
Skor
Keterangan
SL
5
Selalu
SR
4
Sering
JR
3
Jarang
KD
2
Kadang-kadang
TP
1
Tidak Pernah
Tabel 03 Skor Negatif Pertanyaan Item Jawaban
Skor
Keterangan
SL
1
Selalu
SR
2
Sering
JR
3
Jarang
KD
4
Kadang-kadang
TP
5
Tidak Pernah
32
33
4. Selanjutnya untuk menganalisis hubungan antara variabel X (merokok) dan Y (motivasi belajar mahasiswa) digunakan analisis korelasi Product Moment, dengan formulasi sebagai berikut: ∑ √
∑
(∑ )(∑ ) (∑ )
∑
(∑ )
Dengan keterangan sebagai berikut : rxy
: angka index korelasi
N
: Number of Case
∑XY
: Jumlah hasil perkalian antara Pertanyaan X dan Pertanyaan Y
∑X
: Jumlah seluruh Pertanyaan X
∑Y
: Jumlah seluruh Pertanyaan Y26
F. Hipotesis Statistik Hipotesis merupakan dugaan sementara penelitian yang dilakukan oleh peneliti, baik dugaan kemungkinan benar maupun dugaan kemungkinan salah. Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti yang ditunjukan peneliti ada kebenaran dan jika salah maka akan dikelola kembali. Penolakan dan penerimaan hipotesis tergantung pada penyelidikan bukti-bukti yang telah didapat. Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis alternative (Ha), yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
26
ibid., h. 206
33
34
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Merokok adalah sebuah kebiasaan dan sudah menjadi keharusan bagi sebagian orang terutama bagi kalangan remaja atau pemuda. Karena keyakinan dan pemahaman mereka tentang “Rokok” yang masih sebatas opini-opini tanpa adanya fakta dan bukti yang kuat. Opini dan keyakinan masyarakat yang mengatakan bahwa dengan merokok akan mendatangkan rasa percaya diri dan bahkan dapat menenangkan pemikiran bagi setiap penikmat rokok. Kesemua opini tersebut jelas bertentangan dengan fakta-fakta yang telah dikemukakan dalam dunia kesehatan yang telah banyak dibuktikan melalui penelitian dan observasi kesehatan. Akibat-akibat
yang
disebabkan
merokok
hingga
kini
selalu
di
informasikan kepada masyarakat luas demi menciptakan gaya hidup yang cerdas dan sehat. Bahkan informasi tersebut kini tidak hanya diaplikasikan melalui himbauan-himbauan berbetuk tulisan lagi. Informasi-informasi melalui media gambar baik yang berbentuk animasi maupun nyata di setiap bungkus rokok ataupun iklan-iklan kesehatan melalui media televisi telah dilakukan. Himbauan berbentuk tulisan yang sekarang sering terlihat oleh kita seperti “Rokok Membunuhmu” dan bahkan aplikasi-aplikasi informasi melalui media gambar selalu menampilkan gambar-gambar real organ tubuh manusia yang hancur diakibatkan oleh rokok. Terdapat bahaya yang ditimbulkan dari rokok baik bagi perokok aktif itu sendirimaupunperokok pasif yang terkena dampakdari asap orang yang sedang merokok. Karena komposisi/kandunganyang terdapat dalam rokok memang sudah dapat dipastikan dan dibuktikan dapat memunculkan akibat yang buruk bagi kesehatan manusia. Diantara bahan-bahan yang berbahaya tersebut antaralain:
34
35
a. Nikotin Nikotinlah yang menyebabkan ketergantungan. Nikotin menstimulasi otak untuk terus menambah jumlah nikotin yang dibutuhkan. Semakin lama,nikotin dapat melumpuhkan otak dan rasa,serta meningkatkan adrenalin, yang menyebabkan jantung diberi peringatan atas reaksi hormonal yang membuatnya berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras. Artinya,jantung membutuhkan lebih banyak oksigen agar dapat terus menompa. Nikotin juga menyebabkan pembekuan darah lebih cepat dan meningkatkan resiko serangan jantung. Secara perlahan, nikotin akan mengakibatkan perubahan pada sel-sel otak perokok yang menyebabkan anda merasa perlu merokok lebih banyak untuk mengatasi gejala-gejala ketagihan. Nikotin termasuk salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, serta nikotin membuat pemakainya kecanduan. Secara cepat, nikotin masuk ke dalam otak saat seseorang merokok. Kadar nikotin yang diisap akan menyebabkan kematian, apabila kadarnya lebih dari 30 mg. Setiap batang rokok rata-rata mengandung nikotin 0,1-1,2 mg nikotin. Dari jumlah tersebut, kadar nikotin yang masuk ke dalam peredaran darah dalam tinggal 25%. Namun, jumlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu 15 detik. b. Karbon Monoksida Gas berbahaya pada asap rokok ini seperti yang ditemukan pada asap pembuangan mobil. Karbon monoksida menggantikan sekitar 15% jumlah oksigen, yang biasanya dibawa oleh sel darah merah,sehingga jantung si perokok menjadi berkurang suplai oksigennya. Hal ini sangat berbahaya bagi orang yang menderita sakit jantung dan paru-paru. Karena ia akan mengalami sesak napas ataupun napas pendek dan menurunkan stamina. Karbon monoksida juga merusak lapisan pembuluh darah dan menaikkan kadar lemak pada dinding pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan.
35
36
c. Tar Tar digunakan untuk melapisi jalan atau aspal. Pada rokok atau cerutu, tar adalah partikel penyebab tumbuhnya sel kanker. Sebagian lainnya berupa penumpukan zat kapur, nitrosmine dan B-naphtyl-amine, serta cadmium dan nikel. Tar mengandung bahan kimia yang beracun, yang dapat merusak sel paruparu dan menyebabkan kanker. Tar bukanlah zat tunggal, namun terdiri atas ratusan bahan kimia gelap dan lengket,dan tergolong sebagai racun pembuat kanker d. Arsenic Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari unsur-unsur berikut; 1) Nitrogen oksida, yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran pernapasan, bahkan meransang terjadinya kerusakan dan perubahan kulit tubuh 2) Amonium karbonat, yakni zat yang bisa membentuk plak kuning pada permukaan lidah, serta mengganggu kelenjar makanan dan perasa yang terdapat pada permukaan lidah. e. Amonia Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Saking kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan. f. Formic Acid Formic acid tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas, dan dapat mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat tersebut dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigt semut. Bertambahnya zat itu dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernapasan menjadi cepat.
36
37
g. Acrolein Acrolein ialah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat ini diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini sangat menggangu kesehatan. h. Hydrogen Cyanide Hydrogen cyanide merupakan jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimaksukan ke dalam tubuh, maka dapat mengakibatkan kematian. i. Nitrous Oksida Nitrous oksida adalah sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini terisap maka dapat menimbulkan rasa sakit. j. Formaldehyde Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dekat laboratorium(formalin). k. Pyridine Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. l. Methanol Methanol ialah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan kematian.27 Berikut merupakan bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok, dan dari bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit diantaranya adalah; kanker (kulit, mulut, bibir, dan kerongkongan), paru-paru, jantung koroner, impotensi, stroke, merusak jaringan otak dan indra, mengancam kehamilan, merontokan rambut, merusak gigi dan lain sebagainya. 27
Lisa Ellizabet Aula, Stop Merokok, (2010, Garailmu, Yogyakarta), hal. 29 - 35
37
38
Kendatipun informasi-informasi bahaya rokok telah diserukan dan selalu disampaikan, pencinta dan pengkonsumsi rokok malah semakin meningkat. Sejauh ini, tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang sulit dapat dicegah di dunia. Tembakau menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian pada tahun 2006. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata 1 dari kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada tahun 2020 akan mendekati 2 kali jumlah kematian saat ini, jika kebiasaan konsumsi rokok sekarang terus berlanjut. Selain itu, usia perokok pemula di Indonesia makin muda. Kondisi ini disebabkan oleh tidak adanya peraturan perundang-undangan yang melarang anak-anak merokok. Apalagi kalangan industri rokok gencar beriklan dengan sasaran utama kalangan remaja. Jika tidak segera diantisipasi maka jumlah perokok di kalangan anak dan remaja akan meningkat pesat dalam beberapa tahun ke depan. Sebagaimana telah dijelaskan, perokok mayoritas mengabaikan informasi kesehatan tentang bahaya rokok yang sering disampaikan. Begitu juga halnya dengan para mahasiswa PAI UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang usia rata-rata mereka adalah 17 – 22 dalam artian masih dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan dari remaja menuju dewasa. Sekalipun para mahasiswa sudah mengetahui sebab dan akibat dari merokok, mereka seakan acuh dan tidak peduli dengan informasi tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang terjadi di kalangan mahasiswa. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Faktor Sosial Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial atau lingkungan. Terkait itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulan. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka. Biasanya, mereka memperhatikan tindakan orang lain, dan kadang kala mencoba untuk meniru perlakuannya. Hal ini sebagai suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani 38
39
hidup. Namun, sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru, melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok. Jika seseorang yang bukan perokok ternyata hidup atau bekerja dengan seorang perokok, maka ia akan terpengaruh secara otomatis. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok, semakin besar juga kemungkinan teman-temannya sebagai perokok. Demikan pula sebaliknya. Dari fakta tersebut, ada kemungkinan bahwa remaja itu terpengaruh oleh temantemannya yang merokok, sehingga semuanya menjadi perokok. Di antara remaja perokok terdapat 87% yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok. Begitu pula dengan remaja non perokok. b. Faktor Psikologis Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok, yaitu demi relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan. Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat keseimbangan. Mengenali alasan atau penyebab merokok, seperti faktor kebiasaandan kebutuhan mental (kecanduan/ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai untuk mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses berhenti merokok. Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat dicermati untuk mengenali alasan merokok.
1) Ketagihan a) Adanya rasa ingin merokok yang menggebu. b) Merasa tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok. c) Merasa tidak tahan bila kehabisan rokok. d) Sebagian kenikmatan merokok saat menyalahkan rokok e) Kesemutan di lengan dan kaki. f) Berkeringat dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh terhadap hilangnya nikotin). 39
40
g) Gelisah, susah kosentrasi, sulit tidur, lelah, dan pusing. 2) Kebutuhan mental a) Merokok merupakan hal yang paling nikmat dalam kehidupan b) Ada dorongan kebutuhan merokok yang kuat ketika tidak merokok. c) Merasa lebih berkonsentrasi sewaktu bekerja dengan merokok. d) Merasa lebih rileks dengan merokok. e) Keinginan untuk merokok saat menghadapi masalah 3) Kebiasaan a) Merasa kehilangan benda yang bisa dimainkan di tangan. b) Kadang-kadang menyalakan rokok tanpa sadar. c) Kebiasaan merokok sesudah makan. d) Menikmati rokok sambil minum kopi28 Selain itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah pengaruh iklan. Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantan glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk meniru perilaku dalam iklan tersebut. Dari faktor-faktor yang telah dijelaskan di ataslah mayoritas mahasiswa kurang memperdulikan bahkan acuh terhadap informasi-informasi kesehatan terkait bahaya dari akibat merokok. Bahkan sebagian besar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara nyata menolak fakta dan bukti akan kebenaran bahaya yang disebabkan oleh merokok. Mereka masih memiliki kekuatan dan keyakinan yang mendalam bahwa rokok dapat memberikan sensasi rileks dan dapat menenangkan pikiran selain itu juga dapat menambah rasa percaya diri bagi perokok itu sendiri. Padahal pemikiran semacam itu sudah terbukti dan dapat dipastikan hanyalah asumsi belaka (mitos) yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Yang jelas bahwa ketika seseorang mulai merokok maka akan banyak akibat yang dapat merugikan dirinya dan juga orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa akibat dari merokok sangatlah berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian.
28
Ibid, hal 39 - 43
40
41
2. Deskripsi Hasil Angket Penelitian Hasil penelitian yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket kepada 28 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian diolah dengan langkahlangkah sebagai berikut : a. Menghitung jumlah responden b. Memeriksa
angket
sebelum
dianalisa
terlebih
dahulu
kemudian
menginterprestasikan data yang terkumpul dengan mengecek ulang data yang ada dengan tujuan agar dapat memperoleh data yang valid c. Mencari frekuensi dengan cara menjumlahkan jawaban dan mencari korelasinya. Adapun data tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 4) Deskripsi data variabel X Merokok di kalangan Mahasiswa Tabel 04 Pertanyaan
Saya Merokok Setiap Ingin Masuk kelas
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
6
21%
b.Sering
16
58%
c.Jarang
6
21%
d.Kadang-kadang
-
-
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 16 responden 58% menjawab sering merokok setiap ingin masuk kelas, 6 responden 21% selalu merokok setiap ingin masuk kelas, 6 responden 21% jarang merokok setiap ingin masuk kelas, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas mahasiswa yang merokok setiap ingin masuk kelas cukup banyak.
41
42
Tabel 05 Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
4
14%
17
60%
6
22%
1
4%
-
-
28
100
Saya merokok a.Selalu setiap ingin mengikuti kegiatan b.Sering belajar mengajar c.Jarang di kampus d.Kadang-kadang e.Tidak Pernah Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 17 responden 60% menjawab sering merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus, 6 responden 22% jarang merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus, 4 responden 14% selalu merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus, 1 responden 4% kadang-kadang merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa intensitas mahasiswa yang merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus cukup banyak. Tabel 06 Pertanyaan
Saya merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
5
18%
b.Sering
11
39%
c.Jarang
11
39%
d.Kadang-kadang
1
4%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
42
43
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 11 responden 39% menjawab sering merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus, 11 responden 39% jarang merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus, 5 responden 18% selalu merokok ketika selesai melaksakan kegiatan belajar mengajar di kampus, 1 responden 4% kadangkadang merokok ketika selesai melaksakan kegiatan belajar mengajar di kampus, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas mahasiswa yang merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus cukup banyak.
Tabel 07 Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
2
8%
18
64%
8
28%
d.Kadang-kadang
-
-
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Saat melaksanakan a.Selalu tugas di lingkungan kampus b.Sering saya merokok c.Jarang
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 18 responden 64% menjawab sering melaksanakan tugas di lingkungan kampus saya merokok, 8 responden 28% menjawab jarang melaksanakan tugas di lingkungan kampus saya merokok, 2 responden 8% menjawab selalu melaksanakan tugas di lingkungan kampus saya merokok, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas mahasiswa yang melaksanakan tugas di lingkungan kampus cukup banyak.
43
44
Tabel 08 Pertanyaan
Ketika mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya merokok
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
5
18
b.Sering
12
43
c.Jarang
9
32
d.Kadang-kadang
2
7
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 43% menjawab sering mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya merokok, 9 responden 32% menjawab jarang mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya merokok, 5 responden 18% menjawab selalu mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya merokok, 2 responden 7% menjawab kadang-kadang mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya merokok, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%. Tabel 09 Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
3
10%
17
60%
6
23%
d.Kadang-kadang
2
7%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Ketika saya belajar a.Selalu untuk persiapan b.Sering ujian saya merokok c.Jarang
Jumlah
44
45
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 17 responden 60% menjawab sering saya belajar untuk persiapan ujian saya merokok, 6 responden 23% menjawab jarang saya belajar untuk persiapan ujian saya merokok, 3 responden 10% menjawab selalu saya belajar untuk persiapan ujian saya merokok, 2 responden 7% menjawab kadang-kadang saya belajar untuk persiapan ujian saya merokok, semetara yang menjawab tidak pernah 0%. Tabel 10 Pertanyaan
Saya merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
6
21%
b.Sering
11
39%
c.Jarang
7
25 %
d.Kadang-kadang
4
15%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 11 responden 39% menjawab sering saya merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah, 7 responden 25% menjawab jarang saya merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah, 6 responden 21% menjawab selalu saya merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah, 4 respoden 15% menjawab kadang-kadang saya merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah, sementara yang menjawab tidak pernah 0%.
45
46
Tabel 11 Pertanyaan
Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kampus
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
1
4%
b.Sering
11
39%
c.Jarang
13
46%
d.Kadang-kadang
3
11%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 13 responden 46% menjawab jarang saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kampus, 11 responden 39% menjawab sering saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kampus, 3 responden 11% menjawab kadang-kadang saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kampus, 1 responden 4% menjawab selalu saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kampus, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%. Tabel 12 Pertanyaan
Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
1
4%
b.Sering
12
43%
c.Jarang
11
39%
d.Kadang-kadang
4
14%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
46
47
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 43% menjawab sering Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus, 11 responden 39% menjawab jarang Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus, 4 responden 14% menjawab kadang-kadang Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus, 1 responden 4% selalu Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus,Sementara yang menjawab tidak pernah 0%.
Tabel 13 Pertanyaan
Ketika berdiskusi dengan teman di kampus,saya merokok
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
1
4%
b.Sering
10
35%
c.Jarang
2
7%
d.Kadang-kadang
8
29%
e.Tidak Pernah
7
25%
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 10 responden 35% menjawab sering, Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok, 8 responden 29% menjawab kadang-kadang. Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok, 7 responden 25% menjawab tidak pernah, Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok, 2 responden 7% menjawab jarang,Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok, 1 responden 4% menjawab selalu, Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok.
47
48
5) Deskripsi data variabel Y Motivasi belajar di lingkungan kampus Tabel 14 Pertanyaan
Saya semangat untuk belajar di kampus karena saya suka dengan dosennya
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
5
17%
b.Sering
19
68%
c.Jarang
4
15%
d.Kadang-kadang
-
-
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 19 responden 68% menjawab sering, Saya semangat untuk belajar di kampus karena saya suka dengan dosennya, 5 responden 17% menjawab selalu, Saya semangat untuk belajar di kampus karena saya suka dengan dosennya, 4 responden 15% menjawab jarang, Saya semangat untuk belajar di kampus karena saya suka dengan dosennya, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak pernah 0%. Tabel 15 Pertanyaan
Saya termotivasi belajar di kampus karena saya suka dengan dengan lingkungan kampus yang indah
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
10
35%
b.Sering
12
43%
c.Jarang
4
14%
d.Kadang-kadang
2
8%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
48
49
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 43% menjawab sering saya termotivasi belajar di kampus karena saya suka dengan dengan lingkungan kampus yang indah, 10 responden 35% menjawab selalu saya termotivasi belajar di kampus karena saya suka dengan dengan lingkungan kampus yang indah, 4 responden 14% menjawab jarang saya termotivasi belajar di kampus karena saya suka dengan dengan lingkungan kampus yang indah, 2 responden 8% menjawab kadang-kadang saya termotivasi belajar di kampus karena saya suka dengan dengan lingkungan kampus yang indah, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%.
Tabel 16 Pertanyaan
Saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus karena saya suka dengan pelajarannya
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
9
32%
b.Sering
17
60%
c.Jarang
1
4%
d.Kadang-kadang
1
4%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 17 responden 60% menjawab sering saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus karena saya suka dengan pelajarannya, 9 responden 32% selalu saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus karena saya suka dengan pelajarannya, 1 responden 4 % jarang saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus karena saya suka dengan pelajarannya, 1 responden 4% kadang-kadang saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus karena saya suka dengan pelajarannya, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%.
49
50
Tabel 17 Pertanyaan
Saya sangat senang belajar di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat mengasyikan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
14
50%
b.Sering
10
35%
c.Jarang
3
10%
d.Kadang-kadang
1
5%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 14 responden 50% menjawab selalu, Saya sangat senang belajar di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat mengasyikan, 10 responden 35% menjawab sering, Saya sangat senang belajar di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat mengasyikan, 3 responden 10% menjawab jarang. Saya sangat senang belajar
di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat
mengasyikan, 1 responden 5% menjawab kadang-kadang Saya sangat senang belajar
di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat
mengasyikan, sementara yang menjawab tidak pernah 0%.
50
51
Tabel 18 Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Saya senang belajar a.Selalu di kampus karena mempunyai teman- b.Sering teman yang c.Jarang menyenangkan d.Kadang-kadang e.Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
Presentase
13
46%
14
50%
1
4%
-
-
-
-
28
100
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 14 responden 50% menjawab sering, Saya senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman yang menyenangkan, 13 responden 46% menjawab selalu senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman yang menyenangkan, 1 responden 4% menjawab jarang Saya senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman yang menyenangkan, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak pernah 0%. Tabel 19 Pertanyaan
Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat belajar saya
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
6
21%
b.Sering
9
32%
c.Jarang
12
42%
d.Kadang-kadang
1
5%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
51
52
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 42% menjawab jarang, Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat belajar saya, 9 responden 32% menjawab sering, Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat belajar saya, 6 responden 21% menjawab selalu, Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat belajar saya, 1 responden 5% menjawab kadang-kadang, Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat belajar saya, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%.
Tabel 20 Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
-
-
9
32%
16
57%
d.Kadang-kadang
3
11%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jika tidak merokok a.Selalu saya tidak b.Sering semangat untuk belajar di kampus c.Jarang
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 16 responden 57% menjawab jarang, Jika tidak merokok saya tidak semangat untuk belajar di kampus, 9 responden 32% sering, Jika tidak merokok saya tidak semangat untuk belajar di kampus, 3 responden 11% menjawab kadang-kadang, Jika tidak merokok saya tidak semangat untuk belajar di kampus, Sementara yang menjawab selalu dan tidak pernah 0%.
52
53
Tabel 21 Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
1
4%
7
25%
15
53%
d.Kadang-kadang
4
14%
e.Tidak Pernah
1
4%
28
100
Jika tidak merokok a.Selalu saya tidak PD untuk berangkat ke b.Sering kampus c.Jarang
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 15 responden 53% menjawab jarang, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus, 7 responden 25% menjawab sering, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus, 4 responden 14% menjawab kadang-kadang, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus, 1 responden 4% menjawab selalu, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus, 1 responden 4% menjawab tidak pernah, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus. Tabel 22 Pertanyaan
Saya rajin belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi mahasiswa terbaik di kampus
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
13
46%
b.Sering
8
28%
c.Jarang
5
18%
d.Kadang-kadang
2
8%
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
53
54
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 13 responden 46% menjawab selalu, Saya rajin belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi mahasiswa terbaik di kampus, 8 responden 28% menjawab sering, Saya rajin belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi mahasiswa terbaik di kampus, 5 responden 18% menjawab jarang, Saya rajin belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi mahasiswa terbaik di kampus, 2 responden 8% menjawab kadang-kadang, Saya rajin belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi mahasiswa terbaik di kampus, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%. Tabel 23 Pertanyaan
Saya tidak ingin mengecewakan keluarga saya,oleh karenanya saya sangat semangat untuk belajar di kampus
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
a.Selalu
25
89%
b.Sering
3
11%
c.Jarang
-
-
d.Kadang-kadang
-
-
e.Tidak Pernah
-
-
28
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 25 responden 89% menjawab selalu, Saya tidak ingin mengecewakan keluarga saya,oleh karenanya saya sangat semangat untuk belajar di kampus,3 responden 11% menjawab sering, Saya tidak ingin mengecewakan keluarga saya,oleh karenanya saya sangat semangat untuk belajar di kampus, sementara yang menjawab jarang, Kadangkadang dan tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas mahasiswa.
54
55
B. Pengujian Hipotesis Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mengajar Mahasiswa Tabel 24 Perhitugan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X dan Variabel Y No. X Y X² Y² XY Responden 1
19
38
361
1444
2
22
36
484
1296
722 792
3
25
40
625
1600
1000
4
21
37
441
1369
777
5
16
37
256
1369
592
6
20
40
400
1600
800
7
20
41
400
1681
820
8
24
41
576
1681
984
9
20
41
400
1681
820
10
26
40
676
1600
1040
11
18
40
324
1600
720
12
26
36
676
1296
936
13
30
41
900
1681
1230
14
21
37
441
1369
777
15
24
39
576
1521
936
16
22
38
484
1444
836
17
34
39
1156
1521
1326
18
26
34
676
1156
884
19
26
40
676
1600
1040
55
56
20
32
41
1024
1681
1312
21
27
39
729
1521
1053
22
26
35
676
1225
910
23
20
30
400
900
600
24
25
33
625
1089
825
25
22
39
484
1521
858
26
29
38
841
1444
1102
27
25
37
625
1369
925
28
27
40
729
1600
1080
∑X =
∑Y =
∑X²
∑Y²
∑XY
673
1067
16661
40859
25. 697
N= 28 Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 28, ΣX = 673, ΣY = 1067, ∑X² = 16661, ∑Y² 40859, ∑XY 25. 697, maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut : ∑ √
∑
(∑ )(∑ )
(∑ )
= 28 x 25. 697 – (673) x (1067) √[(28 x 16661 – (673)²)][(28 x 40859 – (1067)²)] = 719.516 – 718.091 √(466.508 – 452.929)(1.144.052 – 1.138.489) = 1.425 √13.579 x 5.563 = 1.425 √75.539.977 = 1.425 8691,374 = 0,164
56
∑
(∑
)
57
Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang didapatkan antara hubungan merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diperoleh korelasi “r” product moment sebesar 0,164 yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y.
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Interprestasi dan Pemaknaan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment melalui dau cara yaitu : a. Interpretasi secara sederhana atau kasar Interpretasi terhadap rxydan perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan Variabel Y bertanda negative, berarti diantara kedua variabel tersebut tidak terdapat korelasi. Dengan memperhatikan besarnya rxy(yaitu 0, 164), berarti antara variabel X dan Y memang tidak terdapat korelasi yang signifikan. Hal ini mengacu pada Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment yaitu :
57
58
Tabel 25 Indeks Korelasi Product Moment Besarnya "r" Product Moment (rxy)
Interpretasi
0,00-0,20
Antara variable X dengan variable korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat rendah sehingga korelasi anggap tidak ada korelasi antara variable Y )
Y memang terdapat sangat lemah atau itu diabaikan ( di variable X dengan
0,20 -0,40
Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi yang lemah atau sangant rendah
0,40 -0,70
Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 -0,90
Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 -1,00
Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi yang sangat tinggi
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment Rumusan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho), yang penulis ajukan adalah : 1) Hipotesis alternative (Ha), yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2) Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun kriteria pengajuannya adalah : jika r dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r
hitung<
r
tabelmaka
hitung>
r tabel maka Ha diterima
Ha ditolak dan Ho diterima.
Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df atau db) dengan rumusnya adalah: Df = N – nr = 28 – 2 = 26
58
59
Dengan memeriksa tabel “r” roduct moment ternyata df sebesar 26 sehingga diperoleh rtabel pada taraf signifikasi 5% adalah 0, 388 dan pada taraf signifikasi 1% adalah 0, 496. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah r hitung
0, 164
hitunglebih
tabel
5% = 0, 388 / r
kecil (0, 164) dari r
hitung
tabel5%
hitung<
r
tabel(r
0, 164
(0, 388) dan r
tabel1%
(0, 496). Maka hasil
akhir yang diperoleh adalah bahwa hubungan antara merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak terdapat korelasi yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan. 2. Keterkaitan Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, bahwa merokok di kalangan mahasiwa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa di kampus. Hal ini menggambarkan bahwa pada realitanya rokok merupakan solusi dalam setiap permasalahan yang di alami setiap manusia khususnya para mahasiswa PAI yang selalu merokok demi mendapatkan rasa nyaman dan rasa percaya diri dalam menjalani proses belajar mengajar di kampus. Kepercayaan yang diyakini oleh sebagian mahasiswa yang merokok ketika ingin melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus demi mendapatkan kenyamanan ketika belajar hanyalah mitos belaka. Karena tidak ada bukti yang real untuk membenarkan alasan tersebut. Justru sebaliknya merokok dapat menyebabkan kerusakan anggota tubuh terutama bagian dalam. Ketika manusia sudah ketagihan dan bergantung terhadap rokok maka sudah dapat dipastikan beragam penyakit akan segera dideritanya. Semisal dengan kerusakan sel-sel pada otak dengan terjadinya penyempitan pembuluh darah otak, hal ini disebabkan oleh bahan nikotin yang terdapat dalam rokok yang dapat mengganggu suplai oksigen keseluruh tubuh manusia. Sementara apabila ada mahasiswa yang membenarkan adanya motivasi ketika mereka merokok demi memunculkan rasa nyaman dan percaya diri ketika ingin mengikuti kegiatan belajar di kampus hanyalah mitos. Karena hal tersebut tidak didasari alasan yang tepat. Alasan terjadinya hal tersebut dikarenakan efek
59
60
samping dari salah satu bahan rokok yaitu nikotin yang memberikan efek ketagihan bahkan ketergantungan bagi setiap perokok. Sehingga ketika mahasiswa yang sudah mengalami ketergantungan terhadap rokok akan sulit beraktivitas jika tidak dibarengi dengan merokok. Perasaan mereka akan menjadi tidak tenang sehingga ketika melakukan aktivitas apapun ada rasa tidak percaya diri muncul dalam diri mereka. Dan ketika mereka mulai merokok rasa percaya diri mereka barulah akan muncul. Hal tersebut terjadi karena faktor terbiasa merokok dalam melakukan aktivitas apapun, sehingga ketika tidak merokok akan muncul perasaan resah dan gelisah. Jika memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi diri untuk belajar lebih giat diantaranya adalah adanya keinginan yang besar dari diri sendiri untuk menyelesaikan pelajaran dengan sangat baik serta adanya dorongan dari luar seperti dukungan dari orangtua ataupun orang terdekat lainnya selama proses belajar mengajar berlangsung. Sebagai contoh kecil, seseorang akan semakin giat belajar jika ia dapat memahami
pelajaran
walaupun
tidak
banyak
ketika
seorang
guru
menerangkannya. Ketika ia sudah memahaminya maka akan muncul rasa keingintahuan yang lebih dalam untuk menggali terus pengetahuan yang ia pahami. Sebaliknya jika ia tidak dapat memahami sekalipun sudah dijelaskan berkali-kali tentang sebuah pelajaran, maka sedikitnya akan muncul rasa enggan bahkan menolak untuk mengikuti proses belajar mengajar di pelajaran yang tidak ia pahami atau sukai. Dengan demikian, faktor yang dapat memotivasi seorang dalam menjalani proses belajar mengajar adalah murni didapat melalui proses belajar mengajar itu sendiri. Baik melalui situasi dan kondisi ketika proses belajar mengajar berlangsung semisal dengan metode pembelajaran yang digunakan guru ataupun melalui kondisi fisik seorang semisal dalam keadaan sehat/fit 100% ataupun sedang dalam keadaan sakit sehingga dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar. Dan hal tersebut biasa disebut dengan faktor internal dan eksternal dalam belajar.
60
61
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rokok tidaklah dapat memotivasi seorang untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, karena dengan merokok justru akan memunculkan kerugian-kerugian tersendiri sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. 3. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Penelitian Terpadu Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa hubungan merokok dengan motivasi belajar mahsiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dikarenakan fakta bahwa rokok tidak memiliki efek positif bagi penikmatnya bahkan rokok hanya dapat mendatangkan efek yang negatif baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Dan motivasi dalam belajar tidak datang dari prilaku merokok melainkan dari ketertarikan seorang terhadap pelajaran tersebut. Dalam kajian terdahulu dijelaskan bahwa, ketertarikan seorang pelajar terhadap sebuah pelajaran menjadi motivasi yang mendasar bagi setiap pelajar yang
mengikuti proses belajar dengan baik dan aktif. Selain itu, faktor
penggunaan metode yang digunakan oleh setiap pengajar menjadi faktor penentu dalam memotivasi seorang pelajar agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan semangat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merokok bukanlah termasuk dalam hal yang dapat memotivasi seorang pelajar untuk dapat mengikuti pelajaran dengan semangat dan baik. Karena dengan merokok justru akan merusak kesehatan organ tubuh bagian dalam. Semisal dengan kerusakan fungsi otak yang akan selalu mengalami penurunan selama kegiatan merokok itu berlanjut. Sementara otak merupakan organ tubuh yang paling penting dan paling dibutuhkan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Ketika otak mengalami gangguan maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.
61
62
D. Keterbatasan Penelitian Pada pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan beberapa hambatan sehingga menyulitkan peneliti untuk mendapatkan menyelesaikan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, adapun hambatan yang ditemui penulis antara lain adalah : Kekhawatiran Peneliti dalam Judul skripsi ini adalah Hubungan Rokok Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehubungan dengan judul tersebut, maka dalam pelaksanaan penelitian sebagian dari mahasiswa yang diberi kuesioner tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Oleh sebab itu, peneliti merasa khawatir akan penelitian yang berhubungan dengan kebiasaan mahasiswa, yaitu kebiasaan merokok. Adapun sebab kekhawatiran peneliti antara lain adalah: a.
Beberapa mahasiswa tidak mencantumkan nama karena khawatir reputasi dirinya terancam,
b.
Bentuk kekhawatiran selain ancaman reputasi terhadap nama mahasiwa adalah penolakan mahasiswa melakukan foto untuk keabsahan penelitian dari skripsi ini,
c.
Khawatir dengan memberikan kuesioner, terkadang sample yang diberikan oleh peneliti kepada mahasiswa tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya ketika menjawab kuesioner tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut, dalam pelaksanaan penelitian wawancara maupun obeservasi peneliti tidak merasa kebebasan karena terdapat beberapa hambatan yang kurang memberi hasil yang valid dan jelas. Sehingga dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan merokok dengan motivasi belajar mahasiswa.
62
63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan mengenai korelasi antara merokok terhadap motivasi belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rokok sudah menjadi ketergantungan pada sebagian kecil dari mahasiswa perokok aktif. Apabila mahasiswa perokok aktif tidak melakukan kegiatan merokok maka terdapat rasa kurang percaya diri ketika akan melangsungkan kegiatan belajar di kampus. 2. Pada kenyataannya, adanya rasa kepercayaan diri mahasiswa ketika mengerjakan tugas yang dikuti dengan kegiatan merokok adalah sugesti belaka. Hal ini dikarenakan rokok tidak mengandung bahan yang memotivasi suatu kegiatan. 3. Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa tidak terdapat korelasi yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rokok dengan motivsi belajar mahasiswa. Dengan hasil yang diperoleh adalah r tabel
(r
hitung
0, 164
yang artinya r
hitung
tabel
5% = 0, 388 / r
hitung
lebih kecil (0, 164) dari r
0, 164
tabel5%
tabel1%
hitung
= 0, 496)
(0, 388) dan r
tabel1%
(0, 496).
B. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka penulis menyarankan: 1. Sebaiknya hindari merokok karena rokok terdapat banyak penyakit yang ada pada rokok tersebut sebelum terlambat. Ada juga bahaya asap rokok meski tidak merokok, tetapi asap rokok juga bahaya bagi tubuh kita. 2. Mahasiswa sebagai kaum intelektual semestinya mampu melihat apa yang baik dan apa yang buruk. Penulis berharap penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang rokok terhadap mahasiswa perokok sehingga
63
64
mahasiswa memiliki kesadaran untuk berhenti merokok. Kesehatan lebih penting dari segalanya, jika bukan dimulai dari diri sendiri maka tidak aka ada contoh yang bisa kita tunjukan. 3. Dengan adanya skripsi mengenai rokok maka sebaiknya pihak akademik universitas-universitas di Indonesia sadar akan bahaya yang mengancam kesehatan mereka akibat merokok. Oleh sebab itu, insitusi pendidikan harus menerapkan kawasan tanpa asap rokok di lingkungan belajar penerus bangsa ini. Sehingga perokok aktif sadar bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan. Dengan demikian, mereka akan termotivasi untuk berhenti merokok.
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) Aula, Ellizabet Lisa, Stop Merokok, (Yogyakarta, Garailmu 2010), Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke empat. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara,2014) Muhammad Nashr, Abdul Karim, Rokok Haram, (Jakarta: Citra Risalah, 2008) Musaqim, Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011) Rif’an, Ahmad Rifa’i, Merokok Haram, (Jakarta: Republika, 2010) Sabri, H. M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007) Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (2010: Sinar Baru Algesindo, Bandung) Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) Cet. Ke-10
65
66
Sujdono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) Tjandra, Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press 1997).
66
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Observasi
No 1 2
3
Pernyataan Mahasiswa Merokok setiap ingin masuk kelas Mahasiswa Merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus Mahasiswa merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus
4
Saat melaksanakan tugas di lingkungan kampus mahasiswa merokok
5
Ketika mengerjakan tugas pekerjaan rumah mahasiswa merokok
6
Ketika belajar untuk persiapan ujian mahasiswa merokok
7
Mahasiswa merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah
8
9 10 11
12
13
14
15
16
Mahasiwa merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kampus Mahasiwa merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus Ketika berdiskusi dengan teman di kampus, mahasiwa merokok Mahasiwa semangat untuk belajar di kampus karena suka dengan dosennya Mahasiwa termotivasi belajar di kampus karena suka dengan lingkungan kampus yang indah Mahasiwa termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus karena suka dengan pelajarannya Mahasiwa sangat senang belajar di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat mengasyikan Mahasiwa senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman yang menyenangkan Sebelum belajar mahasiwa merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat belajar saya
17
Jika tidak merokok mahasiwa tidak semangat untuk belajar di kampus
18
Jika tidak merokok mahasiwa tidak PD untuk berangkat ke kampus
Ket
19
20
Mahasiwa rajin belajar di kampus karena bercita-cita menjadi yang terbaik di kampus Mahasiwa tidak ingin mengecewakan keluarga, oleh karenanya mahasiswa sangat semangat untuk belajar di kampus
Keterangan : 1. SL
: Selalu
2. SR
: Sering
3. JR
: Jarang
4. KD
: Kadang-kadang
5. TP
: Tidak Pernah
Lampiran 3 Penentuan Sampel Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan metode sistematis random sampling, karena populasi sampel berstrata dalam tingkatan yang berjumlah 4 angkatan (20112014), maka peneliti menggunakan metode hitungan dalam menentukan sampel pada setiap mahasiswa dengan cara sebagai berikut: S = JSS x JS JP Keterangan :
S : Sampel yang di butuhkan JSS : Jumlah Sampel Strata JP : Jumlah Populasi JS : Jumlah Sampel
Dengan memperhatikan jumlah populasi (mahasiswa PAI angkatan 2011-2014) adalah 140 orang dan sampel yang diambil berkisar 20% dari jumlah populasi yakni sebanyak 28 sampel (mahasiswa), maka hasil yang diperoleh adalah: No
Kelas
Jumlah Mahasiswa
Hasil Hitungan
1
Angkatan 2011
32
S = 32 x 28 = 7 140
2
Angkatan 2012
37
S = 37 x 28 = 7 140
3
Angkatan 2013
36
S = 36 x 28 = 7 140
4
Angkatan 2014
35
S = 35 x 28 = 7 140
Lampiran 4 Data MentahHitungan Variabel X No
Item Soal 5 6
1
2
3
4
7
8
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
4
2
2
2
3
5
2
2
1
6
1
2
7
2
8
Total
3
9 4
10 1
1
3
2
4
22
2
4
3
2
2
25
2
2
2
2
2
2
21
2
1
1
1
2
2
2
16
2
3
2
2
2
2
2
2
20
2
2
2
2
2
2
2
2
2
20
2
1
3
3
2
2
3
2
2
4
24
9
1
2
2
3
2
2
3
2
1
2
20
10
3
3
4
3
2
2
1
3
2
3
26
11
1
2
1
1
2
2
2
2
3
2
18
12
1
3
2
2
3
1
3
3
4
4
26
13
2
3
1
2
3
4
3
3
4
5
30
14
3
3
2
2
1
2
1
2
3
2
21
15
2
2
1
2
3
2
4
3
3
2
24
16
2
2
3
2
1
2
1
3
2
4
22
17
2
3
3
2
4
4
4
4
3
5
34
18
2
2
3
2
2
3
2
2
3
5
26
19
2
3
2
3
2
2
3
2
3
4
26
20
2
2
3
3
4
3
4
3
3
5
32
21
3
2
2
2
3
3
2
3
3
4
27
22
3
2
3
2
2
3
2
4
3
2
26
19
23
2
2
3
1
2
1
2
1
2
4
20
24
1
2
1
3
3
2
2
3
3
5
25
25
3
4
3
2
1
2
2
2
2
1
22
26
2
1
2
2
3
3
3
4
4
5
29
27
2
2
3
2
3
2
2
3
2
4
25
28
2
2
3
2
3
2
3
3
3
4
27 673
Lampiran 5 Data MentahHitungan Variabel Y No
Item Soal 15 16
11
12
13
14
17
18
1
4
4
5
5
4
1
3
2
3
3
4
5
4
1
3
4
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
5
4
6
4
5
7
5
8
Total
3
19 4
20 5
3
3
5
5
36
3
3
2
5
5
40
5
1
2
2
4
5
37
5
4
1
3
2
5
4
37
4
4
5
2
3
3
5
5
40
5
4
5
4
3
2
3
5
5
41
4
4
5
5
5
2
3
3
5
5
41
9
4
4
5
5
4
3
3
3
5
5
41
10
4
5
5
5
5
3
2
3
3
5
40
114
4
4
5
5
4
3
3
3
4
5
40
12
3
4
2
4
4
3
4
3
4
5
36
13
5
4
5
5
5
2
2
3
5
5
41
14
4
4
5
4
4
3
2
3
3
5
37
15
5
4
4
3
5
3
3
3
4
5
39
16
4
4
4
4
4
4
3
3
3
5
38
17
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
39
18
3
4
4
3
3
2
4
3
3
5
34
19
4
5
4
4
4
3
3
4
5
4
40
20
4
5
5
4
5
2
3
3
5
5
41
21
5
5
4
5
5
2
3
1
4
5
39
22
4
3
4
4
5
2
2
4
3
4
35
38
23
4
2
3
1
5
1
2
5
2
5
30
24
3
2
4
3
5
2
3
4
2
5
33
25
4
4
5
5
5
2
2
2
5
5
39
26
5
5
4
5
4
1
3
2
4
5
38
27
4
3
4
4
4
3
3
2
5
5
37
28
4
4
5
4
5
3
3
2
5
5
40
1067
Lampiran 6 HasilAnalisisDeskriptif Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 28, ΣX = 673, ΣY = 1067, ∑X² = 16661, ∑Y² 40859, ∑XY 11117945, maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut : ∑ √
∑
(∑ )
(∑ )(∑ ) ∑
(∑
)
= 28 x 25. 697 – (673) x (1067) √[(28 x 16661 – (673)²)][(28 x 40859 – (1067)²)] = 719.516 – 718.091 √(466.508 – 452.929)(1.144.052 – 1.138.489) = 1.425 √13.579 x 5.563 = 1.425 √75.539.977 = 1.425 8691,374 = 0,164 Dengan memeriksa tabel “r” roduct moment ternyata df sebesar 26 sehingga diperoleh rtabel pada taraf signifikasi 5% adalah 0, 388 dan pada taraf signifikasi 1% adalah 0, 496. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah r hitung< r tabel(r hitung 0, 164
r
0, 164
tabel1%
(0, 496). Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa hubungan antara merokok
dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak tterdapat korelasi yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Lampiran 7 Foto-FotoHasilPenelitian
Lampiran8 ProfilFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan 1. AlamatFakultasIlmuTarbiyah Dan Keguruan Jl. Ir. Juanda No:95Ciputat 15412 Jakarta-Indonesia Kampus 1 UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2. Visi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan adalah menjadi LPTK yang unggul, kompetitif, profesional, dengan mengintegrasikan keilmuaan, keislaman dan kemanusiaan. 3. Misi a. Menyelenggarakanpendidikandanpengajaranberwawasanriset. b. Melaksanakanpenelitiandanpengembangankeilmuanuntukmenghasilkansatuka ryainovatif di bidangpendidikan c. Mengembangkanpengabdiankepadamasyarakatmelaluipembinaanpemberdaya an madrasah/sekolah. d. Mengembangkankomitmendanbudayaakademikbagicivitasakademika. e. Mengembangkanlayananberbasisteknologiinformatika/ICT f. Mengembangkanjenjangdankemitraandenganberbagailembaganasionalmaupun internasional g. Melaksanakanevaluasikinerjakelembagaansecaraberkelanjutan
4. Program Studi dan Kurikulum Jurusanpendidikan agama islam (PAI) bertujuanmelahirkan guru agama islam yang memiliki kewenangan untuk mengajar pendidikan agama islam di SLTP umum, SLTA dan SMK. Mereka juga memiliki kewenangan untuk mengajarkan salah satu dari empat mata pelajaran keagamaan di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, yaitu tafsir-hadist, fiqih dan ushul fiqih, ilmu kalam, dan sejarah peradaban islam (SPI). Lulusan atau outcome dari jurusan PAI FITK diharapkan memiliki kecakapan sebagai muslim yang mampu menjadi guru pendidikan agama islam yang professional padajenjangpendidikandasardanmenengah.Gelar akademik lulusan jurusan PAI adalah sarjana pendidikani slam (S.Pd.I).